metakognisi calon guru bergaya kognitif reflektif … · 2020. 1. 16. · 244 metakognisi calon...

10
244 METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN KOGNITIF IMPULSIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA Binur Panjaitan FKIP Universitas HKBP Nommensen Medan email: [email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses metakognisi mahasiswa calon guru dalam menyelesaikan masalah matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksploratif dengan pendekatan kualitatif. Masalah matematika dalam penelitian ini terdiri atas masalah matematika formal dan masalah matematika kontekstual. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa calon guru Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas HKBP Nommensen yang bergaya kognitif reflektif dan yang bergaya kognitif impulsif. Teknik pengumpulan data dilakukan lewat wawancara mendalam untuk menggali hal-hal yang memengaruhi terjadinya proses metakognisi subjek. Untuk menentukan gaya kognitif reflektif-impulsif digunakan Matching Familiar Figure Test. Data yang sudah valid dianalisis dengan memperhatikan bagaimana proses metakognisi subjek terhadap permasalahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses metakognisi subjek yang bergaya kognitif reflektif berbeda dengan proses metakognisi subjek yang bergaya kognitif impulsif, baik dalam masalah matematika formal maupun matematika kontekstual. Kata kunci: metakognisi, pemecahan masalah, gaya kognitif THE METACOGNITIONOF PROSPECTIVE TEACHERS WITH REFLECTIVE AND IMPULSIVE COGNITIVESTYLEIN SOLVING MATHEMATICAL PROBLEMS Abstract:The purpose of this research is to describe the metacognition process of college students,as prospective teachers, in solving mathematical problems, either formal and contextual problems. This research is explorative using qualitative approach. The subject of research was students ofthe Mathematics Department, Faculty of Teacher Training and Education Nommensen University who have either reflective or impulsive cognitive style. Depth interviewwas carried out to find outthe factors that affect the subjects’ metacognition. Matching Familiar Figure Test was employed to figure out students’ cognitive style of either reflective or impulsive type. The data were then analyzed by paying attention at the subjects’ metacognition process in solving mathematical problems. The results show that the metacognition process of those with reflective cognitive style is different from those with impulsive cognitive style, either in formal or contextual mathematical problem. Keywords: metacognition, problem solving, cognitive styles PENDAHULUAN Proses belajar matematika merupakan proses mental yang berkaitan dengan kegiatan berpikir dan bagaimana pengembangannya un- tuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan membentuk sikap. Manfaat tersebut diharapkan dapat diperoleh sebagai hasil dari proses pe- mecahan masalah. Melalui pemecahan masalah matematika, siswa diarahkan untuk mengem- bangkan kemampuannya antara lain membangun pengetahuan matematika yang baru, memecahkan masalah dalam berbagai konteks yang berkaitan dengan matematika, menerapkan berbagai strategi yang diperlukan, dan merefleksikan proses pe- mecahan masalah matematika (Pearson Learning Group, 2008). Dalam pemecahan masalah, proses ber- pikir siswa merupakan hal yang perlu mendapat perhatian guru terutama untuk membantu siswa agar dapat mengembangkan kemampuannya memecahkan masalah baik dalam konteks dunia nyata maupun dalam konteks matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Lester (Gartman dan Freiberg, 1993) bahwa tujuan utama mengajarkan pemecahan masalah dalam matematika adalah tidak hanya untuk melengkapi siswa dengan

Upload: others

Post on 16-Dec-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF … · 2020. 1. 16. · 244 METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN KOGNITIF IMPULSIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

244

METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN KOGNITIF IMPULSIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

Binur PanjaitanFKIPUniversitasHKBPNommensenMedan

email:[email protected]

Abstrak: Penelitian inibertujuanuntukmendeskripsikanprosesmetakognisimahasiswacalongurudalammenyelesaikanmasalahmatematika. Jenis penelitian ini adalahpenelitian eksploratif denganpendekatankualitatif.Masalahmatematikadalampenelitianiniterdiriatasmasalahmatematikaformaldanmasalahmatematikakontekstual.SubjekpenelitianiniadalahmahasiswacalonguruProgramStudiPendidikanMatematikaFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniversitasHKBPNommensenyangbergaya kognitif reflektif dan yang bergaya kognitif impulsif.Teknik pengumpulan data dilakukanlewatwawancaramendalamuntukmenggalihal-halyangmemengaruhiterjadinyaprosesmetakognisisubjek.Untukmenentukangayakognitifreflektif-impulsifdigunakanMatching Familiar Figure Test.Datayangsudahvaliddianalisisdenganmemperhatikanbagaimanaprosesmetakognisisubjekterhadappermasalahan.Hasilpenelitianmenunjukkanbahwaprosesmetakognisisubjekyangbergayakognitifreflektifberbedadenganprosesmetakognisisubjekyangbergayakognitifimpulsif,baikdalammasalahmatematikaformalmaupunmatematikakontekstual.

Kata kunci: metakognisi, pemecahan masalah, gaya kognitif

THE METACOGNITIONOF PROSPECTIVE TEACHERS WITH REFLECTIVE AND IMPULSIVE COGNITIVESTYLEIN SOLVING MATHEMATICAL PROBLEMS

Abstract:Thepurposeofthisresearchistodescribethemetacognitionprocessofcollegestudents,asprospectiveteachers, insolvingmathematicalproblems,eitherformalandcontextualproblems.Thisresearchisexplorativeusingqualitativeapproach.ThesubjectofresearchwasstudentsoftheMathematicsDepartment,FacultyofTeacherTrainingandEducationNommensenUniversitywhohaveeitherreflectiveorimpulsivecognitivestyle.Depthinterviewwascarriedouttofindoutthefactorsthataffectthesubjects’metacognition.Matching Familiar Figure Test wasemployedtofigureoutstudents’cognitivestyleofeither reflectiveor impulsive type.Thedatawere thenanalyzedbypayingattentionat the subjects’metacognitionprocessinsolvingmathematicalproblems.Theresultsshowthatthemetacognitionprocessofthosewithreflectivecognitivestyleisdifferentfromthosewithimpulsivecognitivestyle,eitherinformalorcontextualmathematicalproblem.

Keywords: metacognition, problem solving, cognitive styles

PENDAHULUANProses belajarmatematikamerupakan

prosesmental yang berkaitan dengan kegiatanberpikir danbagaimanapengembangannya un-tukmemperolehpengetahuan,keterampilandanmembentuksikap.Manfaattersebutdiharapkandapat diperoleh sebagai hasil dari proses pe-mecahanmasalah.Melaluipemecahanmasalahmatematika, siswa diarahkan untukmengem-bangkankemampuannyaantaralainmembangunpengetahuanmatematikayangbaru,memecahkanmasalahdalamberbagaikonteksyangberkaitandenganmatematika,menerapkanberbagaistrategi

yangdiperlukan, danmerefleksikan proses pe-mecahanmasalahmatematika(Pearson Learning Group,2008).

Dalampemecahanmasalah, proses ber-pikirsiswamerupakanhalyangperlumendapatperhatianguruterutamauntukmembantusiswaagar dapatmengembangkan kemampuannyamemecahkanmasalahbaikdalamkonteksdunianyatamaupundalamkonteksmatematika.HalinisejalandenganpendapatLester(GartmandanFreiberg,1993)bahwatujuanutamamengajarkanpemecahanmasalah dalammatematika adalahtidak hanya untukmelengkapi siswa dengan

Page 2: METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF … · 2020. 1. 16. · 244 METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN KOGNITIF IMPULSIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

245

sekumpulan keterampilan atau proses, tetapilebihkepadamemungkinkansiswaberpikiruntukdirinyasendiri.

Permasalahanyang sering terjadi bahwaketikasiswadihadapkanpadamasalahmatema-tika,siswatersebuttidakmemikirkanbagaimanadirinyamampumenyelesaikannya.Berpikiruntukdirinyasendiriberkaitandengankesadaransiswaterhadapkemampuannyauntukmengembangkanberbagaicarayangmungkinditempuhdalamme-mecahkanmasalah.Prosesmenyadaridanmeng-aturberpikirsiswadikenalsebagaimetakognisi,termasuk di dalamnya adalah berpikir tentangbagaimanasiswamembuatpendekatanterhadapmasalah,memilihstrategiyangdigunakanuntukmenemukan pemecahan, dan bertanya kepadadiri sendiri tentangmasalah tersebut (GartmandanFreiberg,1993).

Langkah-langkah pemecahanmasalahyangdigunakandalampenelitianiniadalahyangdikembangkanDeCorte(2003)danmenyebutnyasebagaistrategimetakognitifdalampemecahanmasalah.Langkah-langkahtersebutadalahseba-gaiberikut:(1)membangunrepresentasimentaldarimasalah (buat gambar, buat daftar, skema

atau tabel, pisahkan antara data yang relevandenganyangtidak,gunakanpengetahuannyata);(2)membuatrencanamemecahkanmasalah(buatdiagramalir,dugadanperiksa,perhatikanpola,sederhanakan bilangannya); (3)melaksanakanrencanapemecahan;(4)menginterpretasikanhasildanrumuskanjawaban;(5)evaluasisolusi.

Beberapapenelititelahmenunjukkanbah-wametakognisiberperanpentingdalampemecah-anmasalahsertadalamperolehandanpenerapanketerampilanbelajarpadaberbagaibidangpene-muan (Flavell, 1979; Panaoura danPhilippou,2005).Siswayangmampumenyerappelajaranmatematikapadatingkatanpalingtinggidanmem-perolehinformasitentanglatihandalamstrategimetakognitif(yaituperencanaan,pemantauan,danevaluasibelajarnyasendiri)memilikikemampuanlebihbaikdalammengaturbelajarnya(Chamot,Dale,O’MalleydanSpanos,1992).Pemecahanmasalah yang efektif dapat diperoleh denganmemberikesempatankepadasiswauntukmene-rapkanstrategimetakognitifketikamenyelesaikansoal(McLoughlindanHollingworth,2003).

Dari uraian yang sudahdikemukakandiatas,dapatdiketahuibetapapentingnyakemam-

Tabel 1. Aktivitas Metakognisi dalam Pemecahan Masalah Matematika

MetakognisiCalonGuruBergayaKognitifReflektifdanKognitifImpulsifdalamMemecahkanMasalahMatematika

Page 3: METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF … · 2020. 1. 16. · 244 METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN KOGNITIF IMPULSIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

246

Cakrawala Pendidikan, Juni 2016, Th. XXXV, No. 2

puanmetakognisidimilikiolehsiswapadasemuatingkatpendidikan.Berkaitandenganitu,penulismemandangperlu untukmengetahuimetakog-nisimahasiswacalongurudalammemecahkanmasalahmatematika,baikmasalahmatematikaformalmaupunkontekstual.Masalahmatematikaformaladalahmasalahmatematikayangdisajikandalambentukkalimatmatematikadenganmeng-gunakan simbol-simbol atau variabel-variabeltertentu, danmasalahmatematika kontekstualadalahmasalahmatematikayangberkaitande-ngankonteks.

Cohors-Fresenborg&Kaune(2007)menge-lompokkanaktivitasmetakognisidalammeme-cahkanmasalahmatematikaterdiriatas(1)peren-canaan(planning),(2)pemantauan(monitoring),dan(3)refleksi(reflection),lebihrincidisajikanpadaTabel1.

Bell,CostellodanKuchemann(1983)me-ngatakansituasibelajaryangpalingefektiftidaksamabagisiswa.Perbedaanituantaralainadalahbergantungpada faktor intelektual, emosional,kepribadian,dankemungkinanjeniskelamindanlatarbudaya.Perbedaan individualyangadadiantarasiswaperludiperhatikanuntukmembantuprosespembelajaranyanglebihefektif.Salahsatuperbedaanindividualantarasesamasiswayangtelahmenjadiperhatianparapsikologadalahgayakognitif.Gayakognitifadalahcarayangkonsistenataukecenderunganseseorangdalammengguna-kankognitifnya(Kozhevnikov,2007).

Kagan(Quiroga,Hernandez,Rubio,Shih,dan Santacreu, 2007)mengelompokkan gayakognitif siswayangdisebut dengangaya kog-nitifimpulsifdanreflektif.Siswayangbergayakognitif reflektifmemiliki karakteristik lambatdalammenyelesaikanmasalahtetapicermat/teliti,sehinggajawabancenderungbetul.Siswayangbergayakognitifimpulsifmemilikikarakteristikcepatmenyelesaikanmasalahtetapikurangcer-mat/telitisehinggajawabancenderungsalah.

Beberapahasilpenelitiantelahmenunjuk-kan indikasibahwahasilbelajarsiswareflektifberbedadengansiswaimpulsif.Radatz(Bell,Cos-tellodanKuchemann,1983)menelitihubungangayakognitifimpulsif-reflektifsiswadengangayakognitifimpulsif-reflektifguru.Hasilpenelitianitumenyatakanbahwasiswaimpulsifcenderunglebihbaikprestasinyajikadiajarolehguruim-pulsif,dansiswareflektifcenderung lebihbaikprestasinyajikadiajarolehgurureflektif.

Navarro,AguilardanAlcalde(1999)me-nyatakan bahwadalammeningkatkan prestasiaritmetika,siswa impulsifmemerlukanbantuanpihaklain,sementarasiswareflektifkurangmem-butuhkanbantuanpihaklain.

HasilpenelitianSwartzdanParkins(Warli,2010),siswaimpulsifmemilikipolapikirkurangefektif,sedangkansiswareflektifmemilikipolapikiryangefektifkarenadalammelakukankog-nisinyaselalumenuntutkesabarandanketelitian.HasilpenelitianWarli (2010),kreativitas siswareflektifberbedadengankreativitassiswaimpulsifdalammemecahkanmasalahgeometri.Kreativi-tassiswareflektifrelatiftinggisementarasiswaimpulsif cenderung sangat rendah.Kreativitasmempunyaiarahkeprodukpemikiranyangbarudanfleksibilitas.Demikian juga denganmeta-kognisijugamengarahkeprodukpemikiranyangbaru.Fleksibilitasjugadibutuhkanpadastrategimetakognitif,yaitusiswadalammenyelesaikanmasalah diharapkan dapatmempunyaimetodepenyelesaian yang berbeda dari yang pernahdiperoleh sebelumnya, sehingga ada dugaanmetakognisiberhubungandengangayakognitifimpulsif-reflektif.

HasilpenelitianBauersfeld(Bell,CostellodanKuchemann, 1983)menunjukkan bahwasiswayangbergayakognitifreflektiflebihbaikprestasinya dalamaritmetika dibandingkan de-ngansiswaimpulsif.

Secara eksplisit hasil penelitian tentanggayakognitifimpulsif-reflektifbelumadayangmenunjukkanbagaimanahubungannyadenganmetakognitif,sehinggaperludiselidikibagaimanasiswareflektifmaupunsiswaimpulsifdalamme-mecahkanmasalahmatematika formalmaupunmatematikakontekstual.

METODEJenispenelitianiniadalahpenelitianeks-

ploratifdenganpendekatankualitatif.Dikatakanpenelitianeksploratifkarenapenelitiinginmeng-galisecaramendalamtentanghal-halyangmem-pengaruhiterjadinyaprosesmetakognisisubjek.Penelitian denganpendekatan kualitatif adalahpenelitian yang prosedur penelitiannyameng-hasilkandatadeskriptifberupakata-katatertulisataulisandarisubjekyangdiamati.Penelitianinimengungkapterjadinyaprosesmetakognisima-hasiswacalongurudalammemecahkanmasalahmatematika.

Page 4: METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF … · 2020. 1. 16. · 244 METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN KOGNITIF IMPULSIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

247

MetakognisiCalonGuruBergayaKognitifReflektifdanKognitifImpulsifdalamMemecahkanMasalahMatematika

Subjek penelitian ini adalahmahasiswacalonguruProgramStudiPendidikanMatematikaFakultasKeguruandanIlmuPendidikanUniver-sitasHKBPNommensenyangbergayakognitifreflektifdanyangbergayakognitifimpulsif.

Instrumendalampenelitianiniterdiridariinstrumenutamadaninstrumenbantu.Instrumenutamaadalahpenelitisendiri,sehinggapadasaatpengumpulandatadilapangan,penelitiberperanserta selama proses penelitian danmengikutikegiatan subjek penelitian yang berhubungandenganpengumpulandatamelaluiwawancara.Selainpenelitisendirisebagaiinstrumenutama,digunakanlembartugassebagaiinstrumenbantu.Sebelumwawancaradilakukan,mahasiswadiberilembar tugas atau soalmatematika formal dansoalmatematika kontekstual. Soalmatematikaformal seperti: “Tentukan turunan dari fungsiy =4x3–18x2+15x –20.Fungsitersebutakanmencapainilaimaksimumbilanilaix =…”dansoalmatematika kontekstual sebagai berikut:“SeorangpetanitambakdiParapatakanmemanenikanmujahirdaritambakmiliknyauntukdijualkepasar.Denganmaksuduntukmenjaminkualitasikannyasekaligusmenghematbiaya,makapetanitersebutmemilihuntuktidakmenggunakanbahanpengawet apapun.Agar ikan yang dipanennyatetapsegarketikasampaipadakonsumen,makaiaharussudahmenjualnyasetelahtjamdarisaatpanen.Dayatahanikanmujahiragartetapsegardapatdinyatakansebagaibilangantaknegatifyangsamadengan15t2 – t3.Tentukanwaktumaksimumyangdiperlukanolehpetanitambaktersebutagarikannyatetapsegarpadasaatdijual”.

Agar instrumen lembar soalmatematikadapatberfungsi secaramaksimalmaka terlebihdahuludiawalidenganvalidasiolehtenagaahli,yangterdiridari2orangahlimatematika,2orangahlipendidikanmatematika,dan1orangmaha-siswa.Validasi diarahkan kepada kesesuaianinstrumen lembar tugas dengan permasalahan,konteksmatematika,dankonteksbahasamatema-tikayangdigunakan.

Untukmengukur gaya kognitif reflektif-impulsif digunakanMatching Familiar Figure Test (MFFT).Kerja tesMFFT adalah sebagaiberikut:diberikansatugambarstandar,kemudiangambarstandaritudicarikembalididalamenambuahgambaryangmiripyangdiberikansekali-gus (Kagan,Rosman,Day,Albert, danPhilips(Kozhevnikov, 2007)).Variabel yang diamatipadaMFFTiniadalahvariabelwaktuyangdi-

gunakanmeresponstesdanvariabelakurasiataubanyaknyakesalahan.Jikawaktuyangdigunakankurangdarimedian,makadisebut penggunaanwaktu sedikit, dan jika lebihdarimediandise-but penggunaanwaktu lama.Demikian jugamenentukanfrekuensibanyaknyajawabansalahdan jawaban benarmenggunakanmedian darifrekuensimenjawabbenar(Quoriga,Hernandez,Rubio,Shih,danSatracreu,2007).

Dalammelakukanwawancaradigunakanpedomanwawancaraataudaftarpertanyaanse-bagaipemanduawal.Namundemikianpedomanataudaftarpertanyaaninitidakbaku,artinyadapatberubahsesuaidengansituasidankondisipadasaatwawancara.

Untukmemperoleh gambaran tentangprosesmetakognisi,dilakukanlangkah-langkahsebagaiberikut:(1)mahasiswadiberitugasuntukmenyelesaikan soal denganmengatakan sesuaidenganapayangdiapikirkan,(2)penelitimenelitihasilpekerjaanmahasiswa,(3)penelitimemberi-kanpertanyaanberkaitandenganjawabanyangdiberikanolehmahasiswamelaluiwawancara.Se-lanjutnyahasildatayangtertulisdanverbal(dariwawancara) dikaji kekonsistensinya.Apabilaadadatayang tidakkonsisten,harusdilakukanwawancarakembali.Datayangdiperolehpadasaatwawancaradirekammenggunakantape re-corderdanhandycam.Berdasarkanhasilrekamandarivideo dan hasil pekerjaan tertulis bagian-bagian yang belum dapat dimengerti,penelitidapatmenunjukkankepadasubjekdanmendis-kusikansetelahmenyelesaikansemuasoal.

Data yang sudahvalid dianalisis denganmemperhatikanbeberapahal,misalnya,bagaima-naprosesmetakognisisubjekterhadappermasala-han;konsep,operasiatau rumus/sifatapayangdigunakandalammenyelesaikanmasalah.

Datawawancaratentangprosesmetakog-nisisubjekketikamemecahkanmasalahdianalisispadasetiaplangkahsebagaiberikut.Padalangkahmembangunrepresentasimentaldarimasalah,ba-gaimanasubjekmelakukanplanning, monitoring danrefleksi,padalangkahmembuatrencanape-mecahanmasalah,bagaimanasubjekmelakukanplanning, monitoringdanrefleksi,padalangkahmelaksanakan rencana pemecahan, bagaimanasubjekmelakukan planning, monitoring danrefleksi, danpada langkahmenginterpretasikanhasil dan rumusan jawaban, bagaimana subjekmelakukanplanning, monitoring dan refleksi,serta pada langkah evaluasi solusi bagaimana

Page 5: METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF … · 2020. 1. 16. · 244 METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN KOGNITIF IMPULSIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

248

Cakrawala Pendidikan, Juni 2016, Th. XXXV, No. 2

subjekmelakukan planning, monitoring danrefleksi.

HASIL DAN PEMBAHASANPada bagian ini disajikan hasil peneli-

tianterhadap subjek penelitian denganmetodethink alouddikombinasikandenganwawancaraselamaprosespemecahanmasalah.Subjekberasaldarikelompokbergayakognitifreflektifdandarikelompokbergayakognitifimpulsif.

Metakognisi Subjek Bergaya Kognitif Reflek-tif pada Pemecahan Masalah Matematika Formal

Padamasalahmatematikaformal,subjekyangbergayakognitifreflektifmembangunrep-resentasimentaldarimasalahdenganhanyamem-bacasoal,dilanjutkanmerencanakanpemecahanmelalui aktivitasmenentukan cara yang akandigunakan, kemudianmelaksanakan rencana.Selanjutnya subjek kembalimembuat rencanadenganmelakukanrefleksiterhadapsyaratsuatufungsi bernilaimaksimumdanmerencanakanpenggunaan cara untuk memfaktorkan.Ke-tikamelaksanakanrencanapemfaktoran,subjekmengalami kesulitan.Pada langkah ini subjekmelakukanbeberapausahamemfaktorkandenganselalumemeriksadenganakurattahapdemitahappemfaktoranyangdilakukan,walaupunmenggu-nakanwaktuyanglebihlama,danternyatasubjekmenyadari hasilnya yang salah.Hal ini sesuaidengan pendapatKozhevnikov (2007), bahwaanakyangbergayakognitif reflektif cenderungmenyelesaikanmasalah denganmenggunakanwaktu lamadanpenyelesaian cenderungbenardanakurat.

Ketikapenelitimemberipertanyaan,apa-kahfungsinyabisadisederhanakan,ternyatasub-jekdapatmelakukanrefleksiterhadaphasilpem-faktorannyayangsalah,danmenyadarilangkahyang semestinya dilakukan.Berikutnya subjekdapatmelaksanakan rencana danmerumuskanjawaban dengan baik.Hal ini sesuai denganpendapatAncilotti (Rozencwajk danCorroyer,2005)yangmenemukanbahwaanakyangreflektifcenderungmemprosessecaraanalitik.

Ketikamemecahkanmasalah,subjeksem-patmengalamikesulitan,yangkemudiandapatdiatasisetelahpenelitimemberisatupertanyaan.Masalah ini berhasil diselesaikan dengan ke-mampuansubjekuntukmengevaluasisolusiyangtadi sudah diketahuinya salah,melalui refleksi

terhadap gagasannya yang salah.Selanjutnyasubjekdapatmelaksanakanrencanayangsudahdibuatsebelumnya.Rumusanjawabanyangtepatdapatdibuatberdasarkanpadainterpretasihasilperhitungandenganhati-hatisebelummengambilkeputusan,dankemudiansubjekmemantapkankeyakinannya.Hal ini sesuai dengan pendapatRozencwajkdanCorroyer(2005),yangmenga-takanbahwaanakyangreflektifmemperhatikansemua kemungkinan pilihan dengan hati-hatisebelummengambilkeputusan.

Pada lembar kerja subjek secara tertulis,telah terungkap hasil pekerjaan yangmemberijawabansesuaipenjelasanlisanyangdiberikan-nya,meski tidakmerincimengapanilaimaksi-mumx=5/2.

Metakognisi Subjek Bergaya Kognitif Reflektif pada Pemecahan Masalah Matematika Kon-tekstual

Pada pemecahanmasalahmatematikakontekstual, subjek bergaya kognitif reflektifmengawalidenganmembacasoalyanglangsungdiikuti dengan refleksi yangmenghubungkanobjekdengansuatukonsep.Selanjutnyasubjekmembacakembalidanmenuliskanyangdiketahuidanditanyakan.Pembuatanrencanapemecahandiawali dengan refleksi terhadapmetode yangakandigunakanyangselanjutnyamerencanakanpemecahandenganmenggunakanmetodeyangsudahdirefleksikannya.Langkahselanjutnyaada-lahmelaksanakanrencana,melibatkanaktivitasmetakognisidenganmemberikanpenjelasanyangtepat danmengontrol kecermatan perhitungantahapdemitahap.

Proses berikutnya, subjekmembuat ren-cana selanjutnya, yaknimenentukan cara yangakan digunakan, diikuti dengan pelaksanaanrencana, yakni dengan aktivitasmetakognisimemberikanalasanyangtepatdanpadaakhirnyamerumuskan jawaban berdasarkan interpretasihasilperhitungandanmemberipenjelasanyangdikaitkandenganpencapaiantujuan.

Peneliti kemudianmemberi pertanyaanuntukmelihatprosesmetakognisi,yangdijawabsubjekmelaluievaluasisolusidenganmemantaupencapaian tujuan, danmerefleksi kemampuandankelemahansubjeksendiri.Subjekkemudianmenyadari ketidak-tahuannya terhadap alasanmengapacaratersebutdigunakan,tetapisubjekmasihingatbahwabantuksoalsemacaminida-patdiselesaikanmenggunakancarayangsudahpernahdigunakannya.

Page 6: METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF … · 2020. 1. 16. · 244 METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN KOGNITIF IMPULSIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

249

MetakognisiCalonGuruBergayaKognitifReflektifdanKognitifImpulsifdalamMemecahkanMasalahMatematika

Pada jawaban tertulis, subjek juga tidakmengungkapkanhal-halyangtelahdiungkapkan-nyasecaralisankedalambentuktulisanpadalem-barjawaban.Salahsatuyangtidakjelasterungkapadalahrumusanjawaban.Keadaaninitentudapatberakibatpadatidaksampainyainformasiyangseharusnyadikemukakankepadaoranglainyangakanmenilaihasilkerjanya.Mengingatpenilaianhasilbelajardisekolahselamainibanyakdidasar-kanpada hasil pekerjaan tertulis,makahal initentucukupmerugikansubjekitusendiri.

Metakognisi Subjek Bergaya Kognitif Im-pulsif pada Pemecahan Masalah Matematika Formal

Seperti halnya subjek bergaya kognitifreflektif,padamasalahmatematikaformal,sub-jekbergayakognitif impulsif jugamembangunrepresentasimentaldarimasalahlangsungdenganmembacasoal.Subjekkemudianmerencanakanpemecahanyaknimencariturunanfungsidenganaktivitasmenentukancarayangdigunakandanmelaksanakanrencanatersebutdenganaktivitasmetakognisinya.Selanjutnyasubjekmenentukancarauntukmencari nilaimaksimum,danuntukitusubjekmelakukanmonitoringuntukmema-hamisoal.Setelahmelakukanmonitoring,subjekkembalimerencanakanpemfaktorandandiikutirefleksi terhadaprencanayaknimemperhatikandampakcarayangdigunakan,sehinggasubjekda-patmenentukanbahwafungsidapatlebihmudahdifaktorkanbiladibagi3lebihdulu.Hasilrefleksiinimengarahkan subjek untukmemperbaharuicarayangdigunakannya.

Pada tahap ini penelitimelihat kurangsempurnanyarencanadanpelaksanaanyakhusus-nyaberkaitan dengan fungsi yangdifaktorkan,sehinggaperlumemberipertanyaan.Subjekmen-jawabpertanyaanpenelitimelaluirefleksidenganmelihatkemungkinankesalahanterhadapsolusidan akhirnya dapatmenyadarinya, tetapi tidakdapatmemberikanalasanyangtepatdanhanyamemberiargumentasinegatif,dansubjekmem-berikanargumentasinegatiftersebutdengancaratergesa-gesaataudenganwaktuyangsangatsing-kat.HalinisesuaidenganpendapatKozhevnikov(2007)bahwaanakyangbergayakognitifimpulsifcenderungmenyelesaikanmasalahdenganmeng-gunakanwaktuyangsingkattetapipenyelesaiancenderungsalahdantidakakurat.

Penelitijugamengajukanbeberapaperta-nyaanuntukmengetahuimetakognisisubjekpada

langkah selanjutnya, dan subjekmenjawabde-nganmelakukanrefleksipadaevaluasisolusi,danrefleksipadapemahamanmasalah.Disampingitusubjekjugamelakukanpemantauansolusiyangdiperolehdankemudianmerumuskanjawaban.

Berdasarkanhasilpekerjaansubjeksecaratertulis,tampakbahwapenyajianhasilpemecahanmasalahsecaratertulistidakmenggambarkanha-sildenganbaik.Salahsatukekuranganpenyajianinformasidaripekerjaantertulistersebutadalahtidakjelasnyarumusanjawabanterhadapperta-nyaanpadasoal.Subjeksebenarnyatelahberu-sahauntukmenunjukkannilaixagarfungsinyamencapainilaimaksimum,namunsetelahmen-cobamelakukanperhitungan,subjekmendapatikerumitanperhitungan,kemudianlangsungmeng-hentikanperhitungandanmembuatkesimpulandengan yakin bahwa nilaimaksimumdicapaipadax=5/2.Nampaknyasubjektidaksabaruntukmemeriksatahapdemitahap,sehinggalangsungmengambilkeputusandengancepat.HalinisesuaidenganpendapatPenchevadanPapazpva(2006),yangmengatakan bahwa anak yang impulsifcenderungmengambil keputusandengan cepatsetelahmemeriksapilihanjawaban.

Metakognisi Subjek Bergaya Kognitif Im-pulsif pada Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual

Padamasalahmatematika kontekstual,subjek bergaya kognitif impulsifmulai denganmembaca soal danmenuliskan yang diketahuidanditanyakanyangdiikutidenganmemeriksaterminologitentangwaktumaksimum.Padalang-kahberikutnyasubjekmerencanakanpemecahandengan caramenentukan satu cara yang digu-nakan dan langsungmelaksanakan pemecahandengancaratersebut.Langkahberikutnyasubjekmembuatrencanapemecahanlagidenganmenen-tukancarayangdigunakandanditeruskandenganmelaksanakan pemecahan denganmenentukanhasilnya,tetapihasilinitidaktepat.Peneliticobamembangkitkanmetakognisi subjekmelaluisatupertanyaanyangdiberikan.Hasilnyasubjekmelakukanrefleksidenganmengenalirepresentasiyangsalah,namunhanyasebagian,dantidakmen-cakupsecarakeseluruhanrepresentasitersebut.

Selanjutnyasubjekmerencanakanpemeca-han berikutnya denganmenentukan cara yangakan digunakan.Ketika penelitimenanyakanalasanmengapamenggunakancaratersebut,sub-jekmemberiargumentasinegatif.Refleksiyang

Page 7: METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF … · 2020. 1. 16. · 244 METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN KOGNITIF IMPULSIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

250

Cakrawala Pendidikan, Juni 2016, Th. XXXV, No. 2

dilakukansubjekuntukmengenaligagasanyangsalahdilakukansebagaijawabanataspertanyaanpeneliti,dilanjutkandenganmemeriksakesesua-iantujuanyanghendakdicapai.

Berikutnyasubjekmerencanakanpemeca-han selanjutnyadenganmenentukan cara yangdigunakan,tetapinilaiyangdigunakannyaadalahnilaiyangtidakbenarsehinggapenelitimencobamemberipertanyaanuntukmembangkitkanmeta-kognisinyalagi.Hasilnya,subjekmelakukanre-fleksidenganmemperhatikanterjadinyakesalahandanmemperhatikanstrukturlambangmatematikayangdigunakan.Hasil inimembuat refleksi se-lanjutnyasebagai jawaban terhadappertanyaanpenelitimenjaditerarahsesuaiyangdiharapkan.HalinisesuaidenganpendapatNavarro,Aguilar,danAlcalde(1999)bahwauntukmeningkatkanprestasi, siswa impulsifmemerlukan bantuanpihak lain seperti pelatihan, sementara siswareflektif kurangmembutuhkan bantuan pihaklaindalammemecahkanmasalaharitmetika.Pe-mantauandilakukansubjekterhadapkesesuaiantujuanyanghendakdicapai.

Langkahselanjutnyasubjekmerencanakankembalipemecahanmasalahdenganmenentukancara yang akan digunakan, kemudian penelitimemberipertanyaanlagiuntukmelihatmetakog-nisi yang dilakukannya, dan subjekmenjawabdenganmelakukan refleksi terhadap rencanatersebutdenganmelihatdampakpenerapaancarayangdigunakannya.

Selanjutnya subjekmelaksanakan pe-mecahansesuairencanadanmemperolehhasil,tetapihasilinitidakdimengertiolehsubjek,danmenyimpulkannya sebagai hasil akhirmeskisebenarnya tidak sesuai dengan tujuan.Hasilyangtidaksesuaiinimenunjukkanbahwasubjektidakberhasilmemahamimasalahdenganbenarsehinggatidaktahukapantujuandapatdicapai.Penelitimencobamembangkitkanmetakognisisubjekdenganmemberipertanyaan,subjekmen-jawabdenganserangkaianrefleksi,danpadaakh-irnyasubjekmengenali representasiyangsalahsehinggadapatmerumuskanjawabansesuaihasilperhitungan dengan benar.Untukmeyakinkanhasil yang diperolehnya, penelitimemberikanbeberapapertanyaandandijawabsubjekdenganmelakukan pemantauan pada argumentasinyadan subjekmeyakini bahwa argumentasi yangdiberikannyasudahtepat.

Hasil pekerjaan subjek secara tertulismenunjukkanbeberapaperubahanberpikiryang

dilakukanolehsubjek,yangtampakpadabebera-pacoretanataupenggantianpadalembarjawaban.Perubahaninikemungkinanmenjadisalahsatupenyebabterjadinyakebingungan,termasukpadasaatmerumuskanjawabanakhir.

Perbandingan Proses Metakognisi Subjek Ber-gaya Kognitif Reflektif dengan Subjek Bergaya Kognitif Impulsif pada Masalah Matematika Formal

Padamasalahmatematikaformal,subjekbergayakognitifreflektifmembangunrepresen-tasimental darimasalah langsungdengan satuaktivitasmetakognisi yaknimenentukanposisiawalmelalui aktivitasmembaca soal saja.Padamasalahmatematikakontekstual, subjekmem-bangunrepresentasimentaldarimasalahdenganmelibatkanbeberapaaktivitasmetakognisipadamenentukanposisiawal.Aktivitastersebutterdiriatasduaaktivitasmerencanakandansatuaktivitasrefleksi.Kedudukanrefleksipadatahappemaha-manmasalah ini kiranya cukuppenting dalammembantu subjek untukmemudahkan langkahpemecahanmasalahselanjutnya.

Padalangkahmembuatrencanapemecahanmasalah,subjekmelakukannyadenganmelibat-kan aktivitasmetakognisi ketikamenentukancarayangakandigunakandandidukungrefleksiuntukmemperhatikandampakpenggunaancara.Aktivitasmetakognisiyangdilakukanolehsub-jekpada tahap ini sangatmiripantaramasalahmatematikaformaldenganmasalahmatematikakontekstual.

Pada langkah pelaksanaan rencana pe-mecahan,subjekmelakukannyadenganmelibat-kanaktivitasmetakognisimengontrolkecermatanperhitungan.Padatahapini,tampakpulabahwasubjekmelakukan aktivitasmetakognisi yangmirip antaramasalah formaldanmasalahkon-tekstual.

Padalangkahperumusanjawaban,subjekmelakukanaktivitasmetakognisiyaknimerumus-kanjawabanmelaluiinterpretasihasilperhitunganpadamasalahformal.Padamasalahkontekstual,subjekmerumuskanjawabanmelaluiinterpretasihasil perhitungan, didukung alasan yang tepatdenganmemperhatikanpencapaiantujuan.

Evaluasisolusidilakukanpadakeduajenismasalah yang dipecahkan. Salah satu evaluasisolusi yangdilakukan adalah terhadap langkahmelaksanakanrencanapemecahan,yaknimelaluiaktivitasmetakognisi refleksi untukmengenali

Page 8: METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF … · 2020. 1. 16. · 244 METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN KOGNITIF IMPULSIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

251

MetakognisiCalonGuruBergayaKognitifReflektifdanKognitifImpulsifdalamMemecahkanMasalahMatematika

gagasanyangsalahkhususnyaketikasubjektidakdapatmelakukan pemfaktoran padamasalahformal. Sedangkan padamasalah kontekstualevaluasisolusidilakukandenganaktivitasmeta-kognisimemantaupencapaiantujuandanrefleksiuntukmemperhatikankekuatandankelemahandirisubjeksendiri.Keduaaktivitasmetakognisiinidilakukansetelahsubjekselesaimerumuskanjawaban.

Perbandingan Proses Metakognisi Subjek Ber-gaya Kognitif Reflektif dengan Subjek Bergaya Kognitif Impulsif pada Masalah Matematika Kontekstual

Pada langkahmembangun representasimentaldarimasalah,subjekmelakukanaktivitasmetakognisimembaca soal sambilmenuliskanyangdiketahuidanditanyakan.Padalangkahinisubjektidaklagimelakukanaktivitasmetakognisilain.Padajenismasalahformal,langkahinicukupsuksesbagisubjek,hinggadapatmenyelesaikanmasalahdenganbenar,namunlangkahsepertiinimenjaditidakmemberikanhasilyangbaikpadamasalahkontekstual.Keadaaniniterbuktipadabagianakhirketikamerumuskanjawaban,subjektidaktahuyangmanadiantarahasil-hasilperhi-tunganyangdiperolehnyadapatdijadikansebagaijawabanterhadappertanyaan.Dengankatalain,subjekmengalamikesulitanpadasaatmenginter-pretasikanhasilperhitungansebagaiakibatdaritidakmemahamimasalahdenganbaik.

Padalangkahmembuatrencanapemecah-an,subjekterfokuspadapenentuancarayangakandigunakan, baik padamasalah formalmaupunpadamasalahkontekstual.Darihasilwawancarayangdilakukanpenelititerhadapsubjek,terlihatbahwaternyatasubjektidakmengetahuialasanmengapacarayangdipilihnyaharusdigunakan.Beberapapertanyaanyangdiajukanpeneliti,di-jawabolehsubjekdenganargumentasiyangtidaktepat,ataudalamtulisaninipenulissebutsebagaiargumentasinegatif.

Padalangkahpelaksanaanrencana,terlihatbahwaaktivitasmetakognisisubjekpadamasalahkontekstualcukupbervariasidenganmelibatkanperencanaan,monitoringdanrefleksi,sedangkanpadamasalahformal,aktivitasmetakognisisubjekhanyameliputiperencanaansajatanpamelakukanpemantauandanrefleksi.

Pada langkah interpretasi hasil dan ru-muskan jawaban, subjekmelakukan beberapaaktivitasmetakognisi pada soal kontekstual

baikperencanaan,pemantauanmaupunrefleksi.Namuntidakdemikiandenganmasalahformal.Padamasalahformal,aktivitasmetakognisipadalangkahinihanyaberuparumusanjawabansepertihasilperhitungansaja.

Padalangkahevaluasisolusi,untukbentukmasalahmatematikakontekstual,subjekmelibat-kanaktivitasmetakognisicukupberagam.Padabentukmasalahformal,evaluasisolusidilakukandalambentuk refleksi danmemperhatikan carakerjasendiri.Padamasalahkontekstual,evaluasisolusimelibatkan aktivitasmetakognisi berupapemantauandanrefleksi.

SIMPULANBerdasarkanhasil yang sudahdiperoleh,

dapatdibuatkesimpulanberikut.Pada pemecahanmasalahmatematika

formal,prosesmetakognisisubjekyangbergayakognitifreflektifdansubjekyangbergayakognitifimpulsif,terlihatbahwakurangnyavariasiaktivi-tasmetakognisipadasetiaplangkahpemecahan.Variasiaktivitasmetakognisihanyaterjadipadalangkahevaluasisolusiyangkhususnyadilakukansubjekbergayakognitifimpulsifsebagairesponataspertanyaanpeneliti.Secaralebihdetaildisa-jikanberikut.(1)Padalangkahmembangunrepresentasimental

darimasalahdilakukanolehsubjekbergayakognitifreflektifdansubjekbergayakognitifimpulsiflangsungdengansatuaktivitasmeta-kognisiyaknimelaluiaktivitasmembacasoalsaja.

(2)Padalangkahmembuatrencanapemecahan,subjekbergayakognitifreflektifdansubjekbergayakognitifimpulsifmelakukannyaak-tivitasmetakognisi yaknimenentukan carayangakandigunakandandidukungrefleksiuntukmemperhatikan dampakpenggunaancarayangdipilih.Namundemikian,ternyatasubjekbergayakognitifimpulsiftidakmenge-tahui alasanmengapa cara yangdipilihnyaharusdigunakan.

(3)Padalangkahpelaksanaanrencanapemecahan,subjekbergayakognitifreflektifmelakukanaktivitasmetakognisiyaknimengontrolke-cermatan perhitungan dilakukan sebagaiwujudkesadarannyadalamusahamengatasikesulitan,namuntidakdemikiandengansub-jekyangbergayakognitifimpulsif.

(4)Pada langkah interpretasi hasil danmeru-muskan jawaban, subjek bergaya kognitif

Page 9: METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF … · 2020. 1. 16. · 244 METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN KOGNITIF IMPULSIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

252

Cakrawala Pendidikan, Juni 2016, Th. XXXV, No. 2

reflektifmelakukan aktivitasmetakognisiyaknimerumuskan jawabanmelalui inter-pretasihasilperhitungan,sedangkansubjekbergayakognitifimpulsifmelakukanaktivitasmetakognisihanyaberuparumusanjawabanse-pertihasilperhitungansaja.

(5)Padalangkahevaluasisolusi,subjekbergayakognitif reflektifmelakukan refleksi untukmengenali gagasan yang salah, sedangkansubjekbergayakognitifimpulsifmelakukanrefleksidenganmemperhatikancarakerjanyasaja.Padamasalahmatematika kontekstual,

prosesmetakognisiyangdilakukansubjekber-gayakognitifreflektifdansubjekbergayakognitifimpulsifmenunjukkan adanya dinamika, dancukup berbeda dengan padamasalahmatema-tikaformal.Secaraumum,keragamanaktivitasmetakognisi terjadi pada langkahmembangunrepresentasimentaldarimasalah,langkahinter-pretasihasildanmerumuskanjawaban,sertapadalangkahevaluasisolusi.Secaradetaildikemuka-kansebagaiberikut.(1)Padalangkahmembangunrepresentasimental

darimasalahdilakukandenganmelibatkanbe-berapaaktivitasmetakognisi.Subjekbergayakognitifreflektifmelakukanduaaktivitasme-rencanakanyangdiselingiolehsatuaktivitasrefleksi, sedangkansubjekbergayakognitifimpulsifmelakukan satu aktivitas aktivitasmetakognisimembacasoalsambilmenuliskanyangdiketahuidanditanyasertamelakukankontroldenganmemeriksaterminologiyangdigunakan.Padalangkahinisubjekbergayakognitif impulsif tidakmelakukan refleksiyang ternyata pada akhirnyamemunculkankebingungan.

(2)Padalangkahmembuatrencanapemecahan,subjekbergayakognitifreflektifmelakukanaktivitasmetakognisi yangmirip denganpadamasalah formal, yaknimenentukanpenggunaan cara danmelakukan refleksimemperhatikan dampak penggunaan cara.Subjek bergaya kognitif impulsifmelaku-kanlangkahinidenganhanyaterfokuspadapenentuancarayangakandigunakan,tetapisubjektidakmengetahuialasanmengapacarayangdipilihnyamestidigunakan.

(3)Padalangkahmelaksanakanrencanapemeca-han, aktivitasmetakognisi yang dilakukansubjekbergayakognitifreflektifyaknimenen-tukanhasilyangmungkindicapaisertamen-

gontrolkecermatanperhitungan.Padatahapini,subjekmelakukanaktivitasmetakognisiyangmirip dengan aktivitas padamasalahformal.Aktivitasmetakognisisubjekbergayakognitifimpulsifhanyameliputimerencana-kan saja tanpamelakukanpemantauandanrefleksi.

(4)Padalangkahinterpretasihasildanmerumus-kanjawaban,subjekbergayakognitifreflektifmerumuskan jawabanmelalui interpretasihasilperhitungandidukungalasanyangtepatdenganmemperhatikan pencapaian tujuan,sedangkansubjekbergayakognitifimpulsifmelakukanaktivitasmetakognisiberupape-rencanaan,pemantauanmaupunrefleksi.

(5)Pada langkah evaluasi solusi, subjek ber-gaya kognitif reflektifmelakukan aktivitasmetakognisimemantau pencapaian tujuandanrefleksiuntukmemperhatikankekuatandankelemahandirisendiri,sedangkansubjekbergayakognitifimpulsifevaluasisolusime-libatkanaktivitasmetakognisiberupapeman-tauandanrefleksi,yangumumnyamerupakanresponsataspertanyaanpeneliti.

UCAPAN TERIMA KASIHTerimakasihdiucapkankepadaProf.Dr.

MonangSitorusM.Si., selakuKetuaLembagaPenelitiandanPengabdianpadaMasyarakatUni-versitasHKBPNommensenyangmemberikandana penelitian, dan kepadaKetua ProgramStudiPendidikanMatematikayangmemberikankemudahanfasilitasselamamelakukanpenelitian.Terimakasih jugakepadapihak redaksiJurnal Cakrawala Pendidikan UniversitasNegeriYog-yakartayangmemberikesempatankepadapenulisuntukmempublikasikanartikelini.

DAFTAR PUSTAKABell,A.W.,Costello,J.,danKuchemann,D.E.

1983.Review of Research in Mathematical Education.NFER-NELSONPublishingCompanyLtd.,DarvilleHouse

Chamot,A.U.,Dale,M.,O’Malley,J.M.,Spanos,G.A.1992.“LearningandProblemSolvingStrategies of ESL Students.”Bilingual Research Journal, 16: 3& 4 Summer/Fall,1–34.

Cohors-Fresenborg, E., andKaune,C., 2007.Modelling Classroom Discussion and

Page 10: METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF … · 2020. 1. 16. · 244 METAKOGNISI CALON GURU BERGAYA KOGNITIF REFLEKTIF DAN KOGNITIF IMPULSIF DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA

253

MetakognisiCalonGuruBergayaKognitifReflektifdanKognitifImpulsifdalamMemecahkanMasalahMatematika

Categorizing Discursive and Metacogni-tive Activities, InProceedingofCERME5,1180–1189.

DeCorte,E.2003,Intervention Research: A Cara for Bridging the Theory – Practice Gap in Mathematics Education,ProceedingsoftheInternationalConference,TheMathematicsEducation into the 21stCenturyProject,BrnoCzechRepublic.

Flavell,J.H.1979,MetacognitionandCognitiveMonitoring,ANewAreaofCognitive –Developmental Inquiry, inNelson,T.O.(Ed), 1992, Metacognition,Allyn andBacon,Boston.

Gartman,S.,andFreiberg,M.,1993,Metacogni-tionandMathematicalProblemSolving:HelpingStudentstoAskTheRightQues-tions,The Mathematics Educator,Volume6Number1,9–13.

Kozhevnikov,Maria.2007.Cognitive Style in the Context of Modern Psychology: Toward an Integrated Framework of Cognitve Style.PsychologicalBulletinVolume 133No.3 pp. 464-481.American PsychologicalAssosiation.

McLoughlin, C., andHollingworth,R. 2003.ExploringaHiddenDimensionofOnlineQuality:MatacognitiveSkillDevelopment,16th ODLAA Biennial Forum Conference Proceedings. http://www.signadou,acu.edu.auDiunduhtanggal12Januari2013.

Navarro, Jose I.,AguilarManuel, danAlcaldeConcha.1999.Relationship of Arithmetic Problem Solving and Reflective-impulsive Cognitive Styles in Third- Grade Students.

PsychologicalReport,OhoiStateUniver-sity.

Panaoura,A.,andPhilippou,G.,2005,The Mea-surement of Young Pupils’ Metacognitive Ability in Mathematics: The Case of Self-Representation and Self-Evaluation,www.ucy.ac.cy,Diunduhtanggal12November2013.

PearsonLearningGroup,Problem-Solving Ex-periences: Making Sense of Mathematics, Research Paper,www.pearsonlearning.com,diaksestanggal2Maret2013.

Pencheva,E.,&Papazova,E.2006.Cognitive Style And Values.PsychologicalTypeandCulture—East&West:AMulticulturalRe-searchConference, http://typeandculture.org/Pages/C_papers06/PenchevaCognitiveStyle.pdfdiaksestanggal4Maret2014.

Quiroga,A.,Hernandez, J.M.,Rupio,V.,Shih,P.C., dan Santacreu, J. 2007. Influence of Impulsivity-Reflexivity when Testing Dynamic Spatial Ability: Sex and g Differ-ences.TheSpanishJournalofPsychology2007,Vol.10,No.2,294-302.

Rozencwajk,PaulettedanCorroyer,Denis.2005.Cognitive Processes in the Reflective-Impulsive Cognitive Style. TheJournalofGeneticPsychology,Vol.166No.4HeldrefPublication.

Warli,2010.Profil Kreativitas Siswa yang Ber-gaya Kognitif Reflektif dan Siswa yang Ber-gaya Kognitif Impulsif dalam Memecahkan Masalah Geometri. DisertasiPPSUnesaSurabaya.