metode kerja.doc
TRANSCRIPT
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan : Pembangunan dan Renovasi Gedung Depo Kebersihan
Lokasi : Kecamatan Karawang Barat
Yang dimaksud dengan Metode Pelaksanaan tersebut adalah suatu cara atau metode
untuk menyelesaikan pekerjaan yang terbagi dalam beberapa tahapan. Penyusunan
metode ini didasarkan pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat, gambar rencana dan
Peraturan–peraturan lain yang berlaku di Indonesia.
Untuk pekerjaan–pekerjaan yang belum termasuk dalam standar–standar yang tersebut
diatas, maupun standar Nasional lainnya, maka diberlakukan standar Internasional yang
berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidaknya berlaku standar Persyaratan
Teknis dari Negara–negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.
Metode pelaksanaan yang kami susun adalah bertujuan untuk menganalisa gambaran
singkat mengenai urutan pekerjaan yang akan dikerjakan di lapangan.
PEKERJAAN PERSIAPAN
Lingkup pekerjaan persiapan menyangkut pekerjaan permulaan, penunjang, pendukung
dan pelengkap dari keseluruhan pekerjaan yang antara lain : pembersihan site atau lokasi
pekerjaan yang akan digunakan agar tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan,
mobilisasi dan demobilisasi bahan dan peralatan dimaksudkan untuk menjamin
kelancaran jalur distribusi bahan dan alat menuju lokasi pekerjaan, pengamanan
pekerjaan, dilaksanakan pengukuran site untuk menyesuaikan kondisi lapangan dengan
gambar rencana pekerjaan, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan bouwplank sesuai
dengan hasil pengukuran site, pada lokasi pekerjaan disiapkan direksi keet dan dilengkapi
dengan listrik dan air kerja.
Survei LapanganMETODE KERJA
a. Sebelum memulai pekerjaan. Pemborong kan melakukan survey lapangan untuk
mengetahui dan mengamankan system jaringan air bersih, saluran air kotor / hujan, listrik,
telepon, septictank, dan instalasi lainnya pada tapak (di bawah tanah ).
b. Bilamana ada pemutusan atau penyesuaian jaringan / saluran / instalasi pada tapak,
maka kontraktor akan minta perijinan kepada Pengawas.
Pengukuran Lokasi
a. Kontraktor akan mengukur ulang tapak tempat pekerjaan dengan menggunakan alat alat
ukur. Hal ini akan diperoleh hasil : batas-batas tapak, bangunan-bangunan yang ada
pada tapak, dan instalasi-instalasi yang sudah ada.
b. Penggunaan Alat
Penggunan alat ukur : terutama alat ukur waterpass dan pesawat theodolith yang sudah
selesai di kalibrasi, untuk mendapatkan kesamaan persepsi sesuai hasil elevasi rencana.
Alat bantu berupa patokan yang di beri tanda berupa : Penomoran, warna dan tanda
elevasi ditempatkan pada daerah aman.
c. Hasil Pengukuran : seluruh hasil pengukuran dituangkan dalam Berita Acara Pengukuran
dan disetujui bersama Pengawas
Pemasangan Bouwplank
a. Bouwplank, papan dasar pelaksanaan dipasang kokoh tidak dapat berubah ubah, dan
dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah pondasi.
b. Ketinggian masing masing sisi atas bouwplank sama dengan yang lain, terkecuali
ditentukan oleh Pihak Pengawas.
c. Bahan yang dipergunakan dalam pemasangan bouwplank antara lain : paku, cat, benang,
kaso 5/7, papan terentang.
d. Alat yang dipergunakan adalah : palu, pacul, gergaji.
Papan Nama ProyekMETODE KERJA
Papan Nama Proyek / Papan Nama Kegiatan dipasang pada lokasi pekerjaan yang
mudah dilihat oleh masyarakat umum. Papan Nama dibuat dengan ukuran 240 cm x 180
cm (sesuai standart yang disetujui Direksi), dan terbuat dari bahan triplek dengan
ketebalan sesuai ketentuan, diberi rangka kayu kaso 5/7 dan dicat dengan warna dasar
dan tulisan sesuai ketentuan.
Papan Nama Proyek memuat informasi mengenai Instansi Pemberi Kerja, Nama
Kegiatan, Nomor Kegiatan, Lokasi Kegiatan, Wilayah, Waktu Pelaksanaan, Volume dan
Biaya Pekerjaan, Nama dan Alamat Penyedia Jasa, Penanggung Jawab dan informasi
lain mengenai proyek tersebut. Pemasangan Papan Nama Proyek dimaksudkan agar
masyarakat mengetahui tentang pekerjaan yang sedang dilaksanakan tersebut.
PEKERJAAN GALIAN TANAH
a. Untuk pondasi harus dilakukan pengalian tanah menurut ketentuan bestek dan gambar. Lubang galian harus cukup lebar sesuai (gambar detail). Hingga waktu mengerjakan pasangan atau pengecoran beton tidak akan terganggu dan dasar pondamen harus rata.
b. Jika terjadi bahwa sesuatu atau beberapa tempat keadaan tanah tidak mengijinkan untuk pondasi batu kali menurut apa yang tertera pada gambar.
c. Apabila pada dasar pondasi terdapat akar-akar, batu atau tanahnya tidak baik, maka digali lagi dan diisi kembali dengan pasir kemudian ditimbris hingga padat.
d. Tanah bekas galian setelah dibersihkan dari kotoran-kotoran, apabila dianggap cukup baik, maka dipergunakan untuk urugan kembali timbunan dibawah urugan pasir landasan lantai.
e. Jika terdapat genangan air di dalam lubang pondasi harus dipompa keluar, ini harus disediakan pompa air yang dalam keadaan siap.
f. Semua unsur-unsur penggangu yang terdapat dalam didalam lubang galian seperti sisa kayu, batu-batu atau lain-lainya harus dikeluarkan.
METODE KERJA
g. Semnua tanah galian yang tidakj dipergunakan harus diangkut keluar dari hlam pekerjaan.
URUGAN PASIR
a. Urugan pasir harus dilaksanakan dibawah pasangan pondasi setebal 5 cm padat.b. Lapisan pasir urug harus ditimbun/ dipadatkan dengan diairi, pasir urug bersih dari
akar-akar dan kotoran.
PASANGAN PONDASI BATU BELAH
a. Dasar dari konstruksi pasangan harus digali dan dipersiapkan seperti ditunjukan dalam gambar atau ditentukan oleh direksi
b. Semua batu untuk pasangan yang digunakan berbentuk pecah /belah, padat, dan tidak keropos
c. Adukan dicampur dalam jumlah cukup untuk segera dapat diguanakan dan semua adukan yang digunakan lagi dala 30 menit setelah air dicampur harus dibuang. Memberikan air pada adukan yang telah mengeras dengan maksud akan digunakan lagi tidak diperkenankan.
d. Permukaan yang terbuaka adalah rata atau diatur rapi untuk dapat nampak lebih menarik dan harus bebas coretan adukan
e. Air yang digunakan adalah air tawar atau sungai yang bersih, jernih dan tidak mengandung material merugikan.
f. Apabila hujan maka pekerjaan-pekerjaan pasangan harus dihentikan, pasangan yang belum keras harus dilindungi dari air hujan.
g. Pelaksanaan pasangan batu pada konstruksi dilatasi dan bagian kontruksi lainya dimana dituntuk bentuk dan keadaan permukaan dan lain-lain khusus, harus mengunakan acuan (cetakan/mail) yang disetujui oleh direksi.
PEKERJAAN DINDING
Lingkup Pekerjaan :
Semua pekerjaan beton memenuhi syarat-syarat yang sebagaimana disebutkan dalam
Spesifikasi Teknik Umum, antara lain : SNI (Standar Narional Indonesia); AASSTHO,
ASTM.
Untuk mendukung waktu pelaksanaan yang cukup singkat diperlukan pemilihan bahan
dan metode kerja yang mendukung kecepatan kerja.
METODE KERJA
Material poko pada pekerjaan pasangan menggunakan bahan sesuai dengan spesifikasi
teknis batu bata , batako dengan spesi semen/mortar dan pasir sesuai dengan
spesifikasi / RKS.
Yang termasuk lingkup kerja pada pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan pengadaan
tenaga kerja , dan pengadaan alat untuk pekerjaan pemasangan dinding yang
didalamnya termasuk pemasangan bata, plester, aci,kolom(balok ) praktis dan opening
dudukan kuzen, dengan mengacu pada spesifikasi teknis dan gambar pelaksanaan.
KETERKAITAN DENGAN PEKERJAAN LAIN
Pekerjaan lainh yang berhubungan langsung dengan pekerjaan pasangan dinding dan
plesteran antara lain:
1. Pekerjaan Mekanikal dan elektrikal
2. Pekerjaan langit – langit
3. Pekerjaan lantai
4. Pekerjaan kuzen pintu dan jendela
5. Pekerjaan pelapis dinding & pengecatan
PELAKSANAAN PEKERJAAN PASANGAN
Beberapa pekerjaan persiapan dilakukan sebelum melaksanakan pekerjaan, yaitu :
1. Pembuatan dan pengajuan shop drawing untuk mendapat persetujuan dari direksi.
2. Mempersiapkan material, alat dan tenaga kerja sesuai dengan persetujuan direksi.
3. Memeriksa pekerjaan laian yang harus sudah selesai sebelum pekerjaan pasangan
dimulai.
4. Membersihkan puing – puing dan steiger/perancah struktur yang akan mengganggu
pelaksanaan pekerjaan.
5.
Pelaksanaan Pekerjaan
METODE KERJA
1. Untuk memulai pekerjaan dan untuk mengontrol kelurusan sesuai dengan shop
drawing dilakukan pengukuran dan penandaan/marking untuk jalur pemasangan bata.
2. Mempersiapkan titik – titik pemasangan kolom praktis dengan memperhitungkan
luasaqn permukaan pemasangan dinding ( untuk pemasangan dinding dengan luas .
12m2 harus dipasang kolom praktis ). Kolom praktis dipasang setiap jarak 3 m atau
juga dengan memperhitungkan adanya pertemuan – pertemuan dinding dan posisi –
posisi kusen pintu dan jendela.
3. Pemasangan opening dengan tulangan untuk dudukan kusen ( apanila pada lokasi
pekerjaan direncanakan ada peasangan kusen pintu/jendela ).
4. Unting – unting harus sudah dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan pada posisi
yang mudah dilihat dan bebas dari gangguan kerja untuk mengontrol kelurusan
pasangan dalam arah vertikal.
5. adukan spesi/mortar dicampur sesuai dengan syarat yang telag ditentukan sesuai
dengan lokasi peruntukan.
6. Pemasangan bata dilakukan sesuai persyaratan teknis atau rekomendasi sari pabrik
pembuat. Pemasangan dilakukan dengan cara selang seling untuk mendapatkan
kekokohan dan kekuatan didning yang diinginkan dengan tebak spesi 2-3 cm.
Pekerjaan pasangan harus selalu dikontrol kerataannya dengan memasang benang
diatas pekerjaan pasangan dan juga melakukan shek-ing dengan waterpass.
7. Pekerjaan kolom praktis dilakukan .sicor mengikuti ketinggian pemasangan yang telah
diperoleh.
8. Untuk mempertahankan kualitas pekerjaan pasangan, dalam satu hari kerja tidak
boleh dilakuakn pekerjaan pasangan dengan ketinngian lebih 2 m dan luas 10 m2 dan
harus diikuti dengan pemasangan kolom praktis.
PELAKSANAAN PEKERJAAN STRUKTUR BAJA
Lingkup PekerjaanMETODE KERJA
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Rangka Atap Baja (gording) seperti tercantum dalam
gambar, termasuk penyedian tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan bajadan alat-alat
bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Bahan-bahan
Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru danmerupakan
"Hot rolled structural steel" dan memenuhi mutu baja ST 37 (PPBBI-83 ) atau ASTM A 36
atau SS 41 ( JIS. U 3101-1970 ).
Semua pekerjaan baja harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh
pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan mechanical
Wire Brush, kecuali untuk bagian-bagian/tempat-tempat yang sulit dapat digunakan sikat
baja kemudian dicat dengan cat primer 1 (satu) kalidengan cat ICI Green Primer R 540 -
157 dengan ketebalan minimum 35 micron.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Gambar Kerja
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang
diperlukan dan mengirim 3 ( tiga ) copy gambar kerja untuk disetujui Pemberi Tugas.
Bilamana disetujui, 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor untuk dapat
dimulai pekerjaan fabrikasinya. Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh
Pemberi Tugas, tidaklah berarti mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana
terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam gambar kerja tersebut. Dan tanggung jawab
atas ketepatan ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada Kontraktor. Pengukuran
dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.
b. Pengelasan
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat
dilaksanakan dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik. Las yang
dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf.
Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman
yang baik dalam melaksanakan konstruksi baja-baja ber tingkat. Permukaan bagian yang
akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang
kasar.
METODE KERJA
Bekas potongan api harus digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan harus
dibersihkan dan disikat.
Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi pada
elemen konstruksi baja yang dilas. Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (
pengelasan lebihdari satu kali ), maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan
terdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak- kerak las / slag danpercikan-percikan
logam yang ada.
Tebal las pada sekali pengelasan maximum 7 mm. Lapisan las yang berpori-pori atau
retak atau rusak harus dibuang samasekali. Bila ditemukan hal-hal yang meragukan,
maka bagian tersebut harus diuji sesuai dengan standard AWS D1.0. Dan bila ada
kerusakan maka segala macam biaya yang menyangkut perbaikan harus dtanggung oleh
Kontraktor. Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta standard yang
dipakai harus sesuai dengan AWS D 1.0. atau harus sesuai dengan persyaratan ASTM
E114 - 75 ; Ultrasonic Contact Examination or Weldmends : E273-68: Ultrasonic
Inspection of Longitudinal and Spiral Weldsof Welded Pipe and Tubing 1974.
Cara pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan ASTME109. Cara
pemeriksaan dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTME109. Semua lokasi
pengujian harus dipilih oleh Pemberi Tugas.
Seluruh biaya yangberhubungan dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
c. Baud Pengikat
Lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya. Kontraktor
tidak boleh merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin Pemberi Tugas.
Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10
mm, boleh memakai mesin pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan.
Baut penyambung harus berkwalitas baik dan baru. Diameter baut, panjang ulir harus
sesuai dengan yang diperlukan. Mutu baut yang digunakan adalah Baut Hitam HTB,
kecuali ditentukan lain dalam gambar. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar
dari diameter baut. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan
mengurangi kekuatan baut itu sendiri. Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang
baut yang khusus dengan momen torsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk METODE KERJA
pengencangan masing-masing baut. Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga
setelah dikencangkan masih dapat paling sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan,
tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut tersebut. Baut harus dilengkapi dengan 2
ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya. Untuk menjamin pengencangan baut yang
dikehendaki, maka baut-baut yang sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat,
guna menghindari adanya baut yang tidak dapat dikencangkan.
d. Pemotongan Besi
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanya boleh
dilaksanakan dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali-kali
tidak diperkenankan.
e. Penyimpanan Material
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok kayu
untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak
material. Dalam penumpukan material harus dijaga agar tidak rusak, bengkok.
Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari pabrik
ke lapangan, guna pengecekan Pemberi Tugas. Penempatan elemen konstruksi baja
dilapangan harus ditempat yangkering / cukup terlindung, sehingga tidak merusak
elemen-elemen tersebut. Pemberi Tugas berhak untuk menolak elemen-elemen
konstruksi baja yang rusak karena salah penempatan atau rusak.
f. Eriction
Sebelum erection dimulai, Kontraktor harus memeriksa kembali kedudukan angker-
angker baja dan memberitahukan kepada Pemberi Tugas metode dan urutan
pelaksanaan erection. Perhatian khusus dalam pemasangan angker-angker untuk kolom
dimana jarak-jarak / kedudukan angker-angker harus tetap dan akurat untuk mencegah
ketidak cocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama pengecoran angker-
angker tersebut tidak bergeser, misalnya dengan mengelas pada tulangan pile cap.
Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya dilapangan. Untuk ini
Kontraktor harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet, sarung tangan
dan pemadam kebakaran. Pelaksanaan erection ini harus dikepalai oleh seorang yang
benar-benar ahli dan berpengalaman dalam erection konstruksi baja bertingkat guna
mencegah hal-hal yang tidak menguntungkan bagi struktur.
Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, oleh
sebab itu Kontraktor diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini. METODE KERJA
Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akan diperbolehkan
dipakai untuk erection. Untuk pekerjaan erection dilapangan, Kontraktor harus
menyediakan tenaga ahli dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa mengawasi dan
bertanggung jawab atas pekerjaan erection. Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan
erection tersebut harus mendapat persetujuan Pemberi Tugas. Penempatan konstruksi
baja dilapangan harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan pekerjaan erection.
Kontraktor harus memberitahukan Pemberi Tugas sebelum pengiriman konstruksi baja
dan menjamin bahwa setelah dilapangan, konstruksi baja tersebut tetap tidak rusak dan
kotor. Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok, Kontraktor harus mengganti
yang baru.
Setelah Erection selesai maka konstruksi baja dicat primer lagi dengan typecat ICI Green
Primer R 540 - 157 setebal 35 micron.
g. Pengecatan
Pengecatan akhir dilakukan 2 (dua) kali dengan cat kualitas baik masing-masing setebal
30 micron. Pengecatan akhir ini dilakukan setelah cat primer kedua betul-betul kering.
h. Pasangan Rangka Atap Baja Ringan
Untuk pasangan rangka kaso baja ringan dipasang dengan jarak per 50 cm,
sedangkan untuk pasangan reng baja ringan dipasang dengan jarak sesuai model
penutup atap yang akan dipakai..
PELAKSANAAN PEKERJAAN PLESTERAN
1. Mempersiapkan bahan , peralatan dan tenaga kerja .
2. Memeriksa pekerjaan laian yang harus sudah selesai sebelum pekerjaan plesteran.
3. Menyiapkan dan memasang papan spesi (dibuata dari seng lembaran dengan rangka
kayu) dibawah loaksi pelaksanan plesteran.
4. Membuat ukuran dengan cara menarik benang sesuai ketebalan yang tercantum pada
gambar kerja.
Gambar : Pengukuran untuk Caplakan
METODE KERJA
5. Mengarahkan dan mengontrol proses pengadukan aduakan / mortar plesteran.
6. Membuat caplakan yang berfungsi sebagai pedoman kepalaan plesteran.Capalakan
terbuat dari adukan yang dibentuk bujursangkar dengan ukuran 10 x 10 cm yang
diatas diberi seng ukuran 2 x6 cm dibentuk U dan ditancapakan kedalam adukan.
Gambar : Pembuatan Caplakan dan Kepalaan
7. Membuat kepalaan horisontal pada sisi atas dan bawah didning.Sisi atas pada elevasi
langit – langit agar hubungan langit – langit dan dinding tidak beronggal, sedangkan
pasa sisi bawah pada elevasi plint ( jika plint dipasang menonjol dari dinding) atau
diatas elevasi plint (apabila plint dipasang rata dengan permukaan dinding ).
8. Membuat kepalaan vertikal dengan jarak 1,5 m dari atas kebawah.
9. Tunggu kepalaan mengering minimal 24 jam, setelah itu dilaksanakan pekerjaan
plesteran dan sebelum memulaui pekerjaan plesteran didning harus dibasahi dahulu.
METODE KERJA
10. Melaksanakan dan mengontrol proses plesteran berurutan dari kepalaan yang satu
dengan yang lainnya, dan diratakan dengan jidar allumunum 2 m dari bawah ke atas.
11. Tunggu plesteran kering (3 s/d 4 hari), agar penyusutan merata baru dilanjutkan dengan
pekerjaan acian.
12. Untuk plesteran sudut dalam, salah satu sisi harus diplester terlebih dahulu baru bidang
yang lain dengan membentuk siku.
13. Melaksanakan dan mengontrol pelaksanaan acian, dilaksankan secara tipis dan merata.
14. Setelah setengah kering acian di gosok dengan spon/busa agar mendapatkan bidang
yang halus dan rata tetapi tidak licin.
15. Untuk pekerjaan dimana pekerjaan instalasi ME didalam ruangan belum dikerjakan, untuk
mengantisipasi adanya perbedaan antara acian lama dengan acian baru setelah
pemasangan instalasi ME maka pada lokasi yang akan dipasang instalasi ME untuk
pekerjaan acian tidak dikerjakan terlebih dahulu.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Untuk mendapatkan hasil plesteran dan acian yang baik, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain :
1. Untuk mengantisipasi adanya perbedaan (permukaan tidak rata) antara acian dengan
plesteran acian akibat bobokan pemasangan instalasi, maka pada rencana lokasi
pemasangan instalasi ME hanya dikerjakan pekerjaan plesteran sedangkan pekerjaan
acian belum dikerjakan. Sehingga apabila telah dilakukan pekerjaan bobokan untuk
instalasi ME, plesteran yang tersisa (belum diaci) bisa digunakan sebagai pedoman untuk
pengisi lobang bobokan.
2. Untuk mendapatkan hasil bobokan yang rapi, maka pelaksanaan pembobokan harus
menggunakan mesin bobok (wall caser).
3. Untuk pekerjaan plesteran dan acian yang bertemu dengan kusen pintu/jendela, didalam
pembuatan opening harus diukur keakuratan lubang opening sehingga toleransi bukaan
adalah 3 – 5 mm, apabila tidak maka kusen tersebut harus dilindungi (mis. Untuk
kusen alumunium harus dilapis selotip).
METODE KERJA
4. Untuk tebal plesteran 1 – 2,5 cm dapat dikerjakan sekali jadi, tetapi bila tebalnya lebih dari
2,5 cm harus diplester bertahap setiap 2,5 cm. Dan untuk plesteran yang tebalnya lebih
dari 2,5 cm harus diberi perkuatan kawat ayam.
PEKERJAAN KAYU
Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
Lingkup pekerjaan pada bagian ini meliputi seluruh pekerjaan pintu, jendela dan bovenligh
termasuk rangka pintu sesuai dengan gambar perencanaan.
Pelaksanaan pemasangannya sebagai berikut :
a. Kusen pintu dan jendela dibuat dari kayu seperti yang tertera dalam “Bill of Quantity” dan
gambar rencana.
b. Untuk ujung kusen dibuat profil sesuai dengan gambar perencana.
c. Untuk pemakaian bahan/jenis tipe kayu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi
pengawas.
d. Kontraktor membuat shop drawing untuk tiap-tiap kusen, baik untuk pintu maupun jendela
sebelum dimulai pekerjaan perakitan kusen yang dapat disetujui oleh direksi pengawas
pekerjaan.
e. Perakitan dan pemasangan kusen kayu supaya dilakukan oleh tukang-tukang yang
memang ahli dibidangnya.
f. Perakitan dan pemasangan rapih, sambungan-sambungannya kuat, serta ukurannya
tepat sesuai gambar.
g. Selama pemasangan tidak diperkenankan sampai merusak profil-profil tersebut terutama
bidang jangan sampai tergores, sehingga cacat.
PEKERJAAN LANTAI DAN RABAT
Pekerjaan Lantai Keramik
a. Lantai keramik yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah ukuran : 30x30 cm plint
20x20, produksi ex. Mulia type permukaan dof, dan dengan kualitas KW 1.
b. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh -
contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.METODE KERJA
c. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor membuat shop drawing mengenai pola keramik.
d. Adukan pasangan / pengikat dengan aduk campuran 1 pc : 3 pasir pasang dan ditambah
bahan perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan
ditambah bahan perekat.
e. Bahan keramik sebelum dipasang direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam
alkali) sampai jenuh.
f. Hasil pemasangan lantai keramik diupayakan merupakan bidang permukaan yang
benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan didaerah
basah dan teras.
g. Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik disesuaikan gambar detail atau sesuai
instruksi Konsultan Pengawas.
h. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), sama lebar dan
sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan membentuk sudut siku yang saling
berpotongan tegak lurus sesamanya.
i. Pemotongan unit-unit keramik tiles menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai
persyaratan dari pabrik.
j. Keramik yang sudah terpasang dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
keramik dan tidak diberi sentuhan / beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
k. Alat yang akan digunakan dalam pekerjan tersebut adalah : beton molen, handstools, tali
lot, alat potong keramik.
PELAKSANAAN DINDING KERAMIK
Prinsip pekerjaan pelapisan dinding antara keramik dan batu klinker relatif sama yaitu
menempelkan material batu ke dinding batako dengan perekat berupa adukan/mortar.
Sebelum dilaksanakan pekerjaan pemasangan, harus dilakukan pekerjaan persiapan dan
pemilihan bahan yang memenuhi syarat sebagai berikut :
METODE KERJA
1. Keramik harus sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan dan sesuai dengan standar
pabrik, tidak retak/cacat permukaan. Sisi yang berpotongan rapi dan 900 jenis, ukuran
dan ketebalan yang seragam.
2. Bahan adukan adalah spesi ready mix ataupun adukan di site dengan bahan pasir dan
PC sesuai peraturan. Pasir adalah butiran yang keras tajam dengan ukuran butiran max
3 mm, bersih dari kotoran dan lumpur (max 5%). PC adalah PC tipe 1, kantong/zak tidak
rusak, kering tidak menggumpal.
3. Air adalah bersih/jernih tidak mengandung bahan-bahan kimia/garam.
4. Adukan dicampur sesuai spesifikasi yang dibutuhkan, homogen dan kental (tidak terlalu
encer/cair).
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
Pekerjaan dinding keramik berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan lain, untuk itu harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pekerjaan pasang dinding batako, pekerjaan ini harus telah selesai dan berumur 7 hari
agar tidak terjadi lagi penyusutan dan telah kuat menerima beban pekerjaan.
2. Instalasi ME, instalasi ME yang tertanam (inbows) di bawah keramik dinding harus sudah
diselesaikan sebelum pekerjaan keramik dimulai. Kotak tanam perlengkapan ME
mengikuti evaluasi permukaan batu alam. Lubang-lubang ME apabila ada harus di tutup
dengan busa/strofoam sebelum pekerjaan dinding dimulai.
3. Pekerjaan Lantai dan water proofing , pekerjaan pemasangan keramik dinding harus
diselesaikan dahulu sehingga batas elevasi plint lantai atau lapisan water proofing .
Pemasangan dapat dibantu dengan penyangga alumunium / kayu agar batas tersebut
lurus dan rata.
4. Pekerjan kusen pintu / jendela , kusen pintu dan jendela yang telah terpasang harus
dilindungi terlebih dahulu.
Pelaksanaan Pekerjaan
METODE KERJA
1. Melakukan pengecekan dinding batako / bata apakah sudah cukup untuk dobebani
oleh beban pasangan keramik.
2. Membuat acuan dengan benang sesuai dengan ketebalan pasangan keramik , nat-
nat vertikal dan horizontal.
3. Keramik dipilih dan direndam dalam air terlebih dahulu.
4. Bagian dinding yang akan dipasang keramik agar dibasahi terlebih dahulun sebelum
diberi adukan / mortar.
5. Sebelum dipasang keramik permukaan adukan / mortar sebaiknya ditaburi semen
kering agar lebih merekat kuat.
6. Arah pemasangan adalah dari lapisan paling bawah kemudian menerus kearah
horisontal dan ke atas. Pemasangan perlu diarahkan dan kontrol agar nat – nat
horisontal dan vertikal terlihat sama dan sesuai dengan keinginan.
7. Tempelkan keramik dengan memberi adukan / mortar pada bagian belakang
secukupnya.
8. Memukulkan palu karet pada keramik berada posisi yang benar, ketebalan, rata baik
arah horisontal maupun vertikal.
9. Setelah pemasangan cukup luas dan kering ( 3-4 ) hari nat ditutup dengan bahan
grouting dengan warna dan bahan dengan spesifikasi.
PELAKSANAAN PEMASANGAN LANTAI KERAMIK
Pekerjaan pelapisan lantai sebaiknya dilakukan setelah pekerjaan dinding dan
plafond telah selesai dikerjakan . Hal ini adalah untuk menjaga kualitas hasil
pekerjaan lantai yang sudah dilaksankan. Pada pekerjaan didaerah kamar mandi
pekerjaan ini erat kaitannya dengan pekerjaan ME dan water proofing. Diperlukan
koordinasi yang baik dalam hal pelaksanaan dilapangan. Selama pekerjaan lantai
kebersihan ruang harus selalu terjaga untuk menghindari kesulitas pembersihan
akhir pekerjaan.
Pada proyek pekerjaan finishing lantai dominan adalah :
1. Screed lantai
2. Screed lantai + floorhardener
3. keramik lantaiMETODE KERJA
Pekerjaan screed
Screed adalah pekerjaan melapisi lantai dengan menggunakan campuran / adukan semen/pc
dengan pasir dengan komposisi teretntu sesuai dengan spesifikasi yang disyaratakn dan
finishing berupa acian semen ataupunserbuk floorhardener sesuai dosis dan warna yang
disyaratkan . Pelaksanaan dilakukan dengan cara manual ataupun dengan menggunakan
trowel.
Hal – hal yang harus diperhatikan
Agar diperoleh hasil yang baik dalam pelaksanaan screed terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan :
1. Lantai beton harus dikasar dan dibersihkan dari kotoran/debu sedemikian rupa sehingga
dapat dijadikan pegangan untuk screed.
2. Pelaksanaan finishing harus dikerjakan pada saat lapisan setengah kering, sehingga
bahan finishing tambahan dapat menyatu dengan baik.
3. pada lantai yang luas harus diperhitungkan tempat penghentian pekerjaan.Pada
pekerjaan pelapiasan floorhardener untuk mendapatkan kualitas yang apaling baik harus
dilaksankan sekali jadi.
4. Ketebalan screed antara 3-5 cm .Jika terlalu tipis akan mudah terkelupas dan jika screed
terlalu tebal harus diberi kawat ayam agar tidak terjadi pecah – pecah.
5. pencampuran PC dan pasir harus betul – betul tercampur/homogen dengan penggunaan
air yang tepat untuk menghindari terjadinya penggelembungan atau retak – retak.
Pelaksanaan Pekerjaan
1. Bahan dipilih dengan kualitas yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan adukan/mortar
baik kekerasan, ukuran butir, kadar lumpur/kotoran organik dan lain – lain.
2. Penggunaan peralatan sesuai dengan kondisi lapangan, cetok,raskam ataupun
trowel:benang ukur, Meteran, theodolit, jidar dan waterpass.
3. Mengukur elevasi/kondisi permukaan seluruh lantai, kemudian menetapkan elevasi akhir
pekerjaan screed.
4. Pembersihan lantai yang akan discreed.METODE KERJA
5. mengontrol peoses produksi adukan/ mortar untuk screed.
6. sebelum discreed permukaan lantai dibuat kasar dan dibasahi dengan air bersih.
7. pembuatan kepalaan sebagai acuan elevasi screed sesuai gambar kerja setiap jarak 1,5
s/d 2 m. Untuk kerataannya juga dibantu dengan pemasangan benang ukur.Ditunggu
hingga cukup kering /keras sebagai landasanjidar/perata.
8. Meletakan adukan/mortar antara kepalaan secara berurutan, diratakan kemuadian
digosok dengan jidar sesuai acuan elevasi dan gambar kerja. Hasilnya rata tetapi tidak
licin.
9. Penyelesain lapiasan permukaan Aci.Apabila screed sudah setengah kering, dengan hati
– hati dan landasan kerja yang cukup lembut dan kuat permukaan diaci dengan
campuran semen/PC + air, kemudian dihaluskan dengam busa atau apabila ruang cukup
terbuka dan tidak terganggu menggunakan trowel.
10. Penyelesaian permukaan Floorhardener.Apabila sudah setengah kering ,dengan hati –
hati dan landasan kerja yang cukup lembut dan kuat permukaan diaci dengan campuran
semen/PC + serbuk floorhardener atau sesuai petunjuk pabrik dengan ketebalan tertentu,
kemudian dihaluskan.
11. Perawatan permukaan lantai/curing selama 7 hari atau untuk floorharnener sesuai
petunjuk pabrik pembuatnya.
PELAKSANAAN PEKERJAAN KERAMIK LANTAI
1. Bahan dipilih dengan kualitas yang sesuai dengan spesifikasi pekerjaan, baik untuk
mortar maupun bahan keramik.
2. Pnggunaan alat sesuai dengan kondisi lapangan, cetok, raskam, benang ukur,
meteran, thedolit dan waterpass.
3. Mengukur elevasi/kondisi permukaan seluruh lantai, kemudian menetapkan elevasi
akhir pekerjaan keramik.
4. Pembersihan lantai yang akan pasang keramik.
5. Mengontrol proses produksi adukan/mortar.
6. Sebelum discreed permukaan lantai dibuat kasar dan di basahi dengan air bersih.
Keramik direndam dalam air selama 1 jam sebelum pemasangan.
METODE KERJA
7. Pembuatan acuan elevasi sesuai gambar kerja, untuk kerataannya dan penempatan
nat-nat dibantu dengan pemasangan benang ukur. Titik mulai pekerjaan dan
penempatan motif keramik diukur dengan tepat. Mengukur dengan meletakan
keramik tanpa pasangan untuk memastikan posisi nat dan las/potongan akhir
keramik.
8. Untuk menghindari susut, tebal mortar + keramik max 2,5 cm dari lantai beton.
Sebagai kepalaan dipasang keramik + mortar saling tegak lurus keliling ruangan.
9. Setelah kepalaan benar dan cukup kering, pemasangan keramik dimulai dengan
mengatur arah pasangan keramik sedemikian rupa sehingga keramik yang baru
terpasang tidak terganggu posisinya sebelum benar-benar cukup kering. Setiap
pemasangan 3 baris keramik melintang/memanjang dikontrol kerataan dengan jidar
dan waterpass.
10. Setelah pemasangan satu ruangan/cukup luas, waktu curing adalah 5 – 7 hari
sebelum dilakukan pengisian nat-nat.
11. Celah/nat dibersihkan, disiram air, celah keramik diisi nat sampai penuh/tertutup
sempurna.
12. Penyelesaian nat dilakukan dengan pembersihan segera dengan kain majun atau
busa dengan cairan pembersih.
PEKERJAAN PLAFON DAN ALAT PENGGANTUNG
Sebelum memulai pekerjaan atap, semua bagian yang terlibat harus terlebih dahulu
memahami bahwa semua kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan atap harus
didasarkan pada:
a. Spesifikasi.
b. Gambar perencanaan yang berstatus”for construction”
c. Risalah lelang
d. Shop Drawing
1. Penyiapan Shop Drawing
METODE KERJA
Untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, maka harus dibuat gambar yang
detail dan lengkap, gambar tersebut disebut gambar pelaksanaan atau shop
drawing. Gambar pelaksanaan harus menggambarkan:
a. Gambar atap, menggambarkan posisi kerangka terhadap sumbu bangunan lengkap
dengan ukuran kerangaka atau profil.
b. Gambar potongan bangunan harus mengkonfirmasi ukuran memanjang dan
melintang.
Semua gambar pelaksanaan harus mengacu pada gambar perencanaan yang
berstatus “for construction”, Spesifikasi dan risalah lelang. Gambar tersebut harus
sudah disetujui pemberi tugas, sebelum diedarkan ke lapangan serta gambar yang
beredar merupakan gambar dengan revisi terakhir.
Pemasangan Rangka Atap
a. Rangka atap dimaksud adalah pemasangan reng konstruksi dengan ukuran dan
spesifikasi seperti yang tertera dalam gambar dan BQ (Bill of Quantity).
b. Pemasangan rangka atap disesuaikan dengan jenis genteng yang dipakai untuk
menentukan jarak antar reng.
Pemasangan Penutup Atap
a. Penutup atap dimaksud adalah atap genteng Murando berglazur warna natural.
b. Pemasangan penutup atap rapih dan baik serta mengikuti petunjuk-petunjuk dari
direksi / pengawas.
c. Garis dan jalur tegak lurus terhadap atap memanjang dari gedung.
d. Pada saat pemasangan genteng tidak dibenarkan sampai merusak genteng yang
menimbulkan cacat pada genteng lainnya, jika hal ini terjadi kontraktor
menggantinya.
Pemasangan Penutup Bubungan
a. Penutup bubungan adalah nok dengan bahan yang sama dengan penutup atap
lainnya.
b. Dalam pemasangan bubungan ini diusahakan lurus atau horisontal. Jangan sampai
terjadi gelombang-gelombang yang dapat menimbulkan kesan tidak rapih dan
kurang baik.METODE KERJA
c. Penutup bubungan dapat menjamin bahwa tidak terjadi kebocoran/tampias pada
bagian ini.
d. Overlaping antara penutup bubungan dengan genteng betul-betul menyatu dengan
menggunakan campuran 1 : 3 (kedap air) sehingga tidak mengakibatkan kebocoran.
Pekerjaan Plafond
a. Lingkup pekerjaan plafond adalah semua tampak bangunan dan overstek
keseluruhan keliling bangunan yang terdiri dari plafond GRC 4 mm.
b. Rangka plafond terbuat dari besi hollow ukuran dan 40/60 dengan kualitas baik.
c. Pemasangan gantungan plafond rapih, kuat dan horisontal, bidang permukaan
terutama bagian bawah rata dan rapih.
d. Pekerjaan plafond ini kontraktor membuat shop drawing yang disetujui oleh direksi
pengawas pekerjaan.
e. Plafond dibuat dari GRC 4 mm, dengan bidang permukaan yang baik, tidak ada
yang retak, rusak atau cacat.
f. Plafond difinish dengan cat tembok warna putih.
g. Alat Bantu yang diperlukan selama proses pembuatan : Scafolding, palu, mesin bor.
Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci
a. Alat-alat penggantung untuk pintu dipakai engsel standar ukuran besar, kwalitas
baik. Sedangkan untuk pintu utama menggunakan engsel tanam.
b. Alat-alat penggantung jendela dari engsel standar ukuran sedang untuk jendela
cukup dua buah.
c. Jumlah engsel pintu sesuai dengan gambar rencana menurut jenis, ukuran dan
jumlahnya.
d. Untuk pengunci pada daun pintu dipakai kunci dari jenis kunci tanam ukuran besar.
Kunci adalah produk dalam negeri kwalitas baik, kontraktor mengajukan dulu contoh
kunci yang diusulkan, dipilih oleh pengawas pekerjaan dan ditentukan mana yang
akan dipakai.
e. Pemasangan kunci tanam rapih, dan berfungsi baik dan kuat.
f. Pemasangan hatus mudah dibuka/tutup dan dikunci, tidak mudah macet.
METODE KERJA
g. Tiap kunci pada masing-masing kunci berbeda bentuk anak kuncinya. Tiap-tiap
kunci tanam mempunyai 3 buah anak kunci pula dibuat kunci master.
h. Untuk grendel dan hak angin akan ditentukan kemudian, kontraktor mengajukan
grendel dan hak angin, untuk dipilih dan disetujui.
i. Pemasangan grendel dan hak angin kuat dan rapih, mudah dikunci dan mudah
dibuka.
P EKERJAAN INSTALASI AIR
o Lingkup Pekerjaan
a. Sistem perpihan air bersih dari pipa air didekat bangunan ke fixture-fikture dalam
bangunan lengkap dengan sambungan-sambungan, belokan-belokan, tinkungan,
fiting-fiting dan perlengkapan lain yang diperlukan.
b. Semua fixture yang direncanakan untuk dipasang termasuk kran-kran, lengkap
dengan sambungan-sambungan dan perlengkapan lain yang diperlukan dalam
persyaratan.
c. Semua fixture yang direncanakan untuk dipasang termasuk kran-kran, lengkap
dengan sambungan-sambungan dan perlengkapan lain yang diperlukan dalam
persyaratan.
d. Sistem perpihan pembuangan air kotor dan perpihan vent dari fixture-fixture dalam
bangunan sampai ke bak-bak penampung, septictank, atau salurab air hujan
lengkap dengan sambungan-sambungan dan perlengkapan lain yang diperlukan
dalam persyaratan.
o Bahan plumbing dan sanitary yang mengacu pada RKS sebagai berikut :
a. ASTM-A 120-57 untuk pipa-pipa dan fitting dari “Galvanized Iron”.
b. ISO dan SNI 0162-1987-A dan SNI 0178-1987-A untuk pipa dan fitting PVC.
c. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), fitting, fixture-fixture dan peralatan yang
akan dipasang pada instalasi ini harus mempunyai tanda-tanda merek yang jelas
dari pabrik pembuatnya.
METODE KERJA
d. Bahan-bahan peralatan dan peralatan-peralatan tambahan yang disediakan harus
baru dan dapat diterima.
e. Pipa-pipa air bersih utama maupun pipa-pipa cabang untuk distribusi air sampai ke
bangunan, baik yang ditanam di dalam tanah maupun yang ditempatkan di atas
langit-langit dibuat dari Galvanized Iron Pipe.
f. Pipa-pipa air domestic dari fixture-fixture sampai ke pipa yang ada, dibuat dari PVC
tekanan kerja 5 kg/cm2 standar ISO (klas AW).
g. Semua pipa-pipa sanitair di luar bangunan dibuat dari PVC tekanan kerja 5 kg/cm2
standar ISO (klas AW).
h. Fitting-fitting untuk PVC harus cstakan pabrik dengan bahan penyambung (perekat)
seperti direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa.
i. Kran-kran air yang dipergunakan harus dari bahan kuningan dengan lapisan
chtome, merk dan jenisnya harus sesuai dengan apa yang disebutkan dalam “Bill of
Quantity” merek lain yang setaraf dan disetujui.
j. WC jongkok / duduk yang digunakan harus sesuai dengan apa yang tertera pada
“Bill of Qauntity” atau sejenisnya yang telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
o Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan mekanikal, kontraktor membuat shop drawing
dan ijin kepada Pihak Pengawas.
b. Selama pemasangan berjalan, Pemborong akan menutup setiap ujung pipa yang
terbuka untuk mencegah masuknya tanah, debu, kotoran dan lain-lain. Setiap
jaringan pipa yang telah selesai dipasang ditiup dengan udara kempa, agar kotoran-
kotoran yang mungkin sudah masuk dapat terbuang sama sekali.
c. Cabang - cabang pipa air bersih dilengkapi dengan katup yang ditempatkan
sedemikian rupa sehingga jaringan tersebut dapat berfungsi, diganti dan dikontrol
alirannya untuk masing-masing kelompok atau outlet atau fixture.
d. Semua pipa diikat / ditetapkan dengan kuat dengan angker yang cukup kokoh
(rigid).
e. Pipa-pipa tersebut ditumpu untuk menjaga agar tidak berubah tempatnya, agar
inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan dipasang sedemikian
METODE KERJA
sehingga masih memungkinkan konstruksi dan expansi pipa oleh perubahan
temperatur.
f. Pipa horisontal ditumpu dengan jarak antara tidak lebih dari 3 meter.
g. Pipa vertikal ditumpu dengan klem (clamp atau collar).
h. Penggantung / penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan
ditutup oleh tembok atau bagian bangunan lainnya dilapisi terlebih dahulu dengan
cat meni atau cat penahan karat.
i. Semua sambungan yang menghubungkan pipa-pipa dengan diameter yang berbeda
digunakan reducing fitting atau increasing fitting.
j. Semua sambungan dibuat kedap suara dan kedap air.
PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan Pengecatan
a. Lingkup pekerjaan pengecetan adalah semua dinding-dinding yang tampak oleh
pandangan, tangga, plafond, lisplank, pintu dan lain-lain.
b. Bahan cat setara ex. Vinilex, sedangkan untuk daun pintu, listpalnk memakai ex.
glotex
c. Kontraktor mendatangkan tukang-tukang yang mahir dan terampil, sehingga akan
menjamin kualitas pengecatan.
d. Bidang-bidang sebelum dicat dibersihkan dari segala kotoran.
METODE KERJA
e. Jika ada bagian-bagian yang retak-retak rambut tidak rata diplamur dahulu dengan
plamur tembok dan diamplas sampai halus.
f. Pengecatan dilakukan dengan roll sampai 2-3 kali atau sampai dapat persetujuan
dari direksi pengawas pekerjaan.
g. Bagian-bagian yang sempit atau penyelesaian dapat dicat dengan kuwas.
h. Kusen-kusen, pintu-pintu difinish dengan melamik.
i. Alat yang dipergunakan dalam pekerjaan pengecatan adalah : rol, nozlle berikut
kompresor, kuas, amplas, scaffolding (main frame dan jack base)
I NSTALASI LISTRIK
A. UMUM
Menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara pemasangan Instalasi Listrik
dan penangkal petir meliputi pekerjaan secara lengakap & sempurna.
B. RUANG LINGKUP
Melaksanakan seluruh penerangan & Stop Kontak dalam bangunan, seluruh
instalasi penerangan halaman dan menyediakan memasang semua feeder listrik,
membuat gambar, mengurus permuatan daya listrik melakukan pengetesan, surat
jaminan Instalasi listrik melaksanakan pemeliharaan serta memasang nama-nama
panel dengan tulisan jelas serta tahan lama.
C. CARA PELAKSANAAN
A. Penangkal Petir
- Menyediakan dan memasang lighting control terminal
- Melaksanakan instalasi penghantar dari lighting kontrol
- Melaksanakan pentanahan lengkap bak kontrol dengan tutupnya dan terminal
penyambungan
- Melaksanakan pemeliharaan dan memberikan jaminan
B. Kabel Listrik, Pipa dan fitting
- Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan fan dilaksanakan dalam
pipa dan fitting-fitting hight impact.
METODE KERJA
- Sparing pipa menggunakan pipa galvansi yang ukurannya 2 tingkat diatas pipa
instalasi.
- Penyambungan dari instalasi ke armature lampu menggunakan pipa flexible jenis
PVC.
- Teknis pelaksanaan untuk pencabangan, pembelokan. Pengetesan menggunakan
fitting-fiting yang sesuai socket
- Semua pipa tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus diberi marker
dengan warna merah setiap jarak 10 m.
C. Cable Tray, Rak Kabel dan Hanger
1. Cable Tray
- Bahan penyanggah terbuat dari perforated steel plate di galvanis
- Ukuran disesuaikan dengan gambar
- Ukuran besi siku dihitung beban
- Gantungan memakai besi beton
- Jarak 40 cm diberi tulangan penguang
2. Rak Kabel
- Rak kabel bentuk cable ledder
- Besi siku untuk angkur dan rangka
- Klem besi plat dan mur baut
- Semua besi harus digalvanis
3. Hanger
- Untuk instalasi satu dan dua jalur digunakan hanger dari bahan besi plat dan diklem
setiap jarak 100 Cm
- Di mur dan di baut
- Semua besi plat harus di galvanis
4. Saklar dan Stop Kontak
Dalam supply saklar harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan
metal
5. Armature Lampu
METODE KERJA
- TKO TL 2 X 36 Watt dan 1 X 36 Watt, Lampu Fixture (TKI)TL 2 X 36 Watt,Shape
TKO 1X36 Watt,TL Bracket 1 X 36 watt dengan batery Nicad, Lampu baret TL bulat
22 watt :
1. Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal 0,7 mm
2. Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar warna broken white merk cat
ICI
3. Ukuran disesuaikan dengan gambar
4. Teknik pelaksanaan untuk pencabangan, pembelokan pengetapan
menggunakan fitting-fitting yang sesuai dengan socket
5. Semua pipa yang tidak dalam cor-coran / tertanam dalam tanah harus
diberi marker dengan warna merah setiap jarak 10 m
6. Dipasang baut expose dengan kepala khusus
7. Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2
8. Tiap tube dengan trafo (Ballast) dan capacitor sendiri-sendiri
9. Starter philips 40 Watt
10. Battery Nicad 12 Volt – 10 AH
6. Lampu DSS isi PLC – 13 Watt
- Kotak lampu bentuk bulat ukuran diameter 15 Cm
- Bahan kotak lampu alumunium tebal 2 mm2
- Cat luar putih dan dalam hitam
- Fitting E27 Porcelein
- Bola lampu PLC 13 Watt, Phillips dan GE
D. Panel Listrik, Yang terdiri dari :
a. Panel distribusi gedung
Berfungsi untuk menerima daya listrik dari PUTR gardu PLN, main breaker dan
branch breaker menggunakan MCB sebagai pengaman sesuai gambar rencana
b. Panel Pembagi
Type breaker baik dan branch beraker sesuai gambar rencana terdiri dari MCCB
dan MCB dengan persyaratan sebagai berikut :
- Anti karat dan pengecatan luar 2 kali seperti panel utama
- Badan panel dari sheet steel dengan ketebalan minimal 2 mm dan 1,6 mmMETODE KERJA
- Jenis panel Freestanding dan Surface mounted dengan pintu terkunci
- Jarak-jarak antara yang aktif dan antara aktif dan tidak aktif sesuai PUIL
- Breaking capacity sesuai gambar adalah sebagai berikut :
a. Main Breaker : 30 kA untuk panel pembagi, 22 kA untuk panel lantai
b. Branch Breaker : 6 kA
METODE KERJA