metode kerja 3

48
Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap dan Tie beam Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi : 1. Penulangan pile cap dan tie beam 2. Bekisting pile cap dan tie beam 3. Pengecoran pile cap dan tie beam 4. Pembongkaran bekisting pile cap dan tie beam 5.1.1 Penulangan Pile Cap dan Tie Beam Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan pile cap dan tie beam maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pekerjaan penulangan keseluruhan secara umum. Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal : a. Ukuran diameter baja tulangan. b. Kualitas baja tulangan yang digunakan. c. Penempatan / pemasangan baja tulangan. Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini antara lain:

Upload: ade-ahmad

Post on 26-Jun-2015

936 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: metode kerja 3

Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap dan Tie beam Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :

1. Penulangan pile cap dan tie beam

2. Bekisting pile cap dan tie beam

3. Pengecoran pile cap dan tie beam

4. Pembongkaran bekisting pile cap dan tie beam

5.1.1 Penulangan Pile Cap dan Tie Beam

Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan pile cap dan tie beam maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pekerjaan penulangan keseluruhan secara umum.

Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :

a. Ukuran diameter baja tulangan.

b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.

c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini antara lain:

1. Pabrikasi Besi

Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan. Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.

Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya retak-retak

Page 2: metode kerja 3

ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan dilakukan dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran.

Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor Utama. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan adalah :

a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin.

b. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.

2. Pemasangan Tulangan

Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :

a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan tersebut dipasang.

b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.

c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.

d. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan panjang penjangkaran.

e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.

Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pembesian pile cap dan tie beam.

Langkah-langkah pembesian pile cap :

1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 22 mm, dengan jarak antar tulangan 150 mm sama untuk semua pile cap tetapi berbeda untuk jumlah tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar rencana.

Page 3: metode kerja 3

2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana. Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.

3. Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi pile cap yang telah ditentukan.

4. Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan pile cap tampak benar-benar kuat dan kokoh.

Gambar 5.3 Penulangan Pile Cap

Langkah-langkah pembesian tie beam:

1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera didalam gambar rencana, yaitu besi D 16 mm dengan jarak sengkang 150 mm

2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah pekerjaan.

3. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk keseluruhan tulangan. .

4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.

5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.

Page 4: metode kerja 3

6. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan.

Gambar 5.4 Penulangan Tie Beam

5.1.2 Bekisting Pile Cap dan Tie Beam

Setelah pembesian pile cap dan tie beam selesai dilaksanakan maka, tahap selanjutnya memasang bekisting untuk pile cap dengan diikuti oleh bekisting tie beam. Bekisting dibuat dengan papan kayu bengkirai dengan rangka kayu yang kuat.

Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan dipasang dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang menahannya.

2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana digunakan kayu multipleks.

3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan pada waktu. pembongkaran bekisting.

4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda kemudian bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku

Page 5: metode kerja 3

secukupnya agar kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu. pengecoran dilaksanakan.

Gambar 5.5 Bekisting Pile Cap

Langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk tie beam adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.

2. Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian-bagian bekisting yang akan dibuat disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.

3. Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi dengan menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu pembongkaran bekisting tidak mengalami kesulitan.

4. Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah ditentukan kemudian dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya sebagai penahan goyangan.

Page 6: metode kerja 3

Gambar 5.6 Bekisting Tie Beam

5.1.3 Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam

Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini menggunakan beton ready mix, dengan mutu beton K-300 sesuai dengan rencana. Adapun langkah-langkah pengecoran antara pile cap dan tie beam pada umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu.

Langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan menggunakan pompa air.

2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam

3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.

4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.

5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.

6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester.

Page 7: metode kerja 3

Gambar 5.7 Membersihkan tulangan dan bekisting dengan Water Pump

Gambar 5.8 Pengecoran Pile Cap dan Tie beam dengan beton readymix

Page 8: metode kerja 3

Gambar 5.9 Pengecoran lewat talang untuk menjangkau poer yang jauh

Gambar 5.10 Pemadatan pengecoran dengan Concrete Vibrator

5.1.4 Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam

Page 9: metode kerja 3

Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2-3 hari setelah pengecoran, dengan syarat pile cap dan sloof tidak menerima beban di atasnya. Alasan lain dilakukannya pembongkaran itu agar bekisting dapat digunakan untuk bagian yang lain.

Filed under: Materi Kuliah | Tinggalkan sebuah komentar »

Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang Pembangunan Gedung Baru Universitas   Semarang

Posted on April 9, 2010 by handoko10

Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi yang mempunyai fungsi untuk meneruskan beban konstruksi ke dalam lapisan tanah yang berada di bawah pondasi. Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi ke dalam tanah tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui maka akan terjadi penurunan dan keruntuhan tanah yang berlebihan. Kedua hal ini yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan konstruksi yang berada diatasnya. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan bentuk dan jenis pondasi, tergantung dari segi mana kita meninjaunya. Dari segi ekonomis dapat diambil denagn contoh besarnya biaya yang tersedia dan waktu pelaksanaan. Dari segi teknis yang sangat menentukan dalam pemilihan bentuk dan jenis pondasi antara lain :

a. Keadaan perlapisan tanah.

b. Letak atau kedalaman lapisan tanah kuat.

c. Beban terbesar struktur yang harus dipikul pondasi.

Dari uraian tersebut di atas maka perlu di pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bentuk dan jenis pondasi. Apabila di tinjau dari segi kedalaman pondasi (D) dan lebar pondasi (B) maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

a. Bila terletak pada D ≤ 1, menggunakan pondasi dangkal

Pondasi dangkal terdiri dari : Pondasi setempat, pondasi menerus dan pondasi plat.

b. Bila terletak pada D > 4, menggunakan pondasi dalam, maka sebaiknya dipilih pondasi tiang pancang.

Untuk itu perlu dilakukan test tanah guna mengetahui daya dukung, dan jenis tanah, Kedalaman tanah kuat dan lainnya.

Dengan pedoman pada hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan, maka Proyek Pembanguan 2 Gedung 3 Lantai (N dan O) Universitas Semarang ini menggunakan pondasi dalam yaitu

Page 10: metode kerja 3

pondasi tiang pancang. Penggunaan type pondasi ini didasarkan pada kondasi tanah yang ada di lapangan.

Adapun bentuk tiang pancang berupa beton berpenampang 200×200 mm dengan panjang 6 meter. Mutu tiang pancang adalah K-500. Untuk kedalaman pemancangan diperkirakan 18 meter. Tiang pancang yang digunakan didatangkan dari PT. Beton Multi Mandiri dan CV Imanuel Tehnik Sentosa sebagai pelaksana pemancangannya. Prosess pemancangan dengan PileHammer. Tiang pancang dengan panjang 6 meter digunakan pertama kali pada tiap titiknya, dan dilanjutkan tiang pancang dengan panjang 6 meter. Untuk penyambungan tiang dengan pengelasan.

Gambar 5.1 Pile Hammer

Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap dan Tie beam Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :

1. Penulangan pile cap dan tie beam

Page 11: metode kerja 3

2. Bekisting pile cap dan tie beam

3. Pengecoran pile cap dan tie beam

4. Pembongkaran bekisting pile cap dan tie beam

5.1.1 Penulangan Pile Cap dan Tie Beam

Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan pile cap dan tie beam maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pekerjaan penulangan keseluruhan secara umum.

Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :

a. Ukuran diameter baja tulangan.

b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.

c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini antara lain:

1. Pabrikasi Besi

Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan. Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.

Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya retak-retak ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan dilakukan dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran.

Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor Utama. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan adalah :

Page 12: metode kerja 3

a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin.

b. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.

2. Pemasangan Tulangan

Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :

a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan tersebut dipasang.

b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.

c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.

d. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan panjang penjangkaran.

e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.

Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pembesian pile cap dan tie beam.

Langkah-langkah pembesian pile cap :

1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 22 mm, dengan jarak antar tulangan 150 mm sama untuk semua pile cap tetapi berbeda untuk jumlah tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar rencana.

2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana. Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.

3. Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi pile cap yang telah ditentukan.

Page 13: metode kerja 3

4. Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan pile cap tampak benar-benar kuat dan kokoh.

Gambar 5.3 Penulangan Pile Cap

Langkah-langkah pembesian tie beam:

1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera didalam gambar rencana, yaitu besi D 16 mm dengan jarak sengkang 150 mm

2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah pekerjaan.

3. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk keseluruhan tulangan. .

4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.

5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.

6. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan.

Page 14: metode kerja 3

Gambar 5.4 Penulangan Tie Beam

5.1.2 Bekisting Pile Cap dan Tie Beam

Setelah pembesian pile cap dan tie beam selesai dilaksanakan maka, tahap selanjutnya memasang bekisting untuk pile cap dengan diikuti oleh bekisting tie beam. Bekisting dibuat dengan papan kayu bengkirai dengan rangka kayu yang kuat.

Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan dipasang dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang menahannya.

2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana digunakan kayu multipleks.

3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan pada waktu. pembongkaran bekisting.

4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda kemudian bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya agar kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu. pengecoran dilaksanakan.

Page 15: metode kerja 3

Gambar 5.5 Bekisting Pile Cap

Langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk tie beam adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.

2. Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian-bagian bekisting yang akan dibuat disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.

3. Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi dengan menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu pembongkaran bekisting tidak mengalami kesulitan.

4. Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah ditentukan kemudian dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya sebagai penahan goyangan.

Page 16: metode kerja 3

Gambar 5.6 Bekisting Tie Beam

5.1.3 Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam

Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini menggunakan beton ready mix, dengan mutu beton K-300 sesuai dengan rencana. Adapun langkah-langkah pengecoran antara pile cap dan tie beam pada umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu.

Langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan menggunakan pompa air.

2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam

3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.

4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.

5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.

6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester.

Page 17: metode kerja 3

Gambar 5.7 Membersihkan tulangan dan bekisting dengan Water Pump

Gambar 5.8 Pengecoran Pile Cap dan Tie beam dengan beton readymix

Page 18: metode kerja 3

Gambar 5.9 Pengecoran lewat talang untuk menjangkau poer yang jauh

Gambar 5.10 Pemadatan pengecoran dengan Concrete Vibrator

5.1.4 Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam

Page 19: metode kerja 3

Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2-3 hari setelah pengecoran, dengan syarat pile cap dan sloof tidak menerima beban di atasnya. Alasan lain dilakukannya pembongkaran itu agar bekisting dapat digunakan untuk bagian yang lain.

Filed under: Materi Kuliah | Tinggalkan sebuah komentar »

Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang Pembangunan Gedung Baru Universitas   Semarang

Posted on April 9, 2010 by handoko10

Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi yang mempunyai fungsi untuk meneruskan beban konstruksi ke dalam lapisan tanah yang berada di bawah pondasi. Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi ke dalam tanah tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui maka akan terjadi penurunan dan keruntuhan tanah yang berlebihan. Kedua hal ini yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan konstruksi yang berada diatasnya. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan bentuk dan jenis pondasi, tergantung dari segi mana kita meninjaunya. Dari segi ekonomis dapat diambil denagn contoh besarnya biaya yang tersedia dan waktu pelaksanaan. Dari segi teknis yang sangat menentukan dalam pemilihan bentuk dan jenis pondasi antara lain :

a. Keadaan perlapisan tanah.

b. Letak atau kedalaman lapisan tanah kuat.

c. Beban terbesar struktur yang harus dipikul pondasi.

Dari uraian tersebut di atas maka perlu di pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bentuk dan jenis pondasi. Apabila di tinjau dari segi kedalaman pondasi (D) dan lebar pondasi (B) maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

a. Bila terletak pada D ≤ 1, menggunakan pondasi dangkal

Pondasi dangkal terdiri dari : Pondasi setempat, pondasi menerus dan pondasi plat.

b. Bila terletak pada D > 4, menggunakan pondasi dalam, maka sebaiknya dipilih pondasi tiang pancang.

Untuk itu perlu dilakukan test tanah guna mengetahui daya dukung, dan jenis tanah, Kedalaman tanah kuat dan lainnya.

Dengan pedoman pada hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan, maka Proyek Pembanguan 2 Gedung 3 Lantai (N dan O) Universitas Semarang ini menggunakan pondasi dalam yaitu

Page 20: metode kerja 3

pondasi tiang pancang. Penggunaan type pondasi ini didasarkan pada kondasi tanah yang ada di lapangan.

Adapun bentuk tiang pancang berupa beton berpenampang 200×200 mm dengan panjang 6 meter. Mutu tiang pancang adalah K-500. Untuk kedalaman pemancangan diperkirakan 18 meter. Tiang pancang yang digunakan didatangkan dari PT. Beton Multi Mandiri dan CV Imanuel Tehnik Sentosa sebagai pelaksana pemancangannya. Prosess pemancangan dengan PileHammer. Tiang pancang dengan panjang 6 meter digunakan pertama kali pada tiap titiknya, dan dilanjutkan tiang pancang dengan panjang 6 meter. Untuk penyambungan tiang dengan pengelasan.

Gambar 5.1 Pile Hammer

Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap dan Tie beam Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :

1. Penulangan pile cap dan tie beam

Page 21: metode kerja 3

2. Bekisting pile cap dan tie beam

3. Pengecoran pile cap dan tie beam

4. Pembongkaran bekisting pile cap dan tie beam

5.1.1 Penulangan Pile Cap dan Tie Beam

Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan pile cap dan tie beam maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pekerjaan penulangan keseluruhan secara umum.

Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :

a. Ukuran diameter baja tulangan.

b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.

c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini antara lain:

1. Pabrikasi Besi

Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan. Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.

Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya retak-retak ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan dilakukan dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran.

Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor Utama. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan adalah :

Page 22: metode kerja 3

a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin.

b. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.

2. Pemasangan Tulangan

Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :

a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan tersebut dipasang.

b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.

c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.

d. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan panjang penjangkaran.

e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.

Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pembesian pile cap dan tie beam.

Langkah-langkah pembesian pile cap :

1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 22 mm, dengan jarak antar tulangan 150 mm sama untuk semua pile cap tetapi berbeda untuk jumlah tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar rencana.

2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana. Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.

3. Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi pile cap yang telah ditentukan.

Page 23: metode kerja 3

4. Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan pile cap tampak benar-benar kuat dan kokoh.

Gambar 5.3 Penulangan Pile Cap

Langkah-langkah pembesian tie beam:

1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera didalam gambar rencana, yaitu besi D 16 mm dengan jarak sengkang 150 mm

2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah pekerjaan.

3. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk keseluruhan tulangan. .

4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.

5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.

6. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan.

Page 24: metode kerja 3

Gambar 5.4 Penulangan Tie Beam

5.1.2 Bekisting Pile Cap dan Tie Beam

Setelah pembesian pile cap dan tie beam selesai dilaksanakan maka, tahap selanjutnya memasang bekisting untuk pile cap dengan diikuti oleh bekisting tie beam. Bekisting dibuat dengan papan kayu bengkirai dengan rangka kayu yang kuat.

Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan dipasang dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang menahannya.

2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana digunakan kayu multipleks.

3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan pada waktu. pembongkaran bekisting.

4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda kemudian bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya agar kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu. pengecoran dilaksanakan.

Page 25: metode kerja 3

Gambar 5.5 Bekisting Pile Cap

Langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk tie beam adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.

2. Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian-bagian bekisting yang akan dibuat disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.

3. Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi dengan menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu pembongkaran bekisting tidak mengalami kesulitan.

4. Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah ditentukan kemudian dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya sebagai penahan goyangan.

Page 26: metode kerja 3

Gambar 5.6 Bekisting Tie Beam

5.1.3 Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam

Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini menggunakan beton ready mix, dengan mutu beton K-300 sesuai dengan rencana. Adapun langkah-langkah pengecoran antara pile cap dan tie beam pada umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu.

Langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan menggunakan pompa air.

2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam

3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.

4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.

5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.

6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester.

Page 27: metode kerja 3

Gambar 5.7 Membersihkan tulangan dan bekisting dengan Water Pump

Gambar 5.8 Pengecoran Pile Cap dan Tie beam dengan beton readymix

Page 28: metode kerja 3

Gambar 5.9 Pengecoran lewat talang untuk menjangkau poer yang jauh

Gambar 5.10 Pemadatan pengecoran dengan Concrete Vibrator

5.1.4 Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam

Page 29: metode kerja 3

Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2-3 hari setelah pengecoran, dengan syarat pile cap dan sloof tidak menerima beban di atasnya. Alasan lain dilakukannya pembongkaran itu agar bekisting dapat digunakan untuk bagian yang lain.

Filed under: Materi Kuliah | Tinggalkan sebuah komentar »

Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang Pembangunan Gedung Baru Universitas   Semarang

Posted on April 9, 2010 by handoko10

Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi yang mempunyai fungsi untuk meneruskan beban konstruksi ke dalam lapisan tanah yang berada di bawah pondasi. Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi ke dalam tanah tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui maka akan terjadi penurunan dan keruntuhan tanah yang berlebihan. Kedua hal ini yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan konstruksi yang berada diatasnya. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan bentuk dan jenis pondasi, tergantung dari segi mana kita meninjaunya. Dari segi ekonomis dapat diambil denagn contoh besarnya biaya yang tersedia dan waktu pelaksanaan. Dari segi teknis yang sangat menentukan dalam pemilihan bentuk dan jenis pondasi antara lain :

a. Keadaan perlapisan tanah.

b. Letak atau kedalaman lapisan tanah kuat.

c. Beban terbesar struktur yang harus dipikul pondasi.

Dari uraian tersebut di atas maka perlu di pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bentuk dan jenis pondasi. Apabila di tinjau dari segi kedalaman pondasi (D) dan lebar pondasi (B) maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

a. Bila terletak pada D ≤ 1, menggunakan pondasi dangkal

Pondasi dangkal terdiri dari : Pondasi setempat, pondasi menerus dan pondasi plat.

b. Bila terletak pada D > 4, menggunakan pondasi dalam, maka sebaiknya dipilih pondasi tiang pancang.

Untuk itu perlu dilakukan test tanah guna mengetahui daya dukung, dan jenis tanah, Kedalaman tanah kuat dan lainnya.

Dengan pedoman pada hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan, maka Proyek Pembanguan 2 Gedung 3 Lantai (N dan O) Universitas Semarang ini menggunakan pondasi dalam yaitu

Page 30: metode kerja 3

pondasi tiang pancang. Penggunaan type pondasi ini didasarkan pada kondasi tanah yang ada di lapangan.

Adapun bentuk tiang pancang berupa beton berpenampang 200×200 mm dengan panjang 6 meter. Mutu tiang pancang adalah K-500. Untuk kedalaman pemancangan diperkirakan 18 meter. Tiang pancang yang digunakan didatangkan dari PT. Beton Multi Mandiri dan CV Imanuel Tehnik Sentosa sebagai pelaksana pemancangannya. Prosess pemancangan dengan PileHammer. Tiang pancang dengan panjang 6 meter digunakan pertama kali pada tiap titiknya, dan dilanjutkan tiang pancang dengan panjang 6 meter. Untuk penyambungan tiang dengan pengelasan.

Gambar 5.1 Pile Hammer

Setelah proses pemancangan selesai dilanjutkan dengan pemotongan tiang pancang dan dilanjutkan dengan pekerjaan pile cap dan Tie beam Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari stuktur atas (upper structure) setelah pekerjaan struktur bawah (sub structure) selesai dilaksanakan. Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku. Adapun pekerjaan pile cap dan tie beam ini meliputi :

1. Penulangan pile cap dan tie beam

Page 31: metode kerja 3

2. Bekisting pile cap dan tie beam

3. Pengecoran pile cap dan tie beam

4. Pembongkaran bekisting pile cap dan tie beam

5.1.1 Penulangan Pile Cap dan Tie Beam

Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan pile cap dan tie beam maka terlebih dahulu akan dijelaskan mengenai pekerjaan penulangan keseluruhan secara umum.

Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan oleh perencana struktur yaitu dalam hal :

a. Ukuran diameter baja tulangan.

b. Kualitas baja tulangan yang digunakan.

c. Penempatan / pemasangan baja tulangan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini antara lain:

1. Pabrikasi Besi

Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan. Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan elemen struktur yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai perhitungan tulangan. Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.

Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan. Jika terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya retak-retak ditempat pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan dilakukan dengan Bar Bender dengan berbagai macam diameter ukuran.

Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh Kontraktor Utama. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja tulangan adalah :

Page 32: metode kerja 3

a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang yang satu dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara ekonomis sehingga bagian-bagian sisi atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin.

b. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam pelaksanaan di lapangan.

2. Pemasangan Tulangan

Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pemasangan tulangan antara lain :

a. Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan tersebut dipasang.

b. Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser diatur sesuai gambar.

c. Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama dengan menggunakan kawat bendrat.

d. Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan panjang penjangkaran.

e. Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut beton yang akan dicor.

Setelah pekerjaan lantai kerja selesai dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pembesian pile cap dan tie beam.

Langkah-langkah pembesian pile cap :

1. Menentukan daftar lengkungan bengkok besi, dimana digunakan besi D 22 mm, dengan jarak antar tulangan 150 mm sama untuk semua pile cap tetapi berbeda untuk jumlah tulangan dan tinggi pile cap sesuai dengan gambar rencana.

2. Semua besi yang telah disediakan kemudian dibengkokkan sesuai dengan daftar diatas kemudian dirakit diluar lokasi sesuai dengan gambar rencana. Digunakan kawat bendrat sebagai lekatan antar tulangan.

3. Tulangan pile cap yang telah jadi kemudian diangkat dan dipasang pada lokasi pile cap yang telah ditentukan.

Page 33: metode kerja 3

4. Tulangan pile cap dilekatkan dengan tulangan luar pondasi tiang pancang yang telah dihancurkan betonnya dengan menggunakan kawat bendrat sehingga tulangan pile cap tampak benar-benar kuat dan kokoh.

Gambar 5.3 Penulangan Pile Cap

Langkah-langkah pembesian tie beam:

1. Penyediaan tulangan besi yang akan digunakan sesuai dengan yang tertera didalam gambar rencana, yaitu besi D 16 mm dengan jarak sengkang 150 mm

2. Tulangan dipasang dilokasi didahului dengan tulangan pokok untuk mempermudah pekerjaan.

3. Sengkang dipasang dengan jarak 150 mm sama untuk keseluruhan tulangan. .

4. Tulangan pokok diikatkan pada sengkang dengan kawat bendrat agar jaraknya tidak berubah.

5. Sambungan tulangan sebesar 40 kali diameter tulangan pokok harus dilakukan selang-seling dan penempatan sambungan di tempat-tempat dengan tegangan maksimum sedapat mungkin dihindari.

6. Sambungan lewatan harus ada overlapping / tidak sejajar antara tulangan atas dengan tulangan bawah. Dipasang beton decking padatulangan sloof tersebut yang berfungsi untuk membuat selimut pada beton sehingga tidak ada tulangan yang tampak karena dapat menyebabkan tulangan berkarat. Tebal beton decking yang dipasang harus disesuaikan dengan tebal selimut beton yang direncanakan.

Page 34: metode kerja 3

Gambar 5.4 Penulangan Tie Beam

5.1.2 Bekisting Pile Cap dan Tie Beam

Setelah pembesian pile cap dan tie beam selesai dilaksanakan maka, tahap selanjutnya memasang bekisting untuk pile cap dengan diikuti oleh bekisting tie beam. Bekisting dibuat dengan papan kayu bengkirai dengan rangka kayu yang kuat.

Adapun langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk pile cap adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan dipasang dimana untuk tiap-tiap pile cap berlainan ukurannya tergantung berapa titik pondasi yang menahannya.

2. Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing-masing, dimana digunakan kayu multipleks.

3. Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi kesulitan-kesulitan pada waktu. pembongkaran bekisting.

4. Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda kemudian bekisting yang, sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya agar kedudukan bekisting tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu. pengecoran dilaksanakan.

Page 35: metode kerja 3

Gambar 5.5 Bekisting Pile Cap

Langkah-langkah pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting untuk tie beam adalah sebagai berikut:

1. Mengadakan marking posisi bekisting yang akan dipasang.

2. Pemotongan papan kayu dan perakitan bagian-bagian bekisting yang akan dibuat disesuaikan dengan ukuran tie beam tersebut.

3. Sebelum bekisting dipasang, terlebih dahulu bekisting dibagian dalam diolesi dengan menggunakan mud oil, hal ini berfungsi agar pada waktu pembongkaran bekisting tidak mengalami kesulitan.

4. Pemasangan bekisting tegak lurus pada lokasi tie beam yang telah ditentukan kemudian dikunci dengan menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya sebagai penahan goyangan.

Page 36: metode kerja 3

Gambar 5.6 Bekisting Tie Beam

5.1.3 Pengecoran Pile Cap dan Tie Beam

Untuk pengecoran pile cap dan tie beam dalam proyek ini menggunakan beton ready mix, dengan mutu beton K-300 sesuai dengan rencana. Adapun langkah-langkah pengecoran antara pile cap dan tie beam pada umumnya sama sehingga diringkas dijadikan satu.

Langkah-langkah tersebut antara lain:

1. Membersihkan lokasi pengecoran dari segala kotoran dan air yang menggenang dengan menggunakan pompa air.

2. Membuat tanda / marking pada bekisting yang menunjukan batas berhentinya pengecoran baik pada bekisting pile cap maupun bekisting tie beam

3. Mengatur dan mengarahkan penuangan beton sesuai dengan metode pelaksanaan.

4. Agar semua adonan beton dapat masuk kedalam tulangan pile cap dan tie beam maka digunakan alat vibrator untuk meratakanya serta ditekan dengan tekanan tinggi agar beton tersebut dapat memadat.

5. Mengontrol elevasi atau ketinggian beton pada saat pelaksanaan pengecoran.

6. Menghentikan pengecoran dan meratakan serta menghaluskan permukaan beton dengan menggunakan alat pertukangan manual / plester.

Page 37: metode kerja 3

Gambar 5.7 Membersihkan tulangan dan bekisting dengan Water Pump

Gambar 5.8 Pengecoran Pile Cap dan Tie beam dengan beton readymix

Page 38: metode kerja 3

Gambar 5.9 Pengecoran lewat talang untuk menjangkau poer yang jauh

Gambar 5.10 Pemadatan pengecoran dengan Concrete Vibrator

5.1.4 Pembongkaran Bekisting Pile Cap dan Tie Beam

Page 39: metode kerja 3

Pembongkaran bekisting pada proyek ini dilakukan 2-3 hari setelah pengecoran, dengan syarat pile cap dan sloof tidak menerima beban di atasnya. Alasan lain dilakukannya pembongkaran itu agar bekisting dapat digunakan untuk bagian yang lain.

Filed under: Materi Kuliah | Tinggalkan sebuah komentar »

Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang Pembangunan Gedung Baru Universitas   Semarang

Posted on April 9, 2010 by handoko10

Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi yang mempunyai fungsi untuk meneruskan beban konstruksi ke dalam lapisan tanah yang berada di bawah pondasi. Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi ke dalam tanah tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui maka akan terjadi penurunan dan keruntuhan tanah yang berlebihan. Kedua hal ini yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan konstruksi yang berada diatasnya. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan bentuk dan jenis pondasi, tergantung dari segi mana kita meninjaunya. Dari segi ekonomis dapat diambil denagn contoh besarnya biaya yang tersedia dan waktu pelaksanaan. Dari segi teknis yang sangat menentukan dalam pemilihan bentuk dan jenis pondasi antara lain :

a. Keadaan perlapisan tanah.

b. Letak atau kedalaman lapisan tanah kuat.

c. Beban terbesar struktur yang harus dipikul pondasi.

Dari uraian tersebut di atas maka perlu di pertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bentuk dan jenis pondasi. Apabila di tinjau dari segi kedalaman pondasi (D) dan lebar pondasi (B) maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

a. Bila terletak pada D ≤ 1, menggunakan pondasi dangkal

Pondasi dangkal terdiri dari : Pondasi setempat, pondasi menerus dan pondasi plat.

b. Bila terletak pada D > 4, menggunakan pondasi dalam, maka sebaiknya dipilih pondasi tiang pancang.

Untuk itu perlu dilakukan test tanah guna mengetahui daya dukung, dan jenis tanah, Kedalaman tanah kuat dan lainnya.

Dengan pedoman pada hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan, maka Proyek Pembanguan 2 Gedung 3 Lantai (N dan O) Universitas Semarang ini menggunakan pondasi dalam yaitu

Page 40: metode kerja 3

pondasi tiang pancang. Penggunaan type pondasi ini didasarkan pada kondasi tanah yang ada di lapangan.

Adapun bentuk tiang pancang berupa beton berpenampang 200×200 mm dengan panjang 6 meter. Mutu tiang pancang adalah K-500. Untuk kedalaman pemancangan diperkirakan 18 meter. Tiang pancang yang digunakan didatangkan dari PT. Beton Multi Mandiri dan CV Imanuel Tehnik Sentosa sebagai pelaksana pemancangannya. Prosess pemancangan dengan PileHammer. Tiang pancang dengan panjang 6 meter digunakan pertama kali pada tiap titiknya, dan dilanjutkan tiang pancang dengan panjang 6 meter. Untuk penyambungan tiang dengan pengelasan.

Gambar 5.1 Pile Hammer