media informasi pembangunan daerah provinsi bengkulu...hakteknas merupakan tonggak sejarah...

56
Triwulan 3 Buletin Media Informasi Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu Bappeda Provinsi Bengkulu Tahun 2017 Bappeda Provinsi Bengkulu Mengembangkan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis IT (E-Planning) Plt Gubernur Bengkulu menjadi keynote speaker di BAPPENAS Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-22 Tahun 2017 Konsultasi Regional Produk Domestik Regional Bruto Indikator Sosial Ekonomi Se-Sumatera Tahun 2017 Pengembangan Infrastruktur Strategis Dan Industrialisasi Di Provinsi Bengkulu

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Triwulan

    3BuletinMedia Informasi Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu

    Bappeda Provinsi Bengkulu Tahun 2017

    Bappeda Provinsi Bengkulu Mengembangkan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis IT (E-Planning)

    Plt Gubernur Bengkulu menjadi keynote speaker di BAPPENAS

    Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-22 Tahun 2017

    Konsultasi Regional Produk Domestik Regional Bruto Indikator Sosial Ekonomi Se-Sumatera Tahun 2017

    Pengembangan Infrastruktur Strategis Dan Industrialisasi Di Provinsi Bengkulu

  • PEMERINTAH PROVINSI BENGKULU

    Salam Pembuka

    Pelindung : Gubernur Bengkulu

    Penanggung Jawab : Plt. Kepala Bappeda

    Redaktur : Wilysa Mardani, MMMuhammad Iqbal, ST

    M.Nashrullah SE, MT, MScIndra Gunawan, SE

    Penyunting

    Yenni Astuti, SE, MM.Melda Agrippina,

    Danella, SP Oki Sumbogo, ST Ikhsan KusnadiElvarianti, SE

    Rahmi Wati, S.E., M.Si

    Desain grafis Oki Sumbogo, ST Dedi Irawan, SE

    Fachrurozi Repado, STRirin Amir, S.Kom

    SekretariatImawati, S. SosSumarni, S.Kom

    Sri PanitawatiGita Permatasari, SE

    Indra Dewi Bintang, SEErwan Saadiah

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Buletin Bappeda Provinsi Bengkulu Triwulan III Tahun 2017 ini. Buletin ini dibuat agar dapat memberikan manfaat bagi pembaca sebagai sarana informasi perencanaan daerah di Provinsi Bengkulu.

    Akhir kata, kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan dan penerbitan buletin ini

    Selamat Membaca

    Plt. Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu

    Dra. Noni Yuliesti, MMPembina Tk. I

    Nip. 19680722 198810 2 001

    Buletin Triwulan 3 Tahun 2017

  • Daftar Isi......................................................................... Hal 1

    Bappeda Provinsi Bengkulu Mengembangakan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Berbasis It (E-Planning)

    Puncak Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Ke-22 Tahun 2017

    Penyusunan Matrik RAD Pengembangan Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu

    Konsultasi Regional Produk Domestik Regional Bruto Indikator Sosial Ekonomi Se-Sumatera Tahun 2017

    Kunjungan Kerja Fungsional Perencana Bappeda Kabupaten Lahat Provinsi Sumater Selatan

    Pengembangan Infrastruktur Strategis Dan Industrialisasi Di Provinsi Bengkulu

    Audiensi Dalam Rangka Pengembangan Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera (KKNS) Provinsi Bengkulu

    Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD-PPDT) Provinsi Bengkulu

    Rapat Kerja Dak Bidang Infrastruktur Tahun 2017

    Pembangunan Daerah Butuh Peran Himpunan Alumni Perguruan Tinggi

    Plt Gubernur Bengkulu Menjadi Keynote Speaker Di Bappenas

    Sampaikan Raperda R-APBD 2018 Pemerintah Provinsi Bengkulu Fokus Pembangunan Infrastruktur

    Media Informasi Pembangunan Daerah

    Buletin Triwulan 3 Tahun 2017

    ............................... Hal 8.................................. Hal 14

    ......................................................................... Hal 19

    ........................... Hal 24.................................... Hal 29

    ......................................................................... Hal 33

    ......................................................................... Hal 37....................................................... Hal 45

    ........................................ Hal 48

    .............................................. Hal 50

  • 1

    BAPPEDA PROVINSI BENGKULU MENGEMBANGKAN SISTEM

    PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BERBASIS IT

    (E-PLANNING)

    Halaman Menu Eplanning (erenja.bengkuluprov.go.id)

    Teknologi informasi dan komunikasi menjanjikan efisiensi, kecepatan

    penyampaian informasi, jangkauan yang global dan tranparansi. Oleh karena itu untuk

    mewujudkan pemerintahan yang good governance salah satu upayanya adalah

    menggunakan teknologi informasi dan komunikasi atau yang populer disebut e-

    Government

    E-Government merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas

    pemerintahan, dengan cara meningkatkan efisiensi, transparansi, peningkatan

    partisipasi warga dan adanya suatu peningkatan terhadap global information

    infrastructure. Dengan demikian e-government akan meningkatkan kualitas pelayanan

    informasi publik sebagai jalan untuk mewujudkan good governance. Melalui e-

  • 2

    government, pelayanan pemerintah akan berlangsung secara transparan, dapat dilacak

    prosesnya, sehingga dapat dianggap akuntabel. Unsur penyimpangan dapat dihindarkan

    dan pelayanan dapat diberikan secara lebih efektif dan efisien.

    Pemerintah Provinsi Bengkulu memandang perlu untuk segera memiliki strategi

    dalam pemanfaatan teknologl informasi dan komunikasi untuk mendukung aktivitas-

    aktivitas pemerintahan di Provinsi Bengkulu yang meliputi aktivitas internal

    pemerintahan dalam satu instansi maupun antar instansi, serta aktivitas pemberian

    pelayanan dari pemerintah Provinsi Bengkulu untuk masyarakat sehingga terciptanya

    pemerintahan yang bersih, transparan dan berwibawa.

    Kondisi yang ada saat ini pada beberapa OPD dilingkungan Pemerintah Provinsi

    Bengkulu ditemukan adanya kesenjangan dalam pemanfaatan teknologi informasi

    dalam menyampaikan informasi ataupun layanan publik. Ada juga yang telah

    menggunakan teknologi informasi dalam membantu kinerja bisnis proses namun belum

    melakukan proses integrasi data kepada OPD terkait yang membutuhkan sharing data

    dan informasi.

    Halaman Login erenja

  • 3

    Menindaklanjuti Keputusan Gubernur Bengkulu Nomor P.363.VII Tahun 2016

    tentang rencana aksi program pemberantasan korupsi terintegrasi pemerintah provinsi

    bengkulu dimana salah satu point dalam rencana Aksi tersebut adalah melakukan

    pembenahan proses perencanaan kegiatan secara transparan, akuntabel, dan

    terintegrasi melalui implementasi aplikasi perencanaan kegiatan berbasis elektronik (e-

    planning), Bappeda Provinsi Bengkulu telah membangun aplikasi untuk kepentingan

    penyusunan RKPD secara online. Aplikasi ini digunakan dalam rangka penyusunan

    perencanaan pembangunan secara terpadu yang secara rutin dilaksanakan setiap tahun

    menggantikan mekanisme pengusulan program dan kegiatan pembangunan daerah

    (musrenbang) secara konvensional dan manual sehingga masyarakat dapat mengawasi

    proses perencanaan pembangunan secara maksimal apakah usulan mereka sudah

    disetujui/diakomodir dan akan dikerjakan apa tidak.

    Flow Chart eplanning Provinsi Bengkulu

  • 4

    Halaman Dashboard

    Pengembangan Aplikasi e-planning ini dilakukan dengan merujuk pada daerah

    lain yang telah menerapkan sistem perencanaan berbasis IT diantaranya Pemerintah

    Kota Surabaya, dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Teknis Pembangunannya

    dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya ASN Pemerintah Provinsi Bengkulu

    sebagai programmer. Maka saat ini telah dikembangkan sebuah aplikasi yang lebih

    interaktif, informative, multiuser dan memiliki banyak fitur untuk melaksanakan proses

    penyusunan dokumen perencanaan menggunakan teknologi system informasi.

    Adapun fitur-fitur utama yang dikembangkan meliputi: modul e-ssh, modul e-

    pokir, modul Usulan Kab/Kota dan Modul Usulan OPD dan laporan-laporan, summary

    executive untuk ringkasan-ringkasan yang diletakan di dashboard. Pengembangan

    sistem perencanaan pembangunan daerah berbasis IT di Bappeda Provinsi Bengkulu

    mempunyai tujuan sebagai berikut:

    1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik, terutama dalam melaksanakan

    penyusunan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi kebijakan daerah.

    2. Meningkatkan transparansi pemerintahan dengan memperbanyak akses data dan

    informasi publik.

    3. Mengurangi waktu, uang, dan sumber daya lain, baik di sisi pemerintah maupun

    pihak-pihak yang terlibat dengan memperpendek proses perencanaan

    pembangunan

  • 5

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa sasaran yang ingin dicapai dari

    pengembangan Aplikasi eplanning adalah untuk meningkatnya efisiensi, efektifitas,

    transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan Provinsi Bengkulu

    Berdasarkan tindak lanjut hasil perbaikan sistem eplanning dapat ditarik

    kesimpulan bahwa sebagian besar fungsi dalam Aplikasi sudah berjalan dengan baik,

    dan secara fungsional mengeluarkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, namun

    jika masih ada kendala dalam sistem akan terus diperbaiki sejalan dengan

    pengembangan aplikasi.

    Output Aplikasi berupa Tabel 5 RKPD dan Pra RKA

    Dalam Pengembangannya banyak terdapat kendala yang dihadapi diantaranya adalah:

    1. Kompetensi dan kemampuan programmer Tenaga IT Pemerintah Provinsi Bengkulu

    dalam membangun Aplikasi berbasis web belum berimbang dengan perkembangan

    IT saat ini.

    2. Disamping itu belum adnya MOU ataupun kerjasama dengan universitas yang ada di

    Provinsi Bengkulu yang mempunyai lulusan programmer.

    3. Infrastruktur server dan jaringan yang belum maksimal dalam menangani laulintas

    data.

    4. Belum ada standar penyusunan aplikasi e-planning secara nasional sehingga daerah

    menterjemahkan peremendagri 86 tahun 2016 ke dalam aplikasi secara berbeda-

    beda di sesuaikan dengan kebutuhan.

  • 6

    5. integrasi sistem perencanaan dengan penganggaran belum dapat dilakukan, karena

    sistem penganggaran yang digunakan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu tetap

    menggunakan SIMDA BPKP sedangkan BPKP belum membuka ruang untuk dapat

    mengintegrasikan SIMDA keuangan dengan sistem yang dibangun oleh pemerintah

    daerah.

    Contoh Output Aplikasi berupa Pra RKA

    Menindaklanjuti permasalahan point 5 maka Bappeda melakukan koordinasi ke

    BPKP Pusat dengan Koordinator Satgas Pengembangan Aplikasi SIMDA Ibu Aisyah, SE

    Terkait Integrasi e-planning dengan simda keuangan. BPKP secara tertulis tidak

    mengizinkan Integrasi Simda Keuangan dengan e-planning yang dibangun oleh

    Pemerintah Daerah, karena integrasi tidak hanya mengirim data tapi ada otorisasi, dan

    pengendalian di Aplikasi SIMDA keuangan. Daerah bisa saja melakukan integrasi

    database secara mandiri tapi BPKP tidak bertanggung jawab apabila terjadi troubel di

    Aplikasi SIMDA. BPKP menyarankan untuk menggunakan Aplikasi SIMDA Perencanaan

  • 7

    BPKP untuk penganggaran APBD tahun 2019. SIMDA Perencanaan BPKP terdiri dari

    perencanaan 5 tahunan (berupa aplikasi desktop) dan perencanaan tahunan (berupa

    aplikasi webbase), sudah menerapkan analisi standar biaya dan standar satuan harga,

    dan terintegrasi dengan simda keuangan.

    Menyikapi hal tersebut berdasarkan hasil pembahasan dengan Tim IT

    pembangunan aplikasi e-planning, tim secara mandiri dapat membangun aplikasi

    perantara untuk mengirim dan menarik database ke aplikasi SIMDA keuangan

    (intergrasi secara mandiri). Dan dalam pengembangan aplikasi e-planning ini, tim akan

    terus mempelajari aplikasi perencanaan Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan arahan

    Tim Korsupgah KPK.

    >Oki Sumbogo, ST (JFP Pertama)<

  • 8

    PUNCAK PERINGATAN HARI KEBANGKITAN

    TEKNOLOGI NASIONAL

    (HAKTEKNAS) KE-22 TAHUN 2017

    Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) merupakan salah satu hari

    bersejarah nasional yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus. Hakteknas merupakan

    tonggak sejarah kebangkitan teknologi di Indonesia, yang diawali dengan penerbangan

    perdana pesawat terbang N-250 Gatotkaca pada tanggal 10 Agustus 1995 di Bandung.

    Tahun 2017 ini peringatan hakteknas ke-22, dengan tuan rumah adalah Provinsi

    Sulawesi Selatan. Acara puncak Hakteknas ke-22 ini dihadiri oleh Wakil Presiden (Jusuf

    Kalla), Presiden ketiga RI (B.J Habibie), Menristekdikti (Muhammad Nasir), Menteri

    Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (Puan Maharani),

    Anggota DPR RI, Anggota DPD RI, Gubernur Sulawesi Selatan (Syahrul Yasin Limpo),

    Gubernur undangan, Kepala Lembaga Pemerintah non Kementerian, Duta Besar Negara

    Sahabat, Pimpinan Perguruan Tinggi, petani, nelayan dan lebih kurang 2500 tamu

    undangan lainnya.

    Wakil Presiden RI bersama Presiden RI ke-3, Meristekdikti, Menko Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan serta didampingi Gubernur Sulawesi Selatan Membuka Acara Puncak

    Hakteknas ke-22 Tahun 2017 di Kota Makassar.

  • 9

    Puncak peringatan Hakteknas ke-22 tahun 2017 di Kota Makassar menjadi

    istimewa karena sejak mulai diperingati tahun 1995, ini pertama kalinya

    diselenggarakan di luar Pulau Jawa. Wakil Presiden secara resmi membuka Puncak

    Peringatan Hakteknas 2017 di Center Point of Indonesia, Makassar. Tema Hakteknas ke-

    22 adalah “Pembangunan Maritim Berbasis Pengetahuan,” dengan sub tema: “Peran

    Sumberdaya Manusia dan Inovasi dalam Pembangunan Maritim Indonesia.” Pemilihan

    tema ini adalah upaya mendorong terwujudnya visi Pembangunan Poros Maritim Dunia

    yang dicanangkan Presiden RI dan merupakan cita-cita besar terhadap penegakan

    kedaulatan ekonomi, pertahanan dan keamanan wilayah NKRI.

    Launching Hakteknas hari kebangkitan teknologi nasional

    Sebelum puncak acara dilaksanakan, diawali dengan sejumlah acara pembuka

    seperti Seminar Internasional Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi, Seminar Dewan

    Riset Nasional, Seminar Science Tekno Park, penyebaran benih udang vaname. Puncak

    Peringatan Hakteknas 2017 ditandai dengan penekanan sirine secara bersama dan

    peluncuran roket air dari kapal phinisi oleh Wakil Presiden.

    Wakil presiden dalam sambutannya mengatakan bahwa untuk menjadi negara

    maju dibutuhkan tiga hal yakni semangat, ilmu pengetahuan dan teknologi serta

    kedamaian. Sedangkan teknologi sangat penting untuk memberi nilai tambah. Negara-

    negara maju biasanya menguasai teknologi. Teknologi memberi nilai tambah. Nilai

  • 10

    tambah membawa kemakmuran. Teknologi ada karena adanya riset. Teknologi

    merupakan satu-satunya cara yang dilakukan suatu bangsa untuk bertahan dari segala

    masalah. Wakil Presiden mengatakan fungsi lembaga universitas dan penelitian sangat

    dibutuhkan untuk memajukan teknologi yang berdampak langsung bagi masyarakat.

    Sementara itu, Menristekdikti menyampaikan bahwa pemilihan Kota Makassar

    sebagai tuan rumah puncak Hakteknas karena Sulawesi Selatan merupakan pintu

    gerbang Kawasan Timur Indonesia (KTI). Pelabuhan Makassar adalah pintu gerbang

    pelayaran terpadat di Indonesia Timur. Makassar, sebagai titik pusat (center point) dari

    wilayah Indonesia dipilih sebagai tempat penyelenggaraan segala rangkaian acara Hakteknas

    2017. Kota ini merupakan salah satu kota yang menjadi poros maritim Indonesia yang sudah

    dikenal sejak dulu kala. Kita tentu ingat dengan kejayaan Kapal Phinisi, kapal layar asli Suku

    Bugis dan Makassar yang merupakan salah satu bukti dari ketangguhan dan kemampuan

    masyarakat Indonesia dalam menciptakan sesuatu yang istimewa. Kapal Phinisi adalah kapal

    yang terbuat dari kayu, dikerjakan dengan tangan–tangan manusia yang keahliannya

    diturunkan oleh nenek moyang, kapal ini tidaklah menggunakan paku besi untuk menyatukan

    bongkahan–bongkahan papan menjadi badan kapal. Kita tidak bisa menampik bahwa sebagai

    bangsa yang berjaya dalam dunia kemaritiman, nenek moyang kita telah mewariskan sebuah

    teknologi yang tidak ada bandingnya.

    Semangat inilah yang dibawa dalam peringatan Hakteknas tahun 2017. Sesuai

    dengan visi yang digelorakan untuk membangun posisi Indonesia sebagai poros

    maritim dunia, Hakteknas ikut menjadi gaung dalam perwujudan mimpi tersebut.

    Pembangunan maritim di Indonesia itu difokuskan kepada empat hal, yaitu penguatan

    kedaulatan maritim, pengelolaan SDA secara mandiri dan berkelanjutan,

    pengembangan infrastruktur secara mandiri dan terpadu, serta pengembangan SDM,

    iptek, dan budaya maritim.

    Rangkaian kegiatan dalam acara Hakteknas ini, antara lain :

    1) Bakti Teknologi (tanam dan panen serentak varietas unggul padi “Sidenuk” BATAN

    dengan teknologi IPAT-BO di 24 Kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan; penyerahan

    dan pemasangan kaki palsu 30 unit; penyerahan konverter kit bagi para nelayan);

    2) Ritech Expo eksebisi produk teknologi dan inovasi unggulan dari perguruan

    tinggi/lembaga litbang, dunia usaha/industri dan penggiat iptek dan inovasi

    lainnya;

  • 11

    3) Talkshow;

    4) Kegiatan Jalan Sehat di area Car Free Day (disetiap persimpangan jalan dipamerkan

    produk teknologi dan inovasi hasil PT/Lemlit/Industri dan diikuti oleh lebih dari 40

    komunitas);

    5) Side Event demo sains dan alat peraga Iptek, science corner dalam kegiatan festival

    dolanan bocah, science for all, workshop untuk siswa dan guru SMP/SMA, Binokuler;

    6) Kegiatan Ilmiah (33 berskala nasional dan 28 internasional, 19 diantaranya di

    laksanakan di Makassar).

    Ritech Expo eksebisi produk teknologi dan inovasi unggulan dari perguruan tinggi/lembaga litbang, dunia usaha/industri dan penggiat iptek dan inovasi lainnya

    Di sekitar arena puncak acara dipamerkan (eye catching) hasil riset dan inovasi

    perguruan tinggi, lembaga litbang dan industri, antara lain: Kapal Plat Datar, Panser

    Anoa Amphibous, Automatic Dependent Surveillance–Broadcast (ADS–B), Mini ATC,

    Radar Cuaca, Padi varietas unggul dengan teknologi IPAT-BO, budidaya dan pengolahan

    rumput laut, BTS-4G, Smart Card, Stem Cell, NPC Strip (pendeteksi dini kanker

    nasofaring), EKG (Elektrokardiogram-perekam aktivitas kelistrikan jantung), PUNA

    (Pesawat Udara Nir Awak - BPPT), Coastal Radar Surveillance System, Simulator

    Pesawat N-219, dan lainnya.

  • 12

    Wapres RI Meninjau Stand Pameran Hakteknas ke-22 Tahun 2017 di Center Point of Indonesia, Kota Makassar

    Kemenristekdikti dalam fokusnya pada bidang penelitian, teknologi dan inovasi

    pendidikan tinggi ikut menyuarakan lewat berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam

    rangkaian peringatan Hakteknas tahun 2017. Dimulai sejak 8 Agustus 2017, dilakukan

    berbagai seminar dan workshop bertaraf internasional yang memacu para akademisi

    dari perguruan tinggi yang ada untuk meningkatkan daya saing dalam bidang riset dan

    teknologi untuk peningkatan kualitas dan memajukan saya saing perguruan–perguruan

    tinggi yang ada di Indonesia untuk naik ke level yang lebih tinggi, yakni level

    internasional. Selain seminar dan workshop, kunjungan ke perguruan tinggi dan

    pelaksanaan kuliah umum pun turut menjadi bagian dalam menyongsong acara puncak

    Hakteknas yang akan ditandai dengan peluncuran Kapal Pelat Datar yang merupakan

    hasil karya anak bangsa dari Universitas Indonesia dan Universitas Hasanuddin.

    Kapal Plat Datar digadang-gadang menjadi kapal laut terbaik dan bernilai

    ekonomis dibandingkan kapal laut lain yang setara dikelasnya. Kapal bermesin

    konverter ini dinilai tepat, karena dapat mengurangi ketergantungan nelayan terhadap

    Bahan Bakar Minyak (BBM), sekaligus mengurangi biaya bahan bakar karena

    penggunaan gas yang dinilai lebih murah dan irit. Peluncuran Kapal Pelat Datar tersebut

    membawa harapan besar tentunya, bahwa kedepan akan muncul anak–anak bangsa

  • 13

    yang sukses menghasilkan inovasi – inovasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan

    teknologi yang mampu mengangkat citra bangsa ini lebih kokoh dan lebih maju lagi,

    lebih menegaskan posisinya sebagai bangsa maritim yang punya andil besar bagi dunia

    luar.

    Sementara itu, untuk Peringatan Hakteknas ke-23 tahun 2018 akan

    diselenggarakan di Provinsi Riau. Hal ini ditandai dengan penyerahan Pataka Hakteknas

    oleh Menristekdikti kepada Gubernur Riau.

    * (Rahmi Wati, S.E., M.Si /Peneliti Muda/Bidang Litbang)

  • 14

    PENYUSUNAN MATRIK RAD PENGEMBANGAN EKONOMI

    KEMARITIMAN PROVINSI BENGKULU

    Oleh : Elvarianti, SE

    Provinsi Bengkulu dinilai sangat cocok dijadikan basis pembangunan bidang

    maritim, posisi geografis Bengkulu yang berada di psisir barat pulau Sumatera dengan

    panjang pantai 525 kilometer dan luas ZEE sekitar 43 persen dari keseluruhan luas

    Propinsi Bengkulu, yang didalamnya banyak mengandung potensi sumber daya alam

    dan ikan serta biota laut yang sangat besar menjadi modal penting untuk membangun

    industri di wilayah ini. Perairan bengkulu mulai dari Kaur yang berbatasan dengan

    Provinsi Lampung hingga Mukomuko yang berbatasan dengan Provinsi sumatera Barat,

    masing-masing memiliki keunggulan lokal dibidang kelautan. Pulau Enggano yang

    lokasinya sangat strategis mempunyai potensi menjadi pusat ekonomi baru di

    Sumatera. Potensi ini harus dikembangkan sehingga bisa memberikan kemakmuran

    bagi masyarakat Bengkulu.

    Bapak Zamdial Ta’ladin sedang memberikan materi Pembahasan Matriks Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu

  • 15

    Dalam membangun konsep kemaritiman, ada empat langkah yang akan

    dilakukan yaitu langkah pertama membuka akses dengan mengembangkan

    infrastruktur dasar, dengan dibukanya jalur logistik tersebut maka dengan sendirinya

    perekonomian masyarakat akan tumbuh, langkah kedua membangun pelabuhan

    Bengkulu yaitu membangun Pelabuhan Pulau Baai yang ada saat ini, Pelabuhan Linau di

    kaur dan Pelabuhan di Mukomuko, dengan dibangunnya tiga pelabuhan ini, maka akses

    akan semakin mudah dan jalan bisa bertahan lama. Langkah selanjutnya yang akan

    dilakukan adalah mengembangkan ekonomi kemaritiman diantaranya mengembangkan

    perikanan tangkap dengan tujuan mampu mensejahterahkan Nelayan Bengkulu,

    menjaga kelestarian terumbu karang yang ada. Selanjutnya konsep kemaritiman yang

    terakhir yang akan dikembangkan adalah membangun kargo internasional di bandara

    Fatmawati Soekarno Bengkulu

    Berkenaan dengan hal tersebut bidang Perekonomian dan SDA mengadakan

    Rapat FGD menindaklanjuti penyusunan Matrik RAD Pengembangan Ekonomi

    Kemaritiman Provinsi Bengkulu yang diselenggarakan pada hari Senin tanggal 04

    September 2017 bertempat di Ruang Rapat Bappeda Provinsi Bengkulu. Rapat ini

    bertujuan untuk :

    a. Menindaklanjuti Rapat FGD Awal Penyusunan Matriks RAD Pengembangan

    Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu yang telah diselenggarakan pada tanggal

    14 Agustus 2017

    b. Pembahasan Matriks RAD Pengembangan Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu

    Per OPD

    c. Dalam penyusunan matriks ini OPD mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah, Rencana Strategis dan matriks prioritas yang telah disusun oleh OPD

    yang mengarah ke pengembangan ekonomi kemaritiman

    d. Agar Matriks ini nantinya dapat menjadi acuan dalam penyusunan

    program/kegiatan RAD di Provinsi Bengkulu yang akan datang

    Rapat dibuka oleh ibu Plt. Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu Dra. Noni Yuliesti,

    MM dimulai pukul 09.00 WIB s/d selesai. Kegiatan ini berkerjasama dengan organisasi

    Perangkat Daerah (OPD) terkait. Program ini mendukung program prioritas daerah

    yang pertama yaitu pengentasan kemiskinan dan peretasan ketertinggalan dan

  • 16

    program priritas yang kedua yaitu penguatan komoditas unggulan agro-maritim dan

    hilirisasi.

    Diskusi dan tanya jawab rapat Pembahasan Matriks Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu

    Materi disampaikan oleh Bapak Zamdial Ta’ladin Dosen Universitas Bengkulu

    dengan Materi Pembahasan Matriks Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu Per OPD.

    Dari hasil diskusi Rapat FGD menindaklanjuti penyusunan Matrik RAD Pengembangan

    Ekonomi Kemaritiman Provinsi Bengkulu membahas antara lain:

    - Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Bengkulu akan melaksanakan

    Pembinaan dan Pengembangan Sentra KUKM disiapkan 20 sentra. Dinas Koperasi

    Uasaha Kecil dan menengah hanya memfasilitasi tidak memberikan uang, dan

    memiliki petugas penyuluh, pusat pelayanan terpadu, Meningkatkan kapasitas

    KUKM dan IKM serta mengembangkan Sarana Perekonomian Rakyat dengan

    memberikan bantuan 2 (dua) koperasi di setiap kabupaten/kota yaitu 2 koperasi

    dengan total keseluruhan 20 koperasi di Provinsi Bengkulu KUKM juga akan

  • 17

    melibatkan Perguruan Tinggi/Akademik yaitu UNIB, IAIN, UNIHAZ, UMB untuk

    membantu pembinaan berkelanjutan.

    - Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bengkulu :.

    Adanya Forum Komunikasi Pengusaha dan Pelaku usaha

    Bagaimana kewajiban dan tanggung jawab Perusahaan terhadap Corporate

    Social Responsibility

    Mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang melakukan MOU ke 7

    Kabupaten/Kota

    DPMPTSP mengarahkan perusahaan untuk Memberikan bantuan sesuai dengan

    karakteristik desa.

    Menyusun Masterplan

    Identifikasi perusahan-perusahan untuk melakukan investasi dengan

    melakukan MOU di 7 kabupaten/kota.

    - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu

    Pemberian bantuan Alat pada Industri Kecil Menengah (IKM) di daerah

    Kampung Nelayan di Kabupaten/Kota, Outputnya IKM yang mendapat bantuan

    alat berdasarkan Permendagri 14 tahun 2016 penerima harus sudah berbadan

    hukum.

    Pemberian Pelatihan dan BIMTEK

    - Dinas Perhubungan Provinsi Bengkulu

    Koperasi yang mempunyai gudang beras di Pulau Enggano sudah ada tetapi

    belum efektif.

    - Ibu Yenni Astuti, SE, MM (Bappeda Provinsi Bengkulu) :

    Peningkatan dan perluasan Akses Permodalan bagi koperasi dan UKM. Awalnya

    bantuan dengan memberikan fresh Money tetapi karena dilarang maka dirubah

    menjadi memfasilitasi dan diadakan roadshow ke kabupaten/kota yang

    mendapat bantuan

    - Ibu Leni Gustiana (Bappeda Provinsi Bengkulu) :

    Pemberian bantuan ke Koperasi harus ada aturan yang jelas. Bantuan

    alat/uang harus diberikan kepada lembaga yang sudah berbadan hukum

    resmi.

  • 18

    - Bapak Zamdial (Dosen Universitas Bengkulu) menyarankan agar pelaksanaan

    program tersebut berjalan dengan baik dan tepat sasaran, maka perlu

    dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

    Sebagaimana jauhnya efektifitas permodalan bagi koperasi

    Membedakan jenis Kopersi pesisir/bukan

    Jika ada hubungan dengan KKNS bisa dimasukan

    Harus ada Outcome yang jelas jangan hanya Output

    Outcome kemaritiman : Penyerapan Tenaga kerja dan Peningkatan

    kesejahteraan.

    Sumber dana harus dicantumkan dananya dari APBN atau APBD

    RAD kemaritiman bukan hanya tanggung jawab Provinsi tetapi juga

    Kabupaten dengan adanya MOU/kesepakatan/komitmen yang dibuat

    Mendorong investasi dibidang kemaritiman dan memberikan kemudahan

    dalam perizinan

    CSR yang berkaitan dengan kemaritiman

    Menyusun Masterplan pengembangan ekonomi kemaritiman

    Peserta Rapat FGD menindaklanjuti penyusunan matrik RAD pengembangan ekonomi kemaritiman Provinsi Bengkulu

  • 19

    KONSULTASI REGIONAL PRODUK DOMESTIK REGIONAL

    BRUTO INDIKATOR SOSIAL EKONOMI SE-SUMATERA

    TAHUN 2017

    Oleh : Elvarianti, SE (Perencana Pertama)

    Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Riau TS. Arif Fadillah Membuka

    Rapat Konreg PDRB-ISE Tahun 2017

    Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menggelar Rapat Konsultasi Regional (konreg)

    produk Domestik Bruto Indikator Sosial Ekonomi (PDRB-ISE0 se-wilayah Sumatera tahun

    2017 di Tanjung Pinang, kamis (24/8/2017). Konreg tersebut dibuka Sekretaris daerah

    Provinsi Kepulauan Riau TS. Arif Fadillah, serta dihadiri Kepala BPS RI, Deputi Bidang

    Neraca Analisis dan Statistik BPS, Deputi Bidang EkonomiBappenas , Deputi Regional I BI,

    Bappeda Wilayah Sumatera, Kepala Perwakilan BI Wilayah Sumatera dan Kepala BPS

    Wilayah Sumatera.

    Kepala badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan Provinsi kepulauan Riau,

    Naharuddin selaku Penitia Pelaksana mengatakan, kegiatan ini merupakan event besar yang

    dilaksanakan setiap tahun, dan tahun 2017 ini, sebagaimana telah diamanahkan pada konreg

  • 20

    PDRB-ISE se-Sumatera tahun 2016 bahwa Provinsi kepulauan Riau terpilih menjadi tuan

    rumah tahun ini. Naharudin menjelaskan bahwa kegiatan rapat ini mengangkat tema Peran

    Pemerintah dalam mendukung investasi dan potensi kemaritiman. Nahar menambahkan,

    tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah dalam rangka menyediakan data akurat yang dapat

    digunakan untuk perencanaan dan evaluasi pembangunan. “tujuan pelaksanaan kegiatan

    untuk menyediakan data indikator pembangunan yang mencakup semua sektor secara

    lengkap, akurat sdan terpercaya dan tepat waktu yang mana data tersebut sangat diperlukan

    dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan, “ujarnya.

    Data-data tersebut juga sangat dibutuhkan oleh semua pihak yang melakukan analisis

    diberbagai bidang untuk untuk pembangunan yang lebih sinergi dalam rangka meningkatkan

    daya saing Indonesia ke depan.

    Sementara itu Sekda Kepulauan Riau TS. Arif Fadhila menyampaikan bahwa

    pencapaian pembangunan ekonomi nasional dan Daerah dapat dilihat dari perkembangan

    berbagai indikator ekonomi. Salah satunya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB

    merupakan data statitsikyang memberikan informasi mengenai kemampuan sumber daya

    ekonomi suatu daerah, sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peranan besar dalam

    menunjukkan basis perekonomian suatu daerah dan laju pertumbuhan ekonomi.

    Keberhasilan pembangunan diwilayah Sumatera kedepannya sangat dipengaruhi oleh :

    1. Kemampuan dalam mengelola dan memanfaatkan keunggulan komparatif kekayaan

    alam dan kondisi makro ekonomi tiap daerah yang berbeda-beda.

    2. Kemampuan dalam membangun daya saing dengan mengoptimalkan posisi geostrategi

    di Sumatera

    3. Kemampuan memanfaatkan perubahan lingkungan strategis global maupun regional

    yang saat ini sedang berlangsung.

  • 21

    Malam ramah tamah dan pembukaan KONREG PDRB-ISE 2017 Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau

    Kesamaan permasalahan yang dihadapi diwilayah Saumatera antara lain :

    1. Rendahnya konektivitas antar wilayah di Sumatera

    2. Minimnya infrastruktur transportasi jalan dan jembantan di Sumatera

    3. Rendahnya akses-akses terhadap sumber energi (ketersediaan energi listrik)

    4. Kemampuan modal dan investasi serta promosi pariwisata yang belum maksimal serta

    fasilitas pendukung lainnya.

    Konreg PDRB ISE se-Sumatera menghasilkan kesepakatan dan disepakati oleh

    masing-masing Peserta Provinsi se-Sumatera anatara lain :

    1. Provinsi penyelenggara konreg berikutnys berperan sebagai Sekretariat konreg dengan

    tugas :

    - Mempersiapkan rancangan kesepakatan

    - Fasilitator tindak lanjut kesepakatan

  • 22

    - Menyusu tema konreg PDRB-ISE dengan menyerap masukan dari provinsi lain dan

    berkonsultasi dengan BPS RI. Tema ersebut sangat sinergis mengacu kepada

    Rancangan Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019.

    2. Forum Komunikasi kebijakan ekonomi dan sosial dimasing-masing provinsi antara

    pemerintah daerah, BPS, Bappeda, BI, Akademisi, dan pemangku kepentingan

    pembangunan daerah lainnya perlu ditingkatkan intensitas dan pemanfaatannya, baik

    melalui pertemuan secara langsung maupun melalui media komunikasi dan informasi

    yang dilaksanakan sacara reguler per triwulan.

    3. Melanjutkan tindak lanjut Rekomendasi Konreg tahun sebelumnya yang sebelumnya

    yang belum ditindaklanjuti secara keseluruhan, yaitu :

    Peningkatan pariwisata Indonesia dapat dilakukan melalui deregulasi terhadap

    peraturan yang menghambat, peningkatan Investasi, sinergi penthalix (bisnis

    sebagai lokomotif transformasipariwisata,:academic, business, government,

    community dan media), dan go digital (strategi promosi branding, advertising dan

    selling)

    Perbaikan Daya saing pariwisata Indonesia diprioritaskan pada pemantapan

    infrastruktur (aksebilitas destinasi pariwisata, jalan, dan listrik), aspek yang terkait

    dengan isu kesehatan dan kebersihan (toilet, rest area, sarana pelayanan kesehatan,

    dan lain-lain), sumber daya manusia, dan environment sustainability.

    BPS mendukung pemerintah daerah dalam penyediaan data statistic pariwisata

    daerah berupa indikator-indikator pariwisata dan neraca satelit pariwisata terkait

    dengan aspek sosial dan lingkungan hidup,

    4. Aplikasi android “indikator kini Sumatera” yang telah dibuat oleh BPS Provinsi

    Sumatera Utara dapat dijadikan media untuk memonitor kesepakatan-kesepakatan yang

  • 23

    sudah dibuat, Aplikasi tersebut juga dapat digunakan sebagai sarana dokumentasi

    kesepakatan –kesepakatan dari tahun ke tahun,

    5. Masing-masing Provinsi melakukan evaluasi kesepakatan-kesepakatan antara BPS,

    Bappeda, BI secara triwulan dan kuartalan, dan mengirim hasil evaluasi kesepakatan

    kepada secretariat pelaksana Konreg berikutnya (BPS Provinsi)

    6. Kesepakatan-kesepakatan yang belum terpenuhi dapat dibawa pada tahun berikutnya,

    kesepakatan dari konreg ini dapat dilaporkan secara tertulis kepada masing-masing

    Gubernur.

    7. Berdasarkan kesepakatan Konreg PDRB-ISE se-Sumatera tahun 2017 di Provinsi

    kepulauan Riau, Konreg PDRB-ISE se-Sumatera tahun 2018 akan dilaksanakan di

    Provinsi Sumatera Selatan, dan tahun 2020 di Provinsi Sumatera Utara.

    Foto bersama kepala BAPPEDA, Bank Indonesia dan BPS Sesumatera

  • 24

    KUNJUNGAN KERJA FUNGSIONAL PERENCANA BAPPEDA KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATER SELATAN

    oleh : Yenni Astuti, SE, MM. (Fungsional Perencana Madya Bappeda Prov.Bengkulu)

    Foto Bersama dalam Acara Kunjungan kerja fungsional perencana Bappeda Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan

    Menurut UU RI Nomor : 05 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, pada

    pasal. 1 point (11) menyatakan “Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan

    yang berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang

    berdasarkan pada keahlian dan keterampilan tertentu dan pada point (12)

    menyatakan “Pejabat Fungsional adalah Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang

    menduduki Jabatan Fungsional pada instansi pemerintah. Pada pasal. 13

    menyatakan “Jabatan ASN terdiri atas : (a) Jabatan Administrasi; (b) Jabatan

    Fungsional; dan (c) Jabatan Pimpinan Tinggi.

  • 25

    Di pemerintahan provinsi Bengkulu sudah terdapat cukup banyak Fungsional

    Perencana yang tersebar di beberapa Organisasi Perangkat Daerah, yaitu :

    1. BAPPEDA Provinsi 36 (tiga puluh enam) orang, terdiri dari : 3 (tiga) orang

    Perencana Madya, 8 (delapan) orang Perencana Muda dan 25 (dua puluh lima)

    orang Perencana Pertama.

    2. Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura terdapat 1 (satu) orang Perencana

    Madya dan 3 orang Perencana Muda.

    3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terdapat 1 (satu) orang Perencana Madya.

    Dan untuk mewadahi para Fungsional Perencana tersebut, sudah terbentuk

    Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia Cabang Bengkulu, yang ditetapkan

    dengan Surat Keputusan Ketua umum pengurus nasional Asosiasi Perencana

    Pemerintah Indonesia (AP2I) nomor: 20/SK/Ketum/AP2I/08/2016 Tentang Susunan

    Pengurus Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia Komisariat provinsi Bengkulu

    periode 2016 – 2019 yang pengurusannya terdiri dari:

    a. Ketua : Ir.Yuhendri

    b. Wakil Ketua : Lely Aswarni, SE, M.Pd

    c. Sekretaris : Drs.Baihaqi, M.Pd

    d. Wakil Sekretaris : Sherly Andiana, SP

    e. Bendahara : Yenni Astuti, SE.MM

    Selain sudah terbentuknya Asosiasi Bagi para Perencana, di Provinsi Bengkulu

    untuk Penilaian Angka Kredit (PAK) bagi Fungsional Perencana sudah dilakukan

    oleh Tim Penilai Angka Kredit provinsi Bengkulu yang di tetapkan dengan Surat

    Keputusan Gubernur provinsi Bengkulu.

    Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, para Fungsional Perencana dari

    Provinsi tetangga, provinsi Sumatera Selatan khususnya Kabupaten LAHAT, melalui

    surat Nomor: 050/515/BAPPEDA/2017 Tanggal 04 Oktober 2017 mengajukan

    Permohonan Kunjungan Kerja JFP Bappeda Kabupaten Lahat ke BAPPEDA

    Provinsi Bengkulu.

    Menindaklanjuti surat tersebut, maka pada Hari Rabu tanggal 11 Oktober 2017

    di Ruang Rapat BAPPEDA Provinsi Bengkulu berlangsung pertemuan antara

    Fungsional Perencana BAPPEDA Provinsi Bengkulu dengan Fungsional Perencana

    dari Kabupaten Lahat, provinsi Sumatera Selatan.

  • 26

    Acara dibuka oleh Plt.Kepala BAPPEDA, ibu Dra.Noni Yuliesti, MM, yang

    dalam pengarahannya mengucapkan selamat datang dan berterima kasih kepada

    rekan-rekan para Fungsional Perencana dari Kabupaten Lahat. Selanjutnya dalam

    arahannya, beliau berpesan agar para Fungsional Perencana harus dapat bersinergi

    dengan seluruh komponen yang ada, sehingga dapat meningkatkan kinerja

    organisasi dan para fungsional perencana khususnya.

    Berikutnya kata sambutan dari wakil dari Fungsional Perencana dari Kabupaten

    Lahat, yang dalam sambutannya menceritakan latar belakang dipilihnya Bappeda

    Provinsi Bengkulu, yaitu bahwa di Kabupaten Lahat baru ada Fungsional

    Perencana, sebanyak 7 (tujuh) orang Fungsional Perencana Pertama dan juga

    belum adanya Tim Penilai Angka Kredit (PAK) di Kabupaten Lahat. Untuk itu beliau

    berharap dengan melakukan kunjungan ini akan dapat bertukar pikiran dan

    menambah pengetahuan tentang apa dan bagaimana eksistensi dari Jabatan

    Fungsional Perencana itu sendiri.

    Selanjutnya acara pertemuan dan diskusi/tanya jawab dipandu oleh Fungsional

    Perencana Madya Bappeda Provinsi Bengkulu, Bapak Ir.Yuhendri yang sekaligus

    sebagai Ketua AP2I provinsi Bengkulu.

    Dalam acara diskusi/tanya jawab, dapat disimpulkan beberapa permasalahan

    yang dialami oleh para Fungsional Perncana BAPPEDA Kabupaten Lahat, yaitu :

    1. Masalah proses pengangkatan pertama, sebagai Fungsional Perencana dari

    Fungsional Umum.

    2. Belum adanya Tim Penilai Angka Kredit bagi Fungsional Perencana Kabupaten

    Lahat.

    3. Belum terbentuknya Asosiasi yang mewadahi bagi para fungsional perencana.

    4. Bagaimana cara pengumpulan angka kredit dan pekerjaan apa saja yang bisa

    dinilai.

    Menanggapi pertanyaan dan permasalahan-permasalahan dari para

    Fungsional Perencana dari Kabupaten Lahat, maka para Fungsional Perencana dari

    BAPPEDA provinsi Bengkulu secara bergantian memberikan jawaban dan solusi

    atas pertanyaan dan permasalahan yang ada, maka para Fungsional Perencana

  • 27

    dari BAPPEDA Provinsi Bengkulu secara bergantian memberikan jawaban dan

    solusi atas pertanyaan dan permasalahan yang ada. Selanjutnya dari pihak

    Fungsional Perencana BAPPEDA Provinsi Bengkulu menyarankan kepada rekan-

    rekan dari Kabupaten Lahat untuk sering berkoordinasi dan berkonsultasi ke

    Pusbindiklatren BAPPENAS yang membawahi para Fungsional Perencana di

    Indonesia.

    Acara pertemuan diakhiri dengan penyerahan cindera mata dari Fungsional

    Perencana Kabupaten Lahat kepada BAPPEDA Provinsi Bengkulu, yang diserahkan

    kepada Plt.Kepala BAPPEDA Provinsi Bengkulu Ibu Dra.Noni Yuliesti, MM dan

    ditutup dengan photo bersama.

    Penyerahan cindera mata dari Fungsional Perencana Bappeda Kabupaten Lahat

    kepada Plt.ka.Bappeda Bengkulu, ibu Dra.Noni Yuliesti, MM

  • 28

    Foto rangkaian kegiatan diskusi dan tanya jawab antara fungsional perencana Bappeda Provinsi Bengkulu dengan fungsional perencana Kabupaten Lahat

    Provinsi Sumatera Selatan

  • 29

    PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR STRATEGIS

    DAN INDUSTRIALISASI

    DI PROVINSI BENGKULU

    Oleh : Ikhsan Kusnadi

    Fungsional Perencana Muda Bappeda Provinsi Bengkulu

    A. Latar Belakang

    Pengembangan infrastruktur yang bersifat strategis ditujukan untuk peningkatan

    pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat dan pembangunan daerah. Infrastruktur strategis tersebut dikembangkan untuk

    menunjang program pembangunan, terutama dikaitkan dengan ketimpangan distribusi orang

    dan barang; dan ketimpangan akses logistik. Pengembangan infrastruktur ini secara langsung

    maupun tidak langsung akan mampu memicu pertumbuhan ekonomi.

    Provinsi Bengkulu akan selamanya tertinggal apabila tidak berani membuka

    keterisolasian infrastruktur transportasi, baik darat, laut maupun udara. Bengkulu bukanlah

    pasar yang menjanjikan. Oleh karenanya, Bengkulu harus menjadi produsen dan distributor

    logistik di Indonesia Bagian Barat. Dengan demikian, pengembangan infrastruktur strategis

    menjadi alternatif terbaik untuk menjadikan Bengkulu sebagai pusat distribusi logistik di

    Sumatera dan bahkan nasional.

  • 30

    Pengembangan infrastruktur strategis pada dasarnya akan mampu meningkatkan

    investasi di Bengkulu. Peningkatan investasi ini sekaligus akan mampu mendongkrak

    pertumbuhan ekonomi daerah sekaligus pembukaan lapangan kerja baru.

    B. Program Prioritas

    Beberapa program prioritas dalam pengembangan infrastruktur strategis dan

    industrialisasi di Provinsi Bengkulu antara lain:

    1. Pembukaan Akses dan Koneksitas Baru Pesisir Barat Sumatera

    Sampai saat ini akses darat ke provinsi lain baru ada lima akses, yakni Painan, Lubuk

    Linggau, empat Lawang, Pagar Alam, dan Krui. Akibatnya ekonomi Bengkulu lambat untuk

    berkembang. Oleh karena itu, dibutuhkan pembukaan akses dan koneksitas baru pesisir barat

    Sumatera sebagai akses logistik baru agar Bengkulu benar-benar tidak terisolir; yakni:

    1). Pembangunan jalan dari Ipuh tembus ke Kerinci

    2). Pembangunan jalan baru dari Lebong ke Merangin

    3). Pembangunan jalan baru dari Tapus ke Selangit Musirawas

    4). Pembangunan jalan baru dari Seluma ke kabupaten Empat Lawang

    5). Pembangunan dan peningkatan jalan baru dari Kabupaten Kaur ke Muara Dua

    Tugas yang harus diemban oleh Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup adalah

    menyelesaikan perijinan dan menyusun feasibility study (FS) karena jalur pembukaan jalan

    darat tersebut melewati beberapa kawasan hutan lindung. Dinas ESDM dapat saja

    menjadikan jalan baru itu sebagai jalur listrik tegangan tinggi. Sementara Dinas Perhubungan

    mengembangkan rute baru berupa mobil perintis antar provinsi.

    2. Pengembangan Pelabuhan Laut, Bandara, dan Pembangkit Listrik

    Pengembangan pelabuhan laut yang harus dicanangkan lima tahun mendatang antara

    lain:

    1). Pembangunan dan pengembangan kapasitas pelabuhan Pulau Baai sebagai pelabuhan

    utama di Bengkulu.

    2). Pembangunan dan pengembangan fungsi pelabuhan Bantal, mulai dari penyusunan

    feasibility study, AMDAL, dan sebagainya.

    3). Pengembangan pelabuhan dan dermaga Enggano

    4). Pengembangan pelabuhan dan dermaga Linau untuk menampung arus barang dan

    orang dari Martapura.

    5). Pembangunan pelabuhan batubara untuk mengurangi penggunaan jalan umum.

  • 31

    6). Pengembangan pelabuhan-pelabuhan ikan yang dibutuhkan nelayan Bengkulu.

    7). Perancangan jalur transportasi laut dari Pulau Baai menuju Bangka Belitung.

    Sementara itu, pembangunan kelistrikan diarahkan untuk menunjang industrialisasi.

    Beberapa program yang dapat dicanangkan dalam kaitannya dengan pembangunan

    kelistrikan antara lain:

    a. Pembangunan jaringan interkoneksi yang menghubungkan ke pusat-pusat industri

    tambang dan pabrik.

    b. Pembangunan jaringan ke desa-desa tertinggal sehingga tidak ada satupun desa tertinggal

    di Bengkulu yang tidak menikmati aliran listrik.

    Dalam kaitannya penyediaan air bersih, perlu dikembangkan program penyediaan air

    bersih bagi rumah tangga dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk. Selain itu, pertumbuhan

    pelabuhan yang akan semakin cepat, perlu disediakan fasilitas air bersih di masing-masing

    pelabuhan untuk menunjang kebutuhan kapal.

    3. Pengembangan dan peningkatan kapasitas Bandara

    Pengembangan bandara di Bengkulu tetap mmpertimbangkan kebutuhan akan

    peningkatan jalur logistik dan orang emlalui jalur udara. Bukan hanya provinsi yang terisolir

    namun juga beberapa kabupaten masih membutuhkan alternatif angkutan barang dan orang.

    Beberapa program yang harus dilaksanakan antara lain:

    1). Peningkatan kapasitas terminal Bandara Fatmawati yang layak sebagai pintu gerbang

    wisata Bengkulu, terutama terkait dengan Visit 2020 Wonderful Bengkulu

    2). Penyediaan fasilitas cargo di Bandara Fatmawati sebagai upaya untuk meningkatkan

    ekspor komoditas unggulan

    3). Penyiapan pelabuhan perintis di Kabupaten Bengkulu Selatan atau Kabupaten Kaur

    untuk meningkatkan mobilitas barang dan orang.

    4. Penguatan Jaringan Informasi dan Telekomunikasi

    Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat harus ditunjang oleh ketersediaan

    infrastruktur telekomunikasi. Oleh karena itu, perlu dibangun inftrastruktur tersebut terutama

    di kawasan-kawasan yang padat aktivitas ekonominya, misalnya, di Enggano perlu

    dipersiapkan fasilitas 4G sehingga akan mempercepat arus lalu lintas informasi. Demikian,

    juga perlu dikembangkan jaringan telekomunikasi untuk wilayah-wilayah blank spot yang

    memang masih banyak tersebar di provinsi Bengkulu.

  • 32

    5. Pengembangan Kawasan Industri dan Kawasan Khusus

    Untuk meningkatkan aktivitas pelabuhan, maka perlu dibentuk kawasan industri di

    kawasan pelabuhan. Untuk itu perlu dipersiapkan rancang bangun di masing-masing

    pelabuhan yang akan dikembangkan dengan cara memasukkan kawasan khusus untuk

    industri. Kawasan Pulau Baai, misalnya, sudah mulai dibangun industri kelistrikan yang

    secara langsung akan menunjang aktivitas industri. Demikian juga, untuk menunjang

    aktivitas perikanan tangkap, di setiap pelabuhan (Enggano, Bantal, Pulau Baai, dan Linau)

    dapat dibangun industri galangan kapal minimal untuk memenuhi kebutuhan perkapalan di

    Bengkulu.

    6. Pembangunan Jaringan Kereta Api Kota Padang-Pulau Baai

    Pembangunan jaringan kereta api dari Sumatera Selatan ke Bengkulu menjadi sangat

    strategis untuk merebut arus barang dan orang yang selama ini melalui jalur Pelabuhan

    Panjang, Lampung. Jalur kereta api dari Kota Padang ke Pulau Baai harus mengakomodasi

    kebutuhan mobilitas barang dan orang.

    7. Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai Sebagai Poros Maritim

    Di sektor perhubungan laut, Bengkulu harus menjadi poros maritim nasional. Jalur

    poros maritim yang dirintis dan sudah jalan adalah jalur Nias Mentawai Enggano

    Tanjung Priok. Kemudian direncanakan dan diusahakan membuat jalur Pulau Baai Linau

    Tanjung Priok. Dengan jalur tersebut, diharapkan ke depan Pelabuhan Pulau Baai menjadi

    pusat poros maritim di Indonesia bagian barat.

  • 33

    AUDIENSI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KAWASAN KAMPUNG NELAYAN

    SEJAHTERA (KKNS) PROVINSI BENGKULU

    Oleh : Danella, SP (Fungsional Perencana Muda)

    Penyerahan Plakat Pemerintah Provinsi Bengkulu (Bapak Dr. Anzori Tawakal, ST.,MT) Kepada Kementerian Kelautan Perikanan RI ( Ibu Dr. Ishartini/Karo Perencanaan KKP RI)

    Program pengembangan Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera (KKNS) yang sudah

    ditetapkan di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

    Bengkulu 2016-2021, dalam pelaksanaannya akan dilakukan secara bertahap. Sebagai

    sebuah program unggulan dan prioritas, baik dari perspektif pembangunan kemaritiman,

    maupun dari perspektif pembangunan secara umum di Provinsi Bengkulu untuk Tahun

    2017-2021, maka pelaksanaan Program Pengembangan KKNS ini harus dilakukan dengan

    dasar-dasar perencanaan yang baik, akurat dan komprehensif.

    Ada 4 (empat) tahapan pelaksanaan program KKNS ini, yaitu (1) Kajian Awal Untuk

    Penetapan Lokasi Pengembangan Program KKNS pada 6 kabupaten dan 1 kota di Provinsi

    Bengkulu, (2) Penyusunan Master Plan atau Rencana Daerah Program KKNS, (3)

    Implementasi berbagai kegiatan pengembangan Program KKNS, dan (4) Replikasi lokasi

    pengembangan Program KKNS.

    Tahapan awal berupa kajian penetapan lokasi pengembangan Program KKNS sudah

    dilakukan pada Tahun Anggaran 2016, sebagai bagian dari program yang didanai dengan

  • 34

    APBD Perubahan Tahun Anggaran 2016. Pada tahap awal dilakukan kajian penetapan lokasi

    Pengembangan KKNS pada 7 (tujuh) wilayah atau kawasan kampung nelayan yang berada di

    7 (tujuh) kabupaten/kota yang memiliki wilayah pesisir-pantai di Provinsi Bengkulu. Adapun

    7 (tujuh) kawasan kampung nelayan yang akan dibangun dan dikembangkan tersebut,

    merupakan suatu program Pilot Project, yang selanjutnya nanti akan diteruskan secara

    simultan oleh pemerintah di 7 (tujuh) kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu dan juga oleh

    Pemerintah Provinsi Bengkulu sendiri.

    Hasil dari kajian awal tersebut, salah satunya adalah sudah ditetapkannya 7 (tujuh)

    lokasi (kawasan pedesaan) di 7 (tujuh) kabupaten kota, melalui Surat Keputusan Gubernur

    Bengkulu No. V.463.XXVII Tahun 2016 Tentang Lokasi Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera

    Di Provinsi Bengkulu, yaitu Kawasan Desa Pasar Lama (Kabupaten Kaur), Kawasan Desa

    Pasar Pino (Kabupaten Bengkulu Selatan), Kawasan Desa Penago I (Kabupaten Seluma),

    Kawasan Kelurahan Sumber Jaya (Kota Bengkulu), Kawasan Desa Pondok Kelapa (Kabupaten

    Bengkulu Tengah), Kawasan Desa Serangai (Kabupaten Bengkulu Utara) dan Kawasan Desa

    Pasar Bantal (Kabupaten Mukomuko).

    Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut adalah penyusunan Rencana Aksi Daerah

    (RAD) Pengembangan KKNS untuk setiap lokasi pengembangan yang sudah ditetapkan

    dengan Surat Keputusan Gubernur Bengkulu.

    Penyerahan Dokumen RAD KKNS Provinsi Bengkulu

  • 35

    Sebagai tindak lanjut Rencana Aksi Daerah (RAD) Kawasan Kampung Nelayan

    Sejahtera (KKNS) diperlukan audiensi dalam rangka sinergisitas dan sinkronisasi program

    antara Pemerintah Provinsi Bengkulu (Bappeda Provinsi Bengkulu, Dinas Kelautan dan

    Perikanan Provinsi Bengkulu, Biro Ekonomi dan SDA Setda Provinsi Bengkulu dan Team

    Leader Tenaga Ahli LPPM UNIB) dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik

    Indonesia (KKP RI) terkait Pengembangan Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera (KKNS)

    Provinsi Bengkulu. Audiensi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik

    Indonesia dengan Tim Pemerintah Provinsi Bengkulu dilaksanakan pada hari Rabu tanggal

    30 Agustus 2017 jam 09.00 WIB di Ruang Rapat Biro Perencanaan Setjen Kementerian

    Kelautan dan Perikanan RI.

    Pada saat audiensi Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan telah

    memfasilitasi pertemuan dengan Direktorat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan

    RI terkait (Direkorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT), Direktorat Jenderal Perikanan

    Budidaya (DPJB), Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing).

    Kementerian Kelautan dan Perikanan RI mengapresiasi atas upaya Pemerintah

    Provinsi Bengkulu yang memberi perhatian lebih terhadap pengembangan kawasan pesisir

    Bengkulu menjadi suatu Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera (KKNS) Provinsi Bengkulu

    sebagai program prioritas Provinsi dan masuk dalam RPJMD 2016-2021 serta dalam

    pelaksanaannya telah dilakukan Kajian Penetapan Lokasi Pengembangan KKNS, menyusun

    Rencana Aksi Daerah Pengembangan KKNS dan menyusun Peta Arahan Pengembangan

    Lokasi KKNS. Hal ini mejadi poin penting bagi Kementerian Kelautan dan Perikanan RI untuk

    mengambil kebijakan dalam mendukung program KKNS Provinsi Bengkulu.

    Hasil dari audiensi adalah sebagai berikut :

    1. Direktorat Direktur Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) KKP RI:

    - Secara umum Ditjen. Perikanan Tangkap siap membantu program Kawasan Kampung

    Nelayan Sejahtera (KKNS) Provinsi Bengkulu. Saat ini tersedia program yang spesifik

    cocok untuk diaplikasikan pada program KKNS, yaitu program bedah rumah nelayan.

    Namun demikian Tahun 2017 sudah tidak bisa dialokasikan untuk Provinsi Bengkulu,

    karena usulan alokasi sudah harus disampaikan T-1 atau pada tahun sebelumnya,

    disarankan untuk segera membuat usulan di 7 (tujuh) lokasi KKNS agar dapat

    dipertimbangkan untuk alokasi di Tahun 2018. Bila usulan itu bisa segera

  • 36

    disampaikan, Tim Pusat akan menindaklanjutinya dengan melakukan verifikasi untuk

    kelayakan dan persetujuannya sesuai kriteria yang ditetapkan. Untuk mendukung

    program KKNS, Ditjen Perikanan Tangkap membuka peluang diberikannya bantuan-

    bantuan lain seperti Kapal 3 GT, SPDN, atau hal-hal lain yang dibutuhkan sepanjang

    Pemerintah Provinsi Bengkulu sudah dapat menyampaikan masterplan atau rencana

    pengembangan KKNS secara keseluruhan dan memetakan hal-hal yang bisa didukung

    oleh Ditjen. Perikanan Tangkap.

    2. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) KKP RI:

    - Ditjen. Budidaya menyarankan agar Pemerintah Provinsi Bengkulu menyampaikan

    kegiatan-kegiatan terkait pengembangan budidaya air tawar atau air payau/laut

    secara spesifik sesuai komoditas dan potensinya masing-masing. Pembagian harus

    jelas antara KKP RI, Pemprov dan Kab./Kota untuk menghindari tumpang tindih

    kegiatan. Secara umum Ditjen. Perikanan Budidaya siap memberikan dukungan

    sepanjang tersedia dalam menu programnya, serta sesuai kriteria dan aturan yang

    ditetapkan.

    3. Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing KKP RI:

    - Sebagai unit hilir, Ditjen. Penguatan Daya Saing akan menyesuaikan dukungannya

    berdasarkan alokasi kegiatan yang dilakukan oleh Ditjen. Perikanan Tangkap dan

    Ditjen. Perikanan Budidaya, dalam hal ini terkait dengan dukungan kegiatan dalam

    rangka penambahan nilai dari produk kelautan dan perikanan yang dikembangkan

    pada kawasan-kawasan KKNS tersebut. Dukungan kegiatan dapat berupa alokasi

    bantuan alat-alat pengolahan, pabrik es mini, dan hal-hal lain sesuai kebutuhan.

    Tindak lanjut hasil Audiensi oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu :

    - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu akan melakukan penyesuaian

    terhadap Rencana Aksi Daerah Kawasan Kampung Nelayan Sejahtera (RAD-KKNS)

    agar lebih fokus dalam melaksanakan Program KKNS.

    - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu akan melakukan verifikasi atas 7

    (tujuh) lokasi yang telah ditetapkan oleh SK Gubernur Bengkulu, untuk kemudian

    menentukan lokasi yang dapat secara optimal pelaksanaannya untuk Tahun 2018.

    - Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bengkulu akan menyusun masterplan

    pengembangan di setiap kawasan dan menyusun skenario dan tahapan

    pelaksanaannya serta memetakan dukungan yang bisa diberikan baik pusat maupun

    lintas OPD.

  • 37

    Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD-PPDT) Provinsi Bengkulu

    Oleh : Danella, SP (Fungsional Perencana Muda)

    Pembukaan dan Pengarahan oleh Plt. Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu (Dra. Noni Yuliesti, MM) pada saat Penyusunan Rencana Aksi Daerah Percepatan Pembangunan

    Daerah Tertinggal (RAD-PPDT) Provinsi Bengkulu

    Pemerintahan Presiden Joko Widodo telah menetapkan Peraturan Presiden

    Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019

    pada tanggal 4 November 2015 (Perpres 131/2015). Dalam Perpres tersebut,

    ditetapkan 122 Kabupaten sebagai Daerah Tertinggal. Perpres tersebut merupakan

    amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 (PP 78/2014) tentang

    Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. Sesuai pengertian dalam PP

    78/2014, yang dimaksud dengan daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang

    wilayahnya serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah

    lain dalam skala nasional. Hal tersebut dapat diukur dari 6 (enam) kriteria utama

    yaitu ekonomi, sumber daya manusia, infrastruktur, kapasitas keuangan daerah,

    aksesibilitas dan karakteristik daerah. Daftar 122 kabupaten yang ditetapkan

    sebagai daerah tertinggal tahun 2015-2019 merupakan lanjutan dari 183 kabupaten

    tertinggal dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

    Tahun 2010-2014, dikurangi 70 kabupaten yang telah terentaskan, dan ditambah 9

    (sembilan) Daerah Otonomi Baru.

  • 38

    Perpres 131/2015 merupakan pintu gerbang dalam melakukan percepatan

    pembangunan daerah tertinggal. Terlebih percepatan pembangunan daerah

    tertinggal merupakan implementasi dari agenda Nawa Cita ketiga yaitu membangun

    Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

    kerangka negara kesatuan. Dalam RPJMN 2015-2019, sasaran yang hendak

    dicapai dalam pembangunan daerah tertinggal pada tahun 2019 ialah peningkatan

    rata-rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal sebesar 7,24 persen,

    penurunan rata-rata presentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi 14,00

    persen, peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal

    sebesar 69,59 persen, dan minimal terdapat 80 kabupaten yang dapat dientaskan

    menjadi kabupaten maju.

    Untuk mencapai target sasaran pembangunan daerah tertinggal tersebut,

    dalam RPJMN 2015-2019 disebutkan 11 strategi pembangunan, yaitu:

    1. Mengembangkan perekonomian masyarakat di daerah tertinggal;

    2. Meningkatan aksesibilitas yang menghubungkan daerah tertinggal dengan

    pusat pertumbuhan melalui sarana dan prasarana transportasi;

    3. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi,

    dan kapasitas tata kelola kelembagaan pemerintahan daerah tertinggal;

    4. Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal untuk pelayanan dasar

    publik di daerah tertinggal;

    5. Memberikan tunjangan khusus kepada tenaga kesehatan, pendidikan, dan

    penyuluh pertanian serta pendamping desa di daerah tertinggal;

    6. Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertinggal dan pemberian

    insentif kepada pihak swasta dalam mengemban iklim usaha di daerah

    tertinggal;

    7. Meningkatkan pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran, seperti kawasan

    perbatasan;

    8. Melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal yang sudah terentaskan

    melalui penguatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan

    peningkatan kapasitas sumber daya manusia;

  • 39

    9. Mendukung pengembangan kawasan perdesaan dan transmigrasi sebagai

    upaya pengurangan kesenjangan antar wilayah.

    10. meningkatkan koordinasi dan peran serta lintas sektor dalam upaya

    mendukung pembangunan daerah tertinggal; dan

    11. Mempercepat pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat.

    Rapat Finalisasi Penyusunan RAD-PPDT dipimpin oleh Kepala Bidang Pemerintahan dan

    Pembangunan Manusia Bappeda Provinsi Bengkulu (Drs. Hengki Suprianto, MT)

    Berdasarkan Perpres 131/2015 tersebut, Kabupaten Seluma merupakan satu-

    satunya kabupaten di Provinsi Bengkulu yang masih dikategorikan tertinggal.

    Kabupaten Seluma merupakan kabupaten pemekaran di Provinsi Bengkulu yang

    dibentuk melalui Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan

    Kabupaten Muko-muko, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur Dalam Provinsi

    Bengkulu. Selama 14 tahun sejak terbentuk sebagai kabupaten, Kabupaten Seluma

    terus giat melakukan pembangunan di berbagai sektor. Namun, upaya

    pembangunan tersebut terhambat dalam berbagai sektor sehingga menempatkan

    Kabupaten Seluma sebagai salah satu kabupaten tertinggal di Provinsi Bengkulu.

    Beberapa faktor yang menyebabkan ketertinggalan di Kabupaten Seluma adalah

    sebagai berikut:

  • 40

    1. Tingginya angka kemiskinan;

    2. Rendahnya pendapatan/pengeluaran per kapita penduduk;

    3. Rendahnya Angka harapan Hidup;

    4. Rendahnya Kemampuan Keuangan Daerah;

    5. Minimnya sarana dan prasarana infrastruktur dasar, fasilitas pendidikan dan

    fasilitas kesehatan;

    6. Karakteristik daerah yang termasuk pada daerah rawan bencana;

    Sebagai contoh, dapat kita lihat dari Angka kemiskinan di Kabupaten Seluma.

    Berdasarkan data BPS, Juni 2017, tingkat kemiskinan di Kabupaten Seluma

    menempati posisi yang cukup tinggi. Secara lengkap dapat dilihat pada Grafik 1.1

    berikut ini :

    Perkembangan dan Perbandingan Tingkat Kemiskinan Provinsi Bengkulu dan

    Kabupaten Seluma Tahun 2009 - 2016

    Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juni 2017

    23.07

    20.8 20.90 21.19

    21.84

    21.17

    22.98

    21.68

    18.5918.30

    17.36 17.5117.75

    17.09

    17.88

    17.32

    2009 2010 Sep 2011 Sept 2012 Sept 2013 Sept 2014 Mar 2015 Mar 2016

    Kab. Seluma Provinsi Bengkulu

  • 41

    Sumber : Data BPS diolah

    Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa selama kurun waktu 2009 – 2016,

    tingkat kemiskinan di Kabupaten Seluma selalu berada diatas tingkat kemiskinan

    Provinsi Bengkulu. Terendah tingkat kemiskinan di Kabupaten Seluma adalah pada

    tahun 2010 yang sebesar 20,8% dan tertinggi mencapai 22,98% pada tahun 2015.

    Selain itu, berdasarkan Gambar dibawah ini pada tahun 2016, Kabupaten Seluma

    merupakan kabupaten dengan tingkat kemiskinan tertinggi kedua setelah Kabupaten

    Kaur.

    Perbandingan IDM di Provinsi Bengkulu Tahun 2015

    Sumber : Data BPS diolah

    0.59500.5861 0.5820 0.5784

    0.56810.5582

    0.5449 0.54210.5370

    0.53000.54000.55000.56000.57000.58000.59000.6000

  • 42

    Selain tingkat kemiskinan, data lain yang dapat menunjukkan ketertinggalan

    Kabupaten Seluma adalah data Indeks Desa Membangun (IDM). IDM yang

    dikembangkan oleh Kementerian Desa, PDT dan Transmigrasi adalah suatu indeks

    dan nilai untuk mengukur ketertinggalan suatu desa dengan 3 (tiga) domain sosial

    yaitu sosial, ekonomi dan ekologi.

    Berdasarkan data IDM Tahun 2015 tersebut, Kabupaten Kepahiang adalah

    kabupaten dengan nilai IDM tertinggi di Provinsi Bengkulu dan nilai IDM yang

    terendah adalah Kabupaten Seluma yang mencapi 0,5370. Peta sebaran desa

    tertinggal di Kabupaten Seluma dapat dilihat pada Gambar 4.

    Selain IDM, indikator lain yang dapat kita perhatikan untuk melihat posisi

    ketertinggalan Kabupaten Seluma adalah IPM. IPM merupakan indikator penting

    untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia

    (masyarakat/penduduk). IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses

    hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan dan

    sebagainya. IPM dibentuk oleh tiga dimensi dasar, yaitu umur panjang dan hidup

    sehat (a long and healthy life), pengetahuan (knowledge) dan standar hidup layak

    (decent standard of living).

    Sumber: Buku IDM, 2015.

  • 43

    Dalam tabel dibawah ini, terlihat jika dalam kurun waktu 2014-2016, IPM

    Kabupaten Seluma selalu berada pada posisi terendah dari kabupaten lain di

    Provinsi Bengkulu. Hal ini menggambarkan bahwa ketertinggalan menyebabkan

    perlambatan dalam pemajuan pembangunan manusia di Kabupaten Seluma.

    IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Bengkulu Tahun 2014 - 2016

    Sumber: BPS Provinsi Bengkulu, Juni 2017

    Melalui data-data yang disajikan tersebut, dapat diketahui secara jelas posisi

    indikator – indikator yang mengakibatkan ketertinggalan Kabupaten Seluma di

    Provinsi Bengkulu. Jika kita cermati, ketertinggalan di Kabupaten Seluma

    merupakan suatu permasalahan yang menyangkut tanggung jawab lintas sektor baik

    pemerintah pusat, daerah, swasta dan masyarakat. Penanganan problem

    ketertinggalan Kabupaten Seluma tentunya perlu melibatkan seluruh tingkatan

    pemerintah yang memiliki basis program sesuai yang dibutuhkan juga peran aktif

    dari sektor swasta dan masyarakat. Beragamnya aspek pembangunan wilayah di

    daerah tertinggal tentunya merupakan suatu peluang untuk mempercepat

    pengentasan ketertinggalan. Upaya pembangunan daerah tertinggal haruslah

    terkoneksi sebagai suatu sistem pembangunan yang sinergis. Oleh karena itu,

    pembangunan yang terkoneksi dan sinergi dapat mewujudkan target pengentasan

    dan menjawab kebutuhan masyarakat di daerah tertinggal. Program dan sumber

    daya anggaran di kementerian/lembaga dapat dioptimalkan menuju pembangunan

    2014 2015 2016

    1 Bengkulu Selatan 68.28 68.57 68.71

    2 Rejang Lebong 66.55 67.51 68.34

    3 Bengkulu Utara 67.27 67.46 67.63

    4 Kaur 63.75 64.47 64.95

    5 Seluma 62.94 63.41 64.04

    6 Mukomuko 65.31 65.77 66.52

    7 Lebong 63.90 64.72 65.58

    8 Kepahiang 65.22 65.45 66.35

    9 Bengkulu Tengah 64.10 64.68 65.44

    10 Kota Bengkulu 76.49 77.16 77.94

    IPMKabupatenNo.

  • 44

    yang efektif dalam menjawab permasalahan, bukan program yang hanya berujung

    pada serapan anggaran.

    Mewujudkan sinergitas tersebut, sesuai dengan amanat pasal 14 Peraturan

    Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah

    Tertinggal, pemerintah provinsi, sebagai salah satu bentuk di bidang perencanaan

    pembangunan daerah tertinggal, menyusun Rencana Aksi Daerah Percepatan

    Pembangunan Daerah Tertinggal (RAD PPDT) yang ditetapkan setiap tahun oleh

    Gubernur. RAD PPDT merupakan dokumen perencanaan tahunan PDT yang

    disusun dengan memperhatikan STRANAS-PPDT dan menjadi acuan dalam

    penyusunan RKPD setiap tahunnya. Pada tahun 2017, melalui dana dekonsentrasi

    Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Pemerintah Provinsi Bengkulu

    melakukan penyusunan RAD PPDT Provinsi Bengkulu Tahun 2017 sebagai bentuk

    tahapan perencanaan, koordinasi penatalaksanaan dan supervisi dalam percepatan

    pembangunan daerah tertinggal di Provinsi Bengkulu.

  • 45

    Rapat Kerja DAK Bidang Infrastruktur

    Tahun 2017

    (Melda Agrippina, Perencana Muda)

    Rapat Kerja DAK Bidang Infrastruktur Tahun 2017 di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

    Pada tanggal 25 – 26 Juli 2017 dilaksanakan Rapat Kerja DAK Bidang

    Infrastruktur Tahun 2017 di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

    (PUPR). Kegiatan ini dilaksanakan untuk mereview capaian dana alokasi khusus tahun

    2015-2017 serta pembuatan perencanaan program dana alokasi khusus tahun 2018.

    Peserta yang hadir dalam Rapat Kerja kali ini sekitar 250 orang, dan dihadiri oleh

    perwakilan 33 provinsi penerima dana alokasi khusus yang mewakili wilayah kerjanya

    di provinsi dan kabupaten. Dalam rapat kerja DAK kali ini diawali dengan

    pengumpulan data dan dilanjutkan dengan paparan DAK dari tiap provinsi dan arahan

    dari narasumber perwakilan provinsi.

    Acara yang bertema “Bersatu Padu Memacu Pembangunan Infrastruktur yang

    Berkualitas untuk Negeri” ini dibuka oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Dalam

  • 46

    arahannya, Menteri PU mengatakan bahwa kegiatan yang pertama kali diadakan oleh

    PUPR ini dilaksanakan untuk mengevaluasi pelaksanaan DAK di tahun 2017.

    Menteri PU mengungkapkan Pemerintah terus berupaya untuk terus

    meningkatkan alokasi DAK setiap tahunnya sesuai tujuan desentralisasi dan

    mewujudkan visi pembangunan Indonesia Sentris untuk pemerataan antar daerah. Ia

    menyatakan dalam tiga tahun terakhir alokasi DAK telah mengalami kenaikan tiga kali

    lipat dari tahun-tahun sebelumnya dan direncanakan nantinya transfer dana ke daerah

    akan lebih besar dari belanja Kementerian.

    Tujuan DAK sendiri sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 55

    Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan, adalah membantu daerah tertentu untuk

    mendanai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat, dan untuk

    mendorong percepatan pembangunan daerah dan pencapaian sasaran prioritas

    nasional. DAK diharapkan menjadi salah satu instrumen utama untuk mendorong

    pembangunan infrastruktur dalam rangka penyediaan pelayanan publik di daerah yang

    sejalan dengan prioritas nasional.

    DAK Bidang Infrastruktur Kementerian PUPR Tahun Anggaran 2017 senilai Rp

    27,183 triliun. DAK tersebut dialokasikan untuk 33 Provinsi dan 505 Kabupaten/Kota

    di seluruh Republik Indonesia. Mengingat jumlah alokasi DAK 2017 yang cukup besar,

    Menteri Basuki meminta kepada Pemerintah Daerah penerima DAK bersama Aparat

    Pengawas Intern Pemerintah (APIP) untuk dapat membuat mekanisme pengawasan

    pelaksanaan dan pelaporan yang akuntabel dan transparan.

    Dari alokasi DAK Bidang Infrastruktur PUPR 2017 sebesar Rp 27,183 triliun

    terbagi menjadi tiga jenis, yakni DAK Reguler, DAK Penugasan dan DAK Afirmasi. DAK

    reguler dialokasikan dalam rangka mendukung Pemda untuk mewujudkan standar

    pelayanan minimalnya. Untuk DAK Reguler, Kementerian PUPR mengalokasikan dana

    sebesar Rp 0,655 triliun untuk pembangunan perumahan.

    Sedangkan untuk DAK Penugasan, Kementerian PUPR mengalokasikan DAK

    sebesar Rp 4,005 triliun untuk pembangunan irigasi, Rp 19,690 triliun untuk

    pembangunan jalan, Rp 1,2 triliun untuk penyediaan fasilitas air minum dan Rp 1,25

    triliun untuk sanitasi. DAK Penugasan bertujuan untuk mendukung pelaksanaan

    program prioritas nasional dan prioritas daerah.

  • 47

    Sementara untuk DAK Afirmasi dialokasikan sebagai dukungan daerah perbatasan,

    tertinggal, terpencil, kepulauan dan daerah transmigrasi. Kementerian PUPR telah

    menyediakan DAK Afirmasi sebesar Rp 0,383 triliun untuk pembangunan pada daerah-

    daerah tersebut.

    Akhirnya, untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur daerah

    yang ditujukan mendukung pencapaian target-target RPJMN 2015-2019, Menteri Basuki

    meminta Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur yang

    didanai DAK Bidang Infrastruktur 2017 harus terpadu dalam perencanaan dan sinkron

    dalam pemrograman dan pelaksanaannya, serta menghasilkan infrastruktur yang

    berkualitas.

  • 48

    PEMBANGUNAN DAERAH BUTUH PERAN HIMPUNAN

    ALUMNI PERGURUAN TINGGI

    Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo

    dalam seminar nasional Keluarga Alumni Gadjah Mada

    Keluarga Alumni Gadjah Mada menggelar seminar nasional dengan mengangkat

    tema komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan tata laksana pemerintahan

    yang baik. Seminar ini menghadirkan Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah dan

    mengundang Guru besar Magister Administrasi Publik Universitas Gadjah Mada

    yogyakarta sebagai pembicara.

    Dalam kesempatan ini Plt Gubernur Rohidin Mersyah menyampaikan ada tiga

    fungsi pemerintah. Fungsi regulasi, mengeluarkan dan mengawal sebuah regulasi,

    pemberdayaan dan pelayanan yang harus berjalan secara besinergi.

    Pembangunan infrastruktur strategis daerah menjadi point utama dalam rangka

    mendorong perekonomian dan daya saing daerah. Dikatakannya Bengkulu Harus

    mengembangkan pelabuhan dan bandara sebagai infrasturtur strategis daerah. Selain

    itu Bengkulu juga menggagas pembangunan moda transportasi kereta api sebagai

    penghubung dan membuka akses dengan provinsi tetangga.

    Peran perguruan tinggi dan ikatan alumni salah satunya Kagama, melalui kajian

    implementatif, kajian ekploratif pengembangan wawasan dan edukasi masyarakat

    sangat diperlukan untuk membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan

    pembangunan.

  • 49

    “Saya kira program-program seperti itu yang dibutuhkan daerah dan bisa diperankan

    alumni perguruan tinggi yang terhimpun dalam ikatan alumni, jika berkolaborasi secara

    keseluruhan akan sangat membantu,” ujar lulusan kedokteran hewan UGM ini.

    Sementara itu, Wahyudi Kumorotomo dalam pemaparannya menjelaskan komitmen

    aparatur pemerintah yang belum baik terlihat dari kondisi umum pelayanan publik di

    indonesia masih banyak dikeluhkan.

    Pemberian pelayanan yang diskriminatif, transparansi pelayanan yang rendah,

    birokrat yang belum responsif, masih adanya sikap arogansi penyedia layanan, serta

    tidak adanya jaminan kepastian, dalam aspek biaya, waktu, persyaratan dan informasi.

    Mengatasi hal tersebut, dibutuhkan perencanaan daerah dengan membenahi visi dan

    misi yang disesuaikan dengan potensi lokal. Perlunya penegakan sanksi atas rendahnya

    kinerja, serta reformasi birokrasi harus terwujud dalam integritas pegawai dan budaya

    kerja yang kuat.

    Dikatakan ketua panitia seminar, Yuharudin, diharapkan melalui kegiatan ini,

    keluarga besar alumni Gadjah Mada yang mempunyai beragam latar belakang dan

    profesi dapat ikut berperan dan memberikan sumbang saran guna mewujudkan

    pemerintahan yang baik di indonesia.

    (sumber : www.bengkuluprov.go.id )

    http://www.bengkuluprov.go.id/

  • 50

    PLT GUBERNUR BENGKULU MENJADI KEYNOTE SPEAKER DI BAPPENAS

    Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menjadi keynote speaker dalam

    acara Seminar Nasional dan Temu Alumni Beasiswa Overseas Training Office (OTO)

    Seminar yang diinisiasi oleh Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan

    Perencana (Pusbindiklatren) Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/

    Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) ini, diikuti sekitar 500 orang

    peserta, yang berasal dari berbagai angkatan, dilaksanakan selama dua hari. Selain Plt

    Gubernur Bengkulu, pada kesempatan itu hadir juga narasumber dari Provinsi Nusa

    Tenggara Barat serta dari Universitas Hasanuddin Makassar.

    Dalam pemaparannya, Plt Gubernur Rohidin Mersyah menyampaikan tentang

    pembangunan kapasitas aparatur pemerintah, dimana, menurutnya, guna mewujudkan

    kapasitas yang mumpuni perlu adanya dua aspek yang kuat dimiliki oleh institusi

    pemerintah maupun para abdi negara.

    “Keterpaduan dua aspek yaitu, caracter building dan skill improvement,

    diharapkan dapat menghasilkan capacity building dari institusi pemerintah yang

    semakin baik serta peningkatan skil kemampuan, keterampilan dari individu ASN,”

    Plt Gubernur Rohidin Mersyah merupakan Alumni Beasiswa Professional Human

    Resources Development Project (PHRDP) Pusbindiklatren Bappenas.

  • 51

    Dalam mengatasi masalah seperti menghadapi situasi bencana, diperlukan

    kemampuan seorang pemimpin untuk secara cepat dan tepat mengatasi permasalahan

    yang muncul, terang Rohidin.

    “Seorang pemimpin harus selalu bijak, cepat dan tanggap dalam mengambil

    suatu keputusan, serta mampu mencari jalan keluar atas semua permasalahan,”

    sebutnya, yang pernah study ke negara Jepang, tentang mitigasi bencana saat menjadi

    peserta Diklat PHRDP.

    Pengambilan kebijakan, sebutnya, apalagi dalam situasi manajemen bencana,

    seorang pemimpin harus selalu tetap tenang, bijak dan memiliki rasa simpati dan

    empati. Selain itu, lanjutnya, dalam mitigasi bencana, harus adanya rencana aksi yang

    tersusun secara baik dan lengkap serta hal itu harus terkoneksi dengan anggaran

    keuangan yang ada.

    Sebelum memulai pemaparannya pada panel diskusi tentang peran dan

    kontribusi Alumni dalam pembangunan, terlebih dahulu Plt Gubernur Rohidin

    menjelaskan keunggulan seni budaya dan destinasi wisata yang ada di Provinsi

    Bengkulu.

    Sebagai informasi, Pusbindiklatren adalah unit kerja eselon II di Kementerian

    PPN/Bappenas yang memiliki dan fungsi untuk melakukan pembinaan dan

    pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur pemerintah, khususnya

    perencana di instansi pusat dan daerah.

    OTO ini sendiri dibentuk sejak tahun 1984, selain pengelolaan dana hibah dan

    pinjaman luar negeri, Pusbindiklatren juga mengelola dana beasiswa dibawah skema

    PHRDP yang bersumber dari Bank Dunia, serta mengelola Strengthening the Reforming

    Insitution (SPIRIT). Hingga kini, jumlah penerima beasiswa OTO/Pusbindiklatren

    Bappenas mencapai 40 ribu orang, yang terdiri atas Alumni Diklat gelar dan non gelar

    didalam dan luar negeri.

    (sumber : www.bengkuluprov.go.id)

    http://www.bengkuluprov.go.id/

  • 52

    SAMPAIKAN RAPERDA R-APBD 2018 PEMPROV FOKUS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

    Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyampaikan nota penjelasan

    atas Raperda R-APBD Tahun Anggaran 2018

    Mempersiapkan anggaran pembangunan di tahun mendatang, Pemerintah

    Provinsi Bengkulu menyampaikan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) R-APBD

    (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Tahun Anggaran 2018.

    Melanjutkan program sebelumnya (TA 2017), Pemda Provinsi tetap fokus pada

    pembangunan infrastruktur jalan, besaran anggaran hingga 600 Milyar lebih.

    Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengungkapkan, walaupun di tahun

    2018 terjadi defisit anggaran sebesar 415 milyar rupiah, namun hal tersebut tidak akan

    menghambat jalannya pembangunan. Lantaran Silpa (Sisa Lebih Penggunaan Anggaran)

    2016, DAK (Dana Alokasi Khusus) dan DAU (Dana Alokasi Umum) bisa dialokasikan

    dalam tahun tersebut.

    “Saya sudah hitung dengan kondisi progres hingga Oktober akhir, kemudian

    sudah kita hitung juga untuk realisasi pembayaran kegiatan proyek yang sudah kontrak

    sudah selesai, kemudian belanja-belanja rutin. Maka silpa itu sudah mendekati, maka itu

    bisa menutupi defisit, ditambah DAK dan DAU yang belum kita masukkan seluruhnya”

    jelas Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, setelah Rapat Paripurna Agenda Nota

  • 53

    Penjelasan Gubernur atas Raperda tentang RAPBD Provinsi Bengkulu TA 2018, di

    Ruang Rapat Paripurna DPRD Provinsi Bengkulu, Senin (30/10).

    Selain terhadap pembangunan jalan Provinsi di kabupaten-kota, pembangunan

    bidang lain juga akan dilanjutkan di tahun 2018. Untuk itu, Rohidin Mersyah meminta

    kepada Kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) teknis terkait, menyiapkan

    rancangan anggaran dan perencanaan secara matang.

    Sesuai dengan program Pemerintah Provinsi Bengkulu, menindak lanjuti isu

    strategis pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yaitu mulai

    dari tingkat kemiskinan masih tinggi, keterbatasan konektifitas Bengkulu terhadap

    pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera hingga produksi tangkap laut masih

    rendah.

    “Agar kegiatan yang telah disiapkan dapat berjalan sesuai target, kepala OPD

    harus memahami pergerakan anggaran dan kondisi ekonomi kita,” terang Plt Gubernur

    Rohidin Mersyah. Terkait fokus Pemda Provinsi Bengkulu atas pembangunan di 2018

    terkhusus infstruktur jalan, Legislatif Provinsi Bengkulu memberikan apresiasi tinggi

    dan mendukung penuh program yang akan dijalankan. Hanya saja, OPD teknis diminta

    memetakan program dengan jelas, sehingga pembangunan bisa merata di setiap daerah.

    “Kita meyakini ini bisa dijalankan, karena kita melihat silpa di tahun sebelumya

    cukup besar dan juga dana pendukung dari pusat nantinya. Makanya peran dari OPD

    teknis harus aktif menyiapkan program secara jelas,” ungkap Anggota DPRD Provinsi

    Bengkulu Eddy Sunandar.

    Dari Nota Penjelasan Gubernur atas Raperda tentang RAPBD Provinsi Bengkulu

    TA 2018, diketahui besaran keuangan derah sebesar 3,1 terliun rupiah lebih, dengan

    rincian secara garis besar yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar 992 milyar

    rupiah lebih, dana perimbangan sebesar 2,1 terliun rupiah lebih, serta belanja daerah

    sebesar 3,5 terliun rupiah lebih.

    (sumber : www.bengkuluprov.go.id )

    http://www.bengkuluprov.go.id/