metode ilmiah

13
METODE ILMIAH a) Merumuskan masalah Sebelum melakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan masalah yang akan diteliti. Secara umum masalah diartikan sebagai suatu kondisi yang memerlukan pembahasan, pemecahan, informasi atau keputusan. Masalah selalu ada disekitar kita. Masalah dapat timbul karena telah terjadi suatu hal kemudian menimbulkan masalah. Masalah juga dapat timbul akibat munculnya keinginan peneliti untuk mendapatkan sesuatu yang baru. Menurut Pariata Westra (1981 : 263) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk mencapai tujuan itu hingga berhasil.” Menurut Sutrisno Hadi (1973 : 3) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan kenapa”. Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan membuahkan hasil apa-apa. Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research problem, diartikan sebagai suatu

Upload: ernita-vika-aulia

Post on 11-Aug-2015

20 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Ilmiah

METODE ILMIAH

a) Merumuskan masalah

Sebelum melakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan adalah

menentukan masalah yang akan diteliti. Secara umum masalah diartikan sebagai suatu

kondisi yang memerlukan pembahasan, pemecahan, informasi atau keputusan. Masalah

selalu ada disekitar kita.

Masalah dapat timbul karena telah terjadi suatu hal kemudian menimbulkan

masalah. Masalah juga dapat timbul akibat munculnya keinginan peneliti untuk

mendapatkan sesuatu yang baru.

Menurut Pariata Westra (1981 : 263) bahwa “Suatu masalah yang terjadi apabila

seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaannya yang pertama untuk

mencapai tujuan itu hingga berhasil.”

Menurut Sutrisno Hadi (1973 : 3) “Masalah adalah kejadian yang menimbulkan

pertanyaan kenapa dan kenapa”.

Perumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap penelitian

yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Tanpa

perumusan masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak

akan membuahkan hasil apa-apa.

Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga sebagai research

problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu fenomena, baik

dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai

fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu dengan yang lainnya, baik

sebagai penyebab maupun sebagai akibat.

Rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya

melalui pengumpulan data bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian ini berdasarkan

penelitian menurut tingkat eksplanasi.

Rumusan masalah ini pada hakikatnya adalah deskripsi tentang ruang lingkup

masalah, pembatasan dimensi dan analisis variabel yang tercakup didalamnya. Dengan

Page 2: Metode Ilmiah

demikian rumusan masalah tersebut sekaligus menunjukkan fokus pengamatan di dalam

proses penelitian nantinya.

Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam buku IA Filsafat Ilmu,

perumusan masalah merupakan pertanyaan mengenai obyek empiris yang jelas batas-

batasnya serta dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang terkait di dalamnya.

1) Masalah timbul akibat telah terjadi suatu hal.

Misalnya : 

a) Luruhnya bunga sebelum waktunya pada tanaman tertentu.

b) Hilangnya populasi katak pada suatu kawasan.

c) Untuk mencari tahu penyebanya kedua contoh diatas perlu dilakukan penelitian.

2) Masalah timbul akibat keinginan untuk menemukan sesuatu yang baru.

Contohnya : 

Kendaraan bermotor sangat diperlukan pada zaman modern ini. Mesin kendaraan

tersebut memerlukan bahan bakar bensin atau dapatkah bensin dibuat tidak dari

minyak bumi?

b) Melakukan Pengamatan

Pengamatan dalam bahasa Indonesia diartikan dengan “pengawasan; penelitian”,

juga diartikan sebagai sebuah istilah psikologi yang bermakna “kesadaran yang tertuju

pada peristiwa atau fakta tertentu sebagai metode dalam penelitian”. Kemudian kata

ilmiah berarti “secara ilmu pengetahuan; sesuai dengan syarat dan hukum ilmu

pengetahuan”. Pengamatan memiliki sinonim dengan kata penelitian, namun tetap

memiliki sisi perbedaan antara keduanya.

Pengamatan atau observasi Menurut Patton (1990: 201 dalam Poerwandari, 1998:

63) merupakan metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apalagi penelitian

dengan pendekatan kualitatif. Agar memberikan data yang akurat dan bermanfaat,

observasi sebagai metode ilmiah harus dilakukan oleh peneliti yang sudah melewati

latihan-latihan yang memadai, serta telah mengadakan persiapan yang teliti dan lengkap.

Page 3: Metode Ilmiah

Pengamatan ilmiah adalah proses sistematik dari pencatatan pola-pola perilaku

manusia, obyek, dan peristiwa tanpa bertanya atau berkomunikasi dengan mereka.

Merupakan kegiatan yang dilakukan sendiri oleh pengamat, tanpa mesti

mengikutsertakan partisipasi langsung obyek pengamatan.

Standar yang digunakan mengukur keilmiahan sebuah pengamatan, terletak pada

sifat-sifat pengamatan itu sendiri. Sebuah pengamatan barulah bisa bernilai ilmiah

apabila mencakup hal-hal berikut.

1. Melayani tujuan penelitian yang telah dirumuskan.

2. Direncanakan secara sistematik.

3. Dihubungkan dengan dalil-dalil yang lebih umum daripada hanya dipaparkan semata-

mata sebagai refleksi atas seperangkat rasa ingin tahu.

4. Dapat diuji kebenarannya (validity) dan keterandalannya (reliability).

Pada hal yang berhubungan dengan pengamatan, bisa berbentuk terbuka maupun

tertutup. Dalam hal ini, terbuka dalam arti kehadiran pengamat diketahui dan disadari

oleh pihak yang diamati. Begitupula tertutup berarti tersembunyi, tidak disadari atau

tidak diketahui oleh pihak yang diamati.

Pengamatan ada yang bersifat langsung, yaitu upaya langsung untuk mengamati dan

mencatat apa yang sebenarnya terjadi tanpa membuat-membuat kondisi yang ada di

lapangan. Betul-betul mengamati sesuai dengan keadaan sebenarnya, tanpa ada rekayasa

buatan sebelumnya. Bentuk pengamatan seperti ini, adalah sistem yang dilakukan oleh

peneliti pasif. Pengamat yang semata-mata mencatat apa yang terjadi sebagaimana

adanya.

Sebaliknya, ada pula pengamatan yang bersifat buatan. Pengamatan yang dilakukan

seorang peneliti terhadap satu keadaan atau situasi yang telah di atur terlebih dahulu.

Bertujuan untuk menguji sebuah hipotesis yang diajukan sebelumnya.

c) Menyusun hipotesis

Menurut Prof. Dr. S. Nasution definisi hipotesis ialah “pernyataan tentative yang

merupakan dugaan mengenai apa saja yang sedang kita amati dalam usaha untuk

memahaminya”.

Page 4: Metode Ilmiah

Zikmund (1997:112) mendefinisikan hipotesis sebagai: “Unproven proposition or

supposition that tentatively explains certain facts or phenomena; a probable answer to a

research question”.  Menurut Zimund hipotesis merupakan proposisi atau dugaan yang

belum terbukti yang secara tentative menerangkan fakta-fakta atau fenomena tertentu dan

juga merupakan jawaban yang memungkinkan terhadap suatu pertanyaan riset.

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah berdasarkan teori dan fakta.

Hipotesis bisa benar dan bisa juga salah, tergantung pada hasil penelitian. Contoh

hipotesis yang dapat disusun pada penelitian hilangnya populasi katak disuatu kawasan

diduga disebabkan adanya predator.

Dengan telah ditetapkan hipotesis tersebut, peneliti selanjutnya akan mengumpulkan

data untuk menguji kebenarannya. Peneliti memiliki 2 (dua) kemungkinan sikap terhadap

hasil uji hipotesisnya yaitu :

Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya pada akhir penelitian hipotesisnya

tidak terbukti.

Mengganti hipotesis seandainya terlihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak

mendukung hipotesis pada saat penelitian berlangsung.

d) Menguji hipotesis

Hipotesis yang telah disusun selanjutnya diuji dengan mengumpulkan data yang

relevan. Data itu diperoleh dengan jalan melakukan percobaan atau pengamatan

kemudian melakukan analisis terhadap data tersebut. Pengumpulan data merupakan

langkah penting dalam metode ilmiah, karena selain digunakan untuk menguji hipotesis

juga sebagai penelitian yang bersifat eksploratif. Data yang digunakan harus cukup valid

untuk digunakan.

Validitas data yang diperoleh ditentukan oleh beberapa hal :

1.    Metode pengumpulan data.

Data diperoleh dengan melakukan eksperimen atau percobaan ataukah tidak dengan

eksperimen.

2.    Penentuan variabel dan sumber data.

Page 5: Metode Ilmiah

Variabel adalah faktor-faktor yang berpengaruh dalam penelitian dan mempunyai

nilai yang bervariasi. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2007)

Variabel dibedakan menjadi 3 yaitu : 

Variabel bebas yaitu variabel yang menjadi penyebab terjadinya perubahan terhadap

faktor yang lain.

Variabel terikat yaitu faktor-faktor yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel kontrol yaitu faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap hasil

penelitian,tetapi tidak termasuk variable bebas. Variable control bukan merupakan

variable yang diteliti, tetapi akan berpengaruh terhadap variable terikat apa bila tidak

dikendalikan. Oleh karena itu variable kontrol harus dibuat sama untuk setiap jenis

perlakuan.

Perhatikan contoh dibawah ini.

e) Eksperimen

NoRumusan

permasalahan

Variabel penelitian

Variabel bebas

Variabel terikat

Variabel kontrol

1.

2.

Adakah pengaruh umur mata tunas terhadap keberhasilan okulasi tanaman karet ?

Apakah pemberian vitamin B1 dengan kadar yang berbeda akan berpengaruh terhadap keberhasilan stek ?

Umur mata tunas 6,8 dan 10 bulan

Vitamin B1 5%, 10%, 15%

Tinggi tunas.

Jumlah daun.

Lingkaran batang

jumlah tunas baru.

jumlah akar.

Waktu kemunculan akar

Suhu.

Kelembaban.

Cahaya.

umur tanaman.

Jarak potong batang dari ujung.

Kesuburan tanaman

Page 6: Metode Ilmiah

Menurut Solso & MacLin (2002), penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

yang di dalamnya ditemukan minimal satu variabel yang dimanipulasi untuk

mempelajari hubungan sebab-akibat. Oleh karena itu, penelitian eksperimen erat

kaitanya dalam menguji suatu hipotesis dalam rangka mencari pengaruh, hubungan,

maupun perbedaan perubahan terhadap kelompok yang dikenakan perlakuan.

Eksperimen atau penelitian merupakan suatu rangkaian dari pengamatan tetapi lebih

spesifik, yaitu melibatkan 3 variabel sekaligus untuk menarik sebuah kesimpulan. Ketiga

variabel itu adalah variabel bebas, variabel kontrol, dan variabel terikat.

Jadi, eksperimen adalah suatu langkah/upaya untuk membuktikan apakah hipotesis

yang telah disusun benar atau tidak.

Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun

2010, beliau membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-

experimental design, true experimental design, dan quasy experimental design.

1. Pre-experimental design

Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena belum merupakan

eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh

terhadap terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna untuk mendapatkan

informasi awal terhadap pertanyaan yang ada dalam penelitian.

2. True Experimental Design

Dikatakan true experimental (eksperimen yang sebenarnya/betul-betul) karena

dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi

jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan

rancangan penelitian) dapat menjadi tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah

bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol

diambil secara random (acak) dari populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya

kelompok kontrol dan sampel yang dipilih secara random.

3. Quasi Experimental Design

Page 7: Metode Ilmiah

Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design,

yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat

berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen. Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-

experimental design. Quasi Experimental Design digunakan karena pada kenyataannya

sulit medapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.

Dalam suatu kegiatan administrasi atau manajemen misalnya, sering tidak mungkin

menggunakan sebagian para karyawannya untuk eksperimen dan sebagian tidak.

Sebagian menggunakan prosedur kerja baru yang lain tidak. Oleh karena itu, untuk

mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian, maka

dikembangkan desain Quasi Experimental.

e) Menarik kesimpulan

Kesimpulan merupakan langkah terakhir dari sebuah penelitian. Dari hasil data yang

diperoleh sebelumnya kemudian dilakukan generalisasi dari data-data yang ditemukan

dan selanjutnya ditarik beberapa kesimpulan.

Kesimpulan hendaknya berkaitan dengan hipotesis yang telah ditentukan

sebelumnya. Apabila kesimpulan sesuai dengan hipotesis berarti hipotesis diterima.

Sebaliknya hipotesis ditolak bila tidak sesuai dengan kesimpulan yang diambil.

Meskipun demikian peneliti harus selalu jujur menghadapi hasil penelitian.

Penarikan kesimpulan merupakan penilaian terhadap pengujian hipotesis yang

bermuara kepada pernyataan diterima atau ditolaknya hipotesis itu. Isi kesimpulan

penelitian harus berdasarkan data yang diambil dari hasi proses penelitian yang telah

dilakukan, bukan dari pembicaraan, bahasan lain, angan-angan atas keinginan atau untuk

tujuan tertentu yang tidak objektif.

Proses penarikan kesimpulan merupakan suatu hasil transformasi untuk menjawab

masalah berdasarkan hasil analisis dan bahasan yang telah dilakukan. Kesimpulan

dimaksudkan untuk menjawab tujuan penelitian yang tercermin atau ditulis pada

hipotesis penelitian.

SUMBER :

Page 8: Metode Ilmiah

http://www.sarjanaku.com/2010/10/memehami-gejala-gejala-alam-melalui.html (diakses

tanggal 20 Feb 2013, pukul 19:39)

http://www.referensimakalah.com/2012/08/pengertian-pengamatan-dalam-penelitian.html

(diakses tanggal 20 Feb 2013, pukul 19:42)

http://makalahbarataanpba.blogspot.com/2009/10/pengertian-rumusan-masalah.html (diakses

tanggal 20 Feb 2013, pukul 19:46)

Adityaseyawan. 2011.Variabel penelitian dan definisi

operasional.http://adityasetyawan.files.wordpress.com/2009/01/variable-penelitian-

dan-definisi-operasional-variable2.pdf/ (diakses Oktober 07, 2011. 20.00 wib)

Alimul, Azis (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data, Jakarta,

Salemba Medika.

Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka

Cipta.

Danim, S. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Faisal, S. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya: Usaha Nasional

Fuchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Pusat Bahasa DEPDIKNAS RI, Kamus Bahasa Indonesia, (Pusat

Bahasa;Jakarta:2008). Metode Pengamatan Ilmiah, (file Pdf )

Rakim. 2011. Pengertian Variabel dan Hipotesis

Penelitian. http://rakim-ypk.blogspot.com/2008/06/pengertian-variabel.html (diakses

Oktober 10. 2011.12.00  wib)

Sudrajat dan Abdurrahman, M (2000). Statistik untuk Penelitian Pendidikan. Bandung :

Armico.

Sugiyono, Dr. 2010. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit Alfabeta

Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara