menahan marah
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 Menahan Marah
1/2
Menahan Marah
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya /a/ah menciptakan langit
dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.” (Q.S.
r-!um" yat#.
Perbedaan antara manusia itu memang telah diciptakan oleh Allah SWT, dan itu merupakan
sifat yang ada pada makhluk hidup. Sebaimana yang ditegaskan dalam firman Allah berikut
ini: “$amu kira mereka itu bersatu sedang hati mereka berpecah belah.” QS. %-&asyr" '#.
Wahbah al-Zyhaily mengomentari ayat di atas dengan pernyataan tersebut. Artinya )
“*ungkin kamu mengira) mereka itu bersatu) padahal mereka terpecah belah. $ebersamaan
yang ter+alin hanya lahiriahnya sa+a) sementara kemauan) hasrat dan pendapat mereka
saling bertentangan.” ,asir al-*unir) ol. 0) h. 10#.
erangkat dari adanya perbedaan kemauan, keinginan, kepentingan, dan perbedaan-
perbedaan lainnya, kita menyadari perlunya pengendalian diri dan bersikap ernpati! Sehingga
kita dapat menimbang rasa dan menakar hati orang lain, agar tidak mengece"akan atau
membuat orang lain sengsara. #etika kita dihadapkan pada permasalahan yang tidak kita
sukai atau tidak kita inginkan, maka akan ter$adi perubahan sikap karena didorong oleh emosi
yang meledak di dalam dada. %enahan emosi atau minimal mengendalikan emosi adalah
suatu perbuatan terpu$i yang merupakan manifstasi dari kepribadian luhur dari seorang
mukmin. &i samping itu, Allah S"t men$an$ikan pahala yang besar di sisi-'ya bagi orang-
orang yang mampu bersabar. Sebagimana hal ini diisyaratkan oleh 'abi %uhammad Sa".
dalam hadisnya. eliau bersabda : “Sabar itu terletak pada awal musibah.” (&.!. %-
2ukhari dan *uslim dari nas#.
#ata musibah dalam hadist di atas secara bahasa berarti musibah yang datang dengan tiba-
tiba dan tanpa terduga sebelumnya. (ni artinya, peristi"a kematian yang datang dengan tanpa
memberi tahu terlebih dahulu. #ematian datang kepada setiap orang, dengan tiba-tiba.
Tentunya, ke$adian ini akan menciptakan situasi yang sangat emosional dan menyedihkan.
Ter$adinya musibah dalam bentuk apapun dan dalam keadaan bagaimana-pun merupakan
bumbu kehidupan yang membuat hidup semakin penuh "arna. )ntuk itu, kita harus selalu
siap menghadapinya, karena dengan musibah, Allah S"t. akan menilai dan
mengukurkadarkeimanan hamba-'ya. Sebagimana hal ini ditegaskan dalam firman-'ya :
“pakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (sa+a# mengatakan) 3$ami telahberiman4) sedang mereka tidak diu+i lagi. 5” (QS. %-nkabut" #.
*irman Allah S"t. ini dipertegas oleh sabda 'abi Sa". yang artinya : +Siapa yang
dikehendaki llah untuk dianugrahi kebaikan) maka ia akan diberi cobaan oleh-Nya.” (&!.
%-2ukhari dari bu &urairah#.
Penguasaan emosi dan pengendalian diri dalam berinteraksi dengan sesama manusia dapat
berupa menahan marah. Seseorang boleh sa$a marah, bahkan pada saat-saat tertentu, mungkin
ia "a$ib marah. #etika seseorang mendapatkan anaknya yang sudah genap berumur tahun,
yang masih sa$a belum mau menger$akan shalat "a$ib, maka sang ayah harus memarahianaknya, bahkan sampai diiinkan untuk memukulnya. 'abi Sa" bersabda :
http://tausiyahislami.wordpress.com/2012/01/20/menahan-marah/http://tausiyahislami.wordpress.com/2012/01/20/menahan-marah/
-
8/20/2019 Menahan Marah
2/2
“6erintahkanlah anak-anakmu untuk shalat ketika mereka berumur 7 tahun dan pukullah
ketika mereka berumur '8 tahun) karena melalaikan shalat. ” (&!. hmad) bu Dawud) dan
al-&akim adri %bn 3mr#.
#etika menghadapi suatu permasalahan dalam interaksi sosial, tidak $arang emosi lebih
berperan, sehingga emosi lebih dominan daripada rasio. ila hal itu ter$adi, maka akibatlan$utannya adalah perang mulut atau mungkin $uga adu fisik. Sekedar adu pandangan mata
yang tak senga$a antara dua anak rema$a, tapi dibarengi dengan emosi dan harga diri yang
bukan pada ukurannya, dapat berlan$ut pada perkelahian dan pembunuhan. /ang satu ingin
menun$ukkan kekuatannya dan yang lain tidak mau kalah. Alangkah baiknya, kalau kedua
anak rema$a itu sadar, bah"a keakuan dan kekuatan, bukan dipertontonkan dalam konflik
fisik dan adu otot, tetapi diukuroleh kemampuan menahan dan merendam amarah.
Sebagimana yang disabdakan oleh 'abi Sa". dalam haditsnya : “2ukanlah orang kuat itu
yang mempertontonkan otot dalam perkelahian) sesungguhnya orang yang kuat itu adalah
orang yang mampu menguasai (emosi# dirinya pada saat ia sedang marah.” (&!. %-
2ukhari dan *uslim dari bu &urairah#.
0adist ini menun$ukkan bah"a mela"an emosi yang telah melahirkan ha"a nafsu adalah
lebih berat daripada mela"an musuh secara fisik. 1asulullah Sa". pernah bersabda kepada
para sahabatnya tatkala mereka baru pulang dari medan laga. eliau bersabda : “$amu baru
sa+a pulang dari +ihad kecil menu+u +ihad yang lebih besar”. Ditanyakan kepada beliau)
“pakah yang dimaksud dengan +ihad besar itu.” 2eliau) men+awab) “9ihad besar adalah
perang melawan emosi dan hawa nasu.”
%u2ad bin Anas r.a. meri"ayatkan bah"a 'abi Sa". pernah bersabda, “Siapa yang dapat
menahan amarahnya pada saat ia mampu dan memungkinkan untuk melampiaskan-nya)
maka llah Swt. past: akan mengundangnya di depan orang-orang banyak pada hari k+amat)
dan ia dibebaskan untuk mempersunting bidadari yang menggetarkan hatinya.”(&!. bu
Dawuc+ dan al-,irmid;i dari bu &urairah r.a.#.
&alam ri"ayat lainnya disebutkan : “