materi sbp

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Struktur beton prategang yaitu suatu jenis beton yang dibuat berdasarkan konsep persamaan keseimbangan tegangan yang terjadi pada suatu struktur dengan cara memanfaatkan kemampuan beton untuk menahan gaya tekan yang cukup besar. Gaya prategang dapat diberikan melalui tegangan awal dengan menggunakan tendon prategang melalui plat angker. Beban tersebut kemudian menghasilkan penurunan atau hilangnya tegangan tarik pada struktur, yang berarti menghasilkan kapasitas momen yang lebih besar pula pada suatu struktur. Pemberian tegangan ini dilakukan untuk memanfaatkan penampang beton semaksimal mungkin untuk mendukung beban. Oleh karena itu struktur beton prategang dapat mempunyai bentang yang lebih panjang dan bentuk yang lebih langsing dari pada struktur beton bertulang biasa. Namun karena besarnya gaya prategang yang diberikan pada plat angker, daerah yang berada pada zona tersebut akan menerima tegangan tekan yang sangat besar yang dibarengi dengan tegangan normal tarik disekitar tendon. Karena beton kurang dapat menahan tegangan tarik dengan 1

Upload: aiaikokanako

Post on 28-Sep-2015

23 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

sbp

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN1.1 PengertianStruktur beton prategang yaitu suatu jenis beton yang dibuat berdasarkan konsep persamaan keseimbangan tegangan yang terjadi pada suatu struktur dengan cara memanfaatkan kemampuan beton untuk menahan gaya tekan yang cukup besar. Gaya prategang dapat diberikan melalui tegangan awal dengan menggunakan tendon prategang melalui plat angker. Beban tersebut kemudian menghasilkan penurunan atau hilangnya tegangan tarik pada struktur, yang berarti menghasilkan kapasitas momen yang lebih besar pula pada suatu struktur. Pemberian tegangan ini dilakukan untuk memanfaatkan penampang beton semaksimal mungkin untuk mendukung beban. Oleh karena itu struktur beton prategang dapat mempunyai bentang yang lebih panjang dan bentuk yang lebih langsing dari pada struktur beton bertulang biasa.Namun karena besarnya gaya prategang yang diberikan pada plat angker, daerah yang berada pada zona tersebut akan menerima tegangan tekan yang sangat besar yang dibarengi dengan tegangan normal tarik disekitar tendon. Karena beton kurang dapat menahan tegangan tarik dengan efektif, oleh karena itu penulangan brusting dibutuhkan pada tempat dimana tegangan tarik tersebut terjadi.

Berdasarkan konsep tersebut maka analisa terhadap distribusi tegangan pada End Block menjadi penting untuk dilakukan guna mendapatkan desain yang tepat untuk menahan gaya yang terjadi pada daerah angker tersebut.

1.2 Perbedaan Beton Prategang dan Konvensional

Perbedaan antara beton prategang dan beton konvensional terdapat pada bagian penampangnya, karena tidak seluruh penampang beton konvensional menerima tegangan tekan tetapi pada beton prategang hampir seluruh luas penampangnya menerima tegangan tekan. Pada bagian bawah beton konvensional selalu mengalami tegangan tarik yang mengakibatkan timbulnya suatu retakan karena tidak ikut mendukung gaya lintang, sedangkan pada beton prategang tidak ada bagian penampang yang menerima tegangan tarik karena memiliki luas penampang pendukung yang besar dan dibantu oleh baja prategang untuk mengatasi masalah gaya lintang.Beton prategang juga mempunyai prinsip yaitu gaya prategang berupa gaya aksial tekan diberikan pada bagian bagian beton untuk mengimbangi sebagian tegangan tarik yang timbul seperti terjadinya retakan akibat beban beban yang bekerja.

1.3 Keuntungan Beton PrategangBeton prategang mempunyai beberapa keuntungan jika dibandingkan dengan beton konvensional antara lain :

a. Dapat mengurangi terjadinya retak pada penampangRetakan pada penampang beton prategang dapat diatasi karena strukturnya dibantu atau diperkuat dengan pemberian baja prategang yang dapat mengatasi masalah pada saat timbulnya retakan akibat gaya lintang.

b. Memiliki luas penampang pendukung yang lebih besarKarena memiliki luas penampang yang lebih besar maka beton prategang memiliki sifat yang lebih kaku jika dibandingkan dengan beton konvensional.

c. Mempunyai berat struktur yang lebih ringan

Beton prategang memiliki suatu perbandingan antara panjang bentang dan tinggi penampang yang lebih besar. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari bentuknya yang langsing sehingga memiliki bobot yang ringan dan lendutan yang lebih kecil dibandingkan dengan beton konvensional.d. Dapat mengatasi masalah akibat gaya lintang

Salah satu masalah yang timbul dari beton konvensional yaitu adanya retakan pada bagian bawah penampang, oleh karena itu beton prategang memiliki kelebihan yang dapat mengatasi masalah tersebut yaitu dengan cara memberikan atau membuat suatu lintasan tendon yang bisa diatur untuk mengatasi retakan akibat gaya lintang yang terjadi.e. Tulangan geser yang relatif kecil

Jumlah tulangan geser yang diperlukan pada beton prategang relatif kecil karena gaya geser yang bekerja pada penampang akan direduksi oleh gaya prategang sehingga tidak perlu memakai tulangan geser dalam jumlah yang banyak.

BAB II KONSEP DASAR BETON PRATEGANG

2.1 Tujuan PrategangKonsep yang menjadi dasar pembuatan beton prategang yaitu dengan memberikan tegangan pada beton konvensional supaya tegangan yang terjadi akibat beban total dan akibat gaya prategang tersebut akan menimbulkan tegangan - tegangan awal yang arahnya berlawanan dengan tegangan yang disebabkan beban kerja sehingga suatu konstruksi dapat memikul beban yang lebih besar.

Dalam bidang rekayasa Jembatan penggunaan beton prategang telah digunakan untuk mengatasi pembangunan suatu Jembatan beton yang memiliki bentangan yang panjang. Biasanya Jembatan tipe ini disusun dari suatu unit - unit pracetak kemudian disambungkan dan dikencangkan dengan kabel prategang dan ditempatkan pada posisi tumpuan Jembatan.

2.2 Pemeriksaan Tegangan Pada Penampang MelintangUntuk memeriksa tegangan - tegangan yang terjadi diserat bagian atas dan bawah pada suatu penampang yang telah diketahui besar dimensinya, besarnya gaya prategang serta besarnya momen lentur yang bekerja perlu ditinjau dari :

a. Tegangan - tegangan akibat gaya prestesing awal.

b. Tegangan akibat beban sendiri.

c. Tegangan akibat beban luar.

BAB III SISTEM PRATEGANG3.1 Sistem Pemberian Gaya Prategang

Proses pemberian tegangan pada beton prategang dilakukan dengan cara penarikan kabel atau baja prategang sebelum struktur tersebut menerima beban - beban dari luar. Secara umum sistem pemberian gaya prategang dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Pre tensioning

Pelaksanaan pemberian tegangan dengan cara Pre tensioning didefinisikan dengan memberikan prategang pada beton dimana tendon ditarik untuk ditegangkan sebelum dilakukan pengecoran adukan beton ke dalam bekisting yang telah disiapkan. Setelah beton mengeras ujung kabel atau tendon lalu diputus dan diangkur.Menurut SNI 03 memberikan batasan tegangan tarik pada bagian tepi bawah balok tidak boleh melebihi fc sedangkan tegangan tekanan pada bagian tepi atas tidak melebihi 0,45 . fc. Nilai tegangan tarik ijin tersebut diambil hanya sedikit dibawah nilai modulus runtuh beton normal yaitu fy = 0,7.fc karena kemungkinan bahaya retak atau tekuk secara tiba tiba di daerah tersebut karena umumnya posisi tendon berada di dekat serat bawah.b. Post tensioning

Pelaksanaan pemberian tegangan dengan cara Post tensioning di definisikan sebagai cara memberikan tegangan pada beton dimana tendon baru akan ditarik setelah betonnya dicetak terlebih dahulu dan mempunyai cukup kekerasan untuk menahan tegangan sesuai dengan yang diinginkan.3.2 Tegangan Ijin Tendon Prategang

Tegangan tarik pada tendon prategang tidak boleh melebihi nilai berikut yaitu :

a. Akibat pengangkuran tendon 0,94 .f py tetapi tidak lebih besar dari nilai terkecil 0,8 f pu dan nilai maksimum yang direkomendasikan oleh pabrik pembuat tendon prategang atau perangkat angkur.

b. Sesaat setelah penyaluran gaya prategang 0,82 f fy tetapi tidak lebih besar dari 0,74 f pu.c. Tendon pasca tarik pada daerah angkur dan sambungan segera setelah penyaluran gaya 0,70 f pu.3.3 Macam Macam Sistem Prategang

Sistem prategang dapat dibedakan dengan meninjau dari beberapa hal antara lain :a. Ditinjau dari keadaan distribusi tegangan yang terjadi

1. Full Prestressing yaitu suatu sistem pada beton pratekan yang membuat tegangan yang terjadi berupa tegangan tekan pada seluruh penampang sehingga tidak memerlukan tulangan pasif.

2. Partial Prestressing yaitu suatu sistem prategang yang bekerja sama dengan tulangan pasif sehingga tulangan tarik yang terjadi dipikul oleh tulangan baja lunak.

b. Ditinjau dari posisi penempatan kabel

1. Internal Prestressing yaitu kabel prategang diletakan di dalam adukan beton.

2. External Prestressing yaitu kabel prategang diletakan diluar adukan beton.

c. Ditinjau dari hubungan lekatan kabel dengan beton1. Bonded tendon yaitu setelah penarikan kabel dilakukan injeksi atau penyuntikan pasta semen ke dalam selubung kabel (Grouting) untuk melekatkan kabel dengan beton.

2. Unbonded tendon yaitu pengisian ruang kosong dengan kabel pratekan yang di bungkus dengan plastic.

d. Ditinjau dari bentuk geometri kabel

1. Curved tendon yaitu lintasan kabel sepanjang bentang yang berbentuk lengkung.2. Straight tendon yaitu lintasan kabel sepanjang bentang yang berbentuk garis lurus.

3. Polygon tendon yaitu lintasan kabel sepanjang bentang yang berbentuk garis patah patah sesuai dengan arah dan besarnya momen.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Beton prategang merupakan suatu jenis beton yang dibuat dengan cara memberikan tegangan awal pada beton konvensional, baik yang dilakukan sebelum beton dicetak maupun pada saat selesai pencetakan. Beton prategang merupakan sebuah inovasi untuk mengatasi masalah masalah yang timbul dari penggunaan beton bertulang biasa seperti dapat mengatasi timbulnya retakan pada penampang serta dapat menurunkan bobot suatu konstruksi karena bentuknya yang langsing dan dapat digunakan dalam berbagai pekerjaan konstruksi.4.2 Saran

Beton prategang memiliki struktur dan kekuatan yang lebih bagus dibandingkan dengan beton konvensional seperti pada besarnya bobot yang lebih ringan dan dimensinya yang langsing. Beton prategang juga dapat digunakan dalam suatu konstruksi yang memiliki bentuk geometri lengkung, lurus ataupun berbentuk patah patah sehingga pada saat perencanaan harus dilakukan sedetail mungkin karena hampir seluruhnya pembuatan beton prategang dilakukan di pabrik pabrik, sehingga jika perencanaannya tidak matang dan tidak sesuai sfesifikasi pabrik pembuatnya tentu saja akan menimbulkan masalah pada saat proses pengerjaannya. 8