matriks penelitian ervan prasetyo

Upload: ervan-prasetyo

Post on 24-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo

    1/8

    MATRIK PENELITIAN

    Judul Latar BelakangRumusan

    MasalahTujuan Variabel Indikator Metode Penelitian

    Uji

    Formulasi

    Mikoriza

    (Glomus sp.)

    dan MHB

    (Mycorrhiza

    Helper

    Bacteria)

    terhadap

    Daya

    Hambat

    Pratylenchuscoffeae pada

    Pertumbuhan

    Tanaman

    Kopi

    Arabika

    Tanaman kopi

    merupakan salah satu

    komoditas andalan

    perkebunan penghasil

    devisa negara, sumber

    pendapatan petani,

    penghasil bahan baku

    industri, penciptaan

    lapangan kerja, dan

    pengembangan wilayah.

    Indonesia merupakan

    negara penghasil kopiterbesar di Asia Tenggara

    dan terbesar ketiga di dunia

    setelah Brazil dan Vietnam.

    Pada beberapa tahun

    terakhir berkembang isu-isu

    yang terkait dengan upaya

    untuk mengamankan

    kesinambungan ekonomi

    kopi dunia. Negara-negarayang menjadi pasar utama

    kopi menginginkan kualitas

    kopi yang sesuai dengan

    tuntutan konsumen seperti

    keamanan pangan,

    1.

    Bagaimana

    cara

    formulasi

    MHB

    (Mycorrhiza

    Helper

    Bacteria)

    yang efektif

    dalam

    menghambat

    Pratylenchus

    coffeae?2. Bagaimana

    pengaruh

    formulasi

    MHB

    (Mycorrhiza

    Helper

    Bacteria)

    terhadap

    pertumbuhantanaman

    Kopi

    Arabika?

    1.

    Mengetahui

    cara

    formulasi

    MHB

    (Mycorrhiza

    Helper

    Bacteria)

    yang efektif

    dalam

    menghambat

    Pratylenchus

    Coffee2. Mengetahui

    pengaruh

    formulasi

    MHB

    (Mycorrhiza

    Helper

    Bacteria)

    terhadap

    pertumbuhantanaman

    kopi Arabika

    1.

    Variabel bebas

    merupakan

    variabel yang

    dapat

    mempengaruhi

    atau menjadi

    penyebab

    perubahan atau

    timbulnya

    variabel terikat.

    Dalam penelitian

    ini, variabel bebasyang digunakan

    adalah

    perbandingan

    formulasi

    mikoriza yang

    diperkaya dengan

    MHB padat yang

    akan diberikan ke

    tanaman kopiarabika.

    2. Variabel terikat

    adalah variabel

    yang dipengaruhi

    atau yang menjadi

    1.

    Tinggi

    tanaman

    (cm),

    2.

    Jumlah

    daun,

    diameter

    batang

    (mm),

    3. Derajat

    infeksi

    mikoriza,

    4.

    Skorkerusakan

    tajuk, dan

    5. Jumlah

    populasi

    nematoda

    Pratylenchus

    coffea

    1.

    Untuk

    menganalisis

    data hasil

    penelitian,

    dipergunakan

    rancangan

    acak kelompok

    dengan 7

    perlakuan, 5

    pengulangan

    dan tiap

    ulangan terdiriatas 2 tanaman.

    2.

    Untuk

    mengetahui

    adanya

    hubungan

    antara

    Mikoriza

    dengan MHB

    dalammengendalikan

    Pratylenchus

    coffea dan

    meningkatkan

    pertumbuhan

  • 7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo

    2/8

    pelestarian lingkungan serta

    peningkatan kesejahteraan

    petani dan nilai sosial

    lainnya. Isu ini juga tidak

    terlepas dari tren yang

    berkembang, bahkan telahmenjadi salah satu ideologi

    ekonomi dunia yaitu green

    economy. Pendekatan green

    economy menjamin

    terpeliharanya hubungan

    timbal balik antara

    pembangunan ekonomi dan

    keberlanjutan fungsi

    lingkungan dalam

    mendukung terwujudnya

    pembangunan yang

    berkelanjutan.

    Pengadopsian konsep green

    economy dalam agribisnis

    kopi selain dapat menjaga

    keberlanjutan dan

    meningkatkan daya saing

    agribisnis kopi di Indonesia,

    juga merupakan jawabanatas berbagai tuntutan dari

    pihak konsumen. Brasil dan

    Vietnam terus berbenah diri

    untuk menghadapi tuntutan

    konsumen tersebut, oleh

    akibat karena

    adanya variabel

    bebas. Variabel

    terikat dalam

    penelitian ini

    adalah tinggitanaman (cm),

    jumlah daun,

    diameter batang

    (mm), skor

    kerusakan akar,

    berat basah tajuk,

    berat kering tajuk,

    skor kerusakan

    tajuk, derajat

    infeksi mikoriza

    serta jumlah

    populasi

    nematoda

    Practylenchus

    coffeae.

    3. Variabel kontrol

    adalah variabel

    yang

    dikendalikansehingga

    hubungan

    variabel bebas

    dan terikat tidak

    dipengaruhi oleh

    tanaman Kopi

    Arabika

    (Coffea

    arabica L.)

    dilakukan uji

    anova dengantaraf

    signifikansi

    95% (p

  • 7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo

    3/8

    karena itu Indonesia tidak

    boleh tertinggal dalam hal

    ini.

    Hama dan penyakit

    menyebabkan kehilangan

    hasil yang signifikan padabudidaya kopi di Indonesia.

    Karat daun yang disebabkan

    Hemileia vastatrixBerk and

    Br dan nematoda

    Radopholus similis (Cobb)

    Thorne menjadi perhatian

    utama pada kopi arabika,

    sedangkan penggerek biji

    (Hypothenemus hampei

    Ferrari) dan Pratylenchus

    coffeae (Zimmermann)

    Filipjev dan Schuurmans

    Stekhoven merupakan

    penyakit utama pada kopi

    robusta dan arabika. Secara

    keseluruhan, sebagian besar

    perkebunan Indonesia

    dipengaruhi oleh salah satu

    atau kedua spesies nematodatersebut (Wiryadiputra dan

    Tran, 2008).

    Kerugian lain yang

    disebabkan oleh nematoda,

    adalah tidak dapat

    faktor luar yang

    tidak ikut diteliti.

    Variabel kontrol

    dalam penelitian

    ini adalah sebagai

    berikut:a) Media tanam

    yang

    digunakan

    merupakan

    tanah yang

    sama.

    b) Bibit kopi

    yang

    digunakan

    adalah bibit

    kopi jenis

    arabika yang

    berumur 2

    bulan dan

    berasal dari

    perkebunan

    Banyuwangi.

    c)

    Nematoda

    Practylenchuscoffeae yang

    digunakan

    dalam

    penelitian ini

    diambil dari

  • 7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo

    4/8

    dimanfaatkannya unsur hara

    yang diberikan kepada

    tanaman dalam upaya

    meningkatkan produksi.

    Tanaman terserang

    nematoda sistemperakarannya rusak,

    sehingga tanaman tidak

    mampu menyerap hara dan

    air meskipun keduanya

    tersedia cukup di dalam

    tanah (Mustika, 2005).

    Sejauh ini, P. coffeae

    adalah nematoda yang

    paling umum dan

    membahayakan tanaman

    kopi di Indonesia. Hal ini

    disebabkan nematoda

    tersebut ditemukan hampir

    di semua propinsi penghasil

    kopi, pada ketinggian antara

    nol sampai lebih dari 1.000

    m dpl. Menurut

    Wiryadiputra (1995), di

    perkebunan kopi robustakerugian hasil yang

    disebabkan oleh P. coffeae

    dapat mencapai 78%,

    dengan rata-rata sekitar

    57%. Di perkebunan kopi

    tempat yang

    sama yaitu

    akar kopi

    pada bibit

    tanaman kopi

    di PusatPenelitian

    Kopi dan

    Kakao

    Indonesia,

    Kecamatan

    Jenggawah,

    Kabupaten

    Jember.

    d)

    Perbanyakan

    mikoriza

    Glomus

    aggregatum

    dilakukan

    dengan

    memakai

    spora yang

    diperoleh dari

    Universitas

    Gadjah MadaYogyakarta.

    e) Air

    penyiraman

    pada tanaman

    kopi yang

  • 7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo

    5/8

    arabika, P. coffeae

    menyebabkan kerugian total

    karena tanaman kopi dapat

    mati pada usia dua.

    Di Indonesia, studi

    tentang pengendalianbiologis nematoda parasit

    kopi belum menghasilkan

    produk yang siap digunakan

    oleh petani. Beberapa

    mikroorganisme telah diuji

    dalam kondisi rumah kaca

    dan lapangan, terutama

    terhadapP. coffeae. Sebagai

    contoh, Baon et al. (1988,

    1994) mengevaluasi efek

    dari vesikular arbuskular

    mikoriza Gigaspora

    margarita Becker Hall pada

    bibit kopi yang diinfeksi P.

    coffeae. Inokulasi bibit

    dengan jamur dapat

    meningkatkan pertumbuhan

    tanaman vegetatif (diameter

    lingkar, jumlah daun, luasdaun, dan tinggi tanaman),

    dan mengurangi populasi

    nematoda dalam sistem

    akar.

    digunakan

    merupakan

    sumber air

    dari daerah

    yang sama.

  • 7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo

    6/8

    Telah diketahui

    bahwa mikoriza mampu

    meningkatkan pertumbuhan

    tanaman kopi dan

    mengendalikan nematodaP.

    coffeae, tetapi kerapatanmikoriza dalam tanah

    menurun secara nyata

    dengan adanya nematoda

    (Baon, 1994). Kerapatan

    mikoriza bisa ditingkatkan

    dengan memanfaatkan

    Mycorrhiza helper bacteria

    (MHB) sehingga peranan

    mikoriza dalam menekan

    polulasi nematoda bisa

    meningkat.

    Dengan melihat hasil-

    hasil penelitian yang

    diungkapkan di atas, agen

    hayati tersebut berpotensi

    mempunyai sinergisme

    dalam mengendalikan P.

    coffeae sampai lebih dari

    80% sekaligusmeningkatkan pertumbuhan

    tanaman dan meningkatkan

    ketersediaan hara P. Hasil

    penelitian tahun pertama

    menunjukkan bahwa

  • 7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo

    7/8

    pemberian Mikoriza

    Glomus spp. mampu

    meningkatkan pertumbuhan

    bibit kopi arabika lebih baik

    dibandingkan perlakuan

    Gigaspora spp. PemberianGlomus spp. meningkatkan

    kandungan P tersedia tanah

    sampai 36% dan

    menurunkan populasi P.

    coffeae total sampai 82%.

    Pemberian MHB baik itu P.

    diminuta maupun B. subtilis

    mampu meningkatkan

    pertumbuhan tanaman kopi

    arabika dan menurunkan

    populasi P. coffeae sampai

    70% (B. subtilis 1x 108

    cfu/ml). Pemberian PSB

    berupa P.mallei mampu

    meningkatkan pertumbuhan

    tanaman kopi arabika tetapi

    tidak mampu menurunkan

    populasi nematoda P.

    coffeae. Inokulasi gandamikoriza Glomus spp. dan

    MHB, baik P. diminuta

    maupun B. subtilis mampu

    menurunkan populasi

    nematoda sampai 90%

  • 7/25/2019 Matriks Penelitian Ervan Prasetyo

    8/8

    dibanding kontrol.

    Dibanding dengan

    perlakuan tunggal, inokulasi

    ganda lebih baik 17%.

    Berdasarkan hasil penelitian

    tahun pertama, inokulasiganda MHB dan Glomus

    spp. adalah cara yang efektif

    dalam menurunkan populasi

    P. coffeae.