memoirs of a geisha karya arthur golden dengan …/kajian... · prof. dr. st. y. slamet, m.pd ......

268
84 KAJIAN INTERTEKS TUAL DAN NILAI PENDIDIKAN ANTARA NOVEL MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN NOVEL KEMBANG JEPUN KARYA REMY S YLADO TES IS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Pendidikan Bahasa Indonesia Oleh : Diajukan oleh Titiek Suyatmi S 840209128 PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERS ITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: dangthu

Post on 05-Mar-2019

314 views

Category:

Documents


20 download

TRANSCRIPT

Page 1: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

84

KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN ANTARA NOVEL

MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN

NOVEL KEMBANG JEPUN KARYA REMY SYLADO

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat

Magister Program Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh :

Diajukan oleh

Titiek Suyatmi

S 840209128

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERS ITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

85

KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN ANTARA NOVEL

MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN

NOVEL KEMBANG JEPUN KARYA REMY SYLADO

Disusun oleh :

Titiek Suyatmi

S 840209128

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Pada tanggal :

Pembimbing I

Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd.

NIP. 19461008 198203 1 001

Pembimbing II

Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd.

NIP. 1962047 198703 1 003

Mengetahui

Ketua Program Pendidikan Bahasa Indonesia

Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd.

NIP. 19440315 197804 1 001

Page 3: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

86

KAJIAN INTERTEKSTUAL DAN NILAI PENDIDIKAN ANTARA NOVEL

MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN

NOVEL KEMBANG JEPUN KARYA REMY SYLADO

Oleh

Titiek Suyatmi

S 840209128

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji

Pada tanggal : …………………….

Jabatan Nama Tanda tangan

Tanggal

Ketua Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd

NIP 19440315 197804 1 001

……………… ……………

Sekretaris Dr. Nugraheni E.W., M.Hum

NIP 19700716 200212 2 001

……………… ……………

Anggota Penguji :

1. Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd

NIP 19461008 198203 1 001

……………… ……………

2. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M. Pd

NIP 1962047 198703 1 003

……………… ……………

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana

Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D

NIP. 19570820 198503 1 004

Surakarta,

Ketua Program Pendidikan Bahasa Indonesia

Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd.

NIP. 19440315 197804 1 001

Page 4: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

87

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Titiek Suyatmi

NIM : S 840209128

Program Studi : Program Pascasarjana Pendidikan Bahasa Indonesia

Universitas : Sebelas Maret Surakarta

menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang

pengetahuan saya, tesis ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain, kecuali

bagian-bagain tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata cara

dan etika penulisan tesis yang lazim.

Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya

menjadi tanggung jawab saya.

Yogyakarta, Juni 2010

Penulis,

Titiek Suyatmi

Page 5: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

88

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu akan ada kemudahan, maka apabila kamu selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh urusan orang lain

(Q.S. An-Nasyrah: 76)

Ketika doa tak layak untuk dipaksa,

maka kumohon berikan yang terbaik buatku Robbi

(Penulis)

Page 6: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

89

PERSEMBAHAN

Dengan segenap sayang dan cint aku, karya ini

kupersembahkan kepada:

Suamiku Ir. Subarno yang dengan ikhlas

mengizinkan dan mendorongku dalam menempuh

st udi ini.

Ket iga anakku: Ramaniya Kirana, Dewi Hayu

Kirana, dan Bima Wahyu Wijaya, yang t elah

menjadi motivasi dalam menyelesaikan studi ini.

Almamat er t ercint a.

Page 7: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

90

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah swt, atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat disusun dan diselesaikan. Tesis dengan judul

Kajian Intertekstual dan Nilai Pendidikan Antara Novel Memoirs of A Geisha Karya

Arthur Golden Dengan Novel Kembang Jepun Karya Remy Sylado ini diajukan untuk

memenuhi sebagai persyaratan mencapai derajat Magister pada program Studi

Bahasa Indonesia, program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D. Direktur Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti studi di Program Pascasarjana yang dipimpin.

2. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa Indonesia Pascasarjana, yang telah memberikan kesempatan dan

kemudahan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

3. Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, kesempatan, dan berbagai kemudahan sehingga penulis dapat

melakukan penyusunan tesis ini.

4. Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M . Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan yang sangat membantu dalam penyelesaian tesis ini.

Page 8: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

91

5. Para dosen program studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan tesis

ini.

6. Bapak R. Boediharjo dan ibuku RA. Siti Asiam almarhum yang selalu

memberikan doa restu, dukungan, dan bimbingan setiap langkah.

7. Bapak Notodiharjo dan ibu Suyatinem mertuaku, terima kasih atas kasih sayang,

restu, dan dukungan yang telah diberikan.

8. Suami (Ir. Subarno) dan ketiga anakku (Ramania Kirana, Dewi Hayu Kirana, dan

Bima Wahyu Wijaya) yang telah banyak berkorban dan memotivasi penyelesaian

tesis ini.

Semoga kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan

dari Allah swt. Penulis berharap semoga tesis ini dapat berguna bagi penulis

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

Titiek Suyatmi

Page 9: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

92

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................... i

PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................................... ii

PENGESAHAN PENGUJI TESIS ........................................................................ iii

PERNYATAAN .................................................................................................... iv

MOTTO ................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi

PENGANTAR ....................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii

ABSTRAK ............................................................................................................. xiv

ABSTRAC ............................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 10

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................... 12

A. Hakikat Novel .................................................................................. 12

1. Pengertian Novel ......................................................................... 15

2. Struktur Novel .............................................................................. 18

a. Tema ......................................................................................... 23

b. Amanat ...................................................................................... 24

c. Plot atau Alur ............................................................................ 25

d. Penokohan dan Perwatakan ...................................................... 27

e. Latar .......................................................................................... 35

f. Point of View ............................................................................. 37

3. Pendekatan Kajian Sastra ............................................................ 39

a. Pendekatan Struktural ............................................................. 39

Page 10: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

93

b. Pendekatan Intertekstual ......................................................... 43

1) Teks dan Konteks ............................................................. 43

2) Interteks dan Intertekstual ................................................ 45

3) Prinsip Intertekstual .......................................................... 48

4) Kajian Intertekstual ........................................................... 53

4. Nilai Pendidikan ........................................................................... 56

a. Hakikat Nilai ........................................................................... 56

b. Hakikat Pendidikan ................................................................. 59

c. Nilai Pendidikan (Edukasi) dalam Novel ................................ 60

d. Nilai Pendidikan Moral ........................................................... 63

e. Nilai Pendidikan Budaya ........................................................ 68

B. Penelitian Relevan ............................................................................ 72

C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 73

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................ 76

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 76

B. Data dan Sumber Data ...................................................................... 78

C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 79

D. Validitas Data ................................................................................... 80

E. Teknik Analisa Data ......................................................................... 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 84

A. Hasil Penelitian ............................................................................... 84

1. Struktur Novel Memoirs of A Geisha ......................................... 84

2. Struktur Novel Kembang Jepun ................................................. 110

3. Persamaan antara Novel Memoirs of A Geisha dan

Kembang Jepun .......................................................................... 134

4. Perbedaan antara Novel Memoirs of A Geisha dan Kembang

Jepun .......................................................................................... 135

5. Nilai Pendidikan Moral .............................................................. 136

a. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Memoirs of A Geisha.. 136

b. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Kembang Jepun ......... 141

6. Nilai Pendidikan Budaya .......................................................... 147

Page 11: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

94

a. Nilai Pendidikan Budaya dalam Novel Memoirs of A Geisha 147

b. Nilai Pendidikan Budaya dalam Novel Kembang Jepun ...... 150

7. Hubungan Intertekstual antara Novel Memoirs of A Geisha dan

Kembang Jepun .......................................................................... 157

B. Pembahasan .................................................................................... 157

1. Struktur Novel Memoirs of A Geisha ......................................... 157

a. Tema ...................................................................................... 157

b. Amanat ................................................................................... 160

c. Alur ........................................................................................ 161

d. Penokohan dan Perwatakan.................................................... 166

e. Latar........................................................................................ 176

f. Point of View ......................................................................... 178

2. Struktur Novel Kembang Jepun ................................................. 180

a. Tema ...................................................................................... 180

b. Amanat .................................................................................. 183

c. Alur......................................................................................... 184

d. Penokohan dan Perwatakan ................................................... 188

e. Latar........................................................................................ 208

f. Point of View........................................................................... 210

3. Persamaan antara Novel Memoirs of A Geisha dan Kembang

Jepun .......................................................................................... 212

4. Perbedaan antara Novel Memoirs of A Geisha dan Kembang

Jepun .......................................................................................... 214

5. Hubungan Intertekstual antara Novel Memoirs of A Geisha dan

Kembang Jepun .......................................................................... 216

6. Nilai Pendidikan Moral .............................................................. 219

a. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Memoirs of A Geisha.. 219

b. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Kembang Jepun ......... 225

7. Nilai Pendidikan Budaya .......................................................... 233

a. Nilai Pendidikan Budaya dalam Novel Memoirs of A Geisha 233

b. Nilai Pendidikan Budaya dalam Novel Kembang Jepun ...... 238

Page 12: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

95

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 245

A. Simpulan ........................................................................................... 245

B. Implikasi ........................................................................................... 246

C. Saran-saran ........................................................................................ 248

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 250

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 256

Page 13: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

96

ABSTRAK

TITIEK SUYATMI. S 840209128. Kajian Intertekstual dan Nilai Pendidikan antara

Novel Memoirs of A Geisha Karya Arthur Golden dengan Novel Kembang Jepun Karya Remy Sylado. Tesis. Surakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia,

Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan: (1) struktur novel Memoirs of A

Geisha dan Kembang Jepun; (2) unsur-unsur struktur novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun; (3) persamaan dan perbedaan unsure-unsur struktur novel Memoirs

of A Geisha dengan Kembang Jepun dengan pendekatan intertekstualitas; dan (4)

nilai pendidikan yang terkandung di dalam kedua novel tersebut.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini

digunakan untuk menggali sumber informasi dan data yang berupa teks-teks sastra sehingga data yang tampil bukan berupa konsep -konsep secara statistik. Teknik

pengumpulan data yang digunakan: (1) teknik interaktif dan mencatat dokumen

dengan content analisis; (2) baca catat; (3) teknik riset pustaka. Data yang sudah

terkumpul dianalysis dengan model analisis interaktif tiga alur kegiatan: (1) reduksi

data; (2) penyajian data, dan (3) peran kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua novel tersebut (1) mempunyai

persamaan struktur naratif sehingga novel Memoirs of A Geisha sebagai hipogram,

sedangkan novel Kembang Jepun sebagai teks tranformasi; (2) unsur-unsur struktur

kedua novel tersebut berupa amanat, tema, alur, perwatakan, penokohan, setting, dan

point of view secara struktural mempunyai persamaan dan perbedaan; (3) kedua novel tersebut mempunyai persamaan tema yaitu hidup penuh perjuangan, dan cinta penuh

pengorbanan, sedangkan persamaan amanat pada kedua novel tersebut adalah untuk

mencapai kebahagiaan manusia harus bekerja keras. Alur kedua novel secara umum

menggunakan alur maju, karakterisasi tokoh, kedua novel menggunakan metode

analitik dan dramatik penokohan kedua novel terdiri dari tokoh utama dan tokoh bawahan, latar (setting) cerita adalah Kyoto, Yokoido, dan Amerika untuk novel

Memoirs of A Geisha, sedangkan setting novel Kembang Jepun adalah Surabaya,

Blitar, Minahasa, dan Jepang; sudut pandang atau point of view kedua novel

menggunakan sudut pandang persona pertama atau gaya aku; (4) nilai pendidikan

yang terkandung di dalam kedua novel tersebut adalah nilai pendidikan moral dan nilai pendidikan budaya.

Page 14: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

97

ABSTRACT

TITEK SUYATMI, S 840209128. 2010. The Study of Intertextuality and Education

Values on Arthur Golden‟s Memoirs of A Geisha and Remy Sylado‟s Kembang Jepun. A Thesis. Surakarta. The Study Program of Indonesian Education, Graduate

Program. Sebelas Maret University.

This research aims to describe: 1) the narrative structure of the novel Memoirs

of A Geisha and the novel Kembang Jepun, 2) the structural elements of the novel Memoirs of A Geisha and the novel Kembang Jepun, 3) the similarities and the

differences between the structural elements of the two mentioned novels, and

4) education values containing in the two novels.

The qualitative descriptive method was applied in this research. This method,

then was used to explore the source of information and data which were presented in the form of literary texts; therefore, the data appear in this research are in the form

concepts or categories which can not be statistically counted. The techniques of data

collecting applied in this research were: 1) interactive technique and record

technique by using content analysis,2) record technique, 3) library research

technique. The data which had been collected, then were analyzed using three categories of interactive analysis : 1) data reduction, 2) data presentation, and 3 )

conclusion or verification.

The result of the study showed that 1) the two novels had the similiarities in

the term of narrative structure; therefore, the novel Memoirs of A Geisha functioned

as a hypogram, while the novel Kembang Jepun functioned as a transformational text; 2)The two novels had both similarities and differences in term of moral teaching,

theme, plot, character, characterization, setting, and point of view, 3) The two novels

had similar themes: life is full of struggles, and love needs sacrifice. And the moral

teachings of the two novels were similar : one has to strive to pursue happiness. Both

the two novels used the progressive plot. The two novels used analytic and dramatic method in presenting the characterization. There were two kinds of characters in the

two mentioned novels: major and minor characters. The settings of the novel

Memoirs of A Geisha are: Kyoto, Yokoido, and America. The settings of the novel

Kembang Jepun are: Surabaya, Blitar, Minahasa, and Japan. The Point of view of the

two novels was the first-person point of view. 4) Both the novels had moral teaching and cultural values education.

Page 15: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

98

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra sebagai suatu hasil kebudayaan manusia tentunya sangat menarik

untuk dikaji dan dibicarakan. Karya sastra dapat dipahami secara baik melalui kerja

analisis. Dalam hal ini, karya sastra sebagai bangun totalitas dianalisis, diurai menjadi

bagian-bagian tertentu. Bagian yang dianalisis biasanya meliputi aspek bentuk

maupun isi, menyangkut sejumlah unsur secara sekaligus maupun salah satu unsur

tertentu. Pengkajian karya sastra tersebut dapat dilakukan pada sebuah karya sastra

tertentu pada periode tertentu, atau beberapa karya sastra dalam p eriode tertentu.

Pengkajian terhadap dua karya sastra atau lebih tersebut sering disebut dengan

pengkajian intertekstual.

Karya sastra dilahirkan karena dipengaruhi oleh karya sastra lain yang telah

ada sebelumnya (Rachmat Djoko Pradopo, 1995: 223). Seorang pengarang di dalam

menciptakan sebuah karya sastra tidak terlepas dari hasil-hasil karya orang lain.

Karya sastra yang ditulis lebih kemudian, biasanya mendasarkan diri pada karya-

karya yang telah ada sebelumnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik

dengan cara meneruskan maupun menyimpangi konvensi. Oleh karena itu, karya

sastra dapat dipahami setelah dikaitkan dengan teks yang lain.

Kajian intertekstual ini pada dasarnya merupakan kerja pembanding antar

teks. Pembandingan yang dimaksud dapat berupa usaha penemuan unsur-unsur

persamaan, maupun unsur-unsur perbedaan tradisi konvensi karya sastra yang

dibandingkan.

Page 16: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

99

Karya sastra dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang pesat.

Dalam sejarah sastra Indonesia, dikenal istilah angkatan. Angkatan adalah suatu

usaha pengelompokkan sastra dalam suatu masa tertentu. Pengelompokkan ini

berdasarkan ciri-ciri khas karya-karya sastra yang dilahirkan oleh para pengarang

pada masa itu, yang berbeda dengan karya-karya sebelumnya. Menurut Jakob

Sumardjo (1982: 27), karya sastra lahir pertama kali pada tahun 1920, yakni dengan

terbitnya novel pertama kali Azab dan Sengsara karya Merari Siregar. Angkatan itu

disebut angkatan 20-an atau angkatan Balai Pustaka. Disebut angkatan Balai Pustaka

karena yang paling banyak menerbitkan buku-buku sastra adalah Balai Pustaka. Oleh

karena itu, Balai Pustaka berperan besar bagi perkembangan sastra pada masa itu.

Adapun pengarang-pengarang Balai Pustaka lainnya adalah Abdul Muis, Amir

Hamzah, M. Kasim, Moh. Yamin, Sutan Takdir Alisyahbana, Sanusi Pane, dan masih

banyak lagi.

Angkatan selanjutnya disebut angkatan Pujangga Baru atau angkatan 30-an

karena hidup pada tahun 30-an yaitu tahun 1933-1942. Nama Pujangga Baru diambil

dari sebuah nama majalah yang bernama Pujangga Baru. Para pengarang

mengirimkan hasil-hasil karyanya ke majalah tersebut. Peran majalah Pujangga Baru

sangat besar dalam memperkenalkan para pengarang maupun karya-karya sastra pada

masyarakat Indonesia. Berbeda dengan Balai Pustaka karena pengarang pada masa ini

mulai mempunyai pandangan tentang kesenian, kebudayaan serta pandangan tentang

sastrawan sudah mulai berubah. Karya sastra mereka mulai memancarkan jiwa yang

dinamis, individualistis, dan tidak terikat dengan tradisi. Adapun karya-karya yang

terbit pada masa ini antara lain Layar Terkembang (1936) karya Sutan Takdir

Page 17: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

100

Alisyahbana, Belenggu (1940) Armijn Pane, Katak Hendak Jadi Lembu (1935) Nur

Sutan Iskandar, Di Bawah Lindungan Ka’bah (1933) karya Hamka, dan sebagainya.

Setelah angkatan 30-an muncul angkatan ‟45 yang dipelopori oleh Chairil

Anwar. Karya-karya angkatan ‟45 sangat berbeda dari karya sastra masa sebelumnya,

mempunyai ciri-ciri khas bebas, individualistis, universalistis, dan realistis. Selain

Chairil masih banyak lagi pengarang lainnya yang menjadi pelopor angkatan ini di

antaranya Idrus, Rivai Amin, HB. Jasin, Rosihan Anwar, Umar Ismail, dan Mohtar

Lubis.

Angkatan selanjutnya adalah angkatan ‟66, dikemukakan HB. Jasin lewat

bukunya yang berjudul Angkatan ‟66. Angkatan ini muncul di tengah-tengah keadaan

politik bangsa Indonesia yang sedang kacau, karena adanya terror PKI yang hendak

mengambil alih kekuasaan Negara (Jakob Sumardjo, 1982: 30). Pengarang-pengarang

yang muncul pada masa ini adalah Taufiq Ismail, WS. Rendra, Toha Mohtar, Arifin

C. Noer, Gunawan Muhammad, Sapardi Djoko Darmono, dan sebagainya.

Pada tahun 70-an kesusastraan Indonesia mengalami perkembangan yang

pesat. Suburnya kesusastraan sesudah tahun 1970 ini disebabkan oleh makin stabilnya

keadaan ekonomi Indonesia, kebebasan mencipta yang relatif terselenggara sejak

tahun 1967, bantuan pers yakni hampir setiap koran belakangan ini menyediakan

lembaran sastra dan budaya, serta berkembangnya konsumen sastra Indonesia

terutama di kalangan muda. Pada masa itu banyak novel ringan dengan tema cinta

asmara yang banyak dipilih oleh pengarang-pengarang wanita, misalnya Marga T,

Titiek W.S., La Rose, dan sebagainya.

Page 18: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

101

Karya sastra yang berkembang sampai saat ini adalah angkatan 2000. Nama

tersebut diberikan Korrie Layun Rampan pada sejumlah pengarang yang telah

melahirkan wawasan estetik baru pada tahun ‟90-an. Tokoh-tokoh angkatan ini

adalah Afrizal Malna (puisi), Seno Gumiro Ajidarma (cerpen), dan Ayu Utami

(novel). Pengarang lain yang digolongkan ke dalam angkatan 2000 antara lain Acep

Zamzam Nur, Ahmadun Yosi Herfanda, Dorothea Rosa Herliany, Isbadi Stiawan ZS,

Joni Aradinata, Medyi Loekito, M. Shoin Anwar, Nenden Lilis, dan masih banyak

lagi (Pamusuk Eneste, 2001). Dalam perkembangannya Muhammad Muhyidin juga

termasuk dalam penulis angkatan ini.

Perkembangan ini menyebabkan pembaca sering menemukan adanya

persamaan-persamaan antara karya sastra yang satu dengan yang lain termasuk novel.

Persamaan-persamaan yang ditemukan menimbulkan pertanyaan bagi pembaca dan

menarik untuk dibahas. Oleh karena itu, pembaca mengadakan usaha perbandingan

untuk menemukan titik temu dari pertanyaan yang muncul tersebut dengan

permasalahan yang ada.

Untuk menentukan suatu karya sastra terpengaruh oleh karya sastra yang lain

atau tidak, perlu diadakan pembandingan antara karya sastra yang satu dengan yang

lain yang diduga memiliki kemiripan. Menurut Michael Riffaterre (1980: 52) karya

sastra yang dijadikan dasar penulisan bagi karya yang kemudian disebut sebagai

hipogram. Wujud hipogram mungkin berupa penerusan konvensi, sesuatu yang telah

bereksistensi, penyimpangan dan pemberontakan konvensi, pemutar balikkan esensi

dan amanat teks sebelumnya. Unsur-unsur yang dihipogram atau diacu dari karya

sebelumnya adalah unsur-unsur struktural karya sastra.

Page 19: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

102

Seorang pengarang sering disebut terpengaruh oleh pengarang lain, sedangkan

pengarang tersebut tidak pernah mengenal pengarang yang dikatakan mempengaruhi.

Banyak pula pengarang yang merasa tersinggung bila dikatakan mendapat pengaruh

dari seseorang. Gide (dalam Hutagalung, 1983: 113) menyatakan “tak seorang

manusia pun lepas dari pengaruh”.

Pengaruh adalah kuasa atau daya pada suatu benda atau keadaan yang lain,

baik disadari maupun tidak disadari sesuatu yang dibaca dapat menimbulkan

perubahan pada pikiran, sikap, dan pandangan orang yang membaca, dengan disadari

atau tanpa orang lain menyadari apa yang telah mempengaruhinya. Dalam hal

pengaruh-mempengaruhi ini, dapatlah dikaitkan bahwa sesuatu baru dapat

mempengaruhi seseorang apabila orang itu memang mempunyai persiapan untuk

dipengaruhi (HB. Jassin, 1983 :12).

Keterpengaruhan pengarang dalam menciptakan karya sastra akan

menghasilkan karya tersebut asli, plagiat, atau saduran. Mursyal Esten (1993: 17)

dalam bukunya Kesusastraan Pengantar Teori dan Sejarah membedakan pengertian

keaslian, plagiat, maupun saduran dari hasil karya sastra. Keaslian merupakan

pengucapan (pengungkapan) yang baru terhadap suatu masalah dengan pendekatan

(approach) yang segar dan kreatif. Plagiat adalah pencaplokan dan pencurian

sebagian atau keseluruhan ciptaan orang lain seolah-olah ciptaan sendiri. Saduran

adalah karangan yang jalan cerita dan bahan-bahannya diambil dari karangan orang

lain dengan mengubah dan menyesuaikan nama-nama, suasana, dan kejadian dengan

keadaaan di negeri sendiri. Plagiat menurut teori sastra tradisional, khususnya secara

fisiologis yaitu hubungan yang ditunjukkan melalui persamaan-persamaan yang

Page 20: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

103

disebut peniruan atau jiplakan. Sekarang ini, dalam teori sastra kontemporer, selama

dalam batas-batas orisinalitas, peniruan semacam ini termasuk kreativitas

(Nyoman Ratna Kutha, 2006 : 173).

Karya sastra tidak begitu saja lahir, melainkan sebelumnya sudah ada karya

sastra lain yang tercipta berdasarkan konvensi dan tradisi sastra masyarakat yang

bersangkutan (Rahmad Djoko Pradopo, 1995: 223). Hal ini, mengingat bahwa karya

sastra tidak ditulis dalam situasi kekosongan budaya. Maksudnya adalah dalam

menulis karya sastra sebelumnya sudah ada karya sastra yang lain.

Karya sastra ditulis tidak lepas dari unsur kesejarahan dan pemahamannya

pun harus mempertimbangkan unsur kesejarahan itu (Burhan Nurgiyantoro, 1995:

51). Dalam hal hubungan sejarah antarteks itu, perlu diperhatikan prinsip intertekstual

(Rahmat Djoko Pradopo, 1995 :1967). Prinsip intertekstual yaitu setiap teks sastra

dibaca dan harus dibaca dengan latar belakang teks-teks lain, tidak ada sebuah teks

pun yang sungguh-sungguh mandiri, dalam arti bahwa penciptaan dan pembacaannya

tidak dapat dilakukan tanpa adanya teks-teks lain sebagai contoh, teladan, dan

kerangka (A. Teeuw, 1984 :145)

Sebuah karya sastra hanya dapat dibaca dalam kaitan ataupun pertentangan

dengan teks-teks lain, yang merupakan semacam kisi, lewat kisi ini teks dibaca dan

diberi struktur dengan menimbulkan harapan yang memungkinkan pembaca untuk

memetik ciri-ciri yang menonjol dan memberikannya sebuah struktur (Jonathan

Culler, 1981: 146). Yulia Kristeva (dalam A. Teeuw, 1984: 46) mengemukakan setap

teks terwujud sebagai mosaic kutipan-kutipan, setiap teks merupakan peresapan dan

Page 21: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

104

transformasi teks-teks lain. Hipogram (Michael Riffaterre, 1980: 23) adalah sajak

(teks) yang menjadi latar penciptaan sebuah sajak (teks).

Karya sastra dalam pembacaannya umumnya terikat pada pengetahuan yang

mentradisi terhadap karya sastra. Keterkaitan seseorang pada pengetahuan tentang

sastra yang mentradisi akan menyebabkan ia tidak akan dapat memahami. Bahkan,

mungkin menolak sebuah karya yang berbeda dari pengetahuan itu, karena itu juga

kesamaan yang ada pada novel-novel yang dihasilkan oleh kelompok penulis novel

bukanlah pada persamaan teknik dan style mereka, tapi pada perlawanan mereka

terhadap tradisi novel sebelumnya (Umar Junus, 1983 :90-91).

Memahami novel dapat dilakukan dengan cara membandingkan. HB. Jassin

(dalam Trisman, 2003: 6) pernah mengemukakan prinsip kerja sastra bandingan

ketika membela Hamka dan Chairil Anwar dari hujatan sebagai plagiat. Pada

tahun 1962, Hamka dituduh sebagai plagiat ketika menulis novel Tenggelamnya

Kapal Van Derwijck. Novel ini memiliki kemiripan dengan karya seorang Mesir,

Mustahfa Luthfi Al Manfaluthi. Jassin juga mengatakan Hamka bukan plagiat, tetapi

dia mengadaptasi karya pengarang Mesir tersebut. Hal yang sama juga dilakukan

Jassin ketika Chairl Anwar dituduh menjiplak karya-karya sastrawan mancanegara.

Padahal, menurut HB. Jassin, Chairil Anwar hanya menyadur dan menerjemahkan

karya-karya sastra mancanegara tersebut.

Pada dasarnya karya sastra itu merupakan gambaran kisah manusia. Oleh

karena itu, banyak nilai yang dapat dikaji dalam karya sastra. Sastra sebagai produk

kehidupan mengandung nilai-nilai sosial, filsafat, religi, pendidikan dan sebagainya

(Suyitno, 1983: 3). Nilai-nilai yang merupakan amanat dalam karya sastra tercermin

Page 22: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

105

dalam tokoh cerita, baik melalui deskripsi, pikiran maupun perilaku tokoh. Nilai-nilai

inilah yang dapat diambil dan dimanfaatkan dalam menghadapi persoalan dalam

kehidupan sehari-hari.

Karya sastra mampu menyuguhkan hiburan yang menarik bagi pembaca,

selain itu juga memberi manfaat. Horace (dalam terjemahan Melani Budianta, 1990 :

26) mengungkapkan bahwa sastra selain berfungsi menghibur juga mengajarkan

sesuatu, atau sastra berfungsi dulce et utile, sweet and useful, atau indah dan berguna.

Dalam pengertian luas makna berguna sama dengan tidak membuang-buang waktu,

bukan sekedar kegiatan iseng. Jadi karya sastra merupakan sesuatu yang perlu

mendapat perhatian khusus, sedangkan indah sama dengan tidak membosankan,

bukan kewajiban, tetapi memberi kesenangan.

Menurut Sapardi Djoko Darmono (1994: 1) tujuan diciptakannya karya sastra

untuk dinikmati juga untuk dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Apa yang

diambil dari karya sastra sangat banyak, diantaranya yaitu menggambarkan pola

pikir, perubahan tingkah laku masyarakat, tata nilai, bentuk kebutuhan, dan lain-lain.

Sastra dapat dikatakan sebagai potret dari segala aspek kehidupan masyarakat dengan

segala persoalannya. Pengarang menyodorkan karya sastra agar dapat dimanfaatkan

sebagai alternatif untuk menghadapi permasalahan yang ada, mengingat sastra

diciptakan tidak dalam kekosongan budaya (A. Teeuw, 1984: 20). Jadi, kehadiran

karya sastra itu merupakan tanggapan terhadap apa yang terjadi di dalam masyarakat.

Memoirs of A Geisha merupakan memoir dari seorang geisha bernama Sayuri.

Memoar ini diberikan kepada sejarawan bernama Jakob Haarhuis pada tahun 1985.

Baru pada tahun 1997 memoar ini ditulis oleh Arthur Golden. Kemudian memoir ini

Page 23: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

106

dialih bahasa oleh Listiana Srisanti dan diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama

pada tahun 2002.

Novel Kembang Jepun karya Remy Sylado mengisahkan tentang kehidupan

seorang geisha asal Manado yang bertempat tinggal di Surabaya. Novel ini sangat

menarik untuk dikaji karena di samping mempunyai kemiripan dengan Memoirs of A

Geisha. Geisha tetapi juga menampilkan tiga zaman yaitu zaman kolonial, zaman

Jepang, dan masa kemerdekaan.

Alasan peneliti tertarik meneliti novel Memoirs of A Geisha karya Arthur

Golden dan Kembang Jepun karya Remy Sylado dengan kajian intertekstual karena

(1) antara novel Memoirs of A Geisha dengan Kembang Jepun memiliki banyak

persamaan dan perbedaan dari segi struktur cerita dan (2) antara novel Memoirs of A

Geisha dan Kembang Jepun mengandung nilai pendidikan terutama nilai pendidikan

moral dan nilai pendidikan budaya. Oleh karena itu, peneliti mengkaji kedua novel

tersebut dengan pendekatan intertekstual dan nilai pendidikan moral dan nilai

pendidikan budaya yang terdapat dalam kedua novel tersebut.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan dapat dirumuskan

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah struktur novel Memoirs of a Geisha karya Arthur Golden?

2. Bagaimana struktur novel Kembang Jepun karya Remy Sylado?

3. Bagaimanakah persamaan antara novel Memoirs of a Geisha karya Arthur Golden

dan Kembang Jepun karya Remy Sylado?

Page 24: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

107

4. Bagaimanakah perbedaan antara novel Memoirs of a Geisha karya Arthur Golden

dan Kembang Jepun karya Remy Sylado?

5. Bagaimanakah nilai pendidikan novel Memoirs of a Geisha karya Arthur Golden

dan Kembang Jepun karya Remy Sylado?

6. Bagaimanakah hubungan intertekstual antara novel Memoirs of A Geisha karya

Arthur Golden dengan novel Kembang Jepun karya Remy Sylado?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dapat dipaparkan

sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan struktur novel Memoirs of a Geisha karya

Arthur Golden.

2. Mendeskripsikan dan menjelaskan struktur novel Kembang Jepun karya Remy

Sylado.

3. Mendeskripsikan dan menjelaskan persamaan antara novel Memoirs of a Geisha

karya Arthur Golden dan Kembang Jepun karya Remy Sylado.

4. Mendeskripsikan dan menjelaskan perbedaan antara novel Memoirs of a Geisha

karya Arthur Golden dan Kembang Jepun karya Remy Sylado.

5. Mendekripsikan dan menjelaskan nilai pendidikan novel Memoirs of a Geisha

karya Arthur Golden dan Kembang Jepun karya Remy Sylado.

6. Mendeskripsikan dan menjelaskan hubungan intertekstual antara novel Memoirs of

A Geisha karya Arthur Golden dengan novel Kembang Jepun karya Remy Sylado.

Page 25: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

108

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis penelitian ini dimaksudkan agar dapat memberikan kontribusi

bagi bidang kajian sastra. Dengan demikian, penelitian ini nantinya berperan

untuk memperkaya perkembangan sastra ataupun terhadap apresiasi sastra itu

sendiri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pengarang, penelitian ini dapat memberikan masukan untuk dapat

menciptakan karya sastra yang lebih baik lagi.

b. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menambah minat pembaca dalam

mengapresiasi karya sastra.

c. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat memperkaya wawasan sastra dan

menambah khasanah penelitian sastra Indonesia sehingga bermanfaat bagi

perkembangan sastra Indonesia.

d. Bagi guru dan dosen Bahasa Indonesia, penelitian ini dapat menjadi bahan

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran apresiasi

sastra karena dalam kedua novel ini sarat dengan nilai pendidikan.

Page 26: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

109

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Novel

Fiksi merupakan salah satu genre sastra yang makin berkembang dan banyak

digemari masyarakat. Hal itu disebabkan dalam karya fiksi disuguhkan berbagai

masalah kehidupan dalam hubungannya dengan sesama dan lingkungan. Karya fiksi

itu sebenarnya merupakan karya imajiner sebagaimana dikatakan oleh Burhan

Nurgiyantoro (1995: 2-3) bahwa karya fiksi merupakan suatu karya yang

menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan

terjadi sungguh-sungguh sehingga ia tidak perlu dicari kebenarannya pada dunia

nyata.

Novel sebenarnya merupakan salah satu jenis fiksi, tetapi dalam

perkembangannya novel dianggap sama dengan prosa fiksi, sehingga pengertian fiksi

berlaku juga untuk novel. Dalam novel disajikan sebuah dunia, dunia imajiner yang

dibangun melalui cerita, tokoh, peristiwa demi peristiwa, dan latar yang semuanya

bersifat imajiner (Burhan Nurgiyantoro, 1995: 163)

Berkaitan dengan pendapat di atas, Suminto A. Sayuti (1998: 5-7)

menyatakan pengertian novel bisa dilihat dari beberapa sisi.

Ditinjau dari panjangnya, novel pada umumnya berisi 45.000 kata atau lebih.

Berdasarkan sifatnya, novel cenderung bersifat expands „meluas‟ yang menitikberatkan pada complexity. Sebuah novel tidak akan selesai dibaca

dalam sekali duduk, hal tersebut berbeda dengan cerpen. Dalam novel juga

dimungkinkan adanya penyajian panjang lebar tentang tempat/ruang. Oleh

karenanya tidaklah mengherankan jika posisi manusia dalam masyarakat

menjadi pokok permasalahan yang selalu menarik perhatian para novelis.

Page 27: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

110

Akhirnya dapatlah disintesiskan bahwa novel merupakan suatu cerita yang

bermain dalam dunia manusia dan benda yang ada di sekitar. Dengan demikian novel

lebih mendekati roman. Menurutnya roman lebih banyak melukiskan seluruh hidup

pelaku-pelaku, mendalami sifat-sifat watak mereka, dan melukiskan sekitar tempat

mereka hidup, sedangkan novel tidak memandang hal tersebut sebagai detail. Novel

lebih banyak melukiskan sesuatu yang bersifat sesaat dari kehidupan seseorang.

Keterangan mendetail bagi novel tidak boleh dianggap sebagai ukuran yang tidak bisa

ditawar lagi, karena perkembangannya banyak ditemui pengarang-pengarang novel

yang memberikan pendalaman analisis kejiwaan.

Sebuah novel lahir karena adanya reaksi terhadap suatu keadaan di dalam

masyarakat sebagai novel menceritakan latar kehidupan manusia di dalam

masyarakat. Sebagaimana diungkapkan oleh Korrie Layun Rampan (1984: 7) yang

menyatakan novel adalah penggambaran lingkungan kemasyarakatan serta jiwa tokoh

yang hidup di suatu masa di suatu tempat. Secara sosiologis, manusia dan peristiwa

dalam novel adalah pantulan realistis yang dicerminkan oleh pengarang dari suatu

keadaan tertentu dalam suatu masyarakat dan tempat tertentu.

Dari uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pada hakikatnya novel merupakan

karya fiksi. Sebagai karya fiksi dia bersifat imajiner. Untuk menentukan sebuah karya

bisa dikategorikan novel bisa dilihat dari sisi panjang pendeknya, sifatnya, waktu

bacanya, dan pola penyajiannya. Pokok permasalahan novel adalah pokok

permasalahan manusia pada umumnya. Dalam sebuah novel pengarang berusaha

mencapai keutuhan cerita secara inklusi (inclusion), yakni novelis mengukuhkan

keseluruhannya dengan kendali tema karyanya.

Page 28: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

111

Novel merupakan karya imajiner, tetapi pada kenyataannya banyak novel

yang isinya justru sama dengan kehidupan nyata. Oleh karenanya seolah-olah cerita

dalam novel itu benar-benar menceritakan peristiwa yang terjadi pada saat novel

tersebut sampai ke tangan pembaca. Hal tersebut bisa saja terjadi, karena walaupun

novel merupakan karya imajiner tetapi bukan berarti merupakan karya lamunan.

Novel disusun berdasarkan perenungan dan penghayatan serta pengalaman dan

pengamatan pengarang. Tidak perlu heran, seandainya ditemukan sebuah novel yang

sarat dengan aspek-aspek tertentu sebagaimana novel Kembang Jepun karya Remy

Sylado ini. Hal lain yang menyebabkan terjadinya kasus tersebut muncul adalah

karena objek kajian. Objek kajian novel adalah manusia yang hidup dalam suatu

komunitas. Pengarang juga hidup dalam komunitas yang sama. Persoalan satu

manusia akan juga merupakan pesoalan manusia lain, karena pada dasarnya

masyarakat memiliki dimensi ruang dan waktu. Sebuah masyarakat jelas memiliki

dimensi ruang dan waktu, tetapi peranan seorang tokoh dalam masyarakat akan terus

berubah dan berkembang dalam waktu yang tidak terbatas.

Pada novel bisa disajikan kisah kehidupan dengan bebas, bisa melibatkan

permasalahan yang kompleks yang sekaligus bisa menawarkan nilai-nilai dan cara

pemecahan masalah. Dengan membaca novel akan diketahui jalan pikiran orang, bisa

belajar tentang kehidupan orang lain, bisa menyelaraskan kehidupan. Seorang novelis

diharapkan seorang humanis yang tinggi pengetahuannya tentang manusia.

Page 29: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

112

1. Pengertian Novel

Karya sastra pada dasarnya terbagi atas tiga jenis, yaitu prosa, puisi, dan

drama. Karya sastra jenis prosa sering diungkapkan dalam bentuk fiksi atau cerita

rekaan. Istilah fiksi (selanjutnya disebut cerita rekaan) sering dijumpai hanya untuk

menyebut sastra jenis prosa saja. Sebenarnya hal ini kurang tepat, karena pernyataan

demikian memberi kesan bahwa sastra jenis puisi maupun drama bukan cerita rekaan.

Padahal ketiganya merupakan cerita rekaan yang hanya memiliki batasan (pengertian)

masing-masing yang agak berbeda.

Berbicara mengenai batasan novel dengan roman seringkali dipersoalkan,

padahal keduanya mempunyai pengertian sama. Di sini yang akan diuraikan penulis

hanya pengertian novel karena objek penelitian penulis berupa novel.

Sebutan novel dalam bahasa Inggris yang kemudian masuk ke Indonesia

berasal dari bahasa Italia novella (yang dalam bahasa Jerman: novella). Secara

harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian diartikan

sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa (MH. Abrams, 1981: 119). Menurut Zaidan

(1996: 136) novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan

yang merupakan kehidupan manusia berdasar sudut pandang pengarang, dan

mengandung nilai hidup, yang diolah dengan teknik kisahan dan ragaan.

Senada dengan pendapat tersebut pendapat Panuti Sudjiman (1991: 29) yang

menyatakan bahwa novel adalah prosa rekaan yang panjang, yang menyuguhkan

tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun.

Sementara itu Jacob Sumardjo (1994: 29) mendefinisikan novel dengan cerita

berbentuk prosa dengan plot, karakter, tema, suasana cerita dan latar yang kompleks.

Page 30: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

113

Meskipun demikian, kekomplekan unsur pembangun karya sastra tersebut tidak

mutlak.

Dalam The American College Dictionary sebagaimana dikutip oleh Henry

Guntur Tarigan (1985: 165), diterangkan bahwa novel adalah suatu cerita proses yang

fiktif dalam panjang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak, serta adegan

kehidupan nyata yang representative dalam suatu kenyataan yang agak kacau atau

kusut.

Berbagai pendapat mengenai pendapat novel telah dikemukakan oleh para ahli

sastra, tetapi hingga kini belum ada satu patokan yang dapat diterima oleh semua

pihak. Hal ini karena novel terlalu luas cakupan wilayahnya atau tidak hanya

mencakup satu masalah saja, tetapi banyak hal. Berikut ini penulis ketengahkan

beberapa denifisi tentang novel, meskipun masih bersifat umum.

Wellek dan Warren dalam Theory of Literature (terjemahan Melani Budianta,

1990: 282) mengemukakan bahwa :

“Novel adalah gambaran dari kehidupan dan perilaku yang nyata, dari zaman

saat novel itu ditulis. Romansa, yang ditulis dalam bahasa yang agung dan diperindah, menggambarkan apa yang pernah ditulis dan apa yang pernah

terjadi.”

“Dalam arti luas novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas.

Ukuran yang luas dapat berarti cerita yang plot (alur) kompleks, karakter yang

banyak, tema yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang beragam pula. Namun ukuran luas juga tidak mutlak demikian, mungkin

yang luas hanya salah satu unsur fiksinya saja, misalnya temannya, sedang

karakter, setting, dan lain-lainnya hanya satu saja.” (Jakob Sumardjo, 1994:

29).

Dalam novel terdapat perubahan nasib tokoh cerita. Ada beberapa episode

yang dialami oleh tokoh utama novel. Dalam novel tidak dituntut kesatuan gagasan,

impresi, emosi, dan setting seperti dalam cerita pendek.

Page 31: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

114

Masih pengertian tentang novel, Burhan Nurgiyantoro (1995: 4) berpendapat :

“Novel sebagai karya fiksi menawarkan sebuah dunia, dunia yang berisi

model kehidupan yang diidealkan, dunia imajiner, yang dibangun melalui

beberapa unsur intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh (penokohan), latar, sudut pandang, dan lain-lain yang kesemuanya tentu saja bersifat imajiner”.

Suasana yang digambarkan novel adalah sesuatu yang realistis dan masuk

akal. Kehidupan yang dilukiskan bukan hanya kehebatan dan kelebihan tokoh (untuk

tokoh yang dikagumi) tetapi juga cacat dan kekurangannya.

Suminto A. Sayuti (1998: 5-7) menyatakan pendapatnya, bahwa :

Pengertian “novel (cerita rekaan) dapat dilihat dari beberapa sisi. Ditinjau dari

panjangnya, novel pada umumnya terdiri dari 45.000 kata atau lebih.

Berdasarkan sifatnya, novel (cerita rekaan0 bersifat expands, „meluas‟ yang

menitikberatkan pada complexity. Sebuah novel tidak akan selelsai dibaca sekali duduk, hal ini berbeda dengan cerita pendek. Dalam novel (cerita

rekaan) juga dimungkinkan adanya penyajian panjang lebar tentang tempat

atau ruang.

Secara ringkas, cerita rekaan atau novel adalah salah satu dari genre sastra

yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun sebagai sebuah struktur yang secara

fungsional memiliki keterjalinan di antaranya; untuk membangun totalitas makna

dengan media bahasa sebagai penyampai gagasan pengarang tentang hidup dan seluk

beluk kehidupan manusia.

Wolf dalam Henry Guntur Tarigan (1984: 164) mengatakan, “Sebuah roman

atau novel ialah terutama sekali sebuah eksplorasi atau suatu kronik penghidupan;

merenungkan dan melukiskan dalam bentuk tertentu, pengaruh, ikatan, hasil,

kehancuran atau tercapainya gerak-gerik manusia”.

Menurut Atar Semi (1993: 32) dikatakan bahwa “novel mengungkapkan suatu

konsentrasi kehidupan pada suatu saat yang tegang, dan pemusatan kehidupan yang

Page 32: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

115

tegas. Akan tetapi roman dikatakan sebagai menggambarkan kronik kehidupan yang

lebih luas yang biasanya melukiskan peristiwa dari masa kanak-kanak sampai dewasa

dan meninggal dunia.”

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah

cerita fiktif yang melukiskan para tokoh dan disusun dalam alur tertentu. Kata fiktif

yang dimaksud bukan sebagai lawan dari kenyataan, melainkan lawan dari fakta,

tetapi juga bukan dari hasil khayalan belaka karena yang dihasilkan pengarang adalah

pemikiran atas dunia nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

2. Struktur Novel

Istilah struktur dalam strukturalisme adalah kaitan-kaitan tetap antara

kelompok gejala. Hal ini berarti bahwa sebuah karya sastra diasumsikan sebagai

totalitas karena adanya relasi timbal balik antara bagian-bagiannya dengan

keseluruhan. Hal ini tidak hanya bersifat positif seperti kemiripan dan keharmonisan,

tetapi juga bersifat negatif seperti pertentangan, penyimpangan, dan konflik (Jan Van

Luxemburg, 1984: 38).

Perihal struktur, Jeans Peaget menjelaskan bahwa di dalam struktur

terkandung tiga gagasan pokok, yaitu :

“(a) the idea of wholeness, internal coherence : its constituent part will

conform to a set of intrinsic laws which determine its nature and theirs; (b) the

idea of transformation: the structure is capable of transformational

procedures, whereby new material is constantlu process by and through it; (c) the idea of set regulation: the structure makes no appeals beyond it self in

order to validite its transformational procedures it is sealed off from reference

to other system” (Hawkes, 1977: 16).

Page 33: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

116

Pendapat di atas senada dengan pendapat A. Teeuw sebagai berikut.

a) gagasan keseluruhan, koherensi instrinstik: bagian-bagiannya

menyesuaikan diri dengan seperangkat kaidah instrinsik yang menentukan

baik keseluruhan struktur maupun bagian-bagiannya; b) gagasan transformasi: struktur itu menyanggupi prosedur-prosedur

transformasi yang terus-menerus memungkinkan pembentukan bahan-

bahan baru;

c) gagasan regulasi diri: struktur tidak memerlukan hal-hal di luar dirinya

untuk mempertahankan prosedur transformasinya; struktur itu otonom terhadap rujukan pada sistem-sistem lain (Teeuw, 1984: 141).

Jan Van Luxemburg (1984: 38) merumuskan struktur :

Pengertian struktur pada pokoknya berarti, bahwa sebuah karya atau peristiwa

di dalam masyarakat menjadi suatu keseluruhan karena ada relasi timbal balik

antara bagian-bagiannya dan antara bagian dan keseluruhan. Hubungan itu

tidak hanya bersifat positif, seperti kemiripan dan keselarasan, melainkan juga

negative seperti misalnya pertentangan dan konflik. Selain itu ditandaskan, bahwa suatu “kesatuan struktur mencakup setiap bagian dan sebaliknya bahwa

setiap bagian menunjukkan kepada keseluruhan ini dan bukan yang lain.

Jadi struktur merupakan sebuah totalitas yang terdiri dari kesatuan unsur-

unsur pembentuknya. Unsur-unsur itu akan saling berhubungan dan saling

menentukan. Tiap-tiap unsur pembangun struktur hanya akan bermakna jika ada

dalam kaitannya dengan keseluruhan. Dengan kata lain dalam keadaan terpisah dari

totalitas, unsur-unsur tersebut tidak ada artinya, tidak berfungsi, tidak bermakna.

Telah diuraikan di atas bahwa struktur merupakan sebuah totalitas yang terdiri

dari kesatuan unsur-unsur pembentuknya. Struktur novel terdiri dari kesatuan unsur-

unsur pembentuknya. Ada beberapa pendapat dari ahli tentang unsur pembentuk

struktur fiksi atau novel. Di antara pendapat para ahli tersebut adalah:

Kenny (1966: 8-101) menyebut tujuh unsur pembangun struktur rekaan, yaitu:

(1) plot; (2) character; (3) setting; (4) point of view; (5) style and tone; (6) tema.

Page 34: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

117

Robert Stanton (1995: 11) menyatakan bahwa struktur cerita terdiri dari tema, fakta

cerita, dan sarana cerita. Factor cerita terdiri dari tiga unsur, yaitu tokoh, plot, dan

latar. Sarana cerita meliputi pusat pengisahan, gaya bahasa, nada, symbol, dan ironi.

Hudson (1963: 130-131) menyebut tujuh unsur pembangun struktur rekaan

terdiri dari: (1) plot; (2) pelaku; (3) dialog dan karakteristik; (4) setting yang meliputi

timing dan action; (5) gaya penceritaan (style), dan (6) filsafat hidup pengarang. Yang

dimaksud dengan gaya penceritaan dapat dimasukkan point of view dan gaya

bercerita pengarang. Hudson memasukkan filsafat pengarang termasuk juga gagasan,

ideology, aliran kesenian yang dianut, p ribadi pengarang termasuk kepedulian pada

dunia dan kemanusiaan. Hudson belum memasukkan tema dan amanat termasuk

unsur batin suatu cerita rekaan.

Henry Guntur Tarigan (1984: 124) menyebutkan 21 unsur pembentuk struktur

cerita rekaan, yaitu (1) temal; (2) ketegangan dan pembayangan; (3) alur;

(4) pelukisan tokoh; (5) konflik; (6) kesegaran dan atmosfer; (7) latar; (8) pusat;

(9) kesatuan; (10) logika; (11) interpretasi; (12) kepercayaan; (13) pengalaman

keseluruhan; (14) gerakan; (15) pola dan perencanaan; (16) tokoh dan laku;

(17) seleksi dan sugesti; (18) jarak; (19) skala; (20) kelajuan; (21) gaya.

Dalam pembagian Guntur Tarigan tersebut ada beberapa yang dapat

diklasifikasikan dalam satu kelompok. Konflik, kesegaran, dan atmosfer, kesatuan,

logika, pengalaman keseluruhan, gerakan, dan kelajuan dapat dikelompokkan

menjadi satu unsur dari plot atau kerangka cerita. Akan tetapi pola dan perencanaan,

seleksi dan sugesti, jarak pelukisan tokoh, dan skala dapat dimasukkan dalam unsur

gaya atau style.

Page 35: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

118

Roger Fowler (1977: 244-250) menyebutkan unsur-unsur yang harus

dipelajari dalam menelaah cerita rekaan, yaitu: (1) waktu dan tempat (setting);

(2) karakteristik dalam arti perwatakan dan susunan tokoh-tokohnya beserta konflik

dan hubungan antartokoh itu; (3) tema cerita, dan (4) bahasa yang dipergunakan

pengarang. Dalam pembahasan Fowler, unsur bahasa (figurative, lambang, gaya

bahasa) termasuk dalam unsur penting dalam novel. Bahasa di sini tidak hanya yang

terdapat dalam tubuh cerita, tetapi juga terdapat dalam judul cerita.

Jakob Sumardjo (1984: 54) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur fisik, yaitu:

(1) plot (alur cerita); (2) karakter (perwatakan); (3) tema (pokok pembicaraan),

(4) setting (tempat terjadinya cerita); (5) suasana cerita; (6) gaya cerita; (7) sudut

pandangan pencerita. Unsur-unsur pembentuk struktur fiksi menurut Jakob Sumardjo

di atas semestinya dapat ditambahkan penokohan, amanat, suspensi, dan penanjakan

cerita. Ditambahkan bahwa semua unsur di atas menyatu padu dalam beberapa

pengalaman yang dikisahkan secara mengasyikkan oleh pengarang.

Novel sebagaimana karya sastra lainnya terdiri dari unsur-unsur pembentuk

yaitu unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang

membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya

sastra hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang secara faktual akan dijumpai jika

orang membaca karya sastra. Unsur-unsur yang dimaksud yaitu: peristiwa, cerita,

plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa,

dan lain-lain.

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya sastra, tetapi

secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra.

Page 36: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

119

Seperti halnya unsur instrinsik, unsur ekstrinsik juga terdiri dari beberapa unsur.

Unsur-unsur yang dimaksud antara lain: (1) unsur biografi pengarang; (2) unsur

psikologi; (3) ekonomi; (4) sosial budaya; (5) pandangan hidup suatu bangsa, dan

sebagainya. (Wellek & Warren, 1990: 135)

Forster dalam bukunya yang berjudul Aspects of the Novel (1980: 19-136)

membahas unsur-unsur novel menjadi enam unsur, yaitu: (1) cerita; (2) manusia;

(3) plot; (4) khayalan; (5) ramalan, dan (6) irama. Unsur-unsur cerita, manusia,

khayalan, dan ramalan mewakili istilah yang sudah popular, seperti: jalinan cerita,

karakteristik, suspense, dan foreshadowing atau foregrounding. Dalam cerita rekaan

ditambahkan adanya ramalan terhadap kejadian yang akan datang.

Tokoh sastra yang juga membahas unsur-unsur yang membentuk struktur

novel adalah Marjorie Boulton dalam bukunya The Anatomy of the Novel. Boulton

(1984: 29-145) menguraikan unsur-unsur struktur novel menjadi enam, yaitu:

(1) point of view; (2) plot; (3) character; (4) percakapan; (5) latar dan tempat

kejadian; dan (6) tema yang dominant.

Jan Van Luxemburg dalam Dick Hartoko (1984: 130-155) menyebutkan

unsur-unsur struktur cerita rekaan sebagai berikut: (1) cerita, dan (2) alur. Selanjutnya

unsur cerita terdiri dari: (1) fokalisator, dan (2) objek yang difokalisasikan. Objek

yang difokalisasikan terdiri dari: (1) tokoh-tokoh; (2) ruang; (3) hubungan-hubungan

dalam kurun waktu. Pembahasan tentang alur meliputi: (1) peristiwa; dan (2) para

pelaku.

Dilihat dari pembagian Luxemburg di atas terdapat penekanan pada unsur

fiksi terletak pada dua hal, yaitu pada cerita dan alur atau plot. Namun jika

Page 37: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

120

diperhatikan, hal-hal yang pokok yang telah diuraikan dalam pembahasan oleh tokoh-

tokoh di depan juga disebutkan oleh Luxemburg.

Berdasarkan pendapat tokoh-tokoh sastra di atas tentang unsur-unsur dari

struktur novel, telaah struktur novel pada penelitian ini dibatasi pada unsur-unsur

yang penulis cukup penting yang berkaitan dengan kajian novel dengan pendekatan

intertekstualitas. Unsur-unsur tersebut yaitu instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur

instrinsik terdiri dari: (1) tema, (2) plot atau alur, (3) penokohan dan perwatakan,

(4) latar, dan (5) sudut pandang dan point of view. Unsur ekstrinsik terdiri dari nilai-

nilai pendidikan.

a. Tema

Tema merupakan dasar atau inti cerita. Suatu cerita harus mempunyai tema

atau dasar, dan dasar inilah yang paling penting dari seluruh cerita, karena cerita

yang tidak memiliki dasar tidak ada artinya sama sekali atau tidak berguna

(Muchtar Lubis, 1981: 15). Tema sebagai central idea and sentral purpose. Tema

merupakan ide dan tujuan sentral (Robert Stanton, 1965: 16). Tema dapat timbul

dari keseluruhan cerita, sehingga pemahaman antara seorang penikmat dengan

penikmat lain tidak sama (Jones, 12968: 31). Ada pula yang berpendapat bahwa

tema merupakan arti dan tujuan cerita (William Kenny, 1966: 88).

Menurut Burhan Nurgiyantoro (1995: 70) bahwa tema dapat dipandang

sebagai gagasan dasar umum sebuah karya novel. Gagasan dasar umum inilah

yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang dan dipergunakan

untuk mengembangkan cerita. Dengan kata lain cerita harus mengikuti gagasan

utama dari suatu karya sastra.

Page 38: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

121

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

(1) tema merupakan dasar suatu cerita rekaan; (2) tema harus ada sebelum

pengarang mulai dengan ceritanya; (3) tema dalam cerita atau novel tidak

ditampilkan secara eksplisit, tetapi tersirat di dalam seluruh cerita; (4) dalam satu

cerita atau novel terdapat tema dominan atau tema sentral dan tema-tema kecil

lainnya.

Kriteria untuk mencari tema adalah pertama persoalan mana yang paling

menonjol; kedua secara kuantitatif persoalan mana yang paling banyak

menimbulkan konflik; dan ketiga persoalan mana yang paling banyak

membutuhkan waktu penceritaan (Mursal Esten, 1993: 94). Setelah tema

ditentukan pengarang, kemudian dikembangkan dan dipadukan dengan struktur

sastra yang lain.

b. Amanat

Amanat merupakan unsur cerita yang berhubungan erat sekali dengan

tema. Amanat akan berarti apabila ada dalam tema, sedangkan tema akan

sempurna apabila di dalamnya ada amanat sebagai pemecah jalan keluar bagi

tema tersebut.

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat

terdapat pada sebuah karya sastra secara implicit atau secara eksplisit. Secara

implisit, jika jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah laku

menjelang cerita berakhir dan secara eksplisit apabila pengarang pada tengah atau

akhir cerita menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan,

Page 39: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

122

dan sebagainya mendasar berkenaan dengan gagasan yang mendasari cerita.

(Panuti Sudjiman, dalam Hasan Alwi, 1998: 8).

Berdasarkan pengertian amanat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan

bahwa amanat merupakan pesan yang disampaikan pengarang baik secara implicit

atau eksplisit kepada pembaca.

c. Plot atau Alur

Setelah pengarang menentukan tema, maka segara dapat menentukan cara

menulis, cara menilai, dan menyusun karangan. Cara memulai dan menyusun cerit

oleh Tasrif dibagi menjadi lima tahapan, yakni penggambaran situasi awal

(exposition), peristiwa mulai bergerak menuju krisis diwarnai dengan konfilk-

klonflik (complication), keadaan mulai memuncak (rising action), keadaan

mencapai puncak penggawatan (klimaks), kemudian pengarang memberikan

pemecahan atau jalan keluar permasalahan sehingga cerita berakhir (denouement).

Cara memulai dan menyusun cerita seperti di atas dinamakan plot atau dramatic

conflict. (Muchtar Lubis, 1981: 18)

Plot atau alur merupakan struktur naratif sebuah novel (Wellek dan

Werren, 1990: 284). Plot adalah jalinan peristiwa di dalam karya sastra untuk

mencapai efek tertentu. Pautannya dapat diwujudkan dalam hubungan temporal

dan kausalitas (Forster, 1979: 72). Jalinan kejadian secara beruntun dan kausalitas

di dalam plot itu merupakan kesatuan yang padu, bulat dan utuh (Burhan

Nurgiyantoro, 1995: 30).

Marjoriei Boulton (1984: 45) mengatakan bahwa plot berarti seleksi

peristiwa yang disusun dalam urutan waktu yang menjadi penyebab mengapa

Page 40: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

123

seseorang tertarik untuk membaca dan mengetahui kejadian yang akan datang.

Dalam plot terdapat sebab akibat logis dan itu merupakan hal yang utama. Dengan

adanya sebab akibat logis tersebut, sebuah cerita novel mempunyai kesatuan

dalam keseluruhan sehingga plot merupakan pengorganisasian bagian-bagian

penting dalam cerita novel.

Plot atau alur, menurut Jan Van Luxemburg (1984: 149) ialah konstruksi

yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logic dan

kronologik saling berkaitan dan yang diakibatkan atau dialami oleh para pelaku.

Peristiwa-peristiwa yang dimaksud ialah peralihan dari keadaan yang satu kepada

keadaan yang lain. Peristiwa terdiri dari tiga hal, yaitu: (1) peristiwa fungsional,

adalah peristiwa yang mempengaruhi perkembangan alur; (2) kaitan, adalah

peristiwa yang mengaitkan peristiwa-peristiwa yang penting; (3) peristiwa acuan,

ialah peristiwa yang secara tidak langsung berpengaruh pada perkembangan alur,

tidak menggerakkan jalan cerita, tetapi mengacu pada unsur-unsur lain, misalnya

bagaimana watak seseorang dan bagaimana suasana yang meliputi para pelaku.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa plot

adalah cara pengarang menjalin peristiwa-peristiwa secara berurutan dengan

memperhatikan hukum sebab akibat dan merupakan kesatuan yang padu, bulat,

dan utuh.

Ditinjau dari segi penyusunan cerita, dikenal adanya plot progresif, plot

regresif, dan plot campuran. Cara pengaluran yang demikian dinamakan

pengaluran linier. Dalam plot progresif atau kronologis, awal cerita benar-benar

merupakan “awal”, tengah benar-benar merupakan “tengah”, dan akhir cerita

Page 41: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

124

benar-benar merupakan “akhir”. Jadi, penceritaan dimulai dari eksposisi,

melampaui komplikasi dan klimaks yang berawal dari konflik tertentu, dan

berakhir pada denouement.

Sebaliknya, dalam plot regresif atau flash back, awal cerita bisa saja

merupakan akhir, kemudian baru diikuti peristiwa-peristiwa lainnya. Pada plot

jenis ini, cerita dapat saja dimulai dari konflik tertentu, kemudian diikuti

eksposisi, lalu diteruskan komplikasi tertentu, mencapai klimaks dan menuju

pemecahan. Urutan semacam itu tidak mutlak, namun dapat dimulai dari bagian-

bagian lain yang divariasikan.

Alur campuran adalah bentuk alur gabungan antara alur progresif dan alur

regresif. Hal ini terjadi jika di dalam sebuah novel mempunyai alur maju, lalu

disambung dengan alur mundur.

Jika ditinjau dari segi akhir cerita, dikenal adanya plot “terbuka” dan plot

“tertutup”. Di dalam plot tertutup, pengarang memberikan kesimpulan cerita

kepada pembaca, sedang dalam plot terbuka, cerita sering diakhiri dengan

klimaks. Sehingga, pembaca dibiarkan untuk menentukan apa yang diduga

mungkin akan menjadi penyelesaian. Akhir cerita dibiarkan menggantung,

menganga (Suminto A. Sayuti, 1998: 29).

d. Penokohan dan Perwatakan

Terjadinya peristiwa cerita karena aksi dan reaksi antar tokoh. Tokoh cerita

adalah orang yang ikut mengalami peristiwa di dalam cerita. Ada tiga macam

tokoh, yaitu tokoh protagonist (tokoh utama), antagonis (tokoh pendamping), dan

Page 42: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

125

pelaku bawahan (MH. Abrams, 1981: 21). Ada beberapa kriteria untuk

menentukan tokoh utama, yaitu :

1. mencari tokoh yang paling banyak berhubungan dengan tokoh lain;

2. mencari tokoh yang paling banyak membutuhkan waktu penderitaan;

3. melihat intensitas keterlibatan tokoh dalam peristiwa yang membangun cerita

(tema); dan tokoh yang mengalami konflik terberat dalam cerita (Mursal Esten,

1990: 93)

Dengan kriteria tersebut dapat ditentukan tokoh utamanya dan juga tokoh-

tokoh pendamping serta tokoh bawahan. Tokoh-tokoh cerita memiliki

perwatakan. Perwatakan adalah tingkah laku yang mencerminkan kehidupan

dalam suatu cerita (William Kenney, 1966: 28-29). Perwatakan adalah

penampilan keseluruhan ciri atau tipe jiwa tokoh-tokoh dalam cerita. Setiap tokoh

memiliki perwatakan tersendiri yang bertugas memberi penjelasan kepada

pembaca (Jakob Sumardjo dan Saini KM, 1986: 144).

Perwatakan tokoh-tokoh cerita digolongkan menjadi dua, yaitu simple (flat)

character dan complex (round) character (William Kenney, 1966: 28). Watak

sederhana atau watak dasar ialah watak yang tidak mengalami perubahan,

sedangkan watak kompleks atau watak bulat ialah watak yang mengalami

perubahan.

Analisis perwatakan dapat dimulai dari cara tokoh itu diperkenalkan

sampai kepada kedudukan dan fungsi perwatakan atau penokohan. Di samping

itu, analisis perwatakan harus dihubungkan dengan tema, alur, dan konflik (Atar

Semi, 1993: 69). Tokoh yang ditampilkan dapat diketahui watak, sikap serta

Page 43: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

126

perilakunya lewat dialog, dan pendapat dari tokoh-tokoh lainnya tentang tokoh

tersebut. Tokoh dalam novel dapat dipahami dengan baik karena pengarang secara

langsung (dari ungkapan atau dialog para pelaku) maupun melalui narasi beserta

segala pemikiran dan perasaannya, baik yang tersembunyi sekalipun.

Tokoh dalam fiksi haruslah seperti benar-benar hidup dan tidak

sepenuhnya bebas, karena tokoh dalam fiksi harus ada hubungannya dengan

elemen-elemen yang lain dari cerita, dan tokoh harus dipertimbangkan, dianalisis

dan didiskusikan sebagai bagian dari struktur internal suatu cerita. Ada relevansi

antara seorang tokoh dengan pembaca. Relevansi memudahkan pengarang

menciptakan tokoh-tokoh, tanpa mengingkari hubungan yang kuat antara tokoh

dan pembaca. Tokoh bisa diciptakan dari yang bersifat universal sampai pada

yang eksentrik. Bagi pembaca tokoh itu dalam satu sisi mempunyai hubungan

dengan pengalaman.

Tokoh bisa mempunyai bermacam-macam perangai, antara lain perangai

psikologis di samping perangai sosial. Perangai psikologis seorang tokoh adalah

perangai yang terlihat dari dalam hati sanubari, bisa emosional, intelektual,

optimis, tegas, atau tidak tegas. Di samping hati nurani, perangai psikologis bisa

meliputi tingkah laku lahiriah maupun gerak tubuh.

Untuk mengerti tokoh dalam suatu cerita, pertimbangkan apa yang

dikatakan oleh tokoh, apakah tokoh itu hipokrit atau tidak; apakah tokoh itu suka

berbohong pada diri sendiri; apakah tokoh itu berpikiran menyimpang. Juga perlu

diketahui apa yang dikerjakan oleh tokoh, apa kegiatannya; apa yang dikatakan

orang lain terhadap tokoh dan apa yang dikerjakan oleh tokoh lain itu. Perlu

Page 44: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

127

dibicarakan juga tentang seorang tokoh, apa fungsinya, bandingkan tokoh tersebut

dengan tokoh-tokoh yang lain dan ikuti perkembangan kepribadiannya.

Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang

ditampilkan dalam sebuah cerita (Burhan Nurgiyantoro, 1995: 165). Brooks

menyatakan bahwa penokohan merupakan kompleks kemungkinan tindakan bagi

semua jenis tindakan, terutama hanya pada jenis-jenis tindakan terntentu dan

tetap, tidak pada akhirnya tertuang satu sama lain. Dengan demikian jelas, bahwa

suatu peristiwa akan hidup bila keterlibatan tokoh ada di dalamnya. Sebab pada

dasarnya peristiwa bakal terjadi karena aksi tokoh-tokoh (dalam Murtini, 1997:

68).

Istilah “penokohan” lebih luas pengertiannya dari pada “tokoh” dan

“perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana

perwatakan dan bagaimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita

sehingga sanggup memberikan gamabaran yang jelas kepada pembaca.

Tokoh dalam seni sastra (termasuk drama) disebut tokoh “rekaan”

(dramatis personae), yang berfungsi sebagai pemegang peran watak tokoh. Itulah

sebabnya mengapa “tokoh” sering di sebut “watak” atau “karakter”.

Tokoh cerita (character), menurut MH. Abrams (1981: 20) adalah orang-

orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca

ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang

diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

Di dalam kisahan yang efektif, pengarang membentuk tokoh-tokoh rekaan

secara meyakinkan sehingga pembaca seolah-olah berhadapan dengan manusia

Page 45: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

128

sebenarnya. Penokohan menggunakan berbagai cara, watak tokoh dapat

terungkap : (a) tindakannya, (b) ujarannya, (c) pikirannya, (d) penampilan

fisiknya, (e) apa yang dikatakan atau yang dipikirkan tokoh tentang dirinya

(Panuti Sudjiman, 1991: 61).

Wellek dan Warren (dalam terjemahan Melani Budianta, 1990: 81)

menjelaskan cara paling sederhana menggambarkan perwatakan adalah dengan

pemberian nama. Setiap “sebutan” adalah sejenis cara memberi kepribadian,

menghidupkan.

Character atau tokoh adalah bahan yang paling aktif yang menjadi

penggerak jalan cerita. Character di sini adalah tokoh hidup, bukan mati, dia

adalah boneka di tangan kita. Karena Character ini berpribadi, berwatak, dia

memiliki sifat-sifat karakteristik yang tiga dimensional. Tiga dimensi yang di

maksud adalah :

1. Dimensi Fisiologis ialah ciri-ciri badani, seperi (a) usia, tingkat

kedewasaan, (b) jenis kelamin, (c) keadaan tubuhnya, (d) ciri-ciri muka.

2. Dimensi Sosiologis ialah latar belakang kemasyarakatan, misalnya :

(a) status sosial, (b) pekerjaan, jabatan, peranan di dalam masyarakat, (c) pendidikan, (d) kehidupan pribadi, (e) pandangan hidup,

kepercayaan, agama, ideology, (f) aktifitas sosial, organisasi, hobby,

(g) bangsa, suku, keturunan.

3. Dimensi Psikologis ialah latar belakang kejiwaan, meliputi :

(a) mentalis, ukuran moral/membedakan antara yang baik dan tidak baik, (b) temperamen, keinginan dan perasaan pribadi, sikap dan

kelakuan, (c) I.Q. tingkat kecerdasan, kecakapan, keahlian khusus

dalam bidang-bidang tertentu (Herman J. Waluyo, 2009: 30-31).

Boen S. Oemaryati (1971: 67) berpendapat bahwa :

Penokohan merupakan salah satu bagian yang penting dari struktur karya

satra, karena tanpa kehadiran tokoh suatu cerita tidak akan mungkin akan

terjadi atau tercipta. Kehadiran tokoh akan menimbulkan setiap peristiwa yang terjadi, baik melalui dialog antar tokoh, tingkah laku tokoh-tokohnya

Page 46: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

129

maupun melaui renungan tokohnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa

fungsi tokoh berhubungan erat dengan peristiwa yang ada. Penggambaran

watak yang baik adalah penggambaran watak yang wajar, yang dapat

dipertanggungjawabkan secara nalar, baik dari sudut psikologis, fisik

maupun sudut sosiologis.

Berdasarkan fungsinya, tokoh dibedakan atas dua macam yaitu tokoh

sentral atau tokoh utama dan tokoh bawahan. Kriteria yang digunakan untuk

menentukan tokoh utama bukanlah frekuensi kemunculan tokoh itu di dalam

cerita, melainkan intensitas keterlibatan tokoh di dalam peristiwa yang

mendukung atau membangun cerita. Adapun yang dimaksud tokoh bawahan

adalah tokoh yang tidak sentral kedudukannya di dalam cerita, tetapi

kehadirannya diperlukan untuk menunjang atau mendukung tokoh utama (Panuti

Sudjiman, 1998: 63).

Keberhasilan pengarang dalam menggambarkan atau menampilkan

penokohan diungkapkan Mursal Esten (1993: 68) bahwa penokohan yang baik

ialah penokohan yang berhasil menggambarkan watak tokoh-tokoh tersebut yang

mewakili tipe-tipe manusia yang dikehendaki tema dan amanat.

Perkembangannya harus wajar dan dapat dipertimbangkan atau diterima

hubungan kausalitas.

Cara menggambarkan atau memperkenalkan tokoh ada dua macam :

Pertama secara analitik, yaitu pengarang langsung menceritakan bagaimana

watak tokoh-tokohnya. Kedua secara dramatik. Pengarang tidak langsung

menceritakan bagaimana watak tokoh-tokohnya. Misalnya melalui penggambaran tempat dan lingkungan tokoh, bentuk-bentuk lahir

(potongan tubuh dan sebagainya), melalui percakapan (dialog), dan melalui

perbuatan tokoh. (Mursal Esten, 1993: 27)

Page 47: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

130

Secara lebih terinci Muchtar Lubis dalam Henry Guntur Tarigan (1985:

132-133) menyebutkan cara menggambarkan penokohan sebagai berikut.

1. Physical description (melukiskan bentuk lahir tokoh) 2. Secara Portrayal of thought stream or of conscious thought (yaitu

melukiskan jalan pikiran tokoh atau siapa saja yang melintas dalam

pikirannya)

3. Reaction to events (yaitu bagaimana reaksi tokoh itu terhadap kejadian)

4. Direct outhor analysis (pengarang dengan langsung menganalisis watak tokohnya)

5. Discussion of environment (melukiskan keadaan sekitar tokoh)

6. Reaction of other to character (bagaimana pandangan tokoh-tokoh)

7. Conversation of other about character (yaitu tokoh-tokoh lain dalam

suatu cerita membicarakan keadaan tokoh utama tersebut. Dengan tidak langsung pembaca akan mendapat kesan tentang segala sesuatu

mengenai tokoh utama tersebut).

Berkaitan dengan penokohan, Panuti Sudjiman (1991: 23) mengatakan :

“Tokoh-tokoh yang dihadirkan dalam cerita rekaan pengarang, hanya

pengarang yang mengenal mereka. Pembaca pun bisa mengenal watak dari

tokoh-tokoh dalam novel itu melalui penggambaran dari pengarang,

misalnya ciri-ciri lahir dan sifat serta sikap batin dari tokoh-tokoh itu. Watak dapat diterima bila dapat dipertanggungjawabkan dari sudut

psikologi, fisik, dan sosiologi”.

Berdasarkan pengertian penokohan di atas dapat disimpulkan bahwa

penokohan adalah proses penampilan tokoh sebagai pembawa peran, lewat

kualitas nalar dan kualitas jiwanya yang kemudian mampu membedakan tokoh

lain. Pada umumnya tokoh-tokoh yang ditampilkan adalah tokoh-tokoh manusia

yang jelas kedudukannya dan dapat dipertanggungjawabkan secara lahir dan

batin.

Tokoh-tokoh dalam karya sastra yang sebagian besar berupa manusia.

Manusia tersebut mempunyai watak atau temperamen sendiri-sendiri. Tokoh

dalam karya sastra mempunyai gambaran rupa atau pribadi atau watak pelakon.

Page 48: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

131

Pelukisan rupa, watak atau pribadi tokoh dalam karya sastra disebut perwatakan.

Panuti Sudjiman (1991: 23) menyatakan bahwa perwatakan adalah penyajian

watak tokoh dan penciptaan citra tokoh dalam cerita.

Berangkat dari pengertian perwatakan di atas maka pengertian watak itu

sendiri adalah sifat dan ciri yang terdapat pada tokoh, kualitas nalar dan jiwanya,

yang membedakan dari tokoh lain (Panuti Sudjiman, 1998: 80). Sementara itu

Pradopo (1995: 31) berpendapat bahwa tokoh pemeran dalam cerita fiksi

mempunyai sifat yang mempribadi, artinya seorang tokoh pemeran berdiri sebagai

pribadi dengan watak yang berbeda dengan pemeran lainnya. Adanya perbedaan

watak dalam sebuah cerita mengakibatkan konflik dalam diri tokoh-tokohnya, dan

akibatnya timbul peristiwa-peristiwa. Perbuatan tokoh itu terjadi bukan hanya

kebetulan saja, tetapi akibat watak yang dimilikinya oleh para pelaku cerita.

Dalam cerita, peristiwa-peristiwa atau perbuatan-perbuatan itu berjalan sesuai

dengan perkembangan watak atau jiwa pelakunya.

Telah disebutkan di atas, bahwa tokoh dalam cerita seperti halnya manusia

dalam kehidupan sehari-hari di sekitar kita, selalu memiliki watak-watak tertentu.

Dalam upaya memahami watak tokoh, pembaca dapat mengetahuinya dengan:

1) tuturan pengarang terhadap karakteristik pelakunya

2) gambaran yang diberikan pengarang lewat gambaran lingkungan kehidupan

ataupun caranya berpakaian

3) perilaku sang tokoh

4) pembicaraan tokoh tentang dirinya

5) jalan pikiran tokoh

6) pembicaraan tokoh lain tentang sang tokoh

Page 49: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

132

7) reaksi tokoh lain terhadap sang tokoh

8) reaksi sang tokoh terhadap tokoh lainnya

(Aminuddin, 1991: 80-81)

Dari pendapat di atas sebenarnya dapat disebutkan adanya dua macam cara

memperkenalkan tokoh dan perwatakannya, yaitu teknik ekspositoris dan

dramatic. Teknik ekspositoris yang sering disebut juga sebagai teknik analitik

adalah pelukisan tokoh cerita yang dilakukan dengan memberikan deskripsi,

uraian, atau penjelasan secara langsung. Teknik dramatik artinya mirip dengan

yang ditampilkan pada drama, dilakukan secara tak langsung (Burhan

Nurgiyantoro, 1995: 194).

e. Latar

Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita,

semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.

Latar dapat berwujud dekor, latar juga dapat waktu tertentu (hari, bulan, dan

tahun), cuara, atau satu periode sejarah, dimana (tempat), dan bagaimana

(keadaan/suasana) peristiwa cerita itu terjadi. Meski tidak langsung merangkum

orang-orang yang menjadi dekor dalam cerita (Robert Stanton, 1965: 20).

Burhan Nurgiyantoro (1995: 227) menyatakan bahwa unsur latar dapat

dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu dan sosial. Ketiga

unsur itu pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu

dengan yang lainnya. Adapun ketiga unsur tersebut meliputi.

1) Latar Tempat

Page 50: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

133

Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang digunakan mungkin

berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, mungkin lokasi tertentu. Tanpa

nama-nama jelas, tempat-tempat yang bernama adalah tempat yang dijumpai

dalam dunia nyata, misalnya Jogja, Magelang, dan lain-lain. Tempat dan

inisial tertentu biasanya berupa huruf awal (capital) nama suatu tempat, juga

menyaran pada tempat tertntu tetapi pembaca harus memperkirakan sendiri,

misalnya kota J, M, P. Latar tempat tanpa nama jelas biasanya berupa

penyebutan jenis dan sifat umum tempat-tempat tertentu, misalnya desa,

kecamatan, dan sebagainya.

2) Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan”

tersebut biasanya dihubungkan dengan waktu factual, waktu yang ada

kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Pengetahuan dan

persepsi pembaca terhadap waktu sejarah itu kemudian dipergunakan untuk

mencoga masuk ke dalam suasana cerita. Pembaca berusaha memahami dan

menikmati cerita berdasarkan acuan waktu yang diketahuinya dan berasal dari

luar cerita yang bersangkutan. Adanya persamaan perkembangan dan

kesejalanan waktu tersebut juga dimanfaatkan untuk memberi kesan kepada

pembaca seolah-olah itu sungguh-sungguh ada dan terjadi. Akhirnya, latar

waktu harus juga dikaitkan dengan latar tempat dan latar sosial sebab pada

kenyataannya memang saling berkaitan. Keadaan suatu yang diceritakan mau

Page 51: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

134

tidak mau harus mengacu pada waktu tertentu karena tempat itu akan berubah

sejalan dengan perubahan waktu.

3) Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya

fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah

dalam lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat

istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir, dan sikap.

Di samping itu, latar sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah,

menengah, dan atas.

Latar sangat penting demi memberi kesan realistis kepada pembaca dan

juga latar berperan dalam kaitannya dengan unsur yang lain. Latar dapat

mempengaruhi tokoh, plot, dan tema cerita. Selain itu penggambaran latar

dapat menggugah suasana (atmosphere) di sekeliling tokoh dan bertujuan

untuk lebih memahami perilaku tokoh. Atmosfer bisa jadi merupakan cermin

yang merefleksikan suasana jiwa sang karakter atau sebagai salah satu dunia

yang berada di luar diri sang karakter. Agar perilaku sang karakter atau orang-

orang di luar diirnya dapat sepenuhnya dimengerti, diperlukan pengamatan

mendalam terhadap dua kemungkinan, yaitu tone dan mood emosional yang

melingkupi sang karakter (Robert Stanton, 1965: 20).

f. Sudut Pandang (Point of View)

Sudut pandang “point of view” menyaran pada cara sebuah cerita

dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang

Page 52: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

135

sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa

yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (MH. Abrams,

1981: 42).

Sudut pandang adalah memasalahkan siapa yang bercerita, merupakan

ketentuan yang dipilih oleh pengarang yang akan berpengaruh sekali dalam

menentukan corak dan gaya cerita yang diciptakan (Burhan Nurgiyantoro, 1995:

147). Sudut pandang ini akan menentukan posisi pengarang, apakah ia berada di

luar cerita atau di dalamnya. Hal demikian mengarahkan pada dua pilihan sudut

pandang “dia” atau “aku”. Jadi, sudut pandang memasalahkan siapa orang yang

akan bercerita dan berkedudukan sebagai apa pengarang dalam cerita tersebut.

Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, siasat yang

secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasannya dan ceritanya.

Secara garis besar sudut pandang dibedakan jadi dua, yakni sudut pandang

orang pertama (akuaan) dan sudut pandang orang ketiga (diaan) atau insider dan

outsider (Suminto A. Sayuti, 1998: 88). Pada kelompok “akuaan” pembaca akan

merasa lebih dekat dengan segala peristiwa yang tersaji dalam fiksi dan tidak

demikian halnya pada kelompok “diaan”. Secara lebih rinci, kedua kelompok

tersebut dijabarkan menjadi empat jenis sudut pandang berikut ini.

Pertama, sudut pandang akuan sertaan (first person-central). Dalam sudut

pandang ini pengarang sebagai tokoh sentral.

Kedua, sudut pandang akuan tak sertaan (first person-peripheral). Sudut

pandang ini mendudukkan tokoh aku hanya sebagai pembantu tokoh lain yang

lebih penting. Pencerita umumnya hanya muncul di awal dan di akhir cerita.

Page 53: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

136

Ketiga, sudut pandang diaan-mahatahu (third person-omnicient).

Pengarang dalam sudut pandang ini berada di luar cerita, biasanya pengarang

menjadi seorang pengamat maha tahu dan bahkan mampu berdialog langsung

dengan pembaca.

Keempat, sudut pandang diaan terbatas (third person-limited) dalam sudut

pandang ini pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang

terbatas hak ceritanya. Pengarang hanya menceritakan apa yang dialami oleh

tokoh yang dijadikan cerita.

3. Pendekatan Kajian Sastra

a. Pendekatan Struktural

Sebuah karya sastra, fiksi atau puisi menurut kaum strukturalisme adalah

sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembentuknya.

Di lain pihak, struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, p enegasan, dan

gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama

membentuk kebulatan yang indah (MH. Abrams, 1981: 68). Di pihak lain, struktur

karya sastra juga menyaran pada pengertian hubungan antar unsur instrinsik yang

bersifat timbal balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama

membentuk satu kesatuan yang utuh.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat dinytakan bahwa karya sastra

merupakan sebuah struktur yang kompleks. Oleh karena itu, untuk dapat memahami

sebuah karya sastra haruslah karya tersebut dianalisis.

Page 54: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

137

Dalam penelitian sastra, ada beberapa model penelitian yang dapat diterapkan

dan penerapan model itu sesuai dengan konsep serta tata karyanya masing-masing

(MH. Abrams, 1981: 84) misalnya telah membagi model pendekatan itu ke dalam

empat kelompok besar dan empat kelompok itu dipandang sebagai model yang telah

mencakup keseluruhan satuan dan orientasi karya sastra.

Dijelaskan oleh MH. Abrams (1981: 85) bahwa model yang menonjolkan

kajiannya terhadap peran pengarang sebagai pencipta karya sastra disebut ekspresif;

yang lebih menitikberatkan sorotannya terhadap peranan pembaca sebagai penyambut

dan penghayat sastra disebut pragmatic; yang lebih berorientasi pada aspek

keferensial dalam kaitannya dengan dunia nyata disebut mimetic; sedangkan yang

memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom dengan

koherensi instrinsik disebut pendekatan objektif atau pendekatan structural.

Konsep dasar dari pendekatan struktural menurut Atar Semi (1990: 67)

adalah: (1) karya sastra dipandang dan diperlakukan sebagai sebuah sosok yang

berdiri sendiri, yang mempunyai dunianya sendiri, mempunyai rangka dan bentuknya

sendiri; (2) memberi penilaian terhadap keserasian atau keharmonisan semua

komponen membentuk keseluruhan struktur. Mutu karya sastra ditentukan oleh

kemampuan penulis menjalin hubungan antar komponen tesebut sehingga menjadi

suatu keseluruhan yang bermakna dan bernilai estetik; (3) memberikan penilaian

terhadap keberhasilan penulis menjalin hubungan harmonis antara isi dan bentuk,

karena jalinan isi dan bentuk merupakan hal yang amat penting dalam menentukan

mutu sebuah karya sastra; (4) walaupun memberikan perhatian istimewa terhadap

jalinan hubungan antara bentuk dan isi, namun pendekatan ini menghendaki adanya

Page 55: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

138

analisis yang objektif sehingga perlu dikaji atau diteliti setiap unsur yang terdapat

dalam karya sastra tersebut; (5) pendekatan structural berusaha berlaku adil terhadap

karya sastra dengan jalan hanya menganalisis karya sastra tanpa mengikutsertakan

hal-hal yang berada di luar karya sastra; (6) yang dimaksud isi dalam kajian structural

adalah persoalan, pemikiran, falsafah, cerita pusat pengisihan, tema. Sedangkan yang

dimaksud bentuk adalah alur (plot), bahwa sistem penulisan, dan perangkat

perwajahan sebagai karya tulis, (7) peneliti boleh melakukan analisis komponen yang

diinginkan.

Satu konsep dasar yang menjadi ciri khas teori structural adalah adanya

anggapan bahwa di dalam dirinya sendiri karya-karya sastra merupakan suatu struktur

yang otonom yang dapat dipahami sebagai suatu kesatuan yang bulat dengan unsur-

unsur pembangunannya yang saling berjalinan. Oleh karena itu, untuk memahami

maknanya, karya sastra harus dikaji berdasarkan strukturnya sendiri, lepas dari latar

belakang sejarah, lepas dari diri dan niat penulis, dan lepas pula dari efeknya pada

pembaca (Beardsky dalam A. Teeuw, 1984: 60).

Hal yang menjadi dasar pemikiran strukturalisme sebagai gerakan otonom

adalah pandangan seperti yang dijelaskan oleh Hawks. Hawks (1978: 17-18)

mengatakan bahwa strukturalisme adalah cara berpikir tentang dunia yang dikaitkan

dengan persepsi dan deskripsi struktur. Pada hakikatnya dunia ini lebih tersusun dari

hubungan-hubungan daripada benda-benda itu sendiri. Dalam kesatuan hubungan itu,

setiap unsur atau anasirnya tidak memiliki makna sendiri-sendiri kecuali dalam

hubungannya dengan anasir lain sesuai dengan posisinya di dalam keseluruhan

struktural. Dalam demikian, struktur merupakan sebuah sistem yang terdiri atas

Page 56: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

139

sejumlah anasir yang diantaranya tidak satupun dapat mengalami perubahan tanpa

menghasilkan perubahan dalam semua unsur lain (Strauss dalam A. Teeuw, 1984:

140-141).

Dari konsep di atas, dapatlah dinyatakan bahwa dalam rangka studi sastra

strukturalisme menolak campur tangan pihak luar. Jadi memahami karya sastra

berarti memahami unsur-unsur atau anasir yang membangun karya sastra. Atau,

prinsip yang lebih tegas analisis struktural bertujuan membongkar dan memaparkan

dengan cermat keterikatan semua anasir karya sastra yang bersama-sama

menghasilkan makna menyeluruh. Analisis struktural bukanlah penjumlahan anasir-

anasirnya, melainkan yang penting adalah sumbangan apa yang diberikan oleh semua

anasir pada keterjalinannya (A. Teeuw, 1984: 135-136).

Telah diakui bahwa model analisis structural telah berkembang dalam dunia

kritik sastra dewasa ini. Akan tetapi, diakui bahwa model analisis yang hanya

berdasarkan struktur mengandung berbagai kelemahan, yaitu (1) melepaskan karya

sastra dari latar belakang sejarahnya; dan (2) mengasingkan karya sastra dari

relevansi sosial budayanya (A. Teeuw, 1984: 140). Akibatnya berbagai kelemahan

itulah kemudian para kritikus mengembangkan model-model pendekatan lain sebagai

reaksi strukturalisme, missal semiotik.

Meskipun strukturalisme mengandung berbagai kelemahan, kiranya perlu

disetujui pula pendapat A. Teeuw (1983: 6) bahwa bagaimanapun juga analisis

struktur merupakan tugas prioritas bagi seorang peneliti sastra sebelum ia melangkah

pada hal-hal lain. Hal itu berdasarkan anggapan bahwa pada dasarnya karya sastra

merupakan dunia dalam kata (Dresden dalam A. Teeuw, 1984: 135) yang

Page 57: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

140

mempunyai makna instrinsik yang hanya dapat digali dari karya itu sendiri. Jadi,

untuk memahami makna karya sastra secara optimal, pemahaman struktur yang sulit

dihindari atau secara lebih tegas harus dilakukan. Pemahaman struktur yang

dimaksudkan itu adalah pemahaman atau analisis unsur atau anasir pembangunan

keutuhan karya sastra.

b. Pendekatan Intertekstual

1) Teks dan Konteks

a. Pengertian Teks

Menurut Halliday, sebagaimana dikutip Ruqaiya Hasan, “teks adalah

sebagai bahasa yang berfungsi, yaitu bahasa yang sedang melaksnaakan tugas

tertentu dalam konteks tertentu”. Dari konsep ini sangat jelas bahwa hipotesis

yang bisa dikemukakan adalah adanya hubungan erat antara teks dengan

konteks (1992: 71).

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa untuk menjelaskan

permasalahan teks dan konteks tidak dapat mengungkapkan salah satu konsep

tanpa mengungkapkan yang lain. Arti yang lebih umum, kata “teks” adalah

“kata-kata yang benar-benar terdapat dalam buku, puisi, dan lain-lain, dalam

bentuknya yang asli atau bentuk yang sudah disiarkan atau diubah”.

Gambaran yang tampak dari kutipan di atas, tentang teks, adalah kesatuan

(unity).

Kesatuan dalam teks apapun – baik tulis seperti tersirat di atas,

maupun dalam tuturan – meliputi dua jenis utama, yaitu 1) kesatuan struktur,

Page 58: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

141

dan 2) kesatuan tekstur (Ruqaiya Hasan, 1992: 72). Sifat teks yang terpenting

adalah, apabila dituliskan tampak, seakan-akan, terdiri dari kata-kata dan

kalimat-kalimat, dan juga makna-makna yang harus diungkapkan, atau

dikodekan dalam kata-kata dan struktur dan selanjutnya dapat diungkapkan

lagi – dikodekan kembali – dalam bunyi-bunyi atau lambang-lambang tulis.

Teks itu harus dikodekan dalam sesuatu untuk dapat dikomunikasikan, tetapi

sebagai sesuatu yang mandiri, teks itu pada dasarnya adalah satuan makna.

Teks merupakan produk, yaitu merupakan keluaran (output), sesuatu yang

dapat direkam dan dipelajari, karena mempunyai susunan tertentu y ang dapat

diungkapkan dengan peristilahan yang sistematik. Teks itu merupakan proses,

yaitu proses pemilihan makna yang terus-menerus, suatu perubahan melalui

jaringan tenaga makna (Halliday, 1992: 14). Lebih lanjut dikatakan Halliday

(1992: 15), bahwa “teks merupakan objek (mungkin merupakan sesuatu

bernilai sangat tinggi, misalnya sesuatu yang diakui sebagai sajak besar) dan

juga merupakan contoh makna sosial dalam konteks situasi tertentu”.

Dari pernyataan tersebut, yang terlintas dalam benak penulis adalah

gambaran tentang kesatuan (unity). Tidak mungkin kita memahami semua

buku, puisi, dan lain-lain, baik dalam bentuk aslinya atau bukan. Kita

mengenal teks, dalam arti mampu membedakan teks, non-teks, teks lengkap

dan teks tidak lengkap. Semuanya didasarkan – penilaiannya – pada konsep

kesatuan.

Page 59: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

142

b. Pengertian Konteks

Menurut Hilliday dan Ruqaiya, semua pemakaian bahasa mempunyai

konteks. Ciri-ciri “tekstual” memungkinkan wacana menjadi padu bukan

hanya antara unsur-unsurnya dalam wacana itu sendiri tetapi juga dengan

konteks situasinya. Konteks situasi adalah lingkungan langsung tempat teks

itu benar-benar berfungsi (1992: 62).

Di dalam konteks situasi, teks itu benar-benar berfungsi karena di

dalamnya terlibat tiga unsur metafungsi, yaitu 1) medan wacana, 2) pelibat

wacana, dan 3) sarana wacana. Hal ini untuk menjelaskan mengapa hal-hal

tertentu dituturkan atau ditulis dalam suatu kesempatan, dan hal lain yang

mungkin dapat dituturkan atau ditulis tetapi tidak dituturkan atau ditulisnya.

2) Interteks dan Intertekstual

Sebelum membahas teori intertekstual lebih lanjut perlu diketahui terlebih

dahulu perbedaan pengertian interteks dengan intertekstual, karena kedua istilah

tersebut sering menimbulkan kerancuan.

Interteks adalah semua teks yang dapat ditemukan dalam pikiran seseorang

ketika membaca suatu bagian teks. Teks bersifat tak terbatas dan luwes sehingga

menimbulkan asosiasi pikiran setelah suatu teks dibaca.

Asosiasi pikiran tersebut dapat berkembang tergantung pada luasnya

pengetahuan budaya pembaca serta banyaknya bacaan. Akan tetapi kemampuan

pembaca untuk menghubungkan dan mengajarkan beberapa teks bukan merupakan

Page 60: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

143

bukti bahwa teks yang terkumpul tersebut memiliki struktur yang sama secara

interteks (Michael Riffaterre, 1980: 25).

John Frow (1990: 40) menyatakan bahwa konsep intertekstualitas mewajibkan

teks dipahami bukan sebagai struktur yang mandiri. Akan tetapi sebagai sebuah

struktur yang sekaligus bersifat diferensial dan histories. Teks tercipta melalui

perulangan dan transformasi dari struktur tesktual yang lain, sehingga tidak ada satu

teks yang mandiri. Dalam arti bahwa penciptaannya dan pembacaannya tidak dapat

dilakukan tanpa adanya teks lain (sebagai contoh teladan atau kenangan baik sebagai

penentang, penyimpang ataupun justru melannutkan konversi karya sebelumnya baik

berupa bentuk formal, isi pikiran, masalah, dan tema sebagai teks hipogramnya (A.

Teeuw, 2003: 120-121).

Studi interteks menurut John Frow (1990: 45-46) didasarkan beberapa asumsi

kritis: (1) konsep interteks menuntut peneliti untuk memahami teks tak hanya sebagai

isi, melainkan juga aspek perbedaan dan sejarah teks, (2) teks tak hanya struktur yang

ada, tetapi satu sama lain juga saling memburu, sehingga terjadi perulangan atau

transformasi teks, (3) ketidakhadiran struktur teks dalam rentang teks yang lain

namun hadir juga pada teks tertentu merupakan proses waktu yang menentukan,

(4) bentuk kehadiran struktur teks merupakan rentangan dari yang eksplisit sampai

implisit. Teks boleh saja diciptakan ke bentuk lain di luar norma idiologi dan budaya,

di luar genre, di luar gaya dan idiom, dan di luar hubungan teks-teks lain,

(5) hubungan teks satu dengan yang lain boleh dalam rentang waktu lama, hubungan

tersebut bisa secara abstrak, hubungan interteks juga sering terjadi penghilangan-

penghilangan bagian tertentu, (6) pengaruh mediasi dalam interteks sering

Page 61: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

144

mempengaruhi juga pada penghilangan gaya maupun norma-norma sastra, (7) dalam

melakukan identifikasi interteks diperlukan proses interpretasi, (8) analisis interteks

berbeda dengan melakukan kritik melainkan lebih terfokus pada konsep pengaruh.

Intertekstualitas merupakan karya asosiasi yang kompleks agar makna karya

sastra dapat ditemukan. Hal ini disebabkan oleh intertekstualitas merupakan

fenomena yang mengarahkan pembacaan teks yang memungkinkan untuk

menentukan interpretasi dan bukan hanya pembacaan per baris. Cara ini berguna

untuk memandang teks sebagai penentu pembentukan makna wacana, sehingga

pembaca sadar bahwa kata-kata tidak mengacu pada benda atau konsep. Dalam hal

ini kata-kata merupakan jalinan teks-teks yang telah dikenal maupun bagian-bagian

teks yang muncul. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa teks tersebut telah ada

sebelum muncul dalam teks yang baru (Michael Riffaterre, 1980: 26).

Kehadiran tersebut dapat bersifat fisikal maupun abstrak. Kehadiran fisikal

suatu teks dalam teks lain dapat dikehendaki melalui penampilan judul secara

eksplisit. Kehadiran teks lain yang bersifat abstrak dapat dikenali melalui penampilan

yang tidak secara eksplisit mengacu pada hubungan atau permasalahan antara satu

teks dengan teks yang telah terbit sebelumnya. Dengan demikian, hal ini terjadi

karena pengarang telah membaca suatu teks yang terbit lebih dulu. Kemudian

memasukkan dalam teks yang ditulisnya. Oleh karena itu, dalam membaca suatu teks

pembaca harus membacanya secara berdampingan dengan teks-teks lain atau dapat

dikatakan bahwa interpretasi pembaca terhadap suatu teks tidak dapat dilepaskan dari

teks-teks sebelumnya.

Page 62: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

145

Pada dasarnya, intertekstualitas tidak hanya sekedar menyusun identifikasi

kehadiran suatu teks dalam teks lain, akan tetapi mengandung pengertian yang lebih

dalam. Kehadiran suatu teks dalam teks lain akan membuat teks lebih bermakna.

Pewarnaan suatu teks dapat dilakukan dengan cara mengubah bagian-bagian tertentu,

menambah, atau menentangnya. Dengan demikian, intertekstualitas juga berkaitan

dengan penerimaan atau resepsi yaitu bagaimana seseorang memperlakukan suatu

teks. Kemudian diberi makna sehingga dapat dikatakan bahwa intertekstualitas

merupakan suatu bentuk resepsi sastra.

3) Prinsip Intertekstual

Prinsip intertekstual sebenarnya diawali pada masa Formalisme Rusia, yaitu

ketika Bakhtin mengembangkan teori dialogis. Dikemukakan oleh Bakhtin bahwa

semua karya sastra dihasilkan atas dialog antara teks dengan teks lain. Gagasan ini

selanjutnya dikembangkan oleh Julia Kristeva. Seperti yang dikemukakan oleh Shiloh

(2007),

“as Kristeva, along with other poststructuralist theorists, has taught us, any

tex is an amalgam of others, a part of a larger fabric of cultural discourse. A

text is a multidimensional space in which a variety of writings, none of them

original, blend and clash.” (“Seperti yang dikemukakan Kristeva, sejauh teori

poststrukturalisme yang ada, mengajarkan kita bahwa suatu teks sebenarnya merupakan paduan dari teks yang lainnya, sebuah bagian dari suatu struktur

yang lebih besar dari wacana kebudayaan. Sebuah eks merupakan bagian

tertentu dari sebuah bagian multimedia yang mana merupakan jenis dari

keterampilan menulis, tidak ada satupun di antaranya yang murni, perpaduan

dan pertentangan.”)

Karya sastra tidak lahir dari situasi kekosongan budaya. Oleh karena itu, karya

sastra tidak dapat terlepas dari konteks sejarah dan social masyarakat. Seperti yang

Page 63: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

146

dikemukakan Luxemburg (dalam Burhan Nurgiyantoro, 1991: 50) bahwa

intertekstualitas diartikan sebagai kita menulis dan membac dalam suatu „interteks‟

suatu tradisi budaya, social, dan satra, yang tertuang dalam teks-teks. Setiap teks

sebagian bertumpu pada konvensi sastra dan bahasa dan dipengaruhi oleh teks-teks

sebelumnya. Kajian intertekstual berangkat dari asumsi bahwa “kapan” pun karya

ditulis, ia tidak mungkin lahir dari situasi kekosongan budaya. Unsur budaya,

termasuk semua konvensi dan tradisi di masyarakat, dalam wujudnya yang khusus

berupa teks-teks kesastraan yang ditulis sebelumnya.

Intertekstualitas merupakan suatu analisis structural pada teks-teks dalam

hubungannya dengan system yang lebih besar. Sejalan dengan penapat Landow

(1992),

“that intertextuality, as a structural analysis of texts in relation to larger

system of signifying practices or uses of signs in cultur, shifts attention from

the triad constituted by author/work/tradition to another constituted by text/discourse/culture. In so doing, intertextuality replaces the evolutionary

model of literature as a sign system.” (Intertekstualitas, sebagai suatu analisis

structural pada teks-teks dalam hubungannya dengan system yang lebih besar

dari praktik-penandaan atau penggunaan tanda-tanda dalam kebudayaan,

pergeseran-pergeseran perhatian dari tritunggal yang diberikan oleh penutur/karya/tradisi untuk diberikan pada yang lain oleh teks/wacana/budaya.

Juga dalam tindakan, intertekstualitas meletakkan kembali model evolusioner

pada sejarah sastra dengan sebuah struktur atau model sinkronis dari

kesastraan sebagai sebuah system tanda”).

Setiap teks sastra dibaca dan harus dengan latar belakang teks-teks lain.

Kristeva berpendapat bahwa tidak ada sebuah teks pun yang sungguh mandiri, dalam

arti bahwa penciptaan dan pembacaannya tidak dapat dilakukan tanpa adanya teks-tks

lain sebagai contoh, teladan, kerangka. Tidak dalam arti bahwa teks baru hanya

meneladani teks lain atau mematuhi kerangka yang telah diberikan terlebih dulu,

Page 64: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

147

tetapi dalam arti bahwa dalam penyimpangan dan transformasi pun model teks yang

sudah ada memainkan peran penting.

Pemberontakan atau penyimpangan mengandaikan adanya sesuatu yang dapat

diberontaki ataupun disimpangi dan pemahaman teks baru memerlukan latar

pengetahuan tentang teks-teks yang mendahuluinya (A. Teeuw, 1984: 145-146).

Lebih lanjut dikatakan Kristeva (dalam A. Teeuw, 1984: 146) bahwa sebuah karya

dapat dibaca dalam kaitan ataupun pertentangan dengan teks-teks lain, yang

merupakan semacam kisi. Lewat kisi itu, teks dibaca dan diberi struktur dengan

menimbulkan harapan yang memungkinkan pembaca untuk memetik cirri-ciri

menonjol dan memberikannya sebuah struktur.

Sebuah karya sastra baru bermakna penuh dalam hubungannya dengan karya

sastra yang lain. Michael Riffatere (1980: 21) mengemukakan bahwa karya sastra

yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra sesudahnya disebut sebagai karya

hipogram. Hipogram merupakan karya yang menjadi dasar hipogram itu disebut

sebagai karya transformasi karena mentransformasikan teks-teks yang menjadi

hipogramnya. Lebih lanjut diungkapkan Michael Riffatere (1980: 22) bahwa karya

sastra yang menjadi hipogram diserap dan ditransformasikan dalam teks sastra

sesudahnya yang menunjukkan adanya persamaan. Dengan menjajarkan sebuah teks

dengan teks yang menjadi hipogramnya, makna teks tersebut menjadi jelas baik teks

itu mengikuti maupun menentang hipogramnya. Begitu juga situasi yang dilukiskan,

menjadi lebih terang hingga dapat diberikan makna sepenuhnya.

Pendapat lain yang senada dengan pendapat di atas, dikemukakan oleh

Rachmat Djoko Pradopo (1995: 228) bahwa prinsip dasar intertekstualitas adalah

Page 65: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

148

karya hanya dapat dipahami maknanya secara utuh dalam kaitannya dengan teks lain

yang menjadi hipogram. Lebih lanjut dikatakan bahwa prinsip intertekstualitas yang

penting adalah prinsip pemahaman dan pemberian makna teks sendiri, tidak

mempersoalkan saduran atau turunan, tetapi setiap teks itu merupakan peresapan,

penyerapan, dan transformasi teks lain. Oleh karena itu, berlaku prinsip bahwa untuk

dapat memberikan makna penuh sebuah teks, teks harus dibicarakan dalam kaitannya

dengan teks yang menjadi hipogramnya.

Ada di bagian lain, dinyatakan bahwa untuk mendapatkan makna yang

sepenuhnya itu dalam menganalisis tidak boleh dilepaskan karya sastra dari konteks

sejarah dan konteks social-budayanya, dalam hubungan pembicaraan intertekstual ini

berkenaan dengan konteks sejarah sastranya. Lebih lanjut dikemukakan bahwa

sebuah karya sastra baik itu puisi maupun prosa mempunyai hubungan sejarah antara

karya sezaman, yang mendahuluinya atau yang kemudian. Hubungan sejarah ini baik

berupa persamaan maupun pertentangan. Dengan demikian, membicarakan karya

sastra itu sebaiknya dalam hubungannya dengan karya sezamana, sebelum, atau

sesudahnya (Rahmad Djoko Pradopo, 1995: 167).

Secara garis besar, penelitian intertekstualitas memiliki dua fokus. Pertama,

meminta perhatian kita tentang pentingnya teks yang terdahulu (prior texs). Tuntutan

adanya otonomo teks sebenarnya dapat menyesatkan gagasan, sebuah karya memiliki

arti karena dalam hal-hal te4rtentu telah dituliskan lebih dahulu oleh pengarang lain.

Kedua, intertekstualitas akan membimbing peneliti untuk mempertimbangkan teks

terdahulu sebagai kode yang memungkinkan lahirnya berbagai efek signifikasi.

Page 66: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

149

Berdasarkan dua fokus ini, tampak bahwa karya sastra sebelumnya banyak berperan

dalam sebuah penciptaan (Suwardi Endraswara, 2003: 133).

Beberapa pendapat di atas, jelas menegaskan bahwa prinsip intertekstualitas

menekankan terjadinya proses keberlangsungan pemaknaan secara luas antara teks-

teks yang kemudian dan teks-teks yang terdahulu. Keberlangsungan pemaknaan

menandai hubungan antarteks baik yang bersifat hubungan persamaan maupun

pertentangan. Karya sastra yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra sesudahnya

disebut sebagai karya hipogram, sedangkan karya yang diciptakan berdasarkan

hipogram disebut karya transformasi.

Jika dicermati dari asumsi di atas, penelitian interteks semual memang

pengembangan dari resepsi sastra, terutama resepsi teks. Asumsi paham interteks

adalah bahwa teks sastra tidak berdiri sendiri. Teks dibangun atas teks yang lain.

Pengarang ketika mengekspresikan karyanya, telah meresepsi karya sebelumnya.

Hanya saja, terjadinya interteks tersebut ada yang sangat vulgar dan ada pula yang

sangat halus. Semua hasus interteks tergantung kehalian pengarang menyembunyikan

atau sebaliknya memang ingin menampakkan karya orang lain dalam karyanya.

Pemerhati interteks dan sastra perbandingan sebenarnya kurang lebih sama.

Baik interteks maupun sastra perbandingan, sebenarnya ingin melacak orisionalitas

sebuah teks sastra. Jika karya sastra semakin tidak memuat teks lain, berarti fungsi

kreativitas sangat tinggi. Pencipta telah memanfaatkan kemampuan berkreasi

sehingga seakan-akan tak ada teks lain yang muncul di dalamnya. Namun, jika

peneliti interteks dan atau sastra perbandingan sangat jeli, apa yang disembunyikan

pencipta atas teks lain sering terungkap.

Page 67: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

150

4) Kajian Intertekstual

Burhan Nurgiyantoro (1995: 50) mengatakan bahwa kajian intertekstual

merupakan kajian terhadap sejumlah teks sastra yang diduga mempunyai bentuk-

bentuk hubungan tertentu. Mengacu pendapat Nurgiyantoro, dapat dikatakan bahwa

kajian intertekstual mencakup sastra bandingan, yaitu studi hubungan antara dua

kesusastraan atau lebih (Wellek dan Warren, terjemahan Melani Budianta,

1990: 49). Sastra bandingan mempelajari hubungan dua kesusastraan atau lebih,

apakah hubungan itu bersifat persamaan atau perbedaan, sedangkan intertekstual

selain mempelajari persamaan dan perbedaan dua karya sastra atau lebih juga

menentukan karya sastra mana yang menjadi hipogramnya. Untuk menentukan

hipogramnya berarti ada penilaian terhadap karya sastra yang dibandingkan.

A. Teeuw (dalam Rahmat Djoko Pradopo, 2002: 223) menyatakan bahwa

seorang pengarang tidak mencipta karya sastra dalam situasi kekosongan budaya,

artinya bahwa karya sastra itu sebenarnya tidak begitu saja ada melainkan

sebelumnya telah ada. Karya sastra lain yang tercipta berdasarkan konvensi budaya

yang telah ada di masyarakat yang ditulis oleh orang lain. Dengan adanya karya

sastra lain yang telah ada sebelumnya tersebut, bukan tidak mungkin pengarang telah

membaca karya sastra tersebut, dan secara langsung maupun tidak langsung

memasukkannya dalam karya sastra yang diciptakannya.

Karya sastra yang baru tersebut dipandang sebagai tulisan sisipan atau

cangkokan pada kerangka karya sastra pendahulunya (Hartoko dan Rahmanto,

1986: 67). Michael Riffaterre mengemukakan bahwa karya sastra yang dijadikan

kerangka bagi penulisan karya yang berikutnya disebut hipogram (1980: 23). Istilah

Page 68: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

151

tersebut sering diterjemahkan menjadi latar, yaitu dasar bagi penciptaan karya lain

walaupun mungkin tidak secara eksplisit. Karya pendahulu yang melatari atau

menjadi hipogram karya berikutnya inilah yang menjadi fokus penelitian

intertekstual. Melalui penjajaran karya sastra yang satu dengan karya sastra lain yang

menghipogrami, maka karya sastra yang bersangkutan dapat dipahami secara penuh.

Adanya hubungan antara karya sastra yang satu dengan karya sastra yang lain

mungkin disadari oleh pengarangnya, tetapi mungkin juga tidak disadarinya (Ahmad,

1988: 12). Kesadaran pengarang terhadap karya sastra lain yang menjadi

hipogramnya mungkin berupa sikap pengukuhan tradisi, atau penolakan tradisi

sebelumnya.

Dalam hubungannya dengan hipogram tersebut, perlu diperhatikan keterangan

Kristeva berikut ini:

“Setiap teks itu merupakan mosaic kutipan-kutipan dan merupakan peresapan serta transformasi dari teks-teks lain. Tidak mustahil apabila pengarang dalam

menulis teks itu mengambil unsur-unsur tertentu yang dipandang baik dari

teks lain berdasarkan tanggapannya dan diolah dalam karyanya sendiri.

Dengan demikian, meskipun sebuah karya sastra memuat unsur-unsur resapan

dari berbagai teks lain, tetapi karya sastra tersebut tetap merupakan karyanya sendiri yang menyimpan dan mencerminkan kepribadiannya. Hal itu berkaitan

dengan cara kerja yang dilakukannya. Unsur-unsur resapan tersebut diolah

dengan wawasan dan daya kreativitias, konsep estetis, dan pikirannya sendiri.

Meskipun demikian, konvensi-konvensi atau unsur-unsur yang diserap masih

tetap dapat dikenali dalam teks yang terbit kemudian, dengan cara membandingkan teks yang menjadi hipogram dengan teks baru tersebut”.

(Jonathan Culler, 1981: 104).

Adanya teks lain dalam suatu teks dapat diketahui dengan adanya petunjuk

yang menunjukkan hubungan persambungan dan pemisahan antara teks yang satu

dengan teks yang lain yang diduga memiliki hubungan pengaruh. Dengan demikian,

bukan tidak mungkin pengarangnya telah membaca suatu teks yang terbit lebih

Page 69: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

152

dahulu dan memasukkannya dalam teks yang ditulisnya. Dalam hal ini, kehadiran

suatu teks lain bukanlah suatu yang polos, yang tidak melibatkan suatu proses

pemahaman dan pemaknaan, tetapi di sini selalu ikut unsur pemaknaan dan

bagaimana seseorang menerima teks tersebut (Umar Junus, 1985: 88).

Kajian intertekstualitas tersebut merupakan salah satu sarana pemberian

makna kepada teks yang ditulis lebih dahulu. Hal itu, mengingat bahwa sastrawan

dalam menanggapi teks yang terlebih dahulu itu menggunakan pikiran, gagasan

konsep estetika, dan pengetahuan tentang sastra yang dimilikinya. Dengan begitu,

karya sastra yang diciptanya merupakan karya sastra asli. Di sini terlihat prinsip

intertekstual bercampur dengan teori tanggapan sastra. Dalam teori tanggapan sastra

setiap teks yang merupakan transformasi teks lain itu adalah ciptaan asli, bahkan juga

turunan yang dibuat itu adalah teks aslinya (Rahmat Djoko Pradopo, 2002: 229). Hal

ini disebabkan oleh adanya gagasan yang menyatakan bahwa dalam menurun teks

lain, seorang pengarang selalu mengikutkan gagasan dan horizon harapannya.

Yang terpenting dalam kajian intertekstual adalah prinsip pemahaman dan

pemberian makna teks sendiri tanpa mempersoalkan saduran atau tuturan, melainkan

setiap teks merupakan peresapan, penyerapan, dan transformasi teks lain. Oleh karena

itu, berlaku prinsip bahwa untuk memperoleh makna sebuah teks dengan lebih baik,

harus dibicarakan dalam kaitannya dengan teks yang menjadi hipogramnya. A.

Teeuw (1983: 69) menguraikan prinsip intertekstual dengan lebih luas. Esensi

intertekstual menurut A. Teeuw ini adalah interpretasi sebuah teks sastra baru secara

tuntas dan sempurna, karena teks sastra baru mendapat makna penuh sebagai sistem

tanda dalam kontrasnya dengan hipogramnya.

Page 70: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

153

Walaupun dalam menciptakan karya sastra seorang pengarang mungkin

dipengaruhi karya sastra lain yang lebih dahulu terbit, tetapi pengarang tetap terikat

dengan sistem sastra yang berlaku pada zaman itu, sehingga pengaruh karya sastra

yang lain tetap disaring dan disesuaikan dengan konvensi pada saat karya sastra

tersebut dibuat. Penyesuaian dengan konvensi pada saat itu membuat karya sastra

yang dihasilkan menjadi sesuatu yang berbeda dengan karya sastra yang

dipengaruhinya.

4. Nilai Pendidikan

a. Hakikat Nilai

Louis Kattsoff (2004: 325) menyatakan bahwa nilai adalah sesuatu yang

berguna, sedangkan menurut Madiatmadja (1986: 105), nilai berkaitan dengan

kebaikan yang ada dalam sesuatu hal. Namun, kebaikan itu berbeda dengan nilai.

Sesuatu yang baik belum tentu bernilai. Contohnya, seseorang yang mempunyai

banyak ilmu itu baik, tetapi ilmu itu tidak bernilai jika seseorang itu hampir

meninggal ilmunya tidak diamalkan. Perbedaan antara kebaikan dan nilai adalah

kebaikan lebih melekat pada halnya, sedangkan nilai lebih menunjukkan pada sikap

seseorang terhadap sesuatu hal yang baik.

Proses nilai-nilai kehidupan manusia disadari, diidentifikasi, dan diserap

menjadi milik yang lebih disadari untuk kemudian dikembangkan, sehingga yang

terjadi dalam proses pendidikan, pendidikan bukan menciptakan dan memberikan

atau mengajarkan nilai-nilai pada peserta didik, tetapi membantu peserta didik agar

dapat menyadari adanya nilai-nilai itu, mengakui, mendalami, dan memahami hakikat

Page 71: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

154

dan kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya serta peranan dan kegunaannya

bagi kehidupan.

Nilai merupakan kadar relasi positif antara sesuatu hal dengan orang tertentu.

Dengan demikian, dapat disimpulkan nilai adalah sesuatu atau hal-hal yang berguna

bagi kemanusiaan. Nilai berkaitan erat dengan kebaikan yang ada pada sesuatu hal.

Namun, kebaikan itu berbeda dengan sesuatu yang baik belum tentu bernilai.

Pada hakikatnya yang dimaksud dengan nilai adalah sifat -sifat, hal-hal yang

penting dan berguna bagi kemanusiaan. Dengan kata lain, nilai adalah aturan yang

menentukan sesuatu benda atau perbuatan lebih tinggi, dikehendaki dari yang lain

(Atar Semi, 1988: 54). Lebih lanjut Atar Semi mengatakan bahwa nilai juga

menyangkut masalah bagaimana usaha untuk menentukan sesuatu itu berharga dari

yang lain, serta tentang apa yang dikehendaki dan apa yang ditolak.

Nilai tidak berubah, nilai itu mutlak. Nilai tidak dikondisikan oleh perbuatan.

Tanpa memperhatikan hakikatnya, nilai itu bersifat histories, sosial, biologis atau

murni individual. Nilai merupakan suatu yang abstrak, tetapi secara fungsional

mempunyai ciri mampu membedakan antara yang satu dengan lainnya. Suatu nilai

jika dihayati seseorang, maka nilai-nilai tersebut akan sangat berpengaruh terhadap

cara berpikir, cara bersikap, maupun cara bertindak dalam mencapai tujuan hidupnya.

Nilai adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kebaikan-kebaikan,

kemaslahatan, dan keluhuran. Nilai merupakan sesuatu yang dihargai, dijunjung

tinggi, serta selalu dikejar oleh manusia untuk memperoleh kebahagiaan hidup.

Dengan nilai, manusia dapat merasakan kepuasan, baik kepuasan lahiriah maupun

batiniah. Nilai mencakup beberapa komponen seperti yang dikemukakan oleh

Page 72: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

155

Kaswardi (1993: 4), yaitu memiliki (segi kognitif), menghargai (segi afektif), dan

bertindak (segi psikomotorik), sedangkan Bertens (1997: 141) mengungkapkan

pendapatnya tentang nilai sebagai berikut :

Masih berbicara tentang nilai, Louis Kattsoff (2004: 332) menyatakan nilai

sebagai berikut :

Kata nilai mempunyai empat arti, yaitu :

1. mengandung nilai artinya berguna;

2. merupakan nilai, artinya „baik‟ atau „bener‟ atau „indah‟;

3. mempunyai nilai, artinya merupakan objek keinginan, mempunyai kualitas

yang menyebabkan orang mengambil „sikap‟, „menyetujui‟ atau mempunyai sifat nilai tertentu;

4. memberi nilai, artinya menanggapi sesuatu sebagai hal yang diinginkan

atau sebagai hal yang menggambarkan nilai tertentu.

Suatu nilai yang dihayati seseorang akan sangat berpengaruh terhadap cara

berpikir, cara bersikap, maupun cara bertindak dalam mencapai tujuan hidupnya. Hal

ini sesuai dengan pendapat Bloom (dalam Soelaeman, 1988: 44) yang mengatakan

bahwa masalah nilai-nilai kemanusiaan tidak hanya bergerak di bidang psikomotor

dan kognitif, akan tetapi juga untuk perwujudannya dengan kesadaran dan penuh

tanggung jawab harus sampai menjangkau bidang efektif.

Nilai dapat dibedakan, yaitu : (1) nilai materi yang mencakup kebutuhan

pangan, sandang, dan papan; (2) nilai sosial mencakup kebutuhan hidup bersama

antar sesame yang meliputi kasih sayang, kepercayaan, kehangatan, kemesraan, dan

sebagainya; (3) nilai moral yang meliputi kejujuran dan tanggung jawab atas

kehidupan pribadi; (4) nilai estetika menyangkut keindahan dan rasa seni; (5) nilai

spiritual yang menyangkut kebutuhan manusia akan kesempurnaan dan kelengkapan

dirinya.

Page 73: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

156

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan segala sesuatu

tentang baik buruk yang memiliki sifat-sifat atau hal-hal penting dan berguna bagi

kemanusiaan. Dengan nilai, manusia dapat merasakan kepuasan, baik kepuasaan

lahirian maupun batiniah.

b. Hakikat Pendidikan

Soedomo Hadi (2003: 18) mengatakan bahwa pendidikan adalah bantuan atau

tuntunan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak-anak dalam

usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan yang dilakukan.

Pendidikan mencakup pengalaman, pengertian, dan penyesuaian diri dari pihak

terdidik terhadap rangsangan yang diberikan kepadanya menuju arah pertumbuhan

dan perkembangan.

Pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk mencapai tujuan hidupnya yang

dilakukan secara terus-menerus seperti pendapat Ki Hajar Dewantara bahwa

pendidikan itu dimulai sejak anak dilahirkan dan berakhir setelah ia meninggal dunia.

Dari beberapa pendapat tentang pendidikan yang telah disampaikan di atas

dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah usaha sadar, terencana, terus-

menerus, serta penuh tanggung jawab yang merupakan proses pengubahan sikap dan

tingkah laku agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya dalam

usaha pendewasaan melalui upaya pengajaran dan latihan.

Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab I Ketentuan Umum pasal 1 disebutkan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Page 74: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

157

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”

(dalam Soedomo Hadi, 2003: 108).

Sejalan dengan rumusan pendidikan di atas dijelaskan bahwa pendidikan pada

hakikatnya suatu kegiatan yang secara sadar dan sengaja, serta penuh tanggung jawab

yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak sehingga timbul interaksi dari

keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan

berlangsung terus-menerus.

c. Nilai Pendidikan (Edukasi) dalam Novel

Realitas dalam karya sastra yang baik sebagai hasil imajinasi dan kreativitas

pengarang terkadang dapat memberikan pengalaman total pada pembaca. Dengan

kreativitas dan kepekaan rasa, seorang pengarang bukan saja mampu menyajikan

keindahan rangkaian cerita, melainkan juga mampu memberikan pandangan yang

berhubungan dengan renungan tentang agama, filsafat, serta beraneka ragam

pengalaman tentang problema hidup dan kehidupan. Bermacam-macam wawasan itu

disampaikan pengarang lewat rangkaian kejadian, tingkah laku dan perwatakan para

tokoh, ataupun komentar yang diberikan pengarangnya.

Dengan adanya bermacam-macam wawasan yang dikandung dalam karya

sastra, pada dasarnya suatu karya sastra yang bermutu atau berbobot akan selalu

mengandung bermacam nilai didik tentang kehidupan yang bermanfaat bagi

pembaca.

Page 75: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

158

Berkaitan dengan nilai pendidikan dalam karya sastra, Suyitno (1986: 3)

mengatakan bahwa:

“Berbicara mengenai nilai pendidikan atau nilai didik dalam karya sastra, maka tidak akan terlepas dari karya sastra itu sendiri. Karya sastra sebagai

hasil olahan sastrawan, yang mengambil bahan dari segala permasalahan

dalam kehidupan dapat memberikan pengetahuan yang tidak dimiliki oleh

pengetahuan yang lain. Hal ini merupakan salah satu kelebihan karya sastra.

Kelebihan lain ialah bahwa karya sastra dapat memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap cara berpikir mengenai hidup, baik dan buruk, salah dan

benar, dan mengenai cara hidupnya sendiri dan bangsanya. Sastra sebagai

produk kehidupan mengandung nilai-nilai sosial, falsafi, religi, dan

sebagainya.”

Lebih jauh pengertian nilai pendidikan berkaitan dengan sastra, Nyoman

Tusthi Edy (1983: 121) memaparkan sebagai berikut:

“Sastra harus bersifat mendidik. Tetapi dalam perannya sebagai alat mendidik

masyarakat tidaklah harus menggurui atau menunjukkan apa yang hendak

dituju oleh seorang atau masyarakat seperti halnya yang terdapat dalam sastra

propaganda atau sastra slogan Lekra. Ia dapat berupa sesuatu yang menjadi

alat untuk membangkitkan rasa semangat, memulihkan kepercayaan diri sendiri dan melepaskan ketegangan-ketegangan batin. Disinilah letak edukatif

karya sastra.”

Nilai-nilai pendidikan sangat erat kaitannya dengan karya sastra. Setiap karya

sastra yang baik (termasuk novel) selalu mengungkapkan nilai-nilai luhur yang

bermanfaat bagi pembacanya. Nilai pendidikan yang dimaksud dapat mencakup nilai

pendidikan moral, agama, sosial, maupun estetis (keindahan). Hal ini sesuai dengan

pernyataan Herman J. Waluyo (2002: 27) bahwa nilai sastra berarti kebaikan yang

ada dalam makna karya sastra bagi kehidupan. Nilai sastra dapat berupa nilai medial

(menjadi sarana), nilai final (yang dikejar seseorang), nilai cultural, nilai kesusilaan,

dan nilai agama.

Page 76: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

159

Makna nilai dalam sastra menurut Herman J. Waluyo (2002: 28) adalah

“kebaikan yang ada dalam makna karya sastra bagi kehidupan seseorang”. Hal ini

berarti bahwa dengan adanya berbagai wawasan yang dikandung dalam karya sastra

khususnya novel, menunjukkan bahwa pada dasarnya suatu karya sastra akan selalu

mengandung bermacam-macam nilai kehidupan yang akan sangat bermanfaat bagi

pembaca.

Nilai yang terdapat dalam karya sastra sangat bergantung pada persepsi dan

pengertian yang diperoleh pembaca. Pembaca perlu menyadari bahwa tidak semua

karya sastra dengan mudah dapat diambil nilai pendidikannya. Nilai yang terdapat

dalam karya sastra dapat diperoleh pembaca jika karya yang dibacanya itu menyentuh

dirinya, maksudnya menyentuh perasaannya.

Berdasar pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan nilai sastra, yaitu sifat-sifat (hal-hal) atau merupakan sesuatu yang positif

yang berguna dalam kehidupan manusia dan pantas untuk dimiliki tiap manusia.

Dalam pengertian ini nilai adalah sesuatu yang berhubungan dengan etika (baik dan

buruk), logika (benar dan salah), estetika (indah dan jelek).

Kehadiran karya sastra sebagai hasil cipta sastrawan tidak saja lahir dari

fenomena-fenomena kehidupan nyata, tetapi datang dari kesadaran bahwa karya

sastra sebagai suatu yang imajinatif dan fiktif. Di samping itu juga adanya

pengembangan ekspresi sehingga tercipta karya sastra. Seorang sastrawan dalam

menciptakan keindahan juga berkeinginan untuk menyampaikan pikiran, pendapat,

dan saran terhadap sesuatu. Apa yang hendak disampaikan pengarang itu merupakan

nilai-nilai pendidikan.

Page 77: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

160

Berbagai nilai pendidikan dapat ditemukan dalam karya sastra. Nilai didik di

dalamnya tidak hanya terbatas soal kebajikan dan moral saja, tetapi ada nilai lain

yang lebih khas sastra. Walaupun masih banyak nilai lain, tetapi jika berbicara

tentang nilai didik, orang langsung berasosiasi kepada moral, etika dan kebajikan. Hal

ini wajar sebab sesuatu yang baik merupakan inti pendidikan. Sastra memiliki nilai

didik kesusilaan, mengandung nilai estetika, dan memperjuangkan hal-hal yang baik

dan benar.

Dari beberapa pendapat tentang nilai pendidikan yang terdapat dalam karya

sastra di atas ditarik kesimpulan bahwa ada beberapa nilai pendidikan yang bisa

diperoleh dari sebuah cerita (dalam hal ini novel). Nilai pendidikan itu diantaranya

adalah yang berhubungan dengan moral, agama, budaya, sosial, dan sebagainya.

d. Nilai Pendidikan Moral

Moral adalah aturan kesusilaan yang meliputi semua norma untuk kelakuan,

perbuatan dan tingkah laku yang baik (Ali, 1979: 217). Nilai pendidikan moral yang

terdapat di dalam karya sastra dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap

pembentukan akhlak (pembaca). Pendidikan moral merupakan sarana untuk

membentuk kata hati anak agar anak memiliki kepekaan terhadap baik buruknya,

serta membentuk kemauan yang kuat untuk dapat menolak hal-hal yang tidak baik

dan hanya berbuat sesuai dengan yang baik.

Perbuatan dan tingkah laku dapat dikatakan baik jika perbuatan dan tingkah

laku tersebut tidak melanggar segala aturan atau norma yang berlaku di masyarakat,

sebaliknya perbuatan dan tingkah laku dikatakan buruk jika melanggar atau

Page 78: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

161

menyimpang dari aturan atau norma yang hidup di masyarakat. Baik buruk suatu

tingkah laku tidak dapat diputuskan oleh perseorangan dan kelompok orang saja,

tetapi harus berdasarkan pendapat umum.

Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pencipta

karya sastra yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai dan kebenaran dan

hal itu ingin disampaikan kepada pendengar (pembaca). Menurut Kenny (1966: 89),

moral dalam karya sastra biasanya dimaksudkan sebagai suatu saran yang

berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis yang dapat diambil

(dan ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Hal itu merupakan

petunjuk yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai hal yang

berhubungan dengan masalah kehidupan seperti tingkah laku, dan sopan santun

pergaulan. Moral bersifat praktis, sebab petunjuk itu ditampilkan atau ditemukan

modelnya dalam kehidupan nyata sebagai model tingkah laku tokoh-tokohnya.

Novel sebagai karya sastra menawarkan pesan moral yang berhubungan

dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia.

Sifat luhur kemanusiaan itu tidak bersifat kebangsaan tetapi bersifat universal

(Burhan Nurgiyantoro, 1995: 321-322). Artinya, sifat-sifat itu dimiliki dan diyakini

kebenarannya oleh manusia sejagad.

Moral dalam karya sastra hampir selalu dalam pengertian yang baik. Dengan

demikian, jika dalam sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh

yang terpuji baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis maupun pratoganis

(Burhan Nurgiyantoro, 1995: 322).

Page 79: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

162

Moral merupakan laku perbuatan manusia dipandang dari nilai-nilai baik dan

buruk, benar dan salah, dan berdasarkan adat kebiasaan di mana individu berada.

Pendidikan moral memungkinkan manusia memilih secara bijaksana yang benar dan

yang salah atau tidak benar. Pesan-pesan moral dapat disampaikan pengarang secara

langsung dan bisa pula tidak secara langsung. Makin besar kesadaran manusia

tentang baik dan buruk itu, maka makin besar moralitasnya. Pendidikan besar sekali

pengaruhnya atas perkembangan moralitas. Seseorang yang makin terang

pengetahuannya tentang sesuatu yang baik dan yang tidak baik, akan mudah

mengadakan pilihan.

Moral diartikan sebagai norma dan konsep kehidupan yang dijunjung tinggi

oleh masyarakat. Nilai-nilai pendidikan moral tersebut dapat mengubah perbuatan,

perilaku, dan sikap serta kewajiban moral dalam masyarakat yang baik, seperti budi

pekerti, akhlak, dan etika (Joko Widagdo, 2001: 30).

Nilai moral yang terkandung dalam karya sastra juga bertujuan untuk

mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika dan budi pekerti. Nilai pendidikan

moral menunjukkan peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat seorang

individu dari suatu kelompok yang meliputi perilaku, tata karma yang menjunjung

tinggi budi pekerti dan nilai susila.

Secara umum moral merujuk pada pengertian baik buruk yang diterima secara

umum mengenai perbuatan dan kelakuan, akhlak, dan kewajiban. Nilai moral

berkaitan dengan pribadi manusia. Nilai moral ini merupakan tata nilai baik buruk

suatu perbuatan, apa yang harus dihindari, apa yang harus dikerjakan, sehingga

Page 80: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

163

tercipta baik suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap baik,

serasi dan bermanfaat bagi orang tersebut, masyarakat, lingkungan, dan alam sekitar.

Joko Widagdo (2001: 31-32) mengemukakan bahwa:

“Seseorang belum dikatakan bermoral apabila dia melihat atau melakukan

kejahatan dan tidak berusaha memberantasnya, hanya dengan alasan amal

perbuatan dan kejahatan itu tidak mengenai atau merugikan dirinya. Sebagai

pengemban nilai-nilai moral setiap orang harus merasa terpanggil untuk mengadakan reaksi, kapan, dan di mana saja melihat perbuatan yang

menginjak nilai-nilai moral”.

Nilai moral dalam karya sastra biasanya bertujuan untuk mendidik manusia

agar mengenal nilai-nilai estetika dan budi pekerti. Nilai pendidikan moral

menunjukkan peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat seorang individu atau

dari suatu kelompok yang meliputi perilaku, tata karma yang menunjung tinggi budi

pekerti dan nilai susila.

Berdasarkan pengertian moral yang telah dikemukakan di atas dapat

disimpulkan bahwa moral merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan ajaran

yang baik dan buruk mengenai perbuatan, sikap, dan budi pekerti seseorang. Moral

lebih sering dipergunakan sebagai istilah untuk menunjukkan tingkah laku dan adat

kebiasaan individu-individu atau kelompok.

Moral yang sering disinonimkan dengan istilah etika, dapat diambil

kesimpulan bahwa nilai moral merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan

hal-hal yang dianggap penting dan bermanfaat untuk manusia dalam pembentukan

sikap, akhlak, dan budi pekerti yang mulia. Adanya nilai-nilai moral yang ditanamkan

kepada anak sejak dini inilah yang diharapkan dapat melahirkan insane sebagai

sumber daya yang berkualitas.

Page 81: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

164

Pengertian moral secara umum adalah meliputi berbagai bidang kehidupan,

baik politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Guna memperoleh batasan yang jelas

dalam penelitian ini, maka pengertian moral dibatasi pada kegiatan manusia di bidang

budaya khususnya moral dalam karya sastra.

Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan media komunikasi pengarang

dalam penyampaian pendapat, pandangan, dan penilaiannya terhadap sesuatu kepada

pembaca. Keberadaan moral dalam karya sastra tidak dapat lepas dari pandangan

pengarang tentang nilai-nilai kebenaran yang dianutnya. Nilai moral itu pada

hakikatnya merupakan sarana atau petunjuk agar pembaca memberikan respon atau

mengikuti pandangan pengarang. Nilai moral yang dapat diterima pembaca umumnya

yang bersifat universal, dalam arti tidak menyimpang dari kebenaran dan hak

kemanusiaan. Nilai moral sastra lebih memberatkan pada sifat kodrati manusia yang

hakikat, bukan pada aturan-aturan yang dibuat, ditentukan, dihakimi manusia (Burhan

Nurgiyantoro, 1995: 322).

Nilai moral yang diberikan oleh pengarang tidak selalu diperlihatkan secara

langsung kepada pembaca, pembaca berusaha mencari sendiri nilai-nilai moral yang

terdapat dalam karya sastra tersebut. Langkah yang tepat untuk menemukan adanya

nilai moral dalam sebuah karya sastra lewat penafsiran dengan mempertimbangkan

berbagai hal, misalnya dengan memperhatikan bagaimanakah hubungan tokoh

dengan diri sendiri, lingkungan, manusia lain, dan hubungan dengan Tuhan.

Page 82: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

165

e. Nilai Pendidikan Budaya

Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti cinta, karsa,

dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari kata sanskerta budhayah yaitu bentuk

jamak kata budi atau akal. Dengan demikian, sejalan dengan pendapat Tylor (dalam

Setiadi, 2006: 27) budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi

pegnetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan

kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota

masyarakat, maka manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang selalu mengubah

lingkungan dari kualitas hidupnya menuju kehidupan yang lebih baik. Kemampuan

itulah yang menjadi salah satu yang membedakan manusia dengan makhluk hidup

lainnya.

Berdasarkan cara berpikir dan aktivitas manusia yang mampu meningkatkan

taraf hidup yang disebut dengan budaya sehingga ektensinya tidak pernah statis,

tetapi semuanya berjalan secara dinamis. Kekuatan kelemahan, tantangan, dan

peluang yang dimiliki serta dihadapi setiap hari, mendorong untuk berfikir kreatif

untuk memecahkan persoalan-persoalan yang ada, sebagai penumbuhan nilai-nilai

norma, perilaku, dan produk-produk baru yang menyertai kehidupan. Kant (dalam

Hartoko, 1988: 14) seorang filosof Jerman mengatakan ciri khas kebudayaan terdapat

dalam kemampuan manusia untuk mengajar dirinya sendiri. Jadi, manusia tidak

hanya berdiam diri dan mengikuti seluruh gerak alam atau mengikuti jalan air, tetapi

mengambil jarak dari alam serta mengubah kondisinya dalam rangka meningkatkan

kualitas hidup yang dicita-citakan manusia yang berbudi luhur dan bermoral tinggi.

Page 83: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

166

William (dalam Strorey terjemahan Nurdin, 2003: 2-3) menawarkan dua

macam tentang definisi budaya. (1) Budaya dapat digunakan untuk mengacu pada

proses umum perkembangan intelektual dan estetis. Definisi ini menunjukkan bahwa

budaya merupakan suatu proses hadir hidupnya dengan berupaya menjawab misteri

yang ada di alamnya serta memecahkan masalah-masalah yang dihadapi untuk

menuju taraf hidup yang lebih baik dan bermoral tinggi atau mulia. (2) Budaya berarti

pandangan hidup tertentu dari masyarakat periode atau kelompok. Berkaitan dengan

hal tersebut, budaya merupakan nilai-nilai yang berkenan dengan suatu kelompok

masyarakat dalam suatu periode tertentu. Pandangan tersebut dapat menyangkut

sebagai sistem kepercayaan, ekonommi, politik, dan sebagainya. Dengan demikian

budaya dapat mengacu pada karya dan praktik-praktik intelektual, terutama aktivitas

artistiknya. Dalam hal ini budaya ditinjau pada karya atau produk yang dianggap

sebagai teks atau tanda (sign) sebagai hasil kerja intelektual.

Kontjaraningrat (1993: 180) mendefinisikan kebudayaan sebagai seluruh total

dari pikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak berakar kepada nalurinya,

karena itu hanya bisa dicetuskan oleh manusia sesudah suatu proses belajar, maka

kebudayaan mengangkat nilai-nilai perilaku dan hasil karya manusia yang dihasilkan

melalui proses belajar dan dijadikan konvensi oleh masyarakatnya. Seluruh karya

manusia dianggap sebagai suatu bahasa yang menyampaikan pesan-pesan tentang

kehidupan yang sudah ada sejak lama untuk membawa manusia ke kemajuan zaman

lebih baik.

Budaya yang bersifat dinamis dan berkembang dari waktu ke waktu yang

setiap saat memerlukan penafsiran kembali agar suatu budaya tersebut tidak

Page 84: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

167

tertinggal. Bahkan, pada lambang-lambang purba yang sepanjang zaman dalam dunia

mitos, kesenian, khayalan, impian, dan dunia bawah sadar. Bukanlah baru-baru yang

berdiri tegak atau tulisan-tulisan yang sudah jarang terbaca namun selalu ditafsirkan

kembali sesuai dengan zamannya (Peusen, 1988: 149).

Selain hal yang tertera di atas, budaya atau kebudayaan sering tampak pada

gaya perilaku warga, misalnya kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta

berbagai benda budaya hasil karya mereka yang dilihat dari luar oleh orang asing.

Sebagai contoh budaya orang Batak yang dilihat oleh orang Jawa sebagai orang yang

agresif, kasar, kurang sopan, tegas, konsekuen, dan berbicara apa adanya. Sebaliknya,

budaya orang Jawa dilihat oleh orang Batak, bahwa watak orang Jawa memancarkan

keselarasan, kesuraman, ketenangan, yang berlebihan, lamban, tingkah laku yang

sukar ditebak, gagasan yang berbelit-belit, serta diskriminasi terhadap tingkatan

sosial. Dengan demikian, kebudayaan yang dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak

sama, seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa yang

berbeda, tetapi setiap kebudayaan mempunyai ciri atau sifat yang berbeda atau tidak

sama.

Berkaitan dengan novel sebagai sebuah karya sastra, novel mencerminkan

nilai-nilai kehidupan bersendikan pada budaya masyarakat. Budaya pada masyarakat

tidak dapat dipisahkan dari bahasa dan sastra pada masyarakat, karena ketiga hal itu

merupakan satu kesatuan. Budaya masyarakat mencakup bahasa yang ada pada

masyarakat tersebut dan juga mencakup sastranya (A.Teeuw, 1984: 100).

Konsep kebudayaan dapat dipecahkan ke dalam beberapa unsur. Unsur-unsur

kebudayaan tersebut merupakan unsur yang universal dan merupakan unsur-unsur

Page 85: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

168

yang dapat ditemukan di semua kebudayaan di dunia baik yang hidup dalam

masyarakat pedesaan yang kecil, terpencil maupun masyarakat kota yang besar dan

kompleks. Unsur-unsur universal menurut (Koetjaraningrat, 1984: 3-5) tersebut

adalah sebagai berikut.

b. Sistem religi dan upacara keagamaan

c. Sistem dan organisasi kemasyarakatan d. Sistem pengetahuan

e. Bahasa

f. Kesenian

g. Sistem mata pencaharian hidup

h. Sistem teknologi dan peralatan

Koentjaraningrat (1984: 5) juga berpendapat bahwa kebudayaan itu

mempunyai paling sedikit tiga wujud, yaitu sebagai berikut :

a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-

nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari

manusia dalam masyarakat. c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud pertama adalah wujud ideal dalam kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak

dapat diraba, difoto, ada di dalam kepala, dalam pikiran dari warga masyarakat di

mana kebudayaan tersebut hidup. Kebudayaan ideal ini dapat kita sebut adat tata

kelakuan karena berfunsi sebagai tata kelakuan yang mengatur, mengendalikan dan

memberi arah kepada kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat. Wujud

kedua dari kebudayaan sering disebut sistem sosial mengenai kelakuan berpola dari

masyarakat itu sendiri terdiri dari aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan

satu sama lain. Sistem sosial itu bersifat konkret dan terjadi di sekeliling kita sehari-

hari.

Page 86: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

169

Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik dan memerlukan

keterampilan, merupakan seluruh total dari hasil fisik dari aktivitas perbuatan, dan

karya manusia dalam masyarakat, maka sifatnya paling konkret dan berupa benda-

benda yang dapat dilihat dan diraba.

B. Penelitian Relevan

Penelitian menggunakan teori intertekstual pernah dilakukan oleh Pradopo

(2003) dengan judul Hubungan Intertekstual antara Novel Siti Nurbaya, Novel Layar

Terkembang, dan Novel Belenggu yang terdapat dalam bukunya berjudul Beberapa

Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya (2003) diterbitkan oleh Pustaka

Pelajar. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian tersebut, yaitu (1) tema yang

terkandung dalam novel Siti Nurbaya, novel Layar Terkembang, dan novel Belenggu,

(2) tokoh dan penokohan dalam novel Siti Nurbaya, novel Layar Terkembang, dan

novel Belenggu, dan (3) menentukan hipogram dan teks transformasi.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Rahmat Djoko Pradopo di atas

dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penelitian Rahmat Djoko Pradopo jumlah subjek penelitiannya sebanyak 3 buah,

sedangkan penelitian ini menggunakan dua buah subjek, yaitu novel Memoirs of

A Geisha karya Arthur Golden dan novel Kembang Jepun karya Remy Sylado.

2. Permasalahan yang muncul pada penelitian Rahmat Djoko Pradopo adalah tema,

tokoh dan penokohan, dan penentuan hipogram serta teks transformasi,

sedangkan pada penelitian ini masalah yang dimunculkan selain penentuan

Page 87: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

170

hipogram dan teks transformasi juga mengenai unsur-unsur struktur dan nilai-

nilai pendidikan yang terdapat di dalam kedua novel tersebut.

C. Kerangka Berpikir

Karya sastra diciptakan oleh pengarang untuk dipahami dan dinikmati oleh

pembaca. Hal-hal yang diungkap oleh pengarang lahir dari pandngan hidup dan daya

imajinasi yang tentu mengandung keterkaitn yang kuat dengan kehidupan. Penciptaan

karya sastra, selain ada kalanya ditampilkan secara rinci seperti kenyataan

sesungguhnya. Karya sastra yang mendahului digunakan sebagai contoh atau teladan

bagi karya sastra yang kemudian. Dua karya sastra atau lebih yang mengangkat tema

yang sama, terdapat persamaan dan perbedaan di dalamnya. Persamaan dan

perbedaan tersebut menandakan bahwa setiap pengarang mempunyai pesan tersendiri

yang disampaikan melalui karyanya. Persamaan dan perbedaan dalam beberapa karya

sastra dapat dianalisis dengan menggunakan prinsip intertekstualitas. Adapun teknik

membandingkannya adalah dengan menjajarkan unsur-unsur struktur secara

menyeluruh yang terdapat dalam karya-karya sastra yang diperbandingkan.

Novel Memoirs of a Geisha karya Arthur Golden dan novel Kembang Jepun

karya Remy Sylado, kedua novel ini diangkat dari sumber yang kurang lebih lama,

yaitu kehidupan geisha di Jepang dan di Surabaya. Dapat dikatakan masalah

kehidupan geisha lebih dahulu ditulis oleh Arthur Golden dalam novelnya yang

berjudul Memoirs of a Geisha. Masalah kehidupan geisha kemudian diangkat secara

lebih mendalam oleh Remy Sylado dalam Kembang Jepun. Oleh karena itu, dapat

Page 88: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

171

diperkirakan dengan kuat bahwa Memoirs of a Geisha yang menjadi hipogram novel

Kembang Jepun.

Sebuah karya sastra yang bermutu, di dalamnya pasti akan terkandung nilai-

nilai pendidikan yang berguna bagi kehidupan manusia, baik sebagai makhluk

individu maupun makhluk sosial. Begitu pula dengan novel Memoirs of a Geisha dan

Kembang Jepun, kedua novel ini memberikan manfaat bagi pembaca dalam

kehidupan. Manfaat yang terkandung dalam karya sastra menunjukkan bahwa karya

sastra yang bermutu akan mengandung nilai didik yang berguna bagi pembaca.

Peneliti sebagai instrument penelitian melakukan penelitian mendalam pada

teks-teks novel Memoirs of a Geisha dan novel Kembang Jepun secara cermat dan

menyeluruh. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca teks-teks yang menjadi

bahan kajian. Dengan pendekatan intertekstualitas, dimungkinkan penelitian ini dapat

mengungkap fungsi teks-teks tersebut, sebagai teks yang melatarbelakangi penciptaan

(hipogram) atau sebagai teks yang mentransformasikan teks-teks yang menjadi

hipogramnya (transformasi). Struktur kedua novel dibandingkan untuk mencari

persamaan dan perbedaannya. Selain itu, juga dilakukan penelitian secara cermat dan

menyeluruh terhadap nilai pendidikan yang terkandung dalam kedua novel tersebut.

Hasil yang dicapai dari perbandingan struktur kedua novel dan penelitian terhadap

nilai pendidikan yang terkandung dalam kedua novel diharapkan memberikan

pandangan baru untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I.

Kerangka berpikir ini dapat dilihat pada skema berikut.

Page 89: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

172

Novel

Memoirs of a Geisha

karya Arthur Golden

Kembang Jepun

karya Remy Sylado

Kajian Intertekstual dan

Nilai Pendidikan

Simpulan

Struktur Novel

Tema

Alur / plot

Penokohan dan

perwatakan

Latar

Sudut pandang

pengarang

Struktur Novel

Tema

Alur / plot

Penokohan dan

perwatakan

Latar

Sudut pandang

pengarang

Page 90: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

173

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dengan pendekatan Intertekstualitas ini merupakan jenis penelitian

yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan konvensi-konvensi kesastraan

antar-teks yang menjadi objek penelitian. Teks-teks yang dipakai sebagai objek

penelitian, yaitu dua cerita rekaan / novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun.

Oleh karena penelitian ini menggunakan objek teks-teks sastra sebagai

sumber informasi (data) yang akan digali, maka data yang muncul berupa konsep -

konsep dan atau kategori-kategori yang tidak dapat dihitung dengan statistik. Model

penelitian semacam ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Sifat deskriptif kualitatif penelitian ini berarti tidak menggunakan hipotesis

sebagai dugaan awal penelitian. Peran teori bukanlah sebagai alat untuk menguji

hipotesis tetapi untuk menelusuri berbagai fenomena yang membentuk konvensi-

konvensi kesastraan baru pada teks-teks Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun

dari naskah-naskah sumbernya. Teori yang sudah tersusun merupakan kerangka

berpikir sesuai dengan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan prinsip

intertekstual, di mana hubungan antar teks yang ditemukan bisa bersifat relasional

maupun oposisional. Hasilnya kemungkinan ditemukannya teori-teori baru sebagai

hasil rekonstruksi atas teks-teks Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun pada

struktur novel.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan informasi kualitatif dengan

cara mendeskripsikan scara detail dan cermat keadaan, gejala, fenomena, serta unsur-

Page 91: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

174

unsur sebagai keutuhan struktur dalam teks-teks tersebut. Penelitian seperti ini adalah

penelitian deskriptif kualitatif. Oleh karenanya, penelitian ini memilih dan

menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan beberapa pertimbangan, yaitu :

1. penelitian kualitatif menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati (J. Moleong,

1997: 3).

2. metode ini mengutamakan analisis data secara induktif (J. Moleong, 1997: 5).

3. riset ini memandang berbagai masalah selalu di dalam kesatuannya, tidak

terlepas sendiri-sendiri. Berbagai variabel penelitian tak bisa dipelajari secara

terpisah dari keterkaitannya di dalam konteks keseluruhannya (HB. Sutopo, 1996:

41).

4. metode ini lebih mementingkan proses daripada produk (J. Moleong, 1997: 7).

5. sesuai dengan permasalahan dan tujuannya, penelitian deskriptif kualitatif

dilandasi strategi fenomenologis selalu bersifat lentur dan terbuka dengan

menekankan analisis induktif yang meletakkan data penelitian bukan sebagai alat

dasar pembuktian tetapi sebagai modal dasar bagi pemahaman, maka proses

pengumpulan data merupakan kegiatan yang lebih dinamis (HB. Sutopo, 1996:

47).

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif ini sebagai instrument atau alat

utama penelitian, sehingga kedudukan peneliti sangat penting. Oleh karena itu,

penelitian dengan instrmen peneliti (human instrument) ini sifatnya lentur, terbuka

dan menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru yang mungkin berubah setiap waktu

Page 92: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

175

dengan beragam realitas yang juga mungkin dijumpai (Lincoln & Guba dalam HB.

Sutopo, 1996: 36).

B. Data dan Sumber Data

Penelitian apapun, sangat ditentukan oleh ketersediaan data yang menjadi

bahan penelitian itu, dan bahan yang dimaksud bukan bahan mentah, melainkan

bahan jadi (Sudaryanto, 1988: 9). Data penelitian ini adalah teks-teks novel Memoirs

of A Geisha dan Kembang Jepun yang menjadi sumber informasi utama untuk diteliti

dengan pendekatan intertekstual. Artinya kedua teks tersebut menjadi sumber data

primer, sedangkan sumber data sekunder adalah naskah-naskah sumber yang sudah

diuraikan di atas.

Sebagian besar data dalam penelitian ini adalah hasil catatan dari observasi

dokumen atau teks novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun. Catatan

lapangan (fieldnote) terdiri dari dua bagian, yaitu bagian deskriptif dan bagian

reflektif. Bagian deskriptif merupakan suatu usaha untuk merumuskan objek yang

sedang diteliti, sedangkan bagian reflektif merupakan renungan pada saat

pengamatan, berbagai citra diteliti dan ditafsir berbagai makna kontekstualny a

(Bodgan & Biklen dalam Sutopo, 1996: 66,67).

Data yang menjadi bahan penelitian ini akan dikaji hubungan antar teks,

Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun, maupun hubungan antara kedua teks itu

dengan naskah sumber sebagai data sekunder. Hal ini dapat diperiksa kejelasannya

dari pendapat Rachmat Djoko Pradopo (1995: 178), bahwa “Karya sastra ditulis atau

dicipta berdasarkan konvensi sastra yang ada. Karya sastra ditulis mencontoh karya

Page 93: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

176

yang sudah ada sebelumnya. Akan tetapi, di samping itu, karya sastra adalah karya

kreatif, maka karya sastra ditulis tidak semata-mata hanya mencontoh saja, melainkan

juga memperkembangkan konvensi yang sudah ada, bahkan menyimpangi ciri-ciri

dan konvensi-konvensi yang ada dalam batas-batas tertentu”. Dengan ketersediaan

data-data, baik primer maupun sekunder, dalam penelitian ini sangat menentukan

tingkat keberhasilannya.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai

dengan jenis penelitian kualitatif yang dipilih. Sumber data dalam penelitian ini

berupa dokumen tertulis (teks). Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah

struktur yang membangun teks cerita rekaan Memoirs of A Geisha dan Kembang

Jepun maupun pada naskah sumber yang ada. Sumber-sumber tersebut dapat berupa

majalah, surat kabar, karya sastra, karya ilmiah, dan sebagainya. Strategi

pengumpulan data yang digunakan adalah noninteraktif, yaitu dengan mencatat

dokumen atau arsip (content analysis) (Sutopo, 1996: 55).

Pendapat lain senada dengan pendapat di atas, seperti dikemukakan oleh

Darmiyati Zuchdi (1993: 1), bahwa analisis konten yaitu suatu teknik yang sistematik

guna menganalisis pesan dan cara mengungkapkan pesan. Dalam analisis konten,

penganalisis tidak hanya tertarik pada pesan itu sendiri, tetapi pada pertanyaan-

pertanyaan yang lebih luas tentang proses dan dampak komunikasi.

Page 94: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

177

Ada di bagian lain juga dinyatakan bahwa teknik analisis konten

dimanfaatkan untuk memahami pesan simbolik dalam bentuk dokumen, lukisan, lagu,

tarian, seni sastra, artikel, dan sebagainya (Darmiyati Zuchdi, 1993: 6).

Sebagaimana telah dijelaskan di muka, bahwa penelitian ini menggunakan

data-data yang berupa teks karya sastra Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun

maka teknik pengumpulan datanya dapat diperoleh melalui teknik catat (Sudaryanto,

1993: 5). Pencatatan terhadap struktur formal maupun strutur fiksional dari data-data

primer dan sekunder, dilakukan untuk memperoleh gambaran secara detil hubungan

structural antara kedua teks Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun serta antara

kedua teks dengan naskah sumber. Teknik pencatatan dilakukan karena sumber

datanya adalah pustaka, oleh karena itu teknik pengumpulan datanya juga dilakukan

dengan teknik pustaka, yaitu “mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk

memperoleh data”. Sumber-sumber tersbut dapat berupa majalah, surat kabar, karya

sastra, karya ilmiah, dan sebagainya.

D. Validitas Data

Validitas data dimaksudkan untuk mengecek tingkat keabsahan data yang

telah dikumpulkan dan dicatat. Untuk langkah ini menurut Sutopo (1996: 70, 71),

bahwa validitas ini merupakan jaminan bagi kemantapan kesimpulan dan tafsir

makna penelitiannya. Dalam penelitian kualitatif, terdapat beberapa cara yang bisa

dipilih untuk pengembangan validitas (kesahihan) data penelitian. Cara-cara ini

disebut triangulasi. Teknik triangulasi ini didasari pola pikir fenomenologis, sifatnya

multiperspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak

Page 95: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

178

hanya satu cara pandang. Beberapa cara pandang tersebut akan bisa dipertimbangkan

beragam fenomena yang muncul, dan selanjutnya bisa ditarik kesimpulan lebih

mantap dan lebih bisa diterima kebenarannya. Ada empat teknik triangulasi, menurut

Patton (dalam Sutopo, 1996: 70-71), yaitu (1) triangulasi data (data triangulation),

(2) triangulasi peneliti (investigator triangulation), (3) triangulasi metodologis

(methodological triangulation), dan (4) triangulasi teoritis (theoretical triangulation).

Untuk menguji validitas data penelitian yang bersumber pada novel Memoirs

of A Geisha dan Kembang Jepun yang berupa teks sastra (sebagai arsip, dokumen)

maka bisa digunakan triangulasi data yang sering disebut sebagai „triangulasi

sumber‟.

Triangulasi sumber bisa memanfaatkan jenis sumber yang berbeda-beda,

untuk menggali data yang sejenis peneliti bisa memperoleh dari narasumber

(manusia), dari kondisi lokasi, dari aktivitas yang menggambarkan perilaku

orang atau warga masyarakat, atau dari sumber yang berupa catatan yang

berkaitan dengan data yang dimaksud peneliti (Sutopo, 1996: 71,72).

E. Teknik Analisis Data

Menurut Miles & Huberman (dalam Sutopo, 1996: 82), dinyatakan dalam

analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan,

yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Penelitian

ini, teknik analisisnya adalah model analisis interaktif dan berupa siklus yang

bergerak terus pada ketiga alur kegiatan proses penelitian.

Peneliti bergerak di antara tiga komponen selama pengumpulan data.

Pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses

pengumpulan data sebagai suatu proses siklus secara keseluruhan antara

pengumpulan, reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Peneliti tetap bergerak di antara tiga komponen analisis dengan proses

Page 96: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

179

pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung. Sesudah

pengumpulan data berakhir, peneliti bergerak di antara tiga komponen

analisisnya dengan menggunakan waktu tersisa bagi penelitiannya. Hal ini

dilakukan untuk menghindari agar peneliti tidak banyak menghadapi kesulitan

karena banyaknya data yang berupa deskripsi kalimat (Sutopo, 1996: 86-88).

Berdasarkan kutipan di atas maka teknik analisis data meliputi tiga komponen,

yaitu :

1. reduksi data (data reduction)

Pada bagian ini, langkah yang dilakukan yaitu mencatat data yang

diperoleh dalam bentuk uraian secara rinci. Data yang diambil berupa kata,

kalimat, ungkapan yang terdapat dalam novel Memoirs of A Geisha karya Arthur

Golden dan Kembang Jepun karya Remy Sylado yang mengungkapkan informasi

tentang struktur kedua novel tersebut, yang meliputi : tema, plot/alur, penokohan

dan perwatakan, setting/latar, point of view/sudut pandang pengarang, dan nilai

pendidikan dalam kedua novel tersebut. Informasi-informasi yang mengacu pada

permasalahan itulah yang menjadi data penelitian ini.

2. sajian data (data display)

Data yang telah terkumpul dikelompokkan dalam beberapa bagian sesuai

dengan jenis permasalahannya agar mudah untuk dianalisis. Langkah ini telah

memasuki analisis data yang kemudian dijabarkan dan dibandingkan antara data

yang satu dan data yang lain. Hal ini bertujuan untuk menemukan persamaan dan

perbedaan kedua novel serta untuk menemukan nilai pendidikan yang terkandung

dalam kedua novel tersebut.

Page 97: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

180

3. penarikan simpulan (conclution drawing)

Pada tahap ini peneliti telah memasuki tahap pembuatan simpulan dari

data yang telah diperoleh sejak awal penelitian dengan menggunakan alur berpikir

induktif. Simpulan ini masih bersifat sementara maka akan tetap diverifikasi

(diteliti kembali tentang kebenaran laporan) selama penelitian berlangsung.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu data yang diperoleh dari novel

Memoirs of A Geisha karya Arthur Golden dan Kembang Jepun karya Remy

Sylado disimpulkan.

Tiga komponen tersebut terjadi secara bersama-sama dan dilakukan secara

terus-menerus, baik sebelum, pada waktu, maupun sesudah pelaksanaan

pengumpulan data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Skema Analisis Interaktif Data, Miles & Huberman, (Soetopo, 2006: 120)

Pengumpulan

Data Pernyajian

Data

Reduksi

Data

Kesimpulan-Kesimpulan :

Penarikan / Verifikasi

Page 98: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

181

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan dari novel Memoirs of

A Geisha karya Arthur Golden dan Kembang Jepun karya Remy Sylado yang

dijadikan sebagai sumber data penelitian. Hasil penelitian dideskripsikan sesuai

dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian. Setelah langkah tersebut

dilanjutkan dengan pembahasan terhadap hasil penelitian yang dilakukan secara

deskriptif kualitatif.

A. Hasil Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, hasil penelitian ini adalah deskripsi tentang :

1) struktur novel Memoirs of A Geisha, 2) struktur novel Kembang Jepun,

3) persamaan antara novel Memoirs of A Geisha karya Arthur Golden dan Kembang

Jepun karya Remy Sylado, 4) perbedaan antara novel Memoirs of A Geisha karya

Arthur Golden dan Kembang Jepun karya Remy Sylado, 5) nilai pendidikan dalam

novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun, 6) hubungan intertekstual antara

novel Memoirs of A Geisha dengan novel Kembang Jepun.

1. Struktur Novel Memoirs of A Geisha

a. Tema

Tema adalah dasar suatu cerita. Tema dalam novel letaknya

tersembunyi dan tersirat dalam seluruh cerita. Pengarang tidak secara eksplisit

menyatakan yang menjadi pokok permasalahan dalam novel yang ditulisnya,

Page 99: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

182

meskipun kadang-kadang terdapat kata-kata kunci atau kalimat kunci dalam

bagian novel tersebut tersirat tema yang dimaksudkan.

Untuk menuju pada kesimpulan tentang tema novel Memoirs of A

Geisha terlebih dahulu dikemukakan beberapa hal setelah membaca novel

tersebut, yaitu:

1) Pengarang ingin menyampaikan tentang budaya tradisional Jepang,

khususnya geisha. Geisha, sebagai salah satu simbol budaya Jepang yang

eksotis. Selain menjadi simbol tradisional dari sebuah komunitas bangsa,

secara khusus geisha juga telah menjadi representasi dari perempuan yang

menjadi atribut dari dominasi budaya tradisional yang patrialis.

Pemunculan atau penyajian tradisionalisme Jepang melalui geisha akan

identik dengan sosok berbaju kimono, bersanggul, bermake-up tebal dan

berperilaku pendiam dan lemah lembut dihadapan pria.

2) Pengarang ingin memaparkan cinta yang penuh pengorbanan. Hal ini

terbukti melalui tokoh gadis kecil bernama Chiyo yang berniat menjadi

geisha karena cintanya kepada seorang laki-laki yaitu Ketua. Seperti

diketahui pengalaman hidup Sayuri mulai dari masa pendidikan geisha

sampai menjadi geisha penuh pengorbanan. Sayuri sering mendapat

kekerasan fisik maupun nonfisik. Semua itu ia jalani, dengan harapan bisa

bertemu dengan orang yang dicintai yaitu Ketua.

3) Pengarang ingin memaparkan kehidupan geisha di Jepang. Tokoh utama

Chiyo (Sayuri) sebagai gadis kecil dari Yoroido dijual ayahnya untuk

dijadikan seorang geisha. Berbagai kekerasan fisik maupun nonfisik ia

Page 100: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

183

alami. Berkat perjuangan dan keteguhan hati Chiyo (Sayuri) menjadi

geisha. Akhirnya Chiyo (Sayuri) berhasil menjadi geisha yang terkenal

dan kaya. Akan tetapi kesuksesan Chiyo (Sayuri) tidak berlangsung lama

karena terjadi Perang Dunia II. Chiyo (Sayuri) harus berhenti menjadi

geisha, sehingga menjadi miskin. Chiyo (Sayuri) harus bekerja keras

untuk hidup.

Untuk menentukan tema utama dan tema tambahan terlebih dahulu

dipertimbangkan ketiga permasalahan di atas. Permasalahan pertama,

pengarang menyampaikan salah satu simbol budaya tradisional yang eksotis

yaitu geisha. Kedua, cinta penuh pengorbanan. Ketiga, permasalahan

kehidupan seorang geisha.

Dalam sebuah novel dapat ditemukan tema utama dan tema-tema

sampingan (kecil) yang disisipkan pengarang. Tema utama novel Memoirs of

A Geisha cenderung pada permasalahan yang ketiga yaitu tentang kehidupan

seorang geisha yang penuh perjuangan dan pengorbanan.

b. Amanat

Amanat yang terdapat di dalam novel Memoirs of A Geisha, yaitu

untuk mencapai kebahagiaan harus bekerja keras karena tanpa bekerja keras

apa yang diharapkan tidak akan tercapai. Manusia harus menyadari bahwa

yang bisa mengubah nasibnya adalah dirinya sendiri. Orang yang mempunyai

semangat perjuangan dan bekerja keras, pasti suatu saat akan memperoleh

kebahagiaan sesuai dengan yang diharapkan.

Page 101: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

184

Salah satu bentuk bekerja keras yang dilakukan Sayuri, seperti kutipan

berikut.

“Aku tak akan berkata aku punya bakat alam tertentu, menari atau apapun, tetapi aku jelas bertekad bulat berusaha keras untuk

mewujudkan cita-citaku. Sejak bertemu Ketua di jalan musim semi

dulu itu, tak ada yang lebih aku inginkan daripada menjadi geisha dan

menemukan tempatku sendiri di dunia. Sekarang setelah Mimeha

memberiku kesempatan itu, aku bertekad untuk menggunakannya sebaik-baiknya.” (hlm. 165)

Kerja keras yang dilakukan Sayuri dalam kutipan di atas menunjukkan

kerja keras dengan sungguh-sungguh. Kerja keras tersebut pada akhirnya

membuahkan hasil bagi dirinya. Sayuri menjadi seorang geisha yang sukses

dan berhasil membayar semua hutang-hutangnya kepada Ibu, bahkan dia

menjadi salah satu geisha yang popular pada saat itu. Keberhasilan Sayuri

dengan bekerja keras pada saat itu yang membuatnya diangkat menjadi anak

oleh Ibu dan menandakan hasil kerja kerasnya sendiri.

c. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa dalam cerita yang mempunyai

hubungan sebab akibat (kausalis) baik dari tokoh, ruang, maupun waktu.

Jalinan sebab akibat tersebut bersifat logis. Hubungan peristiwa-peristiwa

dalam cerita berkaitan dengan perjalanan cerita tokoh-tokohnya. Sumber

terjadinya plot dalam cerita adanya konflik di antara para tokoh dalam cerita.

Perjalanan alur cerita berkaitan erat dengan perkembangan konflik antara

tokoh-tokoh yang mengalami pertikaian.

Page 102: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

185

Alur novel Memoirs of A Geisha menggunakan alur progresif yang

disisipi sedikit flashback atau sorot balik. Dalam alur progresif atau

kronologis, penceritaan dimulai dari eksposisi, komplikasi, rising action,

klimaks, dan berakhir denounement. Peristiwa-peristiwa yang terjalin menjadi

alur novel novel Memoirs of A Geisha adalah sebagai berikut.

1) Tahap Eksposisi

Tahap eksposisi atau tahap paparan dalam novel adalah tahap

pengarang mulai memperkenalkan tempat kejadian cerita, waktu, tokoh-

tokoh cerita, dan permasalahan sebagai sumber konflik di antara tokoh-

tokoh.

Awal cerita dikisahkan asal tokoh utama bernama Chiyo. Ia gadis

kecil berumur 9 tahun dari keluarga nelayan miskin. Ia bertempat tinggal

di kota kecil Yoroido di Laut Jepang, seperti pada kutipan di bawah ini.

Aku tidak lahir dan dibesarkan untuk menjadi geisha Ky oto. Aku

anak nelayan dari kota kecil bernama Yoroido di Laut Jepang.

Sepanjang hidupku belum pernah aku memberitahu lebih dari

segelintir orang tentang Yoroido ataupun rumah tempat aku dibesarkan, atau tentang ibu dan ayahku, atau kakak perempuanku

– dan tentu saja tidak tentang bagaimana aku menjadi geisha, atau

bagaimana rasanya menjadi geisha. Sebagian besar orang akan

lebih suka meneruskan fantasi mereka bahwa ibu dan nenekku

adalah geisha, dan bahwa aku mulai belajar menari begitu aku disapih, dan seterusnya. Pernah terjadi, bertahun-tahun yang lalu,

ketika aku sedang menuang sake untuk seorang pria, pria itu

menyelutuk bahwa dia baru dari Yoroido minggu sebelumnya.

Nah, aku pastilah merasa seperti burung yang telah melintasi

samudra dan bertemu makhluk lain yang tahu di mana sarangnya. Begitu kagetnya aku sehingga terlontar,

“Yoroido! Itu kan tempat aku dibesarkan!” (hlm. 11)

“Mana mungkin!” katanya sambil tertawa lagi. “Kau, dibesarkan

di tempat kumuh seperti Yoroio. Itu kan seperti membuat teh di dalam ember!” Dan sesudah tertawa lagi, dia berkata kepadaku,

Page 103: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

186

“Itulah sebabnya kau begitu menyenangkan Sayuri-san. Kadang-

kadang aku hampir percaya gurauanmu itu sungguh-sungguh.”

Aku tak suka menganggap diriku seperti secangkir teh yang dibuat

di dalam ember, tapi apa boleh buat. Aku memang dibesarkan di

Yoroido, dan tak seorang pun akan menyebutnya tempat gemerlap. Nyaris tak ada yang mengunjunginya. Sedangkan orang-orang

yang tinggal di sana, mereka tak punya alasan untuk

meninggalkannya. Kau mungkin bertanya-tanya bagaimana aku

bisa meninggalkannya. Itulah awal ceritaku. (hlm. 12)

Kemiskinan keluarga Chiyo tampak lagi, ketika dokter Miura

menyarankan Sakamoto-san (ayah Chiyo) untuk membuatkan kimono

baru untuk istrinya, seperti kutipan di bawah ini.

“Sudah waktunya mengatakan sesuatu kepadamu, Sakamoto-san.”

Dr. Miura memulai. “Kau harus bicara dengan salah satu

perempuan di desa. Nyonya Sugi, mungkin. Mintalah dia membuat kimono baru untuk istrimu.”

“Saya tidak punya uang, Dokter,” kata ayahku.

“Kita semua menjadi lebih miskin belakangan ini. Aku mengerti

kesulitanmu. Tapi kau harus menghargai istrimu. Kasihan kalau

dia meninggal memakai kimono compang-camping yang dipakainya.”

“Jadi sebentar lagi dia meninggal?”

“Beberapa minggu lagi, mungkin. Dia kesakitan sekali. Kematian

akan membebaskannya.” (hlm. 16)

Oleh karena kemiskinan itulah ayah Chiyo menjual kedua anaknya

yaitu Chiyo dan Satsu kepada Tuan Tanaka untuk dijadikan geisha di

Kyoto. Dengan perasaan sedih kedua anak itu berangkat menuju kota

Kyoto.

Berdasarkan uraian di atas, tahap awal novel Memoirs of A Geisha

benar-benar merupakan suatu awal, hal yang memang merupakan

permulaan dan terkait dengan sifat temporal. Bagian awal ini memenuhi

fungsi ekspositorus dan mampu memberikan gambaran kepada pembaca

Page 104: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

187

terhadap arah gerak cerita selanjutnya. Kesadaran pembaca akan menjadi

lebih jelas tatkala cerita mulai bergerak dan berkembang.

2) Tahap Complication (Peristiwa Mulai Bergerak Menuju Konflik-Konflik)

Pada bagian ini pengarang menampilkan tokoh wanita yaitu Bu

Gelisah. Wanita ini berperan memeriksa anak-anak yang akan menjadi

geisha, seperti kutipan di bawah ini .

Bu Gelisah mengurai ikatan baju petani yang dipakai Satsu dan

membukanya. Dia menggeraki-gerakkan pantat Satsu, melihat ke

bawah lengannya, kemudian membalik tubuhnya dan memeriksa punggungnya. Aku shock, sampai nyaris tak berani melihat. Aku

memang pernah melihat Satsu telanjang sebelumnya, tetapi cara

Bu Gelisah menangani tubuhnya kelihatan lebih tidak senonoh

dibanding yang dilakukan si Sugi waktu Satsu mengangkat baju

renangnya untuknya. Kemudian, seakan ini belum cukup, Bu Gelisah merenggut celana Satsu dan memelorotkannya ke

lantai, memandangnya dari atas ke bawah, dna membalikkannya

menghadapnya lagi.

“Buka celanamu,” katanya.

Wajah Satsu kelihatan lebih bingung daripada yang pernah kulihat, tetapi dia melepas celananya dan meninggalkannya di lantai

berlendir. (hlm. 31)

Perilaku Bu Gelisah ini juga menimpa tokoh Chiyo, seperti kutipan

di bawah ini.

Aku takut sekali dan ketika dia mencoba membuka lututku, dia

harus menampar kakiku juga, membuat kerongkonganku serasa tertahan menahan tangis. Ketika dia menyuruhku memakai

pakaianku kembali, kukira perasaanku pastilah seperti bendungan

yang harus menahan sungai besar. (hlm. 31)

Kekerasan-kekerasan yang dialami Chiyo dan Satsu

mengakibatkan mereka sangat sedih, sehingga mereka bertekad melarikan

diri. Akan tetapi yang berhasil melarikan diri hanya Satsu. Akibat

Page 105: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

188

peristiwa ini Chiyo sangat sedih, karena ia harus hidup sendirian. Pada

waktu meratapi perpisahan dengan kakaknya, datanglah seorang tokoh

bernama Ketua. Tokoh Ketua ini menghibur Chiyo dan memberikan sapu

tangan. Dari pertemuan dan hiburan tokoh Ketua, Chiyo bertekad akan

menjadi geisha hanya dengan harapan bisa bertemu lagi dengan Ketua.

Pada tahap ini cerita lebih berkembang, karena Chiyo sudah masuk

sekolah pendidikan geisha. Pada bagian ini pengarang menampilkan tokoh

ibu, nenek, dan Hatsumomo. Tokoh ibu adalah pemilik rumah geisha di

Gion, sedangkan tokoh nenek adalah geisha yang sudah tua. Hatsumomo

dan Mimeha adalah geisha. Chiyo sering mendapatkan kekerasan dari

Hatsumomo, berupa ancaman. Ancaman kalau tidak menuruti kemauan

Hatsumomo, bahkan Chiyo terjebak dengan kelicikannya; mengenai

rusaknya kimono Mimeha sehingga mendapat hukuman fisik dan harus

mengganti harga kimono.

“Saya tidak melakukan apa-apa, Bibi. Betul.”

“Kau jangan pernah mempercayainya, bahkan kalau dia ingin membantumu. Sekarang saja dia sudah membebanimu dengan

utang yang mungkin tak akan sanggup kau lunasi.”

“Saya tidak mengerti….,” kataku, “utang apa?”

“Kelicikan Hatsumomo dengan kimono itu harus kaubayar dengan

jauh lebih banyak uang daripada yang bisa kaubayangkan dalam hidupmu. Itu maksudku.”

“Tapi …. Bagaimana saya bisa membayar?” (hlm. 83)

“Kalau kau sudah mulai bekerja sebagai geisha, kau akan

membayar kembali Okiya, termasuk untuk segalanya – makananmu dan pelajaran-pelajaranmu; kalau kau sakit, bayaran

doktermu. Semua itu kau bayar sendiri. Kau pikir kenapa Ibu

menghabiskan begitu banyak waktu di kamarnya, menulis angka-

angka dalam buku kecil-kecil itu? Kau bahkan berutang uang yang

dibayarkan untuk membelimu.” (hlm. 84)

Page 106: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

189

Bibi membawaku ke jalan di tengah halaman dan menyuruhku

tengkurap di sana. Aku tak peduli apakah Bibi menghajarku atau

tidak. Tampaknya bagiku tak ada yang bisa membuat keadaan

lebih buruk lagi. Setiap kali tubuhku berjengit di bawah tongkat,

aku menjerit sekeras yang aku berani, dan membayangkan wajah cantik Hatsumomo menunduk tersenyum memandangku. Ketika

hukuman dera ini sudah selesai. Bibi meninggalkanku menangis di

sana. (hlm. 86)

Berdasarkan kutipan di atas, kekerasan fisik maupun nonfisik yang

dialami Chiyo yang mengakibatkan alur semakin maju. Konflik semakin

meluas ketika Chiyo oleh tokoh ibu diharuskan mengganti harga kimono,

membayar seluruh biaya selama mengalami pendidikan geisha, dan biaya

perawatan sakit. Peristiwa ini merupakan suspens cerita sehingga

menimbulkan pertanyaan kepada pembaca. Sanggupkah Chiyo membayar

hutang sebanyak itu.

3) Tahap Rising Action

Peristiwa semakin memuncak ketika Chiyo menjalani mizuage

dengan harga menempati peringkat tertinggi, seperti kutipan di bawah ini.

Dari semua saat terpenting dalam kehidupan seorang geisha,

mizuage jelas termasuk yang menempati peringkat tinggi.

Mizuage-ku berlangsung pada awal Juli 1935, saat aku berusia 15

tahun. Dimulai pada suatu sore ketika Dr. Kepiting dan aku minum

sake dalam upacara yang akan mengikat kami selamanya. (hlm. 306)

Setelah peristiwa mizuage ini, Chiyo resmi menjadi geisha dengan

nama Sayuri. Mimeha sangat bertanggung jawab pada Sayuri, Mimeha

mengharapkan Sayuri menjadi geisha yang terkenal. Mimeha berusaha

sekuat tenaga agar Sayuri menjadi seorang geisha yang sukses.

Page 107: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

190

4) Tahap Klimaks

Perjuangan Mimeha tidak sia-sia. Sayuri berhasil menjadi geisha

yang terkenal bahkan ia bisa menaklukan Hatsumomo, seperti kutipan di

bawah ini.

Semula aku mau membantah itu tidak benar, tetapi semua

tuduhannya itu tak berarti. Hatsumomo dalam kesulitan, dan apa pun yang dikatakannya tak akan mengubah keadaan. Sepuluh

tahun lalu ketika dia menjadi pencari nafkah utama okiya, dia

mungkin bisa menuduhku apa saja semau dia. Dia bisa

menyatakan aku telah memakan tikar tatami di kamarnya, dan Ibu

akan menyuruhku membayar harga tatami baru. Tetapi sekarang musim telah berganti. Karier brilian Hatsumomo telah mulai layu

di ranting pohon, sedangkan karierku baru mulai mekar. Aku anak

pemilik Okiyo dan geisha utamanya. Kupikir ibu tidak peduli siapa

yang benar. (hlm. 352-353)

Berdasarkan kutipan di atas, peristiwa tersebut dapat disebut

sebagai klimaks cerita, karena peristiwa memuncak (klimaks). Sayuri

sekarang menjadi geisha yang terkenal sesuai dengan harapan Mimeha.

Akan tetapi kesuksesan ini mendadak harus berakhir ketika terjadi Perang

Dunia II. Sayuri harus meninggalkan Okiya. Ia harus bekerja keras untuk

hidup. Sayuri dari geisha yang terkenal menjadi miskin, seperti kutipan di

bawah ini.

Tentu saja makanan semakin langka. Kau tak bisa membayangkan

apa saja yang harus belajar kami makan, seperti ampas kedelai,

yang biasanya diberikan kepada ternak dan barang mengerikan

yang disebut rukapan, dibuat dengan menggoreng kulit padi

dengan tepung gandum. Sangat jarang kami punya sedikit kentang atau ubi jalar; daging ikan paus kering, sosis daging anjing laut,

dan kadang-kadang sardin yang bagi orang Jepang tak pernah lebih

dari sekedar pupuk. Aku jadi kurus sekali selama tahun-tahun itu,

sehingga tak seorang pun akan mengenaliku di jalan-jalan Gion.

(hlm. 379-380).

Page 108: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

191

5) Tahap Denounement

Pada tahap berikutnya, peristiwa mulai menurun. Atas bantuan

Nobu-san, Sayuri kembali ke Gion (Okiyo). Sayuri mulai hidup baru lagi.

Ia bekerja sebagai geisha. Peristiwa semakin menurun ketika Sayuri

bertemu Ketua dan Ketua sanggup menjadi danna Sayuri. Mereka

kemudian menetap di New York. Akan tetapi kebersamaan harus berakhir

karena Ketua meninggal dunia. Bagian ini merupakan penyelesaian cerita

(denounement).

d. Penokohan dan Perwatakan

Dalam novel Memoirs of A Geisha terdapat dua tokoh yaitu tokoh

utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang paling banyak

diceritakan dalam novel, selain itu tokoh utama juga berhubungan dengan

semua tokoh yang ada dalam novel tersebut, sedangkan tokoh tambahan

adalah tokoh yang memiliki peranan membantu tokoh utama. Tokoh utama

dalam novel Memoirs of A Geisha adalah Chiyo (Sayuri) karena Sayuri

merupakan tokoh yang paling dominan dalam keseluruhan cerita.

Tokoh tambahan dalam novel Memoirs of A Geisha adalah Ketua,

Hatsumomo, Lobu, Ibu Gelisah dan lain-lain.

Penokohan adalah penggambaran untuk pelaku tokoh utama suatu cerita

disebut perwatakan. Penokohan pada novel Memoirs of A Geisha

menggunakan dua metode yaitu metode langsung dan tidak langsung

(analisis). Perwatakan tokoh dalam penelitian ini dilihat dari tiga aspek yaitu

aspek psikologi, aspek fisik, dan aspek sosial.

Page 109: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

192

Sayuri sebagai tokoh utama dilukiskan oleh pengarang seorang geisha

yang cantik, jujur, sabar, penurut, tepat janji, mandiri, dan pantang menyerah.

Beberapa deskripsi tokoh Sayuri sebagai berikut.

1) Aspek Psikologis

a) Sabar dan Jujur

Kecantikan Sayuri ini tidak membuat menjadi sombong bahkan

bersifat jujur dan sabar. Sabar yaitu tahan menghadapi cobaan, tabah,

tenang, dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil jalan untuk

memecahkan suatu masalah. Kesabaran Sayuri dapat ditemukan

seperti kutipan berikut.

“Oh, Nona, saya bersedia melakukan apa saja untuk

memperbaiki kesalahan saya,” kataku. “Sudah dua tahun lebih

saya sudah menunggu dengan sabar, berharap akan ada

kesempatan yang datang”. (hlm. 135)

Di samping itu Sayuri termasuk wanita jujur. Jujur yaitu

mengatakan hal sebenarnya. Kejujuran Sayuri oleh pengarang

dilukiskan dengan teknik tidak langsung, seperti kutipan berikut.

“Tetapi dokter, sebelum Anda pergi,” kata Mimeha.

“Mungkinkah telah terjadi kesalahpahaman? Sayuri gadis yang

jujur dan tak akan dengan sengaja menyesatkan siapapun. Apalagi orang yang telah begitu baik kepadanya.” (hlm. 263)

b) Mandiri

Mandiri (tidak mudah menyerah) adalah rasa sadar akan diri

sendiri. Sayuri dapat dikatakan sebagai wanita mandiri. Kemandirian

Page 110: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

193

Sayuri, dilukiskan dengan teknik tidak langsung, seperti kutipan

berikut.

“Sebagian besar tugasku jelas. Aku membereskan dan menyimpan intan di pagi hari, membersihkan ruangan-ruangan,

menyapu lorong berlantai tanah, dan semacamnya. Aku disuruh

ke toko obat untuk mengambil salep kudis kaki, atau ke toko

jalan raya Shijo untuk membeli biscuit dan beras yang sangat

disukai bibi. Untungnya pekerjaan yang tidak enak, seperti membersihkan toilet, adalah tugas salah satu pelayan yang

sudah tua. Tetapi meskipun aku sudah bekerja sekeras

mungkin, rasanya aku tak juga berhasil memberi kesan yang

baik yang kuharapkan, karena tugas-tugasku setiap hari lebih

banyak daripada yang mungkin kuselesaikan, dan masalah ini masih dipersulit oleh nenek.” (hlm. 52)

Di samping itu kemandirian Sayuri oleh pengarang dilukiskan

dengan teknik pikiran tokoh, seperti kutipan berikut.

“Kurasa tak ada hal lain yang lebih kejam yang bisa dikatakan

Hatsumomo kepadaku. Sudah satu setengah tahun lamanya aku

dihukum mengerjakan tugas-tugas pelayan yang membosankan. Kurasakan hidupku terbentang dihadapanku seperti jalan

panjang yang tidak menuju kemana-mana. Aku tak akan

mengatakan aku ingin menjadi geisha, tetapi jelas aku tak ingin

menjadi pelayan selamanya”. (hlm. 119)

c) Percaya Diri

Percaya diri adalah sikap yang tidak tergantung pada orang

lain, tegas dan tidak berubah-ubah, cepat menentukan sikap,

mengambil keputusan disertai pertimbangan yang matang. Sayuri

termasuk wanita yang percaya diri, seperti kutipan berikut.

“Kuakui aku takut. Tetapi tekadku lebih besar daripada

ketakutanku dan aku sudah datang sejauh ini, jelas aku tak mau

pergi hanya karena perempuan itu tidak percaya kepadaku. Jadi

aku kembali dan membungkuk dan berkata, “Saya minta maaf kalau kelihatan seperti pembohong. Tapi saya tidak bohong.

Page 111: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

194

Yukiko kakak saya. Kalau ibu mau berbaik hati memberitahu

dia bahwa Chiyo datang, dia akan membayar sebesar yang ibu

mau.” (hlm. 91)

d) Tepat Janji

Tepat janji yaitu konsisten dengan sikap dan pemikiran serta

dengan kesepakatan yang dibuat bersama dengan orang lain. Bila

ingkar janji ia akan merasa bersalah. Sayuri memiliki sifat tepat janji,

seperti kutipan berikut.

“Mimeha-san, saya berjanji, hal seperti itu tidak akan terjadi

pada saya,” kataku. “Berkat bantuan Anda, saya merasa seperti

kapal yang mencicipi laut untuk pertama kali. Saya tak akan

pernah memaafkan diri saya kalau mengecewakan Anda.”

(hlm. 151)

e) Bekerja Keras

Tuan Tanaka menjual Sayuri ke rumah okiya dengan tujuan

supaya bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ibu bersedia

menerima Sayuri di Okiya karena kecantikan dan kecerdasan yang

dimilikinya. Di Okiya dia memulai kehidupan tanpa keluarga dengan

belajar dan bekerja keras demi kehidupan. Kegiatan belajar yang

dilakukan jelas tujuannya untuk menjadikan dirinya seorang geisha,

sebagai modal hidup di masa depan. Sayuri menerima proses belajar,

seperti disajikan dengan teknik perbuatan tokoh berikut ini.

“Kira-kira sebulan setelah aku tiba di Okiya, ibu

memberitahuku sudah tiba saat pendidikanku. Aku harus ikut

Lobu pagi hari berikutnya untuk diperkenalkan kepada para

guru. Setelah itu Hatsumomo akan membawaku ke tempat yang

disebut “kantor pendaftaran” yang belum pernah kudengar, dan kemudian sorenya aku akan mengamatinya berdandan dan

Page 112: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

195

memakai kimononya. Sudah tradisi Okiya, seorang gadis pada

hari pertama pendidikannya, mengamati geisha paling senior di

Okiya-nya.” (hlm. 57)

Dalam dua tahun semenjak Ibu menghentikan pelajaran-pelajaranku, aku banyak melupakan apa yang sudah kupelajari.

Dan waktu itu pun belum banyak. Hlm 152)

Bentuk kerja keras yang dilakukan Sayuri, seperti kutipan

berikut.

“Semua geisha memang harus belajar menari, tetapi seperti

kataku tadi, hanya yang menjanjikan dan menariklah yang didorong untuk mendalami dan meneruskan menjadi penari

yang sesungguhnya, dari pada menjadi pemain shamisen atau

penyanyi. Sayangnya, alasan kenapa Labu, dengan wajahnya

yang bundar dan lembut, menghabiskan begitu banyak

waktunya berlatih memetik shamisen adalah karena tidak terpilih menjadi penari. Sedangkan aku, aku tidak begitu

cantiknya sehingga tidak diberi pilihan lain kecuali menari,

seperti Hatsumomo. Tampaknya bagiku, aku akan menjadi

penari hanya kalau bisa menunjukkan mungkin bila

diperlukan.” (hlm 163)

“Aku tak akan berkata aku punya bakat alam tertentu, menari

atau apapun, tetapi aku jelas bertekad bulat berusaha keras

untuk mewujudkan cita-citaku. Sejak bertemu Ketua di jalan

musim semi dulu itu, tak ada yang lebih ku inginkan daripada menjadi geisha dan menemukan tempatku sendiri di dunia.

Sekarang setelah Mimeha memberiku kesempatan itu, aku

bertekad untuk menggunakannya sebaik-baiknya.” (hlm. 165)

f) Semangat Hidup (Optimis)

Tokoh Sayuri bisa dikatakan sebagai wanita yang mempunyai

semangat hidup tinggi, sehingga ia mempunyai tujuan hidup yang

jelas, seperti kutipan berikut.

“Kupandang kepergiannya dengan perasaan sakit di hati

meskipun sakit yang menyenangkan, kalau hal semacam itu ada. Aku ingin mengatakan bahwa jika kau mengalami sore

Page 113: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

196

yang lebih menyenangkan daripada yang pernah kaualami

seumur hidupmu, kau akan sedih jika ini berakhir, tetapi kau

toh masih bersyukur ini telah terjadi. Dalam pertemuan singkat

dengan Ketua, aku telah berubah dari gadis tersesat yang

menghadapi hidup penuh kekosongan menjadi gadis yang memiliki tujuan hidup. Mungkin kedengarannya aneh bahwa

pertemuan biasa di jalan bisa membawa perubahan semacam

itu. Tapi kadang-kadang hidup memang seperti itu, bukan? Dan

aku benar-benar yakin bahwa jika kau berada di sana untuk

melihat apa yang kulihat dan merasakan apa yang kurasakan, hal yang sama mungkin saja terjadi padamu.” (hlm. 123)

Keinginan Sayuri untuk menjadi geisha, seperti kutipan berikut.

“Sekarang aku memahami hal yang semula tak kusadari.

Tujuannya bukan bagaimana menjadi geisha, tetapi menjadi

geisha. Bagaimana menjadi geisha ….. yah, itu tak bisa

dijadikan tujuan hidup. Tetapi menjadi geisha ….. aku sekarang

bisa melihatnya sebagai batu loncatan untuk sesuatu yang lain. Jika terkaanku tentang usia Ketua benar, dia tak mungkin lebih

dari empat puluh lima tahun. Banyak geisha yang sudah sukses

besar saat mereka berusia dua puluh tahun. Si geisha Izuko itu

sendiri mungkin tak lebih dari dua puluh lima tahun. Aku

masih anak-anak, hampir dua belas tahun lagi aku akan berusia dua puluhan. Dan bagaimana dengan Ketua ? Saat itu dia tidak

akan lebih tua dari Tuan Tanaka sekarang.” (hlm. 124)

Bentuk semangat hidup Sayuri, tampak seperti berikut.

“Ketika membuka mata, aku masih bisa mendengar bisingnya

lalu lintas di Jalan Raya Higashi-Oji. Pepohonan berdesau

ditiup angin seperti sebelumnya. Tak ada yang berubah.

Apakah para dewa mendengar doaku, aku tak bisa tahu. Tak ada yang bisa kulakukan selain menyisipkan sapu tangan Ketua

di dalam bajuku dan membawanya pulang ke okiya.” (hlm.

124)

Sayuri dengan semangat hidup yang tinggi, maka tujuan

hidupnya tercapai yaitu menjadi geisha yang terkenal dan kaya.

Page 114: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

197

g) Rela Berkorban

Rela berkorban adalah sikap bersedia mengorbankan dirinya

untuk kebutuhan atau kepentingan orang lain atau bersedia dengan

ikhlas hati menyatakan kebaktian, dan kesetiaan. Pengertian yang

lebih substansial dari rela berkorban adalah mendahulukan

kepentingan yang lebih umum dari pada kepentingan pribadi demi

mencapai tujuan luhur dan mulia.

Sayuri termasuk wanita yang mau rela berkorban untuk

kepentingan orang lain, seperti kutipan berikut.

“Saya tidak bisa melakukannya, Hatsumomo-san!” seruku.

“Sayang sekali nak,” kata temannya kepadaku. “Karena kalau kau membuat Hatsumomo menyuruhmu sekali lagi, kau akan

kehilangan kesempatan menemukan kakakmu.”

“Oh, diam, Korin. Chiyo tahu dia harus melakukan apa yang

kuperintahkan. Tulis sesuatu di kain, nona bodoh. Aku tak

peduli apa.” “Ketika kuas pertama kalinya menyentuh kain. Korin sedang

sekali sampai dia memekik membangunkan salah seorang

pelayan, yang melonok ke lorong dengan kain menyelungkup

kepalanya dan kimono tidurnya menjuntai di sekelilingnya.

Hatsumomo menghentakkan kaki dan bergerak seakan mau menyerang, seperti kucing dan ini cukup membuat si pelayan

kembali ke futon-nya. Korin tidak puas dengan beberapa

goresan ragu-ragu yang kubuat pada sutra hijau lembut itu, jadi

Hatsumomo memberikan instruksi di mana aku harus mencoret

dan coretan bagaimana yang harus kubuat. Semuanya tak ada artinya. Hatsumomo hanya mencoba artistic dengan caranya

sendiri. Sesudah itu dia melipat kembali kimono itu,

membungkusnya dengan kertas linennya, dan mengikatnya

lagi. Dia dan Korin melangkah ke pintu depan untuk memakai

kembali zori mereka. Ketika mereka membuat pintu luar, Hatsumomo menyuruhku ikut.” (hlm. 79-80)

Page 115: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

198

h) Cerdik

Pengertian cerdik yaitu banyak akal dan bisa menghadapi

situasi apa saja dan keluar dari masalah-masalah yang ada. Mereka

dapat menguasai lawannya dengan kata atau tingkah lakunya.

Kutipan berikut memperlihatkan kecerdikan yang dimiliki tokoh

utama Sayuri.

Sementara itu aku mencari cara untuk membalas kekejaman

Hatsumomo dan Nenek. Hatsumomo kubalas dengan kotoran

merpati setiap kali aku bertugas membersihkannya dari undakan di halaman. Kucampur kotoran merpati itu dengan

krim wajahnya. Krim ini sudah mengandung kotoran burung

bulbul, seperti telah kuceritakan, jadi mungkin tak akan

mencelakakannya, tetapi ini membuatku puas. (hlm. 86-87)

Kecerdikan tokoh utama terlihat pada kutipan di atas, ketika

Sayuri ingin membalas dendam kekejaman Hatsumomo dan Nenek.

Pembalasan dengan Sayuri ini meskipun tidak menimbulkan bahaya,

tetapi puas.

Kecerdikan Sayuri dapat dilihat juga, seperti pada kutipan

berikut.

Aku tak bisa menemukan cara membalasnya sampai suatu hari

aku melihatnya mengejar tikus sepanjang lorong sambil membawa palu. Ternyata dia benci sekali pada tikus, lebih

daripada kucing membenci tikus. Maka aku mengumpulkan

kotoran tikus dari bawah fondasi rumah utama dan

menebarkannya di sana-sini di dapur. Suatu hari aku bahkan

mengambil sumpit dan melubangi bagian bawah karung beras, sehingga dia terpaksa mengeluarkan seluruh isi lemari dan

mencari-cari tikusnya. (hlm. 87)

Page 116: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

199

Kutipan di atas menggambarkan kecerdikan Sayuri karena

ingin membalas dendam kepada Nenek.

2) Aspek Sosial

a) Masyarakat Kelas Bawah

Masyarakat kelas bawah bisa dikatakan juga sebagai orang

miskin. Kehidupan kelaurga Sayuri termasuk masyarakat kelas bawah,

seperti kutipan di bawah ini.

“Nah, Sakamoto-san, bagaimana usul saya tadi?”

“Saya tidak tahu Tuan,” kata ayahku. “Tak bisa saya bayangkan

anak-anak itu tinggal di tempat lain.”

“Saya mengerti, tetapi keadaan mereka akan lebih baik, dan Anda juga. Suruhlah mereka ke desa besok sore.” (hlm. 26)

Oleh karena kemiskinan Sakamoto-san menjual anaknya ke

Tuan Tanaka untuk dijadikan geisha. Di samping kemiskinan keluarga

Sayuri, dapat ditemukan pada kutipan berikut.

“Saya tidak punya uang, Dokter,” kata ayahku. “Kita semua menjadi lebih miskin belakangan ini. Aku mengerti

kesulitanmu. Tapi kan harus menghargai istrimu. Kasihan kalau

dia meninggal memakai kimono compang-camping.” (hlm. 16)

b) Bangsa Jepang

Sayuri (Chiyo) bisa dikatakan orang Jepang aslli yang turun-

temurun nenek moyangnya lahir di Jepang. Tokoh utama dalam novel

Memoirs of A Geisha merupakan orang Jepang asli, seperti kutipan di

bawah ini.

Page 117: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

200

Aku tidak lahir dan dibesarkan menjadi geisha. Aku anak

nelayan dari kota kecil bernama Yoroido di Laut Jepang.

Sepanjang hidupku belum pernah aku memberitakan lebih dari

segelintir orang tentang Yoroido atau rumah tempat aku

dibesarkan, atau tentang ibu dan ayahku, atau kakak perempuanku, dan tentu saja tidak tentang bagaimana menjadi

geisha atau rasanya menjadi geisha. (hlm. 11)

3) Aspek Fisik

a) Kuat

Dalam pengertiannya kuat adalah tidak menyerah atau tidak

terkalahkan. Tokoh Sayuri dalam novel Memoirs of A Geisha memiliki

kekuatan fisik yang baik, seperti kutipan di bawah ini.

Ini pekerjaan yang mengerikan, karena kami tak mampu membeli bahan bakar kecuali tendon, semacam bubuk bata bara

yang direkat dengan ter. Kau tak bisa membayangkan baunya

waktu tendon terbakar. Tangan penariku yang halus, yang dulu

kurawat dengan krim yang bagus sekarang mulai mengelupas

seperti kulit bawang dan berwarna kebiru-biruan seperti memar. (hlm. 384)

b) Cantik

Dalam pengertiannya cantik adalah indah, permai, dan menarik.

Sayuri sebagai tokoh utama dilukiskan sebagai wanita cantik.

Pelukisan fisik Sayuri tersebut, seperti kutipan di bawah ini.

“Astaga! Luar biasa sekali matamu. Kamu cantik! Ibu akan

senang. Dalam kasus ini nama dan gadisnya selaras. Kurasa dia

lebih cantik darimu.” (hlm. 44)

Selain kutipan di atas, pelukisan fisik Sayuri juga dapat dilihat

pada kutipan berikut.

Page 118: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

201

“Nah, ini yang sudah kita semua tunggu-tunggu!” katanya.

“Anak cantik ini Sayuri dari dusun, yang suatu hari nanti

mungkin menjadi “Sayuri hebat dari Gion”. Kalian tak akan

pernah lagi melihat mata seperti matanya, bisa kupastikan. Dan

tunggu saja sampai kalian liat dan bergerak…… aku mengundangmu kemari, kemari, Sayuri semua laki-laki punya

kesempatan memandangmu, jadi kau punya tugas penting.”

(hlm. 279)

Tokoh Ketua

1) Aspek Psikologis

a) Pandai

Tokoh Ketua oleh pengarang dilukiskan sebagai dilukiskan

sebagai tokoh yang pandai dan sukses mengelola permasalahan,

seperti kutipan di bawah ini.

“Ketua orang yang sangat brilian,” kata Nobu. Dia payah soal

sumo karena dia tidak peduli. Dia bahkan tak akan ada di sini

sekarang kalau tidak berbaik hati bersedia menerima proposalku agar Iwamura Elektrik menjadi sponsor

pertandingan.” (hlm. 221)

b) Di balik kesuksesan sebagai pengusaha, Ketua oleh pengarang

dilukiskan sebagai orang tidak berani memperjuangkan cintanya,

seperti kutipan di bawah ini.

“Memang Sayuri seorang geisha. Akan tetapi,

mendengarkan…..

Apalagi dengan perasaan panik aku hanya membiarkan waktu

berlalu.” (hlm. 78)

Page 119: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

202

2) Aspek Sosiologis

a) Pengusaha Sukses

Oleh karena kepandaiannya itu, dalam usia yang masih muda

ia berhasil mendirikan perusahaan dengan temannya pada tahun 1912.

Kesuksesan Ketua dalam mengelola perusahaan seperti kutipan di

bawah ini.

Selama beberapa tahun keadaan sulit. Kemudian pada tahun

1914, perusahaan baru Ketua memenangkan tender

pemasangan kabel untuk bangunan baru di pangkalan militer di Osaka. (hlm. 224)

Perusahaannya diberi nama Iwamura Elektrik dalam waktu dua

tahun sudah berhasil memenangkan tender besar. Hal ini merupakan

bukti bahwa permasalahannya dapat dikatakan berhasil dan oleh

pengarang dilukiskan secara langsung.

3) Aspek Fisiologis

Ketua memiliki wajah yang lebar, berpenampilan tenang, dan

berpenampilan elegan, seperti kutipan di bawah ini.

Laki-laki yang menyapaku di jalan itu memiliki wajah yang sama lebar dan sama-sama tenangnya. Lebih-lebih lagi wajahnya begitu

halus dan tulus. Aku punya perasaan dia akan berdiri terus dengan

tenang di situ sampai aku tidak sedih lagi. Usianya mungkin sekitar

empat puluh lama tahun, dengan rambutnya yang beruban disisir ke

belakang. Tapi aku tak bisa lama-lama menatapnya. Dia tampak begitu elegan bagiku, sehingga pipiku memerah dan aku

memalingkan muka. (hlm. 120)

Page 120: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

203

e. Latar

Fiksi adalah dunia dalam kata yang didalamnya terjadi pula kehidupan

yaitu kehidupan para tokoh dalam peristiwa-peristiwa tertentu. Oleh karena

itu maka peristiwa-peristiwa yang terjadi agar lebih realistis dan ke seperti

kehidupan harus terjadi pada suatu tempat dan dalam suatu waktu.

Latar dalam novel ini terdiri dari tiga unsur pokok yaitu tempat, waktu,

dan sosial. Ketiga unsur tersebut meskipun masing-masing menawarkan

permasalahan yang berbeda-beda dan dapat dibicarakan sendiri, tetapi pada

kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Berikut ini rincian

latar dalam novel Memoirs of A Geisha.

1) Latar Waktu

Latar waktu dalam novel Memoirs of A Geisha adalah sebelum dan

sesudah Perang Dunia II, yaitu pada tahun 1930 yang disebut zaman

Malaise sampai dengan tahun 1956. Pengarang dalam novel ini, latar

waktu diungkap secara rinci karena fokus dalam novel ini adalah

pengalaman kehidupan geisha dari tahun 1930 sampai selesai Perang

Dunia II, seperti kutipan di bawah ini.

Di Jepang kami menyebut tahun-tahun dari Zaman Malaise sampai Perang Dunia II sebagai kuraitani lembah kegelapan, ketika begitu

banyak orang hidup seperti anak-anak yang kepalanya terbenam di

bawah ombak seperti yang terjadi di Gion tidak menderita separah

yang lain. Sementara sebagian besar orang Jepang hidup dalam

kelembahan kegelapan sepanjang tahun 1930-an. (hlm. 364)

Perang berakhir kami dalam bulan Agustus 1945. Hampir semua

orang yang tinggal di Jepang selama masa ini akan mengatakan

kepadamu bahwa saat ini merupakan saat paling suram dalam

malam panjang yang gelap gulita. (hlm. 382)

Page 121: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

204

2) Latar Tempat

Latar tempat dalam novel Memoirs of A Geisha berada di Kyoto,

Yoroido, Gion, dan New York.

a) Yoroido

Yoroido, yaitu kota kecil di Jepang yang merupakan tempat

tinggal Chiyoi dengan kedua orang tuanya.

Aku anak nelayan dari kota kecil yang bernama Yoroido di

Laut Jepang. Sepanjang hidupku belum pernah aku

memberitahu lebih dari segelintir orang tentang Yoroido ataupun rumah tempat aku dibesarkan atau tentang ibu dan

ayahku, atau kakak perempuanku. (hlm. 11)

b) Kyoto

“Kyoto” Tuan Bekhu menjawab.

Mendengar ini aku cemas sekali. Aku tak lagi berani menatap

mata Satsu. Bagiku Kyoto sama asingnya seperti Hongkong

atau bahkan New York yang pernah kudengar dibicarakan Dr. Miura, jangan-jangan mereka menggiling daging anak-

anak di Kyoto. (hlm. 12)

c) New York

Sejak pindah ke New York aku jadi tahu apa sesungguhnya arti

kata geisha bagi kebanyakan orang Barat. Dari waktu ke waktu

di pesta-pesta elegan, aku diperkenalkan pada wanita muda

dengan pakaian dan perhiasan indah. Ketika dia tahu aku penah menjadi geisha di Kyoto, bibirnya membentuk semacam

senyum meskipun sudut-sudutnya tidak terangkat seperti

seharusnya. (hlm. 318)

d) Latar Sosial

Latar sosial adalah lukisan status yang menunjukkan hakikat tokoh

dalam masyarakat yang ada di sekelilingnya. Dalam novel Memoirs of A

Page 122: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

205

Geisha, latar sosial dengan kehidupan tokoh utama sebagai geisha. Sayuri

sebagai tokoh utama berasal dari keluarga nelayan yang miskin. Sayuri

menganggap pekerjaan geisha adalah pilihan hidupnya. Ia berjuang keras

dalam bekerja, sehingga ia berhasil menjadi geisha yang terkenal dan

kaya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latar dalam novel

ini meliputi latar waktu, latar tempat, dan latar sosial. Latar dalam novel

Memoirs of A Geisha mengacu kepada latar perkotaan kecil dan perkotaan

besar. Seperti Yoroido, Kyoto, Jepang, dan New York serta Perang Dunia II.

Melalui ketiga kota dan perang, terjadinya peristiwa tercermin pada

masyarakat, tingkah laku, suasana dan hal-hal lain yang berpengaruh pada

tokoh dan karakternya.

f. Point of View

Point of view atau sudut pandang cerita mengacu pada cara sebuah

cerita dikisahkan. Sudut pandang merupakan cara atau pandangan yang

digunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan tokoh,

latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam karya fiksi kepada

pembaca. Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat

yang secara sengaja dipilih oleh pengarang untuk mengemukakan gagasan

ceritanya.

Memilih pusat pengisahan berarti memilih hubungan atau relasi antara

pencerita (pengarang) dan ceritanya di mana pengarang berdiri. Secara singkat

dapat dikatakan dari mana cerita itu dilukiskan.

Page 123: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

206

Mulai dari awal sampai akhir, pemakaian sudut pandang yang dipakai

adalah sudut pandang akuan. Di bawah ini adalah beberapa kutipan mengenai

sudut pandang tersebut.

“Aku tidak lahir dan dibesarkan untuk menjadi geisha Kyoto. Aku

anak nelayan dari kota kecil bernama Yuraido di Laut Jepang.

Sepanjang hidupku belum pernah aku memberitahu lebih dari

segelintir orang tentang Yuraido ataupun rumah tempat aku dibesarkan atau tentang ibu dan ayahku atau kakak perempuanku.” (hlm. 11)

“Kukatakan aku akan senang sekali. Dan sebisa mungkin aku bersikap

seakan tak ada orang yang baru saja mengusulkan sesuatu yang luar

biasa. Tetapi di dalam kepalaku seakan terjadi ledakan. Pikirannya pecah berkeping-keping, tak dapat kusatukan kembali. Tentu saja

sebagian dari diriku mengharap aku diadopsi Tuan Tanaka setelah

ibuku meninggal, tetapi bagian lain diriku takut sekali. Aku merasa

malu sekali membayangkan aku tinggal di tempat lain selain rumah-

mabukku.” (hlm. 26)

Selama beberapa bulan di Gion, aku beruntung membayangkan bahwa

pasti ada transaksi sebelum Satsu dan aku diambil dari rumah kami.

Aku sering memikirkan percakapan yang tak sengaja kudengar antara

Tuan Tanaka dan ayahku, dan tentang Bu Gelisah yang mengatakan Satsu dan aku “cocok”. Dengan ngeri aku bertanya-tanya sendiri

apakah Tuan Tanaka memperoleh uang dengan membantu menjual

kami, dan berapa harga kami. Tapi tak pernah kubayangkan bahwa

aku sendiri yang harus membayarnya. (hlm. 27)

Jika kau memintaku, sewaktu aku masih gadis muda, untuk

memberitahuku titik balik hubunganku dengan Hatsumomo, aku akan

berkata itu adalah mizuage-ku. Tetapi meski benar mizuageku

mengangkatku ke rak tinggi sehingga Hatsumomo tak bisa lagi

menjangkauku, dia dan aku mungkin akan terus hidup berdampingan sampai kami berdua tua, jika tak ada lagi yang terjadi di antara kami.

Itulah sebabnya, titik balik yang sebenarnya, seperti yang sejak itu

kusadari, terjadi ketika Hatsumomo membaca buku harianku, dan aku

menemukan bros obi yang menurut tuduhannya telah kucuri.

(hlm. 255)

Pada kutipan-kutipan di atas tampak si “aku” menjadi tokoh utama dan

tokoh psikologis. Hal ini membuat pembaca menjadi benar-benar terlibat.

Page 124: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

207

Pembaca akan mengidentifikasikan aku dapat dipergunakan untuk melukiskan

dan membeberkan berbagai pengalaman kehidupan manusia yang paling

dalam.

2. Struktur Novel Kembang Jepun

a. Tema

Untuk menuju pada kesimpulan tentang tema novel Kembang Jepun

terlebih dahulu dikemukakan beberapa hal setelah membaca novel tersebut,

yaitu :

1) pengarang ingin menyampaikan tentang budaya tradisional Jepang khusus

geisha di Indonesia. Geisha sebagai salah satu simbol budaya tradisional

Jepang yang eksotis. Selain sebagai simbol tradisional dari sebuah

komunitas bangsa, secara khusus geisha juga telah menjadi representasi

dari perempuan yang menjadi atribut dari dominasi budaya tradisional

yang patriallis. Pemunculan atau penyajian tradisionalisme Jepang

melalui geisha akan identik dengan sosok berbaju kimono, bersanggul,

bermake-up tebal dan berperilaku pendiam dan lemah lembut di hadapan

pria.

2) pengarang ingin menyampaikan cinta yang penuh pengorbanan. Hal ini

terbukti melalui tokoh utama bernama Keiko (Keke). Keiko berani datang

ke markas Jepang seorang diri untuk menemui suaminya, dan rela

berkorban demi membebaskan suaminya dari tawanan Jepang yang saat

itu sedang berkuasa. Keiko sangat mencintai suaminya (Cak Broto)

meskipun dengan pengorbanan yang besar, seperti kutipan di bawah ini.

Page 125: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

208

“Saya bersedia kau apakan saja atas diri saya. Kalau kau mau pakai tubuh

saya, lakukanlah sekarang, tapi bebaskan dia.” (hlm. 200)

Dari kutipan di atas, dapat kita lihat pengorbanan Keiko demi cintanya

pada Cak Broto cukup besar. Keiko rela memberikan tubuhnya untuk

ditiduri, tidak hanya itu, dia juga rela diperlakukan bagaimanapun asal

suaminya bebas sebagai tawanan tentara Jepang.

3) pengarang ingin memaparkan kehidupan geisha di Surabaya (Jawa

Timur). Tokoh utama dalam novel Kembang Jepun adalah Keiko. Keiko

(Keke) sebagai gadis kecil dari Minahasa dijual kakaknya (Jantje) untuk

dijadikan geisha. Tokoh utama ini diceritakan sebagai seorang wanita

(geisha) dengan perjalanan hidup yang cukup tragis. Sepanjang hidupnya,

Keiko telah melihat dan merasakan ketidakadilan yang terjadi pada

wanita, ketidakbebasan wanita untuk menentukan hidupnya sendiri. Ia

memperjuangkan hidupnya melawan penjajahan Jepang yang

diperlihatkan melalui perbuatannya. Ia dijajah, dianiaya, diperkosa, dan

dipaksa untuk mati, tapi tak pernah merasa kalah, tak pernah binasa. Ia

terus berjuang dalam menjalani hidup, dari kehampaannya sebagai geisha

di Shinju, diselundupkan ke Jepang, hingga kembali ke tanah

kelahirannya Manado, dan akhirnya ia menemukan kembali

kebahagiannya setelah dipertemukan lagi dengan suaminya yang sempat

mempunyai istri lagi ketika mereka berpisah. Masalah yang satu ke

masalah yang lain berhasil ia lalui.

Page 126: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

209

Untuk menentukan tema utama dan tema sampingan terlebih dahulu

dipertimbangkan ketiga permasalahan di atas. Permasalahan pertama,

pengarang menyampaikan salah satu simbol budaya tradisional yang eksotis

yaitu geisha. Kedua, cinta penuh pengorbanan. Ketiga, kehidupan seorang

geisha. Jadi, tema utama dalam novel Kembang Jepun cenderung pada

permasalahan ketiga yaitu tentang kehidupan seorang geisha.

b. Amanat

Amanat yang terdapat di dalam novel Kembang Jepun, yaitu untuk

mencapai kebahagiaan harus bekerja keras karena tanpa bekerja keras apa

yang diharapkan tidak akan tercapai. Manusia harus menyadari bahwa yang

bisa mengubah nasibnya adalah dirinya sendiri. Orang yang mau berjuang dan

bekerja keras, pasti suatu saat akan memperoleh kebahagiaan sesuai dengan

apa yang diharapkan.

Salah satu bentuk bekerja keras, yang dilakukan oleh Keiko, seperti

kutipan berikut.

Di sini akhirnya saya sadar, bahwa tanpa bekerja, saya tidak akan

makan. Sama sekali ini bertolak belakang dengan niat saya semula,

bahwa saya bertahan tinggal di sini, sebab saya telah menyediakan hidup untuk bertemu ajal di sini. Dengan bekerja, dan menyadari

kemauan untuk itu, maka tanpa sadar saya telah memiliki keinginan

untuk hidup. (hlm. 283)

Penggalan kutipan di atas memperliharkan wujud sikap kerja keras

yang dimiliki oleh tokoh utama. Awalnya tokoh Keiko tidak menghendaki

untuk terus bisa hidup di dalam hutan seorang diri, akan tetapi secara tidak

sadar, Keiko mulai melakukan perbuatan yaitu bekerja. Ternyata dengan

Page 127: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

210

bekerja bisa membantu Keiko untuk lebih menikmati hidupnya. Keiko

mengakui karena pekerjaannya maka tanpa disadari keinginan untuk hidup itu

muncul, dan ia terus melakukan kegiatannya sampai ia tua.

c. Alur

Novel Kembang Jepun ini menggunakan alur progresif atau alur maju.

Dalam alur progresif, penceritaan dimulai dari tahap eksposisi, komplikasi,

rising action, klimaks, dan berakhir denounement. Berikut ini tahapan alur

novel Kembang Jepun.

1) Tahap Eksposisi

Tahap ini pengarang mulai memperkenalkan tempat kejadian

cerita, waktu, tokoh-tokoh cerita, dan permasalahan sebagai sumber

konflik diantara tokoh-tokoh.

Awal cerita dikisahkan asal tokoh utama bernama Keiko. Ia gadis

kecil berusia 9 tahun berasal dari desa Maliku (Manado). Keiko dan

kawan-kawannya berhasil dibawa Jantje ke Surabaya dengan alasan

disekolahkan di Jawa. Keberhasilan Jantje disebabkan oleh orang

Minahasa sangat menghormati serdadu Belanda dan pergi ke Jawa bagi

mereka adalah impian. Akan tetapi setelah sampai di Surabaya, Keiko dan

teman-temannya dijual ke Kotaro Takamura untuk dijadikan geisha,

seperti kutipan berikut.

“Tidak! Tidak bisa! Saya rugi. Ongkos kapal mereka dihitung

dewasa bukan setengah. Baik,” kata Kotaro Takamura setelah

berpikir cepat. “Saya bayar adik Tuan dengan harga tiga orang

yang tidak saya terima itu? Tidak bisa. Saya akan bawa adik saya ke Batavia,” kata Jantje tegas. Akhirnya Kotaro Takamura

Page 128: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

211

berhasil sebagai pedang mempermainkan Jantje. “Saya baru dapat

kabar, bulan edpan akan datang dua orang geisha dari Jepang.

Jadi kalau Tuan tidak jadi melepaskan mereka, saya bersabar

menunggu dua dari Jepang itu,” kata Kotaro Takamura. Jantje

gelisah. Ia bangkit dari duduknya. Berputar sebentar di ruang itu, dan sempat memandang saya. Lalu kembali duduk lagi. Ia sudah

termakan oleh gertak Kataro Takamura. “Ya sudah, ambillah

semuanya,” kata Jantje akhirnya.

Berdasarkan uraian di atas, tahap awal novel Kembang Jepun

benar-benar menunjukkan suatu awal cerita. Bagian awal ini memiliki

fungsi ekspositoris dan mampu memberikan gambaran kepada pembaca

terhadap arah gerak cerita selanjutnya.

2) Tahap Complication (Peristiwa mulai bergerak)

Pada tahap ini, cerita mulai berkembang ketika Keke sudah

masuk sekolah pendidikan geisha. Selama sekolah ini, Keke sering

mendapat kekerasan-kekerasan, seperti kutipan berikut.

“Untuk sementara memang perlakuan Yoko hanya terbatas pada

menyabet mulut dengan rotan. Siapa tahu di luar batas ini ia punya kecenderungan lain. Di usia semuda ini memang saya

belum punya pengalaman mencurigai orang. Tapi saya percaya,

seperti juga sering kali saya memutuskan sesuatu yang tidak saya

rencanakan bahwa dalam hidup ini manusia dapat berubah atau

menyesuaikan diri dengan keadaan tanpa diskuainya sekalipun.” (hlm. 29)

Berdasarkan uraian di atas, dapat dicermati bahwa Keke dapat

menerima kekerasan-kekerasan yang dilakukan Yoko. Cerita terus

berkembang dan maju pada tahap berikutnya, yaitu tahap rising action.

Page 129: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

212

3) Tahap Rising Action

Pada tahap ini pengarang menampilkan tokoh Keke yang sudah

berusia 14 tahun. Pada usia ini Keke harus menyerahkan keperawanannya

kepada Kotara Takamura sebagai suatu pengabdian, seperti kutipan

berikut.

“Usia saya pun genap 14 tahun. Saya berikan keperawanan saya

kepada Kotaro Takamura, dan saya telah terbina untuk

menanggapnya suatu pengabdian, karena pada saat itu saya telah memulai berpikir sebagai seorang wanita yang menjadi penting

karena tugasnya sebagai geisha adalah diingatkan dengan

pekerjaan, pelayanan, kepasrahan, dan keindahan.” (hlm. 36)

Peristiwa ini adalah peristiwa yang sangat diharapkan Keke

karena dengan peristiwa itu, Keke resmi menjadi geisha dengan nama

Keiko.

4) Tahap Klimaks

Pada tahap ini pengarang menampilkan tokoh seorang wartawan

bernama Tjak Broto. Dengan tampilnya tokoh Tjak Broto cerita semakin

berkembang dan memuncak, misal Tjak Broto dan Keiko saling jatuh

cinta dan mereka berniat akan menikah, seperti kutipan berikut.

“Betul?” katanya.

“Betul,” kata saya. “Kita akan tinggal satu rumah satu atap. Makan bersama-sama.

Bersenang bersama-sama. Memecahkan kesulitan bersama-

sama.” (hlm. 113)

Akhirnya mereka menikah meskipun tanpa restu orang tua dan

Keiko harus meninggalkan pekerjaan sebagai geisha. Ini mereka lakukan

karena Tjak Broto dan Keiko saling mencintai.

Page 130: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

213

Peristiwa semakin berkembang ketika Tjak Broto ditangkap

Jepang dan dipenjara. Hal ini terjadi karena ia dituduh terlibat

pemberontakan PETA di Blitar. Akibat peristiwa ini Keiko harus

memperjuangkan hidup dan cintanya kepada Tjak Broto. Ia dipijak,

dianiaya, diperkosa, dan dipaksa untuk mati tetapi tak pernah mau.

Perjuangan Keiko berhasil dan Tjak Broto bisa bebas. Akan tetapi Keiko

masih harus berjuang dalam mengalami hidup dan kehidupannya seorang

geisha di Shinju, ia diselundupkan ke Jepang.

5) Denounement

Pada tahap berikutnya peristiwa menurun ketika Keiko berhasil

kembali lagi ke tanah kelahirannya Manado. Akhirnya ia menemukan

kembali kebahagiaannya setelah dipertekukan lagi dengan suaminya yang

sempat mempunyai istri lagi ketika mereka berpisah. Masalah yang satu

ke masalah yang lain berhasil ia lalui. Mereka hidup bersama pada hari

tuanya. Bagian ini merupakan penyelesaian cerita.

d. Penokohan dan Perwatakan

Tokoh utama dalam novel Kembang Jepun adalah Keiko. Hal ini dapat

dibuktikan dengan pemunculan tokoh Keiko yang mendominasi cerita, tokoh

yang banyak dikenai masalah, serta tokoh yang menjadi penghubung bagi

tokoh lain yang terdapat dalam novel Kembang Jepun karya Remy Sylado.

Perwatakan tokoh dalam penelitian ini dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek

psikologis, aspek fisik, dan aspek sosial. Aspek psikologis mewakili perasaan-

Page 131: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

214

perasaan, pandangan-pandangan, kemauan, dan sifat tokoh utama. Aspek

psikologis dalam penelitian ini adalah jujur, percaya diri, setia, mandiri,

pekerja keras, rela berkorban, dan berani. Aspek fisik menggambarkan ciri-

ciri fisik dan usia seorang tokoh, sedangkan aspek sosial mewakili status dan

asal-usul tokoh. Dalam penelitian ini aspek sosial lebih spesifik yaitu

masyarakat kelas bawah.

1) Aspek Psikologis

a) Jujur

Jujur merupakan kesesuaian antara ucapan dengan kenyataan,

atau antara keadaan yang terlihat dengan keadaan yang tersembunyi.

Jika seseorang mengucapkan perkataan sesuai dengan apa yang

terdapat di dalam hatinya dan dibuktikan dengan perbuatannya, dia

dikatakan orang jujur. Dalam novel Kembang Jepun, tokoh utama

Keiko terlihat mempunyai sikap jujur tersebut. Hal ini ditujukan dalam

kutipan novel di bawah ini.

Pada bulan yang lain, Tjak Broto datang lagi. Begitu ia jumpa

dengan saya, ia langsung berkata sesuatu yang sebetulnya sama

dengan saya.

“Kau terus terbayang-bayang dalam pikiran saya,” katanya.

“Sama,” kata saya dengan lugu dan barangkali juga jujur. (hlm. 49)

Wujud kejujuran tokoh Keiko juga dapat dijumpai pada kutipan

berikut.

“Saya kira saya sudah berubah jadi arc, dipancung putus, tidak

mancurkan darah.”

“Sama,” kata saya.

Page 132: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

215

Ia kurangi latar senyum di wajahnya. Pikirannya dirangsang

sukacita. Namun ia menawan. “Betul?”

Cepat saya mengangguk. Sebab saya yakin betul isi hati sendiri,

“Ya,” kata saya. Kejujuran seperti ini memang langka. (hlm. 94)

b) Sabar

Sabar diartikan sebagai sikap tabah, yaitu ketabahan yang

dimiliki seseorang dalam menghadapi permasalahan hidup yang

terjadi. Tokoh utama dalam novel Kembang Jepun diciptakan

pengarang sebagai sosok pribadi yang tegar. Cobaan dan rintangan

yang menimpanya selama berada di Shinju seperti diperkosa, dianiaya,

diinjak-injak harkat martabatnya, dilalui dengan ketabahan dan

ketegaran jiwa. Kesabaran yang dimiliki tokoh Keiko disampaikannya

dalam kutipan berikut.

Pertanyaan itu segera memukul saya. Rasa takut pada kenyataan tentang kata-kata “apakah” yang telah mengganggu pikiran

saya, terucapkan dalam lisan pada Mbah Soelis. “Tjak Broto

sudah kawin, Mbah?” Saya tidak sadar betapa egoisnya

pertanyaan ini.

Mbah Soelis tidak segera menjawab. Dan saya harus mengerti ketidaksegeraan ini. Saya pun harus mengerti apa arti matanya

menatap dengan diam. Jika begitu, saya tidak perlu mendengar

jawaban. Tapi toh akhirnya Mbah Soelis menjawab.

“Ya,” katanya. “Orang Sunda.”

Saya tertunduk. Mencoba ikhlas. “Memang harusnya begitu,” kata saya. Padahal dalam hati saya menangis. (hlm. 264)

c) Mandiri

Menurut pengertian, mandiri adalah suatu keadaan seseorang

yang memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya.

Mampu mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah

Page 133: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

216

yang dihadapi. Memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan tugas-

tugasnya, bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Hal

tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut.

Bapak-bapak bersepatu putih yang duduk di sebelah saya

menawarkan jasa mengantar ke penginapan atau ke rumahnya,

berkenalan dengan istri dan anak-anaknya, tapi saya tidak

memanjakan diri atas uluran tangan itu. (hlm. 262)

Di samping bentuk kemandirian, dapat ditemukan pada kutipan

berikut.

Sudah 25 tahun saya hidup terasing atas mau sendiri. Sebatang

kara namun tak sendiri. Binatang-binatang sekitar belukar

adalah makhluk-makhluk lain selain saya yang hidup di lereng

ini. (hlm. 295)

d) Percaya Diri

Percaya diri merupakan sikap tidak tergantung pada orang lain,

tegas dan konstan (tidak berubah-ubah), cepat menentukan sikap,

mengambil keputusan dengan perhitungan dan keputusan yang matang

dan memiliki sikap yang persuasive sehingga memperoleh banyak

dukungan atau percaya diri dapat juga didefinisikan sebagai perilaku

yang menunjukkan keyakinan pada kemampuan dan penilaian diri

sendiri yang sering muncul dalam berbagai situasi untuk menghasilkan

sesuatu yang lebih baik. Sikap percaya diri yang dimiliki oleh tokoh

Keiko, salah satunya dapat diketahui dalam kutipan di bawah ini.

“Tapi sekarang saya orang Jepang. Dan orang Jepang nomor

satu di dunia,” kata saya. (hlm. 42)

Page 134: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

217

Untuk mencapai prestasi sebagai nomor satu di Shinju tentu saja

membutuhkan kepercayaan diri yang lain. Kepercayaan diri Keiko

juga muncul pada kutipan berikut.

“Saya berani mengatakan keyakinan saya, bahwa saya sudah

mahir untuk kouta dan nagauta, sebab ketika saya memainkan

itu, saya lihat wajah Kotaro Takamura begitu puas, sementara

Yoko hanya dingin.” (hlm. 33)

e) Setia (Tepat Janji)

Kata setia berarti tetap melakukan sesuatu bagaimanapun berat

dan susahnya, berpegang teuh pada perjanjian. Kesetiaan yang

dimaksudkan dalam konteks tokoh utama Keiko adalah dalam

hubungan pribadinya dengan Tjak Broto, yaitu menunggu untuk bisa

bertemu kembali dengan orang yang sangat dicintainya itu. Hal

tersebut dapat dilihat dalam kutipan di bawah ini.

Saya sangat putus asa, sangat tertekan, sangat sengsara, dan

hidup tanpa hari depan, meskipun tetap juga berdoa agar perang

jahanam ini segera berakhir, supaya saya bisa jumpa lagi dengan

satu-satunya lelaki yang saya kasihi itu. (hlm. 221).

Sikap setia seperti yang terlontar dalam suara hati tokoh Keiko

di atas terjadi pada saat ia menjadi tawanan asmara Hiroshi Masakuni.

Sikap setia Keiko terhadap Tjak Broto tampak pada kutipan berikut.

Kembali ia melamun. Kata-kata Tjak Broto yang mengiring

kalung itu tak pernah hilang dari ingatannya. “Itu jimat. Kalau kau berubah, kau akan ingat saya, dan saya akan juga ingat

kau.” (hlm. 305)

Page 135: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

218

f) Pekerja Keras

Menurut pengertiannya, pekerja keras yakni tidak mudah

menyerah, giat, tekun, dan ulet. Hal itu pulalah yang mencerminkan

bahwa sosok Keiko mempunyai sikap pekerja keras. Sikap pekerja

keras tokoh Keiko dalam novel Kembang Jepun ditunjukkan dari

semangat hidup sang tokoh utama. Hal tersebut dapat dilihat pada

kutipan novel berikut.

Di sini akhirnya saya sadar, bahwa tanpa bekerja, saya tidak akan makan. Sama sekali ini bertolak belakang dengan niat saya

semula, bahwa saya bertahan tinggal di sini, sebab saya telah

menyediakan hidup untuk bertemu ajal di sini. Dengan bekerja,

dan menyadari kemauan untuk itu, maka tanpa sadar saya telah

memiliki keinginan untuk hidup. (hlm. 283)

Di bawah ini adalah kutipan novel yang memperlihatkan kerja

keras Keiko di usia senjanya.

Tapi si Keke Tua kuat. Bangun pagi jam 05.00 senam sebisanya.

Mandi. Dan sehabis mandi mengurus kebun. Menanam yang

harus ditanam, mencabut yang harus dicabut. Pekerjaan ini

ditekuni si Keke Tua sampai menjelang senja. (hlm. 295)

Penggalan kutipan di atas memperlihatkan sikap kerja keras

tokoh Keiko setelah mengalami keputusasaan hidup sepulang ia dari

Jepang, ternyata suaminya sudah menikah lagi.

g) Optimis

Optimis merupakan perasaan yakin terhadap sesuatu yang baik

akan terjadi, yang akan memberi harapan positif serta menjadi

pendorong untuk berusaha ke arah yang lebih baik. Sikap optimis yang

Page 136: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

219

dimiliki oleh tokoh Keiko dapat ditangkap dari kutipan yang

mengandung keyakinan berikut ini.

“Saya berani mengatakan keyakinan saya, bahwa saya sudah mahir untuk kouta dan nagauta, sebab ketika saya memainkan

itu, saya lihat wajah Kotaro Takamura begitu puas, sementara

Yoko hanya dingin.” (hlm. 33)

Bentuk keoptimisan yang dimiliki tokoh Keiko juga tampak

pada kutipan berikut.

Tapi mudah-mudahan saya bisa diperkuat oleh kepercayaan, bahwa ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa, ada

waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit, ada waktu

untuk memeluk, ada waktu untuk menahan diri dari memeluk.

(hlm. 247)

Kutipan di atas menyuarakan apa yang ada dalam perasaan

tokoh Keiko ketika ia disekap dan dibawa ke Jepang oleh Hiroshi

Masakuni.

h) Rela Berkorban

Menurut pengertiannya, rela berkorban adalah orang yang mau

mengorbankan dirinya sendiri demi membahagiakan atau memenuhi

kebutuhan orang lain atau berarti seseorang yang berani

mempertaruhkan sesuatu untuk orang lain. Dari pengertian tersebut

sosok Keiko dalam novel Kembang Jepun mempunyai sikap atau jiwa

rela berkorban. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan novel di bawah ini.

“Saya bersedia kau apakan saja atas diri saya. Kalau kau mau

pakai tubuh saya, lakukanlah sekarang, tapi bebaskan dia.”

(hlm. 200)

Page 137: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

220

Keiko bersedia diapakan saja, termasuk bila dia harus merelakan

tubuhnya untuk ditiduri oleh para tentara Jepang. Tidak hanya itu,

tokoh Keiko juga memperlihatkan jiwa rela berkorbannya pada

kutipan berikut.

Mereka semua terbengong-bengong melihat bagaimana saya

begitu fasih mengucapkan kalimat marah dalam bahasa Jepang. Kobayashi malah menganga lama sebelum dengan takjib ia

berkata, dalam bahasa Jepang, “Kau Jepang?” Dalam takjubnya,

ia lengah. Pada saat itulah, seperti kemasukan, saya tembak dia

dengan bedil yang baru kami rampas. Ajaib bahwa saya yang

tidak pernah memegang bedil, tak pernah membidik atau menarik picu, dapat melakukannya sekarang. Saya gemetar.

Merinding. Dan menutup mata. Dor! Toh peluru muntah dari

larasnya dan bersarang di dada Kobayashi. (hlm. 196)

i) Cerdik

Pengertian cerdik yaitu banyak akal dan bisa menghadapi situasi

apa saja dan keluar dari masalah-masalah yang ada. Mereka dapat

menguasai lawannya dengan kata atau tingkah lakunya. Kutipan

berikut memperlihatkan kecerdikan yang dimiliki oleh tokoh utama.

Saya ke sana sebagai perempuan Jawa, perempuan kamp ung,

istri petani. Maksud saya, saya harus berpenampilan tidak

menyolok menghadap tentara-tentara Jepang yang saya kenal

betul perangainya terhadap perempuan; supaya mereka tidak

berperilaku seperti singa lapar. (hlm. 190)

Sikap cerdik yang dimiliki tokoh Keiko juga sangat terlihat pada

kutipan berikut.

“Di bawah kekuasaan rasa takut seperti ini, namun diselisik pula

dengan bukti adanya akal yang terancam, si Keke Tua pelan-

pelan mengerat dinding bambu gubuknya. Pada angannya, jika

ia menubruk dinding rapuh itu dengan kekuatan tubuhnya, pasti akan meninggalkan suara, dan itu berarti orang-orang yang

Page 138: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

221

sekarang berdiri di depan akan langsung berputar ke belakang,

lalu mementungnya seperti terhadap hewan tertentu. Maka,

menurut akalnya, dan akal ini memang tidak sepenuhnya sehat,

ia kerat saja dinding itu. Satu per satu.” (hlm. 300)

j) Bijaksana

Bijaksana merupakan kemampuan menilai secara benar dan

mengikuti petunjuk pelaksanaan yang baik, berdasarkan pada

pengertian dan pengetahuan atau dengan kata lain, bijaksana diartikan

sebagai “sikap arif”. Sikap bijaksana yang dimiliki tokoh Keiko,

digambarkan seperti dalam kutipan berikut.

“Saya bahagia dengan kehidupan ini, sebab saya sudah terbina

sejak usia 9 tahun untuk menerima kehidupan ini sebagai kebenaran yang luhur.” (hlm. 6)

Tokoh Keiko menjalani keputusan dalam hidupnya dengan

penuh semangat dan berusaha tetap bijak, seperti kutipan di bawah ini.

“Ternyata saya harus dihukum. Sepanjang hari, sampai besok

siang, saya tidak diberi makan. Hukuman seperti ini sebetulnya

bukan hanya sekali ini saya alami. Sejak semula, ketika saya masih salah-salah mengucapkan lafal bahasa Jepang, Yoko

bukan hanya menyabet mulut saya dengan rotan, tapi juga

menghukum saya dengan tidak memberi makan. Memang saya

tidak mau mengingat-ingat, sebab saya rasa dalam hal

menuntut ilmu, orang harus merasa susah lebih dulu.” (hlm. 35)

k) Berani

Berani adalah melakukan sesuatu yang luar biasa, di luar

kebiasaan yang dilakukan. Keiko mempunyai sikap berani, hal ini

ditunjukkan dengan sikap dia. Di bawah ini adalah bukti bahwa Keiko

mempunyai sikap berani.

Page 139: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

222

“Baiklah. Tembak saja kami. Biar kau puas melihat dua mayat

di sini. Ayo, lakukan nafsu binatangmu itu. Kau sebetulnya

tahu, suamiku tidak salah. Tapi untuk menunjukkan

kekuasaanmu, kau tetap menuntut kematiannya. Nah, bunuhlah

sekarang!” (hlm. 196)

Kutipan di atas memperlihatkan sikap berani yang dimiliki

tokoh utama pada saat ia melawan tentara Jepang untuk membebaskan

suaminya. Perjuangan tokoh Keiko pun berlanjut, hal tersebut dapat

dilihat pada kutipan berikut.

Mereka semua terbengong-bengong melihat bagaimana saya

begitu fasih mengucapkan kalimat marah dalam bahasa Jepang.

Kobayashi malah menganga lama sebelum dengan takjub dia

berkata, dalam bahasa Jepang, “Kau Jepang?” Dalam

takjubnya, ia lengah. Pada saat itulah, seperti kemasukan, saya tembak dia dengan bedil yang baru kami rampas. Ajaib bahwa

saya yang tidak pernah memegang bedil, tak pernah membidik

atau menarik picu, dapat melakukannya sekarang. Saya

gemetar. Merinding. Dan menutup mata. Dor! Toh peluru

muntah dari larasnya dan bersarang di dada Kobayashi. (hlm. 196)

Wujud keberanian tokoh utama semakin tampak seperti pada

kutipan di atas. Ini semua dilakukan karena ia sangat mencintai Tjak

Broto.

2) Aspek Fisik

a) Kuat

Dalam pengertiannya kuat adalah tidak menyerah atau tidak

terkalahkan. Tokoh Keiko dalam novel Kembang Jepun ini memiliki

kekuatan yang luar biasa. Hal tersebut terbukti ketika Keiko mampu

Page 140: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

223

bertahan hidup di tengah hutan selama 25 tahun seorang diri. Hal

tersebut dapat kita lihat pada kutipan berikut.

Sudah 25 tahun saya hidup terasing atas mau sendiri. Sebatang

kara namun tak sendiri. Binatang-binatang sekitar belukar

adalah makhluk-makhluk lain selain saya yang hidup di lereng

ini. (hlm. 296)

Penggalan kutipan di atas memperlihatkan kesebatangkaraan

dan kekuatan tokoh utama dalam memperjuangkan hidupnya seorang

diri di tengah hutan. Bukanlah melakukan sesuatu hal yang mudah,

akan tetapi Keiko bisa menjalani dan melewatinya.

Kekuatan Keiko tua, tampak juga pada kutipan berikut.

Ismail Roeslan menangkapnya. Tapi tangkapannya terlepas lagi, saking kuatnya si Keke Tua mengencangkan tubuhnya dan

menyikut-nyikut. (hlm. 312)

b) Tua

Tua dapat diartikan lanjut usia atau tidak muda lagi. Setelah

menjalani hidup selama enam puluh dua tahun Keiko tergolong tidak

muda lagi atau bisa dikatakan sudah tua. Hal ini dapat dilihat dalam

kutipan novel di bawah ini.

Umur saya kini 62 tahun. Karena umur 62 tidak umum di bilang

muda, maka katakanlah selanjutnya saya si Keke Tua. Rambut si

Keke Tua ini sudah putih seluruhnya. Terjerungkau selama

tidur, dan langsung dikonde pada bangun pagi. Kulit si Keke

Tua pun sudah keriput. (hlm. 295)

Ketuaan Keiko, terlihat seperti kutipan berikut.

Dan anda ada cermin di biyak ini, saya bisa berkaca dan melihat

muka saya sudah keriput, tua, dan tidak menarik lagi. (hlm. 284)

Page 141: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

224

3) Aspek Sosial

a) Masyarakat Kelas Bawah

Masyarakat kelas bawah bisa dikatakan juga sebagai orang

miskin. Orang miskin bisa diartikan orang yang tidak memiliki

kekayaan yang lebih. Kehidupan keluarga Keiko termasuk dalam

masyarakat kelas bawah. Hal tersebut dapat kita lihat pada kutipan

berikut.

“Baik,” kata Kotaro Takamura setelah berpikir cepat. “Saya bayar adik Tuan dengan harga tiga orang yang tidak saya terima

itu.” (hlm. 24)

Kemiskinan keluarga Keiko, juga tampak pada kutipan di bawah

ini.

Saya hanya mendapat ganti baju baru setahun sekali, dan baju

itu harus dipakai dulu di gereja pada tanggal 25 Desember sebagai tanda syukur. (hlm. 28)

b) Pribumi

Pribumi adalah milik bangsa Indonesia yang berada dalam

perbendaharaan kata-katanya, bisa juga disebut orang Indonesia asli

yang turun temurun nenek moyangnya lahir di Indonesia. Tokoh

utama dalam novel Kembang Jepun merupakan orang pribumi. Hal

tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut.

“Saya memang dari sana,” jawab saya dengan yakin, dan dengan

demikian saya telah mengundang masalah dengan Yoko.

“Apa?” kata Tjak Broto dengan memajukan kepalanya agak ke

depan saking kagetnya. “Maksudmu kau berasal dari Manado,

Minahasa, kota yang di Cilebes utara itu?”

Page 142: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

225

Dan selanjutnya kini saya terperanjat namun terlambat. Astaga,

saya sadar telah membuka rahasia, dan tak mungkin meralatnya

lagi. (hlm. 41)

Kepribumian Keiko juga semakin kuat terlihat pada kutipan

berikut.

“Saya kira, saya akan ke kampung halaman, Mbah,” kata saya. Mbah Soelis menganga, “Ke Minahasa?”

“Ya, Mbah.” Kelihatannya pikiran yang demikian kuat tidak

goyah lagi. (hlm. 265)

Tokoh Tjak Broto

1) Aspek Sosiologis

Tjak Broto digambarkan sebagai seorang wartawan. Di rumah, ia

anak sulung dari dua bersaudara. Bersama ibunya, mereka hidup di daerah

Surabaya. Keluarga ini kehilangan kepala rumah tangga sehingga mereka

hidup dengan pensiun yang cukup dari Belanda sebagai pegawai aniem.

Setelah Indonesia merdeka, beberapa tahun kemudian Tjak Broto

tidak sebagai wartawan lagi, tetapi ia bergerak di bidang politik sebagai

jurkam untuk pemilu yang pertama di zaman Orde Baru. Di samping itu,

juga sebagai pengusaha, seperti kutipan berikut.

Keuntungan ekonomis yang diperolehnya dalam penyesuaian diri

dengan keadaan ini memang menyakinkan. Melalui modal yang

diperolehnya dari bank, usahanya berpacu tanpa hambatan. Tapi ia

tidak berusaha di bidang pers lagi. Gedung bekas Shinju di Jalan

Kembang Jepun dibelinya dan dijadikannya kantor perusahaan angkutan antar kota. Busnya sekarang 6 unit. Dan mobil pribadinya

sendiri semua buatan Jerman. Merek yang sangat popular di

Indonesia sebagai mobil-mobil mewah. Orang menjulukinya di

Duda Sukses. (hlm. 293)

Page 143: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

226

Berdasarkan kutipan di atas, mengambarkan bahwa Tjak Broto

sebagai pengusaha yang sukses dan terkena.

2) Aspek Fisiologis

Tjak Broto dilukiskan sebagai orang laki-laki yang tampan, seperti

kutipan berikut.

Maka duduklah Tjak Broto hari itu, di kursi kayu pengadilan

berpakaian rapi putih-putih, berdasi, dan bersongkak menghadapi

sidang, hakim. (hlm. 75)

Berdasarkan kutipan di atas, tokoh Tjak Broto dapat dikatakan

sebagai tokoh laki-laki tampan dan selalu berpenampilan rapi.

3) Aspek Psikologis

a) Pengetahuan Luas

Tjak Broto dilukiskan sebagai wartawan yang mempunyai

pengetahuan luas tentang bahasa dan sastra, seperti kutipan di bawah

ini.

Ia banyak membaca karya sastra Barat. Ia kenal Goshe bukan

melalui bahasa Belanda yang dikuasai dengan lancar, tetapi

melalui bahasa aslinya. Ia juga membaca Voltraine atau

Shakespeare dalam bahasa aslinya, Perancis dan Inggris. Boleh dikata ia amat khatam atas semua sastra Barat. (hlm. 52)

b) Berani

Tjak Broto dilukiskan sebagai pemuda yang berani, misal ia

berani menentang pemerintah Belanda dan Jepang sebagai penjajah.

Keberanian Tjak Broto tampak pada kutipan berikut.

Page 144: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

227

“Tuan Joesoep Soebroto Goenawan Andangwidjaja Kesmoasidi.

Apa Tuan yakin betul bahwa Tuan tidak ingin didampingi

seorang advokat?” Tanya Schults.

“Benar begitu, Tuan Hakim Ketua,” jawab Tjak Broto dengan

tegar dan sopan. “Baik,” kata Schults. “Nah, ini di luar kebiasaan siding.”

(hlm. 75)

Keberaniannya Tjak Broto kepada pemerintah Jepang, seperti

kutipan di bawah ini.

“Tuan,” kata Tjal Broto dengan suara lancang.

“Saya ini bangsa Indonesia. Tiga ratus tahun lebih bangsa saya dijajah Belanda, ditindas, diperkosa, diinjak-injak. Lantas

sekarang bangsa Tuan, yang mengaku sebagai saudara tua

bangsa Indonesia, juga melakukan hal yang sama seperti

Belanda. Apa mungkin saya bilang tidak mendukung mereka

yang berjuang melawan penjajahan.” (hlm. 189)

c) Bijaksana

Tjak Broto sebagai manusia mempunyai pengetahuan luas, ia

sangat bijaksana dalam memandang wanita, seperti kutipan di bawah

ini.

“Saya tidak pandai bicara, lagian perempuan dicipta bukan

untuk berbicara tapi berbuat.”

“Ah, siapa yang ajar begitu?”

“Kotaro Takamura.”

“Percayalah, pendapat seperti itu keliru. Nanti pada suatu waktu kau akan membenarkan, bahwa perempuan juga harus bicara,

dan bicaranya haus didengar. Perempuan bukan hanya dilihat

mukanya dan dinikmati badannya, tapi juga harus didengar

bicaranya.” (hlm. 71)

Page 145: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

228

e. Latar

Latar dalam novel Kembang Jepun terdiri dari tiga unsur pokok yaitu

tempat, waktu, dan sosial. Berikut rincian latar dalam novel Kembang Jepun.

1) Latar Waktu

Latar waktu dalam novel Kembang Jepun ada tiga zaman yaitu

zaman kolonialisme, zaman penjajahan Jepang, dan zaman kemerdekaan.

Adapun latar waktu dalam novel Kembang Jepun sebagai berikut.

a) Zaman Kolonialisme

“Delapan belas tahun yang lalau, pada tahun 1911 ia

menghadap Gubernur Jendral di Batavia untuk meminta hak veteran; agar mengangkat dirinya sebagai sekretaris Residen

Manando; Ph. J. Van Makle. Tapi Jenderal A.WF. Inderburg

mengatakan ia ngawur dan lancang. Jabatan itu memang tak

mungkin dipegang oleh pribumi, walaupun orang Minahasa

sejak 1879 telah dimaklumatkan sebagai sekutu Belanda.” (hlm. 14)

b) Zaman Jepang

“Segera terasa, bahwa Jepan datang bukan untuk bersahabat

seperti yang mereka gembor-gemborkan dalam pidatonya.

Malahan rasa setia kawan di antara suku bangsa yang telah

tertanam sejak 1928 lewat Sumpah Pemuda, dirusak dengan

pelbagai cara. Simbol 3A tentang “Tjhaja Asia”, “Pelindung Asia”, dan “Pemimpin Asia” yang dipajang di mana-mana

adalah sama seperti semua slogan, berarti isapan jempol.

Buktinya keadaan ekonomi kian memburuk.” (hlm. 171-172)

“Sudah menjadi kebijaksanaan pemerintah militer Jepang

bahwa rakyat harus menghasilkan bahan pangan sebanyaknya

untuk menunjang perang. Maka, setiap kali kami panen, jagung

ataupun padi langsung diambil.” (hlm. 180).

Page 146: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

229

c) Zaman Kemerdekaan

“Yang jelas, akibat dibomnya Hiroshima dan Nagasaki, maka

Jepang harus menghentikan kegiatan perangnya, terhitung 14

Agustus 1945. Oleh hal itu, tiga hari kemudian roda sejarah Indonesia berubah total. Bung Karno di Jakarta membaca teks

proklamasi kemerdekaan Indonesia pada hari Jumat tanggal 17,

dan sebagian rakyat Surabaya mendengar itu pada tanggal 18,

setelah pemuda-pemuda berhasil menyerobot radio yang

dikuasai Jepang. Kemudian berita proklamasi itu meluas ke semua lapisan masyarakat pada hari Senin tanggal 20,

diberitakan oleh satu-satunya Koran di Surabaya yang

diizinkan Jepang selama itu, yaitu Soeara Asia.” (hlm. 234)

2) Latar Tempat

Latar tempat dalam novel Kembang Jepun berada di Minahasa

(Menado), Surabaya, Blitar, dan Jepang, seperti kutipan berikut.

a) Minahasa (Menado)

Tokoh utama (Keiko) dalam novel Kembang Jepun berasal dari

sebuah desa seperti kutipan berikut.

“Orang-orang di desa Jantje, Maliku yang terletak jauh di atas

Amurang arah selatan Manado, segera tertarik dan memberikan

kepercayaan penuh kepadaku, ketika ia berkata hendak membawa anak-anak gadis di bawah 9 tahun untuk

disekolahkan di Jawa.” (hlm. 21)

b) Surabaya

“Surabaya hari itu panas, padahal itu masih di musim hujan,

Januari 1930. Semalam setiba kami di kota ini, di Shinju. Kami

ditempatkan di bagian belakang bangunan suatu tempat khusus

untuk para geisha, disebut okiya.” (hlm. 27)

c) Blitar

“Waktu itu kami telah sampai di Blitar, empat jam lebih dulu dari pemilik rumah, Mbak Soelis. Harus saya akui bahwa

Page 147: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

230

menunggu begitu lama, di rumah yang pemiliknya sedang

berada di Surabaya.” (hlm. 149)

d) Jepang

“Saya berada dalam kapal bersama-sama dengan para tentara

dan pegawai Jepang lain yang dipulangkan ke Jepang karena

kalah perangnya Jepang dengan Sekutu. Saya berada di dalam

kapal ini karena Hiroshi Masakuni benar-benar ngotot dan sekaligus nekat mencatat nama saya sebagai orang Jepang yang

harus pulang bersamanya. Di Jepang saya ditinggalkannya di

rumah ibunya di Kushiwada, kota kecil di pesisir barat antara

Osaka dan Wakayana.” (hlm. 243)

3) Latar Sosial

Latar social digunakan untuk mendeskripsikan tingkah laku

kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Latar sosial dalam novel

Kembang Jepun adalaj kehidupan seorang geisha di Surabaya. Keke

(Keiko) sebagai tokoh utama berasal dari keluarga miskin. Keiko

menganggap pekerjaan geisha adalah pilihan hidupnya. Ia berjuang keras

dalam bekerja, sehingga ia berhasil menjadi geisha yang terkenal.

f. Point of View

Pusat pengisahan yang digunakan oleh pengarang dalam Kembang

Jepun adalah sudut pandang akuan. Mulai dari awal dengan akhir pemakaian

sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang akuan. Di bawah ini

adalah beberapa kutipan mengenai sudut pandang tersebut.

Saya geisha. Saya suka menjadi geisha, sebab geisha menyenangkan.

Gei berarti seni, Sha berarti pribadi. Sejak usia sembilan tahun, saya memang dibina untuk menguasai seni. Saya pandai menyanyi,

memainkan shamizen dan taiko, menuangkan teh dan sake, memijat

Page 148: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

231

dan mengurut, serta menghibur dengan menyerahkan seluruh badan

saya kepada semua lelaki yang datang pada saya di Shinju. (hlm. 5)

Saa tidak peduli omongan Tane Mar. Saya pamit pada Mbah Soelis,

lalu cepat-cepat pergi ke markas Jepang itu. Sebetulnya, apa yang akan

saya lakukan di sana, saya sendiri belum punya bayangannya. Hanya semata karena gundah gulana itu yang mendorong kehendak saya

untuk ke sana. Setelah itu apa yang bakal terjadi, entahlah. (hlm. 190).

Pekerjaan itu jugalah yang saya lakukan saban hari sejak awal, ketika

Hiroshi Maskuni mengakui saya sebagai istrinya danoleh sebab itu,

sebagai menantu “dalam tradisi Jepang”, yang bersumber pada ajaran Cina, adalah bahwa seorang istri harus mengabdi pada ibu mertua

sebelum ia melahirkan anak, dan nanti setelah melahirkan ia wajib

mengabdi pada anaknya itu. (hlm. 246)

Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, tampak si “aku” menjadi tokoh

utama. Hal ini membuat pembaca menjadi benar-benar terlibat. Pembaca akan

mengidentifikasikan diri terhadap tokoh alur. Dengan teknik alur dapat

dipergunakan untuk melukiskan atau memberikan berbagai pengalaman

kehidupan manusia yang paling dalam.

3. Persamaan antara Novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun

Pada kenyataannya novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun

memiliki persamaan pada beberapa aspek. Aspek tersebut yaitu:

a. Kedua novel tersebut memiliki persamaan tema yaitu masalah kehidupan

seorang geisha.

b. Kedua novel tersebut menggunakan alur progresif atau kronologis. Alur

kedua novel tersebut dianalisis dalam lima bagian yaitu eksposisi,

complication, rising action, klimaks, dan denounement.

Page 149: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

232

c. Kedua novel tersebut dalam menampilkan tokoh menggunakan metode

langsung dan metode tidak langsung. Perwatakan kedua novel ditinjau dari

aspek psikologis, aspek social, dan aspek fisiologis adalah sama.

Ditinjau dari aspek psikologios tercermin watak tokoh utama dalam kedua

novel itu yaitu jujur, sabar, mandiri, percaya diri, tepat janji, bekerja keras,

semangat dalam hidup, cerdik, dan rela berkorban.

Ditinjau dari aspek social, watak dari tokoh utama dalam kedua novel

tersebut yaitu masyarakat kelas bawah sedangkan ditinjau dari aspek fisik

tokoh utama dalam kedua novel tersebut yaitu seorang wanita yang cantik

dan mempunyai kekuatan fisik yang baik.

d. Kedua novel tersebut menggunakan point of view orang petama atau first

person.

e. Kedua novel tersebut mempunyai amanat yang sama yaitu untuk mencapai

kebahagiaan harus bekerja keras.

4. Perbedaan antara Novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun

Novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun selain memiliki

persamaan, juga memiliki perbedaan. Perbedaan yang paling menonjol antara

kedua novel ini terletak pada aspek latar dan perwatakan tokoh tambahan.

Latar tempat kedua novel ini mempunyai perbedaan yaitu dalam novel

Memoirs of A Geisha, Jepang Kyoto dan New York (Amerika), sedangkan dalam

novel Kembang Jepun latar tempat meliputi Surabaya, Blitar, Minahasa, dan

Jepang.

Page 150: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

233

Perbedaan perwatakan tokoh tambahan dalam kedua novel tersebut yaitu

perwatakan tokoh Ketua dalam novel Memoirs of A Geisha adalah pandai dan

seorang pengusaha yang sukses, tetapi tidak berani memperjuangkan cinta,

sedangkan dalam novel Kembang Jepun yaitu perwatakan Tjak Broto sebagai

seorang wartawan, pengusaha yang sukses, berpengetahuan luas, dan berani.

5. Nilai Pendidikan Moral

a. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Memoirs of A Geisha

Novel Memoirs of A Geisha memiliki nilai pendidikan moral yang

meliputi pengendalian emosi, berdoa dan bersyukur kepada Tuhan, memberi

teladan yang baik, berjiwa besar dan jujur.

1) Pengendalian Emosi

Sikap pengendalian emosi dapat dilihat ketika Chiyo (Sayuri)

tahan menghadapi cobaan, tenang, dan tidak tergesa-gesa dalam

memecahkan suatu masalah. Sikap pengendalian emosi pada diri Sayuri,

seperti kutipan berikut.

“Oh, Nona, saya bersedia melaukan apa saja untuk memperbaiki

kesalahan saya,” kataku. “Sudah dua tahun lebih saya menunggu

dengan sabar, berharap akan ada kesempatan yang datang.” (hlm. 135)

2) Berdoa Kepada Tuhan

Berdoa berarti memohon sesuatu kepada Tuhan. Doa manusia

dapat berupa permohonan ampun atas segala perbuatan yang telah

Page 151: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

234

dilakukan dan juga permohonan atas segala sesuatu yang diinginkan

manusia. Anjuran berdoa kepada Tuhan, seperti kutipan berikut.

Tetapi akhirnya aku bisa bicara, kutanya Bibi kalau-kalau dia bersedia meletakkan papan-papan arwah itu di tempat yang tak

bisa kulihat, dan berdoa atas namaku, karena kutahu terlalu sedih

untuk berdoa sendiri. Tetapi Bibi menolak, dan berkata bahwa

bahkan hanya mempertimbangkan untuk mengabaikan leluhur

sendiri pun memalukan. Bibi membantuku mengatur papan-papan arwah di rak dekat dasar tangga. Di situ aku bisa berdoa di depan

papan-papan itu setiap pagi. “Jangan pernah lupa Chiyo-chan,”

katanya. “Hanya papan-papan arwah itulah sisa masa kecilmu.”

(hm. 113)

3) Bersyukur

Syukur adalah berbuat baik setelah merenungi nikmat Tuhan, baik

dengan cara lisan, perbuatan, maupun perwujudan perbuatan. Sikap

ucapan syukur kepada Tuhan seperti kutipan berikut.

Kemudian kami bertiga ke Kuil Gion. Di tempat itu Mameka dan aku bertepuk tanan dan menyatakan kepada para dewa bahwa

sebentar lagi kami akan terikat sebagai kakak beradik. Aku

memohon berkat mereka untuk tahun-tahun yang akan datang, dan

kemudian memejamkan mata dan berterima kasih kepada mereka

karena telah mengabulkan permohonan yang kuajukan tiga tahun sebelumnya yaitu menjadikan aku geisha. (hlm. 181)

4) Memberi Teladan yang Baik

a) Menghargai Pemberian Orang Lain

Setiap mendapatkan pertolongan atas pemberian orang lain,

sebaiknya mengucapkan terima kasih kepadanya. Sikap seperti

itulah yang patut diteladani, seperti kutipan berikut.

Tetapi ketika aku melihat bungkusan di tangannya, yang

kelihatan mirip sekali dengan bungkusan kafan kupu-kupu, aku tahu aku telah menerimanya pertanda akhirnya. Kuambil

Page 152: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

235

bungkusan itu dan aku membungkuk dalam-dalam berterima

kasih kepadanya. (hlm. 123)

Sikap yang patut diteladani dapat ditemukan pada diri

Mameka, seperti kutipan berikut.

“Chiyo, tergesa-gesa dalam hidup adalah cara buruk untuk

maju. Kau harus belajar bagaimana mencari waktu dan tempat untuk melakukan sesuatu. Kucing yang ingin mengelabui

tikus tidak begitu saja keluar dari lubangnya kapan dia mau.”

(hlm. 136)

b) Suka Menolong

Manusia hidup di dunia ini tidak sendirian. Akan tetapi

bersama-sama dengan manusia lain. Oleh karena itu, di antara

sesamanya harus bekerja sama saling menolong. Sikap suka

menolong dalam novel ini, seperti kutipan berikut.

“Ketua orang yang sangat brilian,” kata Nobu. “Dia payah

soal sumo karena dia tidak peduli. Dia bahkan tak akan ada di

sini sekarang kalau tidak berbaik hati bersedia menerima

proposalku agar Iwamura Elektrik menjadi sponsor

pertandinganku ini.” (hlm. 231)

Sikap suka menolong juga ditemukan lagi, seperti kutipan

berikut.

Keluarga Arashima memperlakukanku dengan sangat baik

hati selama beberapa tahun aku tinggal di rumah mereka.

Pada siang hari, aku bekerja bersama mereka menjahit

parasut. Malam hari aku tidur bersama anak dan cucu laki-laki mereka di futon yang digelar di ruang kerja. (hlm. 379)

Page 153: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

236

c) Saling Menyayangi

Sikap saling menyayangi sesama manusia merupakan ajaran

yang ditekankan dalam setiap ajaran agama serta merupakan

perwujudan kesempurnaan iman. Sikap saling menyayangi yang

terdapat dalam novel Memoirs of A Geisha, seperti kutipan berikut.

Seluruh tujuanku dalam segala hal yang kulakukan selama

sepuluh terakhir ini adalah untuk memenangkan kasih sayang

Ketua. (hlm. 381)

“Kau masih cantik Sayuri.” “Ah, Ketua,” kataku. “Saya tak akan pernah mempercayai

sepatah kata pun lagi yang Anda ucapkan. Saya harus

menghabiskan setengah jam di depan meja rias saya malam

ini untuk menyembunyikan cekung pipi saya.”

“Aku yakin kau telah menderita jauh lebih parah selama beberapa tahun belakangan ini daripada kehilangan berat

badan. Aku tahu aku sendiri begitu.”

“Ketua, jika Anda tak berkeberatan saya mengatakannya ….

Saya telah mendengar sedikit dari Nobu-san tentang kesulitan

yang dihadapi perusahaan Anda.” “Ya, Nak, kita tidak perlu membicarakan itu.”

Dia memberiku senyum sedih yang bagiku indah sekali,

sampai aku terpesona memandang lengkung senyuman

bibirnya. (hlm. 405)

Di samping itu masih ditemukan sikap saling menyayangi,

seperti kutipan berikut.

“Aku minta maaf Satsu. Ini semua salahku. Dalam kegelapan

ini kami tubruk dan berpelukan. Yang bisa kupikirkan

hanyalah, betapa kurusnya Satsu. Dia membelai rambutku

dengan lembut yang membuatku teringat ibu, dan membuat

air mataku semakin deras sampai aku serasa seperti tenggelam.” (hlm. 93)

Page 154: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

237

d) Berjiwa Besar

Sikap berjiwa besar adalah perbuatan yang terpuji. Seorang

yang mengakui kesalahannya dan minta maaf dapat dikatakan

berjiwa besar. Sikap minta maaf dalam novel ini, seperti kutipan

berikut.

“Aku minta maaf, Hatsumomo. Aku cuma mencoba

membantu Chiyo dengan …..”

“Tetapi Chiyo tidak ingin bantuanmu. Kalau dia perlu

bantuan dengan shamisun-nya, dia akan pergi ke gurunya.

Apa kepalamu itu cuma labu besar yang kosong.” (hlm. 157)

Sikap berjiwa besar dalam novel ini juga ditemukan lagi,

seperti kutipan di bawah ini.

“Astaga, Chiyo jangan meniup -niup tehmu seperti itu. Kau

kelihatan seperti petani. Biarkan di meja sampai cukup dingin

untuk diminum.

“Maaf,” kataku. “Saya tidak sadar meniup -niupnya.” “Sudah waktunya kau sadar. Geisha harus sangat berhati-hati

menjaga citra yang ditampilkannya untuk dunia luar. Seperti

sudah kukatakan persyaratannya sangat ketat.”

“Mameka-san, saya berjanji, hal seperti itu tidak akan terjadi

pada saya,” kataku. “Saya tidak akan pernah memaafkan diri saya kalau mengecewakan Anda.” (hlm. 151)

Kutipan di atas menggambarkan sikap Chiyo yang menyesali

perbuatannya lalu ia minta maaf kepada Mameka. Saling berjiwa

bsar Chiyo kepada Mameka ditemukan lagi, seperti kutipan berikut.

“Mmm….ya, Nona. Dan meskipun saya yakin Anda tahu Hatsumomo yang berada di belakang kejadian ini, saya

sungguh berharap bahwa suatu hari nanti saya akan bisa

menunjukkan betapa menyesalnya saya atas apa yang telah

terjadi.”

“Kau boleh minta maaf, kalau mau!”

Page 155: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

238

Maka aku membungkuk didepannya sekali lagi dan kukaakan

betapa menyesalnya aku telah turut ambil bagian dalam

merusakkan kimononya yang indah.

“Kimononya indah, ya?” katanya. “Baik, sekarang kita lupakan

saja.” (hlm. 134)

Nilai pendidikan moral yang diperoleh dalam suatu karya

sastra adalah dengan membaca karya sastra. Penulis ingin

menyampaikan suatu pesan moral atau ajaran-ajaran tentang tata

nilai dan norma-norma yang berlaku bagi suatu masyarakat. Nilai

pendidikan moral yang terdapat dalam novel Memoirs of A Geisha

adalah nilai pendidikan moral dan nilai pendidikan budaya. Nilai

pendidikan moral meliputi pengendalian emosi, berdoa dan

bersyukur kepada Tuhan, member teladan yang baik, berjiwa besar

dan jujur.

b. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Kembang Jepun

Novel Kembang Jepun memiliki nilai pendidikan yang dapat diambil

manfaatnya oleh pembaca yaitu nilai pendidikan moral dan nilai pendidikan

budaya. Nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Kembang Jepun

tercermin melalui sikap atau tindakan para tokohnya.

Novel Kembang Jepun memiliki nilai pendidikan moral yang meliputi

pengendalian emosi, berjiwa besar, bersyukur dan tawakal kepada Tuhan,

dan jujur.

Page 156: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

239

1) Pengendalian Emosi

Sikap pengendalian emosi dapat dilihat ketika Keke mengalami

cobaan dan tantangan yang menimpanya, seperti diperkosa, dianiaya,

diinjak-injak harkat dan martabatnya. Semua itu dilalui dengan ketabahan

atau ketegaran jiwa. Hal ini bukan berarti Keiko pasrah tetapi ini jarang

dilakukan manusia. Pada umumnya, seseorang yang diinjak-injak harkat

dan martabatnya pasti berontak. Hal tersebut tidak berlaku bagi Keiko,

bahkan Keiko bisa tegar dan ikhlas ketika Keiko berharap selepas dari

tawanan Hiroshi Masakuni di negeri Jepang, ia bisa pulang ke Indonesia

dan berkumpul lagi dengan suaminya yaitu Tjak Broto. Tetapi alangkah

kagetnya ketika pulang ke Indonesia, Keiko mendapat informasi dari

Mbah Soelis bahwa suaminya telah menikah lagi dengan orang Sunda.

Impian Keiko pun hancur. Di sini ketegaran Keiko muncul, ia mencoba

untuk ikhlas dan tabah menerima bahwa apa yang terjadi pada dirinya dan

suaminya adalah sesuatu hal yang wajar terjadi.

2) Berjiwa Besar

Sikap berjiwa besar adalah perbuatan yang terpuji. Seorang yang

mengakui kesalahannya dan minta maaf dapat dikatakan berjiwa besar.

Akan tetapi tidak semua orang berani mengakui kesalahannya dan minta

maaf. Sikap tokoh yang berjiwa besar disampaikan dalam kutipan berikut.

Kami naik kereta. Asal naik entah kemana. Di dalam kereta ini

Tjak Broto minta maaf karena perlakuan ibunya. “Saya menyesal

telah menyakiti hatimu,” katanya. Saya tidak menjawab apa-apa.

Saya hanya diam dan masih lama begini. Angin menebas-nebas

lewat jendela, mengenai rambut dan muka, dan takkan mampu mengeringkan air mata di pipin. (hlm. 131)

Page 157: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

240

3) Memberi Teladan yang Baik

a) Menghormati Orang Tua

Sikap Keiko (Keke) terhadap Mbah Soelis merupakan contoh yang

patut diteladani, seperti kutipan berikut.

Mbah Soelis terkejut karena kami telah lebih dulu berada di

rumahnya itu. Saya berlutut menghampirinya dan mencium

tangannya. Lalu ia merangkul sambil mengelus-elus saya.

Kesembuhan ini mendadak membuat saya menangis. Apalagi saya

menangis, maka dalamnya saya menyadari betapa fitrah manusia ini semacam permainan iseng roda kodrati belaka. (hlm. 150)

b) Saling Menyayangi

Sikap saling menyayangi sesama manusia merupakan ajaran yang

ditekankan dalam setiap ajaran agama. Sikap saling menyayangi yang

terdapat dalam novel ini, seperti kutipan berikut.

Saya menangis. Entah bagaimana mulanya. Pokoknya air mata

mengucur di pipi. Tjak Broto memang lelaki yang ajaib. Saya

semakin mengerti arti kasih sayang, justru di saat saya merasa gagal

memberinya benih kasih sayang. Ia tidak pernah berubah memperlakukan saya. Tak terasa, hampir setahun saya menjadi

istrinya, dan tak pernah sekalipun ia menunjukkan rasa jengkel,

geram, atau marah. (hlm. 163)

Kutipan di atas menggambarkan kasih sayang antara Tjak Broto

dengan Keiko, meskipun mereka belum dikaruniai anak.

c) Suka Menolong

Manusia sebagai makhluk social, tidak mungkin hidup sendiri.

Mereka hidup bersama dan saling menolong. Sikap saling menolong

terdapat dalam novel ini, seperti kutipan berikut.

Page 158: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

241

Kami diberi baju. Kami bergilir masuk ke kamar mandi untuk

mengganti baju yang bersih. Dan sementara kami mengganti baju,

Tjik Entin sibuk menata meja, menyiapkan makan dan minuman,

nasi dan lauk pauk serta kue-kue. (hlm. 139)

Dituntunnya saya ke meja yg sudah ditata itu. Di situ sudah duduk

menunggu Tjoa Tjie Liang, dua orang anaknya, Tjak Broto.

“Sekalian ……………

Kutipan di atas memperlihatkan wujud suka menolong yang

dimiliki oleh tokoh Tjoa Tjie Liang dan istrinya.

4) Bersyukur

Syukur adalah berbuat baik setelah menerima nikmat Tuhan, baik

dengan cara lisan, perbuatan, hati, maupun perwujudan perbuatan. Sikap,

ucapan, syukur kepada Tuhan, seperti kutipan berikut.

“Artinya ….. ?”

“Artinya, bulan Maret kita akan terbit lagi.” “Oya, syukur Alhamdulillah.”

“Makanya, habis bulan madu, cepat pulang lagi ke Surabaya. Koran

kita tetap dengan inisial TS. Kali ini singkatan Tadjoek Soerabaja.”

(hlm. 159)

Kutipan di atas merupakan kegembiraan Tjak Broto karena

korannya terbit lagi. Di samping itu masih ada ucapan syukur kepada

Tuhan dari tokoh Keke, seperti kutipan di bawah ini.

Dalam keadaan susah ini, kami bahkan bisa bersyukur, sebab

kebutuhan pokok kami, soal makan teratasi. Tidak seperti ketika

kami masih di Surabaya, walaupun sebenarnya kami merasa tersiksa juga, melihat bagaimana Jepang tanpa malu merampas apa

yang kami tanam di sawah dan ladang. (hlm. 179)

Page 159: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

242

5) Tawakal

Tawakal adalah penyerahan diri atas segala persoalan kepada Tuhan

dan bersandar kepada-Nya. Tawakal juga diartikan meninggikan usaha

dalam hal-hal yang tidak terjangkau oleh kekuatan manusia. Sikap

penyerahan diri kepada Tuhan dalam novel Kembang Jepun, seperti

kutipan berikut.

Saya tidak peduli omongan Tante Man.

Saya pamit Mbah Soelis, lalu cepat-cepat pergi ke markas Jepang

itu. Sebetulnya apa yang akan saya lakukan di sana, saya sendiri belum punya bayangannya. Hanya semata karena gundah gulana itu

yang mendorong kehendak saya untuk kesana. Setelah itu apa yang

bakal terjadi, entahlah saya berserah diri saja pada kehendak-Nya.

(hlm. 190)

Di samping itu,masih ada kutipan yang menggambarkan

penyerahan diri seorang tokoh pada Tuhan tentang segala peristiwa yang

dialami.

Baiklah, walaupun iman saya gersang, tak punya kesempatan

mengenal sembahyang, tapi selanjutnya mengartikan doa sebagai

cara untuk bersandar kepada kebenaran maka saya kira lebih baik saya menyebut asma Allah dalam segala kemelut dan kesusahan –

sebab Allah yang tunggal, yang diperkenalkan oleh tiga utusan

dengan nama M, yaitu Musa, Messiah, dan Muhammad, yang

masing-masing membawa agama Yahudi, Masehi, dan Islam, akan

mendengar saya. Demikianlah saya berseru, “Ya Allah, tolonglah saya.” (hlm. 175)

6) Etos Kerja yang Baik

Etos kerja ada pada setiap manusia. Ini timbul dari dalam diri

manusia sendiri dan terlihat hanya pada orang-orang yang biasa

menjalankan sikap ini. Motivasi serta tujuan yang jelas dapat menjadi

Page 160: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

243

kunci setiap sikap ini. Sikap etos bekerja terdapat juga dalam novel

Kembang Jepun, seperti kutipan berikut.

Di sini akhirnya saya sadar, bahwa tanpa bekerja saya tidak akan makan. Sama sekali ini bertolak belakang dengan niat saya semula

bahwa saya bertahan tinggal di sini, sebab saya telah menyerahkan

hidup untuk bertemu ajal di sini. Dengan bekerja dan menyadari

kemauan untuk itu, maka tanpa sadar saya telah memiliki keinginan

untuk hidup. (hlm. 283)

Di samping itu masih ada kutipan yang memperlihatkan si tkoh

rajin bekerja, seperti kutipan di bawah ini.

Tapi si Keke tua kuat. Bangun pagi jam 5.00 senam sebisanya,

mandi. Dan sehabis mandi mengurus kebun. Menanam yang harus

ditanam, mencabut yang harus dicabut. Pekerjaan ini ditekuni si

Keke tua sampai menjelang senja. (hlm. 295).

7) Jujur dan Bijaksana

Jujur yaitu mengatakan hal yang sebenarnya. Dalam novel

Kembang Jepun tokoh yang memiliki sifat jujur dan bijaksana adalah

Keiko, seperti tampak pada kutipan berikut.

Saya bahagia dengan kehidupan ini, sebab saya sudah terbina sejak

usia 9 tahun untuk menerima kehidupan ini sebagai kebenaran yang

luhur. (hlm. 6)

Kutipan di atas menggambarkan kebijaksanaan tokoh Keke (Keiko)

menghadapi hidup ini.

8) Berani Karena Benar

Berani adalah melaukan sesuatu yang luar biasa, di luar kebiasaan

yang dilalukan. Sikap berani karena benar ini tercermin dalam diri tokoh

Keiko. Sikap tokoh Keiko ini dilukiskan seperti kutipan berikut.

Page 161: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

244

“Baiklah. Tembak saja kami. Biar kau puas melihat dua mayat di

sini. Ayo, lakukan nafsu binatangmu itu. Kau sebetulnya tahu,

suamiku tidak salah. Tapi untuk menunjukkan kekuasaanmu, kau

tetap menuntut kematiannya. Nah, bunuhlah sekarang!” (hlm. 196)

Novel Kembang Jepun memiliki nilai pendidikan yang dapat diambil

manfaatnya oleh pembaca yaitu nilai pendidikan moral dan nilai pendidikan

budaya. Nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Kembang Jepun

tercermin melalui sikap atau tindakan para tokohnya.

Novel Kembang Jepun memiliki nilai pendidikan moral yang meliputi

pengendalian emosi, berjiwa besar, bersyukur dan tawakal kepada Tuhan,

dan jujur.

6. Nilai Pendidikan Budaya

a. Nilai Pendidikan Budaya dalam Novel Memoirs of A Geisha

Novel Memoirs of A Geisha memiliki beberapa nilai pendidikan

budaya, yaitu :

1) Jatidiri Bangsa Jepang

Keadaan Jepang sebagai Negara yang sedang berkembang

membuatnya tidak bisa menolak kebudayaan-kebudayaan yang masuk dari

luar negeri (Amerika). Contoh yang mudah untuk membuktikan bahwa tiap

masyarakat mempunyai tradisi sendiri adalah dalam hal berpakaian, seperti

kutipan di bawah ini.

Spanduk raksasa di Teater Minamiza mengumumkan pertunjukkan

Kabuki sore itu berjudul Shibamiku, salah satu drama kami yang

paling terkenal, meskipun waktu itu aku tak tahu apa-apa tentang Kabuki. Orang berduyun-duyun bergerombol menuju teater. Di antara

Page 162: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

245

para laki-laki yang memakai stelan jas gaya barat atau kimono

berwarna gelap, beberapa geisha tampak mencolok sekali memakai

kimono berwarna-warni cerah, seperti daun-daun di musim gugur di

atas air keruh sungai. (hlm. 119)

Pertama, kau harus mengerti bahwa cara ibu rumah tangga dan geisha

memakai kimono sangat berbeda. Jika ibu rumah tangga biasa

memakai kimono, dia memakai berbagai ganjal agar kimononya tidak

menggelambir tak rapi di bagian punggung. Tetapi akibatnya dia akan

kelihatan lurus saja, seperti tiang kayu di kuil. Tetapi geisha sering memakai kimono, jadi dia tak memerlukan ganjal dan nyaris tak

pernah mengalami masalahan penggelambiran. (hlm. 70)

2) Keyakinan Bisa Menimbulkan Kekuatan

Sistem religi dalam novel Memoirs of A Geisha beragam, missal

kepercayaan terhadap Tuhan juga terhadap animisme.

Aku tak bisa menahan haru, air mataku menggenang dan aku terpaksa

menatap langit-langit untuk mencegahnya mengalir di pipiku. Sebelum

meninggalkan Okiya kuambil sapu tangan yang diberikan Ketua

kepadaku dan kusisipkan ke dalam obi-ku sebagai pembawa

keberuntungan. (hlm. 180).

Di samping itu kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan dapat

dilihat pada kutipan di bawah ini.

Kemudian kami bertiga ke Kuil Gion. Di tempat itu Mameka dan aku

bertepuk tangan dan menyatakan kepada para dewa bahwa sebentar

lagi kami akan terikat sebagai kakak beradik. Aku memohon berkat

mereka untuk tahun-tahun yang akan datang dan kemudian memejamkan mata dan berterima kasih kepada mereka karena telah

mengabulkan permohonan yang kuajukan tiga setengah tahun

sebelumnya, yaitu menjadikan aku geisha. (hlm. 180)

3) Kesenian Harus Dihormati

Banyak kesenian yang ditampilkan dalam novel Memoirs of A Geisha.

Kesenian Jepang digambarkan pada geisha.

Page 163: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

246

Tetapi geisha harus belajar banyak kesenian selain shamizen. Memang

suku kata “gei” dalam kata “geisha” berarti seni, jadi arti kata geisha

yang sebenarnya adalah seniman. (hlm. 152-153)

Bangsa Jepang terkenal sebagai bangsa yang mempunyai jiwa seni

tinggi, sehingga wajar kalau bangsa Jepang menghormati seni. Hal ini

seperti kutipan berikut ini.

Menari adalah kesenian geisha yang paling dihormati. Hanya geisha

paling menjanjikan dan cantik yang didorong untuk mengkhususkan

diri menari, dan tak ada hal lain – kecuali mungkin upacara minum teh.

(hlm. 163)

Di samping seni harus dihormati, seni (geisha) juga dapat sebagai

lahan bisnis, seperti kutipan berikut.

Mereka mungkin memang tak langsung mendapat bagian dari

penghasilan si geisha, tetapi jelas mereka semua mendapat bagian

keuntungan jika ada geisha yang punya pelanggan, karena geisha itu

akan mendatangkan tamu-tamu ke Gion yang bersedia menghamburkan uang. (hlm. 140)

4) Menghargai Tradisi Bangsa

Adat atau tradisi merupakan wujud dari kebudayaan itu sendiri. Tradisi

ini biasanya merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang yang

masih dijalankan di masyarakat.

Salah satu yang bisa dilihat dalam novel Memoirs of A Geisha ini

adalah perbedaan tradisi cara memandang perempuan antara tradisi Jepang

dan Barat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat kutipan berikut.

Aku harus bercerita kepadamu tentang leher di Jepang, siapa tahu kau

belum tahu. Laki-laki Jepang umumnya memandang leher dan tengkuk

wanita seperti para laki-laki di Barat memandang kaki. Inilah sebabnya para geisha memakai kimono yang bagian belakangnya sangat rendah,

Page 164: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

247

sehingga beberapa tonjolan tulang punggung bagian atas kelihatan.

(hlm. 69)

5) Menjalani Hidup ini Seperti Air yang Mengalir

Maksud dari ungkapan ini adalah menyerahkan diri kepada Tuhan.

Penyerahan diri kepada Tuhan, dalam novel ini dapat dilihat ketika Chiyo

(Sayuri) mengetahui dirinya dijual Tuan Tanaka untuk dijadikan geisha. Hal

ini sesuai dengan kutipan di bawah ini.

Tuan Tanaka tak membawa apa-apa bagiku kecuali penderitaan, tetapi dia juga mengubah pandanganku untuk selamanya. Kami menjalani

hidup seperti air yang mengalir menuruni bukit menuju satu tujuan

sampai kami tercebur ke dalam sesuatu yang memaksa kami

menemukan arah baru. (hlm. 114).

Nilai pendidikan budaya adalah gambaran system nilai atau system

budaya masyarakat pada suatu tempat dan pada suatu masa. Nilai-nilai itu

mengungkapkan perbuatan yang dipuji atau dicela, pandangan hidup yang

dianut atau diyakini, dan hal-hal apa yang dijunjung tinggi. Novel Memoirs of

A Geisha memiliki beberapa nilai pendidikan budaya yang meliputi jati diri

bangsa Jepang, keyakinan bisa menimbulkan kekuatan, kesenian harus

dihormati, menghargai tradisi bangsa, dan menjalani hidup ini sebagai air

yang mengalir.

b. Nilai Pendidikan Budaya dalam Novel Kembang Jepun

Novel Kembang Jepun memiliki beberapa nilai pendidikan budaya yaitu

jati diri bangsa Indonesia (suku Jawa)

Page 165: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

248

1) Jatidiri Bangsa Indonesia (Suku Jawa)

Keadaan Indonesia sebagai negeri yang terjajah membuatnya tidak

bisa menolak kebudayaan-kebudayaan yang masuk dari negeri penjajah.

Contoh yang mudah untuk membuktikan bahwa tiap masyarakat mempunyai

tradisi sendiri adalah dalam hal berpakaian, hal tersebut dapat dilihat dalam

kutipan di bawah ini.

“Saya tidak mengerti dan mungkin saya menyayangkan jawaban itu,

berhubung saya memang menganggap Jepang tidak sepopuler Belanda.

Di usia belum 9 tahun ini, kalau bukan karena ke Surabaya dan melihat dengan mata kepala sendiri rupa orang Jepang, maka orang Jepang

tidak menarik, sama belaka dengan orang-orang Minahasa, kecuali

bahwa mereka punya kimono dan orang Minahasa waktu itu, masih

banyak yang memakai cawat di hutan. Ibu dan nenek saya selalu

memuji orang Belanda, sebab orang Belanda-lah yang mengajar orang Minahasa memakai celana, jas, dan dasi bagi kaum pria, dan gaun-

gaun panjang bagi wanita. Lalu berdansa walsa di pekarangan.” (hlm.

25-26)

“Kami diperkenalkan pada beberapa jenis kimono, yaitu desho untuk kimono yang sangat resmi, lantas fudangi untuk kimono yang dipakai

sehari-hari, furisode untuk kimono yang dipakai perempuan yang

belum menikah, haregi untuk kimono resmi, hitoe untuk kimono tanpa

pola, iromuji untuk kimono warna kuat tanpa pola, nagajuban untuk

kimono dalam, dan yukata untuk kimono mandi. Semuanya kami hafal, dan tahu kapan harus memakainya.” (hlm. 28)

“Maka, akhirnya saya datang ke Kalisosok. Saya cukup berjalan kaki

ke situ, sebab tidak jauh dari Shinju. Dengan kebaya Jawa, orang tidak

meloto seperti kalau saya memaka kimono lewat di Jembatan Merah. Setelah melewati jalan ini saya ke kanan, ke penjara yang besar itu.”

(hlm. 89-90)

Dari ketiga kutipan di atas tampak bahwa masing-masing kebudayaan

mempunyai kekhasan tersendiri, termasuk dengan pakaian yang digunakan

masyarakatnya.

Page 166: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

249

2) Selama Kau Menghargai Tanah, Kau Takkan Kelaparan

Ungkapan di atas maksudnya bahwa selama mau bekerja (bercocok

tanam) pasti tidak akan kelaparan. Ungkapan ini menimbulkan keyakinan

dan akhirnya menjadi budaya atau adat yang turun-temurun, seperti kutipan

berikut.

Apabila matahari terbenam hari ini, maka pagi besuk adalah hari

pertama kami bertani, mengurus sawah dan ladang Mbah Soelis.

Sebelum saya berangkat, Mbah Soelis memegang bahu saya, memberi

pengertian yang akan terus saya camkan sampai saya tua dan menjadi

nenek-nenek. Katanya, “Selama kau menghargai tanah, kau takkan kelaparan.” (hlm. 178)

Pengertian yang diberikan oleh Mbah Soelis dijadikan pegangan dalam

hidup Keke.

3) Keragaman Bahasa Merupakan Kekayaan Budaya

Novel Kembang Jepun yang menceritakan tiga zaman, didalamnya

terdapat bangsa Belanda, Jepang, dan Indonesia, sehingga bahasa dari ketiga

Negara tersebut banyak terdapat dalam novel ini. Misalnya yang terdapat

dalam novel ini adalah bahasa daerah Minahasa.

“Ngana bae-baer jo di sini. Broer mo pigi dulu di Batavia.”

(hlm. 25)

Kesenian Jepang yang dilakukan geisha salah satunya adalah seni

musik. Mereka menghibur tamu dengan memainkan musik dari alat musik

yang bernama shamisen. Memainkan shamisen merupakan tugas pertama

seorang geisha.

“Itulah tugas geisha yang perdana di antara tugas-tugasnya yang lain bagi kesenangan lelaki: ia harus cekatan memainkan shamisen, alat

Page 167: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

250

petik tiga dawai. Pameo yang umum diucapkan geisha adalah,

“Sanbon ga areba, taberareru,” artinya, “jika kau memiliki tiga dawai,

kau bisa makan.” Dengan alat musik tiga dawai inilah Yoko

menyanyikan syair lama tentang bulan.”

Arashi fuku

Oto mo oyobanu

Kumo mo ue wa

Ikani shizukeku

Tsu kino sumuran (hlm. 10)

Kutipan di atas merupakan seni musik dan seni lukis Jepang yang

dilakukan Yoko seorang geisha ketika peresmian Shinju.

Kutipan di atas menunjukkan betapa beragamnya kesenian khas

Jepang. Berbeda dengan kesenian khas Jepang yang dalam novel ini

diceriakan sebagai lahan bisnis, kesenian khas Jawa, khususnya Jawa Timur

yaitu ludruk digunakan rakyat sebagai bentuk perjuangan melawan penjajah.

“Dan jawab anggota ludruk itu dengan gagah beraninya, ini lambang

penerangan Cak, seni harus dimanfaatkan sebagai juru penerang bagi

rakyat, untuk menyadarkan bahwa penjajahan Jepang harus dilawan,

sebab penjajahan ini menyebabkan rakyat sengsara.” (hlm. 207)

Dari kutipan di atas tampak bagaimana rakyat Indonesia

memperjuangkan kemerdekaannya, dengan kesenian pun ternyata bisa

mempengaruhi rakyat Indonesia yang lain untuk berani melawan penjajah.

Bahasa Jawa juga banyak terdapat dalam novel ini. Terutama bila Tjak

Broto sedang bercakap-cakap dengan keluarganya. Bahasa Jawa yang

digunakan juga berlogat Jawa Timuran.

“Ibu kan gampang. Cinta bisa dibangun pelan-pelan setelah nikah.”

Kata ibunya. “pepatah Jawa sendiri mengatakan, „tresno jalaran saka kulina.‟”

Page 168: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

251

“Kuno!” sanggah Tjak Broto. “Sing ngono iku gak mathuk , Bu.

Pepatah sekarang bunyinya harus „Tresno mergo sreg‟!”. (hlm. 65)

Selain bahasa-bahasa daerah seperti pada kutipan di atas, masih ada

bahasa Belanda dan Jepang yang sering muncul dalam novel Kembang

Jepun ini. Bahasa Belanda selain digunakan oleh bangsa Belanda juga

digunakan oleh bangsa pribumi yang berpendidikan Belanda.

“Wat is er eigenlijk?”

“Mijn moeder houd niet van haar.”

“Waarom houd zij niet?” “Omdat zij is een geisha. Mijn moeder beschouw een geisha evenals

een hoer. Ik heb haar al gezegd dat het niet waar is. Maar U weet

toch, oude vrouw.”

“Ah, dat is gewoon.”

“Hoe zo” …… (hlm. 142)

Bahasa asing kedua dalam novel ini adalah bahasa Jepang.

“Doko no kuni kara korare mashita ka?”

Saya tidak gelagap oleh pertanyaan itu. Ia yakin betul bahwa saya

orang Jepang. Olehnya sayapun harus menjawab dengan yakin

pertanyaan itu.

“Shikoku,” jawab saya. Ternyata itu memancing pertanyaan yang laun. “Shikoku no donohen

kara kora remashita ka?”

Dan seketemunya saya menjawab, “Takamatsu.”

Ia mengangguk. Pasti tiada kesalahan yang saya buat. Apalagi karena

ucapan bahasa Jepang saya adalah boleh dikatakan paling sempurna di antara geisha-geisha yang lain, yang semuanya berasal dari Minahasa.

(hlm. 98)

4) Kesenian Sebagai Lahan Bisnis

Kesenian yang ditampilkan novel Kembang Jepun pada geisha,karena

geisha dianggap sebagai jiwa seni itu sendiri.

Page 169: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

252

“Saya geisha. Saya suka menjadi geisha, sebab geisha menyenangkan.

Gei berarti seni, dan Sha berarti pribadi. Sejak umur sembilan tahun

saya memang dibina untuk menjadi pribadi seni. Saya pandai

menyanyi, memainkan shamisen dan taiko, menuangkan teh dan sake,

memijat dan mengurut, serta menghibur dengan menyerahkan seluruh badan saya kepada semua lelaki yang datang pada saya di Shinju.”

(hlm. 5)

5) Keyakinan Bisa Menimbulkan Kekuatan

Sistem religi dalam novel Kembang Jepun sangat beragam, misalnya

kepercayaan terhadap Allah juga terhadap animisme.

“Bagus sekali. Terima kasih,” kata saya senang. “Apa gambar ini

punya arti?”

“Ya. Itu jimat.”

“Jimat?”

“Ya, supaya kalau kau berubah, kau akan ingat saya dan saya juga akan ingat kau.” (hlm. 72)

Kutipan di atas menunjukkan kepercayaan dan keyakinan Keke dan

Tjak Broto terhadap kalung yang dianggapnya sebagai jimat. Kepercayaan

dan keyakinan terhadap Allah dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.

“Saudara-saudara, kita memang boleh bersyukur kepada Allah, karena di saat kita lapar, kita masih dikasih makan. Tapi marilah sama-sama

kita mengadukan nasib kita kepada Allah, bahwa sebetulnya tidak

pantas kita menerima makanan seperti ini. Makanan yang kita makan

ini berasal dari tanah air kita yang sekarang ini dirampas dan diperkosa

oleh bangsa Jepang. Kita tidak boleh menerima ini dengan pasrah. Kita harus melawan.” (hlm. 229)

6) Menghargai Tradisi Bangsa

Adat atau tradisi merupakan wujud dari kebudayaan itu sendiri. Tradisi

ini biasanya merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang yang

Page 170: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

253

masih dijalankan di masyarakat. Dalam novel ini ditemukan beberapa tradisi

yaitu tradisi bangsa Jepang, bangsa Belanda, dan bangsa Indonesia.

Salah satu yang bisa dilihat dalam novel Kembang Jepun ini adalah

tradisi makan bangsa Jepang dan Belanda yang bertolak belakang. Kutipan

dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut.

“Saya diajar setiap kali makan mulut harus mengecap -ngecap rebut –

tidak saya katakan seperti anjing, melainkan barangkali seperti bunyi

gelombang kecil menebas-nebas buritan perahu, sebagai tanda bahwa

saya orang Jepang yang lahap dan menghargai orang yang memasak.

Saya tidak mudah menyesuaikan diri dengan istiadat ini, sebab lebih lama saya diajar makan menurut cara Belanda, yaitu sejak berusia 4

tahun, dan itu kepalang sudah tertanam. Dalam cara makan Belanda

yang rata-rata dilakukan oleh orang Minahasa, kedua siku tidak boleh

menempel di meja pada saat kedua tangan mengayunkan sendok dan

garpu, lalu tak boleh bicara pada saat mengunyah.” (hlm. 30)

Perbedaan lain antara tradisi Jepang dan Belanda terdapat pada cara

mereka memandang seorang perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada kutipan di bawah ini.

“Yang harus saya gambarkan dulu mengenai dirinya adalah, ia agak

berbeda dari lelaki Jepang umumnya, yang rata-rata menganggap perempuan sebagai alas kaki belaka. Ia memperhatikan perempuan

sebagai sikap orang Barat, sebagai mitra. Itu aneh, dan alih-alih,

mengingat saya di sini berbicara sebagai geisha yang ditempa dan

dibentuk oleh seorang lelaki Jepang yang kolot sebagaimana lelaki

Jepang: Kotaro Takamura.” (hlm. 97)

Nilai pendidikan budaya adalah gambaran system nilai atau system

budaya masyarakat pada suatu tempat dan pada suatu masa. Nilai-nilai itu

mengungkapkan perbuatan yang dipuji atau dicela, pandangan hidup yang

dianut atau diyakini, dan hal-hal apa yang dijunjung tinggi. Novel Kembang

Jepun memiliki beberapa nilai pendidikan budaya yang meliputi jati diri

Page 171: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

254

bangsa Indonesia (suku Jawa), selama kau menghargai tanah kau takkan

kelaparan, keragaman bahasa merupakan kekayaan budaya, kesenian sebagai

lahan bisni, dan keyakinan bisa menimbulkan kekuatan.

7. Hubungan Intertekstual antara Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun

Novel Memoirs of A Geisha karya Arthur Golden yang diterbitkan oleh PT

Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2002 merupakan hipogram, sedangkan

novel Kembang Jepun karya Remy Sylado yang diterbitkan oleh PT Gramedia

Pustaka Utama tahun 2003 sebagai teks transformasi.

B. Pembahasan

1. Struktur Novel Memoirs of A Geisha

Secara structural novel terdiri dari tema, amanat, alur, latar, dan sudut

pandang atau point of view.

a. Tema

Tema novel Memoirs of A Geisha karya Arthur Golden ada tiga

persoalan yang menonjol yang dapat digunakan untuk menentukan tema: (a)

pengarang ingin menyampaikan tentang budaya tradisional Jepang khususnya

geisha di Jepang, (b) pengarang ingin menyampaikan cinta yang penuh

pengorbanan, dan (c) pengarang ingin menyampaikan kehidupan geisha di

Jepang.

Persoalan pertama, berkaitan dengan budaya tradisional Jepang

khususnya geisha. Geisha sebagai salah satu symbol budaya tradisional

Page 172: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

255

Jepang yang eksotis. Secara khusus geisha telah menjadi representasi dari

perempuan yang menjadi atribut dari dominasi budaya tradisional patriarki.

Pada usia 9 ytahun tokoh utama Chiyo sudah mulai belajar segala hal

yang harus dikuasai seorang geisha. Pada saat ia berumur 15 tahun, Chiyo

harus mengalami mizuage dengan penuh kesadaran harus menyerahkan

keperawanannya kepada Dr. Kepiting. Chiyo telah terbina sejak usia 9 tahun

untuk menganggap hal itu sebagai sebuah pengabdian. Sejak saat itu Chiyo

mulai kariernya sebagai geisha dengan nama Sayuri. Ia mulai merasa nyaman

dan menikmati pekerjaan sebagai geisha. Sayuri beranggapan bahwa geisha

adalah pekerjaan seni dan geisha bukanlah sesuatu yang tabu meskipun ia

harus menyerahkan seluruh badannya kepada tamu-tamu di Gion.

Sayuri bahagia dan bisa menikmati profesinya sebagai geisha karena

dengan sadar ia berpikir bahwa bersetubuh bagi seorang geisha adalah

gabungan antara pekerjaan, pelayanan, kepasrahan, dan keindahan. Sejak usia

9 tahun ia sudah terbina untuk memberikan kehidupan ini sebagai kebenaran

yang luhur. Maksudnya, dalam tradisi budaya Jepang kedudukan dia sebagai

geisha itu terhormat.

Persoalan kedua berkaitan dengan cinta yang penuh pengorbanan.

Pertama kali Chiyo bertemu dengan Ketua ketika ia ditolong Ketua karena

sedang menangis meratapi nasibnya yang sendirian terpisah dengan kakaknya

(Satsu). Dari pertemuan mereka itu Chiyo jatuh cinta pada Ketua. Chiyo tidak

bisa melupakan Ketua bahkan Chiyo sanggup menjadi geisha tujuannya agar

bisa bertemu Ketua. Selama menjalani pendidikan geisha ia mengalami

Page 173: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

256

berbagai penderitaan fisik maupun non fisik. Akan tetapi semua penderitaan ia

terima dengan hati yang sabar dan tegar. Kalau dicermati semua kekerasan

fisik maupun non fisik itu merupakan pengorbanan Chiyo karena cintanya

kepada Ketua.

Akhirnya semua perjuangan dan pengorbanan Chiyo tidak sia-sia, ia

berhasil bertemu Ketua bahkan Ketua menjadi dannanya. Mereka hidup

bahagian di New York, akan tetapi tidak lama kemudian Ketua meninggal.

Persoalan ketiga berkaitan dengan kehidupan seorang geisha. Salahb

satu yang digambarkan dengan sangat menyentuh adalah kehidupan seorang

geisha di Jepang. Pengalaman hidup seorang geisha yang bermula dari

penderitaan, bersinar terang, tetapipada suatu saat sangat menyedihkan. Pada

suatu saat ia ditimpa kesedihan yang mendalam, tetapi pada saat lain berhasil

mencapai kegemilangan luar biasa. Ini semua merupakan pelajaran bagi

pembaca, bahwa sesungguhnya hidup ini adalah perputaran roda nasib yang

penuh rahasia. Rahasia itu dipegang teguh oleh Tuhan agar manusia itu dapat

menjaga diri dan terhindar dari kesombongan.

Kehidupan geisha dimulai dari penderitaan. Hal ini dapat dilihat ketika

Chiyo (Sayuri) sebagai gadis kecil dijual ayahnya untuk dijadikan seorang

geisha. Berbagai kekerasan fisik maupun non fisik ia alami. Berkat

perjuangan dan keteguhan hati Chiyo berhasil menjadi geisha yang terkenal

dan kaya. Akan tetapi kesuksesan Chiyo (Sayuri) tidak berlangsung lama

karena terjadi Perang Dunia II. Chiyo (Sayuri) harus berhenti menjadi geisha,

sehingga ia miskin. Chiyo (Sayuri) harus bekerja keras untuk hidup.

Page 174: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

257

Atas pertolongan Nobu, akhirnya Chiyo dapat bertemu dengan Ketua.

Mereka kemudian menetap di New York dan Ketua sanggup menjadi danna

Sayuri. Akhirnya mereka hidup bahagia di New York, tetapi tidak lama

kemudian Ketua meninggal dunia.

b. Amanat

Pada saat pengarang menulis karya sastra disadari atau tidak pasti ingin

menyampaikan pesan kepada pembaca. Pesan tersebut dapat disampaikan

melalui dialog antar tokoh, paparan yang tersusun dalam paragraph atau

melalui perenungan setelah sebuah karya sastra seelsai dibaca. Pesan yang

disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya sastra disebut amanat.

Pada umumnya amanat memberikan manfaat dalam kehidupan secara praktis,

bahkan sebuah karya sastra yang tidak bermutu pun akan tetap mengandung

amanat. Jadi amanat ini bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Arthur Golden melalui novel Memoirs of A Geisha ingin

menyampaikan amanat yaitu untuk mencapai kebahagiaan harus bekerja keras

karena tanpa bekerja keras apa yang diharapkan tidak akan tercapai. Manusia

harus menyadari bahwa yang bisa mengubah nasibnya adalah dirinya sendiri.

Orang yang mempunyai semangat perjuangan dan bekerja keras, pasti suatu

saat akan memperoleh kebahagiaan sesuai dengan yang diharapkan. Demikian

juga tokoh Chiyo (Sayuri) berjuang tidak kenal putus asa, dan bekerja keras.

Semua perjuangan dan kerja keras Sayuri membuahkan sebuah kebahagiaan

yaitu ia bertemu lagi dengan Ketua. Ia menjadi seorang geisha sukses. Hal ini

Page 175: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

258

terbukti Sayuri memiliki rumah geisha di New York (Amerika) dan hidup

berbahagia dengan Ketua di New York.

Apabila dicermati amanat yang terdapat dalam novel Memoirs of A

Geisha memberikan manfaat yang sangat berarti bagi kehidupan, sehingga

novel Memoirs of A Geisha termasuk karya sastra bermutu.

c. Alur

Novel Memoirs of A Geisha menggunakan alur progresif atau alur

wajib. Dalam alur progresif atau kronologis, penceritaan dimulai dari

eksposisi, komplikasi, rising action, klimaks, dan berakhir denounement.

Peristiwa-peristiwa yang terjalin dalam novel Memoirs of A Geisha berurutan

secara kronologis seperti berikut.

1) Tahap Eksposisi

Pada tahap ini pengarang mulai menceritakan atau pengenalan

tokoh-tokoh. Pada bagian ini pengarang menceritakan tokoh Chiyo. Ia

gadis kecil berumur 9 tahun dari keluarga miskin. Ayah Chiyo seorang

nelayan tua yang miskin dan bertempat tinggal di kota kecil Yoroido,

sedangkan ibunya dalam keadaan sakit keras. Chiyo mempunyai seorang

kakak bernama Satsu. Kedua gadis kecil ini bahagia meskipun hidup

dalam kemiskinan. Akan tetapi Sakamoto-sang (ayah Chiyo) merasa

sedih dan kasihan jika melihat kedua anaknya itu dalam kemiskinan.

Akhirnya ia memutuskan untuk menjual kedua anaknya kepada Tuan

Tanaka untuk dijadikan geisha di Kyoto. Oleh karena itu, dari kemiskinan

Page 176: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

259

inilah dapat mengubah nasib manusia dari gadis kecil berasal dari desa

menjadi seorang geisha.

Berdasarkan uraian di atas, tahap eksposisi novel Memoirs of A

Geisha benar-benar merupakan suatu awal yaitu hal yang memang

merupakan permulaan cerita. Bagian awal ini mampu memberikan

gambaran awal kepada pembaca terhadap arah gerak cerita selanjutnya.

Pada bagian ini pengarang telah berhasil membuat pembaca menjadi lebih

jelas ketika cerita mulai bergerak dan berkembang.

2) Tahap Complication (Peristiwa Mulai bergerak Menuju Konflik-Konflik)

Pada tahap ini peristiwa-peristiwa dalam cerita mulai bergerak

maju, sehingga menimbulkan berbagai konflik yang harus dihadapi

tokoh-tokohnya, seperti tokoh Chiyo dan Satsu sering mengalami

kekerasan fisik maupun non fisik dari Bu Gehsah. Akibat dari peristiwa

ini mereka sangat sedih, sehingga bertekad melarikan diri. Akan tetapi

yang berhasil melarikan diri hanya Satsu. Akibat dari peristiwa ini Chiyo

sangat sedih, karena ia harus hidup sendirian tanpa saudara dan jauh dari

orang tua. Kesedihan Chiyo terobati yaitu ketika sedang meratapi

nasibnya datanglah tokoh bernama Ketua. Tokoh Ketua inilah berhasil

menghibur Chiyo keluar dari kesedihan, bahkan dari pertemuan ini Chiyo

bertekad akan menjadi geisha hanya dengan harapan bisa bertemu lagi

dengan Ketua. Peristiwa ini merupakan suspens cerita karena dengan

peristiwa itu pembaca pasti bertanya, dapatkah Chiyo bertemu lagi

Page 177: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

260

dengan Ketua. Di samping itu peristiwa ini merupakan bukti bahwa Chiyo

sangat mencintai tokoh Ketua.

Pada tahap ini cerita lebih berkembang, misal Chiyo sudah masuk

sekolah pendidikan geisha. Pada bagian ini pengarang menampilkan

tokoh ibu, nenek, dan Hatsumomo. Tokoh ibu adalah pemilik rumah

geisha di Gion, sedangkan tokoh nenek adalah geisha yang sudah tua.

Hatsumomo dan Mimeka adalah seorang geisha yang masih aktif bekerja

sebagai geisha.

Pada bagian pengarang menceritakan bahwa Chiyo sering

mengalami kekerasan fisik maupun non fisik dari Hatsumomo. Kekerasan

itu misalnya berupa ancaman bahkan Chiyo terjebak dengan kelicikannya,

mengenai rusaknya kimono Mimeha. Akibat dari peristiwa ini, Chiyo

harus menerima hukuman fisik dan harus mengganti harga kimono.

Sebenarnya kekerasan atau kelicikan Hatsumomo yang dilakukan

terhadap Chiyo karena ia takut tersaingi atau kalah dalam kehidupan

seorang geisha. Ketakutan Hatsumomo ini wajar, karena Chiyo sangat

berpotensi menjadi seorang geisha yang terkenal. Seperti diketahui bahwa

dalam kehidupan geisha selalu bersaing dalam menerima tamu. Oleh

karena kehidupan geisha seperti itu, sdangkan Chiyo sebagai calon geisha

sering mendapatkan kekerasan fisik maupun non fisik yang

mengakibatkan alur semakin maju. Konflik semakin meluas ketika Chiyo

oleh tokoh ibu diharuskan mengganti harga kimono, membayar seluruh

biaya selama mengalami pendidikan geisha, dan biaya perawatan sakit.

Page 178: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

261

Peristiwa ini merupakan suspens cerita sehingga menimbulkan pertanyaan

kepada pembaca. Sanggupkah Chiyo membayar hutang sebanyak itu.

Dengan adanya suspens ini cerita menjadi menarik, karena pembaca pasti

ingin mengetahui cerita selanjutnya.

3) Tahap Rising Action

Peristiwa ini semakin memuncak ketika Chiyo menjalani mizuage

dengan harga menjadi meningkat tertinggi. Setelah peristiwa mizuage itu

Chiyo resmi menjadi geisha dengan nama Sayuri dan diangkat menjadi

anak ibu (pemilik rumah geisha). Akibat dari peristiwa ini, Hatsumomo

selalu membuat ulah kepada Sayuri. Hal ini dilakukan Hatsumomo karena

iri dan takut tersaingi dalam menapaki kariernya sebagai geisha. Ia

menganggap Sayuri merupakan satu ganjalan dalam meniti kariernya

sebagai geisha yang terkenal dan sukses.

Akan tetapi berkat keuletan dan kepandaian tokoh Mimeka ulah

Hatsumomo dapat diatasi dengan baik. M ameha yang menjadi kakak

Sayuri sangat bertanggung jawab pada karier Sayuri sebagai geisha.

Mimeka mengharapkan Sayuri menjadi geisha yang sukses dan terkenal.

Mimeka berusaha sekuat tenaga untuk mencapai harapan itu. Berkat

usaha dan perjuangannya, sehingga Sayuri berhasil menjadi geisha yang

terkenal.

Page 179: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

262

4) Tahap Klimaks

Perjuangan tokoh M ameha untuk mengantarkan Sayuri menjadi

seorang geisha yang terkenal berhasil bahkan Sayuri benar-benar bisa

mengalahkan Hatsumomo, seperti kutipan di bawah ini.

Berdasarkan kutipan di atas, peristiwa tersebut dapat disebut

sebagai klimaks cerita, karena peristiwa memuncak (klimaks) yaitu

Sayuri sekarang menjadi geisha yang terkenal sesuai dengan harapan

Mameha. Akan tetapi kesuksesan Sayuri harus berakhir ketika terjadi

Perang Dunia II, Sayuri harus meninggalkan Okiya. Ia harus bekerja

keras untuk hidup. Sayuri sebagai geisha yang terkenal dan kaya berubah

menjadi miskin.

5) Tahap Denounement

Pada tahap ini, peristiwa mulai menurun Sayuri dapat mengatasi

kemiskinan, misalnya ia mendapat bantuan dari keluarga Arishima untuk

hidup. Di samping itu atas bantuan Nobu-sang, Sayuri kembali bekerja di

Gion (Okiyo). Sayuri mulai hidup baru lagi. Ia bekerja sebagai geisha.

Peristiwa semakin menurun ketika Sayuri bertemu dengan Ketua dan

Ketua sanggup menjadi danna Sayuri. Mereka kemudian menetap di New

York. Akan tetapi kebahagiaan ini harus berakhir karena Ketua

meninggal dunia. Bagian ini merupakan penyelesaian cerita

(denounement).

Berdasarkan urutan peristiwa yang kronologis, maka alur yang

digunakan dalam ini adalah alur progresif (maju). Secara kualitatif, alur

Page 180: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

263

yang digunakan dalam novel ini adalah alur erat (padat) karena rangkaian

peristiwa dalam novel ini sangat erat. Secara kuantitatif alur yang

digunakan dalam novel ini adalah alur tunggal karena dalam novel

tersebut terdapat hanya satu alur. Kemudian berdasarkan akhir cerita,

maka alur yang terdapat dalam novel tersebut adalah alur tertutup karena

pengarang sendiri yang memberikan penjelasan cerita yaitu kematian

Ketua, sedangkan Sayuri menjalani sisa hidupnya di Amerika.

d. Penokohan dan Perwatakan

Penokohan berhubungan dengan cerita pengarang menentukan dan

memilih tokoh serta nama tokoh dalam cerita. Perwatakan adalah cara yang

digunakan oleh pengarang dalam melukiskan watak tokoh dalam cerita.

Secara garis besar cara yang digunakan pengarang untuk mendeskripsikan

tokoh ada dua cara, metode langsung dan metode tidak langsung. Metode

langsung bercirikan pemaparan watak tokoh dengan menggunakan nama

tokoh, penampilan para tokoh, dan tuturan pengarangnya. Metode tidak

langsung dilakukan dengan dialog para tokoh, tindakan para tokoh dan

melalui peristiwa yang terjadi.

Dalam novel Memoirs of A Geisha terdapat dua tokoh yaitu tokoh

utama dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang paling banyak

diceritakan dalam novel, selain itu tokoh utama juga berhubungan dengan

semua tokoh yang ada dalam novel tersebut, sedangkan tokoh tambahan

adalah tokoh yang memiliki peranan membantu tokoh utama. Tokoh utama

Page 181: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

264

dalam novel Memoirs of A Geisha adalah Chiyo (Sayuri) karena Sayuri

merupakan tokoh yang paling dominan dalam keseluruhan cerita. Tokoh

tambahan dalam novel Memoirs of A Geisha adalah Ketua, Labu, Ibu Gehsah,

Ibu, Nenek, Hatsumomo, dan Mimeha.

1) Aspek Psikologis

Tokoh utama (Sayuri) dari aspek psikologis digambarkan oleh

pengarang seorang geisha yang cantik, jujur, sabar, tepat janji, mandiri,

dan pantang menyerah.

a) Jujur dan Sabar

Kecantikan Sayuri tidak membuat menjadi sombong bahkan

ia bersifat jujur dan sabar. Sifat inilah merupakan keleibhan Sayuri

dibandingkan dengan wanita pada umumnya. Sayuri selalu sabar

dalam menghadapi cobaan atau penderitaan hidup. Sayuri bersikap

tenang dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil suatu keputusan

untuk memecahkan suatu masalah. Sayuri selalu bisa menerima dan

berlapang dada jika mendapatkan suatu yang tidak menyenangkan.

Sayuri termasuk orang yang selalu berprasangka baik kepada siapa

pun. Misalnya, Sayuri tetap bisa menerima hukuman-hukuman yang

diterimanya selama menjalani pendidikan geisha. Sayuri beranggapan

bahwa hukuman itu memang harus diterima dan wajar diberikan

kepadanya. Itu semua dijalani untuk mencapai tujuannya menjadi

geisha.

Page 182: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

265

Di samping itu kelebihan Sayuri yaitu sebagai seorang wanita

yang jujur. Sayuri mencintai kejujuran tidak menyukai kebohongan.

Ia selalu mengatakan hal yang sebenarnya. Sebaiknya set iap manusia

mencintai kejujuran secara lahir dan batin, baik dalam ucapan

maupun perbuatan. Hal ini perlu dikatakan bahwa kejujuran dapat

menunjukkan kebenaran dan kebaikan. Dengan kebaikan

menunjukkan kedamaian. Jadi kalau kita selalu bersikap jujur atau

mengatakan yang sebenarnya hidup di dunia ini akan damai. Seperti

dikatakan bahwa perdamaian di dunia ini sangat didambakan oleh

setiap orang, karena dengan perdamaian hidup ini akan lebih tenang

dan bahagia.

b) Mandiri dan Percaya Diri

Tokoh Sayuri oleh pengarang juga dilukiskan sebagai wanita

yang mandiri dan percaya diri. Sayuri termasuk wanita yang

memiliki sifat mandiri yang kuat. Sayuri tidak akan mudah menyerah

pada suatu keadaan dan selalu berusaha mengandalkan

kemandiriannya untuk mengatasi segala permasalahan yang dihadapi.

Kemandirian yang dimiliki oleh Sayuri disebabkan oleh factor

endogen (dalam) yang dibawanya, tetapi dapat pula pengaruh

eksogen (luar) berupa pendidikan, pengalaman, dan lingkungan

sekitar. Kalau dicermati sifat kemandirian ini disebabkan oleh dua

factor tersebut. Sayuri sebagai wanita yang sifat kemandiriannya

kuat, sehingga wajar kalau ia memegang teguh prinsip yang

Page 183: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

266

diyakininya. Di samping itu Sayuri bersifat percaya diri. Sebagai

tokoh utama, Sayuri selalu percaya apa yang dilakukan adalah terbaik

dan benar.

Kepercayaan yang dimiliki Sayuri dalam novel tersebut

menunjukkan bahwa Sayuri yakin dia akan bertemu dengan

kakaknya (Satsu), setelah mereka terpisah saat Tuan Tanaka menjual

mereka. Kepercayaan diri yang dimiliki Sayuri ini dapat dijadikan

panutan dalam kehidupan. Sebagai manusia kita harus percaya diri

dalam bersikap agar hidup ini berarti.

c) Tepat Janji

Sayuri dilukiskan sebagai wanita yang konsistens dengan

sikap, pemikiran, kesepakatan yang dibuat bersama dengan orang

lain. Sayuri dapat dikatakan sebagai wanita yang selalu menepati

janji. Sayuri meraa bersalah, bila ia tidak menepati janjji. Sayuri

selalu menepati janji dengan siapapun, missal dengan Mameha. Ia

akan bekerja keras dan mematuhi segala perintah yang diberikan oleh

Mameha. Ini dilakukan karena Mameha yang menyelamatkan

hidupnya. Sayuri akan merasa berdosa bila ia tidak dapat menepati

janji. Sikap Sayuri yang selalu berusaha menepati janji ini, patut

menjadi teladan dalam hidup ini, karena dengan menepati janji

kepada seseorang, hidup ini menjadi tenang.

Page 184: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

267

d) Pekerja Keras

Dilihat dari aspek psikologis, Sayuri termasuk wanita yang

pekerja keras. Sayuri bekerja keras dengan tujuan supaya bisa

mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan

tujuan ayahnya ketika menjual Sayuri agar mendapatkan kehidupan

yang lebih baik. Di Okiya ia memulai kehidupan baru dengan belajar

dan bekerja keras.

Di samping itu, kerja keras yang dilakukan oleh Sayuri lebih

ditujukan agar dapat bertemu dengan Ketua. Kerja keras tersebut

pada akhirnya berhasil sesuai dengan tujuannya atau keinginan yang

diharapkan. Sayuri menjadi seorang geisha yang berhasil atau sukses

bahkan ia telah menjadi seorang geisha yang popular pada saat itu.

Keberhasilan Sayuri dengan bekerja keras ini merupakan sesuatu

yang sangat berharga bagi kehidupan. Hal ini dapat menyadarkan

bahwa manusia dalam mengarungi hidup ini tidak boleh malas

bekerja. Tetapi harus bekerja agar mendapatkan sesuatu yang sesuai

dengan harapannya.

e) Rela Berkorban

Sifat rela berkorban juga dimiliki oleh tokoh Sayuri. Sayuri

bersedia mengorbankan dirinya untuk kebutuhan atau kepentingan

orang lain. Sayuri rela mengorbankan dirinya demi kepentingan

Hatsumomo yang ingin merusak kimono Mameha. Tindakan

Hatsumomo jelas akan mengorbankan Sayuri karena dialah yang

Page 185: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

268

akan dituduh merusak kimono tersebut. Sikap menurut keinginan

Hatsumomo semata-mata hanya ingin mengetahui keberadaan

kakaknya Satsu. Pada awalnya Sayuri tidak bisa melakukannya,

dengan berbagai pertimbangan, Sayuri akhirnya mau merusak

kimono Mameha dengan hati yang terpaksa.

Sifat rela berkorban yang dimiliki oleh Sayuri itu patut

diperhatikan dengan baik. Oleh karena seperti diketahui bahwa sifat

rela berkorban tidak semua manusia mampu memiliki. Sebenarnya

dalam kehidupan ini sifat rela berkorban sesama manusia harus bisa

dilakukan, arena dengan kita mau berkorban untuk orang lain berarti

suatu bukti bahwa manusia sebenarnya dalam hidup harus saling

menolong atau saling menghargai sesama manusia. Mendahulukan

kepentingan oran glain dari pada kepentingan pribadi merupakan

perbuatan yang luhur dan mulia.

f) Optimis

Sayuri mempunyai sikap semangat hidup yang tinggi. Sayuri

kecil yang tertekan karena kehilangan keluarga, hidup di dalam

rumah yang penuh fitnah dari Hatsumomo. Dalam lingkungan yang

tidak pernah dibayangkan membuatnya hampa. Sampai pada saat dia

mengalami suatu pertemuan yang sangat inspiratif. Pertemuannya

dengan Ketua pada saat Sayuri masih berumur kira-kira 9 tahun

membuatnya mempunyai tujuan hidup. Sayuri kecil saat itu ingin

cepat dewasa, ingin cepat menjadi geisha hanya untuk dapat dekat

Page 186: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

269

dengan Ketua. Keinginan Sayuri disajikan dengan teknik pikiran

tokoh atau apa yang melintas dalam pikirannya berikut.

Selain keinginan untuk menjadi geisha, Sayuri juga

menyimpan sapu tangan yang diberikan oleh Ketua sebagai obor

semangat hidup dalam dirinya. Sapu tangan tersebut disimpan dengan

baik dan selalu dibawa kemanapun dia pergi. Pertemuan Sayuri

dengan Ketua memang membuat dirinya mengalami pola pikir yang

jauh berubah dari sebelumnya. Pertemuan pertama itu adalah sebagai

pertanda bahwa Sayuri mempunyai semangat yang lebih besar dalam

hidup serta berusaha untuk mendapatkan cinta. Perjuangan dan usaha

Sayuri pada akhirnya tidak sia-sia. Dengan usahanya yang keras dan

mendapatkan dukungan dari Mimeha, dia berhasil mendapatkan apa

yang menjadi tujuan sebelumnya yaitu menjadikan Ketua danna bagi

dirinya.

Sayuri sebagai gadis yang berasal dari keluarga nelayan yang

miskin dan sering mengalami kekerasan fisik maupun non fisik

selama bekerja di Gion (rumah geisha). Akibat dari peristiwa ini

membentuk kepribadian Sayuri menjadi tegar dan selalu optimis

dalam menghadapi kehidupan ini.

Jadi tokoh Sayuri secara psikologis dapat disebut sebagai

wanita yang mempunyai semangat hidup tinggi. Sayuri berpandangan

bahwa dalam kehidupan ini harus mempunyai semangat hidup yang

tinggi, tanpa ada semangat yang tinggi, manusia akan gagal mencapai

Page 187: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

270

sesuatu yang sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena berbagai

permasalahan yang dihadapi, Sayuri menjadi wanita yang tegar dan

optimis dalam hidup.

Berdasarkan uraian di atas, tampak Sayuri mempunyai

semangat hidup yang tinggi, missal Sayuri kecil saat itu ingin cepat

dewasa, ingin cepat menjadi geisha hanya untuk dekat dengan Ketua.

Tujuan hidup Sayuri disajikan dengan teknik pikiran tokoh atau apa

yang yang melintas dalam pikirannya. Sayuri dengan semangat yang

tinggi akhirnya memperoleh sesuatu sesuai dengan yang diharapkan

yaitu menjadi geisha yang terkenal dan kaya.

g) Cerdik

Sayuri dapat termasuk wanita yang cerdik, banyak akal dan

bisa menghadapi situasi apa saja dan keluar dari masalah-masalah

yang ada. Sayuri dapat bersikap menguasai lawannya dengan kata

atau tingkah laku. Kecerdikan Sayuri dapat dilihat, ketika ia ingin

membalas dendam kekejaman Hatsumomo dan nenek. Pembalasan

Sayuri dengan cara mencampur cream wajah dengan kotoran burung

merpati.

Kecerdikan ditemukan lagi yaitu ketika ia ingin membalas

dendam kepada nenek dengan cara menebar kotoran tikus di dapur

dan melubangi bagian bawah karung beras, sehingga nenek harus

membersihkan dapur dan karung beras dari kotoran tikus. Seperti

diketahui tokoh nenek sangat benci pada tikus. Pembalasan dendam

Page 188: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

271

Sayuri kepada Hatsumomo dan nenek meskipun tidak menimbulkan

bahaya, tetapi ia sangat puas. Sayuri berasal dari keluarga nelayan

miskin dan sering mengalami kekerasan fisik maupun non fisik,

sehingga membentuk kepribadian yang tegar dan selalu optimis

dalam menghadapi hidup di dunia ini.

Jadi tokoh Sayuri dilihat dari aspek psikologis dapat disebut

sebagai tokoh wanita tegar, berprinsip, dan selalu optimis dalam

kehidupan, sehingga ia berhasil menjadi geisha yang sukses.

2) Aspek Sosial

Dari aspek social, Sayuri (Chiyo) bisa dikatakan sebagai masyarakat

kelas bawah atau miskin. Keluarga Sayuri adalah keluarga nelayan miskin.

Ayahnya seorang nelayan yang sudah tua, sedangkan ibunya sakit. Dalam

keadaan seperti itulah ayahnya memutuskan Sayuri dan kakaknya (Satsu)

dijual kepada Tuan Tanaka untuk dijadikan geisha. Ayah Sayuri melakukan

itu semua dengan harapan agar kedua anaknya mendapatkan kehidupan

yang lebih baik. Kemiskinan keluarga Sayuri tercermin, ketika ibunya

dalam keadaan sakit dengan berpakaian compang-camping. Kemiskinan

yang dialami keluarga Sayuri benar-benar menimbulkan rasa haru,

sehingga perlu mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Akan tetapi ayah

Sayuri (Sakamoto-san) termasuk seorang ayah yang berpegang pada

prinsip, sehingga kedua anaknya dijual untuk dijadikan geisha.

Page 189: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

272

3) Aspek Fisiologis

Dari aspek fisiologis, Sayuri termasuk wanita yang cantik, kuat, dan

tidak mau menyerah pada keadaan. Kekuatan fisik tampak ketika terjadi

Perang Dunia II, Sayuri harus makan seadanya bahkan ampas kedelai,

akibatnya Sayuri menjadi kurus. Kekuatan fisik Sayuri juga lemah ketika ia

ditampung keluarga Arashimo. Ia harus bekerja keras untuk bertahan

hidup.

Sayuri mempunyai kekuatan fisik yang baik. Kekuatan fisik Sayuri

terbentuk karena ia berasal dari keluarga miskin sehingga ia terbiasa

dengan bekerja keras. Selain itu ia mempunyai kekuatan fisik yang baik

karena sudah terbiasa dengan kekerasan fisik maupun non fisik yang

dialaminya ketika ia berada di rumah geisha (Gion). Berdasarkan dua

pengalaman itu, maka wajarlah Sayuri mempunyai kekuatan yang baik.

Oleh karena kecantikan itulah ia sangat diharapkan menjadi geisha

yang terkenal di Jepang. Ternyata harapan Ibu (pemilik rumah geisha)

menjadi kenyataan. Sayuri menjadi geisha yang terkenal dan sukses.

Kehadiran Sayuri di Gion selalu ditunggu-tunggu banyak tamu. Dengan

kecantikan dan kelembutannya, Sayuri bisa mendatangkan banyak tamu di

Gion, sehingga menambah kekayaan Ibu (pemilik rumah geisha).

Page 190: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

273

Tokoh Ketua

Ditinjau dari aspek psikologis, tokoh Ketua dilukiskan sebagai pengusaha

yang pandai. Oleh karena kepandaiannya, perusahaan yang dipimpinnya menjadi

besar dan sukses.

Meskipun Ketua seorang pengusaha yang sukses, tetapi ia mempunyai

kelemahan yakni tidak berani memperjuangkan cintanya seperti diketahui bahwa

sebenarnya Ketua mencintai Sayuri, tetapi karena Nobu-san ia tidak berani

memperjuangkan cinta. Akibat dari peristiwa ini, Sayuri harus menunggu lama.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan secara psikologis

tokoh Ketua termasuk tokoh yang pandai dan tidak berani, secara sosiologis

tokoh Ketua termasuk pengusaha muda yang sukses, dan secara fisiologis dapat

dikatakan sebagai pengusaha yang berpenampilan rapi dan tenang.

e. Setting (Latar)

Fiksi adalah dunia dalam kata yang didalamnya terjadi pula kehidupan

yaitu kehidupan para tokoh dalam peristiwa-peristiwa tertentu. Oleh karena

itu maka peristiwa-peristiwa yang terjadi agar lebih realistis dan ke seperti

kehidupan harus terjadi pada suatu tempat dan dalam suatu waktu.

Latar dalam novel ini terdiri dari tiga unsur pokok yaitu tempat, waktu,

dan sosial. Ketiga unsur tersebut meskipun masing-masing menawarkan

permasalahan yang berbeda-beda dan dapat dibicarakan sendiri, tetapi pada

kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Berikut ini

pembahasan latar dalam novel Memoirs of A Geisha.

Page 191: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

274

1) Latar Waktu

Latar waktu dalam novel Memoirs of A Geisha adalah sebelum dan

sesudah Perang Dunia II, yaitu pada tahun 1930 yang disebut zaman

Malaise sampai dengan tahun 1956. Pengarang dalam novel ini, latar

waktu diungkap secara rinci karena fokus dalam novel ini adalah

pengalaman kehidupan geisha dari tahun 1930 sampai selesai Perang

Dunia II.

Latar waktu dalam novel ini diungkap seperti kehidupan yang

memang terjadi pada suatu tempat dan dalam suatu waktu, misal dengan

adanya kesatuan bulan dan tahun. (hlm. 382)

2) Latar Tempat

Latar tempat dalam novel Memoirs of A Geisha berada di Kyoto,

Yoroido, Gion, dan New York. Yoroido merupakan tempat kelahiran

tokoh utama. Di kota kecil ini Chiyo dengan keluarganya. Kyoto

merupakan tempat Sayuri bekerja sebagai geisha, sedangkan Gion adalah

rumah juga merupakan tempat geisha bekerja. Latar tempat yang terakhir

adalah New York (Amerika) merupakan tempat Sayuri dan Ketua

menikmati hari tua mereka.

3) Latar Sosial

Latar sosial adalah lukisan status yang menunjukkan hakikat tokoh

dalam masyarakat yang ada di sekelilingnya. Dalam novel Memoirs of A

Geisha, latar sosial dengan kehidupan tokoh utama sebagai geisha. Sayuri

sebagai tokoh utama berasal dari keluarga nelayan yang miskin. Sayuri

Page 192: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

275

menganggap pekerjaan geisha adalah pilihan hidupnya. Ia berjuang keras

dalam bekerja, sehingga ia berhasil menjadi geisha yang terkenal dan

kaya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latar dalam novel

ini meliputi latar waktu, latar tempat, dan latar sosial. Latar dalam novel

Memoirs of A Geisha mengacu kepada latar perkotaan kecil dan perkotaan

besar. Seperti Yoroido, Kyoto, Jepang, dan New York serta Perang Dunia II.

Melalui ketiga kota dan perang, terjadinya peristiwa tercermin pada

masyarakat, tingkah laku, suasana dan hal-hal lain yang berpengaruh pada

tokoh dan karakternya.

f. Point of View

Bagi seorang pengarang point of view atau sudut pandang merupakan

strategi, teknik, siasat, atau cara yang ditempuh untuk mengemukakan ide,

gagasan yang disampaikan melalui cerita kepada pembaca. Point of view atau

sudut pandang disebut juga pusat pengisahan sebuah cerita. Sebagai sebuah

strategi, teknik, atau siasat untuk mengemukakan gagasan kreatif, pemilihan

sudut pandang dilakukan pengarang sebelum menulis cerita. Atau sebelum

mulai menulis cerita, pengarang harus memutuskan lebih dahulu sudut

pandang tertentu, antara mengemukakan cerita dengan dikisahkan oleh

seorang tokohnya atau oleh seorang narrator di luar cerita itu.

Secara garis besar sudut pandang dibedakan menjadi dua macam, yaitu

persona pertama (first-person) gaya “aku”, dan persona ketiga (third-person)

Page 193: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

276

gaya “dia”. Melalui sudut pandang “aku” dan “dia” serta dengan berbagai

variasi yang menyertai sebuah cerita dikisahkan. Berdasarkan hasil penelitian

novel Memoirs of A Geisha menggunakan sudut pandang persona pertama

atau first-persona. Hal ini bisa diketahui mulai dari kejadian pertama pada

halaman pertama. Pada waktu tokoh utama Chiyo (Sayuri) bercerita tentang

masa kecilnya.

Walaupun Arthur Golden menggunakan sudut pandang persona

pertama bukan berarti kata “aku” merupakan kata ganti dirinya. Kata aku

dalam novel ini adalah tokoh utama bernama Chiyo (Sayuri). Paparan yang

menyatakan hal tersebut, seperti kutipan berikut.

Dengan sudut pandang pertama, novel Memoirs of A Geisha

memunculkan beberapa segi positif. Pertama, dengan gaya “aku” pengarang

bisa lebih mudah dan lebih bebas mengeksploitasi kemampuan dan karakter

tokoh utamanya, karena ia tidak perlu mencari-cari sosok tokoh imajiner yang

mampu membawa misi cerita. Kedua, novel Memoirs of A Geisha adalah

sebuah novel yang ditulis berdasarkan memoir. Maka dengan gaya “aku”,

kesan yang terkandung dalam keseluruhan alur cerita terasa lebih orisinil dan

factual. Bahwa seolah-olah semua peristiwa yang terjadi didalamnya semua

benar adanya.

Menurut hemat peneliti, ada dua tujuan Arthur Golden menampilkan

tokoh “aku” satu orang Chiyo dalam novelnya. Arthur Golden memberi

pelajaran kepada pembaca bahwa nasib seseorang ibarat misteri yang tak

dapat diramalkan apalagi ditebak. Yang bisa dilakukan terhadap nasib adalah

Page 194: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

277

perjuangan, usaha tak kenal lelah, dan ikhtiar tiada henti disertai doa kepada

Tuhan Yang Maha Kuasa agar nasib baik menjemput dirinya di masa depan.

Dalam kasus ini, Arthur Golden memposisikan Sayuri sebagai ikon tentang

keberhasilan seorang anak manusia yang ketika kecil hidup dalam jepitan

kemiskinan dan ketidakberdayaan tetapi setelah dewasa mampu meraih sukses

luar biasa.

Sebagai contoh, walaupun pengisahan kekerasan fisik maupunnon

fisik yang dialami tokoh Chiyo sangat memukau sehingga pembaca hanyut

dalam suasana yang mengharukan, pembaca akan terus bertanya-tanya, kisah

kekerasan fisik maupun non fisik itu benar-benar terjadi atau hanya hayalan

pengarang. Apabila benar-benar terjadi, berapa persen merupakan kejadian

sesungguhnya, dan berapa persen hasil rekaan. Demikian pula pada adegan-

adegan lain yang dikisahkan sangat mengalir. Semua itu sangat dipengaruhi

oleh sudut pandang yang digunakan pengarang. Bahwa karena semua kisah

mengalir dari “aku”, maka seluruh kejadian dalam novel Memoirs of A Geisha

seolah-olah factual.

2. Struktur Novel Kembang Jepun

a. Tema

Tema novel Kembang Jepun karya Remy Sylado ada tiga persoalan

yang menonjol yang dapat digunakan untuk menentukan tema: (a) pengarang

ingin menyampaikan tentang budaya tradisional Jepang khusus geisha di

Indonesia; (b) pengarang ingin menyampaikan cerita yang penuh

Page 195: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

278

pengorbanan, dan (c) pengarang ingin menyampaikan kehidupan geisha di

Surabaya.

Persoalan pertama berkaitan dengan budaya tradisional Jepang

khususnya geisha di Surabaya. Geisha sebagai salah satu symbol budaya

tradisional Jepang yang eksotis. Secara khusus geisha telah menjadi

representasi dari perempuan yang menjadi atribut dari dominasi budaya

tradisional Jepang.

Pada usia 9 tahun Keiko mulai belajar segala hal yang harus dikuasai

seorang geisha. Pada saat ia berumur 14 tahun dengan penuh kesabaran harus

menyerahkan keperawanannya kepada Kotaro Takamura, pemilik Shinju.

Keiko telah terbina sejak usia 9 tahun untuk menganggap hal itu sebagai

sebuah pengabdian. Sejak saat itu Keiko mulai kariernya sebagai geisha dan

mulai merasa nyaman dan menikmati pekerjaan sebagai geisha. Keiko

beranggapan bahwa geisha adalah pekerjaan seni dan geisha bukanlah sesuatu

yang tabu meskipun ia harus menyerahkan seluruh badannya kepada tamu-

tamu di Shinju.

Keiko bahagia dan bisa menikmati profesinya sebagai geisha, karena

dengan sadar ia berpikir bahwa bersetubuh bagi seorang geisha adalah

gabungan antara pekerjaan, pelayanan, kepasrahan, dan keindahan. Sejak usia

Sembilan tahun ia sudah terbina untuk menerima kehidupan ini sebagai

kebenaran yang luhur. Maksudnya, dalam tradisi budaya Jepang, kedudukan

dia sebagai geisha itu terhormat.

Page 196: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

279

Persoalan kedua berkaitan dengan cinta yang penuh pengorbanan.

Pertama kali Keiko bertemu dengan Tjak Broto pada saat Tjak Broto

diundang ke Shinju dalam acara peresmian Shinju. Ia diundang untuk menulis

tentang kehebatan Shinju. Setelah pertemuan itu, maka berkelanjutan dengan

pertemuan-pertemuan yang lain yang mengakibatkan keduanya saling jatuh

cinta. Perasaan tersebut membuat Keiko dengan kesadarannya sendiri

bertekad untuk meninggalkan Shinju demi tujun menikah dengan Tjak Broto.

Tindakan atau tekad Keiko ini dapat dikatakan sebagai bentuk pengorbanan

karena cintnya kepada Tjak Broto.

Kehidupan keluarga Keiko dan Tjak Broto awalnya bahagia, sampai

pada saat Jepang berkuasa, Tjak Broto ditahan karena dituduh terlibat dalam

pemberontakan tentara PETA. Ketika Tjak Broto ditahan, Keiko tidak diam,

dia berinisiatif pergi ke markas Jepang untuk menemui dan membebaskan

suaminya. Di sini Keiko harus berjuang untuk membebaskan suaminya.

Perjuangan Keiko tidak berakhir sia-sia, karena ternyata komandan yang

mengurus masalah suaminya adalah Hiroshi Masakumi yang pernah menjadi

tamu Keiko pada saat Keiko masih bekerja di Shinju. Hiroshi Masakumi

membuat suatu persyaratan kepada Keiko, jika Keiko ingin suaminya

dibebaskan, maka ia harus bersedia menjadi istrinya. Tidak ada pilihan lain

kecuali menyetujui persyaratan Hiroshi, maka bebaslah Tjak Broto, sedangkan

Keiko yang menjadi tawanan asmara birahi Hiroshi. Peristiwa ini merupakan

pengorbanan Keiko karena cintanya kepada suaminya.

Page 197: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

280

Persoalan ketiga berkaitan dengan kehidupan seorang geisha. Keiko

(Keke) sebagai gadis kecil dari Minahasa dijual kakaknya (Jantje) untuk

dijadikan geisha. Tokoh utama ini diceritakan sebagai seorang wanita (geisha)

dengan perjalanan hidup yang cukup tragis. Sepanjang hidupnya, Keiko telah

melihat dan merasakan ketidakadilan yang terjadi pada wanita,

ketidakbebasan wanita untuk menentukan hidupnya sendiri. Ia

memperjuangkan hidupnya melawan penjajahan Jepang yang diperlihatkan

melalui perbuatannya. Ia dijajah, dianiaya, diperkosa, dan dipaksa untuk mati,

tapi tak pernah merasa kalah, tak pernah binasa. Ia terus berjuang dalam

menjalani hidup, dari kehampaannya sebagai geisha di Shinju, diselundupkan

ke Jepang, hingga kembali ke tanah kelahirannya Manado, dan akhirnya ia

menemukan kembali kebahagiannya setelah dipertemukan lagi dengan

suaminya yang sempat mempunyai istri lagi ketika mereka berpisah. Masalah

yang satu ke masalah yang lain berhasil ia lalui.

Berdasarkan uraian di atas lebih tepat bahwa tema novel Kembang

Jepun adalah tentang kehidupan seorang geisha.

b. Amanat

Pada saat pengarang menulis karya sastra disadari atau tidak pasti

ingin menyampaikan pesan kepada pembaca. Pesan tersebut dapat

disampaikan melalui dialog antar tokoh, paparan yang tersusun dalam

paragraph atau melalui perenungan setelah sebuah karya sastra selesai dibaca.

Pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karya sastra

disebut amanat. Pada umumnya amanat memberikan manfaat dalam

Page 198: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

281

kehidupan secara praktis, bahkan sebuah karya sastra yang tidak bermutu pun

akan tetap mengandung amanat. Jadi amanat ini bermanfaat dalam kehidupan

sehari-hari.

Remy Sylado melalui novel Kembang Jepun ingin menyampaikan

amanat yaitu untuk mencapai kebahagiaan harus bekerja keras karena tanpa

bekerja keras apa yang diharapkan tidak akan tercapai. Manusia harus

menyadari bahwa yang bisa mengubah nasibnya adalah dirinya sendiri. Orang

yang mempunyai semangat perjuangan dan bekerja keras, pasti suatu saat

akan memperoleh kebahagiaan sesuai dengan yang diharapkan. Demikian juga

tokoh Keiko (Keke) berjuang tidak kenal putus asa, dan bekerja keras. Semua

perjuangan dan kerja keras Keiko membuahkan sebuah kebahagiaan yaitu ia

bertemu lagi dengan Tjak Broto. Ia menjadi seorang geisha sukses.

Apabila dicermati amanat yang terdapat dalam novel Kembang Jepun

memberikan manfaat yang sangat berarti bagi kehidupan, sehingga novel

Kembang Jepun termasuk karya sastra bermutu.

c. Alur

Novel Kembang Jepun menggunakan alur progresif atau alur maju.

Dalam alur progresif atau kronologis penceritaan dimulai dari eksposisi,

komplikasi, rising action, klimaks, dan berakhir denounement. Peristiwa-

peristiwa yang terjalin dalam novel Kembang Jepun berurutan secara

kronologis seperti berikut.

Page 199: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

282

1) Tahap Eksposisi

Pada tahap ini pengarang mulai menceritakan atau pengenalan

tokoh-tokoh. Pada bagian ini pengarang menceritakan tokoh utama yang

bernama Keke. Ia gadis kecil berusia 9 tahun. Keke berasal dari keluarga

petani miskin di Minahasa. Orang Minahasa sangat mengagumi kota

Jakarta dan Jantje berjanji bahwa gadis-gadis tadi akan di sekolahkan di

Jakarta. Dengan keadaan seperti itu mempermudah atau memuliskan

rencana Jantje untuk membawa gadis-gadis kecil Minahasa ke Pulau

Jawa. Akan tetapi setelah sampai di Surabaya gadis-gadis tadi termauk

adiknya (Keke) dijual untuk dijadikan geisha.

Berdasarkan uraian di atas tahap eksposisi novel Kembang Jepun

benar-benar merupakan suatu awal yaitu hal yang memang merupakan

permulaan cerita. Bagian awal ini mampu memberikan gambaran awal

kepada pembaca terhadap arah gerak cerita selanjutnya. Pada bagian ini

pengaran telah berhasil membuat pembaca menjadi lebih jelas ketika

cerita mulai bergerak dan berkembang.

2) Tahap Complication

Pada tahap ini peristiwap-peristiwa dalam cerita mulai bergerak

maju sehingga menimbulkan berbagai konflik yang harus dihadapi tokoh-

tokohnya seperti tokoh Keke selama di rumah geisha sering mendapat

kekerasan fisik maupun non fisik dari Yoko (geisha senior). Akan tetapi,

Keke adalah seorang gadis yang tegar. Penderitaan-penderitaan yang

dialaminya, justru menguatkan keinginannya menjadi geisha dengan

Page 200: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

283

segera. Peristwa ini merupakan suspens cerita karena dengan peristiwa

itu, pembaca pasti bertanya berhasil atau tidak keinginan Keke menjadi

geisha. Pada bagian ini pengarang mulai menceritakan kekerasan-

kekerasan yang dilakukan Yoko terhadap Keke, missal menyabet mulut

dengan rotan. Akan tetapi Keke pada saat itu bisa menerima ulah Yoko.

Cerita terus berkembang dan maju pada tahap berikutnya, yaitu ricing

action.

3) Tahap Rising Action

Pada bagian ini peristiwa semakin memuncak ketika Keke harus

menyerahkan keperawanannya kepada Kotaro Takamura sebagai bentuk

pengabdian. Setelah peristiwa ini, Keke resmi menjadi geisha dengan

nama Keiko. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang sangat diharapkan.

Akan tetapi bagi Yoko, peristiwa ini sangat ditakutkan karena Keke

mempunyai potensi menjadi geisha yang terkenal. Akhirnya Yoko selalu

membuat ulah terhadap Keiko, misal dituduh mencuri uang pelanggan.

Pada bagian ini merupakan suspens cerita, missal apakah ulah Yoko

berhasil atau tidak?

4) Tahap Klimaks

Perjuangan Keke berhasil mengantarkannya menjadi geisha yang

terkenal. Pada tahap ini pengarang menampilkan tokoh seorang wartawan

bernama Tjak Broto. Dengan tampilnya tokoh Tjak Broto cerita semakin

berkembang dan memuncak, misal Tjak Broto dan Keiko saling jatuh

cinta dan mereka berniat menikah.

Page 201: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

284

Kemudian pernikahan Tjak Broto dan Keiko tetap dilaksanakan,

meskipun tanpa restu orang tua. Ini mereka lakukan karena antara Tjak

Broto dan Keiko saling mencintai. Keiko sangat mencintai Tjak Broto,

misal ia harus meninggalkan pekerjaannya sebagai geisha. Ini merupakan

pekerjaan yang berat atau dapat dikatakan merupakan sebuah

pengorbanan bagi seorang geisha. Seperti diketahui dari awal bahwa

Keiko menjadi geisha adl pilihan hidup. Akan tetapi semua itu

dilaksanakan karena ia sangat mencintai Tjak Broto.

Peristiwa semakin berkembang ketika Tjak Broto ditangkap

Jepang dan di penjara. Hal ini terjadi karena ia dituduh terlibat

pemberontakan PETA di Blitar. Akibat peristiwa ini Keiko harus

memperjuangkan hidup dan cintanya kepada Tjak Broto. Ia dipijak,

dianiaya, diperkosa, dan dipaksa untuk mati tetapi tak pernah mau.

Perjuangan Keiko berhasil dan Tjak Broto bisa bebas. Akan tetapi Keiko

masih harus berjuang dalam menjalani hidup dan kehidupannya seorang

geisha di Shinju, ia diselundupkan ke Jepang.

5) Tahap Denounement

Pada tahap berikutnya, peristiwa mulai menurun ketika Keiko bisa

berhasil keluar dari negeri Jepang dan kembali lagi ke tanah kelahirannya

Menado. Perjuangan dan pengorbanan Keiko (Keke) tidak sia-sia, ia

berhasil menemukan kembali kebahagiaannya dengan suaminya (Tjak

Broto) yang sempat mempunyai istri lagi ketika mereka harus berpisah.

Masalah yang satu ke masalah lain berhasil ia lalui dengan baik. Akhirnya

Page 202: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

285

mereka hidup bersama pada hari tuanya. Bagian ini merupakan

penyelesaian cerita.

Berdasarkan urutan peristiwa yang kronologis maka alur yang

digunakan dalam novel ini adalah alur progresif (maju). Secara kualitatif,

alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur erat (padat) karena

rangkaian peristiwa dalam novel dalam novel tersebut sangat erat tidak

dapat disisipi oleh peristiwa-peritiwa lain. Secara kuantitatif alur yang

digunakan dalam novel ini adalah alur tunggal karena dalam novel

tersebut terdapat hanya satu alur. Kemudian berdasarkan akhir cerita,

maka alur yang terdapat dalam novel tersebut adalah alur tertutup karena

pengarang sendiri yang memberikan penyelesaian cerita yaitu bertemunya

kembali Keiko dan Tjak Broto yang sempat terpisah selama 25 tahun.

Kemudian mereka menikmati kebahagiaan di hari tuanya.

d. Penokohan dan Perwatakan

Penokohan berhubungan dengan cara pengarang menentukan dan

memilih tokoh serta nama tokoh dalam cerita. Perwatakan adalah cara yang

digunakan dalam melukiskan watak tokoh dalam cerita. Secara garis besar

cara yang digunakan pengarang untuk mendeskripsikan tokoh ada dua cara,

metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung bercirikan

pemaparan watak tokoh dengan menggunakan nama tokoh, penampilan para

tokoh, dan tuturan pengarangnya. Metode tidak langsung dilakukan dengan

dialog para tokoh, tindakan para tokoh, dan melalui peristiwa yang terjadi.

Page 203: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

286

Dalam novel Kembang Jepun terdapat dua tokoh yaitu tokoh utama

dan tokoh tambahan. Tokoh utama adalah tokoh-tokoh yang paling banyak

diceritakan dalam novel, selain itu tokoh utama juga berhubungan dengan

semua tokoh yang ada dalam novel tersebut, sedangkan tokoh tambahan

adalah tokoh yang memiliki peranan membantu tokoh utama. Tokoh utama

dalam novel Kembang Jepun adalah Keiko (Keke) karena Keiko merupakan

tokoh yang paling dominan dalam keseluruhan cerita. Tokoh tambahan dalam

novel Kembang Jepun adalah Tjak Broto, Jantje, Kotaro Takamura, ibunya

Tjak Broto, dan Mbah Soelis.

Perwatakan tokoh dalam penelitian ini dilihat dari tiga aspek yaitu

aspek psikologis, aspek fisik, dan aspek social.

1) Aspek Psikologis

a) Jujur

Tokoh utama (Keiko) dari aspek psikologis digambarkan oleh

pengarang sebagai seorang geisha yang jujur, percaya diri, setia,

mandiri, pekerja keras, rela berkorban, dan berani.

Dalam novel Kembang Jepun, tokoh utama Keiko digambarkan

sebagai wanita yang mempunyai sifat jujur. Kejujuran tokoh utama

ini nampak ketika Keiko dan Tjak Broto bertemua lagi setelah

beberapa bulan tidak datang ke Sinju. Rasa rindu yang ada membuat

keduanya berkata jujur, sesuai dengan apa yang dirasakan dalam hati.

Keiko dengan lugu menyatakan bahwa dalam pikirannya selalu

terbayang sosok Tjak Broto. Kejujuran yang tulus dari hati keluar

Page 204: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

287

lewat mulutnya. Keiko telah jatuh cinta, perasaan yang ada membuat

dirinya bahagia. Kejujuran demi kejujuran pun terucapkan dari

hatinya. Wujud kejujuran tokoh Keiko juga dapat dijumpai pada saat

terjadi dialog antara Keiko dengan Tjak Broto. Dalam percakapan itu

Keiko mengucapkan perkataan sesuai dengan apa yang terdapat di

dalam hatinya. (hlm. 49 dan hlm. 94).

Tokoh Keiko menyatakan bahwa ia juga memiliki perasaan

yang sama dengan apa yang dirasakan oleh Tjak Broto. Kedua tokoh

sama-sama merasakan jatuh cinta, kangen, dan juga saling

mengagumi. Sikap jujur yang dimiliki tokoh Keiko diperkuat dengan

kalimat terakhir yaitu “Kejujuran seperti ini memang langka.” Tokoh

Keiko menyadari bahwa kejujuran tentang perasaan cinta yang saat

ini ia ungkapkan, jarang sekali ia lakukan. Tokoh Keiko merasa

senang dengan perasaan yang ia alami saat itu, dan perasaan tersebut

membuat Tjak Broto bahagia. Di sini terlihat berharganya sosok

Keiko bagi Tjak Broto. Kejujuran tokoh Keiko dilukiskan dengan

cara tidak langsung (cakapan).

b) Mandiri

Tokoh utama dalam novel Kembang Jepun digambarkan

sebagai wanita yang bersikap mandiri. Tokoh utama (Keik0) mampu

mengambil keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang

dihadapi. Di samping itu Keiko memiliki kepercayaan diri dalam

mengerjakan tugas-tugasnya. Bentuk sikap mandiri Keiko tampak

Page 205: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

288

ketika dengan halus menolak ajakan seorang bapak yang duduk di

sebelahnya, bapak tersebut menawarkan jasanya untuk mengantar

Keiko ke penginapan atau menginap di rumahnya, berkenalan dengan

istri dan anak-anaknya. Peristiwa tersebut terjadi pada saat Keiko

melakukan perjalanan menuju ke Semarang dengan menggunakan

kereta api. Pada umumnya, bagi wanita yang melakukan perjalanan

jauh seorang diri dengan membawa barang banyak, itu tidak mudah.

Akan tetapi tokoh Keiko tetap bisa menjalaninya.

Selain itu wujud mandiri yang dimiliki oleh tokoh Keiko juga

terlihat ketika terbukti Keiko dapat bertahan hidup sebatang kara di

dalam hutan selama 25 tahun. Keiko hidup terasing atas kemauan dia

sendiri. Keiko tidak hanya pasrah dalam menjalani hidupnya, tetapi

dia juga berbuat. Keiko menjalani hidupnya layaknya manusia pada

umumnya. Keiko menganggap cara hidupnya adalah suatu keputusan

untuk berbuat sesuai dengan bisikan hati. Kedua kutipan di atas

menunjukkan suatu bukti kemandirian Keiko. Tokoh Keiko masih

mampu bertahan tanpa harus menerima uluran tangan orang lain.

c) Percaya Diri

Tokoh utama dalam novel ini digambarkan sebagai wanita yang

bersikap percaya diri. Keiko sebagai wanita percaya diri, ia selalu

bersikap tegas dan cepat menentukan sikap, dan mengambil

keputusan dengan perhitungan yang cukup matang.

Page 206: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

289

Kepercayaan diri yang dimiliki oleh tokoh utama terlihat pada

penggalan kutipan di atas. Dengan bangga tokoh Keiko menyatakan

bahwa ia sudah menjadi orang Jepang nomor satu di dunia.

Pernyataan Keiko tersebut dikemukakan pada saat ia sedang

berbincang dengan Tjak Broto di Shinju. Pernyataan Keiko sebagai

orang Jepang nomor satu di dunia merupakan sebuah kepercayaan

diri yang muncul pada dirinya. Tokoh Keiko berani menyatakan hal

tersebut tidak lain karena Keiko telah menjadi primadonanya Shinju.

Keiko merupakan orang nomor satu di Shinju, yang mewakili

kotanya orang Jepang di Surabaya. Untuk mencapai prestasi sebagai

orang nomor satu di Shinju tentu saja membutuhkan kepercayaan diri

yang lain. Kepercayaan diri Keiko juga tampak ketika ia

memperlihatkan sikap percaya diri yang dimiliki oleh tokoh Keiko.

Kemampuannya menguasai dan memainkan alat musik Jepang,

membuat induk semangnya terkagum-kagum. Rasa percaya diri yang

dimiliki tokoh Keiko, sedikit banyak mampu mempenaruhi

psikologisnya sehingga dapat menampilkan sesuatu dengan baik dan

membuat orang yang mendengar merasa terhibur.

Sikap percaya diri yang telah tertanam dalam pribadi tokoh

Keiko, tidak hanya membuatnya merasa yakin dan mampu

menunjukkan sesuatu yang telah dikuasainya kepada orang lain

namun merupakan sebuah kekuatan yang membuatnya dapat

bertahan hidup di Shinju dan mampu menerima segala bentuk ujian

Page 207: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

290

dan tantangan yang berlaku padanya di tempat tersebut. Kepercayaan

diri tokoh utama ini dilukiskan dengan teknik langsung.

d) Setia (Tepat Janji)

Tokoh utama dalam novel ini dilukiskan sebagai wanita tipe

setia. Dalam hal ini Keiko sangat setia bisa bertemu kembali dengan

orang yang sangat dicintai yaitu Tjak Broto. Sikap setia Keiko

terhadap Tjak Broto ketika terlontar dalam suara hatinya ketika ia

menjadi tawanan asmaran Hiroshi Masakuni seorang tentara Jepang

di gedung Kempetai. Tokoh Keiko ditawan karena ia berusaha

membebaskan suaminya dari tawanan Jepang. Keiko berhasil

berunding dengan tentara Jepang, suaminya akan dibebaskan tapi ia

harus menjadi gantinya. Tiga bulan ia menjadi tawanan Jepang,

hingga ia merasa sangat terpukul. Keiko tidak mau keluar dari

tekanan hidupnya, meskipun sudah demikian putus asa dan sengsara.

Keiko tetap bertahan dalam kesetiaannya hanya untuk bertemu

dengan Tjak Broto yang dikasihi.

Wujud kesetiaan yang dimiliki tokoh Keiko terhadap suaminya

Tjak Broto. Wujud kesetiaan tokoh Keiko yaitu dengan tetap

menyimpang kalung pemberian Tjak Broto. Kalung tersebut

diberikan oleh Tjak Broto jauh sebelum mereka menikah. Dan

sampai Keiko tua pun ketika ia terpisah dari Tjak Broto, kalung itu

tetap tersimpan olehnya, karena dengan menyimpan dan merawat

kalung tersebut, maka ia pun secara tidak langsung telah merawat

Page 208: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

291

pula perasaannya terhadap Tjak Broto. Itulah wujud kesetiaan Keiko

terhadap suaminya.

e) Sabar

Tokoh utama dalam novel Kembang Jepun digambarkan

sebagai sosok pribadi yang tegar. Cobaan dan rintangan yang

menimpanya selama berada di Shinju seperti diperkosa, dianiaya,

diinjak-injak martabatnya, dilalui dengan kesabaran dan ketegaran

jiwa. Kesabaran dan ketegaran tokoh Keiko terlihat ketika Keiko

mengalami penganiayaan, pemerkosaan, dan dipaksa untuk mati, tapi

dia tidak merasa kalah dan tidak menyerah untuk memperjuangkan

cintanya terhadap Tjak Broto. Hal itu tercermin dalam sikap Keiko

dalam menghadapi dan melewati berbagai bentuk cobaan yang

diterimanya, seperti ketika tokoh Keiko harus mengambil keputusan

meninggalkan Shinju untuk menikah dengan Tjak Broto dalam

keadaan ia sedang menjadi primadona di Shinju, juga ketika orang

tua Tjak Broto tidak merestui ia untuk menjadi istri Tjak Broto.

Selain itu tokoh Keiko juga harus berjuang untuk membebaskan

Tjak Broto yang saat itu sudah menjadi suaminya dari tawanan

Jepang, dan hal yang paling luar biasa yaitu ketika tokoh Keiko harus

menjalani kehidupannya sebatang kara di tengah hutan. Keiko

sebagai tokoh utama mampu bertahan hidup seorang diri di tengah

hutam selama 25 tahun. Kesabaran itulah yang mengantarkannya

menjadi Keiko tua yang kuat dan penuh cinta. Ketegaran dan

Page 209: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

292

kekuatan tersebut merupakan langkah tokoh utama untuk

menunjukkan upaya eksistensi dirinya sebagai tokoh utama.

f) Pekerja Keras

Tokoh utama dalam novel Kembang Jepun dilukiskan sebagai

tokoh pekerja keras. Keiko sebagai sosok wanita pekeja keras sh ia

mempunyai semagat cukup tinggi. Wujud sikap kerja keras Keiko

tampak ketika pada Awalnya tokoh Keiko tidak menghendaki untuk

terus bisa hidup di dalam hutan seorang diri, akan tetapi secara tidak

sadar, Keiko mulai melakukan perbuatan yaitu bekerja. Ternyata

dengan bekerja bisa membantu Keiko untuk lebih menikmati

hidupnya. Keiko mengakui karena pekerjaannya maka tanpa disadari

keinginan untuk hidup itu muncul, dan ia terus melakukan

kegiatannya sampai ia tua.

Sikap kejra keras tokoh Keiko tampak juga setelah mengalami

keputusasaan hidup sepulang dari Jepang, suaminya sudah menikah

lagi. Tokoh Keiko hidup seorang diri di tengah hutan. Walaupun

demikian, ia tidak pernah menyerah, kehidupannya tetap ia jalani.

Keiko tetap kuat, rutinitas hidup ia jalani dengan penuh semangat.

Dengan giat ia bangun pagi, senam agar badan sehat dan mandi.

Sehabis itu dengan tekun ia menanam tanaman, mencabuti rumput,

dan dengan ulet ia mengurus kebunnya. Rutinitas tersebut ditekuni

Keiko dari pagi hingga sore hari. Tokoh Keiko walaupun sudah tua

namun etap bekerja keras, hal itu menunjukkan bahwa tokoh Keiko

Page 210: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

293

tidak mau kalah oleh waktu. Itulah cara hidup yang telah menjadi

adat kebiasaan selama 25 tahun.

Kehidupan dalam kesebatangkaraan dengan cara hidup seperti

di atas merupakan suatu keputusan yang sudah diambil oleh tokoh

utama. Keiko tetap berbuat sesuatu untuk mempertahankan hidup

menurut bisikan hatinya sendiri. Keiko tetap menunjukkan

keberadaannya meski tak muda lagi. Semangat bekerja keras oleh

pengarang dilukiskan secara langsung.

g) Optimis

Tokoh utama (Keiko) dalam novel ini digambarkan sebagai

wanita yang mempunyai semangat hidup optimis. Sikap optimis yang

dimiliki tokoh Keiko tampak ketika ia melakukan perilaku yang

menunjukkan keyakinan pada kemampuannya yaitu dapat

memainkan alat musik kouta dan nagauta. Keoptimisan Keiko

didukung oleh perasaan puas yang terlihat pada wajah Kotaro

Takamura ketika sedang melihat permainan Keiko. Sikap optimis

yang dimiliki tokoh Keiko telah mampu memberi harapan positif

bagi kegeishannya di Shinju. Kemampuan tokoh Keiko menjadi

pendorong bagi dirinya untuk bisa berusaha lebih maju dalam

pekerjaannya sebagai geisha. Wujud keoptimisan yang dimiliki oleh

tokoh Keiko juga terlihat ketika ia menyuarakan apa yang ada dalam

perasaan tokoh Keiko ketika ia disekap dibawa ke Jepang oleh

Hiroshi Masakumi (hlm. 249). Tokoh Keiko tidak pernah berhasil

Page 211: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

294

mengerti perangai Hiroshi Masakuni. Bukan karena Keiko orang

bodoh, tetapi karena Hiroshi terlalu bedebah. Keiko dibikin seperti

robot, semua yang ia lakukan harus sesuai dengan yang diinginkan

Hiroshi. Siksaan yang ia alami amat berat. Keiko tidak tahu kapan

siksaan tersebut akan berakhir. Akan tetapi Keiko percaya dan tetap

optimis bahwa apa yang ia alami akan berakhir. Keiko yakin suatu

saat ia akan bisa tersenyum lepas, bebas dari belenggu dan tekanan

Hiroshi.

h) Bijaksana

Tokoh utama dalam novel ini digambarkan sebagai wanita yang

bijaksana. Sikap bijaksana Keiko tampak ketika ia melontarkan

menggambarkan ketulusan, ketegaran, juga kebahagiaan pada diri

tokoh utama Keiko sebagai geisha.

Keiko telah berhasil melewati masa-masa sulit dalam

pencapaian identitas diri sebagai geisha. Keiko mampu menerima

kehidupannya sebagai geisha dengan perasaan bahagia. Keiko

menerima kehidupannya dengan tulus dan ikhlas karena sejak ia

berumur sembilan tahun telah dibina oleh Kotaro Takamura dan

Yoko di Shinju, untuk menerima bahwa kehidupan yang ia jalani saat

ini adalah sebuah kebenaran yang luhur.

Tokoh Keiko menjalani keputusan dalam hidupnya dengan

penuh semangat, ia melakukan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya,

termasuk juga dalam hal belajar. Keiko berusaha untuk bisa

Page 212: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

295

mengikuti, memahami, dan melaksanakan segala sesuatu yang

diajarkan oleh gurunya, walaupun ketika dia sudah melakukan hal

yang terbaik, tetap saja ia mendapatkan hukuman atas kesalahan kecil

yang ia perbuat. Sikap bijak Keiko tampak ia dapat menerima apapun

bentuk hukuman yang diberikan gurunya, lahir dari anggapan bahwa

untuk mencapai sesuatu, seseorang harus menempuhnya dengan

perjuangan dan perjuangan yang dilakukan Keiko adalah berusaha

menyerap semua ilmu dan aturan yang diajarkan padanya hingga ia

dapat melayani tamu yang datang ke Shinju sesuai dengan apa yang

diharapkan pemiliknya. Sikap bijaksana tokoh Keiko merupakan

pendidikan moral yang patut diteladani.

i) Rela Berkorban

Tokoh utama dalam novel ini digambarkan sebagai tokoh

wanita yang mempunyai sikap rela berkorbn. Bentuk sikap rela

berkorban yang dimiliki tokoh Keiko tampak ketika ia berani datang

ke markas Jepang.

Bentuk sikap rela berkorban yang dimiliki tokoh Keiko sangat

terasa dalam potongan dialog di atas. Dengan sikap berani Keiko

datang ke markas Jepang. Tokoh Keiko mengutarakan niatnya

kepada tentara Jepang, untuk membebaskan suaminya dari tawanan

Jepang. Rasa kasih dan cintanya yang membawa Keiko untuk

mengorbankan dirinya demi Tjak Broto yang tidak lain adalah

suaminya. Keiko bersedia diapakan saja, termasuk bila dia harus

Page 213: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

296

merelakan tubuhnya untuk ditiduri oleh para tentara Jepang. Tidak

hanya itu, tokoh Keiko juga memperlihatkan jiwa rela berkorban

ketika terjadi pertengkaran antara Keiko dengan tentara Jepang.

Dalam peristiwa ini Keiko dapat merampas senjata api dari tentara

Jepang dan berhasil ditembakkan ke salah satu tentara Jepan. Dalam

peristiwa itu, Keiko benar-benar taruhannya nyawanya karena di

kelilingi tentara Jepang yang siap membunuuhnya.

Kepandaiannya dalam berbahasa Jepang ia gunakan untuk

memaki para tentara Jepang yang telah menyekap suaminya. Para

tentara Jepang heran dan karena saking herannya mereka terbengong

dan tidak tahu bahwa bahaya sedang mengancam mereka. Keiko

dalam keadaan marah mampu menembak salah satu tentara Jepang

yang bernama Kobayashi. Apa yang dilakukan tokoh Keiko tidak lain

hanyalah suatu pengorbanan diri demi suami yang sangat ia cintai.

Sikap tokoh utama yang mau mengorbankan diri sesungguhnya

merupakan sebuah usaha dalam memperjuangkan kehidupan

keluarganya. Tokoh Keiko bukanlah seorang istri yang penakut dan

pasrah dalam menghadapi suatu masalah. Ia berusaha, berbuat dan

berjuang untuk mengembalikan kebahagiaan dalam kehidupan

keluarganya.

j) Cerdik

Tokoh utama dalam novel ini digambarkan sebagai tokoh

wanita yang cerdik. Kecerdikan tokoh Keiko tampak ketika ia akan

Page 214: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

297

berangkat ke markas Jepang dengan tujuan mencari suaminya yang

ditawan oleh penguasa Jepang. Ia menyamar dengan berpenampilan

seperti perempuan Jawa, atau bisa dikatakan lebih seperti perempuan

kampong layaknya istri seorang petani, dandanannyapun dibuat tidak

menyolok. Penyamarannya dilakukan untuk menghindari tentara

Jepang yang ketika ketemu dengan wanita cantik maka nafsunya

akan muncul melebihi singa lapar. Keiko mengetahui hal tersebut

ketika dulu ia menjadi geisha di Shinju. Kecerdikan tokoh Keiko

muncul karena ia tidak ingin tentara Jepang curiga atas identitas

dirinya, dan semua hal yang ia lakukan semata-mata hanya karena

ingin bisa menjumpai dan menyelamatkan suaminya. Sikap cerdik

yang dimiliki tokoh Keiko juga sangat terlihat ketika tokoh Keiko

telah menjalani hidup sebatang kara di tengah hutan selama 25 tahun.

Ia menerima kehidupannya tanpa mengeluh, ia jalani hidupnya

dengan berusaha dan berjuang. Ketika tokoh Keiko sudah mreasa dan

menerima bahwa itulah kehidupannya, datanglah serombongan orang

yang mengusik kenyamannya. Orang-orang tersebut awalnya hanya

datang untuk mencari lahan yang cocok untuk transmigrasi, akan

tetapi setelah mengetahui ada kehidupan di tengah hutan, maka

mereka berusaha mencari siapa orang yang telah berhasil hidup di

hutan yang masih perawan tersebut. Tokoh Keiko amat takut dan

merasa terancam dengan kehadiran orang-orang asing tersebut, akan

tetapi ketakutannya tidak membuat buntu pikirannya. Keiko dengan

Page 215: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

298

cekatan mencari jalan keluar untuk menghindari orang-orang

tersebut. Tokoh Keiko menghindar dengan penuh pertimbangan, ia

kerat dinding bivak satu persatu dengan hati-hati dan dengan

meminimalisir suara agar orang di depan bivak tersebut tidak

mendengarnya. Keiko sangat cerdik dalam usahanya untuk

mengamankan diri. Di sini terlihat bahwa tokoh Keiko sebagai tokoh

utama tidak pernah menyerah dan bisa menghadapi situasi apa saja,

juga keluar dari masalah-masalah yang ada dalam menjalani

kehidupannya.

k) Berani

Tokoh utama dalam novel ini digambarkan sebagai tokoh

wanita yang bersikap berani. Sikap berani Keiko tampak ketika ia

melawan tentara Jepang untuk membebaskan suaminya. Suami Keiko

menjadi tawanan Jepang karena dituduh telah menjadi penghasut.

Sebagai seorang istri yang baik dan setia pada suami, Keiko tidak

tinggal diam. Ia mencari suaminya, melakukan sebuah perundingan,

hingga terjadi perdebatan sengit antara tokoh Keiko dengan tentara

Jepang. Keiko menantang tentara Jepang dengan lantang agar tentara

Jepang tersebut membunuh ia dan suaminya. Keiko memaki tanpa

ada rasa takut. Tokoh utama wanita dalam penggalan kutipan di atas

telah melakukan suatu tindakan yang luar biasa di luar kebiasaan

yang ia lakukan. Perjuangan Keiko pun berlanjut, dengan keberanian

yang dimiliki Keiko, ia memaki tentara Jepang dengan bahasa Jepang

Page 216: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

299

yang dikuasai sejak ia menjadi geisha di Shinju. Keiko tidak hanya

memaki, tapi ia juga mempunyai keberanian yang lebih untuk

menghabisi nyawa salah satu tentara Jepang yaitu Kobayashi. Keiko

membunuh dengan cara menembak. Senjata yang ia gunakan

membunuh adalah senjata yang berhasil ia rampas dari tentara

Jepang. Tindakan yang dilakukan Keiko merupakan tindakan yang

berani di luar kebiasaannya. Baru pertama kali tokoh Keiko

memegang bedil, kali itu juga ia berhasil meluncurkan peluru tepat

bersarang di dada Kobayashi.

Tokoh Keiko mempunyai keberanian di luar keberanian wanita

pada umumnya. Tokoh Keiko sebagai tokoh utama berani melawan

penguasa Jepang. Keiko dalam kekalutannya menunjukkan sikap

berani untuk memperjuangkan hidupnya sendiri dan suaminya.

2) Aspek Sosial

a) Masyarakat Kelas Bawah

Tokoh utama digambarkan berasal dari keluarga kelas bawah

atau dapat dikatakan dari keluarga miskin. Oleh karena kemiskinan

itu ia dijual kakaknya sendiri yang bernama Jantje kepada Kotaro

Takamura untuk dijadikan geisha.

Pada awalnya Jantje datang ke Shinju dengan membawa 5

orang gadis, termasuk adiknya. Kelima gadis tersebut akan dijual

pada Kotaro untuk dijadikan geisha di Shinju. Awalnya Jantje

Page 217: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

300

membawa serta adiknya si Keiko untuk disekolahkan di kota, dan

Jantje pun menolak ketika Kotaro mau sekalian membelinya, tapi

ketika harga yang ditawarkan untuk Keiko sangat tinggi, maka Jantje

pun merelakan adiknya, mengingat keadaan keluarga yang

membutuhkan.

Kehidupan keluarga Keiko tergolong dalam masyarakat kelas

bawah, atau keluarga yang mempunyai tingkat ekonomi rendah atau

bisa dikatakan miskin.

Hal ini terbukti, misal Keiko ganti baju hanya sekali dalam

kurun waktu setahun, itupun harus dipakai dulu ke gereja untuk

memperingati hari natal. Walaupun begitu tokoh Keiko tetap

bersyukur atas apa yang ia dapat.

b) Pribumi

Tokoh utama dalam novel ini adalah seorang wanita pribumi.

Hal ini terlihat ketika terjadi percakapan antara Keiko dengan Tjak

Broto. Keiko mengaku pada Tjak Broto bahwa nama asli Keiko

adalah „Keke‟. Nama „Keiko‟ bukanlah nama sebenarnya. Nama

Keiko diberikan oleh Kotaro Takamura setelah ia resmi menjadi

geisha di Shinju. Keiko juga mengakui bahwa Manado adalah tanah

kelahirannya. Kutipan di atas juga makin menunjukkan bahwa Keiko

bukanlah orang Jepang seperti yang ada di Shinju. Keiko adalah

orang Indonesia, tepatnya orang Manado yang beradat Minahasa.

Kepribumian Keiko juga semakin terlihat ketika terjadi percakapan

Page 218: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

301

antara Keiko dengan Mbah Soelis. Ternyata Keiko merupakan

kembangnya Shinju, merupakan warga Negara Indonesia, tepatnya

wilayah Minahasa. Setelah sekian lama Keiko meninggalkan kota

kelahirannya untuk mencari jatidiri dari kora Surabaya hingga

Negara Jepang, akan tetapi akhirnya ia memutuskan untuk kembali

ke kampung halamannya.

3) Aspek Fisik

a) Kuat

Tokoh utama dalam novel yaitu Keiko. Ia digambarkan sebagai

wanita yang kuat. Kekuatan tubuh Keiko, terbukti ia mampu bertahan

hidup di tengah hutan selama 25 tahun seorang diri.

Kesebatangkaraan dan kekuatan tokoh utama dalam

memperjuangkan hidupnya seorang diri di tengah hutan. Bukanlah

melakukan sesuatu hal yang mudah, akan tetapi Keiko bisa menjalani

dan melewatinya. Tidak tanggung-tanggung tokoh Keiko mampu

bertahan selama 25 tahun, dan dalam kehidupannya, ia menjadi

terbiasa dengan segala macam keterbatasan. Keiko tidak hanya

mengambil keputusan saja untuk hidup di hutan seorang diri, tapi ia

mulai berbuat, ia membenahi tempat tinggal, mencari makan di tengah

hutan, menanam yang bisa ditanam juga merawat kebun. Tidak

disadari Keiko telah beranjak tua. Meskipun Keiko tergolong sudah

tua, tapi kekuatan Keiko tua lumayan besar. Hal tesebut terbukti ketika

Page 219: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

302

Keiko tua berusaha untuk melarikan diri dari kejaran Ismail Roeslan.

Peristiwa itu terjadi ketika Ismail Roeslan dan Tjak Broto menemukan

Keiko tua dan Ismail Roeslan, keponakan Tjak Broto. Ismail Roeslan

berhasil menemukan Keiko tua yang hidup seorang diri di sebuah

biyak, di tengah-tengah hutan, pada saat Ismail mendampingi seorang

pejabat untuk membuka lahan transmigrasi. Setelah beberapa hari

Ismail Roeslan kembali lagi ke tempat tinggal Keiko dengan tujuan

membawa Keiko tua ke kota. Pemberontakan terjadi pada diri Keiko

tua, dengan gesit Keiko berusaha melepaskan diri dari dekapan Ismail

Roeslan.

Kekuatan fisik yang didorong oleh kekuatan hati. Kekuatan

hatinya untuk tetap bertahan dan lepas dari ancaman. Dibandingkan

Ismail Roeslan yang laki-laki pun, Keiko tetap bisa lolos dari

tangkapannya. Sikap tokoh Keiko yang kuat dan tetap berusaha untuk

bisa memperjuangkan hidupnya dari gangguan orang lain. Keiko yang

sudah menjalani kehidupan selama 25 tahun di dalam hutan seorang

diri, merasa terganggu dengan adanya orang asing yang datang

padanya. Sikap tokoh Keiko yang melawan merupakan wujud

eksistensinya untuk memperjuangkan hidupnya.

b) Tua

Tokoh utama Keiko dalam novel ini disamping digambarkan

wanita cantik ia juga dilukiskan sebagai wanita yang tergolong sudah

tua karena sudah berusia 62 tahun, dengan rambut yang sudah

Page 220: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

303

memutih semua dan tidak pernah dirawat. Ia ikat rambutnya ketika

sedang tidur dan ia konde ketika bangun di pagi hari. Kulit Keiko pun

sudah keriput.

Keiko hidup di sebuah biyak sederhana di tengah-tengah hutan,

wajar kalau di dalam biyaknya tidak ada peradaban yang lengkap,

termasuk cermin pun Keiko tidak punya. Tokoh Keiko berpikir kalau

ia punya sebuah cermin dan ia berkaca pada cermin tersebut, pastilah

ia akan melihat seraut wajah yang keriput dan tidak menarik lagi. Hal

ini menandakan kalau dirinya sudah tua.

Tokoh Tjak Broto

1) Aspek Sosiologis

Tjak Broto digambarkan sebagai seorang wartawan. Di rumah, ia

anak sulung dari dua bersaudara. Bersama ibunya, mereka hidup di daerah

Subang. Keluarga ini kehilangan kepala ru,ah tangga sehingga mereka

hidup dengan pension yang cukup dari Belanda sebagai p egawai aniem.

Setelah Indonesia merdeka, beberapa tahun kemudian Tjak Broto

tidak sebagai wartawan lagi, tetapi ia bergerak di bidang politik sebagai

jurkam untuk pemilu yang pertama di zaman Orde Baru. Di samping itu,

ia juga sebagai pengusaha yang sukses dan terkenal.

2) Aspek Fisiologis

Page 221: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

304

Tjak Broto dilukiskan sebagai orang laki-laki yang tampan dan

selalu berpenampilan rapi. Hal ini disebabkan oleh latar belakang keluarga

yang berkecukupan dan latar belakang pendidikan yang diperoleh.

3) Aspek Psikologis

a) Pengetahuan Luas

Tjak Broto dilukiskan sebagai wartawan yang mempunyai

pengetahuan luas tentang bahasa dan sastra. Hal ini terjadi karena Tjak

Broto memperoleh pendidikan cukup tinggi dan ia termasuk siswa

yang pandai sehingga wajar kalau mempunyai pengetahuan yang luas.

b) Berani

Tjak Broto dilukiskan sebagai pemuda yang berani, missal ia

berani menentang pemerintah Belanda dan Jepang sebagai penjajah.

Keberanian Tjak Broto kepada Belanda terlihat ketika menulis opini

tentang pemerintah Hindia Belanda, khususnya gambaran keadaan

zaman Malaise. Selanjutnya Tjak Broto harus berhadapan dengan meja

hijau. Pada peristiwa ini keberanian Tjak Broto ada lagi, misal dalam

persidangan ia tdak mau didamping seorang advokat. Peristiwa ini

terjadi ketika Tjak Broto diperiksa Jepang karena dituduh terlibat

pemberontakan kepada Jepang (PETA).

c) Bijaksana

Tjak Broto disamping ia mempunyai pengetahguan luas, ia juga

dilukiskan sebagai laki-laki yang bijaksana dalam memandang

perempuan. Ia berpendapat bahwa perempuan harus didengar

Page 222: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

305

suaranya. Perempuan harus berani mempertahankan pendapatnya.

Perempuan adalah setara dengan laki-laki. Pendapat atau anggapan

Tjak Broto ini perlu direnungkan.

e. Latar

Latar dalam novel Kembang Jepun terdiri dari tiga unsur pokok yaitu

tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur tersebut meskipun masing-masing

menawarkan permasalahan yang berbeda-beda dan dapat dibicarakan sendiri

tetapi pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Berikut

rincian latar dalam novel Kembang Jepun.

1) Latar Waktu

Latar waktu dalam novel Kembang Jepun menceritakan tiga zaman

yaitu zaman kolonialisme, zaman penjajahan Jepang, dan zaman

kemerdekaan. Ketiga zaman saling berkaitan dan menentukan alur.

Keterkaitan waktu tadi dapat dilihat adanya satuan waktu yaitu bulan dan

tahun, sehingga sangat jelas latar waktu yang dilukiskan pengarang, misal

zaman colonial dilukiskan pada 1879, zaman Jepang dilukiskan pada

tahun 1942, dan zaman kemerdekaan dilukiskan pada tahun 1945.

Di akhir penjajahan Belanda, zaman mulai berubah, dimulai dengan

krisis ekonomi di AS, krisis ini dengan cepat menjalar ke berbagai negara.

Masalah jatuhnya ekonomi seluruh dunia ini disebut sebagai Zaman

Malaise, para pejuang kemudian memplesetkannya sebagai jaman meleset.

Page 223: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

306

Pada tahun 1879, merupakan waktu Indonesia dijajah Belanda

sampai dengan tahun 1942. Pada Tahun 1942, Jepang resmi menduduki

Indonesia dan mengaku sebagai saudara tua Indonesia yang menjanjikan

kemerdekaan bagi Indonesia. Kehadiran Jepang ini membawa harapan dan

optimisme baru bagi rakyat Indonesia yang telah terbenam dalam

penjajahan selama 350 tahun.

Pasukan Jepang selalu berusaha untuk dapat memikat hati rakyat

Indonesia, hal ini dilakukan dengan tujuan agar bangsa Indonesia memberi

bantuan kepada pasukan Jepang. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia

maka dibentuklah organisasi resmi seperti gerakan 3A, Putera, dan PETA.

Kedatangan Jepang ke Indonesia memang bukan seperti janjinya,

terbukti, rakyat semakin menderita. Jepang meminta rakyat untuk

menanam bahan pangan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan perang

Jepang.

Pada tahun 1945 Jepang dibom sekutu yaitu kota Nagasaki dan

Hiroshima. Akibat peristiwa ini Jepang menyerah kepada sekutu.

Menyerahnya Jepang kepada Sekutu, tidak disia-siakan oleh bangsa

Indonesia. Mereka segera mempersiapkan proklamasi kemerdekaan.

Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan Koran di

Surabaya.

2) Latar Tempat

Latar tempat dalam novel Kembang Jepun berada di Minahasa,

Surabaya, Blitar, dan Jepang. Minahasa merupakan tempat kelahiran

Page 224: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

307

tokoh utama. Di kota kecil ini Keiko dengan keluarganya. Surabaya

merupakan tempat Keiko bekerja sebagai geisha, sedangkan Blitar

merupakan rumah Mbah Soelis tempat pelarian Keiko dan Tjak Broto

setelah pergi dari rumahnya. Latar tempat yang terakhir adalah Jepang

merupakan tempat Keiko ketika dibawa Hiroshi Takasumi ke Jepang.

4) Latar Sosial

Latar sosial adalah lukisan status yang menunjukkan hakikat tokoh

dalam masyarakat yang ada diseklilingnya. Dalam novel Kembang Jepun,

cerita dengan latar kebudayaan tokoh utama sebagai geisha, sedangkan

dengan latar social Keiko sebagai tokoh utama berasal dari keluarga

miskin. Keiko menganggap pekerjaan sebagai pengabdian dan merupakan

budaya leluhur nenek moyang.

f. Point of View

Bagi seorang pengarang point of view atau sudut pandang merupakan

strategi, teknik, siasat, atau cara yang ditempuh untuk mengemukakan ide,

gagasan yang disampaikan melalui cerita kepada pembaca. Point of view atau

sudut pandang disebut juga pusat pengisahan sebuah cerita. Sebagai sebuah

strategi, teknik, atau siasat untuk mengemukakan gagasan kreatif, pemilihan

sudut pandang dilakukan pengarang sebelum menulis cerita. Atau sebelum

mulai menulis cerita, pengarang harus memutuskan lebih dahulu sudut

pandang tertentu, antara mengemukakan cerita dengan dikisahkan oleh

seorang tokohnya atau oleh seorang narrator di luar cerita itu.

Page 225: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

308

Secara garis besar sudut pandang dibedakan menjadi dua macam, yaitu

persona pertama (first-person) gaya “aku”, dan persona ketiga (third-person)

gaya “dia”. Melalui sudut pandang “aku” dan “dia” serta dengan berbagai

variasi yang menyertai sebuah cerita dikisahkan. Berdasarkan hasil penelitian

novel Kembang Jepun menggunakan sudut pandang persona pertama atau

first-persona. Hal ini bisa diketahui mulai dari kejadian pertama pada halaman

pertama. Pada waktu tokoh utama Keiko (Keke) bercerita tentang masa

kecilnya.

Walaupun Remy Sylado menggunakan sudut pandang persona pertama

bukan berarti kata “aku” merupakan kata ganti dirinya. Kata aku dalam novel

ini adalah tokoh utama bernama Keiko (Keke). Paparan yang menyatakan hal

tersebut, seperti kutipan berikut.

Dengan sudut pandang pertama, novel Kembang Jepun memunculkan

beberapa segi positif. Pertama, dengan gaya “aku” pengarang bisa lebih

mudah dan lebih bebas mengeksploitasi kemampuan dan karakter tokoh

utamanya, karena ia tidak perlu mencari-cari sosok tokoh imajiner yang

mampu membawa misi cerita. Kedua, novel Kembang Jepun adalah sebuah

novel yang ditulis berdasarkan memoirs. Maka dengan gaya “aku”, kesan

yang terkandung dalam keseluruhan alur cerita terasa lebih orisinil dan

factual. Bahwa seolah-olah semua peristiwa yang terjadi didalamnya semua

benar adanya.

Menurut hemat peneliti, ada dua tujuan Remy Sylado menampilkan

tokoh “aku” satu orang Keiko dalam novelnya. Remy Sylado member

Page 226: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

309

pelajaran kepada pembaca bahwa nasib seseorang ibarat misteri yang tak

dapat diramalkan apalagi ditebak. Yang bisa dilakukan terhadap nasib adalah

perjuangan, usaha tak kenal lelah, dan ikhtiar tiada henti disertai doa kepada

Tuhan Yang Maha Kuasa agar nasib baik menjemput dirinya di masa depan.

Dalam kasus ini, Remy Sylado memposisikan Keiko sebagai ikon tentang

keberhasilan seorang anak manusia yang ketika kecil hidup dalam jepitan

kemiskinan dan ketidakberdayaan tetapi setelah dewasa mampu meraih sukses

luar biasa.

Sebagai contoh, walaupun pengisahan kekerasan fisik maupun non fisik

yang dialami tokoh Keiko sangat memukau sehingga pembaca hanyut dalam

suasana yang mengharukan, pembaca akan terus bertanya-tanya, kisah

kekerasan fisik maupun non fisik itu benar-benar terjadi atau hanya hayalan

pengarang. Apabila benar-benar terjadi, berapa persen merupakan kejadian

sesungguhnya, dan berapa persen hasil rekaan. Demikian pula pada adegan-

adegan lain yang dikisahkan sangat mengalir. Semua itu sangat dipengaruhi

oleh sudut pandang yang digunakan pengarang. Bahwa karena semua kisah

mengalir dari “aku”, maka seluruh kejadian dalam novel Kembang Jepun

seolah-olah factual.

3. Persamaan Antara Novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun

Pada kenyataannya novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun

memiliki persamaan pada beberapa aspek. Aspek tersebut, yaitu pada tema,

Page 227: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

310

amanat, alur, penokohan dan perwatakan tokoh utama, point of view. Berikut

rincian persamaan kedua novel ini.

a. Tema

Tema yang diangkat dalam kedua novel ini mempunyai kesamaan, yaitu

mengenai kehidupan seorang geisha. Kedua novel mewakili citra seorang

geisha. Dalam novel Memoirs of A Geisha diwakili oleh Sayuri, sedangkan

dalam novel Kembang Jepun diwakili oleh Keke (Keiko). Kedua geisha yang

mengetengahkan kehidupan seorang geisha yang menempatkan pandangan

hidup. Orang Jepang bahwa sebagai geisha merupakan suatu pengabdian dan

meneruskan budaya leluhur.

b. Amanat

Amanat yang diperoleh dari kedua novel ini mempunyai persamaan

yaitu untuk mencapai kebahagiaan harus bekerja keras. Dalam novel Memoirs

of A Geisha diwakili oleh Sayuri, sedangkan dalam novel Kembang Jepun

diwakili oleh tokoh Keiko. Kedua tokoh ini harus bekerja keras untuk menjadi

geisha yang sukses.

c. Alur

Dilihat dari penyusunan cerita, alur yang digunakan dalam kedua novel

tersebut adalah alur maju atau alur progresif. Jadi dalam alur progresif kedua

novel ini, penceritaan dimulai dari eksposisi, komplikasi, dan klimaks yang

berawal dari konflik tertentu, dan berakhir pada denounement atau penjelasan.

Jika ditinjau dari akhir cerita, maka dapat dikatakan kedua novel ini

menggunakan alur tertutup, karena pengarang memberikan kesimpulan

Page 228: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

311

kepada pembaca. Namun pada novel Memoirs of A Geisha disisipi flashback

atau sorot balik.

d. Penokohan dan Perwatakan

Penokohan dan perwatakan tokoh utama dalam kedua novel ini

memiliki kesamaan baik dari aspek psikologis, fisiologis, dan aspek

sosiologis. Dari aspek psikologis kedua tokoh utama dilukiskan sebagai

wanita pandai, sabar, jujur, percaya diri, setia, berani, cantik, mandiri, pekerja

keras, dan rela berkorban. Dari aspek fisiologis, kedua tokoh utama dilukiskan

sebagai wanita yang kuat, cantik, dan tua. Dari aspek sosiologis kedua tokoh

dilukiskan berasal dari kelas bawah dan pribumi.

e. Point of View

Kedua novel ini menggunakan sudut pandang “akuan” (orang pertama).

Dengan sudut pandang akuan, sehingga pembaca akan merasa lebih dekat

dengan segala peristiwa yang terdapat dalam kedua novel tersebut. Dalam

sudut pandang akuan atau orang pertama ini pengarang sebagai tokoh utama.

Dalam novel Memoirs of A Geisha diwakili oleh tokoh utama yaitu Sayuri

(Chiyo), sedang dalam novel Kembang Jepun diwakili tokoh utama yaitu

Keiko (Keke).

4. Perbedaan Antara Novel Memoirs of A Geisha dan Novel Kembang Jepun

Novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun selain memiliki

kesamaan, juga memiliki perbedaan. Perbedaan yang paling menonjol antara

Page 229: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

312

kedua novel ini terletak pada aspek penokohan dan perwatakan tokoh tambahan

dan latar. Berikut ini rincian-rincian perbedaan tersebut.

a. Penokohan dan Perwatakan

Ketua dan Tjak Broto meskipun memiliki beberapa kesamaan, tetapi

mereka juga memiliki perbedaan yaitu dari aspek psikologis dan aspek

sosiologis.

Kedua tokoh tambahan yaitu Ketua dan Tjak Broto ditinjau dari aspek

psikologis mempunyai kesamaan yaitu pandai, sehingga mereka berhasil dari

kariernya menjadi pengusaha. Selain mempunyai persamaan, kedua tokoh ini

secara psikologis mempunyai perbedaan. Perbedaan yang paling menonjol,

Ketua sebagai laki-laki tidak berani memperjuangkan cintanya, sehingga

Sayuri (Chiyo) harus menunggu lama. Berbeda dengan Tjak Broto, ia berani

memperjuangkan cinta, sehingga ia berhasil menikah dengan Keke (Keiko)

meskipun pernikahan pernikahan itu tanpa direstui ibunya. Ditinjau dari aspek

fisiologis kedua tokoh tersebut mempunyai persamaan, yaitu oleh pengarang

dilukiskan sebagai laki-laki yang tampan dan berpenampilan rapi.

b. Latar

Latar dalam novel Kembang Jepun lebih kompleks daripada novel

Memoirs of A Geisha sehingga ada perbedaan latar yang terdapat dalam kedua

novel tersebut. Berikut perbedaan-perbedaan latar dalam kedua novel itu.

1) Latar tempat kedua novel ini mempunyai perbedaan yaitu dalam novel

Memoirs of A Geisha, Jepang dan Kyoto merupakan pusat cerita.

Sedangkan dalam novel Kembang Jepun, kota Jepang dan Minahasa

Page 230: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

313

merupakan pengembangan dan pengalaman hidup Keke (Keiko). Dalam

novel Kembang Jepun kota Surabaya dan Blitar merupakan pusat cerita.

2) Latar wwaktu kedua novel ini memiliki persamaan yaitu mempunyai

waktu penceritaan yang panjang. Akan tetapi juga mempunyai perbedaan

latar waktu yaitu dalam novel Kembang Jepun dimulai dari Zaman

Kolonial (Belanda) pada tahun 1930, Zaman Jepang, dan Zaman

kemerdekaan Indonesia. Sedangkan novel Memoirs of A Geisha

mempunyai latar waktu sebelum dan sesudah Perang Dunia II sekitar

tahun 1930-an atau disebut Zaman Malaise.

5. Hubungan Intertekstual antara Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun

Karya sastra tidak begitu saja lahir, melainkan sebelumnya sudah ada

karya sastra lain yang tercipta berdasarkan konvensi budaya masyarakat yang

bersangkutan. Dengan demikian, karya sastra itu meneruskan konvensi yang

sudah ada ataupun menyimpangi meskipun tidak seluruhnya. Hal ini mengingat

bahwa karya sastra itu karya kreatif yang menghendaki adanya kebaruan, namun

tentu tentu tidak baru sama sekali karena apabila sama sekali menyimpang dari

konvensi, ciptaan itu tidak akan dikenal ataupun tidak dapat dimengerti oleh

masyarakatnya. Mengenai konvensi sastra yang disimpangi atau diteruskan, dapat

berupa konvensi bentuk formalnya ataupun isi pikiran, masalah, dan tema yang

terkandung didalamnya.

Pembicaraan hubungan intertekstual antara Memoirs of A Geisha karya

Arthur Golden dan Kembang Jepun karya Remy Sylado adalah mengenai masalah

Page 231: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

314

kehidupan seorang geisha. Dapat dikatakan masalah kehidupan geisha ini lebih

dahulu diangkat dalam Memoirs of A Geisha (2002) oleh Arthur Golden. Masalah

kehidupan seorang geisha kemudian diangkat secara lebih mendalam oleh Remy

Sylado dalam karyanya Kembang Jepun (2003). Oleh karena itu, dapat

diperkirakan dengan kuat bahwa Memoirs of A Geisha-lah yang menjadi

hipogram novel Kembang Jepun.

Memoirs of A Geisha menceritakan kehidupan seorang geisha khususnya

di Jepang. Geisha ini berasal dari kota kecil di Jepang dan dari keluarga miskin.

Dalam Memoirs of A Geisha seorang geisha digambarkan sebagai wanita cantik,

lemah lembut, dan menarik perhatian laki-laki. Prinsip hidup geisha untuk

mencapai kesuksesan harus bekerja keras. Geisha disini diwakili oleh Sayuri. Ia

merupakan geisha lazimnya jaman itu yang mempunyai status terhormat. Dia

bekerja sebagai pengabdian dan meneruskan warisan leluhur.

Pada masa Arthur Golden menulis Memoirs of A Geisha, 1 tahun

kemudian Kembang Jepun terbit tahun 2003, ia sengaja mempertegas kembali

tentang kehidupan seorang geisha. Dalam novel Kembang Jepun, tampaknya

memiliki nilai lebih mengenai latar budaya. Di samping latar budaya Jepang

masih terdapat latar budaya Belanda dan latar budaya Jawa.

Dalam novel Kembang Jepun digambarkan sebagai seorang geisha untuk

memperoleh kesuksesan harus bekerja keras. Geisha di sini diwakili oleh tokoh

Keiko (Keke). Oleh karena itu nampaknya novel Kembang Jepun mereaksi

Memoirs of A Geisha dalam hal kehidupan seorang geisha. Jadi hubungan

intertekstual antara novel Memoirs of A Geisha dan novel Kembang Jepun adalah

Page 232: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

315

hubungan kesejajaran. Pertentangan yang menonjol pada sikap tokoh tambahan

yaitu tokoh Ketua dalam novel Memoirs of A Geisha dan Tjak Broto dalam novel

Kembang Jepun.

Seperti yang diungkapkan di atas, bahwa Ketua adalah seorang pengusaha

yang sukses tetapi mempunyai kelemahan, yaitu tidak berani memperjuangkan

cinta. Berbeda dengan Tjak Broto seorang wartawan yang mempunyai sikap

berani untuk menikah dengan seorang geisha meskipun ditentang oleh ibunya.

Alur novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun mempunyai

persamaan yaitu mulai dari eksposisi, komplikasi, rising action, klimaks, dan

denounement. Demikian juga sudut pandang yang digunakan oleh kedua

pengarang juga mempunyai persamaan yaitu sudut pandang orang pertama atau

keakuan. Sehingga dapat dikatakan hubungan intertekstual alur dan sudut

pandang adalah hubungan kesejajaran.

Demikianlah pembahasan hubungan intertekstual antara Memoirs of A

Geisha karya Arthur Golden dan Kembang Jepun karya Remy Sylado. Jelaslah

sekarang bahwa Memoirs of A Geisha merupakan karya hipogram, yaitu karya

yang melatarbelakangi penciptaan karya selanjutnya. Sementara itu, Kembang

Jepun disebut dengan karya transformasi karena mentransformasikan teks-teks

yang menjadi hipogramnya.

Page 233: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

316

6. Nilai Pendidikan Moral

a. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Memoirs of A Geisha

Novel Memoirs of A Geisha memiliki nilai pendidikan yang dapat

diambil manfaatnya oleh pembaca yaitu nilai pendidikan moral. Nilai

pendidikan moral yang terdapat dalam novel Memoirs of A Geisha tercermin

melalui sikap atau tindak para tokohnya. Nilai pendidikan moral yang terdapat

dalam novel Memoirs of A Geisha meliputi pengendalian emosi, berdoa dan

bersyukur kepada Tuhan, memberi teladan yang baik, berjiwa besar dan jujur.

1) Pengendalian Emosi

Sikap pengendalian emosi dapat dilihat ketika Chiyo (Sayuri)

tahan menghadapi cobaan, tenang, dan tidak tergesa-gesa dalam

memecahkan suatu masalah. Sayuri begitu sabar ketika bekerja di Okiya.

Ia bekerja dengan tekun menjadi pelayan di Okiya. Selama menjadi

pelayan di Okiya, ia sering mendapat perlakuan kasar atau kekerasan fisik

maupun non fisik dari Ibu, Nenek, dan Hatsumomo. Sebagai contoh

sesuai dengan kesepakatan Satsu dan Chiyo, mereka bermaksud kabur

bersama. Akan tetapi Chiyo mendapat kesulitan karena semua pintu

keluar sudah terkunci, sehingga keluar mellaui atap. Namun

keberuntungan belum berpihak kepadanya. Chiyo jatuh dan tangannya

patah. Akibat ulahnya itu Chiyo terancam menjadi pelayan seumur hidup

dan berbagai pelatihan untuk menjadi geisha dihentikan. Chiyo mendapat

hukuman seperti itu, ia terima dengan tenang tanpa emosi bahkan ia

Page 234: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

317

bekerja semakin tegar dan tekun. Sikap Chiyo ini perlu diperhatikan

karena tidak semua orang bisa menerima dengan baik.

Sebagai contoh lagi sikap pengendalian emosi tercermin ketika ia

harus mengerjekan kelicikan yang dilakukan Hatsumomo terhadapnya.

Chiyo disuruh merusak kimono Mameha. Akibat peristiwa itu, ia

mendapat hukuman fisik dari Ibu dan Nenek, tetapi Chiyo juga bisa

mengendalikan emosinya. Justru dari berbagai kekerasan fisik maupun

non fisik yang dialami member motivasi yang tinggi untuk menjadi

geisha yang terkenal. Sikap pengendalian emosi yang dimiliki Chiyo

patut diteladani, meskipun mengalami berbagai penderitaan tidak putus

asa, akan tetapi justru menimbulkan semangat tinggi agar tercapai cita-

citanya.

2) Berdoa Kepada Tuhan

Chiyo juga mempunyai sikap selalu berdoa kepada Tuhan. Hanya

kepada Tuhan manusia meminta. Apabila seseorang berdoa dengan

sungguh-sungguh tentu Tuhan akan mengabulkan doa tersebut. Doa

manusia dapat berupa permohonan ampun atas segala perbuatan yang

telah dilakukan dan juga permohonan atas segala sesuatu yang diinginkan

manusia. Anjuran berdoa kepada Tuhan dalam novel ini tercermin ketika

Bibi menganjurkan Chiyo beroda kepada orang tuanya. Bibi bersikap

tegas kepada Chiyo yaitu bahwa orang hidup harus berdoa kepada Tuhan.

Apalagi sebagai anak (Chiyo) harus selalu mendoakan orang tua atau

leluhurnya. Apabila hal itu tidak dilakukan, maka akan memalukan.

Page 235: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

318

Setelah mendengarkan atau memahami anjuran dari Bibi, lalu ia

menyadari bahwa anjuran itu benar. Akhirnya Chiyo dapat berdoa dengan

tenang untuk orang tuanya.

Sikap berdoa kepada Tuhan untuk orang tuanya ini merupakan

nilai pendidikan moral yang patut diperhatikan. Sebagai seorang anak

sebagai wujud berbakti kepada orang tua yaitu dengan cara selalu

mendoalkan keselamatan dunia dan akhirat mereka. Alangkah berdosanya

apabila sebagai anak tidak mau mendoakan orang tuanya.

3) Bersyukur

Chiyo termasuk anak yang selalu bersyukur apabila menerima

nikmat dari Tuhan. Ia selalu mengucapkan syukur kepada Tuhan baik

secara lisan, perbuatan, maupun pertolongan. Bentuk ucapan syukur

tercermin ketika Chiyo, Bibi, dan Mameha pergi ke kuil untuk berdoa

kepada Tuhan. Mereka memohon agar ikatan dChiyo dan Mameha

sebagai kakak adik selalu dlm lindungan-Nya. Di smaping itu Chiyo juga

bersyukur kepada Tuhan karena ia telah berhasil menjadi geisha.

Sikap Chiyo yang selalu berdoa dan bersyukur kepada Tuhan

merupakan nilai pendidikan moral perlu direnungkan. Keberhasilan

perjuangan manusia di dunia,hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang bisa

menentukan.

4) Menghargai Pemberian Orang Lain

Nilai pendidikan moral lain yang patut diteladani yaitu sikap

menghargai pemberian orang lain. Sebaiknya setiap mendapatkan

Page 236: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

319

pertolongan atas pemberian orang lain, sebaiknya mengucapkan terima

kasih kepadanya. Mengucapkan terima kasih berarti menghargai

pertolongan dan pemberian orang lain. Sikap ini tercermin ketika Chiyo

(Sayuri) mendpatkan bingkisan dari tamu, ia mengucapkan terima kasih

dengan sungguh-sungguh.

Apabila sikap ini ditanamkan pada anak usia dini, maka akan

mendidikan anak selalu menghargai pemberian orang lain dan terhindar

dari sikap sombong. Anak merasa bahwa hidup di dunia itu tidak

sendirian. Akan tetapi bersama-sama dengan manusia lain. Oleh karena

itu di antara sesamanya harus bekerja sama dan saling menolong atau

saling membantu agar tercapai kerukunan antar sesama.

5) Saling Menolong

Pertolongan itu tidak harus berupa harta, tetapi dapat berupa

tenaga dan pikiran. Setiap pertolongan yang diberikan membaca

kemaslahatan bagi orang lain dan disertai rasa ikhlas. Pertolongan yang

diberikan kepada orang lain walaupun sedikit akan mendapat pahala dari

Tuhan. Menolong oran glain merupakan suatu sikap yang terpuji dalam

kehidupan. Sikap menolong dalam novel ini tampak ketika Ketua

bersedia menjadi sponsor pertandingan sumo, meksipun ia tidak mengerti

tentang sumo.

Wujud sikap suka menolong dalam novel ini juga ditemukan dari

keluarga Arashima. Awalnya ketika terjadi peperangan (Perang Dunia II)

bahkan terjadi pemboman di kota Tokyo. Akibat dari peristiwa ini

Page 237: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

320

penduduk Jepang banyak yang kehilangan tempat tinggal termasuk

Sayuri. Akan tetapi Sayuri masih beruntung karena keluarga Arashima

mau menolongnya. Sikap Arashima ini karena ia merasa bahwa manusia

di dunia ini harus saling menolong.

Sikap menolong akan menjadi lebih lengkap apabila dilengkapi

dengan sikap saling menyayangi sesama manusia. Sikap saling

menyayangi sesama manusia merupakan ajaran yang ditekankan dalam

setiap ajaran agama serta merupakan perwujudan kesempurnaan iman.

Saling menyayangi merupakan sikap yang mulia. Setiap manusia harus

memiliki rasa sayang di dalam hatinya, agar dapat berbuat kebajikan pada

sesama manusia menurut kemampuan yang dimilikinya. Semua manusia

pasti merindukan kasih sayang seperti yang dialami tokoh Chiyo (Sayuri)

sangat merindukan kasih sayang. Sayuri berjuang dan bertahun-tahun

menjadi geisha yang terkenal hanya untuk mendapatkan kasih sayang

Ketua.

6) Saling Menyayangi

Sayuri mendambakan kasih sayang dari Ketua. Hal ini terjadi

karena pada waktu Sayuri masih berumur 9 tahun ditolong Ketua. Pada

saat ia menangis di pinggir sungai karena meratapi nasibnya. Pertemuan

pertama inilah yang membuat Sayuri selalu berharap mendapatkan kasih

sayang dari Ketua. Harapan Sayuri mendapatkan kasih sayang dari Ketua

agak terobati ketika ia bertemu dengan Ketua.

Page 238: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

321

Sebenarnya Sayuri dan Ketua saling menyayangi hanya karena

terhalang oleh Nobu. Nobu adalah teman Ketua yang pernah

menolongnya ketika perusahaan mengalami kemunduran. Dari peristiwa

inilah Ketua tidak berani mengungkapkan secara terus terang kepada

Sayuri. Akan tetapi setelah Sayuri dilepas oleh Nobu, Ketua baru

menyatakan bahwa ia juga menyayangi Sayuri.

Di samping itu sikap saling menyayangi dalam novel Memoirs of

A Geisha ditemukan sikap kasih sayang antara adik dan kakak yaitu

Chiyo dan Satsu. Akan tetapi mereka harus berpisah mereka harus

berpisah, karena Chiyo tidak berhasil melarikan diri dari Gion. Akhirnya

mereka harus menapaki jalan hidup masing-masing.

7) Berjiwa Besar

Nilai pendidkan yang terakhir dalam novel Memoirs of A Geisha

adalah berjiwa besar. Sikap berjiwa besar adalah perbuatan yang terpuji.

Seorang yang mengakui kesalahannya dan minta maaf dapat digolongkan

sebagai orang yang berjiwa besar. Perlu diketahui bahwa tidak semua

orang berani mengakui kesalahannya dan minta maaf. Hanya orang-orang

tertentu yang bisa melakukannya yaitu orang yang berjiwa besar.

Tokoh yang berjiwa besar dalam novel Memoirs of A Geisha yaitu

Chiyo dan Labu. Labu berani meminta maaf kepada Hatsumomo karena

kesalahan yang dilakukan yaitu menolong Chiyo. Hal ini terjadi karena

antara guru Lobu (Hatsumomo) dengan guru Chiyo tidak ada kecocokan

dalam segala bidang; sedangkan Lobu berniat baik membantu Chiyo-san.

Page 239: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

322

Demikian juga Chiyo yang menyesali perbuatannya yang salah

yaitu ketika ia akan minum teh dengan cara meniup -niup teh itu agar

cepat dingin. Perbuatan Chiyo menurut Mameha salah, maka Chiyo

dengan jiwa besar ia minta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya.

Apabila ia sampai mengulangi lagi perbuatannya itu, ia tidak akan

memaafkan dirinya. Hal ini dilakukan Chiyo agar ia dimaafkan dan

sebagai rasa hormatnya kepada guu (Mameka).

Sikap berjiwa besar Chiyo kepada Mameka ditemukan lagi ketika

Sayuri mengakui kesalahannya dan minta maaf karena yang merusak

kimono Mameha adalah dirinya sendiri. Demikian juga tokoh Mameha

bisa memaafkan kesalahan Chiyo. Pada bagian ini terlihat bahwa

Mameha dapat dikatakan sebagai tokoh yang berjiwa besar karena

mampu memaafkan kesalahan orang lain. Sikap Mameha seperti ini

jarang ditemukan pada setiap manusia, hanya orang-orang yang berjiwa

besar bisa memaafkan kesalahan orang lain. Sikap seperti ini dapat

menjaga persahabatan sesama teman. Dengan kata lain, meminta maaf

dapat menghindarkan diri dari permasalahan sehingga hidup menjadi

tenang.

b. Nilai Pendidikan Moral dalam Novel Kembang Jepun

Novel Kembang Jepun memiliki nilai pendidikan yang bermanfaat

bagi pembaca. Nilai pendidikan moral yang terdapat dalam novel Kembang

Jepun tercermin melalui sikap dan tindakan para tokohnya. Nilai pendidikan

Page 240: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

323

moral yang terdapat dalam novel Kembang Jepun meliputi pengendalian

emosi, berjiwa besar, bersyukur dan tawakal kepada Tuhan, dan jujur.

1) Pengendalian Emosi

Sikap pengendalian emosi dapat dilihat ketika Keke mengalami

cobaan dan tantangan yang menimpanya, seperti diperkosa, dianiaya,

diinjak-injak harkat dan martabatnya. Semua itu dilalui dengan ketabahan

atau ketegaran jiwa. Hal ini bukan berarti Keiko pasrah tetapi ini jarang

dilakukan manusia. Pada umumnya, seseorang yang diinjak-injak harkat

dan martabatnya pasti berontak. Hal tersebut tidak berlaku bagi Keiko,

bahkan keiko bisa tegar dan ikhlas ketika Keiko berharap selepas dari

tawanan bertemu dengan Tjak Broto, tetapi justru ia dibawa Hiroshi

Masakuni ke negeri Jepang Setelah ia bisa pulang ke Indonesia dan

berharap bisa berkumpul lagi dengan suaminya yaitu Tjak Broto. Tetapi

alangkah kagetnya ketika pulang ke Indonesia, Keiko mendapat informasi

dari Mbah Soelis bahwa suaminya telah menikah lagi dengan orang

Sunda. Impian Keiko pun hancur. Di sini ketegaran Keiko muncul, ia

mencoba untuk ikhlas dan tabah menerima bahwa apa yang terjadi pada

dirinya dan suaminya adalah sesuatu hal yang wajar terjadi. Di sinilah

tercermin sikap pengendalian emosi pada diri Keiko. Ia tidak marah

kepada Tjak Broto, tetapi itu memang sesuatu yang sangat wajar terjadi.

2) Bersyukur kepada Tuhan

Nilai pendidikan moral terdapat dalam novel Kembang Jepun

yang jua perlu diperhatikan yaitu bersyukur kepada Tuhan. Sebaiknya

Page 241: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

324

manusia berbuat baik setelah menerima nikmat dari Tuhan, baik dengan

cara lisan, perbuatan, maupun perwujudan perbuatan. Sikap, ucapan,

syukur kepada Tuhan, seperti ketika Tjak Broto mengucapkan syukur

Alhamdulillah kepada Tuhan. Ini dilakukan karena kegembiraan yang ia

lamai. Ia merasa senang sekali ketika mendengar kabar bahwa korannya

terbit lagi.

Sebaiknya manusia selalu bersyukur baik dalam keadaan susah

maupun senang. Hal ini juga tampak dalam novel Kembang Jepun, seperti

ketika Keke (Keiko) masih mau mengucapkan syukur pada waktu

mengalami kesulitan hidup. Di samping itu ucapan syukur kepada Tuhan

juga ditemukan ketika Tjak Broto mengucapkan syukur dengan menyebut

nama Allah yaitu Tuhan Maha Besar, Allahu Akbar. Hal ini dilakukan

Tjak Broto sebagai rasa syukur kepada Tuhan karena meskipun sudah

terpisah 25 tahun dengan wanita yang ia cintai (Keiko) dapat bertemu

lagi. Mereka bertemu sudah tua, tidak menarik hati lagi, tetapi dengan

cinta yang tulus, mereka menemukan kedamaian.

3) Tawakal

Di samping itu,nilai pendidikan moral penyerahan diri kepada

Tuhan juga terdapat dalam novel Kembang Jepun. Semua persoalan yang

dihadapi diserahkan dan bersandar kepada-Nya. Sikap penyerahan diri

kepada Tuhan dalam novel Kembang Jepun, seperti ketika Keiko

mengetahui Tjak Broto ditawan oleh penguasa Jepang. Keiko sebagai

seorang istri yang baik tidak bisa tinggal diam. Tokoh Keiko berniat untu

Page 242: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

325

menyelamatkan suaminya. Keiko tidak tahu apa yang akan dilakukan

setelah sampai di markas Jepang. Di sini keimanan tokoh Keiko muncul,

ia hanya berserah diri pada kehendak Tuhan, ia berpikir apapun yang

akan terjadi adalah kehendak-Nya. Dalam keadaan seperti itulah Keiko

menyerahkan semuanya kepada Tuhan karena Dialah pemilik alam

beserta isinya.

Berdasarkan uraian di atas diperoleh tingkat keimanan yang

dimiliki oleh tokoh utama. Keyakinan, kejujuran, juga kepasrahan

terhadap Tuhan, yang ada pada dirinya menunjukkan bahwa tokoh Keiko

(Keke) memiliki keimanan yang cukup baik. Keyakinan, kejujuran juga

kepasrahan yang dimiliki dan dijalani tokoh Keiko merupakan sarana

untuk menunjukkan eksistensi diri terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa

yang terdapat dalam cerita.

4) Beriman kepada Tuhan

Selanjutnya berdasarkan tokoh Keiko (Keke) digambarkan sebagai

seorang manusia yang beriman kepada Tuhan. Segala kesulitan yang ia

hadapi di dunia ini diserahkan kepada Tuhan, selalu berdoa kepada

Tuhan, dan mohon pertolongan kepada-Nya. Di samping itu,

digambarkan bahwa tokoh Keiko tak mau mendustai diri, lebih-lebih

kepada Tuhannya. Keiko pun tidak memilih jalan lain kecuali hanya

berserah diri pada Tuhan. Dengan kata lain, Keiko yang mengakui

“imannya gersang” sesungguhnya justru sangat beriman dalam p roses

hidupnya.

Page 243: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

326

5) Etos Kerja yang Baik

Nilai pendidikan moral etos kerja yang baik juga terdapat dalam

novel Kembang Jepun. Etos kerja ada pada setiap manusia. Etos kerja

yang baik ini timbul dari dalam diri manusia sendiri. Sikap etos kerja ini

terdapat juga dalam novel Kembang Jepun, seperti ketika Keke (Keiko)

sadar bahwa tanpa bekerja keras tidak akan hidup.

Awalnya tokoh Keiko tidak menghendaki untuk terus bisa hidup

di dalam hutan seorang diri, akan tetapi secara tidak sadar Keiko mulai

melakukan perbuatan yaitu bekerja. Ternyata dengan bekerja bisa

membantu Keiko untuk lebih menikmati hidupnya. Keiko mengakui

karena pekerjaannya maka tanpa disadari keinginan untuk hidup itu

muncul, dan ia terus melakukan kegiatannya sampai tua.

Sikap etos kerja yang baik tokoh Keiko masih ditemukan lagi

setelah ia mengalami keputusasaan hidup karena sepulang ia dari Jepang,

ternyata suaminya sudah menikah lagi. Tokoh Keiko hidup seorang diri di

tengah hutan. Walaupun demikian, ia tidak pernah menyerah,

kehidupannya tetap ia jalani. Keiko tetap kuat, rutinitas hidup ia jalani

dengan penuh semangat. Dengan giat ia bangun pagi, senam agar badan

sehat dan mandi. Sehabis itu, ia dengan tekun menanam tanaman,

mencabuti rumput, dan dengan ulet ia mengurus kebunnya. Rutinitas

tersebut ditekuni Keiko dari pagi hingga sore hari. Tokoh Keiko

walaupun sudah tua namun tetap bekerja. Hal ini menunjukkan tokoh

Page 244: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

327

Keiko tidak mau kalah dengan waktu. Itulah cara hidup yang telah

menjadi adat kebiasaan selama 25 tahun.

Kehidupan dalam kesebatangkaraan dengan cara hidup seperti di

atas merupakan suatu keputusan yang sudan diambil oleh tokoh utama.

Keiko tetap berbuat sesuatu untuk mempertahankan hidup menurut

bisikan hatinya sendiri. Keiko tetap menunjukkan keberadaannya

meskipun tak muda lagi.

6) Berjiwa Besar

Sikap tokoh berjiwa besar dalam novel Kembang Jepun tercermin

pada sikap Tjak Broto ketika ia harus meminta maaf kepada Sayuri. Hal

ini terjadi karena ibunya Tjak Broto tidak senang dengan Sayuri sehingga

seorang geisha yang identik dengan pelacur.

Sikap Tjak Broto dengan meminta maaf kepada Sayuri merupakan

sikap terpuji dan berjiwa besar. Sikap Tjak Broto seperti itu perlu

mendapat perhatian bagi manusia. Sikap Tjak Broto yang berjiwa besar

iilah yang patut diteladani karena tidak semua orang berani mengakui

kesalahannya dan minta maaf.

7) Menghormati Orang Tua

Sikap member teladan yang baik dalam novel Kembang Jepun

meliputi sikap menghormati orang tua, saling menyayangi, dan sikap suka

menolong. Sikap menghormati orang tua tercermin pada tokoh Keiko,

misal ketika mereka bertemu Keiko berlutut dan mencium tangan Mbah

Soelis merupakan rasa hormat dan orang muda kepada orang tua.

Page 245: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

328

Demikian juga sikap Mbah Soelis dengan mengelus-elus Keiko,

merupakan rasa sayang orang tua kepada orang muda. Apabila sikap

Keiko dan Mbah Soelis itu dimiliki oleh setiap orang maka akan

mengurangi konflik atau perselisihan antara orang muda dan orang tua.

Sikap saling memahami antara orang muda dan orang tua inilah yang

patut menjadi teladan yang baik. Di samping sikap tersebut masih ada

sikap saling menyayangi dan suka menolong yang perlu diteladani.

8) Saling Menyayangi

Sikap saling menyayangi sesama manusia merupakan ajaran yang

ditekankan dalam setiap ajaran agama serta merupakan perwujudan

kesempurnaan manusia. Saling menyayangi merupakan sikap yang mulia.

Setiap manusia harus memiliki rasa sayang di dalam hatinya, agar dapat

berbuat kebajikan pada sesama manusia menurut kemampuan yang

dimilikinya. Sikap saling menyayangi yang terdapat dalam novel

Kembang Jepun, seperti ketika Keiko merasa gagal memberinya benih

kasih sayang kepada Tjak Broto, tetapi sikap Tjak Broto kepadanya tetap

menyayangi, bahkan lebih sayang lagi. Jadi, meskipun mereka belum

dikaruniai anak, kasih sayang suami terhadap istri tidak berubah. Hal ini

disebabkan oleh rasa saling menyayangi diantara mereka.

9) Suka Menolong

Manusia hidup di dunia ini tidak sendirian. Akan tetapi, bersama-

sama dengan manusia lain. Oleh karena itu, diantara sesamanya harus

bekerja sama saling menolong dan saling membantu agar tercapai

Page 246: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

329

kerukunan antar sesama. Pertolongan itu tidak harus berupa harta, tetapi

dapat berupa tenaga dan pikiran. Setiap pertolongan yang diberikan

membawa kemaslahatan bagi orang lain dan disertai keikhlasan.

Pertolongan yang diberikan kepada orang lain walaupun sedikit akan

mendapat pahala dari Tuhan. Sikap suka menolong terdapat dalam novel

Kembang Jepun, seperti ketika Tjak Entri menolong Tjak Broto dan

Keiko dalam keadaan basah kuyup karena kehujanan. Mereka diberi baju

sebagai ganti bajunya yang basah.

Wujud suka menolong yang dimiliki oleh tokoh Tjoa Tjie Liang

dan istrinya (Tjik Entin). Awalnya ketika Tjak Broto bertengkar dengan

ibunya mengenai hubungan dengan Keiko. Akhirnya Tjak Broto dan

Keiko melarikan diri dari rumah. Di tengah jalan, hujan turun dengan

deras, mereka basah kuyup sehinga ditolong oleh Tjon Tjie Liang dan

istrinya.

10) Jujur dan Bijaksana

Keiko adalah seorang tokoh yang jujur dan bijaksana. Sikap Keiko

seperti ini yang patut diteladani. Apabila sikap jujur dan bijaksana ini

dapat dimiliki orang pasti akan menimbulkan kesenangan dan

kebahagiaan. Sikap jujur dan bijaksana yang dimiliki tokoh Keiko,

tampak ketika ia mengatakan bahwa kehidupan geisha sebagai kebenaran

yang luhur.

Page 247: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

330

Sikap bijaksana seperti yang dilontarkan tokoh Keiko di atas

menggambarkan ketulusan, ketegaran, juga kebahagiaan pada diri tokoh

Keiko.

11) Berani Karena Benar

Nilai pendidikan moral yang terakhir terdapat dalam novel

Kembang Jepun adalah berani karena benar. Berani adalah melakukan

sesuatu yang luar biasa, di luar kebiasaan yang dilalukan. Sikap berani

karena benar ini tercermin dalam diri tokoh Keiko pada saat ia melawan

tentara Jepang untuk membebaskan suaminya. Suami Keiko menjadi

tawanan Jepang karena dituduh telah menjadi penghasut. Sebagai seorang

istri yang baik dan setia pada suami, Keiko tidak tinggal diam. Ia mencari

suaminya, melakukan sebuah perundingan, hingga terhadap perdebatan

sengit antara tokoh Keiko dengan tentara Jepang. Keiko menantang

tentara Jepang dengan lantang agar tentara Jepang tersebut membunuh ia

dan suaminya. Keiko memaki tapa ada rasa takut. Keiko telah melakukan

suatu tindakan yang luar biasa di luar kebiasaan yang ia lakukan.

7. Nilai Pendidikan Budaya

a. Nilai Pendidikan Budaya dalam Novel Memoirs of A Geisha

Novel Memoirs of A Geisha memiliki beberapa nilai pendidikan

budaya meliputi jati diri bangsa Jepang, keyakinan bisa menimbulkan

kekuatan, kesenian harus dihormati, menghargai tradisi bangsa, dan menjalani

hidup ini seperti air yang mengalir.

Page 248: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

331

1) Jatidiri Bangsa Jepang

Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia membutuhkan

peralatan dan perlengkapan hidup. Setiap kelompok masyarakat

mempunyai perbedaan satu dengan yang lain, misalnya dalam hal

pakaian, tempat tinggal, alat-alat rumah tangga, alat transportasi, dan lain-

lain.

Keadaan Jepang sebagai Negara yang sedang berkembang

membuatnya tidak bisa menolak kebudayaan-kebudayaan yang masuk

dari luar negeri (Amerika). Contoh yang mudah untuk membuktikan

bahwa tiap masyarakat mempunyai tradisi sendiri adalah dalam hal

berpakaian.

Orang laki-laki Jepang dalam berpakaian ada yang memakai stelan

jas gaya barat atau kimono berwarna gelap. Demikian juga cara ibu

rumah tangga Jepang dan geisha memakai kimono sangat berbeda. Jika

ibu rumah tangga biasa memakai kimono dengan berbagai ganjalan agar

kimononya tampak rapi, tetapi geisha sering memakai kimono tanpa

memerlukan ganjalan.

Jadi masing-masing kebudayaan mempunyai kekhasan sendiri,

termasuk dengan pakaian yang digunakan masyarakatnya. Hal ini

menunjukkan bahwa kebudayaan Jepang (kimono) masih tetap kuat,

meskipun kebudayaan barat tidak dapat ditolak. Tampak bahwa dalam

budaya berpakaian, bangsa Jepang memiliki kimono sebagai pakaian

Page 249: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

332

adat, namun cara memakai kimono antara ibu rumah tangga dan geisha

berbeda.

Berdasarkan uraian di atas, maka nilai pendidikan budaya yang

diperoleh yaitu meskipun kebudayaan luar negeri diterima tetapi jati diri

bangsa harus dipertahankan.

2) Keyakinan Bisa Menimbulkan Kekuatan

Religi atau system kepercayaan identik dengan hubungan manusia

terhadap Tuhan dan keyakinannya. System religi dalam novel Memoirs of

A Geisha beragam, misal kepercayaan terhadap Tuhan juga terhadap

animisme. Sebagai contoh, Sayuri menyakini dan percaya bahwa sapu

tangan yang diberikan Ketua sebagai sebagai pembawa keberuntungan.

Hal ini dilakukan Sayuri karena dia sangat percaya dan mencintai Ketua.

Dalam novel Memoirs of A Geisha juga ditemukan kepercayaan

dan keyakinan terhadap Tuhan, seperti ketika Sayuri, Bibi, dan Mameka

pergi ke kuil Gion berdoa kepada Tuhan agar ikatan kakak dan adik selalu

dalam perlindunganNya. Di samping itu mereka memohon

perlindunganNya, mereka juga mengucapkan syukur kepada Tuhan

karena Chiyo berhasil menjadi geisha. Apabila dicermati tokoh Sayuri ini,

di samping ia mempercayai bahwa suatu benda mempunyai kekuatan,

tetapi ia juga mempercayai kekuasaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Berdasarkan uraian di atas, maka nilai pendidikan budaya yang

diperoleh yaitu keyakinan bisa menimbulkan kekuatan.

3) Kesenian Harus Dihormati

Page 250: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

333

Kesenian mengacu pada nilai keindahan yang berasal dari ekspresi

hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata atau telinga.

Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia

menghasilkan beberapa corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga

perwujudan yang kompleks. Banyak macam seni, misalnya seni suara,

seni rupa, seni tari, dan sebagainya. Demikian juga kesenian yang

ditampilkan dalam novel Memoirs of A Geisha yaitu geisha sebagai

kesenian Jepangyg snagat dihormati dan merupakan warisan leluhur.

Bangsa Jepang terkenal sebagai bangsa yang mempunyai jiwa seni

tinggi, sehingga wajar kalau bangsa Jepang menghormati seni. Hal ini

terbukti menurut bangsa Jepang bahwa menari adalah kesenian yang

paling dihormati dan hanya dilakukan geisha yang cantik yang

mengkhususkan diri menari.

Di samping seni harus dihormati, seni (geisha) juga dapat sebagai

lahan bisnis, misal dengan geisha-geisha cantik dan menarik hati pasti

akan mendatangkan banyak tamu di Gion yang bersedia menghamburkan

uang. Dengan banyak tamu di Gion, sehingga dapat menambah kekayaan

pemilik Gion.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diperoleh nilai pendidikan

budaya yaitu kesenian harus dihormati.

Page 251: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

334

4) Menghargai Tradisi Bangsa

Adat atau tradisi merupakan wujud dari kebudayaan itu sendiri.

Tradisi ini biasanya merupakan warisan turun-temurun dari nenek

moyang yang masih dijalankan di masyarakat.

Salah satu yang bisa dilihat dalam novel Memoirs of A Geisha ini

adalah perbedaan tradisi cara memandang perempuan antara tradisi

Jepang dan Barat. Orang Jepang memandang daya tarik wanita terletak di

leher dan tengkuk. Hal ini terbukti kimono yang dipakai wantia-wanita

Jepang selalu bagian leher dan tengkuk longgar. Hal ini berbeda dengan

cara memandang bangsa Barat terhadap wanita, mereka memandang daya

tarik wanita terletak di kaki, sehingga wajarlah kalau wanita-wanita Barat

pada umumnya memakai rok pendek.

Manusia sebagai makhluk social menghadapi tradisi bangsa yang

berbeda harus bersikap menghormati dan tidak boleh menganggap bahwa

tradisi bangsa lain lebih jelek dibanding dengan tradisi bangsa sendiri.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diperoleh nilai pendidikan

budaya yaitu menghargai setiap tradisi bangsa.

5) Menjalani hidup ini seperti air yang mengalir

Maksud dari ungkapan ini adalah menyerahkan diri kepada Tuhan,

bukan berarti tidak mau bekerja. Akan tetapi, percaya bahwa Tuhan itu

Maha Kuasa, sedang berhasil tidaknya apa yang kita lakukan adalah atas

kehendak Tuhan. Dari ungkapan tersebut dapat diambil nilai pendidikan

yaitu kita memiliki kewajiban untuk berusaha, akan tetapi yang

Page 252: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

335

menentukan berhasil atau tidaknya usaha kita adalah Tuhan Maha Kuasa.

Dengan sikap seperti itu hidup akan tenang, tentram, dan damai.

Dalam novel Memoirs of A Geisha ketika (Chiyo) Sayuri

mengetahui dirinya dijual Tuan Tanaka untuk dijadikan geisha.

Mengetahui peristiwa ini, Sayuri tidak marah atau menyesal, tetapi Sayuri

bisa menahan. Sayuri memahami dia dijual Tuan Tanaka itu hanya

menghasilkan penderitaan tetapi dengan awal penderitaan yang mengubah

nasibnya dari gadis kecil miskin menjadi geisha yang terkenal. Sayuri

berpandangan bahwa hidup itu seperti air yang mengalir, maksudnya

semua peristiwa yang terjadi sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Berdasarkan uraian di atas nilai pendidikan budaya yang diperoleh

yaitu semua peristiwa yang terjadi di dunia sudah diatur oleh Tuhan Yang

Maha Kuasa dan manusia harus menerima dengan ikhlas.

b. Nilai Pendidikan Budaya dalam Novel Kembang Jepun

1) Jatidiri Bangsa Indonesia (Suku Jawa)

Keadaan Indonesia sebagai negeri yang terjajah membuatnya tidak

bisa menolak kebudayaan-kebudayaan yang masuk dari negeri penjajah.

Contoh yang mudah untuk membuktikan bahwa tiap masyarakat

mempunyai tradisi sendiri adalah dalam hal berpakaian.

Masing-masing kebudayaan mempunyai kekhasan tersendiri,

termasuk dengan pakaian yang digunakan masyarakatnya. Pertama,

tampak masyarakat Minahasa masih memakai cawat sebagai penutup

Page 253: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

336

tubuh mereka, kemudian setelah Belanda masuk dan menjadikan wilayah

Minahasa sebagai daerah persemakmuran Belanda, segera tertular dengan

kebudayaan Belanda yang masuk ke daerahnya, yaitu dengan pakaian rok

panjang untuk wanita dan jas lengkap dengan dasi untuk pria, bahkan

mereka bersenang-senang dengan cara Belanda yaitu menari walsa.

Kedua, tampak bahwa dalam budaya berpakaan bangsa Jeang memiliki

kimono sebagai pakaian adat, namun dari kimono tersebut mempunyai

berbagai jenis dan nama yang disesuaikan dengan kebutuhan

pemakaianya. Ketiga, menunjukkan budaya Jawa yang tetap masih kuat,

meski dalam keadaan terjajah. Kebaya masih tetap digunakan sebagai

busana sehari-hari masyarakat Jawa di Surabaya, bahkan Keke harus

mengenakan kebaya untuk menemui kekasihnya di penjara agar tidak

menjadi perhatian orang.

Berdasarkan uraian di atas, maka nilai pendidikan budaya yang

diperoleh yaitu meskipun kebudayaan-kebudayaan luar diterima tetapi jati

diri bangsa harus dipertahankan.

2) Selama Kau Menghargai Tanah, Kau Takkan Kelaparan

Pengertian yang diberikan oleh Mbah Soelis dijadikan pegangan

dalam hidup Keke. Saat dia tinggal di tengah hutan sebatang kara, petuah

yang diberikan oleh Mbah Soelis diterapkannya. Keke bercocok tanam di

halaman gubug reotnya untuk memenuhi kebutuhan perut. Pada awalnya

Keke tidak punya semangat hidup, namun dengan tumbuh suburnya

tanaman yang ia tanam menumbuhkan semangat baru pada diri Keke.

Page 254: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

337

Dari sebuah ungkapan yang diberikan Mbah Soelis kepada Keke+

menimbulkan keyakinan, dan keyakinan ini membudaya dalam diri Keke,

yang tadinya sama sekali tidak mengerti cara bercocok tanam, karena

pekerjaanya sebagai seorang geisha. Petuah yang diberikan oleh Mbah

Soelis dibuktikannya pada lahan yang sebenarnya dia sendiri tidk tahu

apakah baik untuk bercocok tanam atau tidak.

3) Keragaman Bahasa Merupakan Kekayaan Budaya

Bahasa merupakan perwujudan budaya yang digunakan manusia

untuk saling berkomunikasi atau berhubungan, baik dengan tulisan, lisan,

maupun gerakan dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau

kemauan kepada lawan bicaranya. Melalui bahasa manusia dapat

menyesuaikan diri dengan adat-istiadat, tingkah laku, tatakrama

masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala

bentuk masyarakat.

Novel Kembang Jepun yang menceritakan tiga zaman, didalamnya

terdapat bangsa Belanda, Jepang, dan Indonesia, sehingga bahasa dari

ketiga Negara tersebut banyak terdapat dalam novel tersebut. Di samping

itu masih ada dua bahasa daerah yaitu bahasa daerah Minahasa dan

bahasa Jawa. Bahasa daerah Jawa logat Jawa timur digunakan dalam

percakapan antara Tjak Broto dengan ibunya yang sedang membicarakan

caon istri Tjak Broto (hlm. 65). Bahasa daerah M inahasa digunakan

dalam percakapan antara Keke dengan Jantje ketika Jantje berpamiran

akan pergi ke Jakarta (hlm. 25). Bahasa Jepang digunakan dalam

Page 255: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

338

percakapan antara Keke dengan Hiroshi Masakuni saat kedatangan ke

Sinju (hlm. 98), sedangkan bahasa Belanda digunakan oleh bangsa

pribudmi yang berpendidikan Belanda, seperti percakapan antara Tjak

Broto dengan Tja Tjie Luang yang sedang membicarakan Keke (hlm.

142). Tokoh-tokoh dalam novel Kembang Jepun menggunakan bahasa

daerah masing-masing karena dengan menggunakan bahasa daerah

menimbulkan suasana akrab dan kekeluargaan. Berbeda dengan tokoh-

tokoh pribumi yang menggunakan bahasa asing dalam percakapan

meskipun terjadi komunikasi tetapi tidak bisa menimbulkan suasana yang

akrab dan kekeluargaan.

Oleh karena bahasa asing (Belanda dan Jepang), sebagian

masyarakat Indonesia menggunakan, wajarlah budaya-budaya asing tidak

bisa ditolak masuk ke Indonesia, misal melalui cara berpakaian dan

bidang kesenian. Pengaruh budaya Barat terhadap bangsa Indonesia

dalam bidang kesenian adalah tarian walsa saat berpesta. Demikian

bahasa Jepang mempengaruhi dalam bidang kesenian yaitu seni geisha.

Jelaslah bahwa di dalam novel Kembang Jepun terdapat

keragaman bahasa. Keragaman bahasa dari masing-masing daerah dan

Negara merupakan kekayaan budaya dari daerah ataupun Negara asal

bahasa tersebut.

4) Kesenian Sebagai Lahan Bisnis

Kesenian mengacu pada nilai keindahan yang berasal dari ekspresi

hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata atau telinga.

Page 256: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

339

Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi manusia menghasilkan

beberapa corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujuan

yang kompleks. Banyak sekali macam seni, misalnya seni suara, seni

rupa, seni gerak, seni tari, dan sebagainya. Banyak kesenian yang

ditampilkan dalam novel Kembang Jepun. Kesenian Jepang digambarkan

pada geisha. Di Jepang geisha dianggap sebagai jiwa seni itu sendiri.

Kesenian Jepang yang dilakukan geisha salah satunya adalah seni

musik. Mereka menghibur tamu dengan memainkan musik dari alat

musik yang bernama shamisen. Memainkan shamisen merupakan tugas

pertama seorang geisha..

Jepang yang dilakukan oleh Yoko seorang geisha ketika

peresmian Shinju. Jepang merupakan negeri yang penduduknya dikenal

mempunyai jiwa seni yang cukup tinggi. Kecintaan orang Jepang dalam

seni juga dituangkan dalam tata ruang rumah-rumah Jepang dan juga

lukisan-lukisan tradisional Jepang.

Seperti diketahui kesenian geisha merupakan lahan bisnis yang

bagus karena dengan banyak tamu di Shinju berarti menambah kekayaan

pemiliki Shinju (pemilik geisha). Berbeda dengan kesenian khas Jawa,

khususnya Jawa Timur yaitu ludruk selain sebagai lahan bisnis tetapi juga

sebagai alat perjuangan melawan penjajah. Jadi dengan kesenian pun

ternyata bisa mempengaruhi rakyat Indonesia yang lain untuk berani

melawan penjajah. Selanjutnya nilai pendidikan yang dapat diperoleh

kesenian sebagai lahan bisnis.

Page 257: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

340

5) Keyakinan Bisa Menimbulkan Kekuatan

Religi atau system kepercayaan identik dengan hubungan manusia

terhadap Tuhan dan keyakinannya. System religi dlm novel Kembang

Jepun beragam, misal kepercayaan terhadap Tuhan dan juga terhadap

animisme. Sebagai contoh Keke meyakini dan percaya bahwa jimat

(kalung) yang diberikan Tjak Broto pembawa keberuntungan. Hal ini

dilakukan Keke karena ia sangat mencintai Tjak Broto.

Dalam novel Kembang Jepun juga ditemukan kepercayaan dan

keyakinan kepada Tuhan seperti ketika Tjak Broto berbicara dengan

teman-teman seperjuangan, untuk mengadukan nasib kepada Tuhan yang

sedang dijajah Jepang. Oleh karena menurut keyakinan dan kepercayaan

mereka semua perjuangan yang menentukan berhasil atau tidak hanya

Tuhan Yang Maha Kuasa.

Berdasarkan uraian di atas maka nilai pendidikan budaya yang

diperoleh yaitu keyakinan bisa menimbulkan kekuatan.

6) Menghargai Tradisi Bangsa

Adat atau tradisi merupakan wujud dari kebudayaan itu sendiri.

Tradisi ini biasanya merupakan warisan turun-temurun dari nenek

moyang yang masih dijalankan di masyarakat. Dalam novel ini ditemukan

beberapa tradisi yaitu tradisi bangsa Jepang, bangsa Belanda, dan bangsa

Indonesia.

Salah satu yang bisa dilihat dalam novel Kembang Jepun ini

adalah tradisi makan bangsa Jepang dan Belanda yang bertolak belakang.

Page 258: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

341

Bangsa Jepang mempunyai tradisi kalau sedang makan harus mengecap -

ngecap dan berbunyi, sedangkan bangsa Belanda pada saat makan

(mengunyah) tidak boleh berbicara. Berbeda dengan tradisi makan bangsa

Indonesia, kalau sedang makan tidak boleh bunyi (mengecap -ngecap).

Jadi tradisi makan bangsa Indonesia bertolak belakang dengan tradisi

makan bangsa Jepang.

Perbedaan lain antara tradisi Jepang dan Belanda terdapat pada

cara mereka memandang seorang perempuan. Bangsa Jepang memandang

perempuan hanya sebagai alas kaki belaka, sedangkan bangsa Belanda

menganggap perempuan sebagai mitra.

Berdasarkan uraian di atas, tampak masing-masing Negara

mempunyai tradisi sendiri. Jadi, pada dasarnya semua tradisi yang ada

baik di Negara Barat maupun Negara Timur walaupun bertentangan,

namun mempunyai makna yang baik di negaranya masing-masing. Nilai

pendidikan budaya yang diperoleh adalah menghargai tradisi bangsa.

Page 259: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

342

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Bagian ini merupakan penyimpulan dari bab pembahasan terhadap temuan

penelitian serta menjawab tujuan penelitian. Adapun penyimpulannya sebagai

berikut.

Pertama, struktur novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun

mempunyai hubungan yang sangat kuat meskipun dilihat secara teks kedua novel

tersebut berdiri sendiri-sendiri. Keeratan struktur kedua novel tersebut karena

disatukan dalam tema dan amanat yang sama yaitu masalah kehidupan geisha yang

penuh perjuangan dan cinta penuh pengorbanan.

Kedua, alur yang terdapat dalam Memoirs of A Geisha karya Arthur Golden

dengan Kembang Jepun terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya, kedua

novel tersebut menggunakan alur maju (progresif), sedangkan perbedaannya pada

novel Memoirs of A Geisha alur yang digunakan maju (progresif) tetapi disisipi

flashback atau sorot balik kecil.

Ketiga, penokohan dan perwatakan yang terdapat dalam novel Memoirs of A

Geisha dengan Kembang Jepun terdapat persamaan dan perbedaan. Persamaannya

perwatakan pada kedua novel tersebut adalah sikap jujur, sabar, mandiri, percaya diri,

setia (tepat janji), bekerja keras, optimis, rela berkorban, dan cerdik.

Perbedaan perwatakan dalam kedua novel tersebut adalah tokoh tambahan

Ketua sebagai pengusaha mempunyai watak pandai namun tidak berani

Page 260: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

343

mengungkapkan cinta, sedangkan tokoh Tjak Broto sebagai wartawan mempunyai

watak yang berani mengungkapkan cintanya.

Keempat, setting pada novel Memoirs of A Geisha karya Arthur Golden

dengan novel Kembang Jepun karya Remy Sylado terdapat persamaan dan

perbedaan. Persamaannya, kedua novel tersebut menggunakan Jepang sebagai latar.

Perbedaannya, dalam novel Memoirs of A Geishai Kyoto (Jepang) sebagai pusat

cerita, sedangkan dalam novel Kembang Jepun Jepang merupakan pengembangan

cerita. Dalam novel Kembang Jepun kota Surabaya dan Blitar merupakan pusat

cerita.

Kelima, point of view atau sudut pandang yang digunakan dalam novel

Memoirs of A Geisha dengan Kembang Jepun adalah sudut pandang “akuan” (orang

pertama).

Keenam, setelah mengetahui persamaan dan perbedaan antara novel Memoirs

of A Geisha dengan Kembang Jepun dari unsur strukturnya, maka dapat diketahui

bahwa novel Memoirs of A Geisha memberikan pengaruh terhadap terciptanya novel

Kembang Jepun. Dengan demikian, novel Memoirs of A Geisha karya Arthur Golden

merupakan hipogram novel Kembang Jepun karya Remy Sylado. Dengan kata lain

novel Kembang Jepun merupakan teks transformasi dari novel Memoirs of A Geisha.

Ketujuh, nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Memoirs of A Geisha

karya Arthur Golden dan Kembang Jepun karya Remy Sylado yaitu nilai pendidikan

moral dan nilai pendidikan budaya. Kedua nilai pendidikan tersebut sangt

berpendapat bagi pembaca dalam kehidupan sehingga kedua novel tersebut termasuk

novel yang bermutu atau bernilai sastra.

Page 261: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

344

B. Implikasi

Implikasi secara teoritis, bahwa dengan pesatnya ilmu penelitian sastra dengan

berbagai pendekatannya, kajian sastra dengan pendekatan intertekstualitas ini dapat

memperkaya masalah telaah sastra. Model kajian secara struktural yang dilanjutkan

dengan interteks menjadi acuan pengkajian sastra dengan pendekatan yang berbeda.

Telaah novel dengan pendekatan intertekstual dapat menjadi salah satu solusi untuk

mengatasi kemandegan dunia kajian sastra.

Implikasi secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai

rujukan telaah sastra dalam rangka memperbaiki pembelajaran apresiasi sastra di

sekolah-sekolah.

Kajian novel dengan pendekatan intertekstualitas ini merupakan salah satu

kajian novel yang menggunakan dua pendekatan dalam menelaah dan mengapresiasi

dua karya novel atau lebih. Dua pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan

strukturalisme dan dilanjutkan dengan pendekatan interteks.

Dalam dunia pendidikan, pendekatan interteks ini dapat dilakukan untuk

pembelajaran apresiasi sastra di Sekolah Menengah Atas yang dapat diawali dengan

melakukan kajian dua cerpen atau lebih, dan juga dua karya puisi atau lebih untuk

dicari persamaan, perbedaan, karya yang menjadi hipogram dan karya

transformasinya.

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 bahwa pendidik

diharapkan mampu mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

Page 262: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

345

menelaah karya sastra dengan pendekatan interteks dapat menjadi salah satu cara

untuk mewujudkan amanat undang-undang Sisdiknas tersebut.

PP RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, juga

mengamanatkan bahwa pendidik harus memiliki kompetensi pedagogik. Indikator

kompetensi pedagogik yang harus dimiliki oleh pendidik, antara lain: (1) memahami

peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif,

memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian, dan mengidentifikasi bahan ajar awal

peserta didik; (2) memfasilitasi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimiliki.

Pembelajaran telaah novel dapat mengembangkan aspek kognitif dan aspek

kepribadian peserta didik. Aspek kognitif yang dapat diperoleh dari pembelajaran

kajian sastra adalah pengetahuan sastra dan pengetahuan mengatasi berbagai konflik

yang terjadi. Aspek kepribadian yang dapat diperoleh dari kegiatan mengkaji novel

adalah nilai pendidikan yang termuat di dalam novel yang ditelaah.

C. Saran-saran

Saran-saran ini ditujukan kepada pendidik dan tenaga kependidikan, para

peneliti sastra, penulis buku dan sastrawan untuk dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam mengabdikan tugas-tugas mereka.

1. Untuk Pendidik

a. Novel Memoirs of A Geisha dan Kembang Jepun sangat baik digunakan

sebagai bahan pelajaran sastra, karena masing-masing novel mempunyai

struktur naratif yang disatukan oleh tema cerita yang hampir sama.

Page 263: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

346

Di samping itu, dapat digunakan sebagai bahan untuk membandingkan

unsur-unsur struktur novel untuk dapat ditemukan persamaan dan

perbedaannya.

b. Nilai pendidikan yang terkandung dalam Memoirs of A Geisha dan Kembang

Jepun sangat baik untuk nilai pendidikan bagi siswa SMA dan generasi

muda umumnya. Pendidikan nilai moral dan pendidikan nilai budaya sangat

baik ditanamkan kepada generasi muda.

Page 264: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

347

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rozak Zaidan, dkk. 1996. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.

Abrams, M.H. 1981. A Glossary of Literary Terms. New York: Holt Rinehart and

Winston.

Ali, M. 1985. Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi. Bandung: Penerbit Angkasa.

Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru.

Atar Semi. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

___________. 1988. Kritik Sastra. Padang: Angkasa Raya.

___________. 1993. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya.

B. Trisman, dkk. 2003. Antologi Esay Sastra Bandingan dalam Sastra Indonesia

Modern. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Bertens. 1977. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Boen S. Oemarjati. 1971. Bentuk Lakon Dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Gunung

Agung.

Boulton, Marjoriei. 1984. The Anatomy of Novel. London: Routledge & Keagan Paul.

Burhan Nurgiyantoro. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada

Universitas Press.

Culler, Jonathan. 1981. The Pursuit of Signs. London: Routledge & Kegan Paul.

Darmiyati Zuchdi. 1993. Panduan Penelitian Analisis Kontent. Yogyakarta: Lembaga

Penelitian IKIP Yogyakarta.

_____________. 1994. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: IKIP

Yogyakarta.

Dick Hartoko. 1983. Manusia dan Seni. Yogyakarta : Kanisius.

Dick Hartoko dan B. Rahmanto. 1991. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta:

Kanisius.

Page 265: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

348

E. Cassirer. 1972. An Essay on Man. London: Yale University Press.

Eliot, T.S.. 1978. To Criticize the Critic and Other Writing. London: Faber and Faber.

Fowler, Roger. 1977. Aspects of The Novel. London: Methuen.

Frans Magnis Suseno. 1986. Kuasa dan Moral. Jakarta: PT. Gramedia.

Frow, John. 1990. Intertectuality and Ontology dalam Michael Worton dan Judith

Still (ed.) Intertectuality Theorities and Practices. New York: Manchester University Press.

Golden, Arthur. 2002. Memoirs of A Geisha. Jakarta: PT Gramedia Utama.

H.B. Yasin. 1983. Sastra Indonesia Sebagai Warga Sastra Dunia. Jakarta: Gramedia.

Hawkes, Terence. 1977. New Accents: Structuralism and Semiotic. New Jersey:

Princeton University Press.

Henry Guntur Tarigan. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.

Herman J. Waluyo. 2002. Pengkajian Sastra Rekaan. Salatiga: Widyasari Press.

Herman J. Waluyo dan Nugrehi E. Wardhani. 2009. Pengkajian Prosa Fiksi.

Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Hutagalung M.S.. 1983. Tanggapan Dunia Asrul Sani. Jakarta: Gramedia.

J. Lexy Moleong. 1991. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

J. Sumardjo dan Saini K.M. 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia.

J. Sudarminto. 1991. Filsafat Proses. Yogyakarta: Kanisius.

Jakob Sumardjo. 1982. Novel Indonesia Mutakhir: Sebuah Kritik . Yogyakarta: C.V. Nur Cahaya.

_______________. 1993. Pendidikan, Nilai, dan Sastra. Jakarta: Grasindo.

Joko Widagdo. 2001. Sosiologi Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kaswardi, E.M.K.. 2000. Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000. Jakarta:

Gramedia Widiasarana.

Page 266: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

349

Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

_______________. 1985. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Korie Layun Rampan. 1984. Suara Pancaran Sastra. Jakarta: Yayasan Arus.

Kattsoff, Louis O. 2004. Pengantar Filsafat. (Terj. Soejono Sumardjono).

Yogyakarta: Tiara Wacana.

Kenny, William. 1966. How to Analyze Fiction. New York: Monarch Press.

Landow, George P.. 1992. Hypertext and Intertextuality.

http://65.107.211.206/epace/ht/jhup/intertext.thml. Diunduh tanggal 04

Maret 2010.

Luxemburg, Jan Van, dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia.

M. A. K. Halliday, Ruqaiya Hasan. 1992. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-aspek

Bahasa Dalam Pandangan Semiotic Social (terjemahan: Drs. Asruddin Barori Tou, MA). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mardiatmaja, B.S.. 1986. Tantangan Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Melani Budianta, dkk. 2002. Membaca Sastra; Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi. Magelang: Tera.

Mochtar Lubis. 1981. Teknik Mengarang. Jakarta: Kurnia Esa.

Muhammad Syafrudin. 2007. http://arc.ugm.ac.id/files/Abst(3016H-2007).pdf diunduh 20 Oktober 2009.

Munanda Soelaeman. 1998. Ilmu Budaya Dasar: Suatu Pengantar. Bandung: Rafika

Aditama.

Mursal Esten. 1993. Kesusastraan, Pengantar, Teori, dan Sejarah. Bandung:

Angkasa.

Nyoman Kusti Edy. 1983. Nukilan Esay tentang Sastra. Flores: Nusa Indah.

Nyoman Ratna, Kutha. 2004. Teori, Metode dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Panusuk Eneste. 2001. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Kompas.

Panuti Sudjiman. 1984. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Gramedia.

Page 267: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

350

_____________. 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Rahmad Djoko Pradopo. 2002. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

________________. 1995. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan

Penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Remy Sylado. 2003. Kembang Jepun. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Riffaterre, Michael. 1980. Semiotic of Poetry. London: Metheun & Co Ltd.

Sapardi Djoko Damono. 1993. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Setiadi, M. Elly. 2006. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana.

Siriwardena R. 1987. Equality and the Religions Traditions of Asia. London: Frances

Printer (Publisners).

Shiloh, Ilana. 2007. “Adaptation, Intertextuality, and the Endless Deferral of

Meaning: Memento.” Dalam http://journal.media-culture.org.au/0705/08-

shilohphp. Diunduh 09 Maret 2010.

Soelaeman. 1988. Suatu Telaah tentang Manusia Religi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

Stanton, Robert. 1965. An Introduction Of Picture. New York Hock: Renheme An

Winstor.

Sudaryanto. 2003. Metodologi Penelitian Pengajaran Bahasa, Sebuah Panduan

Singkat dan Praktis. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sudomo Hadi. 2003. Pendidikan Suatu Pengantar. Surakarta: UNS Press.

Suminto A. Sayuti. 1998. Apresiasi Prosa Fiksi. Jakarta: Depdikbud.

Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya

dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Suripan Sadi Hutomo. 1993. Merambah Matahari dalam Sastra Perbandingan.

Surabaya: Gaya Masa.

Suyitno. 1986. Sastra, Tata Nilai, dan Eksegesis. Yogyakarta: Hanindita.

Page 268: MEMOIRS OF A GEISHA KARYA ARTHUR GOLDEN DENGAN …/Kajian... · Prof. Dr. St. Y. Slamet, M.Pd ... persamaan struktur naratif sehingga novel ... while the novel Kembang Jepun functioned

351

Teeuw A.. 1983. Membaca dan Menilai Sastra: Kumpulan Karangan. Jakarta:

Gramedia.

______________. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta:

Pustaka Jaya.

Umar Junus. 1985. Resepsi Sastra Sebuah Pengantar. Jakarta: Gramedia.

Umar Kayam. 1998. Batasan Karya Sastra

(http://www.geocities.com/oaris/perc/2713/esai 4 html) Diunduh tanggal 4 April 2010.

Van, Peursen. 1990. Fakta, Nilai, Peristiwa. Jakarta: PT. Gramedia.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1990. Teori Kesusastraan Terjemahan Melani B. Jakarta: Gramedia.

Amazon review. 2004. Memoirs of A Geisha (http://www.bookbrowse.com/

reviews/index.cfm) diunduh November 2009.

Book review. 2009. Memoirs of A Geisha (http://www.bookreview.com/$spindho.

query.listereview2.booknew.56) diunduh 20 November 2009

Hanami web. 2009. Geisha (http://www.hanamiweb.com/geisha.html#intro) diunduh

20 November 2009

How geishawork. 2009. http://money.howstuffworks.com/geisha3.html. Diunduh

20 November 2009.

History of geisha. 2009. http://www.ds-arts.com/GeishaArt/historyofgeisha.html. diunduh 20 November 2009.

The history of the geisha. 2009. http://www.uoregon.edu/~hdulong/japan/

geishahistory.htm. diunduh 20 November 2009.

Answer com. 2009. Portrait (http://www.answers.com/topic/portrait) diunduh

20 November 2009.

Definition of portrait. 2009. http://en.wikipedia.org/wiki/Portrait. diunduh

20 November 2009.