metode analisis air.docx
DESCRIPTION
Metode Analisis AirTRANSCRIPT
Metode Analisis Air
1. Metode Pengeringan / oven (thermogravimetri)
a. Metode Oven
Metode ini digunakan untuk semua bahan pangan kecuali produk yang
mengandung komponen senyawa “volatil” atau bahan yang mudah
menguap pada pemanasan 1000C.
Prinsip metode ini menigeringkan sampel dalam oven 100-1050C sampai
bobot konstan dan selisih bobot awal dan akhir dihitung sebagai kadar air.
Prosedurnya : bahan atau sampel ditimbang ± 1-5 g, lalu dioven beberapa
jam ± 4-6 jam, timbang, dioven kembali, dan ditimbang hingga konstan.
Bobot dianggap konstan apabila selisih penimbangan 0,2 mg.
Perhitungan : kadar air dapat dihitung, baik berdasarkan bobot kering “dry
basis” (DB) maupun bobot basah “wet basis” (WB).
Kadar air (%DB) = W3/W2 x 100
Kadar air (%WB) = W3/W1 x 100
Total bahan padat (%) = W2/W1 x 100
Ket :
- W1 = bobot sampel awal
- W2 = bobot sampel kering
- W3 = kehilangan berat / selisih bobot (g)
b. Metode Oven-Vakum
Metode ini dugunakan untuk bahan yang mengandung komponen yang
dapat terkomposisi pada suhu 1000C, atau relatif banyak mengandung
senyawa volatil.
Prinsip metode ini mengeringkan mengeringkan produk yang mudah
terkomposisi pada 1000C didalam suatu tempat yang dapat dikurangi
tekanan udaranya atau divakumkan. Proses berlangsung pada suhu dan
tekanan rendah
Prosedurnya dan perhitungan sama denga metode Oven. Namun,
penggunaan oven-vakum relatif sedikit dibandingkan dengan oven biasa
karena harganya relatif mahal.
2. Metode Destilasi (Thermovolumetri)
Metode destilasi digunakan untuk bahabn yang banyak mengandung
lemak dan komponen mudah menguap disamping air.
Prinsipnya menguapkan air bahan dengan cara destilasi menggunakan
pelarut “immytible”, kemudian air ditampung didalam tabung yang diketahui
volumenya. Pelarut yang digunakan mempunyai titik didih lebih besar dari
air tetapi mempunyai berat jenis (BJ) lebih kecil dari air. Contoh senyawa
yang dapat dijadikan pelarut yaitu : Toluen, Xylen, dan benzen.
Prosedur diawali dengan memberikan pelarut sebanyak kira-kira 750-100
ml pada sampel yang diperkirakan mengandung air 2-5ml. Campuran ini
kemudian dipanaskan hingga mendidih. Uap air dan pelarut diembunkan dan
ditampung didalam tabung. Air dan pelarut saling terpisah (air dibagian
bawah) dan dapat ditentukan volumenya berdasarkan skala pada tabung
penampung.
Metode destilasi mempunyai keuntungan, antara lain :
a. Dapat untuk menentukan kadar air bahan yang memiliki kendungan air
relatif kecil
b. Penentuan kadar air memerlukan waktu yang relatif singkat, yaitu sekitar 1
jam
c. Terjadinya oksidasi senyawa lipida senyawa lipida dan dekomposisi
senyawa gula dapat dihindari, sehingga penentuan kadar air cukup akurat.
3. Metode Kimiawi
a. Metode Karl Fischer
Metode ini dapat digunakan untuk pengukuran kadar air pada bahan berupa
cairan, tepung, madu, dan beberapa produk kering. Metode ini
menggunakan reagen Karl Fischer yang terdiri dari SO2, piridin, dan iodin.
Prinsip melakukan titrasi sampel dengan larutan iodin dalam metanol dan
piridin. Jika masih ada air didalam bahan maka Iodin akan bereaksi, tetapi
bila air habis maka iodin
akan bebas.
Perhitungan : kadar air = 0,4 F (V1-V2) / W1
Keterangan :
- W1 : berat sampel (g)
- V1 : volume pereaksi karls fischer untuk titrasi sampel (ml)
- V2 : volume pereaksi untuk titrasi blanko (ml)
- F : faktor standarisasi pereaksi
- 0.4 : ekivalen air pereaksi
b. Metode Kalsium Karbida
Metode ini berdasarkan atas reaksi antara kalsium karbida dengan air
menghasilkan gas asetilin. Jumlah asetilin yang terbentuk dapat diukur
dengan beberapa cara, antara lain :
- Selisih bobot campuran bahan sebelum dan sesudah reaksi.
- Menampung dan mengukur volume gas asetili dalam tabung tertutup.
- Mengukur tekanan gas asetilin jika reaksi dilakukan pada ruang tertutup.
c. Metode Asetil Klorida
Metode ini di gunakan untuk bahab-bahan yang berupa minyak, mentega,
margarin, rempah-rempah, dan beberapa bahan berkadar air rendah.
Metode ini berdasarkan atas reaksi antara asetil klorida dengan air
menghasilkan asam yang akan dititrasi dengan basa.
4. Metode Fisis
a. Berdasarka tetapan dielektrikum
b. Berdasarkan daya hantar dan resistansi listrik
c. Berdasarkan resonansi nuklir magnetik atau “nuclear magnetic resonance”
(NMR)
Pengukuran Nilai AW Bahan
1. Keseimbangan Air
Aw = ERH / 100
Ket : ERH = Equillibrium Relative Humidityy (kelembapan relatif seimbang)
2. Hukum Raoult
Aw = Mw/ Mw+ Ms
Ket :
- Mw : jumlah mol
- Ms : jumlah mol zat terlarut
3. Cara Tidak Langsung
Berdasarkan air yang terserapa dalam kertas saring kering dalam suatu
wadah atau ruang yang berisi bahan yang diukur Aw-nya.
Analisis Kadar Total Padatan Terlarut
Padatan terlarut merupakan suatu bahan yang kadar airnya sudah
dihilangkan dan yang tersisa hanya berbagai komponen. Komponen itu yang
akan di hitung sebagai padatan. Alat yang dugunakan adalah refraktrometer
Abbe.
Prosedurnya : timbang bahan 10 g sampel yang telah dihomogenkan
tambahkan 75 ml air, diaduk dengan pengaduk magnetik selama 3 menit,
kemudian disaring dengan kertas saring, sedangakan filtratnya ditampung
dalam labu ukur 100 ml, dan sisa padatan pada kertas saring dicuci dengan
air sampai volume filtrat mencapai 100ml. Sampel dipipet dan diletakkan
direfrakto ditutup dan kadar total padatan terlarut dapat dibaca pada skala.
Hasil perkalian yang terbaca pada skala dengan faktor pengencerannya
merupakan kadar total padatan terlarut dalam sampel.