mekflu.docx
TRANSCRIPT
APLIKASI FLUIDISASI DALAM INDUSTRI PEMBAKARAN BATUBARA
APLIKASI FLUIDISASI DALAM INDUSTRI
PEMBAKARAN BATUBARA
Sistem pembakaran batubara umumnya terbagi 2 yakni sistem unggun terfluidakan
(fluidized bed system) dan unggun tetap (fixed bed system atau grate system).
Fluidized bed system adalah sistem dimana udara ditiup dari bawah
menggunakan blower sehingga benda padat di atasnya berkelakuan mirip fluida.
Teknik fluidisasi dalam pembakaran batubara adalah teknik yang paling efisien
dalam menghasilkan energi. Pasir atau corundum yang berlaku sebagai medium
pemanas dipanaskan terlebih dahulu. Pemanasan biasanya dilakukan dengan
minyak bakar. Setelah temperatur pasir mencapai temperature bakar batubara
(300oC) maka diumpankanlah batubara. Sistem ini menghasilkan abu terbang
dan abu yang turun di bawah alat. Abu-abu tersebut disebut dengan fly ash dan
bottom ash. Teknologi fluidized bed biasanya digunakan di PLTU
(Pembangkit Listrik Tenaga Uap). Komposisi fly ash dan bottom ash yang
terbentuk dalam perbandingan berat adalah : (80-90%) berbanding (10-20%).
Secara umum konsep teknologi yang diunggulkan dari system pembakaran fluidized bed
adalah :
1. adanya gerak turbulen partikel yang sangat baik untuk proses perpindahan panas
dan massa bahan bakar padat, dan baik untuk menyeragamkabn temperature di
dalam bed dan reactor.
2. injeksi langsung gas terlarut (sorbent) ke dalam bed, sangat memudahkan untuk
mengkontrol gas asam
3. penggunaan temperature sebagai variable independent, yang berguna untuk
mengendalikan polusi, mengatur distribusi bahan bakar dan udara, serta
penukaran panas di dalam reactor
4. penggunaan bed dengan material inert sebagai pemberat panas (thermal
flywheel) yang dapat mengurangi terjadinya slugs ataupun pengotor bahan bakar
lainnya.
Fixed bed system atau Grate system adalah teknik pembakaran dimana batubara
berada di atas conveyor yang berjalan atau grate. Sistem ini kurang efisien karena
batubara yang terbakar kurang sempurna atau dengan perkataan lain masih ada
karbon yang tersisa. Ash yang terbentuk terutama bottom ash masih memiliki
kandungan kalori sekitar 3000 kkal/kg. Di China, bottom ash digunakan sebagai
bahan bakar untuk kerajinan besi (pandai besi). Teknologi Fixed bed
system banyak digunakan pada industri tekstil sebagai pembangkit uap
(steam generator). Komposisi fly ash dan bottom ash yang terbentuk dalam
perbandingan berat adalah : (15-25%) berbanding (75-25%).
GASIFIKASI UNGGUN TERFLUIDAKAN
Gasifikasi unggun terfluidakan dioperasikan dengan cara memfluidisasi
partikel bahan bakar dengan gas pendorong yang berupa
udara/oksigen, baik dicampur dengan kukus maupun tidak dicampur.
Gas pendorong tersebut memiliki dua fungsi, yaitu sebagai reaktan dan
sebagai medium fluidisasi. Pada gasifikasi unggun terfluidakan, gas
pendorong yang umum digunakan adalah udara. Pada gasifier jenis ini,
udara dan bahan bakar tercampur pada unggun yang terdiri dari
padatan inert berupa pasir. Keberadaan padatan inert tersebut sangat
penting karena berfungsi sebagai medium penyimpan panas.
Gasifikasi unggun terfluidakan dioperasikan pada temperatur relatif
rendah, yaitu 800 – 1000 °C. Temperatur operasi tersebut berada di
bawah temperatur leleh abu sehingga penghilangan abu yang
dihasilkan pada gasifikasi jenis ini lebih mudah. Hal inilah yang
menyebabkan gasifikasi unggun terfluidakan dapat digunakan pada
pengolahan bahan bakar dengan kandungan abu tinggi sehingga
rentang penerapan gasifikasi unggun terfluidakan lebih luas daripada
gasifikasi jenis lainnya. Gasifier unggun terfluidakan memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan gasifier jenis lainnya, yaitu:
Rentang penanganan jenis bahan bakar lebar
Tingkat perpindahan panas dan massa bahan bakar tinggi
Nilai pemanasan tinggi
Kadar arang rendah
JENIS GASIFIKASI UNGGUN TERFLUIDAKAN
Berdasarkan proses kontak antara gas dengan partikel bahan bakar, gasifier unggun
terfluidakan dibagi menjadi dua jenis, yaitu Bubbling Fluidized Bed Gasifier (BFBG)
dan Circulating Fluidized Bed Gasifier (CFBG). Pada penggunaannya, CFBG lebih
unggul daripada BFBG. Hal ini disebabkan oleh:
Adanya saluran sirkulasi yang memungkinkan pengolahan kembali bahan bakar
yang belum terkonversi. Dengan adanya saluran sirkulasi tersebut, waktu
tinggal bahan bakar di dalam gasifier lebih lama sehingga memungkinkan
bahan bakar terkonversi sempurna.
Laju alir udara yang digunakan pada CFBG lebih besar. Kecepatan yang
digunakan pada CFBG (4 – 7 m/s), sedangkan kecepatan yang digunakan pada
BFB (1 – 1.5 m/s). Hal ini menyebabkan kecepatan kontak antara gas dengan
padatan yang terjadi pada CFBG tinggi sehingga pencampuran massa dan
perpindahan panas yang terjadi lebih baik daripada BFBG.
PENGGUNAAN GASIFIKASI UNGGUN TERFLUIDAKAN
Gasifikasi unggun terfluidakan dapat digunakan untuk mengolah bahan bakar
dengan rentang yang lebar khususnya bahan bakar kualitas rendah dengan
kandungan abu tinggi sehingga cocok digunakan untuk meningkatkan kualitas bahan
bakar bernilai rendah. Pada umumnya, gas hasil gasifikasi unggun terfluidakan
dibakar untuk menggerakkan mesin atau untuk membangkitkan kukus. Gas tersebut
juga dapat dibakar bersamaan dengan bahan bakar lainnya. Selain itu, gas hasil
gasifikasi unggun terfluidakan dapat digunakan pada pembangkit listrik melalui
sebuah sistem kombinasi siklus yang disebutintegrated gasification combined-
cycle (IGCC).
Jika ditinjau dari potensi penerapannya di Indonesia, teknologi gasifikasi unggun
terfluidakan (fluidisasi) memiliki potensi yang cukup besar karena sebagian besar
cadangan batubara Indonesia tergolong dalam batubara kualitas rendah. Oleh sebab
itu, pengolahan batubara dengan cara gasifikasi unggun terfluidakan merupakan
salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk memaksimalkan hasil pengolahan
batubara Indonesia.
referensi :
Operasi Teknik Kimia jilid II
http://suryadi040988.wo rdpress.com/2010/08/03/unit-operasi/
http://moechah.wordpress.com/2008/11/22/gasifikasi-batubara-dengan-unggun-terfluidakan