makalah metode ilmiah (1)
DESCRIPTION
makalah tntg metilTRANSCRIPT
MAKALAH METODE ILMIAHTATA CARA PENELITIAN ILMIAH
Disusun oleh:
Heni Purwanti (H0712093)
Herjuna Praba W (H0712094)
Herlambang HP (H0712095)
Hermawan Cahya K (H0712096)
Ilham Aldyanto (H0712100)
Kelas AGT 3C
Fakultas Pertanian
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik serta hidayahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat guna melengkapi tugas mata kuliah Metode Ilmiah. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung penyusunan makalah ini. Penyusun yakin bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.
Surakarta, 21 September 2013
Penyusun
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan
pada pengkajian atau penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis
menggunakan bahasa prinsip-prinsip ilmiah atau merupakan karya tulis yang
disusun berdasarkan kriteria ilmiah. Melalui sebuah karya tulis, kita dapat
mengenal sejarah peradaban masa lalu dan masa kini yang akan tetap
dikenang oleh masa depan jika terekam dalam tulisan. Salah satu ragam
tulisan adalah karya tulis ilmiah. Dalam penulisan karya tulis illmiah ada
beberapa hal yang harus diperhatikan atau yang dikenal dengan metode
ilmiah. Karena itulah pengetahuan tentang teknik dan tata cara penulisan karya
tulis ilmiah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap orang yang akan menulis
karya ilmiah. Makalah ringkas mengenai ‘Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah’
ini berupaya memberikan stimulus bagi pembaca untuk dapat
mengembangkan potensinya dalam bidang penulisan karya ilmiah dengan
memberikan gambaran singkat tentang teknik dan tata cara penyusunan karya
tulis ilmiah. Karena keterbatasan ruang dan waktu, maka penulis tidak
mengkaji teknik penyusunan karya ilmiah secara komprehensif, namun hanya
sekilas informasi dan petunjuk teknik secara ringkas tentang tata cara
penulisan karya tulis ilmiah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
a. Bagaimana tahapan penulisan karya ilmiah itu?
b. Bagaimana tata cara penulisan ilmiah itu?
c. Bagaimana format peulisan awal karya ilmiah?
d. Bagaimana format penulisan isi (naskah) penulisan karya ilmiah?
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tahapan penulisan karya ilmiah.
b. Untuk mengetahui tata cara penulisan karya tulis ilmiah.
c. Untuk mengetahui format penulisan karya ilmiah bagian awal.
d. Untuk mengetahui format penulisan isi (naskah) penulisan karya ilmiah.
II. PEMBAHASAN
A. Tahapan Penulisan Karya Ilmiah
Berikut ini dijelaskan tentang tahapan penyusunan karya ilmiah menurut
Zaenal Arifin (2003) sebagaimana dikutip oleh Bambang Dwiloka dan Rati
Riana (2005:9-24). Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat
lima tahap, yaitu :
1. Persiapan
a. Pemilihan Topik/Masalah
Topik atau permasalahan adalah pokok pembicaraan yang akan
dibahas. Dalam memilih topik/masalah, Arifin (2003:8) memberikan
beberapa pertimbangan :
1) Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik di sekitar
pengalaman kita maupun di sekitar pengetahuan kita. Hindarilah
topik yang jauh dari kita karena hal itu akan menyulitkan kita
ketika menggarapnya.
2) Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian kita.
3) Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit
dan terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret kita kepada
pengumpulan informasi yang beraneka ragam.
4) Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif. Hindari
topik yang bersifat subyektif, seperti kesenangan atau angan-angan
kita.
5) Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya,
walaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih itu janganlah
terlalu baru bagi kita.
6) Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan
kepustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok
masalah yang hendak ditulis. Sember kepustakaan dapat berupa
buku, majalah, jurnal, surat kabar, broshur, surat keputusan, situs
web, atau Undang-Undang.
b. Pembatasan Topik dan Penentuan Judul
Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-
petunjuk, kita tinggal menguji sekali lagi, apakah topik itu betul-betul
cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum dan
mengambang. Jika sudah dilakukan pembatasan topik, judul karya
ilmiah bukanlah hal yang sulit ditentukan karena pada dasarnya
langkah-langkah yang ditempuh dalam pembatasan topik sama saja
dengan langkah-langkah dalam penentuan judul. Perbedaannya adalah
pembatasan topik harus dilakukan sebelum penulisan karya ilmiah,
sedangkan penentuan judul dapat dilakukan sebelum atau sesudah
penulisan karya ilmiah. Jika sudah ada topik yang terbatas, karya
ilmiah sudah dapat mulai digarap walaupun judul belum ada.
Selain dengan pembatasan topik, penentuan judul karya ilmiah
dapat pula ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan
masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana dan kapan. Tentu saja,
tidak semua pertanyaan itu harus dijawab pada penentuan judul. Dalam
sebuah judul, adakalanya dibatasi dengan memberi sub judul. Sub
judul selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai penjelas
atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul utama
dan sub judul harus dibubuhan tanda baca titik dua (:).
c. Pembuatan Kerangka Karya (outline)
Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan karya adalah
proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-
kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan.
Penyusun karya ilmiah dapat membuat ragaan buram, yakni ragaan
yang hanya memuat pokok-pokok gagasan sebagai pecahan dari topik
yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragaan kerja, yaitu
ragaan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragaan
buram. Tentu saja, jenis kedua memudahkan penyusunan untuk
mengembangkan karya (Moeliono, 1998:1; Arifin, 2003:15).
Penulis karya ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan
judul subbab sebelum menentukan kerangka karya. Judul bab dan
judul subbab itu merupakan pecahan masalah dari judul karya ilmiah
yang ditentukan. Jika ragaan telah selesai dibuat, langkah berikutnya
adalah pembuatan rencana daftar isi karya ilmiah. Kita perlu membuat
rencana daftar isi yang lengkap, pada bagian awal dilengkapi dengan
tajuk prakata, daftar isi, daftar tabel (jika ada), daftar gambar (jika
ada), daftar lampiran (jika ada). Bab Pedahuluan/Bab I terdiri atas latar
belakang masalah, identifikasi masalah, cakupan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian. Kemudian dalam
bagian terakhir daftar isi dicantumkan tajuk bab simpulan dan saran,
daftar pustaka dan lampiran (jika ada).
Pada dasarnya, penulis karya ilmiah mempunyai hak prerogatif
untuk menyusun daftar isinya sendiri. Akan tetapi, paling sedikit
sebuah karya ilmiah berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau
analisis, dan penutup. Jika isi atau analisis itu agak luas, kita dapat
memecah isu itu menjadi dua atau lebih bab sehingga kaya ilmiah
menjadi empat bab atau lebih.
2. Pengumpulan Data
Dalam diskursus ilmu penelitian, data dapat dikumpulkan melalui
pengamatan (observasi), wawancara atau eksperimen (percobaan).
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengumpulan
data adalah :
a. Pencarian informasi/keterangan dari bahan bacaan, seperti buku,
surat kabar dan majalah yang relevan dengan topik tulisan.
b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui
masalah yang akan ditulis
c. Pengamatan langsung ke obyek yang akan diteliti
d. Percobaan dan pengujian di lapangan atau di laboratorium
3. Pengorganisasian dan Pengonsepan
Jika data sudah terkumpul, penyusun menyeleksi dan
mengorganisasi data tersebut. Penyusun harus menggolongkan data
menurut jenis, sifat atau bentuk. Penyusun menentukan data mana yang
akan dibicarakan kemudian. Jadi, penyusun harus mengolah dan
menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang ditentukan.
Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis
dengan teknik statistic. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep
karya ilmiah itu dengan urutan dalam ragaan yang ditetapkan.
4. Pemeriksaan/Penyuntingan Konsep
Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu
memeriksanya. Tentu ada bagian yang tumpang tindih atau ada penjelasan
yang berulang-ulang. Buanglah penjelasan yang tidak perlu dan
tambahkan penjelasan yang dirasakan sangat menunjang pembahasan.
Secara ringkas, pemeriksaan konsep mencakup pemeriksaan isi karya dan
cara penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakan.
5. Penyajian/Pengetikan.
Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi
kerapian dan kebersihan. Penyusun memperlihatkan tata letak unsur-unsur
dalam karya ilmiah. Misalnya penyusun menata unsur-unsur yang
tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur
dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.
B. Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah
Penulisan karya ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan dalam
proses belajar mengajar. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam
penulisan karya ilmiah antara lain : jenis dan ukuran kertas, margin
pengetikan, pemenggalan kata, cara membuat penomoran, cara mengutip
dan teknik penulisan kutipan, cara penulisan catatan kaki dan penulisan
daftar pustaka. Dan berikut penjelasannya:
1. Jenis dan Ukuran Kertas
Jenis kertas yang digunakan untuk menulis karya ilmiah, baik
makalah, skripsi, tesis ataupun disertasi adalah kertas HVS 70 gram
dengan ukuran A4 (21 x 29.7 cm).
2. Margin Pengetikan
a. Pada setiap lembar kertas karya ilmiah, yang boleh digunakan
untuk pengetikan hanya satu muka (halaman), tidak diperbolehkan
bolak balik (dua muka/halaman).
b. Skripsi, tesis dan disertasi diketik dua spasi. Batas pinggir kertas
(margin) yang harus dikosongan adalah 4 cm tepi kiri (left margin)
untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin, dan 4 cm pada
tepi kanan (right margin) untuk karya tulis yang menggunakan
huruf arab.
c. Batas pinggir kertas sebelah kanan (right margin) untuk karya tulis
yang menggunakan huruf latin adalah 3 cm, dan batas pinggir kiri
(left margin) untuk karya tulis yang menggunakan huruf arab juga
3 cm.
d. Tepi sebelah atas (top margin) dan tepi sebelah bawah (bottom
margin) yang harus dikosongkan masing-masing adalah 3 cm, baik
untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin maupun huruf
arab.
e. Pada setiap alenia (paragraf) baru, ketikan dimulai menjorok
(tabbing) dari garis margin.
3. Penulisan dan Pemenggalan Kata
Saat menulis suatu karya ilmiah harus diperhatikan dalam hal
penulisan dan pemenggalan kata, seperti hal berikut ini:
a. Pemenggalan suku kata (hypenation) mengikuti aturan baku tata
bahasa Indonesia.
b. Pada akhir baris, dihindari pemenggalan suku kata baik diawal
maupun diakhir kata, yang hanya terdiri dari satu huruf, contohnya:
mempunya-i, menyadar-i, i-munisasi, a-pabila.
c. Bilangan bernama, seperti Rp. 50, pukul 12.00 tidak boleh
dipenggal. Sementara bila nama itu ditulis sesudah nama bilangan
dan bukan singkatan, pemenggalan boleh dilakukan seperti 10
kilometer, 15.000 rupiah, dan sebagainya.
d. Inisial nama orang tidak boleh dipisahkan dari nama keselurruhan
(lengkap) seperti : R.A. (dipisahkan dari) Kartini, H.A
(dipisahkan dari) Salim.
e. Dalam tulisan arab tidak dibenarkan adanya pemenggalan kata,
termasuk kata ganti yang berhubungan dengan kata yang
bersangkutan.
f. Bilangan-bilangan dalam teks yang terdiri dari satu atau dua kata
ditulis dengan huruf. Bilangan lebih dari dua kata ditulis dengan
angka, contohnya : “Rata-rata warga Bengkalis makan tiga kali
sehari”, “Jarak Bengkalis – Pekanbaru sejauh 120 kilometer dapat
ditempuh dalam waktu 2 jam”.
g. Persen, tanggal, jumlah uang, nomor rumah, nomor telepon,
pecahan desimal, dan bilangan yang disertai dengan singkatan
harus ditulis dengan angka, contoh : 10%, 19 September 1985, Rp.
12.000, Jalan Pertanian Nomor 1 Bengkalis, telepon
085278814442, 0.18, 7 km.
h. Kalimat tidak boleh dimulai dengan angka. Untuk menghindari itu,
susunan kalimat harus diubah, kalau terpaksa kalimat itu tidak
dapat diubah susunannya maka angka itu ditulis penuh dengan
huruf.
i. Judul buku, nama majalah, koran, jurnal, dan kata asing termasuk
kata yang berasal dari daerah yang bukan merupakan kata baku
dalam bahasa Indonesia, diketik miring (italic). Sementara nama-
nama asing seperti nama lembaga, tidak diketik miring, contoh :
World Health Organization, Rabitah al-Alam al-Islamy.
j. Penulisan nama orang harus sesuai dengan tulisan nama diri
mereka. Nama orang berbahasa Arab tetapi bukan asli orang Arab
tidak perlu dialih aksarakan, contoh : Nurcholish Madjid, bukan
Nur Khalis Majid, Mohamad Roem, bukan Muhammad Rum,
Fazlur Rahman bukan Fadl al-Rahman.
4. Sistem Penomeran
a. Nomor halaman bagian awal pada karya ilmiah yang menggunakan
huruf latin, berupa romawi kecil, yaitu i, ii, iii, iv dan seterusnya.
Dimulai dari halaman kata pengantar dan diletakkan di tengah
bagian bawah (bottom center) halaman tersebut. Pada karya ilmiah
yang menggunakan huruf arab angka romawi kecil diganti dengan
abjad arab.
b. Pada bagian tengah dan bagian akhir, dimulai dari Bab
Pendahuluan dan seterusnya, nomor halamannya berupa angka
latin, ditulis pada sudut kanan atas untuk karya ilmiah yang
menggunakan huruf latin, dan sudut kiri atas untuk karya ilmiah
yang menggunakan huruf arab nomor halamannya berupa angka
arab. Kecuali pada halaman PENDAHULUAN (BAB I), BAB-
BAB selanjutnya dan DAFTAR PUSTAKA nomor pada halaman-
halaman yang disebut terakhir ditempatkan ditengah bagian bawah
(bottom center) halaman sebagaimana nomor halaman pada bagian
awal. Di belakang nomor halaman tidak diberi tanda titik.
c. Nomor pada BAB ditulis dengan angka romawi besar, seperti BAB
I, BAB II, BAB III dan seterusnya diletakkan ditengah (center)
diatas judul BAB untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf
latin, sedangkan untuk karya ilmiah yang menggunakan huruf arab,
bab itu ditulis penuh dengan huruf.
d. Penomoran selanjutnya yaitu nomor sub-bab, sub-sub bab dan
seterusnya digunakan kombinasi angka dan huruf latin. Dengan
demikian untuk karya tulis yang menggunakan huruf latin sistem
penomoran adalah sebagai berikut : angka romawi besar untuk
nomor bab, huruf kapital latin untuk sub bab, angka arab untuk sub
bab dan seterusnya.
e. Nomor pada catatan kaki dimulai dari angka 1 pada setiap bab
baru. Karena itu pada setiap bab baru sumber tulisan ditulis dengan
lengkap.
5. Kutipan Langsung dari Buku atau Artikel
Yang dimaksud dengan kutipan langsung dari buku atau artikel
adalah pengambilan secara langsung bagian-bagian tertentu tulisan dari
sumber yang digunakan. Ada dua bentuk kalimat yang dikutip
langsung, yakni kalimat interpolasi (kutipan sebagaimana adanya baik
dalam susunan kalimat maupun tanda baca) dan kalimat elips (kutipan
yang mengambil bagian yang terpenting saja).
Dalam pengutipan kalimat interpolasi, cara penulisanyang
digunakan adalah : ditulis menjorok (tabbing) dalam satu spasi dengan
mencantumkan tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan, dan
sumber kutipan dalam catatan kaki
6. Kutipan Tidak Langsung dari Buku atau Artikel
Yang dimaksud dengan kutipan tidak langsung adalah kutipan
yang hanya mengambil artinya dalam bentuk saduran, kesimpulan dan
parafrase. Pada akhir kutipan kalimat tidak langsung ini dicantumkan
catatan kaki yang menjelaskan sumber ide, kesimpulan atau prafrase
itu berasal.
7. Kutipan Langsung Ayat Al quran dan Hadist atau Kitab Lain
Dalam pengutipan secara utuh ayat Al-Qur’an, hadist, atau ayat-
ayat kitab suci lain, maka kutipan itu ditulis terlebih dahulu dalam
bahasa aslinya (jika memungkinkan) dan dicantumkan terjemahannya
dengan tanda kutip ganda (“) pada awal dan akhir kutipan serta ditulis
menjorok (tabbing) dalam 1 (satu) spasi.
8. Kutipan Tidak Langsung Ayat Al quran dan Hadist atau Kitab Suci
Lain
Dalam pengutipan bagian-bagian terpenting (elipsing) dari ayat Al-
Qur’an, hadist atau ayat-ayat dari kitab suci lain yang menjadi bagian
dari naskah tulisan, maka penulisannya hampir sama dengan kutipan
langsung tetapi tidak menggunakan tanda kutip ganda (“).
9. Penulisan Catatan Kaki (Foot Note)
Penulisan catatan kaki mengikuti kalimat atau bagian paragraf
yang dikutip baik langsung, maupun tidak langsung dan ditandai
dengan nomor yang tersusun secara urut dan ukurannya lebih kecil dari
huruf atau angka yang digunakan dalam naskah (superscript) dalam
satu spasi. Sumber tulisan yang digunakan pertama kali memuat secara
utuh nama penulis, judul buku atau tulisan (ditulis miring/italic),
tempat penerbitan, penerbit, tahun dan halaman yang dirujuk. Jika
sumber tulisan yang sama digunakan kembali, maka penulisannya
hanya mencantumkan kata ibid. Dan bila sumber tulisan yang sama
dipakai kembali setelah disela sumber tulisan lain, maka nama penulis
(boleh dipendekkan dan tidak disingkat), judul buku atau tulisan
(ditulis miring, boleh dipendekkan dan tidak disingkat), dan halaman
saja, yang harus ditulis. Jika penulis yang sama menulis karya yang
berbeda, maka prosedur awal diulang kembali.
10. Penulisan Daftar Pustaka
Dalam daftar pustaka, cantumkan sumber-sumber tulisan yang
benar-benar digunakan dalam penulisan karya akademik itu. Enteri
sumber disusun secara alphabet dengan mendahulukan nama keluarga
penulis, dan informasi lengkap karya yang dihasilkan.
C. Format Penulisan Bagian Permulaan
Penyusunan laporan karya ilmiah umumnya terdiri dari berbagai
bagian berupa bab-bab dan setiap babnya dibagi dalam sub bab,
pembagiannya dilakukan sesuai dengan keperluan dan kebutuhan dalam
penjabarannya. Pada umumnya skripsi terbagi atas tiga bagian, yaitu
bagian awal, bagian isi dan bagian penutup. Isi dalam bagaian awal adalah:
1. Halaman Sampul
2. Lembar logo
3. Halaman judul
4. Lembar persetujuan
5. Lembar persetujuan pembimbing
6. Lembar persetujuan dan pengesahan
7. Abstrak (untuk tensis perlu ditambahkan Abstrak dalam bahasa
Inggris).
8. Kata pengantar
9. Daftar Isi
10. Daftar Tabel
11. Daftar Gambar
12. Daftar lampiran
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur –
unsur bagian awal yang telah disebutkan di atas, berikut ini diuraikan isi
yang terkandung dalam masing – masing unsur berikut.
1. Halaman Sampul
Halaman sampul berisi: judul secara lengkap, kata skripsi dan tesis,
nama dan nomor pokok mahasiswa (NPM), lambang Universitas
dengan diameter 5 cm, dan diikuti dengan nama lengkap Universitas,
fakultas, jurusan, dan waktu (bulan–tahun) lulus ujian. Semua huruf
dicetak dengan huruf kapital. Komposisi huruf dan tata letak masing –-
masing bagian diatur secara simetris, rapi, dan serasi. Ukuran huruf
yang digunakan adalah font 12 – 17.
2. Lembar Logo
Lembar logo hanya berisi lambang universitas dengan ukuran
diameter 5 cm.
3. Halaman Judul
Halaman judul terdiri dari dua halaman. Halaman pertama, isi dan
formatnya sama dengan halaman sampul. Lembar judul terdiri dari dua
lembar, yaitu 1) Kulit muka luar dan 2) kulit muka dalam. Lembar
kulit muka luar disusun dicetak dengan tinta warna kuning emas secara
simetris.
Halaman judul lembar yang kedua memuat:
a. Judul skripsi/tesis
b. Nama Mahasiswa
c. NPM (Nomor Pokok Mahasiswa)
d. Nama program studi
e. Logo Universitas
f. Nama Jurusan
g. Nama Fakultas dan nama Universitas
h. Nama kota / tempat dan tahun pembuatan
4. Lembar Persetujuan
Ada dua macam lembar persetujuan. Lembar persetujuan yang
pertama memuat persetujuan pembimbing. Hal yang dicantumkan
dalam lembar persetujuan pembimbing adalah 1) teks Skripsi dan tesis
oleh ....ini telah disetujui untuk diuji, 2) nama lengkap pembimbing I
dan pembimbing II.
Lembar persetujuan yang kedua berisi pengesahan skripsi oleh para
penguji dan direktur PPS. Pengesahan ini baru diberikan setelah
diadakan penyempurnaan oleh mahasiswa yang bersangkutan sesuai
dengan saran–saran yang diberikan oleh penguji dicantumkan tanggal
– bulan – tahun dilaksanakannya ujian, tanda tangan, nama lengkap
masing – masing dewan penguji dan panitia penguji, yaitu dekan /
ketua jurusan/ program studi (untuk skripsi) atau direktur PPS (untuk
tensis).
5. Abstrak
Kata abstrak ditulis ditengah halaman dengan huruf kapital,
simetris di batas atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik. Namun
penulis diketik dengan jarak 2 spasi dan kata abstrak, ditepi kiri
dengan urutan nama akhir diikuti koma, nama awal, nama tengah (jika
ada) diakhiri titik. Tahun lulus ditulis setelah nama, diakhiri dengan
titik. Judul dicetak miring dan diketik dengan huruf kecil (kecuali
huruf – huruf pertama dan setiap kata) dan di akhiri dengan titik. Kata
skripsi dan tesis ditulis setelah judul dan diakhiri dengan koma,
universitas, dan diakhiri dengan titik. Kemudian dicantumkan nama
universitas, dan diakhiri dengan titik. Kemudian dicantumkan nama
dosen pembimbing I dan II lengkap dengan gelar akademiknya.
Dalam abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan dibawah
nama dosen pembimbing. Jumlah kata kunci berkisar antara tiga
sampai lima buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem
informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul – judul
skripsi dan tensis abstraknya dengan mudah.
Dalam teks abstrak disajikan secara padat inti sari skripsi dan tensisi
yang mencakup latar belakang, masalah yang teliti, metode yang
digunakan, hasil yang diperoleh, kesimpulan yang dapat ditarik, dan
(kalau ada) saran yang diajukan. Teks dalam abstrak diketik dengan
spasi tunggal (satu spasi) dan panjangnya tidak lebih dari dua
ahalaman kertas ukuran kuarto.
6. Kata Pengantar
Dalam kata pengantar dicantumkan terima kasih penulis yang
ditunjukkan kepada orang–orang, lembaga, organisasi, dan atau pihak–
pihak lain yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan,
dan menyelesaikan penulisan skripsi dan tesis.
Tulisan KATA PENGANTAR diketik dengan huruf kapital, simetris
di atas bidang pengetikan dan tanpa tanda titik.Teks kata pengantar
diketik dengan spasi ganda ( dua spasi ). Panjang teks tidak lebih dari
dua halaman kertas kuarto. Pada bagian akhir teks (dipojok kanan–
bawah) dicantumkan kata penulis tanpa menyebutkan nama terang.
7. Daftar Isi
Didalam halaman daftar isi dimuat judul bab, judul subbab, dan
judul anak subbab yang disertai dengan nomor halaman tempat
pembuatannya didalam teks. Semua judul bab diketik dengan huruf
kapital. Daftar isi hendaknya menggambarkan garis besar organisasi
keseluruhan isi.
8. Daftar Tabel
Halaman daftar tabel memuat nomor tabel, judul tabel, serta nomor
halaman untuk setiap tabel. Judul tabel harus sama dengan judul tabel
yang terdapat didalam teks. Judul tabel yang memerlukan lebih dari
satu baris diketik dengan spasi tunggal. Antara judul tabel yang satu
dengan yang lainnya diberaris diketik dengan jarak dua spasi.
9. Daftar Gambar
Pada halaman daftar gambar dicantumkan nomor gambar, jusul
gambar, dan nomor halaman tempat pemuatannya dalam teks. Judul
gambar yang memerlukan lebih dari satu baris diketik dengan spasi
tunggal. Antara judul gambar yang sartu dengan yang lainnya diberi
jarak dua spasi.
10. Daftar Lampiran
Daftar lampiran memuat nomor lampiran, judul lampiran, seryta
halaman tempat lampiran itu berada. Judul lampiran yang satu*dengan
yang lainnya diberi jarak dua spasi.
11. Daftar Lainnya
Jika dalam suatu skripsi dan tesis banyak digunakan tanda – tanda
lain yang mempunyai makna esensial (misalnya singkatan atau
lambang – lambang yang digunakan dalam matematika, ilmu eksakta,
teknik, bahasa dan lainya sebagainya). Maka perlu ada daftar khusus
mengenai lambang–lambang atau tanda–tanda tersebut.
D. Format Penulisan Bagian Naskah (Isi)
Bagian isi ini dibagi menjadi empat atau lima bagian, yaitu
sebagai berikut:
1. Pendahuluan
2. Kajian Teori
3. Objek Penelitian
4. Analisis Data (Pembahasan)
5. Penutup
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang unsur –
unsur bagian awal yang telah disebutkan di atas, berikut ini diuraikan isi
yang terkandung dalam masing – masing unsur berikut.
1. Pendahuluan
Bab pendahuluan memuat penjelasan atau pengantar tentang isi
karangan ilmiah. Bab ini juga memuat landasan kerja dan arahan
dalam penyusunan karangan ilmiah.
a. Latar Belakang Masalah
Bagian ini merupakan landasan dan pendorong (motivator)
bagi :
1) Peneliti untuk melakukan penelitian dan penulisan skripsi;
2) Pembaca (orang lain) untuk membaca lebih lanjut. Oleh karena
itu, latar belakang ini harus berisikan hal-hal yang menarik
minat pembaca.
Pada bagian ini, diuraikan tentang (a) masalah yang akan
diteliti,(b) Penjelasan tentang dipilihnya masalah ini bagi penulis
atau pun bagi orang lain (c) argumentasi yang logis antara data
(realitas) dan teori (harapan) sehingga kesenjangan ini
menimbulkan rumusan permasalahan
b. Identifikasi Masalah atau Pembatasan Masalah
Identifikasi masalah bertujuan untuk membatasi atau
menajamkan pokok permasalahan sehingga kajian atau
pembahasannya tidak terlalu luas dan abstrak. Identifikasi masalah
bisa memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian karena
pokokpermasalahannya menjadi lebih sempit (fokus). Identifikasi
masalah harus disajikan dalam bentuk pertanyaan. Jawaban
pertanyaantersebut akan disajikan dalam simpulan.
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sasaran yang akan dicapai
atau dihasilkan dalam penelitian ini, sedangkan kegunaan
penelitian merupakan penegasan tentang manfaat yang akan
dicapai baik secara teoretis maupun secara praktis.
d. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Kerangka teori berisikan prinsip-prinsip teori yang
memengaruhi dalam pembahasan. Prinsip-prinsip ini berguna
untuk memberikan arahan dan langkah untuk membahas masalah
yang akan diteliti. Kerangka teori ini harus menggambarkan tata
kerja teori tersebut. Contoh: Dalam teori ini, akan digunakan teori-
teori yang relevandengan masalah yang akan dikaji. Untuk
mengkaji bentukdan makna afiks verba, digunakan teori Badudu
(1992), Tadjuddin (1993), Alwi dkk. (1993), Purwo (1998), dan
Sudaryanto (1994). Untuk mengkaji verba, akan digunakanteori
Chafe (1993), Sugono dan Indiyastini (1994).
e. Metode dan Teknik penelitian
Penelitian ilmiah harus mempergunakan metode dan teknik
penelitian. Metode penelitian adalah seperangkat alat yang
tersusunsecara sistematis dan logis sedangkan teknik penelitian
adalah tata cara melakukan setiap langkah-langkah metode
penelitian. Metode dibedakan atas dua jenis yaitu sebagai berikut.
1) Metode kepustakaan
Metode kepustakaan meliputi metode deskriptif dan metode
komparatif. Metode deskriptif adalah untuk menganalisis dan
memaparkan data dengan apa adanya. Metode komparatif
adalah untuk membandingkan dua atau lebih
sumber data yang akan diteliti.
2) Metode analisis (lapangan)
Metode analisis atau lapangan meliputi:
Metode eksperimen : Di Laboratorium
Metode sensus : Angket
Metode survai : Wawancara
Metode studi kasus : Sampel/Perbandingan
Teknik analisis meliputi: (1) analisis kuantitatif, (2) analisis
kualitatif
f. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ialah objek penelitian atau tempat
penelitian dilaksanakan. Lamanya penelitian dapat dilakukan
dengan membuat rencana atau jadwal kegiatan penelitian.
g. Sumber Data
Suatu penelitian ilmiah harus menyajikan sekaligus
memaparkan sumber data. Sumber data ini merupakan bahan yang
diteliti. Jika penelitian ini berasal dari buku. Misalnya, novel,
majalah, surat kabar, tabloid, identitas sumber data tersebut harus
dicantumkan. Jika sumber data itu banyak dan beragam, dapat
digunakan sampel dan populasi.
Dalam sampel dapat diambil satu contoh data untuk
dijadikan bahan percobaan atau perhitungan, sedangkan populasi
adalah kumpulanseluruh data yang akan diteliti.
2. Kajian Teori
Bab ini berisikan uraian tentang teori-teori yang relevan dengan
masalah yang dibahas atau diteliti. Bisa saja, penelitian-penelitian
terdahulu dapat melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian
selanjutnya. Dalam bab ini, disertakan alasan-alasan yang logis.
Dengan demikian, penulis dapat menolak, menerima,
mempertanyakan, atau menguatkan teori yang sudah ada. Teori yang
dijadikan acuan hendaknya kepustakaan atau hasil penelitian yang
mutahir dengan berusia 5 tahun kebelakang, tetapi apabila teori lama
masih relevan, pendapat tersebut masih bisa dipakai.
3. Objek Penelitian
Dalam bab ini, dijelaskan keadaan lokasi penelitian atau objek
penelitian secara singkat (bergantung pada kebutuhan penelitian). Hal
hal yang perlu dijelaskan dalam bab ini yaitu (a) sejarah objek
penelitian, (b) struktruk organisasi, dan (c) kegiatan objek penelitian.
4. Pembahasan (Analisis Data)
Bab pembahasan data merupakan bab yang paling penting dalam
penulisan karya ilmiah karena dalam bab ini dilakukan kegiatan
analisis data, sintetis pembahasan, interpretasi penulis, pemecahan
masalah, dan penemuan pendapat baru yang diformulakan (bila ada).
Bab ini juga merupakan analisis atas pembatasan masalah dan tujuan
penelitian yang telah disebutkan pada bab pendahuluan. Oleh karena
itu, pembahasan ini harus konsisten dan relevan dengan bagian
sebelumnya.
5. Penutup
Bab penutup meliputi dua bagian yaitu simpulan dan saran.
a. Simpulan
Bab ini berisikan simpulan yang diperoleh dari penelitian
yang telah dilakukan. Simpulan ini adalah uraian seluruh analisis,
interpretasi, dan temuan mutahir yang telah dilakukan pada bab
analisis. Simpulan dapat pula dikatakan rangkuman atau analisis
data. Simpulan ini pun merupakan jawaban atas pembatasan
masalah dan tujuan penelitian.
b. Saran
Saran merupakan rekomendasi atas hasil penelitian untuk
menindaklanjuti penelitian selanjutnya. Saran dapat ditujukan
kepada penulis lain atau pembaca untuk mngambil kebijakan
selanjutnya.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap,
yaitu persiapan, pengumpulan data, pengorganisasian dan
pengonsepan, pemeriksaan/penyuntingan konsep, dan juga
penyajian/pengetikan.
b. Pada tahap persiapan harus diperhatikan pada hal pemilihan
topik/masalah, pembatasan topik dan penentuan judul, pembuatan
kerangka karya (outline).
c. Aspek yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah antara
lain: jenis dan ukuran kertas, margin pengetikan, pemenggalan kata,
cara membuat penomoran, cara mengutip dan teknik penulisan
kutipan, cara penulisan catatan kaki dan penulisan daftar pustaka.
d. Format penulisan karya ilmiah bagaian awal meliputi halaman sampul,
lembar logo, halaman judul, lembar persetujuan, lembar persetujuan
pembimbing, lembar persetujuan dan pengesahan. Abstrak. kata
pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
e. Bagian isi ini dibagi menjadi empat atau lima bagian, yaitu
sebagai berikut: pendahuluan, kajian teori, objek penelitian, analisis
data (pembahasan) dan penutup.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut hendaknya
sebagai seorang mahasiswa kita memperhatikan tata cara dan juga dasar-
dasar dalam penulisan karya ilmiah sehingga kita dapat
mempertanggungjawabkan hasil tulisan kita kepada banyak khalayak.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka.
Badudu, J.S. 1981. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta. Gramedia
Merisa, Desi. 2013. PENYUSUNAN KARYA ILMIAH. Ringkasan Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah Bagi Mahasiswa. http://www.artikelkomplit.com/2012/10/tata-cara-penulisan-karya-ilmiah.html. Diakses pada tanggal 21 September 2013.
Nur Tanjung, bahdin dkk, 2010. Pedoman Penulisan Karya ilmiah. Jakarta. Kencana.
Sudjan, nana. 2009. Tuntutan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung. Penerbit Sinar Baru Algensindo.