mengukur indikator keberhasilan smart city di kota …...2017/09/14 · jumlah kendaraan pribadi...
TRANSCRIPT
Mengukur Indikator Keberhasilan Smart City di Kota Bandung Program BOSEH (Bike on Street Everybody Happy)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah II4071 Keprofesian STI
Disusun oleh:
Bimasakti Sinar Putra / 18215022
Muhammad Galih Ghiffari / 18215026
Arvin Wahyu Septiandie / 18215019
PROGRAM STUDI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI
SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
JALAN GANECA NO. 10
2018
Daftar Isi
Daftar Isi.................................................................................................................. 2
BAB 1. Pendahuluan .......................................................................................... 5
a. Latar Belakang ............................................................................................. 5
b. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
i. Pengukuran tingkat keberhasilan program BOSEH sebagai program bike
sharing. ........................................................................................................... 6
ii. Pengukuran tingkat keberhasilan program BOSEH untuk mengurangi
kemacetan di Kota Bandung. .......................................................................... 6
c. Profil Kota Bandung .................................................................................... 6
BAB 2. Landasan Teori ..................................................................................... 7
a. Smart City .................................................................................................... 7
b. Bike Sharing ................................................................................................. 7
BAB 3. Metode Pengukuran .............................................................................. 8
a. Program BOSEH .......................................................................................... 8
b. Program Pembanding ................................................................................... 9
c. Perbandingan .............................................................................................. 10
i. Kebutuhan .............................................................................................. 10
ii. Elemen penting ................................................................................... 11
iii. Tabel perbandingan............................................................................. 11
BAB 4. Kesimpulan ......................................................................................... 13
BAB 5. Saran ................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 15
Daftar Tabel
Tabel 1 Smart City Service Canvas ........................................................................ 9
Tabel 2 Perbandingan BOSEH dengan bike sharing lain ..................................... 11
Daftar Gambar
Gambar 1 Tampilan Aplikasi BOSEH .................................................................... 8
BAB 1. Pendahuluan
a. Latar Belakang
Kota Bandung adalah salah satu kota di Indonesia dengan konsep kota pintar/smart
city. Dalam pelaksanaannya, konsep smart city di Kota Bandung bertujuan untuk
menyelesaikan permasalahan kota dan meningkatkan mutu hidup masyarakatnya.
Salah satu masalah yang ada di Kota Bandung adalah kemacetan yang terjadi karena
besarnya jumlah penggunaan kendaraan bermotor. Padahal, Kota Bandung
memiliki identitas sebagai kota wisata, sehingga membutuhkan sarana dan
infrastruktur transportasi yang terbebas untuk dapat menjalankan fungsi pariwisata
dengan baik. Untuk melayani wisatawan dengan baik, Pemerintah Kota Bandung
mempersiapkan solusi wisata tanpa kemacetan, yaitu dengan mengadakan
BANDROS (Bandung Tour on Bus) dan sepeda BOSEH (Bike on Street Everybody
Happy) [1].
Sepeda BOSEH merupakan sebuah program yang menggunakan konsep “bike
sharing”. Bike sharing merupakan konsep penyewaan sepeda, untuk digunakan
dengan jarak dekat di dalam kota. Masyarakat khususnya wisatawan dapat
menggunakan sepeda BOSEH untuk berkeliling dan menikmati Kota Bandung. Di
beberapa negara, konsep bike sharing telah menjadi sebuah solusi utama untuk
mengurangi kemacetan. Keberhasilan program BOSEH memiliki peluang besar
untuk mengurangi kemacetan di Kota Bandung. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengukuran keberhasilan program BOSEH untuk mengurangi kemacetan di Kota
Bandung.
b. Rumusan Masalah
i. Pengukuran tingkat keberhasilan program BOSEH sebagai program bike
sharing.
ii. Pengukuran tingkat keberhasilan program BOSEH untuk mengurangi kemacetan
di Kota Bandung.
c. Profil Kota Bandung
Kota Bandung adalah ibukota dari Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Bandung
terletak 768 meter di atas permukaan laut [2] dan dikelilingi oleh pegunungan yang
membuatnya menjadi sebuah cekungan. Karena letaknya yang cukup tinggi dan
dikelilingi oleh pegunungan, Kota Bandung memiliki hawa yang sejuk dan nyaman
yang membuat Kota Bandung berpotensi menjadi kota wisata. Dengan luas wilayah
sebesar 167,3 km2 [3] dan total penduduk sebanyak 2.536.649 jiwa [4], Kota
Bandung adalah salah satu kota terpadat di Indonesia. Kota Bandung memiliki
jumlah kendaraan pribadi terbanyak setelah DKI Jakarta. (Data BPS menunjukkan
ada hampir 700.000 mobil pribadi di Kota Bandung, belum termasuk sepeda motor
dan kendaraan umum [5]). Selain jumlah penduduk dan kendaraan yang banyak,
karakteristik jalanan di Kota Bandung yang sempit (kebanyakan hanya memiliki
dua lajur, bahkan tidak sedikit yang searah) menyebabkan kemacetan menjadi
salah satu permasalahan utama di Kota Bandung.
BAB 2. Landasan Teori
a. Smart City
Smart city atau kota pintar merupakan sebuah kota yang dapat menggunakan
sumber daya dengan optimal untuk menyelesaikan permasalahan di dalam kota
demi meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya [6]. Masalah yang ada di dalam
kota berkembang dengan pesat dan semakin kompleks. Sehingga, dalam
menyelesaikan permasalahan yang ada, solusi yang terbentuk perlu memiliki sifat
yang inovatif, terintegrasi, dan berkelanjutan [6].
b. Bike Sharing
Bike sharing adalah suatu sistem di mana sebuah penyedia layanan menyediakan
sepeda di titik-titik tertentu untuk disewa oleh pengguna. Sistem sewa yang
digunakan pada layanan bike sharing dapat bermacam-macam, misalnya berbasis
durasi (jam/hari) atau berbasis jarak. Layanan bike sharing diharapkan dapat
menjadi salah satu solusi transportasi yang selain mengurangi kemacetan juga
menyehatkan.
BAB 3. Metode Pengukuran
a. Program BOSEH
Program BOSEH merupakan sebuah sistem bike sharing tingkat kota yang
beroperasi di Kota Bandung. Sistem BOSEH menggunakan stasiun (shelter/dock)
sebagai tempat pengambilan dan pengembalian sepeda oleh pengguna [7]. Sepeda
ini beroperasi dari pukul 8.00 hingga 16.00 [8]. Namun, penggunaan sepeda ini
masih terbatas di Kota Bandung bagian utara.
BOSEH sendiri memiliki sebuah aplikasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
posisi shelter dan jumlah sepeda yang tersedia. Aplikasi ini juga memiliki fitur lain
seperti penghitung waktu dan penunjuk arah. Namun, penunjuk arah belum
berfungsi dengan baik, selain itu aplikasi ini juga memiliki penjelasan yang lebih
sedikit jika dibandingkan dengan laman web yang dimiliki BOSEH [7].
Gambar 1 Tampilan Aplikasi BOSEH
Tabel 1 Smart City Service Canvas
Integrated Key
Players
Dinas Perhubungan
Kota Bandung
Masyarakat
Vendor
Integrated Key
Activities
Penyediaan server
Penyediaan sarana
transaksi (media
pembayaran)
Perawatan sepeda
Perawatan shelter
Innovative
Value
Propositions
Kota ramah
lingkungan
Kota bebas
kemacetan
Citizen
Segments
Wisatawan
Masyarakat
Service
Measurement
Jumlah
penggunaan
Jumlah
ketersediaan
Keberjalanan fitur
Citizen
Relationship
Shelter di tempat
strategis
Integrated Key
Resources
Sepeda
Shelter
Kartu
Government
Roles
Pengawasan
Pengembangan
Quality of Life
Indicators
Jumlah
penggunaan
Penurunan
kemacetan
Channels
Google Play
Direct Promotion
(misal via sosial
media)
Cost &
Structures
Akun Google Paly
Biaya pemasaran
Biaya
pengembangan
aplikasi
Investors [7]
Len
Wiradipa
Nusantara
Fusi Global
Teknologi
Aino Indonesia
BRI
BNI
Mandiri
Revenue
Streams
Sponsor eksternal
Pemasukan dari
pemakaian sepeda
Sustainability
Strategy
Sepeda disimpan
pada sore hari dan
dioperasikan pada
pagi hari
Governance
Aturan hak dan
kewajiban pesepeda
Aturan transaksi
b. Program Pembanding
Di berbagai negara di dunia, program bike sharing sudah berkembang besar.
Terdapat beberapa program di berbagai negara yang dinilai berhasil untuk
mengaplikasikan bike sharing di daerahnya [9]. Beberapa di antaranya adalah:
1. Cina
Negara Cina memiliki program bike sharing di berbagai kota, misalnya
Hangzhou, Taiyuan, dan Shanghai. Di Kota Hangzhou sendiri, tersedia sekitar
70.000 sepeda yang tersebar dengan 2700 stasiun. Di Kota Taiyuan terdapat
sekitar 20 – 40 ribu sepeda dengan 1000 stasiun. Sedangkan di Kota Shanghai,
jumlah penduduk yang besar mendukung penggunaan sepeda hingga tersedia
19.000 sepeda dengan 600 stasiun.
2. Perancis
Perancis memiliki sebuah program bernama Vélib’ di Kota Paris. Program ini
dikembangkan sejak tahun 2007. Program ini memiliki sekitar 20.000 sepeda
dengan lebih dari 1200 stasiun.
3. Inggris
Kota London memulai program bike sharing sejak tahun 2010. Program di kota
ini menggunakan Vélib’ sebagai model. Dimulai dengan 5.000 sepeda, jumlah
sepeda telah berkembang hingga belasan ribu dengan 750 stasiun.
4. USA
Kota New York memiliki program bike sharing yang dimulai sejak tahun 2013.
Program ini bernama Citi Bike dan dimulai tanpa subsidi pemerintah. Pada saat
program ini dimulai, tersedia 6.000 sepeda dengan 330 stasiun.
5. Kanada
Kota Montreal memiliki program bike sharing bernama Bixi. Program ini
memiliki sekitar 5200 sepeda dengan 460 stasiun. Namun, dengan jumlah
armada sepeda yang sedikit, operasionalnya berjalan dengan baik.
c. Perbandingan
i. Kebutuhan
Terdapat beberapa kebutuhan yang perlu diperhatikan untuk menyukseskan bike
sharing di sebuah kota [10], yaitu:
1. Lingkungan
Kebutuhan lingkungan adalah kebutuhan kondisi alam tempat bike sharing
diimplementasikan untuk mencapai parameter tertentu. Kebutuhan ini akan
berpengaruh pada kenyamanan pengguna saat menggunakan bike sharing.
2. Infrastruktur
Kebutuhan infrastruktur adalah kebutuhan akan adanya fasilitas yang dibuat
oleh manusia untuk menunjang keberjalanan bike sharing.
3. Aturan
Kebutuhan aturan adalah kebutuhan adanya perundang-undangan yang
mendukung dan mengatur bike sharing.
4. Desain sistem
Kebutuhan desain sistem adalah kebutuhan akan adanya sebuah sistem yang
mempermudah penggunaan bike sharing.
ii. Elemen penting
Terdapat beberapa elemen yang perlu dipertimbangkan untuk menyukseskan bike
sharing di sebuah kota [11], yaitu:
1. Kepadatan stasiun
2. Perbandingan jumlah sepeda dan pengguna
3. Luas jangkauan
4. Kualitas sepeda
5. Penggunaan yang mudah
Elemen – elemen diatas akan diidentifikasi dari BOSEH dan kemudian akan
dibandingkan dengan layanan bike sharing serupa.
iii. Tabel perbandingan
Perbandingan yang kami lakukan menggunakan skala 1 – 10 dimana 1 adalah
sangat buruk dan 10 adalah sangat baik. Berikut ini adalah tabel penilaian
perbandingan untuk BOSEH.
Tabel 2 Perbandingan BOSEH dengan bike sharing lain
Faktor
Pembanding
BOSEH Program Lain / Program
Ideal
Nilai
Jumlah armada 350 sepeda 10 sepeda/1000residen 7
Jumlah stasiun 30 stasiun [12] 10 stasiun/km2 6
Sepeda per
stasiun
8-12 sepeda per stasiun
[12]
20 sepeda 7
Penggunaan Sistem dock, pendaftaran
di stasiun sepeda,
menggunakan kartu,
8.00-16.00
Pendaftaran dan
pembayaran daring, 24
jam
6
Desain sistem Dengan GPS, pencatatan
data peminjaman,
keranjang
Dengan GPS, pencatatan
data peminjaman,
keranjang
8
Jangkauan Kota Bandung (saat ini
Bandung utara)
Minimum 10 km2 7
Lingkungan Jalanan Kota Bandung
memiliki banyak tanjakan
dan turunan
Bike sharing lebih mudah
diterima di lingkungan
dengan dataran yang
minim perubahan
ketinggian
5
Infrastruktur Ada lajur sepeda, belum
banyak
Lajur khusus sepeda,
rambu khusus pesepeda
[13]
6
Aturan Hak atas fasilitas, hak
perlindungan, kewajiban
bagi pengendara
tunarungu (UU No. 22
Tahun 2009 tentang
LLAJ)
Aturan prioritas, aturan
penggunaan sepeda [13]
9
BAB 4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah kami lakukan, kami menyimpulkan bahwa
bike sharing BOSEH memiliki nilai yang bagus dari segi dukungan pemerintah
(dilihat dari aturan) dan pengadaan infrastruktur. Akan tetapi pemeliharaan
infrastrukturnya masih kurang dilihat dari lajur sepeda yang semakin berkurang
(karena rusak). Kemudian dari sisi lingkungan memang Bandung adalah wilayah
lembah yang dikelilingi gunung sehingga banyak perubahan ketinggian. Alun –
alun kota Bandung yang merupakan pusat kota juga berada di daerah yang tidak
terlalu landai. Hal ini tidak dapat diubah namun mungkin dapat dioptimalisasi
lokasi penempatan stasiunnya.
Kemudian jika dilihat dari unsur teknis yaitu sepeda, stasiun, dan sistem, BOSEH
belum memiliki komponen yang cukup untuk dapat mengikuti bike sharing yang
sudah sukses di negara lain. Stasiun BOSEH belum cukup terkonsentrasi. Ditambah
dengan lingkungan yang naik turun menyebabkan belum cukupnya rasa nyaman
bagi penggunanya. Kemudian untuk sistem dan penggunaan, BOSEH belum bisa
melayani selama 24 jam, tentunya ini wajar karena diluar jam jam tertentu
pengguna sangat sedikit sehingga akan lebih hemat untuk tidak beroperasi.
Kemudian keamanan sepeda juga masih rentan dicuri apabila malam hari. Akan
tetapi pendaftaran BOSEH yang hanya bisa dilakukan secara manual dengan
mendatangi booth masih mengurangi rasa nyaman, apalagi pendaftaran hanya bisa
dilakukan pada booth tertentu saja.
Akhir kata, kami menyimpulkan bahwa bike sharing BOSEH di Bandung belum
cukup sukses namun memiliki banyak potensi untuk menjadi sarana transportasi
dan rekreasi bagi warga Bandung maupun luar Bandung.
BAB 5. Saran
Berikut ini adalah saran kami mengenai implementasi BOSEH di kota Bandung.
1. Perbanyak jumlah stasiun di kota Bandung untuk meningkatkan kemudahan
penggunaan.
2. Pusatkan stasiun pada titik titik tertentu dimana lingkungannya cukup landai agar
pengguna tetap nyaman menggunakannya.
3. Perbanyak jumlah sepeda per stasiun agar mencukupi kebutuhan.
4. Tingkatkan infrastruktur yang bike friendly di kota Bandung terutama wilayah
sekitar dan antar stasiun BOSEH.
5. Tingkatkan sosialisasi penggunaan BOSEH untuk warga Bandung dan turis.
Daftar Pustaka
[1] T. Ispranoto, “News.Detik.com,” 13 Februari 2018. [Online]. Available:
https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-3864398/resmikan-boseh-dan-
bandros-ridwan-kamil-solusi-wisata-tanpa-macet. [Diakses 25 November
2018].
[2] Pemprov Jabar, “Kota Bandung - Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa
Barat,” 2017. [Online]. Available:
http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1060. [Diakses 2018 Desember
2018].
[3] BPS Kota Bandung, “Luas Wilayah Kota Bandung Menurut Kecamatan,” 11
Juli 2018. [Online]. Available:
https://bandungkota.bps.go.id/statictable/2018/07/11/154/luas-wilayah-
menurut-kecamatan-di-kota-bandung-km2-2017.html. [Diakses 10 Desember
2018].
[4] Pemprov Jabar, “Penduduk - Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa
Barat,” 25 April 2012. [Online]. Available:
http://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/75. [Diakses 10 Desember 2018].
[5] BPS Provinsi Jawa Barat, “Jumlah Kendaraan Bermotor Umum dan Bukan
Umum Untuk BPKB Menurut Cabang Pelayanan di Jawa Barat, 2016,” 19
Maret 2018. [Online]. Available:
https://jabar.bps.go.id/statictable/2018/03/19/416/jumlah-kendaraan-
bermotor-umum-dan-bukan-umum-untuk-bpkb-menurut-cabang-pelayanan-
di-jawa-barat-2016.html. [Diakses 10 Desember 2018].
[6] Smart City & Community Innovation Center, “Garuda SmartCity Framework
(Proposed Framework for Indonesia SmartCity) - Draft,” Bandung, 2018.
[7] Boseh, “boseh,” [Online]. Available: https://www.boseh.bike/. [Diakses 4
Desember 2018].
[8] F. Rahman, “rahmanfauziah,” [Online]. [Diakses 4 Desember 2018].
[9] D. Hiles, “bike-share-programs,” [Online]. Available:
https://www.icebike.org/bike-share-programs/. [Diakses 4 Desember 2018].
[10] I. M. Babiano, D. Pojani, J. Corcoran dan R. Bean, “The Conversation -
Here’s what bike-sharing programs need to succeed,” 22 Desember 2017.
[Online]. Available: http://theconversation.com/heres-what-bike-sharing-
programs-need-to-succeed-85969. [Diakses 4 Desember 2018].
[11] K. Cripps, “Bike share boom: 7 cities doing it right,” 6 Desember 2013.
[Online]. Available: https://edition.cnn.com/travel/article/bike-share-boom-
global-report/index.html. [Diakses 4 Desember 2018].
[12] S. Karimanisa, “Mau Sewa Boseh? Ikuti Langkah Berikut,” 15 Februari 2018.
[Online]. Available: http://www.prfmnews.com/berita.php?detail=mau-
sewa-boseh-ikuti-langkah-berikut. [Diakses 4 Desember 2018].
[13] Y. Adji, “Banyak Aturan, Bersepeda di Belanda Tak Sebebas di Indonesia,”
14 September 2017. [Online]. Available: http://www.pikiran-
rakyat.com/luar-negeri/2017/09/14/banyak-aturan-bersepeda-di-belanda-tak-
sebebas-di-indonesia-409381. [Diakses 4 Desember 2018].