mekanisme pembentukan urin
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Mekanisme Pembentukan Urin
1/3
Mekanisme Pembentukan Urin
Mekanisme pembentukan urin (air kencing) melalui sebuah proses
metabolisme tubuh yang rumit. Menurut Soewolo (2003), tahapan pembentukan urin
meliputi filtrasi glomerular yaitu filtrasi plasma darah oleh glomerulus, reabsorpsitubular yaitu melakukan reabsorpsi secara selektif terhadap zat-zat seperti garam,
air, gula sederhana, asam amino, dari tubulus ginjal ke kapiler peritubular. Tahapan
yang ketiga yaitu sekresi tubular yakni sekresi zat-zat dari kapiler darah ke dalam
lumen tubulus.
Dalam penjelasan Kurnadi (2008), bila proses reabsorpsi tubular berefek
memasukkan zat-zat yang berguna bagi tubuh dari filtrate glomerulus kembali ke
dalam darah, maka sekresi tubular bekerja mensekresikan zat-zat yang tidak
berguna bagi tubuh dari darah ke dalam cairan tubulus. Kurnadi (2008)
menyebutkan zat-zat yang biasanya disekresikan antara lain H+
, NH4+
, K+
, asamurat, catecholamin, acetyl colin, seritonin, serta obat-obatan seperti penicillin, aspirin,
dan morphin.
Menurut Campbell et al. (2004), tempat terjadinya filtrasi. Faktor pertama
yaitu struktur glomerulus yang sangat porous (berpori-pori) memudahkan terjadinya
filtrasi. Kedua, tekanan darah di dalam glomerulus jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan tekanan darah kapiler-kapiler tubuh lainnya dikarenakan penampang kapiler
vas eferen lebih kecil dari vasaferen. Kapiler pada glomerulus sangat permeabel,
namun zat-zat yang tergolong molekul makro seperti protein plasma (albumin dan
globulin) serta sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih tidak dapat lolos darikapiler. Hanya garam-garam anorganik (Na+, K+, Cl-, dan HCO3-), air, serta zat
organik seperti urea, asam urat, glukosa, dan asam amino yang dapat lolos dengan
mudah dari kapiler glomerulus dan masuk ke rongga kapsula Bowman.
Winatasasmita (1986) menyebut proses selektif ini sebagai ultrafiltrasi. Cairan hasil
filtrasi ini disebut filtrate glomerular atau urin primer yang mempunyai komposisi
mirip plasma darah namun tanpa mengandung protein.
Tahapan pembentukan urin selanjutnya yaitu reabsorpsi atau penyerapan
kembali zat-zat yang masih digunakan oleh tubuh dari lumen tubulus kembali
kedalam darah. Campbell et al. (2004) menyatakan, tubulus proksimal, tubulus distal
dan lengkung Henle berperan sebagai tempat reabsorpsi. Namun, duktus
http://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.htmlhttp://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/-ncbSPBXQgy4/USss9F1MXxI/AAAAAAAAJWE/9kaVIWvAx04/s1600/ginjal.pnghttp://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.html -
7/30/2019 Mekanisme Pembentukan Urin
2/3
pengumpul pun mempunyai kontribusi yang sama dalam proses reabsorpsi karena
pada tubulus tersebut akan terjadi penyerapan air dan urea kembali. Glukosa,
vitamin, dan zat makanan organik lainnya yang ditemukan dalam urin primer
akhirnya akan diserap kembali. Winatasasmita (1986) menambahkan, air dan
garam-garam anorganik (Na
+
, K
+
, Cl
-
, HCO
3-
, PO
4-
) juga ikut direabsorpsi oleh tubuh.Menurut Winatasasmita (1986:234), zat-zat tertentu dapat direabsorpsi seluruhnya
selama belum melebihi konsentrasi ambang. Jika melebihi konsentrasi ambang zat-
zat tersebut tidak semua diserap kembali dan sisanya akan terbawa bersama urin.
Hasil dari proses reabsorpsi dinamaka n urin sekunder.
Campbellet al. (2004) menerangkan, proses reabsorpsi dipengaruhi oleh ADH
(Antidiuretic Hormon). Hormon ADH dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini bekerja
untuk menjaga keseimbangan air terutama ketika tubuh kekurangan banyak air.
Ketika tubuh kehilangan air secara berlebihan misalnya karena berkeringat atau
diare, maka lebih banyak ADH yang akan dikeluarkan ke dalam aliran darah.Hormon ADH dapat meningkatkan permeabilitas epithelium tubulus terhadap air,
sehingga akan memperbesar reabsorpsi air dan urin menjadi kental, sedangkan jika
ADH yang dikeluarkan sedikit, maka penyerapan air oleh tubulus akan berkurang,
sehingga pengeluaran urin encer meningkat. Terjadinya peningkatan pengeluaran
urin (urinasi) disebut diuresis, sedangkan ADH bekerja berlawanan dengan keadaan
tersebut, sehingga hormone ini disebut hormone antidiuretik.
Tahapan selanjutnya dari proses pembentukan urin adalah sekresi. Pada
tahapan ini terjadi penambahan sejumlah zat-zat sisa hasil metabolisme dan zat
yang bersifat racun seperti obat-obatan yang tidak digunakan tubuh ke dalam cairandi lumen tubulus yang umumnya terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.
Menurut Campbellet al. (2004), tubulus distal memainkan peranan penting dalam
pengaturan konsentrasi K+ dan NaCl dalam cairan tubuh melalui pengaturan jumlah
K+yang disekresikan dengan jumlah NaCl yang direabsorpsi. Seperti halnya tubulus
proksimal, tubulus distal pun mempengaruhi pengaturan pH melalui sekresi
terkontrol H+ dan reabsorpsi HCO3-.
Filtrat selanjutnya turun ke duktus pengumpul. Pada duktus pengumpul ini
masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, air, dan urea hingga terbentuk urin yang
sesungguhnya. Dari duktus pengumpul, urin akhirnya menuju piramid ginjal yang
kemudian menuju piala ginjal dan ureter. Selanjutnya urin ditampung dalam vesica
urinaria yang kemudian diekskresikan keluar dari tubuh melalui urethra (Campbell et
al. , 2004).
Sementara itu dalam beberapa buku Biologi SMA diantaranya karangan
Karmana (2007) dan Pratiwi (2007), mengemukakan bahwa tahapan yang terjadi
dalam pembentukan urin meliputi filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.
Augmentasi berasal dari bahasa Inggris augment yang berarti memperbesar,
memperbanyak, atau menambah. Dengan demikian augmen tasi dapat diartikansebagai proses memperbanyak atau proses penambahan. Dalam hal ini, adanya
-
7/30/2019 Mekanisme Pembentukan Urin
3/3
proses augmentasi dapat terlihat pada bagian lengkung Henle. Campbell et al.
(2004) menyatakan, pada saluran menurun lengkung Henle terjadi peningkatan
konsentrasi NaCl akibat reabsorpsi air sepanjang saluran tersebut. Air keluar dari
saluran menurun lengkung Henle secara osmosis. Osmolaritas filtrate menjadi
meningkat ketika zat terlarut termasuk NaCl menjadi semakin pekat. Sebaliknya,pada saluran menaik lengkung Henle terjadi pengeluaran NaCl secara difusi.
Saluran menaik lengkung Henle ini tidak per meabel terhadap air. Dengan demikian
konsentrasi air dalam saluran tersebut bertambah atau meningkat.
Dengan adanya pengeluaran garam tanpa pengeluaran air maka filtrat dalam
saluran tersebut menjadi lebih encer. Proses yang terjadi pada kedua saluran
lengkung Henle tersebut merupakan usaha untuk mempertahankan gradient
osmolaritas dalam cairan interstitial ginjal.
http://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.html
http://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.htmlhttp://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.htmlhttp://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.html