mb 1 mb 5

42
TAK KENAL MAKA TAK SAYANG Nama : Nurhadi Amd PerKes, SKM T/Tgl Lahir : Jombang, 25 Desember 1968 Pendidikan : S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Surya Mitra Husada, Kediri 2009 D3 APIKES INDONUSA Esa Unggul, Jakarta 2003. Pelatihan TOT ICD X, Jakarta 2012. Pekerjaan 1992 – 2006 : PNS pada RSUD Pangkalan Bun Kalimantan Tengah (Petugas Rekam Medis) 2006 – Skrng : PNS pada RSUD Pare, Kabupaten Kediri. 2009 – Skrng : Dosen PIKES IIK Bhakti Wiyata Kediri. Organisasi : Ketua DPC PORMIKI Kediri. Email : [email protected], HP : 03547044419 1

Upload: nike

Post on 06-Dec-2015

77 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

panduan kode bpjs keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: MB 1 MB 5

TAK KENAL MAKA TAK SAYANGNama : Nurhadi Amd PerKes, SKMT/Tgl Lahir : Jombang, 25 Desember 1968Pendidikan : S1 Kesehatan Masyarakat

STIKES Surya Mitra Husada, Kediri 2009 D3 APIKES INDONUSA Esa Unggul, Jakarta

2003. Pelatihan TOT ICD X, Jakarta 2012.

Pekerjaan1992 – 2006 : PNS pada RSUD Pangkalan Bun Kalimantan

Tengah (Petugas Rekam Medis)2006 – Skrng : PNS pada RSUD Pare, Kabupaten Kediri.2009 – Skrng : Dosen PIKES IIK Bhakti Wiyata Kediri.

Organisasi : Ketua DPC PORMIKI Kediri. Email : [email protected], HP : 03547044419

1

Page 2: MB 1 MB 5

PANDUAN PENGKODEAN KONDISI UTAMA

DAN KONDISI-KONDISI LAIN

Kutipan dari ICD-10 Volume 24.4.2. GUIDELINES FOR CODING

“MAIN CONDITION” &“OTHER CONDITIONS”

Disusun oleh : dr Mayang Anggraini NagaDisampaikan : NURHADI, Amd. Per.Kes.,SKM.

2

Page 3: MB 1 MB 5

4.4.2.GUIDELINES FOR CODING “MAIN CONDITION” &“OTHER CONDITIONS”

(PANDUAN PENYANDIAN “KONDISI UTAMA” & “KONDISI-2 LAIN”)

• GENERAL (UMUM)

Penentuan kondisi utama & kondisi lain-lain yang berkaitan dengan satu episode asuhan, hendaknya direkam oleh para praktisi dokter yang memberi asuhan ini akan memudahkan proses pemberian kode ICD-nya, oleh karena keputusan tentang kondisi utama harus diterima dan dikode serta diproses oleh petugas penyandi (coder), kecuali bila panduan (ICD) tidak diikuti oleh para praktisi dokter.

3

Page 4: MB 1 MB 5

4.4.2. GUIDELINES FOR CODING MAIN CONDITION” & “OTHER CONDITIONS” (cont.-)

Apabila mungkin, rekam medis yang berisi

penulisan - yang tidak konsisten atau - salah perekaman kondisi utama

kembalikan ke dokternya

untuk KLARIFIKASI

4

Page 5: MB 1 MB 5

Apabila klarifikasi tidak dapat terlaksana

maka terapkan

Rules MB1, MB2, MB3, MB4 dan MB5(di halaman 106-107 ICD Vol.2)

Ini membantu penyandi (coder) menyelesaikan sebagian sebab-sebab umum

kesalahan rekam.

5

Page 6: MB 1 MB 5

Panduan yang tertera di bawah ini dapat digunakan bila penyandi (pengkode)

mengalami kesulitan dalam proses coding.

DIREKOMENDASIKAN bahwa

kondisi lain-lain, yang berkaitan dengan suatu episode asuhan, harus direkam sebagaikondisi tambahan terhadap kondisi utama,

juga pada analisis penyebab tunggal, karena

informasi tersebut dapat membantu penentuan ketepatan pilihan kode ICD yang

benar bagi kondisi utama

6

Page 7: MB 1 MB 5

Perlu Menjadi Perhatian Para Coder (Pengkode)

Bahwa:

Putusan para praktisi dokter

tidak boleh diubah diluar izin / sepengetahuan

dari yang bersangkutan !

7

Page 8: MB 1 MB 5

Optional Additional Codes (Kode Tambahan Pilihan)

• Pada panduan di bawah ini, untuk lebih informatif,

kode untuk kondisi utama terkadang dijelaskan dengan adanya kode tambahan (additional code)

yang “OPTIONAL”

Kode pilihan bagi kondisi utama “MAIN CONDITION”

diperlukan pada analisis kondisi tunggal, Sedangkan kode tambahan bisa disertakan

pada analisis penyebab ganda.

8

Page 9: MB 1 MB 5

Optional Additional Codes (Kode Tambahan Pilihan) (Lanjutan)

Menyandi dengan Sistem Sangkur-Bintang († & * )

• Bila bisa diaplikasikan, kedua kode ber (†) & (*) harus digunakan untuk kode KONDISI UTAMA,

karena mereka menunjukkan kondisi tunggal yang mempunyai DUA JALUR PENJELASAN.

(dual classification)Contoh:

Measles pneumonia B05.2 † J17.1*Tuberculosis pericarditis A18.8 † 32.0*

Lyme disease arthritis A69.2 † M01.2* 9

9

Page 10: MB 1 MB 5

Coding of Suspected Conditions, Symptoms & Abnormal Finding & Non Illness Situations

Bila episode asuhan adalah asuhan rawat inap, maka penyandi harus berhati-hati dalam mengklasifikasikan kondisi utama ke dalam Bab XVIII (R) atau Bab XXI (Z).

Bila tidak ada diagnosis yang lebih spesifik yang ditegakkan pada akhir episode terkait, atau memang benar-benar tidak ada sakit atau cedera yang dapat dikode, maka gunakanlah kode yang ada pada kedua Bab-bab (R dan Z) tersebut di atas.

Baca Rules MB3 dan MB5 di halaman

10

Page 11: MB 1 MB 5

Coding of Suspected Conditions, Symptoms & Abnormal Finding & Non Illness Situations) (cont.-)

Kategori-kategori di Bab-bab tersebut dapat digunakan secara normal untuk episode-episode

kontak dengan pelayanan kesehatan.

• Apabila setelah suatu episode asuhan kesehatan, kondisi utamanya masih direkam sebagai “suspected” atau “questionable” dsb. dan tidak ditemukan informasi atau klarifikasi lebih lanjut,

“suspected diagnosis” diberi kode sebagai kondisi utama.

11

Page 12: MB 1 MB 5

Category Z03 – (Medical observation & evaluation for suspected diseases & conditions)

• Z03 dapat untuk mengkode kondisi suspected yang gugur setelah di-investigasiContoh: (lihat ICD-10 Vol. 2)

• Suspected acute cholecystitis beri kode Acute cholecystitis (K81.0)

• Admitted for investigation of suspected malignant neoplasm of cervix uteri – ruled out beri kode Observation for suspected malignant neoplasm

(Z03.1)

12

Page 13: MB 1 MB 5

Category Z03 (Lanjutan)

• Ruled out myocarditis infarction beri kode Observation for suspected myocardial infarction (Z03.4) (Kode untuk masalah yang menyebabkan pasien berhubungan dengan pelayanan saat itu)

• Severe epistaxis, (no procedures or investigationreported). beri kode Epistaxis (R04.0) (walau masuk rawat emergensi ternyata hanya untuk mengatasi perdarahan hidungnya saja, belum jelas causa epistaxisnya.)

13

Page 14: MB 1 MB 5

Coding Multiple Condtions (Menyandi Kondisi Ganda) •Apabila kondisi ganda terekam dalam

suatu kategori dengan sebutan “Multiple …” dantidak ada kondisi tunggal yang predominan,kode untuk kategori “Multiple ..” harus digunakan sebagai kode yang dipilih, sedangkan kode tambahan lain-lain yang optional boleh ditambahkan kepada kondisi individu yang ada.

14

Page 15: MB 1 MB 5

(Lanjutan)

•Cara menyandi (coding) tersebut ini umum sering dilaksanakan untuk kondisi yang berhubungan dengan penyakit:

- HIV [153-155; 139-140 ],

- cedera [891-1010; 861-976] dan

- sequelae of infection. [177-178; 161]

15

Page 16: MB 1 MB 5

Coding Multiple Condtions (Menyandi Kondisi Ganda)

Contoh:

• HIV resulting in multiple infection B20.7• Multiple malignant neoplasm, resulting

from HIV disease B21.7• Diabetes mellitus with multiple complication E14.7• Multiple fracture of upper arm S42.7• Wound sequelae of multiple body regions T94.0 • Burn sequelae of multiple body regions T95.8• Sequelae of tuberculosis B90.-• Sequelae of poliomyelitis B91.x

16

Page 17: MB 1 MB 5

Latihan: Kesalahan yang terjadi bila tidak menggunakan ICD-10 Vol. 1 & 2 1. Polyneuritis akibat kekurangan vitamin B12 [293; 275]

(448; 488) E53.8† G63.4* (Vol. 2, 26; 29) G63*

2. Ascariasis dengan komplikasi usus [173; 157] (61; 64) [596; 567] B77.0† K93.8* (Vol 2, 26; 29 ) dan [549; 567] K93*

3. TB dengan komplikasi anemia (45; 47) A18.8† D63.8* [117; 104] Di volume 1 tidak ada, ditemukan lewat

Vol. 3, [257; 238] D63.8* Anemia in other chronic diseases classified

elsewhere.

17

Page 18: MB 1 MB 5

Latihan (Lanjutan-1)

4. Anemia pada neoplasma (44; 46) (M8000/1) [247; 230] [257; 238] D48.9 † D63.0*

5. Buta senja komplikasi defisiensi vitamin A (74; 79) [292; 275] E50.5 (136; 149) Deficiency vitamin A with night blindness E50.5 † H58.1*Juga untuk xerophthalmia due vit. A deficiency. Pada volume 1 hanya tertulis: E50.5

18

Page 19: MB 1 MB 5

Latihan (Lanjutan-2)

6. DM dengan decubitus (135; 145) Decubitus (ulcer) L89(157-158; 171-172)Bila disertai Ulcer (553-554; 602) E14.5 Gangrene (242; 263-264) diabetic, any site) – code to E10-E14 with 4 (fourth) character .5 [276-280; 259-262] .5 With peripheral circulatory complications

Diabetic: - gangrene - peripheral angiopathy - ulcer

19

Page 20: MB 1 MB 5

Re-Seleksi Kode Utama Morbiditas

MB RULE 1, 2, 3, 4 dan 5

20

Page 21: MB 1 MB 5

4.4.3 Peraturan untuk Re-seleksi Kondisi Utama yang Salah Rekam Volume 2 halaman 106 -112

Hanya dokter yang berwenang menentukan kondisi utama pasien.

Pada keadaan tertentu atau ada informasi lain yang dapat menunjukkan bahwa dokter telah

tidak mengikuti prosedur cara penulisan yang benar (ICD), bila coder tidak mungkinmenghubungi dokter terkait, dapat

menerapkansalah satu dari Rules yang tersedia untuk

Mereseleksi Kondisi Utama.

21

Page 22: MB 1 MB 5

MORBIDITY CODING RULES

Peraturan reseleksi diatur di dalam ICD-Volume 2

Dalam 5 Rules MB1, MB2, MB3, MB4, dan MB5

disertai catatan khusus

untuk Bab-bab tertentu (4.4.4 Halaman 112-123)

22

Page 23: MB 1 MB 5

RULE MB1

• Kondisi minor direkam sebagai “Kondisi utama” (main condition), kondisi yang lebih bermaknadirekam sebagai “kondisi lain” (other condition)

Kondisi utama adalah kondisi yang relevan bagi perawatan yang terjadi, dan jenis spesialis yang mengasuh, maka:

pilih kondisi yang relevan sebagai “Kondisi utama”

(Lihat contoh di hal. 107-108, ICD-10 Volume 2)

23

Page 24: MB 1 MB 5

CONTOH MB1

K. ut. DyspepsiKondisi lain : Acute appendicitis

Acute abdominal painProsedur : AppendectomySpesialis : Bedah digestif

Maka reseleksi: Acute appendicitis sebagai kondisi utama. K35.9

24

Page 25: MB 1 MB 5

Contoh (Lanjutan-1) MB1

• MB1 Kondisi utama : Acute sinusitisKondisi lain-lain : Ca endocervix

HypertensionLama rawat : 3 mingguTindakan : Total hysterectomySpesialis : Ginekologi

Reseleksi: Ca endocervix (C53.0 M----/3)

(369-401; 402-437) [1179-1204; 1137-1159] Kode M----/-

25

Page 26: MB 1 MB 5

Contoh (Lanjutan-2) MB1

• MB1Kondisi utama : Rheumatoid arthritisKondisi lain-lain : DM

Strangulated femoral hernia

ArteriosclerosisLama rawat: 2 mingguTindakan: HerniorrhaphySpesialis: Bedah

Reseleksi : strangulated femoral hernia (K41.3)

26

Page 27: MB 1 MB 5

Contoh (Lanjutan-3) MB1

• MB1 Kondisi utama : Congestive heart failureKondisi lain-lain : Fracture neck of femur due to fall

from bed during hospitalizationLama rawat : 4 mingguTindakan : Internal fixation of fractureSpesialis : Peny. Dalam 1 minggu

transfer ke Bedah Ortopedi untuk frakturnya.

Reseleksi: Fracture leher femur (S72.0 W06.2 9 )

27

Page 28: MB 1 MB 5

RULE MB2

Beberapa Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama :

Beberapa kondisi tidak bisa digabung untuk dapat dikode bersama dan direkam semua sebagai kondisi utama, dan salah satu kondisi lain pada rekaman menunjuk sebagai kondisi utama, maka pilih ini sebagai kondisi utama, bila tidak ada maka pilih yang pertama disebut.

28

Page 29: MB 1 MB 5

CONTOH MB2:

1. K. Ut. : OsteoporosisCandida bronchopneumonia Rheumatism

K. Lain : -Bidang spesialisasi: Peny.Paru

Reseleksi K. Ut. Candida bronchopneumonia B37.1 † J17.2*

2. K.Ut. : KPD, letak lintang dan anemiaK.lain : - Partus spontan

Reseleksi K. ut. Premature rupture of membraneO42.9 (O80.8) (transvers position)

29

Page 30: MB 1 MB 5

CONTOH (Lanjutan-1) MB2:

• Kondisi utama : Chronic obstructive bronchitis Hypertrophy prostate

Psoriasis vulgaris Rawat jalan di Poli Spesialis Kulit

Reseleksi: Psoriasis vulgaris (L40.0)• Kondisi utama : Mitral stenosis

Acute bronchitis Rheumatoid arthritis

Kondisi lain-lain : - Spesialis : dokter umum Tidak ada informasi terkait terapi

Reseleksi: mitral stenosis, diagnosis yang terdahulu disebut (I05.0)

30

Page 31: MB 1 MB 5

CONTOH (Lanjutan-3) MB2:

• MB2Kondisi utama : Ischaemic heart disease

Staphylococcal meningitis Cataract

Kondisi lain-lain: -Lama rawat: 5 mingguSpesialis: Neurologi Reseleksi: Staphylococcal meningitis

G00.3

31

Page 32: MB 1 MB 5

RULE MB3

Kondisi yang direkam sebagai kondisi utama menggambarkan suatu gejala yang timbul akibat suatu diagnose atau kondisi yang ditangani

Bab XVIII (R.-), dan di rekam medis ada terekamkondisi lain yang lebih menggambarkan diagnosispasien dan kepada kondisi ini terapi diberikan maka reseleksi kondisi akhir tersebut sebagai kondisi utama.

32

Page 33: MB 1 MB 5

CONTOH: MB3

K. ut. : HematemesisK. Lain : Varices esophagus

Cirrhosis hepatis Bidang spesialis: Penyakit Dalam konsul ke BedahReseleksi kondisi utama : Varices esophagus pd cirrhosis hepatis (K74.- †

I98.2*)K. Ut : ComaK. Lain : Ischaemic heart disease

Otosclerosis IDDMSpesialis: EndokrinologiAsuhan: Pengaturan terapi dosis insulin yang tepat

Reseleksi: IDDM (E10.0)(coma disebabkan o/ DM-nya)

33

Page 34: MB 1 MB 5

CONTOH (Lanjutan-2) MB3

• MB3Kondisi utama : Acute abdominal pain Kondisi lain-lain : AppendicitisTindakan : Cito Appendectomy Reseleksi : Appendicitis

Namun karena tindakan adalah cito appendectomy,maka appendicitisnya perlu rincian keterangan

Lihat ICD-10 Volume 1 [569; 540] K37 unspecified appendicitis ? K36 Other appendictis ? K35 Acute appendicitis

Bagaimana diagnosis post-operasinya?

34

Page 35: MB 1 MB 5

CONTOH (Lanjutan-3) MB3

• MB3Kondisi utama : Febris konvulsiKondisi lain-lain : AnemiaTidak ada informasi terkait terapi

Terima Febris konvulsi sebagai kondisi utama (R56.0)

Tidak bisa menerapkan MB3, karena kondisi yang pertama (febris konvulsi) disebut tidak merepresentasi simtoma dari sebutan kondisi yang lain (anemia).

35

Page 36: MB 1 MB 5

RULE MB4

•SpesialisitasBila diagnosis yang terekam sebagai kondisi utama adalah istilah yang umum, dan ada istilah lain yang memberi informasi lebih tepat tentang lokasi tubuh atau sifat dasar suatu kondisi, maka reseleksi kondisi terakhir sebagai kondisi utama.

36

Page 37: MB 1 MB 5

Contoh (lanjutan-1) MB4

1. Kondisi Utama :CVAKondisi lain-lain : Stroke

HemiplegiaCerebral haemorrhage

Reseleksi: Kondisi utama: Stroke cerebral hemorhage (I61.9)

2. Kondisi Utama :DM tanpa terapi insulinKondisi lain-lain :Cataract mata bilateralSpesialisasi: Ophthalmologist Reseleksi: Kondisi Utama : NIDDM cataract (E11.3 † H28.0*)

37

Page 38: MB 1 MB 5

Contoh (lanjutan-2) MB4

• MB4 Kondisi utama : DystociaKondisi lain-lain : Hydrocephalic fetus

Fetal distressTindakan: Caesarian section Reseleksi: obstructed labour due to other

of fetus (O66.3) Kode tindakan seksio: O82.- (?)

Harus ada penjelasan apakah elektif, emergensi, atau lain-lain.

Lihat: [754-755; 727-728]

38

Page 39: MB 1 MB 5

Contoh (lanjutan-3) MB4

• MB4Kondisi utama : Congenital heart diseaseKondisi lain-lain : Ventricular septal defect

Reseleksi: Ventricular septal defect (Q21.0)

(Ventricular septal defect lebih spesifik dari pada congenital heart disease)

39

Page 40: MB 1 MB 5

RULE MB5

Alternatif diagnoses utama

Suatu tanda/gejala direkam sebagai kondisi utama, dengan indikasi kondisi terkait adalah suatu

kondisi atau kondisi lain, reseleksi gejala tersebut sebagai

“kondisi utama”.

Bila ada 2 atau > dari 2 kondisi direkam sebagai pilihan diagnostik sebagai kondisi utama,

pilih yang pertama disebut.

40

Page 41: MB 1 MB 5

RULE B 5 (Lanjutan)

Contoh: 1. K. Ut. : Sakit kepala mungkin karena

sinusitis atau stres. Reseleksi : Sakit kepala

2. K. Ut. : Kolekistitis akut atau gastritisReseleksi: kolekistitis akut

3. K. Ut. : GE akibat infeksi atau keracunan makanan

Reseleksi: Infectious GE.

41

Page 42: MB 1 MB 5

42