metode analisis gravimetri

20
LEMBAR PENGESAHAN Laporan Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik dengan judul “Analisis Gravimetri” yang disusun oleh : Nama : Awaluddin NIM : 60500114019 Kelompok : II (Dua) telah diperiksa oleh Asisten/Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima. Samata, Desember 2015 Koordinator Asisten Asisten Nurrun Qaizul Mardyah Moh. Ikhsanuddin DG.M NIM : 60500112047 NIM : 60500113008 Mengetahui, Dosen Penanggung Jawab Sjamsiah, S.Si., M.Si., Ph.D. NIP: 19680722 19980 2 2001

Upload: awal-rahmad

Post on 16-Apr-2017

1.473 views

Category:

Education


30 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Analisis Gravimetri

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik dengan judul “Analisis

Gravimetri” yang disusun oleh :

Nama : Awaluddin

NIM : 60500114019

Kelompok : II (Dua)

telah diperiksa oleh Asisten/Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima.

Samata, Desember 2015

Koordinator Asisten Asisten

Nurrun Qaizul Mardyah Moh. Ikhsanuddin DG.M NIM : 60500112047 NIM : 60500113008

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab

Sjamsiah, S.Si., M.Si., Ph.D.

NIP: 19680722 19980 2 2001

Page 2: Metode Analisis Gravimetri

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Analisis kuanlitatif merupakan metode analisis untuk menentukan jumlah

atau banyaknya zat atau untuk mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang

menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki

satuan tertentu. Berdasarkan kuantitas analit yang ingin ditetapkan, analisis dapat

digolongkan dalam tiga kategori, yaitu analisis makro, analisis semi mikro dan

analisis mikro, analisis makro bila kadarnya besar, misalnya dalam orde gram,

mikro bila kadar analitnya sangat kecil, seperti orde mg dan ppm (Chadijah, 2012:

3-4).

Analisis gravimetri atau analisis kuantitatif berdasarkan bobot adalah

proses isolasi serta penimbangan suatu unsure atau suatu senyawaan tertentu dari

unsur tersebut dalam bentuk yang semurni mungkin. Unsur atau senyawaan itu

dipisahkan dari suatu porsi zat yang sedang diselidiki. Sebagian besar

penetapan-penetapan pada analisis gravimetrik tersebut menyangkut perubahan

unsur atau radikal yang akan di tetapkan menjadi sebuah senyawaan yang murni

dan stabil, yang dapat dengan mudah diubah menjadi suatu bentuk yang sesuai

untuk di timbang. Lalu bobot unsur atau radikal itu dengan mudah dapat dihitung

dari pengetahuan kita tantang rumus senyawaannya serta bobot ataom unsur-unsur

penyusunnya (bassett, dkk., 2013: 472).

Analisis gravimetri telah banyak diaplikasikan untuk analisis kation dari

unsur-unsur yang terdapat dalam sistem periodik. Metode analisis juga dapat

digunakan untuk analisis kuantitatif bahan organik tertentu seperti kolesterol pada

careal dan laktosa pada susu. Kolesterol sebagai steroid alkohol dapat diendapkan

Page 3: Metode Analisis Gravimetri

2

secara kuantitatif dengan saponin organik yang disebut digitonin (Chadijah, 2012:

211).

Berdasarkan uraian tersebut maka dilakukan percobaan tentang analisis

gravimetri untuk menentukan kadar air hablur dalam garam anhidrat dan kadar

tembaga dalam garam terusi.

B. Rumusan masalah

Adapun rumusan masalah pada perconaan ini yaitu:

1. Berapa kadar air habrul dari garam hidrat?

2. Berapa kadar tembaga (Cu) dalam garam terusi?

C. Tujuan percobaan

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu:

1. Untuk menentukan kadar air habrul dari garam hidrat

2. Untuk menentukan kadar tembaga (Cu) dalam garam terusi

Page 4: Metode Analisis Gravimetri

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Analisis kuantitatif

Analisis kuanlitatif merupakan metode analisis untuk menentukan jumlah

atau banyaknya zat atau untuk mengetahui kuantitas dari setiap komponen yang

menyusun analit. Analisis kuantitatif menghasilkan data numerik yang memiliki

satuan tertentu. Metode analisis kuantitatif umumnya melibatkan prose kimia dan

proses fisika. Analisis kuantitatif yang elibatkan proses kimia seperti gravimetri

dan volumerti. Analisis kuantitatif yang melibatkan proses fisika umumnya

menggunakan prinsip interaksi materi dengan energi pada proses pengukurannya.

Metode ini umumnya manggunakan peralatan yang modern sperti polarimeter,

spektrofotometer sehingga sering dikenal dengan analisis instrumen (Chadijah,

2012: 3).

Analisis kuantitatif berkaitan dengan penetapan berapa banyak suatu zat

tertentu dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, yang seringkali

dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun entah sebagian kecilatau

sebagian besar sampel yang dianalisis. Jika zat yang dianalisis (analit) tersebut

menyusun lebih dari sekitar 1% dari sampel, maka analit ini dianggap sebagai

konstituen utama. Zat itu dianggap konstituen minor jika jumlahnya berkisar

antara 0,01 hingga 1% dari sampel. Terakhir, suatu zat yang hadir hingga kurang

dari 0.01% dianggap sebagai konstituen perunut (trace) (Day dan Underwood,

2002: 2).

Page 5: Metode Analisis Gravimetri

4

B. Metode Gravimetri

Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur

atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri

meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat

segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur

dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom-atom unsur-unsur yang

menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang dikandung dilakukan

dengan beberapa cara, seperti: metode penengedapan, metode penguapan, metode

eleoktroanalisis atau berbagai macam metode lainnya. Pada prakteknya, dua

metode pertama yang penting. Metode gravimetri memakan waktu cukup lama,

adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila perlu faktor-faktor koreksi

dapat digunakan (Rusdiman, 2010: 288).

Menurut Chdijah (2012: 201) metode gravimetri untuk analisis kuantitatif

didasarkan pada stoikiometri reaksi pengendapan, yang secara umum dinyatakan

dengan persamaan:

aA + pP → AaPp

dimana “a” adalah koefisien reaksi setara dari tekanan analit (A) dan “p” adalah

koefisien reaksi setara dari reaktan pengendap (P) dan aApP adalah rumus

molekul dari zat kimia hasil reaksi yang tergolong sulit larut (mengendap) yang

dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah proses pencucian dan pengeringan.

Penambahan reaktan pengendap P umumnya dilakukan secara berlebih agar

dicapai proses pengendapan yang sempurna (Chadijah, 2012: 201).

Menurut Chadijah (2012: 201), Agar penetapan kuantitas analit dalam

metode gravimetri mencapai hasil yang mendekati nilai sebenarnya, harus

dipenuhi dua kriteria berikut:

Page 6: Metode Analisis Gravimetri

5

1. Proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya

berlangsung sempurna.

2. Endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan

memiliki tingkat kemurnian yang tinggi tidak bercampur dengan zat

pengotor.

C. Proses Pengendapan

Dasar yang paling penting dalam analisis gravimetri adalah bahan yang

akan ditetapkan endapannya dari suatu larutan dalam bentuk yang sulit larut,

sehingga tak terjadi kehilangan yang berarti bila endapan dipisahkan dengan

penyaringan dan ditimbang (Bessett, dkk., 1994: 472).

Pengendapan dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses

pemisahannya, misalnya Ag diendapakan sebagai AgCl, dikeringkan pada suhu

130oC kemudian ditimbang sebagai AgCl, kemudian dibakar dan ditimbang.

Aspek yang perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah endapannya

mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara filtrasi.

Kedua, secara fisik endapan sedemikian rupa, sehingga mudah dipisahkan dari

larutannya dengan filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor, ukuran

partikelnya cukup besar serta endapat dapat diubah menjadi zat murni dengan

komposisi kimia tertentu (Rusdiman, 2010: 288).

Secara umum pengendapan terjadi melalui dua proses. Proses pertama

terbentuknya zarah-zarah yang sangat kecil (1-100 nm) yang disebut inti

sedangkan proses kedua inti-inti tersebut tumbuh menjadi zarah-zarah yang lebih

besar. Dalam gravimetri endapan yang diinginkan ialah endapan hablur kasar

karena endapan ini mudah disaring dan dicuci karena luas endapan hablur kasar

itu lebih kecil daripada hablur halus, maka endapan hablr kasar ini lebih sedikit

mengandung kotoran. Untuk memperoleh endapan hablur kasar tersebut, ukuran

Page 7: Metode Analisis Gravimetri

6

yang sangat penting untuk diperhatikan dalam proses pengendapan adalah

kelewatjenuhan nisbi (R) yang dirumuskan dengan persamaan berikut:

R = ( ) . . . .. . .. . . . . . . .. . . . . . … . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . (2.1)

disini R= kelewatjenuhan nisbih, Q= konsentrasi molar larutan setelah

dicampur, tetapi belum timbul edapadan dan S= kelarutan molar endapan

(Chadijah, 2012: 203).

Secara umum pengendapan dilakukan pada larutan yang panas sebab

kelarutan bertambah dengan bertambahnya temperatur. Pengendapan dilakukan

dalam larutan encer yang ditambahkan pereaksi perlahan-lahan dengan

pengadukan yang teratur, partikel yang terbentuk lebih dahulu berperan sebagai

pusat pengendapan. Untuk memperoleh pusat pengendapan yang besar suatu

reagen ditambahkan agar kelarutan endapan bertambah besar (Rusdiman, 2010:

288).

D. Mekanisme pembentukan endapan

Menurut Chadijah (2013: 205-207), beberapa mekanisme pembentukan

endapan yaitu:

1. Terbentuknya endapan dimulai dari terbentuknya larutan lewat jenuh

(Super Saturated Solution).

2. Nukleasi, sejumlah partikel (ion, atom atau molekul) membentuk inti

mikroskopik dari fasa padat, semakin tinggi derajat lewat jenuh, semakin

besar laju nukleasi. Pembentukan nukleasi dapat secar langsung atau

dengan induksi.

3. Kompetisi nukleasi dan particle growth. Begitu suatu nukleasi terbentuk,

ion-ion lain tertarik sehingga membentuk partikel besar yang dapat

disaring.

Page 8: Metode Analisis Gravimetri

7

4. Pada awalnya hanya terdapat sangat sedikit Cl- bebas didalam larutan

disebabkan Ag+ berlebih.

5. Lapisan terluar dari endapan yang mengandung kedua ion cenderung

untuk menarik Ag+ ke lapisan primer.

6. Ukuran koloid dapat ditingkatkan dengan pemanasan, pengadukan dan

penambahan elektrolit. Proses mengubah koloid sehingga dapat disaring

disebut koagulasi atau aglomerasi.

E. Pemisahan Endapan

Pemisahan endapan dari suatu larutan tidak selalu menghasilkan zat murni.

Kontaminasi endapan oleh zat lain yang larut dalam pelarut tersebut disebut

kopresipitasi. Hal ini berhubungan dengan absorsi pada permukaan partikel dan

terperangkatnya (oklusi) zat asing selama proses pertumbuhan Kristal dari partikel

primernya. Absorsi banyak terjadi pada endapan gelatin dan sedikit pada endapan

mikrokristal (Rusdiman, 2010: 290).

Endapan dalam analisis gravimetri biasanya dikumpulkan dengan

penyaringan cairan induknya melalui kertas saring atau alat peyaring dari kaca

mesir. Kertas saring ini dibuat dari selulosa yang sangat murni, sehingga jika

dibakar hanya meninggalkan sisa abu yang sangat sedikit. Lazimnya kertas saring

itu dibagi atas tiga klompok yaitu kertas saring berpori besar, sedang dan kecil.

Pemilihan kertas saring itu tergantung pada sifat endapan yang akan disaring.

Sebaliknya, alat penyaring dari kaca masir digunakan bila endapan yang disaring

tidak akan dipijarkan setelah penyaringan, tetapi hanaya dikeringkan saja. Selain

dengan penyaringan endapan dapat pula dipisahkan dengan cara pengendap

tuangkan. (Chadijah, 2013: 208).

Proses pemisahan endapan akan tertinggal sebagai sisa-sisa cairan induk

dan kotoran dalam suatu larutan yang kemudian harus dicuci setelah disaring.

Page 9: Metode Analisis Gravimetri

8

Pencucian akan berhasil jika dilakukan berulang-ulang dengan pemakaian sedikit

demi sedikit cairan pencuci. Pencucian dilanjutkan terus sampai ion pengotor

telah hilang sama sekali. Hilangnya ion pengotor ditandai dengan hasil negatif

pada pengujian cairan pencuci dengan pereaksi yang cocok (Chadijah, 2013; 208).

F. Perhitungan Gravimetri

suatu endapan dalam prosedur gravimetri ditimbang dan dari harga ini

berat analit dalam contoh dihitung. Persentase analit A adalah:

%A = % . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.2)

Untuk menghitung berat analit dari berat endapan kering perlu memperhatikan

faktor gravimetri. Faktor grvimetri didefinisikan sebagai jumlah berat analit dalam

1 gram berat endapan. Hasil kali dari berat endapan. Hasil kali dari berat endapan

P dengan faktor gravimetri sama dengan berat analit. Berat analit A = berat

endapan P x faktor gravimetri, sehingga:

%A = % . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.3)

faktor gravimeti dapat dihitung bila rumus kimia analit dari endapan diketahui

dengan tepat (Chadijah, 2012: 209).

G. Aplikasi Gravimetri

Analisis gravimetri telah banyak diaplikasikan untuk analisis kation dari

unsur-unsur yang terdapat dalam sistem periodik. Metode analisis juga dapat

digunakan untuk analisis kuantitatif bahan organik tertentu seperti kolesterol pada

careal dan laktosa pada susu. Kolesterol sebagai steroid alkohol dapat diendapkan

secara kuantitatif dengan saponin organik yang disebiut digitonin (Chadijah,

2012: 211).

Page 10: Metode Analisis Gravimetri

9

Page 11: Metode Analisis Gravimetri

9

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat

Hari/Tanggal : Selasa-Jum’at/ 15-18 Desember 2015

Waktu : 13.00-16.00 WITA

Tempat : Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Sains dan

Teknologi UIN Alauddin Makassar

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca analitik, tanur,

oven, desikator, labu takar 50 mL, gelas kimia 100 mL, 300 mL dan 400 mL,

erlenmeyer 250 mL, pipet volume 25 mL, pipet skala 1 mL, 10 mL dan 25 mL,

tabung reaksi, pipet tetes, spatula, corong, batang pengaduk, gelas arloji dan

cawan porselin, gegep kayu dan besi.

2. Bahan

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquades (H2O),

aluminium, kertas saring, larutan asam klorida (HCl) 4 N, larutan asam sulfat

(H2SO4) 2 N, larutan natrium hidroksida (NaOH) 2 N, tembaga (II) sulfat

(CuSO4.xH2O) dan tissu.

Page 12: Metode Analisis Gravimetri

10

C. Prosedur Kerja

1. Penentuan Kadar Air Hablur dalam Garam Hidrat

Membersihkan cawan porselin, kemudian menimbang bobot kosong

cawan porselin sebelum di oven dan di desikator. Kemudian memasukkan ke

dalam oven selama 10 menit pada suhu 105oC, lalu memasukkan ke dalam

desikator selama 5 menit. Menimbang bobot kosong cawan porselin setelah di

oven dan didesikator. Kemudian memasukkan CuSO4 ke dalam cawan porselin

lalu timbang sebanyak 0,5002 g. Memasukkan ke dalam oven selama 1 jam dan

memasukkan ke dalam desikator selama 30 menit. Kemudian menimbang sampel

dengan cawan porselin. Setelah itu masukkan lagi ke dalam oven selama 30 menit

dan dalam desikator selama 15 menit, lalu timbang lagi. Mengoven lagi selama 15

menit dan desikator selama 5 menit, kemudian timbang. Kemudian lakukan poses

tersebut sampai mendapat bobot konstan.

2. Penentuan kadar Tembaga (Cu) dalam Garam Terusi

Menimbang bobot kosong cawan porselin dengan menggunakan neraca

analitik. Setelah itu, menimbang 0,5003 gr CuSO4 lalu melarutkannya dengan 100

mL aquades. Kemudian memasukkannya ke dalam labu takar 100 mL dan

menghimpitkannya samapi tanda batas. Setelah itu, menambahkan H2SO4 sampai

larutan tersebut berwarna biru. Kemudian memanaskannya sampai mendidh di

lemari asam lalu menambahkannya dengan NaOH sampai terbentuk endapan

hitam. Setelah itu, mendiamkannya sampai larutan tersebut menjadi dingin.

Kemudian menyaring endapan tersebut dengan menggunakan kertas saring

dengan filtratnya dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Setelah itu, membilas gelas

kimia sebanyak 3 kali. Kemudian, memasukkan filtrat bilasan terakhirnya ke

dalam dua buah tabung reaksi sedangkan endapannya didiamkan sampai kering.

Memasukkan 5 tetes HCl pada tabung reaksi I dan memasukkan 2 mL BaCl2 ke

dalam tabung reaksi II. kemudian memanaskan aquades dan memasukkan kedua

Page 13: Metode Analisis Gravimetri

11

tabung reaksi ke dalam penangas tersebut dan memanaskannya sampai mendidih.

Setelah itu, menuangkan isi tabung reaksi II ke dalam tabung reaksi I dan lihat

apakah larutan jernih atau tidak. Apabila sudah jernih maka melanjutkannya

dengan melipat kertas saring yang berisi endapan lalu memasukkannya ke dalam

cawan porselin. Setelah itu, membakar endapan tersebut dengan menggunakan

hotplate sampai menjadi abu. Kemudian memasukkannya ke dalam tanur selama

2,5 jam pada suhu 500oC lalu mendiamkannya sampai tanur menjadi dingin.

Kemudian memasukkan endapan tersebut ke dalam desikator selama 15 menit.

Kemudian menimbang hasil endapan tersebut dengan menggunakan neraca

analitik.

Page 14: Metode Analisis Gravimetri

11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Penentuan Kadar Air-Hablur dalam Garam Anhidrat

Cawan porselin kosong , oven selama 10 menit dan desikator

selama 5 menit setelah dioven , 0,5002 gram CuSO4. 5H2O

padatan , padatan padatan , padatan

padatan , padatan padatan , padatan

padatan , padatan dengan bobot konstan.

2. Penentuan Kadar Tembaga (Cu) dalam Garam Terusi 0,5003 gram CuSO4. 5H2O

dalam 100 mL aquades

beberapa tetes H2SO4 dalam 100 mL aquades

NaOH

terdapat endapan hitam dan H2O

endapan

arang

, abu

, .

B. Reaksi

CuSO4. 5H2O → CuSO4 + 5H2O

CuSO4 + 2 NaOH → Cu(OH)2 + Na2SO4

Cu(OH)2 → CuO + H2O ↑

Page 15: Metode Analisis Gravimetri

12

C. Analisis Data

1. Penentuan Kadar Air-Hablur dalam Garam Anhidrat

Bobot Kosong cawan = 73,3469 gr

Bobot Cawan setelah pemijaran = 73,3641 gr

Bobot cawan + sampel sebelum pemijaran = 73,8643 gr

Bobot Cawan + sampel setelah pemijaran = 73,7042 gr

Bobot sampel sebelum pemijaran = 0,5002 gr

Bobot sampel setelah pemijaran = 0,3401 gr

BM CuSO4 = 161,43 g/mol

BM H2O = 18 g/mol Bobot sampel sebelum pemijaran

BM CuSO4. xH2O = Bobot sampel setelah pemijaran

BM CuSO4

0,5002 gr

161,43 gr/mol + x 18 g/mol = 0,3401 gr

161,43 g/mol

80,7472 gr/mol . gr = 54,9023 gr/mol . gr + x 6,1218 gr

x 6,1218 gr = 25,8449 gr/mol . gr

x = , / .,

x = 4,2217 mol

2. Penenetuan Kadar Tembaga (Cu) dalam Garam Terusi

Bobot CuSO4.5H2O = 0,5003 gr

Page 16: Metode Analisis Gravimetri

13

Bobot sampel setelah pemijaran = 0,4671 gr

BM Cu = 63,5 gr/mol

BM CuO = 79,5 gr/mol

Faktor geometrik = = , /

, /

= 0,7987

Jadi, kadar Cu adalah

Kadar Cu = x 100%

= , , , x 100%

= 0,7456 x 100%

=74,56 %

2. Pembahasan

Analisis gravimetri merupakan suatu cara analisis kuantitatif dengan

penimbangan berat zat setelah diperlakukan sedemikian rupa sehinnga zat tersebut

diketahui rumus molekulnya secara pasti dan berada dalam keadaan stabil. Pada

percobaan ini bertujuan untuk menetukan kadar air hablur dan kadar Cu dalam

garam terusi.

Pertama yaitu menentukan kadar air hablur yang terdapat di dalam CuSO4.

Percobaan ini diawali dengan menimbang berat kosong cawa porselin, hal ini

dilakukan untuk mengetahui bobot kosong dari cawan. Selanjutnya memasukkan

cawan ke dalam oven selama 10 menit pada suhu 1050C. Hal ini bertujuan agar

cawan kering kemudian dimasukkan ke dalam desikator. hal ini berfungsi untuk

mendinginkan cawan dan menghilangkan kadar air yang terdapat dalam cawan,

hal ini dapat terjadi karena dalam desikator terdapat selika gel yang dapat

menyerap air. Kemudian menimbang kembali bobot cawan untuk mengetahui

Page 17: Metode Analisis Gravimetri

14

bobot cawan setelah pemanasan. Setelah itu, menimbang tembaga (II) sulfat

(CuSO4) sebanyak 0,5002 gr kemudian memasukkannya ke dalam oven dan

mendesikatornya. Hal ini bertujuan agar kadar air yang terdapat di dalam CuSO4

hilang. Hal ini tentu dapat terjadi karena silica gel yang berperan sebagai zat yang

dapat menyerap air yang terdapat pada sampel yang dimasukkan ke dalam

desikator. Setelah itu, menimbang kembali bobotnya lalu mengovennya lagi

selama 30 menit dan mendesikatornya lagi. Percobaan ini terus diulangi sampai

mendapatkan bobot konstan. Hal ini bertujuan agar tingkat kesalahan yang

semakin kecil, artinya tingkat ketelitian dari hasil yang diperoleh besar. Adapun

kadar air hablur yang diperoleh adalah 4,2217 mol. Percobaan kedua yaitu

penentuan kadar Cu yang terdapat di dalam garam terusi. Percobaan ini diawali

dengan menimbang 0,5003 gr CuSO4 kemudian melarutkannya dengan

menggunakan aquades. Setelah itu, memasukkan H2SO4 ke dalam larutan. Hal ini

bertujuan untuk memberikan suasan asam pada larutan. Setelah itu, memanaskan

larutan tersebut lalu ditambahkan dengan NaOH. Hal ini bertujuan untuk

mengendapakan Cu yang terdapat dalam larutan. Setelah itu, mendinginkan

larutan kemudian menyaring endapannya dan membilas gelas kimia sebanyak 3

kali dan menyaringnya lagi. Setelah itu, memasukkan filtratnya ke dalam dua

buah tabung reaksi lalu memasukkan HCl pada tabung I sedangakan untuk tabung

II dimasukkan BaCL2. Kemudian memanaskannya diatas penangas. hal ini

bertujuan untuk menguji apakah larutan sudah bebas dari sulfat dan basa berlebih

atau tidak. Hal ini dapat dilihat pada saat mencampur larutan pada tabung II ke

tabung I, apabila larutannya bening maka menandakan bahwa larutan tersebut

sudah bebas dari basa berlebih dan sulfat dan apabila masih keruh maka harus

diulang kembali. Setelah itu, mendinginkan dan mengeringkan endapan kemudian

membakar endapan tersebut dengen menggunakan penangas air. Hal ini bertujuan

Page 18: Metode Analisis Gravimetri

15

agar mengurangi kadar air yang terdapat dalam endapan dan mempermudah

proses pengabuan. Setelah itu, memasukkan arang dari endapan ke dalam tanur

selama 2,5 jam. Kemudian mendinginkannya lalu menimbang bobot Cu atau

tembaganya. Berdasarkan hasil percobaan dan analisis data, maka kadar Cu yang

diperoleh adalah 74,56%.

Page 19: Metode Analisis Gravimetri

11

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat

disimpulkan bahwa kadar air habrul dari garam hidrat yaitu 4,2217 mol dan kadar

tembaga (Cu) dalam garam terusi yaitu 74,56%.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan yaitu untuk analisis gravimetri

selanjutnya sebaiknya menggunakan metode pengendapan dengan menggunakan

AgCl sebagai endapannya.

Page 20: Metode Analisis Gravimetri

DAFTAR PUSTAKA Bessett J.dkk., Vogel’s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis Including

Elementary Instrumental Analysis. Terj. Hadyana Pudjaatmaka dan L. Setiono. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1994.

Chadijah, Sitti. Dasar-Dasar Kimia Analitik. Makassar: Alauddin University

Press. 2012. Day, Jr dan Underwood. Quantitative Analysis. terj. Hilarius Wibi dan Lemeda

Simarmata. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga, 1996.

Rusdiman. Kimia Dasar Analitik. Makassar: AIGI. 2010. Svehla. Textbook Of Makro and Semimicro Qualitative Inorganik Analysis. Terj.

Setiono dan Hadyana Pudjaatmaka. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: Kalman Media Pustaka. 1985