melakukan asuhan keperawatan tbc

13
Melakukan Asuhan Keperawatan (Askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Seorang perawat Profesional di dorong untuk dapat memberikan Pelayanan Kesehatan seoptimal mungkin, memberikan informasi secara benar dengan memperhatikan aspek legal etik yang berlaku. Metode perawatan yang baik dan benar merupakan salah satu aspek yang dapat menentukan kualitas “asuhan keperawatan” (askep) yang diberikan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan brand kita sebagai perawat profesional. Pemberian Asuhan keperawatan pada tingkat anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia hingga bagaimana kita menerapkan manajemen asuhan keperawatan secara tepat dan ilmiah diharapkan mampu meningkatkan kompetensi perawat khususnya di indonesia FOREDI UNTUK TAHAN LAMA SEX REKOMENDASI BOYKE! MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBU INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ? GASA REKOMENDASI BOYKE UNTUK EREKSI LEBIH KENCENG! MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBU FOREDI ANTI EJAKULASI DINI REKOMENDASI BOYKE! TAMBAH UKURAN PENIS METODE ARAB SUDAN SEX KUAT EREKSI KERAS REKOMENDASI BOYKE! INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ? ATASI EJAKULASI DAN DISFUNGSI EREKSI ALA BOYKE LOWONGAN KERJA ONLINE 2013 CARA PEMULA DAPAT UANG DARI INTERNET RAHASIA BERBURU JUTAAN RUPIAH DARI INTERNET ATASI EJAKULASI DINI, PUASKAN ISTRI..!! KumpulBlogger.com ASUHAN KEPERAWATAN TUBERCULOSIS (TBC) PARU

Upload: eendrick

Post on 01-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tuberkulosa

TRANSCRIPT

Page 1: Melakukan Asuhan Keperawatan Tbc

Melakukan Asuhan Keperawatan (Askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Seorang

perawat Profesional di dorong untuk dapat memberikan Pelayanan Kesehatan seoptimal mungkin, memberikan informasi secara benar dengan memperhatikan aspek legal etik yang

berlaku. Metode perawatan yang baik dan benar merupakan salah satu aspek yang dapat menentukan kualitas “asuhan keperawatan” (askep) yang diberikan yang secara langsung

maupun tidak langsung dapat meningkatkan brand kita sebagai perawat profesional. Pemberian Asuhan keperawatan pada tingkat anak, remaja, dewasa, hingga lanjut usia hingga

bagaimana kita menerapkan manajemen asuhan keperawatan secara tepat dan ilmiah diharapkan mampu meningkatkan kompetensi perawat khususnya di indonesia

FOREDI UNTUK TAHAN LAMA SEX REKOMENDASI BOYKE!

MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBU

INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ?

GASA REKOMENDASI BOYKE UNTUK EREKSI LEBIH KENCENG!

MAU GAJI 20 JUTA ? KERJA 2 JAM MODAL CUMA 95RIBU

FOREDI ANTI EJAKULASI DINI REKOMENDASI BOYKE!

TAMBAH UKURAN PENIS METODE ARAB SUDAN

SEX KUAT EREKSI KERAS REKOMENDASI BOYKE!

INVESTASI 95 RIBU HASIL 30 JUTA/BULAN, MAU ?

ATASI EJAKULASI DAN DISFUNGSI EREKSI ALA BOYKE

LOWONGAN KERJA ONLINE 2013 CARA PEMULA DAPAT UANG DARI INTERNET

RAHASIA BERBURU JUTAAN RUPIAH DARI INTERNET

ATASI EJAKULASI DINI, PUASKAN ISTRI..!!

KumpulBlogger.com

ASUHAN KEPERAWATAN TUBERCULOSIS (TBC) PARU

A. PengertianTuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (IPD, FK, UI).Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer , 1999).

B. Etiologi

Page 2: Melakukan Asuhan Keperawatan Tbc

Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang berbentuk batang dan Tahan asam ( Price , 1997 )Penyebab Tuberculosis adalah M. Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 /mDengan tebal 0,3 – 0,5 m. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yang sama yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.

D. Klasifikasi• Klasifikasi Kesehatan Masyarakat (American Thoracic Society, 1974)

- Kategori 0 = - Tidak pernah terpapar / terinfeksi- Riwayat kontak negatif- Tes tuberkulin

Page 3: Melakukan Asuhan Keperawatan Tbc

- Kategori I = - Terpapar TB tapi tidak terbukti ada infeksi- Riwayat / kontak negatif- Tes tuberkulin negatif

- Kategori II = - Terinfeksi TB tapi tidak sakit- Tes tuberkulin positif- Radiologis dan sputum negatif

- Kategori III = - Terinfeksi dan sputum sakit

• Di Indonesia Klasifikasi yang dipakai berdasarkan DEPKES 2000 adalah Kategori 1 :- Paduan obat 2HRZE/4H3R3 atau 2HRZE/4HR atau 2HRZE/6HEObat tersebut diberikan pada penderita baru Y+TB Paru BTA Positif, penderita TB Paru BTA Negatif Roentgen Positif yang “sakit berat” dan Penderita TB ekstra Paru Berat.

Kategori II :- paduan obat 2HRZES/HRZE/5H3R3E3Obat ini diberikan untuk : penderita kambuh (relaps), pendrita gagal (failure) dan penderita dengan pengobatan setelah lalai ( after default)

Kategori III :- paduan obat 2HRZ/4H3R3Obat ini diberikan untuk penderita BTA negatif fan roentgen positif sakit ringan, penderita ekstra paru ringan yaitu TB Kelenjar Limfe (limfadenitis), pleuritis eksudativa uiteral, TB Kulit, TB tulang (kecuali tulang belakang), sendi dan kelenjar adrenal.Adapun tambahan dari pengobatan pasien TB obat sisipan yaitu diberikan bila pada akhir tahab intensif dari suatu pengobatan dengan kategori 1 atua 2, hasil pemeriksaan dahak masih BTA positif, diberikan obat sisipan ( HRZE ) setiap hari selama satu bulan.

E. Gejala KlinisGejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum , malaise , gejala flu , demam ringan , nyeri dada , batuk darah . ( Mansjoer , 1999)Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan ( Luckman dkk, 93 ) - Demam : subfebril menyerupai influensa- Batuk : - batuk kering (non produktif) batuk produktif (sputum)- hemaptoe- Sesak Nafas : pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah ½ bagian paru-paru- Nyeri dada- Malaise : anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam

F. Pemeriksaan Penunjang1. Darah : - Leokosit sedikit meninggi- LED meningkat2. Sputum : BTAPada BTA (+) ditermukan sekurang-kurangnya 3 batang kuman pada satu sediaan dengna

Page 4: Melakukan Asuhan Keperawatan Tbc

kata lain 5.000 kuman dalam 1 ml sputum.3. Test Tuberkulin : Mantoux Tes (PPD)4. Roentgen : Foto PA

G. MedikamentosaJenis obat yang dipakaiObat Primer - Obat Sekunder1. Isoniazid (H) 1. Ekonamid2. Rifampisin (R) 2. Protionamid3. Pirazinamid (Z) 3. Sikloserin4. Streptomisin 4. Kanamisin5. Etambutol (E) 5. PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)6. Tiasetazon7. Viomisin8. Kapreomisin

Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES.2000 yaitu : Tahap INTENSIFPenderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahab intensif tersebut diberikan secara tepat, penderita menular menjadi tidak tidak menular dalam kurun waktu 2 minggu. Sebagian besar penderita TB BTA positif menjadi negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif. Pengawasan ketat dalam tahab intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya kekebalan obat.

Tahap lanjutanPada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih panjang dan jenis obat lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kelembutan. Tahab lanjutan penting untuk membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah terjadinya kekambuhan.

Panduan obat kategori 1 : Tahap Lama (H) / day R day Z day F day Jumlah

Hari X

Nelan Obat

Intensif 2 bulan 1 1 3 3 60

Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 54

Panduan Obat Kategori 2

Page 5: Melakukan Asuhan Keperawatan Tbc

Tahap Lama (H)

@300

mg

R

@450

mg

Z

@500

mg

E

@

250

mg

E

@500

mg

Strep.

Injeksi

Jumlah

Hari X

Nelan

Obat

Intensif 2

bulan

1

bulan

1

1

1

1

3

3

3

3

-

-

0,5 % 60

30

Lanjutan 5

bulan

2 1 3 2 - 66

Panduan Obat Kategori 3Tahap Lama H @ 300

mg

R@450mg P@500mg Hari X Nelan

Obat

Intensif 2 bulan 1 1 3 60

Lanjutan

3 x week

4 bulan 2 1 1 54

OAT SisipanTahap Lama H

@300mg

R

@450mg

Z

@500mg

E day

@250mg

Nelan X

Hari

Intensif

(dosis

harian)

1 bulan 1 1 3 3 30

H. Kegagalan PengobatanSebab-sebab kegagalan pengobataan :a. Obat : - Paduan obat tidak adekuat- Dosis obat tidak cukup- Minum obat tidak teratur / tdk. Sesuai dengan petunjuk yang diberikan.- Jangka waktupengobatan kurang dari semestinya- Terjadi resistensi obat.

Page 6: Melakukan Asuhan Keperawatan Tbc

b. Drop out : - Kekurangan biaya pengobatan- Merasa sudah sembuh- Malas berobatc. Penyakit : - Lesi Paru yang sakit terlalu luas / sakit berat- Ada penyakit lainyang menyertai contoh : Demam, Alkoholisme dll- Ada gangguan imunologisI. Penanggulangan Khusus Pasiena. Terhadap penderita yang sudah berobat secara teratur- menilai kembali apakah paduan obat sudah adekuat mengenai dosis dan cara pemberian.- Pemeriksaan uji kepekaan / test resistensi kuman terhadap obatb.Terhadap penderita yang riwayat pengobatan tidak teratur- Teruskan pengobatan lama 3 bulan dengan evaluasi bakteriologis tiap-tiap bulan.- Nilai ulang test resistensi kuman terhadap obat- Jangka resistensi terhadap obat, ganti dengan paduan obat yang masih sensitif.c. Pada penderita kambuh (sudah menjalani pengobatan teratur dan adekuat sesuai rencana tetapi dalam kontrol ulang BTA ( +) secara mikroskopik atau secara biakan )1. Berikan pengobatan yang sama dengan pengobatan pertama2. Lakukan pemeriksaan BTA mikroskopik 3 kali, biakan dan resistensi3. Roentgen paru sebagai evaluasi.4. Identifikasi adanya penyakit yang menyertai (demam, alkoholisme / steroid jangka lama)5. Sesuatu obat dengan tes kepekaan / resistensi6. Evaluasi ulang setiap bulannya : pengobatan, radiologis, bakteriologis.

J. Asuhan Keperawatan TB Paru1. PengkajianData Yang dikajiA. Aktifitas/istirahatKelelahanNafas pendek karena kerjaKesultan tidur pada malam hari, menggigil atau berkeringatMimpi burukTakhikardi, takipnea/dispnea pada kerjaKelelahan otot, nyeri , dan sesak

B. Integritas EgoAdanya / factor stress yang lamaMasalah keuangan, rumahPerasaan tidak berdaya / tak ada harapanMenyangkalAnsetas, ketakutan, mudah terangsang

C. Makanan / CairanKehilangan nafsu makanTak dapat mencernaPenurunan berat badanTurgor kult buruk, kering/kulit bersisikKehilangan otot/hilang lemak sub kutan

D. KenyamananNyeri dada

Page 7: Melakukan Asuhan Keperawatan Tbc

Berhati-hati pada daerah yang sakitGelisah

E. PernafasanNafas PendekBatukPeningkatan frekuensi pernafasanPengembangn pernafasan tak simetrisPerkusi pekak dan penuruna fremitusDefiasi trakealBunyi nafas menurun/tak ada secara bilateral atau unilateralKarakteristik : Hijau /kurulen, Kuning atua bercak darah

F. KeamananAdanya kondisi penekanan imunTest HIV PositifDemam atau sakit panas akut

G. Interaksi SosialPerasaan Isolasi atau penolakanPerubahan pola biasa dalam tanggung jawab

Pemeriksaan Diagnostik1. Kultur Sputum2. Zeihl-Neelsen3. Tes Kulit4. Foto Thorak5. Histologi6. Biopsi jarum pada jaringan paru7. Elektrosit8. GDA9. Pemeriksaan fungsi Paru

II. Diagnosa Keperawatan1. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d- Pertahanan primer tak adekuat , penurunan kerja silia- Kerusakan jaringan- Penurunan ketahanan- Malnutrisi- Terpapar lngkungan- Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogenKriteria hasil :- Pasien menyatakan pemahaman penyebab / faktor resiko individu- mengidentifkasi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi- Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan lingkungan yang amanIntervensi :1. Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi2. Identifikasi orang lain yang beresiko3. Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan menghindari meludah4. Kaji tindakan kontrol infeksi sementara

Page 8: Melakukan Asuhan Keperawatan Tbc

5. Awasi suhu sesuai indikasi6. Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang7. Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat8. Kaji pentingnya mengikuti dan kultur ulang secara perodik terhadap sputum9. Dorong memilih makanan seimbang10. Kolaborasi pemberian antibiotik11. Laporkan ke departemen kesehatan lokal

2. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d- adanya secret- Kelemahan , upaya batuk buruk- Edema trachealKriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuatIntervensi :1. Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta penggunaan otot asesoris2. Catat kemampuan unttuk mengeluarkan mukosa / batuk efekttif3. Beri posisi semi/fowler4. Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea5. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml per hari6. Kolaboras pemberian oksigen dan obat – obatan sesuai dengan indikasi

3. Resiko tinggi / gangguan pertukaran gas B.d- Penurunan permukaan efektif paru , atelektasis- Kerusakan membran alveolar – kapiler- Sekret kental , tebal- Edema bronchialKriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan perbaikan venilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal dan bebas gejala distress pernapasanIntervensi :1. Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan upaya pernafasan , terbatasnya ekspansi dinding dada , dan kelemahan2. Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan pada warna kulit3. Anjurkan bernafas bibr selama ekshalasi4. Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan5. Kolaborasi oksigen

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d- Kelemahan- Sering batuk / produksi sputum- Anorexia- Ketidakcukupan sumber keuanganKriteria hasil : Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku / pola hidup untuk meningkatkan / mempertahankan BB yang tepatIntervensi :1. Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas mukosa oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare2. Pastikan pola diet biasa pasien3. Awasi masukan dan pengeluaran dan BB secara periodik4. Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hhubungan dengan obat

Page 9: Melakukan Asuhan Keperawatan Tbc

5. Dorong dan berikan periode stirahat sering.6. Berikan perwatan mulut sebelum dan sesudah tindakan pernafasan.7. Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohodrat.8. Dorong orang terdekat untuk membawa makanan dari rumah.9. Kolaborasi ahli diet untuk menentukan komposisi diet.10. Konsul dengan terapi pernafasan untuk jadual pengobatan 1-2 jam sebelum dan sesudah makan.11. Awasi pemeriksaan laboratorium12. Kolaborasi antipiretik

5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, aturan tindakan, dan pencegahanBerhubungan dengan :- Keterbatasan kognitif- Tak akurat/lengkap informasi yang ada salah interpretasi informasiKriteria hasil : Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan pengobatan serta melakukan perubahan pola hidupdan berpartispasi dalam program pengobatanIntervensi :1. Kaji kemampuan psen untuk belajar2. Identifikasi gejala yang harus dilaporkan ke perawat3. Tekankan pentingnya mempertahankan proten tinggi dan det karbohidrat dan pemasukan cairan adekuat.4. Berikan interuksi dan informasi tertuls khusus pada pasien untuk rujukan.5. Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan pengobatan lama.6. Kaji potensial efek samping pengobatan dan pemecahan masalah7. Tekankan kebutuhan untuk tidak minum alcohol sementara minum INH8. Rujuk untuk pemeriksaan mata setelah memula dan kemudian tiap bulan selama minum etambutol9. Dorongan pasien/ atau orang terdekat untuk menyatakan takut / masalah. Jawab pertanyaan dengan benar.10. Dorong untuk tidak merokok11. Kaji bagaimana TB ditularkan dan bahaya reaktivasi

DAFTAR PUSTAKA ( REFERENSI )

Doengoes Marilynn E ,Rencana Asuhan Keperawatan ,EGC, Jakarta , 2000.

Lynda Juall Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan , edisi 2 , EGC, Jakarta ,1999.

Mansjoer dkk , Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI , Jakarta 1999.

Price,Sylvia Anderson , Patofisologi : Konsep Klinis Proses – Proses penyakit , alih bahasa Peter Anugrah, edisi 4 , Jakarta , EGC, 1999.