materi ttg masa bakti pgri xviii

Upload: brantax

Post on 05-Nov-2015

94 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Makalah SPJD

TRANSCRIPT

MASA BAKTI PGRI XVIII

TUGAS MAKALAH DOSEN:

DI SUSUN:

KELOMPOK IVKELAS Y4U

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKAFAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI 2015Kata Pengantar

Puji syukur kehairat ALLAH SWT atas berkat rahmat, limpahan taufik, hidayah dan karunianya, alhamdulillah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat waktu yang berjudul Masa Bakti PGRI XVIII. Makalah ini kami susun dengan maksud untuk dijadikan sebagai materi maupun bacaan atau wawasan mengenai PGRI.Makalah ini berisi tentang bagaimana PGRI berjuang untuk tetap jaya sehingga PGRI mencapai kesuksesan hingga saat ini. Berbagai macam bentuk perjuangan dan rintangan yang dihadapi para guru dalam masa sebelum kemerdekaan maupun sesudah kemerdekaan. Tentunya makalah ini ada kelebihan maupun kekurangannya, karena kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT. Jika ada kekurangan, kami membutuhkan kritik maupun saran, karena itu semua dapat membangun makalah ini menjadi yang lebih baik.

Jakarta, 04 Juli 2015

Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiii

BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang11.2. Rumusan Masalah21.3. Tujuan21.4. Manfaat2

BAB II PEMBAHASAN2.1. Sejarah kelahiran pgri pada masa perjuangan kemerdekaan32.2. PGRI pada masa era reformasi6A. Pengertian Reformasi6B. PGRI Pada Era Reformasi61. Kongres PGRI XVIII di Bandung62. Hal-hal yang muncul dan berkembang dalam Kongres PGRI XVIII6C. Menetapkan PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan dalam Memasuki Era Baru Awal Abad XXI91. Visi PGRI92. Misi PGRI93. Tujuan dan Jati Diri Organisasi PGRI114. Dasar Jati Diri PGRI115. Arti dan Lambang PGRI13

BAB III PENUTUP3.1. Kesimpulan143.2. Saran1414

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGuru berperan dalam pengembangan sumber daya manusia secara dinamis prospektif dan mampu menjawab tantangan dalam masa depan, adanya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai wadah berhimpunnya segenap guru dan tenaga kependididkan lainnya merupakan organisasi perjuangan, organisasi profesi dan ketenagakerjaan yang membudayakan nilai-nilai Pancasila untuk memajukan pendidikan seluruh rakyat, membela dan memperjuangkan nasib guru. Keberadaan PGRI pun dengan penuh perjuangan dari Kaum Guru Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan wujud kelahiran PGRI.Persatuan Guru Republik Indonesia yang kemudian kita kenal dengan sebutan PGRI merupakan satu dari organisasi yang beranggotakan guru yang tidak melihat latar belakang, agama, tingkat pendidikan, satuan pendidikan dan hal lain. Tentunya kenapa PGRI didirikan mempunyai maksud tertentu. Sejarah telah menulis terbentuknya PGRI berawal dari banyaknya berdiri organisasi masyarakat yang berlatar guru, untuk membantu perjuangan Bangsa Indonesia.Kemudian munculah sebuah gagasan untuk mempersatukan para guru dalam suatu wadah dengan misi dan visi yang sama, maka ketika proklamasi kemerdekaan diikrarkan rencana itu semakin matang hingga disusunlah kongres PGRI pertama di Surakarta.Namun ternyata proklamasi kemerdekaan tidak serta merta membuat Indonesia terbebas. Ternyata dari pihak penjajah tidak terima begitu saja. Disinilah kemudian timbul sebuah pertanyaan yakni seperti apa situasi sejarah di awal terbentuknya PGRI, bagaimana pula situasinya dan sepeti apa andil PGRI selang waktu 1945-1958 dalam membantu perjuangan Bangsa IndonesiaPerjuangan hingga adanya PGRI merupakan pelajaran yang terpenting untuk seluruh rakyat pada umumnya, guru dan calon-calon pendidik khususnya, agar mereka dapat menghargai, mempedomani serta merasa termotivasi untuk lebih mengedepankan visi dan misi PGRI untuk terwujudnya pendidikan yang nyata bagi rakyat. Penyusunan makalah ini diharapkan mampu mempermudah pemahaman dan pelestarian nilai-nilai perjuangan guru dan partisipasinya dalam pendidikan. 1.2Rumusan Masalah1. Bagaimana sejarah kelahiran PGRI pada masa perjuangan kemerdekaan? 2. Bagaimana pelaksanaan konggres PGRI pada masa bakti XVIII? 3.Bagaimana penetapan PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan dalam Memasuki Era Baru Awal Abad XXI?4. Apa saja visi dan misi PGRI?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui tentang sejarah perjuangan PGRI2. Untuk mengamalkan dan menerapkan jati diri PGRI 3. Mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam visi dan misi PGRI4.Agar mahasiswa tidak lupa akan bagaimana perjuangan para guru terdahulu dalam membangun PGRI

1.4 Manfaat 1. Mahasiswa dapat menghayati dan memahami tentang arti PGRI 2. Menjadikan guru yang professional dengan berdasarkan jatidiri PGRI3. Untuk mengobarkan jiwa nasionalisme agar menjadi guru yang berbakti pada bangsa dan Negara4.Menciptakan guru yang berwibawa dan mengetahui bahwa PGRI adalah organisasi yang berlandaskan dan berpegang teguh nilai kesatuan, serta mengutamakan pendidikan.

BAB 2PEMBAHASAN

2.1. SEJARAH KELAHIRAN PGRI PADA MASA PERJUANGAN KEMERDEKAAN Sebelum pecah perang dunia kedua ketika Indonesia berada dalam kekuasaaan Pemerintah Kolonial Belanda berbagai macam organisasi guru berdiri. Kehidupan organisasi guru tersebut diwarnai dengan berbagai macam pengaruh dari luar, baik yang bersifat kebijaksanaan pemerintahan kolonial maupun kondisi masyarakat waktu itu. Organisasi guru yang lahir waktu itu diwarnai, antara lain oleh hal-hal berikut :a.) Kesadaran korps dengan segala aspek-aspeknya.b.)Kebangkitan Nasional yang menggandrungi kemerdekaan bangsa yang disadari keharusan adanya persatuan bangsa akan tetapi belum dapat menemukan bentuk wadahnya yang cocok.c.) Politik devide et impera oleh pemerintah kolonial.Kesadaran nasional, kesadaran kan persatuan dan kesadaran korps profesi guru sudah lahir pada guru sebelum perang. Anggota Budi Utomo waktu itu kebanyakan dan lahir dari lingkungan guru-guru. Logis memang hal ini tidak lepas karena di negara terbelakang dan atau jajahan manapun di masa lalu warga masyarakat umum yang dianggap terdidik adalah (tweede inlandse scool) orang-orang terdidik atau bersekolah sesuai dengan keperluan untuk dijadikan aparat pemerintahan kolonial dan yang keduanya adalah guru-guru. Rakyat umum cukup hanya bisa baca tulis saja.

Pada zaman belanda, terdapat macam-macam sekolah yang diperuntukkan oleh golongan tertentu. Umpamanya sekolah desa atau sekolah rakyat (volksschool) untuk masyarakat desa, sekolah dasar angka II (tweede inlandse scool) untuk rakyat biasa di kota-kota, dan sekolah dasar berbahasa belanda untuk anak-anak ningrat (priyayi) atau anak-anak pegawai pemerintah hindia belanda yang gajinya paling sedikit 100 gulden setiap bulan. Guru gurunya adalah berbagai macam tamatan sekolah guru seperti : Sekolah guru desa (normalscool) KS (kweekscool) HKS (hogere kweekscool) HIK (hollands-inlandse kweekscool) EKS (europese kweekvhool) Indische Hoofdacte

Gaji tamatan untuk sekolah desa sebesar fi 7,50 per bulan, untuk NS sebesar fi 22,5/bulan, untuk tamatan HKS/HIK fi 70/bulan, untuk EKS fi 125/bulan dan untuk hoofdacte fi 130/bulan. Perbedaan dalam penggajian dan kedudukan tersebut tidak jarang menimbulkan pertentangan antar-golongan guru yang bermacam-macam itu tidak menguntungkan dunia pendidikan. Secara sistematis hal ini memang disengaja oleh belanda untuk mempengaruhi pergaulan antara golongan-golongan tersebut. Mereka pada umumnya tidak mau saling mengenal. Siasat ini bukan hanya dalam dunia pendidikan, melainkan juga dalam soisal dan ekonomi. Sementara itu kaum bumiputera dipersulit untuk memasuki sekolah, terutama sekolah berbahasa belanda seperti :HIS, ELS dan MULO.Para guru pada masa itu berusaha memperjuangkan nasibnya, mereka melihat kekuatan perjuangan yang dilancarkan oleh para pegawai/buruh untuk memperoleh upah yang sesuai, maka pada tahun 1908 lahirlah vereniging van spoor en tramweg person ell in nederlands indie (VSTV), Pada tahun 1912 disusul kemudian berdirinya persatuan guru hindia belanda (PGHB) yang keanggotaannya meliputi guru-guru tanpa memandang ijazah, status, tempat kerja, keyakinan agama, dan lain-lain. Salah satu kegiatan PGHB yang menonjol di bidang sosial adalah didirikannya perseroan asuransi Bumi Putra langsung di bawah pimpinan PGHB. Ketua Pengurus Besar PGHB pertama dan pendiri perseroan asuransi Bumi Putra tersebut adalah Karta Hadi Soebroto. Perseroan tersebut akhirnya berdiri sendiri lepas dari kaitan gerakan kaum guru. Sungguh menyedihkan bahwa dari kelahiran persatuan yang bulat itu akhirnya harus mengalami masa perpecahan dalam bentuk organisasi-organisasi yang berdasarkan ijazah, lapangan kerja, dan lain-lain. Dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda mereka umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua. Sejalan dengan keadaan itu maka disamping PGHB berkembang pula organisasi guru bercorak keagamaan, kebangsaan, dan yang lainnya. Mulai tahun 1919-an lahir berbagai organisasi guru, yaitu : 1. PGB (Persatuan Guru Bantu) 2. PNB (Perserikatan Normal School) 3. KSB (Kweek School Band) 4. SOB (School Opziener Bond) 5. PGD (Persatuan Guru Desa) 6. VOB (Vaks Onderwijzer Bond) 7. PGAS (Persatuan Guru Ambacht School) 8. HKSB (Hoogere Kweek School Bond) 9. NIOG (Netherlands Indische Onderwijzer Genootschap) 10. OVO (Onderwijzer Vaks Organisative/lulusan HIK) 11. COV (Christelijke Onderwijzer Vereeniging) 12. KOB (Katholieke Onderwijzer Bond) 13. COB (Chinese Onderwijzer Bond) 14. Vereeniging van leeraen voor het Middelbaaronderwijs, dan sebagainya. Persatuan guru itu akhirnya mengalami perpecahan karena masalah ijazah, status, lapangan kerja, dan lain sebagainyaUsaha-usaha untuk mengatasi keadaan organisasi yang sudah berkelompok-kelompok ini dalam bentuk federasi, termasuk mengaktifakn terus PGHB yang pada tahun 1932 diganti dengan nama PGI (Persatuan Guru Indonesia). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata Indonesia yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata Indonesia ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.. Disamping PGI ada lagi bond yang bercorak keagamman, kebangsaan, dan (NIOG) yang beranggotakan semua guru tanpa membedakan golongan agama, (COy), (KOB), (VVM). Lalu pada jaman pendudukan jepang di Indonesia, praktis tidak ada satu pun organisasi masyarakat yang tampil kecuali organisasi bentukan Jepang. Segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.Perang dunia II pecah pada tahun 1939. Setahun kemudian negeri belanda diduduki oleh tentara jerman. Pada tahun1941 semua guru laki-laki bangsa belanda ditugaskan untuk menjadi misili. Untuk mengatasi kekurangan guru di indonesia, beberapa sekolah sejenis digabungkan dan gurunya diisi oleh orang-orang Indonesia. Akan tetapi zaman pendudukan jepang keadaan sama sekali berubah. Segala organisasi dilarang, sekolah ditutup dan segala kegiatan pendidikan dan politik membeku. Barulah menjelang jepang menyerah kepada sekutu sekolah-sekolah itu baru dibuka kembali.Di Jakarta, antara lain ada satu bentuk perserikatan guru dengan nama Guru dipimpin oleh Sdr. Amin Singgih didampingi oleh beberapa orang Kepala Sekolah yaitu Saudara-saudara Adam Bachtiar, Soebroto, Ny. Woworuntu, Dan lain-lain tapi tidak terbentuk organisasi yang jelas. Guru-guru dan tokoh-tokoh aktivis organisasi di lingkungan kegururan lebih banyak mengambil kesempatan bergerak sebagai pemimpin organisasi PETA, Keibodan, Seinendan, Fujinkai, (bagi guru wanita) dan sebagainya yang kesemuanya itu akhirnya berhikmah menjadi sarana mempercepat proses pertumbuhan kesadaran nasional, pembentukan rasa kesatuan bangsa akan Kemerdekaan Tanah Air dan Bangsa secepat-cepatnya

2.2. PGRI PADA ERA REFORMASIA. Pengertian ReformasiMenurut etimologi bahasa, kata reformasi berasal dari bahasa Inggris, Re artinya kembali dan kata Formation atau Form artinya bentuk. Jadi reformasi membentuk kembali memperbaharui atau menata ulang.Memperbaharui adala upaya perubahan yang bersifat menata kembali suatu sistem (tatana) yang sudah ada yang kurang atau tidak baik dengan suatu sistem baru dengan cara dan untuk mencapai tujuan yang lebih baik.

B. PGRI Pada Era Reformasi1) Kongres PGRI XVIII di BandungKongres PGRI XVIII diselenggarakan pada tanggal 25- 28 Nopember 1998 di Lembang Bandung dengan tema Reformasi Pendidikan dan PGRI dalam Memasuki Era Baru Abad 21. Berbeda dengan kongres-kongrs sebelumnya, kongres PGRI XVIII mempunyai cirri khusus: berlangsungnya dalam suasana gegap gempitanya semangat reformasi.Berdasarkan AD/ART PGRI, kongres adalah forum tertingggi organisasi dan pemegang kedaulatan anggota dengan semangat reformasi kali ini dipercepat 8 bulan dari waktu seharusnya. Fungsi dan tugas kongres adalah mengevaluasi laporan pertanggungjawaban Pengurus Besar (PB), menyempurnakan AD/ART, menetapkan program umum organisasi, dan memilih PB yang baru.

2) Hal-hal yang muncul dan berkembang dalam kongres PGRI XVIIISeluruh aktifitas selama kongres berlangsung dapat direkam berbagai hal yang muncul dan berkembang antara lain sebagai berikut:a. Kongres PGRI XVIII merupakan kongres terakhir di penghujung abad XX yang penuh keprihatinan dan ketidakpastian. Krisis ekonomi, krisis politik dan krisis kepercayaan yang mengakibatkan jatuhnya pemerintahan orde baru.b. Kongres PGRI XVIII menyepakati visi dan misi bersama, dengan mengadakan reformasi diri baik secara kelembagaan, wawasan maupun tujuan. Guru di masa depan adalah bagian dari masyarakat madani yang memiliki martabat, harkat dan status sosial yang memadai serta mempunyai kemampuan dalam melaksanakan tugasnya.c. Dalam sejarah PGRI sesudah 53 tahun berkiprah ada satu hal yang menarik dari peristiwa sejarah itu. Kongres PGRI XVIII memutuskan PGRI kembali ke jati dirinya semula yaitu sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan. Adapun sifat PGRI adalah unitaristik, independent, dan tidak berpolitik praktis.d. Pemilihan PB masa bakti XVIII merupakan klimaks

Pemilihan dilaksanakan dengan pemungutan suara (voting) secara bebas, langsung dan rahasia mengingat jumlah suara begitu besar (741) suara untuk memudahkan dari 27 propinsi dibagi 4 kelompok, masing-masing tempat pemungutan suara (TPS).Memasuki periode reformasi PGRI telah menjelma sebuah kesempatan besar yang mampu mendenyutkan semangat perjuangan guru. Pada periode ini PGRI kian berani menyuarakan perlunya perubahan nasib guru Indonesia. Berbagai aksi yang dibarengi dengan pengajuan konsep dasar menuju perubahan telah disodorkan kepada pemerintah. Perubahan secara signifikan telah kut dirasakan oleh seluruh anggota PGRI yang bersatu dalam memberi peringatan terhadap pemerintah agar segera merumuskan format perbaikan mutu maupun kesejahteraan guru. Yang paling menarik dalam periode reformasi ini yakni PGRI secara sadar mau melakukan peaktualisasi dan retrospeksi terhadap kemajuan demi kemajuan yang tetap mengedepankan titah ke-PGRI-an yang telah dirumuskan oleh paera founding father PGRI sejak 25 November 1945.PGRI berasaskan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. PGRI terdaftar di departemen kehakiman berdasarkan penetapan menteri kehakiman tanggal 20 september 1954, Nomor : 1.A.5/82/12. PGRI adalah organisasi perjuangan, profesi dan ketenagakerjaan, berskala nasional yang bersifat :1. Unitaristik yaitu tanpa memandang perbedaan ijazah, tempat bekerja, kedudukan, suku, jenis kelamin, agama dan asal usul.2. Independen yakni berlandaskan prinsip kemandirian organisasi dengan mengutamakan kemitrasejajaran dengan berbagai pihak.3. Non politik praktis yaitu tidak terikat dan atau mengikatkan diri pada kekuatan organisasi/partai politik manapun. Organisasi ini bertujuan :a. Mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mempertahankan, mengamankan serta mengamalkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.b. Berperan aktif mencapai tujuan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangasa dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya.c. Berperan serta mengembangkan sistem dan pelaksanaan pendidikan nasional.d. Mempertinggi kesadaran dan sikap guru, meningkatkan mutu dan kemampuan profesi guru dan tenaga kependidikan lainnya.e. Menjaga, memelihara, membela serta meningkatkan harkat dan martabat guru melalui peningkatan kesejahtraan anggota serta kesetiakawanan organisasi.

Untuk menunjang kinerjanya, PGRI memiliki sejumlah anak lembaga, yaitu :1. YPLP (Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan) PGRI yaitu yayasan yang mengelola dan membina lembaga-lembaga pendidikan di lingkungan PGRI.2. LKBH (Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum) yaitu lembaga yang memberikan pelayanan konsultasi dan bantuan hukum bagi anggota PGRI.3. BP GGI (Badan Pengelola Gedung Guru Indonesia) yaitu badan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengelola Gedung Guru.4. PT Harapan Masa yaitu suatu badan usaha milik PGRI yang berfungsi untuk menunjang jalannya kinerja organisasi.5. Induk Koperasi PGRI yaitu badan hukum yang berbentuk koperasi untuk meningkatkan kesejatraan anggota.6. Majalah Suara Guru yaitu majalah bulanan PGRI terbit sebulan sekali, sebagai media organisasi.

PGRI menjalin kerjasama internasional baik secara bilateral, regional maupun global. Pada tingkat regional, PGRI menjalin kerjasama dengan organisasi guru di kawasan ASEAN yang tergabung dalam ACT (ASEAN Council Teachers). Pada tingkat internasional, PGRI menjadi anggota E1 (Education International) yaitu persatuan organisasi guru diseluruh dunia yang beranggotakan 304 organisasi guru dari 155 Negara dan menghimpun 24 juta anggota.

C. Menetapkan PGRI Sebagai Organisasi Perjuangan dalam Memasuki Era Baru Awal Abad XXI1) Visi PGRIAbad 21 adalah abad yang sarat dengan kemajuan, penuh tantangan persaingan bebas dalam suasana yang semakin semaraknya proses demokrasi keterbukaan, pelaksanaan hak asasi manusia dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan. Berdasarkan kondisi dan tantangan masa depan yang harus dihadapi serta tujuan dan cita-cita perjuangan organisasi maka PGRI harus menjadi organisasi guru yang kuat, berwibawa, terpercaya, solid. Professional, mempunyai peran penting dalam pengambilan kebijaksanaan pembangunan pendidikan, pengembangan keguruan dan ilmu pendidikan di Indonesia.PGRI berkewajiban membina dan meningkatkan kemampuan profesionalisme anggotanya agar menjadi tenaga kependidikan yang memiliki profesionalitas yang tinggi, demokratis, memperoleh kehormatan dan penghargaan sesuai harkat martabatnya, sejahtera lahir batin, bertanggung jawab, bermoral, berdedikasi tinggi terhadap profesinya serta berperan aktif dalam menggalang persatuan dan kerjasama guru dan organisasi guru baik kawasan regional maupun global.

2)Misi PGRIa.Menjaga, mempertahankan dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, membela dan mempertahankan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta mewujudkan cita-cita Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.b.Menyukseskan pembangunan nasional khusunya pembangunan pendidikan dan kebudayaan yang berlandaskan pada asas demokrasi keterbukaan, pengakuan dan penghormatan atas hak asasi manusia memotivasi untuk mampu berdiri diatas kaki sendiri, penuh percaya diri, bebas dari sifat ketergantungan pada siapa pun juga. Asas kemandirian ini menuntut pula kokohnya rasa persatuan dan kesatuan, penuh dedikasi semangat kerja keras, berlandaskan pada asas kebersamaan dalam mitra kesejajaran.c.Non politikSebagai organisasi PGRI tidak terikat atau mengikatkan diri pada salah satu kekuatan social politik maupun PGTI memberikan kebebasan kepada individu anggotanya untuk menyalurkan aspirasi politiknya tanpa meninggalkan asas dan jati diri PGRI.d. KejuanganPGRI sebagai organisasi perjuangan mengemban amanat cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 yang dilandasi jiwa, semangat dan nilai-nilai 1945 dengan penuh rasa tanggung jawab, menegakkan dan melaksanakan secara aktif hakikat dan perwujudan cita-cita nasional bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945.e.ManfaatSebagai wadah tempat berhimpunnya para guru dan tenaga kependidikan lainnya, PGRI berusaha memberikan manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi organisasi maupun masyarakat tanpa harus merugikan dan mengganggu hak dan kepentingan orang lain. Kemanfaatan diarahkan juga bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, bangsa dan Negara.f. Kebersamaan dan kekeluargaanAsas kebersamaan menimbulkan sikap saling menghargai, saling memahami, saling asih, saling asah dan saling asuh. Asas kekeluargaan memberikan pedoman agar saling menghormati dan saling tenggang rasa, yang muda menghormati yang tua, yang tua menjadi teladan yang muda, konsekuen, menegakkan moral dan akhlak.g.Kesetiakawanan socialKepekaan terhadap keadaan lingkungan, kehidupan anggota dan penderitaan orang lain, semangat rela berkorban untuk kepentingan orang lain anggota yang sangat memerlukan.h.KeterbukaanSikap keterbukaan untuk menumbuhkan rasa memiliki, mawas diri merasa termotivasi, berpartisipasi dan rasa tanggung jawab diantara sesame anggota, sesama pengurus dan diantara anggota pengurus menumbuhkan kepercayaan, menghindarkan kecurigaan dan meningkatkan kepedulian. Keterbukaan adalah salah satu wujud kejujuran dan tegaknya keadilan.i.Keterpaduan dan kemitraanSesama rekan seperjuangan sesama organisasi kemasyarakatan sesama pengabdi masyarakat, bangsa dan negara dikembangkan sikap kemitraan yang saling menguntungkan, saling membantu, saling bekerja sama bahu membahu. Keterpaduan dengan berbagai dimensi kehidupan merupakan hal yang esensial untuk mewujudkan rasa kemitraan yang saling menunjang antara sesama anggota dan dengan pemerintah serta segenap lapisan masyarakat.j.DemokrasiAsas demokrasi yang berdasarkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila dan asas-asas universal, keadlian, kebenaran dan kemanusiaan bebas berpendapat, bebas menyalurkan pendapat bebas membela dan mempertahankan hak asasi sendiri akan tetapi berkewajiban pula untuk menegakkan dan menghormati hak asasi orang lain.

3)Tujuan dan Jati Diri Organisasi PGRI : 1.Mewujudkan cita-cita Proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan mempertahankan, mengamankan, serta mengamalkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 2.Berperan aktif mencapai tujuan nasional dalam mencerdaskan bangsa dan membentuk manusia Indonesia seutuhnya 3. Berperan serta mmengembangkan system dan pelaksanaan pendidikan nasional 4.Mempertinggi kesadaran dan sikap guru, meningkatkan mutu dan kemampuan profesi guru dan tenaga kependidikan lainnya 5.Menjaga, memelihara, membela, serta meningkatkan harkat dan martabat guru melalui peningkatan kesejahteraan anggota serta kesetiakawanan organisasi. Jati diri PGRI: Jati diri PGRI adalah organisasi perjuangan, organisasi profesi dan organisasi ketenagakerjaan. Sedangkan sifat PGRI adalah Unitaristik: tidak mengandung perbedaan ijazah, tempat kerja, kedudukan, agama, suku, golongan, gener, dan asal usul. Independen: kemandirian dan kemitrasejajaran dengan pihak lain. Non partai politik: bukan bagian atau berafiliasi dengan partai politik. Semangat: demokrasi, kekeluargaan, keterbukaan, tanggung jawab etika, moral, serta hukum.

4)Dasar Jati diri PGRI a.Dasar Historis PGRI berdasarkan hakekat kelahirannya merupakan bagian dari perjuangan semesta rakyat Indonesia, melalui profesi menyebarkan semangat perjuangan dalam merebut, menegakan, menyelamatkan dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia 17 agustus 1945 yang berdasarkan pncasila dan UUD1945. b.Dasar Ideologis Politis Secara ideologis-politis, PGRI berkewajiban untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan melalui pembangunan nasional di bidang pendidikan serta terikat dengan pelaksanaan pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.c. Dasar Sosiologis dan IPTEK Dalam pengabdiannya, PGRI selalu bersifat responsive, adaptif, inoatif dan permisif selektif terhadap keadaan masyarakat serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

5) Arti dan Lambang PGRI

Bentuk cakra atau lingkaran melambangkan cita cita luhur dan daya upaya manaikan pengabdian yang terus menerus. Ukuran, corak dan warna : bidang bagian pinggir rulingkara berwarna merah melambangkan pengabdian yang dilandasi kemurnian dan keberanian bagi kepentingan rakyat.Warna putih dengan tulisan persatuan guru republic Indonesia melambangkan paduan warna pinggir merah putih melambangkan pengabdian pada Negara,bangsa dan tanah air Indonesia. Suluh berdiri tegak bercorak 4 garis tegak dan datar berwarna kuning melambangkan fungsi guru (pada penddidkan pra sekolah,dasar,menengah dan perguruan tinggi)dengan hakikat tugas pengabdian guru sebagai pendidikan yang besar dan luhur. Nyala api dengan 5 sinar warna merah melambangkan arti ideologi dan arti teknis yakni sasaran budi pekerti, cipta, rasa, karsa, dan karya generasi. 4 buku mengapit suluh dengan posisi 2 datar dan 2 tengak ( simetris) dengan warna corak putih melambangkan sumber ilmu yang menyangkut nilai moral, pengetahuan, keterampilan, dan akhlak bagi tingkatan lembaga pendidikan, pra sekolah, dasar, menengah, dan tinggi dan Warna dasar tengah hijau melambangkan kemakmuran.Arti keseluruhan : Guru Indonesia dengan itikad dan kesadaran yang murni dengan segala keberanian, keluhuran jiwa dan kasih sayang senantiasa menunaikan darma baktinya kepada Negara, tanah air dan bangsa Indonesia dalam budi pekerti cinta, rasa, karsa, dan karya generasi bangsa menjadi manusia pancasila yang memiliki moral, pengetahuan, keterampilan dan akhlak yang tinggi.

BAB IIIPENUTUP

3.1. KesimpulanBerdasarkan uraian di atas maka kami dapat menarik beberapa kesimpulan adanya PGRI lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sebagai Organisasi perjuangan PGRI membela dan mempertahankan Republik Indonesia dan PGRI dinyatakan sebagai organisasi perjuangan karena PGRI mengemban amanat cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945, menjamin, menjaga dan mempertahankan keutuhan dan kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta mempunyai andil besar dalam pendidikan di Indonesia.

3.2. SaranDari uraian yang telah dipaparkan di atas kami mempunyai saran, agar kita sebagai penerus bangsa terlebih guru dan calon-calon pendidik harus mampu meneruskan semangat juang para guru terdahulu yang telah berkorban dan berjuang demi Tanah Air dan Bangsa, mampu mengembangkan dan meningkatkan martabat profesinya dan banyak belajar dari pengalaman sejarah guru terdahulu agar tidak melupakan jasa-jasa yang telah mereka berikan kepada kita.