mekanisme pembentukan urin

Upload: noer-rizky-helga-w

Post on 14-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Mekanisme Pembentukan Urin

    1/3

    Mekanisme Pembentukan Urin

    Mekanisme pembentukan urin (air kencing) melalui sebuah proses

    metabolisme tubuh yang rumit. Menurut Soewolo (2003), tahapan pembentukan urin

    meliputi filtrasi glomerular yaitu filtrasi plasma darah oleh glomerulus, reabsorpsitubular yaitu melakukan reabsorpsi secara selektif terhadap zat-zat seperti garam,

    air, gula sederhana, asam amino, dari tubulus ginjal ke kapiler peritubular. Tahapan

    yang ketiga yaitu sekresi tubular yakni sekresi zat-zat dari kapiler darah ke dalam

    lumen tubulus.

    Dalam penjelasan Kurnadi (2008), bila proses reabsorpsi tubular berefek

    memasukkan zat-zat yang berguna bagi tubuh dari filtrate glomerulus kembali ke

    dalam darah, maka sekresi tubular bekerja mensekresikan zat-zat yang tidak

    berguna bagi tubuh dari darah ke dalam cairan tubulus. Kurnadi (2008)

    menyebutkan zat-zat yang biasanya disekresikan antara lain H+

    , NH4+

    , K+

    , asamurat, catecholamin, acetyl colin, seritonin, serta obat-obatan seperti penicillin, aspirin,

    dan morphin.

    Menurut Campbell et al. (2004), tempat terjadinya filtrasi. Faktor pertama

    yaitu struktur glomerulus yang sangat porous (berpori-pori) memudahkan terjadinya

    filtrasi. Kedua, tekanan darah di dalam glomerulus jauh lebih tinggi dibandingkan

    dengan tekanan darah kapiler-kapiler tubuh lainnya dikarenakan penampang kapiler

    vas eferen lebih kecil dari vasaferen. Kapiler pada glomerulus sangat permeabel,

    namun zat-zat yang tergolong molekul makro seperti protein plasma (albumin dan

    globulin) serta sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih tidak dapat lolos darikapiler. Hanya garam-garam anorganik (Na+, K+, Cl-, dan HCO3-), air, serta zat

    organik seperti urea, asam urat, glukosa, dan asam amino yang dapat lolos dengan

    mudah dari kapiler glomerulus dan masuk ke rongga kapsula Bowman.

    Winatasasmita (1986) menyebut proses selektif ini sebagai ultrafiltrasi. Cairan hasil

    filtrasi ini disebut filtrate glomerular atau urin primer yang mempunyai komposisi

    mirip plasma darah namun tanpa mengandung protein.

    Tahapan pembentukan urin selanjutnya yaitu reabsorpsi atau penyerapan

    kembali zat-zat yang masih digunakan oleh tubuh dari lumen tubulus kembali

    kedalam darah. Campbell et al. (2004) menyatakan, tubulus proksimal, tubulus distal

    dan lengkung Henle berperan sebagai tempat reabsorpsi. Namun, duktus

    http://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.htmlhttp://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.htmlhttp://2.bp.blogspot.com/-ncbSPBXQgy4/USss9F1MXxI/AAAAAAAAJWE/9kaVIWvAx04/s1600/ginjal.pnghttp://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.html
  • 7/30/2019 Mekanisme Pembentukan Urin

    2/3

    pengumpul pun mempunyai kontribusi yang sama dalam proses reabsorpsi karena

    pada tubulus tersebut akan terjadi penyerapan air dan urea kembali. Glukosa,

    vitamin, dan zat makanan organik lainnya yang ditemukan dalam urin primer

    akhirnya akan diserap kembali. Winatasasmita (1986) menambahkan, air dan

    garam-garam anorganik (Na

    +

    , K

    +

    , Cl

    -

    , HCO

    3-

    , PO

    4-

    ) juga ikut direabsorpsi oleh tubuh.Menurut Winatasasmita (1986:234), zat-zat tertentu dapat direabsorpsi seluruhnya

    selama belum melebihi konsentrasi ambang. Jika melebihi konsentrasi ambang zat-

    zat tersebut tidak semua diserap kembali dan sisanya akan terbawa bersama urin.

    Hasil dari proses reabsorpsi dinamaka n urin sekunder.

    Campbellet al. (2004) menerangkan, proses reabsorpsi dipengaruhi oleh ADH

    (Antidiuretic Hormon). Hormon ADH dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini bekerja

    untuk menjaga keseimbangan air terutama ketika tubuh kekurangan banyak air.

    Ketika tubuh kehilangan air secara berlebihan misalnya karena berkeringat atau

    diare, maka lebih banyak ADH yang akan dikeluarkan ke dalam aliran darah.Hormon ADH dapat meningkatkan permeabilitas epithelium tubulus terhadap air,

    sehingga akan memperbesar reabsorpsi air dan urin menjadi kental, sedangkan jika

    ADH yang dikeluarkan sedikit, maka penyerapan air oleh tubulus akan berkurang,

    sehingga pengeluaran urin encer meningkat. Terjadinya peningkatan pengeluaran

    urin (urinasi) disebut diuresis, sedangkan ADH bekerja berlawanan dengan keadaan

    tersebut, sehingga hormone ini disebut hormone antidiuretik.

    Tahapan selanjutnya dari proses pembentukan urin adalah sekresi. Pada

    tahapan ini terjadi penambahan sejumlah zat-zat sisa hasil metabolisme dan zat

    yang bersifat racun seperti obat-obatan yang tidak digunakan tubuh ke dalam cairandi lumen tubulus yang umumnya terjadi pada tubulus proksimal dan tubulus distal.

    Menurut Campbellet al. (2004), tubulus distal memainkan peranan penting dalam

    pengaturan konsentrasi K+ dan NaCl dalam cairan tubuh melalui pengaturan jumlah

    K+yang disekresikan dengan jumlah NaCl yang direabsorpsi. Seperti halnya tubulus

    proksimal, tubulus distal pun mempengaruhi pengaturan pH melalui sekresi

    terkontrol H+ dan reabsorpsi HCO3-.

    Filtrat selanjutnya turun ke duktus pengumpul. Pada duktus pengumpul ini

    masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, air, dan urea hingga terbentuk urin yang

    sesungguhnya. Dari duktus pengumpul, urin akhirnya menuju piramid ginjal yang

    kemudian menuju piala ginjal dan ureter. Selanjutnya urin ditampung dalam vesica

    urinaria yang kemudian diekskresikan keluar dari tubuh melalui urethra (Campbell et

    al. , 2004).

    Sementara itu dalam beberapa buku Biologi SMA diantaranya karangan

    Karmana (2007) dan Pratiwi (2007), mengemukakan bahwa tahapan yang terjadi

    dalam pembentukan urin meliputi filtrasi, reabsorpsi, dan augmentasi.

    Augmentasi berasal dari bahasa Inggris augment yang berarti memperbesar,

    memperbanyak, atau menambah. Dengan demikian augmen tasi dapat diartikansebagai proses memperbanyak atau proses penambahan. Dalam hal ini, adanya

  • 7/30/2019 Mekanisme Pembentukan Urin

    3/3

    proses augmentasi dapat terlihat pada bagian lengkung Henle. Campbell et al.

    (2004) menyatakan, pada saluran menurun lengkung Henle terjadi peningkatan

    konsentrasi NaCl akibat reabsorpsi air sepanjang saluran tersebut. Air keluar dari

    saluran menurun lengkung Henle secara osmosis. Osmolaritas filtrate menjadi

    meningkat ketika zat terlarut termasuk NaCl menjadi semakin pekat. Sebaliknya,pada saluran menaik lengkung Henle terjadi pengeluaran NaCl secara difusi.

    Saluran menaik lengkung Henle ini tidak per meabel terhadap air. Dengan demikian

    konsentrasi air dalam saluran tersebut bertambah atau meningkat.

    Dengan adanya pengeluaran garam tanpa pengeluaran air maka filtrat dalam

    saluran tersebut menjadi lebih encer. Proses yang terjadi pada kedua saluran

    lengkung Henle tersebut merupakan usaha untuk mempertahankan gradient

    osmolaritas dalam cairan interstitial ginjal.

    http://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.html

    http://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.htmlhttp://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.htmlhttp://www.psychologymania.com/2013/02/mekanisme-pembentukan-urin.html