mencari bumi pengganti di jagat raya

3
Mencari Bumi Pengganti di Jagat Raya Calvin J Hamilton TATA SURYA - Sistem tata surya (solar system) Matahari dengan sembilan planet yang berputar mengelilinginya. Urutan planet mulai dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto. DA tertulis bahwa manusia diciptakan secitra dengan Sang Pencipta. Begitu pula dengan penciptaan dunia tempat manusia itu hidup dan beranak cucu dari sejak permulaan hingga akhir zaman. Pada mulanya, bagian tanah, air, dan udara, dinyatakan masih bercampur menjadi satu dan tidak bisa dihuni. Kemudian, Dia menjadikan semua layak dihuni, sehingga terpisahlah air dari tanah, terbentuklah udara untuk dihirup manusia, dan bertumbuhlah berbagai macam tumbuh-tumbuhan. Lantas bagaimana dari sudut pandang ilmu pengetahuan? Menurut nasihat orangtua, ilmu tanpa agama akan membuat manusia salah jalan, begitu pula sebaliknya, sehingga diperlukan kemampuan tertentu untuk bisa mengartikan dan memahami apa yang tersirat dan tersurat dari ajaran agama. Para pakar astronomi berpendapat alam semesta berawal dari satu massa yang sangat besar. Kemudian, ledakan besar membuat massa itu terpecah menjadi kumpulan-kupulan galaksi. Salah satunya adalah galaksi yang diberi nama Bima Sakti. Galaksi yang juga biasa disebut Milkyway inilah tempat sistem tata surya Matahari berada. Bersama dengan sembilan planet yang mengelilinginya, Matahari juga bergerak mengitari pusat dari galaksi ini.

Upload: azzahidi

Post on 08-Feb-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

JAECK

TRANSCRIPT

Page 1: Mencari Bumi Pengganti Di Jagat Raya

Mencari Bumi Pengganti di Jagat RayaCalvin J Hamilton

TATA SURYA - Sistem tata surya (solar system) Matahari dengan sembilan planet yang berputar mengelilinginya. Urutan planet mulai dari Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus,

Uranus, Neptunus, dan Pluto.

DA tertulis bahwa manusia diciptakan secitra dengan Sang Pencipta. Begitu pula dengan penciptaan dunia tempat manusia itu hidup dan beranak cucu dari sejak

permulaan hingga akhir zaman. Pada mulanya, bagian tanah, air, dan udara, dinyatakan masih bercampur menjadi satu dan tidak bisa dihuni. Kemudian, Dia menjadikan semua layak dihuni, sehingga terpisahlah air dari tanah, terbentuklah udara untuk dihirup manusia, dan bertumbuhlah berbagai macam tumbuh-tumbuhan.

Lantas bagaimana dari sudut pandang ilmu pengetahuan? Menurut nasihat orangtua, ilmu tanpa agama akan membuat manusia salah jalan, begitu pula sebaliknya, sehingga diperlukan kemampuan tertentu untuk bisa mengartikan dan memahami apa yang tersirat dan tersurat dari ajaran agama.

Para pakar astronomi berpendapat alam semesta berawal dari satu massa yang sangat besar. Kemudian, ledakan besar membuat massa itu terpecah menjadi kumpulan-kupulan galaksi. Salah satunya adalah galaksi yang diberi nama Bima Sakti. Galaksi yang juga biasa disebut Milkyway inilah tempat sistem tata surya Matahari berada. Bersama dengan sembilan planet yang mengelilinginya, Matahari juga bergerak mengitari pusat dari galaksi ini.

Para peneliti sendiri memperkirakan galaksi tempat bumi berada ini sudah ada sejak 13,7 miliar tahun lalu. Dalam perjalanannya, galaksi ini mengalami perubahan besar dan itu diduga terjadi setelah melahap galaksi yang lebih kecil di sekitarnya.

Sebagai galaksi yang mempunyai ukuran diameter 100.000 tahun, sudah barang tentu masih banyak planet di jagat raya ini yang belum diketahui unsur pembentuknya. Karenanya, para astronom tertarik untuk meneliti bila ada planet lain di jagat raya ini yang memenuhi syarat untuk dihuni manusia. Hal itu pulalah yang membuat banyak masyarakat di negara maju berlomba-lomba mendalami ilmu luar angkasa.

Seperti dikatakan Johny Setiawan, seorang astronom kelahiran Jakarta yang kini menjadi staf peneliti di Max-Planck-Institut fur Astronomie, Heidelberg, Jerman. "Tujuan terakhir astronomi adalah mencari planet yang sama dengan bumi," katanya.

Page 2: Mencari Bumi Pengganti Di Jagat Raya

space.com

MELAHAP GALAKSI - Galaksi Bima Sakti melahap Galaksi Sagitarius. Reruntuhan puing-puing Galaksi Sagitarius terlihat jumlahnya menciut ketika melintasi Matahari.

Bila diperhatikan sepintas, keindahan jagat raya ini memang sangat menakjubkan. Tetapi, keindahan itu

bagaikan ombak besar yang terlihat indah dari kejauhan. Jagat raya ini ternyata masih menyimpan banyak misteri. Salah satu misteri yang patut dicermati adalah perubahan dari jagat raya itu sendiri. Perubahan yang sangat lambat sebagai evolusi yang berlangsung dalam hitungan jutaan tahun ini, memang diprediksi belum menjadi ancaman bagi kalangsungan hidup manusia. Tetapi, para peneliti juga belum merasa puas atas semua hasil yang telah diperolehnya. Masih banyak fenomena yang belum terjawab.

Salah satu teori ekstrem yang kini menjadi kekhawatiran adalah adanya gaya tarik-menarik, baik di dalam sistem tata surya maupun dalam skala yang lebih besar di antara galaksi.

Seperti yang pernah terjadi pada bulan September tahun 2003, Galaksi Sagitarius yang mendekat dan kemudian dilahap Galaksi Bima Sakti. Peristiwa ini merupakan bagian dari evolusi jagat raya. Bukan tidak mungkin, jagat raya ini menyatu menjadi satu massa yang besar kembali. Begitu pula pada bagian yang lebih kecil seperti sistem tata surya Matahari. Sebanyak sembilan planet yang mengitarinya, yakni Merkurius (Mercury), Venus, Bumi (Earth), Mars, Yupiter (Jupiter), Saturnus (Saturn), Uranus, Neptunus, dan Pluto, diperkirakan akan memiliki garis edar yang semakin menciut ditarik ke arah Matahari. Dan, suatu saat Matahari akan menjadi perusak bagi planet-planet yang selama ini dipeliharanya.