membangun desa ramah anak (bab ii)

35
PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK BAB II PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK Anak juga manusia dan sudah selayaknya mereka diperlakukan dengan lebih manusiawi dan dijamin hak-haknya terpenuhi. Konvensi Hak anak merupakan sebuah turunan dari Hak Asasi manusia yang berlaku secara universal. Namun demikian seringkali mereka terpinggirkan karena dianggap belum layak mendapatkan perlakuan seperti orang dewasa. Terlepas dari segala kekurangan mereka, sebagai manusia mereka mempunyai hak-hak yang tidak bisa dinafikkan begitu saja. Mengingat peran strategis mereka (sebagai generasi penerus) maka amat penting bagi kita untuk memberikan perhatian lebih pada mereka, maka pemenuhan Hak Anak menjadi sesuatu yang amat penting guna menjamin perkembangan dan keberlangsungan mereka. Pengembangan Desa Ramah Anak 17

Upload: choiri-askolani

Post on 13-Jun-2015

353 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Membangun Desa Ramah AnakUpaya perlindungan Anak melalui rekonstruksi Desa

TRANSCRIPT

Page 1: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

BAB II

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

Anak juga manusia dan sudah selayaknya

mereka diperlakukan dengan lebih manusiawi dan

dijamin hak-haknya terpenuhi. Konvensi Hak anak

merupakan sebuah turunan dari Hak Asasi manusia yang

berlaku secara universal. Namun demikian seringkali

mereka terpinggirkan karena dianggap belum layak

mendapatkan perlakuan seperti orang dewasa. Terlepas

dari segala kekurangan mereka, sebagai manusia mereka

mempunyai hak-hak yang tidak bisa dinafikkan begitu

saja. Mengingat peran strategis mereka (sebagai

generasi penerus) maka amat penting bagi kita untuk

memberikan perhatian lebih pada mereka, maka

pemenuhan Hak Anak menjadi sesuatu yang amat

penting guna menjamin perkembangan dan

keberlangsungan mereka.

A. Sekilas KHA

Pada tahun 1949 Deklarasi Universal Hak Asasi

Manusia (DUHAM) di tanda tangani oleh hampir

seluruh negara dalam PBB. Ada beberapa poin

penting dengan di dklarasikan HAM yaitu bahwa ada

Pengembangan Desa Ramah Anak 17

Page 2: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

jaminan tentang pengakuan dan perlindungan Entitas

Hak Asasi Manusia oleh seluruh bangsa di dunia.

Perbedaan utama dari hukum HAM dibandingkan

dengan hukum internasional lainnya ialah

menyangkut relasi yang diatur. Hukum internasional

HAM mengatur relasi yang bersifat vertikal, antara

manusia dengan Negara, dimana manusia

mempunyai hak dan Negara memegang kewajiban.

Setiap konvensi HAM mengatur dua substansi utama.

Di satu pihak ia meletakkan norma-norma legal hak

asasi yang diakui secara internasional, dan di pihak

lain ia mengatur kewajiban-kewajiban Negara

menyangkut hak asasi yang diakui.

Pada tahun 1989 PBB mengadopsi Konvensi

Hak Anak sebagai salah satu turunan dari Hak asasi

manusia. Semua kaidah HAM berlaku juga pada KHA,

dengan demikian KHA merupakan sebuah turunan

HAM yang menyeluruh dan berlaku Universal. KHA

mengatur norma-norma legal tentang substansi hak

anak yang diakui dan diterima secara internasional,

melintasi batas-batas negara dan budaya, serta

mengatasi berbagai sistim hukum, sistim politik dan

sistim ekonomi yang ada.

Jika kita bandingkan antara KHA dengan

instrumen-instrumen internasional HAM lainnya,

katakanlah misalnya dengan Deklarasi Universal Hak

Pengembangan Desa Ramah Anak 18

Page 3: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

Asasi Manusia (DUHAM) atau Kovenan Internasional

Hak Sipil Politik (KIHSP) dan Kovenan Internasional

Hak Ekonomi-Sosial-Budaya (KIHESB), akan nampak

nyata bahwa sebagian besar hak anak sama belaka

dengan hak asasi yang berlaku bagi manusia

(dewasa) pada umumnya. Namun demikian, ada

beberapa hak orang dewasa yang tidak dimiliki oleh

anak-anak, dan sebaliknya anak memiliki beberapa

hak yang tidak dimiliki oleh orang dewasa.

Isi dan Kandungan KHA dan UUPA

Secara keseluruhan ada 8 (delapan) kelompok hak

yang terdapat dalam KHA:

1 (satu) kandungan kewajiban umum Negara.

1 (satu) kandungan definisi, berisi definisi tentang

anak.

1 (satu) kelompok kandungan prinsip yang terdiri

atas 4 rincian prinsip

5 (lima) kelompok kandungan hak

Selengkapnya, kandungan hak anak (dan kewajiban

umum Negara) dalam KHA ialah sebagai berikut:

I. Langkah-langkah implementasi umum

(kewajiban umum Negara)

Pasal 4, 42, 44 ayat 6

II. Definisi anak

Pengembangan Desa Ramah Anak 19

Page 4: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

Pasal 1

III. Prinsip-prinsip umum

Pasal 2, 3, 6, 12

IV. Hak dan kebebasan sipil

Pasal 7, 8, 13-17, 37(a)

V. Lingkungan keluarga dan pengasuhan pengganti

Pasal 5, 18 ayat 1-2, 9-11, 19-21, 25, 27 ayat

4, 39

VI. Kesehatan dan kesejahteraan dasar

Pasal 6, 18 ayat 3, 23, 24, 26, 27 ayat 1-3

VII. Pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya

Pasal 28, 29, 31

VIII. Perlindungan khusus, meliputi:

A. Perlindungan bagi anak dalam situasi darurat

Pasal 22, 38, 39

B. Perlindungan bagi anak yang berkonflik

dengan hukum

Pasal 40, 37(b-d), 39

C. Perlindungan bagi anak dari eksploitasi dan

kekerasan

Pasal 32-36, (+39)

D. Perlindungan bagi anak dari kelompok

minoritas dan masyarakat adat terasing

Pasal 30

Dalam KHA terkandung 31 Hak Anak

Pengembangan Desa Ramah Anak 20

Page 5: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

1. hak untuk kelangsungan hidup dan berkembang

2. hak untuk mendapatkan nama

3. hak untuk mendapatkan kewarganegaraan

4. hak untuk mendapatkan identitas

5. hak untuk mendapatkan standar hidup yang layak

6. hak untuk mendapat standar kesehatan yang

paling layak

7. hak untuk mendapat perlindungan khusus dalam

konflik bersenjata

8. hak untuk mendapat pelindungan khusus jika

mengalami konflik hokum

9. hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika

mengalami eksploitasi sebagai pekerja anak

10. hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika

mengalami eksploitasi dalam penyalahgunaan

obat-obatan

11. hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika

mengalami eksploitasi seksual dan

penyalahgunaan seksual.

12. hak untuk mendpatkan perlindungan khusus dari

penculikan, perjualan dan perdagangan anak

13. hak untuk mendapatkan perlindungan khusus jika

mengalami eksploitasi sebagai anggota

kelompok minoritas atau masyarakat ada

14. hak untuk hidup dengan orang tua

Pengembangan Desa Ramah Anak 21

Page 6: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

15. hak untuk tetap berhubungan dengan orang tua

bila di pisahkan dengan salah satu orang tua

16. hak untuk mendapat pelatihan keterampilan

17. hak untuk berekreasi

18. hak untuk bermain

19. hak untuk berpartusipasi dalam kegiatan seni dan

budaya

20. hak untuk mendapat perlindungan khusus dari

situasi genting

21. hak untuk mendapatkan perlindungan khusus

sebagai pengungsi

22. hak untu bebas beragama

23. hak untuk berserikat

24. hak untuk bebas berkumpul secara damai

25. hak untuk mendapatkan informasidari berbagai

sumber

26. hak untuk mendapatkan perlindungan pribadi

27. hak untuk mendapatkan perlindungan dari siksaan

28. hak untuk mendapatkan perlindungan dari

perilaku kejam, hukuman dan perlakuan tidak

manusiawi

29. hak untuk mendapatkan perlindungan dari

penagnkapan yang sewenang-wenang

30. hak untuk mendapatkan perlindungan dari

perampasan kebebasan

Pengembangan Desa Ramah Anak 22

Page 7: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

31. hak untuk mendapatkan pendidikan dasar secara

Cuma-cuma

Pengembangan Desa Ramah Anak 23

Page 8: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

31 Hak Anak dipilah dalam 4 hak dasar yaitu :

1. Hak dan kebebasan sipil

2. Lingkungan keluarga dan pengasuhan pengganti

3. Kesehatan dan kesejahteraan dasar

4. Pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya

Atau dalam bentuk yang lebih sederhana

1. Hak hidup

2. Tumbuh kembang

3. Perlindungan dan

4. Partisipasi

Kewajiban negara.

Didalam khasanah hak asasi manusia, kewajiban

negara mengimplikasikan tindakan yang harus

dilakukan atau tidak dilakukan oleh negara guna

mengimplementasikan HAM. Ada beberapa kategori

kewajiban negara, namun kita hanya akan membahas

satu kategori saja, yakni kewajiban generik.

Kewajiban generik ialah jenis kewajiban berdasarkan

mana semua kewajiban yang lain berasal. Ada 4

kewajiban seperti ini, yakni:

Kewajiban menghormati (the obligation to

respect). Kewajiban ini mengharuskan negara

untuk absten dari tindakan yang melanggar

HAM, karenanya disebut kewajiban negatif. Kita

Pengembangan Desa Ramah Anak 24

Page 9: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

ambil sebagai contoh, umpamanya, hak anak

atas pendidikan. Kewajiban menghormati dalam

konteks hak ini mengharuskan negara untuk

tidak mengambil tindakan yang melanggar hak

anak atas pendidikan, misalnya menetapkan

legislasi atau kebijakan yang mendeprivasi

sekelompok anak dari hak mereka atas

pendidikan. Negara mempunyai kewenangan

untuk memenjarakan anak yang terbukti

melanggar hukum pidana, namun negara tidak

boleh membuat anak-anak itu tidak bisa

mengenyam pendidikan.

Kewajiban melindungi (the obligation to

protect), mengharuskan negara untuk

melindungi setiap manusia dari tindakan

pelanggaran oleh pelaku-pelaku non-negara.

Kewajiban yang sering disebut juga dengan

“horizontal effect of human rights”. Jika terjadi

pelanggaran hak oleh pelaku bukan negara,

maka negara harus menyediakan mekanisme

redress bagi korban dan menghukum pelaku

pelanggaran. Untuk memenuhi kewajiban ini,

negara harus mengadopsi hukum dan

membangun aparatur penegakan hukum yang

sesuai. Dalam contoh diatas, negara harus

membuat legislasi yang menjamin agar setiap

Pengembangan Desa Ramah Anak 25

Page 10: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

anak bisa memperoleh pendidikan, dan jika

orangtua melarang anaknya bersekolah maka

negara harus menyediakan mekanisme dimana

korban bisa memperoleh kembali haknya atas

pendidikan – kalau perlu dengan mencabut

kuasa asuh orangtua. Karena mengharuskan

negara mengambil tindakan tertentu, kewajiban

ini disebut sebagai kewajiban positif.

Kewajiban memenuhi (the obligation to fulfill),

adalah juga kewajiban positif dimana negara

harus menempuh tindakan untuk memenuhi hak

anak. Dalam contoh di atas, negara harus

mengalokasikan dana, membangun sekolah,

menyelenggarakan pendidikan guru dsb.

Kewajiban memajukan (the obligation to

promote). Kewajiban ini mengharuskan negara

untuk mengambil langkah-langkah guna

mendorong dan memudahkan anak-anak dalam

menikmati hak-hak mereka, juga tergolong

dalam kewajiban positif. Dalam contoh di atas,

dan sebagaimana dirumuskan dalam pasal 28

KHA, negara wajib, misalnya, membuat agar

informasi tentang pendidikan, latihan serta

bimbingan vokasional tersedia dan bisa diakses

oleh semua anak (KHA, ps 28, ayat 1[d]).

Pengembangan Desa Ramah Anak 26

Page 11: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

Secara spesifik, kewajiban ini berperan

dalam menggantikan kewajiban memenuhi untuk

semua hak atas kebebasan, karena kebebasan tidak

bisa dipenuhi. Misalnya bebas dari penyiksaan,

kebebasan menyampaikan pendapat, kekebasan

berpikir dsb., yang semuanya itu tidak bisa dipenuhi.

Peran orangtua/wali menyangkut hak anak.

Di atas tadi telah dikemukakan bahwa posisi

dan peran orangtua/wali adalah krusial. Di satu pihak

orangtua/wali mempunyai fungsi fasilitasi terutama

dalam perlindungan dan pemenuhan hak anak.

Namun di pihak lain, orangtua/wali bisa bersifat

disruptif. Menelantarkan anak, melarang anak belajar,

melakukan tindak kekerasan terhadap anak,

merupakan contoh-contoh dimana orangtua/wali

bersifat disruptif terhadap hak-hak anak. Contoh

lainnya ialah orangtua/wali yang tidak bersedia

mewakili anaknya meng-klaim tindakan redress yang

disediakan Negara jika anak mengalami kekerasan

oleh orang lain.

Memahami hak-hak anak, kewajiban negara

dan peran orangtua/wali akan sangat berguna bagi

masyarakat sipil (non-state actors) untuk meng-

address isyu menyangkut hak anak.

Pengembangan Desa Ramah Anak 27

Page 12: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

Dalam hal ini perlu diingat bahwa, dalam

kaitannya dengan peran orangtua/wali, negara juga

mempunyai kewajiban, misalnya untuk memastikan

agar orangtua/wali tetap memikul tanggungjawab

finansial atas kelangsungan hidup dan perkembangan

anak atau mengembangkan kemampuan

orangtua/wali dalam pengasuhan anak, atau untuk

melindungi anak dari tindak kekerasan dan eksploitasi

oleh orangtua/wali selama anak berada dalam

pengasuhan mereka.

Isi UUPA No. 23 Th. 2002

Kewajiban dan Tanggung Jawab keluarga dan

orang tua

1. Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi

anak;

2. Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan

kemampuan, bakat, dan minatnya; dan;

3. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-

anak (pasal 26).

Kewajiban dan tanggung jawab orang tua dapat

dialihkan kepada keluarga atau orang tua alternatif

bila orang tua tidak ada, tidak diketahui

keberadaannya, atau tidak dapat melaksanakan

kewajiban dan tanggung jawabnya.

Pengembangan Desa Ramah Anak 28

Page 13: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

Negara dan pemerintah berkewajiban dan ber-

tanggung jawab menghormati dan menjamin

hak asasi anak tanpa diskriminasi

memberikan dukungan sarana dan prasarana

penye-lenggaraan perlindungan anak, misalnya

sekolah, lapangan bermain, lapangan olahraga,

rumah ibadah, balai kesehatan, gedung

kesenian, tempat rekreasi, ruang menyusui,

tempat penitipan anak, dan rumah tahanan

khusus anak.

menjamin perlindungan, pemeliharaan dan

kesejah-teraan anak dengan memperhatikan

hak dan kewa-jiban orang tua, wali atau orang

lain yang secara hukum bertanggung jawab

terhadap anak.

mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak.

menjamin anak untuk mempergunakan haknya

dalam menyampaikan pendapat sesuai dengan

usia dan tingkat kecerdasan anak. (Pasal 21-

24).

Kedudukan anak yang diatur dalam Undang-

Undang

Setiap anak harus diberi identitas diri sejak

kelahirannya yang dituangkan dalam akta

kelahiran. Pembuatan akta kelahiran didasarkan

Pengembangan Desa Ramah Anak 29

Page 14: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

pada surat keterangan dan orang yang

menyaksikan dan/atau yang membantu proses

kelahiran. Bila proses kelahiran tidak diketahui,

pembuatan akta didasarkan pada keterangan

orang yang menemukan.

Akta kelahiran diberikan tanpa biaya dan harus

diberikan selambat-lambatnya sebulan setelah

tanggal permohonan. Pembuatan akta menjadi

tanggung jawab pemerintah yang

pelaksanaannya diselenggarakan serendah-

rendahnya pada tingkat desa/kelurahan.

Dasar dari pengasuhan anak

Pada dasarnya anak tidak dipisahkan dari orang

tuanya, kecuali pemisahan tersebut merupakan

keputusan yang terbaik bagi anak

pengasuhan alternatif melalui perwalian,

pengasuhan dan penyelenggaraan

perlindungan anak dalam memeluk agama

Perlindungan anak dalam memeluk agama

meliputi pembinaan, pembimbingan dan

pengamalan ajaran agama bagi anak.

Negara, pemerintah, masyarakat, keluarga, orang

tua, wali dan lembaga sosial menjamin

perlindungan anak dalam memeluk agamanya

Pengembangan Desa Ramah Anak 30

Page 15: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

Tujuan penyelenggaraan perlindungan anak

dalam aspek kesehatan

Fasilitas dan upaya kesehatan yang komprehensif

diselenggarakan bagi anak agar setiap anak

memperoleh derajat kesehatan yang optimal

sejak dalam kandungan

Pengembangan Desa Ramah Anak 31

Page 16: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

Penyediakan fasilitas dan menyelenggarakan

upaya kesehatan

Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan

menyeleng-garakan upaya kesehatan dengan

didukung oleh peranserta masyarakat.

Penyediaan fasilitas dan penyelenggaraan upaya

kesehatan dilakukan secara komprehensif,

meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif baik untuk pelayanan dasar maupun

rujukan.

Upaya kesehatan yang komprehensif tersebut

diselenggarakan secara cuma-cuma bagi

keluarga tidak mampu.

Tanggung jawab orang tua dan keluarga dalal

Kesehatan

Orang tua dan keluarga bertanggung jawab

menjaga kesehatan anak dan merawat anak

sejak dalam kandungan.

Bila orang tua dan keluarga tidak mampu

melaksanakan tanggung jawab tersebut

pemerintah wajib memenuhi.

Pengembangan Desa Ramah Anak 32

Page 17: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

Penyelenggaraan pendidikan diatur?

Semua anak wajib belajar 9 tahun.

anak yang menyandang cacat fisik dan/atau

mental diberi kesempatan yang sama dan

aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan

biasa dan luar biasa.

anak yang memiliki keunggulan diberi

kesempatan dan aksesibilitas untuk

memperoleh pendidikan khusus.

anak dalam lingkungan sekolah atau lembaga

pendidikan wajib dilindungi dari tindakan

kekerasan yang dilakukan oleh guru, pengelola

sekolah atau teman-temannya.

Pemerintah wajib menyelenggarakan

pemeliharaan dan perawatan anak terlantar baik

di dalam lembaga maupun di luar lembaga.

Perlindungan khusus

Anak dalam situasi darurat: anak yang menjadi

pengungsi, anak korban kerusuhan, anak korban

bencana alam, dan anak dalam situasi konflik

bersenjata.

Anak yang berhadapan dengan hukum;

Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi;

Anak tereksploitasi secara ekonomi dan/atau

seksual;

Pengembangan Desa Ramah Anak 33

Page 18: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

Anak yang diperdagangkan;

Anak yang menjadi korban penyalahgunaan

narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif

lainnya (napza);

Anak korban penculikan, penjualan dan

perdagangan, anak korban kekerasan baik fisik

dan/atau mental;

Anak yang menyandang cacat, dan

Anak korban perlakuan salah dan penelantaran.

Jenis kejahatan yang diatur dalam Undang-

Undang Perlindungan Anak

1. Melakukan tindakan: Diskriminasi terhadap anak

yang mengakibatkan anak mengalami kerugian,

baik materiil maupun moril sehingga

menghambat fungsi sosialnya; atauPenelantaran

terhadap anak yang mengakibatkan anak

mengalami sakit atau penderitaan, baik fisik,

mental, maupun sosial;

Pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun

dan/atau denda paling banyak

Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

2. mengetahui dan sengaja membiarkan anak yang

ber-hadapan dengan hukum, anak dari

kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang

tereksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual,

Pengembangan Desa Ramah Anak 34

Page 19: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi

korban penyalahgunaan narkotika, alkohol,

psikotropika, dan zat adiktif lainnya (napza),

anak korban penculikan, anak korban

perdagangan, atau anakkorban kekerasan,

padahal anak tersebut memerlukan pertolongan

dan harus dibantu.

Pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun

dan/atau denda paling banyak

Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

3. Setiap orang yang melakukan pengangkatan anak

yang bertentangan dengan ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam undang-undang

dipidana dengan pidana penjara paling lama 5

(lima) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah)

4. melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman

kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak.

o Pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6

(enam) bulan dan/atau denda paling

banyak Rp72.000.000,00 (tujuh puluh dua

juta rupiah).

o Bila anak luka berat pidana penjara paling

lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling

banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta

rupiah).

Pengembangan Desa Ramah Anak 35

Page 20: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

o Bila anak mati pidana penjara paling lama

10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling

banyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta

rupiah).

Pidana ditambah sepertiga dari ketentuan

tersebut apabila yang melakukan

penganiayaan orang tuanya

5. sengaja melakukan kekerasan atau ancaman

kekerasan memaksa anak melakukan

persetubuhan dengannya atau dengan orang

lain.

pidana penjara paling lama 15 (lima belas)

tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan

denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) dan paling sedikit

Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

6. sengaja melakukan kekerasan atau ancaman

kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat,

serangkaian kebohongan, atau membujuk anak

untuk melakukan atau membiarkan dilakukan

perbuatan cabul.

pidana penjara paling lama 15 (lima belas)

tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan

denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) dan paling sedikit

Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

Pengembangan Desa Ramah Anak 36

Page 21: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

7. memperdagangkan, menjual, atau menculik anak

untuk diri sendiri atau untuk dijual.

pidana penjara paling lama 15 (lima belas)

tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan

denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah) dan paling sedikit

Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

8. Secara melawan hukum melakukan transplantasi

organ dan/atau jaringan tubuh anak untuk pihak

lain dengan maksud untuk menguntungkan diri

sendiri atau orang lain

dipidana dengan pidana penjara paling lama 10

(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

melakukan jual beli organ tubuh dan/atau

jaringan tubuh anak dipidana dengan pidana

penjara paling lama 15 (lima belas) tahun

dan/atau denda paling banyak

Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Melakukan pengambilan organ tubuh dan/atau

jaringan tubuh anak tanpa memperhatikan

kesehatan anak, atau penelitian kesehatan yang

menggunakan anak sebagai objek penelitian

tanpa seizin orang tua atau tidak

mengutamakan kepentingan yang terbaik bagi

anak,

Pengembangan Desa Ramah Anak 37

Page 22: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

dipidana dengan pidana penjara paling lama 10

(sepuluh) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

9. Dengan sengaja menggunakan tipu muslihat,

rangkaian kebohongan, atau membujuk anak

untuk memilih agama lain bukan atas

kemauannya sendiri, padahal diketahui atau

patut diduga bahwa anak tersebut belum

berakal dan belum bertanggung jawab sesuai

dengan agama yang dianutnya

dipidana dengan pidana penjara paling lama 5

(lima) tahun dan/atau denda paling banyak

Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

10. Merekrut atau memperalat anak untuk

kepentingan militer atau penyalahgunaan dalam

kegiatan politik atau pelibatan dalam sengketa

bersenjata atau pelibatan dalam kerusuhan

sosial atau pelibatan dalam peristiwa yang

mengandung unsur kekerasan atau pelibatan

dalam peperangan sebagaimana

pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun

dan/atau denda paling banyak

Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

11. mengeksploitasi ekonomi atau seksual anak

dengan maksud untuk menguntungkan diri

sendiri atau orang lain.

Pengembangan Desa Ramah Anak 38

Page 23: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun

dan/atau denda paling banyak

Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

12. sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan,

menyuruh melibat-kan anak dalam

penyalahgunaan, produksi atau distribusi

narkotika dan/atau psikotropika.

Pidana mati atau penjara seumur hidup atau

pidana penjara paling lama 20 tahun dan paling

singkat 5 (lima) tahun dan denda paling banyak

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan

paling sedikit Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) .

13. sengaja menempatkan, membiarkan, melibatkan,

menyuruh melibat-kan anak dalam

penyalahgunaan, produksi, atau distribusi

alkohol dan zat adiktif lainnya .

Pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun

dan/atau denda paling banyak

Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).

B. Pengarus Utamaan Hak Anak

Permasalahan mendasar pada pemenuhan hak

anak adalah belum terpahaminya hak anak secara

menyeluruh (komprehensif) pada tiap strata

masyarakat. Hal ini menimbulkan banyak persoalan

Pengembangan Desa Ramah Anak 39

Page 24: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

anak terabaikan dan tidak tertangani dengan

selayaknya. Sedikitnya organisasi kemasyarakan

yang mempunyai konsen di anak dan kurangnya

perhatian pemerintah merupakan sebuah indikator

yang mudah terlihat. Selain itu faktor kemiskinan

masyarakat menjadi sebuah tantangan dalam

mainstreaming hak anak.

Masih dipandangnya Hak Anak sebagai Produk

Barat membuat hak anak (KHA) sulit diterima oleh

masyarakat. Meski Indonesia sudah menerbitkan

Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA) No 23 th.

2002, sampai sekarang Hak Anak belum bisa menjadi

Fokus Perhatian. Hal ini juga disebabkan karena

belum semua Masyarakat mengerti dan memahami

Hak Anak. Maka Upaya Sosialisasi Hak Anak masih

perlu terus dilakukan guna meningkatkan kesadaran

dan pemahaman masyarakat terhadap hak anak.

Upaya ini dilakukan dapat dengan melakukan

kampanye dan membumikan hak anak melalui

kearifan dan keunggulan lokal sehingga hak anak

bukan lagi menjadi sesuatu yang asing. Dengan

semikian maka akan timbul sebuah paradigma (cara

pandang) baru tentang mainstreaming hak anak.

Selain itu perlu ada upaya untuk melakukan

dekonstruksi pada pola perilaku dan sikap

masyarakat terhadap anak.

Pengembangan Desa Ramah Anak 40

Page 25: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

Selama ini upaya mainstreaming hak anak

seringkali dilakukan secara parsial tanpa menyentuh

sisi-sisi lain yang terkait dengan hal itu. Bahwa

permasalahan anak tidak hanya akan selesai dengan

penerbitan Undang-undang Perlindungan Anak atau

Perda/ Perdes Perlindungan Anak. Yang paling

mendasar adalah bagaimana Hak anak menjadi Fokus

dari keseluruhan stake holder. Belajar dari

pengalaman maka perlu sebuah strategi jitu untuk

membuat mainstreaming hak anak menjadi sebuah

gerakan bersama.

Metode pendekatan mainstreaming hak anak

selama ini seringkali menempatkan NGO sebagai

oposan pemerintah (pengambil kebijakan) dan anak

sebagai objek kerja. Hal ini seringkali menjadi

halangan dari upaya mainstreaming hak anak.

Membangun habungan yang sinergis, baik antar NGO,

CSO maupun Pemerintah dipandang lebih bisa

mengakomodir kepentingan bersama. Penyadaran

dan membangun kesepehaman pada kondisi-kondisi

Riil yang dihadapi dan Resiko-resiko yang bakal

diterima bila hak anak tidak terpenuhi perlu

dilakukan. Untuk itu harus ada pembagian peran yang

proporsional dan sinergis pada tiap-tiap sumber daya

yang ada. Pembangunan komitmen bersama

merupakan agenda yang harus segera dilakukan.

Pengembangan Desa Ramah Anak 41

Page 26: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

Dengan demikian maka diharapkan semua

sumberdaya (resources) dapat berkontribusi pada

mainstreaming hak anak.

Peningkatan peran anak dalam mainstreaming

hak anak perlu dilakukan guna memberikan

pembelajaran pada anak. Kerja-kerja yang dilakukan

selama ini seringkali menempatkan anak tak lebih

sebagai objek, belum memperlihatkan anak sebagai

subjek. Pemberian kesempatan yang lebih besar pada

anak untuk dapat berperan dalam pengambilan

kebijakan dan mengadvokasi hak-hak mereka perlu

dilakukan. Bukan lagi sekedar bekerja untuk anak

namun lebih pada bagaimana bekerja bersama anak.

Upaya-upaya peningkatan kesejahteraan

masyarakat harus dipandang sebagai aspek

pendukung penting dalam mainstreaming hak anak.

Bukan hanya pada peningkatan ekonomi namun juga

pada peningkatan kemampuan keluarga untuk dapat

mengemban tanggung jawab dan memberikan

perlindungan pada anak-anak mereka. Kemiskinan

lebih disebabkan oleh struktur yang diciptakan

negara yang mempersempit dan membatasi akses

masayarakat pada layanan-layanan publik (politik,

ekonomi, sosial,budaya). Ketidakmampuan

masyarakat untuk mengakses layanan-layanan ini

menyebabkan masyarakat terpinggirkan dalam setiap

Pengembangan Desa Ramah Anak 42

Page 27: Membangun Desa Ramah Anak (BAB II)

PENGARUS UTAMAAN HAK ANAKPENGARUS UTAMAAN HAK ANAK

aspek kehidupan. Untuk itu maka upaya-upaya harus

dilakukan dalam rangka membuka dan memperluas

akses masyarakat pada layanan-layanan publik

dengan langkah-langkah pemberdayaan serta

meningkatan kapasitas masyarakat dengan

memberikan pendidikan dalam politik, ekonomi, sosial

dan budaya dengan membangun kesadaran kritis

pada masyarakat.

Pengembangan Desa Ramah Anak 43