menghitung breakeven point

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Perusahaan manapun dalam menjalankan bisnisnya harus memahami karateristik usahanya sehingga dapat menerapkan strategi yang tepat berdasarkan pemahaman terhadap karakteristik tersebut. Terdapat perbedaan mendasar antara perusahaan jasa dengan perusahaan manufaktur. Adrian Payne (2001:9) 1 menjelaskan mengenai empat karakteristik perusahaan jasa yang membedakannya dengan perusahaan manufaktur yaitu: 1. Tidak berwujud Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, berarti jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, dicicipi atau disentuh seperti yang dapat dirasakan dari suatu barang. 2. Heteregonitas Jasa merupakan variabel non – standar dan sangat bervariasi. Artinya, karena jasa itu berupa suatu unjuk kerja, maka tidak ada hasil jasa yang sama walaupun dikerjakan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan oleh interaksi manusia (karyawan dan konsumen) dengan segala perbedaan harapan dan persepsi yang menyertai interaksi tersebut. 3. Tidak dapat dipisahkan Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat 1 Wikipedia (Ensiklopedia Bebas), “Jasa”, http://id.wikipedia.org/wiki/Jasa , (diakses: 3 Agustus 2010) 1

Upload: hasan1969

Post on 25-Jun-2015

1.045 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Menghitung BreakEven Point

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan

Perusahaan manapun dalam menjalankan bisnisnya harus

memahami karateristik usahanya sehingga dapat menerapkan

strategi yang tepat berdasarkan pemahaman terhadap

karakteristik tersebut. Terdapat perbedaan mendasar antara

perusahaan jasa dengan perusahaan manufaktur. Adrian

Payne (2001:9)1 menjelaskan mengenai empat karakteristik

perusahaan jasa yang membedakannya dengan perusahaan

manufaktur yaitu:

1. Tidak berwujud

Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, berarti jasa tidak

dapat dilihat, dirasakan, dicicipi atau disentuh seperti

yang dapat dirasakan dari suatu barang.

2. Heteregonitas

Jasa merupakan variabel non – standar dan sangat

bervariasi. Artinya, karena jasa itu berupa suatu unjuk

kerja, maka tidak ada hasil jasa yang sama walaupun

dikerjakan oleh satu orang. Hal ini dikarenakan oleh

interaksi manusia (karyawan dan konsumen) dengan

segala perbedaan harapan dan persepsi yang menyertai

interaksi tersebut.

3. Tidak dapat dipisahkan

Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang

bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses

tersebut. Berarti, konsumen harus berada di tempat jasa

yang dimintanya, sehingga konsumen melihat dan bahkan

ikut ambil bagian dalam proses produksi tersebut.

4. Tidak tahan lama

Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan. Artinya,

jasa tidak bisa disimpan, dijual kembali kepada orang lain, 1 Wikipedia (Ensiklopedia Bebas), “Jasa”, http://id.wikipedia.org/wiki/Jasa, (diakses: 3 Agustus 2010)

1

Page 2: Menghitung BreakEven Point

atau dikembalikan kepada produsen jasa dimana ia

membeli jasa.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

karakteristik pokok perusahaan-perusahaan jasa adalah

sifatnya yang tidak berwujud (intangible) karena menurut

Philip Kotler bahwa jasa adalah tindakan atau unjuk kerja

yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang

secara prinsip intangible dan tidak menyebabkan perpindahan

kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga

tidak terikat pada suatu produk fisik2.

Sistem Produksi Perusahaan Jasa Konsultansi

Meskipun karakteristik sebuah perusahaan jasa konsultansi

tidak berwujud namun secara umum sistem produksinya tidak

berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan manufaktur.

Sistem produksi perusahaan jasa konsultansi dapat dijelaskan

sesuai alur berikut:

2 Ibid

2

PROYEK / KEGIATAN(Proses Lelang Kegiatan)

1. SDM2. Fasilitas Pendukung(Komputer, Printer, …)

3. Energi listrik4. Sarana komunikasi5. Teknologi / Metode

PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Persiapan Teknis & Admin2. Studi awal / literatur3. Pengumpulan data/informasi4. Pengolahan data5. Analisis dan evaluasi6. Penyusunan rekomendasi7. Pelaporan Kegiatan

HASIL (OUTPUT) KEGIATAN SESUAI KETENTUAN DALAM KERANGKA ACUAN KERJA

INP

UT

AT

AU

MA

SU

KA

NT

RA

NS

FO

RM

AS

I / K

ON

VE

RS

IO

UT

PU

T

PENGGUNA JASA (USER )

TIM EVALUASI / PENDAMPING

DIREKSI KONSULTAN DAN TIM AHLI

Page 3: Menghitung BreakEven Point

Gambar 1. Sistem Produksi Perusahaan Jasa Konsultansi

Dari bagan diatas dapat dijelaskan bahwa sistem produksi

sebuah perusahaan jasa konsultansi, secara umum mencakup

3 (tiga) kegiatan komponen pokok, yaitu:

1. Input, input perusahaan jasa konsultansi adalah berupa

kegiatan (project) baik dari pemerintah maupun swasta

yang biasanya diperoleh melalui proses pelelangan

(tender) yang melibatkan a) SDM; b) peralatan dan

fasilitas; c) energi; dan d) teknologi.

2. Transformasi dan konversi, proses transformasi

perusahaan jasa konsultansi adalah tahapan dimana

kegiatan atau project dilaksanakan yang dimulai dari

tahap persiapan hingga pelaporan kegiatan. Dalam proses

ini dilakukan konsultasi secara simultan dengan user atau

pengguna jasa yang diwakili oleh Tim Pendamping

(Counterpart) yang bertindak sebagai pengendali mutu

dan evaluator pelaksanaan kegiatan.

3. Output, output perusahaan jasa konsultansi berupa

keluaran / hasil (output) baik berupa rekomendasi

kegiatan, buku pedoman, draft keputusan dan lain-lain.

Sementara itu, kendali mutu (quality control) yang

menjadi acuan adalah Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang

diberikan oleh pengguna jasa dimana konsultan harus

dapat memberikan output sesuai dengan KAK tersebut.

1.2 Gambaran Umum Perusahaan

PT. MULTIDECON Internal merupakan Konsultan Nasional yang

senantiasa berperan serta mendukung program pembangunan

berkelanjutan. Perusahaan yang berdomisili di Jl. Siaga

3

Page 4: Menghitung BreakEven Point

Dharma VIII No. 19, Pejaten Timur, Ps. Minggu ini didirikan

pada tanggal 15 Oktober 1987 dengan akte notaris nomor 118

dengan notaris Ny. Sumardilah Oriana Roosdilan, SH.

PT. MULTIDECON Internal berdiri dengan dilandasi oleh

idealisme para profesional yang menyadari bahwa tantangan

pembangunan nasional yang semakin berat dan kompleks

hanya bisa dihadapi dengan sikap profesional pula, dengan

memadukan unsur-unsur waktu, dana dan segala sumber

daya yang ada secara optimal.

Mengacu kepada idealisme tersebut, maka manajemen

senantiasa berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada

para clients dan menjadi one-stop service untuk jasa

konsultansi. Lingkup layanan jasa konsultan yang kami

tawarkan meliputi bidang-bidang: rekayasa teknik

(engineering), energi, manajemen, perencanaan dan

perencanaan teknik, bantuan teknis dan manajemen,

pemberdayaan masyarakat, pelatihan dan pengembangan

sumber daya manusia, pengembangan dan disain sistem

informasi (IT-based solution) serta dan berbagai bidang

lainnya. Dengan dukungan penuh dari para ahli yang

kompeten di bidangnya masing-masing dan dengan jaringan

tenaga ahli yang selalu siap untuk dimobilisasi, kami berharap

dapat memenuhi kebutuhan clients terhadap kebutuhan akan

jasa layanan konsultansi yang berkualitas.

1.3 Visi dan Misi

Dalam menjalankan bisnisnya, visi dan misi yang diemban

adalah:

Visi:

”Menjadi penyedia jasa konsultansi terbaik dan terdepan

4

Page 5: Menghitung BreakEven Point

karena kualitas”

Misi:

a. Membangun dan meningkatkan kualitas sumberdaya

manusia yang dimiliki dalam rangka memberikan layanan

jasa konsultansi yang berkualitas;

b. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan

serta mengadopsi teknologi informasi sesuai dengan

kebutuhkan untuk mendukung operasional perusahaan;

c. Menyusun dan mempersiapkan perencanaan kegiatan

secara matang (well-planned and organized) dengan

berpegang kepada prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan

yang baik dan bertanggungjawab;

d. Menjaga dan meningkatkan kepuasan konsumen (customer

satisfaction) dengan komitmen terhadap penyelesaian

proyek yang tepat waktu (on-time) dan memberikan

keluaran (output & outcome) sesuai dengan harapan

clients;

e. Berpegang teguh kepada prinsip dan aturan main dalam

menjalankan bisnis terutama peraturan dan perundang-

undangan yang berlaku serta bersaing secara sehat.

1.4 Kepemilikan Saham dan Manajemen Perusahaan

a. Kepemilikan dan Permodalan

Sebagaimana telah diuraikan dimuka, bentuk perusahaan

adalah perseroan terbatas yang berbadan hukum dengan

akte pendirian nomor 118. Struktur kepemilikan

perusahaan dan permodalan disajikan pada tabel-tabel

berikut:

Tabel 1. Susunan Kepemilikan Saham

No N a m a Modal Disetor

Prosentase

1. Ir. Husni Tamrin 50.000.000,- 33,33%2. Ir. Harianto Parman, 50.000.000,- 33,33%

5

Page 6: Menghitung BreakEven Point

MM3. Giarno 50.000.000,- 33,33%

Total modal disetor 150.000.000,-

100%

b. Manajemen Perusahaan

Manajemen perusahaan terdiri dari para top management

yaitu para pemilik modal sebagaimana ditunjukkan pada

tabel berikut:

Tabel 2. Board of Management

PT. MULTIDECON Internal

No Nama Jabatan dalam perusahaan

1. Ir. Husni Tamrin Komisaris

1. Ir. Harianto Parman, MM

Direktur Utama

2. Giarno Direktur

6

Page 7: Menghitung BreakEven Point

Untuk menjalankan aktivitas rutin perusahaan, board of

management dibantu oleh para direktur pelaksana

sebagaimana digambarkan pada bagan struktur organisasi

berikut:

Gambar 2. Struktur Organisasi Perusahaan

1.5 Gambaran Kinerja Perusahaan

Sebagai perusahaan yang telah cukup matang dan telah lama

berdiri, PT. MULTIDECON Internal telah mendapatkan

kepercayaan dari berbagai kalangan terutama instansi

pemerintah juga perusahaan-perusahaan swasta. Berdasarkan

data lima tahun terakhir dapat disimpulkan bahwa kinerja

perusahaan dari tahun ke tahun terlihat fluktuatif dimana

kinerja terbaik berdasarkan total proyek yang dapat

diselesaikan adalah pada tahun 2006 yaitu sebanyak 15

proyek atau senilai ± 43,6 milyar, sementara 2008 hanya 6

proyek atau senilai.

7

Komisaris

Direktur Utama

Direktur Operasional

Direktur Teknis

Divisi Administrasi

DivisiKeuangan

Divisi Sumber Daya Manusia

Seksi-seksi

Divisi Perencanaan

Teknis

Divisi Pengembangan

Wilayah

Divisi Riset & Perencanaan Lingkungan

Divisi Survey & Investigasi

Divisi Pengembangan

Manajemen

Staf-staf Profesional

Tenaga Pendukung

Operasi Riset

Page 8: Menghitung BreakEven Point

Tabel 3. Kinerja Perusahaan Selama Lima Tahun Berdasarkan Jumlah Proyek

No.

Tahun Jumlah kegiatan yang berhasil diselesaikan (output)

1. 2005 10

2. 2006 15

3. 2007 9

4. 2008 6

5. 2009 10

Gambar 3. Kinerja Perusahaan Selama Lima Tahun

Berdasarkan Jumlah Proyek

Tabel 4. Kinerja Perusahaan Selama Lima Tahun Berdasarkan Nilai Kontrak

No.

Tahun Total Nilai Kontrak(Dalam Ratusan Ribu)

1. 2005 82,912

2. 2006 436,634

3. 2007 87,394

4. 2008 40,375

5. 2009 78,750

8

Page 9: Menghitung BreakEven Point

Gambar 4. Kinerja Perusahaan Selama Lima Tahun

Berdasarkan Nilai Kontrak

9

Page 10: Menghitung BreakEven Point

BAB IIPEMBAHASAN DAN ANALISIS

Pada bab ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan

matakuliah Manajemen Produksi dan Operasi yaitu:

1. Titik Impas atau Break Even Point (BEP), digunakan untuk

menghitung kapan suatu usaha memperoleh pengembalian

dari modal yang diinvestasikan;

2. Daya Saing atau Competitiveness, digunakan untuk

mengetahui daya saing perusahaan terutama berkaitan dengan

pesaing-pesaing bisnisnya.

Pembahasan terhadap kedua poin tersebut akan dijelaskan pada

sub bab-sub bab berikut:

2.1 Titik Impas atau Break Even Point (BEP)

Mengingat karakteristik perusahaan jasa dalam hal ini jasa

konsultansi yang bersifat intangible, maka untuk mengukur

BEP-nya digunakan asumsi terutama terhadap variabel harga

(P) karena bisa saja dalam satu tahun anggaran sebuah

perusahaan konsultan mendapatkan laba yang besar sehingga

dapat BEP bisa langsung tercapai. Untuk mempermudah,

diasumsikan variabel (P) adalah margin keuntungan yang

diinginkan dari sebuah proyek. Berikut perhitungan BEP untuk

perusahaan jasa konsultansi, yaitu:

Diketahui (dalam ribuan):

Biaya Tetap (F) : 100.000

Biaya variabel (V) : 25.000

Harga (P) : 50.000

a. Menghitung jumlah proyek yang diharapkan

10

Page 11: Menghitung BreakEven Point

Formula: BEP (Q) = F / (P-V)

BEP (Q) = 100.000 / (50.000 – 25.000)

BEP (Q) = 100.000 / 25.000

BEP (Q) = 4 proyek / kegiatan

b. Menghitung jumlah penghasilan

Formula: BEP (P) = BEP(Q) . P

BEP (P) = 4 x 50.000

BEP (P) = 200.000

c. Menghitung keuntungan atau kerugian

Formula:

Keuntungan / Kerugian () = TR – TC

Pendapatan Total (TR) = P . Q

Biaya Total (TC) = F + (V.Q)

TR = 50.000 x 4 TC = 100.000 + (25.000 x

4)

TR = 200.000 TC = 100.000 + 100.000

TC = 200.000

Keuntungan / Kerugian () = TR – TC

() = 200.000 – 200.000

() = 0

Dari perhitungan BEP tersebut dapat diketahui bahwa

perusahaan jasa konsultansi akan mencapai titik impas

(tidak untung dan tidak rugi) jika memperoleh penghasilan

sebesar 200.000.

2.2 Analisis Daya Saing

11

Page 12: Menghitung BreakEven Point

Analisis terhadap daya saing dilakukan dengan

memperhatikan bagan ”tulang ikan” berikut:

Gambar 5. Komponen Faktor Internal dan Eksternal Daya Saing

Berdasarkan pengamatan terhadap gambar tersebut diatas,

ada 3 syarat pokok sebuah perusahaan bisnis (apapun

bisnisnya) yaitu:

1. Memiliki penguasaan terhadap teknologi (metode atau

cara kerja) dan mampu mengadopsi teknologi-teknologi

yang berkembang;

2. Memiliki manajemen kualitas (quality management) yang

dapat mengukur kualitas atau kinerja yang diinginkan

client dalam rangka menciptakan customer satisfaction.

3. Mampu melakukan bisnisnya dengan baik (doing the right

business). Kemampuan untuk melakukan suatu bisnis

dengan baik dapat diartikan bahwa sebuah perusahaan

jasa, mengetahui:

Peraturan perundang-undangan yang membatasi atau

memberi rambu-rambu untuk bersaing secara sehat

dan tidak melakukan pelanggaran terhadap rambu-

rambu tersebut;

12

Page 13: Menghitung BreakEven Point

Memahami mengenai posisi perusahaan dalam

persaingan bisnis seperti:

Kekuatan atau kelebihan (strength points) yang

dimiliki perusahaan dibandingkan dengan

pesaingnya seperti kualitas layanan terhadap

clients, menyelesaikan proyek secara tepat waktu

(on-time), memberikan hasil atau keluaran yang

sesuai dengan keinginan clients (clients need),

memiliki dukungan tenaga ahli dan peralatan

(brainware dan hardware) yang sesuai dengan

kebutuhan ideal sebuah proyek dan lain-lain;

Kelemahan atau kekurangan (weakness point)

perusahaan seperti: masalah sumber daya,

peralatan, pembiayaan dan hambatan-hambatan

lainnya;

Kesempatan atau peluang (opportunity of business),

pemahaman terhadap peluang bisnis yang ada akan

menentukan seberapa jeli perusahaan mengamati

peluang-peluang yang ada. Seperti misalnya: ketika

terjadi krisis ekonomi (1998) maka perlu dilakukan

penguatan terhadap kondisi sosial dan ekonomi

masyarakat maka perlu dilakukan pemberdayaan

terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat

sehingga muncullah proyek seperti PDM-DKE. Maka

konsultan harus memperkuat lini tenaga ahli

dengan menambahkan personil yang memiliki

kompetensi dibidang pemberdayaan masyarakat

(community development);

Ancaman (threat) terutama yang secara langsung

akan dapat mempengaruhi kinerja dan kemampuan

perusahaan untuk memperoleh laba. Untuk

perusahaan harus senantiasa jeli dan menganalisis

kondisi lingkungan bisnis dan mempersiapkan

13

Page 14: Menghitung BreakEven Point

strategi dalam menghadapi ancaman-ancaman yang

muncul.

Dengan memahami bagan tulang ikan tersebut, maka

diharapkan perusahaan jasa dapat 1) meningkatkan

produktivitas (dalam artian menggiatkan marketing

perusahaan untuk memperoleh sebanyak mungkin proyek

sehingga dapat diperoleh sebanyak mungkin laba), 2)

menggunakan berbagai sumber daya yang dimiliki (baik dari

sisi finansial, sumber daya manusia, peralatan dan penunjang

lainnya) secara efisien sehingga dapat menciptakan efisiensi

sumber daya, 3) memberikan layanan jasa yang berkualitas

dalam rangka menciptakan customer satisfaction yang akan

bermuara pada kepercayaan konsumen.

14

Page 15: Menghitung BreakEven Point

BAB IIIKESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tersebut diatas

adalah:

1. Perusahaan jasa mempunyai produk yang bersifat intangible

sehingga sulit untuk melakukan pengukuran sebagaimana

sebuah perusahaan manufaktur.

2. Berdasarkan perhitungan BEP (dengan menggunakan asumsi

terhadap prosentase laba yang diinginkan), maka untuk

memperoleh laba perusahaan harus meningkatkan kegiatan

marketing proyek (projects hunting) sehingga diharapkan akan

dapat memperoleh dan meningkatkan keuntungan.

3. Berdasarkan analisis terhadap daya saing perusahaan, maka

perusahaan hendaknya dapat meningkatkan unsur-unsur

positif (kelebihan yang dimiliki) dan mengeliminir unsur-unsur

negatif (kelemahaman) sambil terus menganalisis kondisi

lingkungan bisnis untuk melihat munculnya peluang dan

ancaman.

15

Page 16: Menghitung BreakEven Point

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan............................................................................ 1

1.2 Gambaran Umum Perusahaan............................................... 3

1.3 Visi dan Misi............................................................................. 4

1.4 Kepemilikan Saham dan Manajemen Perusahaan............... 5

1.5 Gambaran Kinerja Perusahaan.............................................. 6

BAB II PEMBAHASAN DAN ANALISIS

2.1 Titik Impas atau Break Even Point (BEP).............................. 9

2.2 Analisis Daya Saing................................................................. 10

BAB III KESIMPULAN

i