mengapa kita harus beribadah kepada allah swt
TRANSCRIPT
MENGAPA KITA HARUS BERIBADAH KEPADA ALLAH
SWT
“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah umum ibadah dan akhlak”
Nama : Mely Ekajayanti
NIM : 10711048
Kelompok : A
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Indonesia
MENGAPA KITA HARUS BERIBADAH KEPADA ALLAH
SWT
Seluruh manusia di dunia mempunyai cara sendiri untuk menunjukan
bentuk pengabdiannya kepada Tuhan atau Dewa. Hal ini dikarenakan setiap
manusia mempunyai rasa kerinduan yang sama untuk berhubungan dengan
sesuatu yang diagungkan di dalam hatinya. Kerinduan inilah yang kemudian
diimplementasikan dalam bentuk ucap maupun sikap yang pada akhirnya
memunculkan suatu pengabdian, pemujaan ataupun ibadah.
Berbagai bentuk implementasi dilakukan sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing- masing, misalnya masyarakat shinto di jepang yang
menyembah matahari, para penganut animisme yang memuja roh, dan berbagai
penganut agama yang menjalankan bentuk pengabdiannya sesuai dengan ajaran
agamanya.
Dalam islam, menyembah, mengabdi atau beribadah haruslah kepada
Allah SWT dengan cara yang telah diajarkan oleh Rasul Allah. Allah itu esa.
Artinya umat islam tidak boleh menyembah selain Allah dan tidak pula
menduakannya. Sekali saja menduakan Allah, maka hal tersebut termasuk
perbuatan syirik dan mendapatkan dosa yang paling besar. Hal ini tertuang dalam
Q.S. An Nahl (16): 36
Artinya: Sesungguhnya telah Kami utus seorang Rasul pada tiap- tiap
umat (untuk mengajarkan), beribadahlah kamu sekalian kepada Allah, dan
hindarilah penyembahan kepada selain Allah
Menurut Basyir dalam Faqih et al. (2009), ibadah menurut bahasa berarti
taat, tunduk, merendahkan diri dan menghambakan diri sedangkan menurut
istilah, Ash- Shiddiqy dalam Faqih et al. (2009) menyatakan bahwa, ibadah adalah
penghambaan diri yang sepenuh- penuhnya untuk mencapai keridaan Allah dan
mengharap pahala- Nya di akhirat.
Dalam hal ini ibadah mempunyai dua unsur penting, yaitu taat dan tunduk
kepada Allah dan cinta kepada Allah (Ibnu Taimiyah dalam Faqih et al., 2009).
Taat dan tunduk kepada Allah artinya merasa berkewajiban melaksanakan
segala perintah dan meninggalkan larangan Allah yang dibawakan oleh para rasul-
Nya. Ini berarti, apabila manusia sudah mengakui adanya Allah dan Rasul namun
belum melakukan kewajiban dan menjauhi larangannya, orang tersebut dikatakan
belum beribadah.
Cinta kepada Allah artinya merasa wajib taat dan tunduk itu timbul dari
hati yang cinta kepada Allah, yakni ketundukan jiwa dari hati yang penuh
kecintaan kepada Allah, dan merasakan kebesaran- Nya, karena memiliki
keyakinan bahwa Allah yang menciptakan alam semesta dan segala isinya.
Kedua unsur ibadah tersebut tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.
Hal ini terdapat di dalam Q.S. Ali Imron (3): 31
Artinya: “katakanlah Muhammad, jika kamu benar- benar mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi kamu dan mengampuni dosa- dosa kamu,
Allah Maha Pengampun lagi Penyayang.
Untuk melakukan sesuatu pastinya ada sesuatu yang menjadi landasan dan
pedoman dalam melakukan hal tersebut. Ibadah dalam hal ini mempunyai
landasan dan dasar hukum yang telah digariskan di dalam Al Quran dan wajib
diikuti oleh semua umat islam. Landasan tersebut terdapat di dalam Q.S. Az
Zariat (51): 56, Q.S. Al Baqarah (2): 21 dan Q.S. Al Mukminun (23): 115.
Q.S. Az Zariat (51): 56
Artinya: Dan tidaklah aku jadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada- Ku
Dalam ayat ini dinyatakan secara jelas bahwa tujuan manusia diciptakan
adalah untuk mengabdi kepada Allah. jadi, semua hal yang dilakukan manusia
harus bertujuan untuk menjalankan apa yang menjadi tujuan hidupnya yaitu
beribadah kepada Allah.
Q.S. Al Baqarah(2): 21
Artinya: wahai para manusia, beribadahlah kamu kepada Tuhanmu, yang telah
menjadikan kamu dan telah menjadikan orang- orang sebelum kamu, agar supaya
bertakwa
Q.S Al Mukminun (23): 115
Artinya: Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami
menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan
dikembalikan kepada Kami?
Dalam hal ini, dijelaskan bahwa tanpa kehendak Allah manusia tidak
mungkin berada di dunia sehingga sudah jelas manusia harus memfungsikan
segala hal yang telah diciptakan Allah tersebut untuk mengabdi kepada- Nya.
Kemudian, selain landasan harus ada alasan yang kuat mengapa manusia
harus mengabdi kepada Allah. Berikut adalah beberapa hal yang dapat mendasari
suatu pengabdian (ibadah) kepada Allah, yaitu:
Pertama, karena Allah adalah pencipta kita dan semesta serta pemelihara
semuanya. Hal ini dinyatakan dalam Q.S. Az Zumar (39): 62
Artinya:Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala
sesuatu
Oleh karena Allah satu- satunya dzat yang menciptakan kita dan
menciptkan alam semesta tempat hidup kita, maka kita harus beribadah kepada-
Nya, mengabdi sebagai hamba yang merupakan bagian dari makhluknya.
Kedua, karena Allah menciptkan kita dengan bentuk yang terbaik. Hal ini
terdapat didalam Q.S. At Tiin (95): 4
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya
As- Si’di dalam Khalid (2013) menyatakan bahwa maksud dari ayat ini
adalah Allah menciptakan manusia dengan sempurna, dengan anggota tubuh yang
sesuai dan perawakan yang pantas, tidak kurang suatu apapaun yang ia butuhkan.
Ketiga, karena Allah memuliakan kita dengan akal pikiran. Hal inilah yang
membedakan manusia dengan makhluk- makhluk Allah yang lain. Allah
berfirman dalam Q.S. Al Isra (17): 70
Artinya: Dan sungguh kami telah memuliakan anak- anak Adam.Kami angkut
mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka rizki dari yang baik- baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan
makhluk yang Kami ciptakan
Keempat, karena Allah yang mengaruniakan kepada kita Rizki untuk
menopang kehidupan kita. Hal ini terdapat di dalam Q.S. Al Mulk (67): 21
Artinya: Atau siapakah dia yang memberi kamu rezki jika Allah menahan rezki-
Nya?
Kelima, ibadah merupakan pintu bagi umat Allah untuk menuju takwa.
Dimana takwa merupakan satu- satunya ukuran nilai kemuliaan manusia di
hadapan Allah. Takwa merupakan bekal hidup kejiwaan yang mutlak bagi
manusia untuk memperoleh kebahagiaan dan kesejateraan hidup di dunia dan di
akhirat. Artinya semakin meningkat ibadah kita, semakin mulia kita di sisi Allah.
Terdapat hal yang perlu digarisbawahi tentang ibadah. Ibadah itu tidak
semata- mata hanya hubungan vertikal manusia dan Allah, namun ibadah yang
sesungguhnya adalah ibadah yang juga berupa hubungan horizontal manusia
dengan manusia yang lain dan dengan alam sekitarnya.
Pada zaman Rasulullah SAW, Rasul pernah melihat seorang sahabat
melakukan ibadah khusus dala seluruh waktunya. Lalu Rasul bertanya, “Siapa
orang itu?” yang mendengar pertanyaan Rasul menjawab, “ Ia adalah ahli ibadah
di kalangan para sahabat.” Rasul bertanya lagi, “Siapa yang menanggung
makannya sehari- hari?” Mereka menjawab, “para sahabat jugalah yang
menanggung makannya.” Nabi kemudian bersabda, “Kamu semua lebih baik dari
padanya.”
Artinya ibadah itu adalah keseimbangan jasmani dan rohani,
keseimbangan dunia dan akhirat. Rasul pernah bersabda:
“Kejarlah dunia seakan- akan kamu akan hidup selamanya dan kejarlah
akhirat seakan- akan kamu akan mati besok”
Ibadah itu mudah dan meringankan. Semua sudah diatur oleh Allah sesuai
dengan kemampuan umatnya. Tidak ada alasan untuk tidak beribadah kepada
Allah. Segala yang kita miliki di dunia hanyalah titipan Allah. Dan seharusnya
kita gunakan titipan ini dengan sebaik- baiknya untuk menjalankan tujuan kita
hidup di muka bumi ini yaitu untuk menyembah Allah, meluruskan hubungan
vertikal dan horizontal dan berbahagia dan berlombalah untuk menjadi makhluk
yang mulia di sisi Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Faqih, A., R., Amir Mualim.2009. Ibadah dan Akhlak dalam Islam. Yogyakarta:
Badan Penerbit Universitas Islam Indonesia
Khalid, A., 2013. Mengapa Kita Harus Beribadah kepada Allah.
http://sabilulilmi.wordpress.com/2012/03/06/mengapa-kita-harus-beribadah-
kepada-allah/ (diakses 1 April 2013)