mematahkan argumen industri rokok - kopi feb...

31
Edisi #02 - Juni 2013 Komunitas Pers Intern (KOPI) FEB Unpad Mematahkan Argumen Industri Rokok Klaim-klaim industri rokok tentang seberapa vitalnya industri rokok bagi pereko- nomian Indonesia tida- klah sebesar apa yang terjadi di lapangan. serunya rafting dan caving di goa pindul!! travelling: gunung kidul – jogjakarta 10 Tips Menghadapi Ujian Resensi Film: A Beautiful Mind

Upload: truongphuc

Post on 03-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Edisi #02 - Juni 2013

Komunitas Pers Intern (KOPI) FEB Unpad

Mematahkan

Argumen

Industri Rokok

Klaim-klaim industri rokok tentang seberapa vitalnya

industri rokok bagi pereko-nomian Indonesia tida-

klah sebesar apa yang terjadi di lapangan.

serunya rafting dan

caving di goa pindul!!travelling:

gunung kidul –

jogjakarta

10 Tips Menghadapi UjianResensi Film:

A Beautiful Mind

RedaksiRedaksi Untuk menemukan suatu kepas-tian, mulailah dari keraguan, Begitu kata Descartes. Maka dalam mem-pertanyakan keberadaan dirinya, dia mulai dari meragukan segala hal. Dia bisa saja ditipu oleh ber-bagai hal seperti tradisi, norma, dan lainnya. Descartes pun men-emukan suatu kesimpulan: yang pasti adalah keraguan itu sendiri.

Keraguan adalah suatu aktivitas berpikir. Dubito ergo cogito. Dan aktivitas berpikir ternyata mem-butuhkan subjek, yaitu saya.

“We cannot doubt our existence without existing while we doubt. I doubt, therefore I am; or, which is the same thing, I think there-fore I am.” - Rene Descartes

Jadilah “cogito, ergo sum!”, yang artinya aku berpikir, maka aku ada. Salam redaksi!

Iqbal D. Wibisono

PemredIqbal D. Wibisono

Redaksi PelaksanaAriel EhsanRahmaAbdullah MujahidYasar FirdausGitha Sri N. H. Kemal Yudha P.M. AldiNurfadhisaM. Hilman

LayouterFarha R. F.Rahmat HidayatAgung Asyhari

EditorAbdul AfifHarinto A.

2

Daftar Isi

RedaksiDaftar Isi

Profil: Febiyati Dwi Annisa

Reportase: Dialog Bersama Dekanat

Headline: Mematahkan Argumentasi

Industri RokokWawancara:

Membangun Tradisi Putus Hubungan dengan Nyamuk: Rokok

Opini: Mahasiswa, Idealisme, dan Partai Politik

Sosial Politik: Populisme, Sebuah Kesenangan Semu

Komunitas: Eforest FEB Unpad

Travelling: Serunya Rafting dan Caving

di Goa Pindul, Gunung Kidul, YogyakartaTips:

10 Tips Menghadapi UjianSastra:

Silinder PutihResensi Buku:

Kesatria, Putih, dan Bintang JatuhResensi Film:

A Beautiful MindEvents and Programs

234

6

9

12

14

15

18

20

24

25

26

27

29

3

Profil

Gadis yang akrab dipanggl Icha lahir

di Bandung pada tanggal 7 Februari

1993. Dia adalah seorang mahasiswi

aktif program studi Akuntansi di

Universitas Padjadjaran. Perannya

sebagai adik dan seorang mahasiswi

yang sedang mempersiapkan diri untuk

skripsi,hal ini menjadi sebuah challenge

baginya karena Icha sendiri aktif di

dunia akademik. Selain itu beberapa

organisasi pun pernah diikuti olehnya

mulai dari Himpunan hingga BEM pada

tahun ini. Untuk dunia akademik Icha

sendiri sangat terbukti prestasinya

mulai dari menjadi Cost Accounting

Teaching Assistant (CATs 2010) dan

penerima besasiswa Astra International

selama dua kali berturut-turut. Baginya

profesi adalah hal yang harus sangat

diperhatikan. Karena melalui profesinya

dia berharap dapat merubah dan

memberikan konstribusi yang positif

untuk bangsa ini.

Pada tanggal tanggal 31 mei 2012

tepatnya hari jumat, redaksi Komunitas

Pers Intern (KOPI) sempat meluangkan

waktu dengan Icha untuk sedikit

berbincang tentang kondisi mahasiswa

di masa kini dan meminta pendapatnya

untuk menyoroti issue yang sedang

berkembang salah satunya ialah

terkait aksi mahasiswa salah satu

universitas yang turun ke jalan

untuk membela hak pedagang

kaki lima di stasiun kereta api dan

meninggalkan UAS mereka. Icha

sendiri berpendapat bahwasanya kita

sebagai mahasiswa memiliki kewajiban

untuk melaksanakan tridharma

perguruan tinggi yaitu melakukan

pendidikan,penelitian,dan pengabdian

masyarakat, melihat kondisi bangsa

yang sekarang kita cukup belajar sesuai

profesinya masing-masing agar bisa

merubah keadaan . lalu bagaimana

tanggapan Icha terkait isu aksi

mahasiswa yang turun ke jalan untuk

membela hak para pedagang kaki lima

dan meninggalkan UASnya ?

Febiyanti

Dwi Annisa“Saat ada kesempatan, ya ambilah! Karena itu saatnya kita untuk berkembang dan menunjukan sebuah prestasi”

4

Profil

5

Icha berpendapat membela dan

menunjukan pengabdian pada

masyarakat itu benar akan tetapi

perlu kita sadari bahwa kita sebagai

mahasiswa memiliki peran yang

lebih penting misalnya sebagai

mahasiswa,sebagai agent of change

,boleh saja kita mengabdi asalkan

kita bisa membagi dan mengatur

peran kita dengan baik.

Mahasiswa rasanya hambar jika tidak

“dibakar” dengan sebuah motivasi

untuk berprestasi. Terkait dengan

prestasi KOPI pun sempat bertanya

kepada Icha terkait dengan arti dari

sebuah prestasi,bahwasanya prestasi

itu akan datang dengan sendirinya

tidak hanya ditunjukan dengan

sebuah piala atau penghargaan

,karena parameter setiap orang

terhadap pencapaian sebuah

prestasi berbeda-beda,menurutnya

dengan kita mengerjakan tugas

secara tepat waktu dan benar hal itu

merupakan sebuah prestasi. Prestasi

dan organisasi memang terkadang

menjadi dua hal yang seharusnya

saling berkaitan dan mendukung

satu sama lain.

Di akhir perbincangan KOPI sempat

bertanya tentang tips menjadi

mahasiswa yang memiliki prestasi

dan pada saat itu juga Icha menjawab

dengan tenang,”Sebenarnya asalkan

kita tahu peran dan tanggung jawab

kita sebagai mahasiswa dan kita

mempunyai keinginan serta ada

kesempatan ya ambilah, karena itu

saatnya kita untuk berkembang dan

menunjukan sebuah prestasi”.(Aldi)

Reportase

DIALOGBERSAMADEKANATSaatnya kita

saling bertemu!

6

“Saatnya Kita Saling Ber-temu”, itulah tema yang dipilih dalam Dialog Ber-sama Dekanat (DBD) yang diselenggarakan oleh BEM Kema FEB Unpad. Di acara ini, mahasiswa FEB Unpad diberi kesempatan untuk berdialog secara langsung guna menyampaikan aspirasi mereka kepada jajaran dekanat. Sayangnya, Dekan, Nury Efendy tidak bisa hadir karena berh-

alangan. Banyak isu yang diangkat dalam Dialog Bersama Dekanat kali ini. Mulai dari fasilitas kampus, Uang Kuliah Tunggal (UKT) dan BOPTN , sampai masalah jam buka perpustakaan yang dirasa terlalu pendek. Fasilitas adalah hal yang paling sering ditanyakan di DBD kali ini. Mulai dari pintu toilet yang rusak, AC yang tidak berfungsi, sampai kurangnya akses internet via wifi yang kurang mumpuni di lingkungan kampus. Menyikapi hal ini, kepala Sub Bagian Akademik, Gungun, menjelaskan bahwa perbaikan dan perawa-tan akan dilakukan secepat mungkin. Beliau juga megatakan bahwa pemasangan serat optik guna mendukung akses wifi sudah selesai pemasangannya di gedung C dan akan dilakukan secara bertahap digedung A dan B. Usul dari mahasiswa untuk pemasangan stop kontak di jembatan rektorat menurut Pak Gungun itu adalah urusan universitas, beliau memberikan solusi agar mahasiswa bersama-samamembeli roll kabel.

Selain itu, pembangunan gedung pertamina

yang lahannya saat ini digunakan sebagai

lahan parkir, Gungun menambahkan bahwa

pembangunannya akan dilaksanakan pada

bulan Juli 2013 yang rencananya akan

dibangun setinggi 4 lantai. isinya meliputi

gedung perkuliahan bagi program pas-

casarjana, ruang kegiatan mahasiswa, dan

student center. Disini beliau juga menam-

bahkan ingin berkordinasi dengan BEM

untuk memasang sebuah display untuk

menunjang kegiatan kemahasiswaan.

Beralih ke masalah perpustakaan, supervisor

perpustakaan FEB dengan terbuka menang-

gapi pertanyaan mahasiswa terhadap apa

yang dikeluhkan terhadap perpustakaan.

Menurutnya, menambah jumlah jam kerja

dirasa tidak memungkinkan karena mem-

berikan tugas untuk lembur kepada staff

perpustakaan yang terbatas tidak memung-

kinkan, kecuali dibolehkannya mahasiswa

untuk menjadi staff magang di perpus-

takaan. Ketersediaan jurnal pun menyimpan

banyak masalah. Selain dana yang kurang

memadai dan kemungkinan menambah

e-book penunjang ajar yang masih belum

tersedia, perpustakaan juga belum bisa

menggunakan system yang modern untuk

mengelola buku-buku yang ada.

Masalah akademik menjadi sorotan,

kegiatan perkuliahan yang kurang kon-

dusif karena keterbatasan sarana dan

prasaranan hingga kasus Semester Alih

Tahun (SAT) yang belum jelas bagaimana

sistemnya juga banyak dibahas. Menurut

pihak dekanat, SAT akan dilakukan sesuai

kalender akademik dan mata kuliah yang

disediakan adalah mata kuliah yang sudah

ditawarkan kepada dosen yang bersangku-

tan guna meminimalisir ketidakjelasan ada

atau tidaknya kelas. Selain itu beliau juga

memaparkan terhadap banyaknya keluhan

yang terjadi karena nilai yang belum keluar

menjelang masa registrasi. Menurut beliau

dua minggu setelah UAS dan SP3 sudah

diberikan kepada dosen yang bersangkutan

dan nilai juga belum keluar maka nilai akan

mengalami pemutihan.

UKT yang menjadi isu yang cukup hangat

juga tidak lepas menjadi sorotan. Pembantu

Dekan tiga (PD3), Poppy Rufaidah, men-

jelaskan dengan adanya UKT mahasiswa

akan membayar sesuai kemampuan orang

tua. Selain itu dana kemahasiswaan juga

akan dihapuskan. Karena biaya yang digu-

nakan untuk praktikum disatukan dengan

dana kemahasiswaaan di dalam BOPTN.

Dan dana BOPTN hanya akan menjadi

milik mahasiswa D3 dan S1 tidak meliputi

Pascasarjana.

Reportase

7

Saatnya kita

saling bertemu!

Reportase

Mahasiswa dan kegiatan kehasiswaan

tentunya adalah bagian yang tidak

terpisahkan. Namun, seringkali malah di-

hadang oleh birokrasi dan urusan-urusan

non-teknis. Seperti keadaan kampus yang

kotor di akhir pekan dan tarif jasa Ofice

Boys dan Cleaning Service yang cukup

tinggi, dan kurangnya kesehatan karena

asp rokok dimana-mana. Menurut pihak

dekanat K3L bekerja dari senin hingga

sabtu. Kegiatan mahasiswa di akhir pekan

yang melibatkan Ofice Boys dan Cleaning

Service sebaiknya memberi upah sesuai

hati nurani, karena pihak dekanat tidak

pernah mematok harga apabila ada ma-

hasiswa yang hendak menggunakan jasa

Ofice Boys dan Cleaning Service.

Membahas larangan merokok, pihak

dekanat masih kesulitan untuk meng-

handle dikarenakan kesadaran yang

minim dari warga kampus sendiri.

Rencananya acara Dialog Bersama Dekanat akan kembali diadakan pada semester depan, jadi masih ada kesem-patan untuk kalian yang ingin menyam-paikan aspirasi. Mari kita jaga semua fasilitas kampus agar tetap lestari karena kalau bukan kita yang merawat siapa lagi! (Yasar)

8

Headline

Oleh Muhammad Erfan Supradhono

Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia

(PPI) Canterbury, sedang mengambil

Bachelor of Commerce (Economics) di

University of Canterbury, Christchurch,

Selandia Baru. Mahasiswa Ilmu Ekonomi

Studi Pembangunan (IESP) Universitas

Padjadjaran angkatan 2010.

Mematahkan

Argumen

Industri Rokok

Mematahkan

Argumen

Industri Rokok

Pemerintah telah berusaha untuk mem-batasi industri rokok dengan menaikkan cukai rokok ataupun menerbitkan PP Tem-bakau. Namun, kuatnya lobi industri rokok menghambat langkah pemerintah untuk mengendalikan peredaran rokok.

Argumen Pertama: Rokok Menyum-bang Pemasukan PemerintahFaktanya, pada tahun 2011, pemerintah memang mendapatkan sekitar Rp 77 triliun dari cukai dan pajak rokok. Namun, pada saat yang bersamaan, pemerintah setiap tahun harus mengeluarkan sekitar Rp 188 triliun untuk mengobati dan menangani berbagai penyakit akibat ro-kok, seperti kanker paru. Kita bisa melihat bahwa kontribusi rokok (dalam bentuk cukai dan pajak) lebih kecil daripada mud-haratnya (pengeluaran yang dikeluarkan pemerintah untuk mengobati penyakit akibat rokok). Pemerintah nombok kurang lebih Rp 100 triliun setiap tahun dari ro-kok. Pengeluaran ini akan lebih besar pada tahun 2014 ketika Undang-Undang Badan Pengelola Jaminan Sosial akan disah-kan, sehingga asuransi kesehatan bagi masyarakat akan ditanggung pemerintah. Pertanyaannya, sebagai orang yang tidak

merokok, apakah anda mau jika uang pajak anda digunakan untuk mengobati masyarakat yang terjangkit pe-nyakit karena merokok padahal mereka sudah jelas-jelas mengetahui bahaya merokok? Layakkah mereka mendapatkan jaminan kesehatan gratis dari pemerintah?

Argumen Kedua: Industri Rokok Menggerakkan PerekonomianTidak bisa dipungkiri bahwa industri rokok memang mempekerjakan orang dan membantu petani tembakau. Pertanyaan-nya adalah, berapa jumlah pekerja dalam industri rokok dan berapa banyak petani tembakau yang bergantung pada industri rokok?Data dari BPS menunjukkan bahwa jumlah pekerja industri rokok (buruh linting dan lain-lain) hanya sekitar 300.000 orang dan jumlah petani tembakau berjumlah sekitar 500.000-an. Data ini tentunya bertentangan dengan klaim industri rokok yang mengatakan bahwa industri rokok mempekerjakan jutaan orang.

sumber gambar: http://dsputatgede.blogspot.com/

9

HeadlineMengapa industri rokok mengatakan begitu? Ternyata, angka yang didapat industri rokok merupakan jumlah tenaga kerja tidak langsung kemudian dikalikan dengan jumlah anggota rumah tangga yang ditanggung. Jadi, jika 1 petani tembakau memiliki 3 tanggungan (istri dan 2 anak) maka industri rokok akan menghitung mereka sebagai 3 petani tem-bakau. Karena perkalian inilah, maka jumlah pekerja yang bergantung pada industri rokok terlihat lebih besar.

Kita akhirnya menyadari bahwa klaim-klaim industri rokok tentang seberapa vitalnya industri rokok bagi perekonomian Indonesia tidaklah sebesar apa yang terjadi di lapangan. Kebanyakan industri rokok melebih-lebihkan (exaggerating) efek dari pembatasan industri rokok. Tujuannya jelas, agar pabrik rokok dapat melebarkan pasarnya di negara berkembang seperti Indonesia karena peraturan di negara berkembang sangat longgar. Di negara maju, industri rokok sangat dibatasi gerak-geriknya yang berakibat pada banyaknya orang berhenti merokok dan jumlah pasar industri rokok sangat terbatas.

Langkah apakah yang perlu dilakukan untuk melakukan pembatasan yang ekonomis dan mengurangi efek buruk tembakau? Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan, diantaranya:

1. Menaikkan Pajak dan Cukai Rokok Salah satu alasan mengapa banyak jumlah perokok di Indonesia sangat banyak adalah harga rokok di Indonesia yang terlalu murah. Di Indonesia, harga 1 bungkus rokok

berkisar antara Rp 10.000 – Rp 19.000. Bandingkan di Selandia Baru, har-ga 1 bungkus rokok berkisar antara NZD$20 - $30 (sekitar Rp 160.000

- Rp 240.000). Beberapa merk rokok bahkan berani memasang harga lebih kecil dari itu. Hal ini diperparah dengan fakta bahwa kita

dapat membeli rokok per batang (atau ketengan) di mana harga 1 batang rokok hanya Rp 500.

Akibatnya jelas, rokok dapat dibeli oleh siapa saja dari segala kalangan, mulai dari karyawan hingga anak kecil.

Ironisnya, anggaran untuk rokok di rumah tangga berada di peringkat kedua setelah anggaran beras.

Anggaran untuk rokok lebih tinggi dari anggaran untuk kesehatan dan pendidikan anak. Kenaikan pajak akan

mendorong orang untuk berpikir rasional (mau men-dahulukan beras, kesehatan dan pendidikan anak

atau rokok) dan secara bertahap akan mengu-rangi konsumsi rokok.

sumber gambar: http://static.republika.co.id/

http://static.guim.co.uk/10

Headline

2. Membatasi Pergerakan Industri Rokok dengan Meratifikasi FCTC World Health Organization (WHO) memiliki kerangka untuk mengendalikan tembakau (Framework Convention on To-bacco Control/FCTC) yang telah diratifikasi oleh semua anggota WHO, kecuali Indo-nesia. FCTC ini berisi langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengen-dalikan peredaran tembakau, dian-taranya berisi tentang pembatasan hingga pelarangan iklan rokok, penggunaan gambar efek buruk merokok (seperti gam-bar orang terkena kanker paru atau tenggorokan) di bunguks rokok, dan melarang industri rokok mensponsori kegiatan apapun. Industri rokok di Indonesia menyasar segmen remaja, karena remaja dianggap sebagai calon konsumen jangka panjang. Maka, tidak heran apabila kita melihat banyak iklan rokok dimana-mana, mulai dari baliho, spanduk, dan lain-lain. Cara untuk menarik remaja agar mencoba rokok (dan kemu-dian menjadi adiktif ke rokok) adalah dengan membuat image melalui iklan bahwa merokok itu macho, gaul, dan me-nyenangkan. Hal ini diperkuat dengan ban-yaknya sponsorship perusahaan rokok ke acara-acara yang menargetkan konsumen remaja seperti acara musik. Meskipun di setiap iklan ditampilkan peringatan bahaya merokok, tetapi hal ini tidak terlalu ber-pengaruh bagi remaja karena image yang ditampilkan oleh perusahaan rokok lebih kuat dari peringatan efek buruk merokok. Dengan meratifikasi FCTC, maka Indone-sia akan memiliki panduan dan kekuatan hukum yang jelas untuk mengendalikan tembakau.

Dengan membatasi atau bahkan melarang iklan rokok dan mensponsori kegiatan remaja.

3. Melakukan Sosialisasi dan Edukasi ke Masyarakat Sosialisasi pertama dilakukan kepada kelompok masyarakat yang paling rentan, yakni buruh industri rokok dan

petani tembakau. Apabila pengendalian ini ternyata berdampak pada pemu-

tusan hubungan kerja (PHK) buruh pabrik rokok, maka pemerintah

dapat melakukan training kepada buruh-buruh yang terkena PHK

agar mereka dapat bekerja di industri lain. Kepada

petani tembakau, pemer-intah dapat memberikan

bantuan atau pelatihan agar para petani

tembakau mena-nam tanaman lain

selain tembakau. Pada dasarnya,

petani tembakau bersedia untuk

mengganti tanaman mereka menjadi tana-

man lain asalkan mereka mendapatkan pemasukkan

yang sama.Kelompok yang perlu di-

berikan sosialisasi selanjutnya adalah rumah tangga menengah

ke bawah yang memiliki anggota keluarga (pada umumnya kepala

rumah tangga) yang merokok. Kelom-pok ini juga rentan karena kenaikan biaya

rokok dapat mengalihkan anggaran beras, kesehatan, dan pendidikan ke anggaran rokok. Dengan memberikan edukasi bahaya merokok dan pentingnya anggaran untuk kesehatan dan pendidikan anak, diharapkan kebijakan pengendalian tembakau pemer-intah dapat membuat mereka berpikir rasional untuk mengurangi konsumsi rokok dan mengalihkan anggaran rokok ke angga-ran beras, kesehatan, dan pendidikan anak.

sumber gambar: http://ash.org/

http://www.electrocigarettes.co.uk11

“Kampus FEB Unpad Adalah kampus bebas asap

rokok”. Kalimat tersebut sering digembar-gemborkan para petinggi

kampus FEB Unpad dalam menyambut mahasiswa baru. Nyatanya? Masih terli-hat mahasiswa, pegawai bahkan dosen

sekalipun yang asyik merokok di sekitar kampus, bahkan di depan

ruang dosen.

Wawancara

Membangun Tradisi

Putus Hubungan

Dengan Nyamuk:

Rokok

illustrasi: wisegeek.com

Selama lebih dari satu jam, Rasio mewawancarai langsung dekan serta pihak-pihak yang berkepentingan untuk menanyakan kebijakan apa yang sebenarnya telah dibuat untuk mem-pertanggungjawabkan kalimat yang setiap tahun diungkapkan itu. Menurut Bapak Nury selaku Dekan FEB Unpad, kampus bebas asap rokok

merupakan bagian dari visi dan misi kampus FEB Unpad. Bahkan tidak han-ya visi dan misi dari fakultas melainkan juga visi Universitas Padjadjaran. Lebih jauh PD 1 Pak Budiono menam-bahkan, bahwa pada saat ini sebena-rnya belum dibentuk kebijakan khusus untuk larangan merokok dikampus hanya kedepannya pihak fakultas telah merencanakan untuk merumuskan kebijakan tersebut lebih dalam.“Di internasional, kampus bebas rokok adalah hal yang biasa. Sehingga setuju apabila visi dan misi kita adalah bebas asap rokok, namun untuk masalah adjustment nya perlu dilakukan secara bertahap karena kebijakan ini belum bisa diterima oleh setiap pihak dan masih menimbulkan kontroversi bagi beberapa kalangan.” Tambah PD 1 yang biasa dipangil Pak Budi.Menurut Pa Kemal, salah satu dosen IESP, dulu dosen-dosen merokok sambil mengajar, tidak dengan sekarang. Tidak ada lagi dosen yang merokok sambil mengajar, karena secara etika hal itu telah menjadi pelanggaran walau tidak tertulis. Hal inilah yang menurut beliau bukti suatu langkah dekan yang berta-hap untuk membangun tradisi putus hubungan dengan nyamuk.

12

Wawancara

Selanjutnya, bapak yang mengaku dulunya bukan perokok ini menge-mukakan alasan masih terlihatnya mahasiswa, dosen dan pegawai yang merokok di dalam area kampus.

•Masih ada sisa-sisa dosen pecandu rokok di FEB ini, tapi banyak juga yang sudah tidak merokok•Murahnya harga rokok di Indonesia•Tidak ada adjustment untuk para perokok•Diantara Negara ASEAN Hanya di Indoneisa yang bungkus rokok tidak mengunakan gambar paru-paru yang rusak akibat rokok.

Dibutuhkan ketegesan dan konsis-tensi dari pihak dekanat dan seluruh masyarakat FEB untuk melaksanakan kebijakan bebas asap rokok ini, lebih lanjut Pak Nury menengaskan bahwa kebijakan akan efektif ketika ada reward dan punishment.Kebijakan bebas asap rokok ini nanti-nya akan dilakukan secara bertahap dengan menggunakan asumsi bahwa setiap ‘orang baik’ sehingga tahap awal kebijakan ini dijalani dengan langkah “soft”. contohnya adalah per-suasi , ajakan, edukasi bahwa rokok itu tidak sehat“Namun untuk membuat ini efektif harus melibatkan banyak orang ter-masuk mahasiswa. Mahasiswa harus saling mengingatkan, atau mahasiswa bisa mendatangkan ahli untuk mem-berikan kuliah mengenai dampak rokok, atau mulai membangun tradisi seperti memilih anggota bem atau asisten yang tidak merokok . Tradisi itu sulit dibangun tapi gampang dibubar-

kan untuk tetap eksis kita harus bersama-sama membangunnya.” Pesan dari Dekan FEB UnpadMenurut PD 1, Salah satu kebijakan yang mungkin dibuat FEB saat ini untuk mengurangi asap rokok yaitu dengan membuat suatu pojok pero-kok. Namun, dibutuhkan beberapa periode untuk mengimplementasikan kebijakan ini karena harus ada kes-epakatan dari seluruh pihak, Kebijakan ini paling cepat diimpe-mentasikan semester depan dikare-nakan harus adanya sosialisasi kepada seluruh pihak di FEB Unpad.

Lalu, Pak Budiono menambahkan bahwa sampai sekarang belum ada himbauan lain dari pihak dekanat FEB untuk para perokok selain tulisan “Bebas Asap Rokok” karena seperti filosofi Pak Dekan, bahwa asusmsi kita adalah kaum intelektual. Men-ganggap semua orang baik sehingga seluruh masyarakat FEB dianggap mengerti bahwa merokok itu tidak baik. Dengan asumsi semacam itu, pihak dekanat merasa cukup untuk menghimbau masarakatnya hanya dengan tulisan ‘Bebas Asap Rokok’

Pesan Pak Kemal pada

Masyarakat FEB :“Jangan pernah coba-coba

merokok! Pelan-pelan harus berubah dan harus

ada kedisiplinan.”

Pesan Pak Budi pada

Masyarakat FEB :“Solusi untuk dosen

perokok, tinggal foto saja dan kirimkan

kepada kita!”

Pesan Pak Nury pada

Masyarakat FEB :“Jangan merokok!”

13

Opini

Dewasa ini kita melihat iklim euforia demokrasi di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya pemilihan kepala daerah yang dipilih langsung oleh masyarakat. Data dari KPU menyebutkan tahun 2013 total pemilukada mencapai 150. Namun disisi lain kita melihat iklim demokra-si yang kurang sehat mulai dari black campaign, politik uang, sampai kerusuhan antar pendukung. Peristiwa tersebut sering kita saksikan di berbagai media massa yang bahkan sudah menjadi suguhan sehari-hari. Banyaknya kejadian tersebut menimbulkan kekecewaan dimasyarakat, karena arah demokrasi dianggap sudah tidak sesuai dengan pancasila sehingga mengakibatkan sikap apatis dalam masyarakat dalam setiap pemilihan. Padahal pemilihan pemimpin menentukan nasib mereka dalam periode kepemimpinan pejabat terpilih tersebut.

Fenomena yang terjadi dikalangan mahasiswa sekarang justru bertolak belakang dengan hal tersebut, ini dibuktikan dengan adanya mahasiswa yang ikut aktif terlibat dalam organisasi kepemudaan partai atau bahkan menjadi kader dari suatu partai politik tertentu. Hal ini jelas menimbul-kan pertanyaan, masyarakat harus percaya kepada siapa lagi jika maha-siswa saja sudah berpolitik praktis? Padahal salah satu tugas mahasiswa adalah menjadi agent of change. Jika mahasiswa sudah berpolitik praktis apakah hal tersebut tidak akan menggerus idealismenya.Melihat kondisi semacam itu, seharusnya disinilah peran penting mahasiswa sebagai agent of change, tidak termakan oleh doktrin yang disusupi kepentingan partai politik baik itu nasionalis maupun agama. Sehingga mahasiswa dapat dengan bebas untuk melakukan kritik, mengedukasi masyarakat mengenai calon pemimpin yang baik, mem-berikan edukasi agar tujuan demokrasi sejalan degan cita-cita pancasila.(Hilman)

Mahasiswa,

Idealisme, dan Partai Politik

Sumber gambar: http://inheat.files.word-press.com/2011/05/img_1888.jpg 14

Sospol

Populisme,Suatu Kesenangan Semu

Nuansa politik 2014 semakin terasa. Berbagai partai politik berebut tokoh yang sedang mencari tempat untuk tempat berlabuh. Di berbagai daerah, pemilihan gubernur dan atau walikota sedang marak, ditandai dengan spanduk, baliho, dan billboard kampanye yang banyak bertebaran di seluruh penjuru, tak terkecuali di kota kembang kita tercinta ini. Delapan pasangan calon walikota turut mewarnai semarak pesta demokrasi negara.

Dari tahun ke tahun, ajang pemilu selalu menjadi momentum yang sarat oleh kepentingan berbagai pihak. Berbagai cara dilakukan untuk mendulang suara, entah itu janji-janji manis, kunjungan blusukan ke pelosok-

pelosok, ataupun pengusungan kandidat tokoh populer—yang seringkali tokoh tersebut bukanlah kader dari partai politik pengusungnya sendiri.

Setelah terpilih, seakan tidak ingin kehilangan simpati rakyat, calon terpilih serta merta membuat kebijakan populis, yaitu kebijakan yang disukai, diinginkan, dan populer di mata mayoritas. Memang, suatu kekuatan politik yang populis terbukti ampuh dan tampil sukses berdiri tegak di antara lawan-lawan politiknya. Politik yang populis mampu menarik massa dan mendapat kekuasaan, terlepas akan nilai etis dan kebenaran perhitungan akan kebijakan populis tersebut.

15

Menurut etimologi, populisme berasal dari bahasa latin yaitu populi atau rakyat. Dalam arti luas, populisme adalah upaya mendulang suara untuk meraih suara. Karena itu, populis perlu memiliki pencitraan, sehingga dimanfaatkanlah perasaan dan prejudis rakyat. Populis menawarkan solusi yang disenangi oleh masyarakat, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi pada kondisi sosial, ekonomi, dan demokrasi dalam jangka panjang.

Populisme sulit lepas terutama pada negara dengan tingkat ekonomi dan pendidikan rakyatnya yang kurang memadai. Berdasarkan sensus, 60% masyarakat Indonesia memiliki tingkat pendidikan setara SD ke bawah pada tahun 2000, dan hanya turun sebesar 2% menjadi 58% pada tahun 2010, dengan pendidikan setara sarjana sebesar 5%. Maka jelas fenomena populisme disukai oleh rakyat Indonesia. Sedangkan pada negara dengan tingkat pendidikan yang tinggi, masyarakatnya cenderung skeptis, sehingga ketika ada ide populis digelontorkan, masyarakat tidak

akan serta merta menerimanya begitu saja. Masyarakat akan menganalisa dan menghitung janji-janji populis yang dikampanyekan.

Tidak hanya dari tingkat ekonomi dan pendidikan, populisme laris pada kondisi negara yang kecewa dengan pemerintahan sekarang yang dianggap gagal. Kritik atas kegagalan pemerintah turut serta melariskan populisme. Populis menciptakan karakter musuh untuk rakyat dan menciptakan karakter pahlawan bagi mereka sendiri.

Fenomena populisme tidak dapat lepas dari demokrasi, karena demokrasi-lah yang menjadi sarana para populis untuk menyuarakan idenya; demokrasi adalah ajang kebebasan berpendapat. Namun populisme sendiri dapat membunuh demokrasi, karena populisme menghasilkan kultus dan kepemimpinan yang bersifat kharismatik. Ketika pemimpin telah mengambil hati rakyat, maka meskipun pemimpin membuat kebijakan yang merugikan, rakyat seolah membenarkan dengan mudah mengenai kejadian tersebut. Bahkan rakyat menjadi tidak peduli jika pemimpin mengambil jalan diktator, asal derajat rakyat sudah

Sospol

16

Ketika populis menjadi kebablasan, maka demokrasi akan hilang dan dapat berubah menjadi fasis, seperti Jerman saat era kepemimpinan Hitler, Mussolini di Italia, atau Chavez di Venezuela.

Berbagai efek populisme sebenarnya membunuh masyarakat itu sendiri. Masyarakat menjadi tidak pintar, tidak dapat memilah dengan baik antara apa yang diperlukan dengan yang diinginkan. Masyarakat pun mulai memiliki mental yang manja karena segala keinginan selalu dipenuhi oleh pemerintah tanpa memperhatikan realita yang ada. Realita ditutup begitu saja dengan populisme tanpa adanya penyelesaian yang solutif.

Karena cara kerja populisme adalah dengan melalui perasaan masyarakat, sepatutnya kita harus dapat membedakan antara

“keinginan” dan “kebutuhan”. Keinginan rakyat adalah harga-harga murah, sedangkan kebutuhan negara adalah menjaga dana APBN agar tidak selalu terlilit hutang. Dengan tidak mencabut subsidi BBM, harga-harga memang murah—pada awalnya—seiring waktu, hutang negara akan makin membesar dan hal ini dapat menjadi bom waktu. Jika tidak segera diselesaikan, dapat diprediksi dengan mudah bahwa akan terjadi inflasi besar-besaran.

Sejatinya, kita perlu menjadi individu yang bijak dalam menyikapi fenomena populisme. Harus dapat kita bedakan antara “keinginan” dan “kebutuhan”. Pemerataan pendidikan perlu lebih ditingkatkan dan diratakan, karena seringkali yang menjadi sasaran populisme ini adalah kalangan menengah ke bawah dengan tingkat pendidikan kurang yang menjadi mayoritas di negeri ini meskipun memang cara ini cukup memakan

Sumber gambar: http://www.flickr.comreferensi: Diskusi Publik Freedom Institute video - Populisme, Demokrasi, dan Kebebasan

Sospol

17

Komunitas

Tampaknya mahasiswa memang ditakdirkan untuk memiliki hobi mendaki gunung, terlihat dari banyaknya komunitas pecinta alam yang berdiri di lingkungan mahasiswa mulai dari tingkat fakultas, universitas hingga komunitas pecinta alam lainnya di luar kampus. Tak terkecuali di fakultas kita, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran,di FEB

telah berdiri komunitas pecinta alam yang bernama E-Forest (Economist for Refreshing and Touring).

Sesuai namanya E-Forest ini dibentuk bagi para mahasiswa FEB yang memiliki hobi melakukan kegiatan – kegiatan outdoor seperti mendaki gunung, rafting, touring, traveling ataupun kegiatan – kegiatan outdoor lainnya.

18

Komunitas

E-Forest didirikan beberapa tahun yang lalu oleh kang Deden (Presiden BEM KEMA FE Unpad periode 2010-2011), pada saat itu komunitas ini didirikan agar para anggotanya dapat melupakan penatnya kuliah sejenak dengan mendaki gunung dan dapat kembali refresh di kampus setelah selesai mendaki, terlebih saat itu tidak ada wadah bagi mereka yang hobi mendaki gunung. Saat ini E-Forest diketuai oleh kang Eman (Akuntansi 2011).Walau baru beranggotakan 9 orang tetapi komunitas ini telah menjadi salah satu komunitas yang diakui dan berada di bawah BEM KEMA FEB Unpad.

Kang Eman saat diwawancarai KOPI mengatakan dengan adanya komunitas E-Forest, maka diharapkan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad akan terdapat wadah bagi para mahasiswanya yang menggemari

kegiatan – kegiatan outdoor dan pecinta alam.

Baru beberapa waktu yang lalu komunitas E-Forest ini juga melakukan pendakian ke Gunung Gede Pangrango selama 3 hari 2 malam dan rencanaya mereka akan mendaki gunung – gunung di Jawa Barat lainnya seperti Gunung Ciremai dan Cikurai dalam waktu dekat. Selain itu kedepannya mereka akan melakukan kegiatan outdoor lainnya seperti touring dan rafting.

Komunitas E- Forest juga selalu terbuka bagi mahasiswa – mahasiswa FEB yang ingin bergabung terlebih anggota dalam komunitas ini belum terlalu banyak. Jadi, tunggu apalagi? Segera gabung dan bersama E-Forest taklukan puncak – puncak negeri ini, alam memanggil namamu! (Ito)

CP: Eman (085722004010)@eforestfeb

19

Traveling

Malahati Shatadini

Serunya Rafting

dan Caving

di Goa Pindul,

Gunung Kidul - Jogjakarta

20

Traveling

Ada banyak sekali keindahan alam yang dimiliki oleh bangsa kita tercinta ini. Kadang kita-nya saja yang tidak sadar, termasuk saya. Untuk menebusnya, saya mengunjungi Goa Pindul saat bertamasya ke Jogjakarta 25 Mei lalu.

Goa Pindul berlokasi di Desa Beji. Kalau anda kurang familiar sama Desa Beji, mungkin anda familiar dengan Gunung Kidul. Ya, Goa Pindul ini terletak di Kabupaten Gunung Kidul. Dari pusat kota Jogja ke Gunung Kidul membutuhkan waktu 1,5 sampai 2 jam tergantung kondisi jalan. Para wisatawan yang mau mengunjungi Goa Pindul biasanya menyewa mobil atau motor karena lebih mudah bila dibandingkan dengan naik kendaraan umum.

Jalanan menuju Gunung Kidul atau Goa Pindul terbilang cukup mulus dan mudah karena ada banyak papan penunjuk jalan. Tetapi supaya tidak nyasar, anda bisa menggunakan GPS dari smartphone anda atau GPS mobil. Kalau tidak ada keduanya, pakai saja cara tradisional yaitu tanya ke orang-orang terdekat yang ada di jalan menuju Goa Pindul.

Sepanjang jalan, saya mengandalkan GPS dan papan penunjuk jalan. Tetapi ketika sudah dekat dengan lokasi, papan penunjuk jalan mulai tidak ada dan koneksi internet untuk GPS melambat. Saat berada dipertigaan, saya dan rombongan mengikuti jalan yang lurus tetapi untung saja ada dua anak muda bermotor yang memandu saya dan memberi tahu saya kalau yang benar adalah belok ke kiri bukan lurus. Setelah beberapa menit, saya sudah melihat papan tanda masuk ke Goa Pindul dan sampailah saya di kawasan wisata Goa Pindul.

21

Tujuan awal dan tujuan utama saya ke Goa Pindul adalah untuk rafting. Saya sebelumnya belum pernah mendapat informasi apa-apa tentang Goa Pindul dan yang ada di pikiran saya tentang rafting ya seperti rafting pada umumnya. Untuk itu saya sudah mempersiapkan baju dan hal-hal lain yang dibutuhkan saat rafting.

Setelah turun dari mobil, saya langsung menuju ke loket penjualan tiket masuk ke Goa Pindul. Sebelum sampai ke loket, ada seorang bapak-bapak yang mengajak saya dan rombongan ke tempat yang di dindingnya terdapat foto-foto penampakan Goa Pindul dan orang-orang yang sedang beraktivitas/berwisata di goa tersebut. Bapak tersebut menjelaskan sekilas tentang Goa Pindul, tahap-tahap yang harus kita lakukan untuk berwisata di Goa Pindul, serta paket-paket apa saja yang bisa kami pilih selama berada di Goa Pindul.

Setelah bapak tersebut selesai menjelaskan, kami dipersilahkan untuk menuju loket penjualan tiket dan memilih paket yang kami inginkan. Total kurang lebih ada 5 atau 7 (saya tidak terlalu ingat) paket berbeda yang bisa dipilih para pengunjung. Saya dan rombongan sepakat untuk memilih paket yang paling umum yaitu menyusuri keindahan Goa Pindul (caving) dan paket rafting di sungai yang ada di kawasan Goa Pindul.

Teman saya meminta saya untuk

menyiapkan sekitar Rp75.000 untuk berwisata di Goa Pindul ini. Dan ternyata harga paket yang ada di brosur, jauh lebih murah dibandingkan dugaan saya. Untuk paket yang pertama kami pilih, caving, harganya hanya 25.000 per orang dan rafting 30.000 per orang. Dengan kurang dari 75.000 kami bisa mendapat 2 paket. Karena kamera tidak disarankan untuk dibawa oleh peserta saat beraktivitas di Goa Pindul, saya beserta rombongan sepakat untuk menyewa satu fotografer yang juga merupakan karyawan Goa Pindul. Jika menggunakan kamera dari pihak Goa Pindul, tarifnya cukup mahal yaitu 150.000. Kami menggunakan kamera sendiri dan per orangnya hanya menambah uang 10.000 jadi 65.000 untuk menyewa 1 fotografer ini.

Traveling

22

Setelah pembayaran selesai, saya dipersilahkan untuk menitipkan barang bawaan kemudian menggunakan peralatan untuk caving plus rafting seperti pelampung dan sepatu berbahan khusus. Saya pun juga harus membawa ban karet warna hitam berukuran besar yang akan digunakan untuk kedua paket yang saya pilih. Setelah semuanya siap, kami dipimpin oleh 3 orang pemandu untuk berjalan sekitar 500 meter ke lokasi start untuk caving. Ketika sudah sampai, salah satu pemandu menjelaskan beberapa hal tentang Goa Pindul dan peraturan apa saja yang harus dipatuhi.

Saatnya petualangan dimulai! Semua orang dari rombongan saya diharuskan berbaris sembari para pemandu membantu meletakkan ban yang sudah kami bawa sedari tadi. Saat ban sudah di air, satu per satu dari kami harus naik ke atas ban tersebut. Hal ini terus berlanjut sampai orang terakhir dari rombongan sudah naik ke atas ban. Setelah semuanya aman terkendali, para pemandu mendorong ban kami hingga bergerak mengikuti arus air. Sebelum sampai di mulut goa, para pemandu menjelaskan bahwa goa ini terdiri dari 3 zona yaitu zona terang, remang, dan gelap. Ketiganya akan saya lewati kemudian. Tidak lupa, si fotografer yang sudah kami sewa tadi juga turut menemani sepanjang aktivitas kami hinga selesai.

Setelah masuk ke zona pertama, pemandu terus menjelaskan tentang asal-usul Goa Pindul, membahas bentuk stalakmit dan stalaktit yang unik, sampai menjelaskan

mengapa ada banyak kelelawar di goa ini. Pemandu yang memandu saya sangat humoris sehingga saya tidak bosan mendengar semua penjelasannya. Saat sampai di zona terakhir, suasana benar-benar gelap, saya tidak bisa melihat apa-apa tanpa bantuan cahaya senter. Pemandu menyuruh saya dan rombongan untuk hening dan berdoa sejenak sambil menikmati kegelapan.

Sehabis zona terakhir terlewati, tibalah saya di ujung goa. Beberapa meter sebelum ujung goa, kedalaman air sudah tidak terlalu dalam sehingga kami boleh turun dari ban, berenang, ataupun berfoto-foto ria. Bagi yang berani, anda diperbolehkan untuk naik ke dinding goa yang bisa dipijak. Bagi yang sangat berani, anda juga diperbolehkan untuk loncat dari tepi dinding goa tersebut ke dalam air. Dari tepian untuk tempat loncat sampai ke permukaan air tingginya kira-kira 3 meter.

Ketika saya dan rombongan dirasa sudah puas bermain di ujung goa tersebut, pemandu menyuruh kami untuk keluar dari goa dengan cara berenang santai sampai tiba di platform beton yang digunakan sebagai pijakan kami untuk keluar dari air.

Setelah sampai di pijakan berarti selesai sudah caving atau menyusuri keindahan Goa Pindul. Perjalanan dari mulut goa yang awal sampai mulut goa yang akhir kira-kira 45 menit. Saya merasa senang sekali bisa mendapat kesempatan untuk menyusuri Goa Pindul, melihat keindahan stalaktit dan stalakmitnya, dan masih banyak hal lainnya yang patut disyukuri karena alam di negeri kita ini sangat indah dan masih banyak yang belum terkuak.

Traveling

23

Tips

10 TipsMenghadapi

Ujian

Jangan malas!!Malas adalah kebiasaan yang paling sering dijumpai pada pelajar akademis, sugestikan

pada dirimu bahwa: “saya tidak malas dan saya rajin

belajar”.

Buatlah target belajar

Kenapa harus buat target belajar? Karena ini bisa menjadi motivasi agar

belajar menjadi makin semangat, awalnya memang seperti paksaan,

tapi jangan anggap itu sebuah paksaan tapi sebuah finish

yang harus kita capai dalam

Fokus saat belajar

Waktu belajar jangan membayangkan yang lain, fokus

dengan pelajaran. Ada beberapa cara:1. Matikan HP

2. Belajar diruangan yang jauh dari suara-suara yang mengganggu dan

nyaman3. Bila suka, dengarkan musik

yang menunjang

Jangan menunda-

nunda, mulai serius dari detik ini

Menunda-nunda belajar adalah hal yang paling salah,

mulailah belajar intensif dari sekarang.Time

managementSetelah kuantitas belajarnya, ini yang penting, karena ujian

sudah dekat cobalah untuk mengurangi aktivitas lain

yang kurang perlu.

Belajar bareng teman/kelompok

Dengan belajar kelompok/bareng teman kita bisa bertanya tentang

materi-materi yang tidak kita mengerti. Tapi ingat pilih teman

yang benar - benar bisa membimbing.

Siapkan air mineral saat belajar

Air mineral juga harus tersedia di ruangan belajar, Agar tidak

mengantuk. Mengantuk itu salah satunya karena kekurangan

oksigen dan air mineral menyediakannya.

Buat belajarmu

menyenangkan :) Buatlah belajarmu

menyenangkan dan mengasyikkan seperti halnya saat kamu twitteran, carilah

hal-hal yang menarik dalam materi pelajaranmu.

Berdo’a Pada Sang Pencipta

Ini adalah hal terakhir yang sangat penting kita lakukan setelah berusaha keras, agar ujiannya dimudahkan dan

mendapat hasil yang bagus, work hard pray

hard. (Agung)

Learning how to learn.

Ubahlah metode belajar, belajar yang benar itu bukan SKS(Sistem Kebut

Semalam) yang dibantai semua materi, karena itu berlawanan dengan kerja

otak, akibatnya efektifitas belajar sangat rendah. Disarankan belajar

dirumah maksimal 3 jam saja namun rutin.

24

Silinder Putiholeh Ehsan

Engkau kertas silinder putih

Berisikan daun-daun tembakau dicacah

Ketika terbakar kurasakan nikmatmu

Kucium aromamu dan kuhembuskan asapmu

Nikotinmu menenangkan keresahanku

Tak perduli putih, kretek, klembak

Sabtu malam kau temani aku

Di sudut kegelapan kota

Membuatku nyaman dalam canda tawa teman

Kuhisap kertas silinder putihku

Berhembus asap ke seluruh sudut ruangan

Tak perduli peringatan orang akannya

Kunikmati momen ini

Sebelum kanker merenggut nyawaku

Sastra

sumber gambar: http://www.drsharma.ca/

25

Resensi

Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh

Adat, norma, tradisi, bahkan disiplin ilmu, seringkali menjadi sekat dalam melihat segala hal dengan utuh. Bayangkan apa yang terjadi apabila seseorang tiba-tiba berada dalam suatu titik persimpangan yang bisa mengubah seluruh sistem dan nilai dalam hidupnya. Itulah titik bifurkasi. Novel Dee yang tebalnya 318 halaman ini berusaha mencerahkan kita tentang satu tema besar, yaitu menemukan keutuhan yang sebenarnya.

Walaupun penuh dengan footnote dan perbincangan tentang religi, fisika, psikologi, dan mitos yang relatif tidak umum, novel ini patut dijadikan bacaan untuk siapapun yang terbuka untuk hal-hal baru. Dimulai dari keselarasan antara dua sisi kehidupan, order dan chaos. Bahwa untuk menemukan kebenaran yang utuh kita harus melihat dari dua sisi kehidupan tersebut. Order dan chaos adalah sebuah perantara dalam melihat kebenaran. Lalu dijelaskan juga oleh Dee teori Einstein ten-tang waktu, fungsi otak manusia, paradoks kucing Schrodinger, dan diakhiri dengan filsafat Descartes tentang keberadaan manusia.

Novel tentang romantisme yang dipadu dengan teori-teori ekonomi, sains, psikolo-gi, dan filsafat sangat jarang ditemukan dalam khazanah sastra belakangan ini. Kisah multidimensi, alur yang tidak main-stream, dan tentu saja sarat dengan makna menjadikan novel Kesatria, Putri, & Bintang Jatuh adalah sebuah pengantar yang san-gat menarik untuk kisah-kisah Supernova selanjutnya. (Iqbal)

Buku

26

Resensi Film

Nama Film : A Beautiful MindProduser : Ron HowardBased On : A Beautiful Mind by Sylvia NasarPemain : Russell Crowe; Ed HarrisEditor : Mike HillStudio : Imagine EntertaimentDistributor : Universal PicturesRilis : Desember 21, 2001Durasi : 135 menit

Kutipan di samping merupakan salah satu penggalan film yang berjudul A Beautiful Mind. Film garapan Ron

Howard yang rilis di akhir tahun 2001 menceritakan ten-tang perjalanan seorang matematikawan jenius yang ber-

nama John Forbes Nash. Film yang bedasarkan kisah nyata ini mampu memberikan warna tersendiri di awal abad ke 21.

Film yang mengisahkan tentang seorang Matematikawan bernama John Nash yang mengalami penyakit skizofrenia ini

diperankan oleh Russel Crowe. John Nash adalah seorang matema-tikawan handal yang sangat percaya dengan angka, bahkan dia

memodelkan kehidupan dengan matematika.

“I’ve made the most important discovery of my life. It’s only in the mysterious equation of love that any logic or reasons can be found. I’m only here tonight because of you. You are the only reason I am... you are all my reasons.” John Nash

27

Resensi

Film ini diawali dari kisahnya saat menjadi mahasiswa di Princeton University. Dia adalah mahasiswa yang unik, tidak suka dengan buku, kelas, dan sering mem-bolos karena menurutnya itu bisa mengganggu kreatifitas dan keaslian idenya. Dalam perjalanan hidupnya dia dihadang oleh sebuah penyakit psikologis, yaitu skizofrenia. Orang yang mengalami penyakit ini tidak suka bersosialisasi, apatis, dan tidak bisa membedakan antara halusinasi dan kenyataan.

Alicia, istrinya menyadari tingkah laku suaminya yang aneh, dan akhirnya John Nash dibawa ke rumah sakit jiwa untuk pengobatan. Pada awalnya pengobatan tersebut berhasil, namun akhirnya John Nash kembali berhalusinasi dan semakin parah. Istrinya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran membantu agar suaminya dapat sembuh. Digambarkan pula bahwa perhatian dari orang-orang terdekatlah yang bisa mem-bantu pengidap penyakit ini agar bisa sembuh.

Di akhir kisah, John Nash diberkahi penghargaan Nobel dalam bidang ekonomi di Swedia pada tahun 1994 untuk teori ekulibri-umnya yang banyak berjasa pada teori-teori ekonomi. Ia menutup penganugerahan tersebut dengan mengatakan: “Aku selalu percaya akan angka. Dalam persamaan dan logika, yang membawa pada akal sehat. Tapi setelah seumur hidup mengejar, aku bertanya, apa logika sebenarnya? Siapa yang memutuskan apa yang masuk akal? Pencarianku membawaku ke alam fisik, metafisik, delusional. Telah kudapatkan pen-emuan penting dalam karirku, hidupku. Hanya dipersamaan misterius cinta,

alasan logis bisa ditemukan”.

Film ini penulis rekomen-dasikan untuk masyarakat FEB

yang tertarik dengan dunia matematika dan ekonomi.

Dengan adanya film ini kita akan mendapatkan

gambaran mengenai sejarah dari tokoh

penemu Teori Nash Equilibrium. (MJ)

28

Events & Programs

Teman-teman pada tahu kan salah satu BSO di Unpad yang terkenal dengan ekonomi Islamnya? nah disini kita bisa ikut kajian ekonomi Islam,pengajarnya sangat ahli dan Insya Allah sedikit demi sedikit teman-teman akan “memahami” ekonomi Islam itu seperti apa. Kajiannya asik banget dan teman-teman bisa mendaftar langsung sebelum kajian dimulai.Kajian biasanya dilaksanakan di RKM bem sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Tertarik dengan pemasaran ? khususnya bagaimana membuat marketing plan? Teman - teman bisa mengikuti event BTC yang diadakan oleh Hima Manajemen Unpad. Kali ini yang menjadi objek kompetisi ialah LAPAS SUKAMISKIN sebagai salah satu potensi wisata Jawa Barat yang bisa dijadikan tempat wisata . Dengan total hadiah sebesar Rp 20.000.000 tidak ada alasan buat teman – teman untuk tidak mengikuti kompetisi ini!

Hima Manajemen FEB Unpad

Kajian Ekonomi IslamISEG FEB Unpad

Pena Bangsa FEB Unpad

Laba

Kasih

Bandung Tourism

Competition

Walau badanku tak tinggi, tapi citaku setinggi angkasa. Walau badanku tak besar tapi mimpiku sebesar benua. Tahu kan teman-teman lagu yang dinyanyikan anak-anak Pena Bangsa, walau masih kecil tapi sangat berbakat. Kangen dengan mereka? Kita bisa bertemu mereka di acara LABA KASIH yang diadakan setiap hari minggu. Buat teman – temen yang ingin memberikan donasi dan menjadi kaka asuh ataupun kakak pengajar di Pena Bangsa, teman – teman bisa mendaftar di stand Pena Bangsa di lorong C. Ayo bantu mereka untuk meraih suksesnya!!!

29

1

Program ini merupakan mentoring akademik khususnya akuntansi, yang dibahas tentu saja mata kuliah akuntansi, seperti mata kuliah Akuntansi Biaya, Manajemen Keuangan, Akuntansi Keuangan 1, Pengantar Akuntansi 1, Pengantar Akuntansi 2, hanya dengan melakukan registrasi dan membayar uang pendaftaran kalian bisa mendapatkan modul, latihan soal, dan diajar oleh mentor yang sudah lulus ujian kualifikasi pengajar, Be there!

Hima Akuntansi FEB UNPAD

Mentoring

Accounting

Club

Assalamualaikum, Khaifa khaluk akhi dan ukhti semua! bisa kali teman - teman merapat di acara yang satu ini, kalau les bahasa asing seperti bahasa Inggris kan sudah banyak ya? nah ini belajar bahasa Arab loh. Pengajarnya dari Libya langsung! Buat kalian semua yang minat tinggal membayar uang registrasi saja Rp. 20.000 dan bisa mendapatkan modul dan belajar bahasa Arab seminggu 2 kali. Tunggu apalagi? Daftar sekarang juga!

School of Arabic LanguagePermais FEB Unpad

Events & Programs

30

KOPI FEB UNPAD 2013#wearepress!@Kopi_Pers | kopi-s1.fe.unpad.ac.id