metamorfosis invertebrata.docx

46
BAB I PENDAHULUAN Setiap makhluk hidup pasti melalui tahapan pertumbuhan dan perkembangan. Pada hewan-hewan tertentu dikenal istilah metamorfosis. Metamorfosis merupakan suatu perubahan individu mahluk hidup dari telur sampai menjadi dewasa yang sempurna dengan mengalami perubahan bentuk morfologi, anatomi bahkan fisiologis. Morfologi merupakan perubahan bentuk luar yang terjadi pada makhluk hidup, sedangkan anatomi merupakan perubahan susunan dan bagian-bagian struktur tubuh, serta fisiologi merupakan perubahan mengenai fungsi kerja alat tubuh. Dengan kata lain Metamorfosis adalah perubahan bentuk dan struktur yang terjadi pada hewan, mulai dari embrio sampai dewasa. dalam metamorfosis membesarnya ukuran tubuh hewan merupakan proses pertumbuhan. 1

Upload: alohayahoo

Post on 26-Dec-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Metamorfosis invertebrata.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap makhluk hidup pasti melalui tahapan pertumbuhan dan

perkembangan. Pada hewan-hewan tertentu dikenal istilah metamorfosis.

Metamorfosis merupakan suatu perubahan individu mahluk hidup dari telur

sampai menjadi dewasa yang sempurna dengan mengalami perubahan bentuk

morfologi, anatomi bahkan fisiologis. Morfologi merupakan perubahan bentuk

luar yang terjadi pada makhluk hidup, sedangkan anatomi merupakan perubahan

susunan dan bagian-bagian struktur tubuh, serta fisiologi merupakan perubahan

mengenai fungsi kerja alat tubuh.

Dengan kata lain Metamorfosis adalah perubahan bentuk dan struktur

yang terjadi pada hewan, mulai dari embrio sampai dewasa. dalam metamorfosis

membesarnya ukuran tubuh hewan merupakan proses pertumbuhan. sedangkan

perubahan bentuk tubuh dari telur hingga dewasa merupakan proses

perkembangan.

1

Page 2: Metamorfosis invertebrata.docx

BAB II

PEMBAHASAN

Metamorfosis adalah transformasi larva menjadi dewasa, yaitu proses

yang lebih atau kurang rumit tergantung pada tingkat perbedaan antara dua bentuk

makhluk hidup tersebut. Transformasi dapat dilakukan secara bertahap, terjadi

selama jangka waktu yang panjang, dan melibatkan sejumlah tahap-tahap

peralihan alternatif, transformasi dapat dicapai dalam satu langkah. Dalam kasus

terakhir, terutama jika perbedaan antara larva dan dewasa yang besar, sebagian

besar tubuh larva, termasuk semua organ khusus larva, hancur (metamorfosis

necrobiotic). Pada saat yang sama, organ dewasa yang dibangun, kadang-kadang

dari kelompok cadangan sel yang tetap tidak berdiferensiasi atau nonfungsional di

larva.

Metamorfosis antara hewan invertebrata berbeda dengan hewan vertebrata.

Sebagai dalam serangga yang lebih primitif, seperti kecoa dan belalang,

metamorfosis secara bertahap. Larva, sering disebut sebagai nimfa, memiliki

kurang lebih organisasi yang sama fase dewasa, atau imago. Cara mendapatkan

makanan dengan cara yang sama tetapi berbeda dari fase dewasa dalam kurang

sayap dan memiliki organ seks yang tidak lengkap. Sayap muncul dalam tahap

kehidupan larva, mereka kecil pada awalnya, tetapi meningkat dengan setiap

meranggas, dan mereka mencapai ukuran penuh dan kapasitas fungsional pada

akhirnya (imaginal) satu. Larva serangga lainnya, seperti kumbang, kupu-kupu,

2

Page 3: Metamorfosis invertebrata.docx

dan tawon, adalah grub atau ulat, makhluk seperti cacing tidak bahkan jauh

menyerupai orang dewasa. Perbedaan dalam organisasi begitu mendalam bahwa

transformasi tidak dapat dicapai secara bertahap, dan istirahat menengah, atau

kepompong, tahapan sela antara larva dan imago. Pupa tidak makan atau

bergerak, seperti organ larva dalam dihancurkan dan diganti dengan organ

dewasa, termasuk sayap dan organ seks. Akhirnya, ketika pembentukan organ

dewasa selesai, kulit kepompong yang membuang, dan dewasa mulai muncul.

Penghancuran bagian larva mungkin jauh mencapai dan termasuk bahkan kulit

dan sebagian besar saluran pencernaan. Jaringan dewasa yang terbentuk dari

kelompok-kelompok sel cadangan yang hadir sepanjang dalam larva sebagai disk

imaginal.

Metamorfosis dibedakan menjadi Metamorfosis pada dibedakan menjadi

dua yaitu metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola) adalah metamorfosis

yang melalui tahap telur yang menetas menjadi nimfa, kemudian tumbuh dan

berkembang menjadi imago (dewasa). Metamorfosis sempurna adalah

metamorfosis yang perkembangan individu mahluk hidup melalui tahap telur–

larva–pupa–imago (dewasa). Telur yang menetas menjadi larva dan larva akan

menjadi kepompong kemudian berubah menjadi imago (dewasa).

Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa tetapi

berukuran lebih kecil dengan perbandingan tubuh yang berbeda. Nimfa akan

mengalami molting (pergantian kulit),setiap kali setelah molting mahluk hidup itu

kelihatan lebih mirip dengan hewan dewasa.

3

Page 4: Metamorfosis invertebrata.docx

Contoh metamorfosis tidak sempurna : jangkrik, belalang, kecoa. Larva adalah

ulat yang tumbuh dan khusus untuk makan serta mengalami molting beberapa

kali, kemudian larva membungkus dirinya sendiri dalam kepompong dan menjadi

pupa. Tahapan larva sangat berbeda sekali dengan tahapan dewasa. Pupa

merupakan tahap dimana jaringan larva mengalami pembelahan dan deferensiasi

sel-sel yang sebelumnya tidak aktif pada tahap larva menjadi organ tubuh.

Akhirnya imago (hewan dewasa) keluar dari kepompong.

Contoh insekta yang mengalami metamorfosis sempurna misalnya: kupu-kupu,

nyamuk, lebah madu.

1. PORIFERA

Porifera bersal dari kata porus yang berarti lubang kecil dan faro yang

berarti membawa atau mengandug. Jadi, porifera dapat diartikan hewan yang

tubuhnya mengandug lubang-lubang kecil atau hewan berpori-pori.

Perkembangan larva unik, sel berflagela pindah ke dalam, dan sel

bagian dalam ke luar.

4

Page 5: Metamorfosis invertebrata.docx

2. COELENTERATA

Coelenterata (dalam bahasa yunani, coelenteron = rongga) adalah

invertebrata yang memiliki rongga tubuh. Rongga tubuh tersebut berfungsi

sebagai alat pencernaan (gastrovaskuler). Coelenterata disebut juga Cnidaria

(dalam bahasa yunani, cnido = penyengat) karena sesuai dengan cirinya yang

memiliki sel penyengat.

Pada masa hidupnya, bentuk tubuh medusa lebih dominan dibandingkan

dengan bentuk polip. Bentuk polip hanya dijumpai pada waktu larva. Hewan ini

memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan

ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina. Hasil

pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut

planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah

menempel. Silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut

scifistoma, kemudian membentuk tunas-tunas lateral sehingga tampak seperti

tumpukan piring atau strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri

menjadi medusa disebut efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa

5

Massa archeocytespikul

Page 6: Metamorfosis invertebrata.docx

dewasa. Pada masa hidupnya, bentuk tubuh medusa lebih dominan dibandingkan

dengan bentuk polip. Bentuk polip hanya dijumpai pada waktu larva. Hewan ini

memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan

ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina. Hasil

pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut

planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah

menempel. Silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda disebut

scifistoma, kemudian scifistoma ini akan membelah secara transversal

membentuk tunas-tunas lateral sehingga tampak seperti tumpukan piring atau

strobilasi. Hasil dari pembelahan secara transversal akan membentuk seperti

cakram. Kuncup dewasa atau cakram paling atas akan melepaskan diri menjadi

medusa disebut efira. Selanjutnya efira berkembang menjadi medusa dewasa.

Cara mendapatkan makanan pada coelenterata yang polip dengan cara

menangkap mangsa yang lewat di dekatnya dengan tentakel yang ada di atasnya.

Berikut ini adalah gambar metamorfosis pada Aurelia aurita (ubur-ubur).

6

Page 7: Metamorfosis invertebrata.docx

3. PLATYHELMINTHES

Palatyhelminthes merupakan cacing yang memiliki tubuh pipih. Salah satu

contoh spesies dari filum ini adalah Cacing Fasciola sp. Cacing dewasa Fasciola

sp. berbentuk pipih seperti daun tanpa rongga tubuh. Perbedaan dari kedua jenis

cacing Fasciola gigantica adalah pada bentuk tubuh dan ukuran telur berkisar

antara 156-197μm x 90-104μm. Fasciola Hepatica ukuran telur berkisar antara

130-160μm x 63-90μm (Soulsby, 1986). Telur cacing hati (Fasciola sp.)

berbentuk oval, berdinding halus dan tipis berwarna kuning dan bersifat sangat

permiabel, memiliki operkulum pada salah satu kutubnya. Operkulum merupakan

daun pintu telur yang terbuka pada saat telur akan menetas dan larva miracidium

yang bersilia dibebaskan. Cacing dewasa Fasciola sp. berbentuk pipih, seperti

daun tanpa rongga tubuh. Tubuh Fasciola gigantica relatif lebih bundar dimana

bagian posteriornya terlihat lebih mengecil dan ukuran telurnya lebih besar

dibandingkan Fasciola hepatica. Cacing dewasa dapat dibedakan dari Fasciola

hepatica karena lebih panjang, kerucut kepala lebih pendek, alat reproduksi

terletak lebih anterior, batil isap perut lebih besar.

Fasciola hepatica mempunyai ciri-ciri: batil isap mulut dan kepala yang

letaknya berdekatan, divertikulum usus, alat kelamin jantan (testis) yang

bercabang-cabang dan berlobus. Sedangkan alat kelamin betina mempunyai

kelenjar vitellaria yang memenuhi sisi lateral tubuh. Memiliki sebuah pharing dan

esophagus yang pendek, uterus pendek dan bercabang-cabang Kedua cacing ini

secara morfologi mempunyai banyak kesamaan. Perbedaan diantara keduanya

7

Page 8: Metamorfosis invertebrata.docx

terletak pada daya tahan hidup terhadap lingkungan dan inang perantara (Lymnea

sp).

Siklus Hidup

Siklus hidup parasit sangat komplek, pendek dan cepat penularannya

Fasciola sp. mengalami mata rantai siklus perkembangan atau stadium dalam

siklus hidupnya sampai ke saluran empedu. Daur hidup cacing hati dimulai dari

telur yang dikeluarkan dari uterus cacing masuk ke saluran empedu, kandung

empedu, atau saluran hati dari induk semang. Telur terbawa ke dalam usus dan

meninggalkan tubuh bersama tinja. Seekor cacing hati (F. hepatica), dalam sehari

dapat memproduksi rata-rata 1331 butir telur pada domba dan 2628 butir telur

pada sapi . Jumlah cacing di dalam pembuluh-pembuluh empedu tidak dapat

ditentukan hanya berdasarkan jumlah telur dalam tinja. Jumlah telur dalam tinja

akan mencapai maximum dalam waktu 2 bulan setelah periode prepaten,

kemudian menurun lagi secara pesat. Jumlah cacing di dalam pembuluh-

pembuluh empedu tidak dapat ditentukan hanya berdasarkan jumlah telur dalam

tinja. Jumlah telur dalam tinja akan mencapai maximum dalam waktu 2 bulan

8

Page 9: Metamorfosis invertebrata.docx

setelah periode prepaten, kemudian menurun lagi secara pesat. Telur tidak dapat

berkembang dibawah suhu 10 ºC, tetapi dapat berkembang dengan baik pada suhu

10 ºC sampai 26 ºC.

Perkembangan dari stadium telur sampai metaserkaria hanya dapat terjadi

pada lingkungan yang tergenang air. Apabila telur masuk ke dalam air, operkulum

membuka dan miracidia yang bersilia dibebaskan. Miracidia hanya dapat keluar

apabila mendapat cukup cahaya. Cahaya mengaktifkan miracidium yang

kemudian mengubah permeabilitas suatu bantalan kental yang terletak di bawah

operkulum. Telur yang sudah menetas menghasilkan miracidium. Tubuh

miracidium diliputi ciliae yang berfungsi sebagai alat penggerak di air. Gerakan

miracidium dipengaruhi oleh cahaya Miracidium berenang selama beberapa jam

dan kemudian menebus tubuh siput (Lymnaea rubiginosa). Miracidium hanya

hidup dalam waktu singkat (24 jam) untuk mencari siput sebagai induk semang

antara. Apabila ditemukan siput yang sesuai miracidium akan melekat dan

menusukkan papillanya. Setelah miracidium berhasil menembus jaringan siput,

cilia di lepaskan, kemudian menempati rumah siput tersebut. Setelah 36 jam,

miracidium berbentuk gelembung dengan dinding transparan yang disebut

sporokista. Di dalam tubuh siput setiap miracidium berkembang menjadi sebuah.

Selanjutnya sporokista berubah bentuk menjadi oval setelah 3 hari berada

di dalam hati siput. Sporokista memperbanyak diri dengan pembelahan

transversal, sehingga dari satu miracidium terbentuk banyak sporokista. Setelah

10 hari tubuh siput terinfeksi miracidium, terlihat gumpalan sel di dalam

sporokista yang kemudian tumbuh menjadi redia.

9

Page 10: Metamorfosis invertebrata.docx

Pada hari ke 12 redia induk mulai tampak. Pada hari ke-23 redia anak

mulai terbentuk, hari ke 25 redia anak membebaskan diri. Setelah redia anak

terbentuk kemudian redia berkembang sendiri-sendiri untuk membentuk cercaria.

Tubuh redia berbentuk silinder dengan otot kalung leher (collar). Di dalam kalung

redia terdapat sel ekskresi dan sel pertumbuhan. Cercaria dihasilkan melalui

pembelahan sel pertumbuhan. Satu redia induk biasanya mengadung 3 redia anak

yang sudah berkembang sempurna. Selama musim panas, biasanya hanya terdapat

satu generasi redia. Redia menghasilkan cercaria yang akan meninggalkan siput

Tubuh cercaria berbentuk bulat telur dan memiliki ekor untuk berenang.

Cercaria yang keluar dari tubuh siput membebaskan diri dan berenang kemudian

mencari tumbuh-tumbuhan air untuk melekat dan melepaskan ekornya. Cercaria

dapat dilihat dengan mata telanjang sebagai bintik-bintik putih yang bergerak-

gerak dan akan terlihat lebih jelas pada air jernih dengan alas stoples yang gelap

yang disinari cahaya terang. Cercaria hidupnya terbatas kecuali menemukan

tumbuh-tumbuhan atau hewan yang sesuai untuk menjadi kista dan kemudian

berubah menjadi metacercaria. Setelah melekatkan diri pada tumbuhan air

contohnya batang padi dengan jarak 10 cm dari batang kemudian ekor dilepaskan.

Selanjutnya cercaria berubah menjadi kista dengan cara mensekresikan subtansi

viskus untuk melapisi tubuhnya. Cercaria yang telah menjadi kista disebut

metacercaria. Proses pembentukan dinding kista disertai pembentukan alat-alat

dalam tubuh, berupa alat tubuh cacing dewasa, proses ini berlangsung 2-3 hari,

setelah itu metacercaria bersifat infeksius serta tahan kering dan panas.

10

Page 11: Metamorfosis invertebrata.docx

Metacercaria berdinding tebal berlapis dua apabila termakan oleh sapi

dewasa didalam lambungnya dinding kista yang berhasil dihancurkan oleh asam

lambung hanya lapisan luar saja. Pada anak sapi, kemampuan lambung untuk

merusak lapisan luar sangat terbatas sekali, hal ini menyebabkan tingkat

prevalensi infeksi cacing hati pada anak sapi tidak berpengaruh secara nyata.

Dalam kista, metacercaria berkembang menjadi cacing muda . Agar dapat

menginfeksi induk semang definitif, metacercaria didalam induk semang antara

(ikan, crutacea dan keong) atau tumbuhan air harus termakan dahulu.

Metaserkaria dari Fasciola hepatica dan Fasciola gigantica pada masa kering

masih dapat ditemukan pada hay dan sampah-sampah air. Kemampuan bertahan

metaserkaria bergantung pada suhu dan tingkat hidrasi. Hal ini menyebabkan

metaserkaria lebih dapat bertahan di dalam air daripada di lingkungan luar

Metaserkaria dari Fasciola gigantica mempunyai kemampuan bertahan pada suhu

tinggi lebih lama dibandingkan Fasciola hepatica. Hal ini mengindikasikan bahwa

Fasciola gigantica mempunyai daya adaptasi yang baik pada daerah tropis,

lingkungan air, serta jenis siput aimya. Sebaliknya, Fasciola hepatica memiliki

kemampuan bertahan pada musim dingin seperti di Eropa, Amerika bagian utara,

dan Australia.

Siput yang menjadi Induk semang antara berbeda spesies dalam wilayah

negara yang berbeda. Pada umumnya jenis-jenis siput yang menjadi induk semang

antara sementara cacing hati, dari Fasciola hepatica dan Fasciola gigantica

temasuk family Lymnaeacidae. Lymnaea rubiginosa merupakan induk semang

antara cacing hati Fasciola gigantica di Indonesia. Siput Lymnaea rubiginosa

11

Page 12: Metamorfosis invertebrata.docx

bentuk oval dengan lingkaran spiral pada ujung ekor. Dinding rumah transparan,

berwarna kuning coklat atau agak kehitaman.

Lymnaea rubiginosa merupakan sejenis siput yang mudah ditemukan di

perairan yang jemih, dengan oksigenasi air yang baik, dan aliran air yang tidak

terlalu cepat seperti lingkungan sawah. Siput ini mempunyai cangkang yang tipis

dan tidak mempunyai operkulum sehingga tidak tahan pada suhu air yang tinggi.

Makanan utamanya adalah alga dan tanaman rumput-rumputan termasuk daun

padi yang telah membusuk.

4. NEMATHELMINTHES

Nemathelminthes adalah cacing gilig, yang memiliki tubuh seperti benang

dengan ujung keduanya runcing. Contoh spesies dari filum ini adalah cacing

Ascaris lumbricoides.

Cacing betina menghasilkan 200 ribu butir per hari. Telur Ascaris

lumbricoides berkembang dengan baik pada tanah liat dengan kelembaban tinggi

pada suhu 25°-30° C. Fase internal dimulai saat telur yang infektif tertelan oleh

hospes definitif. Didalam usus halus, telur infektif tersebut dicerna oleh enzim

pencernaan dan terbebabslah larva stadium II. Larva II akan menembus dinding

usus halus menuju hati atau larva akan mengikuti peredaran darah vena porta

menuju ke hati. Selanjutnya larva II tersebut menembus kapsul hati dan masuk

melalui sel-sel parenkim hati untuk selanjutnya ikut peredaran darah dari hati

menuju ke jantung, paru-paru, dan bahkan dapat menyebar seluruh organ tubuh.

12

Page 13: Metamorfosis invertebrata.docx

Didalam paru-paru larva stadium II berkembang menjadi larva III,

kemudian keluar dari kapiler alveoli paru-paru menuju bronchioli, bronchi dan

selanjutnya ke trachea, pharing (iritasi terjadi proses batuk) akhirnya larva III

tertelan dan sampailah kembali kedalam usus halus. Didalam usus halus larva III

menyilih menjadi larva IV dan menyilih untuk menjadi larva V (dewasa).

Siklus hidup

1. Diluar hospesb

a. Telur non infektif keluar bersama feses manusia

b. Pertumbuhan telur diluar (suhu 26oC)

c. Telur dapat menjadi infektif antara 1-3 minggu kemudian

d. Sebelum infektif larva dalam telur mengalami pertukaran kulit

yang pertama (menjadi embrio stage II)

e. Kemudian telur yang infektif masuk kedalam tubuh melalui :

makanan, jari tangan dan kuku dan melalui tangan.

f. Dalam usus manusia terlur dirusak enzim usus, maka keluarlah

larva yang disebut rhabditiform.

g. Larva rhabditiform mempunyai ukuran 200-300 πm x 14 πm.

2. Di dalam hospes

a. Larva rhabditiform menembus mukosa usus, menuju kepembuluh

kapiler atau ke pembuluh limphe.

b. Dari pembuluh kapiler menuju ke jantung kanan kemudian ke

paru-paru.

13

Page 14: Metamorfosis invertebrata.docx

c. Dari pembuluh limphe menuju ke ovum peritoneum, hepar dan

jantung kanan.

d. Dalam paru-paru larva mengalami pergantian kulit kedua dan

ketiga, serta menjadi besar (bila larva lebih besar dari kapsulnya

maka kapsul akan pecah). Dalam paru-paru larva kemudian ke

terminal bronchioli ke bronchus, ke trachea sampai ke epiglotis,

larva didalam paru-paru ± 10 hari.

e. Dari epiglotis dapat ke esophagus, ke lambung, ke usus halus.

Dalam usus halus mengalami pertukaran kulit yang keempat.

Kemudian larva menjadi dewasa, cacing akan menyerap makanan

yang sudah dicerna terutama karbohidrat sebelum diserap oleh

tubuh, didalam usus halus juga terjadi maturasi dan kopulasi.

Cacing dewasa di dalam usus ± 8-12 bulan .

f. Siklus hidup Ascaris lumbricoides adalah 2 bulan .

14

Page 15: Metamorfosis invertebrata.docx

5. ANNELIDA

Annelida atau cacing gelang adalah kelompok cacing dengan tubuh

bersegment. Annelida dibagi menjadi tiga kelas yaitu polychaeta, olygochaeta,

dan hirudinae. Berbeda dengan Plathyhelminthes dan Nematihelminthes,

Annelida merupakan hewan tropoblastik yang sudah memiliki rongga tubuh sejati.

Ukuran dan bentuk tubuh annelida memiliki ukuran panjang tubuh sekitar 1mm.

Bentuk tubuhnya simetri bilateral dan bersegmen menyerupai cincin.

Perkembangan Annelida Annelida umumnya bereproduksi secara seksual

dengan pembentukan gamet. Organ seksual Annelida terdapat dalam satu tubuh

Annelida atau yang biasa disebut dengan hemafrodit. Ovum dan sperma

dihasilkan oleh klitellium. Di dalam klitellium terdapat kelenjar yang digunakan

untuk membungkus telur yang telah dihasilka dari fertilisasi menjadi kokon.

15

Page 16: Metamorfosis invertebrata.docx

Annelida melakukan fertilisasi secara silang. Dua cacing tanah kawin dengan cara

mengatur posisi mereka sedemikian rupa sehingga dapat saling menukarkan

sperma dan kemudian akan kembali memisah. Sperma yang diterima akan

disimpan secara temporer di dalam klitelium. Kemudian klitelium akan

mensekresikan kokon yang dapat bergeser sepanjang tubuh cacing, kemudian

terjadilah pembuahan. Setelah itu kepompong lepas dari cacing dan berkembang

di dalam tanah.

6. MOLLUSCA

Mollusca adalah hewan bertubuh lunak. Mollusca telah berkembang di

laut selama lebih dari 600 juta tahun dan ada lebih dari 100000 spesies Mollusca.

Filum Mollusca termasuk siput kecil, cumi-cumi, gurita, kerang, tiram, dan cumi-

cumi. Ada empat kelas utama dalam filum Mollusca, yaitu kelas Gastropoda,

Bivalvia, Cephalopoda dan Polyplacophora.

Organ reproduksi mollusca yang terletak di massa viseral (lihat gambar

cumi-cumi betina). Kedua bentuk reproduksi seksual sederhana dan sangat

kompleks. Telur terjadi pembuahan eksternal (kecuali sebagian milik kelas

Cephalopoda), kadang-kadang dalam pemijahan (telur dan sperma dalam jumlah

besar dilepaskan ke air pada waktu yang sama). Mollusca adalah Protostomia,

mereka mengalami pembelahan spiral dan memerlukan jenis kelamin terpisah

untuk reproduksi. Beberapa dapat hermafrodit, misalnya siput karena gerakan

lambat, mereka memiliki kemampuan untuk mengubah jenis kelamin. Setelah sel

16

Page 17: Metamorfosis invertebrata.docx

telur dibuahi, ia menjadi larva, yang motil (dapat bergerak aktif). Ini disebut larva

trokofor. Kemudian ini memanjang dalam tahap perkembangan berikutnya

disebut larva veliger.

Larva mollusca paling mendasar adalah trokofor, yang planktonik dan

memakan makanan partikel mengapung dengan menggunakan dua tali dari silia

sekitar “ekuator” untuk menyapu makanan ke dalam mulut, yang menggunakan

lebih silia untuk mengusir mereka ke dalam perut, dengan menggunakan silia

lebih lanjut untuk mengusir sisa-sisa yang tidak tercerna melalui anus. Jaringan

baru tumbuh tumbuh pada pita dari mesoderm di bagian dalam, sehingga seberkas

apikal dan anus didorong lebih lanjut saat binatang itu tumbuh. Akhirnya, larva

tenggelam ke dasar laut dan bermetamorfosis menjadi bentuk dewasa. Sementara

metamorfosis adalah keadaan yang biasa pada mollusca, dengan cumi berbeda

menunjukkan perkembangan langsung: tukik adalah ‘miniatur’ bentuk dewasa.

Metamorfosis pada Bivalvia

Kerang bersifat “protandrous hermaphrodite” artinya, setiap individu kima

dilengkapi oleh sel-sel telur dan sperma namun pemijahannya selalu didahului

oleh pengeluaran sperma, kemudian baru diikuti oleh pelepasan telur-telur. Telur-

telur kemudian menyebar terbawa arus dan dapat merangsang induk-induk kima

yang lain untuk memijah secara serempak atau simultan. Telur masak yang

dipijahkan mengandung zat yang dapat menghindarkan keadaan yang tidak

diinginkan, yaitu fertilisasi atau pembuahan sendiri (self fertilization). Di

17

Page 18: Metamorfosis invertebrata.docx

lingkungan terumbu yang belum terjamah, kima yang sejenis biasanya hidup

membentuk kelompok-kelompok sehingga memungkinkan terjadinya pembuahan

secara optimal.

Jumlah telur yang dipijahkan oleh seekor induk berkisar antara jutaan

untuk kerang jenis kecil. Pembuahan terjadi secara eksternal yaitu di air. Telur-

telur dari seekor induk akan dibuahi oleh sperma dari kerang yang lain. Telur-

telur dengan diameter sekitar 100 µm akan menetas menjadi larva trofokor kira-

kira 12 jam setelah fertilisasi. Telur kemudian akan berkembang menjadi veliger

atau larva yang dilengkapi dengan velum yang dikelilingi oleh bulu-bulu getar.

Pada umur dua hari setelah fertilisasi panjang veliger kira-kira 160 µm, dan sudah

mempunyai cangkang transparan yang berbentuk “D”, sehingga disebut juga D-

veliger.

Setelah berumur 1 – 2 minggu, veliger akan mengalami metamorfosis

(perubahan bentuk) yang kemudian mempunyai kaki jalan yang berfungsi untuk

mencari substrat tempat menempelkan diri. Bentuk seperti ini juga disebut

pediveliger. Setelah memperoleh substrat penempel yang aman, velum kemudian

menghilang dan pediveliger berubah menjadi spat atau kerang muda yang akan

menempel pada karang mati dengan bantuan benang-benang bysus. Spat kerang

yang baru mengalami metamorfosis panjangnya kira-kira 200 µm.

18

Page 19: Metamorfosis invertebrata.docx

Selain kehidupan sebagai planktonik, veliger bersifat “lecitotrophic”, yaitu

hidup bergantung dari persediaan kuning telurnya sendiri. Larva hampir mirip

dengan larva bivalvia pada umumnya karena tidak atau belum melakukan

kegiatan simbiose dengan zooxanthella. Berbeda dengan larva karang batu dimana

zooxanthella sudah ada sejak di dalam telur. Pada kerang, zooxanthella belum

tumbuh, meskipun kemungkinan besar dapat termakan olehnya. Zooxanthella

yang termakan oleh larva kerang tidak dicernakan sampai selesai metamorfosis

zooxanthella kemudian pindah ke jaringan mantel kerang dan baru mulai

bersimbiose dengan inangnya.

7. ARTHROPODA

19

Page 20: Metamorfosis invertebrata.docx

Arthropoda merupakan hewan yang memiliki tubuh berbuku-buku. Insekta

termasuk dalam salah satu anggota dari Filum Antropoda. Salah satu contohnya

pada metamorfosis kupu-kupu. Kupu-kupu merupakan serangga yang melakukan

aktivitas pada siang hari, pada malam hari kupu-kupu akan istirahat dan

terlindungan daun pepohonan.

Pada siang kupu-kupu makin aktif terbang dan melakukan aktivitas

mencari makan dan berproduksi. Kegiatan mencari makan dilakukan sendiri-

sendiri tetapi sering tampak kupu-kupu jantan dan batina terbang berpasangan dan

pada saatnya akan melakukan kopulasi.

Selanjutnya induk kupu-kupu akan meletakkan telurnya pada tumbuhan

inangnya. kupu-kupu yang rentang sayapnya kecil akan terbamg rendah antara

10cm- 2m. Sedangkan kupu-kupu yang rentang sayap lebih besar terbang lebih

tinggi sampai ± 10 m. Pada kegiatan mencari makan, kupu-kupu akan hinggap

pada bunga-bunga dan menjulurkan probosis

Metamorfosis adalah proses dari ulat menjadi hewan baru (fase sempurna)

yaitu kupu-kupu. Pada prosesnya terjadi cukup panjang dan lama namum

sederhana. Pertama-tama mulai dari telur yang diletakkan oleh kupu-kupu pada

daun (biasanya daun pohon jeruk atau dapat juga pohon yang lain) yang bertujuan

nantinya daun tersebut bisa menjadi bahan makanan ulat tersebut hingga

mencapai dewasa setelah tiba waktunya menjadi pupa atau kepompong dan

dalam beberapa hari akan menjadi kupu-kupu baru. Berikut adalah siklus hidup

dari kupu-kupu:

20

Page 21: Metamorfosis invertebrata.docx

1. Telur

Telur akan menetas antara 3 – 5 hari, larva akan berjalan ke pinggir daun

tumbuhan inang dan memulai memakannya. Sebagian larva mengkonsumsi

cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya. Kulit luar dari larva

tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat

larva akan berganti kulit.

2. Larva (ulat)

21

Page 22: Metamorfosis invertebrata.docx

Setelah menetas larva akan mencari makan Sebagian larva mengkonsumsi

cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya. Kulit luar dari larva

tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat

larva akan berganti kulit. umlah pergantian kulit selama hidup larva umumnya 4 –

6 kali, dan periode antara pergantian kulit (molting) disebut instar. Larva kupu-

kupu bervariasi dalam bentuk, tetapi pada sebagian besar berbentuk silindris, dan

terkadang memepunyai rambut, duri, tuberkel atau filamen. Ketika larva mencapai

pertumbuhan maksimal, larva akan berhenti makan, berjalan mencari tempat

berlindung terdekat, melekatkan diri pada ranting atau daun dengan anyaman

benang. Larva telah memasuki fase prepupa dan melepaskan kulit terakhir kali

untuk membentuk pupa.

3. Pupa (kepompong)

Fase pupa kalau dilihat dari luar seperti periode istirahat, padahal dalam

pupa terjadi proses pembentukan serangga yang sempurna. Pupa pada umumnya

keras, halus dan berupa suatu struktur tanpa anggota tubuh. Umumnya pupa

berwarna hijau, coklat atau warna sesuai dengan sekitarnya (berkamuflase)

Pembentukan kupu-kupu dalam pupa biasanya berlangsung selama 7 – 20 hari

tergantung spesiesnya.

4. Kupu-kupu (imago)

22

Page 23: Metamorfosis invertebrata.docx

Setelah keluar dari pupa, kupu-kupu akan merangkak ke atas

sehingga sayapnya yang lemah, kusut dan agak basah dapat menggantung ke

bawah dan mengembang secara normal. Segera setelah sayap

mengering,mengembang dan kuat, sayap akan membuka dan menutup beberapa

kali dan percobaan terbang. Fase imago atau kupu-kupu adalah fase dewasa.

8. ECHINODERMATA

Echinodermata merupakan hewan yang memiliki tubuh berduri. Hewan ini

juga memiliki ciri khas, yaitu sistem kaki tabung atau sistem ambulakral sebagai

lokomosinya.

Salah satu contih spesies yang kita ambil adalah bintang laut jenis

Aranthaster planci mempunyai kelamin terpisah antara jantan dan betina. Bintang

laut dewasa dapat mencapai diameter sekitar 60 cm dan diperkirakan mencapai

umur sekitar 5 tahun atau lebih. Rasio kelamin jantan dan betina dari suatu

populasi normal mendekati rasio 1 : 1. Bintang laut ini mencapai matang kelamin

pertama pada usia sekitar 1,5 sampai dengan 2 tahun dengan diameter tubuh

sekitar 20 cm . Bintang laut dewasa menempati ekosistem terumbu karang,

terutama tersebar pada bagian lereng terumbu luar (outer reef slope) pada

kedalaman 2 m sampai dengan 6 m. Suhu optimal untuk pelepasan sperma dan

ovum ke lingkungan berkisar antara 25°C sampai dengan 30°C. Sebagaimana

invertebrata laut lainnya yang menempati daerah perairan tropis, Acanthaster

planci diduga mempunyai kemampuan untuk memijah sepanjang tahun. Hal ini

mengingat selalu didapatkan induk dewasa dengan kondisi matang gonad,

23

Page 24: Metamorfosis invertebrata.docx

walaupun dalam persentase relatif kecil. Pada daerah Kaledonia Baru pada

umumnya aktifitas perkembangan gonad terhenti (fase istirahat) antara bulan

April sampai Juli. Perkembangan gonad dimulai pada akhir Juli sampai mencapai

tingkat matang gonad pada bulan Oktober. Fase pemijahan berlangsung antara

bulan November sampai Februari. Fase perkembangan gonad ini juga berlaku

untuk perairan sekitar Karang Penghalang Besar, Australia. Sedangkan untuk

perairan Jepang selatan fase istirahat gonad terjadi antara bulan Agustus sampai

Desember/ Januari. Fase perkembangan gonad terjadi antara bulan Februari

sampai Juni. Dan fase memijah terjadi antara bulan Juni sampai Juli. Seekor

bintang laut betina yang hidup di perairan Karang Penghalang Besar bias

menghasilkan 12 sampai 24 juta telur , dan bintang laut yang menempati perairan

sekitar. Kaledonia baru menghasilkan telur sekitar 60 juta. Ukuran telur (ovum)

berkisar sekitar 0,19 mm sampai dengan 0,26 mm. Ukuran telur Acanthaster

planci yang hidup di sekitar Pulau Onrus, Teluk Jakarta berkisar sekitar 0,1 mm.

Adanya perbedaan jumlah telur ukuran telur ini diduga merupakan variasi letak

(zoogeografi) dari jenis yang sama.

Fase larva

Inseminasi terjadi secara eksternal di air laut, setelah selang waktu 90

menit akan terjadi pembelahan sel yang pertama. Stadiun 64 sel akan dicapai

dalam waktu 5 sampai 6 jam setelah inseminasi. Selanjutnya embryo akan

mencapai stadium morulae. Stadium blastulae dicapai kira-kira 8 sampai 9 jam

setelah inseminasi, dan sekitar 16 sampai 17 jam setelah inseminasi embryo

24

Page 25: Metamorfosis invertebrata.docx

berada pada posisi gastrulae. Fase larva bergerak aktif dicapai pada saat embryo

dalam tingkatan gastrulae awal, pada saat itu larva Acanthaster planci sudah bisa

berenang bebas. Kira-kira 2 hari setelah inseminasi embryo telah mempunyai alat

gerak yang sederhana dan saat itu disebut sebagai stadium bipinnaria larva.

Lamanya stadium bipinnaria larva ini kurang lebih sekitar 2 sampai dengan 6 hari.

Saat itu larva telah mempunyai system pencernaan yang sederhana, dan larva

mulai makan. Selanjutnya larva akan mencapai tingkatan brachiolaria (Gambar 1).

Lamanya stadium brachiolaria ini sekitar 4 sampai dengan 6 hari. Larva bintang

laut jenis Acanthaster planci ini bersifat planktonik, dan dapat berenang bebas.

Bipinnaria larva yang berumur sekitar 6 hari mempunyai kecepatan renang sekitar

0,4 mm/detik. Larva ini bersifat fototaksis negatif dan cenderung menghindari

intensitas cahaya yang kuat. Lamanya fase larva mulai saat inseminasi sampai

dengan saat penempelan adalah sekitar 14 sampai dengan 18 hari. Waktu fase

larva ini bervariasi dari tempat ke tempat, waktu yang paling lamauntuk fase larva

ini dilaporkan dari perairan sekitar Guam, Micronesia yaitu berkisar antara 21

sampai dengan 28 hari. Makanan dari Iarva bintang laut jenis Acanthaster planci

adalah algae bersel tunggal (unicellular algae). Dari berbagai percobaan di

laboratorium terbukti bahwa larva yang diberi makan algae bersel tunggal dapat

hidup dan tumbuh dengan baik. Larva akan tumbuh normal pada pergoyangan

salinitas antara 26‰ sampai dengan 35‰. Pertumbuhan larva akan dihambat pada

salinitas lebih rendah dari22‰. Pertumbuhan larva Acanthaster planci juga akan

terhambal apabila suhu lebih rendah dari 24°C. Lamanya fase larva bervariasi dari

tempat ke tempat dan bervariasi terhadap macam algae yang dikonsumsi. Bintang

25

Page 26: Metamorfosis invertebrata.docx

laut jenis Acanthaster planci adalah pemangsa polip karang hidup. Kondisi ini

berlaku terbalik pada fase larva. Larva bintang laut ini merupakan mangsa yang

empuk bagi polip karang. Selain karang, berbagai jenis ikan kecil dan ubur-ubur

laut juga bertindak sebagai predator dari larva Acanthaster planci.

Fase penempelan dan metamorfosa

Setelah brachiolaria mencapai usia sekitar 14 sampai dengan 20 hari, ia

akan turun ke dasar dan melekatkan diri kepada substrat keras seperti pecahan

karang. Penambahan pecahan karang mati yang ditumbuhi oleh algae benang

(coraline algae) akan merangsang terjadinya penempelan. Larva akan berdiam diri

tanpa bergerak dan makan selama kurang lebih dua hari. Kemudian larva ini akan

menjelma menjadi miniatur bintang laut bertangan 5 (proses metaforfosis).

Miniatur bintang laut ini berdiameter sekitar 0,5 mm. Sekitar 3 minggu setelah

metamorfosis tangan akan bertambah menjadi 6, dan sekitar 16 sampai 18 minggu

setelah metamorfosis jumlah tangan akan bertambah menjadi 16 sampai 18 buah.

Lamanya fase metamorfosa ini juga bervariasi dari tempat ke tempat.

Stadium muda

Apabila mengadakan observasi secara langsung ke daerah terumbu karang

pada umumnya selalu mendapatkan bintang laut pemakan karang dewasa yang

berukuran di atas 200 mm. Sangat sukar mendapatkan biota stadium muda

(juvenile) di pemukaan karang batu. Hal ini disebabkan karena sifat hidup

26

Page 27: Metamorfosis invertebrata.docx

bersembunyi (kriptik) dan bintang laut ini pada umumnya aktif di malam hari

(noktural). Pada habitatnya juvenil dari Acanthaster planci bersembunyi di bawah

bongkah karang mati yang ditumbuhi oleh algae dan algae merambat. Bintang laut

stadium muda ini bisa juga didapatkan pada bagian pangkal karang bercabang.

Hal ini untuk memudahkan bintang laut tersebut mencari makan dan menghindari

diri dari serangan predatornya. Bintang laut jenis Acanthaster planci yang hidup

di perairan sekitar Kepulauan Fiji, pada usia di atas 5 bulan hidup dari

mengkonsumsi algae benang (coraline algae). Pada saat itu biota ini telah

mencapai ukuran diameter tubuh sekitar 19,5 mm, dengan kecepatan tumbuh

(growth rate) sekitar 2,6 mm/bulan. Selanjutnya bintang laut muda yang

mempunyai diameter tubuh berkisar antara 40 mm sampai 100 mm, dengan usia

berkisar antara 5 sampai dengan 15 bulan, mempunyai kecepatan tumbuh sekitar

16,7 mm/bulan. Bintang laut ini masih bersifat kriptik (hidup bersembunyi).

Setelah mencapai ukuran diameter tubuh di atas 100 mm atau pada usia lebih dari

20 bulan. Bintang laut ini akan meninggalkan sifat kriptiknya dan aktif makan

siang dan malam. Pada saat itu kecepatan tumbuh akan mengalami penurunan,

yaitu sekitar 5,3 mm/bulan.

27

Page 28: Metamorfosis invertebrata.docx

28

Page 29: Metamorfosis invertebrata.docx

BAB III

KESIMPULAN

Setiap makhluk hidup melewati fase pertumbuhan dan perkembangan.

Metamorfosis adalah transformasi larva menjadi dewasa, yaitu proses yang lebih

atau kurang rumit tergantung pada tingkat perbedaan antara dua bentuk makhluk

hidup tersebut. Transformasi dapat dilakukan secara bertahap, terjadi selama

jangka waktu yang panjang, dan melibatkan sejumlah tahap-tahap peralihan

alternatif. Metamorfosis pada hewan invertebrata berbeda dengan hewan

invertebrata. Metamorfosis dapat dibedakan menjadi Metamorfosis pada

dibedakan menjadi dua yaitu metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola)

adalah metamorfosis yang melalui tahap telur yang menetas menjadi nimfa,

kemudian tumbuh dan berkembang menjadi imago (dewasa). Metamorfosis

sempurna adalah metamorfosis yang perkembangan individu mahluk hidup

melalui tahap telur–larva–pupa–imago (dewasa). Telur yang menetas menjadi

larva dan larva akan menjadi kepompong kemudian berubah menjadi imago

(dewasa).

29

Page 30: Metamorfosis invertebrata.docx

30

Page 31: Metamorfosis invertebrata.docx

Daftar Pustaka

Aziz, Aznam.1998.Beberapa Catatan Tentang Daur Hldup Bintang Laut Pemakan

Karang.Oseana, 23 (2): 11 - 17

http://www.britannica.com/EBchecked/topic/25677/animaldevelopment/63769/

Metamorphosis

https://anugrahjuni.wordpress.com/biologi-in/metamorfosis-kupu-kupu

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2165217-metamorfosis-

metamorfosis-tidak-sempurna-dan/#ixzz1aZMVYTYq

Isnaini Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Penerbit Kanisius: Yogyakarta.

31