laporan medium
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk meneliti bakteri di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan
mereka dalam biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-
jenis lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Dalam laboratorium, lingkungan fisik yang dimaksud adalah media biakan.
Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Media biakan terdiri dari garam organik, sumber energi
(karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula
ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks
lainnya (Soeryowinoto, 1985).
Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi diantara bakteri, diimbangi
oleh tersedianya berbagai macam media yang banyak macamnya untuk
kultuivasinya. Macam media tersebut dapat dibagi berdasarkan bentuknya dan
susunannya.
Berdasarkan bentuknya, media dibagi atas medis cair, semi cair dan
padat. Sedang menurut susunannya, media dapat dibagi atas media kompleks
dan media sintetik.
Media biakan yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhan
milroorganisme harus dapat memenuhi persyaratan nutrisi bagi mikroorganisme.
unsur tersebut berupa garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat
pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula ditambahkan komponen lain
seperti senyawa organik dan senyawa kompleks lainnya (Soeryowinoto, 1985).
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui prosedur pembuatan
medium.
Kegunaan dari praktikum ini ialah agar praktikan dapat mengetahui
prosedur pembuatan medium.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama harus
dilakukan adalah memahami kebutuhan dasarnya kemudian memformulasikan
suatu medium atau bahan yang akan digunakan. Air sangat penting bagi
organisme bersel tunggal sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk
masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium sebaiknya menggunakan air
suling. Air sadah umumnya mengandung ion kalsium dan magnesium yang
tinggi. Pada medium yang mengandung pepton dan ektrak daging, air dengan
kualitas air sadah sudah dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat dan
magnesium fosfat (Hadioetomo, 1993).
Alat yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus
disterilisasi terlebih dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan
tersebut dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi merupakan suatu proses untuk
mematikan semua organisme yang teradapat pada suatu benda. Proses
sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu penggunaan panas
(pemijaran dan udara panas); penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena
oksida, asam perasetat, formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo,
1993).
Memformulasikan suatu medium atau bahan yang akan digunakan untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalamnya harus memperhatikan berbagi
macam ketentuan seperti jika yang ingin kita membuat medium untuk organisme
bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai komponen utama
protoplasmanya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel. Pembuatan medium
agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel silika. Bahan agar yang utama
adalah galaktan (komplek karbohidrat yang diekstrak dari alga genus Gelidium).
Agar akan larut atau cair pada suhu hampir 100oC dan akan cair apabila kurang
lebih 43oC (Hadioetomo, 1993).
Menurut Schlegel (1993) agar merupakan media tumbuh yang ideal yang
diperkenalkan melalui metode bacteriaological.
Organisme hidup memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya. Subtansi
kimia organik dan inorganik diperoleh dari lingkungan dalam berbagai macam
bentuk. Nutrien diambil dari likungan kemudian ditransformasikan melalui
membran plasma menuju sel. Di sel beberapa nutrisi diolah menghasilkan energi
yang digunakan dalam proses seluler (Lim, 1998).
Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk
pertumbuhannya. Bakteri yang tidak punya akar harus berada pada permukaan
larutan makanan yang cair. Pertumbuhan bakteri berarti meningkatnya jumlah sel
yang konstituen (yang menyusun). Apabila disusun 10 bakteri dalam 1 ml
medium yang cocok dan 24 jam kemudian ditemukan 10 juta bakteri tiap
milimeternya, maka terjadilah pertumbuhan bakteri. Meningkatnya jumlah bakteri
terjadi dengan proses yang disebut dengan pembelahan biner, dimana setiap
bakteri membentuk dinding sel baru (Volk, 1993).
Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga memerlukan pH
yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi yang terlalu
basa, kecuali Vibrio cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8. Suhu juga
merupakan variabel yang perlu dikendalikan. Kelompok terbesar yaitu mesofil,
suhu optimum untuk pertumbuhannya 20-40oC (Volk, 1993).
PH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan
dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu
asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba karena mikroba tidak dapat
hidup pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan selama 2 x 24 jam
untuk menyakinkan bahwa medium masih steril, karena selain pH sebagai
penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan
(Dwidjoseputro, 1994).
Beberapa medium buatan manusia dapat berupa:
1. Medium yang cair
Medium cair yang biasa dipakai ialah kaldu yang disiapkan sebagi berikut.
1 L air murni ditambahkan 3 gram kaldu lembu dan 5 gram pepton. Medium ini
kemudian di tentukan pHnya 6,8 sampai 7 jadi sedikit asam atau netral, keadaan
yang demikian tersebut sesuai bagi kebanyakan bakteri
2. Meduim yang kental (padat)
Suatu penemuaan yang baik sekali ialah medium dari kaldu yang sedikit
di campur dengan agar-agar. Setelah medium itu disterilkan, dan kemudian
medium itu dibiarkan mendingin, maka kita memperoleh mdium yang padat.
Gelatin dapat juga dipakai sebagai bahan pengental dan memang orang dulu
bias mengkklaimnya-tetapi sejak lama orang lebih suka menggunakan agar-agar.
(Prof. DR, Dwidjoseputro.1981.hal.32-33)
3. Medium yang diperkaya
Serum atau darah yang dicamprkan kedalam medium yang sudah
disterilkan. Jika pencampuran ini dilakukan secara sterilisasi , maka serum atau
darah tersebut akan mengental, akibat pemanasan. Pada medium Loeffer, serum
dicampurkan kedalam dasar seringkali orang menambahkan makanan sebelum
disterilisasi. Seringkali orang menambahkan susu-air tomat kepada dasar
makanan untuk menumbuhkan Loctobacillus dan beberapa spesies lainnya.
4. Medium kering
Untuk menyiapkan medium kering, cukup mengambil sekian gram serbuk
kering tersebut untuk dilarutkan sekian liter dan kemudian lautan tersebut
disterilkan. Penentuan pH tidak lagi, karena hal itu sudah dilakukan terlebih
dahulu pada pembuatan serbuk.
5. Medium sintetik
Medium sintetik berupa ramuan. Ramuan zat organic yang tertentu yang
mengandung zat karbon dan nitrogen. Bakteri outotrof dapat hidup dalam
medium ini. Bakteri safprofit juga dapat hidup didalam medium ini asalkan
ditambahkan natriun-sitrat dan patrium. Amonicium posfat yang pertama
merupakan sumber karbon, sedang yang kedua merupakan sumber nitrogen.
(Prof. DR, Dwidjoseputro.1981. hal.32-33)
Jenis-jenis media juga dapat dibagi menjadi beberapa jenis :
Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran
koliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-
enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam mempelajari fermentasi laktosa
oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien
esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber
karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan
dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk koliform.
Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton;
dan 0,5% laktosa.
EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung
laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa
seperti S. aureus, P. aerugenosa, danSalmonella. Mikroba yang memfermentasi
laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam.
Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya
eosin dan metilen blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun
demikian, jika media ini digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga
tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat menimbulkan
keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa
kontaminan tersebut adalah E.coli.
Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk
menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung.
EMB yang menggunakan eosin dan metilin bklue sebagai indikator memberikan
perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak.
Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang
lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah
bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih dikenal dengan nama
MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan terdekat), tabel
tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml
dan 0,1 ml contoh air.
Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA
juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak
selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media
sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah
satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa
dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk
pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam
kultur murni.
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl
5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain
dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit. Kemudian
siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk
cair. Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara
sebagai berikut.
1.Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
2.Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.
3.Atur pH sampai 7,0.
4.Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
5.Sterilisasi dengan autoklaf.
MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)
MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa,
dan Shape (1960) untuk memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis
Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar mengandung polysorbat,
asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai
faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak
sangat selektif, sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc
serta jenis bakteri lain dapat tumbuh. MRS agar mengandung:
1.Protein dari kasein 10 g/L
2.Ekstrak daging 8,0 g/L
3.Ekstrak ragi 4,0 g/L
4.D (+) glukosa 20 g/L
5.Magnesium sulfat 0,2 g/L
6.Agar-agar 14 g/L
7.dipotassium hidrogen phosphate 2 g/L
8.Tween 80 1,0 g/L
9.Diamonium hidrogen sitrat 2 g/L
10.Natrium asetat 5 g/L
11.Mangan sulfat 0,04 g/L
MRSB
MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk
cair/broth.
Trypticase Soy Broth (TSB)
TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan
penumbuhan bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk
isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan
mayoritas bakteri patogen.
Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan
asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media
bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi
dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat
ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH.
Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi
di atas permukaan. PCA dibuat dengan melarutkan semua bahan (casein
enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga membentuk suspensi
22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121°C). Media
PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di
dalamnya mengandung komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan
asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya serta ekstrak yeast
mensuplai vitamin B kompleks.
APDA
Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah
khamir dan yeast yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan
tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai. Adanya asam tartarat dan pH
rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat. APDA dibuat dengan merebus
kentang selama 1 jam/45 menit, agar dilelehkan dalam 500 ml air. Campurkan
ekstrak kentang dalam agar lalu ditambahkan glukosa dan diaduk rata. Pada
APDA jadi ini juga ditambah asam tartarat.
Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan
kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu
sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam
jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga
baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk
pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media
dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk.
Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi
pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang
dalam cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.
VRBA (Violet Red Bile Agar)
VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri
Enterobactericeae. Agar VRBA mengandung violet kristal yang bersifat basa,
sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel akan
mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk membuat VRBA adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu,
glukosa, neutral red, kristal violet, agar). Bahan-bahan tersebut kemudian
dicampur dengan 1 liter air yang telah didestilasi. Panaskan hingga mendidih
sampai larut sempurna. Dinginkan hingga 50-60°C. Pindahkan dalam tabung
sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4. Campuran garam bile dan kristal violet
menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak menyediakan vitamin B-
kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa merupakan sumber
karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan agen pemadat.
PGYA
Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel
khamir. Dengan adanya dekstrosa yang terkandung dalam media ini, PGYA
dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroba terutama sel khamir. Untuk
membuatnya, semua bahan dicampur dengan ditambah CaCO3 terlebih dahulu
sebanyak 0,5 g lalu dilarutkan dengan akuades. Kemudian dimasukkan dalam
erlenmeyer dan disumbat dengan kapas lalu disterilisasi pada suhu 121°C
selama 15 menit.
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktek mikrobiologi laut dilaksanakan pada hari Jumat 15 Maret 2012
pukul 10.00 - 12.30 di Laboratorium Mikrobiologi Laut Jurusan Ilmu Kelautan,
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
B. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini ialah timbangan digital untuk
mengukur jumlah bahan, magnetic strirrer with hot plate untuk mengaduk dan
memanaskan bahan, tabung reaksi sebagai wadah, spatula untuk mengambil
bahan, pipet tetes untuk mengambil sampel, erlenmeyer untuk mencampurkan
bahan, dan gelas piala untuk mengukur jumlah air.
Bahan yang digunakan untuk praktikum ini ialah pepton, beef ekstract,
agar, dan aquades sebagai bahan medium, kapas untuk menutup tabung reaksi,
dan alumunium foil sebagai wadah bahan saat menimbang.
C. Prosedur Kerja
1. Nutrient Agar (NA)
Pertama-tama menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan, kemudian
menimbang bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembuatan larutan NA,
yaitu Beef extract 0,3 gram, Pepton 0,5 gram, dan agar 1,5 gr. Lalu semua
bahan dicampur dengan gelas kimia dengan aquades 100 ml. kemudian
memanaskan gelas kimia berisi bahan dengan menggunakan hot plate with
magnetic stirrer hingga mendidih. Kemudian larutan dimasukkan ke dalam
tabung reaksi masing-masing 4 ml berisi larutan NB kemudian tutup
menggunakan kapas.
2. Nutrient Broth (NB)
Pertama-tama menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan, kemudian
menimbang bahan-bahan yang akan digunakan untuk pembuatan larutan NB,
yaitu Beef extract 0,3 gram, Pepton 0,5 gram. lalu semua bahan dicampur
dengan gelas kimia dengan aquades 100 ml. kemudian memanaskan gelas kimia
berisi bahan dengan menggunakan hot plate with magnetic stirrer hingga hangat.
Kemudian larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 4 ml berisi
larutan NB kemudian tutup menggunakan kapas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Nutrien agar (NA)
Nutrien Broth (NB)
Perhitungan
Nutrient Agar (NA)
Keterangan :1. Kapas2. Tabung Reaksi3. Medium NA
Keterangan :1. Kapas2. Tabung Reaksi3. Medium NA
Nutrient Broth (NB)
B. Pembahasan
Media biakan adalah media steril yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme. Media biakan terdiri dari garam organik, sumber energi
(karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh (ZPT). Selain itu dapat pula
ditambahkan komponen lain seperti senyawa organik dan senyawa kompleks
lainnya (Soeryowinoto, 1985).
Dalam praktikum kali ini media yang dibuat hanyalah media padat berupa
Nutrient Agar dan media cair berupa Nutrient Broth. Perbedaan secara umum
untuk kedua medium yaitu fisiknya, dimana NA berwujud padat, dan NB
berwujud cair.
Media padat digunakan untuk untuk mempermudah menglihatan karena
bakteri yang diam lebih mudah diamati. Sedangkan media cair digunakan untuk
pengamatan pergerakan bakteri.
Dalam pembuatan medium NA dan NB juga terletak perbedaan pada
bahan, karena terdapat fungsi dari masing – masing bahan.
1. Pepton, merupakan sumber utama nitrogen organik dan dapat pula
mengandung vitamin, karena dihasilkan dari bahan-bahan yang
mengandung protein daging, susu, kedelai, dan putih telur.
2. Beef extract, mempunyai nilai nutrisi yang tinggi, karena merupakan
substansi jaringan hewan yang larut dalam air yaitu karbohidrat, nitrogen
organik, vitamin dan mineral.
3. Agar, merupakan suatu karbohidrat kompleks yang diperoleh dari alga
laut yang berfungsi sebagai pemadat media, tetapi tidak merupakan
sumber nutrient.
IV. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
1. Untuk membuat Nutrient Agar, digunakan bahan pepton, beef ekstract,
agar, dan aquades
2. Untuk membuat Nutrient Broth, digunakan bahan pepton, beef extract,
dan aquades
3. Untuk Nutrient Agar, didihkan menggunakan hotplate with magnetic
stirrer, dan untuk Nutrient Broth hanya hingga larut.
B. Saran
Asisten sebaiknya ditambah, agar tidak kewalahan saat praktikum.
V. DAFTAR PUSTAKA
Azizah. 2011. http://zhabioedu.blogspot.com/2011_07_24_archive.html Diakses tanggal 18 Maret 2012
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Fathir. 2009. http://fuadfathir.multiply.com/journal/item/2 Diakses tanggal 18 Maret 2012
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta.
Soeryowinoto, M. 1985. Budidaya jaringan dan manfaatnya. Fakultas Biologi. UGM. Yogyakarta.