materi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi

221
Materi Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi Oleh : Dr. Sri Haryati, M.Pd

Upload: sri-lasmini

Post on 07-Dec-2015

266 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

materi pkn

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Materi Pendidikan Kewarganegaraan di

Perguruan TinggiOleh :

Dr. Sri Haryati, M.Pd

Page 2: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB IFILSAFAT PANCASILA

Page 3: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

A. FILSAFAT SBG. SUATU KEBIJAK-SANAAN YANG RASIONAL DARI SEGALA SESUATU

A. FILSAFAT SBG. SUATU KEBIJAK-SANAAN YANG RASIONAL DARI SEGALA SESUATU

B. FILSAFAT SEBAGAI SUATU SIKAP DAN PANDANGAN HIDUP

B. FILSAFAT SEBAGAI SUATU SIKAP DAN PANDANGAN HIDUP

C. FILSAFAT SEBAGAI SUATU KELOMPOK PERSOALAN

C. FILSAFAT SEBAGAI SUATU KELOMPOK PERSOALAN

D. FILSAFAT SEBAGAI SUATU KELOMPOK TEORI DAN SISTEM

D. FILSAFAT SEBAGAI SUATU KELOMPOK TEORI DAN SISTEM

E. FILSAFAT SBG. SUATU PROSES KRITIS DAN SISTEMATIS DARI SEGALA PENGETAHUAN MANUSIA

E. FILSAFAT SBG. SUATU PROSES KRITIS DAN SISTEMATIS DARI SEGALA PENGETAHUAN MANUSIA

F. FILSAFAT SBG. SUATU USAHA UNTUK MEMPEROLEH PANDANG-AN YANG KOMPREHENSIF

F. FILSAFAT SBG. SUATU USAHA UNTUK MEMPEROLEH PANDANG-AN YANG KOMPREHENSIF

SBG. PANDANGAN HIDUPSBG. ILMU

SBG. PANDANGAN HIDUPSBG. ILMUFILSAFATFILSAFAT

Page 4: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

A. FILSAFAT SBG. SUATU KEBIJAKSANAAN YANG RASIONAL DARI SEGALA SESUATU

A. FILSAFAT SBG. SUATU KEBIJAKSANAAN YANG RASIONAL DARI SEGALA SESUATU

B. FILSAFAT SEBAGAI SUATU SIKAP DAN PANDANGAN HIDUP

B. FILSAFAT SEBAGAI SUATU SIKAP DAN PANDANGAN HIDUP

C. FILSAFAT SEBAGAI SUATU KELOMPOK PERSOALAN

C. FILSAFAT SEBAGAI SUATU KELOMPOK PERSOALAN

D. FILSAFAT SEBAGAI SUATU KELOMPOK TEORI DAN SISTEM PEMIKIRAN

D. FILSAFAT SEBAGAI SUATU KELOMPOK TEORI DAN SISTEM PEMIKIRAN

E. FILSAFAT SBG. SUATU PROSES KRITIS DAN SISTEMATIS DARI SEGALA PENGETAHUAN MANUSIA

E. FILSAFAT SBG. SUATU PROSES KRITIS DAN SISTEMATIS DARI SEGALA PENGETAHUAN MANUSIA

F. FILSAFAT SBG. SUATU USAHA UNTUK MEMPEROLEH PANDANGAN YANG KOMPREHENSIF

F. FILSAFAT SBG. SUATU USAHA UNTUK MEMPEROLEH PANDANGAN YANG KOMPREHENSIF

LINGKUP PENGERTIAN FILSAFATLINGKUP PENGERTIAN FILSAFAT

FILSAFAT

Page 5: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

PANCASILA SEBAGAISISTEM FILSAFAT

DASAR ONTOLOGIS PEMIKIRAN TENTANG NEGARA BANGSA, MASYARAKAT DAN MANUSIA

DASAR ONTOLOGIS PEMIKIRAN TENTANG NEGARA BANGSA, MASYARAKAT DAN MANUSIA

DASAR EPISTEMOLOGIS SEBAGAI SUATU PENGETAHUAN INTERN STRUKTUR LOGIS DAN KONSISTEN IMPLEMENTASINYA

DASAR EPISTEMOLOGIS SEBAGAI SUATU PENGETAHUAN INTERN STRUKTUR LOGIS DAN KONSISTEN IMPLEMENTASINYA

DASAR AKSIOLOGIS YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA, HIERARKHI DAN STRUKTUR NILAI DI DALAMNYA KONSEP ETIKA YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA

DASAR AKSIOLOGIS YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA, HIERARKHI DAN STRUKTUR NILAI DI DALAMNYA KONSEP ETIKA YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA

Page 6: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

DASAR ONTOLOGIS PEMIKIRAN TENTANG NEGARA BANGSA, MASYARAKAT DAN MANUSIA

DASAR ONTOLOGIS PEMIKIRAN TENTANG NEGARA BANGSA, MASYARAKAT DAN MANUSIA

DASAR EPISTEMOLOGIS SEBAGAI SUATAU PENGETAHUAN INTERN STRUKTUR LOGIS DAN KONSISTEN IMPLEMENTASINYA

DASAR EPISTEMOLOGIS SEBAGAI SUATAU PENGETAHUAN INTERN STRUKTUR LOGIS DAN KONSISTEN IMPLEMENTASINYA

DASAR AKSIOLOGIS YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA, HIERARKHI DAN STRUKTUR NILAI DI DALAMNYA KONSEP ETIKA YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA

DASAR AKSIOLOGIS YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA, HIERARKHI DAN STRUKTUR NILAI DI DALAMNYA KONSEP ETIKA YANG TERKANDUNG DI DALAMNYA

PANCASILA SEBAGAISISTEM FILSAFAT

PANCASILA SEBAGAISISTEM FILSAFAT

Page 7: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

DASAR ONTOLOGIS

DASAR ONTOLOGIS

ESENSI FILSAFAT PANCASILA

ESENSI FILSAFAT PANCASILA

ESENSI NEGARAESENSI NEGARA

SUBJEK PENDUKUNG NEGARA

SUBJEK PENDUKUNG NEGARA

HUBUNGAN NEGARA DNG.WARGANEGARA

HUBUNGAN NEGARA DNG.WARGANEGARA

Page 8: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

DASAR EPISTEMOLOGIS

DASAR EPISTEMOLOGIS

SUMBER

PENGETAHUAN

SUMBER

PENGETAHUAN

SISTEM PENGETAHUANSISTEM PENGETAHUAN

DASAR KEBENARAN PENGETAHUAN

DASAR KEBENARAN PENGETAHUAN

CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN

CARA MENDAPATKAN PENGETAHUAN

Page 9: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

DASAR AKSIOLOGIS

DASAR AKSIOLOGIS

1. HAKIKAT NILAI1. HAKIKAT NILAI

2. SUMBER NILAI2. SUMBER NILAI

3. STRUKTUR NILAI

3. STRUKTUR NILAI

Page 10: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

SUMBER HUKUM

SUMBER HUKUM

FORMALFORMAL

MATERIALMATERIAL

NILAINILAI

FAKTAFAKTA

SUMBER HUKUMSUMBER HUKUM

Page 11: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

VALUEVALUE

NORMNORM FACTFACT

Page 12: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

NILAI-NILAI HUKUM TUHAN, HUKUM KODRAT, HUKUM ETIS, HUKUM FILOSOFIS YANG TERKANDUNG DALAM PEMBUKAAN

UUD 1945

NILAI-NILAI HUKUM TUHAN, HUKUM KODRAT, HUKUM ETIS, HUKUM FILOSOFIS YANG TERKANDUNG DALAM PEMBUKAAN

UUD 1945

HUKUM KODRATHUKUM ETIS

CITA-CITA KEMERDEKAAN

HUKUM TUHANHUKUM ETIS

HUKUM KODRATHUKUM ETIS

CITA-CITA KEMERDEKAAN

HUKUM TUHANHUKUM ETIS

HUKUM FILOSOFIS(PANCASILA)

HUKUM FILOSOFIS(PANCASILA)

HUKUM POSITIVDANPELAKSANAANNYA

HUKUM POSITIVDANPELAKSANAANNYA

PELAKSANAANNEGARAINDONESIA

PELAKSANAANNEGARAINDONESIA

PELAKSANAANNEGARAINDONESIA

PELAKSANAANNEGARAINDONESIA

SUMBER BENTUKDAN SIFATSUMBER BENTUKDAN SIFAT

SUMBER BAHAN

DAN

SUMBER NILAI

SUMBER BAHAN

DAN

SUMBER NILAI

ALINEA I

ALINEA II

ALINEA III

ALINEA IV

ALINEA I

ALINEA II

ALINEA III

ALINEA IV

Page 13: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

TRANSFORMASI DINAMIS DALAM BIDANG KENEGARAAN DARI DASAR FILSAFAT

NEGARA

TRANSFORMASI DINAMIS DALAM BIDANG KENEGARAAN DARI DASAR FILSAFAT

NEGARA

DASAR FILSAFATNEGARA

SISTEM POLITIK NEGARAPENJABARAN DALAM PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN DAN ASPEK NORMATIF LAINNYA DALAM NEGARA

SISTEM POLITIK NEGARAPENJABARAN DALAM PERATURAN PERUNDANG-

UNDANGAN DAN ASPEK NORMATIF LAINNYA DALAM NEGARA

PELAKSANAAN PRAKSIS DALAM BERBAGAI BIDANG DAN BERBAGAI

KEBIJAKSANAAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM

NEGARA

PELAKSANAAN PRAKSIS DALAM BERBAGAI BIDANG DAN BERBAGAI

KEBIJAKSANAAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM-PROGRAM

NEGARA

Page 14: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

FILSAFAT PANCASILA DASAR FILOSOFIS

NEGARA

FILSAFAT PANCASILA DASAR FILOSOFIS

NEGARA

DERIVASI BIDANG

KENEGARAAN

DERIVASI BIDANG

KENEGARAAN

REALISASI

PRAKSIS

REALISASI

PRAKSIS

UNIVERSAL

KOLEKTIF

KHUSUS

EMPIRIS

NILAINILAI

NORMANORMA

FAKTAFAKTA

Page 15: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

TUHANTUHAN

NEGARANEGARA

MANUSIAMANUSIA

KEBUTUHAN Kesesuaian hakikat negara dengan hakikat abstrak “TUHAN”.

“Keseuaian” dalam arti sebab akibat yang tidak langsung.

KEBUTUHAN Kesesuaian hakikat negara dengan hakikat abstrak “TUHAN”.

“Keseuaian” dalam arti sebab akibat yang tidak langsung.

TIDAKLANGSUN

G

TIDAKLANGSUN

G

SEBAB

AKIBAT

SEBAB

AKIBAT

SEBAB PERTAMA(KAUSA PRIMA)- SGL. Sesuatu

berasal dr TUHAN- Manusia berasal

dari TUHAN

SEBAB PERTAMA(KAUSA PRIMA)- SGL. Sesuatu

berasal dr TUHAN- Manusia berasal

dari TUHAN

- Negara berasal dari manusia

- Negara Lembaga

kemanusiaan- Negara lembaga

Kemasya-

rakatan

- Negara berasal dari manusia

- Negara Lembaga

kemanusiaan- Negara lembaga

Kemasya-

rakatan

Page 16: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

HAKIKAT KODRAT MANUSIAHAKIKAT KODRAT MANUSIA

MONO PLURALIS

MONO PLURALIS

SUSUNAN

KODRAT

SUSUNAN

KODRAT

SIFATKODRAT

SIFATKODRAT

KEDUKANKODRA

T

KEDUKANKODRA

T

1.JIWA

2. RAGA

1.JIWA

2. RAGA

AKALRASAKEHENDAK

AKALRASAKEHENDAK

AnorganisVEGETATIFANIMAL

AnorganisVEGETATIFANIMAL

1. MAKHLUK INDIVIDU

2. MAKHLUK SOSIAL

1. MAKHLUK INDIVIDU

2. MAKHLUK SOSIAL

1. MAKHLUK PRIBADI BERDIRI SENDIRI

2. MAKHLUK TUHAN

1. MAKHLUK PRIBADI BERDIRI SENDIRI

2. MAKHLUK TUHAN

MONO DUALIS

MONO DUALIS

MONO DUALIS

Page 17: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

MANUSIA YANGBERKETUHANANYANG MAHA ESA

MEMBENTUK

PERSEKUTUAN

NEGARA

MEMBENTUK

PERSEKUTUAN

NEGARA

TUJUAN

KEHIDUPAN MASYARAKAT

YANG BERKEADILAN

TUJUAN

KEHIDUPAN MASYARAKAT

YANG BERKEADILAN

Page 18: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Pandangan Hidup bangsa

(ideologi nasional)

Pandangan Hidup bangsa

(ideologi nasional)Pandangan Hidup

masyarakat

Pandangan Hidupmasyarakat Pandangan Hidup

Negara(Ideologi negara)

Pandangan HidupNegara

(Ideologi negara)

Page 19: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

KETERLIBATAN SUBJEKPENDUKUNG IDEOLOGIDIPENGARUHI 3 HAL :

KETERLIBATAN SUBJEKPENDUKUNG IDEOLOGIDIPENGARUHI 3 HAL :

LOGOSRasionalitas atau penalaran

PATHOSTransformasi.

ETHOSKesusilaan

LOGOSRasionalitas atau penalaran

PATHOSTransformasi.

ETHOSKesusilaan

Page 20: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Maka Pembukaan UUD 1945 secara hukum tidak bisa di ubah.Maka Pembukaan UUD 1945 secara hukum tidak bisa di ubah.

PEMBUKAAN UUD 1945 MEMENUHISYARAT ADANYA TERTIB HUKUM R.I.PEMBUKAAN UUD 1945 MEMENUHI

SYARAT ADANYA TERTIB HUKUM R.I.

Yang meliputi 4 Syarat yaitu :1. Adanya kesatuan subjek yang mengandakan peraturan-peraturan

hukum.2. Adanya kesatuan asas kerokhanian yang meliputi seluruh peraturan-

peraturan hukum.3. Adanya kesatuan waktu di mana peraturan-peraturan hukum itu

berlaku.4. Adanya kesatuan wilayah di mana kesatuan hukum itu berlaku

KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945DLM. TERTIB HUKUM INDONESIA

KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945DLM. TERTIB HUKUM INDONESIA

Pembukaan memberikan faktor-faktor mutlak bagi adanya suatu tertib hukum indonesia.

Memasukkan diri di dalamnya sebagai keten-tuan hukum tertinggiMemasukkan diri di dalamnya sebagai keten-tuan hukum tertinggi

1

2

Page 21: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

SIFAT MUTLAK HAKIKAT- Kemerdekaan hak segala

bangsa- Bangsa terdiri dari manusia

a. Hak Kodrat

b. Hak Moral

c. Peri Kemausiaand. Peri Keadilan

Wajib KodratWajib Moral

a. Perjuangan bgs. Indonesia

b. Bangsa Indo. Menentukan nasibnya sendiri atas kedaulatan.

c. Cita-cita kenegaraan. - Merdeka

- Bersatu

- Berdaulat, adil dan makmur

a. Perjuangan bgs. Indonesia

b. Bangsa Indo. Menentukan nasibnya sendiri atas kedaulatan.

c. Cita-cita kenegaraan. - Merdeka

- Bersatu

- Berdaulat, adil dan makmur

Hak KodratDan Hak MoralMenjelmakan kemerdekaan dlm.btk. Suatu Negara

Hak KodratDan Hak MoralMenjelmakan kemerdekaan dlm.btk. Suatu Negara

I

II

Satu negaraNegara PersatuanSatu wilayahDan bangsa

Satu negaraNegara PersatuanSatu wilayahDan bangsa

Page 22: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

a. Nilai religius

b. Nilai moral

c. pernyataan

Atas berkat rahmat Allah yang Maha KuasaDidorong oleh keinginan Luhur Memenuhi hak Kodrat.Kembali proklamasi

Atas berkat rahmat Allah yang Maha KuasaDidorong oleh keinginan Luhur Memenuhi hak Kodrat.Kembali proklamasi

III

IV 1. Tujuan Negara

1. Tujuan Negara

a. Tujuan Khusus- Melindungi segenap bgs.

Indonesia dan selrh tumpah darah Indonesia- Memajukan kesejahteraan

umum mencerdaskan kehidupan bangsa

b. Tujuan umummelaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Page 23: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

2. Ketentuan diadakannyaUUD negara maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia. itu dlm suatu UUD Negara Indonesia

3. Bentuk negara yang berbentuk

dalam suatu susunan negara R.I. yang berkeadilan rakyat

4. Dasar Kerokhanian(filsafat) Negara yang berdasar

Kepada ………..

2. Ketentuan diadakannyaUUD negara maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia. itu dlm suatu UUD Negara Indonesia

3. Bentuk negara yang berbentuk

dalam suatu susunan negara R.I. yang berkeadilan rakyat

4. Dasar Kerokhanian(filsafat) Negara yang berdasar

Kepada ………..

Dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945Dijabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945

Page 24: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

ALINEAIIIIIIIV

Tidak mempunyai hubungan

‘kausal organis’

Tidak mempunyai hubungan

‘kausal organis’

Rangkaian peristiwa yang mendahului terben-tuknya negara, dasar-dasar

pemikiran/ latar belakang pendorong terwujudnya kemerdekaan Indonesia

dalam wujud negara Indonesia

Rangkaian peristiwa yang mendahului terben-tuknya negara, dasar-dasar

pemikiran/ latar belakang pendorong terwujudnya kemerdekaan Indonesia

dalam wujud negara Indonesiaa. Mencakup beberapa segi

UUD ditentukan akan adaYang diatur dalam UUD ialah tentang pembentukan pemerintahan. Negara yang memenuhi pelbagai persyaratan

dan meliputi segala. Aspek penyelenggaraan negara.

Negara Indonesia berbentuk Republik yang berkedaulatan Rakyat

Di tetapkannya dasar kerokhanian Negara (Pancasila).

Dijabarkan (dikongkriti-sasikan)

IVMempunyai hubungan

yang bersifat

‘kausal dan organis

Mempunyai hubungan

yang bersifat

‘kausal dan organis

Page 25: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Etika Hukum

Etika Bisnis

Etika Lingkungan

Etika Profesi

Etika Politik

Etika Hukum

Etika Bisnis

Etika Lingkungan

Etika Profesi

Etika Politik

Page 26: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS PANCASILA

PANDANGAN HIDUP BANGSA

KEPRIBADIAN BANGSA

FILSAFAT PANCASILA

IDEOLOGI NEGARA

DASAR NEGARA RI

NORMA PERATURAN PERUNDANGAN

HAK DAN KEWAJIBAN WNI

DEMOKRASI DAN HAM

E T I K A P O L I T I K

GEOPOLITIK INDONESIA

GEOSTRATEGI/KETAHANAN NASIONAL

Page 27: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB IIIDENTITAS NASIONAL

Page 28: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

IDENTITAS NASIONAL

HAKEKAT IDENTITAS NAS:

MENIFESTASI NILAI-BUDAYA YG TUMBUH-BERKEMBDLM BERBG ASPEK KEHIDP SUATU BGS (NATION)

DG CIRI KHAS YG MEMBEDAKAN DG BGS LAIN

IDENTITAS NAS DLM KONTEKS IND

MANIFESTASI NILAI-BUDAYA YG TUMBUH-BERKEMBDLM BERBAGAI ASPEK KEHDP MAN-MASY IND

YG “DIHIMPUN” DLM KESATUAN IND MENJADI KEBUDY IND

DG ACUANPANCASILA

DG ROHBHINEKA TUNGGAL IKA

SEBAGAI DASAR – ARAH PENGEMBANGANNYA

Page 29: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

IDENTITAS NAS BERSIFAT DINAMIS

IDENTITAS NAS SUATU BGS(TERMASUK INDONESIA)

SELALU TUMBUH - BERKEMBANG

DINAMIS TDK MANDEG TERBUKA

MENUJU KEMAJUANKEARAH YG LEBIH BAIK

AKTUAL

IDENTITAS NAS BUKANBARANG JADI

SELALU BERPROSES

BAGI BGS IND?ADA KECEMASAN TTG ARAH

PROSES TSB DI ERA REFORMASI

Page 30: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

PEMBERDAYAAN IDENTITAS NASIONAL

JAMAN – KEADAANSUDAH – SELALU BERUBAH

TANTANGAN BERBEDA PERWUJUDAN CITA-HARAPAN SEMAKIN BERAT

PERLU PEMBUDAYAAN IDENTITAS NASMELALUI REVITALISASI PANCASILA

DILETAKKAN DLM KEUTUHANNYA DGPEMBK. UUD 1945 (SBG SUMBER MOTIVASI & APSIRASI)

REALITASNYATETAP

MENCERMINKANKONDISI

OBJEKTIF

IDEALISTASNYAADA UPAYA NYATA-RIIL

DG. TETAP & UNT MEWUJUDKAN

PANCASILA

FLEKSIBILITASNYAMENGAKTUALISASIKAN

NILAI PANCASILASCR RELEVAN- FUNGSIONAL DG TETAP BHINEKA TUNGGAL

IKA

Page 31: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

REVITALISASI PANCASILASBG MANIFESTASI IDENTITAS NAS & MPK

PENYELENGGARAAN MPKDIKAITKAN DG WAWASAN

SPIRITUALSBG LANDASAN

ETIK-MORAL

AKADEMIS MPK

URGEN DISELENGGRK

KEBANGSAANSETIA PD KEPENT

BANGSANYA

MONDIALMAMPU MENYONGSONGTANTANGAN & PELUANG

Page 32: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

PERWUJUDAN IDENTITAS NAS

SPIRITUALPRINSIP & SEMANGAT

KE INDONESIAAN

PEMBUK & UUD 1945 WAWASAN NUS KETAHANAN NAS BHINEKA TUNGGAL IKA

KERANGKA DASARKEHIDUPAN BERBGS

BERNEG IND.

FISIK/LAHIRIAHATRIBUT2 NAS IND

BENDERA NAS LAMBANG NEG LAGU KEBANGS BAHASA NAS

Page 33: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

PENGERTIAN BANGSA

1. ERNEST RENAN

2. BEN ANDERSON

3. OTTO BAUER

SATU PERSATUAN PERANGAI YG TIMBUL KRN PERSATUAN NASIB

ELEMEN POKOK BGS: ~ JIWA – KEHENDAK – PERASAAN – SEMANGAT~ BERSAMA BENTUK PERSATUAN

BANGSA BUKAN KENYATAAN LAHIRIAH, TTP KEROKHANIAN

SUATU KESATUAN SOLIDARITAS, YG DIDORONG RASA SETIA KAWAN DIANTARA MRK DG DILATARBELAKANGI OLEH PERASAAN SENASIB DI MASA LAMPAU DAN SATU TUJUAN DI MASA DEPAN

TDK TERGANTUNG PERSAMAAN RAS, AGAMA, BHS, DLL SEOLAH-OLAH ADA KESEPAKATAN

KOMUNITAS POLITIK YG DIBAYANGKAN DLM WILAYAH YG JELAS BATASNYA DAN BERDAULAT

DIANTARA ANGGTNYA TDK SALING KENAL BATAS WILAYAHNYA JELAS BIASANYA DIBAWAH SUATU NEG MEMANDANG SATU SAMA LAIN SBG SAUDARA

Page 34: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

PENGERTIAN NEGARA

ALAT DARI SUATU MASY YANG MEMPUNYAIKEKUASAAN MENGATUR HUB2 MAN & MENERTIBKAN

GEJALA2 YG TIMBUL KRN HUB TSB

NEGARA MEMPY TUGAS PENTING: MENGENDALIKAN& MENGATUR GEJALA2 KEKUASAAN YG TIMBUL DLM MASY

YG BERTENTANGAN SATU SAMA LAIN

UNSUR NEGARA

RAKYAT WILAYAHPEMERINTAH

YG BERDAULAT

Page 35: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

PROSES BERBANGSA-BERNEGARA

TIDAK DATANG SECARA TIBA2 TTPMELALUI PROSES SEJARAH

DIMULAI DI PENGALAMAN SEJARAHNYA (SENASIB)& ANCANGANNYA MENATAP MASA DEPAN (SETUJUAN)

(KESADARAN – SEMANGAT BERSAMA)

MENCIPTAKAN IDENTITASKOLEKTIF SBG PEMERSATU

TERWUJUD SIMBOL2 EKSPRESIFSBG SATU BANGSA

Page 36: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB IIIHAK DAN KEWAJIBAN

WARGA NEGARA

Page 37: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

• Pedoman dasar bagi suatu negara untuk menentukan siapakah yang akan menjadi warganegara• Dari segi kelahiran :

Ius soliIus Sanguinis

• Dari segi perkawinanKesatuan HukumPersamaan Derajad

Page 38: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Ius Soli : ditentukan tempat / negara ia dilahirkan

Ius Sanguinis : ditentukan berdasarkan hubungan darah / keturunan

Akibatnya “ bi-patride “ & “ a-patride “

Penyelesaian hak opsi dan hak repudiasi

Page 39: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

• Kesatuan Hukum : anggota keluarga tunduk pada hukum yang sama bila terjadi perkawinan antar bangsa warganegara isteri = suami

*Persamaan Derajat : Suatu perkawinan tidak menyebabkan berubahnya Status kewarganegaraan masing – masing pihak.

Page 40: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

* Kewarganegaraan Indonesia Berdasarkan asas ius sanguinis ( UU No. 62 / 1958 ) * Namun juga berdasarkan ius soli ( UU No. 3 / 1946 ) Untuk menampung onderdaan yang

tinggal di Indonesia sebelum Proklamasi Kemerdekaan

Page 41: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

KEWARGANEGARAAN INDONESIA

Karena kelahiranKarena pengangkatanKarena pewarganegaraanKarena perkawinanKarena turut ayah dan / atau ibuKarena pernyataan

Page 42: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

HAK WARGANEGARA R.I.

Page 43: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

(1) Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.

(2) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan

(3) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi

Page 44: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

(4) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan tehnologi, seni dan budaya.Demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia(5) Setiap orag berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakay, bangsa dan negaranya.(6) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum

Page 45: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

(7) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.(8) Setiap warganegara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.(9) setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

Page 46: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

(10) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.

(11) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Page 47: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

(12) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

(13) Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosial.Serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia

Page 48: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

(14) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, sera harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

(15) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain

Page 49: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

(16) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.(17) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan maanfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.(18) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

Page 50: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

(19) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapapun.

(20) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.

Page 51: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

(21) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat dskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

(22) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.

(23) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Page 52: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

(24) Tiap –tiap warganegara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.(25) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

Page 53: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

KEWAJIBAN DASAR MANUSIA

(UUD 1945 )

Page 54: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

(2) Dalam menjalan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai- nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

Page 55: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

(3)Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.(4)Setiap warganegara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib menbiayainya.

Page 56: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB IVNEGARA DAN KONSTITUSI

Page 57: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

KONSTITUSI

“………A CONSTITUTION IS A DOCUMENT WHICH CONTAINS THE RULES FOR THE OPERATION OF AN ORGANIZATION” (BRIAN THOMPSON)

KENISCAYAAN BAGI ORGANISASI BERBENTUK BADAN HUKUM (LEGAL ENTITY)

NEGARA• PERATURAN TERTULIS

• KEBIASAAN & KONVENSI KETATANEGARAAN

• SUSUNAN & KEDUDUKAN ORGAN NEGARA

• HUB. ANTAR ORGAN NEGARA

• HUB. ORGAN NEGARA DG WARGA NEGARA

Page 58: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

RAKYAT

PENGAWASAN KEKUASAAN

PEMBATASAN KEKUASAAN

KEKUASAAN SEBAGAI PUSAT PERHATIAN

Page 59: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

KONSTITUSIONALISME

“Constitutionalism is the name given to the trust which men response in the power of words wngrossed on parchment to keep a government in order”

(Walton H. Hailton)

Mengatur dan Membatasi Kekuasaan

“constitutionalism is an institutionalized system affective, regularized. Detraid upon governmental action”

(CJ Friedrich)

Page 60: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

KONSENSUS (GENERAL AGREEMENT

NEGARA UNTUK MELINDUNGI KEPENTINGAN BERSAMA DAN DIWUJUDKAN BERSAMA

1. TUJUAN/CITA-CITA BERSAMA (THE GENERAL GOALS OF SOCIETY OR GENERAL ACCEPTANCE OF THE SAMA PHILOSPHY OF GOVERNMENT)

2. THE RULE OF LAW SEBAGAI LANDASAN & PENYELENGGARAAN NEGARA (THE BASIS OF GOVERNMENT)

3. BENTUK INSTITUSI & PROSEDUR KETATANEGARAAN (THE FORM OF INSTITUTIONS AND PROCEDURS)

Page 61: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

PANCASILA

TUNASNKRI

STAATSIDEE

FILOSOFI GRONDSLAG

COMMON PLATFORMS

Page 62: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

KONSTITUSIONALISME

• HUBUNGAN ANTARA PEMERINTAH DAN WARGA NEGARA

• HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA PEMERINTAH

KONSTITUSI• PEMBATASAN KEKUASAAN ORGAN NEGARA• MENGATUR HUBUNGAN ANTAR ORGAN NEGARA• MENGATUR HUBUNGAN KEKUASAAN ORGAN

NEGARA DENGAN WARGA NEGARA

• PEMBATASAN KEKUASAAN DAN• MEMB. LEGITIMASI KEKUASAAN PEMERINTAH• INSTRUMEN PENGALIHAN KEWENANGAN

Page 63: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

UUD NKRI 19451. TOOL OF SOCIAL AND

POLITICAL CONTROL

2. TOOL OF SOCIAL AND POLITICAL REFORM

3. TOOL OF SOCIAL AND POLITICAL ENGINEERING

PRINSIP PENYELENGGARAAN NEGARA1. KETUHANAN YANG MAHA ESA

2. CITA NEGARA HUKUM (NOMOKRASI)

3. PAHAM KEDAULATAN RAKYAT (DEMOKRASI)

4. DEMOKRASI LANGSUNG/DEMOKRASI PERWAKILAN

5. PEMISAHAN KEKUASAAN & PRINSIP CHECK AND BALANCES

6. SISTEM PEMERINTAHAN PRESIDENSIIL

7. PRINSIP PERSATUAN & KERAGAMAN DALAM NEGARAN KESATUAN

8. DEMOKRASI EKONOMI

9. CITA MASTARAKAT MADANI

Page 64: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

LEMBAGA NEGARA

1. MPR (PS 2 DAN 3)

2. PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN (PS 4 S/D 16)

3. DPR (PS 19 S/D 22B)

4. DPD (PS 22C S/D 22D)

5. BPK (PS 23E S/D 26G)

6. MA (PS 24 S/D 24A)

7. KOMISI YUDISIAL (PS 24B)

8. MAHKAMAH KONSTITUSI (PS 24C S/D 25)

Page 65: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

TATA URUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN DASAR (UUD, PERUBAHAN UUD, PIAGAM DASAR (UUD : Naskah Induk;PERUBAHAN UUD :

Naskah Perubahan;PIAGAM DASAR : Piagam Dasar HAM misal UUD meliputi pembukuan dan batang tubuh

UU/PERPU/JURISPRUDENSI

PP & PERATURAN PRESIDEN

PERMEN/PERATURAN PEJABAT SETINGKAT MENTERI

PERDA PROVINSI

PERATURAN GUBERNUR

PERDA KAB/KOTA

PERATURAN BUPATI/WALIKOTA

PERATURAN DESA

Page 66: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANGAN – UNDANGAN RI( UU NO.10 TAHUN 2004 )

UUD 1945

UU / PERPU

PERATURAN PEMERINTAH

PERATURAN PRESIDEN

PERDA

PERDA PROV.

PERDA KAB/KOTA

PERDA DESA / SETINGKAT

Page 67: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

AMANDEMEN UUD 1945

Page 68: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

PENDAHULUAN PROSES PERUBAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Antara lain:• Amandemen UUD 1945• Penghapusan doktrin Dwi

Fungsi ABRI• Penegakan hukum, HAM,

dan pemberantasan KKN• Otonomi Daerah• Kebebasan Pers• Mewujudkan kehidupan

demokrasi

Tuntutan Reformasi

• Pembukaan• Batang Tubuh - 16 bab - 37 pasal - 49 ayat - 4 pasal Aturan Peralihan - 2 ayat Aturan Tambahan• Penjelasan

Sebelum Perubahan

• Kekuasaan tertinggi di tangan MPR

• Kekuasaan yang sangat besar pada Presiden

• Pasal-pasal yang terlalu “luwes” sehingga dapat menimbulkan multitafsir

• Kewenangan pada Presiden untuk mengatur hal-hal penting dengan undang-undang

• Rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara belum cukup didukung ketentuan konstitusi

Latar Belakang Perubahan

Menyempurnakan aturan dasar, mengenai:

• Tatanan negara• Kedaulatan Rakyat• HAM• Pembagian kekuasaan• Kesejahteraan Sosial• Eksistensi negara

demokrasi dan negara hukum

• Hal-hal lain sesuai dengan perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa

Tujuan Perubahan

• Pasal 3 UUD 1945

• Pasal 37 UUD 1945

• TAP MPR No.IX/MPR/1999

• TAP MPR No.IX/MPR/2000

• TAP MPR No.XI/MPR/2001

Dasar Yuridis

• Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945

• Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

• Mempertegas sistem presidensiil

• Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal-hal normatif akan dimasukan ke dalam pasal-pasal

• Perubahan dilakukan dengan cara “adendum”

Kesepakatan Dasar

• Sidang Umum MPR 1999

Tanggal 14-21 Okt 1999

• Sidang Tahunan MPR 2000

Tanggal 7-18 Agt 2000

• Sidang Tahunan MPR 2001

Tanggal 1-9 Nov 2001

• Sidang Tahunan MPR 2002

Tanggal 1-11 Agt 2002

Sidang MPR

• Pembukaan • Pasal-pasal: - 21 bab - 73 pasal - 170 ayat - 3 pasal Aturan Peralihan - 2 pasal Aturan Tambahan

Hasil Perubahan

1

Page 69: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

PENDAHULUANNASKAH RESMI UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Dalam Satu Naskah (Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 Sebagai Naskah Perbantuan Dan Kompilasi Tanpa Ada Opini)

Naskah Perubahan Pertama Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999)

Naskah Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2000)

Naskah Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2001)

Naskah Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (hasil Sidang Tahunan MPR Tahun 2002)

Naskah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat (sebagaimana tercantum dalam Lembaran Negara Nomor 75 Tahun 1959)

2

Page 70: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIATAHUN 1945

PEMBUKAAN(Preambule)

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3

Page 71: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB I. BENTUK DAN KEDAULATAN

Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik

[Pasal 1 (1)]

Negara Indonesia adalah negara hukum

[Pasal 1 (3)***]

Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar

[Pasal 1 (2)***]

4

Page 72: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

TNI/POLRI

dewan pertimbangan

kementerian negara

badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman

KY

UUD 1945

kpu bank sentral

DPR DPDMPR

LEMBAGA-LEMBAGA DALAM SISTEM KETATANEGARAANmenurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BPK MA MKPresiden

PUSAT

DAERAH

Lingkungan Peradilan TUN

Lingkungan Peradilan Militer

Lingkungan Peradilan Agama

Lingkungan Peradilan Umum

Perwakilan BPK Provinsi

Pemerintahan Daerah Provinsi

DPRDGubernur

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

DPRDBupati/Walikota

5

Page 73: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Pasal 24 (1)***Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakanperadilan guna menegakkan hukum dan keadilan

MA MK

Pasal 4 (1)Memegang kekuasaan pemerintahan

Presiden

Lembaga-lembaga Negara yang memegang kekuasaan menurut UUD

Pasal 20 (1)*Memegang kekuasaan membentuk UU

DPR

6

Page 74: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

MPRPasal 2 (1)****

Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar [Pasal 3 ayat (1)*** dan Pasal 37**** ];

Melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal 3 ayat (2)***/**** ];

Memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar

[Pasal 3 ayat (3)***/****];

Memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden [Pasal 8 ayat (2)***];

Memilih Presiden dan Wakil Presiden dari dua pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan [Pasal 8 ayat (3)****].

Wewenang

BAB II. MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT

ANGGOTA DPRdipilih melalui pemilu

ANGGOTADPDdipilih melalui pemilu

7

Page 75: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Presiden/Wakil Presiden

BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA

Syarat, Masa Jabatan, dan Wewenang Presiden/Wakil Presiden

Antara lain tentang: memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD [Pasal 4 (1)]; berhak mengajukan RUU kepada DPR [Pasal 5 (1)*]; menetapkan peraturan pemerintah [Pasal 5 (2)*]; memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa [Pasal 9 (1)*]; memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL, dan AU (Pasal 10); menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (1)****]; membuat perjanjian internasional lainnya… dengan persetujuan DPR [Pasal 11 (2)***]; menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12); mengangkat duta dan konsul [Pasal 13 (1)]. Dalam mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (2)*]; menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 13 (3)*]; memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA [Pasal 14 (1)*]; memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR [Pasal 14 (2)*]; memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur dengan UU (Pasal 15)*; membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16)****; pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri [Pasal 17 (2)*]; pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama DPR [Pasal 20 (2)*] serta pengesahan RUU [Pasal 20 (4)*]; hak menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti UU dalam kegentingan yang memaksa [Pasal 22 (1)]; pengajuan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23 (2)***]; peresmian keanggotaan BPK yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***]; penetapan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh KY dan disetujui DPR [Pasal 24A (3)***]; pengangkatan dan pemberhentian anggota KY dengan persetujuan DPR [Pasal 24B (3)***]; pengajuan tiga orang calon hakim konstitusi dan penetapan sembilan orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***].

Wewenang, Kewajiban, dan Hak

8

Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden. [Pasal 6 (1)***]

Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat [Pasal 6A (1)***]

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. (Pasal 7 *)

Page 76: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Pemilu

mendapatkan suara >50% jumlah suara dalam pemilu dengan sedikitnya 20% di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2 jumlah provinsi[Pasal 6A (3)***]

PresidendanWapres

BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat[Pasal 6A (1)***]

diusulkan partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebelum pemilu[Pasal 6A (2) ***]

9

Dalam hal tidak ada pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden terpilih

[Pasal 6A (4)****]

pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak pertama dalam pemilu

pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak kedua dalam pemilu

Pemilupasangan yang memperoleh suara terbanyak

Page 77: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

MPR

MK

BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARAPengusulan Pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden

DPR

usul DPR tidak diterima

wajib memeriksa, mengadili, dan memutus paling lama 90 hari setelah permintaan diterima[Pasal 7B (4)***]

Pengajuan permintaan DPR kepada MK hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota [Pasal 7B (3)***]

Pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat[Pasal 7B (2)***]

wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan usul DPR paling lambat 30 hari sejak usul diterima[Pasal 7B (6)***]

Keputusan diambil dalam sidang paripurna, dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 jumlah anggota, disetujui sekurang-kurangnya 2/3 jumlah yang hadir, setelah Presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan menyampaikan penjelasan [Pasal 7B (7)***]

DPR menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian kepada MPR [Pasal 7B (5)***]

usul DPRditerima

Presiden dan/atau Wakil Presiden terus menjabat

Presiden dan/atau Wakil Presiden diberhentikan

10

tidak terbukti

terbukti

Page 78: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

MPR

selambat-lambatnya dalam waktu 60 hari menyelenggarakan sidang MPR untuk memilih Wapres

Wapres terpilih

BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Wakil Presiden Dalam Hal Terjadi Kekosongan Wakil Presiden[Pasal 8 (2)***]

mengajukan dua calon Wapres

Presiden

11

Page 79: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

MPR

PresidendanWapres

BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Dalam Hal Keduanya Berhalangan Tetap Secara Bersamaan [Pasal 8 (3)****]

selambat-lambatnya dalam waktu 30 hari menyelenggarakan sidang MPR untuk memilih

12

parpol atau gabungan parpol yang pasangan calon Presiden dan Wapresnya meraih suara terbanyak pertama dalam pemilu sebelumnya

mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wapres

parpol atau gabungan parpol yang pasangan calon Presiden dan Wapresnya meraih suara terbanyakkedua dalam pemilu sebelumnya

mengusulkan pasangan calon Presiden dan Wapres

Page 80: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

mengangkat dan menerima Duta[Pasal 13 (2)* dan (3)*]

memberi grasi dan rehabilitasi[Pasal 14 (1)*]

memberi amnesti dan abolisi[Pasal 14 (2)*]

BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA

menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dan internasional lainnya[Pasal 11 (1)**** dan (2)***]

memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan yang diatur denganundang-undang(Pasal 15 *)

menyatakan keadaan bahaya(Pasal 12)

denganpersetujuan

denganpertimbangan

denganpertimbangan

denganpertimbangan

PresidenDPR MA

13

Page 81: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Presiden

dibantumenteri-menteri negara[Pasal 17 (1)]

yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden[Pasal 17 (2)*]

membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan[Pasal 17 (3)*]

membentuk suatu dewan pertimbanganyang bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden(Pasal 16) ****

BAB III. KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARAKementerian Negara dan Dewan Pertimbangan

Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang[Pasal 17 (4) ***]

14

Page 82: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (2)**]

menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh UU ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat [Pasal 18 (5) **]

berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan [Pasal 18 (6)**]

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang

[Pasal 18 (1)**]

PEMERINTAHAN DAERAH

KEPALA PEMERINTAH DAERAH DPRD

BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAH

anggota DPRD dipilih melalui pemilu[Pasal 18 (3) **]

Gubernur, Bupati, Walikota dipilih secara demokratis[Pasal 18 (4)**]

15

Page 83: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB VI. PEMERINTAHAN DAERAHHubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang[Pasal 18 B (1)**]

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang[Pasal 18 B (2)**]

Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang[Pasal 18 A (2)**]

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah[Pasal 18 A (1)**]

16

Page 84: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Fungsi, Wewenang, dan HakAntara lain tentang:

memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan [Pasal 20A (1)**] ;

mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat [Pasal 20A (2)**] ;

pengajuan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden [Pasal 7B (1)***] ;

persetujuan dalam menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian [Pasal 11 (1) dan (2)****] ;

pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan duta [Pasal 13 (2)*] ;

pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam menerima penempatan duta negara lain [Pasal 13 (3)*] ;

pemberian pertimbangan kepada Presiden dalam pemberian amnesti dan abolisi [Pasal 14 (2)*] ;

persetujuan atas perpu [Pasal 22 (2)] ; pembahasan dan persetujuan atas RAPBN yang

diajukan oleh Presiden [Pasal 23 (2) dan (3)***] ; pemilihan anggota BPK dengan memperhatikan

pertimbangan DPD [Pasal 23F (1)***] ; persetujuan calon hakim agung yang diusulkan oleh KY

[Pasal 24A (3)***] ; persetujuan pengangkatan dan pemberhentian anggota

KY [Pasal 24B (3)***] ; pengajuan tiga orang calon anggota hakim konstitusi

[Pasal 24C (3)***] ;

DPRmemegang kekuasaan membentuk UU [Pasal 20 (1)*]

BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum[Pasal 19 (1)**]

anggota DPR dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranyadiatur dalamundang-undang(Pasal 22B**)

17

Page 85: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

mengesahkan UU[Pasal 20 (4)*]

Dalam hal RUU tidak disahkan dalam waktu 30 hari, RUU tersebut sah menjadi UU dan wajib diundangkan[Pasal 20 (5)**]

DPRmemegang kekuasaan membentuk UU[Pasal 20 (1)*]

Anggota berhak mengajukan usul RUU(Pasal 21*)

tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu[Pasal 20 (3)*]

BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYATPembentukan Undang-Undang

Presiden

berhak mengajukan RUU[Pasal 5 (1)*]

mendapat persetujuan bersama

tidak mendapat persetujuan bersama

18

RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama[Pasal 20 (2)*]

Page 86: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

mengesahkan UU[Pasal 20 (4)*]

Dalam hal RUU tidak disahkan dalam waktu30 hari, RUU tersebut sah menjadi UUdan wajib diundangkan[Pasal 20 (5)**]

DPRmemegang kekuasaan membentuk UU[Pasal 20 (1)*]

Anggota berhak mengajukan usul RUU(Pasal 21*)

tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan masa itu[Pasal 20 (3)*]

Presiden

berhak mengajukan RUU[Pasal 5 (1)*]

mendapat persetujuan bersama

tidak mendapat persetujuan bersama

RUU dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendapat persetujuan bersama[Pasal 20 (2)*]

BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYATPembentukan UU yang terkait dengan kewenangan DPD

19

DPDdapat mengajukan RUU yang sesuai dengan kewenangannya [Pasal 22D (1)***]

ikut membahas dan memberikan pertimbangan atas RUU yang sesuai dengan kewenangannya [Pasal 22D (2)***]

Page 87: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

• Pendidikan

dapat mengajukan

ikutmembahas

memberi pertimbangan

dapat melakukan pengawasan

● ●●● ●

●●

● ●

● ●

●●

●●

●●

● ●● ●

BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN DAERAHKewenangan DPD

KEWENANGAN DPD

I. RUU yang berkaitan dengan:

• Otonomi daerah• Hubungan pusat dan daerah • Pembentukan dan

pemekaran serta penggabungan daerah• Pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya

• Perimbangan keuangan pusat dan daerah

• RAPBN• Pajak

II. Pemilihan anggota BPK

• Agama

20

Page 88: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Presiden

harus dicabut[Pasal 22 (3)]

Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, berhak menetapkan Perpu [Pasal 22 (1)]

Perpu itu harus mendapat persetujuan DPR[Pasal 22 (2)]

menjadi UU

BAB VII. DEWAN PERWAKILAN RAKYATPeraturan Pemerintah Sebagai Pengganti Undang-Undang (Perpu)

setuju

tidaksetuju

21

DPR

Page 89: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB VIIA. DEWAN PERWAKILAN DAERAH 22

DPD

Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu [Pasal 22C (1)***]

Anggota DPD dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah seluruh anggota DPD itu tidak lebih 1/3 jumlah anggota DPR [Pasal 22C (2)***]

Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalamundang-undang[Pasal 22D (4)***]

Page 90: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB VIIB. PEMILIHAN UMUM 23

PEMILIHAN UMUM“luber jurdil” setiap lima tahun

kpu

Perseorangan

Partai PolitikParpol/ Gabungan Parpol

Presiden dan Wapres

anggotaDPR

anggotaDPD

anggotaDPRD

Page 91: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

YA

TIDAK

DPRPresiden

mengajukan

[Pasal 23 (2)***]RAPBN

persetujuan

DPD

Pemerintah menjalankan

tahun lalu[Pasal 23 (3)***]

APBN

Pemerintah menjalankan

APBN

memberi pertimbangan[Pasal 23 (2)***]

BAB VIII. HAL KEUANGANPenyusunan APBN

membahas bersama[Pasal 23 (2)***]

RAPBN

24

Page 92: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Hal-hal lain mengenai keuangan negara(Pasal 23C***)

Macam dan harga mata uang(Pasal 23B****)

Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara(Pasal 23A***)

BAB VIII. HAL KEUANGAN Pajak, Pungutan Lain, Macam dan Harga Mata Uang, dan Hal-Hal Lain Mengenai Keuangan Negara

25

Undang-Undang

diatur dengan

ditetapkan dengandiatur dengan

Page 93: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Susunan Kedudukan Kewenangan Tanggungjawab Independensi

BAB VIII. HAL KEUANGAN bank sentral

diatur dengan undang-undang

26

bank sentralPasal 23D ****

Page 94: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGANKeanggotaan, Tugas, dan Wewenang

Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri [Pasal 23E (1)***]

BPK berkedudukan di ibu kota negara, dan memiliki perwakilan di setiap provinsi[Pasal 23G (1)***]

Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan sesuai dengan undang-undang[Pasal 23E (3)***]

27

BPK

Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD, sesuai dengan kewenangannya[Pasal 23E (2)***]

Anggota BPK dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden[Pasal 23F (1)***]

Page 95: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

DPR

Presiden

pertimbangan

memilih calon

diresmikan

BAB VIIIA. BADAN PEMERIKSA KEUANGANPemilihan Anggota BPK [Pasal 23 F (1)***]

28

DPD

calon AnggotaBPK

anggota BPK terpilih

Page 96: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMANMahkamah Agung

TUNMiliter

AgamaUmum

Kewajiban dan Wewenang

1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang [Pasal 24A (1)***];

2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***];3. memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan

rehabilitasi [Pasal 14 (1)*].

29

MAPasal 24A ***

Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum [Pasal 24A (2)***]

Calon hakim agung diusulkan oleh Komisi Yudisial kepada DPR untuk mendapat persetujuan dan ditetapkan sebagai hakim agung oleh Presiden [Pasal 24A (3)***]

Page 97: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

calon yang disetujuiDPR PresidenKY

BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMANRekruitmen Hakim Agung [Pasal 24A (3)***]

hakim agung

30

calon yang diusulkan

Page 98: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMANKomisi Yudisial

Wewenang

1. mengusulkan pengangkatan hakim agung [Pasal 24B (1)***];

2. mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim [Pasal 24B (1)***].

31

KYPasal 24B ***

Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela[Pasal 24B (2)***]

Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR[Pasal 24B (3)***]

Page 99: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMANMahkamah Konstitusi

MK

Wewenang dan Kewajiban

berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum [Pasal 24C (1)***];

wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar [Pasal 24C (2)***].

32

Hakim konstitusiharus memiliki integritas dan kepribadian yangtidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara[Pasal 24C (5)***]

mempunyaisembilan orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh MA, tiga orang oleh DPR dan tiga orang oleh Presiden [Pasal 24C (3)***]

Page 100: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

9 (sembilan) orang anggota hakim konstitusi

DPRMA

mengajukan 3 (tiga) orang hakim konstitusi

menetapkan

BAB IX. KEKUASAAN KEHAKIMANRekruitmen anggota hakim konstitusi [Pasal 24C (3)***]

mengajukan 3 (tiga) orang hakim konstitusi

mengajukan 3 (tiga) orang hakim konstitusi

33

Presiden

Page 101: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB IXA. WILAYAH NEGARA

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 25A) **

BATAS ZEE

34

BATAS WILAYAH

Page 102: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB X. WARGA NEGARA DAN PENDUDUK

Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya [Pasal 27 (1)]

Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan [Pasal 27 (2)]

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang (Pasal 28)

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upayapembelaan negara [Pasal 27 (3)**]

35

WARGA NEGARA DAN PENDUDUK

warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara[Pasal 26 (1)]

Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia [Pasal 26 (2)**]

Page 103: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

HAK ASASI MANUSIA

BAB XA. HAK ASASI MANUSIA

membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan, hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi(Pasal 28B) **

mengembangkan diri, mendapat pendidikan, memperoleh manfaat dari IPTEK, seni dan budaya, memajukan diri secara kolektif(Pasal 28C) **

kebebasan memeluk agama, meyakini kepercayaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal, kebebasan berserikat, berkumpul dan berpendapat (Pasal 28E) **

berkomunikasi, memperoleh, mencari, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi, (Pasal 28F) **

pengakuan yang sama di hadapan hukum, hak untuk bekerja dan kesempatan yg sama dalam pemerintahan, berhak atas status kewarganegaraan (Pasal 28D) **

hidup sejahtera lahir dan batin, memperoleh pelayanan kesehatan, mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat guna mencapai persamaan dan keadilan (Pasal 28H) **

perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah(Pasal 28I) **

berkewajiban menghargai hak orang dan pihak lain serta tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan UU(Pasal 28J) **

untuk hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupan(Pasal 28A) **

perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, harta benda, dan rasa aman serta untuk bebas dari penyiksaan(Pasal 28G) **

36

Page 104: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa[Pasal 29 (1)]

Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu[Pasal 29 (2)]

BAB XI. AGAMA

A G A M A

37

Page 105: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

POLRI

sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum[Pasal 30 (4)**]

TNI (AD, AL, AU)

BAB XII. PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA

Susunan dan kedudukan TNI, POLRI, hubungan kewenangan TNI dan POLRI, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang [Pasal 30 (5)**]

sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara[Pasal 30 (3)**]

Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan POLRI, sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung[Pasal 30 (2)**]

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara[Pasal 30 (1)**]

38

Pertahanan dan Keamanan Negara

Page 106: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional [Pasal 31 (4)****]

Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional[Pasal 32 (2)****]

Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia[Pasal 31 (5)****]

Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur denganundang-undang [Pasal 31 (3)****]

Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya[Pasal 32 (1)****]

Setiap warganegara berhak mendapatkan pendidikan[Pasal 31 (1)****]

Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya[Pasal 31 (2)****]

BAB XIII. PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 39

Page 107: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB XIV. PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan[Pasal 33 (1)]

Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara [Pasal 33 (2)]

Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat[Pasal 33 (3)]

diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional [Pasal 33 (4)****]

Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara[Pasal 34 (1)****]

Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan [Pasal 34 (2)****]

Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umumyang layak[Pasal 34 (3)****]

40

Page 108: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB XV. BENDERA, BAHASA, DAN LAMBANG NEGARA, SERTA LAGU KEBANGSAAN

ATRIBUT KENEGARAAN

Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih (Pasal 35)

Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia (Pasal 36)

Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 36A) **

Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya (Pasal 36B) **

41

Page 109: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

MPR

BAB XVI. PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASARPerubahan Pasal-Pasal

Khusus mengenaibentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan[Pasal 37 (5)****]

Putusan dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50% + 1 anggota dari seluruh anggota MPR[Pasal 37 (4)****]

sidang MPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR[Pasal 37 (3)****]

diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya[Pasal 37 (2)****]

Usul perubahan diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlahanggota MPR[Pasal 37 (1)****]

42

Page 110: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan.[Pasal 37 (5)****]

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang. (Pasal 25A**)

Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,yang diatur dalam undang-undang[Pasal 18B (2)**]

Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.[ Pasal 18 (1)**]

Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik[Pasal 1 (1)]

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

43

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang[Pasal 18B (1)**]

Page 111: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Pasal I Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****)

Pasal IISemua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini ****)

Pasal IIIMahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung ****)

ATURAN PERALIHAN

ATURAN PERALIHAN

44

Page 112: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Pasal IMajelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat untuk diambil putusan pada Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat tahun 2003 ****)

Pasal IIDengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal ****)

ATURAN TAMBAHAN

ATURAN TAMBAHAN

45

Page 113: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

INTEGRITAS ANTI KORUPSI

Page 114: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

KUHPUU No 28 tahun 1999 tentang

penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.

UU No 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

UU No 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, dll.

Macam-Macam Aturan Korupsi

Page 115: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Korupsi transaktifDitandai dengan kesepakatan timbal balik antara pihak yang memberi dan menerima demi keuntungan bersama, dan kedua pihak sama-sama aktif menjalankan perbuatan tersebut. Contoh : kolusi pengusaha dan pemerintah dalam menentukan pemenang tender proyek pembangunan

Korupsi investifMelibatkan suatu penawaran barang ataupun jasa tanpa adanya pertalian langsung dengan keuangan tertentu bagi pemberi, selain keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dimasa datang. Contohnya : pelayanan berlebihan terhadap pejabat pusat.

Macam-macam Perbuatan Korupsi

Page 116: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Korupsi EkstroktifMenyatakan bentuk-bentuk koersi (paksaan) tertentu dimana pihak pemneri dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yamg mengancam dirinya, kepentingannya, kelompoknya, atau hal-hal nerharga miliknya. Contoh : seorang pemimpin proyek secara langsung maupun tidak langsung mendapat tekanan untuk menyetor sejumlah uang kepada pejabat diatasnya. Jika tidak, ia bisa kehilangan kesempatan untuk menjadi pimpinan proyek pada proyek-proyek berikutnya.

Korupsi NepostikKorupsi ini merupakan pemberian perlakuan khusu kepada teman atau mereka yang memiliki kedekatan hubungan dalam rangka menduduki jabatan publik. Contoh : Anak atau keluarga pejabat mendapat jatah proyek paling banyak

Page 117: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Korupsi AutogenetikKorupsi yang dilakukan individu karena memiliki kesempatan untuk mendapat keuntungan dari pengetahuan dan pemahamannya atas sesuatu yang hanya diketahui seorang diri. Contoh : Perjalanan dinas atau pembelian barang yang fiktif

Korupsi SuportifKorupsi yang mengacu pada penciptaan suasana yang kondusif untuk melindungi atau mempertahankan kelangsungan tindak Korupsi. Contoh : Pejabat membiarkan korupsi yang berlamgsung dibawahnya agar tidak mengganggu korupsi yang dilakukannya

Page 118: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Anti korupsi artinya tidak setuju, tidak suka, dan tidak senang terhadap korupsi. Karena perbuatan korupsidalam konteks agama sama denga fasad yaitu perbuatan yang merusak tatanan kehidupan dan pelakunya telah dianggap melakukan dosa besar.

Menurut tinjauan sosial, korupsi adalah perbuatan yang menyimpang dari tatanan kehidupan bermasyarakat

Menurut tinjauan hukum, korupsi adalah perbuatan melawan hukum dan sebagai tindak kejahatan kuar biasa.

Menurut tinjauan ekonomi, korupsi dapat merugikan keuangan negara yang berarti pula merugikan masyarakat umum.

Sikap Anti Korupsi di Indonesia

Page 119: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Banyaknya kasus korupsi di Indonesia maka timbul krisi multidimensional antara lain : krisis kepercayaan, krisis moral, krisis ekonomi.

Krisis kepercayaan yaitu hilangnya kepercayaan negara-negara investor nerupa keenggannanya menanamkan modal di Indonesia.

Krisis moral yaitu cara hidup para pemimpin yang semestinya memberi contoh yang baik kepada rakyat justru melakukan tindakan yang tidak terpuji.

Krisis ekonomi ialah tidak optimalnya hasil pembangunan karena sebagian dananya di korupsi. Contoh : banyaknya sarana transportasi, kesehatan, dan pendidikan yang dibangun asal-asalan sehingga pelayanan kepada masyarakat tidak maksimal.

Page 120: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Perbaikan kinerja di semua lembaga pengawas keuangan, seperti BPK, MA, Lembaga kejaksaan serta lembaga Kepolisian

Membentuk lembaga baru seperti : KPK, KPKPN, Tim Tastipikor, dan Ombudsmen Nasional

Program pemberantasan dari masyarakat, mahasiswa, LSM, organisasi masa, tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh agama, dan cedekiawan

Gerakan Anti Korupsi di Indonesia

Page 121: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Bersikap jujur Transparan Dapat dipercaya Tanggung jawab

Macam-macam perbuatan anti korupsi

Page 122: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Upaya pemberantasan atau pencegahan korupsi di Indonesia dapat diwujudkan sebagai berikut :

Pengawasan oleh warga msyarakat Instrumen pemebrantasan dan pencegahan

tindak pidana korupsi yang berwujud pada peraturan perUUan

Lembaga pengawas seperti DPR, DPRD,BPK, BPKP dan Bawasda

Lembaga Pengawas independen seperti KPK Lembaga penegakan hukum (polisi,

kejaksaan, dan pengadilan)

Upaya Pemberantasan Korupsi di Indonesia

Page 123: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Peran serta masyarakat dalam pemberantasan atau pencegahan korupsi dapat diwujudkan :

Mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi.

Mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pida korupsi kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi.

Menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggung jawab kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi

Page 124: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB VDEMOKRASI INDONESIA

Page 125: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

125

DEMOCRATIC GAP(Torres:1998)

IDEALS,VALUES,NORMS

INSTRUMENTS,INSTITUTIONS

PRAXIS,FACTS,CONTEXT

(Udin:2005)

Page 126: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

126

KONSEP DASAR DEMOKRASI

THE PEOPLE

FROM

BY

FOR

(Udin:2005)

Page 127: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

127

OTOSENTRISITAS DEMOKRASI

RAKYAT

DARI

OLEH

UNTUK

PEMILU: REKRUTMENPOLITIK LEGISLATIF

PROGRAM PEMERINTAH

OTOSENTRISITAS

PERDA: DPRD

PILKADA:REKRUTMENEKSEKUTIF

Page 128: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

128

PRAKSIS DEMOKRASI

THE PEOPLE

FROM

BY

FOR

PEMILU: REKRUTMENPOLITIK LEGISLATIF

PROGRAM PEMERINTAH

PERDA: DPRD

PILKADA:REKRUTMENEKSEKUTIF

HAM:POLITIK,HUKUM

HAM: SOS, EK, POL, HUK,AG, DIK,DLL

HAM: POLITIK,HUKUM

HAM: SOS, EK, POL, HUK,AG, DIK, DLL

Page 129: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

129

KRITERIA NEGARA DEMOKRASI(International Conference of Jurists, Bangkok,1965) Supremacy of Law (Hukum di atas segala

hal) Equality before the Law ( Persamaan di

hadapan hukum) Constitutional guarantee of Human Rights

(Jaminan konstitusional terhadap HAM) Impartial Tribune (Peradilan yang tidak

memihak) Civic education (Pendidikan

kewarganegaraan)

Page 130: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

130

INTERRELASI DEMOKRASI, HAM, DAN TRANFORMASI KONFLIK

TRANSFORMASI KONFLIK

DAN

MANAGEMEN

KEBERAGAMAN

PERADABAN

DEMOKRASI

HAK AZASI

MANUSIA

(Hidup, sosial, ekonomi, politik,

hukum dll

KEDAULATANRAKYAT

(Udin:2005)

Page 131: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

131

MULTIDIMENSIONALITAS DEMOKRASI

FILOSOFIS:IDE,NORMA,

PRINSIP

PSIKOLOGIS:WAWASAN,

SIKAP,PRILAKU

SOSIOLOGIS:SISTEM SOSIAL,POLITIK

DEMOKRASI

(Udin:2005)

Page 132: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

132

DEMOKRASI(Torres:1998)

FORMAL DEMOKRASI:SISTEM PEMERINTAHAH

SUBSTANTIVE DEMOCRACY : PROSES DEMOKRASI, MELIPUTI:

• PROTECTIVE DEMOCRACY > KEKUASAAN EKONOMI PASAR

• DEVELOPMENTAL DEMOCRACY > PARTISIPASI DEMOKRATIS

• EQUILIBRIUM DEMOCRACY/PLURALIST DEMOCRACY > INTERAKSI APATISME DENGAN PARTISIPASI

• PARTICIPATORY DEMOCRACY > PERUBAHAN SOSIAL DAN PARTISIPASI DEMOKRATIS

(Udin:2005)

Page 133: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

133

DEMOKRASI(Huntington:1991)

Demokratis=pemilu adil, jujur, berkala

• DINAMIKA PEMIKIRAN DAN PRAKSIS SEPANJANG SEJARAH

• DEMOKRASI MODERN SBG DEMOKRASI NEGARA KEBANGSAAN

• GELOMBANG DEMOKRASI DAN GELOMBANG BALIK DEMOKRASI

(Udin:2005)

Page 134: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

134

Demokrasi dlm Piagam Madinah(Sukidi dalam Tilaar:1999) Kebebasan beragama Persaudaraan seagama Persatuan politik dalam meraih cita-cita

bersama Saling membantu Persamaan hak dan kewajiban w.n. thd.

Negara Persamaan di depan hukum bagi setiap

warga negara

Page 135: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

135

Demokrasi dlm Piagam Madinah(Lanjutan) Penegakan hukum demi tegaknya keadilan

dan kebenaran tanpa pandang bulu Pemberlakuan hukum adat yang tetap

berpedoman pada keadilan dan kebenaran, perdamaian dan kedamaian

Pengakuan hak atas setiap orang atau individu

Page 136: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

136

KONSEP DAN PRAKSIS DEMOKRASIDALAM MASYARAKAT MINANGKABAU

CADIK CANDAKIO

PENGHULU

ADAT

ULAMA

KPTS;MUFAKAT

(Mansur&Udin:2005)

Bulat airKarenaPembuluhBulat kataKarenamufakat

Page 137: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

137

PILAR DEMOKRASI (USIS:1995)

KEDAULATAN RAKYAT PEMERINTAHAN BERDASARKAN PERSETUJUAN YANG

DIPERINTAH KEKUASAAN MAYORITAS HAK-HAK MINORITAS JAMINAN HAK AZASI MANUSIA PEMILIHAN YANG BEBAS DAN JUJUR PERSAMAAN DI DEPAN HUKUM PROSES HUKUM YANG WAJAR PEMBATASAN PEMERINTAHAN SECARA KONSTITUSIONAL PLURALISME SOSIAL, EKONOMI, DAN POLITIK NILAI-NILAI TOLERANSI, PRAGMATISME,KERJASAMA DAN

MUFAKAT

Page 138: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

138

PILAR DEMOKRASI INDONESIA (UUD 1945, Sanusi:1998)

DEMOKRASI YANG BER-KETUHANAN YANG MAHA ESA DEMOKRASI DENGAN KECERDASAN DEMOKRASI YANG BERKEDAULATAN RAKYAT DEMOKRASI DENGAN RULE OF LAW DEMOKRASI DENGAN PEMBAGIAN KEKUASAAN NEGARA DEMOKRASI DENGAN HAK AZASI MANUSIA DEMOKRASI DENGAN PERADILAN YANG MERDEKA DEMOKRASI DENGAN OTONOMI DAERAH DEMOKRASI DENGAN KEMAKMURAN DEMOKRASI YANG BERKEADILAN SOSIAL

Page 139: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

139

PERKEMBANGANDEMOKRASI

(Bahmuller: 1996)

the degree of economicdevelompent

a sense of nationalidentity

historical experience

Element of civic culture

(Udin:2005)

Page 140: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

140

APA CIVIC CULTURE DAN POLITICAL CULTURE?

CIVIC CULTURE POLITICAL CULTURE

PERANGKAT IDEDIWUJUDKAN DLM

REPRESENTASI BUDAYA

UNTUK MEMBENTUK IDENTITAS KEWARGANEGARAN

ADAPTASI PSIKOSOSIAL

CARA BERPIKIRKHAS DAN TERPOLAUNTUK

MENJALANKAN KEHIDUPAN POLITIK DAN EKONOMI

KONTEKS SOSIOPOLITIS

Page 141: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

141

MENGAPA DAN BAGAIMANA CIVIC CULTURE (1)?

POLITICAL CULTURE

(Negara, Lembaga Politik)

CIVIC CULTURE

(Individu, Warga)

COMUNITARIAN CULTURE

(Keluarga, suku, etnis, kelompok,

daerah)

CIVICVIRTUE

Makro - Nasional

Partikular-terbatas

Psikososial

Page 142: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

142

BGMN MEMBANGUN CIVIC CULTURE?

POLITICAL CULTURE

(Negara, Lembaga Politik)

CIVIC CULTURE

(Individu, Warga)

COMUNITARIAN CULTURE

(Keluarga, suku, etnis, kelompok,

daerah)

CIVICVIRTUE

(KebajikanWn)

Makro - Nasional

Partikular-terbatas

Psikososial

PERADABANBANGSA YGBERMARTABAT

(Udin : 2006)

NILAI-NILAIPANCASILA SBGCORE PERADABAN

Page 143: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

143

CIVIC CULTURE SEBAGAI COREPERADABAN DEMOKRASI

CIVIC CULTURE (Budaya kewarganegaraan)

CIVICVIRTUE

(Kebajikan)

CIVIC KNOWLEDGECIVIC DISPOSITION,CIVIC CONFIDENCE(Wawasan, sikap dan kepribadiandemokratis)

CIVIC COMMITMENT(Kesediaan dan kemauanberdemokrasi)

CIVIC SKILLS, CIVIC COMPETENCECIVIC PARTICIPATION,CICIC RESPONSIBILITY(Partisipasi politik yang cerdas dan bertanggungjawab

PERADABAN DEMOKRASI (Udin : 2006)

Page 144: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

144

PENDIDIKANDEMOKRASI

DEMOKRASI

DEMOCRACY IS NOT INHERRITED,(DEMOKRASI TIDAKLAH DIWARISKAN

DENGAN SENDIRINYA)

BUT IT IS LEARNED(TETAPI DITANGKAP DAN DICERNA

MELALUI PROSES BELAJAR)(Udin:2005)

Page 145: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

145

PENDIDIKAN NASIONAL BERTUJUAN UNTUK BERKEMBANGNYA POTENSI PESERTA

DIDIK AGAR MENJADI MANUSIA YANG BERIMAN DAN BERTAKWA KEPADA TUHAN

YANG MAHA ESA, BERAKHLAK MULIA, SEHAT, BERILMU, CAKAP, KREATIF,

MANDIRI,DAN MENJADI WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS DAN BERTANGGUNG

JAWAB (Pasal 3 UU RI 20 tahun 2003 ttg Sisdiknas)

Page 146: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

146

TENTANG DEMOKRASI

MELALUI PROSESDEMOKRATIS

UNTUK MEMBANGUN DEMOKRASI

PENDIDIKAN

BAGAIMANA STRATEGI AKADEMIK DASARPKn?

(Udin : 2006)WATAK DAN PERADABAN BANGSA YANG BERMARTABAT

NILAI-NILAIPANCASILA SBGCORE VALUES

Page 147: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

147

BUILDING DEMOCRACY(MEMBANGUN

DEMOKRASI)

DOING DEMOCRACY(MELAKUKAN DEMOKRASI)KNOWING DEMOCRACY

(TAHU DEMOKRASI)

Model Pemecahan Masalah Sosialterkait ide, nilai, konsep, prinsip,instrumentasi,

dan praksis demokrasi

BAGAIMANA PENERAPAN PENDIDIKAN DEMOKRASI DALAM

PENDIDIKAN MASYARAKAT?

WARGANEGARAYANG CERDAS, PARTISIPATIF, DAN BERTANGGUNG JAWAB

(Udin:2005)

Page 148: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

148

Model Pembelajaran PKnDIKTI

KON-TEKS

TUJ.PKN

KOMPTNSI

TOPIK&TEMA

KONTEKSTUAL

TOPIK

TOPIK

TOPIK

KBM1

KBM2

KBM3

TEMA

• Pertisipatif• Pemecahan

masalah• Berbasis portofolio• Menyenangkan• Bermakna

EVA

• UNJUK KERJA• PORTOFOLIO• SIKAP DLL

PERENCANAAN PBM DI KELAS KBM DI LUAR KELAS

MATERI&STD

KOMP.

• STUDI KASUS• PORTOFOLIO• SHOW-CASE

EVA

Page 149: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

149

PERENCANAAN PEMBELAJARANPKN DIKTI

Komp. Dasar

Hasil Belajar

Indikator

MateriPokok TEMA

TOPIK 1

TOPIK 2

TOPIK 3

URAIAN MATERI DAN TUGAS BELAJAR

SUMBER BELAJAR DAN MEDIA

PENILAIAN

Page 150: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

150

Model Pembelajaran PKnDIKTI

TOPIK

TOPIK

TOPIK

KBM1

KBM2

KBM3

TEMA

• Pertisipatif• Pemecahan

masalah• Berbasis portofolio• Menyenangkan• Bermakna

PERENCANAAN

PBM DI KELAS

KBM DI LUAR KELAS

Page 151: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

151

Model Pembelajaran PKnDIKTI

TEMA

PERENCANAAN

PBM DI KELAS

KBM DI LUAR KELAS

MASALAH

PORTO-FOLIO

SHOWCASE

• Pertisipatif• Pemecahan masalah• Berbasis portofolio• Menyenangkan• Bermakna

DATA

TOPIK

Page 152: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

152

PELAKSANAAN KBM PEMBELAJARAN PKN

Pendahuluan: Klasikal· Orientasi

· Penggalian ide

Inti: Klasikal PEMBAHASAN TOPIK

MELALUI CURAH PENDAPAT, DISKUSI KLP KECIL, DAN

METODE/TEKNIK LAINNYA

Penutup: KlasikalReview dan refleksi

Inti: Klasikal

IDENTIFIKASI DAN PEMILIHAN MASALAH

MELALUI VARIASI DISKUSI KELOMPOK, SIMULASI,

GAMES

Inti: Klasikal

IDENTIFIKASI DAN PEMILIHAN MASALAH

MELALUI VARIASI DISKUSI KELOMPOK, SIMULASI,

GAMES

Tugas Terstruktur Individual, Kelompok:

Pengumpulan data

Tugas Terstruktur Individual, Kelompok:

Pengumpulan data

Tugas Mandiri Individual, Kelompok:

Pengembangan Portofolio Kelas

Tugas Mandiri Individual, Kelompok:

Pengembangan Portofolio Kelas

Penyajian PortofolioDalam Simulasi

DengarPendapat

Penyajian PortofolioDalam Simulasi

DengarPendapat

Tatap Muka Mandiri

Page 153: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

153

MELALUI PROSES YANG DEMOKRATIS

MAMPU MEMBUAT KEPUTUSAN

KOMPETENSI WARGANEGARA

SECARA BERNALAR & BERTANGGUNGJAWAB

Page 154: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB VIHAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF LAW

Page 155: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

155

HAM

UMUM (UNIVERSAL)

SUPRALEGAL

MELEKAT PADA MANUSIA

Page 156: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

156

HAM

INDONESIA

PROKLAMASI 17 AGUSTUS

PANCASILA

PEMBUKAAN UUD 1945

UUD 1945

PEMERINTAH

PKF

Imperatif

Page 157: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

157

HAM

INDONESIA

PRINSIP DASAR

1. AMANAT KONSTITUSI DAN LAK. HAM SATU KESATUAN

2. KS INTERNASIONAL SALING MENGHORMATI, KESEDERAJATAN, HK INTERNASIONAL

Page 158: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

158

HAM

DUNIA

UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHT 10 DESEMBER 1948

1. INTERNASIONAL COVENANT OF ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS ;

2. INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS;

3. OPTIONAL PROTOCOL TO THE INTERNATIONAL COVENANT ON CIVIL AND POLITICAL RIGHTS

1957

1966 = NEGARA ANGGOTA PBB -> RATIFIKASI ; 1976 = EFEKTIF

Page 159: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

159

PEMAJUAN DAN PERLINDUNGAN

HAM

LOKNAS HAM I = 21-22 JANUARI 1991 KOMNAS HAM (KEPRES 50/1993

UU NO 39 TAHUN 1999 = KOMNAS HAM

a. KOMISI ANTI KEKERASAN THD PEREMPUAN (KEPRES 181/1998

b. KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA (KEPRES 77/2003)

POKJA HAM (DEPLU) TTG RANHAM 1998 – 2003 (KEPRES 129/1998, DIREVISI KEPRES 61/2003

RATIFIKASI PERANGKAT INTERNASIONAL HAM;

DESIMINASI & PENDIDIKAN HAM;

LAK. PENANGANAN MASALAH PRIORITAS HAM;

PELAK.ISI &KETENTUAN PERANGKAT INTERNASIONAL HAM YG TELAH DIRATIFIKASI INDONESIA

Page 160: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

160

PEMAJUAN DAN PERLINDUNGAN

HAM

RAN HAM 2004 – 2009 (KEPRES

44/2004)

LEGISLASI HAM

MERATIFIKASI 4 (DARI 7) INSTRUMEN POKOK HAM INTERNASIONAL

UU HAM (UU 39/1999;

PENGADILAN HAM (UU 26/2000

PENGADILAN HAM AD HOC (KEPRES

96/2001

PERLINDUNGAN ANAK (UU 23/2002

KONVENSI PENGHAPUSAN DISKRIMINASI THP PEREMPUAN (UU 7/84)

KONVENSI HAK ANAK(KEPRES 36/90)

KONVENSI MENENTANG PENYIKSAAN&PERLAKUAN ATAU PENGHUKUMAN LAIN YG KEJAM, TDK MANUSIAWI& MRENDAHK MARTABAT MANUSIA (UU 5/88)

KONVENSI PENGHAPUSAN SEGALA BENTUK DISKRIMINASI RASIAL (UU 29/99)

RUU RATIFIKASI 2 KONVENSI

MERATIFIKASI&KONVENSI DASAR ILO

Page 161: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

161

HAM KELOMPOK RENTAN

PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEADILAN&KESETARAAN GENDER ;

RAN PENGHAPUSAN PERDAGANGAN PEREMPUAN&ANAK 2003 – 2007;

PERLINDUNGAN HAK ANAK;

PERLINDUNGAN PEKERJA

Page 162: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

162

PERMASALAHAN HAM

PENEGAKAN HUKUM

PERUNDANG-UNDANGAN BELUM BERWAWASAN

GENDER

KONDISI EKONOMI

KONFLIK DI DAERAH

AKSI TERORISME

GLOBALISASI (KRIMINALITAS

INTERNASIONAL)

Page 163: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi
Page 164: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

CIVIC EDUCATION ; CITIZENSHIP EDUCATION;

DEMOCRATION EDUCATION

1. FILSAFAT PANCASILA

2. IDENTITAS NASIONAL

3. HAK & KEWAJIBAN WNI

4. DEMOKRASI DAN HAM

5. RULE OF LAW (RoL)

6. GEOPOLITIK INDONESIA

7. GEOSTRAGI/KETAHANAN NASIONAL

Page 165: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

RoL DOKTRIN EGALITARIAN (

DOKTRIN YANG SEMANGAT&IDEALISME KEADILAN YANG TINGGI, SPT SUPREMASI HUKUM & KESAMAAN SETIAP ORANG DI DEPAN HUKUM

NEGARA DEMOKRASI

NEGARA KONSTITUSI

DOKTRIN HUKUM

ABAD XIX (1)

NEGARA ABSOLUT

Page 166: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

RoLPENGERTIAN HAKIKI

(IDEOLOGICAL SENSE, MATERIAL)

THE ENFORCEMENT OF THE ROL

PENGERTIAN UNIVERSAL

1. PERBEDAAN SETIAP MASYARAKAT

2. PERBEDAAN RASA KEADILAN

PENGERTIAN FORMAL

(IN THE FORMAL SENSE)

ORGANIZED PUBLIC POWER

Page 167: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

RoL

ANALISIS SOSIAL

1. ROL SEBAGAI INSTITUSI SOSIAL

2. ROL MEMP. AKAR BUDAYA SENDIRI/EROPA

3. ROL : LEGALISME, LEGALISME LIBERAL

PENELITIAN HISTORIS KOMPARATIF (1)

1. SETIAP BGS MEMILIKI PAHAM ROL

2. PENEGAKAN ROL TDK MENJAMIN NEG.HK

3. PENEGAKAN ROL SECARA HAKIKI

4. PEM TUNDUK ROL (Untergeoronet)

5. INGGRIS : HUB HK & KEADILAN, USA = HAM DAN INGGRIS = HAKIM

Page 168: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

RoL

PANCASILA

PEMBUKAAN UUD 1945

UUD NRI 1945

FORMAL (in the formal sense)

FORMAL (in the formal sense)

SETIAP BANGSA MEMILIKI PAHAM ROL

Page 169: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

RoL

1. KEMERDEKAAN HAK BS

2. MERDEKA, BERSATU, BERDAULAT, ADIL&MAKMUR

3. MEMAJUKAN KESEJAHTERAAN UMUM& KEADILAN SOSIAL

4. UUD NEG INDONESIA

5. KEMANUSIAAN YANG ADIL&BERADAB

6. MEWUJUDKAN SUATU KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

PEMBUKAAN UUD 1945FORMAL (in the formal sense)

SETIAP BANGSA MEMILIKI PAHAM ROL

RULE OF JUSTICE

Page 170: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

RoLSETIAP BANGSA MEMILIKI PAHAM ROL

FORMAL (in the formal sense)

UNDANG-UNDANG RI 1945

1. PASAL 1 (3) : NEGARA HUKUM

2. PASAL 24 (1) : KEK.KEHAKIMAN UTK MENEGAKAN HK DAN KEADILAN.

3. PASAL 27 (1) : KESAMAAN KEDUDUKAN DI DEPAN HUKUM&PEMERINTAH

4. BAB XA : 10 PASAL HAM (PASL 28D (1))

5. PASAL 28D (2) : ADIL DALAM HUB. KERJA

Page 171: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

RoLSETIAP BANGSA MEMILIKI PAHAM ROL

UNDANG-UNDANG RI 1945

HAKIKI/MATERIIL : (the enforcement of ROL)

KEPRIBADIAN BANGSA

PENGALAMAN BGS LAIN

PENELITIAN & ANALISIS

KRITIS

BERGESER “BIROKRATIK” MEMIHAK “THE HAVES”

SEJARAH & CORAK HK INSTITUSI SOSIAL BARAT LEGALISME LIBERAL

Page 172: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

SETIAP BANGSA MEMILIKI PAHAM ROL

KE DEPAN

RoL

HUKUM = INSTITUSI YG BERTUJUAN MENGANTARKAN

MANUSIA INDONESIA KPD KEHIDUPAN YG ADIL,

SEJAHTERA DAN BAHAGIA

HUKUM PROGRESIF

1. HUKUM PRO RAKYAT

2. HUKUM PRO KEADILAN

3. LAW IS TOOLS OF SOCIAL ENGINEERING (BUKAN ALAT POLITIK)

4. HUKUM UTK MANUSIA

5. LAW AS A PROCESS

6. LAW IN THE MAKING

7. HUKUM BERMORAL

8. HUKUM TDK FINAL

Page 173: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

INDONESIA

KE DEPAN

RoL HUKUM PROGRESIF

1. RULE OF PANCASILA

2. RULE OF MORAL

3. RULE OF JUSTICE

4. RULE OF INDONESIA

BACK TO LAW AND ORDER

PEMIKIRAN KE INDONESIAAN

Page 174: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB VIIGEOPOLITIK INDONESIA

Page 175: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Geopolitik

Geopolitik: Pengetahuan tentang geomorfologi (konstalasi geografi) dan penduduk untuk menyelenggarakan pemerintahan nasional

Geomorfologi:bentuk luas,letak/posisi, iklim, sda, dan penduduk dengan falsafahnya

Politik Geografi Tujuan Nasioanl

Page 176: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Teori-teori Geopolitik Friedrich Ratzel: Teori ruang. Dasar dari

teori biologi C Darwin Ruddolf kJelen: Teori kekuatan,

mempertegas teori Ratzel (satuan biologis yang intelek

Karl Houshofer:teori ruang dan kekuatan◦ Lebensraum◦ Swasembada◦ Empat wilayah region, dan setiap wilayah

dipimin oleh bangsa unggul.

Page 177: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Implementasi geopolitik bangsa-bangsa

Inggris: konsep wawasan maritim, berusaha menguasai pelabuhan di dunia

Perancis:konsep wawasan benua, berupaya menguasai daratan eropa

Rusia: konsep wawasan benua, berupaya menguasai daratan untuk mencari daerah panas

USA: konsep wawasan spijkman, menekankan kekuatan laut (global strategi)

Page 178: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Wawasan Nusantara Geopolitik Indonesia= wawasan Nusantara Nusantara: Nusa diantara air atau negara

kepulauan Asas negara kepulauan di perjuangkan

oleh bangsa indonesia sejak tahun 1957 (deklarasi juanda) dan disetujui bangsa lain tahun 1982 di Montego bay, jamaica (UNCLOS)

Ciri Khas Indonesia: diapit 2 samudera dan dua benua dibawah orbit GSO.

Page 179: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Pengertian

Wawasan Nusantara merupakan wawasan nasional (national outlook) nya bangsa Indonesia, sebagai wawasan dalam penyelenggaraan pembangunan nasional untuk mencapai tujuan.

Wawasan Nusantara berasal dari kata Wawasan dan Nusantara. Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap inderawi. Nusantara artinya kesatuan kepulauan yang terletak antara 2 benua dan 2 samudera

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya (lingkungan) sebagai negara bangsa dengan semua aspek kehidupan yang beragam

Diri yang dimaksud adalah diri bangsa Indonesia sendiri serta nusantara sebagai lingkungan tempat tinggalnya

Page 180: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Hakekat dan kedudukan Pengertian dimaksud belum menjawab apa itu

Wawasan Nusantara dalam hekakatnya Kita memandang diri bangsa Indonesia beserta

nusantara sebagai lingkungannya itu sebagai apa? Jawaban akan hal itu adalah hakekat dari Wawasan Nusantara.

Kita memandang bangsa Indonesia dengan nusantara-nya merupakan satu kesatuan. Jadi hakekat Wawasan Nusantara adalah keutuhan bangsa & kesatuan wilayah nasional.

Dengan kata lain hakekat Wawasan Nusantara adalah “ persatuan bangsa dan kesatuan wilayah”

Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa dalam paradigma nasional. Visi adalah keadaan atau rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Page 181: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Paradigma nasional

Pancasila /Pembukaan UUD 1945

Landasan Idiil

UUD 1945 Landasan Konstitusional

Wawasan Nusantara Landasan Visional

Ketahanan NasionalLandasan Konsepsional

Dokumen Rencana Pembangunan Landasan Operasional

Page 182: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Latar belakang Wanus

Mengapa Indonesia harus kita pandang sebagai bangsa yang satu dengan wilayah yang satu pula? Mengapa perlu memiliki cara pandang yang demikian? Jawaban atas pertanyaan tersebut merupakan latar belakang akan lahirnya konsepsi Wanus.

Latar belakang atau faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuhnya konsepsi Wawasan Nusantara adalah ;

Aspek historis atau sejarah Aspek geografis dan sosial budaya Aspek geopolitis dan kepentingan nasional

Dari segi sejarah, bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang bersatu dengan wilayah yang utuh karena dua hal, yaitu ;

Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah

Kita pernah mengalami memiliki wilayah yang terpisah.

Page 183: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Latar belakang Wanus

Penjajah menciptakan perpecahan dalam diri bangsa Indonesia. Politik pecah belah penjajah terhadap bangsa Indonesia dikenal dengan politik “Devide et impera”.

Wilayah Indonesia adalah wilayah eks Hindia Belanda yang tidak merupakan satu kesatuan karena laut teritorial Hindia Belanda adalah selebar 3 mil, berdasarkan Ordonansi 1939.

Untuk keluar dari keadaan terjajah membutuhkan semangat kebangsaan yang melahirkan visi sebagai bangsa yang bersatu. Perjuangan bangsa Indonesia yang akhirnya bertitik puncak pada proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia 17 Agustus 1945

Upaya menjadikan wilayah sebagai satu kesatuan adalah mengganti Ordonansi 1939 dengan Deklarasi Juanda 1957.

Deklarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957 melahirkan konsepsi wawasan nusantara dimana laut tidak lagi sebagai pemisah tetapi sebagai penghubung. Wawasan Nusantara dibangun dari konsepsi kewilayahan.

Page 184: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Isi Deklarasi Juanda "Bahwa segala perairan di sekitar, di antara dan yang

menghubungkan pulau-pulau yang termasuk Negara Indonesia dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Indonesia dan dengan demikian bagian daripada perairan pedalaman atau nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak Negara Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan pedalaman ini bagi kapal-kapal asing dijamin selama dan sekedar tidak bertentangan dengan/mengganggu kedaulatan dan keselamatan Negara Indonesia. Penentuan batas landas lautan teritorial (yang lebarnya 12 mil) diukur dari garis yang menghubungkan titik-titik ujung yang terluar pada pulau-pulau Negara Indonesia. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas akan diatur selekas-lekasnya dengan Undang-undang“

Undang-undang tsb adalah UU No No 4/Prp tahun 1960 tentang Perairan Indonesia yang telah diperbahrui dengan UU No No 6 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia

Deklarasi Juanda diperjuangan dalam forum internasional. Berdasarkan Kovensi Hukum Laut 1982 “The United Nation Convention on the Law of the Sea” (UNCLOS) , Indonesia diakui sebagai Negara Kepulauan (Archipelago State).

Page 185: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Latar belakang Wanus

Dari segi geografis dan sosial budaya Indonesia merupakan negara bangsa dengan wilayah dan posisi yang unik serta bangsa /etnik yang heterogen.

Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa membuka dua peluang . Secara positif dapat dijadikan modal memperkuat bangsa menuju cita-cita. Secara negatif dapat mudah menimbulkan perpecahan serta infiltrasi pihak luar

Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa menjadikan bangsa Indonesia perlu memiliki visi untuk menjadi bangsa yang bersatu dan utuh.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan konsepsi Wawasan Nusantara. Berdasar aspek ini maka muncul konsepsi Wawasan nusantara

Page 186: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Latar belakang Wanus Berdasar geopolitik , wilayah Indonesia adalah satu

kesatuan wilayah dari Sabang sampai Merauke yang terletak antara dua samodra dan dua benua. Kesatuan antara bangsa Indonesia dengan wilayah tanah air membentuk semangat dan wawasan kebangsaan yaitu sebagai bangsa yang bersatu. Rasa kebangsaan Indonesia dibentuk oleh adanya kesatuan nasib, jiwa untuk bersatu dan kehendak untuk bersatu serta adanya kesatuan wilayah yang sebelumnya bernama Nusantara.

Geopolitik sebagai Ilmu Bumi Politik. Geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek geografi. Bahwa politik suatu negara dipengaruhi oleh konstelasi geografi negara ybs.

Prinsip-prinsip geopolitik suatu negara dapat menjadi dasar bagi perkembangan wawasan nasional bangsa itu

Prinsip geopolitik bahwa bangsa Indonesia tidak ada semangat untuk memperluas wilayah sebagai ruang hidup (lebensraum). Nasionalisme Indonesia adalah nasionalisme yang tidak chauvisnisme dan juga bukan kosmopolitanisme

Penerapan geopolitik bgs Indonesia : Wawasan Nusantara

Page 187: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Latar belakang Wanus

Kesepakatan para pendiri negara bahwa wilayah Indonesia merdeka hanyalah wilayah bekas atau eks Hindia Belanda. Wilayah yang bangsanya memiliki “Le desir d etre ensemble dan Charakter-gemeinschaft” itulah yang harus kita satukan dan pertahankan

Upaya membangun kesadaran untuk bersatunya bangsa dalam satu wilayah adalah dengan konsepsi Wawasaan Nusantara.

Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana menjadikan bangsa dan wilayah ini senantiasa satu dan utuh

Cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea II adalah untuk mewujudkan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur

Upaya untuk terus membina persatuan dan keutuhan wilayah adalah dengan mengembangkan wawasan nasional bangsa. Wawasan nasional bangsa Indonesia itu adalah Wawasan Nusantara.

Page 188: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Unsur dasar Wanus Konsepsi Wawasan Nusantara mengandung/terdiri dari

3 (tiga) unsur dasar ialah : Wadah (contour), Isi (content) dan Tata laku (conduct).

“Wadah”nya adalah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara meliputi seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan penduduk dengananeka ragam budaya

"Isi”-nya adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945

“Tata laku” batiniah adalah sikap, jiwa dan semangat setiap warga negara untuk mendukung konsepsi Wanus. Tata laku lahiriah adalah perilaku atau tindakan setiap warga negara untuk mengimplementasikan terwujudnya konsepsi Wanus

Page 189: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Perwujudan Wanus Wawasan dalam penyelenggaran pembangunan nasional

dalam mencapai Tujuan Pembangunan Nasional adalah Wanus

Hakekat dari Wawasan Nusantara adalah kesatuan bangsa dan keutuhan wilayah Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia tersebut mencakup : Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial Budaya & Hankam

Masing-masing cakupan arti dari Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan POLEKSOSBUDHANKAM tersebut tercantum dalam GBHN

Untuk masa sekarang perlu interpretasi yang tepat mengenai ajaran itu. Interpretasi Wawasan Nusantara harus disertai catatan bahwa konsep kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan hankam memerlukan harmoni antara pusat dan daerah

Wilayah Indonesia yang berciri nusantara tertuang dalam pasal 25 A UUD 1945 Amandemen IV

Page 190: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Tujuan dan Manfaat Wanus

Tujuan Wawasan nusantara terdiri atas dua yaitu: Tujuan kedalam adalah menjamin perwujudan

persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional,

Tujuan keluar adalah terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia

Manfaat Wawasan Nusantara adalah sebagai berikut; diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional; bertambahnya luas wilayah territorial Indonesia; bertambahnya luas wilayah sebagai ruang hidup; penerapan Wanus menghasilkan cara pendang tentang keutuhan wilayah nusantara dan Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi nasional.

Page 191: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BAB VIIIGEOSTRATEGI

INDONESIA

Page 192: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

GEOSTRATEGI INDONESIA DALAM WUJUD KETAHANAN NASIONAL

Page 193: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BUDI UTOMO1908

SUMPAH PEMUDA28-10-1928

PROKLAMASIKEMERDEKAAN RI

17-8-1945

SIFAT HETEROGEN

- SUKU- AGAMA- BUDAYA

- BERMASY- BERBANGSA- BERNEGARA

CITACITANAS

CITACITANAS

TAN-NAS

(KON-DISI)

TAN-NAS

(KON-DISI)

BANGNASBANGNASBANGSAINDONESIA

BANGSAINDONESIA

KEHIDUPANNASIONAL

KEHIDUPANNASIONAL

PARADIGMA NASIONAL- PANCASILA- UUD 1945- WASANTARA- TANNAS (KONSEPSI)

PARADIGMA NASIONAL- PANCASILA- UUD 1945- WASANTARA- TANNAS (KONSEPSI)

ALUR PIKIR: KEHIDUPAN NASIONAL

LINGSTRA

- GLOBAL- REGIONAL- NASIONAL

KESADARANBERBANGSA

BERFIKIRSATU BANGSA

KEMERDEKAANBANGSA

POLITIKPOLITIK

IDEOLOGIIDEOLOGI

EKONOMIEKONOMI

SOSBUDSOSBUD

HANKAMHANKAM

Page 194: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

(SEBAGAI PEGANGAN POKOK)(SEBAGAI PEGANGAN POKOK)

Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri

dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap

menghargai serta menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk

mencapai tujuan nasional

Page 195: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

ETAHANAN ASIONALK NSEBAGAI KONDISI KONDISI DINAMIK BGS IND. SEGENAP ASPEK KEHIDUPAN NAS YG INTEGRASI. BERISI KEULETAN & KETANGGUHAN YG MENGANDUNG PUAN BANGKAN KUATNAS. HADAPI TAHG -> LUAR & DLM. UTK JAMIN IDENTITAS, INTEGRITAS & KELANGSUNGAN KEHIDUPAN BGS & NEG SERTA PERJUANGAN CAPAI TUNAS.

SEBAGAI KONSEPSI

PENGEMBANGAN KEKUATAN NASIONAL PENGATURAN & PENYELENGGARAAN JAH & KAM SEIMBANG, SERASI & SELARAS. DLM SEGENAP ASPEK KEHIDUP. BGS -> UTUH MENYELURUH DAN TERPADU. BERLANDASKAN PS, UUD 1945, WASANTARA

Page 196: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Isualisasi T.A.H.GV

1. KKN.

2. HUKUM LEMAH

3. PENGANGGURAN

4. KEMISKINAN

5. KESENJANGAN

6. KETERBELAKANGAN

1. BENCANA ALAM

2. KRISIS MULTI DIMENSI

3. ERKEMBANGAN LINGK.

TA

H

GLUAR

DALAM KELEMAHAN

KONSEPSIONAL

ANTISIPASI

ATASI

TANTANGAN MENGGUGAH KEMAMPUAN

NYATA

POTENISAL(LATEN)

KONFLIK SARA DLM WUJUD• DIKOTOMI• ADU DOMBA• FITNAH

AKAR MASALAH(TUNTAS)

KASUS1. BANYUWANGI 2. SAMPIT3. POSO4. ISSUE NEG.5. NARKOBA6. PORNO GRAFI

/AKSI.

1. GAM2. OPM3. RMS

1. EX. KIRI2. EX. KANAN3. EX. LAIN

HANCURKAN

WASPADAI

Page 197: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

GANI, AWAL 2005

PERANAN PANCASILA SBG PANDANGAN HIDUP.

MENGUNGKAPKN KETERKAITAN MANUSIA DG - TUHANNYA, MANUSIA & LINGK.NYA PERANAN PANCASILA SBG IDEOLOGI BGS

PERANAN PANCASILA SBG DASAR NEG

UUD’45 MRPKN SUMBER DR SGL SUMBER HKM MRPKN KEPUTUSAN POL NAS YG DITUANGKAN KEDLM NORMA2 KONSTITUSIONAL.

NEG KITA BUKAN NEG KEKUASAAN, MELAINKN NEG. HUKUM

PMRNTH TDK BERSIFAT ABSOLUT, KEDAULTN DITANGAN RAKYAT DILAKUKAN MLL DPR DLM GAR, KHIDUPN NAS, BGS. IND. DIDORONG CAPAI TUJUAN NAS. DIHDPK KPD LINGK .YG SERBA BERUBAH PERLU MILIKI CARA PANDANG (WASANTARA)

Page 198: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

KETAHANAN PRIBADI

KETAHANAN KELUARGA

KETAHANAN LINGKUNGAN

KETAHANAN DAERAH

KETAHANAN NASIONAL

• KETAHANAN NASIONAL ADALAH KONDISI KEHIDUPAN NAS YG HARUS DIWUJUDKAN• SUATU KONDISI KEHIDUPAN YG DIBINA SECARA DINI,TERUS MENERUS & SINERGIK

Page 199: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

DALAM DINAMIKA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA & BERNEGARA, MANUSIA INDONESIA MENYELENGGARAKAN KEHIDUPANNYA DGN MENGADAKAN HUBUNGAN-HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DGN TUHANNYA, ANTARA MANUSIA DGN MANUSIA & LINGKUNGANNYA :

1. HUB. MANUSIA DGN TUHAN, MENURUNKAN/MENIMBULKAN AGAMA YGMENGANDUNG NILAI-2 MORAL & ETIKA.

2. HUB. MANUSIA DGN CITA-CITA, MENCIPTAKAN IDEOLOGI.3. HUB. MANUSIA DGN KEPENTINGAN & KEKUASAAN,

MENIMBULKAN KEHIDUPAN POLITIK.4. HUB. MANUSIA DGN PEMENUHAN, KEBUTUHAN, MENIMBULKAN

KEHIDUPAN EKONOMI.5. HUB. MANUSIA DGN MANUSIA, MENIMBULKAN KEHIDUPAN SOSIAL

(MASY.) DGN SEGENAP PERANGKATNYA, TERMASUK NORMA/HKM YG HARUS DIPENUHI.

6. HUB. MANUSIA DGN RASA, CIPTA, KARSA & KARYA MEWUJUDKAN BUDAYA.

7. HUB. MANUSIA DGN PEMANFAATAN & PENGUASAAN ALAM,MENCIPTAKAN IPTEK YG MERUPAKAN HASIL DARI RASA, CIPTA, KARSA & KARYA DARI MANUSIA BUDAYA.

8. HUB. MANUSIA DGN RASA AMAN, MEWUJUDKAN KEHIDUPAN PERTAHANAN & KEAMANAN.

Page 200: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

2 SEGI HUB.

MANUSIA (M)

FILOSOFIS (PANCASILA)

PEMBINAAN (KONSEP TN)

M

MAKHLUK INDIVIDU (MODAL)

MAKHLUK SOSIAL (BINA)

. TUHAN

. MANUSIA

. ALAM

AMAL (AKHIRAT)

1. RUANG2. TEMAN3. SUMBER

1. CITA-CITA2. KUASA3. JAH4. ADAB5. AMAN

IDPOLEKSBHK

(4)(5)(6)(7)(8)

GEOGDEMOGSKA

(1)(2)(3) B

ANGNAS

Page 201: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

ASASTANNAS

1. JAHKAM

2. KOMPREHENSIF INTEGRAL

3. MAWAS - KEDLM

- KELUAR

4. KEKELUARGAAN

KEBUTUHAN MANUSIA- YG MENDASAR

MENYELURUH, TERPADUSEIMBANG, SELARAS,SERASI- SELURUH ASPEK KEHIDUPAN BERMASY BERBANGSA & NEGARA

NILAI KEMANDIRIANPROPORSIONALJAMIN KEPENTINGAN NAS- ANTISIPASI & PROAKTIF

KEBERSAMAAN KEADILANTENGGANG RASA & TGG JWBTDK BERKEMBANG MJD KONFLIK

Page 202: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

1. MANDIRI PERCAYA PD PUAN & KUAT SENDIRI ULET & TANGGUH

2. DINAMIS TIDAK STATIS UPAYAKAN TANNAS MNGKT

3. WIBAWA TANNAS MENINGKAT,WBW BERTMBH DAYA TANGKAL

4. KONSULTASI SALING MENGHARGAI

SIFAT/CIRI

TANNAS

Page 203: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

DIPETAKAN

TRIGATRA

ASPEKALAMIAH

PANCAGATRA

ASPEKSOSIAL

1. GEOGRAFI2. SKA3. KEPENDUDUKAN

1. IDEOLOGI2. POLITIK3. EKONOMI4. SOSIAL BUDAYA5. HANKAM

8 ASPEK ASTA/GATRA GATRA=

ASPEKKEHIDUPANNASIONAL

Page 204: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

TANNASTANGGUH

BANGNAS

BANGNAS

TERCERMIN

TAN IDEOLOGI

TAN POLITIK

TAN EKONOMI

TAN SOSBUD

TAN HANKAM

TRIGATRA SBGMODAL DASAR

Page 205: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

KETAHANANIDEOLOGI

KONDISI MENTAL BANGSA

BERLANDASKAN PANCASILA

MENGANDUNG KEMAMPUAN

GALANG & HAR KESATUAN NAS TANGKAL PENETRASI IDEO ASING & NILAI-2 YG TIDAK SESUAI DGN KEPRIBADIAN BANGSA.

Page 206: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

KETAHANANPOLITIK

KONDISI K’HIDUP POL BANGSA DEMOKRATIS BERLANDAS PS & UUD’45

MENGANDUNG KEMAMPUAN

HAR STAB POL YG SEHAT DINAMIS TERAPKAN POL LN YG BEBAS & PROAKTIF

Page 207: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

ETAHANAN KONOMIK E

KONDISI KEHID. PEREK. BGS

DEMOKRASI EK

DASAR PANCASILA

MENGANDUNG KEMAMPUAN

HAR STAB EK YG SEHAT DINAMIS CIPTA KEMANDIRIAN EK. NAS - DAYA SAING TINGGI - K’MAKMUR RAKYAT ADIL & MERATA

Page 208: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Ketahanan

KONDISI K’HIDUP SOSBUD BGS DIJIWAI KEPRIBADIAN NASIONAL BERDASAR PANCASILA

MENGANDUNG KEMAMPUAN :

MAN & MASY. IND YG IMAN, RUKUN, MAJU & JAH. TANGKAL BUDAYA ASING.

Page 209: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

DAYA TANGKAL BANGSA KESADARAN BELA NEG.

SELURUH RAKYAT. MENGANDUNG PUAN.

MENGANDUNG KEMAMPUAN :

HAR. STAB HANKAMNEG YG DINAMIS AMANKAN BANG & HASIL-HASILNYA. HAN KEDAULATAN NEG. TANGKAL SEGALA BENTUK ANC.

KETAHANANHANKAM

Page 210: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

EMBINAAN ATRAP G

GEOGRAFIS WIL KEDAULATAN & YURIDIKSI RI HRS JELAS JAMIN KEPENTINGAN NEGARA LAIN PEMANFAATAN DIDASARKAN ATAS KONSEPSI

TATA RUANG - PENDEKATAN JAHKAM PEMBANGUNAN SECARA MERATA & SEIMBANG

- KURANGI KESENJANGAN SPASIAL KESATUAN WILY MELALUI PENYEDIAAN

SARANA & PRASARANA

Page 211: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

ATUR LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK

ATUR PENYEBARAN PENDUDUK

ATUR KUALITAS PENDUDUK

PEMBERDAYAAN PENDUDUK

DEMOGRAFI(KEPENDUDUKAN)DEMOGRAFI

(KEPENDUDUKAN)

Page 212: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

EKAYAAN LAMK A

PENGELOLAAN SKA UTK BANGSA & BERKELANJUTAN

PENGELOLAAN SKA DIDASARKAN PD PENINGKATAN

KESEMPATAN KERJA PENDUDUK SETEMPAT KE-

SENJANGAN SPASIAL

SUMBER ENERGI MINYAK & GAS BUMI HRS DIHEMAT,

SEDAPAT MUNGKIN DIGANTIKAN OLEH SUMBER NON

MINYAK

UTK KEPENTINGAN RAKYAT BANYAK

INVENTARISIR SELURUH SKA

MEMBINA KELESTARIAN SKA DGN MELIBATKAN MASY

Page 213: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

IDEOLOGI

PENGAMALAN PANCASILA TERUS DIKEMBANGKAN

PS MERUPAKAN IDEOLOGI TERBUKA

SESANTI BHINEKA TUNGGAL IKA & KONSEP WASNUS

TERUS DIKEMBANGKAN

PS SBG IDEOLOGI NAS, FALSAFAH BANGSA & DSR NEG

RI TERUS DIAMALKAN

PEMBANGUNAN FISIK MAT DAN MENTAL SPIRITUAL

HRS SEIMBANG

PENDIDIKAN MORAL PS HARUS SEJAK DINI

Page 214: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

POLITIK

SISTEM PEMERINTAHAN BRDSRK HUKUM CEGAH DIKTATOR MAYORITAS & TIRANI MINORITAS KEPIMPNAS HRS MENGAKOMODASI ASPIRASI MASY

(BDSRK PS. UUD 1945) KOMUNIKASI POLITIK TERJALIN SEC TIMBAL BALIK HUB LUAR NEGRI SALING MENGUNTUNGKAN -

UTK KEPENTINGAN NAS WUJUDKAN TIB DUNIA BRDSRK KEMERDEKAAN,

PERDAMAIAN ABADI & KEADILAN SOSIAL.

Page 215: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

EKONOMI

SISTEM EKONOMI MAMPU WUJUDKAN KEMAKMURAN &

KEADILAN SECARA MERATA STRUKTUR EKONOMI YG SEIMBANG & SALING UNTUNG PEMBANGUNAN EKONOMI MRPKN USAHA BERSAMA BERSAING SECARA SEHAT & DINAMIS EKONOMI KERAKYATAN - HINDARI :

- SISTEM FREE FIGHT LIBERALISME

- SISTEM ETEATISME (NEGARA DOMINAN)

- MONOPOLI EKONOMI

Page 216: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

SOSBUD

KEBHINEKAAN BUDAYA DAERAH

MRPKN KEKAYAAN BANGSA

PENGHAYATAN & PENGAMALAN

AJARAN AGAMA DISERTAI PEMAHAMAN

PENGHORMATAN THD KEBERADAAN

AGAMA LAIN.

Page 217: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Pertahanan

TERWUJUDNYA KESIAPSIAGAAN & SIKAP BELA NEGARA

CINTA DAMAI TETAPI LEBIH CINTA KEMERDEKAAN

PEMBANGUNAN HANKAM UTK TUJUAN DAMAI

LINDUNGI POTENSI NASIONAL & HASILS PEMBANGUNAN

PERALATAN DIHASILKAN OLEH INDUSTRI DN LN HANYA

BILA TERPAKSA

PRAJURIT TNI - TENTARA RAKYAT, PEJUANG DAN NAS

PENGGUNAAN KEKUATAN HANKAM HORMATI HAM

MASY TAAT HUKUM DAN SADAR BELA NEGARA

Page 218: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

riteria mplementasiK I

KESELURUHAN (COMPREHENSIF) KETERKAITAN

SEMUA PIHAK

KETERPADUAN (INTEGRASI)

KEULETAN & KETANGGUHAN

KESEIMBANGAN KEPENTINGAN JAHKAM

DINAMIS

KEMANDIRIAN

PARTISIPASI

Page 219: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

IMPLEMNTASIKONSEPSITANNAS

DLM KEHIDUPANBERMASYRKT

DLM KEHIDUPANBERBANGSA

DLM KEHIDUPANBERNEGARA

JATI DIRI KABURWASBANG KABUR BELUM

MANTAP

?

- CITA2 (BLM DIPAHAMI) - KUAT SOSPOL BLM UTK MSYRK- BLM DI BDSR BUDPOL PANCASILA- BLM UTAMAK KEPEN- TIGAN NAS

- PER UU BLM SEPE- NUHNYA MENGACU PD WASNUS & TANNAS- POL LN BLM SEPENUH- NYA UTK KEPENT NAS

HAYATI&

AMALKAN

- PRIBADI- KEL- POK- UTAMA PERSAT & KESAT

PENG. NEG. GLOBALISASI

DALAM NEGERI- SARA- PRIMORDIALISME- KETIDAK ADILAN- KESENJANGAN EKO

LUAR NEGERI- IDEOLOGI LAIN- BUDAYA ASING- PENGARUH ASING

Page 220: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

BU

BANGNAS

UTUH

IKRAR(S.P)

CITANAS

&

TUNAS

B.K KONSEPSI(WN/TN)

08

PERJUANGAN

HIDUP

MUSUH

PENJAJAH

28 45

NKRI

NEGARA

65/67

MUSUH

T.A.H.G

?

98

PEMI

MPIN

KONSEP

BANGNAS

?

REFORM

PANCASILA & UUD 45GUNA

Page 221: Materi Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi

Terima Kasih Semoga Bermanfaat

S e l e s a i