mekanisme, impelementasi, dan pengawasan dana alokasi
TRANSCRIPT
Mekanisme, Impelementasi, dan Pengawasan
Dana Alokasi Khusus (DAK) 2020
Sektor Tranportasi
Kepala Sub Direktorat
Transportasi Darat dan Jalan
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Jakarta, 27 Maret 2019
REPUBLIK INDONESIA
Latar Belakang1
2
REPUBLIK INDONESIA
33
Isu Strategis Pembangunan Infrastruktur Peningkatan Kualitas Infrastruktur Indonesia
Ranking Kualitas Infrastruktur
Sebagian besar kualitas infrastruktur telah meningkat, namun tetap menjadi salah satu faktor utama penghambat melakukan usaha
Sumber: The Global Competitiveness Report 2014-2015,
2015-2016, 2016-2017 dan 2017-2018
2014 2015 2016 2017
2nd pillar: Infrastructure 56 62 60 52
Quality of overall infrastructure 72 81 80 68
Quality of roads 72 80 75 64
Quality of railroad infrastructure 41 43 39 30
Quality of port infrastructure 77 82 75 72
Quality of air transport infrastructure 64 66 62 51
Available airline seat kilometers millions/week 14 15 14 14
Quality of electricity supply 84 86 89 86
Mobile-cellular telephone subscription /100 pop. 54 49 38 18
Fixed telephone lines /100 pop. 71 80 86 105
Nilai Logistic Performance Index (LPI) meningkat, namun masih di bawah Vietnam dan Thailand
OVERALL LOGISTIC PERFORMANCE INDEX SCORE (2016-2018)
Sumber: LPI, World Bank, 2018
NEGARARANKING NILAI
2016 2018 2016 2018
Singapore 5 7 4,14 4,00
Thailand 45 32 3,26 3,41
Vietnam 64 39 2,98 3,27
Malaysia 32 41 3,43 3,22
Indonesia 63 46 2,98 3,15
Philippines 71 60 2,86 2,90
PERFORMANCE INDEX OF LOGISTIC INFRASTRUCTURE (2016-2018)
REPUBLIK INDONESIA
4
Strategi Pengembangan Infrastruktur Tahun 2015-2019
4
Rasio Elektrifikasi 96,6%
Akses Air Minum 100%
Akses Sanitasi 100%
Akses Perumahan Layak Huni
Aksesibilitas Perbatasan & Tertinggal
Penyediaan
Pelayanan Dasar
Infrastruktur Mendukung Sektor Unggulan
Konektivitas
Tol Laut + Antar moda
Pembangunan Energi 35 GW• Konsumsi listrik 1.200 kWh/orang di 2019 • Keandalan / Reserve Margin• Bauran Energy
Sektor Unggulan
Jasa & Pariwisata
Pertanian
Industri Pengolahan
Infrastruktur Perkotaan
Keamanan & Keselamatan Transportasi
Membangun Angkutan Massal Berbasis Jalan , Rel & Intermoda
Meningkatkan kapasitas dan kualitas jaringan jalan perkotaan
Mengembangkan transportasi perkotaan yang berkelanjutan
Energi untuk perkotaan
Shift Improve
Jaringan yang Mendukung
Efisiensi Perjalanan
Peningkatan Pangsa
Angkutan Umum
Peningkatan Pemanfaatan
Teknologi
Konsep Pengembangan Transportasi Perkotaan
Avoid
Pengendalian Banjir
Pembangunan TIK:• Infrastruktur TIK: Palapa Ring, dsb• Ekosistem:
• Pemerintah: E-government, E-pendidikan, E-Kesehatan, E-logistik, E-pengadaan
• Swasta: E-commerce
Mengembangkan infrastruktur perkotaan melalui pemanfaatan TIK untuk menuju kota cerdas
REPUBLIK INDONESIA
5
Penyediaan Pelayanan Dasar: Keselamatan JalanMenjamin keselamatan jalan dalam rangka pemenuhan pelayanan dasar
Pembangunan Jalan Daerah Berkeselamatan
Dukungan penyediaan fasilitas keselamatan jalan(Pejalan Kaki, APILL, Guard Rail, Rambu, JPU, dsb.)
Rasio Fasilitas Kecelakaan Lalulintas Terhadap JumlahPenduduk dan Jumlah kendaraan (2010-2016)
Menjamin Keselamatan TransportasiMeningkatnya tingkat keselamatan dan keamanan penyelenggaraan pelayanan transportasi
Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan transportasi jalan (% dariposisi baseline tahun 2010):• Tahun 2015: 20%
• Tahun 2016: 26%
• Tahun 2017: 32%
• Tahun 2018: 44%
• Tahun 2019: 50%
HIGHLIGHT PRIORITAS
Target RPJMN 2015-2019: Pilar 1 Manajemen Keselamatan Jalan
Pilar 2 Jalan yang Berkeselamatan
Pilar 3 Kendaraan yang Berkeselamatan
Pilar 4 Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan
Pilar 5 Penanganan Pra dan Pasca Kecelakaan
5 Pilar Keselamatan Jalan:
REPUBLIK INDONESIA
Sekilas PP 17/2017 dan Rancangan RKP 20202
6
REPUBLIK INDONESIA
7
PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
DIPA &Pemutakhiran
RKP
KEM–PPKF &
Ketersediaan
Anggaran
Pembicaraan
Pendahuluan
DPR:
• Permen Ranc.
RKP
• KEM & PPKF
JANUARI MARET MEI JUNI JUL/AGS AGS/SEPT OKT/NOV DESEMBERFEBRUARI FEBRUARI
SEMenkeu
Pagu Anggaran
NK &RAPBN
Pembahas
an DPR
RUU APBN DIPAArah Kebijakan
& Prioritas
Pembangunan
Reviu
Angka
DasarPembicaraan
Pendahuluan DPR
• Perpres RKP
• KEM & PPKF
Rancangan
Awal RKP
& SB Pagu
Indikatif UU APBN
& Alokasi
Anggaran
Perpres
RKP -
SB Pagu
Anggaran
NK &RAPBN
Pembaha
san DPR
RUU APBN
UU APBN
& Alokasi
Anggaran
DES/JAN JANUARI MARET MEI JUNI JUL/AGS AGS/SEPT OKT/NOV DESEMBERFEBRUARI FEBRUARI
KEM–PPKF &
Ketersediaan
Anggaran
(Bappenas –
KemKeu)
Arah Kebijakan
& Prioritas
Pembangunan
Reviu
Angka
Dasar
(Bappenas
– KemKeu)
Ranc.
Awal RKP
& SB Pagu
Indikatif
PP No. 40/2006 dan PP No. 90/2010
PP 17 Tahun 2017
Evaluasi
REPUBLIK INDONESIA
8
Memperkuat Sinergi dengan DaerahPP 17 Tahun 2017
Berdasarkan RKP, Menteri PPN menetapkan Daftar Proyek Prioritas beserta keluaran (output) dan lokasi sampai dengan Kab/Kota
4Pemutakhiran RKP &
Alokasi Anggaran Ranc. Awal RKP & SB Pagu Indikatif
Musrenbang Perpres RKP &
SB Pagu Anggaran
1 2 3
• Penajaman Proyek Prioritas dengan Daerah
• Pemutakhiran Proyek Prioritas
• Surat MPPN kepada Para Gubernur Indikasi Proyek Prioritas (19 september 2017)
• Pemutakhiran Proyek prioritas
• Surat MPPN kepada Para Gubernur tentang penetapan Proyek Prioritas
• Proyek Prioritas
1. Mempersiapkan pelaksanaan dan Mensinergikan dengan program-program
pembangunan Daerah
2. Melakukan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga terkait rencana
pelaksanaannya
PEMERINTAH DAERAH
Sebagai feedback hasil Musrenbang
• Musrenbang berfungsi untuk :
o Mensinergikan prioritas nasional
dengan program/prioritas daerah
o Menajamkan dan memastikan
kesiapan pelaksanaan proyek
prioritas di daerah
Dapat efektif jika fokus pembahasannya
REPUBLIK INDONESIA
9
INTEGRASI PENDANAAN PRIORITAS
Belanja K/L; Rp. 814.1 T; 37%
Belanja Non K/L; Rp. 629.2 T; 28%
Transfer ke Daerah; Rp. 701.1 T; 32%
Dana Desa; Rp. 60.0 T; 3%
NON APBN(BUMN, PINA Swasta)
RKP
Belanja K/L
Belanja Non K/L(a.l Dana Transfer Khusus,
subsidi, hibah daerah, Dana
desa)
Non APBN (PINA)
Proyek Prioritas
Belanja Negara
APBN
• Sesuai PP 17/2017, MPPN mengintegrasikan pemanfaatan Belanja K/L, subsidi pangan,
subsidi pupuk, subsidi benih, hibah daerah, Dana Transfer Khusus, Dana Desa, dan sumber
pendanaan lainnya (PINA) untuk pencapaian sasaran pembangunan
REPUBLIK INDONESIA
Perkuatan Perencanaan dan PenganggaranPenekanan PP 17 Tahun 2017
10
Hal baru di RKP 2019
Integrasi pendanaan yang bersumber dari :
• Subsidi/Hibah (kebijakan)
• BUMN (proyek prioritas)
• KPBU (proyek prioritas)
• PINA (proyek prioritas)
Alokasi Pada Prioritas
Pasal 1Proyek Prioritas adalah proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki sifat strategis dan
jangka waktu tertentu untuk mendukung pencapaian prioritas pembangunan.
Integrasi Sumber-Sumber Pendanaan
Pasal 4 ayat 1Kerangka Pendanaan dilakukan melalui pengintegrasian sumber pendanaan, baik sumber pendanaan pemerintah maupun non-pemerintah, yang
dimanfaatkan dalam rangka pencapaian Sasaran Pembangunan Nasional.Kerangka
Pendanaan
APBN
K/LSubsidi, Hibah
Transfer ke daerah,
dana desaBUMN KPBU
PINA Sumber lain
HolistikIntegratif
Tematik
Spasial
REPUBLIK INDONESIA
11
Rancangan Kerangka Pembangunan Infrastruktur 2020-2024
Infrastruktur Ekonomi Infrastruktur PerkotaanInfrastruktur Pelayanan Dasar
Pengelolaan Air Tanah,
Air Baku serta Air Minum
Aman Berkelanjutan
Akses Sanitasi Layak
dan Aman (Air Limbah
dan Sampah Domestik)
Akses Perumahan dan
Permukiman yang
Layak dan Terjangkau
Keamanan dan
Keselamatan Transportasi
Ketahanan Kebencanaan
Infrastruktur
Konektivitas Sektor Ekonomi
Tol Laut Antarmoda
Pengembangan Wilayah /
Pusat pertumbuhan
Pengembangan Wilayah /
Pusat pertumbuhanTOL LAUT
Kawasan Terbangun
KTI / Daerah Tertinggal
Area
Pelabuhan
Area
Pelabuhan
Pertanian-Perkebunan-
Kelautan Perikanan
Industri Pengolahan
Jasa dan
Pariwisata
Pembangunan Energi dan Ketenagalistrikan
Waduk Multipurpose dan Modernisasi Irigasi
Aksesibilitas Daerah Tertinggal
+
11
Pembangunan TIK
Infrastruktur Hijau
Infrastruktur Tangguh BencanaPengarusutamaan
Infrastruktur dan
Ekosistem TIK
Energi Berkelanjutan
untuk Perkotaan
Pembangunan
Angkutan Umum
Massal Perkotaan
REPUBLIK INDONESIA
12
Isu Strategis: Infrastruktur Pelayanan DasarKeamanan dan Keselamatan Transportasi
Tersedianya transportasi nasional yang andal dan berkemampuan tinggi yang bertumpu pada aspek keselamatan
• Pengurangan indeks fatalitas kecelakaan transportasi jalan 50 % dari Base line
(1,96)
• Menurunnya rasio probabilitas terjadinya kecelakaan transportasi
• Meningkatnya akurasi informasi cuaca dalam mendukung keselamatan
transportasi
Target 3.6:
Pada tahun 2020, mengurangi
hingga setengah jumlah kematian
global dan cedera dari
kecelakaan lalu lintas
Indikator:
Angka kematian akibat cedera
fatal kecelakaan lalu lintas
Amanat RPJPN2005-2025
Sasaran RPJMN 2015-2019 Sasaran SDGs
Isu Strategis
• Keselamatan jalan belum menjadi isu strategis di daerah
• Kelembagaan pelaksanaan RUNK di pusat dan daerah belum efektif
• Masih banyaknya jumlah perlintasan sebidang KA dengan jalan, dan belum
menjadi perhatian serius
• Pelanggaran overloading pada angkutan logistik belum ditangani dengan baik
Indeks fatalitas kecelakaan
transportasi jalan ; (Capaian
2017 : 3,94 vs target 1,96)
• Belum memadainya fasilitas keselamatan dan keamanan transportasi
• Belum memadainya jumlah SDM yang berkompeten dan tingkat kesadaran aspek keselamatan
dan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi baik operator, regulator, dan pengguna
• Belum efektifnya penegakan aturan standar keselamatan dan keamanan dalam
penyelenggaraan layanan transportasi
Belum terpenuhinya standar
keselamatan dan
keamanan transportasi
Belum optimalnya kinerja
pencarian dan pertolongan
kecelakaan transportasi
• Belum memadainya sarana dan prasarana pencarian dan pertolongan
• Belum memadainya jumlah SDM SAR yang berkompeten
REPUBLIK INDONESIA
13
Arah Kebijakan dan Strategi: Infrastruktur Pelayanan DasarKeamanan dan Keselamatan Transportasi
Sasaran/Indikator Arah Kebijakan
Penerapan pendekatan sistem yang
berkeselamatan dalam rangka
pengurangan fatalitas dan keparahan
korban (injury prevention)• Jumlah korban meninggal akibat
kecelakaan lalu lintas per 10.000
kendaraan
• Tingkat penggunaan helm sesuai
standar
• Tingkat pelanggaran
pembebanan berlebih kendaraan
niaga
• Menurunnya jumlah lokasi Daerah
rawan kecelakaan
• Pemenuhan fasilitas keselamatan transportasi jalan
• Pendidikan dan peningkatan kesadaran
penyelenggaraan transportasi yang berkeselamatan
sejak usia dini
• Pelatihan dan pelatihan serta Sosialisasi Keselamatan
dan keamananTransportasi untuk operator, regulator,
dan masyarakat
• Implementasi Rencana Umum Nasional Keselamatan
(RUNK) Jalan dan Penyusunan Rencana aksi
keselamatan daerah
• Pendanaan Keselamatan Jalan melalui Dana Alokasi
Khusus Bidang Jalan
• Penyediaan Sarana dan Prasarana SAR darat laut dan
Udara
• Pengembangan dan pelatihan SDM SAR yang
berkompeten
Strategi
• Waktu tanggap pencarian dan pertolongan
(menit)
• Jumlah SDM SAR yang berkompeten
Pemenuhan kecukupan sarana dan prasarana,
Meningkatan sebaran jumlah SDM pencarian dan pertolongan yang berkompeten
Meningkatnya kinerja layanan waktu
tanggap pencarian dan pertolongan
Turunnya rasio fatalitas kecelakaan
lalu lintas
Pengoperasian balai uji Pengujian danPenimbangan Kendaraan Bermotor
Penegakan aturan standar Keselamatandan Keamanan Transportasi
Pengembangan Skema Pembiayaan fasilitasKeselamatan dan Keamanan Transportasimelalaui DAK, KPBU.APBN, dll)
Peningkatan Kesadaran pentingnya Keselamatandan Keamanan Transportasi
REPUBLIK INDONESIA
Program Prioritas PN 2 - Rancangan RKP 2020
Peningkatan Konektivitas Multimodadan Antarmoda MendukungPertumbuhan Ekonomi
PP
3PerluasanInfrastruktur Dasar
PP
1Penguatan InfrastrukturKawasan Tertinggal dan Ketahanan Bencana
PP
2
PeningkatanInfrastruktur Perkotaan
PP
4Perluasan TeknologiInformasi dan Komunikasi
PP
5
PN 2 Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah
REPUBLIK INDONESIA
15
Program Prioritas dan Kegiatan Prioritas PN 2
PP 1: Perluasan
Infrastruktur Pelayanan
Dasar
PP 2: Penguatan
Infrastruktur Kawasan
Tertinggal dan Ketahanan
Bencana
PP 3: Peningkatan
Konektivitas Multimoda dan
Antarmoda Mendukung
Pertumbuhan Ekonomi
PP 4: PeningkatanInfrastruktur Perkotaan
PP 5: PerluasanTeknologi Informasi dan Komunikasi
KP 1: Penyediaan Akses Perumahan dan Permukiman Layak, Aman, dan Terjangkau
KP 3: Keamanan dan
Keselamatan
Transportasi
KP 1: Sistem Angkutan Umum Masal Perkotaan Berbasis Rel KP 1: Infrastruktur
Teknologi Informasi
dan Komunikasi
KP 2: Utilitas dan
Ekosistem Teknologi
Informasi dan
Komunikasi
KP 3: Pendukung
Infrastruktur, Utilitas
dan Ekosistem
Teknologi Informasi
dan Komunikasi
KP 2: Penyediaan Akses Air Minum dan Sanitasi yang Layak dan Aman
KP 6: Energi Berkelanjutan untuk Perkotaan
KP 7: Infrastruktur dan Ekosistem ICT Perkotaan
KP 5: Penyediaan Akses Perumahan dan Permukiman Layak, Aman dan Terjangkau
di Perkotaan
KP 4: Air Minum dan
Sanitasi Perkotaan
KP 4: Penyediaan
dan Pengamanan
Air Baku dan Air
Tanah
KP 1: Konektivitas
Transportasi Jalan
KP 2: Konektivitas
Transportasi Kereta
Api
KP 3: Konektivitas
Transportasi Laut
KP 4: Konektivitas
Transportasi Udara
KP 5: Konektivitas
Transportasi Darat
KP 2: Sistem Angkutan Umum Masal Perkotaan Berbasis Jalan
KP 3: Infrastruktur Jalan
Perkotaan
KP 1: Aksesibilitas
Daerah Tertinggal
KP 2: Ketahanan
Kebencanaan
Infrastruktur
KP 3:
Pembangunan
Terpadu Pesisir
Utara Pulau Jawa
REPUBLIK INDONESIA
Perkembangan Arah Kebijakan DAK 20203
16
REPUBLIK INDONESIA
17
Prasyarat Bidang DAK
Dana Pusat yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusandaerah dan sesuai dengan Prioritas Nasional(Sumber: UU No.33 Tahun 2004)
Pasal 51 | Merupakan urusan yang menjadi kewenangan daerah
Pasal 50,52 | Mendukung prioritas nasional sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah
Pasal 52| Adanya kelembagaan kementerian/lembaga teknis yang mengusulkan dan mengelola aspek teknis bidang tersebut
Penjelasan Pasal 51| Mengutamakan kegiatan pembangunan, pengadaan, peningkatan, atau perbaikan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat dengan umur ekonomis panjang termasuk sarana prasarana penunjang
Berdasarkan PP 55 tahun 2005
tentang Dana Perimbangan
DANA ALOKASI KHUSUSFilosofi DAK
REPUBLIK INDONESIA
18
3 Jenis DAK Fisik1. Mendorong pemenuhan
pelayanan publik dasar di daerah
2. Tematik sesuai dengan Prioritas Nasional
3. Mendorong pemerataanpembangunan antar wilayah
4. Kesesuaian dengan kewenangan daerah sesuai dengan lampiran UU No. 23/2014
5. Refocusing berdasarkanefektifitas menu & kegiatan DAK
6. Kinerja fisik dan anggaranmasing-masing bidang
7. Memperhatikan Ketersediaandata
• Reguler (R)Untuk mendukung pemenuhan sarana dan prasarana dasar
yang mendukung pelayanan publik dan dimensi
pembangunan RPJMN 2020-2024 (Pendidikan, Kesehatan
dan KB, Air Minum, Sanitasi, Perumahan Permukiman, Jalan);
• Afirmasi (A)Untuk mendukung pemerataan pelayanan dan mendorong
percepatan pembangunan di daerah yang memiliki
karakteristik tertentu seperti derah tertinggal, terluar,
perbatasan, kepulauan,dan transmigrasi (terdapat dasar hukum
yang berlaku);
• Penugasan (P)Dapat dialokasikan dalam tema tertentu guna mendukung
capaian Prioritas Nasional (PN) tertentu dan Arahan Bapak
Presiden
Rancangan Kebijakan DAK 2020
REPUBLIK INDONESIA
19
Arah Kebijakan DAK Fisik Tahun 2020
Mendukung Tema
prioritas nasional serta
Arahan Bapak Presiden
lainnya.
Keterangan:
• DAK Sosial (Reguler) dan DAK Transportasi Laut/Perairan (Penugasan dan Afirmasi) sebagai bidang baru DAK Fisik tahun 2020
• Subbidang Keselamatan Jalan sebagai subbidang baru di DAK Fisik bidang Jalan (Penugasan) • Subbidang Perpustakaan di bidang Pendidikan
• Subbidang KB dan GOR di bidang Kesehatan
• Penyesuaian bidang per-jenis (misalnya Pertanian, KKP dan IKM berubah dari jenis reguler ke Penugasan)
*Merupakan Bidang Baru DAK Fisik
IRIGASIPERTANIANKELAUTANPERIKANAN KEHUTANAN &
LINGKUNGAN
Ketahanan Pangan & Pembangunan BerkelanjutanPengembangan Ekonomi Lokal dan Kreatif
KESEHATAN AIR MINUM SANITASI PERKIM
Penurunan Stunting
Mendukung pemenuhan sarana dan prasarana
dasar, yang mendukung pelayanan publik.
Mendukung pemerataan pelayanan dan mendorong
percepatan pembangunan di daerah yang memiliki
karekteristik tertentu seperti derah tertinggal, terluar,
perbatasan, kepulauan,dan transmigrasi.
SOSIALKESEHATAN AIR MINUMSANITASI JALANPENDIDIKAN PERKIM
KESEHATAN AIR MINUMSANITASIPENDIDIKAN PERKIM TRANSPORTASIPERDESAAN
TRANSPORTASI LAUT/PERAIRAN
JALANPASAR
PENDIDIKAN
PARIWISATAIKM
TRANSPORTASI LAUT/PERAIRAN
REPUBLIK INDONESIA
20
DAK YANG TERKAIT DENGAN SEKTOR PERHUBUNGAN
REGULER AFIRMASI PENUGASAN
Bidang Jalan(Pengampu : Kemen PUPR)
- Bidang JalanSub Bidang Prasarana Jalan(Pengampu : Kemen PUPR)
Sub Bidang Keselamatan Jalan(Pengampu : Kemenhub)
- Bidang Transportasi Perairan(Pengampu : Kemenhub)
Bidang Transportasi Perairan(Pengampu : Kemenhub)
REPUBLIK INDONESIA
21
Hal baru di RKP 2019
Integrasi pendanaan yang bersumber dari :
• Subsidi/Hibah (kebijakan)
• BUMN (proyek prioritas)
• KPBU (proyek prioritas)
• PINA (proyek prioritas)
Alokasi Pada Prioritas
Pasal 1Proyek Prioritas adalah proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki sifat strategis dan
jangka waktu tertentu untuk mendukung pencapaian prioritas pembangunan.
Integrasi Sumber-Sumber Pendanaan
Pasal 4 ayat 1Kerangka Pendanaan dilakukan melalui pengintegrasian sumber pendanaan, baik sumber pendanaan pemerintah maupun non-pemerintah, yang
dimanfaatkan dalam rangka pencapaian Sasaran Pembangunan Nasional.
Holistik
Integratif
Tematik
Spasial
Kerangka Pendanaan
APBN
K/LSubsidi, Hibah
Transfer ke daerah,
dana desaBUMN KPBU
PINA Sumber lain
Aspek Pendanaan dalam PP 17/2017... integrasi sumber-sumber pendanaan ...
REPUBLIK INDONESIA
22
Pendekatan Money Follow Program
Untuk Integrasi Pendanaan DAK
1. PRINSIP : DAK merupakan gabungan dari top down (prioritas) dan bottom up (kebutuhan daerah) untuk prioritas pembangunan
2. Bappenas fokus pada alokasi pada prioritas :
Menentukan arah kebijakan dan proyek/ruas/lokasi DAK penugasan / afirmasi - top down. Daerah diminta mengkonfirmasi untuk proyek/ruas/lokasi DAK penugasan/afirmasi yang disusun Bappenas –bottom up
Menentukan arah kebijakan DAK reguler - top down ; Daerah diminta mengusulkan pemanfaatannya – bottom up
22
3. Bappenas mengintegrasikan belanja K/L dan DAK di RKP (mulai Maret)
4. Musrenbangnas dapat lebih fokus (membahas integrasi DAK penugasan dan belanja K/L)
REPUBLIK INDONESIA
Konektivitas Sistem Transportasi dalam DAK Bidang Jalan dan DAK
Bidang Transportasi Perairan
Dermaga
Jalan Kabupaten
Dermaga
Kawasan
Industri
Kawasan Ekonomi Khusus
Kawasan Pariwisata Nasional
Jala
n N
asio
nal P
erba
tasa
n
Bat
as N
egar
a
Lokpri Perbatasan
Daerah Tertinggal
Jalan Nasional Jalan Provinsi Jalan Kabupaten Batas Negara
Daerah Lumbung Pangan
REPUBLIK INDONESIA
Perkembangan Arah Kebijakan DAK
Sub Bidang Keselamatan Jalan4
24
REPUBLIK INDONESIA
Tahun 2011 – 2016 2017 - 2019 2020Tahun 2011• Jumlah Daerah Penerima : 424 Kabupaten/Kota• Total Alokasi : 100 M
Tidak ada DAK Keselamatan Transportasi Darat
DAK Keselamatan JalanInisiasi baru DAK tahun 2020
Tahun 2012• Jumlah Daerah Penerima : 445 Kabupaten/Kota• Total Alokasi : 131,6 M
Issue :1. Hampir seluruh Daerah
mendapatkan alokasi, sehingga alokasi per Daerah relatif kecil
2. Kurangnya kepatuhan Daerah dalam penyampaian Laporan Pelaksanaan DAK
3. Kurang sinkronnya prioritas pusat dengan daerah
Tahun 2013• Jumlah Daerah Penerima : 471 Kabupaten/Kota• Total Alokasi : 221,1 M
Tahun 2014• Jumlah Daerah Penerima : 468 Kabupaten/Kota• Total Alokasi : 235,9 M
Tahun 2015• Jumlah Daerah Penerima : 450 Kabupaten/Kota• Total Alokasi : 254,8 M
Tahun 2016• Jumlah Daerah Penerima : 539 Kabupaten/Kota• Total Alokasi : 279,3 M• Nomenklatur menjadi DAK Perhubungan
Perkembangan Kebijakan DAK Keselamatan Jalan
REPUBLIK INDONESIA
Isu Strategis dan Arah Kebijakan…Keselamatan Transportasi…
72% Kecelakaan yang melibatkan sepeda motor tahun 2016
Faktor pengemudi: Lengah, Tidak Tertib, dan Melebihi batas kecepatan
70%Kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan daerah jalan provinsi, kabupaten dan kota
94%
Fakta Penyebab dan Potret Kecelakaan di Indonesia Menajemen Keselamatan Lalu Lintas1
Jalan Berkeselamatan• Program hibah jalan daerah • Star rating jalan (iRAP)
2
Prioritas Keselamatan Jalan
2nd Penyebab kematian ke 2 di dunia tahun 2015 (setelah stroke).
2,91% Kerugian terhadap PDB (2015)
Pendekatan holistik sistem lalu lintas; Pengguna jalan mungkin melakukan
kesalahan: Sistem tidak mengakibatkan
fatalitas/luka berat.
Safe System Approach
Kendaraan Berkeselamatan• Speed limit• Overloading
3
Perilaku Pengguna Jalan• Pendidikan keselamatan
sekolah dasar/menengah• e-tilang
4Penanganan Pasca Kecelakaan• National Command Center 119• Injury surveillance data system
5
• Penguatan koordinasi: Road Safety Centerdata keselamatan, riset keselamatan
• Kelaikan angkutan umum
• Keselamatan jalan daerahForum LLAJ, RUNK Daerah
24.213 Fatalitas kecelakaan lalu lintas (2017)
Lima Pilar Keselamatan Jalan
REPUBLIK INDONESIA
27
• Membantu daerah dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan keselamatan transportasi daratmelalui pemenuhan aspek-aspek keselamatan jalan pada Kawasan Prioritas Nasional dan / ataudaerah dengan tingkat fatalitas kecelakaan lalu lintas yang tinggi.
ARAH KEBIJAKAN
• Meningkatkan keselamatan jalan dengan mengurangi volume kecelakaan dan menurunkan tingkatfatalitas korban kecelakaan lalu lintas.
TUJUAN
• Meningkatkan keselamatan jalan daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) dengan menurunkan tingkatkecelakaan dan menurunkan indeks fatalitas kecelakaan dari 3,14 di tahun 2015 menjadi 1,96 di tahun 2020 kemudian menjadi 1,37 di tahun 2025.
TARGET & SASARAN
ARAH KEBIJAKAN, TUJUAN & TARGET SASARANDAK Bidang Jalan Sub Bidang Keselamatan Jalan tahun 2020
REPUBLIK INDONESIA
2828
• Infrastruktur dan Pemerataan wilayah
PN 2
• Perluasan Infrastruktur Dasar
PP 1
DUKUNGAN DAK BIDANG JALAN SUB BIDANG KESELAMATAN JALAN
TERHADAP PRIORITAS NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
29
MENU & LOKASI PRIORITAS
DAK SUB BIDANG KESELAMATAN JALAN TAHUN 2020
MENU KEGIATAN
a) Pengadaan dan Pemasangan perlengkapan jalan;
b) Pembangunan Zona Selamat Sekolah (ZoSS);
c) Pembangunan Rute Aman Selamat Sekolah (RASS)
LOKASI PRIORITAS PENUGASAN
1. Kawasan Strategis Nasional (KSN) 2. Daerah (Provinsi/Kab./Kota) dengan tingkat fatalitas kecelakaan lalu lintas yang
tinggi.
REPUBLIK INDONESIA
30
DATA TEKNIS DAK SUB BIDANG KESELAMATAN JALAN
• Ruas jalan yang menuju lokasi prioritas dengan Lakajol.
• Panjang Ruas jalan Provinsi/Kab/Kota yang sesuai dengan SK Kepala Daerah tentang Penetapan Ruas Jalan Daerah.
• Tingkat Frekuensi Kecelakaan.
• Tingkat Kepadatan (LHR).
• Kondisi Jalan Mantap.
• Kepedulian daerah dalam mengalokasikan APBD nya untuk sektor Transportasi (Perhubungan – Keselamatan Jalan) (Presentasi Alokasi Keselamatan Jalan dalam APBD *%)
Data Teknis DAK Sub bidang Keselamatan Jalan yang dibutuhkan dalamProses pengusulan dalam aplikasi Krisna-DAK:
REPUBLIK INDONESIA
3131
Kelembagaan Pengelola DAK Sub Bidang Keselamatan Jalan
Kelembagaan Pengelolaan DAK Sub Bidang Keselamatan Jalan:
1. Dikoordinasikan oleh Bappenas dan Kementerian Perhubungan.2. Tingkat Provinsi : Bappeda, Dinas Perhubungan, Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD)3. Tingkat Kabupaten/Kota : Bappeda, Dinas Perhubungan
REPUBLIK INDONESIA
32
Sulawesi Tengah
13
Nusa Tenggara Timur
123
45
1
2
3
4
5
Sumatera Utara
Mengembangkan Kawasan Prioritas dengan Memanfaatkan Infrastruktur Terbangun... Highlight Kawasan Sei Mangkei, Labuan Bajo, dan Morowali ...
1 Penanganan Jalan Nasional
Peningkatan Rel Araskabu-Tebingtinggi-Pematang Siantar2
3 Belawan Port Project
4 Pembangunan KA antara Bandar Tinggi - Kuala Tanjung
5 Penanganan DAK Bidang Jalan
KEK Sei Mangkei
KSPNLabuan
Bajo
1
2
3
4
5
Penanganan Jalan Nasional
Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Labuhan Bajo
Fasilitasi Rambu Suar/SBNP)
Pengembangan Bandar Udara Labuan
**Alokasi KPBU 2019 masih menunggu hasil FBCPenanganan DAK Bidang Jalan
KIMorowali
1
2
3
Penanganan Jalan dan JembatanNasional (483,7 M)
Pembangunan Bandara Morowali (508 Milyar)
Penanganan DAK Bidang Jalan (156 Milyar)
2
Outcome
Outcome
Outcome
REPUBLIK INDONESIA
Arah Kebijakan DAK Transportasi Perairan5
33
REPUBLIK INDONESIA
34
ARAH KEBIJAKAN
• DAK Afirmasi Bidang Transportasi laut/Perairan: Membantu daerahdalam meningkatkan keselamatan dan kualitas pelayanan transportasiperairan melalui pemenuhan infrastruktur yang memadai dalammendukung peningkatan konektivitas, aksesibilitas dan mobilitaspenumpang dan barang di Daerah Perbatasan Negara, Daerah Tertinggal,daerah Percepatan Pembangunan Papua & Papua Barat, Kabupaten yangmemiliki Pulau-Pulau Kecil Terluar yang berpenghuni, dan KawasanTransmigrasi, .
• DAK Penugasan Bidang Transportasi laut/Perairan : Membantu daerahdalam rangka meningkatkan keselamatan dan kualitas pelayanantransportasi perairan melalui pemenuhan infrastruktur yang memadaidalam mendukung peningkatan konektivitas, aksesibilitas dan mobilitaspenumpang dan barang di daerah-daerah prioritas nasional.
REPUBLIK INDONESIA
1. Pembangunan dermaga/pelabuhan untuk meningkatkan konektivitastransportasi laut dan antar moda sebagai feeder/sub feeder pendukungtol laut.
2. Pengembangan/Peningkatan dermaga/pelabuhan untuk meningkatkankonektivitas transportasi laut dan antar moda sebagai feeder/sub feederpendukung tol laut.
3. Rehabilitasi dermaga/pelabuhan untuk menjaga pelayanan konektivitastransportasi laut dan antar moda sebagai feeder/sub feeder pendukungtol laut
4. Pengadaan Sarana (Moda) Transportasi Perairan untuk meningkatkankonektivitas, aksesibilitas dan mobilitas penumpang dan barang.
TARGET, DAN SASARAN DAK TRANSPORTASI PERAIRAN
REPUBLIK INDONESIA
MENU KEGIATAN DAK TRANSPORTASI PERAIRAN
Menu Kegiatan Rincian Menu Kegiatan
Pembangunan/ pengembangan/
Rehabilitasi dermaga/pelabuhan
1. Pembangunan Dermaga Baru
2. Pengembangan Dermaga (eksisting)
3. Pembangunan Fasilitas Pelabuhan
4. Rehabilitasi dermaga
5. Rehabilitasi Fasilitas Pelabuhan
Pengadaan Sarana (Moda)
Transportasi Perairan
1. Pembangunan Kapal Penyeberangan
2. Pembangunan Bus Air
REPUBLIK INDONESIA
3737
DUKUNGAN DAK BIDANG TRANSPORTASI PERAIRAN
TERHADAP PRIORITAS NASIONAL
• Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah
PN 2
• Peningkatan Konektivitas Multimoda dan Antarmoda mendukungPertumbuhan Ekonomi
PP 3
REPUBLIK INDONESIA
38
• Jumlah dan Kondisi Dermaga yang menjadi kewenangan daerah
• Jumlah dan Kondisi Kapal Penumpang/Barang
• Kesiapan pengoperasian dermaga yang ditunjukkan melalui anggaran pengoperasian, organisasi pengelola dan SDM yang kompeten
• Jumlah Penumpang Transportasi Air per Tahun
• Kepedulian daerah dalam mengalokasikan APBD nya untuk sektor Transportasi Perairan
Data Teknis DAK Bidang Transportasi Perairan Yang Dibutuhkan pada Proses Pengusulan Dalam Aplikasi Krisna-DAK :
DATA TEKNIS DAK TRANSPORTASI PERAIRAN
REPUBLIK INDONESIA
39
KELEMBAGAAN DAK BIDANG TRANSPORTASI PERAIRAN
1. Dikoordinasikan oleh Bappenas dan Kementerian Perhubungan.2. Tingkat Provinsi : Bappeda, Dinas Perhubungan, Balai Pengelola
Transportasi Darat (BPTD)3. Tingkat Kabupaten/Kota : Bappeda, Dinas Perhubungan.
REPUBLIK INDONESIA
Mekanisme Pengusulan DAK Melalui Krisna6
40
REPUBLIK INDONESIA
Slide - 41
JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
Timeline Perencanaan DAK Fisik 2020
• Sidang Kabinet Tema RKP
• Usulan DAK per Bidang (Fisik dan Non Fisik)
• Penilaian usulan DAK per Bidang
• Rapim Penentuan Bidang DAK
• Kick Off MM DAK Fisik 2020
• MM DAK Fisik 2020 ( Keselamatan Jalan, dan Transportasi Perairan)
• Sosialisasi Aplikasi KRISNA untuk pengusulan DAK Fisik
• Pengusulan DAK Fisik oleh Daerah
• Konfirmasi DAK Penugasan/Afirmasi dalam Musrenbang
• Rapat Koordinasi kebijakan dan daerah dalam DAK Sub Bidang Keselamatan Jalan, dan Bidang Transportasi Perairan 2020.
• Verifikasi Provinsi• Verifikasi dan Penilaian
Pusat• Konfimasi proyek-
proyek strategis input RKP 2020
• MM II Pembahasan & Penetapan Pagu Indikatif DAK Sub Bidang Keselamatan Jalan, dan Bidang Transportasi Perairan 2020.
• Prioritisasi Kegiatan DAK Sub Bidang Keselamatan Jalan, dan Bidang Transportasi Perairan 2020.
• Indikasi Proyek Prioritas DAK (Penugasan dan Afirmasi) hasil penilaian tertuang dalam Perpres RKP
• Sidang Kabinet dan Penetapan Perpres RKP (Termasuk lokasi prioritas DAK Penugasan dan Afirmasi serta alokasi per Bidang DAK)
• Penyusunan Indeks Teknis dan Indeks Prioritas
• Exercise alokasi per Daerah dan per Bidang (proyeksi 2020)
• Forum Sinkronisasi dan Harmonisasi DAK
• MM hasil Sinkronisasi dan Harmonisasi
Exercise alokasi DAK per Daerah dan per Bidang (persiapan sidang DPR)
Pembahasan dengan DPR-RI serta penetapan pagu alokasi DAK per Daerah.
Konsultasi Regional pembahasan usulan rencana kegiatan DAK Sub Bidang Keselamatan Jalan, dan Bidang Transportasi Perairan 2020.
• Penetapan URK menjadi RK
• Evaluasi pelaksanaan kegiatan DAK 2019
REPUBLIK INDONESIA
TIMELINE PENGUSULAN – VERIFIKASI – PENILAIAN KRISNA DAK FISIK
• Verifikasi usulan Kab/Kota oleh Provinsi
• Verifikasi usulan Provinsi oleh Pusat
PENILAIAN PUSAT
(BAPPENAS, K/L,
KEMENKEU)
Ap
ril
M2
–M
3 M
ei
Pengusulan oleh
Pemerintah Daerah
VERIFIKASI PUSAT
MM II HASIL PENILAIAN
Ap
ril
Me
i
M3
Me
i
FORUM SINKRONISASI
–HARMONISASI
DAK FISIK
Juli –
Agu
stu
s
Pembahasan DAK Penugasan di Musrenbangnas
REPUBLIK INDONESIA
Maret
JADWAL PENGUSULAN DAK FISIK
Maret-
AprilApril April
Maret-
April
Input Usulan oleh
Kabupaten/Kota
/Provinsi
Input Usulan oleh
Kabupaten/Kota
/Provinsi
Verifikasi oleh
Provinsi dan Editing
/Perbaikan oleh
Bappeda Kab/Kota
Batas Akhir Upload
Surat Rekomendasi
Gubernur oleh
BAPPEDA PROV
Batas Akhir Upload
Surat Pengantar oleh
BAPPEDA PROV
Batas Akhir Unggah
Surat Pengantar oleh
BAPPEDA KAB/KOTA
Verifikasi oleh Pusat
dan Editing/Perbaikan
oleh Bappeda Provinsi
April
Clinic Session untuk Bappeda Provinsi di Jakarta (untuk usulan Kab/Kot/Prov di wilayahnya
April April Mei
Konsolidasi
Internal Daerah u/
Persiapan
Pengusulan DAK
Konsolidasi
Internal Daerah u/
Persiapan
Pengusulan DAK
Dirancang adanya pembahasan
usulan DAK Penugasan dan
Afirmasi dalam Forum
MUSRENBANGNAS
REPUBLIK INDONESIA
31 Januari 2019
Sidang Kabinet Tema RKP
4 Maret 2019
Rapim Penentuan
Bidang DAK
21 Maret 2019
Multilateral Meeting DAK
Pengusulan DAK oleh
Pemda dalam KRISNA
Proses Verifikasi –
Penilaian Usulan
2
3
4
5
6
1
M2 April – M2 Mei 2019
(Tentative)
• Verifikasi Provinsi: 22- 28 April 2019
• Verifikasi Pusat: 29 April - 05 Mei
2019
• Penilaian Pusat: 06 Mei – 14 Juni
2019
(Tentative)
Akhir Juni: Indikasi
Proyek Prioritas DAK
(Penugasn dan Afimasi)
hasil penilaian tertuang
dalam Perpres RKP
Musrenbangnas:
Pembahasan & Penetapan
Pagu Indikatif per-bidang
DAK 2020: Maret 2019
Rakortek
12 - 15 Maret 2019
M1 April 2019
(Tentative)
Sosialisasi Aplikasi
KRISNA
M4 April 2019
(Tentative)
Jadwal Terdekat Perencanaan DAK Fisik Yang Harus Di Ikuti Oleh Pemda
MOHON MENJADI PERHATIAN
REPUBLIK INDONESIA
Mekanisme Pemantauan, Pengendalian, dan Evaluasi7
45
REPUBLIK INDONESIA
1.Kementerian Perhubungan diharapkan melakukan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan DAK melalui sistem e-Monev DAK Sub Bidang Keselamatan Jalan
dan Bidang Transportasi Perairan. Jika belum ada, maka disarankan
kementerian membangun sistem tersebut.
2.Gubernur/Bupati/Walikota melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
DAK yang meliputi pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan tugas dan
kewenangannya.
3.Kepala Dinas Provinsi, Kabupaten, dan Kota melakukan pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan DAK yang meliputi pelaksanaan program dan kegiatan
sesuai dengan tugas dan kewenangannya.
Pemantauan dan Evaluasi DAK Bidang Jalan Sub Bidang Keselamatan Jalan
dan Bidang Transportasi Perairan (1/2)
REPUBLIK INDONESIA
1. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan dilakukan terhadap
a. kesesuaian RK dengan prioritas nasional;
b. kesesuaian RK dengan DPA Daerah;
c. kesesuaian RK yang telah ditetapkan dengan pelaksanaannya;
d. kesesuaian hasil pelaksanaan kegiatan dengan dokumen kontrak yang telah ditetapkan;
e. kesesuaian pencapaian output hasil pelaksanaan kegiatan dengan target RK;
f. kesesuaian pencapaian outcome hasil pelaksanaan kegiatan dengan target RK;
g. kepatuhan dan ketertiban pelaporan.
2. OPD Provinsi dan Kabupaten/Kota Penerima harus menyampaikan laporan triwulan DAK.
Periode pelaporan triwulan DAK adalah triwulan pertama pada tanggal 31 Maret, triwulan
kedua pada tanggal 30 Juni, triwulan ketiga pada tanggal 30 September, triwulan keempat
pada tanggal 31 Desember
Pemantauan dan Evaluasi DAK Bidang Jalan Sub Bidang Keselamatan Jalan
dan Bidang Transportasi Perairan (2/2)
REPUBLIK INDONESIA
PROVINSI
Undang-Undang No. 23 tahun 2014 pasal 91 ayat 4 poin c
“gubernur sebagai wakil pemerintah pusat mempunyai tugas dan wewenang memberikan rekomendasi kepada pemerintah pusat atas usulan DAK pada daerah kabupaten/kota di wilayahnya”.
TAHAPAN PERENCANAAN DAK PENUGASAN SERTA PERAN AKTIF PROVINSI DALAM PENGELOLAAN DAK
USULAN REKOMENDASI
KAB/KOTA
PRIORITISASI
PEMERINTAH PUSAT
PENETAPAN
PUSAT & DAERAH(Forum Konsultasi Kementerian
untuk membahas URK)
VERIFIKASI & SINKRONISASI
BPTD
Permenhub No. PM 154 tahun 2016Melaksanakan pengelolaan lalu lintas dan angkutan jalan, sungai, danau danpenyebrangan serta penyelenggaraan pelabuhan penyebrangan padapelabuhan yang diusahakan secara komersial dan pelabuhan yang belumdiusahakan secara komersial.
Dinas Perhubungan dan Bappeda beserta BPTD secara bersama - sama melakukan verifikasi dan sinkronisasi usulan DAK Bidang Jalan Sub Bidang Keselamatan Jalan dan DAK Bidang Transportasi Perairan dari Pemerintah
Provinsi, Kabupaten dan Kota
REPUBLIK INDONESIA
KELEMBAGAANDAK BIDANG JALAN SUB BIDANG KESELAMATAN JALAN
DAN DAK BIDANG TRANSPORTASI PERAIRAN
Peran Bappenas:1. Perencanaan umum program DAK2. Melakukan sinkronisasi dan harmonisasi
program DAK3. Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan
program4. Menyusun Pagu indikatif program5. Bersama-sama dengan K/L melakukan
verifikasi terhadap usulan daerah6. Koordinasi Monev DAK
Peran Kemenhub:1. Pembinaan Perencanaan teknis2. Bersama-sama dengan Bappenas
melakukan verifikasi terhadap usulan daerah
3. Penyusunan Juknis DAK Bidang Jalan Sub Bidang keselamatan Jalan dan DAK Bidang Transportasi Perairan
4. Koordinasi Monev
Peran Kemenkeu:1. Merekomendasikan alokasi anggaran2. Menyalurkan Anggaran3. Bersama-sama dengan K/L
melakukan verifikasi thd usulandaerah
4. Menyusun pagu indikatif5. Monev aspek Keuangan
Bappeda & Dinas Perhubungan Balai Pengelola Transportasi Darat
PUSAT
PROVINSI
Peran Provinsi:1. Menyusun Usulan DAK Bidang Jalan Sub Bidang Keselamatan Jalan dan Bidang
Transportasi Perairan Provinsi 2. Bersama-sama dengan BPTD melakukan verifikasi terhadap usulan DAK Bidang
Jalan Sub Bidang Keselamatan Jalan dan Bidang Transportasi Perairan Provinsi, Kabupaten dan Kota
3. Koordinasi Monev DAK di tingkat Provinsi
1. Bersama-sama dengan Bappeda dan Dinas Perhubungan Provinsi melakukan verifikasi terhadap usulan DAK Bidang Jalan Sub Bidang Keselamatan Jalan dan Bidang Transportasi Perairan Provinsi, Kabupaten dan Kota
2. Koordinasi Monev DAK di tingkat Provinsi
Bappeda & Dinas Perhubungan
KABUPATEN/KOTAPeran PKabupaten:1. Menyusun Usulan DAK Bidang Jalan Sub Bidang Keselamatan Jalan dan Bidang
Transportasi Perairan Kabupaten/Kota2. Koordinasi Monev DAK di tingkat Provinsi
TERIMA KASIH
50