membangun masa depan keselamatan versi 1 july 2013

Upload: 081319982323

Post on 10-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    1/122

    MEMBANGUN

    MASA DEPANKESELAMATANLALU LINTAS

    DI INDONESIA

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    2/122

    DI INDONESIA

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    3/122

    PENGANTAR

    Dokumen Rencana Aksi Kepolisian Negara Republik Indonesia

    (POLRI) di bidang keselamatan jalan ini bukan hanya merupakan

    sebuah kompilasi rencana-rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

    oleh POLRI, tetapi merupakan sebuah strategi bagi seluruh kesatuankepolisian di seluruh Indonesia yang secara rinci menggambarkan

    program-program keselamatan berlalulintas dari tahun 2011

    2015 dan 2016 2020. Oleh karena itu, Rencana Aksi (Renaksi) ini

    akan berfungsi sebagai pedoman dalam mengalokasikan sumber

    daya anggaran untuk menjamin tercapainya visi keselamatan lalu

    lintas jalan yaitu pengurangan 50% korban jiwa di tahun 2020 danmenjadikan Indonesia Negara terbaik di bidang keselamatan lalu

    lintas jalan di ASEAN pada tahun 2035.

    Rencana Aksi merupakan bagian tak terpisahkan dari Rencana

    Umum Nasional Keselamatan (RUNK) yang diamanatkan dalam

    Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan

    A k t J l R Ak i POLRI bid K l t L l

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    4/122

    kesehatan, para akademisi, para praktisi, dan masyarakat umumsebagai pengguna utama lalu lintas jalan.

    Pada akhirnya Rencana Aksi POLRI di bidang keselamatan

    jalan ini juga telah mempertimbangkan Rencana Strategis POLRI

    2005 2030 (Grand Strategy POLRI), kemudian disinkronisasi

    dengan prioritas program dan kegiatan berdasarkan mekanisme

    perencanaan dan alokasi anggaran yang berlaku dalam organisasiPOLRI.

    Adapun tujuan Rencana Aksi POLRI di bidang keselamatan lalu

    lintas jalan ini adalah:

    1. Menggambarkan komitmen POLRI dengan dukungan mitra

    keselamatan lalu lintas jalan, yaitu Kementerian dan Lembaga,Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, lembaga

    non pemerintahan dan seluruh komponen masyarakat untuk

    bersinergi mewujudkan visi jangka panjang Indonesia di bidang

    keselamatan lalu lintas jalan.

    2. Menyediakan kerangka kerja (framework) bagi program-

    k l t l l li t j l dil k k l h

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    5/122

    DAFTAR ISI

    Pengantar 1

    I. Pendahuluan 5

    1. Latar Belakang 9

    2. Maksud dan Tujuan 9

    3. Ruang Lingkup 9

    4. Sistematika 9

    II. Pendahuluan 5

    1. Keselamatan Jalan di Indonesia 9

    2. Legislasi 9 3. Faktor Manusia sebagai Pengguna Jalan 9

    4. Kendaraan 9

    5. Jalan dan Lingkungan 9

    6. Peran Polri dalam Mewujudkan

    Keselamatan Lalu Lintas 9

    III T t M D K l t

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    6/122

    IV. Konsep dan Pendekatan 5 Pilar 5V. Pilar 1: Sistem Manajemen Keselamatan 5

    VI. Pilar 2 Sistem Jalan Berkeselamatan 5

    VII. Pilar 3 Sistem Kendaraan Berkeselamatan 5

    VIII. Pilar 4 - Pengguna Jalan Yang Berkeselamatan 5

    IX. Pilar 5 Tanggap Pasca Kecelakaan 5

    X. Penutup 5

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    7/122

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar1 : Pendekatan Sistem Keselamatan Lalu

    Lintas (Safe System) 8

    Gambar 2 : Sistematika RUNK dan DoA dimana

    DoA 2011-2020 (10 Tahun) menjadi

    bagian dari RUNK 2011-2035

    (25 Tahun) 9

    Gambar 3 : Country Profile Indonesia dalam

    UN WHO Global Status

    Report 2013 19Gambar 4 : Deskripsi Model Universal Perilaku

    Pengemudi menurut ITERATE (2009),

    Deliverable1.2: Description of

    Universal Model of Driver behavior

    (UMD) and definition of key

    t f ifi li ti

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    8/122

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1 : Data Korban Kecelakaan Lalu Lintas

    2004-2011, Korlantas Polri 7

    Grafik 2 : Baseline Data 2010 dan Prediksi

    Pengurangan 50% pada tahun 2020

    dan prediksi pengurangan 80% pada

    tahun 2035 (Grafik dengan garis

    berwarna merah) dan prediksi tanpa

    implementasi RUNK (Grafik dengan

    garis berwarna Biru) 12

    Grafik 3 : Jumlah korban kecelakaan lalu lintasberdasarkan kelompok usia 15

    Grafik 4 : Pertumbuhan kendaraan bermotor tahun

    2010 dan 2011 15

    Grafik 5 : Data Kecelakaan Lalu Lintas 2004-2011

    berdasarkan Jenis Kendaraan yang

    T lib d P dik i d li i

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    9/122

    P d h l1

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    10/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    11/122

    1. Latar Belakang

    Polri mencatat dan mengumumkan secara resmi bahwa

    jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas

    pada tahun 2010 adalah 31.234 orang (Laporan Tahunan

    Korlantas, 2011). Jumlah korban kemudian meningkat menjadi

    32.657 pada tahun 2011 dengan variasi penyebab yang semakin

    kompleks. Beberapa ahli pada bidang keselamatan lalu lintas

    bahkan memperkirakan jumlah korban tersebut di atas 40.000

    jiwa (INDII-AusAID, 2010).

    MD LB LR TRENDMD TRENDLB

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    12/122

    Pada tahun 2010, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)mendeklarasikan Dekade Aksi Keselamatan jalan (Decade of

    Action for Road Safety) tahun 2011-2020 yang menargetkan

    penurunan 50% korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu

    lintas di seluruh dunia. Didasari oleh deklarasi ini, Pemerintah

    Indonesia menetapkan target untuk mengurangi jumlah

    korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas 50% padatahun 2020 dan 80% pada tahun 2035, dengan menggunakan

    baseline data tahun 2010. Indonesia bertekad untuk menjadi

    negara terbaik di bidang keselamatan jalan di Asia Tenggara

    pada 2035.

    Dalam publikasi resmi UN WHO Data systems: a road

    safety manual for decision-makers and practitioners, mengutipTowards Zero: Ambitious road safety targets and the safe system

    approach1 dijelaskan bahwa sebuah system keselamatan (safe

    System) lalu lintas merupakan sebuah strategi dan pendekatan

    yang sangat efektif dalam menciptakan lalu lintas yang

    lebih selamat bagi seluruh pengguna jalan. Pendekatan ini

    bertujuan untuk membangun system lalu lintas jalan yang

    d k di k l h j l (h )

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    13/122

    G b 1 Si t K l t L l Li t (S f S t )

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    14/122

    berfokus pada factor kesalahan manusia. Bersamaan dengandimulainya Dekade Aksi Keselamatan oleh PBB di seluruh dunia.

    Pendekatan system keselamatan diadopsi banyak negara dalam

    menjalankan program-program keselamatan lalu lintas

    Oleh karena itu diperlukan sebuah grand strategi berupa

    Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan yang akan

    menjadi pedoman, arah kebijakan dan strategi bagi seluruhPemangku Kepentingan dalam mewujudkan keselamatan di

    jalan. (Pasal 203 Undang Undang No. 22 Tahun 2009 tentang

    Lalu Lintas dan Angkutan Jalan). Untuk itu pula, dalam rangka

    memenuhi program DoA for Road Safety Perserikatan Bangsa-

    Bangsa maka sepuluh tahun pertama dari RUNK Jalan ini

    ditetapkan menjadi program Dekade Aksi Keselamatan JalanRepublik Indonesia 2011-2020 dan menggunakan pendekatan

    system keselamatan yang disesuaikan dengan persoaan dan

    kondisi lalu lintas yang ada Indonesia.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    15/122

    Umum Nasional Keselamatan (RUNK) ini akan memudahkanperencanaan program yang harmonis antara Polri dan

    Pemangku Kepentingan lainnya guna menjamin terwujudnya

    pengurangan 50% korban meninggal dunia di jalan.

    2. Maksud dan Tujuan

    Maksud dari rencana aksi polri ini adalah sebagai panduan danpedoman dalam penyusunan program-program keselamatan

    dan rencana-rencana kegiatannya di setiap satuan kepolisian,

    memonitor dan mengevaluasi kebijakan, langkah-langkah, dan

    hasil yang dicapai. Tujuan dari buku rencana aksi ini adalah

    a. Menegaskan Komitmen Polri untuk bersinergi mewujudkan

    visi jangka menengah dan jangka panjang di bidangkeselamatan lalu lintas jalan dengan seluruh mitra

    keselamatan lalu lintas jalan, yaitu Kementerian dan

    Lembaga, Pemerintah Provinsi, Kota dan Kabupaten,

    Lembaga non pemerintahan dan seluruh komponen

    masyarakat

    b M di k K k K j (f k) b i

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    16/122

    3. Ruang Lingkup

    Ruang Lingkup Rencana Aksi Polri dalam mendukung

    Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan ini dibatasi pada

    10 tahun pertama yaitu Tahun 2011-2020 (2 kali 5 tahun).

    4. Sistematika

    Bab I menjelaskan latar belakang rencana aksi polri iniyang berangkat dari amanat UU 22/2009 dan Deklarasi

    PBB 2010 tentang Dekade Aksi Keselamatan. Maksud dan

    tujuan, serta metode dan ruang lingkup dijelaskan pula

    pada bab ini

    Bab II berisi tentang gambaran kondisi keselamatan lalu

    lintas saat ini di seluruh Indonesia

    Bab III berisi tentang tantangan dan prediksi

    permasalahan keselamatan lalu lintas di Indonesia pada

    masa yang akan datang khususnya hal-hal yang menjadi

    tanggung jawab Polri

    B b IV b i i k k l b l l li

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    17/122

    berkeselamatan, pentahapan atau waktu pelaksanaanprogram serta pendanaan kegiatan-kegiatan.

    Bab VIII berisi tentang Pilar IV Pengguna Jalan yang

    berkeselamatan, Rencana Aksi, Sub Rencana Aksi dan

    Kegiatan. Bab ini juga menjelaskan tentang strategi, elemen-

    elemen Pengguna jalan yang berkeselamatan, pentahapan

    atau waktu pelaksanaan program serta pendanaankegiatan-kegiatan.

    Bab IX berisi tentang Pilar V Respon Pasca Kecelakaan,

    Rencana Aksi, Sub Rencana Aksi dan Kegiatan. Bab ini juga

    menjelaskan tentang strategi, elemen-elemen respon pasca

    kecelakaan, pentahapan atau waktu pelaksanaan program

    serta pendanaan kegiatan-kegiatan.

    Bab X berisi tentang penataan kegiatan, antisipasi

    terhadap resiko kegagalan dan evaluasi berkelanjutan

    rencana aksi Polri ini.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    18/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    19/122

    Kondisi2

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    20/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    21/122

    1. Gambaran umum Keselamatan jalan di Indonesia

    Keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan adalah suatu

    keadaan terhindarnya setiap orang dari risiko kecelakaan

    selama berlalulintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan,

    jalan dan / atau lingkungan. Oleh karena itu, sasaranlangsung (direct objective) dari Keselamatan Lalu Lintas adalah

    mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas yang melibatkan

    seluruh jenis kendaraan dan pengguna jalan, mengurangi

    tingkat keparahan (fatalitas) korban kecelakaan lalu lintas.

    Namun demikian harus dipahami bahwa beberapa ruas jalan

    atau lokasi merupakan tempat dimana sering terjadi kecelakaan

    lalu lintas, beberapa jenis kendaraan bermotor, dan beberapakelompok pengguna jalan, misalnya kelompok berdasarkan

    usia (muda), memiliki catatan kejadian dan korban yang lebih

    tinggi dibandingkan kategori lainnya. Dan dengan demikian,

    permasalahan keselamatan lalu lintas juga merupakan implikasi

    dari permasalahan keadilan, kesamaan status dan kesamaan

    h k d d l l d d b b b b k

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    22/122

    Grafik 2: Baseline Data 2010 dan Prediksi Pengurangan 50% pada tahun 2020 dan

    prediksi pengurangan 80% pada tahun 2035 (Grafik dengan garis berwarna merah) dan

    prediksi tanpa implementasi RUNK (Grafik dengan garis berwarna Biru),

    b. Loss productivity dari korban dan kerugian material akibat

    kecelakaan tersebut diperkirakan mencapai 2,9 - 3,1% dari

    total PDB Indonesia, atau setara dengan Rp 205 220 trilyun

    d h d l

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    23/122

    lalu lintas (legislasi)

    Undang-Undang 22 tahun 2009 membagi kewenangan

    tentang permasalahan lalu lintas kepada beberapa Kementerian,

    Lembaga dan pemerintahan daerah selaku pemangku

    kepentingan (stake holder), namun tidak menunjuk atau

    membentuk lembaga yang menjadi leading agency di bidang

    keselamatan lalu lintas. Dengan kerangka kerja (institutionalframework) model ini maka tidak terdapat pendanaan khusus

    di bidang keselamatan lalu lintas dalam anggaran kerja

    kementerian dan lembaga.

    Untuk itu, pembentukan Forum LLAJ serta tugas-tugas

    forum dalam menangani permasalahan keselamatan telah

    diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2011 tentangForum LLAJ.

    Pada tahun 2011, Strategi dan target yang akan diterapkan

    dalam mengatasi permasalahan keselamatan lalu lintas

    dicapai melalui Rencana Umum Nasional Keselamatan

    yang di amanatkan dalam Pasal 203. RUNK tersebut telah

    d d k b d d l

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    24/122

    bayi (child restrain)

    b. Belum ada aturan mengenai kandungan alcohol dalam

    tubuh pengemudi (BAC atau Blood Alcohol Contain)

    sehingga penegakan hukum terhadap permasalahan ini

    belum terlaksana dengan baik.

    c. Sistem Penalti atau demerit untuk pelanggaran lalu lintastelah dinyatakan dalam UU 22/2009 namun belum memiliki

    peraturan pelaksanaan sehingga belum dapat diterapkan

    terhadap para pengemudi yang melakukan pelanggaran

    atau terlibat kecelakaan lalu lintas.

    d. Aturan mengenai larangan penggunaan handphone pada

    saat mengemudi termasuk SMS atau Text telah dicantumkandalam UU No.22/2009 namun penegakan hukum terhadap

    pelanggaran ini belum terlaksana.

    e. Ketentuan tentang Audit Keselamatan Jalan dan Analisis

    mengenai Dampak Lalu Lintas telah diatur dalam Peraturan

    Pemerintah No. 32 Tahun 2012 tentang Manajemen dan

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    25/122

    ditentukan atas dasar tingkat keparahan korban. Laka lantasdibagi dalam 3 (tiga) kategori sebagai berikut:

    a. Kecelakaan Lalu Lintas ringan; yaitu merupakan kecelakaan

    yang mengakibatkan kerusakan Kendaraan dan/atau

    barang.

    b. Kecelakaan Lalu Lintas sedang; yaitu kecelakaan yangmengakibatkan luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/

    atau barang.

    c. Kecelakaan Lalu Lintas berat yaitu kecelakaan yang

    mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat.

    Faktor manusia dalam keselamatan lalu lintas berkaitan

    dengan keadaan fisik dan psikologi seseorang. Secara fisik,tubuh manusia tidak dirancang untuk bergerak dalam

    kecepatan tinggi khususnya pada saat mengalami benturan

    fisik dengan objek lainnya sehingga akibat yang ditimbulkan

    dalam sebuah peristiwa kecelakaan dengan kecepatan tinggi

    akan berakibat fatal terhadap tubuh manusia bahkan dapat

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    26/122

    korban tertinggi justru pada usia 0-9 tahun4

    , yang merupakananak-anak dan bukan merupakan pengemudi. Penurunan

    jumlah korban terbesar ditunjukkan oleh kelompok usia

    sangat dewasa 51 tahun ke atas. Secara keseluruhan terdapat

    penambahan korban mecapai 2000 orang pada semua jenis

    korban (MD, LB dan LR). Perhatikan Tabel di bawah ini:

    0

    2000

    4000

    6000

    8000

    10000

    12000

    14000

    16000

    0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89 90-94 >95

    MD

    LB

    LR

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    27/122

    Grafik 4: Pertumbuhan kendaraan bermotor tahun 2010 dan 2011

    Data kecelakaan Berdasarkan jenis kendaraan memperlihatkan

    bahwa pengguna sepeda motor tetap menjadi jenis kendaraanyang tertinggi. Pada tahun 2010 tercatat 70,40 % pengguna

    sepeda motor terlibat dalam kecelakaan lalu lintas, sedangkan

    pada tahun 2011 tercatat 69.95%. Angka ini menunjukkan bahwa

    kecenderungan pengguna sepeda motor terlibat kecelakaan lalu

    lintas lebih tinggi dibanding pengguna kendaraan yang lain. Tabel

    8,148,330

    1,095,554

    3,296,315

    265,065

    60,152,752

    8,781,169

    1,920,0384,257,021

    270,611

    69,204,675

    -

    10,000,000

    20,000,000

    30,000,000

    40,000,000

    50,000,000

    60,000,000

    70,000,000

    MOPEN BUS TRUK RANSUS SPD MTR

    2010 2011

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    28/122

    5. Jalan dan Lingkungan

    Grafik 6: Perbandingan pertumbuhan jalan dan kendaraan tahun 1990 - 2011

    Perbandingan tingkat pertumbuhan jalan dan kendaraan

    menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang jalan semakin

    jauh tertinggal bila dibandingkan dengan pertumbuhan

    jalan. Dalam 25 tahun terakhir, 1987 s/d 2011, pertumbuhan

    kendaraan mencapai hampir 957%, sementara panjang jalan

    tumbuh 201%. Ini berarti pertumbuhan kendaraan bermotor

    0

    100000

    200000

    300000

    400000

    500000

    600000

    700000

    800000

    900000

    1987

    1988

    1989

    1990

    1991

    1992

    1993

    1994

    1995

    1996

    1997

    1998

    1999

    *)

    2000

    2001

    2002

    2003

    2004

    2005

    2006

    2007

    2008

    2009

    2010

    2011

    Jalan Aspal

    Jalan Bukan Aspal

    Kendaraan Bermotor (x100)

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    29/122

    Operasional Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, sertaPendidikan berlalu lintas.

    Undang-undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009

    Pasal 226 mengamanatkan Penyusunan program pencegahan

    Kecelakaan Lalu Lintas dilakukan oleh forum Lalu Lintas dan

    Angkutan Jalan di bawah koordinasi Kepolisian Negara Republik

    Indonesia. Pencegahan Kecelakaan Lalu Lintas dilakukan denganpola penahapan yang meliputi program jangka pendek, jangka

    menengah, dan jangka panjang. Adapun program-program

    dimaksud dilaksanakan melalui:

    a. partisipasi para pemangku kepentingan;

    b. pemberdayaan masyarakat;c. penegakan hukum; dan

    d. kemitraan global.

    Selanjutnya, pada Pasal 227 menegaskan bahwa dalam

    hal terjadi Kecelakaan Lalu Lintas, petugas Kepolisian Negara

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    30/122

    jawab atas terjadinya sebuah kecelakaan, serta menjamindipenuhinya keadilan bagi para korban kecelakaan lalu lintas.

    Konsep pro justitia telah menjadi cara yang efektif untuk

    menegaskan kewajiban dan tanggung jawab pelaku/penyebab

    kecelakaan lalu lintas sebagaimana dijelaskan pada Pasal 234

    238 Undang-Undang No. 22/2009.

    Polri menyadari bahwa permasalahan kecelakaan bukanhanya permasalahan pro justitia, tetapi terkait berbagai persoalan

    dalam kehidupan masyarakat, antara lain permasalahan

    kesehatan, ekonomi, desain dan teknik jalan, kelaikan kendaraan

    bermotor, pengembangan teknologi transportasi (intelligent

    transport system) dan berbagai permasalahan lainnya. Oleh

    karena itu lah Polri terus mengembangkan perannya dibidang pro engineering, yaitu mendukung kepentingan teknik

    perekayasaan lalu lintas dan angkutan jalan, guna membantu

    program-program keselamatan yang berkaitan dengan kualitas

    pengguna jalan khususnya pengemudi, kelaikan kendaraan,

    kelaikan fungsi jalan dan lingkungannya, penanganan korban

    dan pelayanan pasca kecelakaan.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    31/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    32/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    33/122

    Tantangan3

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    34/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    35/122

    1. Mewujudkan Visi Keselamatan lalu lintas, yaitu Pengurangan

    50% Korban Meninggal dunia pada tahun 2020 dan 80% pada

    tahun 2035 serta menjadi negara terbaik di Asean di bidang

    keselamatan lalu lintas (baseline data tahun 2010)

    Visi pengurangan 50% korban meninggal dunia akibat

    kecelakaan lalu lintas merupakan visi global yang dicanangkanoleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam deklarasi Dekade Aksi

    Keselamatan Global dan telah diratifikasi oleh pemerintah

    Indonesia.

    Bukan hanya pengurangan 50% korban pada tahun 2020, Polri

    bersama pemangku kepentingan dan mitra-mitra keselamatan

    lalu lintas lainnya menyiapkan strategi jangka panjang hinggatahun 2035 dimana pengurangan korban akan mencapai 80%

    dari jumlah korban pada tahun 2010 (baseline). Pada saat yang

    bersamaan diharapkan visi jangka panjang untuk menjadikan

    Indonesia sebagai Negara dengan keselamatan jalan

    terbaik di Asia Tenggaradapat terwujud.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    36/122

    2. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kepedulianpengemudi terhadap keselamatan lalu lintas dan membangun

    budaya keselamatan lalu lintas bagi semua pengguna jalan

    Pendidikan dan pelatihan pengemudi yang lebih baik akan

    memberikan kontribusi besar bagi terwujudnya keselamatan

    lalu lintas. Pengemudi harus mengetahui dan peduli terhadap

    segala resiko yang berkaitan dengan pengoperasionalankendaraan bermotor serta memahami bagaimana berkendara

    dalam berbagai situasi dan kondisi lalu lintas dengan selamat.

    Mewujudkan kualitas pengemudi yang berkeselamatan

    berkaitan erat dengan berbagai faktor karakteristik individu

    yang menjadi latar belakangnya. Karakteristik-karakteristik

    tersebut adalah:

    a. Karakteristik demografi: gender, usia, pendidikan,

    pendapatan, dll

    b. Karakteristik personal: bentuk fisik, emosional, sensation

    seeking, cognitif, cacat tubuh / kelemahan fisik

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    37/122

    c. Pelanggaran, yaitu tindakan yang dilakukan dengan sengajamelanggar aturan dan memahami konsekuensi tindakan

    tersebut. Violations the planned action is deliberately against

    the rules

    Salah satu cara yang harus ditempuh dalam mewujudkan

    pengemudi yang berkeselamatan lalu lintas adalah melalui

    pendidikan dan pelatihan serta pengujian yang berbasiskeselamatan yang diikuti oleh kontrol-kontrol sosial atau

    penegakan hukum yang tegas terhadap para pengemudi

    tersebut.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    38/122

    3. Melindungi pengguna jalan yang rentan menjadi korbankecelakaan lalu lintas (Vulnerable road users) yaitu pejalan

    kaki, pesepeda, pengendara dan penumpang sepeda motor.

    Siapakah pengguna jalan yang rentan menjadi korban dalam

    kecelakaan lalu lintas? Mereka adalah setiap orang atau setiap

    pengguna jalan yang tidak dilindungi oleh rumah-rumahan

    atau kabin pada saat berada dalam situasi atau aktivitas berlalulintas. Akibatnya, mereka secara fisik terekspos kepada bahaya

    pada saat berlalu lintas, bukan hanya terhadap gerakan berlalu

    lintas kendaraan bermotor lainnya yang lebih superior, tetapi

    juga menerima dampak residual berupa debu, gas buang (asap),

    panas, dan suara bising yang dapat mengganggu kesehatan,

    melelahkan sehingga mengganggu konsentrasi. Yang termasuk

    dalam kategori pengguna jalan yang rentan menjadi korban

    adalah Pejalan Kaki, Pesepeda dan Pengendara Sepeda Motor.

    Minimnya fasilitas atau infrastruktur pelindung bagi

    kelompok pengguna jalan ini mengakibatkan resiko terlibat

    dan menjadi korban dalam kecelakaan lalu lintas semakin

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    39/122

    Pederstrian Rights 1988, sebuah Piagam tentang Hak-hak Pejalan Kaki. Artikel kedua charter ini menyatakan

    bahwa Pejalan Kaki memiliki hak untuk hidup di pusat-

    pusat perkotaan ataupun pedesaan yang disesuaikan

    dengan kebutuhan manusia, bukan untuk kebutuhan

    kendaraan bermotor, dan memiliki fasilitas untuk

    berjalan atau bersepeda. Keberadaan piagam ini

    mengindikasikan bahwa pembangunan Transportasi

    dan infrastruktur jalan harus selalu menempatkan

    kebutuhan pejalan kaki sebagai prioritas utama.

    b. Di Indonesia, permasalahan pejalan kaki ditegaskan,

    salah satunya, dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang

    Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 25 (1) yang

    menyatakan: Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu

    Lintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan

    Jalan berupa fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki,

    dan penyandang cacat. Kata wajib dalam Kamus

    besar Bahasa Indonesia di artikan sebagai sesuatu

    yang harus dilakukan; tidak boleh tidak dilaksanakan

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    40/122

    keselamatan. Misalnya, ketidaktersediaan trotoartelah memaksa pejalan kaki berjalan di badan jalan

    dimana akhirnya pejalan kaki harus berkompetisi

    dengan kenderaan bermotor yang superior. Fasilitas

    penyeberangan yang sangat minim memaksa

    pejalan kaki menyeberang pada sembarang tempat

    dengan hanya mengandalkan kehati-hatian, tanpa

    perlindungan dan kepastian hak untuk menyeberang.

    d. Keadaan pejalan kaki semakin diperburuk oleh volume

    lalu lintas yang padat, kebisingan akibat deru mesin dan

    produksi asap knalpot yang mengandung carbon (CO

    dan CO2). Tanpa disadari semua ini harus dialami oleh

    pejalan kaki. Maka, di daerah tropis yang bersuhu 30-

    35 derajat celcius, seperti Pekanbaru, dengan kondisi

    lingkungan jalan yang tidak ramah dan legal position

    yang sangat lemah, rasanya mustahil membujuk orang

    berjalan kaki. Himbauan-himbauan tentang jalan kaki

    yang berguna bagi kelestarian lingkungan, kesehatan

    atau kebugaran fisik, dan peningkatan kualitas hidup

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    41/122

    b. Sepeda

    1) Jalur sepeda adalah jalur khusus yang diperuntukkan

    untuk lalu lintas pengguna sepeda dan kendaraan yang

    tidak bermesin yang memerlukan tenaga manusia.

    Dengan lebar sekurang-kurangnya 1 meter cukup

    dilewati satu sepeda dengan ruang bebas di kiri dan

    kanan sepeda yang cukup, dan jalur untuk lalu lintas

    dua arah sekurang-kurangnya 2 meter.

    2) Penggunaan sepeda di negara maju sedang trend

    belakangan ini, disamping untuk mengurangi emisi

    dan polusi , penggunaan sepeda lebih murah dan

    menyehatkan badan. Di Prancis terdapat tempat

    penyewaan sepeda yang sengaja disediakan sebagai

    sarana transportasi pengganti dari bus, taxi, maupun

    mobil pribadi, baik untuk bepergian ke kantor maupun

    ke tempat lainnya. Dan uniknya, bagi yang menyewa

    sepeda tersebut tidak perlu mengembalikan sepeda

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    42/122

    Gambar 5: Stack Chart Persentase Sepeda Motor dan kendaraan bermotor lainnya

    tahun 1987 2011

    Grafik diatas menggambarkan bahwa pertumbuhan sepeda

    motor sebelum tahun 1998 cenderung berimbang dengan

    pertumbuhan kendaraan lainnya. Namun sejak tahun 2000

    hingga tahun 2010, pertumbuhan sepeda motor mendesak

    total jumlah pertumbuhan kendaraan hingga mencapai

    80% Pertumbuhan ini disebabkan berbagai faktor antara

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    90%

    100%

    1987

    1988

    1989

    1990

    1991

    1992

    1993

    1994

    1995

    1996

    1997

    1998

    *199

    9

    2000

    2001

    2002

    2003

    2004

    2005

    2006

    2007

    2008

    2009

    2010

    Sepeda Motor KBM Lain

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    43/122

    yang menjadi korban meninggal dunia dalamkecelakaan mencapai 60% dari total korban mati.

    Tantangan bagi Polri dan semua pemangku kepentingan

    adalah bagaimana menjamin pengoperasional sepeda

    motor yang memenuhi standar keselamatan dan

    mengurangi jumlah korban meninggal dunia dalam

    kecelakaan yang melibatkan sepeda motor?

    4. Mengurangi faktor-faktor yang mengakibatkan korban fatal

    yaitu korban Meninggal dunia dan luka berat termasuk cacat

    tetap (disable) akibat kecelakaan lalu lintas karena Faktor :

    a. Kecepatan (Speed)

    b. Tipe tabrakan

    c. Usia Muda dan Pemula (Young and Novice) : Sebanyak 67%

    korban kecelakaan berada pada usia 22 50 tahun.

    5. Menerapkan penegakan hukum secara elektronik (Elektronic

    Law Enforcement)

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    44/122

    Pengawasan terhadap beberapa pelanggaran yangmembutuhkan pembuktian yang lebih rumit seperti

    pelangaran ambang batas kandungan alcohol dalam darah,

    pelanggaran batas kecepatan maksimum dan minimum, dan

    pengawsan jam kerja pengemudi. Oleh karena itu, penggunaan

    peralatan elektronik dan system computer akan menjadi bagian

    terpenting dalam rangka menjamin perilaku dan kepatuhan

    para pengguna jalan terhadap regulasi-regulasi keselamatan

    lalu lintas. Berikut ini beberapa pelanggaran yang akan diawasi

    dan dikontrol secara elektronik:

    a. Pelanggaran Batas Kecepatan

    b. Pelanggaran ambang batas kandungan alcohol dalam

    darah

    c. Pelanggaran terhadap Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

    (APILL), Marka dan Rambu.

    d. Pelanggaran terhadap jam kerja pengemudi professional

    (angkutan umum orang dan barang)

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    45/122

    Konsep Dan4

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    46/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    47/122

    1. Falsafah Rencana Aksi

    Sebagaimana dijabarkan dalam RUNK, falsafah dari

    Rencana Aksi Keselamatan Lalu Lintas Polri ini adalah berlanjut,

    terkoordinasi, dan kebersamaan, berdasarkan pemahaman

    bahwa keselamatan jalan adalah tanggung jawab setiap

    orang. Laporan Asian Development Bank (ADB) Tahun 2004

    menjelaskan bahwa salah satu kelemahan dari penyelenggaraan

    keselamatan jalan di Indonesia adalah buruknya koordinasi

    dan manajemen5. Koordinasi merupakan kunci sukses bagi

    tercapainya keselamatan jalan di suatu negara. Oleh karena itu,

    fokus utama Pemerintah adalah memastikan penyelenggaraan

    keselamatan jalan sebagai tanggung jawab bersama yangharus dilaksanakan secara selaras dan terkoordinasi dengan

    menerapkan prinsip-prinsip orchestra.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    48/122

    Sebuah system keselamatan mempersyaratkan kerjasamayang solid dan pembagian tanggung jawab diantara para

    pemangku kepentingan, mitra-mitra keselamatan lalu lintas

    dan seluruh pengguna jalan. Konsep tentang penyelenggaraan

    system keselamatan jalan ini menggabungkan 5 unsur terkait

    dalam keselamatan jalan, yaitu:

    a. Manajemen keselamatan jalan (Road safety management)

    b. Jalan yang berkeselamatan (Safer road)

    c. Kendaraan yang berkeselamatan (Safer vehicle)

    d. Pengguna Jalan yang berkeselamatan (Safer people)

    e. Respon Pasca Kecelakaan (Post crash response)Kelima unsur ini disebut 5 Pilar Keselamatan Jalan dan

    saling terkait satu sama lain seperti yang tergambar dalam

    model keselamatan jalan pada Gambar 6.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    49/122

    Pilar 1:5

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    50/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    51/122

    1. Tantangan Yang Dihadapi

    Penggunaan peralatan dan pengolahan data berbasis

    Geographic Information System (GIS) dalam pemetaan lokasi

    rawan kecelakaan oleh petugas di lapangan.

    Dasar kompetensi petugas pencatat kejadian kecelakaanterhadap konsep rekayasa keselamatan jalan.

    Kesamaan visi dan misi dalam mendorong keselamatan jalan

    di Indonesia bagi instansi mitra.

    2. KONDISI EKSISTING

    Kondisi sampai saat ini, pencatatan mengenai lokasi di satudaerah dengan daerah yang lainnya tidak sama. Sebagian

    daerah menyertakan posisi patok kilometer jalan dan sebagian

    tidak. Laboratorium Transportasi UI (2009) menyatakan bahwa

    terdapat setidak-tidaknya 4 (empat) kelengkapan lokasi

    kejadian, yaitu: (1) nama ruas jalan; (2) nama kelurahan atau

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    52/122

    tahapan peristiwa kecelakaan sebagai langkah dalam3. KEMANA KITA AKAN MELANGKAH

    Mendorong terselenggaranya koordinasi antar pemangku

    kepentingan dan terciptanya kemitraan sektoral guna menjamin

    efektifitas dan keberlanjutan pengembangan dan perencanaan

    strategi keselamatan jalan.

    4. APA YANG AKAN KITA LAKUKAN

    Pilar 1 Sistem Manajemen Keselamatan ini memiliki 3 (tiga)

    rencana aksi, meliputi:

    a. Penyempurnaan sistem pencatatan data kecelakaan lalu

    lintas;

    b. Peningkatan kualitas investigasi kecelakaan lalu lintas; dan

    c. Road Safety Partnership Action(RSPA).

    Ketiga rencana aksi tersebut diturunkan menjadi beberapa

    sub-rencana aksi yang memiliki tujuan tujuan tertentu. Setiap

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    53/122

    dipublikasikan oleh Pemerintah RI.1) Penyempurnaan format data kecelakaan lalu

    lintas merupakan Sub rencana aksi I bertujuan untuk

    mempermudah pengolahan dan analisis terhadap data

    kecelakaan lalu lintas sebagai sumber informasi bagi

    stakeholder. Sub rencana aksi ini dijabarkan ke dalam 3

    (tiga) buah kegiatan, yaitu:

    a) Penyusunan standardisasi data kecelakaan lalu

    lintas secara nasional yang terintegrasi;

    Penyusunan standardisasi data kecelakaan

    lalu lintas secara nasional yang terintegrasi

    merupakan suatu kegiatan yang sangat baik.

    Standarisasi data kecelakaan dimaksudkan supaya

    informasi yang tercatat di satu daerah dengan

    daerah yang lain adalah sama dan memiliki

    kesamaan istilah. Contoh: pencatatan lokasi

    kejadian kecelakaan lalu lintas. Pencatatan lokasi

    di satu daerah dengan daerah yang lainnya harus

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    54/122

    secara baku. Hal ini perlu dilakukan untukmendukung keberhasilan kegiatan pertama, yaitu

    standardisasi. Pedoman pengisian format data

    kecelakaan lalu lintas tersebut menjamiin bahwa

    setiap petugas pencatat kejadian kecelakaan

    lalu lintas akan mencatatkan hal hal yang telah

    menjadi standar dari pengisiannya. Misalnya:

    standardisasi penamaan jalan. Banyak kasusyang ditemui mengenai perbedaan penamaan

    jalan antara jalan Otista dengan jalan Otto

    Iskandardinata atau jalan Jenderal Sudirman

    dengan jalan Jend. Sudirman. Kedua penyebutan

    tersebut benar tetapi pencatatan yang berbeda

    seperti ini akan sulit diolah oleh sistem teknologiyang sudah ada. Sistem teknologi akan membaca

    bahwa kedua jalan yang berbeda penulisannya

    tersebut merupakan jalan yang benar benar

    berbeda. Selain itu, standardisasi tersebut juga

    berguna bagi pendefinisian tingkat fatalitas

    korban, khususnya pembedaan antara korban

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    55/122

    yang telah ditetapkan dapat dievaluasi. Tantangandari kegiatan ini adalah petugas pencatat kejadian

    kecelakaan lalu lintas hanya dapat mempelajari

    format data kecelakaan lalu lintas secara mandiri

    dengan panduan pedoman sementara itu tidak

    banyak petugas pencatat kejadian kecelakaan

    lalu lintas yang bisa memahami dengan cepat.

    Tantangan lainnya adalah mencatat suatu kejadianyang hanya mengakibatkan kerugian material dan

    luka ringan bagi korbannya. Tantangan kedua ini

    terjadi karena pemikiran yang saat ini muncul

    baik di masyarakat maupun di petugas pencatat

    kejadian kecelakaan itu sendiri. Pemikiran bahwa

    pencatatan kejadian kecelakaan hanya diperlukanuntuk ranah hukum dan pencairan klaim asuransi.

    Indikator utamadari sub rencana aksi penyempurnaan

    format pendaataan kecelakaan lalu lintas ini adalah:

    a) Tersedianya format data kecelakaan lalu lintas

    secara nasional yang terintegrasi. Ukuran

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    56/122

    yang akan dilaksanakan adalah:a) Pelatihan pengisian data kecelakaan lalu lintas

    Pelatihan ini bertujuan melatih para petugas

    pencatat kejadian kecelakaan lalu lintas untuk

    mengisi format data kecelakaan lalu lintas yang

    telah ditetapkan. Kegiatan ketiga ini merupakan

    kegiatan pelengkap untuk kegiatan pertama dan

    kegiatan kedua dan paling terakhir dalam sub

    rencana aksi yag pertama dalam pilar pertama.

    Kegiatan ini dimaksudkan supaya petugas

    pencatat kejadian kecelakaan dibantu untuk

    mempraktekan tugasnya sebelum dilaksanakan

    di lapangan supaya petugas tersebut dapatdengan tangkas menggunakan format yang

    telah ditetapkan saat berada di lapangan. Selain

    itu, pelatihan ini juga dimaksudkan untuk

    mengevaluasi daftar isi dari format. Jika ada daftar

    isi yang jarang diisi dan ada penambahan daftar isi

    secara manual, maka perlu dilakukan revisi format

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    57/122

    memiliki tugas dan tanggung jawab dalammelakukan pencatatan kejadian kecelakaan

    lalu lintas di lapangan; dan

    (3) Daerah mengutus personil yang sama dalam

    beberapa penyelenggaraan pelatihan karena

    keterbatasan personil di lapangan.

    b) Monitoring hasil isi data kecelakaan lalulintas

    Kegiatan kedua adalah memantau hasil pengisian

    format data kecelakaan lalu lintas. Seperti

    sudah disampaikan dalam kegiatan pertama di

    atas bahwa setelah dilakukan pengisian maka

    seyogyanya dilakukan evaluasi untuk memantau

    daftar isi. Namun, dalam kegiatan kali ini juga

    diperlukan pemantauan terhadap daftar isi

    yang sulit untuk dicatat oleh pencatat kejadian

    kecelakaan lalu lintas. Misalnya: petugas pencatat

    kejadian kecelakaan lalu lintas selalu kesulitan

    mengisi kolom patok kilometer jalan jika kejadian

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    58/122

    Kepolisian Negara Republik Indonesia jarangmemiliki personil dengan pengetahuan rekayasa

    lalu lintas.

    Indikator utama:

    a) Terlaksananya pelatihan bagi 20.000 personil

    petugas pencatat kejadian kecelakaan lalu lintas

    serta petugas pencatat kejadian kecelakaan lalu

    lintas memahami cara pengisian format data

    kecelakaan lalu lintas.

    b) Terlaksananya monitoring (pemantauan) kegiatan

    pengisian format data kecelakaan lalu lintas dan

    laporan hasil monitoring (pemantauan).

    c) Terlaksananya pelatihan analisis data kecelakaan

    lalu lintas bagi 5.000 personil di tiap tingkat

    provinsi maupun kota/kabupaten (POLDA atau

    POLRES/TABES).

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    59/122

    investigation dalam penyidikan kecelakaan lalu lintas.Pengejawantahan dari sub rencana aksi tersebut dibagi menjadi

    2 (dua) kegiatan, yaitu:

    a. Menyiapkan sarana teknologi rekonstruksi kecelakaan lalu

    lintas di tingkat Polda dan Polres

    b. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempermudah proses

    penyidikan yang dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik

    Indonesia.

    c. Menjalin kerjasama dengan instansi terkait (Kemenristek RI,

    Kemenhub RI, Labfor, ATPM, dan Perguruan Tinggi) dalam

    penggunaan teknologi rekonstruksi kecelakaan lalu lintas

    sebagai pembuktian kecelakaan lalu lintas.

    d. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempermudah penyidikan

    dalam pencarian bukti dalam ranah penegakan hukum.

    Peningkatan kemampuan personil

    Tujuan sub rencana aksi ini adalah meningkatkan kecepatan

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    60/122

    b. Penyusunan sistem pengawasan dan pengendalian (wasdal)investigasi kecelakaan lalu lintas secara berjenjang;

    Kegiatan kedua adalah menyusun sistem pengawasan

    dan pengendalian investigasi kecelakaan lalu lintas secara

    berjenjang. Kegiatan ini dimaksudkan supaya proses

    penyidikan di-review oleh pejabat yang berwenang dan

    tidak bertentangan dengan kebijakan yang berlaku didaerah yang dimaksud.

    Tantangan yang dihadapi adalah kebutuhan waktu untuk

    melakukan wasdal investigasi secara berjenjang. Semakin

    panjang jenjang birokrasinya maka semakin lama juga

    waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan kegiatan

    tersebut.

    c. Penilaian kinerja penyidikan oleh personil di unit kecelakaan

    lalu lintas secara berkala.

    Kegiatan ini dilakukan untuk menjaga kualitas penyidikan

    untuk setiap periode waktu. Tolok ukur keberhasilan

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    61/122

    teknologi rekonstruksi kecelakaan lalu lintas.c. Terlaksananya pelatihan penyidikan kepada personil di unit

    kecelakaan lalu lintas bagi 7.000 personil.

    d. Terwujudnya kompetensi analis kecelakaan lalu lintas yang

    menonjol. Kecelakaan yang menonjol biasanya dilakukan

    dengan melibatkan tingkat pusat. Namun demikian, daerah

    perlu melakukan analisis awal sebelum analis kecelakaanlalu lintas menonjol turun ke lapangan.

    7. RENCANA AKSI ROAD SAFETY PARTNERSHIP ACTION (RSPA)

    Salah satu pendekatan untuk memecahkan tantangan

    keselamatan jalan global adalah menggunakan pendekatan

    kemitraan multi-sektor untuk menciptakan perubahanyang berkelanjutan dalam keselamatan di jalan. Hal ini jelas

    diakui dalam resolusi PBB tentang keselamatan di jalan yang

    menyatakan:

    Solusi untuk krisis keselamatan jalan global hanya dapatdiimplementasikan melalui kolaborasi multisektoral dan

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    62/122

    c. Melaksanakan kerjasama pasca kecelakaan lalu lintasd. Melaksanakan kerjasama untuk melakukan kajian strategis

    keselamatan lalu lintas.

    Melaksanakan kerjasama pencegahan kecelakaan lalu lintas

    Sub-rencana aksi ini bertujuan untuk meningkatkan

    sinergitas dan sinkronisasi antar stake holder (Polri, KemenPU,Kemenhub, Kemenkes, Kemendiknas, ATPM dan Perusahan-

    perusahan Asuransi. Sub rencana aksi tersebut terbagi dalam 3

    (tiga) kegiatan, yaitu:

    e. Menyiapkan MoU antara Polri dengan KemenPU, Kemenhub,

    Kemenkes, Kemendiknas, ATPM, dan Perusahaan-

    perusahaan asuransi

    f. MoU diperlukan sebagai pengikat komitmen stakeholder

    agar kerjasama dilakukan dengan komitmen yang tinggi

    sehingga program-program yang diselenggarakan secara

    bersama dapat diwujudkan dengan baik.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    63/122

    program-program yang akan, sedang, dan sudah dilakukandapat dimonitor dan dievaluasi secara berkala.

    Melaksanakan kerjasama penanganan kecelakaan lalu lintas

    Sub rencana aksi kedua adalah melaksanakan kerjasama

    penanganan kecelakaan lalu lintas dengan tujuan meningkatkankecepatan, transparansi, akuntabilitas dan kepastian hukum

    atas hasil penanganan kecelakaan lalu lintas. Sub rencana aksi

    tersebut terbagi dalam 2 (dua) kegiatan, yaitu:

    a. MoU Polri dengan KemenPU, Kemenkes, Kemenhub, dan

    Jasa Raharja

    MoU Polri dengan para pemangku kepentingan terkait

    (KemenPU, Kemenkes, Kemenhub, dan Jasa Raharja)

    dalam bidang pencegahan, penanganan, dan pasca

    kecelakaan lalu lintas merupakan bentuk komitmen Polri

    dan para pemangku kepentingan untuk bersama-sama

    meningkatkan keselamatan di jalan melalui program-

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    64/122

    langkah perbaikan guna pencegahan kecelakaan lalu lintas. Subrencana aksi tersebut terbagi dalam 3 (tiga) kegiatan, yaitu:

    a. MoU Polri dengan KemenPU, Kemenkes, Kemenhub, dan

    Jasa Raharja.

    Kerjasama antar Polri dengan stake holders diikat dengan

    suatu MoU dengan tujuan agar program-program kerjasama

    yang akan disusun dapat terlaksana efektif dan efisien.

    b. Menindaklanjuti hasil dari MoU antara Polri dengan

    KemenPU, Kemenkes, Kemenhub dan Jasa Raharja.

    MoU yang telah disepakati bersama agar dapat segera

    ditindaklanjuti dengan mulai menyusun program-program

    keselamatan jalan bersama sesuai dengan MoU yangberlaku.

    c. Memantau evaluasi dan updateterhadap MoU antara Polri

    dengan KemenPU, Kemenkes, Kemenhub, dan Jasa Raharja.

    Evaluasi dan update terhadap MoU antara Polri dengan

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    65/122

    sepeda motor antara lain adalah Pasal 10, Pasal 11, Pasal 210,dan Pasal 220 berkenaan dengan pengembangan teknologi

    dan perlengkapan teknologi sepeda motor, Pasal 203 tentang

    pengembangan program keselamatan kendaraan bermotor,

    Pasal 12 tentang pendidikan berlalu lintas, dan Pasal 138

    tentang kewajiban pemerintah menyedakan angkutan umum.

    Sepeda motor merupakan penyumbang terbesar terjadinyakecelakaan lalu lintas, 70% sepeda motor dari seluruh kendaraan

    bermotor terlibat kecelakaan lalu lintas. Perkembangan

    pasar sepeda motor di Indonesia pada tahun 2011 mencapai

    8.043.535 unit per tahun (Sumber: Asosiasi Industri Sepeda

    Motor Indonesia). Seluruh pemangku kepentingan dan

    komponen masyarakat perlu merumuskan jalan keluar sesuai

    dengan tanggung jawabnya sehingga terwujud sinergi padatataran kebijakan maupun operasional di lapangan guna

    mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas atau mengurangi

    fatalitas korban akibat kecelakaan lalu lintas yang melibatkan

    sepeda motor.

    Indikator utama:

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    66/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    67/122

    Pilar 26

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    68/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    69/122

    1. TANTANGAN YANG DIHADAPI

    a. Instansi yang melakukan pembinaan sistem jalan

    berkeselamatan sedikitnya terdapat 3 (tiga), yaitu: POLRI,

    Kementerian Perhubungan RI, dan Kementerian Pekerjaan

    Umum RI.

    b. POLRI tidak memiliki kompetensi dalam mewujudkan jalan

    berkeselamatan dari sisi sarana dan prasarana jalan.

    2. KONDISI EKSISTING

    a. Banyaknya lokasi rawan kecelakaan dengan jumlah korban

    kecelakaan yang tinggi.

    b. Jumlah orang yang meninggal dunia atau luka berat seperti

    pejalan kaki, pengendara sepeda motor, dan anak-anak.

    c. Kualitas infrastuktur jalan.

    d. Berkembangnya wilayah pemukiman secara linier pada

    jalan yang ada sehingga tidak dimungkinkan pengendalian

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    70/122

    a. RENCANA AKSI KAJIAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN LALU

    LINTAS

    Penanganan lokasi rawan kecelakaan merupakan kegiatan

    untuk menanggulangi jumlah kecelakaan dengan

    melakukan rekayasa jalan dan mengurangi kondisi yang

    tidak berkeselamatan (unsafe) di jalan sebanyak mungkin.

    Pada umumnya dilakukan dengan biaya yang relatif kecil.Lokasi Rawan Kecelakaan (LRK) lalu lintas merupakan hasil

    dari kekurangtepatan aplikasi rekayasa jalan sehingga

    menyebabkan timbulnya banyak kecelakaan di tempat

    yang sama. Di dalam Renstra Direktorat Jendral Bina Marga

    2011-2014, keselamatan jalan telah menjadi salah satu tolok

    ukur kinerja jalan. Dalam 3 tahun ke depan direncanakansebanyak 150 lokasi rawan kecelakaan lalu lintas harus

    diperbaiki pada jalan nasional sepanjang 35.000 km. Ditjen

    Bina Marga di dalam menentukan lokasi kecelakaan harus

    berkoordinasi dengan Polisi Lalu Lintas.

    Ketidaktepatan pemilihan akan berdampak dengan

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    71/122

    supaya dapat mewujudkan dokumen tata cara pelaksanaan

    kajian LRK (dengan substansi identifikasi lokasi rawan,

    karakteristik kecelakaan, permasalahan penyebab lokasi

    rawan kecelakaan, dan countermeasure terhadap lokasi

    tersebut dan protap penanganan LRK). Sub rencana aksi

    dituangkan 2 (dua) kegiatan, yaitu:

    1) Polri mempersiapkan data lokasi rawan kecelakaan Kegiatan pertama ini merupakan lanjutan dari kegiatan

    kegiatan yang diadakan dalam Pilar 1. Kegiatan

    tersebut merupakan tindakan yang dilakukan oleh

    Kepolisian Negara Republik Indonesia untuk membuka

    akses lokasi rawan kecelakaan (berdasarkan histori

    kejadian kecelakaan lalu lintas) bagi stakeholderterkait.

    2. Analisis lokasi rawan kecelakaan lalu lintas dan faktor

    penyebabnya berdasarkan data dari KemenPU RI,

    Kemenhub RI, dan Polri.

    Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan ruang

    diskusi dan mengkoordinasikan mengenai data yang

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    72/122

    Hasil kajian lokasi blackspot telah dilaksanakan

    disampaikan dan didiskusikan dengan pemangku

    kepentingan terkait, untuk menjadi bahan

    pertimbangan penanganan lokasi blackspotyang telah

    dikaji.

    2) Merekomendasikan usulan penanganan blackspot

    Penyampaian rekomendasi kepada pemangkukepentingan terkait ditindaklanjuti dengan memberikan

    rekomendasi usulan penanganan blackspot, untuk

    kemudian ditindaklanjuti sesuai dengan tupoksi

    masing-masing pemangku kepentingan terkait.

    5. Indikator utama:

    a. Tersedianya data lokasi rawan kecelakaan (blackspot) dan

    dapat diakses oleh stakeholderlainnya.

    b. Terlaksananya analisis kecelakaan lalu lintas dan faktor

    penyebabnya di tiap Polda dan Polres.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    73/122

    Pilar 37

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    74/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    75/122

    1. TANTANGAN YANG DIHADAPI

    a. Tingginya pelanggaran akibat batas muatan sumbu terberat

    dan dimensi maksimum dari angkutan barang

    b. Pengemudi kendaraan berat tidak mengetahui kelas di

    jalan yang akan dilewatinya karena rambu kelas jalan tidak

    terpasang dengan jelas

    c. Terhentinya distribusi (pasokan) barang yang mengancam

    perputaran ekonomi regional jika dilakukan penindakan

    terhadap kendaraan

    2. KONDISI EKSISTING

    Salah satu permasalahan sistem transportasi jalan di

    Indonesia adalah tingginya proporsi angkutan barang

    dengan muatan berkelebihan (overloading) yang diyakini oleh

    penyelenggara jalan maupun literatur berkontribusi dalam

    proses kerusakan jalan dan keselamatan berlalu lintas. Lebih

    jauh, pada umumnya kendaraan dengan muatan berkelebihan

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    76/122

    Tujuan sistem kendaraan berkeselamatan adalah

    memastikan bahwa setiap kendaraan yang digunakan di jalan

    telah mempunyai standar keselamatan yang tinggi sehingga

    mampu meminimalisir kejadian kecelakaan yang diakibatkan

    oleh sistem kendaraan yang tidak berjalan dengan semestinya.

    Selain itu, kendaraan juga harus mampu melindungi pengguna

    dan orang yang terlibat kecelakaan untuk tidak bertambah

    parah, jika menjadi korban kecelakaan.

    4. APA YANG AKAN KITA LAKUKAN

    a. RENCANA AKSI PENEGAKAN HUKUM BAGI KENDARAAN

    BERMUATAN LEBIH

    Undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan

    Angkutan Jalan (LLAJ) telah mensyaratkan batas muatan

    sumbu terberat kendaraan yang diijinkan serta dimensi

    maksimum kendaraan dan bebannya, baik panjang, lebar,

    maupun tinggi. Implementasinya dikaitkan dengan kelas

    jalan (Pasal 19 UU No 22 Tahun 2009)

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    77/122

    Penyediaan prasarana dan sarana

    1) Penyediaan fasilitas jembatan timbang dan gudang

    penyimpanan barang kelebihan muatan, termasuk

    muatan berupa liquid yang umumnya sulit untuk

    ditangani.

    2) Penyediaan batasan tinggi kendaraan berupa palang

    melintang dengan tinggi tertentu.

    3) Penyediaan rambu informasi mengenai kelas jalan yang

    terpasang dengan jelas sesuai dengan kelas jalan pada

    setiap ruas jalan.

    Analisa dan evaluasi kegiatan penegakan hukum kelebihan

    muatan

    Jembatan timbang belum bisa menyelesaikan permasalahan

    kelebihan muatan. Jembatan timbang umumnya berada

    di muara jalur lalu lintas. Selama permasalahan di hulu

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    78/122

    bahwa alat penimbangan merupakan alat pengawasan

    keselamatan dan penegakan hukum terhadap kapasitas

    muatan angkutan barang supaya pengemudi dan/atau

    perusahaan angkutan umum barang mematuhi ketentuan

    mengenai tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi

    kendaraan, dan kelas jalan, apabila terdapat pelanggaran

    dikenakan sanksi pidana sesuai dengan Pasal 307 UU

    22/2009 berdasarkan putusan pengadilan.

    Kemudian pada angka kedua menyatakan bahwa dalam

    UU 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, tidak

    dikenal adanya pengenaan sanksi administratif berupa

    denda pelanggaran muatan lebih. Kemudian angka ketiga

    juga menyebutkan bahwa semua peraturan perundangan

    termasuk SE mengenai pengawasan dan pengendalianmuatan lebih yang bertentangan dengan UU 22/2009 harus

    sesuai atau dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

    Selain itu, kalangan perindustrian juga bertanggung

    jawab dalam hal membuat regulasi. Pada pasal 169 diatur

    dalam pasal 307 UU 22/2009 menyebutkan bagi yang tidak

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    79/122

    mendapatkan sanksi administrasi atau denda dan lebih dari

    25% diberikan sanksi pidana atau tilang sehingga semua

    pemasukan dari denda kelebihan muatan tidak langsung

    ke kas negara. Untuk denda administrasi atas pelanggaran

    kelebihan muatan antara 5-25% akan masuk ke kas daerah

    sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD), sedangkan denda

    dari pidana tilang dengan kelebihan muatan diatas 25%

    secara sendirinya akan masuk ke kas negara.

    Pengetahuan, pemahaman, dan update informasi tentang

    hukum seperti hal tersebut sangat diperlukan bagi para

    PPNS yang melakukan penegakan hukum di lapangan.

    Sesuai PP No.58 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas

    Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 Tentang

    Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidanamensyaratkan seorang PPNS haruslah berpendidikan

    minimal S1. Kondisinya adalah, sebelum ada peraturan ini,

    dulu, PPNS bisa dari SMA bahkan SMP pun boleh. Dengan

    melihat permasalahan yang ada, tidak hanya pengetahuan

    teknis yang dibutuhkan, namun intelektualitas juga penting.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    80/122

    5) Terlaksananya rapat dan tindak lanjut dari hasil rapat.

    6) Terlaksananya penegakan hukum terpadu.

    b. RENCANA AKSI PENYEMPURNAAN SISTEM IDENTIFIKASI

    DAN REGISTRASI KENDARAAN BERMOTOR SESUAI STANDAR

    KESELAMATAN

    Sejak dikeluarkannya Peraturan Kapolri No 5 Tahun2012 tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan

    Bermotor, pemeriksaan cek fisik yang berorientasi pada

    aspek keselamatan telah diberlakukan. Saat ini cek fisik

    tidak sekedar mengetahui identitas nomor rangka dan

    mesin saja, namun lebih luas mencakup kelengkapan

    kendaraan bermotor. Pengecekan kelengkapan kendaraan

    ini dilaksanakan sesuai dengan Pasal 26 ayat 2 tentangpelaksanaan cek fisik kendaraan bermotor yang berorientasi

    pada keselamatan lalu lintas. Pengecekan ini mempunyai

    dua aspek yaitu aspek keselamatan yang sesuai dengan

    standar kendaraan dan aspek kesesuaian identitas ranmor

    dengan fisik ranmor. Pengecekan meliputi karoseri rancang

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    81/122

    bersama, paling tidak dapat menekan potensi kecelakaan

    lalulintas.

    Indikator utama:

    1) Terlaksananya sosialisasi dan laporan hasil kegiatan

    sosialisasi tentang pemeriksaan perlengkapan

    kendaraan, baik fisik maupun surat-surat kendaraan.

    2) Terlaksananya penegakan hukum kendaraan yang

    tidak memenuhi standar keselamatan.

    3) Tersusunnya peraturan Kakorlantas Polri tentang

    penegakan hukum Registrasi dan Identifikasi Kendaraan

    Bermotor.

    4) Terlaksananya penegakan hukum Registrasi dan

    Identifikasi Kendaraan Bermotor yang dilengkapi

    dengan sistem pelaporan.

    5) Terlaksananya rapat dan tindak lanjut dari hasil rapat.

    6) Terlaksananya penegakan hukum terpadu.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    82/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    83/122

    Pilar48

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    84/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    85/122

    1. TANTANGAN YANG DIHADAPI

    a. Minimnya pengetahuan pengemudi tentang pemahaman

    aturan berlalu lintas yang berlaku.

    b. Pengemudi umumnya mengemudi dengan kecepatan

    tinggi karena banyaknya jumlah pengemudi yang belum

    cukup umur.

    c. Alinyemen jalan yang tidak harmonis.

    d. Alokasi dana belum dititikberatkan pada desain jalan

    berkeselamatan.

    e. Pengendara tidak memahami bahwa hukum dan aturan

    berlalu lintas sesungguhnya bertujuan untuk keselamatan

    pengendara itu sendiri.

    2. KONDISI EKSISTING

    Sangatlah sulit menjabarkan masalah tabrakan di jalanan

    Indonesia karena kurangnya laporan tentang tabrakan. Menurut

    data Kepolisian, jumlah kematian pada 2010 adalah 31.234

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    86/122

    di banyak keluarga hilang dan keluarga harus bersusah-payah

    untuk membiayai kehidupannya.

    3. KEMANA KITA AKAN MELANGKAH

    Melalui kombinasi penegakan hukum dan pendidikan,

    bukan pendidikan saja, perilaku masyarakat dan norma-norma

    sosial telah bergeser di berbagai bidang seperti mengemudi

    saat mabuk dan tidak mengenakan sabuk pengaman - perilakutersebut saat ini sudah banyak dianggap sebagai perilaku

    yang tidak dapat diterima dalam masyarakat dan pengguna

    jalan umumnya sesuai dengan undang-undang lalu lintas.

    Namun, perilaku berisiko tersebut masih banyak terjadi di

    kalangan yang tidak bertanggung jawab dan mereka terus

    memainkan peran besar dalam kecelakaan serius. Tujuannyaadalah untuk meningkatkan dukungan untuk penggunaan

    jalan yang bertanggung jawab dan memberikan respon yang

    keras terhadap mereka yang menggunakan jalan dengan tidak

    bertanggung jawab. Penting untuk melakukan pencegahan

    karena pengemudi yang bertanggung jawab akan tetap

    bertanggung jawab dengan adanya ancaman dan sanksi

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    87/122

    4. APA YANG AKAN KITA LAKUKAN

    a. RENCANA AKSI PENYEMPURNAAN SISTEM PENERBITAN

    SURAT IJIN MENGEMUDI

    Surat Ijin Mengemudi (SIM) merupakan persyaratan

    bagi setiap orang yang akan mengemudikan kendaraan

    bermotor di jalan, artinya SIM wajib dimiliki oleh setiap orang

    yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan. Untukmendapatkan SIM, setiap orang harus memiliki kompetensi

    mengemudi yang didapat dari mengikuti pendidikan dan

    pelatihan di sekolah mengemudi atau dapat belajar sendiri.

    Selanjutnya untuk mendapatkan SIM, setiap orang yang

    akan mengemudikan kendaraan bermotor harus lulus

    dalam pengujian SIM yang diselenggarakan oleh KepolisianLalulintas.

    Rencana Aksi Penyempurnaan Sistem Penerbitan Surat Ijin

    Mengemudi (SIM) dibagi ke dalam 3 (tiga) kegiatan, yaitu:

    1) Sistem Pendidikan dan Pelatihan Pengemudi

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    88/122

    database pengemudi untuk keselamatan dan penegakan

    hukum.

    b. RENCANA AKSI PENEGAKAN HUKUM PELANGGARAN YANGPOTENSIAL MENYEBABKAN KECELAKAAN LALULINTAS

    Penegakan hukum bidang lalu lintas dan angkutan jalan

    adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau

    berfungsinya norma-norma hukum bidang lalu lintas danangkutan jalan secara nyata sebagai pedoman perilaku

    dalam penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan.

    Norma-norma hukum dalam penyelenggaraan lalu lintas

    dan angkutan jalan telah diatur dalam Undang-undang

    Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

    Jalan.Penegakan hukum lalu lintas dan angkutan jalan terbagi

    atas 2 (dua) hal, yaitu:

    1) Penyidikan perkara kecelakaan lalu lintas, dan

    2) Penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    89/122

    di jalan umum yang mengakibatkan pemakai jalan yang

    sedang bergerak, yang mengakibatkan korban luka berat,

    luka ringan, meninggal dunia.

    Berkaitan dengan hal tersebut, maka yang dimaksud dengan

    penyidikan kecelakaan lalu lintas adalah merupakan upaya

    pengungkapan pelaku, barang bukti, dan TKP (tempat

    kejadian perkara) yang merupakan bukti segitiga dalam

    pembuktiannya, di mana TKP merupakan unsur utama

    yang diharapkan dapat memberikan gambaran kejadian

    kecelakaan yang sebenarnya. Penyidikan kecelakaan lalu

    lintas dimulai dari tahap pra penyidikan, proses penyidikan

    itu sendiri, dan pelimpahan berkas penyidikan kepada

    Penuntut Umum.

    Tahap pra penyidikan dimulai dari saat mendatangi TKP

    (Tempat Kejadian Perkara). Setelah menerima laporan

    tentang adanya suatu kejadian kecelakaan lalu lintas,

    petugas Polisi Lalu lintas segera menyiapkan perlengkapan

    untuk mendatangi TKP kecelakaan lalu lintas tersebut.

    Setelah tiba di TKP, maka petugas segera mengamankan

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    90/122

    Kegiatan yang dilaksanakan di TKP selanjutnya adalah

    pengolahan TKP kecelakaan lalu lintas oleh petugas, dimulai

    dari pengukuran, pemotretan, mencatat identitas saksi dan

    korban, pengamanan barang bukti, dan pembuatan sket

    TKP. Dalam Vademikum Lalu lintas dijelaskan:

    Sket TKP merupakan pedoman dalam pembuatan berkas

    perkara, karena merupakan kumpulan fakta-fakta yang

    menguraikan kejadian-kejadian pada saat terjadi kecelakaan

    Lalu lintas. Dari gambar Sket ini pula dapat ditentukan sebab

    terjadinya laka lantas yang menentukan tersangka dan dapat

    meyakinkan hakim dalam pengambilan keputusan pidana.

    Setelah semua kegiatan di TKP selesai dilaksanakan, maka

    dilakukanlah kegiatan pengakhiran di TKP. Kegiatan yangdilaksanakan antara lain: konsolidasi, pembukaan TKP,

    dan permintaan Visum et Revertum (VER) terhadap korban

    kecelakaan lalu lintas. Kegiatan pengolahan di TKP ini

    diakhiri dengan pembuatan Berita Acara Pemeriksaan

    di TKP (BAP TKP). Selain Berita Acara Pemeriksaan di TKP

    dibuat juga Berita Acara Pemotretan di TKP dan Berita Acara

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    91/122

    Dalam proses penyidikan kecelakaan lalu lintas, selain

    menyelesaikan permasalahan pidana juga terdapat

    permasalahan perdata yang harus diselesaikan. Pada

    penanganan masalah perdata ini, harus dilaksanakan

    dengan benar bila tidak akan menyisakan permasalahan

    di kemudian hari. Dalam Vademikum Lalu lintas, dijelaskan

    masalah penanganan perdata, khususnya dalam hal

    penyelesaian ganti rugi oleh pemilik kepada korbankecelakaan lalu lintas, sebagai berikut:

    1) Bila kecelakaan lalu lintas menimbulkan kerugian

    bagi orang lain berdasarkan pasal 1365 KUH Perdata

    maka pihak yang merasa dirugikan berhak menuntut

    kerugian.

    2) Hubungan hukum antara pengemudi dengan majikan/

    pemilik belum diatur dalam perundang-undangan di

    Indonesia, namun hubungan majikan/pemilik dengan

    pengemudi hanya berdasarkan pekerjaan yang diatur

    dalam pasal 1376 KUH Perdata.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    92/122

    yang ditimbulkan oleh pemilik kendaraan pasal 53

    UULAJ (1) dan penjelasannya j.o. pasal 120 KUHAP.

    Penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan

    Penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan

    dilaksanakan dengan menggunakan acara pemeriksaan

    pelanggaran lalu lintas. Seperti diketahui proses penegakan

    hukum telah diatur dalam UU No. 8 Tahun 1981 tentangHukum Acara Pidana (KUHAP). Secara umum proses

    penegakan hukum (proses di pengadilan) terhadap suatu

    tindak pidana dapat dikelompokkan atas 3 (tiga) kelompok,

    yaitu:

    1) Acara Pemeriksaan Biasa (Bagian Ketiga, Bab XVI

    KUHAP)

    2) Acara Pemeriksaan Singkat (Bagian Kelima Bab XVI

    KUHAP)

    3) Acara Pemeriksaan Cepat (Bagian Keenam Bab XVI

    KUHAP), meliputi:

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    93/122

    tertib lalu lintas dapat diketahui sejak awal dan dapat

    dijadikan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

    Pendidikan tertib lalu lintas merupakan bagian dari

    pelajaran tata karma atau pun sopan santun yang perlu

    diajarkan kepada setiap anak didik karena cerminan

    budaya suatu bangsa dapat dilihat dari pola tingkah

    lakunya dalam berlalu lintas di jalan. Pembelajaran sopan

    santun berlalulintas di jalan berkaitan dengan etika dalam

    berlalulintas di jalan, mengingat jalan adalah milik umum

    maka apabila tidak mengetahui tentang etika berlalulintas

    maka setiap orang mempunyai dua pilihan, yaitu menjadi

    korban dan/atau pelaku kecelakaan lalu lintas.

    Rencana aksi pendidikan keselamatan berlalulintas dibagimenjadi 2 (dua) sub rencana aksi, yaitu:

    1) Penyelenggaraan Pendidikan Keselamatan Berlalu

    lintas Secara Formal; dan

    2) Penyelenggaraan Pendidikan Keselamatan Berlalu

    lintas Secara Non Formal

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    94/122

    Dalam pasal 13 UU No 22/2009, mencuat aturan

    soal perlunya koordinasi dan pembentukan Forum

    LLAJ, yakni sebagai wadah koordinasi untuk

    menyinergikan tugas pokok dan fungsi setiap instansi

    penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara

    lintas kelembagaan. Selain itu, fungsinya untuk

    mengintesifkan dan mengefektifkan penyelenggaraan

    LLAJ.

    Tugas Forum LLAJ adalah melakukan analisis jangka

    panjang, jangka menengah, dan jangka pendek

    permasalahan penyelenggaraan LLAJ. Lalu, memberikan

    masukan dan saran dalam rangka menentukan

    sasaran dan arah kebijakan pengembangan sistem

    LLAJ sekaligus merencanakan penyelesaian masalahpenyelenggaraan LLAJ.

    Selain itu, Forum LLAJ juga memberikan masukan

    terhadap perumusan dan/atau pelaksanaan kebijakan

    di luar bidang LLAJ yang mempunyai dampak

    langsung terhadap penyelenggaraan LLAJ. Kemudian

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    95/122

    3) Police Goes to School/Campus

    Kegiatan penyuluhan tentang tertib berlalulintas di

    jalan juga disampaikan ke sekolah/universitas sehingga

    nantinya pemahaman tentang tertib berlalulintas

    dapat dipahami, diterapkan, dan menjadi kebiasaan

    dalam kehidupan sehari-hari.

    4) Duta Lalulintas

    5) Tertib Lalulintas

    6) Saka Bhayangkara

    Gerakan Pramuka sebagai wadah pembinaan generasi

    muda yang menjalankan fungsinya sebagai lembaga

    pendidikan non formal memiliki peran penting dalampembentukan watak, kepribadian, jasmani serta

    pengemban pengetahuan dan keterampilan sehingga

    dapat menjadi kader pembangunan di segala b idang.

    Pembinaan Satuan Karya (Saka) Bhayangkara adalah

    bagian pembinaan generasi muda yang merupakan

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    96/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    97/122

    Pilar 5

    9

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    98/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    99/122

    1. TANTANGAN

    a. Korban kecelakaan yang tidak dapat diselamatkan akibat

    keterlambatan petugas medis, atau salah penanganan

    secara medis sehingga korban tidak dapat diselamatkan.

    b. Hotline ke rumah sakit/petugas medis yang seringkali sulit

    diakses.

    c. Sistem pengurusan asuransi kecelakaan.

    d. Kemampuan pertolongan pertama masih sangat kurang di

    lingkungan masyarakat awam di Indonesia.

    2. KONDISI EKSISTING

    Penanganan tanggap darurat pasca kecelakaan dianggap

    masih belum memenuhi kriteria mengingat terlambatnya

    pertolongan pertama yang diterima oleh korban kecelakaan.

    Masyarakat awam tidak dapat segera memberi pertolongan

    pertama karena tidak memiliki kemampuan dasar tersebut.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    100/122

    asuransi ini. Persyaratan klaim asuransi melibatkan 2 (dua)

    surat, yaitu Surat Kepolisian (Laporan Polisi) dan surat dari pihakrumah sakit. Umumnya, kendala dihadapi ketika mengajukan

    permohonan untuk mendapatkan Surat Kepolisian. Terbitnya

    Laporan Polisi berarti perkara kecelakaan ini diselesaikan

    secara hukum, padahal biasanya, kasus kecelakaan diselesaikan

    dengan cara kekeluargaan, sehingga kepolisian tidak dapat

    menerbitkan Laporan Polisi.

    3. KEMANA KITA AKAN MELANGKAH

    Peningkatan penanganan tanggap darurat pasca kecelakaan

    dengan meningkatkan kemampuan pemangku kepentingan

    terkait, baik dari sisi sistem ketanggapdaruratan maupun

    penanganan korban, termasuk melakukan rehabilitasi jangkapanjang untuk korban kecelakaan.

    4. APA YANG AKAN KITA LAKUKAN

    a. RENCANA AKSI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN

    PASCA KECELAKAAN

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    101/122

    seperti nomor yang sulit dihubungi. Pemeliharaan

    sangat penting sehingga tidak mengganggu kualitaspelayanan instansi yang memegang peranan dalam

    penanganan pasca kecelakaan lalu lintas. Hotline

    emergencyharus bisa dihubungi kapan saja dan mampu

    direspon dengan cepat dan tanggap.

    2) Pemanfaatan social media (Facebook, Twitter, NTMC,

    Radio)

    Pada era informasi dan teknologi yang semakin maju saat

    ini, intensitas masyarakat dalam pemanfaatan media

    sosial cukup tinggi dan semakin populer. Untuk itu, agar

    mampu menjangkau dan dijangkau oleh masyarakat,

    pengaduan atau pengimbauan bisa dilakukan melaluimedia sosial mengingat penggunanya yang tinggi

    sehingga diharapkan pesan tersampaikan dengan baik

    dan pengaduan dapat ditindaklanjuti dengan cepat.

    Penanganan Kecelakaan

    1) Mendatangi TKP

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    102/122

    penyelidikan kecelakaan. Surat keterangantersebut digunakan untuk klaim santunan ke PT.

    Jasa Raharja sebagai lembaga pemberi santunan

    kepada korban kecelakaan atau ahli waris korban.

    b. Indikator utama:

    1) Tersedianya nomor HotlineKhusus.

    2) Tersedianya sarana multimedia untuk pelaporan

    kejadian kecelakaan.

    3) Terpenuhinya standar waktu dalam mendatangi TKP

    dan penanganan korban.

    4) Tersedianya tenaga terlatih dalam penangananemergency.

    5) Terlaksananya penerbitan Surat Keterangan Kecelakaan.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    103/122

    10

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    104/122

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    105/122

    Demikian dokumen rencana aksi polri di bidang keselamatan

    lalu lintas dalam rangka mendukung Rencana Umum NasionalKeselamatan. Seluruh rencana aksi yang ada didalam naskah ini

    merupakan pedoman bagi seluruh satuan kewilayahan dalam

    menyusun dan mengimplementasikan program-program

    keselamatan serta bersinergi dengan seluruh pemangku

    kepentingan dalam mengurangi angka kecelakaan lalu lintas serta

    korban jiwa dan harta benda sebagai akibat kecelakaan tersebut.

    Rencana aksi ini dilengkapi dengan dokumen pendukung

    lainnya yang akan menjamin penatalaksanaan seluruh programa

    dapat terlaksana sesuai rencana dan target yang telah ditetapkan.

    Penatalaksanaan atau Performance management merupakan

    perencanaan dan pengalokasian sumber daya serta cara bertindak

    yang telah distandarkan.

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    106/122

    !"#$% '() *+,- ./0"- 102 '345

    789:;?@8?8 $?@8?8 +DED (8=;A?8B .>=>B8D898? 08B8?

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    107/122

    .#6( 7 /$ 78

    !"#$%&%'()$($&*+, %'()$($

    $.*" /,0')1"2'3*4 .'5"$1$( "(6".$1/%

    79: ;()#"# )#,-/)#0 #"#

    )#,-/)#0 #"# @#+=

    %(",(1-# A(1/2#) $/"2#% 1#%#

    0#+# ,(>#"# )#,-/)#0 (0#+##) 0#0= 0-)%#, 2(0#0=- ,-,%(2 /)0-)(

    1#) /$$0-)(

    %("0#+,#)#)(0#+##) 0#0= 0-)%#, 1#)

    %("0#A/")(0#+##)

    0#0= 0-)%#,

    C9: ;(0#+,#)#+#) .(0#%-D#) A()6-,-#) 1#%#

    +(>(0#+##) 0#0= 0-)%#,

    %("0#+,#)#)(0#+##) 0#0= 0-)%#, 1- %-)6+#% ./01# 1#)

    ;#@(, ./0"-

    %("0#+,#)#)

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    108/122

    .#6( ? /$ 78

    $.*" /,0')1"2'3*4 .'5"$1$( "(6".$1/%

    M9: ;(0#+,#)#+#) .(0#%-D#) A()#"# @("L()L#)6

    %(",=,=))(0#+##) 0#0= 0-)%#, -()%-$->J >(A#%J #+="#%J 1#A#%

    1-A("%#)66=)6L#K#@+#)

    P#>>/=)%#@0(9 1#) 2(2()=D-

    A"/,(1=" SA"/ L=,%-%-#S:

    !"#$% '() *+,- ./0"- 102 '345

    !"#$%&%'()$($&*+, %'()$($/,0')1"2'3*4 .'5"$1$( "(6".$1/%

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    109/122

    .#6( B /$ 78

    $.*" /,0')1"2'3*4 .'5"$1$( "(6".$1/%

    7B9: ;(2@=#% ;/3 #)%#"# ./0"- 1()6#)

    5(2().3J 5(2()D=@J 5(2()+(,J5(2()1-+)#,J *H.; 1#) .("=,#D#)T

    A("=,#D#) *,="#),-

    %("K=L=1)#"#

    )#,-/)#0 1#) "(6-/)#0 @("@#,-,

    +(2-%"##) ,("%# 1-0#+=+#))#

    5(>(0#+##)

    %("K=L=1)(0#+##)

    0#0= 0-)%#,

    7" !2-. 8%(./+,,& 8%-%3,(,/,& 9,3* 9.&/,- ,/,* :;,1 < =+,>>.0 ?,>%/' $,+/&%+-@.) !0/.;& A:?$! < =?$!B

    !"#$% '() *+,- ./0"- 102 '345

    !"#$%&%'()$($&*+, %'()$($/,0')1"2'3*4 .'5"$1$( "(6".$1/%

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    110/122

    .#6( C /$ 78

    $.*" /,0')1"2'3*4 .'5"$1$( "(6".$1/%

    7N9: ;(2@=#% ;/3 ./0"- 1()6#)

    5(2().3J 5(2()+(,J 5(2()D=@ 1#) U#,#

    "#D#"L#

    %("K=L=1)

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    111/122

    .#6( F /$ 78

    $.*" /,0')1"2'3*4 .'5"$1$( "(6".$1/%

    ??9: ;(2@=#% .(1/2#) .()()%=#) V0#>+

    RA/% @("1#,#"+#) 1#%# +(>(0#+##) 0#0=

    0-)%#,:

    %(",(1-#)#"#

    A(0#+,#)##) +#L-#) G'5 P1()6#)

    ,=@,%#),- -1()%-$-+#,- G/+#,-

    "#K#)J +#"#%("-,%-+ +(>(0#+##)J

    A("2#,#0#D#) A()+,A/%9 +,A/%

    %("1#A#%)+,A/%

    ""F 08B8? H8?I ,>:=>B8D898?

    C" $%&52,D.,& 9;2,-. :,E,& 8%0%3,2,,& 9,3* 9.&/,- A43,02 -);/BO: .("=2=,#) 1#) .(0#+,#)#+#) +#L-#)

    @(",#2# -),%#),- %("+#-%

    H(",=,=))#"#

    A(0#+,#)##) +#L-#) G/+#,- '#K#)

    5(>(0#+##) G#0= G-)%#, P1()6#)

    ,=@,%#),- -1()%-$-+#,- G/+#,- "#K#)J

    +#"#%("-,%-+ +(>(0#+##)J

    A("2#,#0#D#) A()(0#+##) G#0= G-)%#, @("1#,#"+#)

    A("%-2@#)6#) %(+)-, 1#) (+/)/2-,

    !"#$% '() *+,- ./0"- 102 '345

    !"#$%&%'()$($&*+, %'()$($/,0')1"2'3*4 .'5"$1$( "(6".$1/%

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    112/122

    .#6( 8 /$ 78

    $.*" /,0')1"2'3*4 .'5"$1$( "(6".$1/%

    ?M9: ;(0#+,#)#+#) R/,-#0-,#,- +(A#1#A()6=,#D# #)6+=%#) @#"#)6 %()%#)6

    A()(6#++#) D=+=2 /I("0/#1-)6

    %("0#+,#)#)#)##) A()(6#+#)

    D=+=2 /I("0/#1-)6 1#) @("+//"1-)#,-

    1()6#) 1-)#, A("D=@=)6#)

    %("0#+,#)#)#"# %("A#1=

    %(",=,=))

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    113/122

    .#6( M /$ 78

    $.*" /,0')1"2'3*4 .'5"$1$( "(6".$1/%

    7B: ;(0#+=+#) *)#0-,-, 1#) (I#0=#,-

    +(6-#%#) A()(6#++#) D=+=2 +(0(@-D#)

    2=#%#)

    .()6+#L-#) ($(+%-I-%#,J ($-,-(),- 1#)

    1#2A#+ A()(6#++#) D=+=2

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    114/122

    .#6( N /$ 78

    $.*" /,0')1"2'3*4 .'5"$1$( "(6".$1/%

    BN9: ;() 0#)6,=)6 1#) Q)0-)(

    H(",(0()66#"#):=>B8D898?

    !"#$% '() *+,- ./0"- 102 '345

    !"#$%&%'()$($&*+, %'()$($/,0')1"2'3*4 .'5"$1$( "(6".$1/%

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    115/122

    .#6( O /$ 78

    $.*" /,0')1"2'3*4 .'5"$1$( "(6".$1/%

    CB9: ;(2@#)6=) H(2A#% 3L- R[; ("#D#)

    %D1 ;#,#0#D 5(,(0#2#%#) 0#0= 0-)%#,

    H("0#+,#)#)("#D#)

    CM9: ;(0#+,#)#+#) 3L- H(/"-

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    116/122

    .#6( 7E /$ 78

    $.*"3 4

    CO9: ;(0#+,#)#+#) 3L- ."#+%(+

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    117/122

    .#6( 77 /$ 78

    $.*"3 4

    F79: ;(2@#)6=) 1#%#@#,( A()6(2=1-

    ,(>#"# Q)0-)(

    7: *1#)(0#+##) G#0= G-)%#, ?:%("@#)6=))(0#+##) G#0= G-)%#,

    FB9: ;(0#+=+#) .()#)1###) R[; =%+A(0#)66"#) @("=0#)6 1#) +(>(0#+##) 0#0=

    0-)%#, @("#% PA()6#K#,#)J .(2@0/+-"#)

    1#) .()>#@=%#)9

    7: *1#)

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    118/122

    .#6( 7? /$ 78

    $.*"3 4

    FC9: ;()6=2A=0+#) 1#%# 1#("#D "#K#)

    A(0#)66#"#)

    7: *1#)

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    119/122

    .#6( 7B /$ 78

    $.*"

    FO9: ;(2@("-+#) '(+/2()1#,- .(+("L##)

    1- V#6-#) U#0#)

    H(",(1-#)Y: !-)#, .()1-1-+#)

    H("-)%(6"#,-)Y: !-)#,

    .()1-1-+#)

    H("0#+,#)#)

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    120/122

    .#6( 7C /$ 78

    $.*"

    8F9: ;(0#+,#)#+#) 1#) ;(2@()%=+

    \/"=2 GG*U 1- @-1#)6 +(,(0#2#%#) 0#0=

    0-)%#, ,(>#"# +/)%-)=( P2-)-2#0 ? +#0- A("

    %#D=)9

    %("0#+,#)#)#"# 4/)

    \/"2#0

    H("K=L=1)#"#

    )/) $/"2#0 1#) 2()="=))

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    121/122

    .#6( 7F /$ 78

    $.*"

    M79: 5#2A#)

  • 5/20/2018 Membangun Masa Depan Keselamatan Versi 1 July 2013

    122/122

    $.*"

    MC9: ;()(@//+J

    HK-%%("J 4H;] 1#) '#1-/9 ,(@#6#- ,#"#)#

    A(0#A/"#)

    H(",(1-#)(0#+##)

    M89: ;()1#%#)6- H5. ,(,=#- ,%#)1#" K#+%=

    1#0#2 RQ. ./0"- PBE 2()-%9

    H("A()=D-)(0#+##)

    ?7: R-,%(2 [)$/"2#,- .(0#A/"#)

    .("-,%-K# 5(>(0#+##)

    H("K=L=1)(0#+##) 0#0= 0-)%#,

    M" $%&.&52,/,& 2*,3./,- 3,',&,& ),-0, 2%0%3,2,,&

    2F !A=9 ):8=L %>=MA?=>

    ??: .()#)6#)#) 5(>(0#+##) H("K=L=1)