melaju dengan sistem ekonomi kerakyatan berbasis syariah fileusaha yang digerakkan oleh rakyat se...

1
Melaju dengan Sistem Ekonomi Kerakyatan Berbasis Syariah H arapan terjadinya per- ubahan dan perbaikan besar ekonomi bangsa menjadi dambaan dari semua masyarakat Indonesia, terle- bih setelah era reformasi yang bergulir hampir dua dasawarsa. Namun hingga saat ini, pemilihan atau arahan perekonomian bangsa ini masih searus dengan jalan eko- nomi neoliberal. Kemudian jalan yang ditempuh selalu pada mani- festasi Konsensus Washington, yaitu deregulasi, liberalisasi, pri- vatisasi, dan penghapusan subsidi. Pilihan jalan liberalisasi dila- kukan hampir di semua sektor vital ekonomi nasional. Seperti halnya li- beralisasi pertanian yang dilakukan dengan membuka kran impor beras seluas-luasnya. Akibatnya bukan saja petani lokal yang terpukul, te- tapi ketergantungan pangan kepada pihak luar dan korporasi asing pun kian besar. Tidak cukup hanya itu, liberalisasi migas dipaksakan me- lalui penyerahan harga BBM pada mekanisme pasar (pengurangan subsidi), keleluasaan ekspansi kor- porasi migas asing, dan kenaikan harga BBM menjadi puncaknya. Padahal di negeri ini, sang Prok- lamator, Bung Hatta, telah meran- cang sistem perekonomian dengan asas kerakyatan melalui embrio koperasi. Melalui sistem ekonomi dengan keberpihakan kepada rak- yat, tentu sektor ekonomi atau usaha yang digerakkan oleh rakyat semakin melaju pesat. Bukan hanya kaum kapitalis saja yang berjaya, seperti dewasa ini. Tetapi melalui sistem ekonomi yang berpi- hak kepada rakyat, ten- tu Usaha Kecil dan Menegah (UKM) teruta- ma meliputi sektor pertanian, peter- nakan, kerajinan, makanan, dan lain sebagainya akan terangkat. Sistem ekonomi kerakyatan yang begitu mirip dengan sistem ekonomi syariah sebenarnya adalah antitesa dari paradigma ekonomi konglomerasi berbasis produksi masal. Sama-sama untuk meng- angkat kesejahteraan rakyat, sistem ekonomi syariah dapat kita lihat se- bagai bukti akan kesuksesan mem- berdayakan masyarakat. Tak usah jauh-jauh membandingkan ke negara lain, di tanah kita sendiri, tepatnya di Yogyakarta, gerakan ekonomi syariah telah sukses meneruskan dan mengangkat perekonomian 47.000 penerima manfaat. Ya, itu adalah bukti nyata dari Yogyakarta yang dirintis oleh sosok perempuan tangguh bernama Mur- sida Rambe, melalui Baitul Maal wat Tamwil (BMT) rintisannya. Berawal dari uang Rp 1 juta dari Dompet Dhuafa, kini Mursida Rambe dapat mengembangkannya menjadi Rp 104 Miliar yang dipe- runtukkan bagi 47.000 penerima manfaat di 12 cabang BMT-nya. Konsep keuangan mikro berbasis syariah mulanya ia perkenalkan kepada para pelaku usaha mikro, yakni para pedagang atau bakul di Pasar Bering- harjo, 21 tahun silam. “Perjuangan ini saya mulai saat banyak teman-teman pedagang di Pasar Beringharjo yang terjerat utang pada rentenir. Dari situlah saya tergerak untuk mencegah agar para pedagang terhindar dari rentenir melalui konsep keuangan mikro berbasis syariah tersebut. Modal awal saya hanya Rp 1 juta dari Dompet Dhuafa, kemudian pa- ra pedagang meminjam dengan beragam nominal, mulai dari Rp25 ribu, Rp50 ribu, Rp75 ribu dan se- terusnya. Kemudian mereka me- ngembalikannya dengan nyicil seribu rupiah per hari. Itu pun para pedagang masih memberikan uang Rp500 untuk infak,” ungkap Mursida Rambe, Direktur Utama BMT Beringharjo. Nah, perjuangan Mursida Ram- be tersebut menjadi bukti nyata bahwa ekonomi mikro dapat meng- gerakkan laju ekonomi dengan ba- ik. Bahkan dari gerakan ekonomi mikro berbasis syariah yang tentu sangat berpihak kepada rakyat me- lalui BMT Beringharjo telah melan- carkan laju perekonomian puluhan ribu pedagang atau pelaku usaha kecil dan menengah. Hal tersebut juga membuktikan bahwa peningkatan kesejahteraan rakyat dalam konteks ekonomi ke- rakyatan tidak didasarkan pada paradigma lokomotif, melainkan pada paradigma pondasi. Artinya, peningkatan kesejahteraan tak lagi bertumpu pada domi- nasi pemerintah pu- sat, modal asing dan perusahaan konglomerasi. Me- lainkan pada kekuatan pemerintah daerah, persaingan yang berkeadil- an, usaha pertanian rakyat serta peran koperasi sejati, yang diharap- kan mampu berperan sebagai fon- dasi penguatan ekonomi rakyat. Strategi pembangunan yang memberdayakan ekonomi rakyat merupakan strategi melaksanakan demokrasi ekonomi yaitu produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dan dibawah pimpinan, serta pemi- likan anggota-anggota masyarakat. Dengan penguatan ekonomi berba- sis kerakyatan dan syariah, para pelaku usaha mikro dapat melaju dalam keberdayaan. n PANEN KOPI— Petani Kopi Gayo penerima manfaat pemberdayaan Dompet Dhuafa memetik biji kopi di kebun kopi miliknya, Takengon, Aceh, beberapa waktu lalu. Dompet Dhuafa menyalurkan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf melalui program-program mulia, salah satunya melalui sektor ekonomi yang hingga saat ini telah memiliki 9.797.689 penerima manfaat.

Upload: phungtuyen

Post on 02-May-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Melaju dengan Sistem Ekonomi Kerakyatan Berbasis Syariah fileusaha yang digerakkan oleh rakyat se makin melaju pesat. Bukan hanya ka um kapitalis saja yang berjaya, seperti dewasa

Melaju dengan Sistem Ekonomi Kerakyatan Berbasis SyariahHarapan terjadinya per -

ubahan dan perbaikanbesar ekonomi bangsamenjadi dambaan dari

semua masyarakat Indonesia, terle -bih setelah era reformasi yangbergulir hampir dua dasawarsa.Namun hingga saat ini, pemilihanatau arahan perekonomian bangsaini masih searus dengan jalan eko -nomi neoliberal. Kemudian jalanyang ditempuh selalu pada mani-festasi Konsensus Washington,yaitu deregulasi, liberalisasi, pri-vatisasi, dan penghapusan subsidi.

Pilihan jalan liberalisasi dila -kukan hampir di semua sektor vitalekonomi nasional. Seperti halnya li -beralisasi pertanian yang dilakukandengan membuka kran impor berasseluas-luasnya. Akibatnya bukansaja petani lokal yang terpukul, te -tapi ketergantungan pangan kepadapihak luar dan korporasi asing punkian besar. Tidak cukup hanya itu,li beralisasi migas dipaksakan me -lalui penyerahan harga BBM padamekanisme pasar (pengurangansubsidi), keleluasaan ekspansi kor-porasi migas asing, dan kenaikanharga BBM menjadi puncaknya.

Padahal di negeri ini, sang Prok -lamator, Bung Hatta, telah meran-cang sistem perekonomian denganasas kerakyatan melalui embriokoperasi. Melalui sistem ekonomidengan keberpihakan kepada rak -yat, tentu sektor ekonomi atauusaha yang digerakkan oleh rakyatse makin melaju pesat. Bukan hanyaka um kapitalis saja yang berjaya,seperti dewasa ini. Tetapi melaluisistem ekonomi yang berpi-hak kepadarak yat, ten -tu Usaha

Kecil dan Menegah (UKM) teruta-ma meliputi sektor pertanian, peter-nakan, kerajinan, makanan, danlain sebagainya akan terangkat.

Sistem ekonomi kerakyatanyang begitu mirip dengan sistemeko nomi syariah sebenarnya adalahantitesa dari paradigma ekonomikonglomerasi berbasis produksimasal. Sama-sama untuk meng -angkat kesejahteraan rakyat, sistemekonomi syariah dapat kita lihat se -bagai bukti akan kesuksesan mem -berdayakan masyarakat. Tak usahjauh-jauh membandingkan kenegara lain, di tanah kita sendiri,tepatnya di Yogyakarta, gerakaneko nomi syariah telah suksesmeneruskan dan mengangkatperekonomian 47.000 penerimamanfaat.

Ya, itu adalah bukti nyata dariYog yakarta yang dirintis oleh sosokperempuan tangguh bernama Mur -sida Rambe, melalui Baitul Maalwat Tamwil (BMT) rintisannya.Berawal dari uang Rp 1 juta dariDompet Dhuafa, kini MursidaRambe dapat mengembangkannyamenjadi Rp 104 Miliar yang dipe-runtukkan bagi 47.000 penerimamanfaat di 12 cabang BMT-nya.Kon sep keuangan mikro berbasissyariah mulanya ia perkenalkankepada para pelaku usaha mikro,yakni para pedagang atau bakul di

Pasar Bering -harjo, 21 tahun

silam.

“Perjuangan ini saya mulai saatbanyak teman-teman pedagang diPasar Beringharjo yang terjeratutang pada rentenir. Dari situlahsaya tergerak untuk mencegah agarpa ra pedagang terhindar darirentenir melalui konsep keuanganmi kro berbasis syariah tersebut.Modal awal saya hanya Rp 1 jutadari Dompet Dhuafa, kemudian pa -ra pedagang meminjam denganberagam nominal, mulai dari Rp25ribu, Rp50 ribu, Rp75 ribu dan se -terusnya. Kemudian mereka me -ngem balikannya dengan nyicilseribu rupiah per hari. Itu pun parapedagang masih memberikan uangRp500 untuk infak,” ungkapMursida Rambe, Direktur UtamaBMT Beringharjo.

Nah, perjuangan Mursida Ram -be tersebut menjadi bukti nyatabahwa ekonomi mikro dapat meng -ge rakkan laju ekonomi dengan ba -ik. Bahkan dari gerakan ekonomimikro berbasis syariah yang tentusangat berpihak kepada rakyat me -la lui BMT Beringharjo telah melan-carkan laju perekonomian puluhanribu pedagang atau pelaku usahakecil dan menengah.

Hal tersebut juga membuktikanbahwa peningkatan kesejahteraanrakyat dalam konteks ekonomi ke -rak yatan tidak didasarkan padaparadigma lokomotif, melainkan

pa da paradigma pondasi.Artinya, peningkatan

ke sejahteraan tak lagibertumpu pada domi-nasi pemerintah pu -sat, modal asingdan perusahaankon g lomerasi. Me -

lain kan pada kekuatan pemerintahdaerah, persaingan yang berkeadil -an, usaha pertanian rakyat sertaperan koperasi sejati, yang diharap-kan mampu berperan sebagai fon-dasi penguatan ekonomi rakyat.

Strategi pembangunan yangmem berdayakan ekonomi rakyatmerupakan strategi melaksanakan

demokrasi ekonomi yaitu produksidikerjakan oleh semua untuk semuadan dibawah pimpinan, serta pemi-likan anggota-anggota masyarakat.Dengan penguatan ekonomi berba-sis kerakyatan dan syariah, parapelaku usaha mikro dapat melajudalam keberdayaan.

n

PANEN KOPI— Petani Kopi Gayo penerima manfaat pemberdayaan DompetDhuafa memetik biji kopi di kebun kopi miliknya, Takengon, Aceh, beberapa waktulalu. Dompet Dhuafa menyalurkan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf melaluiprogram-program mulia, salah satunya melalui sektor ekonomi yang hingga saatini telah memiliki 9.797.689 penerima manfaat.