materi-td2

18
PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________ TWIST DRILL I. Pengertian Twist drill adalah suatu alat potong yang bekerja dengan cara berputar pada sumbunya, menghasilkan lubang silindris dan ukuran lubang yang dihasilkan sama dengan ukuran alat tersebut. Drilling Boring - menggunakan twist drill - menggunakan boring tool (ISO 8 / 9) - hasil lubang = ukuran tool - hasil lubang > ukuran tool - jenis putaran rotasi - jenis putaran revolusi - ukuran tetap / fix - ukuran bisa bervariasi - BK bisa pejal / sudah berlubang - harus ada lubang awalan Dari segi material alat potong yang digunakan tidak hanya High Speed Steel, tetapi juga sudah ada yang terbuat dari hard metal / carbide. Bahkan jenis inserted tip untuk twist drill juga sudah ada. Sebagai contoh adalah solid drill yang mampu membuat lubang tanpa awalan.Hal terpenting dalam perawatan twist drill adalah pengasahan, apa bila ada kriteria dalam pengasahan yang tidak terpenuhi akan mengakibatkan : ketidakakuratan lubang yang dihasilkan, kerusakan pada twist drill. II. Bagian-bagian Twist Drill

Upload: ro-chim

Post on 26-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

materi

TRANSCRIPT

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    TWIST DRILL

    I. Pengertian Twist drill adalah suatu alat potong yang bekerja dengan cara berputar pada sumbunya,

    menghasilkan lubang silindris dan ukuran lubang yang dihasilkan sama dengan ukuran alat

    tersebut.

    Drilling Boring

    - menggunakan twist drill - menggunakan boring tool (ISO 8 / 9)

    - hasil lubang = ukuran tool - hasil lubang > ukuran tool

    - jenis putaran rotasi - jenis putaran revolusi

    - ukuran tetap / fix - ukuran bisa bervariasi

    - BK bisa pejal / sudah berlubang - harus ada lubang awalan

    Dari segi material alat potong yang digunakan tidak hanya High Speed Steel, tetapi juga sudah ada

    yang terbuat dari hard metal / carbide. Bahkan jenis inserted tip untuk twist drill juga sudah ada.

    Sebagai contoh adalah solid drill yang mampu membuat lubang tanpa awalan.Hal terpenting dalam

    perawatan twist drill adalah pengasahan, apa bila ada kriteria dalam pengasahan yang tidak

    terpenuhi akan mengakibatkan : ketidakakuratan lubang yang dihasilkan, kerusakan pada twist drill.

    II. Bagian-bagian Twist Drill

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    III. Fungsi

    1. Body Bagian dari twist drill yang mempunyai sisi potong primer maupun sekunder yang ditandai

    dengan adanya alur sepiral ( flute ).

    2. Neck Bagian twist drill yang membatasi antara shank dan body, dan berfungsi juga sebagai pembebas

    diameter bor, karena diameternya lebih kecil dari ukuran twist drill tersebut.

    3. Shank Tangkai atau pemegang pada twist drill, ada dua jenis yaitu silindris dan konus. Jenis silindris

    dipakai pada twist drill dengan diameter lebih kecil dari 13.5 sedangkan untuk yang lebih besar menggunakan pemegang konus. Pada pemegang jenis konus ada bagian yang disebut

    tang, bentuknya persegi pada ujung belakang berfungsi sebagai penahan torsi dan digunakan

    untuk mengeluarkan bor dari sarungnya.

    4. Heel Salah satu tepi sisi dari alur spiral ( flute ) yang tidak berfungsi sebagai mata potong.

    5. Land

    Sisi potong sepanjang body posisinya mengikuti alur spiral, land merupakan sisi bebas dengan

    sudut 0 pada mata potong sekunder berfungsi untuk mempertahankan ukuran nominal diameter lubang yang dihasilkan.

    6. Flute Alur spiral pada body yang mempunyai fungsi :

    - membentuk sudut gama pada mata potong primer dan sekunder. - Jalan keluar bagi chip saat proses pengeboran. - Jalan masuk cutting fluid agar sampai ke mata potong.

    7. Lip

    Sisi potong pada mata potong primer yang dibentuk oleh pepotongan antara face dan flank.

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    8. Face

    Permukaan flute yang mendekati lip, dimana chip diarahkan saat proses pemotongan.

    9. Flank

    Sisi bebas pada mata potong primer, bentukanya seperti mantel atau selimut kerucut. Sisi inilah

    yang setiapkali digerinda saat pengasahan twist drill.

    10. Point Mata potong primer pada twist drill, yang terdiri atas : lip, flank, face, dan chisel edges.

    11. Chisel Edge Garis yang dibentuk oleh pertemuan flank dari dua buah mata potong. Bagian ini merupakan

    bagian dari mata potong utama yang membelok.. Karena geometri potongnya kurang baik maka

    sering dibuat berbagai modifikasi agar proses dan hasilnya bisa lebih baik.

    12. Web Bagian inti dari twist drill yang tidak terkena alur spiral / flute. Ukuran web ini membatasi

    chisel edge.

    IV. Type Twist Drill

    Alur spiral pada twist drill mempunyai fungsi utama semagai pembentuk sudut garuk ( ) pada

    mata potong primer maupun sekunder. Sehingga besar kecilnya spiral ( kemiringan sisi spiral )

    sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya sudut garuk ( ). Maka dibuat twist drill dengan

    kemiringan berbeda yang nantinya akan disesuaikan dengan pengerjaan di mesin, terutama

    kaitannya dengan material benda kerja. Secara prinsip masih sama dengan pahat bubut, semakin

    keras material maka sudut garuknya semakin kecil, begitu juga sebaliknya. Pemilihan type ini

    didasarkan pada material benda kerja dan masih disesuaikan dengan pengasahan sudut puncak

    twist drill.

    Ada tiga type twist drill menurut sudut spiralnya, yaitu

    1. Type N

    = 25 - 30

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    Twist drill jenis ini digunakan untuk pengerjaan pada material normal, dilihat dari segi kekerasan

    dan keuletannya.

    2. Type H

    = 10 - 13

    Twist drill jenis ini digunakan untuk pengerjaan pada material yang keras dan getas.

    3. Type W

    = 35 - 40

    V. Macam-macam Twist Drill

    1. Center Drill ( CD )

    Center drill merupakan alat pelubang awal, fungsinya

    secara khusus adalah membuat lubang center untuk

    pengerjaan chuck-center, between center atau

    pengerjaan lain. Ciri khasnya adalah : ada 2 step

    diameter, antara diameter kecil dan besar

    dihubungkan dengan konus 60,. Lubang konus

    tersebut yang akan dipakai sebagai tumpuan live center ataupun death center. Kedalaman

    pengeboran hanya sampai pada akhir konusnya, karena pada diameter besarnya tidak terdapat body

    clearence sehingga ada kemungkinan akan terjepit oleh benda kerja.

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    Ada beberapa jenis yang lain selain tambahan radius yaitu, tambahan chamfer pada ujung d2 atau

    ada drill untuk diameter minor ulir di depan d1. Ukuran untuk d1, d2, sudah distandarisasikan

    dalam bentuk d1 x d2 contoh : 1.5 x 5, 2.5 x 8, 2 x 6, 3 x 8, 4 x 10, 5 x 12 dst. Untuk material

    pembentuknya mayoritas dari HSS, ada yang dilapisi titanium, dan juga yang terbuat dari hard

    metal / carbide.

    2. Non Center Drill ( NC Drill)

    Alat ini difungsikan untuk

    membuat takikan awal untuk

    mengarahkan pengeboran

    selanjutnya. NC drill ini terbuat

    dari material yang lebih kaku dibandingkan dengan twist drill, agar takikan awal yang dibuat sesuai

    dengan posisi yang diharapkan ( tidak bergeser ). Bentuknya mirip dengan twist drill hanya saja

    tidak ada body clearence pada sisi potong sekundernya karena bagian yang difungsikan hanya

    bagian depan / matel kerucutnya, jadi tidak sampai membentuk diameter. Andaikan dipaksakan NC

    drill akan terjepit pada lubang dan bisa mengakibatkan kepatahan pada alat itu.

    Dalam pengasahannya NC dibuat lancip dengan sudut puncak 90O agar penyayatan awalnya lebih

    mudah tanpa mengalami pergeseran center. Secara fungsi alat ini dapat digantikan dengan jig yang

    terdapat selongsong yang sesuai dengan ukuran twist drill yang dipakai. Untuk ukuran D tersedia

    dari diameter 4, 6, 8, 10, 12, 16, 20, 25. Untuk material pembentuknya mayoritas dari HSS, ada

    yang dilapisi titanium, dan juga yang terbuat dari hard metal / carbide.

    3. Straight Fluted Drill

    Drill jenis ini dipakai untuk

    pengerjaan material brass atau

    bronze, atau material lain yang

    liat. Ciri utamanya adalah spiralnya berupa alur lurus yang geometri menyebabkan sudut garuknya

    ( ) 0, sehigga alat ini juga cocok untuk pengerjaan plat-plat tipis karena material beda kerja

    tidak akan tertarik keatas ataupun bengkok. Gaya pengeboran yang diperlukan cukup besar karena

    sudut gamanya relatif kecil, selian itu juga chip yang dihasilkan tidak dapat keluar dengan

    sendirinya.

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    4. Flat Drill

    Drill ini agak mirip dengan

    stright fluted drill yaitu sudut

    garuknya ( ) 0. Secara fisik

    hanya seperti material pipih

    yang dibuat mata potong pada

    ujungnya, dan sbidang bebas

    pada sisi samping. Jenis ini

    termasuk pada die drill yang

    digunakan untuk pengerjaan baja yang keras. Beberapa jenis flat drill yang terbuat dari carbide /

    hard metal.

    5. Aircraft Drill.

    Air craft drill didesain untuk pengerjaan material yang lunak dengan kekuatan tarik yang tinggi,

    seperti material pembuat pesawat dan peluru. Drill jenis ini dibuat tegar untuk pengerjaan yang

    berat. Alur flutenya pendek tetapi mempunyai tangkai silindris yang panjang.

    6. Shell Drill

    Shell drill merupakan

    jenis drill yang

    mempunyai lebih dari dua

    mata potong dan

    mempunyai inti

    ditengahnya, sehingga

    bersifat kaku dan kuat,

    sehingga mampu menghasilkan lubang yang lurus. Shell drill hanya digunakan untuk memperbesar

    lubang dan tidak mampu untuk membuat lubang dari material pejal, karena pada bagian intinya

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    tidak terdapat mata potong. Biasanya terdiri dari tiga atau empat sisi potong, secara bentuk mirip

    dengan reamer.

    7. Deep Drill

    Deep drill merupakan jenis drill dengan mata potong tunggal, tetapi

    pada mata potong tunggal tersebutmempunyai dua sisi potong yang

    bersudut 120. Panjang dan sudut masing-masing harus tepat sama

    agar lubang yang dihasilkan bisa sentris. Terdapat tiga buah land

    yang akan menjaga driil tersebut tepat pada centernya. Dapat

    digunakan untuk pengeboran dari material pejal atau berlubang.

    Ukuran deep drill yang tesedia hanya diatas diameter 80, karena

    dibawah ukuran ( 80 ) terlalu lentur dan tidak mampu mempertahankan kesentrisannya dengan

    mata potong tunggal.

    8. Hollow Drill

    Hollow drill merupakan alat

    pelubang yang tidak

    mempunyai sisi potong pada

    bagian intinya. Alat ini

    dirancang untuk menghasilkan

    lubang yang besar dalam waktu

    yang singkat. Material sisanya

    masih bisa digunakan untuk

    ukuran yang lebih kecil karena

    berupa material pejal bukan

    berupa tatal, sehingga lebih

    menghemat material benda kerja. Proses pengerjaan menggunakan hollow drill hanya bisa

    dilakukan untuk membuat lubang tembus, kalau tidak tembus makan akan ada sisa material pada

    intinya yang sulit untuk dibuang. Jumlah mata potong hollow drill berkisar antara 2 sampai 16,

    tergantung pada diameternya. Gaya pemakanan yang dibutuhkan cukup besar, untuk

    menguranginya posisi tiap mata potong dibuat berstep sehingga setiap mata potong hanya

    menyayat sebagian dari luasan yang akan dikerjakan.

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    9. Counter Bor

    Jenis drill untuk membuat lubang berstep

    dengan dasar yang rata, seperti untuk

    tempat inbus screw. Bentukannya mirip

    dengan cutter milling hanya saja pada ujung

    intinya terdapat pilot pin. Pilot pin tersebut

    memandu jalannya agar tidak bergeser dari

    sumbu awal, karena pemakanan dengan bidang rata cukup berat dan memungkinkan munculnya

    gaya radial. Pilot pin yang dibuat secara terpisah ( dapat diganti-ganti ) dan ada yang dibuat jadi

    satu dengan sisi potongnya. Sebelum diproses dengan counter bor maka perlu dibuatkan lubang

    awal yang sesuai dengan diameter pilot pin tersebut. Jumlah sisi potongnya ada yang berjumlah 3

    dan 4.

    10. Solid Drill

    Solid drill merupakan jenis drill

    yang menggunakan inserted tip

    carbide dan mempunyai permukaan

    yang rata. Drill ini tidak

    mempunyai sisi potong sekunder,

    alur spiral pada body hanya merupakan jalan keluar bagi chips. Solid drill mampu membuat lubang

    dari material pejal tanpa lubang awalan pada bidang rata atau bidang miring.

    11. Twist drill dengan bentukan khusus.

    Untuk memenuhi permintaan

    pengerjaan lubang pada benda kerja

    dan juga untuk mempercepat proses

    pengerjaan maka sering dibuatkan

    twist drill yang sesuai dengan kontur

    yang diharapkan. Misalkan ada lubang

    berstep yang dihubungkan dengan

    konus atau seperti bentukan pada

    counter bor, maka twist drill dibentuk

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    sesuai dengan gambar benda kerja yang akan dibuat.

    VI. Pengasahan Twist Drill

    Pada Twist drill yang diasah hanya bidang sudut bebas ( Flank ) pada kedua mata potong

    primernya. Meskipun hanya satu bidang yang dikerjakan namun banyak tuntutan yang harus

    terpenuhi, agar twist drill berfungsi dan menghasilkan lubang sesuai keinginan.

    A. Kriteria Pengasahan Twist Drill

    Ada beberapa kriteria yang harus terpenuhi dalam mengasah twist drill yaitu:

    1. Sudut Puncak ( )

    Sudut puncak adalah sudut yang dibentuk oleh kedua sisi potong pada

    mata potong primer. Besarnya sudut puncak dipengaruhi oleh material

    yang akan dikerjakan. Rumusan standar untuk menentukan besarnya

    sudut puncak ini tidak ada. Data tersebut diperoleh melalui cara

    eksperimen dimana ditemukan geometri yang paling cocok untuk

    pengerjaan material tersebut, kemudian dibakukan dalam standar DIN

    1414. Pemilihan sudut puncak ini erat kaitannya dengan type twist drill yang dipakai.

    Adapun datanya sebagai berikut:

    a. Type N

    Baja dan baja tuang dengan kekuatan tarik sampai 700 N/mm2 , = 118. Paduan CuZn, nickel, stainless steel , = 140.

    b. Type H

    Paduan CuZn 40 , = 118. Baja kekuatan tinggi > St 70 , = 140. Plastik cetakan , batu , = 80.

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    c. Type W

    Aluminium, copper = 140. Zinc alloys , = 118.

    2. Sisi Potong Sama Panjang

    Tuntutan kedua dalam pengasahan twist drill adalah sisi potong yang

    sama panjang. Ukuran ini diambil dari ujung pembentuk diameter

    sampai pada chisel edge. Perbedaan panjang pada sisi potong akan

    mengakibatkan munculnya gaya radial pada saat pengeboran sehingga

    memungkinkan adanya perubahan center lubang dan ukuran yang

    dihasilkan. Paduan material pada twist drill memungkinkan adanya

    kelenturan hal ini dimaksudkan untuk menghindari kepatahan pada twist drill. Posisi sisi potong

    terhadap center memang miring maka memungkinkan sekali munculnya gaya radial tersebut. Gaya

    radial yang muncul pada masing-masing sisi potong akan beresultan menjadi gaya aksial apabila

    besar dan arahnya tidak sama.

    3. Sudut Bebas ( ) Bidang bebas pada twist drill berupa bidang lengkung, sehingga

    pengukurannya cukup menyulitkan sehingga ada toleransi yang agak

    besar untuk itu. Sudut bebas twist drill diukur dengan cara mencari

    titik singgung pertama pada punggung dari ujung mata potongnya.

    Besarnya clearence yang diminta adalah 10 - 12. Besar kecilnya sudut bebas ini dipengaruhi oleh laju pemakanan ( feed ), semakin cepat maka dibutuhkan sudut

    yang besar pula, dan sebaliknya. Jika kita membesarkan sudut bebasnya perlu diperhitungkan

    ketegaran pada twist drill dan kecenderungan twist drill untuk tertancap pada benda kerja dan

    akhirnya patah, karena sudut bebas juga berfungsi untuk membatasi laju pemakanan ( secara

    manual ).

    4. Chisel Edge Angle

    Chisel edge juga merupakan mata potong, Pada pengeboran awal (

    predrill ) bagian ini menghabiskan kira-kira 2/3 gaya potong yang

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    diberikan saat proses pengerjaan, untuk mengurangi kerugian tersebut maka ditemukan efisiensi

    maksimal pengeboran dengan chisel edge angle 55. Bagian chisel edge juga bekerja seperti mata potong utamanya saat pengeboran awal ( predrill ), agar tidak terlalu berat dan mempengaruhi

    kesentrisannya maka dibentuklah chisel edge angle ( bekerja dalam arah gaya yang berbeda ). Pada

    bagian ini mempunyai geometri sudut potong yang buruk dimana sudut garuknya terlalu kecil dan

    sudut bebas terlalu besar. Pada beberapa modifikasi untuk mengatasi kondisi tersebut, yang akan

    dibahas pada bagian berikutnya.

    5. Kesebidangan

    Kesebidangan bukan hanya merupakan syarat secara penampilan

    saja, tetapi akan menyangkut mengenai ketepatan akan sudut

    potongnya juga umur pakai mata potongnya. Mengasah secara

    manual dengan tuntutan sebanyak ini tidaklah gampang, perlu

    banyak latihan agar kemampuan yang kita miliki dapat mencapainya.

    Sebetulnya daerah yang harus sebidang adalah daerah yang dekat

    dengan sisi potong karena hanya daerah itu yang efektif bekerja.

    B. Cara Pengasahan. Pengasahan twist drill ada 3 cara:

    1. Manual

    Pada cara manual, hanya dibutuhkan mesin gerinda jenis

    bangku misalnya Vitax. Kriteria pengasahan dicapai dengan

    kemampuan operator tanpa alat bantu, sehingga memang

    dituntut ketrampilan pengerjaan manual yang baik.

    Pengerjaan ini memakai batu gerinda type I atau form A,

    dengan cara memanfaatkan kelengkungan diameter luarnya.

    2. Dengan mesin khusus pengasah twist drill

    Pada pengasahan dengan mesin khusus pengasah twist drill dibantu dengan skala pembentuk sudut

    puncak dan sudut bebasnya yang jelas bahwa kesebidangannya mudah dicapai dengan mesin ini.

    Pengasahan jenis ini dengan memanfaatkan kelengkungan dari diameter dalam batu gerinda (

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    type V / form E ), yang berakibat adanya keterbatasnya ukuran twist drill yang dapat dikerjakan.

    Perlu diingat bahwa posisi pengasahan untuk tiap diameter akan berbeda beda, karena memakai

    refrensi sisi keliling twist drill bukan center twist drill. Kecenderungan untuk hangus lebih tinggi

    karena bidang geseknya agak lebar. Sebagai contoh adalah mesin Demanders.

    3. Dengan perlengkapan khusus Jenis mesin yang digunakan sama dengan cara manual, hanya saja ada perlengkapan

    tambahan untuk memudahkan pengerjaan. Dengan perlengkapan tersebut gerakan bisa lebih

    kontinyu, sudut puncak dan sudut bebasnya bisa diatur. Kelemahannya adalah twist drill selalu

    menempel pada batu gerinda, sehingga kemungkinan untuk hangus lebih besar. Alat ini masih

    terkesan kurang praktis dan efisien sehingga jarang digunakan untuk proses pengasahan twist

    drill.

    C. Pengukuran hasil pengasahan 1. Pengukuran sudut puncak dan panjang sisi potong.

    Sudut puncak dan panjang sisi potong dapat dichek menggunakan gauge khusus sesuai

    dengan sudut puncak yang diinginkan dan skala vernier pada sisi tepinya. Cara ini hanya

    mengandalkan pengamatan secara visual, sehingga sangat tergantung pada ketelitian atau

    kecermatan dari operatornya. Untuk pengerjaan dengan tuntutan kepresisian tinggi dapat

    dicheck ketinggian ujung masing-masing sisi potong menggunakan outside dial.

    2. Pengukuran sudut bebas

    Sudut bebas pada mata bor merupakan bidang lengkung,

    maka dalam mengukur kita harus mencari garis yang ditarik dari

    ujung mata potong dan menyinggung bidang bebasnya. Gauge

    yang akan dipakai disesuaikan dengan kemiringan alur spiral /

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    sudut garuknya ( sesuai dengan type twist drill ) dan sudut bebas ( ) yang akan kita buat 10 12 . Sebetulnya yang kita ukur saat ini adalah besarnya sudut badji ( ). Keakuratannya tidaklah begitu dibutuhkan maka sering juga hanya dicheck secara visual.

    3. Pengukuran chisel edge angle Kita mengukur besarnya kemiringan chiesel edge terhadap

    salah satu mata potong. Besarnya sudut yang di minta adalah 55. Ada juga gauge yang dibuat untuk mengechek besarnya sudut ini.

    Karena ketepatan sudutnya secara presisi tidaklah penting maka

    pengujian ini juga hanya dilakukan secara visual.

    D. Kesalahan di dalam pengasahan twist drill dan akibatnya: 1. Sisi potong tidak sama panjang

    Pada pengasahan ini sudut puncak pada kedua sisi potongnya sama tetapi panjangnya tidak

    sama . Meskipun kedua mata potong dapat menyayat, tetapi luas bidang sayatnya tidak sama.

    Akibat:

    1. Tegangan / gaya pemakanan pada masing-masing sisi potong tidak sama. 2. Ada pergeseran sumbu antara twist drill dan lubang.

    3. Lubang yang dihasilkan akan oversize.

    2. Sisi potong tidak sama sudutnya. Pada pengasahan ini sisi potongnya sama panjang, tetapi sudutnya berbeda. Hanya ada satu

    sisi potong yang menyayat.

    Akibat:

    1. Tegangan / gaya pemakanan ditumpu oleh satu sisi potong saja. 2. Sisi sayatnya menjadi tidak sama panjang.

    3. Arah pengeboran dapat membelok.

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    4. Lubang yang dihasilkan akan oversize.

    3. Panjang dan sudut sisi potong tidak sama Kesalahan ini merupakan penggabungan antara nomor 1 dan 2, dimana panjang sisinya tidak

    sama dan sudut puncaknya juga berbeda.

    Akibat:

    1. Tegangan / gaya pemakanan ditumpu oleh satu sisi potong saja.

    2. Ada pergeseran sumbu antara twist drill dan lubang. 3. Arah pengeboran dapat membelok.

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    4. Lubang yang dihasilkan akan oversize.

    Semua kesalahan dalam pengasahan yang berkaitan dengan panjang sisi potong dan sudut

    puncaknya dapat mengakibatkan kerusakan pada benda kerja dan kepatahan pada twist drill.

    5. Clearence yang tidak sesuai Sudut bebas yang dibentuk secara manual dengan sisi keliling batu gerinda mungkin terlalu

    besar atau terlalu kecil bahkan minus, hal ini dipengaruhi oleh gerakan pengasahan. Semakin

    panjang / tinggi gerakan naik kita akan memungkinkan pembentukan sudut bebas yang besar,

    apa bila gerakan kebawah melebihi titik awalnya maka akan menghasilkan clearence yang

    minus. Clearence yang terlalu kecil akan menyebabkan twist drill tidak mampu menyayat, dan

    jika terlalu besar akan melemahkan sudut baji ( ) sehingga mudah patah.

    6. Chisel edge angle membesar Kecenderungan kesalahan dalam mengasah chisel edge angel akan membesar bahkan akan

    tegak lurus / 90 terhadap sisi potong utamanya. Sebetulnya pembentukan sudut ini berkaitan erat dengan pembentukan sudut bebas, kalau sudut bebasnya benar maka chisel edge akan

    tampak lurus dan chisel edge angel 55. Andaikan ada kesalahan pada chisel edge pasti disebabkan oleh pembentukan bidang bebas yang salah, berarti yang harus dibetulkan adalah

    sudut bebasnya. Semakin besar chiesel edge yang dibentuk maka gaya pemakanan yang

    dibutuhkan akan semakin besar karena sisi potong utama dan chisel edge bekerja pada garis

    yang saling tegak lurus.

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    VII. Modifikasi Pengasahan Sudut Puncak Twist Drill

    1. Standar

    Untuk pengasahan jenis ini kita hanya membuat variasi pada sudut puncak ( ). Besarnya sudut puncak disesuaikan dengan jenis / type dari twist drill dan material benda kerja. Adapun variasinya

    sebagai berikut:

    Type W, = 90 Type N, = 118

    Type H, = 135

    Kaitannya dengan jenis material secara prinsip adalah: semakin keras material benda kerja maka

    sudut puncaknya dibuat semakin tumpul dan sebaliknya. Besarnya sudut puncak bukanlah harga

    mutlak yang harus terpenuhi secara tepat. Dalam pengasahan ini yang terpenting adalah tercapainya

    seluruh kriteria pengasahan twist drill. Tenaga yang diperlukan untuk pengeboran dengan twist drill

    jenis ini cukup besar, karena bagian inti / webnya cukup lebar. Hal ini disebabkan karena geometri

    sudut potong terutama sudut garuknya ( ) cukup besar.

    2. Point Thinned Chisel Edge Drill

    Untuk memperkecil tenaga pengeboran, kita perlu

    mengurangi Chisel Edges atau bagian inti ( Web ) pada

    twist drill. Kesalahan dalam pengurangan web ini dapat

    menyebabkan kesentrisan dari mata bor ini akan berkurang. Sehingga perlu diusahakan

    pengurangan web yang seimbang. Pengasahan semacam ini hanya perlu dilakukan untuk proses

    pengeboran tanpa awalan, atau sebagai predrill. Panjang web yang tersisa berkisar antara 0.060.1

    D. Hanya twist drill yang mempunyai inti yang kuat yang diperbolehkan untuk di modifikasi semacam ini, karena gaya yang diterima oleh inti cukup besar. Modifikasi jenis ini kesentrisannya

    lebih baik dibandingkan dengan pengasahan secara standard.

    3. Point Thinned Chisel Edge With Modified Lip Drill

    Selain penggerindaan web, dapat juga di lakukan

    penggerindaan pada sudut potong utamanya yaitu sudut

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    gamma ( ). Kedua hal ini dapat di lakukan bersamaan atau secara terpisah tergantung dengan permintaan. Penggerindaan ini bertujuan untuk mengecilkan sudut gamma dari kondisi normalnya

    untuk pengerjaan yang lebih berat akibat dari jenis material benda kerja yang dikerjakan yang

    bersifat keras atau ulet ( seperti spring steel, Mn Steel , atau kuningan ) .Biasanya sudut gamma ini

    diubah dari kondisi normal menjadi bersudut 0-5.Dengan modifikasi ini twist drill menjadi lebih mampu untuk melakukan pengeboran yang berat, tidak tertarik oleh material yang liat atau yang

    tipis. Adapun konsekwensi yang muncul adalah gaya pengeboran yang diperlukan menjadi lebih

    besar, juga kesentrisannya akan berkurang karena gaya lebih tersebut.

    4. Spiral Point Drill

    Modifikasi jenis ini adalah membuat mata potong

    sekunder pada chiesel edges yang akan memotong

    bersamaan, atau secara singkat dapat diartikan sebagai

    pembuatan sudut garuk ( ) pada chiesel edges, juga ada efek yang lain yaitu terbentuknya 2 bidang bebas ( clearence ). Keuntungan dari sistem ini adalah

    gaya pengeboran yang lebih kecil dan kesentrisannya baik. Selain itu kemungkinan terjadi gesekan

    antara bidang bebas dan benda kerja menjadi kecil karena ada pembesaran sudut bebas pada

    punggungnya. Perlu juga diperhatikan dalam pengasahannya karena akan berpengaruh sangat besar

    terhadap kesentrisannya. Tipe ini cocok untuk proses drilling dari material pejal ( tanpa predrill )

    dan juga untuk material keras seperti St.90.

    5. Double Mantle Drill

    Twist drill jenis ini sudut puncaknya

    dibentuk dalam dua sudut yaitu 90, dan 118. Manfaat dari cara ini adalah gaya potongnya menjadi lebih kecil karena

    ditumpu oleh 2 bidang ( arah gayanya lain

    ), panas yang muncul dapat keluar dengan

    mudah, tool lifenya juga menjadi semakin

    panjang. Model ini sangat cocok untuk material besi tuang karena strukturnya berupa butiran yang

    cenderung menggesek twist drill.

  • PL Grinding I Semester 2________________________________________________________________________

    6. Spotting Drill

    Spotting Drill adalah modifikasi twist

    drill dengan membentuk center pada sumbunya

    dan selebihnya dibuat rata. Tool ini bisa

    menghasilkan ujung lobang pengeboran yang

    rata dengan kedalaman tertentu tanpa harus

    menggunakan guide seperti pada counterbor. Twist drill ini dipakai tanpa pre drill. Kelebihannya

    adalah kesentrisannya sangat baik, tidak menghasilkan chip pada lubang tembus, cocok untuk

    material logam non ferrus seperti: aluminium, kuningan, seng. Bor ini tidak akan berfungsi dengan

    baik apabila sudah terdapat lubang awalnya atau melewati lubang yang melintang, karena

    penyenterannya tidak akan berfungsi. Perlu diingat juga bahwa gaya pemakananya cukup berat

    karena bidang sayatnya rata dan mengarah ke satu arah secara sejajar.

    Gambar Detail Spiral Point Drill Gambar Detail Point Thinned Chisel Edge Drill