mengelola csr - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... csr didasarkan...

92
Mengelola CSR Riza Primahendra AMERTA Social Consulting & Resourcing 2015

Upload: others

Post on 11-Mar-2020

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

Mengelola CSRRiza Primahendra

AMERTA Social Consulting & Resourcing2015

Page 2: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[1]

"Do not walk behind me,I may not lead.

Do not walk in front of me,I may not follow.

Just walk beside me andbe my friend."

Page 3: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[2]

Daftar Isi

Pengantar (3)

1. Pengertian Dasar (6)

2. Penilaian Sosial (23)

3. Pengelolaan Program (45)

4. Keberlanjutan (71)

5. Catatan Lapangan (77)

Page 4: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[3]

PENGANTARPada saat ini tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) semakindipahami oleh beragam pemangku kepentingan. Dikalanganinternal perusahaan, CSR mendapatkan penerimaan dandiintegrasikan dalam operasi bisnis perusahaan. Pada sisi lain,kerangka peraturan (UU tentang Perseroan Terbatas, UUtentang Penanaman Modal, UU tentang Lingkungan Hidup)telah membuat CSR menjadi sebuah kewajiban perusahaan.Meski demikian, para pengambil kebijakan di Indonesia jugatelah mengambil langkah maju dengan menetapkan biaya CSRsebagai komponen biaya operasi yang mengurangi pajak (taxdeductable policy). Apakah hal ini akan berdampak terhadapkeberlangsungan perusahaan dan efektivitas CSR masih perluuntuk dikaji.

Bagi setiap pelaku usaha di Indonesia, setidaknya terdapat limahal yang perlu diperhatikan.

1. Tata pemerintahan. Tata pemerintahan diIndonesia sedang dalam proses pematangan. Dalamproses tersebut, terdapat tegangan antara pusat dandaerah, antara satu pemerintah dengan pemerintahberikutnya, dan antara satu sektor dengan sektorlainnya. Karena itu pelaku usaha perlu memilikipemahaman dan kemampuan advokasi yang memadai.

2. Tata ekonomi. Ekonomi Indonesia masihmerupakan ekonomi dualistik dimana gerdapatekonomi formal dan informal. Ekonomi informaldidominasi pelaku usaha mikro yang mencapai lebihdari 98%. Ekonomi informal ini perlu untukdiintegrasikan kedalam model bisnis untukmenjembatani kesenjangan.

Page 5: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[4]

3. Tata masyarakat. Kesadaran masyarakat yangsemakin tinggi terhadap hak-hak dasar dan lingkunganmembuat masyarakat semakin kritis terhadapberbagai hal. Masyarakat juga semakin terhubung danmampu untuk mengorganisir diri lebih baik. Kondisiini merupakan peluang dan sekaligus tantangan bagipelaku ekonomi.

Pengalaman Amerta dalam melaksanakan kegiatan CSRbersama para mitra menunjukan beberapa hal yang perlumendapatkan perhatian.

1. Pintu masuk. CSR perlu menetapkan pintu masukyang tepat. Pintu masuk dapat berupa isu atauprogram maupun kelompok sasaran. Pintu masukyang tepat akan membangun pondasi bagi kegiatanCSR selanjutnya.

2. Jalan keluar. Pelaku usaha perlu sejak awalmenyusun strategi jalan keluar bagi program CSRyang dilaksanakan. Program CSR yang baik adalahyang pada waktunya tidak diperlukan lagi.

3. Jendela kesempatan. CSR perlu membuka jendelakesempatan bagi penerima manfaat untuk menjadientitas yang mandiri dan berdaya. Kesempatan yangtidak hanya terbatas pada pelaku usaha tetapimengintegrasikan penerima manfaat dengan sistemekonomi seperti akses keuangan, pasar, dan informasi

4. Pondasi kolaborasi. Praktik CSR perlu dipastikantidak membangun eksklusifitas, sebaliknya sejak awalperlu meletakkan pondasi kolaborasi denganpemangku kepentingan lain. Kolaborasi merupakanhasil akhir dari berkembangnya kesadaran bersama,kesediaan berbagi tanggung jawab dan sumber daya.Dalam kolaborasi juga perlu dibangun kelembagaandan tata kelola yang baik (good governance).

Page 6: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[5]

Catatan akhir untuk melaksanakan CSR secara efektif danproaktif adalah 3R, yaitu

Right personnel. Pastikan orang yang kompeten dansesuai untuk bertanggung jawab.

Robust partner. Mitra kerja perusahaan dalammelaksanakan CSR perlu memiliki pengalamanlapangan dan kapasitas untuk beradaptasi dalamlingkungan yang dinamis tanpa mengabaikan tujuanyang disepakati.

Regular review. Praktik CSR perlu direview secarareguler untuk bisa disesuaikan dengan dinamikalapangan dan operasi bisnis perusahaan.

Selamat membaca.

Page 7: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[6]

1PENGERTIAN DASAR

Page 8: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[7]

CSR & Bisnis

Sejak setidaknya tiga dasawarsaterakhir terminologi CSR telahberkembang dari pemikiran paraakademisi di kampus, seruan parapegiat sosial di lapangan, dantuntutan konsumen etis (ethicalconsumer) menjadi bagian darimanajemen perusahaan. CSR

bersama dengan terminologi “kewarganegaraan perusahaan”(corporate citizenship) merupakan standar baru dalampengelolaan perusahaan.

Namun demikian pengertian dan praktik CSR di lapangansangat beragam. Berbagai pihak mengembangkan pengertiandan praktik tersendiri sesuai dengan prioritas dankepentingannya. Tulisan ini bermaksud untuk meninjaukembali pengertian CSR dan mencoba membuat peta ataskegiatan CSR yang banyak dilakukan di Indonesia.

Beberapa definisi mengenai CSR telah dikembangkan olehberbagai pihak. Tiga dari berbagai definisi tersebut adalah:

Corporate social responsibility is acommitment to improve community well-being through discretionary businesspractices and contributions of corporateresources (Kotler)

Operating a business in a manner thatmeets or exceeds the ethical, legal,

Page 9: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[8]

commercial, and public expectationsthatsociety has of business (Business for SocialResponsibility)

The willingness of an organization toincorporate social and environmentalconsiderations in its decision making and beaccountable for the impacts of its decisionsand activitieson society and environment.(ISO 26000).

Ketiga definisi diatas mewakili dari berbagai definisi mengenaiCSR yang pada dasarnya menyatakan CSR terdiri dari tigaelemen kunci yaitu:

1. CSR adalah komitmen, kontribusi, pengelolaan bisnis,dan pengambilan keputusan pada perusahaan.

2. CSR didasarkan pada akuntabilitas,mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan,memenuhi tuntutan etis, legal, dan profesional.

3. CSR memberikan dampak nyata pada pemangkukepentingan dan secara khusus pada masyarakatsekitar.

Di Indonesia, CSR telah menjadi kewajiban legal karenasecara jelas dinyatakan dalam Undang-Undang (UU) nomor40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas,serta UU nomor25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang telah diikutidengan penerbitan PP nomor 47 tahun 2012. Dalam PPnomor 47 tahun 2012 terdapat tiga unsur kunci yang akanmempengaruhi dinamika CSR di Indonesia. Pertama, CSRmerupakan kewajiban perseroan yang harus direncanakan dandilaporkan didalam RUPS. Kedua, realisasi anggaran CSRdiperhitungkan sebagai biaya perseroan yang dapat

Page 10: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[9]

mengurangi pajak. Ketiga, tidak melaksanakan CSR berpotensiuntuk dikenakan sanksi.

Manfaat CSRDalam perkembangannya, berbagai perusahaanmengembangkan kegiatan yang diasosiasikan sebagai CSRsecara berbeda. Dari beragam kegiatan CSR tersebut dapatdikelompokkan berdasar dua elemen dasar yaitu manfaat padabisnis dan manfaat pada masyarakat seperti dapat dilihat padadiagram berikut.

Peta Manfaat CSR

Format 4 Format 3 ManfaatpadaMasyarakatTinggi

Format 2 Format 1 ManfaatpadaMasyarakatRendah

Manfaat PadaBisnis Tinggi

Manfaat PadaBisnis Rendah

Dari diagram diatas kegiatan yang diasosiasikan dengan CSRsecara skematis dikelompokkan kedalam empat bagian, yaitu:

Format 1 adalah kegiatan yang manfaat padamasyarakat dan bisnis rendah karena pada umumnyamerupakan pemberian maupun dukungan dariperusahaan kepada kegiatan rutin yang sebenarnyadapat diselenggarakan sendiri oleh masyarakat.

Page 11: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[10]

Bantuan untuk acara keagamaan, upacara, dankegiatan-kegiatan serupa adalah kegiatan-kegiatanyang manfaat baik bagi masyarakat maupun bisnisrelatif rendah. Kegiatan semacam ini sebenarnya lebihtepat dikategorikan sebagai media komunikasi denganpemangku kepentingan.

Format 2 merupakan kegiatan yang memberikanmanfaat bisnis yang tinggi namun manfaat bagimasyarakat rendah. Kegiatan-kegiatan berbentukcash for work atau outsourcing tenaga nir trampiladalah contoh format 2. Meskipun terdapat pelibatantenaga lokal namun karena tidak terdapat transferkeahlian dan atau mengembangkan usaha lokal,manfaat pada masyarakat terbatas sejauh bisnis masihberoperasi.

Format 3 terdiri dari berbagai kegiatan yangdilakukan oleh perusahaan untuk mendukungberbagai isu sosial dan lingkungan pada skala lokalmaupun global. Kegiatan pemberdayaan masyarakatlokal maupun kelompok rentan, konservasi hutan dansumber air bersih adalah bentuk yang jamakdilakukan. Dukungan perusahaan dilaksanakan dalamjangka waktu yang relatif panjang untuk memberikandampak yang nyata pada isu yang dipilih.

Format 4 mencakup berbagai kegiatan yangdilakukan perusahaan untuk memastikan sinergiantara proses bisnis dan nilai tambah dari operasibisnis kepada masyarakat dan lingkungan. KonsepStrategic CSR dan Corporate Shared Value (CSV)merupakan acuan dalam melaksanakan CSR denganformat 4.

Pengalaman lapangan menuntut perusahaan untukmenggunakan format CSR secara dinamis. Meskipun secaraideal format 4 merupakan praktik CSR yang harus

Page 12: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[11]

diwujudkan, namun untuk mewujudkannya format-formatCSR yang lain seringkali perlu untuk dilaksanakan secaraterkontrol dan terjadwal.

Disadari sepenuhnya bahwa pengertian CSR bukanlahpengertian yang statik. Sebaliknya, pengertian CSR senantiasaharus berkembang, namun perkembangan tersebut terarahpada mendorong pertemuan pemikiran dan prioritas dari parapemangku kepentingan.

CSR & Kecenderungan Konteks BisnisKeberadaan CSR tidak dapat dilepaskan dari beberapakecenderungan kunci (key trends) bisnis yang dihadapipelakunya secara global, regional, nasional, maupun lokal.Setidaknya terdapat empat kecenderungan yang perludiperhatikan.

Pertama, Konteks sosial yang berubah. Masyarakat sipil (civilsociety) telah semakin terorganisir tidak hanya pada tingkatlokal tetapi juga telah menjadi jejaring global. Kasus lokal padasaat ini dapat berkembang menjadi isu global yang memicudukungan atau kecaman global. Masyarakat sipil juga semakinterdidik dan semakin peduli terhadap etika global seperti hakasasi manusia (HAM). Pengetahuan HAM tidak lagi menjadimilik pegiat organisasi non pemerintah (NGO) maupunpengelola program Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) namunjuga telah menjadi pengetahuan komunitas dan tokoh-tokohlokal.

Kedua, pasar dimana perusahaan melempar produknya jugasedang mengalami perubahan. Standar-standar baru untukbarang dan jasa yang dihasilkan semakin banyak diadopsi oleh

Page 13: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[12]

berbagai negara dan berbagai kelompok pelanggan. Berbagaistandar baru tersebut umumnya bertujuan untuk memastikanbahwa model bisnis termasuk didalamnya rantai pemasok(supply chain) dan proses produksi yang menghasilkan barangdan jasa mengikuti tiga prinsip: Do No Harm, Do Not Violate,dan Do Not Conflict. Do No Harm berarti tidak memberikandampak negatif kepada orang dan lingkungan. Do Not Violateberarti tidak melanggar standar, aturan, dan praktik terbaik(best practice) dari industri. Do Not Conflict berarti modelbisnis tidak menimbulkan konflik dengan pemangkukepentingan.

• In mature industry,social performancebecame competitiveadvantage

•Direct impact, biggerresponsibility

•Wider impact moretransparency

•New breed ofcustomers isgrowing: ETHICALCONSUMERS

•More organized &educated civilsociety demandshuman rightsfriendly businesspractice Social

ContextChange ofMarket

Maturity ofIndustry

Nature ofBusiness

Page 14: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[13]

Ketiga, pada industri yang sudah mengalami pematangan,harga tidak lagi elastis, teknologi telah menjadi komoditaspublik, sumber daya telah terpetakan dan terdistribusikan,maka perusahaan perlu mengembangkan sumber keunggulanbaru untuk terus bertahan. Kepercayaan dan dukungan daripemangku kepentingan (stakeholder) terhadap perusahaanmenjadi asset tak ternilai. Kepercayaan dan dukungan iniberkembang tidak lagi terbatas pada kualitas dan hargaproduk, laba serta nilai saham. Kepercayaan dan dukunganberkembang dari kemampuan perusahaan menjadikan dirinyabagian dari kepeduliaan pemangku kepentingan. Kemampuanperusahaan secara strategis mengintegrasikan CSR dalamproses bisnis serta mengkomunikasikannya secara efektifkepada pemangku kepentingan menjadi sebuah keharusan.

Keempat, tidak dapat diingkari bahwa beberapa bisnis karenakarakteristiknya akan terkondisi untuk menerapkan CSR lebihcepat dan lebih intens. Dua kategori bisnis tersebut adalah:

Bisnis dengan dampak yang langsung pada masyarakatdan lingkungan akan mendapatkan tekanan untukmenunjukkan tanggung jawab yang lebih besar. Bisnisyang terkait dengan pangan, air bersih, dan energimerupakan contoh bisnis dengan dampak langsung.

Bisnis dengan dampak yang luas, dalam pengertianmempengaruhi berbagai kelompok masyarakat danekosistem akan dituntut untuk menjadi lebihtransparan. Bisnis ekstraktif seperti pertambangan,perkebunan, dan minyak & gas merupakan bisnisdengan dampak luas. Bisnis ekstraktif juga merupakanbisnis yang telah lebih banyak mengembangkan inisiatifterkait dengan CSR.

Page 15: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[14]

Dinamika Internal CSRMenyikapi berbagai dorongan yang ada, sikap manajemenperusahaan secara umum dapat dikelompokkan kedalamempat bentuk yang dapat disebut sebagai 3CL.

C yang pertama adalah Cosmetic. Manajemen perusahaan yangmensikapi CSR dengan cara ini akan cenderungmengupayakan citra perusahaan dan operasinya secara baikmeskipun tidak didasari fakta yang benar. Bila kemudianterungkap apa yang sesungguhnya terjadi maka manajemencenderung mempersalahkan pihak lain. Manajemen juga padaumumnya tidak memiliki sistem akuntabilitas yang efektif.Kalaupun ada, maka sistem ini hanya ‘diatas kertas’.

C yang kedua merupakan representasi dari Compliance.Manajemen perusahaan akan melakukan tindakan ataumengambil kebijakan terkait dengan CSR sejauh hal tersebutdiatur atau diwajibkan. Manajemen pada umumnya akanmemberikan tekanan pada aspek legal, memastikan bahwakewajiban legal dipenuhi dan dengan demikian tidakmengganggu proses bisnis. Bila ternyata di lapangan ada isusosial yang berkembang, maka sejauh isu tersebut tidak diatursecara jelas dan tidak mengganggu proses bisnis makamanajemen akan menghindari untuk terlibat secara langsungmaupun tidak langsung.

C yang ketiga merupakan singkatan dari Consolidate.Manajemen merespon isu CSR dengan menata kelembagaandan proses bisnis sesuai dengan resiko sosial serta implikasifinansial yang ditimbulkan. Melalui Strategic CSR berbagaifungsi pada perusahaan didesain sehingga mampu mewujudkankinerja sosial.Berbagai departemen atau unit yang terkait

Page 16: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[15]

dikelola sehingga mampu melakukan mitigasi resiko sosialserta meminimalisir dampak yang ditimbulkan.

Sementara L adalah Leadership. Manajemen yang menerapkanpendekatan ini mengimplementasikan Strategic CSR padaperusahaan. Manajemen juga melihat dirinya sebagai pihakyang bertugas melipatgandakan nilai perusahaan tetapi padasaat yang sama juga sebagai agen perubahan sosial denganperspektif GEF (Global, Ecosystem, Future). Tugas inidiwujudkan melalui kolaborasi dan kerja sama strategisdengan pihak-pihak lain seperti berbagai perusahaan, kantorpemerintah, dan perusahaan-perusahaan lain.

Cosmetic

•Creating false image of the company and the business•Blaming others when something goes wrong•Lacking social accountability system

Compliance

•Do as regulated•Emphasize on legal issues•Avoid unregulated issues

Consolidate

•Strategic CSR•Social risk driven management set up•Collaboration across functions

Leadership

•GEF (Global, Ecosystem, Future) Orientation•Management as social change agent•Collaboration with others

Page 17: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[16]

Tanggapan dari manajemen perusahaan terhadap isu CSRsangat terkait dengan tingkat pemahaman dan kompetensidari manajemen. Semakin luas dan mendalamnya pemahamanserta kompetensi dari manajemen akan berkorelasi positifdengan efektivitas implementasi CSR. Berbagai fenomenamenunjukkan dengan jelas bahwa manajemen perusahaantidak dapat membiarkan isu CSR. Keberlanjutan dan dayasaing perusahaan menjadi taruhannya.

Page 18: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[17]

CSR Sebagai Investasi Sosial

Tanggung jawab sosial perusahaanatau yang lebih dikenal CSR(corporate social responsibility)dimengerti oleh beberapa kalangansebagai kontribusi perusahaan padamasyarakat melampaui kewajibandan tanggung jawab legal. Karena

dipahami sebagai kontribusi, CSR diidentikkan dengan biayadan tujuannya dilekatkan pada salah satu fungsi manajemenseperti pemasaran, komunikasi, maupun public relation.

Pada beberapa tahun terakhir telah berkembang pemahamanyang lebih luas mengenai CSR. Seiring dengan berkembangnyawacana dan pemahaman perusahaan yang sering dirumuskandalam terminology triple bottom line, CSR tidak lagidiidentikkan dengan biaya. Konsep triple bottom linemenegaskan bahwa orientasi perusahaan tidak hanyamencakup profit, tetapi juga 2 P lain yaitu planet dan people.Orientasi planet berarti perusahaan juga perlu memastikankeberlangsungan dan daya dukung lingkungan. Orientasipeople berarti perusahaan mengupayakan kesejahteraanmanusia didalam dan diluar perusahaan. Melalui pemahamantersebut, CSR memiliki makna baru, tidak lagi sebagai biayatetapi sebagai investasi.

Perbedaan pemahaman ini membawa implikasi yang mendasarkarena beberapa hal sebagai berikut.

1. CSR tidak lagi sebagai kompensasi terhadap dampaknegatif dari operasi perusahaan melainkan menjadi

Page 19: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[18]

upaya mengembangkan nilai bersama (shared values)yang memastikan operasi bisnis memberikan manfaatkepada korporasi dan pemangku kepentingankhususnya masyarakat sekitar.

2. CSR tidak lagi bersifat transaksional antara korporasidengan pemerintah daerah atau masyarakat sekitartetapi menjadi bersifat transformasional. CSR yangtransaksional berarti menjadikan CSR untuk alattukar bagi kepentingan korporasi. CSR yangtransformasional mengandung arti CSR sebagai saranamelaksanakan transformasi relasi dan kondisi dimanakorporasi bersama dengan pemangku kepentinganbekerja sama untuk secara struktural dan sistemikmewujudkan kesejahteraan bagi semua secaraberkelanjutan.

3. CSR dengan demikian tidak lagi berjangka waktupendek melainkan berjangka waktu yang lebihpanjang.

Investasi SosialBeberapa waktu terakhir, mulai berkembang pemahaman CSRsebagai investasi sosial perusahaan yang memberikan dampakberkelanjutan pada komunitas. Investasi sosial dapatdirumuskan sebagai kontribusi atau tindakan perusahaan padamasyarakat sehingga memampukan masyarakat memenuhikebutuhan/hak dasar serta memanfaatkan sumber daya danpeluang ekonomi secara bertanggung jawab danberkelanjutan.

Kontribusi atau tindakan perusahaan tersebut dapatmengambil berbagai bentuk. Untuk mendorong kemandirian,sangat disarankan kontribusi non finansial seperti waktu dan

Page 20: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[19]

keahlian staf, fasilitas dan perlengkapan perusahaan yang dapatdipakai oleh masyarakat, skill bisnis, akses pasar, danteknologi terapan yang dikuasai perusahaan. Kontribusifinansial perlu diposisikan sebagai penopang dan perludilengkapi dengan alat untuk menilai dampak seperti ROSI(Return on Social Investment).

Agar investasi sosial dapat sungguh merupakan alat CSR yangefektif, maka beberapa hal dasar yang diperlukan adalah.

1. Kembangkan kebijakan dan praktek terbaikterkait dengan relasi perusahaan-masyarakat.Kebijakan dan praktek yang dimaksud adalah:

a. Grievance mechanism

Non FinancialSocial

Investment

Staff Time& Expertise

Facilities,Equipments,Logistics

BusinessSkill &

Knowledge

MarketAccess &Contacts

AppliedTechnology

Page 21: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[20]

b. Environmental and social impact managementc. Local hiring and procurementd. Stakeholder engagemente. Conflict resolution mechanism

2. Kembangkan kemitraan dan kolaborasi. Investasisosial hanya dapat terlaksana apabila perusahaan mampumengembangkan batu penjuru yang diperlukan yaitukepercayaan (trust), saling menghormati (mutual trust),pembelajaran bersama (shared learning), dan rasa memilikipada tingkat lokal (local ownership). Batu penjuru iniberkembang melalui proses kemitraan dan kolaborasiyang sejak awal kegiatan CSR dilaksanakan secarakonsisten.

3. Kembangkan berdasar kompetensi inti danketerkaitan bisnis. Investasi sosial yang strategisdikembangkan atas dasar kompetensi inti dan keterkaitanbisnis perusahaan. Bila hal ini dilaksanakan, makaperusahaan dapat berkontribusi secara lebih efektif,efisien, dan memberikan dampak pengganda pada assetnon finansial.

4. Fokus pada inisiatif berdampak luas. Berbagaipengalaman lapangan menunjukkan bahwa seringkali tidakada hubungan antara banyaknya dana yang dipergunakanuntuk CSR dengan komunikasi maupun keterlibatanpemangku kepentingan lokal. Investasi sosial yang selektif,dirumuskan dengan baik, melibatkan pemangkukepentingan kunci, cenderung memberikan dampak lebihluas dan berkelanjutan. Investasi semacam inidikembangkan sesuai dengan konteks, tidak ada satuintervensi yang berlaku untuk semua konteks.

Page 22: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[21]

Prinsip Investasi SosialInvestasi sosial oleh perusahaan dapat dilaksanakan melaluiberagam pendekatan, berbagai pendekatan yang dilaksanakanhanya akan menjadi efektif bila didasarkan pada prinsip-prinsipyang disebut dengan MASS, yaitu:

1. Measurable. Investasi sosial bukanlah “sumur tanpadasar” dimana perusahaan mencurahkan sumber dayatanpa hasil yang terukur. Sebaliknya, investasi sosialadalah sebuah investasi dimana terdapat hasil yang dapatdiukur atau setidaknya diobservasi. Pada umumnya hasildari investasi sosial adalah perubahan yang positif danbersifat permanen dari mereka yang menjadi penerimamanfaat. Salah satu metode untuk mengukur investasisosial adalah ROSI (return on social investment).

2. Aligned. Inisiatif investasi sosial bukanlah inisiatif yangterisolasi dengan inisiatif lain. Sebaliknya, investasi sosialperlu menjadi bagian dari inisiatif pembangunan lokal.Dengan demikian investasi sosial perlu dikembangkandengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan kunci.

3. Sustainable. Investasi sosial yang berhasil ditandaidengan berkurangnya ketergantungan dan berkembangnyakemandirian masyarakat, berkembangnya kapasitas dankompetensi organisasi dan kelembagaan lokal, sertalangkah-langkah keluar yang efektif dari perusahaan(effective exit/phasing-out stratey).

4. Strategic. Investasi sosial tidak dapat memenuhi semuapermintaan dari aktor lokal. Investasi sosial memfokuskandiri pada bentuk intervensi yang memiliki dampakpengganda (multiplier effect) luas, mengatasi masalah dasar,

Page 23: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[22]

mengoptimalkan asset non finansial yang dimilikimasyarakat, dan terintegrasi dengan rencana bisnis sertakompetensi perusahaan.

Investasi sosial adalah sebuah konsep yang juga merupakankebijakan dan salah satu praktek CSR yang dapat memberikanungkitan (leverage) pada kontribusi perusahaan. Investasisosial juga merupakan alat bantu bagi perusahaan untukmemenuhi tiga tanggung jawab utama seperti yangdirumuskan dalam triple bottom lines. Disadari sepenuhnyabahwa penerapan investasi sosial bukan proses yang mudahterutama karena melibatkan perubahan mindset dari parapemangku kepentingan dan khususnya manajemen. Meskidemikian, investasi sosial akan memberikan keunggulankompetitif bagi perusahaan yang mampu mengembangkannya.

Page 24: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[23]

2PENILAIAN SOSIAL

Page 25: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[24]

Masalah Sosial

Langkah pertama dalammengembangkan program CSR adalahmenentukan masalah sosial yang akanmenjadi fokus dari program. Hal inidapat dilakukan dengan pertama-tamamengidentifikasikan masalah sosialyang ada dalam komunitas.

Masalah sosial dapat memiliki duaaspek dasar yaitu masalah yang terjadi

di masyarakat dan masalah yang memiliki dampak kemasyarakat. Dimensi dari masalah sosial sendiri dapat sangatluas karena mencakup ekonomi, politik, hukum, maupunbudaya. Sebuah masalah sosial pada umumnya tidak terdiridari satu dimensi tetapi dari banyak dimensi yang salingterkait.

Dilihat daripenyebabnya, masalahsosial sendiri dapatmuncul karena beberapahal. Pertama, dalammasyarakat selaluterdapat berbagaikelompok yang memilikisistem nilai dankepentingan yangberbeda. Perbedaan inidapat menjadi sumber

Sistem nilaidankepentingankelompokmasyarakatA

Sistem nilaidankepentingankelompokmasyarakatB

Page 26: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[25]

konflik dan ketegangan walaupun dalam banyak pengalamankomunitas lain perbedaan juga sebenarnya dapat menjadisumber kemajuan. Masalah sosial dapat muncul karenakelompok yang memiliki sistem nilai dan kepentinganmencoba untuk mendominasi yang lain dan tidak dapatmengelola ketegangan yang tercipta sehingga menimbulkankekerasan. Masalah sosial juga dapat muncul karena kelompokmasyarakat yang rentan dan atau minoritas terus menerusdidominasi sehingga pada akhirnya menyebabkanberkembangnya berbagai bentuk resistensi dan perlawananpasif.

Kedua, masyarakat yang pada waktu-waktu sebelumnya telahhidup dalam harmoni dan hubungan kesalingtergantunganantar kelompok masyarakat dapat mengalami perubahan.Proses interaksi dengan pihak-pihak diluar masyarakat sepertidatangnya orang-orang baru, regulasi yang datang daripemerintah, teknologi, dana, dan informasi maupun dinamikainternal didalam kelompok masyarakat dapat menjadi pemicuterjadinya disharmoni dan berubahnya hubungankesalingtergantungan.

Ketiga, masalah sosial sebagai akibat penyimpangan dari apayang sebenarnya diidealkan oleh komunitas dengan realitayang dialami. Komunitas yang merasa apa yang dialamiberbeda dengan yang diharapkan dapat berpikir untuk kembalipada keadaan yang lalu maupun berupaya mengambil jalurpintas untuk mewujudkan apa yang diidealkan. Dalam prosestersebut mereka yang dianggap menjadi penghambat ataupenghalang untuk mewujudkan apa yang ideal ataumengembalikan apa yang sudah pernah ada dapat dijadikansumber masalah sosial.

Page 27: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[26]

Memilih Masalah SosialDalam masyarakat terdapat begitu banyak masalah sosial danperusahaan harus memilih setidaknya satu yang akan menjadifokus. Proses pemilihan ini tidak dapat didasarkan hanya padapreferensi dari perusahaan, karena kalau ini terjadi makabegitu terjadi pergantian manajemen maka akan terjadi pulapergantian fokus program CSR. Apabila hal ini terjadi makaperusahaan akan terus menerus mengalami perubahan fokusdan berdampak buruk pada keberlanjutan penangananmasalah sosial.

Pemilihan masalah sosial juga tidak dapat diserahkan padapihak lain seperti misalnya pemerintah atau akademisi, karenabisa saja masalah sosial yang dipilih mungkin bukan merupakanmasalah sosial yang menjadi keprihatinan masyarakatsetempat. Pada sisi lain perusahaan yang telahmengembangkan program CSR tidak dapat begitu sajaberubah.

Masalah sosial harus dipilih oleh para pegiat perusahaansendiri. Dalam melaksanakan pemilihan masalah sosial,terdapat tiga hal yang perlu dijadikan parameter. Ketiga haltersebut adalah:

o Keluasan. Seberapa luas masalah sosial tersebutdirasakan atau mempengaruhi masyarakat dan operasibisnis perusahaan secara langsung maupun tidaklangsung. Keluasan ini dapat menggunakan pengertiangeografis atau wilayah teritorial maupun demografisatau kelompok penduduk.

o Kedalaman. Seberapa dalam masalah sosial tersebutberdampak pada masyarakat dan bisnis perusahaan.

Page 28: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[27]

Masalah sosial yang berdampak dalam berarti masalahsosial tersebut mempengaruhi berbagai aspek,dimensi, atau sektormasyarakat lokal dan perusahaan.

o Kecenderungan (trend). Apakah masalah sosialtersebut pada beberapa waktu terakhir dandiproyeksikan ke depan semakin parah dan menjadikomplek atau sebaliknya masalah sosial tersebutseiring berjalannya waktu menghilang dengansendirinya.

Dalam melaksanakan pemilihan, perusahaan dapatmenggunakan ketiga parameter di atas sebagai kriteria penilaimasalah sosial yang akan menjadi fokus program CSR.Prosedur pemilihan masalah sosial dilaksanakan dengan tahap-tahap sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi berbagai masalah sosial yang ada dimasyarakat sekitar. Pada tahap ini perlu dibedakan antarafenomena sosial dengan masalah sosial yangsesungguhnya.

2. Dari berbagai masalah sosial yang dirasakan diberi bobotberdasar parameter yang ada. Pemberian bobot dapatdilaksanakan berdasar kesepakatan atau merupakanbobot rata-rata hasil penilaian setiap orang yang terlibatdalam proses.

3. Pengambilan kesepakatan dari hasil pembobotan. Masalahsosial yang mendapatkan bobot paling besar adalahmasalah sosial yang dipilih.

4. Apabila masalah sosial yang dipilih merupakan masalahyang multidimensi maka dapat dilakukan perumusan ulangmasalah sosial sehingga lebih sesuai dengan kondisi yangada di masyarakat.

Page 29: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[28]

Untuk membantu proses pemilihan masalah sosial maka dapatdigunakan alat bantu yaitu matrik pemilihan sebagai berikut.

Contoh Pemilihan Masalah Sosial dengan MetodePembobotan

Lokasi Kerja: Pedesaan di Kalimantan TengahMASALAH

SOSIALKELUASAN KEDALAMAN TREND BOBOT

1. Pendapatanrendah

4 3 3 10

2. Pembalakanhutan

3 4 4 11

3. Kualitaspendidikan

3 4 3 10

Berdasar contoh di atas, maka Lembaga ABC perlumenjadikan pembalakan hutan sebagai masalah sosial yangmenjadi fokus. Modifikasi dari masalah sosial tersebut denganmelibatkan masalah sosial nomor satu adalah “pembalakanhutan yang meluas sehingga dalam jangka panjangmenyebabkan pendapatan masyarakat hutan menjadi rendah.”

Menganalisa Masalah SosialSetelah masalah sosial tertentu dipilih menjadi fokus dariperusahaan, maka langkah berikutnya adalah melakukananalisa terhadap masalah sosial tersebut. Dua aspek utamayang ingin diketahui melalui proses analisa adalah:

i. Dampak apa yang akan ditimbulkan bila masalah sosialtersebut terus ada dan siapa yang akan menjadikorban utama,

ii. Apa yang menjadi sebab dari berkembangnya masalahsosial tersebut dan siapa yang bertanggung jawab.

Page 30: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[29]

Proses analisa masalah sosial perlu dilakukan secara bersama-sama oleh para pemangku kepentingan dengan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Menuliskan masalah sosial dan faktor-faktor apa yangmenyebabkan masalah sosial tersebut muncul dan apayang terjadi apabila masalah sosial tersebut dibiarkan.

2. Membangun hubungan sebab akibat dari berbagaipenyebab masalah.

3. Membangun hubungan sebab akibat dari dampak yangditimbulkan.

4. Menentukan dampak serta korban paling utama.5. Menentukan siapa yang bertanggung jawab.6. Menentukan penyebab dan penanggung jawab paling

utama.7. Meninjau ulang keseluruhan hasil analisa dan

melaksanakan perbaikan apabila diperlukan.

Hasil dari proses analisa sosial adalah peta masalah sosialdimana kita secara gamblang dapat melihat berbagai variabeldampak dan penyebab serta keterkaitannya.

Page 31: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[30]

Kemiskinan dan CD

Masalah kemiskinan pada awalnyaadalah masalah publik yang ditanganioleh institusi publik yaitu pemerintah.Keterbatasan kapasitas pemerintahdalam mengatasi persoalan kemiskinanmendorong berkembangnya berbagaiorganisasi non pemerintah – yang lebihdikenal dengan lembaga swadayamasyarakat (LSM) – untuk terlibatdalam mengatasi persoalankemiskinan. Keterlibatan LSM dalam

persoalan kemiskinan telah menghasilkan berbagaipendekatan, metode, dan skill yang bertumpu pada partisipasimasyarakat.

Keterlibatan perusahaan dalam persoalan kemiskinan diawaliterutama oleh industri ekstraktif yang bekerja pada wilayahterisolasi dan miskin. Perusahaan pertambangan, minyak &gas, maupun perkebunan terkondisi untuk terlibat dalamupaya penanggulangan kemiskinan pada wilayah kerjanya.Kegiatan sosial yang dilakukan perusahaan-perusahaantersebut mengambil pendekatan yang dilakukan baik olehpemerintah maupun LSM. Dalam perkembangannya,pemahaman dan pemaknaan tanggung jawab sosial meluaskepada berbagai industri yang lain, demikian pula keterlibatandalam persoalan sosial khususnya kemiskinan dilakukan olehsemakin banyak perusahaan dari berbagai industri. Kegiatansosial yang kemudian lebih dikenal dengan Community

Page 32: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[31]

Development (CD) pada akhirnya menjadi bagian dan ujungtombak kegiatan CSR.

Secara umum, rakyat miskin sendiri memiliki limakarakteristik yaitu keterbatasan kapabilitas, keterbatasankekuasaan, keterbatasan kesempatan, keterbatasan keamanan,dan keterbatasan akses.

Karakteristik Rakyat Miskin

Pertama, rakyat miskin menghadapi kondisi lack of capability.Rakyat miskin tidak memiliki kapabilitas yang cukup untukkeluar dari belenggu kemiskinan terutama yang bersifatstruktural mereka hanya mampu bertahan hidup dalam berbagaiketerbatasan yang mereka hadapi.

Kedua, rakyat miskin tidak memiliki posisi tawar yang kuatatau lack of power. Ketidakberdayaan (powerlessness) dari rakyatmiskin membuat kebutuhan dan kepentingan mereka tidakterakomodasi dalam berbagai kebijakan publik.

Ketiga, rakyat miskin tidak memiliki peluang dan alternatifatau lack of opportunity. Ketiadaan pilihan dan alternatif yangterwujud dalam berbagai bentuk seperti pekerjaan danpendidikan membuat kemiskinan cenderung diwariskan darisatu generasi ke generasi berikutnya.

Keempat, adalah lack of security. Rakyat miskin hidup dalamsituasi yang rawan. Berbagai ancaman terhadap kehidupan selaluberada disekitar rakyat miskin. Penggusuran, tindak kriminal,sakit, dan semacamnya dapat membuat rakyat miskin jatuhdalam kemiskinan yang lebih dalam.

Kelima, adalah lack of access. Rakyat miskin tidak memilikiakses pada berbagai pelayanan dasar dan khususnya padasumber daya ekonomi. Sebagai akibatnya, pekerja anak menjadisesuatu yang banyak ditemui, mengobati diri sendiri ketika sakitadalah pilihan rasional, dan berhubungan dengan rentenir bukansesuatu yang terlarang.

Page 33: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[32]

Pemahaman terhadap karakteristik kemiskinan pada gilirannyaakan mempengaruhi pendekatan atau cara intervensi yangdilakukan perusahaan. Seperti halnya pemerintah dan LSM,dalam prakteknya, berbagai perusahaan yang melaksanakanCD menggunakan tiga pendekatan pembangunan berdasarkantiga asumsi terhadap rakyat miskin seperti dapat dilihat padatabel berikut.

3 Pendekatan CDPendekatan

PertamaPendekatan

KeduaPendekatan

KetigaMasalah

YangDiatasi

Kemiskinankarena tidaktersedianyapelayanan dasardan infrastruktur

Kemiskinankarena tidakadanya aksesterhadappelayanankeuangan

Kemiskinansebagai akibatberbagai faktordan ketimpanganrelasi kekuasaan.

AsumsiTerhadap

RakyatMiskin

The have not Pasif Obyek yang

perlu dibantu Peran laki-laki

sebagai kepalakeluarga sangatpenting

Memiliki potensiuntuk menolongdiri merekasendiri melaluiusaha mikro

Peran kaumperempuansangat strategis

Rakyat miskinadalah tuan atasnasib merekasendiri danpenanggung jawabprosespemberdayaan.

ProgramUtama

Pembangunaninfrastruktur

Penyediaankebutuhandasar

Hibah

Penyediaanberbagai jenispelayanankeuangan untukberbagaikeperluan rakyatmiskin

Pengorganisasian& mobilisasisosial.

People centeredadvocacy.

Campuranprogramgenerasi I&IIsecara selektif .

LembagaUtama

Kantorpemerintah

LembagaKeuangan Mikro

Organisasi rakyatdalam berbagai

Page 34: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[33]

Organisasimultilateral

LSM dandonornya

Perbankan LSM-LKM

bentuk, organisasimasyarakat sipil,pemerintah,pengambilkebijakan, dankorporasi berbagiperan secarasetara

UkuranKinerja

Distribusi yangmeluas dariinfrastrukturdan pelayananpublik

Biaya yangdipergunakanuntuk proyek

Peranperempuan yangdominan

Intervensiekonomi yangberkelanjutan

Kapitalisasiusaha mikro

Kesadaranketerkaitan lokal& global(glocalization)

Diterimanyaindikatorpembangunanberbasis hakasasi

Catatan Tidakberkelanjutan

Menciptakanketergantungan

Berfokus padaaspek fisik

Berfokus padaaspek keuangan

Tidak menjawabmasalahstruktural dansistemik

Tidakmendorongkemandirianrakyat

Membuatperubahanparadigmapraktisipembangunandan aktivis sosial

Menjalin sinergidari beragamstakeholder.

Pendekatan pertama CD dapat dilihat pada program karitatif.Hasil yang dicapai dari pembangunan model ini yang palingjelas adalah pemenuhan kebutuhan dasar dari rakyat danketersediaan infrastruktur yang menjangkau pedesaan.Sayangnya pola ini sangat tergantung dari inisiatif dankemampuan pihak luar, dalam hal ini perusahaan. Ketikaperusahaan menghentikan operasinya maka bentukpembangunan semacam ini tidak dapat diteruskan.

Page 35: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[34]

Pendekatan kedua lebih dikenal dengan gerakan keuanganmikro meneruskan hasil yang dicapai oleh generasi pertamaterutama dalam aspek pengembangan usaha mikro, kecil danmenengah (UMKM) sebagai sektor yang strategis dalampenanggulangan kemiskinan. Pendekatan inimengkombinasikan karakter sosial dan ekonomi daripembangunan kedalam satu sistem keuangan yangberkelanjutan untuk mendukung UMKM. Sementara generasiini masih terus berkembang, telah muncul kesadaran barumengenai kompleksitas masalah kemiskinan sehinggamelahirkan pendekatan ketiga.

Pendekatan ketiga ini seperti dapat dilihat pada tabel diatasbersifat lebih komplek seiring dengan pemahaman yangmelihat kemiskinan juga dipengaruhi berbagai faktor yangbersifat struktural dan sistemik baik secara lokal maupunglobal.

Dimensi Penanggulangan KemiskinanPemahaman terhadap karakteristik rakyat miskin membawaimplikasi pada praktek CD yang lebih efektif. Praktisi tanggungjawab sosial perlu menyadari bahwa kemiskinan adalahsesuatu yang komplek sehingga dalam penanggulangannya jugaharus dilaksanakan sebagai upaya yang menyeluruh dansistematik. Upaya tersebut terdiri dari lima dimensi yaitu:

1. Penguatan kelembagaan rakyat sehingga potensi yangterbatas dapat dimobilisasi dan dimanfaatkan mengatasikemiskinan. Upaya pemberdayaan juga dapat lebih efektifserta pondasi keberlanjutan dapat dibangun.

2. Pengembangan akses yang luas pada sumber dayaekonomi seperti pelayanan keuangan dan pasar, dan juga

Page 36: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[35]

informasi serta teknologi tepat guna akan memberikandampak pengganda yang besar.

3. Pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendidikan,kesehatan, air bersih, dan energi secara berkelanjutan danterjangkau dengan melibatkan pihak-pihak teknis terkait.

4. Peningkatan kompetensi yang dilaksanakan perlumencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku.Penting untuk mengupayakan pengembangan kemampuanlembaga lokal melaksanakan peningkatan kompetensisecara mandiri.

5. Peningkatan partisipasi rakyat dalam proses pembangunandapat mengambil bentuk perumusan program dalamMusrenbang, pelaksanaan proyek swadaya, danterbangunnya kemitraan jangka panjang.

5 Dimensi Penanggulangan Kemiskinan

PenguatanKelembagaan

PengembanganAkses

PemenuhanKebutuhan

Dasar

PeningkatanKompetensi

PeningkatanPartisipasi

Page 37: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[36]

Kelima dimensi penanggulangan kemiskinan perlu menjadiperspektif dalam melaksanakan CD untuk memastikankemiskinan menjadi bagian dari sejarah. Berbagai program danproyek pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, LSM,maupun perusahaan diwaktu yang lalu sering hanyamenekankan pada satu atau dua dimensi dan mengabaikandimensi lain sehingga tidak efektif.

Menelaah Intervensi CDPada saat ini CD tidak lagi merupakan kegiatan yangdidominasi oleh LSM dan pemerintah. Sebaliknya, CD telahmenjadi garda depan CSR yang dilaksanakan oleh perusahaan.Posisi CD yang dominan didalam wacana CSR dikarenakankegiatan CD secara langsung bersentuhan dengan berbagaiaspek kehidupan masyarakat sekitar yang menjadi pemangkukepentingan utama perusahaan. Dalam perkembangannya CDjuga telah mengalami proses pengayaan sehingga menjadisebuah pendekatan yang multi aspek dan multi sektor.

Sebagai sebuah pendekatan multi sektor, CD dapat dilihatmelalui interaksi antara empat sektor (politik, ekonomi,sosial, dan teknologi) dengan tiga aspek (akses, kapasitas, danlembaga). Dari interaksi tersebut kita dapat menemukankeragaman dari intervensi CD. Pilihan intervensi CD akanditentukan bukan oleh satu pihak tetapi perlu merupakan hasiltelaah yang sistematis terhadap konteks dan model bisnistermasuk didalamnya rantai nilai.

Secara skematis keragaman intervensi CD dapat dilihat daritabel berikut.

Page 38: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[37]

Aspek Dan Sektor Kunci CDSektor

AspekPolitik Ekonomi Sosial Teknologi

AksesAkses padaprosespengambilankeputusanpublik

Akses padasumber dayaekonomi

Akses padaakseptasi danpenghargaansosial

Akses padateknologiterapan daninformasi

Kapasitas

Kapasitas untukmemperjuang-kan pelayananpublik

Kapasitas untukmengelola usahaekonomiproduktif

Kapasitas untukmengelolaprosesperubahansosial

Kapasitas untukmemanfaatkanteknologi secaraoptimal

Lembaga

Lembaga rakyatdapat dijadikanbasispemenuhan hakasasi

Lembaga dapatdijadikanmobilisasisumber dayaekonomi

Lembaga dapatdijadikan basisperubahansosial

Lembaga dapatmenjadi basisprosespembelajarandanpengembangan

Secara umum hal-hal yang perlu diperhatikan dalam intervensiCD adalah:

Tidak ada produk standar. CD bukan produkmanufaktur yang bisa distandarisasi. Hasil dari kegiatanCD akan ditentukan oleh berbagai faktor khususnyapemangku kepentingan utama. Meski demikian rujukanpada praktik CD yang baik dapat dilakukan.

Tidak ada target diam. Target CD baik berupa desamaupun penerima manfaat tertentu bukan target diam.Mereka adalah entitas yang terus berkembang secara

Page 39: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[38]

dinamis. Bila pada awalnya penerima manfaat bersikappasif, dapat terjadi pada waktu tertentu menjadi kritis.Sebaliknya mereka yang pada awalnya bersikap skeptisdalam perkembangannya menjadi kooperatif. Karenanyaintervensi CD perlu terus menerus direview dandisesuaikan dengan dinamika sosial yang terjadi.

Tidak ada ‘peluru ajaib’. CD adalah rangkaian kegiatanyang dikembangkan berdasar kondisi aktual dan hasilinteraksi dengan pemangku kepentingan. Tidak ada peluruajaib yang dapat mengatasi berbagai masalah sosial. PolaCD yang berhasil di satu tempat tidak menjaminkeberhasilan ditempat yang lain.

Mulai dengan apa yang ada. Dalam setiap komunitasmasyarakat khususnya yang menjadi penerima manfaat,selalu terdapat berbagai modal (human capital, naturecapital, social capital, financial capital, physical capital) yangmemampukan mereka bertahan dalam situasi kemiskinandan keterbelakangan. Modal ini seringkali sangat terbatasdan terdistribusi secara tidak merata. Pendekatan CDmenuntut untuk pertama-tama mengidentifikasi berbagaimodal yang ada di masyarakat, seberapa besar, bagaimanadistribusinya, dan kemudian modal mana yang paling perluuntuk diperkuat sehingga memampukan masyarakatmengatasi tantangan kehidupan yang mereka hadapi.

Mulai dengan bagaimana mengakhirinya. KegiatanCD sebagai bagian CSR bukan merupakan kegiatan yangakan terus menerus dilaksanakan. Ketika CD menjadikegiatan rutin maka berarti CD telah gagal. Ketika CDsedang direncanakan, maka dalam perencanaan sudahperlu dipersiapkan tahap-tahap dan proses untukmengakhiri program CD. Dengan sendirinya perludikembangkan kondisi yang sesuai untuk mengakhiri

Page 40: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[39]

program CD. Kondisi ideal yang diharapkan tentunyaadalah kemandirian masyarakat serta partisipasi danketerlibatan para pemangku kepentingan dalampembangunan lokal.

Page 41: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[40]

3Mengembangkan Usaha Lokal

Salah satu komponen utamadalam tanggung jawab sosialadalah memastikan bahwamasyarakat yang berada disekitar lokasi kegiatan bisnismenjadi sejahtera. Beberapaperusahaan memberikandonasi, sebagian yang lain

melaksanakan kegiatan yang lebih terprogram sepertipengembangan masyarakat (community development).Tantangan dalam memberikan donasi adalah berkembangnyamentalitas ketergantungan. Tantangan dalam kegiatanpengembangan masyarakat adalah mengembangkan kegiatanekonomi yang berkelanjutan sehingga berbagai peningkatankapasitas dan kelembagaan dapat berhasil guna.

Telah menjadi kesadaran banyak pihak bahwa upayamensejahterakan masyarakat perlu mengintegrasikanpengembangan usaha lokal sebagai bagian dari tanggung jawabsosial. Mendorong masyarakat menjadi wirausaha bukanperkara yang mudah. Menjadi wirausaha juga memilikitantangan. Beberapa tantangan yang dihadapi wirausaha ialah :

1. Keahlian dan pengalaman. Seorang wirausahaseringkali memulai suatu usaha yang berbeda dari apayang biasa dikerjakan dan dialami selama proseshidupnya. Anak seorang petani yang mulai membuka

Page 42: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[41]

usaha industri rumah tangga perlu mengumpulkankeahlian dan pengalaman yang berbeda dengan yangsebelumnya dijalani.

2. Modal usaha. Bagi keluarga dengan asset atau modalfinansial yang terbatas, modal usaha sering menjaditantangan utama. Keterbatasan keuanganmenyebabkan uang yang ada diprioritaskan untukkebutuhan hidup sehari-hari.

3. Jam kerja yang tidak terbatas. Seorang wirausahatidak dibatasi oleh jam kerja seperti pekerja kantoran,sebaliknya wirausaha menetapkan jam kerja sendiriyang sesuai dengan usahanya.

4. Keamanan usaha. Usaha kecil seringkali menghadapikerentanan akibat kebijakan pemerintah ataupunkondisi lingkungan. Bila pemerintah memberikan ijinusaha pasar ritel modern di daerah pedesaan akansecara langsung berpengaruh pada toko pasartradisional. Akses yang terbatas pada akses pasarakan menyebabkan wirausaha kecil sangat tergantungpada pedagang besar atau pengumpul.

5. Tuntutan inovasi dan belajar. Usaha kecil merupakanjenis usaha yang pada umumnya sangat mudah untukdireplikasi dan dengan demikian juga mudahberkembang persaingan. Wirausaha dituntut tidakberhenti dengan apa yang ada tetapi terus menerusbelajar untuk meningkatkan produknya, menjangkaukonsumen lebih banyak, dan mengembangkan usaha.

4 Aspek Utama

Perusahaan yang mewujudkan tanggung jawab sosialnyadengan mengembangkan usaha lokal perlu memperhatikanempat aspek utama, yaitu yang diringkas dengan PAPI (Pasar,Asset, Persaingan, Inovasi).

Page 43: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[42]

Pasar. Wirausaha perlu memiliki kemampuan untukmelihat peluang pasar. Barang atau jasa apa yangdibutuhkan disekitar tempat tinggal? Berapa banyak yangdibutuhkan? Dimana dan kapan merekamembutuhkannya?

Contoh: Bila ada komplek perkantoran ataupabrik maka patut diduga ada kebutuhan makanuntuk para pekerja kantor atau pabrik. Berapabanyak pekerja kantor atau pabrik akanmenentukan berapa banyak potensi orang yangakan membutuhkan makan. Kapan merekamakan? Bila kantor atau pekerja mulai kegiatansangat pagi para pekerja kemungkinanmembutuhkan sarapan. Makan siang mereka jugaakan membutuhkan. Sarapan dan makan siangseperti apa? Bila waktu makan mereka terbatasmaka mungkin makanan yang cepat saji danpraktis yang mereka perlukan

Asset. Untuk memulai usaha, seorang wirausaha dapatmemulai dari asset apa yang dimiliki. Asset ini dapatberupa keahlian, peralatan di rumah, posisi rumah,kenalan, dan sebagainya.

Contoh: keahlian menjahit adalah modal menjadipenjahit, peralatan listrik/mesin menjadi modalmembuka bengkel, rumah didekat sekolahmenjadi modal membuka toko peralatansekolah, kenalan yang banyak menjadi modalusaha penjualan barang.

Pesaing. Wirausaha perlu mengidentifikasi pesaing, yaitumereka yang menjual barang/jasa yang sama atau memilikikegunaan serupa. Berapa banyak pesaing? Barang/jasa apa

Page 44: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[43]

yang mereka jual? Darimana mereka mendapat bahanbaku/pemasok? Bagaimana cara mereka menjual? Berapaharganya? Apakah pembeli puas dengan barang/jasa yangdijual?

Inovasi. Wirausaha akan membuat usahanya lebih baikdari pesaing. Hal ini dilakukan dengan melakukan inovasiatau pembaharuan barang/jasa, cara memproduksi, caramelayani konsumen, dan cara mengelola usaha.

Contoh: bila ada beberapa pengusaha makanan,seorang wirausaha dapat membuat produkmakanan lokal yang inovatif seperti: a)menggunakan bahan-bahan organik, b) kemasanyang modern, c) memberi bahan-bahan/pelayanan tambahan sesuai konsumen.

Apa yang dapat dilakukan perusahaan?

Perusahaan dapat mengembangkan sebuah program yangkomprehensif mencakup berbagai jenis kegiatan untukmengembangkan usaha lokal. Salah satu inisiatif yang secaraefektif dilakukan adalah mengintegrasikan usaha lokal kedalamrantai pemasok atau menjadi rekanan dalam proses bisnisperusahaan. Hal ini bukan perkara yang mudah. Beberapa halyang berpotensi menjadi penghambat adalah:1. Legalitas. Banyak usaha lokal yang tidak memiliki badan

hukum yang sesuai.2. Skala usaha. Usaha lokal memiliki keterbatasan dalam

skala usaha sehingga tidak dapat memenuhi permintaandalam jumlah besar.

3. Proses produk/jasa baku. Usaha lokal seringkalimengolah barang/jasa dengan cara yang tidak bakusehingga tidak memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan dantidak konsisten.

Page 45: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[44]

4. Manajemen. Keterbatasan manajemen menyebabkanusaha lokal seringkali mengalami banyak masalah ketikamulai menjadi besar dan atau mengelola produk/jasadalam jumlah besar.

Pengalaman terbaik dari berbagai perusahaan dalammengembangkan usaha lokal adalah dengan menjadikan usahalokal sebagai rekanan. Dalam proses bekerja sama ini terjadialih pengetahuan, ketrampilan, dan etos kerja sehingga secarabertahap usaha lokal dapat dimandirikan dengan melakukandiversifikasi rekan usaha.

Secara internal, proses ini dapat dilakukan perusahaan melaluitahap-tahap sebagai berikut:1. Identifikasi produk/jasa yang dibutuhkan dalam proses

bisnis perusahaan2. Pemetaan usaha lokal yang ada dan/atau pihak yang

berpotensi untuk menjadi rekanan baik barang maupunjasa.

3. Menyusun strategi produk/jasa yang dalam jangka pendekdapat dipasok oleh usaha lokal dan produk/jasa yangdalam jangka panjang dapat dipasok oleh usaha lokal.

4. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang diperlukan untukmempersiapkan usaha lokal menjadi rekanan.

5. Melaksanakan pemantauan untuk melihat perkembanganusaha lokal dan memastikan kapasitas untuk memasokbarang dan jasa yang lebih komplek, serta memulai prosespemandirian.

Page 46: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[45]

4PENGELOLAAN PROGRAM

Page 47: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[46]

Perencanaan Program CSR

CSR adalah sebuah upaya yangsistematis dan terencana olehkorporasi untuk memastikanproses bisnis perusahaanmemberikan dampak yang positifdan berkelanjutan bagi para

pemangku kepentingan. Namun demikian, perlu disadaribahwa dalam melaksanakan CSR terdapat banyakketidakpastian dan tantangan yang dihadapi. Ketidakpastiantersebut dapat disebabkan oleb berbagai hal sepertiperubahan kondisi lingkungan eksternal perusahaan sepertiperubahan kebijakan, kondisi ekonomi makro, maupundinamika sosial politik yang terjadi. Berbagai hal tersebutmenuntut korporasi untuk memiliki rencana program CSRyang baik. Program CSR yang baik memiliki beberapa aspekyaitu berdimensi waktu yang relatif panjang mencakupbeberapa tahun, menetapkan kegiatan-kegiatan utama yangakan dilakukan sesuai dengan tuntutan lingkungan, melibatkanjejaring dan pemangku kepentingan yang merupakan sumberdaya strategis dari korporasi.

Pilar perencanaanprogram CSR yang baik terdiri daribeberapa tahap, yaitu:

1. Penilaian sosial2. Perumusan misi, nilai, dan visi3. Penyusunan rencana strategis4. Penyusunan rencana tahunan

Page 48: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[47]

Penilaian sosial pada dasarnya adalah upaya untuk mengenalikondisi sosial dimana korporasi melakukan kegiatan bisnisnya.Aspek dari realita sosial yang perlu dikenali oleh korporasimencakup hal-hal sebagai berikut:

Pemangku kepentingan lokal Asset komunitas (kondisi alam, akses keuangan,

infrastruktur, modal sosial, potensi ekonomi lokal) Sejarah dan potensi konflik sosial Pengalaman dan keberadaan berbagai program

pembangunan/CSR Kebijakan dan peraturan yang relevan.

Tahap berikut dari perencanaan program CSR adalahmerumuskan visi, misi, dan nilai yang dikembangkan berdasarrealita sosial yang dialami oleh korporasi. Visi, misi, dan nilaidari program CSR bukan merupakan rumusan yang disusunbegitu saja oleh para pendiri dan pegiat akan tetapimerupakan hasil telaah dan pengalaman korporasi dalamberbagai aspek proses bisnis. Karakteristik dan peran darimisi, nilai dan visi tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut.

MISI adalah alasan keberadaan dan wilayah kegiatandari program CSR. Misi selalu akan terkait denganstrategi bisnis, karakteristik industri, serta realitasosial yang dialami korporasi. Pernyataan misi yangbaik perlu menggambarkan prioritas korporasi dankarakteristik program CSR yang akan dilaksanakan.

NILAI termanifestasikan dalam berbagai aspekprogram CSR. Nilai akan memandu pelaksanaanprogram CSR agar sesuai dengan maksudnya sepertimendorong kemandirian masyarakat ataumengembangkan kemitraan, serta menghindarkan daripragmatisme proyek.

Page 49: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[48]

VISI adalah kondisi ideal yang akan terwujud melaluipelaksanaan program CSR secara konsisten olehkorporasi. Kondisi ideal ini merupakan sintesa darikelangsungan bisnis, dampak positif pada pemangkukepentingan, dan bentuk kolaborasi yangberkesinambungan antara korporasi dengan parapemangku kepentingan.

Misi, nilai, dan visi ini kemudian menjadi pondasi dari proseslebih lanjut yaitu penyusunan rencana strategis. Rencanastrategis adalah proses yang pada dasarnya bermaksud untukmemastikan tiga hal, yaitu:

1. Masalah sosial apa yang menjadi prioritas dalamprogram CSR. Sudah jelas bahwa korporasi tidak bisaterlibat dalam berbagai masalah sosial dan memangbukan menjadi tugasnya. Namun demikian, korporasidapat memilih masalah sosial yang memiliki dayapengungkit (leverage) dan terintegrasi dengan kegiatanbisnisnya.

2. Langkah-langkah sistematis untuk berkontribusi padamasalah sosial sesuai dengan misi, nilai, dan visiprogram CSR korporasi. Pada prakteknya banyakpihak akan meminta bahkan menuntut korporasiuntuk terlibat dalam berbagai isu sosial. Mengikutibegitu saja permintaan berbagai pihak tersebut akanmembuat korporasi tidak mampu mewujudkan tujuanstrategis dari program CSR.

3. Integrasi dengan proses bisnis. CSR yangberkelanjutan adalah CSR yang terintegrasi denganproses bisnis korporasi. Beberapa pihak masihmemahami CSR sebagai alokasi dana dari korporasidan hal ini perlu dikoreksi karena tidak tepat.

Page 50: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[49]

Perencanaan program CSR akan membantu korporasimemperlihatkan dampak positif dari proses bisnispada masyarakat.

Rencana strategis menjadi panduan bagi perusahaan untukdapat melaksanakan berbagai kegiatan yang diperlukan untukmengatasi masalah sosial. Pada umumnya pelaksanaan kegiatanoleh perusahaan mengambil dua bentuk yaitu kegiatanpelayanan yang rutin dan kegiatan proyek. Kegiatan pelayananyang rutin dilaksanakan dalam bentuk pemenuhan kebutuhandasar seperti pendidikan dan kesehatan. Kegiatan proyek yangdimaksudkan disini adalah kegiatan yang berorientasi pada isu-isu aktual dan kontekstual yang dihadapi masyarakat sepertipelanggaran hak asasi manusia (HAM) dan diskriminasi. Padabeberapa waktu terakhir, banyak perusahaan yangmengembangkan kedua kegiatan ini secara paralel dansinergis.

Tahap berikutnya adalah memonitor proses pelaksanaankegiatan untuk dapat disimpulkan apakah selaras dengan misi,nilai, dan visi, serta rencana strategis yang ditetapkan. Evaluasidilaksanakan pada dampak dari kegiatan perusahaan padamasalah sosial. Apakah terdapat perbaikan kualitas kehidupandari kelompok masyarakat yang dilayani, apakah masalahsosial yang ada berkurang dampak negatif dan wilayahterjadinya.

Perumusan Visi, Misi, dan NilaiPenilaian sosial memberikan dasar dari perumusan visi, misi,dan nilai dari perusahaan. Tigas aspek dari penilaian sosialyang akan dipergunakan dalam proses perumusan visi, misi,dan nilai dari program CSR adalah: a) dampak utama dari

Page 51: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[50]

masalah sosial pada jangka panjang termasuk siapa yang palingdirugikan, b) faktor-faktor utama penyebab masalah sosialtermasuk pemangku kepentingan yang paling terkait, c) nilai-nilai atau tradisi apa yang berkontribusi sehingga masalahsosial menjadi laten atau sulit diatasi.

Proses untuk merumuskan visi sosial perusahaan dilaksanakanmelalui proses sebagai berikut:

1. Menemukenali masalah sosial utama yang relevan bagipara pemangku kepentingan utama didalam dan diluarperusahaan.

2. Mengidentifikasi dampak jangka panjang padamasyarakat khususnya kelompok rentan danimplikasinya pada keberlangsungan perusahaan.

3. Merumuskan kondisi ideal yang diharapkan padamasyarakat dan perusahaan. Kondisi ideal ini perlumemperhatikan konteks sosial dan strategi bisnis.

4. Mengidentifikasi indikator untuk kondisi ideal yangdiharapkan. Indikator tersebut harus dapatdiverifikasi/diobservasi.

ContohDampak utama: Rendahnya kualitas kesehatan

masyarakat Kabupaten X ditandaidengan tingginya jumlah warga yangjatuh sakit (angka kesakitan jauh lebihtinggi dari rata-rata nasional)

Korban utama: Anak-anak usia sekolah

Visi: Masyarakat Kabupaten X khususnyaanak-anak usia sekolah memilikikualitas kesehatan yang sesuai denganstandar kesehatan nasional

Page 52: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[51]

Sementara proses untuk merumuskan misi sosial perusahaandilakukan melalui proses berikut ini:

1. Mengenali sebab-sebab atau pemicu dari masalahsosial

2. Menentukan sebab-sebab atau pemicu yang relevandengan kontribusi perusahaan dan mampumemberikan daya ungkit untuk mengatasi masalahsosial.

3. Merumuskan hal-hal yang dapat dilakukan sesuaidengan sebab/pemicu dengan kelompok sasaran yangsesuai dan spesifik.

ContohSebab utama: Banyaknya guru honorer di daerah

yang tidak dapat melaksanakantugasnya karena kompetensi yangtidak sesuai dengan tuntutankurikulum

Penanggungjawab: Pejabat dinas terkait

Misi: Bekerjasama dengan pemerintahdaerah mengembangkan kompetensiguru honorer sesuai dengan tuntutankurikulum.

Sedangkan nilai yang perlu dikembangkan oleh perusahaanmerupakan nilai tanding (counter values) dari nilai-nilai yangberkembang pada masalah sosial. Apabila pada sebuahmasalah sosial berkembang nilai patron – klien danmaterialisme, maka nilai yang perlu dikembangkan olehperusahaan dalam program CSR adalah partisipasi (sebagailawan dari nilai patron-klien) dan kesukarelawanan (sebagailawan dari materialisme).

Page 53: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[52]

Penyusunan Rencana StrategisPendekatan yang akan dipaparkan adalah result basedmanagement (RBM) atau Manajemen Berbasis Hasil (MBH)yang berdasarkan pengalaman lapangan lebih dapat membantumengaitkan antara tujuan jangka panjang dengan kegiatan-kegiatan nyata.

Kata kunci yang digunakan dalam MBH adalah hasil (result).Hasil sendiri dimengerti sebagai:

“perubahan yang terukur dan positif darimasyarakat/kelompok sasaran yang menghadapimasalah sosial sebagai akibat serangkaianintervensi sosial yang dilaksanakan secarakonsisten dan sistematis”.

Hasil didalam MBH dibedakan ke dalam tiga bentukberdasarkan durasi waktu, yaitu:

• Hasil jangka pendek (short-term results) atau outputyang sering disebut juga luaran

• Hasil jangka menengah (medium-term results) atauoutcomes

• Hasil jangka panjang (longer-term results) atau impactyang dikenal juga dengan dampak

Diagram Rangkaian Hasil

aktivitas output outcomes impact

Page 54: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[53]

Perusahaan perlu sejak awal menetapkan dampak atau hasiljangka panjang (impact) yang ingin ditetapkan. Rumusan hasiljangka panjang kemudian diterjemahkan ke dalam outcomesdan dilanjutkan dengan rumusan hasil jangka pendek (output).

Dalam prakteknya, perusahaan akan melaksanakan berbagaikegiatan untuk mewujudkan output. Output yang konsistenakan mendorong tercapainya outcomes. Outcomes yangterwujud pada gilirannya akan mewujudkan dampak atauimpact apabila tidak terjadi perubahan kondisi eksternal yangsangat berbeda dengan yang diperkirakan.

Dalam menyusun manajemen berbasis hasil, alat bantu yangdapat dipakai adalah matrik yang dikenal dengan matrikrangkaian nilai (MRN). MRN terdiri dari dua aspek yang perludiidentifikasi yaitu:

Aspek pertama adalah rangkaian hasil yang dimulaidari dampak, diikuti outcomes, output, dan dilengkapirangkaian aktifitas yang diperlukan untuk mencapaihasil

Aspek kedua adalah penjelasan untuk rangkaian hasilmencakup hal-hal seperti

1. Indikator untuk setiap rangkaian hasil untukmengetahui apakah hasil yang diharapkansungguh sudah tercapai.

2. Kerangka waktu untuk menentukan berapalama rangkaian hasil diharapkan dapattercapai.

3. Jangkauan pemanfaat adalah siapa saja yangdiharapkan mendapatkan hasil yangdiharapkan

4. Resiko/asumsi adalah hal-hal yang menjadiprasyarat atau sebaliknya harus dihindari agarhasil yang ditentukan dapat tercapai.

Page 55: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[54]

Secara skematis, MRN dapat disusun dalam bentuk sebagaiberikut.

Matrik Rangkaian Nilai

Visi:Misi:Nilai:

PeriodeWaktu

Program Output Outcomes Impact

Indikator

Kerangka Waktu

JangkauanPemanfaat

Resiko/Asumsi

MRN akan membantu perusahaan merumuskan impact,outcomes, dan output dengan menggunakan dua logika dasaryaitu logika horisontal dan logika vertikal.

1. Dalam logika horisontal perlu ada keterkaitan atauhubungan sebab akibat yang jelas dari berbagai faktordidalam MRN secara horisontal, misalnya impactyangditetapkan perlu memiliki keterkaitan denganoutcomes, output, dan aktivitas.

2. Dalam logika vertikal, antara hasil dan berbagaiparameter seperti indikator, kerangka waktu,jangkauan pemanfaat, dan resiko/asumsi yangditampilkan secara vertikal harus sesuai, saling terkait,dan masuk akal.

Page 56: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[55]

Proses pengisian matrik rangkaian nilai dapat dilaksanakanmelalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengisian visi, misi, dan nilai serta periode wakturencanastrategis. Gunakan visi, nilai, dan misi yang telahdirumuskan dari analisa

2. Perumusan impact dengan menggunakan visi, misi, dannilai sebagai rujukan. Impact biasanya merupakan rumusanyang lebih terukur dari visi.

3. Penyusunan rumusan outcomes dengan menggunakanimpact sebagai acuan, diikuti rumusan output denganoutcomes sebagai acuan.

4. Perumusan aktivitas dilakukan denganmempertimbangkan kegiatan yang perlu dilakukan untukmewujudkan output

5. Perumusan resiko/asumsi dimulai dari dari resiko/asumsiuntuk output bergerak menuju resiko/asumsi untukimpact. Resiko adalah kondisi yang dapat membuat suatuhasil (output, outcomes, impact) gagal terwujud sementaraasumsi adalah hal-hal yang diperlukan agar hasil dapatdiwujudkan.

6. Perumusan indikator, kerangka waktu, pemanfaat, untuksetiap hasil dimulai dari impact bergerak ke output.

7. Pemeriksaan ulang indikator, kerangka waktu, pemanfaat,serta resiko/asumsi agar terdapat keterkaitan dan tidakterjadi tumpang tindih.

8. Pemeriksaan ulang semua rumusan dengan menjadikanvisi dan misi sebagai acuan.

Berikut adalah contoh dua matrik rangkaian nilai yang sudahterisi dari perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan danpemberdayaan. Sebagai catatan, matrik rangkaian nilai padadasarnya adalah alat bantu sehingga dapat dimodifikasi sesuaikebutuhan lembaga.

Page 57: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[56]

Contoh Matrik Rangkaian Nilai 1

Visi: Terwujudnya masyarakat yang sehat dan produktifdisekitar wilayah operasi

Misi: Membangun kesadaran masyarakat tentang hidupdan perilaku sehat

Nilai: Partisipatif dan Emansipatif

Periode Waktu3 tahun

Program Output Outcomes Impact1. Kampanye

makanan sehatdan bernutrisiberbahan bakulokal

2. Pilot projectrumah sehat

3. Pengembanganinstalasi airbersih

4. Revitalisasiposyandu danpuskesmas

1.Nutrisi danmakanan sehatdikonsumsi

2.Sanitasi dan airbersih dapatdiakses olehwarga

3.Imunisasi dasarpada seluruhbalita

Pola hidup yangsehat terlaksanadi keluarga-keluarga

Kualitaskehidupanmasyarakat diKabupaten Xmeningkat

Indikator 1.80% anakmengkonsumsimakananbernutrisi

2.70% keluargamemiiki aksesair bersih

3.90% balitamendapatimunisasi dasar

90% keluargamenerapkanpola hidup sehat

Angka kesakitanturun 40%

Kerangka Waktu 2015 2017 2018JangkauanPemanfaat

Perempuan dananak pesertaprogram

Keluarga diwilayah operasi

Penduduk dikecamatanwilayah operasi

Resiko/Asumsi Pelaksanalapangan handal

KeterlibatanPKK, KarangTaruna, dsb

Sinergi programpemda

Page 58: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[57]

Contoh Matrik Rangkaian Nilai 2

Visi: Tercapainya tingkat kesejahteraan yang lebih tinggibagi pengusaha mikro di kota KLM

Misi: Memperkuat organisasi para pengusaha mikrosehingga mampu melayani anggotanya dengan baik

Nilai: Keberpihakan, Kemandirian dan Keberlanjutan

Periode Waktu36 bulan

Aktivitas Output Outcomes Impact1. Training bagi

BDS provider2. Penulisan

manual &modul

3. Pencetakandandistribusi

1.BDS providermenguasaiskillpendampingan

2.Manual &modulpendampingantersedia

BDS providermampumendampingiorganisasipengusahamikro secaraberkelanjutan

Omzetpengusahamikro yangbergabungdidalamorganisasimeningkat

Indikator 1. 75 BDSprovidermengikutitraining

2. 80% pesertamenguasaimateri

50 BDS providermelaksanakanpendampinganberkelanjutan

80% organisasipengusahamikro mampumeningkatkanomzet anggota30%

KerangkaWaktu

6 bulan 24 bulan 36 bulan

JangkauanPemanfaat

BDS provider dikota KLM

Organisasipengusahamikro

Pengusahamikro dankeluarganya

Resiko/Asumsi Mendapattrainer handalBDS providerberminat

Pengurusorganisasiberkomitmen

Pengusahamikro bersediamencoba

Page 59: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[58]

MRN yang sudah terisi pada dasarnya merupakan sebuahrencana strategis dalam bentuk yang ringkas dan mudahdipahami oleh pimpinan dan anggota maupun staf dariperusahaan. Aktivitas yang terumuskan melalui MRN adalahprogram bagi perusahaan yang bersangkutan untukdilaksanakan dalam kerangka waktu yang sudah ditetapkan.Rencana strategis ini pada umumnya dilengkapi denganrencana tindak (action plan) yang merupakan penjelasan lebihdetil mengenai aktivitas yang akan dilakukan. Dari rencanatindak dapat dihitung rencana keuangan strategis (strategicfinancial plan) dari perusahaan.

Page 60: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[59]

Pengelolaan Proyek CSRProyek pada perusahaan pada umumnyaadalah implementasi dari rencana strategis.Proyek dalam konteks ini perlu dipahamisebagai rangkaian kegiatan yangdimaksudkan untuk mencapai tujuantertentu dalam periode waktu dan sumberdaya yang tertentu pula.

Proyek dengan demikian memiliki beberapakarakteristik yaitu (i) terdiri dari serangkaian kegiatan, (ii)bermaksud mencapai tujuan tertentu, (iii) dilaksanakan padaperiode waktu tertentu, dan (iv) menggunakan sumber dayatertentu. Keempat karakteristik ini adalah batu penjuru bagimanajemen proyek. Manajemen proyek adalah sebuah siklusyang terdiri dari lima bagian, yaitu.

PenilaianKelayakanProyek

Desain Proyek

Rencana KerjaImplementasi

Monitoring &Evaluasi

Page 61: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[60]

Penilaian kelayakan proyek (project feasibility study)yang bermaksud menilai apakah sebuah proyeksetelah mempertimbangkan berbagai faktor dilapangan dapat dilaksanakan ataukah memerlukanpenyesuaian.

Desain proyek (project design) adalah upayamenerjemahkan proyek kedalam desain yang terdiridari serangkaian kegiatan dan prasyarat-prasyaratyang diperlukan.

Rencana kerja (work plan) adalah menyusun rangkaiankegiatan dalam sebuah rencana yang lengkap denganketerangan pelaksana, waktu, sumber daya, danbagaimana kegiatan akan dilaksanakan

Implemetasi (implementation) merupakan bagiandimana berbagai rencana kegiatan dilaksanakanseoptimal mungkin.

Monitoring dan evaluasi adalah bagian dimana prosespembelajaran organisasi dijalankan sehinggamemungkinkan proyek yang berikutnya lebih baik.

Penilaian KelayakanPenilaian kelayakan bermaksud menilai apakah sebuah proyekyang merupakan pelaksanaan dari rencana strategis dan telahdiputuskan oleh manajemen layak untuk dilaksanakan padasuatu kondisi dan konteks tertentu. Adalah sebuah realitabahwa tidak ada proyek yang akan mendapatkan dukungansepenuhnya atau kondisi yang sangat kondusif. Demikian pulatidak ada proyek yang akan mendapatkan keberatan ataupenolakan sepenuhnya. Penilaian kelayakan pada dasarnya

Page 62: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[61]

berupaya mengidentifikasi seberapa besar keberatan dandukungan bagi pelaksanaan proyek.

Penilaian kelayakan proyek bagi perusahaan dilaksanakanmelalui tahap-tahap sebagai berikut:

Verifikasi lapangan dan pengumpulan data sertainformasi

Analisa potensi lokal Analisa pemangku kepentingan Perumusan rekomendasi

Verifikasi lapangan dan pengumpulan data sertainformasi. Verifikasi lapangan dilakukan terhadap masalahsosial dan kegiatan yang akan dilaksanakan. Pengelola proyekperlu melihat di lapangan kondisi masalah sosial yang akanditangani melalui proyek. Apakah masalah sosial sudahterselesaikan melalui inisiatif pihak lain atau justru menjadisemakin komplek dan belum ditangani. Pengelola proyek jugaperlu mengetahui kegiatan-kegiatan apakah yang pernahdilakukan terkait dengan masalah sosial yang ada.

Verifikasi lapangan perlu ditunjang dengan pengumpulan datadan informasi yang relevan. Data dan informasi ini perlumencakup apa yang tampak di permukaan (above the surface)seperti apa yang tertulis di media massa dan apa yang banyakdisuarakan oleh masyarakat, maupun apa yang ada dibawahpermukaan (below the surface) yaitu mengamati fenomenasosial seperti pertambahan jumlah anak jalanan, kasus-kasuskekerasan rumah tangga, jumlah anak putus sekolah, dansemacamnya. Metode pengumpulan data yang dapatdigunakan untuk hal ini adalah metode-metode yang seringdisebut penilaian cepat (rapid assessment).

Analisa potensi lokal. Analisa potensi lokal didasari asumsibahwa tidak mungkin perusahaan dapat mengambil oper

Page 63: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[62]

semua masalah sosial dan upaya penyelesaian masalah sosialyang berkelanjutan perlu melibatkan kelompok masyarakatyang menjadi korban. Potensi lokal dengan demikian jugaperlu dipahami mencakup semua aspek dari kelompokmasyarakat yang dapat berkontribusi dalam pelaksanaanproyek. Analisa ini akan lebih berdaya guna apabiladilaksanakan dengan pendekatan partisipatif dimana pengelolaproyek dan masyarakat atau pemangku kepentingan lainbersama-sama aktif terlibat. Hal-hal yang perludipertimbangkan dalam analisa potensi lokal adalah.

Modal sosial yaitu mekanisme, kebiasaan, dan tradisiyang ada di masyarakat yang menunjang proyek.

Modal personal adalah keberadaan orang-orang yangbersedia dan mampu mendukung pelaksanaan proyek.

Modal ekonomi merupakan keberadaan sumber atauakses dana, pasar, dan produksi komoditi yang dapatdigunakan baik untuk mendukung proyek ataumelanjutkan inisiatif proyek.

Modal natural adalah sumber daya alam sepertikeberadaan mata air dan sungai yang dapatmendukung proyek

Modal infrastruktur adalah berbagai infrastruktur yangsudah ada dan dibangun baik oleh pemerintahmaupun masyarakat

Analisa pemangku kepentingan. Analisa ini dilakukanuntuk mengetahui siapa yang memiliki kepentingan terhadapproyek yang akan dilaksanakan, apakah kepentingan tersebutsejalan atau tidak dengan tujuan proyek, dan sejauh manapengaruh orang-orang yang terkait terhadap pelaksanaanproyek. Proses analisa pemangku kepentingan terdiri dariempat tahap yaitu.

1. Mengidentifikasi pemangku kepentingan kunci2. Menilai kepentingan setiap pemangku kepentingan

terhadap proyek

Page 64: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[63]

3. Mengidentifikasi pengaruh (power) pemangkukepentingan terhadap keberlangsungan proyek

4. Merumuskan upaya pelibatan pemangku kepentinganpada proyek.

Perumusan rekomendasi. Tahap akhir dari penilaiankelayakan adalah merumuskan rekomendasi bagi proyek. Padaumumnya dapat terdiri dari tiga rekomendasi yaitu.

Proyek tidak dapat dilaksanakan Proyek dapat dilaksanakan sesuai rencana Proyek dapat dilaksanakan dengan beberapa

penyesuaian

Pilihan terhadap salah satu dari tiga alternatif ini merupakanhasil dari tahap verifikasi lapangan, analisa potensi lokal, dananalisa pemangku kepentingan. Proyek yang baik akan selalumemiliki aspek dukungan yang lebih banyak misalnya terjadiperbaikan sistem atau kebijakan yang lebih adil, dalam jangkapanjang akan memberikan dampak positif bagi sebagian besarorang, dan berpihak pada rakyat banyak khususnya yanglemah, miskin, dan tertindas. Proyek yang dilaksanakanperusahaan seringkali dalam jangka pendek akan menimbulkanketidaknyamanan bagi kelompok elit.

Desain ProyekDesain proyek dilaksanakan manakala manajemen perusahaansetelah mendapatkan rekomendasi hasil penilaian kelayakanmenetapkan untuk melanjutkan proyek. Desain proyek adalahupaya untuk menetapkan berbagai kegiatan yang diperlukandalam proyek dan menyusunnya dalam suatu rangkaiankegiatan yang terencana.

Page 65: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[64]

Salah satu alat bantu yang dapat digunakan untuk menyusundesain proyek adalah yang dikenal dengan sebutan logicalframework (logframe) atau kerangka logis. Logramedikembangkan pada tahun 1970-an sebagai alat manajemenproyek untuk membantu:

Menyusun urutan pemahaman dan kegiatan yangdiperlukan untuk mencapai tujuan.

Mengembangkan mekanisme monitoring dan evaluasi.

Sebagai suatu alat bantu, logframe akan membantu prosesperumusan berbagai hal yang diperlukan dalam proyek yaitu.

Tujuan akhir yang akan dicapai atau goal. Goalbiasanya dirumuskan dalam bentuk perubahan nyatapada kelompok masyarakat atau masalah sosial yangditangani.

Sasaran yang akan dicapai atau purpose. Purposeadalah perubahan pada organisasi atau pihak yangakan berpengaruh besar pada kelompok masyarakatatau masalah sosial.

Output atau hasil yang diharapkan merupakan hasillangsung yang didapatkan dari pelaksanaan kegiatan

Tindakan-tindakan konkrit yang perlu dilaksanakan. Indikator adalah rumusan berbagai ukuran untuk

mengetahui bahwa kegiatan sudah dilaksanakan danstandar untuk menentukan apakah kegiatandilaksanakan dengan baik atau tidak.

Alat verifikasi adalah alat yang diperlukan untukverifikasi indikator yang sudah ditetapkan tercapaiatau tidak.

Asumsi adalah hal-hal yang diandaikan ada agarmisalnya aktivitas yang dilaksanakan akanmenghasilkan output yang diharapkan atau output yangtercapai mengakibatkan tercapainya purpose, dandemikian seterusnya. Resiko adalah hal-hal yang

Page 66: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[65]

apabila muncul akan menyebabkan output, purpose,atau goal menjadi tidak tercapai.

Hal-hal yang dipaparkan diatas disusun dalam sebuah matrikyang dikenal sebagai matrik perencanaan proyek atau MPP.Melalui MPP pengelola proyek dapat memeriksa keterkaitanantara berbagai faktor proyek secara khusus keterkaitanantara goal, purpose, output, dan aktivitas. Hal ini pentinguntuk menjamin bahwa kegiatan yang akan dilaksanakansungguh berkontribusi pada pencapaian goal. Pada sisi lain,MPP juga membantu pengelola proyek untuk memperhatikanberbagai asumsi yang diperlukan atau resiko yang mengancampencapaian goal.

Matrik Perencanaan Proyek dan Urutan Pengisian

Struktur Indikator AlatVerifikasi Asumsi/Resiko

Goal(1) (8) (9)

Purpose(2) (10) (11) (7)

Output(3) (12) (13) (6)

Aktivitas(4) (14) (15) (5)

Desain proyek melalui logframe akan memberikan kepadapengelola proyek gambaran komprehensif mengenai proyek.Gambaran ini akan menjadi panduan dalam menyusun rencanakerja, implementasi proyek dan juga digunakan dalammelaksanakan monitoring dan evaluasi.

Page 67: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[66]

Rencana KerjaRencana kerja merupakan tindak lanjut dari desain proyek.Rencana kerja pada dasarnya merupakan penjabaran darisetiap kegiatan yang telah dirumuskan dalam desain proyek.Penjabaran kegiatan terutama dengan memberikan informasitambahan mengenai beberapa hal.

Output kegiatan adalah apa yang diharapkan dihasilkanatau dicapai melalui pelaksanaan kegiatan. Output dapatdiambil dari MPP dan berfungsi bagi pengelola proyekuntuk menentukan apakah kegiatan sudah dilaksanakanatau tidak dan apakah pelaksanaannya sesuai seperti yangdiharapkan.

Kerangka waktu menentukan kapan kegiatan harusmulai dilaksanakan, berapa lama pelaksanaannya, dankapan kegiatan sudah harus selesai. Kerangka waktu jugaberfungsi sebagai penghubung antara kegiatan yang satudengan yang lain, kegiatan mana yang harus mulai dankegiatan mana yang harus mengikuti.

Penanggung jawab adalah orang yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan tertentu termasukdidalamnya adalah menjamin pencapaian target padakerangka waktu yang ditentukan. Penanggung jawabdiharapkan spesifik dengan menyebutkan nama orang.

Sumber daya dan budget merupakan keteranganmengenai sumber daya apa saja yang dibutuhkan olehpenanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan. Sumberdaya dapat berupa finansial maupun non finansial. Dalamkonteks program CSR, identifikasi sumber daya nonfinansial diperlukan untuk membuka ruang partisipasi yanglebih luas dari pemangku kepentingan.

Page 68: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[67]

Matrik Rencana Kerja

Kegiatan Output KerangkaWaktu

Penanggungjawab

SumberDaya &Budget

1.

2.

3.

Mempertimbangkan pentingnya rencana kerja dalam sebuahproyek, maka pengelola proyek perlu merumuskan matrikrencana kerja bersama dengan semua orang yang akan terlibatdidalam proyek. Dalam menyusun rencana kerja perludiperhatikan rencana kerja dan budget cadangan yang dapatdipergunakan manakala terjadi perubahan situasi yangmendadak.

Implementasi ProyekDidalam mengimplementasikan rencana kegiatan, sangatpenting untuk sejak awal memulai dengan benar. Memulaidengan benar mengandung beberapa pengertian. Pertama,membangun tim yang tepat. Tantangan pertama pengelolaproyek adalah membangun tim yang solid. Tim yang solidberarti selain harus memperhatikan kompetensi masing-masing anggota tim, satu hal yang jauh lebih penting adalahkemampuan untuk bekerja sama. Proyek terdiri darirangkaian kegiatan yang satu sama lain saling terkait.Kegagalan satu kegiatan akan mempengaruhi kegiatan yanglain. Serupa dengan itu, tim yang mengelola proyek akan

Page 69: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[68]

berbagi tanggung jawab berarti kegagalan pelaksanaan salahsatu tanggung jawab juga akan berdampak pada yang lain.

Kedua, konsisten dengan rencana dan tidak memberikantoleransi pada hal-hal yang tidak mendasar. Godaan kuat daripengelola proyek adalah memberikan toleransi padapenyimpangan-penyimpangan kecil yang dianggap tidakmendasar. Karena kecil dan dianggap tidak mendasar makadibiarkan, namun hal ini akan memberi jalan padapenyimpangan-penyimpangan yang lebih besar sehingga padaakhirnya menggagalkan pencapaian tujuan proyek.

Ketiga, membangun mekanisme koordinasi yang jelas dantegas. Tim pengelola proyek perlu menetapkan mekanismekoordinasi mencakup: kapan, dimana, apa yang disampaikan,menggunakan media apa. Perkembangan teknologi informasitelah sangat membantu manajemen proyek karena koordinasidapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.

Hal berikutnya yang diperlukan dalam implementasi kegiatanadalah mengembangkan mekanisme kerja yang secara terusmenerus melaksanakan perbaikan. Mekanisme kerja iniberlaku baik secara individual maupun tim. Mekanisme inidikenal pada manajemen kualitas sebagai mekanisme PDCA.PDCA terdiri dari empat langkah yaitu:

Plan. Merencanakan kegiatanharian sesuai dengankerangka waktu yangdisediakan

Do. Melaksanakan rencanaharian dengan seoptimalmungkin

Check. Memeriksa realisasi

Plan

DoCheck

Act

Page 70: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[69]

dari rencana, kalau terjadi penyimpangan perlu diperiksasejauh mana penyimpangan dan apa yang menyebabkan.

Act. Melaksanakan berbagai tindakan perbaikan.

Monitoring & EvaluasiMonitoring adalah suatu penilaian yangterus menerus pada proses pelaksanaankegiatan. Monitoring dengan demikianakan menggunakan matrik rencana kerjasebagai panduan utama. Monitoringbukanlah kegiatan sambil lalu.Sebaliknya, monitoring merupakankegiatan strategis karena berbagaipenyimpangan dapat diidentifikasi sedinimungkin bila monitoring dilaksanakandengan baik. Sebelum dilakukan

monitoring maka beberapa pertanyaan berikut perlu dijawabterlebih dahulu oleh pengelola proyek Aspek-aspek apa yang akan diprioritaskan untuk

dimonitor? Apakah realisasi dan penggunaan budget,kualitas pekerjaan, pola kerja anggota tim proyek,penggunaan peralatan dan fasilitas, ataukah pencapaiantarget untuk setiap kegiatan?

Dokumen apa saja yang perlu didapatkan dan dibutuhkansebagai bukti?

Bagaimana dan siapa yang akan mengolah data daninformasi yang didapatkan?

Keputusan apa saja yang dapat diambil sebagai hasil darimonitoring?

Pada proyek yang skalanya terbatas, kegiatan monitoring padaumumnya merupakan bagian dari tanggung jawab pengelolaproyek. Pada proyek yang skalanya besar, pengelola proyek

Page 71: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[70]

dapat membentuk tim monitoring tersendiri yang secaraberkala melakukan monitoring dan memberikan laporan padapimpinan proyek.

Evaluasi adalah penilaian berkala yang terutama dipergunakanuntuk memeriksa apakah batu-batu penjuru (milestones)proyek telah tercapai atau tidak. Evaluasi akan menggunakanmatrik perencanaan proyek dari logframe sebagai alat bantuutama dalam menilai perkembangan dan dampak proyek.Berbeda dengan monitoring yang pada umumnya dilaksanakanselama proyek berjalan, evaluasi dapat dilaksanakan setelahproyek selesai. Evaluasi semacam itu pada umumnya adalahevaluasi dampak.

Siapa yang harus melaksanakan evaluasi sangat tergantungpada karakteristik, desain dan skala proyek. Pihak-pihak yangsecara umum dapat melaksanakan evaluasi pada proyekperusahaan adalah:

Masyarakat atau kelompok sasaran Evaluator independen Sponsor atau donatur Pemangku kepentingan lain

Alat bantu untuk melakukan evaluasi adalah matrik evaluasiyang terdiri dari lima bagian yaitu kegiatan dan indikator darilogframe, serta temuan, analisa, dan rekomendasi

Matrik Evaluasi

Kegiatan(logframe)

Indikator(logframe) Temuan Analisa Rekomendasi

1.

2.

Page 72: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[71]

4KEBERLANJUTAN

Page 73: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[72]

Pengelolaan Keberlanjutan

Keberlanjutan menjadi kata kunci ketika kita berbicaratentang CSR dan pembangunan. Keberlanjutan dipersepsikansebagai acuan untuk menilai apakah sebuah program CSR ataukegiatan pembangunan yang dilaksanakan berhasil atau tidak.Membangun dan mengelola keberlanjutan menjadi inti dariprogram CSR dan pembangunan.

Konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development)menyatakan bahwa keberlanjutan adalah irisan dari kegiatanekonomi, sosial, dan lingkungan. Analogi lain, keberlanjutanadalah kursi dengan tiga kaki yang satu dengan yang lain harussetara. Secara konseptual, konsep-konsep tersebut dapatdipahami namun tantangan yang sebenarnya bagi banyakperusahaan adalah pada tataran lapangan. Desain programCSR atau ComDev atau pembangunan lokal seperti apa yangberkelanjutan.

Untuk memulai desainprogram CSR yangberkelanjutan, tigapertanyaan kunci perludijawab terlebih dahulu.Pertama, Apa yang akanberlanjut? Apakahkegiatan CSR yang akanberlanjut, ataukahmanfaat atau pelayanandari program CSR yang akan berlanjut, ataukah sistemkesejahteraan masyarakat yang akan berlanjut. Dalam

Page 74: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[73]

manajemen hasil (result management) apakah keberlanjutanakan diwujudkan pada tataran activity, output, atau outcome?

Pada tataran activity, makakeberlanjutan diwujudkan denganterlibatnya pihak lain untukmeneruskan atau mengambil operkegiatan yang dilaksanakantermasuk didalamnya sumber daya,kelembagaan, dan personil. Padabeberapa kasus, inisiatif perusahaandalam memberikan pelayanankepada masyarakat dilanjutkan olehpemerintah daerah. Pada kasuslain, perusahaan perkebunan melanjutkan programpemberdayaan petani lokal yang telah dilaksanakan olehpengelola sebelumnya. Prasyarat agar hal ini dapat terlaksanaadalah adanya komitmen dan misi yang serupa dariperusahaan atau institusi lain untuk melanjutkan kegiatan yangsudah berjalan.

Keberlanjutan pada tataran output berarti hasil yang akandicapai oleh satu perusahaan melalui program CSR juga akandiwujudkan oleh perusahaan atau institusi lain denganprogram lain pada penerima manfaat yang sama. Tujuan sama,kegiatan berbeda, adalah rumusan singkatnya. Sebuahperusahaan manufaktur memiliki tujuan meningkatkanpendapatan keluarga pelaku usaha kecil yang berada dikawasan industri. Tujuan ini dicapai melalui pelatihan kepadapara pelaku usaha kecil. Setelah berjalan beberapa waktu,perusahaan lain juga akan meningkatkan pendapatan keluargadari usaha kecil yang sama tetapi melalui pemberian aksespermodalan. Dalam hal ini keberlanjutan dicapai melaluipergantian fungsi atau bentuk intervensi. Tantangannya adalah

Page 75: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[74]

kesediaan berbagai pihak yang punya maksud sama untukberkoordinasi sehingga terjadi sinergi.

Pada tataran outcome, keberlanjutan terwujud dalam bentuksiklus yang melibatkan pemangku kepentingan termasukmasyarakat penerima manfaat. Secara skematis dapatdigambarkan sebagai berikut.

Pemangku kepentingandiundang untuk terlibatdalam inisiatif programCSR. Keterlibatantersebut akan terwujuddalam komitmen bersamaantar pemangkukepentingan. Lebih jauhlagi, komitmenditindaklanjuti dalam kerjakolaboratif yang didukungdan dilaksanakan bersama.Proses dan hasil kerjatersebut secara partisipatif diukur dan dinilai oleh pihak-pihak yang terlibat. Penyusunan laporan danmengkomunikasikan capaian inisiatif dan program CSRmerupakan penutup siklus sekaligus menjadi awal siklus barudengan mengundang pemangku kepentingan yang lebih luas.

Meskipun perusahaan mampu membangun desain programCSR yang mendukung keberlanjutan, namun perlu menjadikesadaran bersama bahwa keberlanjutan adalah sebuahekosistem yang dipengaruhi berbagai faktor-faktor lainseperti: sumber daya, proses produksi, pola konsumsi, danperkembangan wilayah.

EngageStakeholder

SharedCommitment

Collaborativework

Measure &Review

Report &Communicate

Page 76: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[75]

Program CSR untuk masyarakat hutan tidak akan bisaberlanjut manakala hutan sudah mengalami kerusakan,pemberdayaan kampung nelayan akan sia-sia bila pesisir pantaimengalami cemaran. Peningkatan produksi pertanian tidakakan berlanjut manakala dilakukan dengan penggunaan bahan-bahan kimia yang masif, peningkatan pendapatan keluargatidak ada faedahnya bila pola konsumsi anggota keluargamelampaui pendapatan, upaya pengembangan industriberbasis pertanian menjadi tidak relevan bila proses alih fungsilahan berlangsung tanpa kontrol.

Keberlanjutan juga bukan jalan satu arah, melainkan dua arah.Masyarakat yanng tidak berlanjut dapat menjadi berlanjut, tapiproses sebaliknya juga bisa terjadi. Salah satu contoh klasikadalah hancurnya gotong royong oleh program ‘uang untukkerja’ atau cash for work. Pada beberapa kasus, denganmaksud untuk mengurangi tingkat pengangguran pemerintahatau perusahaan melaksanakan proyek infrastruktur denganmembayar masyarakat lokal yang terlibat. Ketika kegiatanselesai, modal sosial seperti gotong royong menjadi korban.Budaya untuk berkontribusi dan terlibat dalam kegiatan didesa secara sukarela menjadi tergantikan dengan perhitungankomersial.

Sumber Daya Proses Produksi

Pola Konsumsi Perkembangan Wilayah

Keberlanjutan

Page 77: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[76]

Kita sepakat bahwa keberlanjutan adalah elemen kunci danbahkan menjadi batu penjuru bagi berbagai inisiatif maupunprogram CSR dan pembangunan lokal. Namun demikiansudah saatnya kita tidak memperlakukan keberlanjutansebagai ‘ada dengan sendirinya’ atau taken for granted.Keberlanjutan merupakan upaya yang sadar, sengaja, terarah,dan sistematis. Keberlanjutan dari program CSR telah menjadibagian penting dari keberlanjutan perusahaan dan karenanyakeberlanjutan menjadi urusan setiap orang.

Page 78: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[77]

5CATATAN LAPANGAN

Page 79: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[78]

CSR & Kutukan Sumber Daya

CSR pada perusahaan yang bergerak diindustri ekstraktif diharapkan dapatmematahkan kutukan sumber daya (resourcecurse). Kutukan sumber daya adalah kondisidimana daerah yang kaya sumber daya alamdalam kenyataannya terjebak dalam lingkarankemiskinan, ketergantungan, dan konflik. Halyang sebenarnya sulit dipahami karenasumber daya yang dimiliki suatu daerahsemestinya dapat dipergunakan untuk

mensejahterakan penduduk.

Apakah CSR memang dapat menjadi sarana mematahkankutukan atau justru menjadi alat untuk mewujudkan kutukanadalah topik dari tulisan ini. Harapannya tentu saja CSR yangdilaksanakan perusahaan perkebunan, pertambangan, maupunminyak & gas (migas) dapat dikelola secara bijak dan strategisuntuk membalik kutukan sumber daya menjadi berkahsumber daya.

Cara Kerja Kutukan Sumber DayaKutukan sumber daya bekerja melalui tiga aras, yaitu mentaldan budaya, sosial ekonomi, dan kelembagaan. Pada aras yangpertama, masyarakat dan pemerintah yang tinggal dan bekerjapada daerah yang kaya sumber daya pada umumnyamenyadari mereka memiliki kekayaan alam tetapi merekatidak memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya

Page 80: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[79]

tersebut pada skala industri. Pemanfaatan sumber dayadilaksanakan secara subsisten dan nilai tambah dinikmati lebihbesar oleh pihak lain. Kemiskinan dan keterbelakangan yangdialami masyarakat dan pemerintah setempatmengembangkan perasaan ketidakadilan, diabaikan, dandimanfaatkan.

Ketika peluang untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasikekayaan alam muncul, pada umumnya melalui investasi danoperasi perusahaan, berkembang harapan yang berlebihanuntuk mendapatkan keadilan, perhatian, dan kesempatanmemanfaatkan kekayaan alam. Sayangnya, pada banyak kasusharapan ini diwujudkan secara tidak proporsional, tidakberkelanjutan, dan cenderung mengembangkan praktekkorupsi.

Pada aras yang kedua, kegiatan operasi perusahaan yangmelakukan eksploitasi sumber daya membuat masyarakatsetempat cenderung untuk menggantungkan matapencaharian dari kegiatan ekonomi yang terkait dengan

Kelembagaan

Sistem danmekanisme yangtidak efisien

Birokrasi biayatinggi

Sosial Ekonomi

Ketergantunganpada sumberdaya alam

Perubahan sosialsebabkanketegangan

Mental &Budaya

Persepsiketidakadilan,terabaikan

Orientasi jangkapendek, koruptif

Page 81: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[80]

sumber daya. Karena keterbatasan kapasitas, matapencaharian yang tersedia pada umumnya pekerjaan non skillyang bernilai rendah. Kegiatan ekonomi jasa berangsur-angsurdiisi oleh pendatang. Dengan banyaknya pendatang yaitupekerja dengan skill tinggi maupun pedagang serta pelakuekonomi jasa lainnya, secara demografis terjadi perubahankomposisi penduduk. Penduduk setempat menjadi kelompokminoritas dan secara ekonomi rentan. Pada situasi seperti iniketegangan sosial menjadi realita yang dialami olehmasyarakat, perusahaan, dan pemerintah.

Ketiga, pada aras yang ketiga adalah kelembagaan. Daerahyang memiliki kekayaan alam besar akan mendapatkanmanfaat secara langsung maupun tidak langsung. Peluangkerja, pembangunan infrastruktur dan pelayanan dasar adalahbentuk-bentuk manfaat langsung sementara alokasi danapembangunan untuk daerah yang didapatkan melaluimekanisme fiskal merupakan manfaat tidak langsung.

Tata kelembagaan yang ada di daerah dengan kekayaansumber daya cenderung berkembang kearah seperti berikut:

Kebutuhan untuk menciptakan birokrasi dan prosesekonomi yang efisien menjadi rendah, sebaliknya yangcenderung terjadi adalah birokrasi dan prosesekonomi biaya tinggi dimana lebih banyak pihak dalamrantai birokrasi dan proses ekonomi yangmenciptakan birokrasi biaya tinggi. Pelaku birokrasimerasa hjal semacam ini wajar sebagai saranadistribusi kekayaan sumber daya alam.

Prioritas kelembagaan adalah pemanfaatan kekayaanalam secara maksimal khususnya untuk fasilitas dansimbol-simbol birokrasi. Berbagai proyek mercusuaryang dampak sosial-ekonominya tidak jelas biasaterjadi pada daerah yang kaya sumber daya.

Page 82: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[81]

Investasi sosial dan ekonomi yang berkelanjutan sertaberdampak luas pada umumnya terabaikan atau tidakmendapatkan porsi yang memadai. Paradigma yangberkembang adalah “mari maksimalkan yang adadaripada memikirkan sesuatu yang belum jelas”.Sebagai akibatnya semakin besar ketergantunganbirokrasi pada kekayaan alam.

Kondisi yang ada menyebabkan pimpinan dan penguasa didaerah dengan kekayaan alam memiliki peluang yang besaruntuk menyalahgunakan kekuasaan untuk mendapatkanmanfaat sumber daya lebih banyak. Kondisi tersebutmendorong persaingan dan perebutan kekuasaaan di daerahyang kaya sumber daya cenderung lebih sengit. Dana yangdipergunakan untuk bersaing juga cenderung lebih besarsehingga memperbesar peluang terjadinya konflik.

Peran CSRSecara ringkas CSR dapat mengambil 3 peran dalam kutukansumber daya. CSR dapat memperkuat kutukan, memperlemahkutukan, membalik kutukan menjadi rahmat. Kegiatan CSRyang didominasi pemberian donasi dan hadiah serta perlakuankhusus kepada tokoh lokal dan orang-orang kunci padaumumnya merupakan praktek yang banyak dilakukan untukmengurangi potensi konflik sebagai ekspresi ketidakpuasanmasyarakat. Namun hal ini selain hanya berlangsung untuksementara waktu juga memperkuat kutukan sumber daya.Praktek semacam ini memberikan pesan yang salah kepadamasyarakat, seperti “Kalau anda ingin mendapatkan sesuatuyang lebih dari perusahaan silahkan menjadi orangpenting/berkuasa dan berikan tekanan kepada perusahaan”.

Page 83: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[82]

Jelas bahwa perusahaan yang bergerak dalam industriekstraktif perlu mengambil rute jalan yang berbeda. KegiatanCSR perlu diorientasikan pada perspektif yang lebih jauh.Upaya memperkuat kelembagaan lokal seperti lembagapendidikan, penyedia jasa layanan publik, dan birokrasi untukdapat menjalankan peran secara optimal menjadi keharusan.Demikian pula keterlibatan untuk mengembangkan kebijakanpembangunan yang berkelanjutan merupakan medan yangtidak bisa dihindari agar kutukan sumber daya dapat mulaidibalik menjadi rahmat.

Peran CSR dalam Kutukan Sumber DayaAspekCSR

MemperkuatKutukan

MemperlemahKutukan

MembalikKutukan

BentukKegiatan

Donation & giftsSpecialtreatmentCompensation

Capacity buildingCollaborativeprojectsRaisingawareness

InstitutionalbuildingSocial investmentPolicy advocacy

PenerimaManfaat

Local leadersKey individulasCertain socialgroups

FamiliesCommunitybased org.Local community

SocietyPublic serviceprovidersYoung generation

Apakah perusahaan sebagai entitas bisnis memiliki kapasitasuntuk itu? Bagaimana hal ini dapat dilakukan? Jawabanterhadap pertanyaan ini adalah: ya, perusahaan sebagai entitasbisnis memiliki kapasitas untuk melaksanakan CSR yangmembalik kutukan sumber daya menjadi rahmat sumber daya.Hal ini dapat dilakukan melalui sinergi dengan tiga langkahstrategis, yaitu:

Mengembangkan pemikiran dan kesadaran bisnis yangterbuka (inclusive business)

Page 84: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[83]

Menata ulang proses bisnis sehingga mencakup kinerjasosial dan akuntabilitas sosial

Membangun kerja sama dan sinergi dengan praktisidan pegiat sosial yang memiliki rekam jejak.

Menjadi pemahaman bersama bahwa untuk melaksanakanCSR yang mampu mewujudkan rahmat sumber daya bukanlangkah yang mudah. Tapi hal ini bukan lagi sebuah pilihantetapi merupakan keniscayaan bagi perusahaan untukmewujudkan kegiatan bisnis yang aman dan berkelanjutan.

Page 85: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[84]

Belajar dari Lapangan

Wacana dan praktek CSR selamabeberapa tahun terakhir telahberkembang di Indonesia. Berbagaiperusahaan telah mengembangkanprogram dan unit yang menanganiCSR. Berbagai lembaga konsultan danpelatihan terkait dengan CSR telahdidirikan, beberapa perusahaankonsultasi bahkan melakukan orientasipelayanan pada CSR. Pemerintah telah

melangkah lebih jauh lagi dengan memasukkan isu CSRkedalam perundang-undangan yang berlaku.

Berbagai model dan pendekatan CSR telah banyak dilakukanbaik oleh perusahaan multi nasional dan perusahaan nasionalpada berbagai industri dan wilayah Indonesia. Tulisan pendekini mencoba menyarikan pembelajaran (lessons learned) dariberbagai praktek CSR yang dilakukan.

Beberapa lessons learned yang perlu menjadi catatan bagipengembangan CSR kedepan dapat dirumuskan sebagaiberikut.

1. Donasi dan aksi karitatif tidak pernah menjadipraktek CSR yang efektif. Banyak perusahaanmelihat donasi dan aksi karitatif sebagai bentuk CSRyang paling mudah dan cepat. Mudah karena tidakmembutuhkan skill dan pengorganisasian khusus.Cepat karena dapat dilaksanakan begitu adapermintaan dari manajemen atau tuntutan dari

Page 86: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[85]

masyarakat. Donasi dan aksi karitatif juga dianggapmerupakan alat untuk mengatasi situasi daruratseperti demonstrasi atau aksi boikot. Berbagaipengalaman menunjukkan donasi dan aksi karitatifjustru mengembangkan ketergantungan dan moralhazard pada penerimanya. Para penerima baikmasyarakat, aparat pemerintah, maupun aparatkeamanan akan memiliki harapan yang semakin lamasemakin besar pada perusahaan.

2. CSR bukan pemadam kebakaran dariperusahaan. Pada banyak kasus dimana perusahaandituntut karena melakukan tindak tidak bertanggungjawab seperti perusakan dan pencemaran lingkungan,pelanggaran hak konsumen dan masyarakat lokal,ataupun pelanggaran peraturan lainnya, program CSRdilaksanakan untuk memperbaiki citra danmemulihkan posisi perusahaan. Dalam kenyataan,meskipun perusahaan menghabiskan anggaran yangsangat banyak untuk program CSR, para pemangkukepentingan tidak akan melupakan tindakan tidakbertanggung jawab yang dilakukan.

3. CSR tidak dapat menjadi alat mitigasi dampaknegatif operasi yang sudah dialamimasyarakat. Pada situasi dimana operasi perusahaansecara langsung maupun tidak langsung menyebabkandampak negatif pada masyarakat, perusahaancenderung merespon dengan melakukan programCSR. Bila dampak negatif sudah terjadi, makaprogram CSR memiliki dampak yang terbatas padajangka pendek. Jauh lebih efektif apabila perusahaansejak awal mengidentifikasi potensi dampak negatifdan mengintegrasikannya kedalam program CSR yang

Page 87: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[86]

dilaksanakan seawal mungkin ketika dampak negatifbelum terjadi.

4. CSR yang didesain sejak awal dandikembangkan seiring dengan dinamika sosiallebih memiliki dampak pengganda (multipliereffect) daripada CSR yang dikembangkansebagai tanggapan terhadap tuntutan. Beberapaperusahaan melihat CSR sebagai beban dan biayatambahan sehingga menundanya selamamemungkinkan. CSR kemudian dilaksanakan sebagaitanggapan terhadap tuntutan yang mendorongperusahaan untuk memenuhinya dengan jalan pintasyaitu donasi dan aksi karitatif.

5. CSR bukan soal uang tetapi soal kebijakanperusahaan. Banyak perusahaan merasa telahmelakukan CSR secara optimal manakala telahmengalokasikan dan menghabiskan budget yangdianggap besar. Pada umumnya perusahaan-perusahaan tersebut akan merasa kecewa setelahbeberapa waktu karena dampak dari alokasi budgettidak sesuai dengan harapan. Sebenarnya CSR dapatdilaksanakan tanpa harus melibatkan alokasi budgettersendiri yang besar. CSR dapat lebih efektif apabilamerupakan bagian dari proses manajemen untukmengelola perusahaan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal, proses produksi yang aman, efisien, dantidak mencemari lingkungan; kebijakan personaliayang sensitif gender dan mengembangkan staf lokal,dan berbagai kebijakan perusahaan lainnya.

Belajar dari pengalaman berbagai perusahaan melaksanakanCSR, dapat diberikan beberapa catatan sebagai berikut.

Page 88: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[87]

Mulailah mendesain CSR seawal mungkin ataubersiaplah membayar lebih. CSR yang didesain sejakawal lebih mungkin untuk menggalang kepercayaan,dukungan, dan partisipasi pemangku kepentingankhususnya publik daripada CSR yang dilakukan setelahterjadi insiden.

Kembangkan CSR berdasar konteks dan datadasar (baseline). Tidak ada resep satu untuk semua.CSR didesain sesuai dengan karakteristik masyarakat,lingkungan, masalah, kebijakan dan arah pembangunanpemerintah setempat. Data dasar juga menjadi keharusanuntuk dapat mengembangkan CSR yang sesuai danmengukur dampaknya dikemudian hari.

Identifikasi tujuan bisnis yang hendak dicapaimelalui CSR dan susun strategi untukmencapainya. CSR yang berkelanjutan adalah CSR yangditentukan salah satunya oleh kesesuaian dengan tujuanbisnis perusahaan. Karena itu strategi CSR perlu memilikidimensi pencapaian tujuan bisnis perusahaan.

Kaitkan CSR dengan dinamika komunitas lokaldan masyarakat. Komunitas lokal dan masyarakatbukan entitas yang statis, sebaliknya mereka selaluberubah yang menyebabkan CSR perlu selaludiperbaharui.

Hindari kegiatan ad hoc yang dapat mengalihkanperhatian dari strategi CSR. Dalam prakteknya,meskipun perusahaan telah memiliki strategi dankebijakan CSR, akan banyak sekali permintaan bantuandan fasilitasi dari berbagai pihak yang tidak sesuai denganstrategi dan kebijakan CSR. Perusahaan harus mampumenghindari permintaan semacam ini agar CSR dapatmemberikan dampak optimal.

Mobilisasi dukungan dan keterlibatan pihak laindalam kegiatan CSR. Dalam perjalanan waktu, sangat

Page 89: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[88]

penting CSR yang dilaksanakan dapat memobilisasidukungan dan keterlibatan pihak lain termasukmasyarakat lokal dan pemerintah sehingga keberlanjutandari kegiatan CSR dapat dipastikan dan ketergantunganpada perusahaan semakin berkurang.

CSR bukan lagi sebuah pilihan bagi perusahaan khususnyayang bekerja di Indonesia. CSR telah menjadi sebuahkeharusan. Tantangan dan sekaligus peluang bagi perusahaanadalah seberapa efektif dan berdampak kegiatan CSR yangdilakukan perusahaan. Hal ini bukan perkara yang mudahkarena tidak ada peluru perak untuk CSR. Pilihan bagiperusahaan adalah mengembangkan tim manajemen yangmemiliki kompetensi CSR dan mampu mengintegrasikan CSRkedalam proses manajemen. Selamat berpetualang!

Page 90: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[89]

adalah jejaring para praktisi CSRyang mengembangkan metode danpraktik terbaik CSR untukmendukung berbagai organisasidan perusahaan mengembangkan

CSR dan mewujudkan kinerja sosial yang efektif dan berkelanjutan.

AMERTA mengembangkan kompetensi dalam:

SOCIAL STUDY. Berbagai kajian dan penilaian seperti PRA(Participatory Rural Appraisal), PLA (Participatory LearningAction), Baseline Study, Studi Dampak, Social Risk Assessment,SEAGA (Socio-Economic & Gender Analysis), SLA (SustainableLivelihood Analysis) adalah kegiatan yang telah dilaksanakansebagai langkah awal melaksanakan CSR.

CSR PLANNING & PROGRAMMING. Perumusan rencanastrategis dan program CSR berbasis konteks sosial dan modelbisnis adalah langkah lanjut yang dilaksanakan untuk memastikanCSR dilaksanakan sebagai sebuah sistem manajemen.

CSR PROJECT MANAGEMENT. Berbagai bentuk programdan kegiatan yang dilakukan oleh organisasi dan perusahaanperlu didesain untuk memiliki dampak sosial. Microfinance &small business development, community organizing & facilitation,behavior change & social marketing dan advocacy adalah bentuk-bentuk CSR di lapangan.

INDUSTRIAL RELATION & HR. Hubungan industrial danSDM merupakan bagian dari CSR internal perusahaan dan perludikelola secara sistematis dan strategis sehingga mendukungtujuan bisnis.

Page 91: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[90]

Riza Primahendra adalah salahsatu pendiri AMERTA. Sejak 1999terlibat dalam berbagai kegiatantanggung jawab sosial, pemberdayaanmasyarakat, pembangunan sosial,advokasi, pengembangan kapasitas

dan kelembagaan. Sejak 2002 telah memberikan konsultasi,pelatihan, dan melakukan kajian untuk berbagai lembagapemerintah, lembaga bilateral dan multilateral, LSM, lembagapendidikan, lembaga kesehatan, dan perusahaan pada berbagaisektor.

Selama beberapa tahun terakhir berkarya dalam industriminyak dan gas dengan menangani beragam fungsi sepertimanajemen strategi, community development & relation,government relation, land acquisition, business license & permit,PR & communication, human resource, security management,workplace management, WP&B, accounting & cost control.

Alamat kontak: [email protected]

Page 92: Mengelola CSR - amerta.id · dan tata kelola yang baik (good governance). [5] ... CSR didasarkan pada akuntabilitas, mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan, memenuhi tuntutan

[91]

Kantor:Jl. PuloAsem Utara A 20

Kelurahan Jati, Pulo Gadung, Jakarta 13220Indonesia

www.amerta.id