matrik ian masalah tingginya angka kematian ibu dan bayi

12
 MATRIK PENYELESAIAN MASALAH TINGGINYA ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI Disusun: NAMA : ROBI DENIAS PRATA PRODI : S1. KEPERAWATAN NIM : 0801MK014 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMJAR (STIKES) HAMJAR LOMBOK TIMUR TAHUN 2010/2011

Upload: roby-blueboys

Post on 08-Jul-2015

316 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

5/9/2018 Matrik ian Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Bayi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/matrik-ian-masalah-tingginya-angka-kematian-ibu-dan-bayi

MATRIK PENYELESAIAN MASALAH TINGGINYA

ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

Disusun:

NAMA : ROBI DENIAS PRATA

PRODI : S1. KEPERAWATAN

NIM : 0801MK014

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HAMJAR

(STIKES) HAMJAR LOMBOK TIMUR

TAHUN 2010/2011

5/9/2018 Matrik ian Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Bayi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/matrik-ian-masalah-tingginya-angka-kematian-ibu-dan-bayi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya, yang berjudul matrik penyelesaian

masalah angka kematian ibu dan anak. Adapun maksud dari pembuatan makalah ini yaitu

dapat digunakan sebagai bahan bacaan pada mata kuliah Probleme Base Learning dan sebagai

bahan acuan untuk pelaksanaan penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi. Punulis ucapkan

terimakasih kepada nara sumber yang sudah membimbing kami sampai saat ini, dan terus

berkarya, salah satunya melalui penulisan makalah ini. Penulis menyadari atas segala kekurangan

dalam tulisan ini, untuk itulah penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penulis

dapat menyempurnakan tulisan ini. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat

bermanfaat bagi semua fihak yang memerlukannya.

5/9/2018 Matrik ian Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Bayi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/matrik-ian-masalah-tingginya-angka-kematian-ibu-dan-bayi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………............ 

DAFTAR ISI………………………………………………………… 

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………… 

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………. 

BAB III KESIMPULAN……………………………………………. 

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………. 

5/9/2018 Matrik ian Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Bayi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/matrik-ian-masalah-tingginya-angka-kematian-ibu-dan-bayi

 

BAB I 

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia merupakan angka

tertinggi dibandingkan dengan negara – negara ASEAN lainnya. Berbagai faktor yang terkait

dengan resiko terjadinya komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan dan cara

pencegahannya telah diketahui, namun demikian jumlah kematian ibu dan bayi masih tetap

tinggi (Depkes RI, 2001). Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia 2006 (2008, dalam Depkes

RI), AKI Indonesia adalah 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002, sedangkan AKB di

Indonesia sebesar 35/1000 kelahiran hidup. Penyebab langsung kematian maternal yang

paling umum di Indonesia adalah perdarahan 28%, eklamsi 24%, dan infeksi 11%. Penyebab

kematian bayi yaitu BBLR 38,94%, asfiksia lahir 27,97%. Hal ini menunjukkan bahwa

66,91% kematian perinatal dipengaruhi oleh kondisi ibu saat melahirkan. Jumlah kematian

ibu di Tapanuli Utara sebanyak 7 orang dan jumlah kematian bayi sebanyak 59 orang (Dinas

Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara, Januari - November 2008), sedangkan di Puskesmas

Hutabaginda Kabupaten Tapanuli Utara jumlah kematian bayi sebanyak 8 orang (SP2TP

Puskesmas Hutabaginda, Januari – Agustus 2008).

Salah satu upaya yang dilakukan departemen kesehatan dalam mempercepat

penurunan AKI adalah mendekatkan pelayanan kebidanan kepada setiap ibu yang

membutuhkannya. Penempatan bidan di desa adalah upaya untuk menurunkan AKI, bayi dan

anak balita. Masih tingginya AKB dan AKI menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan masih

belum memadai dan belum menjangkau masyarakat banyak, khususnya dipedesaan. Namun

bidan di desa yang sudah ditempatkan belum didayagunakan secara optimal dalam upaya

menurunkan AKI dan AKB (Palutturi, 2007). Asuhan persalinan normal dengan paradigma

baru (aktif) yaitu dari sikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi mencegah

komplikasi yang mungkin terjadi, terbukti dapat memberi manfaat membantu upaya

penurunan AKI dan AKB. Sebagian besar persalinan di Indonesia terjadi di desa atau di

fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Tingkat keterampilan petugas dan sarana kesehatan

5/9/2018 Matrik ian Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Bayi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/matrik-ian-masalah-tingginya-angka-kematian-ibu-dan-bayi

sangat terbatas, maka paradigma aktif menjadi sangat strategis bila dapat diterapkan pada

tingkat tersebut (JNPK, 2007). Tujuan dari asuhan persalinan normal adalah mengupayakan

kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,

melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga

prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. Hal ini

berarti bahwa upaya asuhan persalinan normal harus didukung oleh adanya alasan yang kuat

dan berbagai bukti ilmiah yang dapat menunjukkan adanya manfaat apabila diaplikasikan

pada setiap proses persalinan (JNPK, 2007). Kajian kinerja petugas pelaksana pertolongan

persalinan (bidan) di jenjang pelayanan dasar, mengindikasikan adanya kesenjangan kinerja

yang dapat mempengaruhi kualitas pelayanan bagi ibu hamil dan bersalin. Hal ini terbukti

dari masih tingginya angka kematian ibu dan bayi.

Banyak hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan suatu tujuan yang sudah

dirancang sedemikian rupa, dan yang paling sering disebut adalah faktor sumber daya

manusia (tenaga kerja), serta faktor sarana dan prasarana pendukung atau fasilitas kerja. Dari

kedua faktor tersebut sumber daya manusia atau tenaga kerja lebih penting daripada sarana

dan prasarana pendukung karena, secanggih dan selengkap apa pun fasilitas pendukung yang

dimiliki suatu organisasi kerja, tanpa sumber daya yang memadai, baik kuantitas (jumlah)

maupun kualitas (kemampuannya), maka niscaya organisasi tersebut dapat berhasil

mewujudkan tujuan organisasinya (Munandar,2004) Dalam penelitian Palutturi (2007),

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja meliputi faktor individu : keterampilan, faktor

organisasi yang terdiri dari kepemimpinan dan struktur imbalan/kompensasi serta faktor-

faktor psikologis yang meliputi motivasi dan kepuasan kerja. Untuk kinerja bidan maka

faktor yang paling berpengaruh dan merupakan faktor kunci untuk mencapai hasil kerja yang

baik harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang baik, adanya motivasi yang kuat

merupakan pendorong yang memadai. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengetahuifaktor yang berhubungan dengan pelaksanaan asuhan persalinan normal di wilayah kerja

Puskesmas Hutabaginda, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Lokasi penelitian

ini didasari pertimbangan, yaitu karena Puskesmas Hutabaginda merupakan puskesmas kota

yang wilayah kerjanya merupakan ibukota Kabupaten Tapanuli Utara dengan jumlah desa

sebanyak 31 desa dan jumlah bidan sebanyak 71 orang, serta dengan pertimbangan belum

pernah dilakukan penelitian tentang faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan asuhan

persalinan normal.

5/9/2018 Matrik ian Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Bayi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/matrik-ian-masalah-tingginya-angka-kematian-ibu-dan-bayi

BAB II

PEMBAHASAN

Konsep

Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun

waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau

tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau

pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh dll

(Budi, Utomo. 1985).

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi

belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi.

Secara garis besar, dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen

dan eksogen.

Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neonatal; adalah

kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya

disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang

tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.

Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang

terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh

faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.

Definisi 

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil

atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat

persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena

sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) adalah

banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu

tahun tertentu.

5/9/2018 Matrik ian Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Bayi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/matrik-ian-masalah-tingginya-angka-kematian-ibu-dan-bayi

Keadaan dan kecenderungan

Angka kematian ibu. Indonesia belum memiliki data statistik vital yang langsung

dapat menghitung Angka Kematian Ibu (AKI). Estimasi AKI dalam Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) diperoleh dengan mengumpulkan informasi dari saudara

perempuan yang meninggal semasa kehamilan, persalinan, atau setelah melahirkan.

Meskipun hasil survei menunjukkan bahwa AKI di Indonesia telah turun menjadi 307 per

100.000 kelahiran hidup antara 1998 – 20021, hal itu perlu ditafsirkan secara hati-hati

mengingat keterbatasan metode penghitungan yang digunakan. Dari lima juta kelahiran yang

terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi

kehamilan atau persalinan.2 Dengan kecenderungan seperti ini, pencapaian target MDG

untuk menurunkan AKI akan sulit bisa terwujud kecuali apabila dilakukan upaya yang lebih

intensif untuk mempercepat laju penurunannya. Disparitas. Seperti indikator kesehatan lain

pada umumnya, terdapat perbedaan AKI antarwilayah di Indonesia. Estimasi AKI

menggunakan pendekatan PMDF (proportion of maternal deaths of female reproductive age)

tahun 1995 di lima provinsi menunjukkan bahwa Jawa Tengah mempunyai AKI yang lebih

rendah, yaitu 248, dibandingkan adalah Papua sebesar 1.025, Maluku sebesar 796, Jawa

Barat sebesar 686, dan NTT sebesar 554 per 100.000 kelahiran hidup.3 AKI di negara lain.

AKI di Indonesia masih relative lebih tinggi jika dibandingkan dengan negarane gara anggota

ASEAN. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan

dengan 1 dari 1.100 di Thailand.4 Penyebab kematian ibu. adalah perdarahan, eklampsia atau

gangguan akibat tekanan darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi, dan

infeksi. Perdarahan, yang biasanya tidak bias diperkirakan dan terjadi secara mendadak,

bertanggung jawab atas 28 persen kematian ibu. Sebagian besar kasus perdarahan dalam

masa nifas terjadi karena retensio plasenta dan atonia uteri. Hal ini mengindikasikan kurang

baiknya manajemen tahap ketiga proses kelahiran dan pelayanan emergensi obstetrik dan

perawatan neonatal yang tepat waktu. Eklampsia merupakan penyebab utama kedua kematian

ibu, yaitu 13 persen kematian ibu di Indonesia (rata-rata dunia adalah 12 persen)5.

Pemantauan kehamilan secara teratur sebenarnya dapat menjamin akses terhadap perawatan

yang sederhana dan murah yang dapat mencegah kematian ibu karena eklampsia.

5/9/2018 Matrik ian Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Bayi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/matrik-ian-masalah-tingginya-angka-kematian-ibu-dan-bayi

 

Aborsi yang tidak aman. bertanggung jawab terhadap 11 persen kematian ibu di

Indonesia (ratarata dunia 13 persen). Kematian ini sebenarnya dapat dicegah jika perempuan

mempunyai akses terhadap informasi dan pelayanan kontrasepsi serta perawatan terhadap

komplikasi aborsi. Data dari SDKI 2002 – 2003 menunjukkan bahwa 7,2 persen kelahiran

tidak diinginkan. Prevalensi pemakai alat kontrasepsi. Kontrasepsi modern memainkan peran

penting untuk menurunk an kehamilan yang tidak diinginkan. SDKI 2002 – 2003

menunjukkan bahwa kebutuhan yang tak terpenuhi (unmet need) dalam pemakaian

kontrasepsi masih tinggi, yaitu sembilan persen dan tidak mengalami banyak perubahan sejak 

1997. Angka pemakaian kontrasepsi (Contraceptive Prevalence  Rate) di Indonesia naik dari

50,5 persen pada 1992 menjadi 54,2 persen pada 20026 (Gambar 5.2 dan Tabel 5.1). Untuk 

indikator yang sama, SDKI 2002-2003 menunjukkan angka 60.3 persen. Sepsis sebagai

faktor penting lain penyebab kematian ibu sering terjadi karena kebersihan (hygiene) yang

buruk pada saat persalinan atau karena penyakit menular akibat hubungan seks yang tidak 

diobati. Sepsis ini berkontribusi pada 10 persen kematian ibu (rata-rata dunia 15 persen).

Deteksi dini terhadap infeksi selama kehamilan, persalinan yang bersih, dan perawatan

semasa nifas yang benar dapat menanggulangi masalah ini. Partus lama, yang berkontribusi

bagi sembilan persen kematian ibu (rata-rata dunia 8 persen), sering disebabkan oleh

disproposi cephalopelvic, kelainan letak, dan gangguan kontraksi uterus. Pertolongan

persalinan oleh petugas kesehatan terlatih. Pola penyebab kematian di atas menunjukkan

bahwa pelayanan obstetrik dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan oleh tenagakesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu. Walaupun

5/9/2018 Matrik ian Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Bayi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/matrik-ian-masalah-tingginya-angka-kematian-ibu-dan-bayi

sebagian besar perempuan bersalin di rumah, tenaga terlatih dapat membantu mengenali

kegawatan medis dan membantu keluarga untuk mencari perawatan darurat. Proporsi

persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih terus meningkat dari 40,7 persen pada

1992 menjadi 68,4 persen pada 2002.7 Akan tetapi, proporsi ini bervariasi antarprovinsi

dengan Sulawesi Tenggara sebagai yang terendah, yaitu 35 persen, dan DKI Jakarta yang

tertinggi, yaitu 96 persen, pada 20028 (Tabel 5.2 dan 5.3). Proporsi ini juga berbeda cukup

 jauh mengikuti tingkat pendapatan. Pada ibu dengan pendapatan lebih tinggi, 89,2 persen

kelahiran ditolong oleh tenaga kesehatan, sementara pada golongan berpendapatan rendah

hanya 21,39 persen. Hal ini menunjukkan tidak meratanya akses finansial terhadap pelayanan

kesehatan dan tidak meratanya distribusi tenaga terlatih terutama bidan. Penyebab tidak 

langsung. Risiko kematian ibu dapat diperparah oleh adanya anemia dan penyakit menular

seperti malaria, tuberkulosis (TB), hepatitis, dan HIV/AIDS. Pada 1995, misalnya, prevalensi

anemia pada ibu hamil masih sangat tinggi, yaitu 51 persen, dan pada ibu nifas 45 persen.10

Anemia pada ibu hamil mempuyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam

kandungan, meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, bayi dengan berat lahir

rendah, serta sering menyebabkan kematian ibu dan bayi baru lahir. Faktor lain yang

berkontribusi adalah kekurangan energi kronik (KEK). Pada 2002, 17,6 persen wanita usia

subur (WUS) men derita KEK.11 Tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, faktor budaya,

dan akses terhadap sarana kesehatan dan transportasi juga berkontribusi secara tidak langsung

terhadap kematian dan kesakitan ibu. Situasi ini diidentifikasi sebagai ―3 T‖ (terlambat). 

Yang pertama adalah terlambat deteksi bahaya dini selama kehamilan, persalinan, dan nifas,

serta dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan neonatal.

Kedua, terlambat merujuk ke fasilitas kesehatan karena kondisi geografis dan sulitnya

transportasi. Ketiga, terlambat mendapat pelayanan kesehatan yang memadai di tempat

rujukan.

Meningkatnya kebutuhan. MDG menargetkan penurunan AKI dan AKB sebesar tiga

perempat antara 1990 and 2015. Upaya ini menghadapi berbagai tantangan yang cukup berat,

seperti transisi demografi, desentralisasi kesehatan, pelayanan publik, dan pendanaan. Sensus

penduduk tahun 2000 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia 206 juta jiwa.12 Pada

tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan meningkat menjadi 242 juta jiwa.13

Dengan kata lain, kebutuhan pelayanan kesehatan akan meningkat. Desentralisasi bidang

kesehatan juga akan menjadi tantangan penting di tahun-tahun mendatang. Perubahan peran

dan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah belum secara jelas terdefinisikan dan

dipahami. Institusi-institusi pemerintahan masih perlu menyesuaikan diri dengan

5/9/2018 Matrik ian Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Bayi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/matrik-ian-masalah-tingginya-angka-kematian-ibu-dan-bayi

wewenangnya yang baru, sementara jaringan dan koordinasi di setiap level administrasi perlu

terus diperkuat. Dengan penganggaran yang juga didesentralisasikan, daerah dengan

kemampuan keuangan yang rendah akan mengalami kesulitan untuk mengalokasikan

anggaran kesehatannya karena harus pula memperhatikan prioritas-prioritas pembangunan

lain. Dalam hal ini, pusat dapat memainkan peran penting untuk membantu kabupaten/kota

dalam mengelola sumber daya mereka. Setiap upaya dalam advokasi sangat penting untuk 

menjamin bahwa komitmen untuk meningkatkan kesehatan ibu dapat dilaksanakan pada

setiap tingkatan.

Pelayanan kesehatan merupakan tantangan berikutnya yang perlu ditangani.

Termasuk di dalamnya adalah kualitas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah dan

swasta serta penanganan disparitas akses pada kelompok rentan dan miskin. Data terbaru

menunjukkan bahwa jumlah bidan di desa (BDD) yang menyediakan pelayanan bagi

kelompok rentan dan miskin telah menurun.14 Bagaimana mengatasi situasi baru dan tidak 

terduga ini menjadi salah satu tantangan bagi pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten.

Keterbatasan sumber daya rumah tangga juga telah menghambat akses terhadap pelayanan

dasar. Karenanya, inovasi mekanisme yang meringankan beban keuangan rumah tangga

sangat diperlukan untuk menjamin akses mereka terhadap pelayanan. Koordinasi dan

pendanaan pembangunan antar institusi dan lembaga donor sangat krusial untuk menghindari

terjadinya tumpang tindih dan terfragmentasinya program, sehingga peningkatan kesehatan

ibu lebih mudah dicapai. Keberlanjutan program juga menjadi tantangan yang harus diatasi

dalam tahun-tahun mendatang.

Kebijakan dan program

Prioritas nasional. Menurunkan kesakitan dan kematian ibu telah menjadi salah satu

prioritas utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam

Propenas. Kegiatan-kegiatan yang mendukung upaya ini antara lain meningkatkan pelayanan

kesehatan reproduksi, meningkatkan pemberantasan penyakit menular dan imunisasi,

meningkatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, menanggulangi KEK, dan

menanggulangi anemia gizi besi pada wanita usia subur dan pada masa kehamilan,

melahirkan, dan nifas.15 Kehamilan Aman. Mengacu pada Indonesia Sehat 2010, telah

dicanangkan strategi  Making Pregnancy  Safer  (MPS) atau Kehamilan yang Aman sebagai

kelanjutan dari program Safe Motherhood , dengan tujuan untuk mempercepat penurunan

kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. MPS terfokus pada pendekatan perencanaan

5/9/2018 Matrik ian Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Bayi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/matrik-ian-masalah-tingginya-angka-kematian-ibu-dan-bayi

sistematis dan terpadu dalam intervensi klinis dan sistem kesehatan serta penekanan pada

kemitraan antar institusi pemerintah, lembaga donor, dan peminjam, swasta, masyarakat, dan

keluarga. Perhatian khusus diberikan pada penyediaan pelayanan yang memadai dan

berkelanjutan dengan penekanan pada ketersediaan penolong persalinan terlatih. Aktivitas

masyarakat ditekankan pada upaya untuk menjamin bahwa wanita dan bayi baru lahir

memperoleh akses terhadap pelayanan. Strategi. Ada empat strategi utama bagi upaya

penurunan kesakitan dan kematian ibu. Pertama, meningkatkan akses dan cakupan pelayanan

kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang berkualitas dan cost effective. Kedua, membangun

kemitraan yang efektif melalui kerja sama lintas program, lintas sektor, dan mitra lainnya.

Ketiga, mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui peningkatan pengetahuan dan

perilaku sehat. Keempat, mendorong keterlibatan masyarakat dalam menjamin penyediaan

dan pemanfaatan pelayanan ibu dan bayi baru lahir. Pesan kunci MPS. Strategi MPS

memiliki tiga pesan kunci, yaitu setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih;

setiap komplikasi obstetrik dan neonatal mendapatkan pelayanan yang memadai; dan setiap

wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan

dan penanganan komplikasi keguguran. Kelompok sasaran. Perhatian khusus perlu diberikan

kepada kelompok masyarakat berpendapatan rendah baik di perkotaan dan pedesaan serta

masyarakat di daerah terpencil. Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) — yang telah dimulai

sejak 1998 telah menyediakan pelayanan pelayanan kesehatan dasar dan bidan di desa secara

gratis bagi penduduk miskin — perlu dipertahankan dengan berbagai cara.

BAB III

KESIMPULAN

Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi factor penentu

angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani

masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul. Yakni

pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejangkejang, aborsi, dan infeksi. Namun,

ternyata masih ada faktor lain yang juga cukup penting. Misalnya, pemberdayaan perempuan

yang tak begitu baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan

masyarakat dan politik, kebijakan juga berpengaruh. Kaum lelaki pun dituntut harus berupaya

ikut aktif dalam segala permasalahan bidang reproduksi secara lebih bertanggung jawab.

5/9/2018 Matrik ian Masalah Tingginya Angka Kematian Ibu Dan Bayi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/matrik-ian-masalah-tingginya-angka-kematian-ibu-dan-bayi

Selain masalah medis, tingginya kematian ibu juga karena masalah ketidaksetaraan gender,

nilai budaya, perekonomian serta rendahnya perhatian laki-laki terhadap ibu hamil dan

melahirkan. Oleh karena itu, pandangan yang menganggap kehamilan adalah peristiwa

alamiah perlu diubah secara sosiokultural agar perempuan dapat perhatian dari masyarakat.

Sangat diperlukan upaya peningkatan pelayanan perawatan ibu baik oleh pemerintah, swasta,

maupun masyarakat terutama suami.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-newsslider/1387-lima-

strategi-operasional-turunkan-angka-kematian-ibu.html