medium cair

11

Click here to load reader

Upload: vini-fitriani

Post on 30-Nov-2015

169 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Jenis Medium Cair

TRANSCRIPT

Page 1: Medium Cair

Vini Fitriani

240210110025

V. PEMBAHASAN

Pemeliharaan kultur cair yaitu dengan menumbuhkan suatu kultur

mikroorganisme dalam suatu medium cair dengan suhu dan waktu inkubasi

tertentu tergantung pada jenis mikroorganisme. Pada praktikum ini, medium yang

digunakan adalah LB (Laktose Broth). Kemudian satu loop (ose) kultur murni

dimasukkan ke dalam medium tersebut. Semua perlakuan dilakukan secara

aseptik di sekitar bunsen agar terhindar dari kontaminasi mikroorganisme. Lalu,

diinkubasi pada suhu 37OC selama 72 jam.

Setelah diinkubasi terlihat pada empat sampe medium yang telah diinkubasi,

terlihat beberapa perubahan diantaranya adalah pada sampel A tampak

gelembung-gelembung udara pada bagian dasar tabung dan terbentuk endapan

berwarna putih pada bagian dasarnya. Sedangkan pada sampel L hanya terbentuk

endapan putih pada bagian dasar tabung. Namun tidak terlihat perubahan warna

pada medium tersebut.

Ciri-ciri pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair, ditandai dengan

adanya kekeruhan, bentuk cincin, pelikel serta ada tidaknya endapan. Bila

pertumbuhan mikroorganisme menumpuk di bagian dasar tabung akan telihat

sedimen, sebaliknya bila mikroorganisme tumbuh di bagian permukaan terlihat

sebagai pelikel berupa lapisan tipis pada permukaan. Kadang pertumbuhan

merupakan gabungan keduanya (Dwidjoseputro, 1980).

Pada kedua sampel terlihat adanya endapan pada bagian dasar tabung, hal ini

menunjukkan pertumbuhannya terjadi di bagian dasar tabung. Di bagian dasar

tabung kandungan oksigennya rendah berbeda dengan di bagian permukaan. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa mikroorganisme yang tumbuh di bagian

dasar tabung tidak membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya. Sehingga dapat

dikelompokkan dalam mikroorganisme anaerob.

Menurut literatur, bakteri motil dapat bergerak sehingga pertumbuhannya

terlihat sebagai kekeruhan . Sebaliknya bakteri non motil tidak dapat bergerak,

menumpuk di bagian dasar dan membentuk sedimen (Lay, 1994). Pada kedua

sampel yang diamati tidak terdapat ciri-ciri kekeruhan, sehingga dapat

Page 2: Medium Cair

Vini Fitriani

240210110025

disimpulkan bahwa kedua sampel yang diamati merupakan bakteri yang bersifat

non motil.

Setelah diketahui ciri-ciri dari pertumbuhan bakteri-bakteri tersebut pada

medium cair dan disesuaikan dengan literatur, maka diketahui bahwa bakteri A

adalah Lactobasilus Acidopilus dan L adalah Lactobasillus Bulgaricus. Kedua

bakteri ini adalah bakteri asam laktat. Oleh karena itu, kedua bakteri ini

ditumbuhkan pada medium LB (Laktose Broth).

Pemeliharaan kultur mikroorganisme selanjutnya adalah pemeliharaan kultur

padat yaitu dengan menumbuhkan suatu kultur mikroorganisme dalam suatu

media padat. Pada praktikum ini, medium yang digunakan adalah NA (Nutrient

Agar) karena NA merupakan salah satu contoh medium padat karena mengadung

agar yang membuatnya berubah menjadi padat setelah didiamkan beberapa menit.

Ada dua macam pemeliharaan kultur padat yaitu agar tegak dan agar miring.

Agar tegak adalah cara penyimpanan media dalam tabung reaksi secara tegak.

Media tegak ini digunakan untuk bakteri yang cenderung anaerob. Agar miring

adalah media agar yang disimpan secara miring dan biasanya digunakan untuk

bakteri yang cenderung aerob sebab bidang sentuh dengan udaranya lebih luas.

Pertumbuhan bakteri pada permukaan medium cair dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Pertumbuhan Bakteri pada Permukaan Media Cair(Pradhika, I., 2008)

Page 3: Medium Cair

Vini Fitriani

240210110025

NA ini berfungsi sebagai media yang umum digunakan untuk pertumbuhan

bakteri, sehingga dengan menggunakan media ini dapat diketahui identifikasi

bakteri yang ada di dalam sampel yang digunakan. (Pelczar, Jr et al. 1986).

Pada agar tegak, NA dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian diamkan

sampai medium membeku. Kemudian ditusukkan ose lurus ke dalam medium.

Pemakaian ose lurus bertujuan agar penusukan lebih mudah dan pertumbuhan

terlihat lebih jelas. Ose diusahakan tidak menyentuh dasar tabung reaksi, hal ini

bertujuan untuk mencegah pecahnya agar sehingga menyulitkan pengamatan.

Kemudian diinkubasi pada suhu 37OC selama 72 jam.

Bentuk pertumbuhan mikroba pada permukaan agar tegak dapat dibedakan

menjadi bentuk filiform, beaded, papilat, arboresen, dan vilous. (Tjahjadi, 2011).

Sampel yang digunakan pada pemeliharaan kultur padat metode agar miring kali

ini adalah kultur dengan kode A dan L. Pertumbuhan bakteri pada agar tegak

dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Pertumbuhan Bakteri pada Agar Tegak(Pradhika, 2010)

Pertumbuhan bakteri pada agar tegak berdasarkan kebutuhan oksigen,

dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 4: Medium Cair

Vini Fitriani

240210110025

Gambar 4. Pertumbuhan Bakteri pada Agar Tegak Berdasarkan O2

(Pradhika, 2010)

Pada praktikum ini, hasil yang ditunjukkan menunjukkan bahwa

pertumbuhan mikroorganisme agar tegak kode A berbentuk efus dan beaded.

Perbedaan hasil ini dapat disebabkan oleh pertumbuhan bakteri yang kurang

terlihat dengan jelas dan kurangnya keterampilan praktikan untuk membedakan

bentuk pertumbuhan yang satu dengan bentuk lainnya. Sedangkan pada kode L

bentuk pertumbuhan yang terlihat adalah bentuk beaded. Bentuk beaded dan

filiform menunjukkan bahwa bakteri yang tumbuh adalah bakteri non motil (tidak

memiliki alat gerak) sehingga koloninya hanya tumbuh pada satu garis lurus tidak

ada koloni menyamping.

Pemeliharaan mikroorganisme pada agar tegak berbeda dengan pemeliharaan

mikroorganisme pada agar miring. Pada agar miring setelah NA dimasukkan ke

dalam tabung reaksi, tabung tersebut dimiringkan dengan menggunakan alat bantu

misalnya pensil atau buku. Pada saat memasukkan medium yang masih panas,

jangan sampai ada uap air tersimpan dalam tabung karena dapat membuat daerah

di dalam tabung menjadi lembab dan memicu tumbuhnya kontaminasi. Pada

proses pemiringan ini, hal yang harus diperhatikan adalah jangan sampai agar

terlalu dekat dengan bagian mulut tabung untuk menghindari kontaminasi

medium dengan udara luar. Dan jangan sampai terkena sumbat tabung. Lalu

tunggu hingga agar menjadi padat. Lalu goreskan kultur bakteri dengan kode A

dan B menggunakan ose bulat secara zigzag. Hal tersebut dilakukan agar

pertumbuhan bakteri dapat terlihat dengan jelas karena penggoresan dilakukan

secara menyebar sehingga tidak terjadi penumpukan. Dan penggunaan ose bulat

dilakukan untuk mempermudah proses penggoresan sehingga goresan hanya

Page 5: Medium Cair

Vini Fitriani

240210110025

terjadi pada bagian permukaan tidak menembus dan merusak agar. Hal yang harus

diperhatikan saat menggoresan adalah jangan sampai terkena bagian dasar agar

atau agar tercongkel. Kemudian diinkubasi pada suhu 37OC selama 72 jam.

Agar miring memiliki permukaan yang luas sehingga cocok digunakan untuk

menumbuhkan mikroorganisme yang aerobik (kapang, sebagian khamir,

Pseudosomonas dan Salmonella) dan anaerobik fakultatif (Staphylococcus,

Bacillus, dan bakteri asam laktat). Penginokulasian kultur murni pada permukaan

medium agar miring dilakukan dengan cara streak langsung menggunakan ose.

Bentuk pertumbuhan mikroba pada permukaan agar miring dapat dibedakan

menjadi bentuk:

1. Filiform, memiliki karakteristik sinambung, pertumbuhan seperti benang

dengan tepian yang rata

2. Ekinulat, memiliki karakteristik sinambung, pertumbuhan seperti benang,

dengan tepian tidak rata

3. Beaded, memiliki karakteristik nonkonfluent hingga semikonfluent

4. Efus, memiliki karakteristik tipis, pertumbuhan menyebar

5. Arboresen, memiliki karakteristik pertumbuhan seperti pohon

6. Rhizoid, memiliki karakteristik pertumbuhan seperti akar

Gambar 2. Pertumbuhan Bakteri pada Agar Miring(Pradhika, 2010)

Pengamatan menunjukkan bahwa semua pertumbuhan mikroorganisme agar

miring kode A berbentuk efus dan filiform sedangkan agar miring kode B

berbentuk filiform.

Page 6: Medium Cair

Vini Fitriani

240210110025

Bentuk pertumbuhan bakteri efus menunjukkan bahwa bakteri yang tumbuh

adalah bakteri non motil, dengan letak koloni yang terdapat pada bagian bawah

dari masing-masing bentuk pertumbuhan agak renggang. Bentuk pertumbuhan

bakteri filiform menunjukkan bahwa bakteri yang tumbuh adalah bakteri non

motil (tidak memiliki alat gerak) sehingga koloninya hanya tumbuh pada satu

garis lurus.

Setelah dilakukan pengamatan terhadap ciri-ciri pertumbuhan dan disesuaikan

dengan referensi yang ada, diketahui bahwa bakteri A adalah Lactobacillus

Acidophillus dan bakteri B adalah Biffidobacterium.

Page 7: Medium Cair

Vini Fitriani

240210110025

VI. KESIMPULAN

Bakteri yang digunakan pada pemeliharaan kultur cair dan pemeliharaan pada

agar tegak adalah Lactobacillus Achidophillus dan Lactobacillus Bulgaricus.

Bakteri yang digunakan pada pemeliharaan kultur agar miring adalah

Lactobacillus Achidophillus dan Biffidobacterium.

Agar tegak biasanya digunakan untuk memelihara bakteri bersifat anaerob

atau aerob dan motil sedangkan untuk agar miring biasanya digunakan untuk

memelihara bakteri anaerob atau aerob yang bersifat non motil.

Pada medium cair, bakteri yang bersifat anaeob akan membentuk endapan

pada dasar tabung, sedangkan bakteri yang bersifat aerob akan membentuk

felikel atau cincin pada bagian permukaan tabung.

Page 8: Medium Cair

Vini Fitriani

240210110025

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. 1980. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan Dasar, Malang

Lay, B W. 1994. ANALISIS MIKROBA DI LABORATORIUM. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Pelczar, Michael J. Dan E. C. S. Chan. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi.UI Press. Jakarta

Tjahjadi, C. dan Marta, H. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. Jurusan Teknologi Pangan. FTIP. Unpad.

Indra, E. Pradika. 2010.isolasi mikroorganisme. http://ekmon-saurus.blogspot.

com/2008/11/bab-4-isolasi-mikroorganisme.html (diakses pada 1 April

2012).