materi ukg ba

38
yaitu: 1. Menentukan tujuan pembelajaran 2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dsb) 3. Memilih materi pelajaran 4. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh ke generalisasi) 5. Mengembangkan bahan-bahan belajaryang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dsb untuk dipelajari siswa 6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks dari yang konkret ke yang abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik 7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa Tahapan Tahapan PTK (Penelitian TIndakan Kelas) Tahapan Tahapan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) Pada dasarnya, PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) terdiri dari 4 (empat) tahapan tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu tahap perencanaan (Palnning), tahap pelaksanaan(Acting), tahap pengamatan (Observing), dan tahap refleksi (Reflecting).(M. Mega N. dan Kania Islami Dewi). 1. Perencanaan Tindakan. Berdasarkan identifikasi masalah pada tahap pra-PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan. Recana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci. 2. Pelaksanaan Tindakan Tahap ini merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya dalam perencanaan. Dalam tahap ini guru dituntut agar konsisten dengan segala perencanaan yang telah dibuat. Hal yang harus diperhatikan adalah menyelaraskan relevansi antara tahap perencanaan dengan tahap pelaksanaan agar sejalan dengan maksud awal. 3. Pengamatan Tindakan Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu atau instrumen pengamatan yang dikembangkan peneliti. 4. Refleksi Terhadap Tindakan Tahapan ini merupakan tahapan untuk memposes data yang didapat pada saat melakukan pengamatan. Data yang dianalisis, lalu disentesiskan. Dalam beberapa proses pengkajian data ini, dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolabulator, seperti halnya pada saat observasi. Bagi guru PKB memiliki satu tujuan yang sangatlah umum, yakni guna meningkatkan kualitas dalam segi pelayanan dalam pendidikan di sekolah atau madrasah dalam rangka meningkatkan mutu suatu pendidikan. Namun PKB juga memiliki beberapa tujuan khusus, dan beberapa tujuan khusus tersebut yaitu: 1. PKB akan memfasilitasi guru dalam mencapai satu standar kompetensi profesi yang mana telah ditetapkan sejak awal. 2. Akan memfasilitasi guru dalam memutakhirkan sebuah kompetensi dalam proses pemubelajaran yang telah mereka miliki saat ini dengan apa yang telah menjadi satu tuntutan untuk masa ke depan yang berkaitan dengan profesinya sebagai seorang guru. 3. Adanya motivasi terhadap guru-guru guna tetap memiliki komitmen dalam menjalankan tugas-tugas pokok serta fungsinya dimana sebagai seorang tenaga yang profesional. 4. Mengangkat citra, harkat, martabat dari profesi seorang guru, rasa hormat, serta kebanggaan terhadap penyandang profesi guru. Page 1 of 38

Upload: sma-bhakti-bangsa

Post on 14-Apr-2016

60 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

jabaran kisi ukg

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Ukg Ba

yaitu:

1. Menentukan tujuan pembelajaran2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, minat, gaya belajar, dsb)3. Memilih materi pelajaran4. Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara induktif (dari contoh-contoh ke

generalisasi)5. Mengembangkan bahan-bahan belajaryang berupa contoh-contoh, ilustrasi, tugas dsb

untuk dipelajari siswa6. Mengatur topik-topik pelajaran dari yang sederhana ke kompleks dari yang konkret ke

yang abstrak, atau dari tahap enaktif, ikonik sampai ke simbolik7. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

Tahapan Tahapan PTK (Penelitian TIndakan Kelas) Tahapan Tahapan PTK ( Penelitian Tindakan Kelas )Pada dasarnya, PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) terdiri dari 4 (empat) tahapan tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan, yaitu tahap perencanaan (Palnning), tahap pelaksanaan(Acting), tahap pengamatan (Observing), dan tahap refleksi (Reflecting).(M. Mega N. dan Kania Islami Dewi).

1. Perencanaan Tindakan. Berdasarkan identifikasi masalah pada tahap pra-PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan yang ditentukan. Recana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci.2. Pelaksanaan Tindakan Tahap ini merupakan realisasi dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya dalam perencanaan. Dalam tahap ini guru dituntut agar konsisten dengan segala perencanaan yang telah dibuat. Hal yang harus diperhatikan adalah menyelaraskan relevansi antara tahap perencanaan dengan tahap pelaksanaan agar sejalan dengan maksud awal.3. Pengamatan Tindakan Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu atau instrumen pengamatan yang dikembangkan peneliti.4. Refleksi Terhadap Tindakan Tahapan ini merupakan tahapan untuk memposes data yang didapat pada saat melakukan pengamatan. Data yang dianalisis, lalu disentesiskan. Dalam beberapa proses pengkajian data

ini, dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolabulator, seperti halnya pada saat observasi.

Bagi guru PKB memiliki satu tujuan yang sangatlah umum, yakni guna meningkatkan kualitas dalam segi pelayanan dalam pendidikan di sekolah atau madrasah dalam rangka meningkatkan mutu suatu pendidikan.Namun PKB juga memiliki beberapa tujuan khusus, dan beberapa tujuan khusus tersebut yaitu:1. PKB akan memfasilitasi guru dalam mencapai satu standar kompetensi profesi yang mana telah ditetapkan sejak awal.2. Akan memfasilitasi guru dalam memutakhirkan sebuah kompetensi dalam proses pemubelajaran yang telah mereka miliki saat ini dengan apa yang telah menjadi satu tuntutan untuk masa ke depan yang berkaitan dengan profesinya sebagai seorang guru.3. Adanya motivasi terhadap guru-guru guna tetap memiliki komitmen dalam menjalankan tugas-tugas pokok serta fungsinya dimana sebagai seorang tenaga yang profesional.4. Mengangkat citra, harkat, martabat dari profesi seorang guru, rasa hormat, serta kebanggaan terhadap penyandang profesi guru.Sedangkan untuk manfaat dari PKB itu sendiri yang terstruktur, sistematik serta dapat memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan rasa profesional guru yaitu sebagai berikut: 1. Bagi siswaManfaat bagi siswa itu sendiri, siswa akan mendapatkan jaminan yang pasti untuk memperoleh pelayanan serta pengalaman yang sangatlah efektif guna meningkatkan potensi diri secara optimal yang mana melalui ilmu pengetahuan serta ilmu teknologi yang mereka pelajari yang mana sesuai dengan perkembangan masyarakat pada abad ke- 21, juga memiliki jati diri yang baik sebagai pribadi yang luhur yang sesuai dengan nilai-nilai keluhuran bangsa dan negara.2. Bagi guruUntuk guru, PKB memiliki manfaat untuk memberikan satu jaminan kepada guru-guru guna menguasai hampir seluruh ilmu pengetahuan serta ilmu teknologi, bukan hanya itu guru juga harus memahami ilmu kepribadian yang kuat yang sesuai dengan profesinya yang bermartabat, menarik, serta pilihan yang kompetitif agar guru mampu menghadapi suatu perubahan internal atau pun perubahan eksternal dalam kehidupan pada abad ke- 21 selama karirnya berlangsung.3. Bagi sekolah/ madrasahUntuk sekolah/ madrasah, PKB memiliki manfaat untuk memberikan satu jaminan yang mampu mewujudkan sekolah/ madrasah sebagai satu organisasi dalam proses pembelajaran yang efektif dalam rangka meningkatkan kompetensi, motivasi, dedikasi, loyalitas, serta komitmen pengabdian seorang guru dalam memberikan suatu pelayanan yang baik dalam pendidikan yang memiliki kualitas yang baik pada peserta didik.

Page 1 of 26

Page 2: Materi Ukg Ba

4. Bagi orang tuaPKB akan memberikan manfaat berupa suatu jaminan bagi seluruh orang tua bahwa sesuai dengan kebutuhan serta kemampuannya masing-masing anak mereka yang mana telah sekolah akan mendapatkan suatu bimbingan yang baik dalam proses pembelajaran dari guru yang mana mampu bekerja secara profesional serta penuh dengan rasa tanggung jawab.5. Bagi pemerintahSedangkan untuk pemerintah sendiri, dengan adanya kegiatan PKB pemerintah mampu memetakan kualitas pelayanan yang baik dalam pendidikan sebagai satu upaya dalam pembinaan, pengembangan, juga peningkatan dalam kinerja guru serta pembiayaan dalam rangka mewujudkan kesetaraan kualitas antarsekolah sejenis serta setingkat.

| Teknik Pengumpulan Data Kualitatif |

Teknik pengumpulan data kualitatif yaitu dapat diperoleh dari kuesioner, wawancara, catatan pengamatan, pengambilan foto, perekaman audio dan video.1. Dokumen KuesionerKuesioner merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif. Kuesioner menggunakan pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat yang mendukung teori dan informasi yang dibutuhkan untuk proyek anda.2. Dokumen WawancaraWawancara ialah salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif. Dalam penelitian dilakukan wawancara dengan pertanyaan, sehingga responden dapat memberikan informasi yang tidak terbatas dan mendalam dari berbagai perspektif. Semua wawancara dibuat transkip dan disimpan dalam file teks.3. Catatan PengamatanCatatan pengamatan merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif. Pengamatan untuk memperoleh data dalam penelitian memerlukan ketelitian untuk mendengarkan dan perhatian yang hati-hati dan terperinci pada apa yang dilihat. Catatan pengamatan pada umumnya berupa tulisan tangan.4. Rekaman AudioRekaman audio ialah salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif. Dalam melakukan wawancara tidak jarang dibuat rekaman audio. Untuk menangkap inti pembicaraan diperlukan kejelian dan pengalaman seseorang yang melakukan wawancara. 5. Rekaman VideoRekaman video merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif. Dalam penelitian sering dibuat rekaman video untuk melengkapi data. Rekaman video dapat digunaan untuk menggali isi video lebih dalam pada saat pengolahan data dilakukan.6. Data dari BukuMengambil data dari buka merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif.

Dalam penelitian sering digunakan data yang berasal dari halaman tertentu dari suatu buku. Data dari halaman buku tersebut dapat digunaan dalam pengolahan data bersama data yang lainnya.7. Data dari Halam WebMengambil data dari halaman web merupakan salah satu dari teknik pengumpulan data kualitatif. Dalam penelitian sering digunakan data yang berasal dari halaman suatu website. Seperti halnya data dari buku, data dari halaman web tersebut dapat digunakan dalam pengolahan data bersama data yang lain.

| Teknik Analisis Data Kualitatif |Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik analisisi data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul.1. Reduksi DataReduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantifikasi data.2. Penyajian DataPenyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan.3. Penarikan KesimpulanPenarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan untuk mengambil tindakan.

Pengertian Analisis Data Kualitatif adalah proses analisis kualitatif yang mendasarkan pada adanya hubungan semantis antar bariabel yang sedang diteliti.Tujuan Analisis Data kualitatif yaitu agar peneliti mendapatkan makna hubungan variabel-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hubungan antar semantis sangat penting karena dalam analisis kualitatif, peneliti tidak menggunakan angka-angka seperti pada analisis kuantitatif. Prinsip pokok teknik analisis data kualitatif ialah mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai makna.

Sekian pembahasan mengenai teknik pengumpulan data kualitatif dan teknik analisis data kualitatif, semoga tulisan saya mengenai teknik pengumpulan data kualitatif dan teknik analisis data kualitatif dapat bermanfaat.

Page 2 of 26

Page 3: Materi Ukg Ba

TEKNIK PENGOLAHAN DATA DESKRIPTIFMenurut Jhon, penelitian adalah suatu pencarian fakta menurut metode objektif yang

jelas untuk menemukan hubungan antar fakta dan menghasilkan dalil atau hukum. Menurut Ibnu Subiyanto, penelitian adalah suatu proses pencarian kebenaran atau pembuktian terhadap fenomena (gejala) yang dihadapi melalui prosedur kerja tertentu.

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya (Best, 1982 dalam Sukardi, 2004). Penelitian ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap, pandangan, serta proses yang sedanng berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena.

Dapat penulis nyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikansuatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan perhatian kepada masalah-masalah atual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung. Dengan tujuan membuat pecandraan secara sistemaatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Dengan metode deskriptif, peneliti memungkinkan untuk melakukan hubungan antarvariabel, menguji hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki validitas universal (West, 1982 dalam Sukardi, 2004). Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan keadaan dan kejadian sekarang. Mereka melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel) bisa juga lebih dan satu variabel. Penelitian deskriptif sesuai karakteristiknya memiliki langkah-langkah tertentu dalam pelaksanaannya. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut.1. Perumusan masalah Metode penelitian manapun harus diawali dengan adanya masalah, yakni pengajuan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang jawabannya harus dicari menggunakan data dari lapangan. 2. Menentukan jenis informasi yang diperlukan Dalam hal ini peneliti perlu menetapkan informasi apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan atau masalah yang telah dirumuskan. bilangan/angka seperti.3. Menentukan prosedur pengumpulan data

Ada banyak pengertian tentang data, secara sederhana data adalah keterangan tentang sesuatu dan pengolahan data adalah proses operasi sistematis terhadap data. Selama operasi, (misal kalkulasi atau operasi logika) sedang berlangsung, data disimpan sementara dalam prosesor.

Ada dua unsur penelitian yang diperlukan, yakni instrumen atau alat pengumpul data dansumber data atau sampel yakni dari mana informasi itu sebaiknya diperoleh. Dalam penelitian ada sejumlah alat pengumpul data antara lain tes, wawancara, observasi, kuesioner, sosiometri. Alat-alat tersebut lazim digunakan dalam penelitian deskriptif misalnya, untuk memperoleh informasi mengenai langkah-langkah guru mengajar, alat atau instrumen yang tepat digunakan adalah observasi atau pengamatan. Cara lain yang mungkin dipakai adalah wawancara dengan guru mengenai langkah-langkah mengajar. Agar diperoleh sampel yang jelas, permasalahan penelitian harus dirumuskan sekhusus mungkin sehingga memberikan arah yang pasti terhadap instrumen dan sumber data.4. Menentukan prosedur pengolahan informasi atau data Data dan informasi yang telah diperoleh dengan instrumen yang dipilih dan sumber data atau sampel tertentu masih merupakan informasi atau data kasar. Informasi dan data tersebut perlu diolah agar dapat dijadikan bahan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Proses pengolahan datanya biasanya menggunakan statistik deskriptif atau statistik inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Penelitian yang dilakukan pada populasi jelas akan mengunakan statistik deskriptif dalam analisisnya, tetapi bila penelitian dilakukan pada sampel maka analisisnya dapat menggunakan statistik dekriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil (Sugiyono, 2010:209).

Statistik inferensial adalah tehnik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sample dari populasi itu dilakukan secara random (Sugiyono, 2010:209).5. Menarik kesimpulan penelitian

Penelitian deskriptif pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan sobjek yang diteliti secara tepat. Sehingga kesimpulan yang dibuat juga berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan.

B. Konsep Dasar dan Tujuan1. Penelitian deskriptif Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penggambaran kondisi bisa individual atau 2. Desain deskriptif Desain deskriptif bertujuan menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu fenomenal tertentu. Dalam menggunakan desain ini jangan melakukan kesimpulan terlalu jauh atas data

Page 3 of 26

Page 4: Materi Ukg Ba

yang ada karena tujuan dari desain ini hanya mengumpulkan fakta dan menguraikannya secara menyeluruh dan teliti sesuai dengan persoalan yang akan dipecahkan (Hasan, 2002).

C. Karakteristik, Metode, Tipe, Strategi Data dan pengolahan data sudah disebutkan bahwa sesuatu dapat diolah jika ada jika tidak ada ya, tidak dapat diolah. Artinya, yang utama itu data kemudian baru proses olahannya. Berikut beberapa hal yang berkaitan dengan data.

1. Syarat Dataa) Obyektif, data sesuai dengan keadaan sebenarnya atau kenyataanb) Relevan, sesuai dengan kepentingan atau tujuan yang diinginkanc) Standard error kecil

2. Macam-macam dataa. Berdasarkan sifatnya

1) Data kwantitatif, data dalam bentuk angka atau bilangan, Contohnya; 6,4,3,4,72) Data kwalitatif, data bukan dalam bentuk angka, tetapi dalam bentuk pernyataan dan atau kategori, Contohnya, baik, buruk.

b. Berdasarkan sumbernya1) Data internal, data yang berasal dari dalam organisasi.2) Data eksternal, data yang berasal dari luar organisasi.

c. Berdasarkan cara memperoleh1) Data primer, data yang diperoleh dari sumber pertama/sumber data, data ini biasanya belum diolah.2) Data sekunder, data yang diperoleh dari pihak kedua,data ini biasanya sudah dalam keadaan diolah.

e. Berdasarkan skala pengukurannya

1) Nominal2) Ordinal3) Interval4) Rasio

Yang termasuk dalam proses pengolahan data, secara singkat dapat disebutkan sebagai berikut.a. verifikasi,b. pengorganisasian data,

c. pencarian kembali,d. transformasi,e. penggabungan,f. pengurutan,g. perhitungan / kalkulasih. ekstraksi data untuk membentuk informasi, dani. pembentukan pengetahuan (Witarto, 2008)

Selain itu, (dalam Hasan, 2002) juga dijelaskan bahwa Pengolahan data meliputi kegiatan, sebagai berikut.1. Editing2. Coding3. Tabulasi

Karakteristik Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)Kurikulum pendidikan IPS tahun 1994 sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan (1990), merupakan fusi dari berbagai disiplin ilmu, Martoella (1987) mengatakan bahwa pembelajaran Pendidikan IPS lebih menekankan pada aspek “pendidikan” dari pada “transfer konsep”, karena dalam pembelajaran pendidikan IPS peserta didik diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikannya pada aspek kependidikannya.Ada 10 konsep social studies dari NCSS, yaitu (1) culture; (2) time, continuity and change; (3)people, places and environments; (4) individual development and identity; (5) individuals, group, and institutions; (6) power, authority and govermance; (7) production, distribution and consumption; (8) science, technology and society; (9) global connections, dan; (10) civic idealsand

Konsep IPS, yaitu: (1) interaksi, (2) saling ketergantungan, (3) kesinambungan dan perubahan, (4) keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan konsesus, (6) pola (patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai kepercayaan, (10) keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12) kekhususan, (13) budaya (culture), dan (14) nasionalisme.

Mengenai tujuan ilmu pengetahuan sosial, Gross (1978) menyebutkan bahwa tujuan pendidikan IPS adalah untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat, secara tegas ia mengatakan “to prepare students to be well functioning citizens in a democratic society”. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk

Page 4 of 26

Page 5: Materi Ukg Ba

mengembangkan kemampuan peserta didik menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapinya (Gross, 1978).

Ilmu pengetahuan sosial Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan (Kosasih, 1994), agar pembelajaran Pendidikan IPS benar-benar mampu mengondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi peserta didik untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan (Azis Wahab, 1986).Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada peserta didik. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali peserta didik dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah sebenarnya penekanan misi dari pendidikan IPS. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswaagar pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa (Kosasih, 1994; Hamid Hasan, 1996).Karakteristik mata pembelajaran merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.Karateristik mata pelajaran IPS SMA antara lain sebagai berikut.1. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama (Numan Soemantri, 2001).2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.4. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayahan, adaptasi

dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan (Daldjoeni, 1981).5. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan. Ketiga dimensi tersebut terlihat pada tabel berikut.Tabel 1 Cakupan dalam Pembelajaran IPS(Sumber: Sardiman, 2004)

Cakupan Ruang Waktu Nilai/Norma

Area dan substansi pembelajaran

Alam sebagai tempat dan penyedia potensi sumber daya

Alam dan kehidupan yang selalu berproses, masa lalu, saat ini, dan yang akan dating

Acuan sikap dan perilaku manusia berpa kaidah atau aturan yang menjadi perekat dan penjamin keharmonisan kehidupan manusia dan alam

Contoh Kompetensi Dasar yang dikembangkan

Adaptasi spasial dan eksploratif

Berpikir kronologis, prospektif, antisipatif

Konsisten dengan aturan yang disepakati dan kaidah alamiah masing-masing disiplin ilmu

Alternatif penyajian dalam mata pelajaran Geografi Sejarah Ekonomi, Sosiologi/Antropologi

Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pembelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Awan Mutakin, 1998).1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

Page 5 of 26

Page 6: Materi Ukg Ba

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. pengembangan keterampilan pembuatan keputusan.6. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.7. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi.8. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya “to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic society’ dan mengembangkan kemampuan siswa mengunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.9. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi Pembelajaran IPS yang diberikan.

Analisis varians (analysis of variance, ANOVA) adalah suatu metode analisis statistika yang termasuk ke dalam cabang statistika inferensi. Dalam literatur Indonesia metode ini dikenal dengan berbagai nama lain, seperti analisis ragam, sidik ragam, dananalisis variansi. Ia merupakan pengembangan dari masalahBehrens-Fisher, sehingga uji-F juga dipakai dalam pengambilan keputusan.

Hipotesis dalam Anova (analysis of variance):

Dalam analysis of variance hanya satu hipotesis yang digunakan yaitu hipotesis dua arah (two tail). artinya hipotesis ini yaitu apakah ada perbedaan rata-rata. kita cuma pengen tahu itu, tidak spesifik yang mana yang berbeda. Nah kalau mau tahu kelompok yang benar-benar terdapat perbedaan rata-rata ada uji lanjutan dilakukan uji lanjutan. kalau tentang itu akan dibahas di lain tempat. Berikut hipotesis dalam Anova.

Alasan penggunaan ANOVAUji hipotesis dengan ANOVA digunakan, setidaknya karena beberapa alasan berikut:

1. Memudahkan analisa atas beberapa kelompok sampel yang berbeda dengan resiko kesalahan terkecil.

2. Mengetahui signifikansi perbedaan rata-rata (μ) antara kelompok sampel yang satu dengan yang lain. Bisa jadi, meskipun secara numeris bedanya besar, namun berdasarkan analisa ANOVA, perbedaan tersebut TIDAK SIGNIFIKAN sehingga perbedaan μ bisa diabaikan. Sebaliknya, bisa jadi secara numeris bedanya kecil, namun berdasarkan analisa ANOVA, perbedaan tersebut SIGNIFIKAN, sehingga minimal ada satu μ yang berbeda dan perbedaan μ antar kelompok sampel tidak boleh diabaikan.

3. Analisis varians relatif mudah dimodifikasi dan dapat dikembangkan untuk berbagai bentuk percobaan yang lebih rumit. Selain itu, analisis ini juga masih memiliki keterkaitan dengan analisis regresi. Akibatnya, penggunaannya sangat luas di berbagai bidang, mulai dari eksperimen laboratorium hingga eksperimen periklanan, psikologi, dan kemasyarakatan.

Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam analisis varians (anova):1. Data berdistribusi normal , karena pengujiannya menggunakan uji F-Snedecor2. Varians atau ragamnya homogen , dikenal sebagai homoskedastisitas, karena hanya

digunakan satu penduga (estimate) untuk varians dalam contoh3. Masing-masing contoh saling bebas, yang harus dapat diatur dengan perancangan

percobaan yang tepat4. Komponen-komponen dalam modelnya bersifat aditif (saling menjumlah).

Jenis-jenis dari Analisis of Variance (Anova).Pemilihan tipe ANOVA tergantung dari rancangan percobaan (experiment design) yang kita pilih .1. Anova satu arah biasa dikenal one way anovaMaksud dari kasus ini yaitu untuk menguji perbedaan rata-rata lebih dari dua sampel dimana dalam melakukan analisis hanya bisa satu arah. Maksud satu arah ini hanya bisa menguji antar kelompok yang satu. Untuk lebih jelasmya kita kasih contoh kasus saja ya.

Contoh kasus Anova satu arah:

SampelPenurunan Berat Badan (Kg)

Metode 1 Metode 2 Metode 3 Metode 4

Sampel 1 4 8 7 6

Sampel 2 6 12 3 5

Sampel 3 4 - - 5

Page 6 of 26

Page 7: Materi Ukg Ba

Terdapat 4 metode diet dan 3 golongan usia peserta program diet Berikut data rata-rata penurunan berat peserta keempat metode dalam tiga kelompok umur.

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa ada empat metode (kolom). Dari empat metode itu dilakukan oleh beberapa orang tapi tiap metode dilakukan oleh orang yang berbeda. pada tabel diatas terlihat data diperoleh dari sampel yang berbeda perlakuan antar kelompok karen itu kita hanya bisa membandingkan antar metode tapi tidak bisa membandingkan antar orang karena setiap tidak melakukan metode yang sama. oleh karena itu dikatakan satu arah saja yaitu metode.

2. Anova dua arah tanpa interaksi anova two way without interaction

Jenis anova yang kedua yaitu anova dua arah tanpa interaksi. Artinya bahwa bisa dilakukan interaksi antara kelompok dan perlakuan. maksdunya bisa membandingkan antar antar kelompok atau kah antar perlakuan. berikut contoh kasus.Contoh kasus Anova dua arah tanpa interaksi:

UmurPenurunan Berat Badan (Kg)

Metode 1 Metode 2 Metode 3 Metode 4

< 20 tahun 5 6 2 3

20-40 2 7 5 3

> 40 tahun 7 3 4 3

3. Anova dua arah dengan interaksi anova two way with interaction

Sebelum ini dijelaskan anova dua arah tanpa interaksi. dikatakan anova dengan interaksi ketika setiap kolom [perlakuan] dan blok [baris] diulang. Langsung kecontoh aja ya.Contoh kasus Anova dua arah dengan interaksi:

UmurPenurunan Berat Badan (Kg)

Metode 1 Metode 2 Metode 3 Metode 4

< 20 tahun#1#2#3

545

021

348

422

20-40 tahun 5 4 2 5

#1#2#3

62

21

24

32

> 40 tahun#1#2#3

445

550

212

644

Langkah-langkah melakukan uji hipotesis dengan ANOVA1. Kumpulkan sampel dan kelompokkan berdasarkan kategori tertentu.

Untuk memudahkan pengelompokkan dan perhitungan, buat tabel data sesuai dengan kategori berisi sampel dan kuadrat dari sampel tersebut. Hitung pula total dari sampel dan kuadrat sampel tiap kelompok. Selain itu, tentukan pula hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1).

2. Menentukan tipe anovaapakah masuk tipe satu arah, tipe dua arah tanpa interaksi atau tipe dua arah dengan interaksi. karena akan berpengaruh pada perhitungan. Menentukan tipe seperti pada penejalasan diatas.

3. Menghitung variabilitas dari seluruh sampel.

Pengukuran total variabilitas atas data dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian:o Total of sum squares (SSt) – jumlah kuadrat total (jkt).

Merupakan jumlah kuadrat selisih antara skor individual dengan rata-rata totalnya.

o Sum Square Between(SSb) – jumlah kuadrat kolom (jkk).Variansi rata-rata kelompok sampel terhadap rata-rata keseluruhannya. Variansi di sini lebih terpengaruh karena adanya perbedaan perlakuan antar kelompok.

o Sum Square within(SSw) – jumlah kuadrat galat (jkg).Variansi yang ada dalam masing-masing kelompok. Banyaknya variansi akan tergantung pada banyaknya kelompok, dan variansi di sini tidak terpengaruh / tergantung oleh perbedaan perlakuan antar kelompok.

4. Menghitung derajat kebebasan (degree of freedom).

Derajat kebebasan atau degree of freedom (dilambangkan dengan v, dof, atau df) dalam ANOVA akan sebanyak variabilitas. Oleh karena itu, ada tiga macam derajat kebebasan yang akan kita hitung:

o Derajat kebebasan untuk JKT

Page 7 of 26

Page 8: Materi Ukg Ba

merupakan derajat kebebasan dari Jumlah kuadrat total (JKT) ini akan kita lambangkan dengan dof JKT

o Derajat kebebasan untuk JKKmerupakan derajat kebebasan dari Jumlah kuadrat kolom (JKK) ini akan kita lambangkan dengan dof JKK

o Derajat kebebasan untuk JKGMerupakan derajat kebebasan dari Jumlah kuadrat galat (JKG) ini akan kita lambangkan dengan dof JKG

5. Menghitung variance antar kelompok dan variance dalam kelompok.Variance dalam ANOVA, baik untuk antar kelompok maupun dalam kelompok sering disebut dengan kuadrat tengah atau deviasi rata-rata kuadrat (mean squared deviation) dan dilambangkan dengan MS atau KT. Dengan demikian, maka mean squared deviation masing-masing dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

o KTK = JKK/dof jkko KTG = JKG/dof jkg

6. Menghitung F hitungMenghitung nilai distribusi F (Fhitung) berdasarkan perbandingan variance antar kelompok dan variance dalam kelompok.Fhitung didapatkan dengan rumus di bawah ini:Fhitung = KTK/KTG

7. Menghitung F tabelSelain itu, F berdasarkan tabel (Ftabel) juga dihitung, berdasarkan nilai derajat kebebasan (langkah ke-4) menggunakan tabel distribusi-F. Jangan lupa untuk mencantumkan gambar posisi Fhitung dan Ftabel dalam grafik distribusi-F.

8. Membandingkan Fhitung dengan Ftabel :o Jika Fhitung > Ftabel : tolak H0o Jika Fhitung ≤ Ftabel : terima H0

9. Buat kesimpulan,sesuai dengan kasus awal yang ditanyakan. Simpulkan, apakah perlakuan (treatment) memiliki efek yang signifikan pada sampel data atau tidak. Jika hasil tidak signifikan, berarti seluruh rata-rata sampel adalah sama. Jika perlakuan menghasilkan efek yang signifikan, setidaknya satu dari rata-rata sampel berbeda dari rata-rata sampel yang lain.

Metode Penelitian Kualitatif Dan Karakteristiknya - Penelitian kualitatif bersifat penemuan dan dilakukan pada kondisi alamiah.

Pengertian Metode Penelitian KualitatifMetode penelitian kualitatif merupakan sebuah cara yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu permasalahan. Penelitiankualitatif ialah penelitian riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis serta lebih menonjolkan proses dan makna. Tujuan dari metodologi ini ialah pemahaman secara lebih mendalam terhadap suatu permasalahan yang dikaji. Dan data yang dikumpulkan lebih banyak kata ataupun gambar-gambar daripada angka.

Karakteristik Atau Ciri-ciri Penelitian KualitatifAdapun ciri pokok metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu antara lain:1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Sumber data yang digunakan dalam penelitian kualitatif berupa lingkungan alamiah. Kajian utama dalam penelitian kualitatif yaitu peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kondisi dan situasi sosial. Penelitian dilakukan ketika berinteraksi langsung di tempat kejadian. Peneliti melakukan pengamatan, mencatat, mencari tahu, menggali sumber yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada saat itu. Hasil yang diperoleh segera disusun saat itu juga. Apa yang telah diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan dimana tingkahlaku itu berlangsung.2. Memiliki sifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dokumentasi, analisis, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, bukan dalam bentuk angka-angka. Peneliti melakukan analisis data dengan memperbanyak informasi, mencari hubungannya, membandingkan, dan menemukan hasil atas dasar data sebenarnya (bukan dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan yang berkenaan dengan situasi yang diteliti dan disajikan dalam bentuk uraian narasi. Pemaparan data tersebut umumnya adalah menjawab dari pertanyaan dalam rumusan masalah yang ditetapkan.3. Tekanan pada proses bukan hasil. Data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan pertanyaan untuk mengungkapkan proses dan bukan hasil dari suatu kegiatan. Pertanyaan menuntut gambaran keadaan sebenarnya tentang kegiatan, tahap-tahap, prosedur, alasan-alasan dan interaksi yang terjadi dimana dan pada saat dimana proses itu berlangsung.4. Bersifat induktif. Penelitian kualitatif diawali mulai dari lapangan yaitu fakta empiris. Peneliti terjun langsung ke lapangan, mempelajari suatu proses penemuan yang terjadi secara alami dengan mencatat, menganalisis dan melaporkan serta menarik kesimpulan dari proses berlangsungnya penelitian tersebut. 5. Mengutamakan makna. Makna yang diungkapkan berkisar pada persepsi orang mengenai suatu peristiwa yang akan diteliti tersebut. Contoh: penelitian yang dilakukan tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru. Peneliti memfokuskan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya, mencari informasi dan pandangan

Page 8 of 26

Page 9: Materi Ukg Ba

kepala sekolah tentang keberhasilan dan kegagalannya membina guru, apa saja yang dialami dalam membina guru, mengapa gurunya gagal dibina, dan kenapa hal itu terjadi. Selain mencari informasi kepada kepala sekolah, peneliti mencari informasi dari guru sebagai bahan perbandingan supaya dapat diperoleh pandangan mengenai mutu pembinaan yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara tepat dan sahih.Berdasarkan ciri-ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif dimulai dari lapangan yang berdasarkan pada lingkungan alami, bukan pada teori. Data dan informasi yang diperoleh dari lapangan ditarik makna dan konsepnya, melalui pemaparan secara deskriptif analitik dan tanpa menggunakan angka, karena lebih mengutamakan prosesnya.

Dalam dunia pendidikan, penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan suatu proses kegiatan pendidikan yang didasarkan pada apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan kajian untuk menemukan kelemahan dan kekurangannya sehingga dapat ditentukan upaya perbaikannya ;menganalisis suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan; menyusun hipotesis yang berkenaan dengan prinsip dan konsep pendidikan didasarkan pada data dan informasi yang terjadi di lapangan.

PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIFDalam metode penelitian kuantitatif, masalah yang diteliti lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks. Penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari awal hingga akhir penelitian. Akan tetapi masalah-masalah pada metode penelitian kualitatif berwilayah pada ruang yang sempit dengan tingkat variasi yang rendah, namun dari penelitian tersebut nantinya dapat berkembangkan secara luas sesuai dengan keadaan di lapanganPENGERTIANMetode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012: 7). Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode

untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda–beda sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol–simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu. Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.Sedangkan metode penelitian kualitatif merupakan metode baru karena popularitasnya belum lama, metode ini juga dinamakan postpositivistik karena berlandaskan pada filsafat post positifisme, serta sebagai metode artistic karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut metode interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang di temukan di lapangan.metode penelitian kuantitatif dapat di artikan sebagai metode penelitian yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di tetapkan. Metode penelitian kualitatif sering di sebut metode penelitian naturalistik karena penelitianya di lakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), di sebut juga metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak di gunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. PERBEDAAN

Page 9 of 26

Page 10: Materi Ukg Ba

Perbedaan mendasar dari metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitian kualitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai sesuatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan kuantitatif dengan kualitatif seperti berikut ini :1. Dari segi perspektifnya penelitian kuantitatif lebih menggunakan

pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-skornya. Sebaliknya penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.

2. Dari segi konsep atau teori, penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner untuk pengukuran variabel-variabelnya. Di sisi lain penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan. Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan, menemukan konsep atau teori.

3. Dari segi hipotesis, penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.

4. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner, sedang penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan observasi.

5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh, keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel dengan cara pengukuran, sedangkan penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar sosial yang diteliti.

6. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data. Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi.

7. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan. Di sisi lain, penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story, life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep atau teori sebagai temuan.

8. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel, sedang penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai bahasa dan pandangan responden.

9. Dari segi definisi operasional, penelitian kuantitatif menggunakannya, sedangkan penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukan emiklagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan mereka.

10. (Dari segi) analisis data penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung” informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir memberi interpretasi.

11. Dari segi instrumen, penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi. Di sisi lain, pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.

Page 10 of 26

Page 11: Materi Ukg Ba

12. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden. Di sisi lain, penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.

Sedangkan menurut Sugiyono (2012: 9) perbedaan antara metode penelitian kuantitatif dengan metode penelitia kualitatif meliputi tiga hal, yaitu perbedaan tentang aksioma, proses penelitian, dankarakteristik penelitian.Perbedaan AksiomaAksioma adalah pandangan dasar. Aksioma penelitian kuantitatif dankualitatif meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai.Sifat Realitas

Aksioma Dasar Metode Kuantitatif Metode Kualitatif

Sifat realitas

Dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur

Ganda, holistik, dinamis, hasil konstruksi dan pemahaman

Hubunhan peneliti dengan yang diteliti Sebab-akibat (kausal) Timbal-balik

Kemungkinan generalisasi

Cenderung membuat generalisasi

Transferability (hanya mungkin dalam ikatan konteks dan waktu)

Peranan nilai Cenderung bebas nilaiTerikat nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data

Hubungan Peneliti dengan yang ditelitiDalam penelitian kuantitatif hubungan antara peneliti dengan yang diteliti bersifat independen. Dengan menggunakan angket maka peneliti hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang memberikan data.

Sedangkan penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang digunakan observasi dan wawancara maka peneliti harus mengenal betul siapa yang diteliti.Hubungan antar VariabelPeneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti lebih bersifat sebab dan akibat, sehingga dalam penelitianya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabrl dependen.Dalam penelitian kualitatif bersifat holistik dan menekankan pada proses, maka penelitian kualitatif melihat hubungan variabel pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruh.Kemungkinan GeneralisasiPada umumya peneliti kuantitatif lebih menekankan pada keluasan informasi (bukan kejelasan) sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas dengan variabel yang terbatas. Data yang diteliti adalah data sampel yang diambil dari populasi dengan teknik random.Penelitian kualitatif tidan menggunakan generalisasi tetapi lebih menekankan pada kedalaman informasi sehingga sampai pada tingkat makna.Peranan NilaiDalam penelitian kuantitatif, peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-nilai yang dibawa peneliti karena bersifat bebas nilai, jadi peneliti menjaga jarak agar data yang diperoleh obyektif.Definisi Minat Belajar Siswa Menurut Para Ahli -Menurut Kartono (1995), minat merupakan moment-moment dari kecenderungan jiwa yang terarah secara intensif kepada suatu obyek yang dianggap paling efektif (perasaan, emosional) yang didalamnya terdapat elemen-elemen efektif (emosi) yang kuat. Minat juga berkaitan dengan kepribadian. Jadi pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan (kognitif), emosi (afektif), dan kemampuan (konatif) untuk mencapai suatu objek, seseorang suatu soal atau suatu situasi yang bersangkutan dengan diri pribadi (Buchori, 1985)

Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Semua benda yang hidup menjadi obyek dari biologi. Oleh karena itu biologi berobyekkan benda-benda yang hidup. Maka cukup banyak ilmu-ilmu yang tergabung di dalamnya. Biologi sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan juga merupakan objek pada aspek minat. Dengan demikian, bidangbiologi dapat melahirkan reaksi perasaan senag, gembira, dan semangat belajar, begitu pula sebaliknya, tergantung dari kepribadian siswa sendiri apakah menaruh minat yang tinggi terhadap bidang biologi atau tidak (Ahmadi, 1998).

Pengertian Minat Belajar Siswa Menurut Para Ahli - Menurut Hardjana (1994), minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan,

Page 11 of 26

Page 12: Materi Ukg Ba

yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu. Minat dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu (Lockmono, 1994).

Minat dapat menjadi sebab sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikutsertaan dalam suatu kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui usaha, pengajaran atau pengalaman (Hardjana, 1994).

Menurut Gie (1998), minat berarti sibuk, tertarik, atau terlihat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu. Dengan demikian, minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seorang siswa dengan segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang pengetahuan ilmiah yang dituntutnya di sekolah.

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap biologi akan mempelajari biologi dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajian pelajaran biologi, dan bahkan dapat menemukan kesulitan–kesulitan dalam belajar menyelesaikan soal-soal latihan dan praktikum karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan mempelajari biologi. Siswa akan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat, sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu membangkitkan minat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah siswa mengerti (Hasnawiyah, 1994).

Menurut Gie (1998), arti penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi adalah1. Minat melahirkan perhatian yang serta merta.2. Minat memudahnya terciptanya konsentrasi.3. Minat mencegah gangguan dari luar4. Minat memperkuat melekatnya bahan pelajaran dalam ingatan.5. Minat memperkecil kebosanan belajar belajar dalam diri sendiri.

Minat belajar dapat diingatkan melalui latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktivitas jiwa untuk memperhatikan suatu objek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek, demikian pula sebaliknya merupakan kondisi psikologis yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Kondisi tersebut amat penting sehingga konsentrasi yang baik akan melahirkan sikap pemusatan perhatian yang tinggi terhadap objek yang sedang dipelajari.

Menurut Slameto (1995), faktor-faktor yang berpengaruh di atas dapat diatasi oleh guru di sekolah dengan cara:

1. Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan penyajiannya lebih berserni.

2. Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan.

3. Mengembangkan kebiasaan yang teratur4. Meningkatkan kondisi fisik siswa.5. Memepertahankan cita-cita dan aspirasi siswa.6. Menyediakan sarana oenunjang yang memadai.

Minat belajar membentuk sikap akademik tertentu yang bersifat sangat pribadi pada setiap siswa. Oleh karena itu, minat belajar harus ditumbuhkan sendiri oleh masing-masing siswa. Pihak lainnya hanya memperkuat dan menumbuhkan minat atau untuk memelihara minat yang telah dimiliki seseorang (Loekmono, 1994).

Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu, merenungkan nilai-nilai dalam aktivitas belajar sangat berguna untuk membangkitkan minat. Misalnya belajar agar lulus ujian, menjadi juara, ahli dalam salah satu ilmu, memenuhi rasa ingin tahu mendapatkan gelar atau memperoleh pekerjaan. Dengan demikian minat belajar tidak perlu berangkat dari nilai atau motivasi yang muluk-muluk. Bila minat belajar didapatkan pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi atau kesungguhan dalam belajar (Sudarmono, 1994)

Loekmono (1994), mengemukakan 5 butir motif yang penting yang dapat dijadikan alasan untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri seorang siswa yiatu :

1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua mata pelajaran.

2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau lain bidang studi.

3. Hasrat siswa untuk meningkatkan siswa dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pribadi.

4. Hasrat siswa untuk menerima pujian dari orang tua, guru atau teman-teman.5. Gambaran diri dimasa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu bidang khusus

tertentu.

Beberapa langkah untuk menimbulkan minat belajar menurut (Sudarnono, 1994), yaitu :1. Mengarahkan perhatian pada tujuan yang hendak dicapai.2. Mengenai unsur-unsur permainan dalam aktivitas belajar.

Page 12 of 26

Page 13: Materi Ukg Ba

3. Merencanakan aktivitas belajar dan mengikuti rencana itu.4. Pastikan tujuan belajar saat itu misalnya; menyelesaikan PR atau laporan.5. Dapatkan kepuasan setelah menyelesaikan jadwal belajar.6. Bersikaplah positif di dalam menghadapi kegiatan belajar.7. Melatih kebebasan emosi selama belajar.

STRATEGI, METODE DAN TEHNIK PEMBELAJARANPENDAHULUAN

Dalam proses pendidikan diperlukan suatu perhitungan tentang kondisi dan situasi dimana proses tersebut berlangsung dalam jangka panjang. Dengan perhitungan tersebut, maka proses pendidikan akan lebih terarah kepada tujuan yang hendak dicapai, karena segala sesuatunya telah direncanakan secara matang.

PEMBAHASANA. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi PembelajaranPengertian strategi biasanya berkaitan dengan taktik(terutama banyak dikenal dalam lingkungan militer).Taktik adalah segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal. Dalam proses pendidikan, taktik tidak lazim digunakan, akan tetapi dipergunakan istilah metode atau tehnik. Strategi pembelajaran dapat ditinjau berdasarkan pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Secara sempit strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan secara luas strategi pembelajaran dapat diberi arti sebagai penerapan semua aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pembelajaran termasuk didalamnya adalah perencanaan, pelaksanaan dan terhadap proses, hasil dan pengaruh kegiatan pembelajaran. 3. Macam-macam Strategi Pembelajaran

Sebenarnya macam strategi itu ada banyak. Namun dalam hal ini akan dijelaskan 2 macam strategi saja yaitu :1. Strategi Pembelajaran PAIKEMPengertian PAIKEM, secara bahasa dan istilah dapat dijelaskan secara singkat,ia merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan menyenangkan.Istilah aktif,maksudnya pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun makna dan pemahaman dari informasi, imu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik sendiri.

Istilah inovatif,dimaksudkan dalam proses pembelajaran diharapkan ide-ide baru atau inovasi-inovasi positif yang lebih baik.Istilah kreatif memiliki makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memilki imajinasi dan rasa ingin tahu yang tidak pernah berhenti.Istilah efektif,berarti bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal.Sedangkan istilah menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan.

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika pendidik menerapkan PAIKEM adalah sebagai berikut :

a. Memahami sifat peserta didikb. Mengenal peserta didik secara perorangan.c. Memanfaatkan perilaku peserta didik dalam pengorganissasian belajar.d. Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta mampu memecahkan masala.e. Menciptakan ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.f. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar.g. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan.h. Membedakan aktif fisik dengan aktif mental.

2. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).Trategi pembelajaran kooperaif yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan di anjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan.Ada empat unsur penting dalam SPK yaitu :1. Adanya peserta dalam kelompok2. Adanya aturan kelompok3. Adanya upaya belajar tiap kelompok4. Adanya tujuan yang harus dicapai

SPK mempunyai dua komponen utama, yaitu1. Komponen tugas kooperatif (cooperative task)2. Komponen Struktur insentif kooperatif (cooperative incentive structure).Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama dalam menyelessaikan tugas kelompok, sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motifasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok.

Page 13 of 26

Page 14: Materi Ukg Ba

Strategi ini dapat digunakan manakala :1. Guru menekankan pentingnya usaha kolektif di samping usaha individual dalam belajar.2. Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk memperoleh keberhasilan belajar.3. Jika guru ingin menanamkan,bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya dan belajar dari bantuan orang lain.4. Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.5. Jika guru menghendki motifasi siswa dan menambah tingkat patisipasi mereka.6. Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalm memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.

Ada beberapa karakteristik pembelajaran kooperatif yaitua. Pembelajaran secara timPembelajaran koperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar.Untuk itulah,kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.b. Didasarkan pada manajemen kooperatifSebagaimana pada umumnya manajemen mempuny6ai empat fungsi pokok yaitu fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol.c. Kemauan untuk bekerja samaKeberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh karena itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.d. Keterampilan bekerja samaKemauan untuk bekerja sama itu kemudian dipraktikkan melalui aktifitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam ketermpilan bekerja sama.

Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif seperti :a. Prinsip ketergantungan positif (Positive Interdependence)b. Tanggung jawab perseoranganc. Interaksi tatap mukad. Partisipasi dan komunikasi

Keunggulan strategi pembelajaran kooperatif (SPK) :1. Melalui SPK siswa tidak menggantungkan pada guru akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan beffikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

2. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.3. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.4. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.5. SPK merupakan suatu strtegi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemamppuan sosial.6. SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri,menerima umpan balik.Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat salah karena keputusan yang dibuat aadalah tanggung jawab kelompoknya.7. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).8. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motifasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir.

Komponen Strategi PembelajaranDick dan Carey (1978) menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu(1) kegiatan pembelajaran pendahuluan,(2) penyampaian informasi,(3) partisipasi peserta didik,(4) tes,(5) kegiatan lanjutan.[6]a. Kegiatan Pembelajaran pendahuluanKegiatan pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan.b. Penyampaian InformasiPenyampaian informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen dari strategi pembelajaran.c. Partisipasi Peserta DidikBahwa proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.d. TesSerangkaian tes umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui tujuan pembelajaran khusus telah tercapai atau belum dan pengetahuan sikap serta keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum.

5. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran

Page 14 of 26

Page 15: Materi Ukg Ba

Mager(1977:54) menyampaikan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran, yaitu sebagai berikut.[7]a. Berorientasi pada tujuan pembelajaranb. Pilih tehnik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti(dihubungkan dengan dunia kerja)c. Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indra peserta didik.

B. Metode Pembelajaran1. Pengertian Metode PembelajaranIstilah metode berasal dari bahasa Yunani ”metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu :metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang berarti jalan atau cara.Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.Dalam bahasa Arab metode disebut “thoriqot”.Sedangkan menurut Purwadaminta (1976),metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. The American Heritage mengemukakan bahwa metode adalah “ A means or manner of procedure; Specially, a regular and systematic way of accomplishing anything…Method emphasizes procedures according to a detailed, logically ordered plan”(Moris,1976:826).Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditemukan,[8]Sehingga dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran agar tercapai tujuan pendidikan.

2. Klasifikasi Metode PembelajaranSecara garis besar metode mengajar dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :a. Metode mengajar konvensional.b. Metode mengajar inkonvensional.[9]Metode mengajar konvensional yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau sering disebut metode tradisional. Sedangkan metode mengajar inkonvensional yaitu suatu tehnik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum, seperti metode mengajar dengan modul, pengajaran berprogam, pengajaran unit, machine program, masih merupakan metode yang baru dikembangkan dan diterapkan di beberapa sekolah tertentu yang mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang ahli menanganinya. Berikut beberapa metode-metode mengajar konvensional antara lain:a. Metode ceramah

Metode ceramah ialah sebuah bentuk interaksi edukatif melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru atau pendidik terhadap sekelompok pendengar (murid)b. Metode diskusiMetode diskusi ialah sebuah bentuk interaksi edukatif yang mempelajari bahan atau penyampaian bahan pelajaran dengan jalan mendiskusikannya. Metode diskusi ini untuk merangsang murid berfikir dan mengemukakan pendapat sendiri, serta ikut memberikan sumbangan pikiran dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak alternatif jawaban.c. Metode Tanya jawabMetode tanya jawab ialah cara penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan dan murid memberikan jawaban.d. Metode demonstrasi dan eksperimenDemonstrasi dan eksperimen merupakan metode interaksi edukatif yang sangat efektif dalam membantu murid untuk mengetahui proses pelaksanaan sesuatu, apa unsur yang terkandung di dalamnya, dan cara mana yang paling tepat dan sesuai, melalui pengamatan induktif.e. Metode resitasi/pekerjaan rumahMetode pekerjaan rumah adalah metode interaksi edukatif, dimana murid diberi tugas khusus(sehubungan dengan bahan pelajaran) di luar jam-jam pelajaran. Dalam pelaksanaannya, murid-murid dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah tetapi dapat dikerjakan juga di perpustakaan, laboratorium, ruang-ruang praktikum dan lain sebagainya untuk kemudian dipertanggung jawabkan kepada guru.f. Metode kerja kelompokMetode kerja kelompok dalam proses belajar mengajar adalah kelompok kerja dari kumpulan beberapa individu yang bersifat paedagogis yang di dalamnya terdapat adanya hubungan timbal balik (kerja sama) antara individu serta saling percaya mempercayai.g. Metode sosio-drama dan bermain perananMetode sosio-drama adalah metode mengajar dengan mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan social sedangkan bermain peranan menekankan kenyataan dimana para murid diikutsertakan dalam memainkan peranan di dalam mendemonstrasiakan masalah-masalah social.h. Metode karyawisataMelalui karyawisata sebagai metode interaksi edukatif, murid dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan tujuan untuk belajar.i. Metode drill/latihan siap

Page 15 of 26

Page 16: Materi Ukg Ba

Metode latihan siap sebagai salah satu metode interaksi edukatif dalam pendidikan dan pengajaran dilaksanakan dengan jalan melatih anak-anak (murid) t5erhadap bahan –bahan pelajaran yang diberikan.j. Metode sistem reguMetode sistem regu (team teaching) ini ialah metode mengajar dimana dua orang guru (ataulebih) bekerjasama mengajar sekelompok murid.[10]

Metode mengajar banyak sekali jenisnya, disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya :

1. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya.2. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya.3. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya.4. Fasilitas yang berbagai kwalitas dan kwantitas.5. Pribadi guru serta kemampuan profesionilnya yang berbeda-beda.[11]

C. Tehnik Pembelajaran1. Pengertian Tehnik PembelajaranMenurut Morris(1976:1321), tehnik adalah “The systemic procedure by which a complex scientific task is accomplished, or degree of skill or command of fundamentals exhibited in any performance”. Batasan tersebut mengemukakan bahwa tehnik adalah prosedur yang sistematik sebagai petunjuk untuk melaksanakan tugas pekerjaan yang kompleks atau ilmiah, merupakan tingkat keterampilan atau perintah untuk melakukan patokan-patokan dasar suatu penampilan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, memberi batasan bahwa tehnik adalah “cara (kepandaian, dsb) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni (Moeliono,1990:915).Berdasarkan kedua batasan tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa tehnik merupakan keterampilan dan seni( kiat) untuk melaksanakan langkah-langkah yang sistematik dalam melakukan suatu kegiatan yang lebih luas atau metode.[12]2. Macam-Macam Tehnik PembelajaranTehnik-tehnik pembelajaran digolongkan oleh Knowles (1977;292-293) ke dalam tujuh jenis. Pertama adalah tehnik penyajian (presentasi) yang mencakup : ceramah, siaran televise dan videotape, film dan slide, debat, dialog, dan tanya jawab, symposium, panel, wawancara kelompok, demonstrasi, percakapan, drama, rekaman, siaran radio, pementasan, kunjungan , dan telaah bacaan. Kedua adalah tehnik pembinaan partisipasi peserta didik dalam kelompok besar yang mencakup : Tanya jawab, forum, kelompok pendengar, panel bereaksi, kelompok buzz, bermain peran dan panel berangkai. Ketigaadalah tehnik untuk diskusi yang mencakup antara lain : diskusi terbimbing, diskusi buku, diskusi sokratik, diskusi pemecahan masalah, dan diskusi kasus. Keempat adalah tehnik-tehnik simulasi yang terdiri antara lain atas : bermain

peran, pemecahan masih kritis, studi kasus, dan pelatihan keranjang (basket) .Kelima adalah tehnik-tehnik pelatihan kelompok T (sensitivity training).Keenam adalah tehnik-tehnik pelatihan tanpa bicara.Ketujuh adalah tehnik-tehnik pelatihan keterampilan praktis dan kepelatihan. Singkatnya, tehnik pembelajaran itu bervariasi, sedangkan penerapannya dapat dipilih dan ditetapkan sesuai dengan metode pembelajaran yang dipilih dan digunakan.[13]

D. Perbedaan antara Strategi, Metode, dan Tehnik PembelajaranIstilah strategi, metode, dan tehnik sering digunakan secara bergantian walaupun pada dasarnya istilah-istilah tersebut memiliki perbedaan satu dengan yang lain. Tehnik pembelajaran seringkali disamakan dengan metode pembelajaran. Tehnik pembelajaran adalah jalan, alat, atau media yang digunakan oleh guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai.Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat procedural, yaitu berisi tahapan tertentu, sedangkan tehnik adalah cara yang digunakan yang bersifat implementatif. Sedangkan strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode prosedur dan tehnik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan perkataan lain, strategi pembelajaran mengandung arti yang lebih luas dari metode dan tehnik. Artinya metode/prosedur dan tehnik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.Hubungan antara strategi, tujuan dan metode pembelajaran dapat digambarkan sebagai suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak dari penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, dan perumusan tujuan, yang kemudian diimplementasikan ke dalam berbagai metode yang relevan selama proses pembelajaran berlangsung.[14]

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPS TERPADUNama Sekolah : SMP N 2 Way SerdangMata Pelajaran : IPS TerpaduKelas/Semester : VIII (delapan) / GanjilAlokasi Waktu : 1 x 35 MenitPertemuan ke : 5Standar Kompetensi : 2. Memahami Proses Kebangkitan NasionalKompetensi Dasar : 2.2 menguraikan proses terbentuknya kesadaran nasional, identitas Indonesia dan perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia

A. Indikator

Page 16 of 26

Page 17: Materi Ukg Ba

1. Kognitifa. ProdukMengidentifikasikan peranan golongan terpelajar, profesional, dan pers dalam menumbuhkembangkan kesadaran nasional Indonesiab. Proses Mendeskripsikan peranan golongan terpelajar, profesional, dan pers dalam menumbuhkembangkan kesadaran nasional Indonesia

2. PsikomotorMenganalisis peranan golongan terpelajar, profesional, dan pers dalam menumbuhkembangkan kesadaran nasional Indonesia

3. Afektifa. KarakterJujur, peduli, tanggung jawab dan bekerja sama mendengarkan pendapat orang lain dan melakukan analisis terhadap materi pembelajaranb. Keterampilan SosialBerani bertanya, memberikan ide dan pendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dalam pembelajaran tentang materi pembelajaran

B. Tujuan Pembelajaran1. Kognitifa. ProdukSiswa dapat mengidentifikasikan peranan golongan terpelajar, profesional, dan pers dalam menumbuhkembangkan kesadaran nasional Indonesiab. ProsesSiswa dapat mendeskripsikan peranan golongan terpelajar, profesional, dan pers dalam menumbuhkembangkan kesadaran nasional Indonesia2. PsikomotorSiswa mampu menganalisis peranan golongan terpelajar, profesional, dan pers dalam menumbuhkembangkan kesadaran nasional Indonesia3. Afektifa. KarakterSiswa menjadi jujur, peduli, tanggung jawab dan bekerja sama mendengarkan pendapat orang lain dan melakukan analisis terhadap materi pembelajaranb. Keterampilan SosialSiswa menjadi berani bertanya, memberikan ide dan pendapat, menjadi pendengar yang baik, berkomunikasi dalam pembelajaran tentang materi pembelajaran

C. Materi PembelajaranProses terbentuknya kesadaran nasional dan Perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia

D. Model / Metode Pembelajaran1. Model : Talking Stick2. Metode : Ceramah bervariasi, Tanya jawab, Diskusi Kelompok

E. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Langkah Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Alokasi Waktu

Kegiatan Pembukaan

Menyiapkan Siswa secara psikis agar siap mengikuti pembelajaran Guru menanyakan apa yang siswa ketahui tentang materi sebelumnya Guru memberikan sedikit ulasan mengenai materi sebelumnya Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari tentang proses masuknya bangsa barat ke Indonesia Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

5 Menit

Kegiatan Inti Eksplorasi Guru menjelaskan tentang materi sebelumnya yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas Memberikan kesempatan pada siswa mengeksplorasi dengan menyimak materi yang akan dibahas bersama tentang peranan golongan terpelajar, profesional, dan pers dalam menumbuhkembangkan kesadaran nasional IndonesiaElaborasi

Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai

25 Menit

Page 17 of 26

Page 18: Materi Ukg Ba

sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru

Konfirmasi Guru dan siswa sama-sama melakukan refleksi untuk menemukan hikmah yang terkandung dalam materi pembelajaran Guru memberikan penilaian secara lisan terkait keaktifan siswa dalam diskusi serta keseluruhan diskusi

Kegiatan Penutup Menarik kesimpulan dan menjelaskan tugas terkait materi Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk menumbuhkan semangat siswa terkait materi

5 Menit

F. Sumber / Bahan / Alat Belajar1. Buku Sumber IPS Terpadu SMP Kelas VIII – Erlangga2. Buku Sumber Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu SMP Kelas VIII – Pusat perbukuan Depdiknas3. Gambar-gambar dan foto-foto tentang peristiwa terkait materi pelajaran4. Spidol dan Whiteboard5. Buku-buku penunjang yang relevan dn terkait dengan materi pembelajaran6. Sumber dari Internet

G. PenilaianJenis Tagihan : Tugas IndividuBentuk Tagihan : Soal EssayInstrumen Pilihan : Lembar Kerja Siswa

Teknis nontes adalah suatu alat penilaian yang biasanya dipergunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan peserta tes dengan tidak menggunakan tes. Hal ini berarti bahwa jawaban yang diberikan oleh peserta tes tidak bisa dikategorikan sebagai jawaban benar atau salah sebagaimana interpretasi jawaban tes. Dengan teknik nontes maka penilaian atau evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa “menguji” peserta didik melainkan

dilakukan dengan cara tertentu.

Penilaian yang dilakukan dengan teknis nontes terutama bertujuan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan evaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah ketrampilan (psychomotoric domain). David Krathwohl (1974), sebagaimana dikutip Anas Sudijono (2005 : 54) mengembangkan taksonomi mengenai ranah afektif ini dengan membaginya kedalam lima jenjang yaitu : (1) receiving (menerima) (2) responding (merespon) (3) valuing (menilai atau memaknai), (4) organization (mengorganisasi) dan (5) characterization by a value or value complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau nilai yang kompleks).

Kemampuan psikomotor (psychomotoric domain) adalah kemampuan yang berhubungan dengan gerak yaitu kemampuan dalam menggunakan otot-otot seperti berjalan, lari, melompat, berenang, melukis, membongkar dan memasang peralatan dan lain sebagainya. Dalam dunia psikologi, kemampuan psikomotor dibagi kedalam lima tingkatan yaitu gerak refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisik, gerakan trampil dan komunikasi nondiskursip (Sax, 1980: 76).

Gerak reflek adalah gerakan yang muncul tanpa sadar. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada ketrampilan kompleks yang khusus seperti berlari dan berjalan. Kemampuan perseptual merupakan kombinasi kemampuan kognitif dan kemampuan motor, kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan yang paling terampil seperti gerakan tari ataupun olahrega ekstrim tertentu. Sedangkan komunikasi nondiskursip adalah kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa gerakan. Kemampuan terakhir ini berhubungan dengan kemampuan mengucapkan kata-kata berbahasa asing.

Dalam dunia pendidikan teknik nontes yang sering digunakan adalah pengamatan (observasi), dan terkadang, seorang guru juga menggunakan wawancara. Dalam penelitian-penelitian sosial, teknik nontes biasanya juga digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan obyek penelitian. Teknik nontes yang sering digunakan dalam penelitian-penelitian sosial penelitian adalah kuesioner.

Teknik pengamatan atau observasi merupakan salah satu bentuk teknik nontes yang biasa dipergunakan untuk menilai sesuatu melalui pengamatan terhadap objeknya secara langsung, seksama dan sistematis. Pengamatan memungkinkan untuk melihat dan mengamati sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan sebenarnya.Menurut Moleong (2005 : 176) pengamatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengamatan berperanserta dan tidak berperanserta. Dalam pengamatan yang tidak berperanserta, seseorang hanya melakukan satu fungsi yaitu mengamati tetapi pada pengamatan

Page 18 of 26

Page 19: Materi Ukg Ba

berperanserta seseorang disamping mengamati juga menjadi anggota dari obyek yang diamati.

Wawancara atau interview merupakan salah satu alat penilaian nontes yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan responden dengan jalan tanya-jawab sepihak. Dikatakan sepihak karena pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kegiatan wawancara itu hanya berasal dari pihak pewawancara saja, sementara responden hanya bertugas sebagai penjawab. Ada banyak pembagian wawancara yang dilakukan para ahli. salah satu diantaranya adalah membagi wawancara kedalam dua bentuk yaitu wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Yang dimaksud wawancara terpimpin adalah suatu kegiatan wawancara yang pertanyaan-pertanyaan serta kemungkinan-kemungkinan jawabannya itu telah dipersiapkan pihak pewawancara, responden tinggal memilih jawaban yang sudah dipersiapkan pewawancara. Sebaliknya dalam wawancara bebas, responden diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara sesuai dengan pendapatnya tanpa terikat oleh ketentuan-ketentuan yang telah dibuat pewawancaranya.

Kuesioner merupakan bentuk lain dari teknik nontes. Secara umum, ada dua jenis kuesioner yaitu kuesioner tertutup dan terbuka. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang telah disediakan alternatif jawabannya sehingga responden tinggal memilih yang sesuai dengan keadaan dirinya. Sedangkan kuesioner terbuka adalah kuesioner yang jawabannya belum disediakan sehingga responden bebas menuliskan apa yang dia rasakan. Satu hal yang menjadi ciri utama kuesioner adalah dalam kuesioner tidak ada jawaban benar atau salah.

Ada beberapa alasan kenapa kuesioner sering dipergunakan orang dalam mengumpulkan informasi tertentu yaitu : (1) butir-butir kuesioner dapat diberikan kepada responden secara serentak sehingga lebih efektif, (2) butir-butir dalam kuesioner lebih menjamin keseragaman baik perumusan kata, isi maupun urutannya serta kuesioner lebih memudahkan dalam memberikan jawaban, (3) kuesioner memudahkan sumber data dalam memberikan jawaban serta kepraktisan serta relative lebih murah dibandingkan metode nontes yang lain.

Penegrtian KKM :KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. KKM harus ditetapkan diawal tahun ajaran oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran di satuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM.

Fungsi KKM

1. Sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi peserta didik sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) suatu mata pelajaran atau Standar Kompetensi (SK)2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran3. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK/KD – nya4. Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran5. Sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat (khususnya orang tua dan wali murid)

Tahapan Penetapan KKMSeperti pada uraian diatas bahwa penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Adapaun langkah dan tahapan penetapan KKM antara lain:1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik. Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran.2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan4. KKM dicantumkan dalam laporan hasi belajar atau rapor pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik penalaran dan daya pikir peserta didik.

Langkah-langkah Menentukan KKM :Menentukan KKM dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi, serta kemampuan sumber daya pendukung meliputi warga sekolah/madrasah, sarana dan prasarana dalam menyelenggarakan. Satuan pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria Ketuntasan Belajar secara terus menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Aspek Kompleksitas (kesulitan dan kerumitan).Ditentukan bila dalam pelaksanaan pencapaiaan kompetensi menurut:a. Pemahaman SDM :b. Daya kreativitas dan inovasi dalam melaksanakan pembelajaran.c. Waktu yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi (menggunakan metode yang berpariasi)d. Daya nalar dan kecermatan siswa yang tinggi.e. Latihan khusus dengan bantuan orang lain.

Page 19 of 26

Page 20: Materi Ukg Ba

f. Semakin kompleks atau sukar Kompetisi Dasar(KD) maka nilainya semakin rendah, tetapi semakin mudah KD maka nilainya semakin tinggi.

Aspek Daya Dukung.1. Ketersediaan tenaga SDM.2. Sarana dan prasarana pendidikan yang sangat dibutuhkan misalnya Biaya Operasional Pendidikan(BOP). Manajemen Sekolah/Madrasah. Kepedulian Stakeholder Sekolah/Madrasah.

Kemampuan rata-rata yang dimiliki siswa untuk mencapai kompetensi :1. Hasil seleksi PSB.2. SKHU.3. Rapor kelas 1Cara menetapkan KKM Standar Kompetensi(SK): Kriteria Ketuntasan Minimal Standar Kompetensi adalah kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan masing-masing SK. Berdasarkan perhitungan rata-rata KKM Kompetensi Dasar pada kelas dan semester yang bersangkutan.

Contoh : Standar Kompetensi Mata Pelajaran ‘A’ Kelas 2 Semester 1, ada 3 SK masing-masing SK ada 5 KD, SK ke 2 ada 4 KD dan SK ketiga ada 4 KD. Maka KKM Standar Kompetensi (SK) pertama :

Kompetensi Dasar 1 = 77 Kompetensi Dasar 2 = 80 Kompetensi Dasar 3 = 75 Kompetensi Dasar 4 = 76 Kompetensi Dasar 5 = 80Maka KKM Standar Kompetensi pertama pada mata pelajaran A untuk kelas 2 semester 1; 77%+80%+75%+76%+80% = 77,6% atau 78% ------------------- 5KKM SK kedua Kompetensi Dasar 1 = 77 Kompetensi Dasar 2 = 80 Kompetensi Dasar 3 = 75 Kompetensi Dasar 4 = 76 Maka KKM Standar Kompetensi kedua pada mata pelajaran A untuk kelas 2 semester 1; 77%+80%+75%+76% = 77,00% atau 77% ---------------- 4

KKM SK ketiga Kompetensi Dasar 1 = 77 Kompetensi Dasar 2 = 80 Kompetensi Dasar 3 = 80 Maka KKM Standar Kompetensi ketiga pada mata pelajaran A untuk kelas 2 semester 1; 77%+80%+80% = 79,00% atau 79% ----------- 3Cara menetapkan KKM Mata Pelajaran KKM Mata Pelajaran ditetapkan setelah KKM masing-masing Standar Kompetensi pada mata pelajaran dan Semester yang bersangkutan diketahui atau telah ditetapkan.Contoh KKM Mata Pelajaran ‘PAI’ pada kelas 2 semester 1 sebagai berikut; KKM SK pertama ditetapkan 78 KKM SK kedua ditetapkan 77 KKM SK ketiga ditetapkan 79 78+77+79Maka KKM Mata Pelajaran ‘PAI’ pada kelas 2 semester 1 = -------------- x 100% = 78%

Menetapkan KKM per Mata PelajaranLihat alur di bawah;

KKM Indikator KKM KD KKM SK KKM MP

Cara menetapkan KKM pada Indikator :Dengan melakukan analisis terhadap kompleksitas, daya dukung dan intake siswa, kemudian dibikin skor/point pada setiap criteria yang ditetapkan

Contoh ; Kompleksitas rendah (skor 3), Daya dukung Tinggi (Skor 3) dan Intake sedang (skor 2), maka ; (3+3+8) KKM indicator menjadi : ------------ x 100% = 88,88% dibulatkan 89%.9 Angka pembagi 9 merupakan penjumlahan nilai maksimal dari ketiga(3) unsur yaitu; kompleksitas, daya dukung dan intake siswa. Penentuan KKM indicator selain berguna untuk menentukan keluasan dan kedalaman materi yang harus dikaji peserta didik, juga untuk kepentingan penilaian berbasis SAS (Sistem Administrasi sekolah) yang sekarang ini mulai dikembangkan di Sekolah/Madrasah yang telah menerapkan teknologi informasi agar mudah diakses.

Cara Menetapkan KKM Kompetisi Dasar (KD) Untuk Menetapkan KKM Kompetisi Dasar (KD) dilakukan dengan menghitung rata-rata KKM seluruh indicator dibagi jumlah indicator dari KD yang bersangkutan. Contoh;

Kompetisi Dasar :

Page 20 of 26

Page 21: Materi Ukg Ba

Indikator 1 = 80% Indikator 2 = 75% Indikator 3 = 75% Indikator 4 = 77%Maka KKM KD(Kompetisi Dasar) tersebut adalah; 80% + 75% + 75% + 77% --------------------- = 76,7% atau 77%. 4RAMBU-RAMBU KKM(Kriteria Ketuntasan Minimal)1. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran.2. KKM ditetapkan oleh forum MGMP Sekolah/Madrasah.3. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 40 – 100.4. Sekolah/Madrasah dapat menetapkan nilai dibawah nilai ketuntasan.5. Nilai KKM harus dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar Siswa

ANALISIS BUTIR SOAL SECARA KUALITATIF

A. Pengertian

Pada prinsipnya analisis butir soal secara kualitatif dilaksanakan berdasarkan kaidah penulisan soal (tes tertulis, perbuatan, dan sikap).Penelaahan ini biasanya dilakukan sebelum soal digunakan/diujikan.

Aspek yang diperhatikan di dalam penelaahan secara kualitatif ini adalah setiap soal ditelaah dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, dan kunci jawaban/pedoman penskorannya. Dalam melakukan penelaahan setiap butir soal, penelaah perlu mempersiapkan bahan-bahan penunjang seperti:(1) kisi-kisi tes, (2) kurikulum yang digunakan, (3) buku sumber, dan (4) kamus bahasa Indonesia.

B. Teknik Analisis Secara Kualitatif

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menganalisis butir soal secara kualitatif, diantaranya adalah teknik moderator dan teknik panel.

Teknik moderator merupakan teknik berdiskusi yang di dalamnya terdapat satu orang sebagai penengah. Berdasarkan teknik ini, setiap butir soal didiskusikan secara bersama-sama dengan beberapa ahli seperti guru yang mengajarkan materi, ahli materi, penyusun/pengembang kurikulum, ahli penilaian, ahli bahasa, berlatar belakang psikologi.

Teknik ini sangat baik karena setiap butir soal dilihat secara bersama-sama berdasarkan kaidah penulisannya. Di samping itu, para penelaah dipersilakan mengomentari/ memperbaiki berdasarkan ilmu yang dimilikinya. Setiap komentar/masukan dari peserta diskusi dicatat oleh notulis. Setiap butir soal dapat dituntaskan secara bersama-sama, perbaikannya seperti apa. Namun, kelemahan teknik ini adalah memerlukan waktu lama untuk rnendiskusikan setiap satu butir soal.

Teknik panel merupakan suatu teknik menelaah butir soal yang setiap butir soalnya ditelaah berdasarkan kaidah penulisan butir soal, yaitu ditelaah dari segi materi, konstruksi, bahasa/budaya, kebenaran kunci jawaban/pedoman penskorannya yang dilakukan oleh beberapa penelaah. Caranya adalah beberapa penelaah diberikan: butir-butir soal yang akan ditelaah, format penelaahan, dan pedoman penilaian/ penelaahannya. Pada tahap awal para penelaah diberikan pengarahan, kemudian tahap berikutnya para penelaah berkerja sendiri-sendiri di tempat yang tidak sama. Parapenelaah dipersilakan memperbaiki langsung pada teks soal dan memberikan komentarnya serta memberikan nilaipada setiap butir soalnya yang kriterianya adalah: baik, diperbaiki, atau diganti.Secara ideal penelaah butir soal di samping memiliki latar belakang materi yang diujikan, beberapa penelaah yang diminta untuk menelaah butir soal memiliki keterampilan, seperti guru yangmengajarkan materi itu, ahlimateri, ahli pengembang kurikulum, ahli penilaian, psikolog, ahlibahasa, ahli kebijakan pendidikan, atau lainnya.

C. Prosedur Analisis Secara Kualitatif

Dalam menganalisis butir soal secara kualitatif, penggunaan format penelaahan soal akan sangat membantu dan mempermudah prosedur pelaksanaannya.

A. Pengertian

Penelaahan soal secara kuantitatif maksudnya adalah penelaahan butir soal didasarkan pada data empirik dari butir soal yang bersangkutan. Data empirikini diperoleh dari soal yang telah diujikan.

B. Analisis Butir SoalAda dua pendekatan dalam analisis secara kuantitatif, yaitu pendekatansecara klasik dan modern.

Page 21 of 26

Page 22: Materi Ukg Ba

1. KlasikAnalisis butir soal secara klasik adalah proses penelaahan butir soal melalui informasi dari jawaban peserta didik guna meningkatkan mutubutir soal yang bersangkutan dengan menggunakan teori tes klasik.

Kelebihan analisis butir soal secara klasik adalah murah, dapat dilaksanakan sehari-hari dengan cepat menggunakan komputer,murah, sederhana, familier dan dapat menggunakan data daribeberapa peserta didik atau sampel kecil (Millman dan Greene, 1993: 358).Adapun proses analisisnya sudah banyak dilaksanakan para guru disekolah seperti beberapa contoh di bawahini.

a. Langkah pertama yang dilakukan adalah menabulasi jawaban yang telah dibuat pada setiap butir soal yang meliputi berapa pesertadidik yang: (1) menjawab benar pada setiap soal, (2) menjawab salah(option pengecoh), (3) tidak menjawab soal. Berdasarkan tabulasiini, dapat diketahui tingkat kesukaran setiap butir soal, daya pembeda soal, alternatif jawaban yang dipilih peserta didik.

b. Misalnya analisis untuk 32 siswa, maka langkah (1) urutkan skor siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah. (2) Pilih 10 lembar jawaban pada kelompok atas dan 10 lembar jawaban padakelompok bawah. (3) Ambil kelompok tengah (12 lembar jawaban) dan tidak disertakan dalam analisis. (4) Untuk masing-masing soal, susun jumlah siswa kelompok atas dan bawah pada setiap pilihan jawaban. (5) Hitung tingkat kesukaran pada setiap butir soal. (6)Hitung daya pembeda soal. (7) Analisis efektivitas pengecoh pada setiap soal (Linn dan Gronlund, 1995: 318-319).

Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis butir soal secara klasik adalah setiap butir soal ditelaah dari segi: tingkat kesukaran butir, daya pembeda butir, dan penyebaran pilihan jawaban (untuk soal bentuk obyektif) atau frekuensi jawaban pada setiap pilihan jawaban.

a. Tingkat Kesukaran (TK)Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benarsuatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakandalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran ini pada umumnyadinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00-1,00(Aiken (1994:66). Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soalmemiliki TK=0,00 artinya bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar danbila

memiliki TK= 1,00 artinya bahwa siswa menjawab benar. Perhitunganindeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Padaprinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada butir soalyang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu. Rumusini dipergunakan untuk soal obyektif. Rumusnya adalah seperti berikut ini (Nitko, 1996: 310).TingkatKesukaran(TK) = Jumah siswayang menjawabbenar butirsoalJumlahsiswayang mengikutites

Fungsi tingkat kesukaran butir soal biasanya dikaitkan dengan tujuantes. Misalnya untuk keperluan ujian semester digunakan butirsoal yang memiliki tingkat kesukaran sedang, untuk keperluan seleksi digunakan butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tinggi/sukar, dan untuk keperluan diagnostik biasanya digunakan butir soal yangmemiliki tingkat kesukaran rendah/mudah.

Tingkat kesukaran butir soal memiliki 2 kegunaan, yaitu kegunaan bagi guru dan kegunaan bagi pengujian dan pengajaran (Nitko, 1996:310-313). Kegunaannya bagi guru adalah: (1) sebagai pengenalan konsep terhadap pembelajaran ulang dan memberi masukan kepada siswa tentang hasil belajar mereka, (2) memperoleh informasi tentangpenekanan kurikulum atau mencurigai terhadap butir soal yang bias. Adapun kegunaannya bagi pengujian dan pengajaran adalah: (a) pengenalan konsep yang diperlukan untuk diajarkan ulang, (b) tanda- tanda terhadap kelebihan dan kelemahan pada kurikulumsekolah, (c)memberi masukan kepada siswa, (d) tanda-tanda kemungkinan adanya butir soal yang bias, (e) merakit tes yang memiliki ketepatan data soal.

Di samping kedua kegunaan di atas, dalam konstruksi tes, tingkat kesukaran butir soal sangat penting karena tingkat kesukaran butir dapat: (1) mempengaruhi karakteristik distribusi skor (mempengaruhi bentuk dan penyebaran skor tes atau jumlah soal dan korelasi antarsoal), (2) berhubungan dengan reliabilitas. Menurut koefisien alfa clan KR-20, semakin tinggi korelasi antarsoal, semakin tinggi reliabilitas (Nunnally, 1981: 270-271).

Tingkat kesukaran butir soal juga dapat digunakan untuk mempredikst alat ukur itu sendiri (soal) dan kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan guru. Misalnya satu butir soal termasuk kategori mudah, makaprediksi terhadap informasi ini adalah seperti berikut.

Page 22 of 26

Page 23: Materi Ukg Ba

1) Pengecoh butir soal itu tidak berfungsi.2) Sebagian besar siswa menjawab benar butir soal itu; artinyabahwa sebagian besar siswa telah memahami materi yang ditanyakan.

Bila suatu butir soal termasuk kategori sukar, maka prediksi terhadap informasi ini adalah seperti berikut.1) Butir soal itu "mungkin" salah kunci jawaban.2) Butir soal itu mempunyai 2 atau lebih jawaban yang benar.3) Materi yang ditanyakan belum diajarkan atau belum tuntas pembelajarannya, sehingga kompetensi minimum yang harus dikuasai siswa belum tercapai.4) Materi yang diukur tidak cocok ditanyakan denganmenggunakan bentuk soal yang diberikan (misalnya meringkas cerita atau mengarang ditanyakan dalam bentuk pilihan ganda).5) Pernyataan atau kalimat soal terlalu kompleks dan panjang.Namun, analisis secara klasik ini memang memiliki keterbatasan, yaitu bahwa tingkat kesukaran sangat sulit untuk mengestimasi secara tepat karena estimasi tingkat kesukaran dibiaskan oleh sampel (Haladyna,1994: 145). Jika sampel berkemampuan tinggi, maka soal akan sangat mudah (TK= >0,90). Jika sampel berkemampuan rendah, maka soalakansangat sulit (TK = < 0,40). Oleh karena itu memang merupakan kelebihan analisis secara IRT, karena 1RT dapat mengestimasi tingkatkesukaran soal tanpa menentukan siapa peserta tesnya (invariance).Dalam IRT, komposisi sampel dapat mengestimasi parameter dantingkat kesukaransoal tanpa bias.

b. Daya Pembeda (DP)

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara warga belajar/siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan warga belajar/siswa yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang ditanyakan. Manfaat daya pembeda butir soal adalah seperti berikut ini.1) Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya.Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapatdiketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.2) Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi/membedakan kemampuan siswa, yaitu siswa yangtelahmemahami atau belum memahami materi yang diajarkan guru. Apabila suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua

kemampuan siswa itu,maka butir soal itu dapat dicurigai "kemungkinannya"seperti berikut ini.• Kunci jawaban butir soal itu tidak tepat.• Butir soal itu memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar• Kompetensi yang diukur tidak jelas• Pengecoh tidak berfungsi• Materi yang ditanyakan terlalu sulit, schingga banyak siswa yang menebak• Sebagian besar siswa yang memahami materi yang ditanyakan berpikir ada yang salah informasi dalam butir soalnya

c. Penyebaran (distribusi) jawaban

Penyebaran pilihan jawaban dijadikan dasar dalam penelaahan soal. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui berfungsi tidaknya jawaban yang tersedia. Suatu pilihan jawaban (pengecoh) dapat dikatakan berfungsi apabila pengecoh:1) paling tidak dipilih oleh 5 % peserta tes/siswa,2) lebih banyak dipilih oleh kelompok siswa yang belum paham materi.

d. Reliabilitas Skor Tes

Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency) skor tes. Indeks reliabilitas berkisar antara 0 - 1. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya.

Tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah akurat, reproducibel, dan generalized terhadap kesempatan testing dan instrumen tes lainnya. Secara rinci faktor yang mempengaruhi reliabilitas skor tes di antaranya:1) Semakin banyak jumlah butir soal, semakin ajek suatu tes.2) Semakin lama waktu tes, semakinajek.3) Semakin sempit range kesukaran butir soal, semakin besar keajegan.4) Soal-soal yang saling berhubungan akan mengurangi keajegan.5) Semakin objektif pemberian skor, semakin besar keajegan.6) Ketidaktepatan pemberian skor.7) Menjawab besar soal dengan cara menebak.8) Semakin homogen materi semakin besar keajegan.9) Pengalaman pesertaujlan.

Page 23 of 26

Page 24: Materi Ukg Ba

10) Salah penafsiran terhadap butir soal.11) Menjawab soal dengan buru-buru/cepat.12) Kesiapan mental peserta ujian.13) Adanya gangguan dalam pelaksanaantes.14) Jarak antara tes pertama dengan tes kedua.15) Mencontek dalam mengerjakan tes.16) Posisi individu dalam belajar.17) Kondisi fisik peserta ujian.

Ada 3 cara yang dapat dilakukan untuk menentukan reliabilitas skortes, yaitu :1) Keajegan pengukuran ulang: kesesuaian antara hasil pengukuranpertama dan kedua dari sesuatu alat ukur terhadap kelompokyang sama.2) Keajegan pengukuran setara: kesesuaian hasil pengukuran dan2 atau lebih alat ukur berdasarkan kompetensi kisi-kisi yang lama.3) Keajegan belah dua: kesesuaian antara hasil pengukuranbelahan pertama dan belahan kedua dari alat ukur yang sama.Penggunaan rumus untuk mengetahui koefisien ketiga jenisreliabilitasdi atas dijelaskan secara rinci berikut ini.

e. Reliabilitas Instrumen Tes (soal bentuk pilihan ganda)

Modern

Analisis butir soal secara modern yaitu penelaahan butir soal dengan menggunakan Item Response Theory (IRT) atau teori jawaban butirsoal. Teori ini merupakan suatu teori yang menggunakan fungsi matematika untuk menghubungkan antara peluang menjawab benar suatu scal dengan kemampuan siswa.Nama lain IRT adalah latent trait theory (LTT), atau characteristics curve theory (ICC).

Asal mula IRT adalah kombinasi suatu versi hukum phi-gamma dengan suatu analisis faktor butir soal (item factor analisis) kemudian bernama Teori Trait Latent (Latent Trait Theory), kemudian sekarang secara umum dikenal menjadi teori jawaban butir soal (Item Response Theory) (McDonald,1999:8).

Dalam subbab ini akan disajikan kelebihan analisis secara IRT dan kalibrasi butir soal dan pengukuran kemampuan orang.

1. Kelebihan Analisis IRT

Untuk mengetahui kelebihan analisis IRT, maka para guru perlu mengetahui keterbatasan analisis secara klasik. Keterbatasan model pengukuran secara klasik bila dibandingkan dengan teori jawaban butir soal adalah seperti berikut (Hambleton, Swaminathan, dan Rogers,1991: 2-5). (1) Tingkat kemampuan dalam teori klasik adalah "true score". Jika tes sulit artinya tingkat kemampuan peserta didikmudah. Jika tes mudah artinya tingkatkemampuan peserta didik tinggi. (2)Tingkat kesukaran soal didefinisikan sebagai proporsi peserta didik dalam grup yang menjawab benar soal. Mudah/sulitnya butir soal tergantung pada kemampuan peserta didik yang dites dan kemampuan tes yang diberikan. (3) Daya pembeda, reliabilitas, dan validitassoal/tesdidefinisikan berdasarkan grup peserta didik. Adapun kelebihan IRT adalah bahwa: (1) IRT tidak berdasarkan grup dependent, (2) skor siswa dideskripsikan bukan test dependent, (3) model ini menekankan pada tingkat butir soal bukan tes, (4) IRT tidak memerlukan paralel tes untuk menentukan relilabilitas tes, (5) IRT suatu model yang memerlukansuatu pengukuran ketepatan untuk setiap skor tingkatkemampuan.

Kelemahan teori tes klasik di atas diperkuat Hambleton dan Swaminathan (1985: 1-3) yaitu: (1) tingkat kesukaran dan dayapembeda tergantung pada sampel; (2) penggunaan metode dan teknik untuk desain dan analisis tes dengan memperbandingkan kemampuan siswa pada pernbagian kelompok atas, tengah, bawah. Meningkatnya validitas skor tes diperoleh dari tingkat kesukaran tes dihubungkan dengan tingkat kemampuan setiap siswa; (3) konsep reliabilitas tes didefinisikan dari istilah tes paralel; (4) tidak ada dasar teori untuk menentukan bagaimana siswa memperoleh tes yang sesuai dengan kemampuan siswa; (5) Standar error of measurement (SEM)hanya berlaku untuk seluruh peserta didik.

Selanjutnya Hambleton dan Swaminathan (1985: 13) menyatakan bahwa tujuan utama IRT adalah memberikan kesamaan antara statistik soaldan estimasi kemampuan. Ada tiga keuntungan IRT adalah: (1) asumsi banyak soal yang diukur pada trait yang sama, perkiraan tingkat kemampuan peserta didik adalah independen; (2) asumsi pada populasi tingkat kesukaran, daya pembeda merupakan independen sampel yang menggambarkan untuk tujuan kalibrasi soal; (3) statistik yang digunakan

Page 24 of 26

Page 25: Materi Ukg Ba

untuk menghitung tingkat kemampuan siswa diperkirakan dapat terlaksana, (Hableton dan Swaminathan, 1985: 11). Jadi IRT merupakan hubungan antara probabilitas jawaban suatu butir soal yang benar dan kemampuan siswa atau tingkatan/level prestasi siswa. Namun kelemahan bekerja dengan model IRT adalah bekerja melalui suatu proses yang sulit karenakelebihan IRT adalah: (1) tanpa varian pada parameter butir soal, (2)tanpa varian pada parameter abilitas, (3) adanya ketepatan pada pengukuran lokal, (Bejar, 1983: 3-4).

Ada empat macam model 1RT (Hambleton, 1993: 154-157; Hambleton dan Swaminathan, 1985: 34-50). (1) Model satu parameter (Model Rasch), yaitu untuk menganalisis data yang hanya menitikberatkan pada parameter tingkat kesukaran coal. (2) Model dua paremeter, yaitu untuk menganalisis data yang hanya menitikberatkan pada parametertingkat kesukaran dan daya pembeda soal. (3) Model tiga parameter, yaitu untuk menganalisis data yang menitikberatkan padaparameter tingkat kesukaran soal, daya pembeda soal, dan menebak (guessing). (4) Model empat parameter, yaitu untuk menganalisis data yang menitikberatkan pada parameter tingkat kesukaran soal, daya beda soal, menebak, dan penyebab lain.

Hambleton dan Swaminathan (1985: 48) menjelaskan bahwa siswa yang memiliki kemampuan tinggi tidak selalu menjawab soal dengan betel. Kadang-kadang mereka sembrono (mengerjakan dengan serampangan), memiliki informasi yang berlebihan, sehingga mereka menjawab salah pada suatu soal. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan model 4 parameter.

Dari keempat model itu tidak sama penekanannya dan sudah barang tentu tiap-tiap model itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan itu dapat diklasifkasikan sesuai dengan jumlah parameter yangditentukan pada masing-masing model dan tujuan menggunakan modelyang bersangkutan.

2. Kalibrasi Butir Soal dan Pengukuran Kemampuan Orang.

Kalibrasi butir soal dan pengukuran kemampuan orang merupakan proses estimasi parameter pada model respon butir. Model persamaan dasar Rasch adalah model probabilistik yang mencakup hasil dari suatu interaksi butir soal-orang. Proses mengestimasi kemampuan orang dinamakan pengukuran, sedangkan proses mengestimasi parameter tingkat kesukaran butir soal

dinamakan kalibrasi. Jadi kalibrasi soal merupakan proses penyamaan skala soal yang didasarkan pada tingkat kesukaran butir soal dan tingkat kemampuan siswa. Adapun ciri suatu skala adalah mempunyai titik awal, biasanya 0, dan mempunyai satuan ukuran atau unit pengukuran.

Prosedur estimasi dapat dilakukan dengan tangan atau komputer. Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam mengkalibrasi butir dan menguki.r kemampuan orang dengan tangan (Wright and Linacre,1992:32-45) seperti berikutini.

a. Menyusun jawaban peserta didik untuk setiap butir soal kedalam tabel.

b. Mengedit dataBerdasarkan model Rasch, butir soal yang dijawab siswa betul semua atau salah semua dan siswa yang dapat menjawab dengan betul semua atau salah semua, soal atau siswa yang bersangkutan tidak dianalisis atau dikeluarkan dari tabel. Pada langkah kedua ini perlu disediakan tambahan kolom: (1) proporsi skor siswa dan (2) proporsi skor butir soal. Proporsi skor peserta didik adalah skor siswa : jumlah butir soal; sedangkan proporsi skor soal adalah skor soal : jumlah siswa.

c. Menghitung distribusi skor soalBerdasarkan skor soal yang sudah diedit, maka skor soal diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok berdasarkan skor yang sama. Untuk memudahkan penghitungan Distribusi skor butirsoal,maka perlu disusun beberapa kolom di dalam tabel, seperti kolom: (1) kelompok skor soal (i) yaitu kelompok skor yang didasarkan pada skor soal yang sama, kolom ini berhubungan langsung dengankolom2 dan kolom 3; (2) nomor butir soal, (3) skor soal (Si), (4) frekuensi soal (Fi) yaitu jumlah soal yang memiliki skorsoal sama; (5)proporsibenar (Pi) yaitu Si : jumlah peserta tes; (6) proporsi salah (1-Pi), (7) logit (log odds unit)-proporsi salah (Xi) yaitu Ln [(1 -Pi)/Pi], (8) hasil kali frekuensi soal dengan logit proporsi salah (FiXi), (9)kuadrat logit proporsi salah (FiXi)2 , (10) hasil kali frekuensi soaldengan kuadrat logit proporsi salah(FiXi2), (11) inisial kalibrasi butirsoal yaitu di° = Xi - nilal rata-rata skor soal, dan (12) hasil kaliantara frekuensi soal dengan kuadrat nilai rata-rata skor coal (FIX ?).

d. Menghitung distribusi skor peserta didik.

Page 25 of 26

Page 26: Materi Ukg Ba

Untuk memudahkan di dalam menghitung distribusi skor peserta didik perlu disusun beberapa kolom yaitu kolom: (1) kemungkinan skor peserta didik (r) yang disusun secara berurutandimulai dan skor terendah sampai tertinggi; (2) skor peserta didik,yaitu berupa toliskor peserta didik; (3) frekuensi peserta didik (nr) yang memperoleh skor; (4) proporsi benar (Pi-) yaitu skor peserta didikdibagi jumlah soal, (5) logit proporsi benar (Yr) yaitu Ln [Pr/(1-Pr)];(6) perkalian antara frekuensi siswa dengan logit proporsi benar (nrYr); (7) logic proporsi benar yang dikuadraktan (Yr kuadrat);(8) hasil perkalianantara frekuensi peserta didik dengan logic proporsi benar yang dikuadratkan (nrYr kuadrat); (9) inisial pengukuran kemampuan peserta didik (br Yr); (10) perkalian antara frekuensi peserta didik dengan nilai rata-rata skor peserta didik (nrYr kuadrat).e. Menghitung faktor ekspansi kemampuan peserta didik (x) dan kesukaran butir soal (Y). Dalam menghitung faktor ekspansi diperlukan variasi distribusi kelompok skor soal (U) danvariancedistribusi kelompok skor siswa (V). Faktor ekspansi kemampuan peserta didik terhadap keluasan tes adalah X = [ (I 4-U/2,89)/ (1- UV/8,35)]" 2 Faktor ekspansi kemampuan peserta didik terhadap penyebaran sampel adalah X =_ [ (1+U/2,89)/ (1-UV/8,35)]12

f. Menghitung tingkat kesukaran dan kesalahan standar butir soalDalam menghitung tingkat kesukaran dan kesalahan standar soal perlu disusun beberapa kolom di dalam tabel, yaitu kolom: (1) kelompok skor soal (1); (2) nomor soal; (3) inisial kalibrasi soal (d); (4) faktor ekspansi kesukaran soal terhadap penyebaran sampel(Y);(5) tingkat kesukaran soal atau Yd; = d;; (6) skor soal (S); (7) kesalahan standar kalibrasi soal yang dikoreksi [SE(di)] atau SE = [ N/Si (N-Si)]ll2

g. Menghitung tingkat kemampuan dan kesalahan standar siswaDalam menghitung tingkat kemampuan dan kesalahan standar siswa disusun beberapa kolom, yaitu kolom: (1) kemungkinan skorsiswa(r); (2) initial pengukuran kemampuan siswa (br); (3) faktorekspansikemampuan siswa terhadap keluasan tes (X); (4) tingkat kemampuan siswa (br) atau (Xbr); (5) kesalahan standar pengukuran kemampuan siswa yang dikoreksi [SE (br)] yaitu X [ L/r (L-r)]112 ;(6) peserta tes.

h. Menghitung probabilitas atau peluang menjawab benar setiapbutir soal [P(0)}.Untuk menghitung peluang menjawab benar setiap butir padamodelRasch atau model satu parameter digunakan rumus berikut ini.

Estimasi data yang lebih teliti dan akurat hasilnya adalah menggunakan komputer seperti menggunakan program Bigsteps. Dalam program Bigsteps, estimasi data digunakan metode Appoximation Maximum Likelihood (PROX) dan Unconditional Maximum Likelihood (UCON). Untuk menghasilkan hasil yang akurat, estimasi data dengan komputer dapat melakukan iterasi maksimum untuk metode PROX, misal bisa sampai 20

kali kemudian dilanjutkan dengan metode UCON sampai dengan 50 kali tergantung banyaknya data. Perbedaan hasil kalibrasi pada setiap iterasi semakin lama semakin kecil dan akan berhenti bila prosesnyasudah terpenuhi (converge) atau lebih kecil dari 0,01.

Outfit orang maksudnya statistik orang menunjukkan bagaimanaperilaku yang tidak diharapkan pada butir soal yang mempunyai tingkat kesukaran jauh dengan kemampuan orang yang bersangkutan. Adapun Outfit butir maksudnya statistik butir soalmenunjukkan bagaimana perilaku yang tidak diharapkan dari orang yangmempunyai kemampuan lebih dengan tingkat kesukaran butir yang bersangkutan.

Dalam pelaksanaannya, analisis secara IRT tidak serumit seperti penjelasan di atas. Pelaksanaannya sangat mudah dipahami oleh para guru karena dalam analisis digunakan program komputer, seperti program RASCAL, PASCAL, BIGSTEPS, atau QUEST. Untuk mengenal lebih jauh program-program ini, bacalah pada bab berikut.

Page 26 of 26