booklet kumpulan puisi para jenderal marah-marah

39
-Edisi Khusus- Mei 2013

Upload: muhammad-farid-ardiansyah

Post on 24-Nov-2015

145 views

Category:

Documents


21 download

TRANSCRIPT

  • - E d i s i K h u s u s -

    Mei 2013

  • Para Jendral Marah-marah-Kumpulan puisi Wiji Thukul dalam pelarian-

  • Para Jendral Marah-marah-Kumpulan puisi Wiji Thukul dalam pelarian-

    Ilustrasi: Yuyun Nurachman

  • -Pengantar-

    Sajak-sajak Th ukul yang Tercerai Berai

    WIJI THUKUL telah menerbitkan beberapa buku kumpulan puisi, seperti Puisi Pelo dan Darman dan Lain-lain (keduanya diterbitkan Taman Budaya Surakarta pada 1984), Mencari Tanah Lapang (Manus Amici, Belanda, 1994), dan Aku Ingin Jadi Peluru (Indonesia Tera, 2000). Namun sesungguhnya masih banyak karya Th ukul yang tersebar di berbagai selebaran, majalah, koran mahasiswa, jurnal buruh, dan media alternatif lain.

    Buku kecil ini mencoba melengkapi berbagai antologi puisi Th ukul yang sudah terbit dan untuk memberi gambaran sekilas macam apa puisi penyair Solo itu. Buku ini dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama merupakan puisi-puisi yang dibikin Th ukul selama dalam pelarian. Manuskripnya berada di tangan Stanley Adi Prasetyo, mantan Wakil Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Puisi itu adalah pemberian Th ukul kepadaku sesaat sebelum dia menuju pelarian berikutnya, kata Stanley, yang mendapat naskah tulisan tangan dengan pensil di atas kertas surat putih bergaris sebanyak 13 halaman bolak-balik itu pada pertengahan Agustus 1996.

    Manuskrip itu pernah dipublikasikan sebagai bagian dari artikel Stanley, Puisi Pelarian Wiji Th ukul, di jurnal Dignitas Volume VIII Nomor 1 Tahun 2012, yang diterbitkan Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat, Oktober tahun lalu. Kami memuat kembali semua puisi di sana, kecuali naskah tanpa judul yang diawali kata-kata berhari-hariratusan jam, yang tampaknya masih berupa coretan-coretan, dan puisi tanpa judul yang baris pertamanya berbunyi kuterima kabar dari kampung, karena sudah muncul di antologi Aku Ingin Jadi Peluru.

    Bagian kedua adalah beberapa puisi Jawa karya Th ukul yang pernah muncul dalam antologi puisi bersama Keliek Eswe dan Sugiarto B. Darmawan, Antologi Puisi Jawa: Geguritan Iki Mung Pengin Kandha, yang diterbitkan pada 1987 oleh Taman Budaya Jawa Tengah di Surakarta. Puisi Th ukul dalam bahasa Jawa seperti ini jarang tersiar, sehingga kami merasa perlu menyajikannya untuk memperlihatkan salah satu bagian dari perkembangan kepenyairan Th ukul.

    Bagian terakhir adalah puisi-puisi lepas yang kami dapatkan berkat bantuan Jaap Erkelens, sahabat Th ukul yang pada 1990-an menjadi Direktur Koninklijk Instituut voor Taal,- Land- en Volkenkunde perwakilan Jakarta. Khususnya puisi Masihkah Kau Membutuhkan Perumpamaan?, yang ditujukan untuk W.F. Wertheim, sosiolog Belanda terkenal dan ahli Asia Tenggara, pada ulang tahun Wertheim ke-90, 11 November 1997. Puisi itu berbentuk surat yang ditulis tangan.

    Puisi-puisi lain adalah karya yang dimuat dalam kumpulan puisi Th ukul yang dibacakan di Teater Arena Taman Budaya Surakarta pada 8 Mei 1995. Kumpulan itu diperbanyak oleh Sekretariat Pusat Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat, organisasi kemasyarakatan Partai Rakyat Demokratik di ranah kesenian.

    Kami menyajikan karya Th ukul apa adanya, termasuk cara penulisan tanggalnya. Tapi kebanyakan puisinya tak bertanggal. Sebagian besar puisi di buku ini juga tak berjudul. Pada bagian pertama, puisi tanpa judul itu adalah dari puisi Aku Diburu Pemerintahku Sendiri hingga Nonstop 24 Jam. Juga puisi Bongkar di bagian ketiga. Judul-judul tersebut kami berikan berdasarkan baris pertama puisi itu. Ini dilakukan buat mempermudah pembedaan antara satu puisi dan puisi lain serta untuk mempermudah tata letaknya.

  • Isi-Puisi Pelarian-

    Para Jendral Marah-marah ..........................................11Buat L.Ch & A.B. .......................................................11Kado untuk Pengantin Baru ........................................12Pepatah Buron .............................................................12Bagi Siapa Kalian Memetik Panenan ..........................12Wani, Bapakmu Harus Pergi .......................................12Aku Diburu Pemerintahku Sendiri .............................13Kekuasaan yang Sewenang-wenang ............................13Ujung Rambut Ujung Kuku ........................................14Apa Penguasa Kira ......................................................14Ketika Datang Malam .................................................15Habis Cemasku ...........................................................15Jakarta Simpang Siur ...................................................15Di Ruang Ini yang Bernafas Cuma Aku .....................16Bernafas Panjanglah ....................................................16Ayo Kita Tebakan! .......................................................17Hujan Malam Ini Turun ..............................................17Bulan Agustus Sudah Tiba ..........................................18Sebuah Bank ................................................................18Di Atas Rumah Ada Burung .......................................19Nonstop 24 Jam ...........................................................19

  • -Puisi Jawa-

    Ing Telenging Ning .....................................................23Jalan Magelang Tengah Wengi ....................................23Warung Kopi Yu Yen ...................................................23Asih Punk Rock ..........................................................23Reco Ngglandag ..........................................................247 Agustus 1987 ............................................................24Geguritan Iki Mung Pengin Kandha ..........................25Protelon .......................................................................25Asmaradana .................................................................25Aku Dudu Satrya ........................................................25Jimat Sekti ...................................................................25Blaka ............................................................................25

    -Puisi Lepas-

    Masihkah Kau Membutuhkan Perumpamaan? ...........29Sajak Suara ..................................................................30Habis Upahan..............................................................30Dengan Apa Kutebus Anakku .....................................31Ceritakanlah Ini kepada Siapapun ...............................32Catatan ........................................................................32Supar ...........................................................................33Maklumat Penyair .......................................................34Penyair .........................................................................34Meditasi Membaca Buku ............................................35Sajak ............................................................................35Tuntutan ......................................................................36Nyanyian Tanah Ibu ....................................................36Catatan Harian ............................................................37Peluk Sekuat Cintamu .................................................37Bongkar .......................................................................37

  • - P u i s i P e l a r i a n -

  • -11-

    Para Jendral Marah-marahPagi itu kemarahannya disiarkan oleh televisi. Tapi aku tidur. Istriku yang menonton. Istriku kaget. Sebab seorang letnan jendral menyeret-nyeret namaku. Dengan tergopoh-gopoh selimutku ditarik-tariknya, Dengan mata masih lengket aku bertanya: mengapa? Hanya beberapa patah kata ke luar dari mulutnya: Namamu di televisi ..... Kalimat itu terus dia ulang seperti otomatis.

    Aku tidur lagi dan ketika bangun wajah jendral itu sudah lenyap dari televisi. Karena acara sudah diganti.

    Aku lalu mandi. Aku hanya ganti baju. Celananya tidak. Aku memang lebih sering ganti baju ketimbang celana.

    Setelah menjemur handuk aku ke dapur. Seperti biasa mertuaku yang setahun lalu ditinggal mati suaminya itu, telah meletakkan gelas berisi teh manis. Seperti biasanya ia meletakkan di sudut meja kayu panjang itu, dalam posisi yang gampang diambil.Istriku sudah mandi pula. Ketika berpapasan denganku kembali kalimat itu meluncur.

    Namamu di televisi.... ternyata istriku jauh lebih cepat mengendus bagaimana kekejaman kemanusiaan itu dari pada aku.

    Buat L.Ch & A.B darahku mengalir hangat lagisetelah puluhan jam sendisendi tulangku bekukurang gerak

    badanku panas lagisetelah nasi sepiringsambel kecap dan telur gorengtandas bersama tegukan airdari bibir gelas keramik yang kau ulurkan dengan senyummanismu

    kebisuan berhari-harikita pecahkan pagi itudengan salam tanganpertanyaandan kabar-kabar hangat

    pagi itubudimu menjadi api

    tapi aku harus pergi lagimungkin tahun depanatau entah kapanakan kuketuk lagidaun pintumubukan sebagai buron

  • -12-

    Kado untuk Pengantin Barupengantin baruini ada kado untukmuseorang penyairyang diburu-buru

    maaf aku mengganggumalam bulan madumuaku minta kamar satuuntuk membaringkan badanku

    pengantin baruini datang lagi tamuseorang penyairyang dikejar-kejar serdadu

    memang tak ada kenikmatandi negri tanpa kemerdekaanselamanya tak akan ada kemerdekaanjika berbeda pendapat menjadi hantu

    pengantin baruini ada kado untukmuseorang penyair yang dikejar-kejar serdadu

    Pepatah Buronpenindasan adalah guru paling jujurbagi yang mengalamilihatlah tindakan penguasabukan retorika bukan pidatonya

    kawan sejati adalah kawan yang masih beranitertawa bersamawalau dalam kepungan bahaya

    Bagi Siapa Kalian Memetik Panenanpagi dinginudara masih mengandung embunbukit-bukit di kejauhandisaput arak-arakan halimun

    matahari terbitsempurna bulat merah setampah di langit

    batang-batang pohon besar dan cabang-cabangnyaseperti ratusan penariyang mengangkat tangannya tinggi-tinggi

    kususuri keheningan inisendiri

    jilatan mataharisegarnya udara pagi

    alangkah indah negri iniandai lepas dari masa ganas tirani

    Wani, Bapakmu Harus PergiWani,bapakmu harus pergikalau teman-temanmu tanyakenapa bapakmu dicari-cari polisijawab saja:karena bapakku orang berani

    kalau nanti ibu didatangi polisi lagimenangislah sekuatmubiar tetangga kanan kiri datangdan mengira ada pencurimasuk rumah kita

  • -13-

    Aku Diburu Pemerintahku Sendiriaku diburu pemerintahku sendirilayaknya aku inipenderita penyakit berbahaya

    aku sekarang burontapi jadi buron pemerintah yang lalimbukanlah cacatpun seandainya aku dijebloskanke dalam penjaranya

    aku sekarang terlentangdi belakang bak trukyang melaju kencangberbantal tasdan punggung tangan

    kuhisap dalam-dalamsegarnya udara malamlangit amat jerniholeh jutaan bintang

    sungguhbaru malam inibegitu merdeka paru-paruku

    malam sangat jernihsejernih pikirankuwalau penguasa hendak mengeruhkantapi siapa mampu mengusikketenangan bintang-bintang?

    Kekuasaan yang Sewenang-wenangkekuasaan yang sewenang-wenangmembuat rakyat selalu berjaga-jagadan tak bisa tidur tenang

    sampai mereka sendiri lupabatas usianya tiba

    dan dalam diamnyarakyat ternyata bekerjamenyiapkan liang kuburnya

    lalu mereka bersorakini kami siapkan untukmu tiran!penguasa yang lalimketika mati tak ditangisi rakyatnya

    sungguh memilukan kematian yang disyukuri dengan tepuk tangan

  • -14-

    Ujung Rambut Ujung Kukuujung rambut ujung kukugendang telingadan selaput bola matakutidak mungkin lupakan kamu

    bilur di punggungnyeri di tulangberhari-hari

    darah di helai rambut ujung kukugendang telingadan selaput bola matakutelah mengotori namamu

    nyeri di tulangberhari-haribilur di punggungkarena sabetantelah mencoreng namamu

    kau tak kan bisa mencuci namamusekalipun 1000 mobil pemadam kebakarankau kerahkan

    kau tak kan bisa mencuci tanganmusekalipun 1000 pengeras suaramelipatgandakan pidatomu

    suara rakyat adalah suara Tuhandan kalian tak bisa membungkam Tuhansekalipun kalian memiliki 1.000.000 gudang peluru

    Apa Penguasa Kiraapa penguasa kirarakyat hidup di hari ini saja

    apa penguasa kiraingatan bisa dikuburdan dibendung dengan moncong tank

    apa penguasa kiraselamanya ia berkuasatidak!tuntutan kita akan lebih panjang umurketimbang usia penguasa

    derita rakyat selalu lebih tuawalau penguasa baru naikmengganti penguasa lama

    umur derita rakyatpanjangnya sepanjang umur peradaban

    umur penguasa manapernah melebihi tuanya umur batu akikyang dimuntahkan ledakan gunung berapi?

    ingatan rakyat serupa bangunan candikekejaman penguasa setiap jamanterbaca di setiap sudut dan sisiyang menjulang tinggi

  • -15-

    Ketika Datang Malamketika datang malamaku menjadi gelapketika pagi datangaku menjadi terang

    aku rakyatmuhidup di delapan penjuru

    kau tak bisa menangkapkukarena kau tak mengenalku

    kau tak bisa mendengarkan akukarena kau terus berbicaraberbicara dan berbicaradengan mulut senapan

    pembantaian- pembantaiandan pembantaianmayat-mayat bergelimpanganmayat-mayat disembunyikan

    kau tak bisa menguburkan akukau tak bisa menyembuhkan lukakukarena kau tak kenal akukarena kau terus berbicaraberbicara dan berbicaradengan tembakan dan ancamandan penjara

    Habis Cemaskuhabis cemaskukau gilashabis takutkukau tindas

    kini padaku tinggal tenagamendidih!

    segala telah kau rampaskau paksa aku tetap bodohmiskin dan nelan ampas

    kini padaku tinggal tenagamengepal-ngepaldi jalan-jalan

    habis cemaskukau gilashabis takutkukau tindasaku masih tetap waras!

    Jakarta Simpang SiurJakarta simpang siurormas-ormas tiaraptiap dengar beritapasti ada aktivis ditangkap

    telepon-telepon disadapkoran-koran disumbatrakyat was-was dan pengapdiam-diam orang cari informasi

    dari radio luar negerijangan percaya

    pada berita mass media cetakdan elektronika asing!Penguasa berteriak-teriak setiap hariNasionalismenya mirip Nazi

  • -16-

    Di Ruang Ini yang Bernafas Cuma Akudi ruang ini yang bernafas cuma akucecak dan serangga

    air menetes rutin dari kran ke bak mandisemakin dekat aku dengan detak jantungku

    dingin ubin, lubang kunci, pintu tertutup, kurang cahayakini bagian hidupku sehari-hari

    di sini bergema puisidi antara garis lurus temboklengkung meja kursidan rumah sepi

    puisi yang ditajamkanpukulan dan aniaya

    tangan besi penguasa

    Bernafas Panjanglahbernafas panjanglahjangan ditelan kalutbernafas panjanglahjangan dimakan takutbernafas panjanglahjangan berlarut-larutbernafas panjanglahjangan surutbernafas panjanglahwalau gelapbernafas panjanglahwalau pengapbernafas panjanglah kau, bernafas panjanglah para korbanbernafas panjanglah akubernafas panjanglah kalianbernafas panjanglah semuabernafas panjanglahmelihat tank-tank dikerahkanbernafas panjanglahmelihat tentara mondar-mandirberselendang M-16bernafas panjanglahmendengar para aktivis ditangkapibernafas panjanglahpara kambing hitam yang diadilibernafas panjanglahdengan pemutar-balikan inimereka ingin sejarah dibaca bersihbagaimana mungkinjika mereka menulis dengan sobekan daginglaras senapandan kubangan darahbaca kembali semuanyadan bernafas panjanglahbernafas panjanglah akalbernafas panjanglah hatibangundan bernafas panjanglah!

  • -17-

    Ayo Kita Tebakan!ayo kita tebakan!

    dia rajatapi tanpa mahkotapunya pabrik punya istanacoba tebak siapa dia?dia adalah aku!

    dia kayakeluarganya punya saham di mana-manatapi negaranya rangking tigapaling korup di duniacoba tebak siapa dia?dia adalah aku!

    dia tuatapi ingin tetap berkuasatak boleh ada calon lainselain diakalau marahmengarahkan angkatan bersenjatarakyat kecil yang tak bersalah ditembak jidatnyacoba tebak siapa dia?dia adalah aku!

    dia saktitapi pasti matimeski seakan tak bisa maticoba tebak siapa dia?dia adalah aku!

    siapa aku?aku adalah diktatoryang tak bisa tidur nyenyak!

    Hujan Malam Ini Turunhujan malam ini turununtuk melindungikuintel-intel yang bergaji kecilpasti jengkel dengan yang memerintahmuhujan malam ini turununtuk melindungikuagar aku bisa istirahatagar tenagaku pulihsetelah berhari-hari lelahagar aku tetap segardan menanghujan malam ini turununtuk melindungikubunyi kodok dan desir anginmembikin pelupuk mataku membesaraku ngantuk dan ingin tidurbiarlah para serdadu di ibukotaberjaga-jaga dengan senapan M-16nyabiarlah penguasa sibuk sendiridengan ketakutannyakarena telah mereka taruh sendiribom waktu di mana-manamereka menciptakan musuhdan menembaknya sendirimereka menciptakan kerusuhandemi mengamankannya sendiri hujan malam ini turununtuk melindungikumalam yang gelap ini untukkumalam yang gelap ini selimutkuselamat tidur tanah airkuselamat tidur anak-istrikusaatnya akan tibaakan tibabagi merdekauntuk semua

  • -18-

    Bulan Agustus Sudah Tibabulan agustus sudah tibapenduduk ramai-ramai pasang benderatapi aku hanya lihat yang di seberang rumah sajakuintip dari lubang kuncisebab aku dikejar-kejar penguasa

    sudah puluhan hari aku tak melihat angkasakehidupan di sekelilingku kusimakdari datak-deru dan tawanya

    aku tak bisa lihat wujud dan wajahnya

    aku ditahan bukan dipenjaraaku disel bukan dibui

    sebab kehidupan sehari-hariadalah penjara nyatarakyat negeri ini

    Sebuah Banksebuah bankmemasang iklanukuran setengah halaman koran, teriaknya:Dirgahayu Republik Indonesia 51 th

    dengan huruf kapitaliklan itu juga memekik-mekik:MERDEKA MERDEKA MERDEKA

    sementara itu ratusan aktivisdi daerah dan di ibukota ditangkapi

    sebuah iklanukuran setengah halaman koranmenggusur kenyataan yang sewenang-wenangyang seharusnya diberitakan

    MERDEKA MERDEKA MERDEKAsiapa yang merdeka?

  • -19-

    Di Atas Rumah Ada Burungdi atas rumah ada burungku tahu dari kicaunya

    di luar rumah ada orangkutangkap lagi dari cakapdan langkah kakinya

    ini rumah biasatak beda penjara

    tadi pagi kubaca di korankabar penangkapan-penangkapan

    tapi sore ini ku dengar di jalanorang latihan baris-berbarisuntuk merayakan hari kemerdekaan

    Nonstop 24 Jamnonstop 24 jamyang berkuasa di siniadalah cahaya

    saban pagi ia membuat garis-garis lurusdi sekitar jendelagambar motif gorden tampak jelascoklat hitam dan putihnya

    lalu pada sore hariia mengubah warna langit-langitsudut-sudut tembokbidang ubin dan susunan benda-bendayang ada di dalamnya

    dan bila malam tibatelapak kakiku diberinya matademikian pula punggung tangandan jari-jarinya

    saat aku terbaringserasa yang adacuma desir angindetak jantungtulang-tulangdan hembusan nafasku saja

    tapi aku harus pergidari kesunyian inisebelum penguasa merenggutaku dan damai ini

  • - P u i s i J a w a -

  • -23-

    Ing Telenging NingIng telenging ningkaton rupakumeratmeratora memper rupanaging aku ora pangling

    Ing telenging ningora ono apa-apamungluhlandosa

    Ing telenging ningwewadi kang primpensumebar kaya ara-ara

    semarang, feb 86

    Jalan Magelang Tengah Wengibakul-bakul genthonggenteyongan mikul daganganbaris ing petengankaya budhak mangkat kerja rodi

    bakul-bakul genthonggenteyongan munggah-mudhunsaka desa mlebu kuthagolek pasar

    bakul-bakul genthonggenteyonganmburu pulukan upa

    kartasura, 2.8.87

    Warung Kopi Yu YenMangga mampir mas!ngunjuk kopi napa jahesekul bothok napa oseng-osengnedhineyen kebelet nguyuhmang nguyuh ten mburi nikuyen kadhemenmang kemulanniki wonten kemul anyarkemule saged ngentutjenenge narti!

    semarang, feb.86

    Asih Punk RockAja takon ngendi omahku mas!

    Bapakku pegatan kawin maneh karo prawanAdhiku papet sekolahe berantakansaben ndina usrek aku ora kerasan

    Aja takon pira umurku mas!

    Telung taon kepungkur aku kelas loro smpPrawanku ilang dimaling lanangan

    Aja takon iki jam pira mas!Wengi iki aku kelonanaOra bakal ana wong nggoleki(Asu! ning apa kowe ora kandhayen lagi bulanan Asih?)

    Solo, 24.7.87

  • -24-

    Reco Ngglandagreco nggladagcoba takonabocah-bocah kuwi anake sapaapa kupingmu ora risikrungu cekikikane bocah-bocah kuwicoba takonana omahe ngendiiki wis bengicoba tamatna sopir-sopir becak kaeturu angler ora sarunganapa sing dienteni? rejeki?

    reco nggladagtulungjawilna sutinahsing rambute dawa diklebang loro kuwimengko esuk arep turu ngendhi?

    solo, 4.8.87

    7 Agustus 1987isih turu aku digugah adhikudheweke mbengak: aku klebu sipenmaru!maca koran sing didudahakeEndi?adhiku nggregelidrijine nduding jenengeIki lho.adhiku bungahe ora karuan(sida dadi mahasiswa!)simbok melu bingungpamer tangga kiwo tengenMbayar pira?Satus telung puluh lima ewu!simbok ndomblangnyawang isen-isen omahe.

    sorogenen, solo

  • -25-

    Geguritan Iki Mung Pengin Kandhageguritan iki mung pengin kandhaing njaba ana wong sambat ngaluarasajake bubar dipulasaraswarane ora cethagremeng-gremeng ing petengancangkeme pecahawak sekojur abang biruapa kowe ora krungu?coba lirihna omonganmumbok menawa kowe ngertiapa karepegeguritan iki mung aweh kabaring njaba bathang bosok pirang-pirangapa irungmu ora mambuthok! thok! thok!sing teka aku kanalawangmu ngakna

    solo, 8.6.87.

    Protelondalan iki dadi saksiaku niba-tangi bola-balidalam iki ngertimenawa aku wis wau wedikeblasukora wani bali

    Asmaradanamaburamabura menyang ngendiaku ora nggondhelimaburamabura tekan ngendhiaku tetep nututitresnaku merdhika cah ayu!

    kemarang, feb 86

    Aku Dudu Satryayen kiwa tengen kebak wong dipulasaraaku ora arep mungguh gunung tapa-bratayen kiwo tengen pating njleritaku ora arep nyepi ing ringin-ringin wingit

    aku dudu satryaaku dudu pangeran sing arep munggah nataaku rakyat biasamenungsa cilik sing nduwe tangga

    Jimat Sektiwong lanang kudu menangwong wedhok kudu ngalahwong lanang ngekep jagadwong wedok ra kena mbantahwong lanang kena saba sakdalan-dalanwong wedok wis mesthine ning ngumahwong lanang bedhigasan ora nggenahwong wedok ora wani obah

    wong lanang kuwi pancen ngglathaklicik lucu lan mamakkarepe wong wedok mung dikon mlumah ngglethakyen gregah-gregah arep tangigage-gage diagar-agari jimat saktising jenenge norma adat tradisi

    Blakambakmalima wis tak lakonising durung mung ngabekti

  • - P u i s i L e p a s -

  • -29-

    Masihkah Kau Membutuhkan Perumpamaan?Untuk Prof. Dr. W.F. Wertheim pada ulang tahun yg ke-90 (11-11-1997)

    Waktu aku di geladak kapaldi tengah Laut Jawabersama para TKW dari Malaysiapulang hendak berlebaran di kampungnyaingin aku menulis puisidengan pembukaan: hidup ini sepert lautdan aku ini penumpang yangtapi apakah hidupku ini masih butuh perumpamaan

    Waktu aku hendak ke Yogyalewat Ponorogo Jatisrono terus Wonogiridan di Pracimoloyo mampir mandidi mata air bersama satu-satunya untuk beberapa desawaktu naik bis umumbersama penduduk yang membawa emberkain baju cucianberkilo-kilo meterjarak rumah kemata airakan bertanya-tanyamasihkah aku membutuhkan perumpamaanuntuk mengungkapkan ini?

    Waktu mataku ditendang tentaradalam pemogokan buruhdalam hati aku bilang mereka lebih ganas dari serigalatapi aku masih ragu apakah perumpamaan inikupahami

    Waktu aku jadi buronan politikkarena bergabung dengan Partai Rakyat Demokratiknamaku diumumkan di koran-koranrumahku digrebek biniku diterordipanggil Koramil diinterogasi diintimidasi(anakku 4 thmelihatnya!)masihkah kau membutuhkan perumpamaanuntuk mengatakan : AKU TIDAK MERDEKA

    Jakarta, 1 Nopember 1997

  • -30-

    Sajak Suarasesungguhnya suara itu tak bisa diredammulut bisa dibungkamnamun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbangdan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku

    suara-suara itu tak bisa dipenjarakandi sana bersemayam kemerdekaanapabila engkau memaksa diamaku siapkan untukmu: pemberontakan!

    Sesungguhnya suara itu bukan perampokyang ingin merayah hartamuia ingin bicaramengapa kau kokang senjatadan gemetar ketika suara-suara itumenuntut keadilan?

    Sesungguhnya suara itu akan menjadi kataialah yang mengajari aku bertanyadan pada akhirnya tidak bisa tidakengkau harus menjawabnyaapabila engkau tetap bertahanaku akan memburumu seperti kutukan!

    Habis Upahanbarusanlenyapupah kerja sebulansekejaplenyap

    sekejap saja mampir di kantongdipotong spsisewa rumah bon di warungodolshampo dan ini itukantong kembali kosong

    di lantai lembab bertopang dagudi paku-paku bergelantungananduk basah dan cuciandalam tempurung kepalajelas terbayanghasil kerja memenuhi bak mobilmobil angkutandibawa kapal menyeberangi lautanmemasuki toko toko sudut sudut benua

    dan tiap akhir bulankami yang mengupas kapasjadi wujud kainkain kain serupa pelangitiap akhir bulandi bawah lampu penerangrumah kontrakanyang remang-remangmengotak-atikkertas slip *seperti anak SDmencari jawabansoal matematika

    Solo, 4 Agustus 1993*) rincian upah

  • -31-

    Dengan Apa Kutebus Anakkuanak kami lahirkemarin malamdi rumah sakitdi bangsal murah ya di bangsal murahberjubelbersama bayi-bayi laindi bangsal murah ya di bangsal murah

    pagi inimestinya aku di sanamembantu biniku cucicuci popokatau memapahnya ke kamar manditapi mana bisasebab aku harus berangkat kerja

    tak kerja tak terima upah tak punya uangdengan apa kutebus bayiku?

    hari ini mestinya aku di sanamembopong bayiku yang dikembani jarikagar biniku bisa enak beristirahattapi mana bisasebab jam delapan tepataku harus sudah tiba di tempatkerja kerja ya kerja

    tak kerja tak terima upah tak punya uangdengan apa kutebus bayiku?

    sekarang aku mestinya di sanamencium pipi bayiku yang merahmemeluk biniku yang masih lelahtapi aku tak bisasebab aku harus lemburaku lelah aku lelah

    anak kami lahirkemarin malamdi rumah sakitdi bangsal murah ya di bangsal murahberjubelbersama bayi-bayi laindi bangsal murah ya di bangsal murah

    karena kami buruhbayi kami berjubel di bangsal murahtidak seperti bayi di ruang sebelahruangannya lain baunya lainhawanya lain cahayanya lainkamarnya lapang suasananya tenangkarena kami buruhbayi kami berjubel di bangsal murahjejer jejer seperti para korban perang

    kata perawat yang kemarin malam tugas jagatarif kamar bayi kami itu murahtapi tetap masih mencekik jugasebab untuk nebus bayi kamikami harus menggantidengan kerja8 jam x 40 hari8 jamsetiap hari8 jam dari umur kami setiap haridicuri

    puluhan tahun kami bekerjasetiap harikalian merampas sarinyasari-sari peluh kamikalian terus peras kamikalian terus perassari-sari bebuahanvitaminsusudan gizi-giziyang dibutuhkan tulang-tulangotot dan jantung bayibuah hati kami

    kampung kalangan 26/5/94

  • -32-

    Ceritakanlah Ini kepada Siapapunpanas campur debuterbawa angin kemana-mana

    koran hari ini memberitakankedungombo menyusut kekeringankorban pembangunan dammuncul kembali ke permukaantanah-tanah bengkahpohon-pohon besar malang-melintangmakam-makam bangkit dari ingatanmereka yang dulu diam

    kali inicerita itu siapa akan membantahdasar waduk dulu dusun rumah-rumah

    waktu juga yang menyingkapretorika penguasawalau senjata ditodongkan kepadamuwalau sepatu di atas kepalamudi atas kepalakudi atas kepala kita

    ceritakanlah ini kepada sipapapunsebab itu cerita belum tamat

    Catatanlagikau tangkap akukucatat

    lagikau puntir tangankukucatat

    lagikau rotan tempurung kepalakukucatat

    lakukansampai aku berludah darahbiar terkumpul bukti

    lakukandi depan orang ramaitunjukkan kepada merekapistol dan pentungan kalianbiar mereka lihat sendiri

    lagikau aniaya akukucatat

    tubuhku adalah buktiketika kau pukul berkali-kali

    rang ramai melihat sendirikucatataku terus mencatat

    6 Mei 1995- kampung kalangan solo

  • -33-

    Supartersiardi halaman kabarsupar dipecatya supar dipecat

    kabar tersebar lalu dari mulut ke mulutmasuk dan meluas di bilik-bilik sempitrumah kontrakan buruh-buruh

    si lancang mulut bilangnah rasain lukarena ngurus orang laindiri sendiri kehilangan pekerjaan!sapar tak goyahsapar tak gentar

    pihak majikan bilangsapar suka bikin onarkawan-kawannya membantahmajikan cuma cari-cari alasanmereka takut karena kita punya kekuatan!nah, itulah yang benar

    supar dipecatya supar dipecat

    pada siapa yang tanyasupar menjelaskankami dipecat karena pabrik kewalahankarena buruh sekarang melawan!majikan gentaritulah yang benar

    supar dipecatya supar dipecat

    kerja lain aku bisa caritapi kebangkitan buruhtak bisa kalian halangi lagi

    si lidah jahilmungkin bilang: sudahlah lebih baik kalian diam!tapi siapa bisa membungkam supardan kaum buruh sadarlihatlah kapitalis terus cari akal!

    supar dipecatya supar dipecattapi apakah pabrik bisa berproduksikalau kita mogok sepuluh hari lagi?

    supar dipecatya supar dipecattapi apakah mesin-mesin sanggup beputartanpa kami?

    18 mei 1993

  • -34-

    Maklumat Penyairpernah bibir pecahditinjutulang rusukjadi mainan tumit sepatutapi tak bisa merekameremuk: kata-kataku!

    seperti rampokmereka geledah akudarah tetes di bajutapi tak bisa merekarebut senjataku: kata-kataku!

    ketika aku diseretdiancam penjarasi kerdil yang bernama ketakutankutendang keluardan kuserukan maklumatkalian bisa bikin tubuhku lebam membirutapi tak bisa kalian padamkanmarahnya kepalan kata-kataku!

    jakarta, nov. 1993

    Penyairjika tak ada mesin ketikaku akan menulis dengan tanganjika tak ada tinta hitamaku akan menulis dengan arang

    jika tak ada kertasaku akan menulis di dindingjika menulis di dilarangaku akan menulis dengan pemberontakandan tetes darah

    sarang teater jagat, 19 januari 1988

  • -35-

    Meditasi Membaca BukuBuku membuat aku jadi pribadi sendiriAku terpisah dari orang-orangYang bekerja membangun duniaDengan pukul palu peluh dan tenagaAku merasa lebih muliaKarena memiliki pengetahuan dan mampu membeliAku merasa plus dan tak rendah diriLebih dari yang lainBiarpun tak menindakkan apa-apa

    Aku bisa membuat alasanAku jadi lebih pintar berargumentasiDan diskusi panjang lebarBiarpun tidak menindakkan apa-apa

    Aku kenal penyair-penyair besarDan merasa lebih berartiAku mengangguk-angguk saja ngantukMengagumi orang-orang besar Pikiranku meloncat-loncatMencekal ruus-rumus Dengan kepercayaan yang tulusLalu merasa lain dari yang kemarinDan lebih ilmiahBiarpun tidak menindakkan apa-apaDan tak berani menolak printahApalagi membangkang si pemerintahYang tak berakal sehat

    Buku membuat tanganku tak kotorAku merasa takut kotorDan disebut tukangBiarpun aku ini sama sajaDengan kalian yang bekerjaMenggali jalan-jalan untuk telephoneYang bekerja dengan pukul palu peluh dan tenagaMendirikan gedung-gedung bagus dan kantor negara

    Buku-buku mendudukkan aku di tempat yang tak boleh digangguSaudara-saudara bangunkan aku!

    sorogenen, 14 maret 1988

    Sajaksajakku gerakanbahasaku perlawanankata-kataku menentangogah diam

    ucapanku protessuaraku bergetartidak! tidak!

    sajakkuadalah keluh-kesah dari kegelapansajakku adalah ketidakpuasanyang dari tahun ke tahunhanya jadi gumansajakkuadalah kritik-kritikyang hilang dalam bisik-bisiksajakku mencari mahasiswaaku ingin bicarakehidupan sehari-harimakin menekan

    aku ingin membacakannyabersama suara-suara perempuanyang menggapai-gapai jendela kacasambil menawarkan salaknyakepadamudi stanplat

    aku ingin membacakan sajakkudalam diskusi-diskusi ilmiahdalam rapat-rapat gelapdalam pentas-pentas sandiwaradi depan penyair

    aku ingin menuliskan sajakkudan mengucapkan kembalikata-kata kitayang hilang dicuri di depan matamu

    solo- desember 1987

  • -36-

    Tuntutanrakyat adalah kamimulut-mulut yang bersuara mendukungmudalam setiap Pemilu

    rakyat adalah kamitenaga dari kaki-kaki dan tangan-tanganyang memikul tandu gambar partaimuyang bersorak-sorai oleh lemparan permendan gula-gula janji perbaikan nasib

    rakyat adalah kamiusus-usus melilitperut-perut butuh kenyangyang kalian sebut-sebutdalam pidato-pidato kampanyemu

    rakyat adalah kamidaun telinga yang mendengarmata kepala yang bersaksi: sekarang beras mahal.kini kami tuntutkalian di mana?

    Nyanyian Tanah Ibusiapa yang menggetarkan suarakuyang menggetarkan udara

    getaran menyalakan pita mulutkumulutku bicarasama-sama merekayang jongkok menghadap selokanrakyat biasa yang tenaganya luar biasa

    siang malam membangun

    maka jadilah otot-otot kotaberdirilah gedung-gedungmenghamparlah jalan rayarakyatku menggaliditimbuni batu-batumengaspal jalan-jalan mobilrakyatku diamtak disebut-sebutrakyatku bisu(tapi di dalam gelap piye-piyekadang melenguh seperti sapidiperahtanpa waktuseperti kuda beban digebugtanpa waktu)

    rakyatku adalah pencipta sorga di duniameski ia sendiri tak pernah mencicipisebab sorga telah dijilat habis-habisansampai hutan-hutan ikut terbakar

    rakyatku adalah pelayan setiayang hanya bekerja dengan gembiradan bangun pagi: lunasi utang!

    19 januari 1988

  • -37-

    Catatan Hariansetiap harimengulur waktumengulur waktubikin alasanbeginibegitupembenaranpembenaranmembenarkan diamdi kampusdi rumahdi pentastakut tidakmembenarkan yayayakapan bebas yakapan berani tidak

    solo- des 87

    Peluk Sekuat Cintamukehadiran kita nantiakan diterima dunia yang kaburperkawinan kita nantiperayaan kemiskinan besar-besaran

    anakmu nantiakan lahir ke dunia jugadiperas kerja kerastapi ucapkan selamat kekasihkusemoga terangbiar kemiskinan menempatkan diridi pojok-pojokkita harus ambil bagianucapkan selamat kekasihkumari ke depan majukecupi rahmatpeluk ! peluk sekuat cintamu

    tegalmade bekonang, 15 maret 1988

    Bongkarbongkartelanjangitangkap jangan dilepas lagi

    kita selalu sembunyiselalu ada alasanmembenarkan diamselalu cari alasanmenghindar mengatakankita tenggelam

    ditimbun dalih-dalihmembenarkan pembangunanmelihat korban-korbantak bersaksimelihat korban-korbanhanya melihat

    kita selalu cari keselamatanaman mapancuci tanganmembiarkan semua berjalan

    marti telanjangibongkarjangan mau lagi alasan-alasantanya ! tanya!