mencari informasi peristiwa tindak pidana terkait dengan kasus forensik

2
MENCARI INFORMASI PERISTIWA TINDAK PIDANA TERKAIT DENGAN KASUS FORENSIK Olehdr. R Soegandhi, Sp. F (K) Dalam mencari informasi peristiwa terhadap korban yang meninggal yang disebut dengan hetero anamneses artinya anamneses yang ditujukan pada pihak lain bukan pada pihak pasien sendiri. Perlu mengingat hakasasi, hokum pidana, hokum kesehatan, dan rahasia. Pertanyaan ditujukan pada pihak penyidik bagaimana peristiwa itu terjadi disamping kita membaca surat permintaan penyidik tetapi dapat dilengkapi dengan informasi lisan yang melakukan pertanyaan terhadap penyidik. Alangkah baiknya bila pihak penyidik sudah melakukan olah TKP dan dilampirkan pada surat permintaan penyidik untuk visum et repertum atas pemeriksaan korban. Informasi lain dapat menanyakan pada pihak keluarga korban tetapi mengingat hukum pidana atau hak asasi tim kedokteran forensic meminta ijin pada pihak penyidik untuk wawancara dengan pihak keluarga korban mengenai sejauh mana keluarga korban mengetahui peristiwa tersebut atau bahkan mengetahui latar belakang peristiwa dan situasi kesehatan dari korban.Informasi lain tim kedokteran forensic dapat menanyakan pada masyarakat sebagai saksi terhadap peristiwa tersebut dan itupun jika ada saksi kita harus koordinasi atau minta ijin dengan pihak penyidik. Kadang-kadang peristiwa tindak criminal mungkin sudah masuk di media masa sehingga kita bias membaca isi informasi dari media masa tersebut, dan berita di media masa dibuat kliping kemudian dimasukkan pada status pemeriksaan korban.Kadang-kadang pihak keluarga menyembunyikan berbagai hal yang menyangkut latar belakang peristiwa, sedangkan kita tidak boleh memaksa karena itu merupakan hak asasi untuk keluarganya (contoh: bunuh diri, perkelahian, dan tindak pidana yang lain). Berbagai alat yang dipakai pada peristiwa tersebut mungkin keluarga, saksi mengetahui asal-usul dari pihak keluarga untuk pemeriksaan korban diperlukan persetujuan atau informed consent. Hal ini merupakan tanggungjawab dari pihak penyidik sesuai dengan pasal 134 KUHP. Pelayanan kedokteran forensic terkait dengan etika profesi.Dalam pelayanan kedokteran forensic tim kedokteran forensic berhubungan atau koordinasi kerja pada penyidik, masyarakat, keluarga korban,

Upload: novita-wulandari

Post on 28-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mencari Informasi Peristiwa Tindak Pidana Terkait Dengan Kasus Forensik

MENCARI INFORMASI PERISTIWA TINDAK PIDANA TERKAIT DENGAN KASUS FORENSIK

Olehdr. R Soegandhi, Sp. F (K)

Dalam mencari informasi peristiwa terhadap korban yang meninggal yang disebut dengan hetero anamneses artinya anamneses yang ditujukan pada pihak lain bukan pada pihak pasien sendiri. Perlu mengingat hakasasi, hokum pidana, hokum kesehatan, dan rahasia.

Pertanyaan ditujukan pada pihak penyidik bagaimana peristiwa itu terjadi disamping kita membaca surat permintaan penyidik tetapi dapat dilengkapi dengan informasi lisan yang melakukan pertanyaan terhadap penyidik. Alangkah baiknya bila pihak penyidik sudah melakukan olah TKP dan dilampirkan pada surat permintaan penyidik untuk visum et repertum atas pemeriksaan korban.

Informasi lain dapat menanyakan pada pihak keluarga korban tetapi mengingat hukum pidana atau hak asasi tim kedokteran forensic meminta ijin pada pihak penyidik untuk wawancara dengan pihak keluarga korban mengenai sejauh mana keluarga korban mengetahui peristiwa tersebut atau bahkan mengetahui latar belakang peristiwa dan situasi kesehatan dari korban.Informasi lain tim kedokteran forensic dapat menanyakan pada masyarakat sebagai saksi terhadap peristiwa tersebut dan itupun jika ada saksi kita harus koordinasi atau minta ijin dengan pihak penyidik. Kadang-kadang peristiwa tindak criminal mungkin sudah masuk di media masa sehingga kita bias membaca isi informasi dari media masa tersebut, dan berita di media masa dibuat kliping kemudian dimasukkan pada status pemeriksaan korban.Kadang-kadang pihak keluarga menyembunyikan berbagai hal yang menyangkut latar belakang peristiwa, sedangkan kita tidak boleh memaksa karena itu merupakan hak asasi untuk keluarganya (contoh: bunuh diri, perkelahian, dan tindak pidana yang lain). Berbagai alat yang dipakai pada peristiwa tersebut mungkin keluarga, saksi mengetahui asal-usul dari pihak keluarga untuk pemeriksaan korban diperlukan persetujuan atau informed consent. Hal ini merupakan tanggungjawab dari pihak penyidik sesuai dengan pasal 134 KUHP.

Pelayanan kedokteran forensic terkait dengan etika profesi.Dalam pelayanan kedokteran forensic tim kedokteran forensic berhubungan atau koordinasi kerja pada penyidik, masyarakat, keluarga korban, korban, media masa, dan jajaran hukum yang lain (jaksa, hakim, dan pengacara). Dalam operasional tim kedokteran forensic tidak lepas dengan etika profesi medic/kesehatan, disamping itu harus mengingat berbagai hal yang menyangkut etika agama, etika hukum, dan etika manusia pada umumnya. Etika ini diterapkan pada wawancara dengan siapa pun saat melakukan pemeriksaan korban termasuk melaksanakan otopsi, saat melakukan pangrukti/perawatan jenasah sesuai dengan agamanya kemudian pengawetan, pengiriman korban sampai di tempat keluarga atau di tempat makam.Mungkin dari pihak keluarga karena belum siap pemakaman, jenasah dapat dititipkan di rumah sakit sampai waktu tertentu dimasukkan di lemari pendingin.Pada kasus-kasus tertentu tim kedokteran forensic kadang-kadang menemukan pemeriksaan penunjang (lab PA, lab psikologi, lab mikrobiologi, lab parapsikologi, lab odontology, lab antropologi, dan DNA) Karena hal ini untuk kepentingan identifikasi dan biaya sehingga memerlukan waktu relatifl ebih lama.