meneliti dengan etnografi komunikasi

2
Penelitian Etnografi Komunikasi Membimbing skripsi memang menambah pengalaman bagi dosen pembimbing. Jujur, Saya sendiri juga banyak mendapatkan motivasi dari para mahasiswa bimbingan. Jadi, pada kesempatan ini sekaligus Saya gunakan untuk memberikan ucapan terima kasih kepada para mahasiswa bimbingan skripsi yang telah memotivasi untuk mempelajari hal-hal yang dahulu sempat terabaikan. Salah satu mahasiswa yang mendorong untuk mempelajari hal baru adalah mereka yang meneliti menggunakan pendekatan “etnografi komunikasi”. Etnografi komunikasi (ethnography of communication) merupakan pengembangan dari Etnografi Berbahasa (ethnography of speaking) yang mula-mula dikemukakan oleh Dell Hymes pada tahun 1962. Etnografi yang dimaksud adalah mengkaji peranan bahasa dalam perilaku komunikatif suatu masyarakat, yaitu cara-cara bagaimana bahasa dipergunakan dalam masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya. Adapun Etnografi Berbahasa, menurut Hymes, mengkaji situasi dan penggunaan serta pola fungsi “bicara” sebagai suatu kegiatan, misalnya mengkaji tindak tutur yang rutin, khusus, ritual, dan sebagainya. Perubahan istilah dari Etnografi Berbahasa menjadi Etnografi Komunikasi karena Hymes beranggapan bahwa yang menjadi kerangka acuan untuk memberikan tempat bahasa dalam suatu kebudayaan haruslah difokuskan pada komunikasi, bukan pada bahasa. Oleh sebab itu, komunikasilah yang penting, dan bahasa adalah bagian penting dari komunikasi tersebut. Perhatian utama dalam etnografi komunikasi, sebagaimana telah didefinisikan oleh Hymes, mencakup topik-topik berikut: 1) pola dan fungsi komunikasi (patterns and functions of communication), 2) hakekat dan definisi masyarakat tutur (nature and definition of speech community), 3) cara-cara berkomunikasi (means of communicating), 4) komponen-komponen kompetensi komunikasi (components of communicative competence), 5) hubungan bahasa dengan pandangan dunia dan organisasi sosial (relationship of language to world view and social organization), serta semesta dan ketidaksamaan linguistik dan sosial (linguistic and social universals and inequalities). Penggunaan etnografi komunikasi sangat luas dan bisa diterapkan pada berbagai bidang ilmu humaniora. Pawito (2007) menjelaskan mengenai aplikasi yang dilakukan ketika melakukan penelitian etnografi komunikasi meliputi: 1) Mendeskripsikan pendapat serta perasaan-perasaan khalayak, yang berfokus pada penilaian dan persepsi khalayak dengan latar belakang sosial atau budaya yang berbeda-beda, 2) Mendeskripsikan kecenderungan perilaku audiens sebagai subjek (discursive subjects), misalnya bagaimana pola-pola penggunaan media, pola interaksi, dan sebagainya, 3) Mendokumentasikan pola aktivitas khalayak dalam kerangka konstruksi sosial (socially constructed), wilayah budaya (culturally located), dan pengaruh politik (politically potent), dan pola komunikasi. Setelah melihat sekelumit paparan di atas, mungkin ada yang bilang bahwa penelitian etnografi komunikasi itu sulit. Ungkapan yang Saya rasa salah. Menurut Saya penelitian etnografi komunikasi itu: SANGAT SULIT!...hehehe. Tapi bukan tidak mungkin dilakukan. Peneliti pemula seperti Saya dan para mahasiswa tingkat akhir, bisa-bisa saja menggunakan pendekatan ini. Salah satu perhatian utama kajian ini adalah POLA-POLA KOMUNIKASI, yang

Upload: ganjarruntiko

Post on 15-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kajian Komunikasi dalam Perspektif Etnografi

TRANSCRIPT

Penelitian Etnografi Komunikasi

Membimbing skripsi memang menambah pengalaman bagi dosen pembimbing. Jujur, Saya sendiri juga banyak mendapatkan motivasi dari para mahasiswa bimbingan. Jadi, pada kesempatan ini sekaligus Saya gunakan untuk memberikan ucapan terima kasih kepada para mahasiswa bimbingan skripsi yang telah memotivasi untuk mempelajari hal-hal yang dahulu sempat terabaikan. Salah satu mahasiswa yang mendorong untuk mempelajari hal baru adalah mereka yang meneliti menggunakan pendekatan etnografi komunikasi.Etnografi komunikasi (ethnography of communication) merupakan pengembangan dari Etnografi Berbahasa (ethnography of speaking) yang mula-mula dikemukakan oleh Dell Hymes pada tahun 1962. Etnografi yang dimaksud adalah mengkaji peranan bahasa dalam perilaku komunikatif suatu masyarakat, yaitu cara-cara bagaimana bahasa dipergunakan dalam masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya. Adapun Etnografi Berbahasa, menurut Hymes, mengkaji situasi dan penggunaan serta pola fungsi bicara sebagai suatu kegiatan, misalnya mengkaji tindak tutur yang rutin, khusus, ritual, dan sebagainya. Perubahan istilah dari Etnografi Berbahasa menjadi Etnografi Komunikasi karena Hymes beranggapan bahwa yang menjadi kerangka acuan untuk memberikan tempat bahasa dalam suatu kebudayaan haruslah difokuskan pada komunikasi, bukan pada bahasa. Oleh sebab itu, komunikasilah yang penting, dan bahasa adalah bagian penting dari komunikasi tersebut.Perhatian utama dalam etnografi komunikasi, sebagaimana telah didefinisikan oleh Hymes, mencakup topik-topik berikut: 1) pola dan fungsi komunikasi (patterns and functions of communication), 2) hakekat dan definisi masyarakat tutur (nature and definition of speech community), 3) cara-cara berkomunikasi (means of communicating), 4) komponen-komponen kompetensi komunikasi (components of communicative competence), 5) hubungan bahasa dengan pandangan dunia dan organisasi sosial (relationship of language to world view and social organization), serta semesta dan ketidaksamaan linguistik dan sosial (linguistic and social universals and inequalities).Penggunaan etnografi komunikasi sangat luas dan bisa diterapkan pada berbagai bidang ilmu humaniora. Pawito (2007) menjelaskan mengenai aplikasi yang dilakukan ketika melakukan penelitian etnografi komunikasi meliputi: 1) Mendeskripsikan pendapat serta perasaan-perasaan khalayak, yang berfokus pada penilaian dan persepsi khalayak dengan latar belakang sosial atau budaya yang berbeda-beda, 2) Mendeskripsikan kecenderungan perilaku audiens sebagai subjek (discursive subjects), misalnya bagaimana pola-pola penggunaan media, pola interaksi, dan sebagainya, 3) Mendokumentasikan pola aktivitas khalayak dalam kerangka konstruksi sosial (socially constructed), wilayah budaya (culturally located), dan pengaruh politik (politically potent), dan pola komunikasi.Setelah melihat sekelumit paparan di atas, mungkin ada yang bilang bahwa penelitian etnografi komunikasi itu sulit. Ungkapan yang Saya rasa salah. Menurut Saya penelitian etnografi komunikasi itu: SANGAT SULIT!...hehehe. Tapi bukan tidak mungkin dilakukan. Peneliti pemula seperti Saya dan para mahasiswa tingkat akhir, bisa-bisa saja menggunakan pendekatan ini.Salah satu perhatian utama kajian ini adalah POLA-POLA KOMUNIKASI, yang bermula pada pemahaman bahwa banyak perilaku linguistik yang bersifat rule-governed (ditentukan oleh kaidah), yaitu perilaku linguistik mengikuti pola-pola dan ketentuan-ketentuan yang bisa diformulasikan secara deskriptif sebagai 'kaidah' (rules). Di sini etnografi komunikasi memperhatikan penemuan

Rujukan:Ibrahim, Abd. Syukur. 1994. Panduan Penelitian Etnografi Komunikasi. Surabaya: Usaha NasionalPawito/ 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKiS