menjelajah lebih jauh mengenai kota solo
DESCRIPTION
Mencari keunikan yang tersembunyi di kota soloTRANSCRIPT
11/3/2013
Mini ebook | Tim GoIndonesia.com
GOINDONESIA.COM WISATA DAN KEUNIKAN HOTEL SOLO
Wisata Seni & Budaya di Solo
Hotel Solo banyak yang terletak disekitar kawasan wisata sejarah dan budaya. Salah satu tempat yang terbaik
mengawali jejak wisata Anda untuk lebih dekat seni dan budaya yang hingga kini masih berlangsung di Solo adalah
Kampoeng Batik Laweyan. Disekitar kawasan juga tersedia hotel murah solo untuk dijadikan pilihan menginap.
Sejak awal abad ke 16, yaitu saat kerajaan Pajang masih berkuasa di sini, masyarakat Laweyan sudah menekuni seni
membatik. Asal kata laweyan sendiri adalah dari kata lawe, yaitu bahan baku tenun yang dihasilkan daerah-daerah
dalam lingkup kerajaan Pajang tersebut. Sampai sekarang, seni batik yang tadinya hanya dikuasai oleh juragan batik itu
ditekuni oleh masyarakat lokal. Eksistensi kawasan ini sebagai sentra batik dimulai dari saat Kyai Ageng Henis, yang
merupakan sesepuh raja-raja Mataram Islam, mulai menghimbau para santrinya untuk mempelajari keahlian seni
membatik.
Wilayah ini sekarang telah ditetapkan sebagai salah satu cagar budaya pada Januari 2010 oleh Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata. Sampai saat ini pun Anda masih bisa melihat dan menyaksikan sisa-sisa kejayaan tempat ini
sebagai salah satu sentra industri batik paling berjaya di tanah Jawa. Para wisatawan yang biasanya menginap di
beberapa hotel Solo, baik wisatawan domestik maupun mancanegara sangat tertarik dengan hal yang satu ini.
Untuk tujuan lainnya dalam wisata budaya di Solo, jangan lewatkan kesempatan untuk melihat Museum Batik Danar
Hadi, yang menampilkan berbagai motif batik dan batik-batik dari berbagai teknik pembuatan yang berbeda. Anda juga
dapat mempelajari teknik-teknik pembuatan batik yang berbeda ini. Sementara itu, Museum Sasono Sewoko, yang
terletak di dalam Kraton Surakarta, merupakan pilihan yang tepat bila Anda tertarik dengan dunia kerajaan dan
peninggalan-peninggalan penting dari kerajaan ini. Pilihan lainnya adalah Museum Radya Pustaka, yang terletak di
komplek Taman Sriwedari di Jalan Slamet Rahardjo. Museum ini adalah museum tertua di Indonesia. Di dalamnya, Anda
bisa melihat berbagai koleksi yang mempunyai nilai sejarah tinggi: mulai dari arca batu dan perunggu dari zaman
kerajaan Hindu dan Buddha, berbagai figur tokoh wayang, seperangkat peralatan gamelan yang terbuat dari bambu,
sampai koleksi senjata tradisional seperti keris kuno. Dan mudahnya lagi, semua lokasi di atas tidak jauh keberadaannya
dari beberapa hotel Solo yang terkenal.
==================================================================================
Naik Unta di Solo
Hotel Solo pada umumnya menyediakan fasilitas yang lengkap untuk liburan Anda. Bila Anda membutuhkan tempat
hiburan atau rekreasi di Solo yang pas untuk anak-anak beserta keluarga Anda, kunjungilah kebun binatangnya yaitu
Taru Jurug. Kebun Binatang Jurug atau Taman Margasatwa Jurug adalah sebuah tempat lainnya yang juga pantas
mendapat waktu Anda selama berada di Solo. Lokasi kebun binatang ini terletak di jalan Ir. Sutami, Kecamatan Jebres,
Solo. Tepatnya di sebelah timur Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Taman Satwa Jurug ini dibangun pada tahun
1878 dan masih hingga kini masih ramai dikunjungi. Terutama saat akhir pekan dan juga saat liburan panjang. Disekitar
kawasan juga terdapat hotel murah Solo.
Kebun binatang Jurug menawarkan wisata yang sangat indah, pemandangan dan suasananya begitu nyaman. Terdapat
telaga yang cukup luas dan biasanya digunakan untuk wisata perahu. Terdapat berbagai macam hewan seperti singa,
harimau, buaya, kuda nil, banteng, gajah, kera, orang utan, landak, kasuari, merak dan masih banyak lagi hewan lainnya.
Salah satu keunikan kebun binatang ini adalah Anda bisa merasakan bagaimana rasanya menunggangi seekor unta! Ya,
seekor unta. Binatang khas padang pasir ini bisa Anda tunggangi dengan aman karena hewan ini sudah terlatih dan
didampingi oleh petugas professional.
Nah, kalau Anda datang ke kota ini, beberapa hotel Solo yang lokasinya tak jauh dari Kebun Binatang Jurug biasanya
merekomendasikan tempat rekreasi keluarga yang satu ini. Selain menyenangkan, ramah di kantong, dan juga dapat
menjadi wisata edukasi untuk buah hati Anda. Untuk tariff masuknya sendiri pun tidak mahal. Anda hanya perlu
mengeluarkan dana sebesar Rp 8000 untuk dewasa, dan Rp 4000 untuk anak-anak. Sedangkan biaya untuk
menunggangi unta, bisa Anda tebus dengan harga Rp 5000 saja. Cukup murah bukan?. Bagi Anda yang mencari
akomodasi sederhana tersedia juga hotel murah di solo.
Ada cerita menarik dari salah satu penghuni Taman Satwa Taru Jurug ini. Tepatnya ketika perhelatan akbar sepak bola
Euro 2012 lalu. Unta yang bernama Ferry (berusia 22 tahun) menjadi peramal layaknya si gurita Paul di Jerman. Saat
diminta untuk meramal tim mana yang akan menang pada pertandingan final yang mempertemukan tim nasional
Spanyol dan Italia tersebut, unta Ferry memilih Italia dengan memakan wortel yang terdapat bendera Negara tersebut.
Meski ramalannya meleset, tetap saja peristiwa tersebut menjadi tontonan menarik para pengunjung yang datang ke
Taman Satwa Jurug ini. Biasanya, acara nonton bareng pertandingan event sepak bola akbar ini dilakukan di café atau
restoran, mall-mall, dan di beberapa hotel Solo.
Tidak hanya itu, apabila menyebut nama Solo, salah satu yang terlintas dalam pikiran kita adalah Sungai Bengawan Solo.
Nah, di dalam kebun binatang ini Anda juga bisa melihat Sungai Bengawan Solo, karena letaknya memang berdekatan.
==================================================================================
Taman Balekambang
Hotel di Solo banyak yang dilengkapi dengan fasilitas taman. Menyambangi kompleks seluas lebih dari lima hektar itu,
kita bisa menikmati suasana yang berbeda dari suasana perkotaan. Beragam pohon berusia ratusan tahun menjadi
paying alami bagi pengunjung yang datang. Bukan hal yang aneh, hampir setiap harinya sejak 2008, mulai dari anak-
anak hingga manula memenuhi tempat ini. Terlebih saat musim liburan. Monyet, rusa dan angsa yang sengaja menjadi
“hiburan tambahan” bagi anak-anak, juga para orangtua dan keluarga yang menyertainya. Kereta kuda, perahu kayuh
dan mobil-mobilan yang bisa dinaiki empat orang pun tersedia untuk melengkapi sarana wisata kota. Suasana istimewa
sarat dengan pemandangan indah dapat Anda nikmati di hotel Solo.
Tak hanya bagi anak-anak, para remaja dan orang dewasa pun pasti terpesona jika mengunjunginya. Tak sedikit
pasangan muda yang menjadikan penjuru Taman Balekambang sebagai lokasi pemotretan pre-wedding. Hebatnya lagi,
pihak pengelola bersama Pemerintah Kota Surakarta menyediakan koneksi internet gratis. Dua buah tower dipasang
untuk memancarkan kebutuhan koneksi Internet untuk Anda.
Taman Balekambang, tepatnya berada di sisi utara Stadion Manahan, tak jauh dari Terminal Bus Tirtonadi, pun Stasiun
Balapan. Akses transportasi umum tak tersedia menuju ke sana. Dari Tirtonadi, Anda bisa mencapainya dengan naik
becak dengan ongkos sekitar Rp 10.000, atau Rp 15.000 dari Stasiun Kereta Solo Balapan. Beberapa hotel murah di Solo
hingga hotel berbintang juga merekomendasikan taman ini untuk Anda yang mencari hiburan keluarga saat berada di
Solo.
Balekambang, konon berasal dari gabungan kata dalam bahasa Jawa yakni balé (Balai) dan kambang (Mengapung),
menunjuk pada keberadaan sebuah balai di atas telaga kecil di masa lalu. Balai mengapung yang terletak di antara
pepohonan besar nan rindang, lalu disempurnakanlah ia menjadi taman.
Taman Balekambang dibangun oleh KGPAA Mangkunagara VII pada 1921. Taman itu pun lantas dinamai Partini Tuin,
sebuah nama untuk mengabadikan putrinya tercinta yang bernama Partini. Tak cuma untuk bercengkerama pada siang
hari, di sana juga menjadi ruang publik dalam arti sesungguhnya. Aneka kesenian tradisional, termasuk tarian dan sering
digelar di sana, dan pentas ketoprak digelar rutin tiap malam. Di Balekambang pula, dulu Srimulat pernah berjaya. Grup
lawak asuhan Teguh (alm.) berkibar di Solo setelah hijrah dari Surabaya, hingga mencuatkan nama-nama pelawak
seperti Gepeng, Pete, dan Jujuk.
==================================================================================
Hotel Solo dan Bengawan Solo
Hotel Solo dan Bengawan Solo merupakan perpaduan yang tak terpisahkan dari Kota Surakarta, terutama di bidang
pariwisata. Wajar saja, hal ini dikarenakan Bengawan Solo merupakan salah satu ikon kota ini. Baik ikon kota, ikon
pariwisatanya, dan bisa juga sebagai ikon di beberapa hotel Solo untuk menarik pengunjungnya.
Dengan demikian, berbicara mengenai Bengawan Solo maka tak lepas dari hotel Solo. Ya, begitu kuatnya pamor
Bengawan Solo di kota ini membuatnya begitu istimewa. Tidak hanya di dalam negeri, melainkan juga sampai ke
mancanegara. Hanya melalui sebuah lagu saja, Bengawan Solo mampu membuat dunia internasional terpana. Sekali lagi,
hanya melalui sebuah lagu. Tak sedikit para seniman asing yang membawakan mahakarya ciptaan Gesang ini ke dalam
berbagai versi bahasa. Mulai dari Jepang, Portugis, Belanda, dan masih banyak beberapa seniman negara-negara lainnya
yang mengaransemen ulang lagu ini.
Sebenarnya, apa yang menjadikan Bengawan Solo ini begitu istimewa? Bukankah banyak sungai lain di Indonesia yang
tak populer? Jawabannya adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa (sungai ini panjangnya sekitar 548,53 km) dan
“Bengawan” sendiri berarti sungai yang besar.
Aliran Bengawan Solo yang kini lihat terbentuk sekitar empat juta tahun yang lalu. Sebelumnya terdapat aliran sungai
yang mengalir ke selatan, diduga dari hulu yang sama dengan sungai yang sekarang. Lantaran proses pengangkatan
geologis akibat desakan lempeng Indo-Australia yang mendesak daratan Jawa, aliran sungai itu beralih ke utara. Pantai
Sadeng di bagian tenggara Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal sebagai "muara" Bengawan Solo Purba.
Selain terkenal melalui lagunya, Bengawan Solo juga sempat menjadi perhatian lantaran pernah menjadi pendaratan
darurat Garuda Indonesia Airlines dengan nomor penerbangan 421 dari Bandara Selaparang Mataram menuju Bandara
Adisucipto Yogyakarta. Data satelit menunjukan pesawat memasuki daerah dengan cuaca buruk dan badai yang terakam
dalam rekaman percakapan di dalam kokpit. Data dari pencitraan satelit, (rekaman percakapan di dalam kokpit) CVR dan
(data penerbangan digital) DFDR serta pernyataan pilot menunjukan sebelum pesawat memasuki kawasan badai,
pesawat menuju selatan dan terbang menuju ke celah anatara dua badai. Pilot melaporkan bahwa mereka mencoba
terbang di celah antara dua badai yang dapat dilihat dari radar cuaca pesawat.
Setelah 90 detik memasuki badai, kedua mesin pesawat mati, CVR dan DFDR berhenti merekam karena kehilangan listrik
dari generator yang berada di kedua mesin pesawat. Pilot mencoba tiga kali menghidupkan kembali mesin pesawat
namun gagal dan memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat di sungai Bengawan Solo. Dalam peristiwa ini, dari
total 60 orang di atas pesawat, satu awak kabin tewas dan 12 penumpang mengalami luka fatal dan 10 penumpang
mengalami luka ringan.
====================================================================================-
Monumen Pers Solo (Hotel Solo)
Hotel Solo menawarkan beragam fasilitas dan desain khas. Sebagai destinasi wisata favorit, Solo patut dicungi jempol
karena masih melestarikan kebudayaan daerahnya. Ini pula yang membuat wisatawan tertarik berkunjung ke Solo dan
menginap di hotel Solo. Tidak hanya itu, suasana Jawa yang kental dan tenang cocok dijadikan tempat untuk melepaskan
penat dari rutinitas di hotel Solo.
Solo kian mengepakkan sayapnya dengan mengembangkan wisata pendidikan, di mana banyak tempat-tempat yang
dikelola dan dibuka untuk umum agar masyarakat luas dapat mempelajari banyak hal. Wisata pendidikan yang dapat
Anda kunjungi kali ini adalah Monumen Pers Solo, yang berada di dekat hotel Solo.
Terletak di Jalan Gajahmana Solo, Monumen Pers Nasional didirikan pertama kali dengan nama Societiet Sasana Soeka
yang dibangun oleh Paduka KGPAA Sri Mangkunegoro VII pada tahun 1918 sebagai balai pertemuan. Kemudian, tempat
ini pernah dijadikan sebagai tempat pertemuan para wartawan seluruh Indonesia yang tergabung dalam Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI) pada 9 Februari 1946 dan ditetapkan sebagai Hari Pers Nasional.
Monumen ini sekaligus berfungsi sebagai museum karena banyak menyimpan dan mengoleksi benda-benda bersejarah
peninggalan wartawan pejuang tempo dulu, naskah dan dokumen kuno sebagai bukti-bukti sejarah perjalanan pers
nasional dan perjuangan bangsa Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda, Jepang, kemerdekaan, hingga
pemerintahan saat ini. Mirip Museum Penerangan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta, koleksi barang-barang
di tempat ini berhubungan juga dengan pers dan penyiaran berita zaman dulu, seperti gramafon, radio kuno yang masih
menyala hingga sekarang.
Di gedung ini terdapat juga baju milik Hendro Subroto, seorang penyiar TVRI yang tertembak saat meliput invasi
Indonesia ke Timor-timur. Uniknya, museum ini memiliki koleksi koran-koran lama mulai dari masa perjuangan
kemerdekaan. Koran ini diterbitkan 22 Agustus 1945, tepatnya lima hari sesudah proklamasi.
Bangunan ini secara arsitektural sangat unik, pencampuran antara gaya bangunan Eropa dan candi-candi ala Jawa.
Pembangunannya pun menggunakan batu andesit dengan permukaan kasar, mirip sekali dengan candi-candi di Jawa
Tengah. Ornamennya bergaya etnik, misalnya naga yang menghiasi tangga menuju pintu masuk ini.
Oleh karena monumen ini dibuka untuk umum dari pukul 9.00 sampai 14.30 WIB pada hari kerja, keberadaan tempat ini
sangat bermanfaat dan efektif untuk proses diseminasi informasi. Tempat ini juga dijadikan tempat pencarian referensi
bagi akademisi, khususnya di bidang jurnalistik dan pers. Tak hanya itu, Monumen Pers ini kembali mengaktifkan
keberadaan media baca yang disebut “Monggo Maos”. Staf Seksi Pelayanan Informasi setiap pagi bergiliran mengganti
koran yang dipasang. Keberadaan Monggo Maos ini dirasa efektif karena banyaknya masyarakat yang memanfaatkan
media tersebut untuk memperoleh informasi, baik lokal maupun internasional dengan segmen berita yang beragam dan
diminati masyarakat secara luas.