mekanisme kontrol pergerakan

13
MEKANISME KONTROL PERGERAKAN Nama Kelompok Tutorial 3 : 1. Dian Pepriana Widyaningrum (20130320010) 2. Wahid Afrizal (20130320018) 3. Yunita Nurpuspa Sari (20130320043) 4. Eyasintri (20130320055) 5. Nurbaiti Arifin (20130320060) 6. Riska Apriliyadani (20130320065) 7. Rizka Putri Aprelia (20130320095) 8. Andira Azzahra (20130320097) 9. Magenda Bisma Yudha (20130320109) 10. M. Bagus Wibisono (20130320127) 11. M. Daroji Tahmidullah (20130320129) 12. Anindea Bucika (20130320137) FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Upload: magenda-bisma

Post on 24-Dec-2015

235 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kontrol pergerakan

TRANSCRIPT

Page 1: Mekanisme Kontrol Pergerakan

MEKANISME KONTROL PERGERAKAN

Nama Kelompok Tutorial 3 :

1. Dian Pepriana Widyaningrum (20130320010)2. Wahid Afrizal (20130320018)3. Yunita Nurpuspa Sari (20130320043)4. Eyasintri (20130320055)5. Nurbaiti Arifin (20130320060)6. Riska Apriliyadani (20130320065)7. Rizka Putri Aprelia (20130320095)8. Andira Azzahra (20130320097)9. Magenda Bisma Yudha (20130320109)10. M. Bagus Wibisono (20130320127)11. M. Daroji Tahmidullah (20130320129)12. Anindea Bucika (20130320137)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTAJalan Lingkar Barat Tamantirto Kasihan Bantul Yogyakarta 55183

Telp. (0274) 387656 Ext.213, Fax. (0274) 387658 Tahun Ajaran 2015

Page 2: Mekanisme Kontrol Pergerakan

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Alam Semesta dan keselamatan serta salam semoga tetap

terlimpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Bahwa pada kesempatan ini kami dapat

menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah blok 10.

Dengan tersusunnya makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam penyusunannya.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.

Mengingat adanya beberapa faktor yang terdapat pada diri kami sendiri, terutama dalam

pengetahuan belum sampai kepada apa yang diharapkan oleh para pembaca makalah ini.

Namun kami sangat mengharapkan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para

pembaca. Penulis mengharapkan pula kritik-kritik yang bersifat membangun demi

penyempurnaan makalah ini.

Demikian, penulisan makalah ini mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa selalu memberi

taufik hidayah beserta inayah-Nya kepada semua. Amin.

Yogyakarta, 26 Februari 2015

Penyusun

Page 3: Mekanisme Kontrol Pergerakan

PEMBAHASAN

A. Refleks dan Refleks Arch (Lengkung Refleks)

a. Refleks

Suatu respon otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute

lengkung refleks. Sebagian besar proses tubuh involunter (misalnya, denyut jantung,

pernapasan, aktivitas pencernaan, dan pengaturan suhu) dan respons somatis

(misalnya, sentakan akibat suatu stimulus nyeri atau sentakan pada lutut) merupakan

kerja refleks.

Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan

baik dalam maupun luar organisme yang melibatkan system saraf pusat dalam

memberikan jembatan terhadap rangsangan. Refleks dapat berupa peningkatan

maupun penurunan kegiatan, misalnya kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau

dilatasi pembuluh darah dengan adanya kegiatan refleks tubuh mampu mengadakan

reaksi yang cepat terhadap berbagai perubahan di luar maupun di dalam tubuh disertai

adaptasi terhadap perubahan tersebut.

b. Refleks Arch (lengkung refleks)

Suatu proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu. Komponen-

komponen yang dilalui refleks adalah sebagai berikut :

1. Reseptor rangsangan sensoris

Ujung distal dendrit yang menerima stimulus peka terhadap suatu rangsangan

misalnya kulit.

2. Neuron aferen (sensoris)

Melintas sepanjang neuron sensorik sampai ke medulla spinalis yang dapat

menghantarkan impuls menuju ke susunan saraf pusat.

3. Pusat saraf (pusat sinaps)

Sisi sinaps yang berlangsung dalam substansi abu-abu. Impuls dapat ditransmisi,

diulang rutenya, atau di hambat pada bagian lain. Tempat integrasi dimana

masuknya sensoris dan dianalisa kembali ke neuron aferon.

4. Neuron aferen (motorik)

Page 4: Mekanisme Kontrol Pergerakan

Melintas sepanjang akson neuron motorik sampai efektor yang akan merespon

impuls eferen menghantarkan impuls ke perifer sehingga menghasilkan aksi yang

khas.

5. Alat efektor

Dapat berupa otot rangka, otot jantung, atau otot polos kelenjar yang merespon,

merupakan tempat terjadinya reaksi yang diwakili oleh suatu serat otot atau

kelenjar.

B. Mekanisme Gerak Reflek

Impuls → reseptor → neuron sensorik → neuron konektor pada system saraf pusat

(otak/ sumsum tulang belakang) → neuron motorik → efektor

Gerak reflek adalah gerakan spontan yang tanpa disadari. Gerak refleks dibagi

menjadi 2 yaitu reflek cranial dan reflek spinal. Reflek cranial (terjadi dikepala)

seperti bersin, hanya melibatkan sebagian kecil dari otak. Pada reflek spinal (yang

terjadi dibagian tubuh lain) hanya sumsum tulang belakang yang aktif dan otak tidak

aktif. Contohnya seperti tangan menyentuh benda panas tanpa sengaja maka secara

spontan akan menarik tangan menjauhi benda panas tersebut. Pada gerak reflek

tersebut melibatkan lengkung reflek spinal.

Page 5: Mekanisme Kontrol Pergerakan

C. Mekanisme Gerak Sadar

Impuls → reseptor → neuron sensorik → otak & sumsum tulang belakang → neuron

motorik → efektor

Gerak sadar adalah gerakan yang dikontrol oleh pusat kesadaran. Contohnya :

aktivitas sehari-hari seperti makan, lari, dan melompat.

D. Macam-macam Gerak Refleks

Macam refleks: refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks cerebellar

(melibatkan otak kecil), refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), serta refleks

visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).

1. Refleks Spinal (pada sumsum tulang belakang)

Bila dipisahkan dari bagian otak lainnya, med spin mampu memediasi

sejumlah refleks, somatik dan autonomik. Dasar morfologis refleks saraf umumnya

disebut arkus refleks, yang dalam bentuknya yang paling sederhana tersusun atas:

reseptor, yang bereaksi terhadap stimulus;

penghantar eferen, yang membawa impuls ke “pusat refleks” (Penghantar aferen

adalah serabut sensorik aferen, yang kebanyakan mempunyai badan sel diganglion

spinal atau kranial);

“Pusat refleks”, tempat pesan aferen dari reseptor berkumpul dengan impuls aferen

dari reseptor lainnya, atau dengan aferen dari sumber lain, yang mungkin mengubah

pengaruh impuls aferen dari reseptor;

Page 6: Mekanisme Kontrol Pergerakan

penghantar eferen, yaitu serabut saraf yang menuju ke efektor;

efektor, yang menghasilkan reaksi, yang mungkin adalah otot, kelenjar atau vasa

darah, atau mungkin melibatkan beberapa komponen itu.baca selengkapnya… Refleks

sangat bervariasi, dari yang sangat kompleks, misalnya refleks menelan, yang

melibatkan berbagai efektor; sampai yang paling sederhana.

Salah satu jenis dari refleks spinal adalah refleks somatik. Refleks fleksor adalah yang

responnya adalah fleksi anggota badan. Stimulus yang paling poten adalah

noksiseptif, dan hasilnya adalah tarikan anggota badan (withdrawal reflex). Pada

refleks lain ada ekstensi anggota badan, misalnya pada crossed extensor reflex yang

mungkin menyertai refleks fleksor. Masih ada lagi refleks yang lebih kompleks,

misalnya scratch reflex. Semua refleks tersebut biasanya melibatkan beberapa otot,

dan respon refleksnya mungkin berbagai macam tergantung pada keadaan (jenis dan

tempat pengenaan stimulus, intensitas stimulus, pengenaan stimulus lain secara

bersamaan, dll). Arkus refleks semacam ini sangat kompleks. Refleks lain adalah

stretch reflex, yaitu kontraksi satu otot karena diregangkan. Ini merupakan refleks

elementer yang mungkin terjadi di semua otot. Stretch refleks menjadi dasar banyak

sekali postural reflex, yang secara garis besar bertujuan untuk menjaga sikap tubuh

yang benar, dan menyesuaikan diri dengan berbagai kebutuhan, baik itu karena daya

dari luar atau disebabkan karena gerak yang dilakukan oleh organisme.

2. Refleks Cerebellar (melibatkan otak kecil)

Otak kecil, terletak di bawah bagian belakang otak belakang, terdiri atas dua

belahan yang berliku-liku sangat dalam. Otak kecil berperan sebagai pusat

keseimbangan, koordinasi kegiatan otak, koordinasi kerja otot dan rangka. Sumsum

lanjutan, medula oblongata membentuk bagian bawah batang otak, berfungsi sebagai

pusat pengatur refleks fisiologis, misalnya pernapasan, detak jantung, tekanan darah,

suhu tubuh, gerak alat pencernaan, gerak refleks seperti batuk, bersin, dan mata

berkedip.

3. Refleks Superficial

Page 7: Mekanisme Kontrol Pergerakan

Refleks superfisial atau refleks plantar dan abdominal diawali oleh stimulasi

kutan. Refleks ini membutuhkan lengkung refleks korda dan jalur kortikospinal.

Contoh dari refleks superficial adalah:

Refleks dinding perut : goresan dinding perut daerah epigastrik, supra

umbilikal, umbilikal, intra umbilikal dari lateral ke medial. Respon : kontraksi

dinding perut

Refleks Cremaster : goresan pada kulit paha sebelah medial dari atas ke

bawah. Respon : elevasi testes ipsilateral.

Refleks Gluteal : goresan atau tusukan pada daerah gluteal. Respon : gerakan

reflektorik otot gluteal ipsilateral

4. Refleks Visceral

Refleks Visceral Refleks ini sering disebut juga Refleks otonom karena sering

melibatkan organ internal tubuh. Beberapa refleks visceral, seperti urinasi dan defekasi,

merupakan refleks spinal yang bisa terjadi tanpa input dari otak. Meskipun begitu,

refleks spinal juga sering dimodulasi oleh excitatory atau inhibitory signal dari otak yang

dibawa oleh jaras descending dari pusat otak yang lebih tinggi. Misal, urinasi dapat

diinisiasi secara sadar dengan kesadaran atau bisa juga dihambat oleh stress dan emosi,

seperti dengan adanya orang lain (sindrom bashful bladder).

Refleks visceral lain diintegrasikan di otak , khususnya di hipotalamus, thalamus dan

batang otak. Daerah ini berisi pusat koordinasi yang dibutuhkan untuk menjaga

homeostatis seperti detak jantung, tekanan darah, nafas, makan, keseimbangan air dan

menjaga temperatur. Di sini juga ada pusat refleks seperti salivating, muntah, bersin,

batuk, menelan, dan tersendak.

Salah satu tipe reflex otonom yang menarik adalah konversi stimulus emosional ke

respon visceral. Sistem Limbic, yang merupakan tempat operasi primitif seperti sex,

takut, marah, agresif dan lapar, disebut sebagai “visceral brain” karena pengaruhnya

dalam refleks emosional. Contoh lain adalah folikel rambut yang tertarik saat seseorang

merasa takut.

Refleks visceral merupakan polysinaptic dengan sedikitnya satu sinapsis di CNS di

antara neuron sensorik dan preganglion saraf otonom serta sinaps tambahan di ganglion,

antara neuron preganglionic dan postganglionic.

Page 8: Mekanisme Kontrol Pergerakan

KESIMPULAN

Page 9: Mekanisme Kontrol Pergerakan

Refleks : Suatu respon otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute lengkung refleks. Sebagian besar proses tubuh involunter (misalnya, denyut jantung, pernapasan, aktivitas pencernaan, dan pengaturan suhu)

Refleks Arch : Suatu proses yang terjadi pada refleks melalui jalan tertentu. Komponen - Komponen-komponen yang dilalui refleks adalah reseptor rangsangan sensoris, neuron aferen sensoris), pusat saraf, neuron aferen motorik, dan alat efektor.

Mekanisme Gerak Refleks : Impuls → reseptor → neuron sensorik → neuron

konektor pada system saraf pusat (otak/ sumsum tulang belakang) → neuron motorik →

efektor.

Mekanisme Gerak Sadar : Impuls → reseptor → neuron sensorik → otak &

sumsum tulang belakang → neuron motorik → efektor.

Macam Gerak Refleks : refleks spinal (pada sumsum tulang belakang), refleks

cerebellar (melibatkan otak kecil), refleks superfisial (melibatkan kulit dan lain-lain), serta

refleks visceral (berhubungan dengan dilatasi pupil dan denyut jantung).

DAFTAR PUSTAKA

Page 10: Mekanisme Kontrol Pergerakan

Syaifuddin.2009.Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika.

www.pustakasekolah.com/macam-macam-gerak-refleks.html. Diakses pada tanggal 26 Februari 2015 jam 11.00.Wib

http://randa.net63.net/ratri-pdf/rSISTEM%20KOORDINASI%20MANUSIA.pdf. Diakses pada tanggal 26 Februari 2015 jam 11.15 WIB.