dody firmanda 2005 - instrumen ipdsa risiko klinis dan keselamatan pasien edisi 1 versi 2005

Upload: dody-firmanda

Post on 08-Apr-2018

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    1/29

    INSTRUMENINSTRUMENMANAJEMEN RISIKO KLINISMANAJEMEN RISIKO KLINISDANDAN

    KEAMANAN PASIEN ANAKKEAMANAN PASIEN ANAK

    PEDIATRICS CLINICAL RISK MANAGEMENTANDPATIENT SAFETY

    SUB KOMISISTANDAR KOMPETENSI PELAYANANKOLEGIUM ILMU KESEHATAN ANAK INDONESIA

    2005

    1

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    2/29

    DAFTAR ISTILAH

    Istilah DefinisiKeamanan pasien

    (Patient Safety)

    Adalah proses pelayanan pasien yang aman,

    terdiri dari:1. Asesmen risiko2. Identifikasi dan manajemen risiko3. Pelaporan dan analisis insiden4. Tindak lanjut dan solusi untuk

    meminimalkan timbulnya risiko

    Insiden keamanan pasien Adalah kesalahan medis (medical errors), kejadianyang tidak diharapkan (adverse event), dan ataunyaris terjadi (near miss)

    Kesalahan Medis(Medical errors)

    Adalah suatu kesalahan dalam proses pelayananyang mengakibatkan atau berpotensi menimbulkancidera pada pasien, dapat terjadi karena akibatberbuat sesuatu (comission) atau tidak berbuatsesuatu yang seharusnya dilakukan (omission).Kesalahan termasuk:

    1. Kegagalan suatu rencana yang benar tapitidak lengkap

    2. Menggunakan rencana yang salah.

    Kesalahan laten(Latent errors)

    Adalah suatu kesalahan pada sistem yang dapatterjadi dari segi kebijakan klinis, standar danpedoman pelayanan maupun peralatan sertasumber daya penunjang pelayanan.

    Kesalahan aktif(Active errors)

    Adalah suatu kesalahan yang terjadi pada saatpenerapan dan implementasi kebijakan klinis,standar dan pedoman pelayanan maupunperalatan serta sumber daya penunjangpelayanan.

    Kejadian yang tidakdiharapkan

    (Adverse event)

    Adalah suatu kejadian yang mengakibatkan ciderayang tidak dikehendaki pada pasien bukan karena

    kondisi dan penyakit pasien, dapat terjadi dapatterjadi dengan atau tanpa kesalahan medis.

    Nyaris terjadi(Near miss)

    Adalah suatu kesalahan medis karena berbuatatau karena tidak berbuat dan berpotensimenimbulkan cidera akan tetapi tidak terjadikarena telah diantisipasi.

    2

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    3/29

    InstrumenManajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien Anak

    No. Standar Kriteria

    Struktur Proses Outcome

    Indikator

    1. Kebijakan mengenai ManajemenRisiko Klinis dan Keamanan PasienAnak

    Kebijakan PenyusunanKebijakan

    SK Direksi Kebijakan SMF

    2. Panduan Manajemen Risiko Klinisdan Keamanan Pasien Anak

    PanduanManajemen

    Risiko Klinis danKeamanan

    Pasien Anak

    PenyusunanPanduan

    PengesahanPanduan

    PanduanManajemen Risiko

    Klinis danKeamanan Pasien

    Anak

    3. Alur masuk rawat inap Gambar alur perawatan

    Implementasi Pengesahan Alur Gambar alurperawatan

    4. Jadwal dinas dan penanggung jawabdokter

    Jadwal dinas danpenanggungjawab dokter

    Implementasi PengesahanJadwal Bulanan

    Jadwal dinas danpenanggung jawab

    dokter

    5. Standar Prosedur Operasional (SPO)atau Standar Pelayanan MedisKesehatan Anak - SPMKA(termasuktindakan)

    SPO atauSPMKA

    PenerapanSPM

    PengesahanSPO/SPMKA

    SPO atau SPMKA

    6. Standar Profesi dan StandarKompetensi Dokter Spesialis Anak

    PedomanStandar Profesi

    dan StandarKompetensi

    Dokter SpesialisAnak

    Penerapan UjianKompetensi

    Standar Kompetensi

    7. Standar Formularium dan StandarPeralatan Medis

    StandarFormularium dan

    StandarPeralatan Medis

    PenerapanStandar

    Formulariumdan StandarPeralatan

    Medis

    PengesahanStandar

    Formularium danStandar

    Peralatan Medis

    StandarFormularium danStandar Peralatan

    Medis

    8. Surveilens Infeksi dan ResistensiMRSA:

    1. Plebitis2. Infeksi Luka Operasi3. ISK4. Pneumonia akibat

    ventilator

    Petugas ICN diRuangan

    PengisianFormulir

    Kompilasi Data%

    9. Sarana Pengaduan SaranaPengaduan

    Penerapan Data Jumlah

    10. Audit Medis Panduan AuditMedis

    ImplementasiAudit Medis

    Medical errors Jumlah dan %

    11. Mekanisme tindak lanjut Jumlah dan %

    3

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    4/29

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    5/29

    S1P2 Kebijakan tertulis mengenai Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien ditingkat Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan Anak dan SMF.

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit) mengenai Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan PasienAnak

    1 Ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan, akan tetapi belum/tidak ada kebijakantertulis di tingkat Departemen/SMF/Bagian dan instalasi/unit pelayanan.

    2 Ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan, SMF dan instalasi/unit pelayanan, akantetapi belum disahkan penerapannya oleh pimpinan rumah sakit.

    3 Ada kebijakan tertulis tersebut telah disahkan penerapannya oleh pimpinan rumah

    sakit, akan tetapi belum difahami/dimengerti oleh seluruh staf pelayanan.4 Kebijakan tertulis tersebut telah diterapkan dan telah difahami/dimengerti oleh

    seluruh staf pelayanan.

    5

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    6/29

    S2 Panduan Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien Anak

    S2P1 Proses penyusunan Panduan Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien Anak diInstitusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)

    Nilai: Kriteria:

    0 Proses penyusunan Panduan Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien Anakuntuk tingkat Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit) tidakmelibatkan profesi dan jajaran struktural terkait (top down approach).

    1 Proses penyusunan Panduan tersebut melibatkan profesi dan jajaran strukturalterkait akan tetapi tidak dibentuk Tim Penyusun.

    2 Proses penyusunan Panduan tersebut melibatkan profesi dan jajaran strukturalterkait dalam bentuk Tim, akan tetapi tidak melibatkan Komite Medik (dalam hal iniTim Farmasi dan Terapi Komite Medik, Tim Mutu Profesi Komite Medik dan TimPengendali Infeksi Komite Medik).

    3 Proses penyusunan Panduan tersebut dalam bentuk Tim yang melibatkan profesi,

    jajaran struktural terkait, dan Komite Medik (dalam hal ini Tim Farmasi dan TerapiKomite Medik, Tim Mutu Profesi Komite Medik dan Tim Pengendali Infeksi KomiteMedik) akan tetapi tidak ada agenda jadwal pertemuan dan bukti notulen .

    4 Telah ada agenda jadwal pertemuan dan bukti notulen Tim Penyusun Panduanakan tetapi belum ada evaluasi Panduan tersebut.

    5 Telah dilakukan evaluasi dan tindak lanjutnya dari Panduan tersebut.

    6

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    7/29

    S2P2 Panduan Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien Anak di tingkat InstitusiPenyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit) dan SMF.

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada Panduan Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien Anak daritingkat pimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit).

    1 Ada Panduan Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien untuk tingkat rumahsakit, akan tetapi belum/tidak ada di tingkat Departemen/SMF/Bagian daninstalasi/unit pelayanan..

    2 Ada Panduan Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien Anak untuk tingkatrumah sakit, SMF dan instalasi/unit pelayanan akan tetapi belum disahkanpenerapannya oleh pimpinan rumah sakit.

    3 Panduan Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien Anak tersebut telahdisahkan penerapannya oleh pimpinan rumah sakit, akan tetapi belumdifahami/dimengerti oleh seluruh staf pelayanan.

    4 Panduan Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien Anak telah diterapkan dantelah difahami/dimengerti oleh seluruh staf pelayanan akan tetapi belum dilakukanevaluasi dan tindak lanjut.

    5 Telah dilakukan evaluasi dan tindak lanjut dari penerapan Panduan tersebut.

    7

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    8/29

    S2P3 Isi Panduan Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien Anak.

    Nilai: Kriteria:

    0 Panduan Manajemen Risiko Klinis dan Keamanan Pasien Anak tidak menerangkantentang daftar istilah yang dipergunakan.

    1 Panduan tersebut menerangkan tentang daftar istilah yang dipergunakan akantetapi tidak menjelaskan langkah langkah manajemen risiko klinis secara sistematikdari cara asesmen risiko, identifikasi risiko, pelaporan dan analisis insiden, dantindak lanjut serta solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko.

    2 Panduan tersebut menerangkan tentang daftar istilah yang dipergunakan,menjelaskan langkah langkah manajemen risiko klinis secara sistematik dari cara

    asesmen risiko, identifikasi risiko, pelaporan dan analisis insiden, dan tindak lanjutserta solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko akan tetapi belumdilaksanakan/implementasikan.

    3 Langkah langkah Manajemen Risiko Klinis dari Panduan tersebut telahdilaksanakan/implementasikan akan tetapi belum diadakan evaluasi.

    4 Implementasi Panduan tersebut telah dilakukan evaluasi akan tetapi belum adatindak lanjut dari hasil evaluasi tersebut.

    5 Telah melakukan tindak lanjut dari hasil evaluasi penerapan langkah langkahManajemen Risiko Klinis dari Panduan tersebut.

    8

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    9/29

    S3 Alur masuk rawat inap

    S3P1 Proses penyusunan alur masuk rawat inap di Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan Anak (Rumah Sakit)

    Nilai: Kriteria:

    0 Proses penyusunan alur rawat inap mengenai Manajemen Risiko Klinis danKeamanan Pasien Anak untuk tingkat Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan(Rumah Sakit) tidak melibatkan profesi dan jajaran struktural terkait (top downapproach).

    1 Proses penyusunan alur rawat inap tersebut melibatkan profesi dan jajaran strukturalterkait, akan tetapi tidak dibentuk Tim Penyusun.

    2 Proses penyusunan alur rawat inap tersebut melibatkan profesi dan jajaran struktural

    terkait dalam bentuk Tim Penyusun, akan tetapi tidak melibatkan Komite Medik(dalam hal ini Tim Farmasi dan Terapi Komite Medik, Tim Mutu Profesi Komite Medikdan Tim Pengendali Infeksi Komite Medik).

    3 Proses penyusunan alur rawat inap tersebut melibatkan profesi dan jajaran strukturalterkait, Komite Medik (dalam hal ini Tim Farmasi dan Terapi Komite Medik, TimMutu Profesi Komite Medik dan Tim Pengendali Infeksi Komite Medik) dalam bentukTim Penyusun akan tetapi tidak ada jadwal pertemuan dan bukti notulen .

    4 Proses penyusunan alur rawat inap tersebut dalam bentukTim Penyusun yang

    melibatkan profesi dan jajaran struktural terkait, Komite Medik (dalam hal ini TimFarmasi dan Terapi Komite Medik, Tim Mutu Profesi Komite Medik dan TimPengendali Infeksi Komite Medik), mempunyai agenda jadwal pertemuan dan buktinotulen akan tetapi belum ada evaluasi tentang alur rawat inap tersebut.

    5 Telah melalukan evaluasi proses penyusunan alur rawat inap tersebut.

    9

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    10/29

    S4 Jadwal dinas dan penanggung jawab dokter

    S4P1 Ada jadwal dinas dan penanggung jawab dokter yang menangani pasien anak (byname)

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis tentang jadwal dinas dan penanggung jawab dokteryang menangani pasien anak (by name) dari tingkat pimpinan InstitusiPenyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit).

    1 Ada kebijakan tertulis tentang jadwal dinas penanggung jawab dokter yangmenangani pasien anak (by name) dari tingkat pimpinan Institusi PenyelenggaraPelayanan Kesehatan (Rumah Sakit), akan tetapi belum/tidak ada jadwal dinas danpenanggung jawab dokter yang menangani pasien (by name) di tingkat SMF daninstalasi/unit pelayanan.

    2 Telah ada jadwal dinas penanggung jawab dokter yang menangani pasien anak (byname) di tingkat Departemen/SMF/Bagian dan instalasi/unit pelayanan, akan tetapibelum disahkan oleh pimpinan rumah sakit.

    3 Jadwal dinas dan penanggung jawab dokter yang menangani pasien (by name) ditingkat Departemen/SMF/Bagian dan instalasi/unit pelayanan telah disahkan olehpimpinan rumah sakit akan tetapi belum difahami/dimengerti oleh seluruh stafpelayanan.

    4 Jadwal yang telah disakan tersebut telah difahami/dimengerti oleh seluruh staf

    pelayanan akan tetapi belum dilakukan evaluasi implementasinya.5 Telah dilakukan evaluasi implementasi jadwal tersebut dan tindak lanjut dari hasil

    evaluasi tersebut.

    10

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    11/29

    S5 Standar Prosedur Operasional (SPO) atau Standar Pelayanan Medis (termasuk tindakan)

    S5P1 Standar Prosedur Operasional (SPO) atau Standar Pelayanan Medis KesehatanAnak (termasuk tindakan)

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis penggunaan Standar Prosedur Operasional (SPO) atauStandar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (termasuk tindakan) dari tingkatpimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit).

    1 Ada kebijakan tertulis tentang penggunaan Standar Prosedur Operasional (SPO)atau Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (termasuk tindakan) dari tingkatpimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit), akan tetapibelum/tidak ada Standar Prosedur Operasional (SPO) atau Standar Pelayanan

    Medis Kesehatan Anak (termasuk tindakan) di tingkat Departemen/SMF/Bagian daninstalasi/unit pelayanan.

    2 Standar Prosedur Operasional (SPO) atau Standar Pelayanan Medis KesehatanAnak (termasuk tindakan) akan tetapi belum disahkan penggunanaanya olehKomite Medik dan pimpinan rumah sakit.

    3 Standar Prosedur Operasional (SPO) atau Standar Pelayanan Medis KesehatanAnak (termasuk tindakan) yang telah disahkan akan tetapi belum diimplementasikanoleh seluruh staf pelayanan.

    4 Standar Prosedur Operasional (SPO) atau Standar Pelayanan Medis KesehatanAnak (termasuk tindakan) telah diimplementasikan akan tetapi belum dilakukanevaluasi (audit medis).

    5 Telah dilakukan evaluasi (audit medis) terhadap Standar Prosedur Operasional(SPO) atau Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (termasuk tindakan) akantetapi belum dilakukan revisi Standar Prosedur Operasional (SPO) atau StandarPelayanan Medis (termasuk tindakan) tersebut.

    6 Telah melakukan audit medis dan revisi Standar Prosedur Operasional (SPO) atauStandar Pelayanan Medis Kesehatan Anak (termasuk tindakan).

    11

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    12/29

    S5P2 Kesalahan medis (medical errors)

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan

    Kesehatan (Rumah Sakit) mengenai kesalahan medis (medical errors)

    1 Ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit) mengenai kesalahan medis (medical errors) untuk tingkatrumah sakit, akan tetapi belum/tidak ada kebijakan tertulis untuk tingkat SMF daninstalasi/unit pelayanan.

    2 Telah ada kebijakan tertulis mengenai kesalahan medis (medical errors) untuktingkat rumah sakit, Departemen/SMF/Bagian dan instalasi/unit pelayanan akantetapi belum disahkan oleh pimpinan rumah sakit.

    3 Kebijakan tertulis yang telah disahkan tersebut belum difahami/dimengerti olehseluruh staf pelayanan.

    4 Kesalahan medis (medical errors) yang terjadi belum dilakukan pelaporan sesuaialur yang telah dibuat.

    5 Laporan kesalahan medis (medical errors) yang terjadi belum/tidak ada tindak lanjut.

    6 Telah dilakukan tindak lanjut atas kesalahan medis (medical errors) yang terjadi.

    12

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    13/29

    S5P3 Kesalahan laten dan aktif medis (latent and active errors)

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan

    Kesehatan (Rumah Sakit) mengenai kesalahan laten dan aktif medis (latent andactive errors)

    1 Ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit) mengenai kesalahan laten dan aktif medis (latent andactive errors) untuk tingkat rumah sakit, akan tetapi belum/tidak ada kebijakantertulis untuk tingkat Departemen/SMF/Bagian dan instalasi/unit pelayanan.

    2 Telah ada kebijakan tertulis mengenai kesalahan laten dan aktif medis (latent andactive errors) untuk tingkat rumah sakit, Departemen/SMF/bagaian dan instalasi/unitpelayanan akan tetapi belum disahkan oleh pimpinan rumah sakit.

    3 Kebijakan tertulis yang telah disahkan tersebut belum difahami/dimengerti olehseluruh staf pelayanan.

    4 Kesalahan laten dan aktif medis (latent and active errors) yang terjadi belumdilakukan pelaporan sesuai alur yang telah dibuat.

    5 Laporan kesalahan laten dan aktif medis (latent and active errors) yang terjadibelum/tidak ada tindak lanjut.

    6 Telah dilakukan tindak lanjut atas kesalahan laten dan aktif medis (latent and active

    errors) yang terjadi.

    13

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    14/29

    S5P4 Nyaris terjadi (near miss)

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan

    Kesehatan (Rumah Sakit) mengenai kesalahan nyaris terjadi (near miss)

    1 Ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit) mengenai kesalahan nyaris terjadi (near miss) untuktingkat rumah sakit, akan tetapi belum/tidak ada kebijakan tertulis untuk tingkatDeparteme/SMF/Bagian dan instalasi/unit pelayanan.

    2 Telah ada kebijakan tertulis mengenai kesalahan nyaris terjadi (near miss) untuktingkat rumah sakit, SMF dan instalasi/unit pelayanan akan tetapi belum disahkanoleh pimpinan rumah sakit.

    3 Kebijakan tertulis yang telah disahkan tersebut belum difahami/dimengerti olehseluruh staf pelayanan.

    4 Kesalahan nyaris terjadi (near miss) yang terjadibelum dilakukan pelaporan sesuaialur yang telah dibuat.

    5 Laporan kesalahan nyaris terjadi (near miss) yang terjadi belum/tidak ada tindaklanjut.

    6 Telah dilakukan tindak lanjut atas kesalahan nyaris terjadi (near miss) yang terjadi.

    14

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    15/29

    S6 Standar Profesi dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anak

    S6P1 Penerapan Standar Profesi dan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anak

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis penerapan Standar Profesi dan Standar KompetensiDokter Spesialis Anak dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit).

    1 Ada kebijakan tertulis tentang penerapan Standar Profesi dan Standar KompetensiDokter Spesialis Anak dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit), akan tetapi belum/tidak ada di tingkatDepartemen/SMF/Bagian dan instalasi/unit pelayanan.

    2 Telah ada kebijakan tertulis tentang penerapan Standar Profesi dan StandarKompetensi Dokter Spesialis Anak di tingkat pimpinan Institusi PenyelenggaraPelayanan Kesehatan (Rumah Sakit), SMF dan instalasi/unit pelayanan akan tetapibelum disahkan oleh Komite Medik dan pimpinan rumah sakit.

    3 Kebijakan penerapan Standar Profesi dan Standar Kompetensi Dokter SpesialisAnak telah disahkan oleh Komite Medik dan pimpinan rumah sakit akan tetapibelum diimplementasikan oleh seluruh staf di instalasi/unit pelayanan.

    4 Telah dilakukan implementasi kebijakan tersebut akan tetapi belum dilakukanevaluasi.

    5 Evaluasi telah dilakukan akan tetapi belum dilakukan tindak lanjut terhadap stafyang tidak memenuhi Standar Profesi dan Standar Kompetensi Dokter SpesialisAnak.

    6 Telah melakukan tindak lanut terhadap staf yang tidak memenuhi Standar Profesidan Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anak.

    15

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    16/29

    S7 Standar Formularium dan Standar Peralatan Medis

    S7P1 Penggunaan Standar Formularium di rumah sakit.

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis penggunaan Standar Formularium dari tingkat pimpinanInstitusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit).

    1 Ada kebijakan tertulis tentang penggunaan Standar Formularium dari tingkatpimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit), akan tetapibelum/tidak ada di tingkat Departemen/SMF/Bagian dan instalasi/unit pelayanan.

    2 Telah ada kebijakan tertulis tentang penggunaan Standar Formularium di tingkatpimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit), SMF daninstalasi/unit pelayanan akan tetapi belum disahkan oleh Komite Medik dan

    pimpinan rumah sakit.3 Kebijakan penggunanaan Standar Formularium telah disahkan oleh Komite Medik

    dan pimpinan rumah sakit akan tetapi belum diimplementasikan oleh seluruh staf diinstalasi/unit pelayanan.

    4 Telah dilakukan implementasi kebijakan tersebut akan tetapi belum dilakukanevaluasi (audit medis).

    5 Evaluasi (audit medis) telah dilakukan akan tetapi belum dilakukan revisi StandarFormularium.

    6 Telah melakukan revisi Standar Formularium.

    16

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    17/29

    S7P2 Standar Peralatan Medis

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan

    Kesehatan (Rumah Sakit) mengenai Standar Peralatan Medis.

    1 Ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit) mengenai Standar Peralatan Medis untuk tingkat rumahsakit, akan tetapi belum/tidak ada kebijakan tertulis tingkatDepartemen/SMF/Bagian, ruang tindakan, kamar operasi, rawat inap danPICU/NICU.

    2 Seluruh kebijakan tertulis mengenai Standar Peralatan Medis untuk tingkat rumahsakit dan tingkat Departemen/SMF/Bagian, ruang tindakan, kamar operasi, rawatinap dan PICU/NICU akan tetapi belum disahkan oleh pimpinan rumah sakit.

    3 Standar Peralatan Medis untuk tingkat rumah sakit dan tingkatDepartemen/SMF/Bagian, ruang tindakan, kamar operasi, rawat inap danPICU/NICU telah oleh disahkan pimpinan rumah sakit, akan tetapi belumdifahami/dimengerti oleh seluruh staf pelayanan.

    4 Seluruh kebijakan tentang Standar Peralatan Medis telah difahami/ dimengerti olehseluruh staf pelayanan akan tetapi belum dilakukan pelaporan sesuai alur yangtelah dibuat.

    5 Telah melakukan pelaporan sesuai alur yang telah dibuat akan tetapi belum/tidak

    ada tindak lanjut.6 Telah ada tindak lanjut dari hasil pelaporan Standar Peralatan Medis.

    17

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    18/29

    S7P3 Kejadian yang tidak diharapkan (adverse event)

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan

    Kesehatan (Rumah Sakit) mengenai kejadian yang tidak diharapkan (adverseevent).

    1 Ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit) mengenai kejadian yang tidak diharapkan (adverse event)untuk tingkat rumah sakit, akan tetapi belum/tidak ada kebijakan tertulis tingkatDepartemen/SMF/Bagian dan instalasi/unit pelayanan.

    2 Telah ada kebijakan tertulis mengenai kejadian yang tidak diharapkan (adverseevent) untuk tingkat rumah sakit, Departemen/SMF/Bagian dan instalasi/unitpelayanan akan tetapi belum disahkan oleh pimpinan rumah sakit.

    3 Kebijakan tertulis yang telah disahkan tersebut belum difahami/dimengerti olehseluruh staf pelayanan.

    4 Kejadian yang tidak diharapkan (adverse event) yang terjadi belum dilakukanpelaporan sesuai alur yang telah dibuat.

    5 Laporan kejadian yang tidak diharapkan (adverse event) yang terjadi belum/tidakada tindak lanjut.

    6 Telah dilakukan tindak lanjut atas kejadian yang tidak diharapkan (adverse event)

    yang terjadi.

    18

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    19/29

    S8 Surveilens Infeksi dan Resistensi MRSA.

    S8P1 Surveilens Infeksi

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis mengenai surveilens infeksi dari tingkat pimpinanInstitusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit).

    1 Ada kebijakan tertulis tentang suveilens infeksi dari tingkat pimpinan InstitusiPenyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit), akan tetapi belum/tidak ada ditingkat Departemen/SMF/Bagian dan ruang rawat inap.

    2 kebijakan tertulis tersebut belum disahkan oleh Komite Medik dan pimpinan rumahsakit.

    3 Kebijakan tertulis yang telah disahkan tersebut belum diimplementasikan.4 Telah dilakukan implementasi akan tetapi belum dilakukan evaluasi.

    5 Telah dilakukan evaluasi akan tetapi belum melakukan peta kuman dan kebijakan

    penggunaan antibiotik yang rasional serta revisi Standar Formularium.

    6 Telah melakukan peta kuman, kebijakan penggunaan antibitiotik rasional,pengelompokan penggunaan dan pembatasan antibitiok serta revisi StandarFormularium.

    19

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    20/29

    S8P2 MRSA

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan

    Kesehatan (Rumah Sakit) mengenai MRSA.

    1 Ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit) mengenai MRSA untuk tingkat rumah sakit, akan tetapibelum/tidak ada kebijakan tertulis tingkat Departemen/SMF/Bagian.

    2 Kebijakan tertulis belum disahkan oleh pimpinan rumah sakit.

    3 Kebijakan tertulis yang telah disahkan belum difahami/dimengerti oleh seluruh stafpelayanan terkait.

    4 Kebijakan tersebut telah difahami/dimengerti oleh seluruh staf pelayanan akantetapi belum dilakukan pelaporan sesuai alur yang telah dibuat.

    5 Telah melakukan pelaporan MRSA sesuai alur yang telah dibuat akan tetapibelum/tidak ada tindak lanjut.

    6 Telah melakukan tindak lanjut atas pelaporan MRSA.

    20

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    21/29

    S8P3 Plebitis akibat pemasangan jarum infus (IVFD)

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan

    Kesehatan (Rumah Sakit) mengenai plebitis akibat pemasangan jarum infus (IVFD).

    1 Ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit) mengenai plebitis untuk tingkat rumah sakit, akan tetapibelum/tidak ada kebijakan tertulis tingkat Departemen/SMF/Bagian dan instalasi/unitpelayanan.

    2 Kebijakan tertulis mengenai plebitis belum disahkan oleh pimpinan rumah sakit.

    3 Kebijakan tertulis tersebut belum difahami/dimengerti oleh seluruh staf pelayananterkait.

    4 Belum melakukan pelaporan sesuai alur yang telah dibuat mengenai plebitis akibatpemasangan jarum infus (IVFD).

    5 Belum/tidak ada tindak lanjut dari hasil pelaporan mengenai plebitis akibatpemasangan jarum infus (IVFD).

    6 Telah melakukan tindak lanjut atas hasil pelaporan mengenai plebitis akibatpemasangan jarum infus (IVFD).

    21

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    22/29

    S8P4 Infeksi akibat luka operasi (ILO)

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan

    Kesehatan (Rumah Sakit) mengenai infeksi akibat luka operasi (ILO).

    1 Ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit) mengenai ILO untuk tingkat rumah sakit, akan tetapibelum/tidak ada kebijakan tertulis tingkat Departemen/SMF/Bagian dan instalasi/unitpelayanan.

    2 Kebijakan tertulis ILO belum disahkan oleh pimpinan rumah sakit.

    3 Kebijakan tertulis mengenai ILO belum difahami/dimengerti oleh seluruh stafpelayanan terkait.

    4 Belum melakukan pelaporan ILO sesuai alur yang telah dibuat.

    5 Belum/tidak ada tindak lanjut atas hasil pelaoran ILO.

    6 Telah melakukan tindak lanjut atas hasil pelaoran ILO..

    22

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    23/29

    S6P5 Infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter urin (ISK)

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan

    Kesehatan (Rumah Sakit) mengenai infeksi saluran kemih akibat pemasangankateter urin (ISK).

    1 Ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit) mengenai ISK untuk tingkat rumah sakit, akan tetapibelum/tidak ada kebijakan tertulis tingkat Departemen/SMF/Bagian dan instalasi/unitpelayanan.

    2 Kebijakan tersebut belum disahkan oleh pimpinan rumah sakit.

    3 Kebijakan tersebut belum difahami/dimengerti oleh seluruh staf pelayanan terkait.

    4 Belum melakukan pelaporan mengenai infeksi saluran kemih akibat pemasangan

    kateter urin (ISK) sesuai alur yang telah dibuat.

    5 Belum/tidak ada tindak lanjut atas hasil pelaporan mengenai infeksi saluran kemihakibat pemasangan kateter urin (ISK).

    6 Telah melakukan tindak lanjut mengenai infeksi saluran kemih akibat pemasangankateter urin (ISK).

    23

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    24/29

    S8P6 Bronkopneumonia akibat pemasangan ventilator (BP)

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan

    Kesehatan (Rumah Sakit) mengenai bronkopneumonia akibat pemasanganventilator (BP).

    1 Ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit) mengenai bronkopneumonia akibat pemasanganventilator (BP) untuk tingkat rumah sakit, akan tetapi belum/tidak ada kebijakantertulis tingkat Departemen/SMF/Bagian dan instalasi/unit pelayan.

    2 Kebijakan tertulis mengenai bronkopneumonia akibat pemasangan ventilator (BP)belum disahkan oleh pimpinan rumah sakit.

    3 Kebijakan tertulis mengenai bronkopneumonia akibat pemasangan ventilator (BP)belum difahami/dimengerti oleh seluruh staf pelayanan terkait.

    4 Belum melakukan pelaporan mengenai bronkopneumonia akibat pemasanganventilator (BP) sesuai alur yang telah dibuat.

    5 Belum/tidak ada tindak lanjut atas hasil laporan mengenai bronkopneumonia akibatpemasangan ventilator (BP).

    6 Telah melakukan tindak lanjut atas laporan mengenai bronkopneumonia akibatpemasangan ventilator (BP).

    24

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    25/29

    S8P7 Program cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan/tindakanterhadap pasien anak dan bayi (hand wash).

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit) mengenai program cuci tangan sebelum dan sesudahmelakukan pemeriksaan/tindakan terhadap pasien anak dan bayi (hand wash).

    1 Ada kebijakan tertulis dari tingkat pimpinan Institusi Penyelenggara PelayananKesehatan (Rumah Sakit) mengenai program cuci tangan untuk tingkat rumah sakit,akan tetapi belum/tidak ada kebijakan tertulis tingkat Departemen/SMF/Bagian daninstalasi/unit pelayanan.

    2 Kebijakan tertulis mengenai program cuci tangan belum disahkan oleh pimpinanrumah sakit.

    3 Kebijakan tertulis mengenai program cuci tanganbelum difahami/dimengerti olehseluruh staf pelayanan terkait.

    4 Program cuci tangan belum menjadi budaya (kebiasaan).

    5 Cuci tangan telah menjadi budaya akan tetapi belum/tidak ada penelitian observasidan tindak lanjutnya.

    6 Telah melakukan penelitian observasi dan tindak lanjut.

    25

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    26/29

    S9 Sarana Pengaduan pasien terhadap pelayanan di rumah sakit.

    S9P1 Sarana Pengaduan

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis mengenai pengaduan pasien selama di rumah sakit daritingkat pimpinan Institusi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit).

    1 Ada kebijakan tertulis tentang pengaduan pasien dari tingkat pimpinan InstitusiPenyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit), akan tetapi belum/tidak ada ditingkat Departemen/SMF/Bagian dan instalasi/unit pelayanan.

    2 Tidak ada sarana untuk menyampaikan pengaduan yang bersifat konfidensial.

    3 Sarana pengaduan tersedia akan tetapi belum diimplementasikan secra optimal.

    4 Belum melakukan evaluasi atas pengaduan yang diterima.

    5 Telah melakukan evaluasi dan kompilasi data atas pengaduan yang diterima akantetapi belum melakukan tindak lanjut.

    6 Telah melakukan tindak lanjut atas evaluasi pengaduan pasien.

    26

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    27/29

    S10 Audit Medis.

    S10P1 Audit Medis

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis mengenai audit medis dari tingkat pimpinan InstitusiPenyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)/Departemen/SMF/Bagian.

    1 Ada kebijakan tertulis tentang auditmedis dari tingkat pimpinan InstitusiPenyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)/Departemen/SMF/Bagian,akan tetapi belum/tidak ada panduan audit medis.

    2 Ada kebijakan tertulis tentang audit medis dan panduannya, akan tetapi belumdiimplementasikan.

    3 Ada kebijakan tertulis tentang audit medis dan panduannya serta telahdiimplementasikan akan tetapi belum dilakukan evaluasi.

    4 Ada kebijakan tertulis tentang audit medis, panduannya dan telahdiimplementasikan serta telah dilakukan evaluasi akan tetapi belum dilakukantindak lanjut.

    5 Telah melakukan tindak lanjut atas evaluasi audit medis.

    27

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    28/29

    S11 Mekanisme Tindak Lanjut dari seluruh kegiatan Manajemen Risiko Klinis dan KeamananPasien Anak

    S11P1 Mekanisme Tindak Lanjut

    Nilai: Kriteria:

    0 Tidak ada kebijakan tertulis mengenai mekanisme tindak lanjut kegiatan ManajemenRisiko Klinis dan Keamanan Pasien Anakdari tingkat pimpinan InstitusiPenyelenggara Pelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)/Departemen/SMF/Bagian.

    1 Ada kebijakan tertulis tentang mekanisme tindak lanjut kegiatan Manajemen RisikoKlinis dan Keamanan Pasien Anak dari tingkat pimpinan Institusi PenyelenggaraPelayanan Kesehatan (Rumah Sakit)/Departemen/SMF/Bagian, akan tetapibelum/tidak ada panduannya..

    2 Ada kebijakan tertulis tentang mekanisme tindak lanjut kegiatan Manajemen RisikoKlinis dan Keamanan Pasien Anak dan panduannya, akan tetapi belumdiimplementasikan.

    3 Ada kebijakan tertulis tentang mekanisme tindak lanjut kegiatan Manajemen RisikoKlinis dan Keamanan Pasien Anak dan panduannya serta telah diimplementasikanakan tetapi belum dilakukan evaluasi.

    4 Ada kebijakan tertulis tentang mekanisme tindak lanjut kegiatan Manajemen RisikoKlinis dan Keamanan Pasien Anak, panduannya dan telah diimplementasikan sertatelah dilakukan evaluasi akan tetapi belum menjadi budaya profesi dokter spesialis

    anak dan profesi terkait.5 Telah menjadi budaya profesi dokter spesialis anak dan profesi terkait.

    28

  • 8/7/2019 Dody Firmanda 2005 - Instrumen IPDSA Risiko Klinis Dan Keselamatan Pasien Edisi 1 Versi 2005

    29/29

    Keterangan:

    1. Bila dari instrumen ini ada nilai berwarna merah, institusi penyelenggara

    pelayanan kesehatan (Rumah Sakit/Departemen/SMF/Bagian) tersebut

    sangat rawan akan terjadinya risiko klinis.

    2. Bila dari instrumen ini ada nilai berwarna kuning, institusi tersebut rawan akan

    terjadinya risiko klinis.

    3. Bila dari instrumen ini tidak ada nilai berwarna merah dan kuning, institusi

    sarana pelayanan (rumah sakit) tersebut cukup aman akan terjadinya risiko

    klinis, akan tetapi tidak berarti aman sama sekali dan kemungkinan untuk

    terjadi risiko klinis masih mungkin.