menurut pengertian modern kurikulum adalah

41
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TENTANG EVALUASI PEMBELAJARAN 1. Pengertian Evaluasi Secara harfiah evaluasi berasal dari Bahasa Inggris Evaluation, dalam Bahasa Arab ( ﺮﺮﺮﺮﺮﺮ), dalam Bahasa Indonesia berarti penilaian. Jadi evaluasi menurut Wandi dan Gerald M Brown adalah : Suatu tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud atau proses yang berlangsung dalam rangka menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan. Atau singkatnya, evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mata atau hasil-hasilnya. (Anas Sudijono, 2005:1) Dari konsep di atas, ada dua hal yang menjadi karakteristik evaluasi. Pertama, evaluasi merupakan suatu proses. Artinya dalam suatu pelaksanaan evaluasi mestinya terdiri dari berbagai macam tindakan yang harus dilaksanakan. Kedua, evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai

Upload: akupank

Post on 05-Jul-2015

427 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TENTANG EVALUASI PEMBELAJARAN

1. Pengertian Evaluasi

Secara harfiah evaluasi berasal dari Bahasa Inggris Evaluation,

dalam Bahasa Arab (ألقدير ), dalam Bahasa Indonesia berarti penilaian.

Jadi evaluasi menurut Wandi dan Gerald M Brown adalah :

Suatu tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud atau proses yang berlangsung dalam rangka menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan. Atau singkatnya, evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui mata atau hasil-hasilnya. (Anas Sudijono, 2005:1)

Dari konsep di atas, ada dua hal yang menjadi karakteristik

evaluasi. Pertama, evaluasi merupakan suatu proses. Artinya dalam suatu

pelaksanaan evaluasi mestinya terdiri dari berbagai macam tindakan yang

harus dilaksanakan. Kedua, evaluasi berhubungan dengan pemberian nilai

atau arti. Artinya, berdasarkan hasil pertimbangan, hasil evaluasi apakah

sesuatu itu mempunyai nilai atau tidak. Dengan kata lain, evaluasi dapat

menunjukkan kualitas yang dinilai.

Dari pengertian tersebut di atas dijelaskan bahwa evaluasi

merupakan bagian integral dalam proses pendidikan, karena itu harus

diartikan oleh setiap guru sebagai bagian dari tugasnya. Dengan

bermaksud melihat sejauh mana kemajuan belajar para siswa telah tercapai

dalam program pendidikan yang telah dilaksanakannya.

Page 2: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

Sedangkan evaluasi pembelajaran dalam Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) Menurut pengertian modern kurikulum adalah:

Kurikulum meliputi segala aspek kehidupan dan lapangan hidup manusia dalarn masyarakat modem mi yang dapat dimasukkan ke dalam tanggung jawab sekolah yang dapat dipergunakan untuk mengenbangkan pribadi murid serta memberi sumbangan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat ( Purwanto, 1990: 1)

Yang dimaksud kurikulum dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

yaitu:

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan penyatuan menenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta earn yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (2003 : 6)

Sedangkan pengertian Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

dapat diartikan sebagai:

Suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan ( kompetensi ) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. (Mulyasa, 2002 : 39)

Dari pengertian tersebut diatas jelaslah bahwa kurikulum bukan

hanya apa yang tercantum di dalamnya, melainkan mencakup semua

kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan sekolah, baik yang tertulis

maupun yang tidak tertulis. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam

rangka kurikulum sekolah diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

Perubahan kurikulum dan kurikulum yang berorientasi pada isi

pembelajaran (content based curriculum) menjadi kurikulum berorientasi

pada kompetensi (competency based curriculum) memiliki konsekuensi

Page 3: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

terhadap berbagai aspek pembelajaran di sekolah. Konsekuensi tersebut

bukan hanya pada implementasi atau proses pembelajaran, akan tetapi juga

pada penetapan kriteria keberhasilan. Dalam penetapan kriteria

keberhasilan, kalau kurikulum sebelumnya kriteria ditetapkan sejauh mana

penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, sekarang dalam KBK

keberhasilan ditentukan lebih dari itu, yaitu bagaimana materi

pembelajaran yang telah dikuasai itu berdampak pada perubahan perilaku

atau performance siswa sehari-han.

Perubahan paradigma kurikulum tersebut, membawa implikasi

terhadap paradigma kepenilaian dengan menggunakan standar. Oleh sebab

itu, guru dituntut memiliki pemahaman dan kemampuan yang memadai

baik secara konseptual maupun secara praktikal dalam bidang evaluasi

pembelajran untuk menentukan apakah penguasaan kompetensi sebagai

tujuan pembelajaran telah berhasil dikuasai siswa atau belum.

Menurut Wina Sanjaya,

Dalam kurikulum berbasis kompetensi ada dua hal yang penting, yang harus dipahami tentang evaluasi.1. Evaluasi merupakan kegiatan itegral dalam suatu proses

pembelajaran, artinya kegiatan evaluasi ditempatkan sebagai kegiatan yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran sebab evaluasi dalam konteks KBK bukan hanya berorientasi pada hasil (product griented) akan tetapi juga pada proses pembelajaran (process oriented) sebagai upaya memantau perkembangan siswa baik perkembangan kemampuan maupun perkembangan mental dan kejiwaan.

2. Dalam konteks KBK evaluasi bukan hanya tanggung jawab guru, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab siswa. Dalam hal mi guru melibatkan siswa dalam proses evaluasi, sehingga mereka memiliki kesadaran pentingnya evaluasi untuk memantau keberhasilannya sendiri dalam proses pembelajaran (self evaluation). Dengan demikian siswa tidak lagi menganggap

Page 4: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

bahwa evaluasi merupakan suatu berbau yang kadang-kadang mengganggu sikap mentalnya.. Melalaui self evaluation siswa akan menganggap bahwa evaluasi merupakan sesuatu yang wajar yang harus dilaksanakan. (2005: 180)

Dalam kurikulum 2004 ( KBK), evaluasi pembelajaran harus

ditujukan untuk mengetahui tercapai tidaknya kompetensi dasar yang telah

ditetapkan. Dengan kompetensi dasar ini dapat diketahui tingkat

penguasaan materi standar oleh peserta didik baik yang menyangkut aspek

intelektual, sosial, emosional, spritual, kreatifitas, dan moral.

2. Hubungan Antara Evaluasi Dan Pengukuran

Dalam praktek seringkali istilah evaluasi, penilaian dan

pengukuran terjadi kerancuan, karena memang ketiga istilah tersebut

saling kait-mengkait sehingga sulit dibedakan. Berikut akan dibahas

tentang evaluasi, penilaian dan pengukuran, untuk memperjelas tentang

perbedaan dan hubungan antara pengukuran, penilaian, dan evaluasi.

Pengukuran dalam bahasa lnggris dikenal dengan measurement

dapat diartikan sebagai kegiatan untuk “ mengukur” sesuatu (pengantar,

1995 : 4). Mengukur pada hakekatnya adalah membandingkan sesuatu

dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Pengukuran pada umumnya

berkenaan dengan masalah kuantitatif untuk mendapatkan informasi yang

diukur. Oleh sebab itu, dalam proses pengukuran yang bersifat kuantitatif

itu, dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu 1. pengukuran yang

dilakukan bukan untuk menguji sesuatu 2. pengukuran yang dilakukan

untuk menguji sesuatu 3. pengukuran untuk menilai, yang dilakukan untuk

menguji sesuatu.

Page 5: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

“Penilian” berarti menilai sesuatu. (Pengantar 1995 4). Penilaian

bersifat kualitatif. Menilai mengandung arti : mengambil keputusan

terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada ukuran

baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan sebagainya.

Sedangkan “ evaluasi “ adalah mencakup dua kegiatan yang telah

dikemukakan terdahulu, yaitu mencakup “pengukuran“ dan “penilaian”

evaluasi adaliah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat

menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai itu pengukuran dan

bentuk dari pengukuran adalah pengujian dan pengujian dalam dunia

pendidikan dikenal dengan istilah tes. Jadi dengan demikian pengukuran

itu bagian dari evaluasi dan tes bagian dari pengukuran. Apabila

digambarkan bagaimana kedudukan evaluasi, pengukuran, tes dapat dilihat

pada bagan di bawah ini.

Di atas telah dikemukakan bahwa pengukuran adalah bersifat

kuantitatif yang hasilnya berupa keterangan-keterangan yang berupa

angka-angka atau bilangan-bilangan. Adapun evaluasi adalah bersifat

kualitatif, evaluasi pada dasarnya adalah merupakan penafsiran atau

interprestasi yang sering bersumber pada data kuantitatif.. Tapi tidak

semua penafsiran itu bersumber dan keterangan-keterangan yang bersifat

Page 6: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

kuantitatif. Sebagai contoh, misalnya untuk dapat menentukan

keberhasilan pelajaran Pendidikan Agama Islam, siswa perlu diukur

tingkat pemahamannya dengan alat berupa tes hasil belajar. Namun

mengukur dengan alat berupa tes itu bukanlah satu-satunya cara untuk

menilai hasil belajar siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Ada cara lain yang bisa dilakukan mengetahui

apakah para siswa telah dapat menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran

Islam yang telah diberikan kepada mereka di sekolah, cara lain itu

misalnya, dengan melakukan observasi (pengamatan), melakukan

wawancara dan sebagainya.

Namun demikian, pada kenyataannya bahwa evaluasi terhadap

motivasi belajar siswa sebagian besar bersumber dari hasil-hasil

pengukuran. Evaluasi proses pembelajaran di sekolah tidak mungkin dapat

dilaksanakan secara baik apabila evaluasi tidak didasarkan atas data yang

bersifat kuantitatif. Kenyataan ini menerangkan betapa pengukuran

mempunyai kedudukan penting di dalam proses evaluasi.

Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa pengukuran adalah suatu

tindakan atau proses menentukan luas atau kuantitas dan sesuatu. Adapun

penilaian atau evaluasi adalah sebagai tindakan atau proses untuk

menentukan nilai dan sesuatu.

3. Fungsi dan Tujuan Evaluasi

Page 7: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

Adapun secara khusus fungsi evaluasi dalam pendidikan dapat

dilihat dari tiga segi yaitu; 1) Segi Psikologis, 2) Segi Didaktik, dan 3)

Segi Administratif.

a. Fungsi evaluasi bagi peserta didik dan pendidik secara psikologis

1) Akan memberikan pedoman atau pegangan batin kepada mereka

untuk mengenal kapasitas dan status dirinya di tengah-tengah

kelompok kelasnya.

2) Untuk mengenal latar belakang siswa (psikologis, fisik,

lingkungan) dengan menemukan sebab-sebab kesulitan dalam

belajar.

3) Sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses belajar

mengajar.

4) Sebagai informasi dari hasil untuk mengambil keputusan dalam

menentukan masa depan.

5) Untuk mendapat perhatian dalam pelaksanaan pengajaran sehari-

hari.

b. Fungsi evaluasi bagi pendidik secara didaktik sebagai berikut :

1) Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi yang

telah dicapai oleh peserta didiknya).

2) Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui

posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.

3) Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian

menetapkan status peserta didik.

Page 8: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

4) Memberikan pedoman untuk mencari dan menentukan jalan keluar

bagi peserta didik yang memang memerlukannya.

5) Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program

pengejaran yang telah ditentukan dapat tercapai.

c. Secara umum, tujuan evaluasi ada 2 yaitu :

1) Untuk menghimpun bahan-bahan keterangan yang akan dijadikan

sebagai bukti mengenai taraf perkembangan peserta didik.

2) Untuk mengetahui tingkat efektifitas dari metode yang telah

dipergunakan dalam proses pembelajaran selam jangka waktu

tertentu.

d. .Tugas evaluasi secara khusus yaitu:

1) Untuk merangsang kegiatan peserta didik dalam mnempuh

program pendidikan.

2) Untuk mencari dan menamakan factor-faktor penyebab

keberhasilan dan ketidak berhasilan peserta didik dalam mengikuti

program pendidikan.

4. Macam-Macam evaluasi

Sehubungan dengan fungsi-fungsi, dan tujuan evaluasi diatas maka

dapat ditentukan macam-macam evaluasi sebagai berikut:

a. Evaluasi sumatif:

Yakni, untuk menentukan angka kemajuan hasil belajar para siswa

biasanya. Tes sumatif ini dilaksanakan setelah berakhirmya pemberian

Page 9: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Seperti

ulanga umum pada tiap akhir catur wulan atau akhir semester.

Manfaat kumulatif ada tiga , Diantaranya:

1) Untuk menentukan nilai

2) Untuk menentukan seorang anak dapatatau tidaknya mengikuti

kelompok dalam menerima program berikutnya.

3) Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa.

b. Evaluasi penempatan.

Yakni, menempatkan pada siswa dalam setuasi belajar mengajar yang

serasi.

c. Evaluasi diognosrik.

Yaitu, untuk membantu para siswa mengatasi kesulitan-kesulitan

belajar yang mereka hadapi.

d. Evaluasi formatif,

Yaitu, penilayan yang berfungsi untuk memperbaiki proses belajar

mengajar. Evaluasi formatif biasanya diberikan pada akhir setiap

program. Seperti post test atau tes akhir proses. Evaluasi ini

mempunyuai mafaat bagi siswa, guru, maupun program itu sendiri

yaitu:

Manfaat bagi siswa:

1) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai

program secara menyeluruh.

Page 10: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

2) Merupakan penguat bahwa tes yang dikerjakan sudah menghasilka

n skor tertinggi.

3) Usaha perbaikan denga umpan balik yang diperoleh setelah

melakukan tes.

4) Sebagai diagnose.

Manfaat bagi guru:

1) Dapat mengetauhi sejauh mana bahanyang diajarkan sudah dapat

diterima oleh siswa.

2) Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum

menjadi milik siswa.

5. Pengembangan Evaluasi

a. Evaluasi sebagai proses pengambilan keputusan

Penerapan KBK merupakan pembaharuan kurikulum sebagai

upaya peningkatan pendidikan. Indikator terjadinya pembaharuan itu

dapat dilihat dari adanya pola perubahan dalam proses pembelajaran

serta adanya peningkatan hasil belajar baik secara kualitas maupun

kuantitas. Perubahan dalam proses pembelajaran akan diikuti pula oleh

perubahan hasil evaluasi, karena pada dasarnya evaluasi adalah bagian

dari pembelajaran. Oleh karena itu penerapan KBK berimplikasi juga

pada perubahan praktik pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

Evaluasi merupakan suatu proses memberikan petimbangan.

Dapat disimpulkan bahwa proses evaluasi meliputi:

1) Pengumpulan data (hasil pengukuran)

Page 11: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

2) Mempetimbangkan arti data ini dengan berpatokan kepada suatu

standar, dan

3) Membuat keputusan dan alternatif tindakan berdasarkan data.

Dalam KRK, pengumpulan informasi tentang pencapaian hasil

belajar siswa, bisa dilakukan secara formal atau tidak formal; di

dalam atau di luar kelas; bisa menggunakan tes atau non tes atau

terintegrasi dalam proses pembelajaran. Teknik apapun bisa

dilakukan, yang penting proses evaluasi dapat mengumpulkan data

tentang keberhasilan siswa memperoleh kompetensi tertentu.

Manakala proses pengumpulan data telah dilakukan

selanjutnya dibuat keputusan tentang keberhasilan siswa:

1) Apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran berupa

penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan?

2) Apakah siswa telah memenuhi syarat untuk maju ke Tingkat lebih

lanjut?

3) Apakah ada bagian-bagian yang perlu pengulangan dalam rangka

pencapaian kompetensi?

4) Apakah siswa memerlukan pengayaan?

5) Keputusan-keputusan semacam itu sangat diperlukan untuk

perbaikan program.

b. Aspek-aspek evaluasi

Dalam konteks KBK hasil belajar tidak terbatas pada aspek

kognitif saja tapi juga aspek sikap afektif dan ketrampilan

Page 12: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

psikomotorik. Seorang evaluator dalam melaksanakan penilaian atau

evaluasi harus memperhatikan sasaran ketiga aspek tersebut.

Selanjutnya yang harus tercakup dalam penilaian setiap aspek

diatas, yaitu:

1) Aspek kognitif

Aspek kognitif atau ranah kognitif adalah ranah yang

mencakup kegiatan mental (otak). Dalam ranah kognitif terdapat

enam jenjang proses berpikir, mulai dan jenjang terendah sampai

dengan jenjang yang paling tinggi, yaitu: (1)

pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge), (2) pemahaman

(comprehension), (3) penerapan (application), (4) analisis

(analysis), (5) sintesi (synthesis), (6) penilaian (evaluation).

2) Aspek afektif

Aspek afektif atau ranah afektif adalah ranah yang

berhubungan dengan penilaian terhadap sikap dan minat siswa

terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Evaluasi dalam

aspek ini meliputi : (1) menerima atau memperhatikan (receiving

atau attending), (2) menanggapi (responding), (3) menilai atau

menghargai (valuing), (4) mengatur atau mengorganisasikan

(organization), (5) karekterisasi dengan suatu nilai atau komplek

nilai (characterization by a value or value complex)

3) Aspek psikomotonk

Page 13: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

Aspek psikomotorik atau ranah psikomotorik adalah

ranah yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan

bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.

Pada aspek ini kompetensi yang harus dicapai meliputi (1)

tingkatan penguasaan gerakan awal berisi tentang kemampuan

siswa dalam menggerakkan sebagai anggota tubuh, (2) tingkatan

gerakan rutin meliputi kemampuan melakukan atau menirukan

gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan, (3) tingkatan

gerakan rutin berisi kemampuan melakukan gerakan secara

menyeluruh dengan sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis.

c. Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran

Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran dikatakan terlaksana

dengan baik apabila dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada

tiga prinsip, yaitu:

1) Prinsip keseluruhan atau prinsip menyeluruh (comprehensive)

Prinsip keseluruhan yang dimaksudkan adalah apabila evaluasi

tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh atau menyeluruh.

2) Prinsip kesinambungan (continuity)

Prinsip kesinambungan atau kontinuitas di maksudkan disini

bahwa evaluasi pembelajaran yang baik dilaksanakan secara teratur

dan sambung menyambung dan waktu ke waktu.

3) Prinsip obyektivitas (objectivity)

Page 14: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

Prinsip obyektivitas mengandung makna bahwa evaluasi yang baik

apabila dapat terlepas dan faktor-faktor yang sifatnya subyektif.

d. Alat dan fungsi evaluasi

Dalam konteks evaluasi pembelajaran, maka alat evaluasi

dikenal dua macam, yaitu tes dan non tes. Tes digunakan untuk

mengukur kemampuan kognitif dan ketrampilan Sedangkan non tes

digunakan untuk mengukur sikap siswa. Tes bisa berbentuk tes tulis

dan tes lisan dan perbuatan; sedangkan non tes bisa digunakan dengan

melakukan wawancara atau skala penilaian.

Evaluasi dapat dilakukan dengan tes dan non tes. Tes dapat dilakukan dengan tes lisan, tes tulis, dan tes perbuatan. Sedangkan evaluasi non tes dapat dilakukan dengan observasi, wawancara, jawaban terinci, lembar pendapat, dan lain-lain sesuai dengan kepentingannya. (Mulyasa 2004: 176).

Dalam kurikulum 2004 ( KBK ) evaluasi pembelajaran

disarankan melalui tes perbuatan atau non tes. Untuk meningkatkan

partisipasi dan ketertiban serta melihat kompetensi peserta didik hasil

belajar.

Sebagai bentuk kurikulum yang menghendaki ketercapaian

kompetensi, aspek, alat, dan bentuk penilaian seperti diatas harus

dilakukan secara seimbang dengan mengacu kepada dua fungsi

evaluasi, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Hasil evaluasi

formatif digunakan untuk memperbaiki kinerja guru, artinya hasil dan

tes ini digunakan sebagai umpan balik untuk memperbaiki proses

pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil evaluasi sumatif

Page 15: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

digunakan untuk mengukur keberhasilan siswa setelah melakukan

proses pembelajaran. Dengan demikian sesuai dengan fungsi Evaluasi

dilakukan untuk mengukur keberhasilan proses dan hasil belajar.

Sedangkan fungsi evaluasi pembelajaran yang lain yaitu

sebagai bahan untuk keperluaan Bimbingan dan Konseling (BK) dan

untuk keperluan pengembangan dan perbaikan kurikum sekolah yang

bersangkutan.

6. Makna Pembelajaran Dalam Kuikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Dalam dokumen KBK, kegiatan yang behubungan dengan proses

belajar mengajar sering diistilahkan dengan istilah pembelajaran. Hal ini

mengisyaratkan bahwa dalam KBK siswa harus dijadikan sebagai pusat

dan kegiatan proses belajar mengajar. Kegiatan proses belajar mengajar

dalam KBK tidak hanya sekedar proses penyampaian materi saja, akan

tetapi diselenggarakan untuk membentuk watak, peradaban, dan

meningkatkan mutu kehidupan siswa. Pembelajaran perlu memberdayakan

semua potensi siswa untuk menguasai kompetensi yang diharapkan.

Pemberdayaan diarahkan untuk mendorong pencapaian kompetensi dan

perilaku khusus supaya setiap individu mampu menjadi pembelajar

sepanjang hayat dan mewujudkan masyarakat belajar.

Pengertian pembelajaran menurut Mulyasa dalam bukunya,

”Pembelajaran pada hakekatnya proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik”. (2004: 125)

Page 16: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

Sedangkan pengertian pembelajaran menurut Wina Sanjaya

yaitu,

”Pembelajaran adalah suatu proses yang dinamis, bekembang secara terus menerus sesuai dengan pcngalaman siswa”. (2006:195)

Dalam implementasi KBK, walaupun istilah yang digunakan

“pembelajaran”, tidak berarti guru harus menghilangkan perannya sebagai

pengajar, sebab pada dasamya istilah mengajar itu bermakna

membelajarkan siswa. Mengajar belajar adalah dua istilah yang saling

berkaitan karena memiliki satu makna yang tidak dapat dipisahkan.

Menurut Hamalik, “Mengajar adalah usaha mengorganisasi

lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa”. (2001:48)

Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun

makna atau pemahaman. Dengan demikian, guru perlu memberikan

dorongan kepada siswa untuk menggunakan otoritasnya dalam

membangun gagasan. Tanggung jawab belajar berada pada diri siswa,

tetapi guru bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang mendorong

prakasa, motivasi, tanggung jawab siswa untuk belajar sepanjang hayat.

Hal ini jelas bahwa dalam istilah mengajar, juga terkandung

proses belajar siswa. Menurut Wina Sanjawa ada pinsip-prinsip penting

dalam pembelajaran antara lain:

Ada tiga prinsip penting pembelajaran dalam konteks KBK. Pertama, proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. Kedua, berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari. Pengetahuan tersebut adalah pengetahuan fisis, sosial dan logika. Ketiga, pembelajaran dalam konteks KBK harus melibatkan peran lingkungan sosial. (2006:81-82)

Page 17: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

KBK adalah kurikulum yang diarahkan agar siswa mampu

mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat

berubah, melalui sejumlah kompetensi yang harus dimiliki, yang meliputi

kompetensi akademik, kompetensi akupasional, kompetensi cultural dan

kompetensi temporal.

Dari urian diatas, maka makna pembelajaran dalam konteks KBK

ditunjukkan oleh beberapa ciri yaitu:

a. Pembelajaran adalah proses berpikir

b. Proses pembelajaran adalali memanfaatkan otak

c. Pembelajaran berlangsung sepanjang hayat

Sedangkan pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi

hendaknya dilaksanakan bedasarkan kebutuhan dan karakteristik siswa,

serta kompetensi dasar pada umumnya. Oleh karena itu, prinsip-prinsip

dan prosedur pembelajaran berbasis kompetensi sudah seharusnya

dijadikan satu acuan dan dipahami oleh para guru, fasilitator, kepala

sekolah, pengawas sekolah, dan tenaga kependidikan lain di sekolah.

Sehubungan itu, pembelajaran berbasis kompetensi perlu

mempertimbangkan hal sebagai berikut:

a. Mengintegrasikan pelajaran dengan kehidupan masyarakat sekitar

lingkungan sosial

b. Mengidentifikasi kompetensi siswa sesuai dengan kebutuhan dan

masalah yang dirasakan peserta didik.

Page 18: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

c. Mengembangkan indikator setiap kompetensi agar relevan dengan

perkembangan dan kebutuhan peserta didik

d. Menata struktur organisasi dan mekanisme kerja dengan jelas serta

menjalin kerjasama diantara para fasilitator dan tenaga kependidikan

lain dalam pembentukan kompetensi peserta didik

e. Merekrut tenaga kependidikan yang memiliki pengetahuan, ketampilan

dan sikap sesuai dengan tugas dan fungsinya.

f. Melengkapi sarana dan prasaana belajar yang memadai, sepeti

perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar, perlengkapan teknis,

dan perlengkapan administrasi, serta ruang pembelajaran yang

memadai.

g. Menilai program pembelajaran secara berkala dan bekesinambungan

untuk melihat keefektifan dan ketercapaian kompetensi yang

dikembangkan. Di samping itu, penilaian juga penting untuk melihat

apakah pembelajaran bebasis kompetensi yang dikembangkan sudah

dapat mengembangkan potensi peserta didik atau belum. (Mulyasa,

2006:212)

B. Kaj Ian Tentang i’lorivasi BetajarI. Pen gertitin Motivtisi Beta jarUntuk mengetahui pengertian motivasi belajar maka perki àhedakP teriebih dahulu antara pengertian motivasi dengan belaj3r.Untuk rnemperoleh pengertian yang jelas tentang motivasi, maka penulis akan mengernukakan pendapat para aUi, diantaraiya adalaha. Menurut MC. Donald sebagairnana yang dikutip oleh Oemar Hamalik, motivasi adalab suatu perubahan energi di dalam din seseorang vaig ditanda dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan ierhadpa’ianya tuiuan.CLr tFQiUO k, I992 173)

Page 19: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

b. James 4. \Vhittekei yang pendapatnya diku1p nleh Wasty Soemarto. rnovas adalah kondisi-Lpndsi atau keadaan-keadaan yang rnengakihatkan atameneri mendrng kenada rnakhl.ik untuk bertingkah laku méncapai ruarang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.15 C t98c. NIin Purxanto motivasi adalah suatu usaha yang dsadari UnILIL mengerakka. mengaralibn dan menjaga iingkah laku sescorantf’rdorong untuk mncapai tujuan tertentu.V Cwi OOo., 73)

d. Surnadi Survo Brow, motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk ielakukan aktifitas-aktifitas tertentu untukmencapai suatu tujuan.17( /gS7: ro)Dan beberapa pendapat diatas, intinya pengertian moti’asi itu adalah santa yaitu suatu dorongan yang timbul dalarn jiwa seseorang untuk melakukan aktifitas guna mencapai tujuan i.ertentu. Sedangkan istiah belajar secara umum dapai diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang’ terjadi sebagal basil dan pengalaman dan latihan. Pengalaman adalah segala kejadian yang secara sengaja atailpun tidak disengaja dialami oleh seseorang. Sedangkan latihan adalah kcjadian yang sengaa dilakukan setiap orang secara beru1anglIlang.18( 1991= ; y )Adapun pengertian helajar menurut para ahli adalaha. Menurut Nana Sudjana. helajar adala suatu proses yang ditandai denganadanya perubahan pada din seseorang. Perubahan tersebut dapat ditunjukkandalam berbagai bentuk sepe ti berubah pengetahuannya, pemahamannya,sikap dan tingkah lakunva, ketrampannya, kecakapannya, kemampuannya, daya reaksinva, daya eienimanya, dan lain-lain aspek yang ada padaindividu.’9 Coo ‘b Menurut Tadjab, belajar adalah berubahnya kernampuan seseorang untukmelihat, berfikr, merasakan. rnengerjakan sesuatu melalui berbagai

pengalama-pengaIaman v1ng sebagiannva bersifat perceptual, sehagiannyahersifat intelektual, emosional maupun m6torik.2° ( t99y ‘ -c. Menurut James 0. Whittaker, belajar adalah sehuah proses dimana tingkihlaku yang ditimbulkan atau diubah rnelalui latihan atau pengalaman.2’(/99i by,,)Dan definisi di atas, maka dapat penulis sirnpukan bahwa belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanvd perulahan pada din scseorang, baik itu berubah pengetahuannya, pernahamannva, sikap dan tingkah lakunya,’ ketrampilannya, kecakapannya, daya kreasinya, daya penenimanva meialui berbagai pengalaman dan latihan.Dariianniotivai dan belajar di atas, dapat c1iambil sebuah kesimpulan bahwa motiva belajar adalah suatu dorongan ate kekuatan batin siswa yang mendorongnya ‘intuk melaktikan aktifltas belajar untuk mencapai tuuan yang diharápkan. Motivasi hela!ar dapat tinhul di dalam din siswa sendini dan dan faktor luar siswa.2. ]4aCaIn—maCaIn Motivasi BelajurN4otivasi belajar di sekolah dapi dibedakan menjadi dna bentuk, yaitu

Page 20: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

a Motivasi intninsikMotivasi intrinsik adalah niunvasi ‘ang herasal dan dalam din siswaitu sendiri. Menurut Sardiman. inoivasi intrinsik adaldh motif-motif yang

meradikan aktit’ aiau fungsinva tidak perlu dirangsang dan luar, karena dalam din setiap anak sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.22 (I27 ‘&,)Motivasi intrinsik tersebut timbul karena dalam din seseorang telah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, misalnya keinginan unuk inengetahui sesuatu, rnendapatkan ketrampilan / pengetahuan tertentu, danlain-lain. Pujian, hadiah, hukuman dan sejenisnya tidak dipenlukan oleh siswakarena siswa belajar bukan untuk mendapatkan pujian atau hadiah dan bukanpula karena takut hukum.b. Motivasi ekstninsikMotivasi ekstrin3ik adalah motivasi yang disthabkan oleh faktorfaktor dan luar ituasi belajar, seperti angka, kredit, ijazah, hadiah, medali, pertentangan dan persaingan. Yang bersifat negatif adalab dindiran.cemoofian, dan hukurnan.23 ( /987 gg gq) Definisi tersebut menuniukkan bahwa motivasi ekstninsik merupakanmotivasi yang timbul karena adanya dorongan dan luar individu yang tidak mutlak berkaitan dengan aktititas belajdr. Jadi. seorang siswa akan belajar jika ada dorongan dan luar. seperti ingin rnenda1.ntkan nilai yang baik, hadiah dan lain-lain serta bukan karena seniata-mata ingin mengetahui sesuatu.Berdasarkan uraian di atas, dapat diketanui bahwa motivasi intrinsik itu lebih baik daripada motivasi ekstrinsik. Hal mi bukan berarti bahwa

motivasi ekstrinsik tidak p’nting dan tidak diperlukan dalarn proses belajar rnengajar, motivasi ekstrinsik mi tetap diperlukan di sekolah, sebabpengajaran di sekolah tidak selamanya menarik minat siswa atau sesualdengan kebutuhannya.3. Fungsi Motivasi BelajarMotivasi sangt diperlukan dalam belajar senab basil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan, makin tinggi pula hasil yang akan diperoleh. Oleh karena itu, seorang giru diharapkan dapat memberikan motivasi belajar kepada siswi-siswinya.Adapun ftingsi motivasi belajar adalaha. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul perbuatan belajar.b. Sebagai pengarah, artinya motivasi mengaiahkan oerhuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkanc Sebagal penggerak, dalam hal mi motivasi herfungs1 sehagai mesin bagimobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnva suatupekeijaan.24 (/9iy io.z)Dan uraian di atas, dapat disimpuikan bahwa motivasi herfungsi untuk menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kegiaan beIaja dan mernberkan arah

Page 21: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

kepada kegiatan belajar siswa, sehingga siswa dapat mernperoleh hasil helajar yang optimal.

4. Faktor-faktor Yang I)apat jlIeni,nhulkanMotii’aci Bela jarDalam pembahasan sebelumnva telah disehulkan bahwa motivasi helajar dapat digolongkan menjadi dua. yaitu motivasi intrinsik dan inotvasi ekstrinsik. Adapun faktor-faktor yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah adanya kebutuhan, adanya pengetahuan tentang kemauan sendiri dan adanya aspirasi/cita-ita.25 Sedangkan faktoi-faklor yang clapat menimbulkan rnoivasiekstrinsik aaalah ganjaran, hukurnan dan persainganKajian masing-masingfaktor terebut, akan penulis jelaskan di bawah mi -a. Faktor Instrinsik1. Adanya kebutuhanKebutuhan aoal3h kecenderungan-kecenderungan pcrmanendalam din seseorang yang menimhulkan doongan -dan tingkah laku untuk

- rnencapai tujuan’ Adana suatu kehuuhan pada din anak akan mendorongnya untuk berhuat Jan herusaha. Misainva, anak ingin mengetahui isi cerita dan hukubuku komik, keinginan tersehut dapat menjadi pendorong yang kuat hagi an’: untuk belajar n’ernbaca. Karena apabila ia telah dapat nieuihaa. uaka mi berai-ti kebutuhannya ingin mengetahui isi cerita buku tersehut te!ah terpnuhi

2.. Adaiivapc’tige’tahiian Ii u/aug kL’n1a/1unui’u s’,,Jiri1u-Le- Apabila sswa mengetahul hasil-1 atau prestasnya, apakah.ciiw-c cikcx.r( Ufc ,L11-kLkpFeasi tebut mengalami kernajuan alan kernunduran, maka ha! iluakan menjadi pendorong baginya untuk helajar lebih giat. Jika prestasinyasemakin baik, Ia akan terdorong untik meningkatkannya alIng tidakcL 4--On tLr-j-ttX 1t$-& b-i ,s33c. fü t/jcfrt mnpecta1ftnk11 pe€+&i Jika iiengalami kemundtran, makatI +tg9l,ia akan terdorong ‘ntuk menejar dan meningkatkan prestasi helajarnyaHal itu sesuai dengan Amir Daien Indrakusuma yang menyatakan bahwa anak yang mendapat angka kurang. akan terdoron untuk belaiar lebih giat agar memperoleh angka yang haik dan sebaliknya. anak yang mendapat angka lebih taik akan terdorong untr.k belajar dengan baik agar bisa rnemperoleh angka ing Iehih baik lagi atau pa1in-tidak menieahankan prestasi yang telah dicapainya (i : / ()3. Adaiiya u.s-p/ray! c/ta-c/taSetiap kegiatan yang dilakukan mdi\idu tentu tujuannya untik mernperoleh hash yang telah ditetapkan 13eg!lu juga dengan SiSw:l. dalain kegiatan belajarnya ha menginuin. :er INuan vane menjadi harapannya dapat tercapai dengan bail, (i-ita yang merupakan injuan hidup anak dapat dijadikan pendoron hau keeiaian belajar

Page 22: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

anak Anak yang bercita-cita jadi dokter, gUru jlei dan Iain-1ar. akan helaiat dengan giat sampai cita-cita yang diha .kan (lapal dnaih.

I). Faktor EkstrinsikI. GanjaranGanjaran rnerupakan alat yang dapat ieimbuikan motl’ asi ekstrinsik. Ganjaran ml dapat dijadikan pendorong haiti siswa uniuk belajar Iebih balk dan lehih giat lagi. Ganarn vaim diberikan gum kepada siswa dapat dibedakan rnenjad empat, vaiflia). PujianPujian adaiah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakn motivasi yang balk. Oleh karena itu, seorann guru harus mampu memberikan pujian secara tepat, dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah beIar7GUrU bisa mernanfaatkan pujian untuk memuji keberhasilan siswa dalam mengerjakan suatu pekeaan di sekolah, karena siswa akan bergairah belajar jika hasl pekeriaannva dipuji dan diperhatikan oleh guru, akan tetapi guru harris inta hhwa pujian van. repat haruN tepat dan jangan terlalu berlebihan.Pujian itu dapat berupa kata—kata seperti baik. bagu.sbagus sekali, dan seiagainva, dapat pula herura kata—katabersifat sugestif seperti “Nah lain kali akan lehib haik laru. “iran\ akarnu sekarang lebih rajin belajar. dan sehaunnva. dapat juna hen

isyarat / pertanda-pertanda seperti acurgan jempol. dengan menepukbahu, an sebagainya.b). PenghormatanGanjaran yang berupa penghormatan mi ada dna macambentuknya, yaitu(1). Berbentuk semacam penobatan. yaitu anak yang mend apal penghorrnatan diurnumkan dan ditampilkan dihadapan temanternannya, baik itu teman sekelas, ternan-teman satu sekolah atau mungkir. di hadapan para ternan dan para orang tua rnurid misalnya pada malam perpisahan yang diadakan pada akhir tahun, pada saat itu ditampilkan murid-murid yang berhasil menjadi bintang kelas.(2). Berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuaw. Misalnya anak yang berhasil mengerjakan soal sulit. disuruh mengerjakannya di papan tulis untuk dicontoh teman—temannva anak yang rajin diserahi wewenang untuk mengurusi perpustakaan sekolah dan sehaai nvaC). FIadiahI-ladiah adalah memberikan sesuatu kpdt oin am4? Ci&ysebagai penghargaan atau kenang-kenangar / cendera mata I tadimi merupakan ganjaran yang berbentuk pemberian birang ate disebut

Page 23: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

dengan ganaran materil. Hadiah dapat dibeikan kepada siswa van berprestasi tertinggi, seperti rangking 1, 2. 3 dan siswa lainnya.hadiahmi bisa herupa alat-alat keperluan sekolah seperti : pensil, pengaris, buku tulis, dan buku-buku bacaan lainnya serta dapat berupa uan yang diberikan dalarn bentuk beasiswa. Dengan hadiah tersbut SIS\\ akan termotivasi untuk belajar guna rnernpertahankan prestasi belajar yang telah dicapai dan tidak menutup kemungkina akan mendoron& siswa lainnya untuk berlomba-lomba dalam belajar.d). Tanda PenghargaanTanda pengharga an mi di sebut uga dengan ga n a rn simboks. Gnjaran simbolis dapat herupa surat-surnt tand peghargaan, surat-surat tanda jasa, sertitikat-sertifikat, piala-piala dan sebagainya. ljazah dan Surat ]anda Tarnat Belajar (STIB) \‘ann diberikan kepada siswa disamping berftingsi sebagai laporan pendidikan, juga merupakan tanda penghargaan atas berhasilnva anal. menyelesaikan pelajarannya.Pada umumnya ganjaran simbolis mi iebih besa pengaruhnya terhadap kehidupan jiwa anak. Tanda penghargaan van diperoleh anak merupakan sumber pendorong bagi perkembangar anak e1anjutnya. Dengan adanya ganjaran sebagairnana yang penulis jelaskan di atas, diharapkan dapat memotivasi siswa untuk hclajn. lebih eiat agar dapat rnencapai hasil belajar yarn optimal

Mengenai ganjaran mi. juga clijelaskan da1tm AI_Qur an surat An-Nisa’ ayat 1 24 beriut : -Artinya: “Barang siapa yang nzengerjakan amal-amul saleh balk lakilaki mapun wanita sedang Ia orang beriman, mka mereka itu masuk ke dalani surga dan mereka lidak dianiaya walaupun sedik’tpun “. (QS. An-Nisa’ : 124)32 (2. HukumanHukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anak secarasadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa. Dengan adanya nestapa itu, anak akan menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji di dalam hatinya untuk tidak rnengulanginya. Dalam ha! mi terdapat dua prinsip pengadaan hukunian, yaitua. Hukuman diadakan karena adanya pelanggaran dan kesalahan yang diperbuatb. Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjdi peIanggaran Dua prinsip tersebut rnenunjukkan bahwa hukuman itu merupakanakibat dan pelanggaran atau kesalahan yang diperbuat oleh siswa dan tujuan hukuman adalah untuk menghindari adanya pelanggaran au kesalahan yang sama. Siswa yang pernah mendapatkan hukuman karena

suatu kesalahan misalnya, tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru akan berusaha untuk tidak rnemperoleh hukuman lagi.Hai itu sesuai dengan endapai Arnir Daien Indrakusuma, bahwa niurid yang pernah rnendapatkan hukuman karena tidak mengerjakaii tugas, maka ia akan

Page 24: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

berusaha untuk tidak mernperoleh hukuman Iagi(&973/5 Hukuman dapat dijadikan sebagai alat motivasi belajar jika dilakukandenganpendekatan edukatif dan bukan dilakukan dengan sewenangwenang atau menurut kehendak guru sendiri.Menurut Syaiful Bahri Dzamarah, pendekatan edukatif midikonotasikan sebagai hukuman yang mendidik dan bertujuan untuk-vQ: yi)memperbaiki sikap dan perbuatan siswa yang dianggap salah.35 Dengahadanya hukuman tersebut, diharapkan sisva menyadari kesalahan yangdilakukànnya dan tidak akan rnengulang;nva lagi.Dalam memberikan hukurnan Iepada siswa, harus memperhatikansyarat-syarat berikut mia. Tiap-tiap hukuman hendaknva dapat dipertanggungjawabkan.b. Hukuman harus bersifat mernpem. ‘kic. Hukuman tidak boleh hersitht aucaman atau pembalasan dengan perseorangan.d. Tidak boleh rnenghukurn pada waktu sedang rnarah.

e. Tiap hukuman harus diberikan dengan sadar dan sudah diperhitungkanterlebih dahulu. -f. Hukuman nendaknya dapat dirasakan sendiri oleh si terhukum.g. Jangan melakukan hukurnan badan.h. Hukuman tidak boleh rnerusakkan huhungan haik antara si pendidik dengan anak didiknya.i. Perlu adanya kesanggupan maaf dan si pendidik, setelah siswa menginsyafi kesalahannya.36 (oZ000 t ZfS -‘2 y)Syarat-syarat di atas harus ‘iiperiatikan oleh guru dalam memberikan hukuman kepada siswa-siswinya. Mengenal hukuman mi juga dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah hadistnya yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Abdul Maik bin Pabi’ bin Sabrah dan rasulullah saw bersabda:a , / / -. 0/0’ -‘ — / / — ‘ a — 3 // , ‘3 ‘3 ,/ —— / ‘—‘j :Ji -, / , ., — r/ a aArtinya : “Dan Abdul malik bin Ruhi bin bruh dan ayahnya dan kakeknya, kakeknya yaitu Sahrah bin Ma ‘bad Al Judni r. a. din berkata. Nabi saw bersabda ‘uruhlah anak-anak untuk mengerjakzin sholat, apabilu leLth herurnur 7 tahun, dan pukullah dia karena meninggalkunina apahila ic/nh herumur 10 tahun”. (HR. Abu dawud).37 CIg3z

Sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oieh Abu Daud dan Abdu Matik bin Rahi’ bib Sabrab di atas, hahwasanya seseorang yang melanggar sualu hukum

Page 25: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

akan dikena hukuman. Stu contob dalam hadits mi: Seorang anak Lerumur 10 tahun. ia tidak melakukan shalat, mak anak itu pantas mendapatkan hukuman. HuLun’yarg diberikan kepadanya tidaklah menyakitkan Si anak atau membuat kendor semangatny untuk memulainya lagi. Hukuman mi dijadikan loncatan untuk mernotivasi agar anak flu rajin melaksanakan shalat, bukan berarti diiakukan sewenang-wenang atau menurut kehendak sendiri. Sekalipun si anak meninggakai shalat, bagairnana cara mendidik agar anak itu punva nasa tanggungjawah terhadap apa yaig dianggarnya dan ketentuan.Shalat mcrupakan penintah dan Allah SWT yang harus diiaksanakn. Apab1a drtnugaikan. Allah akan murka Mendidik anak-anak untuk meaksanaan shalat dan kecil niulai uniur 7 tahun, apabila anak iu teah berumur 10 tahun dan meninggalkan shalat. Jadi pantas kalau anak ito menenima hukurnam tcniunva fidak crlalu berat, Hukuman haruslah bersiflit mcmpcrbajk dan dapar di pertanggun.awabkan. Anak yang tadinya m endapatkan nukuman karena tidaL meaksanakan shalat, maka anak Ito akan berusaha semaksma nungkin untuk tdak mendaatkan hukuman lagi, dan mulai meiaksanakan shalat dcngarì rutin3 ..?ersainaan kompetisouts ‘iierupakan saani satu a itor capal• — ‘.iVLU at S,vva tnt aaptiL tt as uuG!

sendirinva dan jLga karena ditimbulkan dengan sengaja oleh guru. Kompetisi yang tetadi dengan sendrinya dapat terjadi secara terang-terangan, isalnya dua orang siswa yang secara terang-terangan berlomb-lomba trntuk mendapatkan nilai yang leoih baik dan yang lain, uga dapat terjadi secara sembunyi-sembunyi, mi sainya seorang anak secara diam-diam miakukanpersainan dengan anak lain tanpa diketahui oleh anak yang diajak kompetisi terseb ut.Sedangkan kompetisi yang diadakan secara sengaja oleb guru dapat berbentuk macarn-maLaril dan dalam berbagai macam mata pelajaran. Oieh karena itu, dalam proses helajar mengajar guru harus dapat menimbulkan kornpctis aar siswa mcnad± semangat ntuk belajar. Agar kompctis van diadakan menjadi kompetisi yang serat, maka harus memperhatikan hal-hal benkut:a. Kompetis jangan terlalu intensifh. Kompctsi harus liadakan cialam siasana yang fair, uJur, positfdan sportiL c. Smua anakya ng ikUt oaiam kompetisi hendaknya mendapatkanpenghargaari. baik yang mPnang maupun yang tidak,d. Macam kompctis barns herienis dan jangan satu macam saja.e. Adak.ianvi kompetisi haik cuadakan dengan tidak bezitu formai.Uraian d atas uiemtenkan gambaran kepada guru tentang baatmanaSbWkfl:vH rncninhik;ip ‘iTh’i;S vanu iCpäi dan scsuai dcngan keadaaT jin

lingkungan siswa. sehingga dapat mtnimbulkan kompetisi yang sehat di antara sswa. Masalah lompetsi atau persaingan yang rnengarah kepada kebaikan juga

Page 26: Menurut Pengertian Modern Kurikulum Adalah

diperbolehkan dalam Islam. sebagaimana yang disebutkan dalam A1-Qur’an sural Al-Baqarah ayat 148 berikut iru:‘ - V - - /I l , ,(A:)Artinya : “Dan hagi flap-hap urna! ada kiblatnva (.cendirij yang ia rnenghadap kepadanva. Maka &rio nba-iomba/ah kamu ida/am berbuat) kebaikan, Dirnuna uja kanni herada paii Allah (ikan mengumpuikan kamu sekanan (path] han kiatnal). csungguhnya At/a/i Malta Kuasa atas seg”1a sesuatu “(QS. Al Baarah: