presentasi novel
TRANSCRIPT
NOVELOleh• Dian Ratna Mahita• Ester Nugraheny Natalia Purba• I Kadek Aditya Darma Yoga• Jethro Thomas•Mardiansyah Ikhsan P.
Kelas : XII IPA 3
Definisi NovelDefinisi Novel- Definisi Umum : adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif; biasanya dalam
bentuk cerita.
(wikipedia)
- Definisi menurut para ahli :
1. Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia. Bentuk sastra ini paling
banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang
luas pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
2. Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya
social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd,
Dra. Abdul Roni, M. Pd).
3. Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsure, yaitu : undur
intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat
berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus
priantoro, S.Pd).
4. Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsure-unsur
intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd)
- Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen,
dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak.
Sejarah Novel
ada pertengahan abad ke-19, Abdullah bin Abdulkadir Munsyi telah meletakkan dasar-dasar penulisan
prosa
Akan tetapi, karya prosa yang diakui menjadi karya pertama yang memenuhi unsur-unusr struktur sebuah
novel modern baru benar-benar muncul di awal abad ke-20. Novel yang dimaksud adalah novel karya Mas
Marco Kartodikromo dan Merari Siregar.
Sementara itu, tahun 1920 dianggap sebagai tahun lahirnya kesusastraan Nasional dengan ditandai lahirnya
novel Azab dan Sengsara.
Pada masa awal abad ke-20, begitu banyak novel yang memiliki unsur wama lokal. Novel-novel tersebut,
antara lain Salah Asuhan, Siti Nurbaya, Sengsara Membawa Nikmat, Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, Kalau
Tak Untung, Harimau! Harimau!, Pergolakan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Sementara itu, novel Belenggu karya Armjn Pane, hingga saat ini lazim dikatakan sebagai tonggak
munculnya novel modern di Indonesia.
Di awal tahun 2000 muncul jenis novel yang dikatakan sebagai chicklit, teenlit,dan metropop. Ketiga jenis
tersebut sempat dianggap sebagai karya yang tidak layak disejajarkan dengan karya sastra pendahulu mereka
oleh kelompok-kelompok tertentu.
Akan tetapi, walau bagaimana pun juga, seperti yang telah dikemukakan di awal, setiap karya sastra mewakili
zaman tertentu. Begitu juga dengan karya-karya tersebut yang kini berdampingan kemunculannya bersama
Supernova karya Dee, Dadaisme karya Dewi Sartika, Tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, 5 cm
karya Donny Dhirgantoro, dan novel-novel terbaru lainnya yang memiliki kekuatan serta pembaca sasaran
masing-masing.
Jenis Novel
Umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut. Maka novel terbagi menjadi :
1.Novel Detektif
2.Novel Roman
3.Novel Misteri
4.Novel Gothic
5.Novel Sains Fiksi
Novel Detektif
•Contoh novel detektif :
Novel Roman
•Contoh novel roman :
Novel Misteri
• Contoh novel misteri :
Novel Gothic
• Contoh novel Gothic :
Novel Sains Fiksi
• Contoh novel sains fiksi :
1. Tema : Bertahan Hidup dan Menjalin Persahabatan di Negeri
Belanda
2. Latar : a. Tempat : Belanda (Wageningen, Amsterdam,
Amersfort, Leiden, Rotterdam)
b. Suasana : Ramai (Stasiun Kereta, BabAmersfort) ;
Panik (Ulang Tahun Hans, Bab
Leiden)
c. Waktu : Saat hujan badai (Bab Amersfort) ;
Sabtu Malam (Bab Leiden)
3. Alur :
Pengantar : Lintang, Banjar, Wicak, Daus dan Geri dengan tidak sengaja bertemu saat
hujan badai di Stasiun Kereta Amersfort. Mereka pun akhirnya menjalin persahabatan
karena perasaan senasib, sama-sama Mahasiswa Indonesia yang kuliah di Belanda.
Penampilan Masalah : Semakin lama mereka bersahabat, Lintang ternyata menyukai
Geri, laki-laki yang paling tampan diantara mereka. Banjar, Wicak dan Daus pun ternyata
menyukai Lintang.
Klimaks : Lintak sangat syok saat mengetahui bahwa Geri homo. Banjar, Wicak dan Daus
yang berusaha mendekati Lintang dengan segala cara akhirnya bertengkar, yang
menyebabkan mereka berlima jarang pergi bersama.
Antiklimaks : Lambat laun Lintang akhirnya bisa menerima bahwa dia hanya
dianggap adik oleh Geri. Wicak bersikap sabar walaupun dia tidak bisa bersama
Lintang. Banjar dan Daus pun kembali berbaikan seperti semula.
Penyelesaian : Mereka berlima akhirnya menamatkan kuliahnya di Belanda. Tak
disangka Lintang menikah dengan Wicak. Mereka berlima pun berkumpul kembali di
pernikahan Lintang
4. Perwatakan :
Lintang : a. Ramah, Ceria
Seorang perempuan tinggi semampai, wajah cantik, rambut
dikuncir dan suara ceria tanpa tedeng aling-aling langsung
datang menghampiri sambil menyodorkan tangannya. (hal.12)
b. Cepat panik
“Lintang! Stop kicking and stand! The water isn’t deep.”
(hal.79)
c. Tidak mau rugi
Ogah banget datang ke pesta ulang tahun orang gak dikenal
dan bayar sendiri lagi! Batin Lintang. (hal.82)
Banjar : a. Menghargai waktu
Banjar menekuk mukanya dengan kesal. Baginya, falsafah time
is money sudah mendarah daging. (hal 6)
b. Suka mengumpat
Monyet, bekantan, ornag utan, beruk! Gagal deh gue dapet
kerjaan di Utrecht. (hal 6)
c. Tidak mau kalah
Kalo begitu, tekad Banjar, gue harus membuktikan kalo gue
mampu. (hal 17)
Wicak : a. Perhitungan
“Ya boleh aja sih kalau mau cepat bangkrut! Saepuluh kali naik
taksi disini sudah bisa buat bayar kos sebulan Mas!” (hal 93)
b. Jahil
Tiba-Tiba pikirna jahil pun tumbuh di otaknya. Nih orang mesti
gue kerjain, batin Wicak. (hal 94)
c. Bersih
Memasuki kamar Wicak, Lintang tersenyum kagum dengan
kebersihan kamarnya. (hal 237)
Daus : a. Genit
Daus bahkan sering memanfaatkan kemampuan bahasanya yang terbatas
untuk mendekatkan diri dengan teman-teman sekelasnya yang cantik.
(hal 73)
b. Jujur, polos
“Iya, hehe.... Emang kita nggak mampu mas!” jawab Daus polos. (hal 102)
c. Humoris
“Maklum mahasiswa, mampunya Cuma beli rokok lintingan. Malah
kadang- kadang kalau tanggal tua, akhir bulan, saya bakar pulpen buat diisep-
isep!”
“Apalagi pulpen Mont Blanc kayak punya mas, rasanya paling enak!
Selama disini, saya sudah bakar 3.” lanjut Daus sambil menunjuk pena emas
berharga jutaan rupiah yang nongol dibalik kemeja Tyas. (hal 102)
Geri : a. Bijak
Seperti biasa, Geri dengan bijak turun tangan mendamaikan
pihak yang bertikai. (hal 47)
b. Rapi
Untuk ukuran lelaki, apartemen Geri terlalu rapi seperti baru
dibersihkan seorang petugas cleaning service hotel. (hal 56)
c. Rendah hati
Lirikan Lintang beralih ke sosok Geri. Seorang teman yang
sangat baik, bijak, lagi rendah hati. (hal 65)
5. Sudut Pandang : Orang ke-3, dibuktikan dengan penggunaan Nama.
6. Gaya Bahasa : a. Personifikasi
“Huh bukan capek lagi! Betis gue beranak disini Tang, saking
sibuknya genjot sepeda keliling kota setiap hari!” komentar Wicak manyun.
b. Perumpamaan
Wageningen tanpa sapi bagai Jakarta tanpa macet.
c. Hiperbola!
“Lo kenapa gak masuk Deplu aja sih Tang! Pasti lo bisa jadi
diplomat yang canggih banget, deh! Udah biasa ama bule, bahasa inggris lo cas-cis-cus,
mana pinter nari lagi! Daripada cuma jadi guru tari disini. Potensi lo lebih dari itu
Tang....gue yakin! Khotbah Daus berapi-api
7. Amanat : Bertahan hidup dan persahabatan sama saja, pasti ada hal-hal sukar yang menghambat yang diperlukan usaha untuk melewatinya dan bila tidak mudah putus asa, semua pasti bisa dijalani.
Latar Belakang Novel
Novel Negeri van Oranje ini ditulis oleh empat
orang penulis, yang sempat tinggal untuk menuntut ilmu
di Belanda. Pengalaman tinggal di Belanda membuat
novel ini terasa kental dengan suasana kultur negeri kincir
angin ini. Penuturannya membuat pembaca serasa
melihat dan merasakan indahnya Belanda. Negeri van
Oranje ditambah juga dengan tips-tips selama tinggal di
Belanda yang dibuat penulis dengan akurat untuk
memperjelas cerita.
Nilai-nilai yang terkandung
• Nilai Agama
Bukti : Ulun handak ngajar ngaji aja, Bah kaina. Begitu
kalimat pamit itu terucap di Bandara Syamsudin Noor oleh
kakak Iskandar yang hendak menimba ilmu tajwid di Kairo,
Mesir. Harapan Abah untuk mewariskan bisnisnya tinggal
kepada Irwansyah Iskandar seorang. (halaman 84)
• Nilai Budaya
Bukti :
Lintang pun panik. Ia tidak menyangka jika dirinya
harus membayar sendiri apa yang ia makan pada sebuah pesta
ulang tahun. Bukankah lazimnya acara ulang tahun itu berarti
ditraktir!? Kepanikannya semakin menghebat karena ia sama
sekali tidak membawa uang kontan dalam jumlah besar
sementara kartu debitnya tertinggal di rumah! Seperti biasa,
Lintang hanya bermodalkan dompet koin Winnie the Pooh.
“Jeroen! Why are we paying?” Lintang berbisik panik. “I
thought this was a birthday party!”
Jeroen memandang Lintang dengan terkejut. “You
mean you didn’t know? This a Dutch birthday! We always pay
for ourselves!” (halaman 82)
• Nilai nasionalisme
Bukti:
“Apresiasi bangsa lain sungguh besar terhadap
kebudayaan Indonesia. Saya sampai kaget lho,
ternyata orang asing yang ingin belajar tari
tradisional kita banyak sekali! Kalau saya berhasil
mempromosikan kekayaan budaya Indonesia di
luar negeri, apa saya masih dicap tidak nasionalis?”
tantang Lintang.
Penulis Novel “Negeri Van Oranje”
WahyuningratWahyuningrat
• Wahyu, begitu ia biasa dipanggil, lahir di Jakarta tanggal 30 Maret 1980. Seorang pria berdarah keturunan Chinese ini merupakan alumni dari Utrecth University, Belanda, jurusan ilmu Mensenrechten. Belanda baginya adalah daratan yang nyaman untuk bersekolah dan berpetualang. Senantiasa ada hal baru setiap harinya bagi pecinta patat met mayo dan maniak sepeda ini.
Sekarang mantan jurnalis televisi ini bekerja sebagai konsultan komunikasi di salah satu kementerian negara, sembari tetap berjuang untuk mendapat kesempatan menghirup udara Eropa kembali.
Nisa RiyadiNisa Riyadi
• Ia adalah satu-satunya perempuan dalam jejeran penulis novel Negeri Van Oranje. Ia adalah alumni dari Universitas Leiden di Belanda. Sekarang, ia bertugas di Mexico, negara seribu Tequilla, sebagai diplomat.
Adept Widiarsa
• Lahir di Sumatra, dan mengikuti garis tangannya dengan menghabiskan masa kanak-kanak menjadi makhluk nomaden mengikuti orangtuanya yang bukan pelaut dan menempati beberapa pulau besar di Indonesia. Namun ia akhirnya takluk dengan ketidakmerataan pembangunan dengan berdomisili di Jakarta dan berkarier di salah satu industri yang selalu kena imbas pertama kali bila krisis menerpa. Adept, begitu ia biasa disapa, adalah Alumni De Haagse Hogeschool.
Rizki Pandu Permana
• Rizki, begitu ia biasa dipanggil, sudah lebih dari enam tahun tinggal di Belanda. Hal ini dilakukannya demi melanjutkan pendidikannya disana. Ia merupakan alumni di Wageningen University dan mengambil gelar PhD di Utrecth University. Jika ditanya hal apa yang ingin ia lakukan jika mendapat kesempatan untuk tinggal di Belanda lebih lama lagi? Belajar bahasa Belanda.