materi praktis

73
PENANGANAN PENYAKIT KULIT ANJING DAN KUCING MATERI PRAKTIS PPDH DEPARTEMEN KLINIK VETERINER FKH UNAIR 2012

Upload: fahmi-fadlillah-syaiful

Post on 03-Feb-2016

262 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

materi koas

TRANSCRIPT

PENANGANAN PENYAKIT KULIT ANJING DAN KUCING

MATERI PRAKTIS PPDH DEPARTEMEN KLINIK VETERINER FKH UNAIR2012

Pendahuluan

Penyakit kulit merupakan masalah yang membingungkanGejalanya seringkali mirip dan sering disebabkan

beberapa penyebab secara bersamaanButuh pedoman untuk memilah-milah gejala klinis

diagnosa dan terapi yang tepat

Pendekatan yang terbaik adalah dengan berorientasi pada masalahIdentifikasi masalahPenyelidikan penyebabnya secara “problem-solving”Evaluasi terapi

Bentuk Lesi

Lesi Primer (Lesi Primer)Lesi yang terjadi secara spontan sebagai

refleksi adanya penyakit

Lesi Sekunder (Lesi Sekunder)Lesi yang berkembang dari lesi primerLesi tambahan

Akibat perbuatan pasien sendiri (misalnya: trauma akibat garukan)

Faktor eksternal (misalnya: obat-obatan yang salah)

Lesi Primer

Pustula Erythema

PapulaMacula

Vesikula

Lesi Sekunder

Epidermal colarette

Ulcera Lichenificasi

Sisik

Crusta Ekskoriasi

Klasifikasi Penyakit Kulit pada Anjing dan Kucing

1. Folikulitis2. Yeast Dermatitis3. Pruritus4. Pododermatitis5. Otitis6. Pruritic Dermatoses7. Ulcerative Dermatoses8. Papular and Pustular Dermatoses9. Environmental Dermatoses10.Endocrine Dermatoses11.Dermatoses Characterized by Patchy Alopecia

Pedoman Umum untuk Diagnosa dan Terapi

1. Anggapan selalu melibatkan Folikulitis Buktikan bahwa hal itusalahLakukan :

a) Kerokan kulit pada setiap kasusb) Biakan jamur pada hampir setiap kasusc) Sitologi

2. Lichenifikasi pada bagian bawah leher, ketiak, dan perut Malassezia dermatitis Buktikan bahwa hal itu salah

3. Lesi akibat Atopy, Food Allergy dan Scabies serupa

4. Jika mengobati Malassezia dermatitis, recurrent pyoderma, recurrent otitis periksa dan obati juga penyakit primernya (alergi, endokrin dll.)

5. Lakukan Biopsi untuk mendiagnosa tumor, infeksi kulit yg dalam, autoimmune skin disease, dermatitis hebat atau diagnosa meragukan

6. Jika ragu-ragu penyebabnya gunakan lebih banyak antibiotik daripada kortikosteroid

7. Gunakan steroid jika diagnosa tentatif sudah ditetapkan jangan asal ada gejala pruritus

8. Bunuh setiap penyebab penyakit yang dapat dibunuh!

9. Temukan dan obati semua penyakit utamanya

10.Gunakan terapi simptomatis untuk mengatasi gejala klinisnya (keratolitik, antihistamin dll.)

Folikulitis

Gambaran umum Radang folikel rambut Paling sering dijumpai Infeksi Staphylococcus spp., Demodex sp. dan Dermatophyte Hampir selalu diikuti infeksi sekunder oleh bakteri

Diagnosa banding Pemphigus, Celulitis, Keratinization defects, Malassezia dermatitis

Diagnosa Kerokan kulit, sitologi dan biakan jamur

Terapi Pyoderma Antibiotik 3-4 minggu Demodex Ivermectin/Milbemycin +/- Amitraz Dermatophyte antifungal sistemik dan lokal (shampoo)

Kunci keberhasilan Anggap selalu ada komplikasi pyoderma Gunakan antibiotik jangka panjang Penyebab primer biasanya alergi atau gangguan endokrin

Yeast Dermatitis

Gambaran umum Alopecia, lichenifikasi, hiperpigmentasi di bagian bawah leher, perut

dan jari kaki Pruritus hebat yang tidak sembuh dengan terapi simptomatik

Diagnosa banding Dermatitis kronis

Diagnosa Gejala klinis patognomonis Sitologi dan biakan jamur Malassezia sp.

Terapi Topikal: Miconazole, ketoconazole, Chlorhexidine Sistemik: Ketoconazole, Itraconazole

Kunci keberhasilan Anggap setipa penyakit kulit dengan pruritus hebat dan tidak dapat

diatasi dengan kortikosteroid sebagai Yeast dermatitis Cari penyebab primernya Malassezia selalu sekunder Respon terhadap terapi terlihat dalam ≤ 30 hari

Pruritus

Gambaran umum Sangat sering dijumpai Setiap infeksi kulit pruritus, terutama pyoderma Flea allergy lesi di lumbal Atopy, Food allergy dan Scabies lesi di wajah, kaki, ketiak, dan

pinggang Diagnosa banding

Lesi akibat Atopy, Food allergy dan Scabieas mirip sekali Pruritus juga sebagai akibat infeksi sekunder (pyoderma/Malassezia) Pruritus juga dapat akibat Mycosis Fungoides atau Contact dermatitis

jarang Diagnosa

Temukan kausa primernya (kerokan kulit, sitologi, biakan jamur) Obati setiap infeksi oleh tungau (scabies, Cheyletiella, Chiggers) Terapkan uji penyingkiran makanan Food allergy Lakukan uji sensitifitas kulit Atopy

Pruritus

Terapi Hindari kontak dengan alergen Obati infeksi sekunder Berantas Flea Terapi topikal, antihistamin, suplemen asam amino esensial,

kortikosteroid, immunoterapi Kalau semua gagal gunakan imunosupressant Cyclosporin (5

mg/kg BB)

Kunci keberhasilan Gunakan antibiotika terus menerus sampai penyebab

primernya ditemukan Pada umumnya penyakit kulit + pruritus Atopy, Food allergy

atau Scabies + infeksi sekunder (bakteri/jamur) Kalau ragu-2 ulangi pemeriksaan: Pyoderma Yeast Atopy

Scabies Food allergy

Pododermatitis

Gambaran umum Pruritus, bengkak, bulla, fistula interdigital Kausa utama: Food allergy, atopy atau Contact dermatitis Selalu bereaksi baik terhadap terapi antibiotika, tetapi sering kambuh Anjing bulu pendek trauma Autoimmune disease krusta atau ulsera di telapak kaki

Diagnosa banding Interdigital: Demodicosis, trauma benda asing, parasit, contact

dermatitis, infeksi bakteri/jamur, dan tumor Telapak kaki: Autoimmune disease, Zinc responsive dermatosis,

Hepatocutaneous syndrome Diagnosa

Temukan kausa primernya (kerokan kulit, sitologi, biakan jamur) Sitologi acantholytic cell atau sel tumor Biakan bakteri/jamur Biopsi kulit autoimmune disease, tumor atau demodicosis Periksa terhadap alergidan gangguan endokrin

Pododermatitis

Terapi Obati kausa primernya (Food allergy, Hipothyroidisme,

Demodicosis dll.) Jaga lingkungan agar tetap kering Topikal:

Senyawa antiseptik cuci & rendam kaki yang lukaAntibiotika potensi kuat Muciprocin (Bactroban)

SistemikAntibiotika sesuai uji sensitivitasSenyawa steroid anti radang

PembedahanHilangkan benda asingFusion Podoplasty

Kunci keberhasilan Jika penyebab primernya ditemukan Prognosa: Baik Kasus sulit sembuh Terapi antibiotik berkala atau

pembedahan

Otitis

Gambaran umum Infeksi saluran telinga selalu akibat sekunder Kausa primer: Food allergy, atopy, polyps, gangguan endokrin,

benda asing Diagnosa banding

Lesi pada daun telinga Scabies, Autoimmune skin disease, Ear margin seborrhea, Vasculitis, Fly bite dermatitis

Diagnosa Lakukan pemeriksaan otoscopy (dg sedasi) periksa saluran

telinga dan membrana tympanica Sitologi bakteri dan yeast Biakan bakteri dan jamur pada kasus kronis atau resisten Radiologis untuk menentukan prognosa

Kalsifikasi atau myeliiitis Buruk Biopsi kulit untuk setiap massa berbentuk nodul

Otitis

Terapi Temukan dan obati kausa primernya Bilas eksudat sesering mungkin hindari trauma mekanis

waktu membersihkan telinga Obati infeksinya berdasarkan hasil biakan dan uji sensitivitas Perlu pengobatan agresif & jangka waktu lama (30 hari) Bila gejala sembuh teruskan pengobatan 3-7 hari agar tidak

kambuh lagi Kunci keberhasilan

Jika penyebab primernya tidak ditemukan Pertimbangkan pembedahan Total Ear Canal Ablation (TECA)

Jika ada kalsifikasi (dari hasil radiologis) TECA Jika akibat Pseudomonas spp. gunakan antibiotika topikal

sesering mungkin antibiotika sistemik jarang mencapai telinga bagian dalam dengan kadar yang cukup

Otitis hanya dapat dikendalikan tidak dapat disembuhkan

PRURITIC DERMATOSES

A. HIPERSENSITIF THDP EKTOPARASIT

Etiologi : protein dlm saliva parasit di epidermis dan superficial

dermis GK : - lesi di daerah punggung, ekor ,

perineum - pruritus - alopecia - hiperpigmentasi - linear granuloma

DIAGNOSA

Berdasar gejala klinis

Adanya ektoparasit

Uji dgn allergen thdp parasit

TERAPI

THDP LINGKUNGANo Pembersihan dgn v.c. utk parasit

dewasa o Kombinasi organophosphate dgn

permethrin, efektif utk semua stadium prst

TOPIKALo Shampoo utk parasit, ttp tdk efektifo Flea collaro Bhn organophosphate , mis fenthiono Systemic, krg efektif krn kerja

lambato Bl perlu anti inflamasi

B. ATOPIC DERMATITIS

Etiologi : allergen dari lingkungan

G.K.: Pd umumnya anj umur 1-3 thn Pruritus Erythema Alopecia Otitis eksterna kronis dgn erythema

DIAGNOSA

Intradermal skin testing ( di Indonesia ? ) Serologic allergy testing ( mis. Elisa )

TERAPI

Shampoo, bl infeksi bakt +, diberi benzoyl peroxida tiap 4 – 7 hari tgt keparahan, scaling diatasi dgn shampoo yg mengandung tar dan salicylic acid

Topikal anti pruritus, dgn spray ataulotion yg mengandung hydrocortisone 1 % atau ointment yg mengandung neomycin, isoflupredone acetate dan tetracaine

Suplement fatty acid, omega 3 dan atau omega 6

C. SARCOPTIC MANGE

SARCOPTIC MANGE

Contagious pada anjing, jrg pd kucing

Penyakit ini termasuk zoonosis

Etiologi :Sarcoptes scabiei var canis

Diagnosa : identifikasi parasit dgn mikroskop

GEJALA KLINIS

Erythematous papula Adanya crusta Pruritus P.u . Diawali di daerah telinga Trauma garukan menimbulkan

alopecia Terakhir akan timbul excoriation yg

parah

TERAPI

TOPIKAL :organophosphateamitraz

SYSTEMIK :IVERMECTIN (0,2 -0,3 mg / kg BB ) dgn interval 2 minggu

Catt : obat ini CI utk anj. Colli

D. CHEYLETIELA SPP INFESTATION

CHEYLETIELLA SPP INFESTATION

ETIOLOGI : Cheletiella spp yg hidup dipermukaan

kulitGEJALA : Scaling di ddaerah dorsal ( 0,2 – 0,4 cm) Pruritus Sering menyerang kucing bulu panjang Tdpt erythematous papula

TERAPI

Shampoo selenium sulfide tiap mg selama 4 – 5 mg

Dipping dgn lime sulfur atau pyrethrin

Amitraz dgn interval 2 mg Systemic dgn ivermectin (0,2 - 0,3

mg/kg BB), diulang 2mg

E. NOTOEDRIC MANGE

NOTOEDRIC MANGE

Dermatosis contagious pada kucing yang disebabkan oleh Notoedres cati

GEJALA KLINIS :o Pruritus terutama di kpl dan telingao Pada awalnya lesi dgn erythematouso Papular dermatitis

TERAPI

Ivermectin ( 0,2 – 0,3 mg /kg BB ) diulang 10 hariTopikal : malathion atau lime sulfur

DIAGNOSAScraping kulit utk diperiksa dibwh

mikroskop

ULCERATIVE DERMATOSES

A. GERMAN SHEPHERD DOG PYODERMA

GERMAN SHEPHERD DOG PYODERMA

ETIOLOGI : merup. Kondisi sekunder akibat hipersensitif prst, atopic dermatitis, demodicosis, hypothyroidism.Mikroorganisme yg sering dpt diisolasi adl Staphylococcus intermedius.

GEJALA KLINIS

SERING TJD PD ANJ UMUR 5 – 7 THN LESI ERYTHEMATOUS TDPT PAPULA DAN PUSTULA JUGA TDPT CRUSTA DAN ULCUS ALOPECIA PRURITUS HIPERPIMENTASI PEMBESARAN LIMPH NODE PHERIPHERAL

DIAGNOSA :

Berdasar gejala klinis Scraping Pemeriks. Histopath.

TERAPIoTrimethroprim kemdn diikuti

sulfonamideoTerapi dilanjutkan hingga lesi

sembuh ( 4 – 12 mg )

B. NOCARDIOSIS

ETIOLOGI

Nocardia spp

G.K : Ulcus Abses Nodul subkutan Febris lethargi

DIAGNOSA

Kultur Biopsi

TERAPI:o Sulfadiazine (80mg / kg po 3 dd) ,

alternatif laino Erythromycine (10 mg / kg po 3 dd)o Clindamycin ( 11 mg / kg po 2 dd )

C. FELINE CUTANEUS HERPESVIRUS DAN FELINE CUTANEUS CALICIVIRUS INFECTION

ETIOLOGI

Feline viral rhinotracheitis dan calicivirusG.K. : Lesi dan ulcushanya sebagai gejala

sekunder yang tampak di mukosa, karena virus ini secara primer menyerang traktus respirasi

TERAPI Antibiotika broadspectrum Topikal dgn larutan 5 iodozdoxyuridine

D. SPOROTRICHOSIS (zoonosis)

ETIOLOGI

Pd anj : pyogranulomatous subacute atau chronic

Pd kuc : sporothrix schenckii.

G.K. : Lesi kmdn mjd alopecia Crusta Regional lymphadenophathy Lesi2 dpt menjalar keseluruh tbh

DIAGNOSA

Dgn biopsi, ttp sulit menemukan, Dilakukan kultur serta pewarnaan dgn PAS

atau GMS

TERAPI:Anj : lrtn sodium iodid , dpt diberikan

selama 7 – 8 mgKuc: dosis diberikan cukup setengahnya

PAPULAR & PUSTULAR DERMATOSES A. SUPERFICIAL

PYODERMA

ETIOLOGI

Staphylococcus spp

G. K : Pruritus Pustula Alopecia Hiperpigmentasi crusta

DIAGNOSA

Dari gejala klinis Kultur bakteri

TERAPI : Topikal dgn chlorhexidin atau benzoyl

peroxide Antibiotik sistemik

B. ZINC RESPONSIVE DERMATOSIS

ETIOLOGI

Deficiensi zinc

G.K. : Periorbital crusting Emaciaci pododermatitis

DIAGNOSA

Dari anamnesa Analisis lab. Konsentr zinc di jaringan

TERAPIZinc sulfate ( 10 mg/ kg 1 dd ) atau Zinc methionate ( 1,7 mg / kg 1 dd)

C. Deep pyoderma

Etiologi infeksi bakteri yang mencapai dermis

GK:UlcusSinusformationPyoderma -deep

-nasal -callus

DIAGNOSA

± Kultur bakteri± dari anamnesa

TerapiShampoo antibakteri (chlorhexidine)Sistemic sesuai dengan sensitivity

test

ENVIRONMENTAL DERMATOSES

TICK INFESTATION

ETIOLOGI

Ectoparasit a. l. :Rhipicepalus SanguineusDErmacentor VariabilisAmblyomma AmericanumIxodes damminiI. scapularis

GK: Erythems Prouritus Nodula

Terapi: Spray fipronil Amitraz collar

ENDOCRINE DERMATOSES

A .HYPOTHYROIDISM

ETIOLOGI

o Hypothiroid krn kerskan pd kel thyroid

GK: Lethargy Kegglan reproduksi Bradicardia Alopecia bilateral simetris Seborrhea hiperpigmentasi

B. HYPERADRENOCORTISM

ETIOLOGI: hiperplasia adrenocortical

GK: Hepatomegaly Polyphogia Lethargy Alopecia Timbul komedo

Diagnosa: ACTH test Low dose dexamethasone suppression test High dose dexamethasone suppression test

Dermatoses Characterized by Patchy Alopecia

A. CANINE DEMODICOSIS

DEMODICOSIS

ETIOLOGI

Demodex Canis

D. Canis ini tdpt dlm jml kecil dgn kulit anj sehat dan asymptomatis

GK: Localized demodicosis Pd anj muda 3-11 bln Lesi terdiri dr bbrp area Alopecia Erythema

Sktr 90% dpt sembuh sendiri 10% berkembang menjd generalized

Generalized demodicosis

Alopecia meluas , hampir keseluruh tubuh Seborrhea Pustula, papula, ulcus, crusta Hiperkeratosis Infeksi sekunder-staphylococus

intermedius pseudomonas aseuginosa dan proteus mirabilis

DIAGNOSA

Scraping kulit

Terapi: Cukur & dicuci Amitraz tiap 1-2 minggu Milbemycine 0,5 mg/kg po 2 dd utk

90 hari Ivermectin 0,6mg/kg

B. DERMATOPHYTOSIS

ETIOLOGI

Mycrosporum Trichophyton Epidermophyton

GK: Pruritus Inflamasi Alopecia granuloma

DIAGNOSA

Scraping Kultur Wood’s Lamp

Terapi:Topikal

antifungal:miconasole,clotrimazoleGriseofulvin 50mg/kg