matriks penelitian ervan prasetyo
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo
1/8
MATRIK PENELITIAN
Judul Latar BelakangRumusan
MasalahTujuan Variabel Indikator Metode Penelitian
Uji
Formulasi
Mikoriza
(Glomus sp.)
dan MHB
(Mycorrhiza
Helper
Bacteria)
terhadap
Daya
Hambat
Pratylenchuscoffeae pada
Pertumbuhan
Tanaman
Kopi
Arabika
Tanaman kopi
merupakan salah satu
komoditas andalan
perkebunan penghasil
devisa negara, sumber
pendapatan petani,
penghasil bahan baku
industri, penciptaan
lapangan kerja, dan
pengembangan wilayah.
Indonesia merupakan
negara penghasil kopiterbesar di Asia Tenggara
dan terbesar ketiga di dunia
setelah Brazil dan Vietnam.
Pada beberapa tahun
terakhir berkembang isu-isu
yang terkait dengan upaya
untuk mengamankan
kesinambungan ekonomi
kopi dunia. Negara-negarayang menjadi pasar utama
kopi menginginkan kualitas
kopi yang sesuai dengan
tuntutan konsumen seperti
keamanan pangan,
1.
Bagaimana
cara
formulasi
MHB
(Mycorrhiza
Helper
Bacteria)
yang efektif
dalam
menghambat
Pratylenchus
coffeae?2. Bagaimana
pengaruh
formulasi
MHB
(Mycorrhiza
Helper
Bacteria)
terhadap
pertumbuhantanaman
Kopi
Arabika?
1.
Mengetahui
cara
formulasi
MHB
(Mycorrhiza
Helper
Bacteria)
yang efektif
dalam
menghambat
Pratylenchus
Coffee2. Mengetahui
pengaruh
formulasi
MHB
(Mycorrhiza
Helper
Bacteria)
terhadap
pertumbuhantanaman
kopi Arabika
1.
Variabel bebas
merupakan
variabel yang
dapat
mempengaruhi
atau menjadi
penyebab
perubahan atau
timbulnya
variabel terikat.
Dalam penelitian
ini, variabel bebasyang digunakan
adalah
perbandingan
formulasi
mikoriza yang
diperkaya dengan
MHB padat yang
akan diberikan ke
tanaman kopiarabika.
2. Variabel terikat
adalah variabel
yang dipengaruhi
atau yang menjadi
1.
Tinggi
tanaman
(cm),
2.
Jumlah
daun,
diameter
batang
(mm),
3. Derajat
infeksi
mikoriza,
4.
Skorkerusakan
tajuk, dan
5. Jumlah
populasi
nematoda
Pratylenchus
coffea
1.
Untuk
menganalisis
data hasil
penelitian,
dipergunakan
rancangan
acak kelompok
dengan 7
perlakuan, 5
pengulangan
dan tiap
ulangan terdiriatas 2 tanaman.
2.
Untuk
mengetahui
adanya
hubungan
antara
Mikoriza
dengan MHB
dalammengendalikan
Pratylenchus
coffea dan
meningkatkan
pertumbuhan
-
7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo
2/8
pelestarian lingkungan serta
peningkatan kesejahteraan
petani dan nilai sosial
lainnya. Isu ini juga tidak
terlepas dari tren yang
berkembang, bahkan telahmenjadi salah satu ideologi
ekonomi dunia yaitu green
economy. Pendekatan green
economy menjamin
terpeliharanya hubungan
timbal balik antara
pembangunan ekonomi dan
keberlanjutan fungsi
lingkungan dalam
mendukung terwujudnya
pembangunan yang
berkelanjutan.
Pengadopsian konsep green
economy dalam agribisnis
kopi selain dapat menjaga
keberlanjutan dan
meningkatkan daya saing
agribisnis kopi di Indonesia,
juga merupakan jawabanatas berbagai tuntutan dari
pihak konsumen. Brasil dan
Vietnam terus berbenah diri
untuk menghadapi tuntutan
konsumen tersebut, oleh
akibat karena
adanya variabel
bebas. Variabel
terikat dalam
penelitian ini
adalah tinggitanaman (cm),
jumlah daun,
diameter batang
(mm), skor
kerusakan akar,
berat basah tajuk,
berat kering tajuk,
skor kerusakan
tajuk, derajat
infeksi mikoriza
serta jumlah
populasi
nematoda
Practylenchus
coffeae.
3. Variabel kontrol
adalah variabel
yang
dikendalikansehingga
hubungan
variabel bebas
dan terikat tidak
dipengaruhi oleh
tanaman Kopi
Arabika
(Coffea
arabica L.)
dilakukan uji
anova dengantaraf
signifikansi
95% (p
-
7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo
3/8
karena itu Indonesia tidak
boleh tertinggal dalam hal
ini.
Hama dan penyakit
menyebabkan kehilangan
hasil yang signifikan padabudidaya kopi di Indonesia.
Karat daun yang disebabkan
Hemileia vastatrixBerk and
Br dan nematoda
Radopholus similis (Cobb)
Thorne menjadi perhatian
utama pada kopi arabika,
sedangkan penggerek biji
(Hypothenemus hampei
Ferrari) dan Pratylenchus
coffeae (Zimmermann)
Filipjev dan Schuurmans
Stekhoven merupakan
penyakit utama pada kopi
robusta dan arabika. Secara
keseluruhan, sebagian besar
perkebunan Indonesia
dipengaruhi oleh salah satu
atau kedua spesies nematodatersebut (Wiryadiputra dan
Tran, 2008).
Kerugian lain yang
disebabkan oleh nematoda,
adalah tidak dapat
faktor luar yang
tidak ikut diteliti.
Variabel kontrol
dalam penelitian
ini adalah sebagai
berikut:a) Media tanam
yang
digunakan
merupakan
tanah yang
sama.
b) Bibit kopi
yang
digunakan
adalah bibit
kopi jenis
arabika yang
berumur 2
bulan dan
berasal dari
perkebunan
Banyuwangi.
c)
Nematoda
Practylenchuscoffeae yang
digunakan
dalam
penelitian ini
diambil dari
-
7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo
4/8
dimanfaatkannya unsur hara
yang diberikan kepada
tanaman dalam upaya
meningkatkan produksi.
Tanaman terserang
nematoda sistemperakarannya rusak,
sehingga tanaman tidak
mampu menyerap hara dan
air meskipun keduanya
tersedia cukup di dalam
tanah (Mustika, 2005).
Sejauh ini, P. coffeae
adalah nematoda yang
paling umum dan
membahayakan tanaman
kopi di Indonesia. Hal ini
disebabkan nematoda
tersebut ditemukan hampir
di semua propinsi penghasil
kopi, pada ketinggian antara
nol sampai lebih dari 1.000
m dpl. Menurut
Wiryadiputra (1995), di
perkebunan kopi robustakerugian hasil yang
disebabkan oleh P. coffeae
dapat mencapai 78%,
dengan rata-rata sekitar
57%. Di perkebunan kopi
tempat yang
sama yaitu
akar kopi
pada bibit
tanaman kopi
di PusatPenelitian
Kopi dan
Kakao
Indonesia,
Kecamatan
Jenggawah,
Kabupaten
Jember.
d)
Perbanyakan
mikoriza
Glomus
aggregatum
dilakukan
dengan
memakai
spora yang
diperoleh dari
Universitas
Gadjah MadaYogyakarta.
e) Air
penyiraman
pada tanaman
kopi yang
-
7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo
5/8
arabika, P. coffeae
menyebabkan kerugian total
karena tanaman kopi dapat
mati pada usia dua.
Di Indonesia, studi
tentang pengendalianbiologis nematoda parasit
kopi belum menghasilkan
produk yang siap digunakan
oleh petani. Beberapa
mikroorganisme telah diuji
dalam kondisi rumah kaca
dan lapangan, terutama
terhadapP. coffeae. Sebagai
contoh, Baon et al. (1988,
1994) mengevaluasi efek
dari vesikular arbuskular
mikoriza Gigaspora
margarita Becker Hall pada
bibit kopi yang diinfeksi P.
coffeae. Inokulasi bibit
dengan jamur dapat
meningkatkan pertumbuhan
tanaman vegetatif (diameter
lingkar, jumlah daun, luasdaun, dan tinggi tanaman),
dan mengurangi populasi
nematoda dalam sistem
akar.
digunakan
merupakan
sumber air
dari daerah
yang sama.
-
7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo
6/8
Telah diketahui
bahwa mikoriza mampu
meningkatkan pertumbuhan
tanaman kopi dan
mengendalikan nematodaP.
coffeae, tetapi kerapatanmikoriza dalam tanah
menurun secara nyata
dengan adanya nematoda
(Baon, 1994). Kerapatan
mikoriza bisa ditingkatkan
dengan memanfaatkan
Mycorrhiza helper bacteria
(MHB) sehingga peranan
mikoriza dalam menekan
polulasi nematoda bisa
meningkat.
Dengan melihat hasil-
hasil penelitian yang
diungkapkan di atas, agen
hayati tersebut berpotensi
mempunyai sinergisme
dalam mengendalikan P.
coffeae sampai lebih dari
80% sekaligusmeningkatkan pertumbuhan
tanaman dan meningkatkan
ketersediaan hara P. Hasil
penelitian tahun pertama
menunjukkan bahwa
-
7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo
7/8
pemberian Mikoriza
Glomus spp. mampu
meningkatkan pertumbuhan
bibit kopi arabika lebih baik
dibandingkan perlakuan
Gigaspora spp. PemberianGlomus spp. meningkatkan
kandungan P tersedia tanah
sampai 36% dan
menurunkan populasi P.
coffeae total sampai 82%.
Pemberian MHB baik itu P.
diminuta maupun B. subtilis
mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman kopi
arabika dan menurunkan
populasi P. coffeae sampai
70% (B. subtilis 1x 108
cfu/ml). Pemberian PSB
berupa P.mallei mampu
meningkatkan pertumbuhan
tanaman kopi arabika tetapi
tidak mampu menurunkan
populasi nematoda P.
coffeae. Inokulasi gandamikoriza Glomus spp. dan
MHB, baik P. diminuta
maupun B. subtilis mampu
menurunkan populasi
nematoda sampai 90%
-
7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo
8/8
dibanding kontrol.
Dibanding dengan
perlakuan tunggal, inokulasi
ganda lebih baik 17%.
Berdasarkan hasil penelitian
tahun pertama, inokulasiganda MHB dan Glomus
spp. adalah cara yang efektif
dalam menurunkan populasi
P. coffeae.