laporan praktikum fisiologi hewan air.docx

Upload: yohanes-roy-satria

Post on 09-Oct-2015

254 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    1/31

    LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

    Pengaruh Perubahan Suhu Panas Media Air terhadap Membuka dan Menutup

    Opeculum Benih Ikan Mas

    Ditujukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum

    Disusun oleh :

    Muhamad Akmal Rizkifar 230210130034

    Dini Widia Lestari 230210130035

    Yohanes Roy Satria 230210130036

    PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

    FAKULTAS PERIKAN AN DAN ILMU

    KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATIN ANGOR

    2014

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    2/31

    ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan

    Laporan Praktikum ini dengan baik namun tidak luput dari kesalahan. Laporan

    Praktikum ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Praktikum FISIOLOGI HEWAN

    AIR.

    Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan

    pengalaman bagi para pembaca, sehingga skami dapat memperbaiki bentuk maupun

    isi laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

    Lapora praktikum ini masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu kami

    berharap kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat

    membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

    Jatinangor, Oktober 2014

    Penyusun

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    3/31

    iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

    DAFTAR ISI .............................................................................................................................iii

    BAB I ........................................................................................................................................ 1

    PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1

    1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 2

    1.3 Manfaat ..................................................................................................................... 2

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 3

    2.1 SPESIES ................................................................................................................... 3

    2.2 HABITAT ................................................................................................................. 5

    2.3 PERKEMBANGBIAKAN........................................................................................ 6

    2.4 SISTEM PERNAFASAN IKAN .............................................................................. 6

    Sistem Pernapasan Ikan .................................................................................................... 7

    2.5 Kebiasaan Makan .................................................................................................... 22

    2.6 SUHU...................................................................................................................... 23

    BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ............................................................................... 24

    3.1 Waktu dan Tempat ........................................................................................................ 24

    3.2 Alat dan Bahan .............................................................................................................. 24

    Alat.................................................................................................................................. 24

    Bahan .............................................................................................................................. 25

    3.3 Prosedur Kerja .............................................................................................................. 27

    3.3.1 Prosedur Kerja untuk S uhu Panas......................................................................... 27

    3.3.1 Prosedur Kerja untuk S uhu Dingin ....................................................................... 28

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 22

    4.1 HASIL PENGAMATAN ........................................................................................ 22

    4.1.1 TABEL HASIL PENGAMATAN KELOMPOK........................................... 22

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    4/31

    iv

    4.1.2 TABEL HASIL PENGAMATAN DATA 1 KELAS..................................... 23

    4.2 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 25

    4.2.1 PEMBAHASAN DATA KELOMPOK.......................................................... 25

    4.2.2 PEMBAHASAN DATA KELAS ................................................................... 28

    BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 29

    5.1 KESIMPULAN ....................................................................................................... 29

    5.2 SARAN ................................................................................................................... 29

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 30

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    5/31

    v

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    6/31

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Ikan merupakan hewan bersifat poikiolotermik, suhu tubuhnya

    mengikuti suhu lingkungan. Bagi Hewan Akuatik, suhu media air merupakan

    faktor pembatas, oleh karena itu perubahan suhu media air akan mempengaruhi

    kandungan oksigen terlarut, yang akan berakibat pada laju pernafasan dan laju

    metabolisme hewan akuatik tersebut.

    Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup

    di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata

    yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di

    seluruh dunia. F isiologi ikan mencakup proses osmoregulasi, sistem

    sirkulasi, sistem respirasi, bioenergetik dan metabolisme, pencernaan,

    organ-organ sensor, sistem saraf, sistem endokrin dan reproduksi.

    Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-

    lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari

    insang berhubungan dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat

    dengan kapiler-kapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang

    filamen, dan tiap filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada

    filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler sehingga

    memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Insang pada

    ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang disebut operkulum,sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh operkulum.

    Insang tidak saja berfungsi sebagai alat pernapasan tetapi dapat pula

    berfungsi sebagai alat ekskresi garam- garam, penyaring makanan, alat

    pertukaran ion, dan osmoregulator. Beberapa jenis ikan mempunyai

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    7/31

    2

    labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan membentuk

    lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin

    ini berfungsi menyimpan cadangan O2 sehingga ikan taha n pada kondisi yang

    kekurangan O2.

    Mekanisme pernapasan pada ikan melalui 2 tahap, yakni inspirasi dan

    ekspirasi. Pada fase inspirasi, 02 dari air masuk ke dalam insang kemudian O2

    diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang

    membutuhkan. Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah

    dari jaringan akan bermuara ke insang dan dari insang diekskresikan keluar

    tubuh.

    1.2 Tujuan

    Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui prubahan suhu

    media air terhadap membuka dan menutup operculum benih ikan mas yang

    secara tidak langsung ingin mengetuhi laju pernafasan ikan tersebut.

    1.3 Manfaat

    Manfaat dari praktikum ini adaah dapat mengetahui prubahan suhu

    media air terhadap membuka dan menutup operculum benih ikan mas yang

    secara tidak langsung ingin mengetuhi laju pernafasan ikan tersebut.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    8/31

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 SPESIES

    Ikan Mas (karper, Common Carp) yang di kenal di Indonesia memiliki nama

    latin Cyprinus Carpio dari keluarga Cyprinid. Common Carp adalah strain asli Ikan

    Mas yang mendominasi keberadaan ikan ini di perairan. Ikan Mas dapat hidup sendiri

    maupun berkelompok di perairan tawar yang berlumpur.

    Bentuk badan Ikan Mas pada umumnya adalah agak gemuk dengan tubuhpanjang membulat pada bagian perut dan pipih di bagian ekor. Perbandingan panjang

    total dengan tinggi tubuhnya berkisar 2,3:1 hingga 3,5:1. Varian Common Carp ini

    dapat tumbuh lebih cepat terutama di kolam budidaya berarus sedang. Warna

    dominan pada tubuhnya coklat keemasan, varian warna lain pada ikan mas adalah

    kuning, merah, hitam, putih dan corak kombinasi dari warna-warna tersebut.

    Mulutnya dapat dilebarkan dengan struktur bibir lunak dan mempunyai dua pasang

    sungut. Bagian kepala tanpa sisik, sedangkan seluruh tubuh dipenuhi sisik agak besar.

    Varian lainnya adalah:

    1) Wild Carp, yang

    mempunyai bentuk tubuh langsing

    memanjang dengan pertumbuhan

    tubuh yang lebih lambat dan cocok dibudidayakan pada kolam budidaya

    berarus deras.

    2)

    Mirror Carp, dicirikan oleh baris sisik yang hanya ada di punggung, bagian

    tengah badan ikan sepanjang garis dorsal dan bagian perut.

    3) Leather Carp, nyaris seluruh tubuhnya tidak bersisik.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    9/31

    4

    4) Kumpay (slayer), yang

    semua sirip di tubuhnya lebih

    panjang dari varian lain.

    Pembudidayaan Ikan Mas sebagai ikan konsumsi telah lama dilakukan olehbangsa China sejak 400 tahun SM. Ikan yang berasal dari daratan Asia ini

    penyebarannya merata di daratan Asia, Eropa, sebagian Amerika Utara dan Australia.

    Campur tangan manusia dalam pemijahan telah melahirkan banyak ras-ras

    Ikan Mas. Ikan Mas yang di kenal sebagai Koi adalah juga Ikan Mas dengan variasi

    ornamen yang sederhana. Dan para pemijah yang mahir mampu mempertahankan

    indukan dari generasi ke generasi sehingga bentuk dan warna Koi turunannya tidak

    kembali seperti Ikan Mas (Common Carp).

    Pembudidayaan Ikan Mas di Jawa, Sumatra dan daerah lainnya di Indonesia

    dilakukan di empang, kolam budidaya modern, keramba apung pada danau atau

    waduk dan keramba air deras pada sungai. Untuk mempercepat pertumbuhan ikan

    mas pada kolam budi daya modern adalah dengan menggunakan sistem air deras.

    Berdasarkan literatur, Common Carp atau Ikan Mas dapat mencapai berat 40

    kg dengan panjang badan mencapai 3 meter. Ikan ini tumbuh menjadi dewasa dan

    memijah pada tahun ke tiga dan dapat hidup hingga 50 tahun. Namun di Indonesia

    Ikan Mas dengan berat diatas 10 kg sudah sulit ditemukan. Di Indonesia, Ikan Mas

    mempunyai nama khas sendiri berdasar bentuk, warna dan wilayah penyebarannya

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    10/31

    5

    seperti Karper, Lauk Mas, Mas Majalaya, Punten, Nyonya, Kaca, Kancra Domas,

    Kumpay, Lokal, dan lain sebagainya.

    Kini ikan mas menjadi salah satu spesis ikan air tawar yang paling populer

    dijadikan target pancing pada tempat-tempat khusus mancing atau yang biasa disebut

    kolam pemancingan.

    2.2 HABITAT

    kan Mas hidup di alam bebas pada sungai berarus tenang sampai sedang dan

    area perairan air tawar lainnya seperti danau, waduk dan situ. Ikan ini menempati

    perairan dengan kedalaman yang dangkal sampai sedang, dapat hidup dan

    berkembang biak dengan baik di wilayah perairan dengan ketinggian 150-600 meter

    dpl dengan suhu kisaran 25-30 C. Ikan Mas menyukai perairan hangat dengan warna

    air yang agak keruh yang banyak menyediakan pakan alami. Ikan Mas adalah ikan air

    tawar yang mampu hidup di air payau seperti tambak atau rawa-rawa di pesisir

    maupun muara sungai dengan kadar garam 25-30%.

    Tempat yang sangat ideal bagi Ikan Mas di perairan air tawar diantaranya

    adalah:

    1) Ceruk atau area kecil yang terdalam pada suatu dasar perairan.

    2) Sungai berair tenang yang terlindungi oleh rindangmya pepohonan.

    3) Pinggiran sungai yang dilengkapi obyek pelindung seperti pohon tumbang

    dan batu besar.

    4) Tepian danau yang dipenuhi tanaman air seperti teratai, tunjung, ganggang air

    dan lain-lain.

    Ikan Mas menyukai suatu tempat tertentu bukan hanya karena tersedianya

    banyak pakan alami tetapi juga adanya tumbuhan air yang berguna sebagai tempat

    memijah dan berlindung. Ikan Mas dapat beradaptasi dengan baik sehingga mampu

    hidup menyebar di perairan air tawar di seluruh pelosok Indonesia.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    11/31

    6

    Ketika mancing, tentunya para penggemar mancing ikan mas dapat dengan

    mudah menentukan titik hotspot mancing yang baik pada kolam pancing harian,

    kolam pancing lomba atau pada empang galatama.

    2.3 PERKEMBANGBIAKAN

    Seperti ikan-ikan lainnya, cara berkembang biak Ikan Mas adalah bertelur.

    Masa pijahnya (breeding season) bisa terjadi sepanjang tahun. Tetapi di perairan

    alami daerah tropis masa kawinnya adalah pada saat awal musim hujan di mana saat

    itu terjadi rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang oleh air.

    Sang Betina akan bertelur pada perairan dangkal dekat tumbuhan air yang

    tembus sinar matahari, telur-telurnya menempel pada dedaunan. Pada kondisi yang

    ideal dan bersuhu hangat, telur-telur tersebut akan menetas dalam 5 hingga 8 hari.

    Pada kolam budidaya, telur-telur yang menempel pada media pemijahan

    dipindahkan ke kolam lain agar didapat hasil yang maksimal. Hal ini dilakukan

    mengingat induk betina maupun induk jantan malas menjaga telur-telur tersebut.

    Setelah menetas, anak-anak ikan mas akan dibesarkan selama beberapa hingga

    menjadi layak konsumsi dengan berat lebih kurang 250 gram. Untuk pancingan

    biasanya adalah Ikan Mas yang telah mencapai berat 500 gram ke atas.

    2.4 SISTEM PERNAFASAN IKAN

    Hewan Vertebrata telah memiliki sistem sirkulasi yang fungsinya antara

    lain untuk mengangk ut gas pernapasan (O2) dari tempat penangkapan gas menuju

    sel-sel jaringan. Begitu pula sebaliknya, untuk mengangkut gas buangan

    (CO2) dari sel sel jaringan ke tempat pengeluarannya. Mekanisme

    pernapasan pada hewan Vertebrata beragam. S imaklah uraian di bawah ini agar

    Anda lebih memahami mekanisme pernapasan pada hewan Vertebrata khususnya

    ikan.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    12/31

    7

    Sistem Pernapasan Ikan

    Ikan bernapas menggunakan insang. Insang berbentuk lembaran- lembaran

    tipis berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dari insa ng

    berhubungan dengan air, sedang bagian dalam berhubungan erat dengan

    kapilerkapiler darah. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filamen dan tiap

    filamen mengandung banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat

    pembuluh darah yang memiliki ba nyak kapiler, sehingga memungkinkan O2

    berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar.

    Pada ikan bertulang sejati (Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup

    insang (operkulum), sedangkan pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes)

    insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas dengan insang, ada

    pula kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis), yaitu

    ikan paru-paru (Dipnoi). Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat

    pernapasan, tetapi juga berfungsi sebagai alat ekskresi garam- garam, penyaring

    makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator.

    a. Sistem Pernafasan Pada Ikan Bertulang Sejati

    Salah satu contoh ikan bertulang sejati yaitu ikan mas. Insang ikan mas

    tersimpan dalam rongga insang yang terlindung oleh tutup insang (operkulum).

    Perhatikan Gambar 7.16. Insang ikan mas terdiri dari lengkung insang yang

    tersusun atas tulang rawan berwarna putih, rigi- rigi insang yang berfungsi untuk

    menyaring air pernapasan yang melalui insang, dan filamen atau lembaran insang.

    F ilamen insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah

    muda karena mempunyai banyak pembuluh kapiler darah dan merupakan cabang

    dari arteri insang. Di tempat inilah pertukaran gas CO2 dan O2 berlangsung.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    13/31

    8

    Gas O2 diambil dari gas O2 yang larut dalam air melalui insang secara difusi.

    Dari insang, O2 diangkut darah melalui pembuluh darah ke seluruh jaringan tubuh.

    Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung. Dari jantung

    menuju insang untuk melakukan pertukaran gas. Proses ini terjadi secara terus-

    menerus dan berulang- ulang.

    Mekanisme pernapasan ikan bertulang sejati dilakukan melalui mekanisme

    inspirasi dan ekspirasi. Perhatikan Gambar 7.17.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    14/31

    A) Fase Inspirasi Ikan

    Gerakan tutup insang ke samping dan selaput tutup insang tetap menempel

    pada tubuh mengakibatkan ro ngga mulut bertambah besar, sebaliknya celah

    belakang insang tertutup. Akibatnya, tekanan udara dalam rongga mulut lebih

    kecil daripada tekanan udara luar. Celah mulut membuka sehingga terjadi

    aliran air ke dalam rongga mulut. Perhatikan gambar di samping.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    15/31

    B) Fase Ekspirasi Ikan

    Setelah air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup. Insang

    kembali ke kedudukan semula diikuti membukanya celah insang. Air dalam mulut

    mengalir melalui celah-celah insang dan menyentuh lembaran- lembaran insang.

    Pada tempat ini terjadi pertukaran udara pernapasan. Darah melepaskan CO2 ke

    dalam air dan mengikat O2 dari air.

    Pada fase inspirasi, O2 dan air masuk ke dalam insang, kemudian O2

    diikat oleh kapiler darah untuk dibawa ke jaringan-jaringan yang membutuhkan.

    Sebaliknya pada fase ekspirasi, CO2 yang dibawa oleh darah dari jaringan akan

    bermuara ke insang, dan dari insang diekskresikan keluar tubuh.

    2.5 Kebiasaan Makan

    Setiap hewan memiliki tingkah laku (behavior) yang berbeda-beda. Pada ikan,

    khususnya Ikan Mas, selain mengenal spesis, perkembangbiakan dan habitat maka

    kebiasaan makan (feeding habit) juga penting untuk diketahui, karena pengetahuan

    ini akan menjadi petunjuk bagi pemancing dalam menentukan umpan, mengetahui

    waktu makan, selera makan dan sebagainya.

    Ikan Mas masuk golongan omnivora dan sangat rakus. Ia gemar mengaduk-

    aduk dasar perairan untuk mencari makan. Makanan alaminya meliputi tumbuhan air,

    lumut, cacing, keong, udang, kerang, larva serangga dan organisma lainnya yang ada

    di perairan baik yang terdapat pada dasar perairan, pertengahan maupun permukaan

    air.

    Sedangkan pakan buatan diperkenalkan oleh manusia pada Ikan Mas di kolam

    budidaya, kolam pancing dan pada tempat-tempat dimana manusia membuang sisa

    makanan. Pakan buatan (umpan) dibuat manusia dengan cara meniru aroma atau

    bentuk dari pakan alami.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    16/31

    Cara makan ikan ini cukup unik yakni dengan membuka mulutnya lebar-lebar

    dan kemudian menyedot makanannya seperti alat penghisap. Jadi umpan berstruktur

    lembut dengan bentuk partikel kecil sangat cocok untuk Ikan Mas. Dalam kondisi

    nafsu makan yang tinggi, apapun yang dianggapnya makanan akan dihisap kemudian

    dicicipi dan yang bukan makanan akan dibuang dengan cara disemburkan. Tentunya

    pola makan ini merupakan petunjuk berharga bagi pemancing ikan mas, karena

    sangat membantu dalam pendeteksian sambaran menggunakan pelampung dan

    membantu dalam menentukan titik lontaran.

    Secara insting, Ikan Mas membutuhkan asupan makanan tambahan yang

    diperlukan tubuh untuk tumbuh dan berkembangbiak. Jadi selain rasa lapar,

    pemenuhan kebutuhan gizi dan protein juga akan merangsang nafsu makan Ikan Mas.

    Dan dipercaya bahwa makanan dengan kandungan protein tinggi memiliki aroma

    wangi yang khas. Sehingga umpan yang dibuat dari bahan campuran keju, susu, telur,

    mentega akan sangat cocok digunakan sebagai bahan umpan tambahan.

    Ikan Mas cenderung galak mencari makan di pagi hari saat sinar matahari

    menghangati perairan dan menjelang sore hari. Jadi saat-saat tersebut juga dapatmenjadi acuan kapan Ikan Mas mencari makan. Sedangkan beberapa faktor yang

    mempengaruhi pola makan Ikan Mas adalah kandungan oksigen pada air, tingkat

    keasaman, tingkat kejernihan air dan kondisi kesehatan ikan itu sendiri.

    2.6 SUHU

    Suhu merupakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Alat yang

    digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    17/31

    BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    3.1 Waktu dan Tempat

    Praktikum F isiologi Hewan Air dengan judul Pengaruh Perubahan S uhu terhadap

    Laju Gerakan Membuka dan Menutupnya Operculum Ikan Mas dilakukan pada :

    Waktu : Kamis, 09 Oktober 2014

    Tempat : Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu

    Kelautan Universitas Padjadjaran

    3.2 Alat dan Bahan

    Di dalam pelaksanaan praktikum ini digunakan alat-alat dan bahan berikut ini:

    Alat

    1. Beaker glass, sebagai tempat untuk pengamatan ikan mas

    2. Hand counter, sebagai alat untuk menghitung membuka dan menutupnya

    operculum ikan mas

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    18/31

    3. Stopwatch, sebagai alat untuk mengukur waktu pengamatan

    4. Termometer, sebagai alat untuk mengukur suhu air dalam pengamatan

    5. 2 toples/wadah sebagai tempat hidup ikan mas sebelum dan sesudah Pengamatan.

    Bahan

    1. Air bersih,digunakan sebagai media hidup ikan mas

    2. Air panas, digunakan untuk menaikkan suhu air dalam pengamatan

    3. Es batu, digunakan untuk menurunkan suhu air dalam pengamatan

    4. 3 ekor benih ikan mas, sebagai objek percobaan dalam pengmatan

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    19/31

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    20/31

    3.3 Prosedur Kerja

    3.3.1 Prosedur Kerja untuk S uhu Panas

    Dalam percobaan ini langkah- langkah ya ng harus diperhatikan antara lain :

    1.Siapkan sebuah beaker glass 1000 ml sebagai wadah perlakuan dan dua buah

    toples/wadah plastik sebagai tempat ikan yang belum dan yang sudah diamati.

    2.Ambil sebanyak 3 ekor benih ikan mas dari akuarium stok, lalu masukkan ke

    dalam salah satu toples/ wadah plastik yang telah diberi media air.

    3.Isi beaker glass dengan air secukupnya ( volumenya ), lalu ukur

    suhunya dengan termometer dan catat hasilnya.

    4. Pengamatan akan dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu :

    a. T1 = untuk suhu kamar (. 0,5 C)

    b. T2 = untuk suhu 3 C di atas suhu kamar

    5. Masukan satu persatu ikan uji ke dalam beaker glass yang sudah diketahuisuhunya (perlakuan a) kemudian hitung banyaknya membuka & menutup

    operculum ik an tersebut selama satu menit dengan menggunakan hand counter dan

    stop watch sebagai penunjuk waktu dan diulang sebanyak tiga kali untuk masing

    masing ikan. Data yang diperoleh dicatat pada kertas lembar kerja yang telah tersedia.

    6. Setelah selesai dengan ikan uji pertama dilanjutkan dengan ikan uji berikutnya

    sampai ke tiga ikan tersebut teramati. Ikan yang telah diamati dimasukkan ke dalam

    wadah plastik lain yang telah disediakan

    7. Setelah selesai dengan perlakuan a, dilanjutkan dengan perlakuan b dengan men

    gatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan

    dengan cara menambah air panas dari water bath sedikit demi sedikit.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    21/31

    Usahakan pada saat pengamatan berlangsung suhu air turun pada kisaran toleransi

    0,5 C.

    8. Data hasil pengamatan ditabulasi seperti tabel di hasil pengamatan

    3.3.1 Prosedur Kerja untuk S uhu Dingin

    Dalam percobaan ini langkah- langkah ya ng harus diperhatikan antara lain :

    1.Siapkan sebuah beaker glass 1000 ml sebagai wadah perlakuan dan dua buah

    toples/wadah plastik sebagai tempat ikan yang belum dan yang sudah diamati.

    2.Ambil sebanyak 3 ekor benih ikan mas dari akuarium stok, lalu masukkan ke

    dalam salah satu toples/ wadah plastik yang telah diberi media air.

    3.Isi beaker glass dengan air secukupnya ( volumenya ), lalu ukur

    suhunya dengan termometer dan catat hasilnya.

    4. Pengamatan akan dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu :

    a. T1 = untuk suhu kamar (. 0,5 C)

    b. T2 = untuk suhu 3 C di bawah suhu kamar

    5. Masukan satu persatu ikan uji ke dalam beaker glass yang sudah diketahui

    suhunya (perlakuan a) kemudian hitung banyaknya membuka & menutup

    operculum ik an tersebut selama satu menit dengan menggunakan hand counter dan

    stop watch sebagai penunjuk waktu dan diulang sebanyak tiga kali untuk masing

    masing ikan. Data yang diperoleh dicatat pada kertas lembar kerja yang telah tersedia.

    6. Setelah selesai dengan ikan uji pertama dilanjutkan dengan ikan uji berikutnya

    sampai ke tiga ikan tersebut teramati. Ikan yang telah diamati dimasukkan ke dalam

    wadah plastik lain yang telah disediakan

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    22/31

    7. Setelah selesai dengan perlakuan a, dilanjutkan dengan perlakuan b dengan men

    gatur suhu air pada beaker glass agar sesuai dengan suhu yang diinginkan

    dengan cara menambah es batu sedikit demi sedikit. Usahakan pada saat

    pengamatan berlangsung suhu air turun pada kisaran toleransi 0,5 C.

    8. Data hasil pengamatan ditabulasi seperti tabel di hasil pengamatan

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    23/31

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 HASIL PENGAMATAN

    4.1.1 TABEL HASIL PENGAMATAN KELOMPOK

    Tabel 1: Banyaknya bukaan operculum ikan mas pada suhu kamar (t = 25 C)

    IkanUlangan

    RataRataI II III

    1 112 132 154 133

    2 103 124 108 112

    3 130 134 132 132

    Rata-rata keseluruhan = 126

    Tabel 2: Banyaknya bukaan operculum ikan mas pada suhu kamar + 3

    o

    C (t = 28 C)

    IkanUlangan

    RatarataI II III

    1 239 238 221 233

    2 130 167 174 157

    3 177 207 192 192

    Rata-rata keseluruhan = 194

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    24/31

    Tabel 3: Banyaknya bukaan operculum ikan mas pada suhu kamar - 3oC (t = 22C)

    IkanUlangan

    RatarataI II III

    1 124 127 131 128

    2 97 95 99 97

    3 134 117 119 123

    Rata-rata keseluruhan = 116

    4.1.2 TABEL HASIL PENGAMATAN DATA 1 KELAS

    KELOMPOK SUHUIKAN KE

    1 2 3

    1

    25 C 156 118 139,7

    28 C 180 158 172,7

    22 C 123,3 115 125

    2

    23 C 136 126 137

    26 C 181 160 170

    22 C 115 113 117

    3

    25 C 123,33 126 126,67

    28 C 156,33 158,67 152,67

    22 C 176,33 167 161,67

    4

    25 C 165 155 166

    28 C 203 210 217

    22 C 128 128 125

    5

    24 C 141,6 155,3 155,6

    27 C 266,3 288,6 276,6

    21 C 91,3 115,3 109,3

    625 C 131,33 137,67 123,6728 C 153,67 166,33 166,67

    21 C 106,33 116,67 115,33

    7

    25 C 124 164 145

    28 C 140 203 185

    22 C 62 122 103

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    25/31

    8

    25 C 149 175 175

    28 C 214 207 210

    22 C 111 103 122

    9

    25 C 111 134,33 144,67

    22 C 142 128,67 375

    28 C 172,33 131,33 161

    10

    26 C 120 124 159

    29 C 156 172 176

    23 C 115 125 148

    11

    25 C 133 112 132

    28 C 233 157 192

    22 C 127 97 123

    1227 C 172 193 176

    30 C 235 241 236

    23 C 169 120 185

    13

    27 C 189 195 199

    30 C 225 244 226

    23 C 212 225 211

    14

    27 C 141 151 160

    30 C 205 217 210

    21 C 116 121 133

    15

    26 C 217 219 216

    29 C 168 194 187

    23 C 162 167 170

    16 26 C 163 160 149

    29 C 187 186 185

    23 C 137 160 132

    17 26 C 199 189 193

    29 C 184 204 229

    23 C 135 151 147

    18 26 C 196 177 240

    29 C 249 203 253

    23 C 140 141 184

    19 26 C 163 142 152

    23 C 134 100 112

    29 C 192 156 160

    20 27 C 139 113 138

    24 C 78 55 80

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    26/31

    30 C 159 161 179

    21 23 C 137 177 140

    26 C 166 189 16920 C 137 143 123

    22 27 C 131 140 139

    30 C 184 172 188

    24 C 102 104 112

    23 25 C 160 129 130

    17 C 62 60 39

    30 C 201 186 175

    24 27 C 133 113 131

    24 C 113 105 99

    30 C 145 131 14025 25 C 189 93 118

    28 C 196 121 137

    22 C 142 92 94

    26

    26 C 136 121 159

    29 C 153 196 180

    23 C 125 113 132

    4.2 PEMBAHASAN

    4.2.1 PEMBAHASAN DATA KELOMPOK

    1. Pengaruh Perubahan Suhu Panas Terhadap Membuka / Menutup Operculum Benih

    Ikan Mas

    a. Pada suhu kamar 25

    Pada percobaan pertama berdasarkan hasil penelitian yang kami dapatkan

    pada suhu kamar bukaan operculum sangat bervariasi antara ikan 1-3, ada yang

    bukaan operculumnya semakin banyak dari menit ke menit, ada pula yang bukaan

    operculumnya semakin sedikit dari menit ke menitnya. Menurut kami itu mungkin

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    27/31

    dikarenakan perbedaan ukuran, umur, serta keadaan ikan tersebut pada saat diambil

    apakah dalam keadaan rilex atau mungkin stress, bisa juga dikarenakan ikan

    beradaptasi dengan lingkungannya (media air yang baru) sehingga menyebabkan

    bukaan operculumnya tidak stabil.

    b. Pada suhu 28 C

    Pada percobaan kedua pada saat suhu dinaikan, ternyata bukaan operculum

    dari ikan ke 1-3 mengalami kenaikan yang signifikan. Sebagai contoh pada ikan

    pertama dengan suhu kamar saat menit pertama bukaan operculum sebanyak 132,67

    kali, setelah suhunya dinaikan 3C bukaan operculum ikan tersebut naik menjadi

    232,67 kali. Hasil pengamatan praktikum pertama menunjukan bahwa makin suhu

    meningkat maka gerakan membuka menutupnya overculumpun semakin meningkat.

    Hal ini dikarenakan adaptasi dengan suhu tinggi, ukuran ikan, umur ikan, dan

    tingkat stres yang dialami ikan ujicoba. Adaptasi dengan suhu tinggi dilakukan

    dengan cara mempercepat lajur respirasinya.

    Sementara itu ukuran dan umur ikan mempengaruhi kerja organ

    pernapasannya. Bila ukuran ikan lebih besar maka akan gerakan membuka danmenutupnya operculum akan lebih besar dibandingkan dengan ukuran ikan yang

    lebih kecil. Sementara itu umur ikan yang lebih tua gerakan membuka dan

    menutupnya operculum akan lebih lambat dibandingkan yang lebih muda.

    Selain itu bisa saja karena suhu panas maka metabolisme meningkat, karena

    pada saat suhu naik oksigen berkurang, mengakibatkan bukaan operculum ikan

    menjadi lebih sering. Itu artinya ikan tersebut lebih sering mengambil oksigen, karena

    saat suhu naik ikan tersebut kekurangan oksigen. Dan pada saat bukaan

    operculumnya semakin berkurang dari menit ke menitnya itu artinya suhu tubuh ikan

    tersebut sudah menyesuaikan dengan suhu lingkungan sekitarnya.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    28/31

    2. Pengaruh Perubahan Suhu Dingin Terhadap Membuka / Menutup Operculum

    Benih Ikan Mas

    a. Pada suhu kamar 25C

    Pada percobaan pertama berdasarkan hasil penelitian yang kami dapatkan

    pada suhu kamar bukaan operculum sangat bervariasi antara ikan 1-3, ada yang

    bukaan operculumnya semakin banyak dari menit ke menit, ada pula yang bukaan

    operculumnya semakin sedikit dari menit ke menitnya. Menurut kami itu mungkin

    dikarenakan perbedaan ukuran, umur, serta keadaan ikan tersebut pada saat diambil

    apakah dalam keadaan rilex atau mungkin stress, bisa juga dikarenakan ikan

    beradaptasi dengan lingkungannya (media air yang baru) sehingga menyebabkan

    bukaan operculumnya tidak stabil.

    b. Pada suhu 22 C

    Pada percobaan kedua pada saat suhu diturunkan, ternyata bukaan operculumdari ikan ke 1-3 mengalami penurunan yang signifikan. Sebagai contoh pada ikan

    pertama dengan suhu kamar saat menit pertama bukaan operculum sebanyak 132,67

    kali, setelah suhunya diturunkan 3C bukaan operculum ikan tersebut turun menjadi

    127,33 kali. Hal ini menunjukkan jika suhu turun maka bukaan operculum lebih

    jarang/lebih sedikit atau dengan kata lain ikan lebih relexs dengan suhu yang lebih

    rendah karena ikan tersebut tidak terlalu kekurangan oksigen, serta metabolismenya

    pun stabil. Karena jika suhunya turun maka kadar kelarutan oksigennya tinggi. Dan

    pada saat bukaan operculumnya semakin berkurang dari menit ke menitnya itu

    artinya suhu tubuh ikan tersebut sudah menyesuaikan dengan suhu lingkungan

    sekitarnya.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    29/31

    4.2.2 PEMBAHASAN DATA KELAS

    Dari data kelas tersebut dapat dilihat bahwa pada suhu yang lebih tinggi dari

    suhu kamar membuka dan menutupnya operculum semakin cepat, karena jika

    suhunya tinggi maka kelarutan oksigennya rendah. Oleh karena ikan harus memenuhi

    kebutuhan oksigennya, maka dia lebih banyak mengambil oksigen terlarut tersebut,

    sehingga membuka dan menutupnya operculum semakin cepat. Sedangkan jika

    suhunya turun maka membuka dan menutupnya operculum semakin lambat, hal

    tersebut dikarenakan jika suhu rendah maka kelarutan oksigennya tinggi.

    Namun ada pula beberapa kelompok, seperti pada kelompok 3,9 dan

    kelompok 13 yang pada suhu dingin membuka dan menutupnya operculum semakin

    cepat dari suhu kamar. Hal tersebut mungkin diakrenakan ikan tersebut stress atau

    kesalahan dalam penghitungan. Karena seharusnya jika suhunya rendah kelarutan

    oksigennya tinggi sehingga membuka menutupnya operculum seharusnya lebih

    lambat/sedikit dari suhu kamar.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    30/31

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 KESIMPULAN

    Dari praktikum diatas tersebut dapat kami simpulkan bahwa perubahan suhu

    lingkungan pada ikan itu sangat mempengaruhi laju konsumsi oksigen pada ikan

    tersebut, dalam suhu kamar kebutuhan oksigen lebih optimal sehingga gerakan

    membuka serta menutupnya operculum stabil. Kenaikan suhu pada suatu peraiaran

    menyebabkan kelarutan oksigen (DO) Dissolve Oksigen tersebut akan menurun,

    sehingga akan kebutuhan organisme air terhadap oksigen semakin bertambah dengan

    pergerakan operculum yang semakin cepat, penurunan suhu pada suatu perairan dapat

    menyebabkan kelarutan oksigen itu meningkat sehingga kebutuhan organisme dalam

    air terhadap oksigen semakin berkurang, hal ini menyebabkan jarangnya frekuensi

    membuka serta menutupnya overculum pada ikan tersebut. Bentuk tubuh ikan,umur

    serta keaktifan ikan tersebut juga sangat mempengaruhi membuka dan menutupnya

    operculum ikan.

    5.2 SARAN

    Saran dari kelompok kami adalah hati-hati dalam menggunakan peralatan,

    menuangkan air panas ke dalam beaker glass, dan lebih teliti serta cermat dalam

    melakukan praktikum, agar hasil yang didapatkan sesuai dengan teori yang ada.

  • 5/19/2018 LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR.docx

    31/31

    DAFTAR PUSTAKA

    mancing, info (2012).Mengenal Ikan Mas .

    http://www.mancing.info/index.php/mengenal-ikan-mas.(diakses 14 oktober 2014)

    Lili, W., Rustikawati, I., Ibnu, D.W., Herawati, T & Haetami, K.(2013).Petunjuk

    Praktikum Fisiologi Hewan Air, Bandung.

    Aliza,Dwinna,dkk.Efek Peningkatan Suhu Air Terhadap Perubahan Perilaku,

    Patalogi Anatomi, Dan Histopatology Insang Ikan Nila ( Oreochromis Niloticus).

    Jurnal Medika Veterinaria. 2013

    Sulmartini,Lakssmi,dkk.Respon Daya Cerna Dan Respirasi Benih Ikan Mas (

    Cyprinus Carpio) Pasca Transportasi Dengan Menggunakan Daun Bandotan

    (Ageratum Conyzoides) Sebagai Bahan Antimetabolik.Jurnal Ilmiah Perikanan &

    Ilmu Kelautan vol.1 no.1. 2009

    http://www.mancing.info/index.php/mengenal-ikan-mashttp://www.mancing.info/index.php/mengenal-ikan-mas