pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-diktat pendidikan kewarganegaraan 2019... · web viewdiktat pendidikan...

390
DIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43 Tahun 2006 Tentang Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Dan UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi ) Untuk Mahasiswa Politeknik NSC Surabaya Dirangkum Oleh : Dr. H.M. DJONI HENDRATNO M M i

Upload: others

Post on 08-Mar-2020

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

DIKTAT

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN

Untuk Perguruan Tinggi( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43 Tahun 2006

Tentang Kelompok Mata Kuliah Pengembangan KepribadianDan UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi )

Untuk Mahasiswa Politeknik NSC

Surabaya

Dirangkum Oleh :Dr. H.M. DJONI HENDRATNO M M

Tahun : 2019

i

Page 2: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Halaman ini sengaja dikosongkan

ii

Page 3: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur alhamdulillah kehadirat Allah Saw, diktat Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi yang materinya sudah disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti No. 43 Tahun 2006 tentang Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian dan UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi ini yang akan disampaikan untuk Mahasiswa Politteknik SNC Surabaya dapat diselesaikan engan baik.

Materi Pendidikan Kewarganegaraan ini akan disampaikan dalam 14 (empat belas) kali pertemuan yaitu 7 (tujuh) kali pertemuan diakhiri dengan UTS (Ujian Tengah Semester) dan kemudian 7 (tujuh) pertemuan berikutnya yang diakhiri dengan UAS (Ujian Akhir Semester). Penyampaian materi Pendidikan Kewaganegaraan ini meggunakan cara berupa ceramah singkat, tanya jawab, diskusi dan sebelum melaksanakan UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS ( Ujian Akhir Semester ) Mahasiswa akan melaksanakan kunjungan ketempat yang berhubungan dengan materi Pendidikan Kewarganegaraan dan masing-masing Mahasiswa akan diminta untuk membuat laporan hasil kunjungan untuk pendalaman materi tersebut ditambah dengan membuat laporan tugas mengenahi hasil diskusi yang dilakukan tiap kali mengakiri penyampaian materi yang kemudian diminta untuk memilih tema sesuai dengan yang didalami oleh masing-masing Mahasiswa.

Pendidikan Kewarganegaraan yang dahulu dikenal dengan Pendidikan Kewiraan adalah materi perkuliahan yang menyangkut pemahaman tentang persatuan dan kesatuan, kesadaran warganegara dalam bernegara yang tertuang dalam suatu Surat Keputusan Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/2006. Dalam pengembangan materi perkuliahan tersebut dengan sendirinya

iii

Page 4: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

juga dikembangkan kemampuan kepribadian dan kemampuan intelektual dalam bidang politik, hukum, kemasyarakatan, filsafat dan budaya. Materi tersebut juga membahas tentang demokrasi, hak azasi manusia, lingkungan social budaya , ekonomi serta pertahanan dan keamanan.

Dengan luasnya cakupan yang akan dibahas dalam perkuliahan ini, tentu pembahasan ini tidak akan sempurna. Oleh karena itu dengan keterbatasan kemampuan penulis untuk merangkum materi Pendidikan Kewarganegaraan dari berbagai sumber / referensi ini, mohon kiranya kepada semua pihak berkenan untuk memberikan masukan untuk penyempurnaan Diktat Pendidikan Kewarganegaraan untuk masa yang akan datang.

Demikian yang dapat saya sampaikan dan pada kesempatan ini kami selaku yang membuat Diktat Pendidikan Kewarganegaraan ini, menyaampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Diktat ini, semoga amal baik Bapak / Ibu mendapatkan limpahan rahmat dan hidayah dari Allah Saw. Amin.

Surabaya, Januari 2019 .

iv

Page 5: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

RENCANA PEMBELAJARAN MATA KULIAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

No. Materi MetodePembelajaran

AlokasiWaktu

BobotNilai

1. Pendahuluan PendidikanKewarganegaraan.

Ceramah singkat ,Tanya jawab, Diskusi .

1 kali pertemuan

-

2. Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa

Ceramah singkat ,Tanya jawab, Diskusi .

1 kalipertemuan

-

3. Filsafat Pancasila Ceramah singkat ,Tanya jawab, Diskusi .

1 kalipertemuan

-

4. Politik dan Strategi

Ceramah singkat ,Tanya jawab, Diskusi .

1 kalipertemuan

-

5. Hubungan Negara dan Warga Negara.

Ceramah singkat ,Tanya jawab, Diskusi .

1 kalipertemuan

-

6. Demokrasi Indonesia.

Ceramah singkat ,Tanya

1 kalipertemuan

-

v

Page 6: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

jawab, Diskusi .

7. Kunjungan ke Lapangan

Mengamati obyek yang dituju dan membuat laporan hasil kunjungan.

1 kalikunjungan

-

8.Negara Hukum dan Hak Azasi Manusia.

Ceramah singkat ,Tanya jawab, Diskusi .

1 kalipertemuan

9. Geopolitik Indonesia.

Ceramah singkat ,Tanya jawab, Diskusi .

1 kalipertemuan

-

10. Ketahanan Nasional.

Ceramah singkat ,Tanya jawab, Diskusi .

1 kalipertemuan

-

11. Integrasi Nasional.

Ceramah singkat ,Tanya jawab, Diskusi .

1 kalipertemuan

-

12. Negara dan Konstitusi.

Ceramah singkat ,Tanya jawab, Diskusi .

1 kalipertemuan

-

vi

Page 7: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

13. Otonomi Daerah dan Good Governace.

Ceramah singkat ,Tanya jawab, Diskusi .

1 kalipertemuan

-

14. Kunjungan ke Lapangan

Mengamati obyek yang dituju dan

membuat laporan hasil kunjungan.

1 kalikunjungan

-

Jumlah : 12 kali pertemuan dan 2 kali kunjungan .

vii

Page 8: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Halaman ini sengaja dikosongkan

viii

Page 9: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

RENCANA PEMBELAJARAN MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DAFTAR ISI

Bab. I : Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan......................11.2 Visi dan Misi Kelompok Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian ( MPK ) ............................................................31.3 Kompetensi Dasar Mata Kuliah Pendidikan

Kewarganegaraan...................................................................31.4 Fungsi dan Capaian Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan...................................................................51.5 Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Dasar Nilai dan

Pedoman Berkarya bagi Lulusan Perguruan Tinggi.............6

Bab. II : Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa

2.1 Karakteristik Identitas Nasional ...........................................72.2 Proses Berbangsa dan Bernegara ........................................152.3 Revitalisasi Pancasila sebagai Pemberdayaan Identitas

Nasional ..............................................................................222.4 Karakter Kebangsaan Indonesia..........................................27

Bab. III : Filsafat Pancasila

3.1 Filsafat.................................................................................333.1.1 Pengertian Filsafat.....................................................333.1.2 Berfikir .....................................................................353.1.3 Cabang dan Aliran Filsafat........................................39

3.2 Filsafat Pancasila.................................................................40

ix

Page 10: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

3.2.1 Hakikat Pancasila......................................................403.2.2 Pancasila Sebagai Suatu Sistem................................413.2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara

Indonesia ...................................................................42

Bab. IV : Politik Dan Strategi

4.1 Politik Indonesia ( Politik dan Strategi Nasional ) .............474.1.1 Pengertian Politik......................................................474.1.2 Pengertian Strategi.....................................................504.1.3 Politik dan Strategi Nasional ( Polstranas )............50

4.2 Konstitusi.............................................................................544.2.1 Hakekat Konstitusi ...................................................544.2.2 Konstitusi Indonesia..................................................55

4.3 Ketatanegaraan Indonesia....................................................574.3.1 Sistem Ketatanegaraan Indonesia..............................574.3.2 Prinsip Dasar Pemerintah Republik Indonsia............67

Bab. V : Hubungan Negara dan Warga Negara

5.1 Pengertian Hak dan Kewajiban............................................715.2 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia.....................74

5.2.1 Penduduk dan Warga Negara....................................745.2.2 Asas Kewarganegaraan.............................................755.2.3 Masalah Status Kewaarganegaraan...........................775.2.4 Hak dan Kewajiban Warga Negaa menurut UUD

1945...........................................................................815.3 Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Warga Negara................865.4 Pendidikan Bela Negara.......................................................89

5.4.1 Hakekat, Dasar, Tujuan dan Fungsi Pertahanan Negara........................................................................89

5.4.2 Pandangan Hidup Bangsa Indoneesiaa tentang Pertahanan Negara.....................................................90

5.4.3 Pengertian Bela Negara.............................................915.4.4 Peranan Pendidikan Kesadaran Bela Negara............93

x

Page 11: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

5.4.5 Komponen Sistem Pertahanan Negara......................95

Bab. VI : Demokrasi Indonesia

6.1 Demokrasi............................................................................976.1.1 Pengertian Demokrasi...............................................976.1.2 Sejarah Pertumbuhan Demokrasi............................1026.1.3 Bentuk Demokrasi serta Kriteria Pemerintahan

Demokrassi ............................................................106 6.1.4 Prinsip Demokrasi ..................................................1096.1.5 Demokrasi, Pemilu dan Partai Politik.....................110

6.2 Demokrasi di Indonesia.....................................................1176.3 Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi .............................120

Bab. VII : Negara Hukum dan Hak Azasi Manusia

7.1 Negara Hukum / Rule of Law ...........................................1237.1.1 Hukum.....................................................................1237.1.2 Negara Hukum.........................................................1287.1.3 Pembagian Hukum menurut Bidangnya..................1287.1.4 Lembaga Penegak Hukum.......................................1297.1.5 Rule of Law ............................................................131

7.2 Hak Azasi Manusia....................................................135 7.2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup HAM.....................1357.2.2 HAM pada Tataran Global......................................1367.2.3 HAM di Indonesia : Permasalahan dan

Penegakkannya........................................................1387.2.4 Kejahatan HAM Berat di Indonesia........................138

Bab. VIII : Geopolitik Indonesia

8.1 Geopolitik..........................................................................1418.1.1 Pengertian Geopolitik..............................................1418.1.2 Unsur-unsur Geopolitik...........................................1428.1.3 Pemikiran Para Ahli tentang Geopolitik..................1448.1.4 Perkembangan Konsep Geopolitik.........................147

xi

Page 12: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

8.2 Wawasan Nusantara...........................................................1498.2.1 Pengertian Wawasan Nusantara..............................1498.2.2 Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik di

Indonesia..................................................................1518.2.3 Unsur-unsur Wawasan Nusantara...........................153

Bab. IX : Ketahanan Nasional

9.1 Latar Belakang...................................................................1579.2 Pokok-pokok Pikiran ..................................................159

9.2.1 Manusia Berbudaya.................................................1599.2.2 Tujuan Nasional , Falsafah Bangsa dan Ideologi

Negara......................................................................1609.3 Pengertian Ketahanan Nasional Indonesia........................1629.4 Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia.........1639.5 Hakekat Tannas dan Konsepsi Ketahana Nasional...........1639.6 Asas – Asas Tannas Indonesia...........................................1649.7 Sifat Ketahanan Indonesia.................................................1669.8 Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap

Kehidupan Berbangsa dan Bernegara................................168

Bab. X : Integrasi Nasional

10.1 Integrasi Nasional dan Pluralitas Masyarakat Indonesia.. .17210.1.1Integrasi Nasional dan Pluralitas Masyarakat

Indoneia...................................................................17210.1.2Pentingnya Integrasi Nasional.................................17410.1.3Pluralitas Masyarakat Indonesia..............................17610.1.4Potensi Konflik dalam Masyarakat Indonesia.........177

10.2 Strategi Integrasi................................................................17910.2.1Strategi Asimilasi ...................................................18010.2.2Strategi Akulturasi...................................................18110.2.3Strategi Pluraalis......................................................182

10.3 Integrasi Nasional Indonesia..............................................18310.3.1Dimensi Integrasi Nasional.....................................183

xii

Page 13: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

10.3.2Mewujudkan Integrasi Nasional Indonesia.............186

Bab. XI : Negara Dan Konstitusi

11.1 Pengertian Negara..............................................................18911.2 Konstitusi Indonesia...........................................................193

11.2.1Pengantar.................................................................19311.2.2Hukum Dasar Tertulis (UUD).................................19511.2.3Hukum Dasar Tidak Tertulis (Convensi)................19711.2.4Konstitusi.................................................................19911.2.5Sistem Pemerintah Indonesia menurut UUD 1945

Hasil Amandemen 2002.........................................200 11.2.6Negara Indonesia adalah Negara Hukum................207

Bab. XII : Otonomi Daerah dan Good Governance

12.1 Bentuk Negara Dari Sisi Konsep dan Teori Modern12.1.1Negara Kesatuan......................................................20912.1.2Negara Serikat (Federal)..........................................211

12.2 Otonomi Daerah.................................................................21212.2.1Tingkat Desentralisasi ............................................21312.2.2Manfaat Desentralisasi............................................21512.2.3Otonomi Daerah dan Implementasinya...................21612.2.4Instrumen Desentralisasi ........................................217

12.3 Pembagian Urusan Pemerintahan......................................21912.3.1Kewenangan Pemerintah.........................................22012.3.2Kewenangan Wajib Pemerintah Daerah Provinsi. . .22012.3.3Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan. Kota

12.4 Keuangan Daerah...............................................................22112.5 Pemekaran Daerah.............................................................22212.6 Good Governance..............................................................123

Daftar Pustaka

xiii

Page 14: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

BAB : I

P E N D A H U L U A N

1.1 Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan.

Perubahan yang terjadi di dunia dewasa ini terasa begitu cepat, sehingga menyebabkan seluruh tatanan yang ada di dunia ini ikut berubah, sementara tatanan yang baru belum terbentuk. Hal ini menyebabkan sendi-sendi kehidupan yang selama ini diyakini kebenaranya menjadi usang. Nilai-nilai yang menjadi panutan hidup telah kehilangan otoritasnya / wewenang, sehingga manusia menjadi bingung. Kebingungan itu menimbulkan berbagai krisis, terutama ketika terjadi krisis moneter yang dampaknya terasa sekali dibidang politik, sekaligus juga berpengaruh dibidang moral serta sikap perilaku manusia diberbagai belahan dunia, khususnya negara berkembang termasuk Indonesia. Guna merespon kondisi tersebut, pemerintah perlu mengantisipasi agar tidak menuju kearah keadaan yang memprihatinkan. Salah satu solusi yang dilakukan pemerintah dalam menjaga nilai-nilai panutan hidup dalam berbangsa dan bernegara secara lebih efektif yaitu melalui bidang Pendidikan . Upaya di bidang pendiddikan khususnya Pendidikan tinggi berupa perubahan-perubahan di bidang kurikulum. Kurikulum pengajaran di perguruaan tinggi harus mampu menjawab masalah transformasi nilai-nilai tersebut.

Landasan Pendidikan Kewarganegaraan .

Dasar pertimbangan Pendidikan kewarganegaraan diperguruan tinggi adalah UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menetapkan kurikulum

1

Page 15: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Pendidikan Tinggi wajib memuat Pendidikaan Agama, Pendidikan Kewaganegaraan dan Bahasa. UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menetapkan lulusan program magisteruntuk mengajar program diploma dan sarjana. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menetapkan kurikulum tingkat satuan Pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan dan Bahasa Indonesia serta Bahasa Inggris dan kurikulum tingkat satuan Pendidikan tinggi program diploma dan sarjana wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaa serta mata kuliah statistika dan atau matematika. Berdasarkan pertimbangan itu maka Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi memutuskan dengan SK No. 43/DKTI/Kep/2006 tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi yang telah disempurnakan berdasaarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi.

Pendidikan kewarganegaraan yang kita kenal sekarang telah mengalami perjalanan Panjang dan melalui kajian kritis sejak tahun 1960-an yang dikenal dengan Mata Pelajaran “Civic” di Sekolah Dasar dan merupakan embrio/janin dari “Civic Education” sebagai “the Body of Knowledge”. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai instrument pengetahuan ( the Body of Knowledge ) diarahkan untuk membangun masyarakat demokrasi berkeadaban. Secara normative, Pendidikan kewarganegaraan memperoleh dasar legalitasnya dalam Pasal 3 Undang – Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengatakan “ Pendidikan Nasional berfungsi memgembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

2

Page 16: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”.

1.2 Visi dan Misi Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK). da

Visi kelompok MPK di perguruann tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna mengantar mahasiswa meantapkan keepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya . Misi kelompok MPK di perguruan tinggi membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar keagamaan dan kebudayaan, rasa kebangsaan daan cinta tanah air sepanjang hayat dalam menguasai , menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang dimilikinya dengan rasa tanggung jawab ( Syarbaini, 2014 :3 ).

1.3 Kompetensi Dasar Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Meskipun reformasi telah bergulir, namun hingga saat ini bangsa dan negara tIndonesia maih menghadapi berbagai persoalan yang serius.

Di dalam negeri, persoalan rendahnya kepercayaan terhadap pemerintah, lemahnyaa penegakan hukum, meningkatanya potensi disintegrasi ( keadaan terpecah belah ) oleh meningkatnya semangat primodialisme (paling mendasar ) , perselisihan ideologi, politik , agama , dekadensi moral ( kemerosotan moral ), kemiskinan dan pengangguran serta makin rusaknya lingkungan hidup, semakin mengancam kelanggengan persatuan bangsa Indonesia. Dari luar negeri berupa tantangan globalisasi bagi negara kebangsaan. Mencermati situasi kehidupan

3

Page 17: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

kebangsaan yang demikian, bagi dunia Pendidikan tidak ada pilihan lain kecuali melakukan upaya proaktif pembinaan nasionalisme untuk menggugah semangat kebangsaan dan kecintaan pada tanah air para peserta didik sebagai generasi muda penerus bangsa. Dengan pembinaan nasionalisme atau kebangsaan melalui proses dan metode pembelajaran PKn yang efektif diharapkan peserta didik memperoleh wawasan kebangsaan yang terus berkembang yang luas, sehingga mampu memahami dan menyikapi dinamika persoalan kebangsaan yang terus berkembang, serta menumbuhkan jiwa kemandirian dan rasa kecintaan pada tanah air. Pendidikan Kewarganegaraan menjadi sangat urgen ditengah situasi kehidupan bangsa dan negara Indonsia saat ini. Untuk memenuhi tuntutan perkembangan zaman, perlu dikembangkan substansi kajian dan model pembelajaran serta sistem evaluasi yang memungkinkan pelaksanaan perkuliahan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di perguruan tinggi berjalan efektif.

Pendidikan tinggi melalui Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti perlu melakukan langkah-langkah strategis yaitu standarisasi kurikulum dan pemetaan objek kajian, metode pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang berbasis kompetensi. Langkah ini bertujuan memberikan rambu-rambu atau acuan capaian kompetensi dan substansi kajian pembelajaran PKn serta metode pembelajaran bagi dosen-dosen PKn perguruan tinggi di seluruh Indonsia. Program pengembangan keefektifan pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan ke depan perlu di dukung pengembangan electronic learning system. Meskipun penggunaan media ICT dalam PKn hanya sebagai alat bantu saja, tidak dapat menggantikan peran

4

Page 18: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

dosen. Disamping itu , diperlukan program rekrutmen dan peningkatan profesionalisme melalui pelatihan dosen PKn, misalnya TOT dan internship dosen PKn.

1.4 Fungsi dan Capaian Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

1.4.1 Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan.

Pendidikan kewarganegaraan sebagai kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK) di perguruan tinggi berfungsi sebagai orientasi mahasiswa dalam memantapkan wawasan dan semangat kebangsaan, cinta tanag air, demokrasi, kesadaran hukum, penghargaaan atas keragaman dan partisipasinya membangun bangsa berdasar Pancasila ( Syarbaini, 2014 : 4 ).

Sesuai dengan fungsinya, pendidikan kewarganegaraan menyelenggarakan Pendidikan kebangsaan, demokrasi, hukum, multikulturaal dan kewarganegaraaan bagi mahasiswa guna mendukunh terwujudnya warga negara yang sadar akan hak dan kewajibannya, serta cerdas, terampil dan berkarakter, sehingga dapat diandalkan untuk membangun bangsa dan negara berdasar Paancasila dan UUD 1945 sesuai dengan bidang keilmuan dan profesinya.

1.4.2Capaian Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

(a). Mampu menganalisis masalah kontekstual PKn , mengembangkan sikap positif dan menampilkan perilaku yang mendukung semangat kebangsaan dan cinta tanah air.

5

Page 19: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(b). Mampu menganalisis masalah kontekstual PKn , mengembangkan sikap positif dan menampilkan perilaku yang mendukung kesadaran hukum dan keragaman.

1.5 Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Dasar Nilai dan Pedoman Berkarya bagi Lulusan Perguruan Tinggi .

Pendidikan abad 21 yang disepakati oleh 9 menteri Pendidikan dari negara-negara berpenduduk terbesar di dunia, termasuk Indonesia di New Delhi 1996, intinya Pendidikan harus berperan efektif dalam hal berikut :

(a). Mempersiapkan pribadi, sebagai warga negara dan anggota mayarakat yang bertanggung jawab.

(b). Menanamkan dasar pembangunan berkelanjutan ( sustainable development ) bagi kesejahteraan manusia dan kelestarian hidup.

(c). Menyelenggarakan Pendidikan yang berorientasi paada penguassaan, pengembangan dan penyebaran ilmu pengetahuan, teknologi dan seni demi kepentingan kemanusiaan.

6

Page 20: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

BAB : II

IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI KARAKTER BANGSA

2.1 Karakteristik Identitas Nasional.

Bangsa Indonesia yang dahulu dikenal sebagai “het zachste volk ter aarde” dalam pergaulan antar bangsa, kini sedang mengalami tidak saja krisis identitas, melainkan juga krisis dalam berbagai dimensi kehidupan yang melahirkan instabilitas yang berkepanjangan semenjak reformasi bergulir pada tahun 1998 ( Koento W, 2005 ) dalam Syarbaini : 2014 : 11 . Krisis moneter yang kemudian disusul krisis ekonomi dan politik yang akar-akarnya tertanam dalam krrisis moral dan menjalar ke dalam krisis budaya, menjadikan masyarakat kita kehilangan orientasi nilai , hancur dan kasar, gersang dalam kemiskinan budaya dan kekeringan spiritual . “ Societal terrorism” muncul dan berkembang di sana sini dalam fenomena pergolakan fisik, pembakaran dan penjarahan disertai pembunuhan.

Kehalusan budaya , sopan santun dalam sikap dan perbuatan, kerukunan, toleransi dan solidaritas social, idealism dan sebagainya telah hilang hanyut ddilanda oleh derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang penuh paradiks. Bebagai Lembaga kocar-kacir semuanya dalam malfungsi dan disfungsi . Trust atau kepercayaan antarsesama, baik vertical maupun horizontal telah lenyap dalam kehidupan bermasyarakat. Identitas nasional kita dilecehkan dan dipertanyakan eksistensinya.

Krisis multidimensi yang sedang melanda masyarakat kita menyadarkan kita semua bahwa pelestarian budaya

7

Page 21: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

sebagai upaya untuk mengembangkan identitas nasional kita telah ditegaskan sebagai komitmen konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam Pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah memajukan kebudayaan Indonesia. Dengan demikian, secara konstitusional pengembangan kebudayaan untuk membina dan mengembangkan identitas nasional kita telah diberi dasar dan arahnya.

2.1.1 Identitas Nasional.

Kata ideentitas berasal dari Bahasa Inggris; identity, yang memiliki pengertian harfiah (kata demi kata), ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Dalam term antropologi, idenitas adalah sifat khas yang dan sessuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri , kelompok sendiri, komunitas sendiri atau negara sendiri. Mengacu pada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada pada individu semata, tetapi berlaku pula pada suatu kelompok. Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik, seperti budaya, agama, dan Bahasa maupun nonfisik, seperti keinginan, cita-cita dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional.

8

Page 22: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Kata nasional sendiri bias dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme.

Bila dilihat dalam konteks Indonesia, maka identitas nasional itu merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang “dihimpun” dalam satu kesatuan Indonsia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Paancasila dan roh “ Bhineka Tunggal Ika “ sebagai dasar dan arah pengembangannya. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa hakikat identitas nasional sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti luas, misalnya dalam aturan perundang-undangan atau hukum, sistem pemerintahan yang diharapkan, nilai-nilai etik dan moral yang secara normative diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam tataran nasional maupun internasional dan lain sebagainya. Nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normative dan dogmatis, melainkan sesuatu yang “terbuka” yang cenderung terus menerus bersemi karena hasrat menuju kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat pendukungnya.

Ada dua factor penting dalam pembentukan identitas yaitu factor primodial (termasuk pada tingkatan yang paling awal/sangat mendasar) dan factor kondisional. Faktor primodial adalah factor bawaan yang bersifat bersifat alamiah melekat pada bangsa tersebut seperti geografi, ekologi

9

Page 23: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

( ilmu yang mengkaji tentang hubungan timbal balik antara makluk hidup dan keadaan alam sekitarnya ) dan demografi , sedangkan factor kondisional adalah keadaan yang mempengaruhi terbentuknya identitas tersebut. Apabila bangsa Indonesia pada saat itu tidak dijajah oleh Portugis, Belanda dan Jepang, bias jadi negara Indonesia tidak seperti yang ada saat ini. Identitas nasional tidak bersifat statis, namun dinamis. Selalu ada kekuatan tarik-menarik antara etnisitas dan globalitas. Etnisitas memiliki watak statis, mempertahankan apa yang sudah ada secara turun temurun, selalu ada upaya fundamentalisasi (bersifat pokok ) dan purifikasi (pembersihan), sedaangkan globalitas memiliki watak dinamis, selalu berubah dan membongkar hal-hal yang mapan , oleh karena itu perlu kearifan dalam melihat ini. Globalisasi adalah kenyataan yang tidak mungkin dibendung, sehingga sikap arif sangat diperlukaan dalah hal ini. Globalisasi itu tidak selalu negative. Kita menikmati HP, computer, transportasi dan teknologi canggih lainnya adalah karena globalisasi, bahkan kita mengenal dan menganut enam agama (resmi pemerintah) adalah proses globalisasi juga.

Konsekuensi dan implikasinya adalah bahwa identitas nasional adalah sesuatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi actual yang berkembang dalam masyarakat.

Identitas nasional pada hakekatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan

10

Page 24: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

suatu nation (bangsa) dengan ciri-ciri khas dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya ( Wibusono Koento : 2005 ) dalam Syarbaini, 2014 : 13.

2.1.2 Unsur-unsur Identitas Nasional.

Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur pembentuk identitas yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan Bahasa.

(a). Suku bangsa adalah golongan social yang khusus yang bersifat askriptif ( ada sejak lahir ), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin . Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek Bahasa.

(b). Agama : bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis . Aagama-agama yang tumbuh dan berkemban di nusantara adalah agama Islam; Kristen; Katholik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, namun sejak pemerintahan Presiden Abdulrrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.

(c). Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makluk social yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model

11

Page 25: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan atau pedomaan untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

(d). Bahasa : merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter (orang yang ditunjuk atau disetujui oleh kedua belah pihak yang bersengketa untuk menjadi penengah) dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana berinteraksi antarmanusia.

Dari unsur-unsur identitas nasional tersebut, dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :

(a). Identitas Fundamental yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara.

(b). Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.

(c). Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan plurarisme

12

Page 26: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

dalam suku, Bahasa, budaya dan agama serta kepercayaan (agama).

2.1.3 Keterkaitan Globalisasi dengan Identitas Nasional.

(a). Globalisasi.

Di era globalisasi , pergaulan antarbangsa semakin ketat. Batas antarnegara hamper tidak ada artinya batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu akan terjadi proses akulturasi (proses penggabungan dua kebudayaan atau lebih yang saling mempengaruhi), saling meniru dan saling mempengaruhi antara budaya masing-masing. Yang perlu kita cermati dari proses akulturasi tersebut apakah dapat melunturkan tata nilai yang merupakan jati diri bangsa Indonesia.

Lunturnya tata nilai tersebut biasaanya ditandai oleh dua factor berikut :

1. Semakin menonjolnya sikap individualistis, yang berarti mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan azas gotong-royong.

2. Semakin menonjolnya sikap materialistis, yang berarti harkat dan martabat kemanusiaan hanya diukur dari hasil atau keberhasilan seseorang dalam memperoleh kekayaan. Hal ini bias berakibat bagaimana cara memperolehnya menjadi tidak dipersoalkan lagi. Bila hal ini terjadi, berarti etika dan moral elah dikesampingkan.

13

Page 27: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Arus informasi yang semakin pesat megakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asinh yang negative semakin besar. Apabila proses ini tidaak segera dibendung akan berakibat lebih serius di mana pada puncaknya mereka tidak bangga kepada bangsa dan negaranya.

Pengaruh negative akibat proses akulturasi tersebut dapat merongrong nilai-nilai yang telah ada di dalam masyarakat kita. Jika semua ini tidak dapat dibendung, maka akan mengganggu ketahanan disegala aspek, bahkan mengarah kepada kredibilitas sebuah ideologi. Untuk membendung arus globalisasi yang sangat dderas tersebut, kita harus berupaya untuk menciptaakan suatu kondisi (konsepsi) agar ketahanan nasional dapat terjaga, dengan cara membangun sebuah konsep nasionalisme kebangsaan yang mengarah kepada konsep identitas nasional.

(b). Keterkaitan Globalisasi dengan Identitas Nasional.

Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan negara yang lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional menjadi semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut antara lain terkait dengan masalah narkotika , pencucian uang (money laundering), peredaran dokumen keimigrasian palsu dan terorisme. Masalah-masalah tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini

14

Page 28: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

dijunjung tinggi mulai memudar. Hal ini ditunjukkan dengan semakin merajalelanya peredran narkotika dan psikotropika, sehingga sangat merusak kepribadian dan moral bangsa, khususnya bagi generasi penerus bangsa. Jika hal tersebut tidak dapat dibendung , maka akan menganggu terhadap ketahanan nasional di segala aspek kehidupan, bahkan akan menyebabkan lunturnya nilai-nilai identitas nasional.

2.2 Proses Berbangsa dan Bernegara.

2.2.1 Paham Nasionalisme Kebangsaan.

Dalam perkembangan peradaban manusia , interaksi sesame manusia berubah menjadi bentuk yang lebih komplek daan rumit, dimulai dari tumbuhnya kesadaran untuk menentukan nasibnya sendiri. Di kalangan bangsa-bangsa yang tertindas kolonialisme dunia, seperti Indonesia salah satunya, melahirkan semangat untuk mandiri dan bebas untuk menentukan masa depanya sendiri. Dalam situasi perjuangan perebutan kemerdekaan, dibutuhkan suatu konsep sebagai dasar pembenaran rasional dari tuntutan terhadap penentuan nasib sendiri yang dapat mengikat keikutsertaan semua orang atas nama sebuah bangsa. Dasar pembenaran tersebut, selanjutnya mengkristal dalam konsep paham ideologi kebangsaan yang biasa disebut dengan nasionalisme. Dari sanalah kemudian lahir konsep-konsep turunanya, seperti bangsa (nation), negara (state) dan gabungan keduanya yang menjadi konsep negara-bangsa ( nation-

15

Page 29: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

state ) sebagai komponen-komponen yang membentuk identitas nasional atau kebangsaan, sehingga dapat dikatakan bahwa paham nasionalisme atau paham kebangsaan adalah sebuah situasi kejiwaan di mana kesetiaan seseorang secara total diabadikan langsung kepada negara bangsa atas nama sebuah bangsa. Munculnya nasionalisme terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cengkeraman colonial. Semangat nasionalisme diharapkan secara efektif oleh para penganutnya dan dipakai sebagai metode perlawanan dan alat identifikasi untuk mengetahui siapa lawan dan kawan.

2.2.2 Proses Berbangsa.

Proses berbangsa yang melahirkan nasionalis itu dilihat dari serangkaian peristiwa berikut :

(a). Pembentukan negara Sriwijaya, adil, makmur, sejahera dan Sentosa yang terrbukti dengan adanya parsasti Kedukan Bukit berbahasa Melayu Kuno deengan huruf Pallwa bertulis “ marvuat vanua Sriwijaya siddhayatra subhiksa “ (605 M). Kerajaan Sriwijaya ini dipimpin oleh wangsa Syailendra, merupakan kerajaan maritime dengan memiliki kekuatan laut yang handal di zamannya.

(b). Kerajaan Majapahit ( 1293 – 1525 M ) . Kerajaan ini berpusat di Jawa Timur dengan raja yang paling terkenal adalah

16

Page 30: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Brawijaya, Raja Hayam Wuruk dengan Maha Patih Gajah Mada dengan terkenal “Sumpah Palapa” (Saya akan berhenti berpuasa makan buah Palapa, jika seluruh nusantara takluk dibawah kekuasaan negara ).

(c). Berdirinya organisasi bernama Boedi Utomo, 20 Mei 1908 , Boedi Utomo adalah gerakan social kultural yang merintis kebangkitan nasional sebagai upaya mewujudkan Indonesia merdeka.

(d). Sumpah Pemuda, yang diikrarkan oleh para pemuda dalam Konggres Pemuda II di Jakarta 28 Oktober 1928, sebagai pertanda lahirnya nasionalisme.

2.2.3 Proses Bernegara.

Dua peristiwa penting dalam proses bernegara adalah sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan sidang-sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ) :

(a). Pemerintah Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Realisasi dari janji itu, maka dibentuklah BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia ) pada 29 April 1945 dan dilantik pada 28 Mei 1945 yang diketuai oleh Dr. KRT Radjiman Wedyodiningkrat. Peristiwa

17

Page 31: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

inilah yang menjadi tonggak pertama proses Indonesia menjadi negara.

(b). Pembentukan PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ) setelah sebelumnya membubarkan BPUPKI pada 9 Agustus 1945. Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno dan Wakil Ketua adalah Drs. Moh. Hatta.

Dengan penyerahan Jepang pada sekutu, maka janji Jepang tidak terpenuhi, sehingga bangsa Indonesia dapat memproklamirkan diri menjadi negara yang merdeka.

(c). Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dan penetapan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada siding PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Peristiwa ini merupakan momentum yang paling penting dan bersejarah, karena merupakan titik balik dari negara yang terjajah menjadi negara yang merdeka.

2.2.4 Politik Identitas.

Politik identitas bisa bersifat positif maupun negative. Bersifat positif berarti menjadi dorongan untuk mengakui dan mengakomodasi adanya perbedaan, bahkan sampai pada tingkat mengakui predikat keistimewaan suaatu daerah terhadap daerah lain karena alasan yang dapat dipahami secara historis dan logis. Bersifat negative ketika terjadi diskriminasi

18

Page 32: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

antarkelompok satu dengan yang lain, misalnya dominasi mayoritas atas minoritas.

Secara garis besar, terdapat tiga pemikiran besar tentang nasionalisme di Indonesia yang terjadi pada masa sebelum kemerdekaan yaitu paham ke-Islaman, Marxisme dan Nasionalisme Indonesia. Sejalan dengan naiknya pamor Soekarno dengan menjadi Presiden Pertama RI, kecurigaan di antara para tokoh pergerakan yang telah tumbuh disaat-saat menjelang kemerdekaan berkembang menjadi pola ketegangan politik yang lebih permanen antara negara melalui figur nasinalis Soekarno di satu sisi dengan para tokoh yang mewakili pemikiran Islam (sebagai agama terbesar pemeluknya di Indonesia) dan Marxisme di sisi yang lain. Paham Nasionalisme sebagai paham yang mengantarkan pada konsep identitas nasional. Paham nasionalisme atau paham kebangsaan terbukti sangat efektif sebagai alat perjuangan bersama merebut kemerdekaan dari cengkeraman colonial.

Semangat nasionalisme dihadapkan secara efektif oleh para penganutnya dan dipakai sebagai metode perlawanan, seperti yang disampaikan oleh Larry Diamond dan Marc F Plaattner, para penganut nasionalisme dunia ketiga secara khas menggunakan retorika (seni berpidato yang bombastis) anti kolonialisme dan anti impralisme. Para pengikut nasionalisme tersebut berkeyakinan bahwa persamaan cita-cita yang mereka miliki dapat diwujudkan dalam sebuah identitas politik atau atau kepentingan bersama dalam bentuk sebuah wadah yang disebut bangsa

19

Page 33: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(nation). Dengan demikian, bangsa atau nation merupakan suatu badan atau wadah yang didalamnya terhimpun orang-orang yang mempunyai persamaan keyakinan dan persamaan lain yang mereka miliki, seperti ras, etnis, agama, bahasa dan budaya. Unsur persamaan tersebut dapat dijadikan sebagai identitas politik bersama atau untuk menentukan tujuan organisasi politik yang dibangun berdasarkan geopolitik (ilmu yang berkenaan dengan pengaruh faktor geografi terhadap ketatanegaraan) yang terdiri atas populasi, geografis dan pemerintahan yang permanen yang disebut negara atau state.

Nation - state atau negara-bangsa merupaakan sebuah bangsa yang memiliki bangunan politik (political building) seperti ketentuan-ketentuan perbatasan territorial, pemerintahan yang sah, pengakuan luar negeri dan ssebagainya. Munculnya paham nasionalisme ataau paham kebangsaan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari situasi social politik decade pertama abad ke-20. Pada waktu itu, semangat menentang kolonialisme Belanda mulai bermunculan di kalangan pribumi. Cita-cita bersama untuk merebut kemerdekaan menjadi semagat umum di kalangan tokoh-tokoh pergerakan nasional untuk memformulasikan bentuk nasionalisme yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.

Paham nasionalisme di Indonesia yang disampaikan oleh Soekarno yang disuarakan adalah bukan nasionalisme yang berwatak sempit, tiruan dari Barat atau berwatak

20

Page 34: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

chauvinism. Nasionalisme yang dikembangkan Soeekarno bersifat toleran, bercorak ketimuran dan tidak agresif sebagaimana nasionalisme yang dikembangkan di Eropa.

Selain mengungkapkan keyakinan watak nasionalisme yang penuh nilai-nilai kemanusiaan, juga meyakinkan pihak-pihak yang berseberangan pandangan baahwa kelompok nasional dapat bekerja sama dengan kelompok manapun, baik golongan Islam maupun Marxis. Sekalipun Soekarno seorang muslim, tetapi tidak sekedar mendasarkan pada perjuangan Islam, menurutnya kebijakan ini merupakan pilihan terbaik bagi kemerdekaan maupun bagi masa depan seluruh bangsa Indonesia. Semangat nasionalisme Soekarno tersebut mendapat respon dan dukungan luas dari kalangan intelektual muda didikan Barat semisal konsep identitas nasional Syahrir dn Mohamad Hatta, yang kemudian semakin berkembang paradigmanya (kerangka berpikir) sampai sekarang dengan munculnya konsep identitas nasional, sehingga bisa dikatakan bahwa paham nasionalisme ataau kebangsaan disini adalah merupakan refleksi dari identitas nasional.

Keprihatinan disini adalah adanya perdebaatan panjang tentang pahaam nasionalisme keban

gsaan di mana mereka mempunyai kesepakatan perlunya paham nasionalisme kebangsaan, namun dalam konteks yang berbeda mengenai maalah nilai atau watak nasionalisme Indonesia.

21

Page 35: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

2.3 Revitalisasi Pancasila sebagai Pemberdayaan Identitas Nasional.

2.3.1 Revitalisasi Pancasila.

Revitalisasi Pancasila sebagaimana manifestasi identitas nasional paada gilirannya harus diarahkan juga pada pembinaan dan pengembangan moral sedemikian rupa sehingga moralitas Pancasila dapat dijadikan dasar dan arah dalam upaya untuk mengatasi krisis dan disintegrasi yang cenderung sudah menyentuh ke semua segi dan sendi kehidupan dan harus kita sadari baahwa moralitas Pancasila akan menjadi tanpa makna, menjadi sebuah “karikatur” tidak disertai dukungan suasana kehidupan dibidang hukum secara kondusif. Antara moralitas dan hukum memang terdapat korelasi yang sangat erat dalam arti bahwa moralitas yang tidak didukung oleh kehidupan kehidupan hukum yang kondusif akan menjadi subjektivitas yang satu sama lain akan saling berbenturan, sebaliknya ketentuan hukum yang disusun tanpa disertai dasar dan alas an moral akan meelahirkan suatu legalisme yang represif, kontra produktif dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila itu sendiri.

Revitalisasi Pancasila adalah pemberdayaan kembali kedudukan, fungsi dan peranan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, ideologi dan sumber nilai-nilai bangsa Indonesia (Koento W : 2005) dalam Syarbaini : 2014 – 18 .

22

Page 36: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Dalam merevitalisasi Pancasila sebagai identitas nasional, penyelenggaraan MPK hendaknya dikaitkan dengaan wawasan berukut :

(a). Spiritual, untuk meletakkan landasan etik, moral, religiusias, sebagai dasar dan arah pengembaangan sesuatu profesi.

(b). Akademis, untuk menunjukkan bahwa MPK merupakan aspek being yang tidak kalah pentingnya, bahkan lebih penting dari pada aspek having dalam kerangka penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang bukan sekedar instrumen, melainkan adalah subjek pembaharuan dan pencerahan .

(c). Kebangsaan, untuk menumbuhkan kesadaran nasionalisme agar dalam pergaulan antar bangsa tetap setia kepada kepentingan bangsanya, bangga dan respek kepada jati diri bangsanya yang memiliki ideologi tersendiri.

(d). Mondial, untuk menyadarkan bahwa manusia dan bangsa di masa kini siap menghadapi dialektikanya perkembangan dalam masyarakat dunia yang “terbuka”. Mampu untuk segera beradaptasi dengan perubahan yang terus menerus terjadi dengan cepat dan mampu pula mencari jalan keluarnya sendiri dalam mengatasi setiap tantangan yang dihadapi, sebab dampak dan pengaruh perkembanagan Iptek yang bukan lagi hanya sekedar

23

Page 37: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

sarana, melainkan telah menjadi sesuatu yang substantive yang dalam kehidupan umat manusia bukan hanya sebagai tantangan melainkan juga peluang untuk berkarya.

2.3.2 Pemberdayaan Identitas Nasional.

Dalam rangka pemberdayaan identitas nasional kita, perlu ditempuh melalui revitalisasi Pancasila . Revitalisasi sebagai manifestasi identitas nasional mengandung makna bahwa Pancasila harus kita letakkan dalam keutuhannya dengan Pembukaan, diekplorasikan dimensi-dimensi yang melekat padaanya, yang meliputi berikut ini :

(a). Realitas, dalam arti bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dikonsentrasikan sebagai cerminan kondisi objektif yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, kampus utamanya, suatu rangkaian nilai-nilai yang bersifat sein im sollen dan das sollen im sein.

(b). Idealitas, dalam arti bahwa idealisme yang terkandung di dalamnya bukanlah sekedar utopia (sistem social politik yang sempurna yang hanya ada dalam bahaya dan sulit diwujudkan dalam kenyataan) tanpa makna, melainkan di objektivasikan sebagai “kata kerja” untuk membangkitkan gairah dan optimisme para warga masyarakat guna melihat hari depan secara prospektif , menuju hari

24

Page 38: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

esok yang lebih baik, melalui seinar atau gerakan dengan tema “Revitalisasi Pancasila”.

(c). Fleksibilitas, dalam arti bahwa Pancasila bukanlah barang jadi yang sudah selesai dan “ tertutup” menjadi sesuatu yang sacral, melainkan terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan zaman yang terus menerus berkembang. Dengan demikian, tanpa kehilangan nilai hakikinya, Pancasila menjadi tetap actual, relevan serta fungsional sebagai tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara dengan jiwa dan semangat “Bhineeka Tunggal Ika”, sebagaimana dikembangkan di Pusat Studi Pancasila (di UGM), Laboratorium Pancasila (di Universitas Negeri Malang).

Melalui revitalisasi Paancasila sebagai wujud pemberdayaan identitas nasional inilah, maka identitas nasional dalam alur rasional – akademik tidak saja segi tekstual, melainkan juga segi konstektuaalnya dieksplorasikan sebagai referensi kritik social terhadap berbagai penyimpangan yang melanda masyarakat kita dewasa ini. Unuk membentuk jati diri, maka nilai-nilai yang ada tersebut terus digali dulu, misalnya nilai-nilai agama yang datang dari Tuhan dan nilai-nilai yang lain, misalnya gotong – royong, persatuan kesatuan , saling menghargai menghormati, yang hal lain ini sangat berarti dalam memperkuat rasa

25

Page 39: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

nasionalisme bangsa. Dengan saling mengerti antara satu dengan yang lain, makaa secara langsung akan memperlihatkan jati diri bangsa yang akhirnya mewujudkan identitas nasional kita.

Sementara itu, untuk mengembangkan jati diri bangsa dimulai dari nilaai-nilai yang harus dikembangkan yaitu nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, berani mengambil resiko, harus bertanggung jawab terhadap apa yang boleh ilakukan, adanya kesepakatan dan berbagai terhadap sesama. Untuk itu perlu perjuangan ddan ketekunan untuk menyatukan nilai, cipta, rasa dan karsa itu ( Soemarno, Soedarsono) dalam Syarbaini : 2014 : 19. Disinilah letak pentingnya penyelenggaraan MPK dalam kerangka Pendidikan tinggi untuk mengembangkan dialog budaya dan budaya dialog mengantarkan laahirnya generai penerus yang sadar dan terdidik dengan wawasan nasional yang mnjangkau jauh ke masa depan. MPK harus kita manfaatkaan untuk mengembalikan identitas nasional kita, yang di dalam pergaulan antarbangsa dahulu kita dikenal sebagai bangsa yang paling “halus” atau sopan di bumi “ het zachte volk ter aarde ( Wibisono Koento : 2005 ) dalam Syarbaini : 2014 : 20. Dari nilai-nilai budaya tersebut mempunyai asumsi dasar bahwa menjadi bangsa Indonesia tidak sekedar masalah kelahiran saja, tetapi juga sebuah pilihan yang rasional dan emosional yang otonom.

26

Page 40: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

2.4 Karakter Kebangsaan Indonsia.

2.4.1 Pengertian Karater Bangsa.

Istilah “Karakter” relative agak sulit didefinisikan, namun dapat dimengerti bila diuraikan. Menurut Sigmund Freud , karakter adalah sekumpulan tata nilai yang mewujud dalam suatu sistem daya juang yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku.

Situasi dan kondisi masyarakat kita dewasa ini menghadapkan kita pada suatu keprihatinan dan sekaligus juga mengundang kita untuk ikut bertanggung jawab. Perbaikan karakter bangsa merupkan satu kunci terpenting agar bangsa yang besar jumlah penduduknya ini bisa keluar dari krisis dan menyongsong nasibnya yang baru . Selain itu, bangsa Indonesia yang dahulu dikenal seebagai “het zachste volk ter aarde” dalam pergaulan antar bangsa kini sedang mengalami tidak saja krisis ideentitas, melainkan juga krisis dalam berbagai dimensi kehidupan yang melahirkan isntabilitas yang berkepanjangan semenjak reformasi digulirkan pada tahun 1998.

Krisis moneter yang kemudian disusul krisis ekonomi dan politik yang akar-akarnya tertanam dalam krisis moral dan menjalar ke dalam krisis budaya, menjadikan masyarakat kita kehilangan oeientasi nilai, hancur dan kasar, gersang dalam kemiskinan budaya dan kekeringan spiritual. Kehalusan budi, sopan santun dalam sikap dan perbuatan , kerukunan,

27

Page 41: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

toleransi dan solidaritas social, idealism dan sebaginya telah hilang, hanyut dilanda oleh derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang penuh paradoks (pernyataan yang berlawanan dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran ). Krisis multidimensi dapat saja setiap saat melanda masyarakat kita menyadarkan kita semua bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk mengembangkan identitas nasional.

2.4.2 Penanaman Nilai Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa.

Penanaman nilai-nilai identitas nasional sebagai karakter bangsa harus diimplementasikan dalam berbagai kehidupan diantaranya seperti .berikut :

(a). Pada diri sendiri.

(b). Membangun ketahanan keluarga.

(c). Pembangunan Karakter dalam masyarakat

(d). Dalam dunia Pendidikan.

Apabila melihat tujuan Pendidikan sebagai dinyatakan oleh UU No. 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa tujuan Pendidikan adalah sebagai berikut :

(a). Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(b). Berbudi pekerti luhur (akhlak mulia).

(c). Memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani.

28

Page 42: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(d). Memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri.

(e). Memiliki tanggung jawab dalam bermasyarakat, beragama, berbangsa dan bernegara.

Di era globalisasi, pergaaulan dan persaingan antarbangsa semakin ketat . Batas antarnegara hamper tidak ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang semakin kental itu akan proses alkulturasi, saling meniru dan saling mempengarui antara budaya masing-masing. Dan yang perlu kita cermati dari proses akulturasi tersebut apakah pengaruh global tersebut dapat melunturkan tata nilai yang merupakan jati diri bangsa Indonesia atau sebaliknya. Lunturnya tata nilai tersebut pada dasarnya ditandai oleh 2 (dua) faktor berikut :

(a). Semakin menonjolnya sikap individualistis yaitu mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan azas gotong-royong.

(b). Semakin menonjolnya sikap materialistis, yang berarti harkat dan martabat kemanusiaan hanya diukur dari hasil atau keberhasilan seseorang dalam memperroleh kekayaan. Hal ini bisa berakibat bagaimana cara memperolehnya menjadi tidak dipersoalkan lagi. Bila hal ini terjadi, berarti etika dan moral telah dikesampingkan.

29

Page 43: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Arus informasi yang semakin peat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asing yang negative semakin besar.

Apabila proses initidak segera dibendung, akan berakibat lebih serius di mana pada puncaknya mereka tidak bangga kepaaa bangsa dan negaranya. Pengaruh negative tersebut pada akhirnya dapat merongrong nilai-nilai yang telah ada di dalam masyarakat kita. Jika semua ini tidak dapat dibendun, makaa akan mengganggu ketahanan di segala aspek, bahkan mengarah kepadaa kredibilitas sebuah ideologi Berikut ini nilai-nilai karakter bangsa yang kita lestarikan :(a). Iman dan taqwa terhada Tuhan YME sebagai karakter bangsa.

(b). Gotong royong sebagai karakter bangsa.

(c). Bhineka tunggal Ika dan merah putih sebagai karakter bangsa.

(d). Kebangsaan Indonesia sebagai karakter bangsa.

(e). Membangun karakter bangsa.

(f). Pelestarian nilai-nilai luhur perjuangan bangsa.

Berikut ini nilai-nilai luhur yang harus kita perjuangkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan berngara yaitu :

-). Nilai ketakwaan.

30

Page 44: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

-). Nilai toleransi.

-). Nilai ramah tamah.

-). Nilai persatuan.

-). Nilai keikhlasan dan kejujuran.

-). Kedisiplinan.

-). Nilai saling menghormati.

-). Nilai keserasian.

-). Nilai kesetiaan.

-). Nilai tanggung jawab.

-). Nilai kesederhanaan.

-). Nilai kerja sama.

-). Martabat dan harga diri.

-). Nilai musyawaraah.

-). Nilai gotong royong.

31

Page 45: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Halaman ini sengaja dikosongkan

32

Page 46: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

BAB : III falsafahFILSAFAT PANCASILA

3.1 Filsafat3.1.1 Pengertian Filsafat .Istilah “filsafat” secara etimologis (asal muasal kata) merupakaan padanan kata falsafah (Arab) dan philosophy (Inggris) berasal dari Bahasa Yunani yaitu philosophia. Kata philosophia merupakan kata majemuk yang tersusun dari kata philos atau philein yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata Sophia yang berarti “ kebijaksanaan “, hikmat, kearifan, pengetahuan (Harun Nasution, 1973 ) dalam Juliardi : 2017 – 14 . Dengan demikian philosophia secara harfiah (terjemahan kata demi kata) berarti “ mencintai keebijaksanaan”, mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan. Cinta memiliki makna keinginan yang sungguh-sungguh terhadap sesuatu, sementara kebijaksanaan dapat diartikan dengan kebenaran yang sejati. Jadi, filsafat dapat diartikan dengan keinginan yang sungguh-sungguh untuk mencari kebenaran yang sejati (Heri Herdiawanto dan Jumanta, 2010 : 8) dalam Juliardi : 2017 : 14. Sementara itu secara praktis , filsafat adalah “alam berpikir” atau “alam pikiran”. Berfilsafat berarti berpikir secara mendalam dan berpikir sampai dengan akar-akarnya dengan sungguh-sungguh tentang hakikat sesuatu (Fachri Adnan, 22003 : 29 ) dalam Juliardi, 2017 – 14 .

Filsafat juga mempunyai arti sebagai ilmu yaitu ilmu yang mengkaji “segala sesuatu” dari sudut hakikat (inti sari/dasar,; kenyataan yang sebenarnya) . Kata segala sesuatu menunjukkan bahwa objek kajian filsafat sangat luas dan tidak terbatas sejauh yang dapat dijangkau oleh pikiran manusia/akal. Hakikat menunjukkan objek formal

33

Page 47: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

atau sudut pandangan ilmu filsafat yaitu hakikat atau unsur terdalam yang menyebabkan sesuatu itu ada.

Filsafat dikatakan sebagai peneratas ilmu pengetahuan atau yang melahirkan ilmu pengetahuan (Yuyun Suriasumantri, 2007) dalam Juliardi : 2017 : 14 . Artinya ilmu pengetahuan yang ada sekarang dilahirkan oleh filsafat. Dengan demikian filsafat dapat dikonfigurasikan dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu peengetahuan” telah tumbuh mekar dan bercabang dengan subur. Selanjutnya, masing-masing cabang melepaskan diri dari batas . filsafaatnya. Berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri. Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan tersebut tidak akan mencampuri urusan perkembangan dari ilmu pengetahuan yang telah diciptakannya. Filsafat akan pergi dan menciptakan ilmu pengetahuan yang lainya.

Bidang garapan filsafat terutama diarahkan kepada komponen-komponen yang menjadi tiaang penyangga eksistensi ilmu yaitu ontology, epistemology aksiologi. Ontologi merupakan ilmu yang menyelidiki hakekat sesuatu atau tentang ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika. Secara umum ontologis adalah “apa yang dikaji” atau apa objek kajian dari ilmu itu. Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode dan validitas ilmu pengetahuan. Sementara aksiologi merupakan teori nilai yaitu sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang baik. Bidang yang diselidiki adalah semua yang berkaitan dengan nilai.

34

Page 48: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

3.1.2 Ciri Berpikir Filsafat.

Filsafat tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Filsafat adalah satu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia (Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2007 : 7 ) dalam Juliardi : 2017 : 14 . Selama manusia hidup, maka manusia tidak dapat menghindar dari filsafat . Dengan kata lain , manusia selalu dan akan selalu berfilsafat. Selama manusia masih berpikir, maka dia akan senantiasa berfilsafat. Akan tetapi, tidak semua proses berpikir manusia itu adalah berpikir filsafat. Untuk itu ada ciri berpikir kefilsafatan yaitu :

(a). Radikal.

Radikal artinya berpikir sampai ke akar-akarnya. Radikal berasal dari Bahasa Yunani yaitu radix yang berarti akar . Maksud dari berpikir sampai ke akar-akarnya adalah berpikir smpai pada hakikat, esensi atau sampai pada substansi yang dipirkan. Manusia yang berfilsafat dengan akalnya berusaha untuk dapat menangkap pengetahuan hakiki yaitu pengetahuan yang mendasari segaala pengetahuan indrawi. Contoh : Jika memikirkan tentang kuda , maka kita perlu mempertanyakan hal-hal sampai ke substansi yang paling dalam yang melibatkan seluruh indrawi manusia, seperti kuda termasuk hewan apa ? Seperti apa ciri-ciri kuda ? Apa gunaa kuku tersebut? Mengapa kuku kuda berbeda dengan kuku binatang lainnya? Dan lain sebagainya.

(b). Universal atau umum.

Universal yang dimaksudkan disini adalah berpikir secara umum atau berpikir tentang hal-hal serta suatu proses yang bersifat umum. Jalan yang dituju oleh seorang filsuf adalah keumuman yang diperoleh dari

35

Page 49: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

hal-hal yang bersifat khusus yang ada dalam kenyataan. Contoh : jika kita memikirkan tentang alam semesta dalam lingkup Galaksi Bimasakti, maka yang dipikirkan bukan hanya satu planet Bumi saja, akan tetapi secara umum yang dipikirkan adalah semua planet yang dalam Galaksi Bimasakti terseebut, melingkupi Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.

(c). Konseptual.

Konseptual yang dimaksudkan di sini merupakan hasil generalisasi dan abstraksi dari pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses individual. Berpikir secara kefilsafatan tidak bersangkutan dengan pemikiran terhadap perbuatan-perbuatan bebas yang dilakukan oleh orang-orang tertentu sebagaimana yang biasa dipelajari oleh seorang psikolog, melainkan bersangkutan dengan pemikiran “apakah kebebasan itu ?”

(d). Koheren dan konsisten.

Koheren dan konsisten artinya berpikir sesuai dengan kaidah -kaidah berpikir dan tidak mengandung kontradiksi atau dapat pula diartikan dengan berpikir secara runtut. Runtut artinya berpikir filsafat harus berpikir dari awal hingga akhir. Seperti membuat makalah/karya ilmiah, kita tidak bisa membuat karya ilmiah dari pembahasan terlebih dahulu tanpa adanya pendahuluan. Tidak mengandung kontradiksi artinya tidak mengandung pertentangan antara dua hal yang dipikirkan, karena dua hal tersebut tidak dapat sama-sama benar pada waktu yang sama dan dalam pengertian yang sama. Misalnya kita memikirkan

36

Page 50: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

tentang Bumi. Si A meengatakan Bumi itu . bulat, sedangkan B mengatakan Bumi itu datar. Entah siapa dari mereka yang benar, yang jelas kalua ternyata A benar, berarti B salah. Dan Sebaliknya kalua A salah , pasti B benar. Hanya ada dua kemungkinan , dan tidak mungkin kedua-duanya sama-sama benar, sehingga tidak akan dipertentangkan.

(e). Sistematik.

Sistematik yaitu saling berhubungan antara unsur-unsur yang menyusun suatu bagan konseptual. Dalam mengemukakan jawaban terhadap suatu masalah, para filsuf memakai pendapat-pendapat sebagai wujud dari proses berfilsafat. Pendapat-pendapat itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung maksud dan tujuan tertentu. Selain itu, sistematik juga berarti bahwa kita harus berpikir secara berjenjang , mulai dari yang paling atas terlebih dahulu baru ke bagian bawah. Seperti berpikir tentang peraturan perundang-undangan di Indonesia. Maka kita harus memikirkan UUD 1945 terlebih dahulu baru kemudian membahas aturan yang ada dibawahnya.

(f). Komprehensif.

Komprehensif yaitu menyeluruh. Berpikir secara komprehensif merupakan berpikir filsafat yang berusaha untuk menjelaskan alam semesta /segala sesuatu secara keseluruhan. Contoh : Jika memikirkan tentang Bumi, maka yang dipikirkan adalah apa yang ada dalam Planet Bumi ini, termasuk pegunungan, hutan, laut, hingga manusia sebagai salah satu penghuni Bumi.

37

Page 51: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(g). Bebas.

Makna bebas disini bahwa filsafat merupakan pemikiran yang bebas dari prasangka -prasangka social, historis, kultural atau religious. Berpikir dengan bebas itu bukan berarti sembarangan, sesuka hati, atau anarki, sebaliknya bahwa berpikir bebas adalah berpikir secara terikat, akan tetapi ikaatan itu berasal dari dalam, dari kaidah-kaidah, dari disiplin pikiran itu sendiri. Dengan demikian pikiran dari luar sangat bebas, namun dari dalam sangatlah terikat.

Seperti yang telah dujelaskan sebelumnya, bahwa filsafat akan senantiasa ada dan menyertai manusia. Dengan demikian, filsafat itu sendiri memiliki fungsi bagi manusia. Adapun fungsi filsafat adalah sebagai berikut ( Djamal, 1986, dalam Fachri Adnan, 2003 – 34 ).

(a). Memberikan jawaban atas pertanyaan yang bersifat fundamental atau mendasar dalam kehidupan bernegara.

(b). Mencari kebenaran yang bersifat substansi tentang hakikat negara, ide negara ataupun tujuan bernegara.

(c). Berusaha menempatkan dan menjadi kerangka dari berbagai ilmu pengetahuan yang beerkaitan dengan kehidupan bernegara.

Secara umum, keseluruhan arti filsafat dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu Filsafat dalam arti produk dan filsafat dalam arti proses (Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2007 : 8) dalam

38

Page 52: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Juliardi Budi ( 2017 : 17 – 18 ). Penjelasannya secara ringkat sebagai berikut :

(a). Filsafat dalam arti produk : sebagai produk dan hasil dari aktivitas berfilsafat yang menghasilkan ilmu pengetahuan, teori, konsep hingga pandangan-pandangan tertentu.

(b). Filsafat dalam arti proses : proses dalam melahirkan produk filsafat dengan menggunakan cara , metode tertentu yang sesuai dengan objek permasalahannya.

3.1.3 Cabang dan Aliran Filsafat.

Sebagai suatu kajian ilmiah, filsafat memiliki cabang dan aliran yang secara tidak langsung membangun kajian mengenai filsafat itu sendiri. Cabang dan aliran filsafat tersebut antara lain :

(a). Metafisika.

Metafisika yaitu studi tentang sifat yang terdalam dari kenyataan / keberadaan . Jika dilihat dari arti katanya, meta berarti “setelah atau di balik” dan phisika berarti “hal-hal di alam”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metafisika memiliki pengertian “suatu cabang filsafat yang mempelajari penjelasam asal ataau hakekat objek (fisik) di dunia. Jadi metafisika merupakan studi keberadaan atau realitas.

(b). Epistemologi.

Epistemologi berarti ilmu tentang pengetahuan, mempelajari asal muasal / sumber, struktur, metode dan validitas pengetahuan yang kesemuannya bisa dikembalikan untuk menjawab pertanyaan “ Apa yang apat saya ketahui ?

39

Page 53: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(c). Logika, yang berarti ilmu, kecakapan atau alat untuk berpikir secara lurus.

(d). Etika (filsafat moral) , di mana objek material etika adalah perbuatan atau perilaku manusia secara sadar dan bebas.

(e). Estetika (filsafat keindahan), yang merupakan kajian filsafat tentang keindahan.

3.2 Filsafat Pancasila.

3.2.1 Hakikat Pancasila.

Dasar negara Indonesia adalah Pancasila yang telah dirumuskan oleh para founding father (para pendiri bangsa Indonesia, antara lain Soekarno, Hatta, M. Yamin). Secara Etimologis , Pancasila berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu “Panca berarti lima” dan “Syila berarti dasar, batu, sendi, alas" serta Syila berarti aturan, tingkah laku yang baik”. Jadi , Pancasila adalah 5 (lima) dasar tentang kesusilaan/ 5 (lima) ajaran tentang tingkah laku. Pancasila merupakan salah satu istilah yang terdapat dalam buku Sutasoma karangan Empu Tantular dari Kerajaan Majapahit ( Heri Herdiawanto dan Jumanta, 2010 : 18 ) dalam Juliardi Budi : 2017 : 19 . Perkataan Pancasila mula-mula digunakan di dalam masyarakat India yang beragama Budha , yang mengartikan lima aturan yang harus ditaati penganutnya. Sisa pengaruh pengertian Pancasila menurut ajaran Budha itu masih di kenal di masyarakat Jawa dan di kenal dengan larangan terhadaap 5 M yaitu dilarang Mateni (membenuh), Maling (mencuri), Madon (berzinah), Mabuk (minum minuman keras) dan Main (judi). Laahirnya Pancasila berawal dari dibutuhkannya penetapan dasar negara Indonesia dengan segera untuk menyongsong proklamasi kemerdekaan Indonesia.

40

Page 54: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

3.2.2 Pancasila Sebagai Suatu Sistem.

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan suatu sistem. Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh (Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2007 : 9) dalam Juliardi Budi, 2017 : 21 . Suatu sistem harus memenuhi lima persyaratan berikut :

(a). Merupakan satu kesaatuan .

(b). Bersifat konsisten dan koheren (berkaitan/berhubungan), tidak mengandung pertentangan.

(c). Ada hubungan antara bagiaPan yang satu dengan bagian yang lain.

(d). Ada keseimbangan dalam kerrja sama.

(e). Semuanya mengabdi pada tujuan yang satu yaitu tujuan bersama.

Pancasila dikatakan sebagai suatu sistem, karena Pancasila terdiri atas bagian-bagian (sila-sila) yang memiliki fungsi sendiri – sendiri itu merrupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan (saling berhubungan) demi mencapai tujuan bersama yaitu suatu masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila (Pembukaan UUD 1945 alinea IV). Selain itu sila-sila Pancasila saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan atau “Majemuk

41

Page 55: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Tunggal”, yang artinya sila-sila Pancasila tidak dapat berdiri sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa Pancasila telah memenuhi persyaratan untuk dapat dikatakan sebagai sistem, di antaranya adalah :

(a). Adanya kesatuan dari kelima unsur sila-silanya, yang satu sama lainnya tak dapat dipisahkan.

(b). Adanya keteraturan dari sila-silanya yaitu bereksistensi secara hierarkis konsisten, di mana masing-masing sila dalam suatu urutan tingkat yang runtut. Sila yang nilainya lebih esensia l didahulukan, artinya yang lebih luas cakupannya didahulukan.

(c). Adanya keterkaitan antara sila yang satu , merupaakan sdengan sila yang lain, sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh , merupakan suatu totalitas, saling berhubungan dan saling ketergantungan antara sila yang satu dengan yang lainnya.

(d). Adanya kerja sama antara sila yang satu dengan sila yang lain. Hal ini mutlak, sebab dasar filsafat negara harus merealisasikan tujuan – tujuan negara.

(e). Adanya tujuan bersama, dimana untuk mewujudknnya diperlukan pemerrintahan yang stabil dalam satu wadah negara yang mempunyai dasar filsafat tersebut.

3.2.3 Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia.

Istilah Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita dan logos yang berarti

42

Page 56: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

ilmu. Jadi, secara harfiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide, atau cita-cita. Cita – cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai, sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan maupun paham. Ideologi yang semula berarti gagasan , ide, cita-cita itu berkembang menjadi suatu paham megenai seperangkat nilai atau pemikiran yang oleh seseorang atau sekelompok orang mejadi suatu pegangan hidup. Jadi dapat dikatakan bahwa ideologi adalah seperangkat (kumpulan) gagasan, ide, yang secara komprehensip membentuk landasan dalam melakukan pola tindak dalam berbagai bidang ( politik, social, kebudayaan dan agama) pada seorang atau sekelompok orang .

Sementara itu, fungsi utama ideologi dalam masyarakat menurut Ramlan Surbakti (1999) ada dua yaitu :

(1). Sebagai tujuan atau cita-cita yang hendak dicapai secara bersama oleh suatu masyarakat

(2). Sebagai pemersatu masyarakat dan karenanya sebagai prosedur penyelesaian konflik yang terjadi dalam masyarakat.

Berkitan dengan ideologi Pancasila, secara umum ideologi Pancasila memiliki tiga fungsi pokok yaitu :

(1). Pandangan hidup masyarakat dan bangsa.

Pacasila dikatakan sebagai pandangan hidup masyarakat d.an bangsa karena Pancasila terdiri dari satu kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur terhadap kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, Pancasila dijadikan sebagai kerangka acuan yang baik untuk menataa kehidupan maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.

43

Page 57: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(2). Dasar Negara.

Pancasila dikatakan sebagai dasar negara dimana Pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan negara. Sebagai dasar negara, Pancasila memiliki fungsi yang meliputi :

a). Sumber dari segala sumber hukum . Hal ini sesuai dasar yuridis sebagaimana tercantum dalam UUD 1945, Ketetapan MPRS No. XX/MPRS pemerintahan./1966, ketetaapan MPR No. V/MPR/1973 dan ketetapan No. IX/MPR/1978.

b). Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945.

c). Memelihara budi pekerti yang luhur.

d). Sumber semangat bagi UUD 1945, penyelenggara negara dan pemerintahan.

3.2.4 Pancasila Sebagai Filsafat.

Ajaran dan nilai filsafat sangat mempengaruhi pikiran, budaya dan peradaban umat manusia. Semua sistem keneegaraan ditegaakkan berdasarkan ajaran atau sistem filsafat yang mereka anut (sebagai dasar negara hingga ideologi negara).

Berbagai negara dewasa ini menunjukkan keunggulan masing-masing dan terus memperjuangkan supremi/supremasi (keunggulan tertinggi) , dan dominasi sistem kenegaraannya, meliputi : liberalism-kapitalisme, marxisme – komunisme, zionisme, theokratisme, sosialisme, naziisme, dan fundamentalisme . Termasuk Indonesia yang menerapkan sistem ideologi Pancasila, sebagai aktualisasi filsafat hidup seluruh bangsa Indonesia.

44

Page 58: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai dan pemikiran yang dapat menjadi substansi (pokok, inti) dan isi pembentukan Ideologi Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai “ refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa , dengan tujuan untuk mendapatkan pokok – pokok pengrtiannya yang mendasar dan menyeluruh”.

Pancasila dikatakan sebagai filsafat Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the founding father’s kita, yang dituangkan dalam suatu sistem. Proses perenungan yang dilakukan oleh para founding father’s ini didassarkan pada nilai-nilai adat istiadat, nilai religious, nilai kebudayaan dan nilai-nilai lainnya yang hidup, tumbuh dan berkembang di seluruh wilayah di Indonesia. Filsawat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu tentaang hakikat dari Pancasila itu sendiri.

Pancasila sebagai filsafat memiliki fungsi yang amat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, antara lain sebagai berikut :

(a). Memberikan jawaban yang mendasar tentang hakikat kehidupaan bernegara (bentuk negara, perekonomian negara,dll).

(b). Memberikan kebenaran dan mencari kebenaran yang substantive tentaang hakikat negara, ide negara dan tujuan negara (dinyatakan secara eksplisit dalam Pembukaan UUD 1945).

45

Page 59: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

\

Halaman ini sengaja dikosongkan

46

Page 60: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

BAB : IV

POLITIK DAN STRATEGI

4.1 Politik Indonesia ( Politik dan Strategi Nasional ).

4.1.1 Pengertian Politik.

Kata politik secara etimoligis berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Politeia”. “Politeia” berasal dari kata “polis” yang berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri yaitu negara (kota) dan “teia” yang berarti urusan. Bahasa Indonesia menerjemahkan dua kata yang berbeda dari Bahasa Inggris yaitu “politics” dan “policy” menjadi satu kata yang sama yaitu politik. Politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip) , keadaan, cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan atau citaa-cita tertentu, sementara policy yang dianggap lebih menjamin tercapainya suatu usaha, cita-cita , keinginan atau cita-cita, .keinginan atau tujuan yang dikehendaki . Setelah dilakukan pertimbangan, baru kemudian dibuat keputusan. Pembuat keputusan hanya dilakukan oleh seorang pemimpin.

Politik secara umum berkaitan dengan bermacaam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem dan melaksanakan tujuan-tujuan tersebut. Pelaksanaan dari tujuan tersebut memerlukan suatu pengambilan keputusan (decision making), megenahi apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik itu serta menyangkut seleksi antara

47

Page 61: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

beberapa beberapa alternative dan penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Untuk melaksanakan tujuan-tujuaan ituitu secara lebih lanjut , perlu ditentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum (public politics) yang menyangkut pengaturan dan pembagian dari sumber-sumber (resources) yang ada.

Sesuatu yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa untuk melaksanakan kebijaksanaan-kebijaaksanaan itu perlu memiliki kekuasaan (power) dan wewenang (authority), yang digunakan untuk membina kerja sama dan untuk menyelesaikan konflik yang timbul dalam proses pencapaian tujuan ini. Hal itu dilakukan baik dengan cara meyakinkan (persuasive) maupun paksaan (coercion).

Tanpa adanya unsur paksaan, maka kebijaksanaan hanya merupakan perumusan keinginan (statement of intent) belaka.

Selanjutnya dikatakan pula, bahwa jika membicarakan politik pasti akan membicarakan mengenai negara, kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan dan distribusi dan alokasi sumber daya.

(a). Negara.

Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Boleh dikatakan negara merupakan bentuk masyarakat yang paling utama dan negara merupakan organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat.

(b). Kekuasaan.

48

Page 62: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah aku seseorang atau kelompok lain sesuai dengan keinginannya. Dalam politik perlu diperhatikan bagaimana kekuasaan itu diperoleh, dilaksanakan dan dipertahankan.

(c). Pengambilan Keputusan.

Pengambilan keputusan sebagai aspek utma dari politik dan dalam pengambilan keputusn perlu diperhatikan siapa pengambil keputusan itu dan untuk siapa keputusan itu dibuat. Jadi, politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum. Keputusan yang diambil menyangkut sector public dari suatu negara.

(d). Kebijakan Umum.

Kebijakan (policy) merupakan suatu kumpulan keputusan yang diambil seseorang atau kelompok politik dalam rangka memilih tujuan dan cara mencapai tujuan itu. Dasar pemikirannya adalah bahwa masyarakat memiliki beberapa tujuan bersama yang ingin dicapai secara bersama pula oleh karena itu diperlukan rencana yang mengikat yang dirumuskan dalam kebijakaa-kebijaakan oleh pihak yang berwenang.

(e). Distribusi.

Distribusi adalah pembagian dan penjatahan nilai-nilai (value) dalam masyarakat. Nilai adalah sesuatu yang diinginkan atau yang penting dengan demikian nilai harus dibagi secara adil. Jadi politik itu

49

Page 63: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

membicarakan bagaimana pembagian dan pengaalokasian nilai-nilai secara mengikat.

4.1.2 Pengertian Strategi.

Kata strategi berasal dari Bahasa Yunani yaitu strategia yang berarti the art of general atau seni seorang panglima yang biasa digunakan dalam peperangan. Karl Von Clousewitz (1780 – 1831 ) berpendapat bahwa srategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.

Dalam abad modern sekarang ini, penggunaan kata strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan saja, akan tetapi sudah digunakan secara luas termasuk dalam ilmu ekonomi, politik maupun di bidang olah raga. Arti strategi dalam pengertian umum adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau tercapainya suatu tujuan (khususnya dalam bidang politik).

Dengan demikian, kata strategi tidak hanya menjadi monopoli para jendral atau bidang militer saja, tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu yang menggunakan dan mengembangkan kekuatan-kekuatan (ideologi – politik, ekonomi, sosil budaya, serta pertahanan dan keamanan) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumny (Heri

50

Page 64: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Herdiwanto & Jumanta, 2010 : 112) dalam Juliardi Budi, 2017 : 64 .

4.1.3 Politik dan Strategi Nasional (Polstranas).

Politik nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan pengendalian) serta penggunaan kekuatan untuk mencapai tujuan nasional. Selanjutnya, dalam melaksanakan politik nasional, maka disusunlah strategi nasional. Misalnya strategi jangka pendek, jangka menengah dan jangka Panjang. Strategi nasional merupakan cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran-sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.

Adapun dasar pemikiran penyusunan politik dan strategi nasional adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sistem manajemen nasional yang berlandaskan ideologi Pancasila, UUD 1945, Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Landasan pemikiran dalam sistem manajemen nasional ini penting artinya karena didalamnya terkandung dasar negara, cita-cita nasional dan konsep strategis bangsa Indonesia.

Politik dan strategis nasional yang telah berlangsung selama ini disusun berdasarkan sistem kenegaraan menurut UUD 1945. Sejak tahun 1985 telah berkembang pendapat dimana jajaran pemerintah dan Lembaga-lembaga yang tersebut dalam UUD 1945 disebut sebagai “ Suprastruktur Politik” yaitu MPR, DPR, Presiden, BPK dan MA. Sedangkan badan-badan yang ada dalam masyarakat

51

Page 65: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

disebut sebagai “Infrastruktur Politik” , yang mencakup pranata-pranata politik yang ada dalam masyarakat, seperti partai politik, organisasi kemasyarakatan, media masa, kelompok kepentingan (interest group) dan kelompok penekan (pressure group). Antara suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki kekuatan yang seimbang.

Mekanisme penyusunnan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur poli tik diatur oleh Presiden. Dalam melaksanakan tugasnya ini, Presiden dibantu oleh Lembaga-lembaga tunggi negara lainnya serta dewaan-dewan yang merupakan badan koordinasi seperti : Dewan Stabilitas Ekonomi Nasional, Dewan Perta, hanan Keamanan Nasional, Dewan Tenaga Atom, Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional RI, Dewan Maritim, Dewan Otonomi Daerah dan Dewan Stabilitas Politik dan Keamanan ( Heri Herdiawanto dan Jumanta, 2010 : 113 ) dalam Juliardi Budi, 2017 : 65 . Selanjutnya Presiden menyusun program kabinetnya dan memilih Menteri-menteri yang akan mel aksanakan program kabibet tersebut, termasuk juga menetapkan pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen. Program Kabinet dapat dipandang sebagai dokumen resmi yang memuat politik nasional yang digariskan oleh Presiden. Akan

Berdasarkan penjelasan ini dapat dikatakan, bahwa jika politik nasional ditetapkan Presiden, maka strategi nasional dilaksanakan oleh para Menteri dan pimpinan Lembaga pemerintah non departemen sesuai dengan bidangnya atas instruksi dari Presiden.

52

Page 66: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Apa yang dilaksanakan Presiden sesungguhnya merupakan politik dan strategi nasional yang beersifat pelakssanaan, maka ddi dalamnya sudah tercantum program-program yang lebih konkret untuk dicapai yang disebut sebagai Sasaran Nasional.

Proses Politik dan Strategi Nasional di infrastruktur politik merupakan sasaran yang akan dicapai oleh rakyat Indonesia dalam rangka pelaksanaan strategi nasional yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, social dan budaya serta pertahanan dan keamanan. Sesuai dengan kebijakan politik nasional, maka penyelenggara negara harus mengambil langkah-langkah untuk melakukan pembinaan terhadap semua lapisan masyarakat dengan mencantumkan sasaran sektoralnya.

Dalam era reformasi saat ini, peranan masyarakat dalam mengontrol jalannya politik dan strategi nasional yang telah ditetapkan pemerintah sangat besar sekali. Pandangan masyarakat terhadap kehidupan politik, ekonomi, social budaya maupun hankam akan selalu berkembang.

Perkembangan ini disebabkan oleh :

(a). Semakin tingginya kesadaran bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

(b). Semakin terbukanya akal dan pikiran untuk memperjuangkan haknya.

(c). Semakin meningkatnya kemampuan untuk menentukan pilihan dalam pemenuhan kebutuhan hidup.

(d). Semakin meningkatnya kemaampuan untuk mengatasi persoalan seiring dengan semakin tingginya tingkat

53

Page 67: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Pendidikan yang ditunjng kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(e). Semakin kritis dan terbukanya masyarakat terhadap ide—ide baru.

4.2 Konstitusi.

4.2.1 Hakekat Konstitusi.

Konstitusi merupakan hal yang sangat diperlukan dalam rangka menyusun politik dan strategi dan strategi nasional suatu bangsa. Konstitusi digunakan sebagai “rambu-rambu” untuk menetapkan serta melaksanakan politik dan strategi nasional sebuah negara.

Istilah konstitusi dalam banyak Bahasa berbeda-beda, seperti dalam Bahasa Inggris yaitu constitusion dan dalam Bahasa Belanda yaitu constitutie, dalam Bahasa Jerman yaitu constitution dan dalam Bahasa Latin yaitu constitution yang dasar atau hukum dasar undang-undang. Definisi Konstitusi sebagaimana yang dikemukakan oleh L.J Apeldoorn dalam Juliardi Budi, 2017 : 67 menyatkan bahwa memuat peraturan tertulis dan tidak tertulis, maka dapat dikatakan bahwa konstitusi terbagi dua yaitu ada yang tertulis dan ada yang tidak tertulis . Konstitusi tertulis ( documentary constitution / written constitution ) adalah aturan-aturan pokok dasar negara, bangunan negara dan tata negara . Sementara konstitusi tidak tertulis/konvensi (nondocumentary constitution) adalah berupa kebiasaan ketatanegaraan yang sering timbul dalam sebuah negara. Konvensi ini ini dapat diperl yang dimaksud akukan sebagai konstitusi dengan

54

Page 68: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

catatan bahwa konvensi dimaksud diakui dan dipergunakan berulang-ulang dalam praktek penyelenggaraan negara, tidak bertentangan dari konstitusi tertulis.

Dalam kehidupan sehari-hari , masyarakat Indonesia terbiasa menggunakan istilah Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai konstitusi, sebagaimana orang Belanda menggunakan Grondwet ( Grond artinya dasar dan wet artinya undang-undang) dan orang Jerman menggunakan Grundgesetz ( Grund artinya dasar dan gesetz artinya undang-undang yang keduanya menunjuk pada suatu naskah tertulis sehingga konsep mungkin karena Indonesia lama dijajah oleh Belanda sehingga konsep yang digunakan oleh Belanda itulah yang digunakan oleh Indonesia). Padahal istilah konstitusi bagi sebagiaan besar sarjana ilmu politik merupakan sesuatu yang lebih luas dari undang – undang dasar, yang meliputi keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimaa suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat.

4.2.2 Konstitusi Indonesia.

Para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia telah sepakat untuk menyusun sebuah Undang - Undang Dasar sebagai konstitusi tertulis dengan segala arti dan fungsinya. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, konstitusi Indonesia sebagai Sesutu “revolusi grondwet” telah disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam sebuah naskah yang dinamakan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang memuat 37 pasal.

55

Page 69: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia, terdapat empat macam Undang – Undang Dasar (konstitusi Indonesia) yang pernah berlaku yaitu :

(1). Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 ( UUD 1945 ).

Saat Republik Indonesia diplokaamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, negara muda ini belum mempunyai undang-undang dasar . Sehari kemudian, pada tanggal 18 Agustus 1945 Rancangan Undang-Undang disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

(2). Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950 ( UUD RIS ).

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Tahun 1945, ternyata Belanda masih belum menyerah untuk menguasai Indonesia. Belanda kembali mencoba untuk menguasai Indonesia. Belanda kembali mencoba untuk menguasai Indonesia. Belanda kembali mencoba untuk meguasai Indonesia melalui Agresi Militer I tahun 1947 dan Agresi Militer Belanda II tahun 1948 serta menciptakan negara-negara bagian di Indonesia ( negara boneka) dengan tujuan untuk memecah belah persatuan Indonesia. Kondisi ini megakibatkan diadakannya berbagai perjanjian antara Indonesia – Belanda yang kemudian melahirkan negara Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 27 Desember 1949 dan UUd yang berlaku adalah UUD RIS.

(3). Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 ( UUDS 1950 ).

Indonesia sangat meghendaki sifat kesatuan, sehingga negaa RIS tidak bertahan lama, Selanjutnya , dicapai kata sepakat untuk kembali mendirikan Negara Kesatuan Republik ( UUDS”IndoSementara Tahub 1950 nesia. Untuk itu, diperlukan suatu UUD baru , sehingga dibentuklah suatu

56

Page 70: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

panitia bersama yang akan menyusun rancangan UUD. Rancangan UUD ini kemudian disahkan pada tanggal 12 Agustus 1950. UUD baru ini dinamakan dengan UUD Sementara Tahun 1950 (UUDS’50).

(4). Periode 5 Juli 1959 – Sekarang (kembali ke UUD 1945).

UUDS 1950 dengan badan Konstituantenya tidak mampu membentuk konstitusi yang baru, hingga muncul Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 yang menyatakan bahwa UUDS ’50 dinyatakan tidak berlaku lagi dan Indonesia kembali menggunakan UUD 1945, karena dianggap UUD ’45 inilah yang paling baik untuk dijadikan sebagai sistem konstitusi Indonesia.

UUD 1945 sebagai konstitusi Indonesiaa tidak bersifat kaku, akan tetapi sangat fleksibel . Hal ini dibuktikan dengan adanya pasal yang menyatakan tentang kemungkinan untuk melakukan perubahan atas UUD 1945 ini, yaitu pasal 37 tentang perubahaan Undang – Undang Dasar. Apabila MPR bermaksud akan mengubah UUD melalui pasal 37 UUD 1945, sebelumnya hal ini harus ditanyakan leebih dahulu kepada seluruh rakyat Indonesia melalui suatu referendum ( berdasarkan TAP MPR No. 1/MPR/1983 Pasal 105 – 109 jo. TAP MPR No. IV/MPR/1983 tentang Referendum ).

Pasca Orde Baru runtuh pada Tahun 1998, perubahan UUD 1945 kemudian dilakukan secara bertahap dan menjadi alah satu agenda sidang Tahunan MPR dari Tahun 1999 hingga perubahan ke-4 pada siding tahunan MPRtahun 2002bersamaan dengan kesepakatan dibentuknya Komisi Konstitusi yang bertugas melakukan pengkajian secara komprehensip tentang perubahan UUD

57

Page 71: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

1945 berdasarkan ketetapan MPR No. 1/MPR/2002 tentang Pembentukan Kimisi Kosntitusi.

4.3 Ketatanegaraan Indonesia.

4.3.1 Sistem Ketatanegaraan Indonesia.

Pegaturan sistem ketatanegaraan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia kewenangan kekuasaan berada di tingkat nasional sampai kelompok masyarakat terendah, yang meliputi : MPR, DPR, Presiden dan Wakil Presiden, Meenteri, MA, MK, BPK, DPA, Gubetnur, Bupati/Walikota, Camat, Lurah/Kepala Desa, sampai tingkaat RT. Lembaga-Lembaga yang berkuasa ini berfungsi sebagai perwakilan dari suara dan tangan rakyat, sebab Indonesia menganut sistem demokrasi. Dalam sistem Demokrasi , pemilik kekuasaan tertinggi dalam negara adalah rakyat. Kekuasaan bahkan diidealkan penyelenggaraannya bersama-sama dengan rakyat.

Sejarah ketatanegaraan Indonesia sejak berlakunya Udang-Undang Dasar 1945, Konstitusi RIS, Undang-Undang Dasar Sementera 1950 sampai dengan perubahan Undang-ndang Dasar 1945, telah mengalami beberapa perubahan sistem pemerintahan Indonesia terus mencari suatu bentuk dan sistem pemerintahan yang ideal yang sesuai dengan struktur dan kondisi masyarakat serta kondisi wilayah ( geografi ) Indonesia. Dalam UUD 1945 sebelum amandemen dikatakan bahwa Indonesia menganut sistem pemerintahan “quasi presidensial “. Alasannya, karena dilihat dari sudut pertanggung jawaban Presiden kepada MPR ( Presiden merupakan mandataris MPR serta Presiden diangkat dan diberhentikan oleh MPR ). Artinya, jika dilihat dari sudut pertanggungjawaban Presiden kepada

58

Page 72: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

MPR, maka Presiden sebagai Lembaga eksekutif dapat dijatuhkan oleh Lembaga negara lain (MPR sebagai Lembaga legislative). Kekuasaan Presiden di dalam UUD 1945 sebelum amandemen ini terbagi dalam tiga kekuasaan yakni : sebagai kepala negara, sebagai kepala pemerintahan dan sebagai mandataris MPR.

Amandemen UUD 1945 mengubah sistem pemerintahan Indonesia. Dengan amandemen ini, Indonesia kemudiaan meganut sistem pemerintahan Presidensiil . Dalam sistem pemerintahan Presidensiil yang diadopsi oleh UUD 1945 pasca amandemen ini memiliki lima prinsip penting yaitu :

(1). Presiden dan Wakil Presiden merupakan satu institusi penyelenggaraan kekuasaan eksekutif negara yang tertinggi di bawah Undang-ndang Dasar.

(2). Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh rakyat secara langsung dan karena itu secara politik tidak bertanggng jawab kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Lembaga parlemen, melainkan bertanggung jawab langsung kepada rakyat yang memilih.

(3). Presiden dan / atau Wakil Pressiden dapat dimintakan petanggung jawaban secara hukum apabila Presiden dan / atau Wakil Presiden melakukan pelanggaran hukum dan konstitusi.

(4). Para Menteri adalah pembantu Presiden.

(5). Untuk membatasi kekuasaan Presiden yang kedudukannya dalam sistem Presidensiil sangat kuat sesuai dengan kebutuhan untuk menjamin stabilitas pemerintah, maka ditentukan masa jabatan Presiden selama lima tahun dan

59

Page 73: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

tidak boleh dijabat oleh orang yang sama lebih dari dua masa jabatan.

Jika membicarakan mengenai Lembaga-lembaga negara, maka sistem ketatanegaraan Indonesia berkaitan dengan kewenangan lembaga-lembaga negara menganut konsep Trias Politica . Trias Politica adalah pemisahan kekuasaan atas tiga Lembaga negara. Mulanya, teori ini dicetuskan oleh John Locke yang memisahkan kekuasaan pemerintahan negara menjadi tiga yaitu :

(1). Kekuasaan Legislatif yaitu kekuasaan untuk membuat undang – undang yang dijalankan oleh parlemen.

(2). Keuasaan eksekutif yaitu kekuasaan untuk menjalankan undang – undang yang dijalankan oleh pemerintah.

(3). Kekuasaan federative yaitu kekuasaan untuk menyatakan perang dan damai dan tindakan-tindakan lainnya dengan luar negeri.

Dalam teori ini, John Locke meletaakkan kekuasaan yudikatif (mengadili) merupakan bagian dari kekuasaan eksekutif. Berbeda dengan John Locke, Montesque menyatakan, bahwa kekuasaan neegara harus dibagi dan dilaksanakanoleh tiga orang atau badan yang berbeda dan terpisah satu sama lain (berdiri sendiri / independent ) yaitu :

(1). Badan Legislatif ( kekuasaan membuat undang-undang ).

(2). Badan Eksekutif (kekuasaan menjalankan undang-undang).

(3). Badan Yudikatif (kekuasaan untuk mengawasi jalannya pelaksanaan undang-undang).

60

Page 74: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Teori yang dicetuskan oleh Montesque ini yang dominan dilaksanakan oleh negara-negara di dunia, termassuk Amerika Serikat dan Indonesia. Akan tetapi, di Amerika Serikat memang benar-benar melakukan pemisahan kekuasaan antar Lembaga negara yang disebut dengan sistem separation of power (pemisahan kekuasaan) . Sementara Indonesia tidak menerapkan trias politica murni, karena masong-masing lembaga tinggi negara masih diperbolehkan untuk saling bekerja sama dalam beberapa hal, seperti membuat undang-undang, lembaga eksekutif (presiden) yang megajukan rancangan undang-undang (RUU) dan Lembaga legislative tinggal menyetujui atau tidak menyetujui. Sistem ini dinamakan dengan division of power (pembagian kekuasaan).

Selanjutnya , berdasarkan pemisahan/pembagian kekuasaan dari Lembaga-lembaga negara diatas yang diimplementasikan dalam struktur kelembagaan negara, sistem ketatanegaraan Indonesia pra amandemen dan pasca amandemen UUD 1945 memiliki perbedaan. Marilah sejenak kita analisis mengenaai perbedaan antara sistem ketatanegaraan Indonesia ini.

a). Sistem Ketatanegaraan Indonesia Sebelum Amandemen UUD 1945.

Sebelum diamandemen , UUD 1945 mengatur kedudukan Lembaga tertinggi dan Lembaga tinggi negara, serta hubungan antar Lembaga-lembaga tersebut. Undang – Undang Dasar merupakan hukum tertinggi, kemudian kedaulatan rakyat diberikan seluruhnya kepada MPR (Lembaga Tertinggi). MPR mendistribusikan kekuasaannya (distribution of power ) kepada lima Lembaga Tinggi yang sejajar kedudukannya, yaitu Mahkamah Agung (MA), Presiden, Dewan Perwakilan

61

Page 75: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Rakyat (DPR), Dewan Pertimbangan Agung (DPA) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Berikut skemanya :

Gambar : Sistem Ketatanegaraan RI sebelum Amandemen UUD 1945.

Sebelum amandemen UUD 1945, keduukan MPR berdasarkan UUD 1945 merupakan Lembaga tertinggi negara dan sebagai pemegang serta pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat. MPR diberi kekuasaan tak terbatas

62

UUD 1945

MPR

DPRBPK PresidenMA

Page 76: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(super power) dan dicantumkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 yang menyatakan bahwa “ kekuasaan ada ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR “. Selain itu dikatakan juga bahwa MPR adalah “ penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia” yang berwenang menetapkan UUD, GBHN serta memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden.

Mahkamah Agung (disingkat MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman dan bebas dari pengaruh cabang-cabang keuasaan lainnya. Mahkamah Agung membawahi badan peradilan dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara.

Badan Pemeriksa Keuangan (disingkat BPK) adalah Lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraaan Indonesia yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Menurut UUD 1945, BPK merupakan Lembaga yang bebas dan mandiri.

Tugas dan wewenang DPR sebelum amandemen UUD 1945 adalah memberikan persetujuan atas rancangan undang-undang/RUU (Pasal 20 ayat 1), mengajukan rancangan undang-undang (Pasal 21 ayat 1 ) memberikan persetujuan atas Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang/PERPPU (Pasal 22 ayat 2) dan memberikan persetujuan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Pasal 23 ayat 1). UUD 1945 tidak menyebutkan dengan jelas bahwa DPR memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan.

63

Page 77: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Sementara itu, Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR. Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi (consentration of power and responsibility upon the president). Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif (executive power), juga memegang kekuasaan legislative (legislative power) dan kekuasaan yudikatif (judicative power). Presiden mempunyai hak prerogative yang saangat besar. Tidak ada aturan mengenahi batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai pressiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya.

DPA merupakan suatu Lembaga negara yang bertugas dan berkewajiban memberi jawaban atas pertanyaan presiden usul kepada pemerintah dan berhak mengajukan usul kepada pemerintah. DPA berbentuk Cousil of State yang wajib memberi pertimbangan kepada pemerintah.

b). Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Amandemen UUD 1945.

Sistem ketatanegaraan Indonesia sesudah Amandemen UUD 1945 menyatakan , bahwa Undang – Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya menurut UUD. UUD memberikan penbagian kekuasaan (of power) kepada Lembaga-lembaga negara dengan kedudukan yang sama dan sejajar yaitu Pressiden dan Wakil Pressiden, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang meliputi Dewan Perwaakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Badan Pemeriksa

64

Page 78: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Keuangan (BPK) dan Lembaga kehakiman yang meliputi Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK) dan Komisi Yudisial (KY).

Berikut skemanya :

Gambar : Sistem Ketatanegaraan RI Setelah Amandemen UUD

65

UUD 1945

Rakyat

BPK MPR Presiden Kehakiman

DPR DPD Wa. Presiden MA MK KY

Page 79: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

1945.

Setelah amandemen UUD 1945 , MPR sejajar kedudukannya dengan lembagaa tinggi negara lainnya. Kewenangan MPR menetapkan GBHN serta mengangkat presiden dan wakil presiden dihilangkan. Akan tetapi , MPR tetap berwenang untuk menetapkan dan mengubah UUD 1945. Susunan keanggotaanya juga berubah, yaitu terdiri dari anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih secara langsung melalui pemilu. Bagi DPR, posisi dan kewenangannya diperkuat, dimana DPR mempunyai kekuasaan membentuk UU (yang sebelumnya ada di tangaan presiden, sedangkan DPR hanya memberikan persetujuan saja) sementara pemerintah (presiden) berhak mengajukan RUU. DPR juga memiliki fungsi yang dipertegas, yaitu : fungsi legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan sebagai mekanisme control antar Lembaga negara. Sementara DPD merupakan Lembaga negara baru sebagai langkah akomodasi bagi keterwakilan kepentingan daerah dalam badan perwakilan tingkat nasional setelah diadakannya utusan daerah dan utusan golongan yang diaangkat sebagai anggota MPR. Keberadaan DPD dimaksudkan untuk memperkuat kesatuan Negara Republik Indonesia. DPD mempunyai kewenanagan mengajukan dan ikut membahas RUU yang berkaitan dengan otonomi derah, hubungan pusat dan daerah, serta RUU lain yang berkait dengan kepentingan daerah.

BPK merupakan sebuah Lembaga dimana keanggotaannya dipilih DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD. BPK berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan keuangan negara (APBN) dan daerah (APBD) serta menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD dan ditindaklnjuti oleh apparat penegak hukum.

66

Page 80: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Sementara itu, lembaaga kepresidenan yang semula merupakan sebuah Lembaga yang memiliki kekuasaan yang sangat kuat, setelah UUD 1945 diamandemen, kekuasaan presiden dibatasi dengan memperbaiki tata cara pemilihan dan pemberhentian presiden dalam masa jabatannya, serta memperkuat sistem pemerintahan prsidensiil. Kekuasaan presiden dibatasi dalam dua kali periode masa jabatan. Presiden dan Wakil Presiden diangkat melalui mekanisme pemilihan umum secara langsung oleh rakyat.

Sementara MA merupakan Lembaga negara yang berwenang mengadili pada tingkat kasasi, meguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang dan wewenang lain yang diberikan Undang – Undang. Selain itu dibentuk juga sebuah Lembaga lain yaitu Mahkamah Kosntitusi (MK) yang keberadaannya dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi (the guardian of the constitution) . MK memiliki kewenangan : Menguji UU terhadap UUD, Memutus sengketa kewenangan antar Lembaga negara, memutus pembubaran partai politik, memutus sengketa hasil pemilu dan memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh presiden dan atau wakil presiden menurut UUD. Terdapat juga Lembaga Komisi Yudissial (KY) yang merupakan Lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU No. 22 Tahun 2004 yang berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan ama calon hakim agung.

4.3.2 Prinsip Dasar Pemerintah Republik Indonesia.

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia, di mana setiap aturan harus berdasarkan harus berdasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Penjabaran dari nilai-nilai Paancasila diimplementasikan dalam pasal-pasal UUD 1945, temasuk

67

Page 81: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

salah satunya adalah tentang prinsip dasar pemerintahan Republik Indonesia yaitu :

(a). Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (rechsstaat) , bukan kekuasaan ( machsstaat ) . Konsep ini mengandung arti bahwa negara, termasuk di dalamnya pemerintahan dan Lembaga-lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan-tindakan apa pun, harus dilandasi oleh peraturan-peraturan hukum atau harus dapat dipertanggungjawabkan secara hukum, tidak semaata-mata mendasarkan pada kekuasaan.

(b). Negara berdasarkan sistem konstitusional. Setiap tindakan negara harus berdasarkan aturan tertulis atau aturan dasar (konstitusi) sebagai pedoman agar setiap tindakan yang dilakukan sesuai dengan yang diinginkan oleh masyarakat. Di Indonesia, konstitusi adalah UUD 1945 beserta berbagai peraturan perundang-undangan lainnya seperti :

1. TAP MPR ( Ketetapan MPR ).

2. UU ( Undang – Undang ).

3. Perppu ( Peraturan Pemerintah Pengganti UU ).

4. PP ( Peraturan Pemeintah ).

5. Keputusan Presiden ( Kepres ).

6. Peraturan/Keputusan Menteri.

7. Keputusan/Peraturan Daerah.

Jika seandainya di antara peraturan perundangan teersebut terdapat perbedaan / pertentangan, maka peenyelesaiannya menerapkan prinsip sebagai berikut :

68

Page 82: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

1). Lex Superiori Derogat Legi Inferiori ( hukum / aturan yang lebih tinggi mengecualikan aturan / hukum©. yang lebih rendah).

2). Lex Specialis Derogat Legi Generalis ( hukum / aturan yang khusus mengecualikan aturan / hukum yang umum ).

3). Lex Posteriori Derogat Legi Anteriori ( hukum / aturan yang baru meengecualikan aturan / hukum yang lama ).

(c). Kekuasaan negara yang tertinggi berada di tangan rakyat.

Sebelum amandemen UUD 1945, dinyatakan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan MPR sebagai penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia, sehingga MPR lah yang berwenang menetapkan UUD 1945 , menetapkan Garis-garis Besar Haluan Negara ( GBHN ), mengangkat, melantik dan memberhentikan presiden dan wakil pressiden. Presiden berkedudukaan di bawah MPR sehingga presiden memiliki kewajiban untuk menjalankan outusan MPR. Akan tetapi setelah amandemen UUD 1945, kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD 1945. Artinya MPR hanya memiliki wewenang unuk melakukan perubahan UUD , melatik presiden dan wakil presiden sesuai maa jabatan atau lebih cepat jika dianggap melanggar suatu konstitusi. Rakyatlah yang berwenang memilih presiden dan wakil pressiden melalui pemilihan umum (pemilu) langsung.

(d). Presiden ialah peenyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi disaamping MPR dan DPR.

Di samping presiden, ada leembaga tinggi lainnya yang memiliki kekuasaan yang seimbang yaitu MPR dan DPR. Khusus megenai presiden dan DPR, berdasarkan UUD 1945

69

Page 83: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

hasil amandemen, presiden dan DPR dapat bekerja sama untuk membentuk undang-undang, menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara dan lain sebagainya. Kesetaraan kedudukan antara presiden dan MPR/DPR ini karena sama-sama dipilih langsung oleh rakyat melalui proses pemilu.

(e). Presiden tidak bertanggung jawab pada DPR.

Oleh karena kedudukan yang seimbang (setara), maka presiden tidak bertanggung jawab pada DPR, sehingga presiden tidak dapat membubarkan DPR dan sebaliknya DPR tidak dapat memberhentikan presiden dan wakil presiden.

(f). Menteri negara ialah pembantu presiden dan tidak bertanggung jawab pada DPR.

Menteri negara adalah “pembantu” presiden dan diangkat serta

diberhentikan oleh presiden. . Oleh karena diangkat dan diberhentikan oleh presiden, maka Menteri negara mempertanggungjawabkan setiap pelaksanaan tugas mereka kepada presiden, tidak kepada DPR.

(g). Kekuasaaan kepala negara tidak tak terbatas.

Makna dari kekuasaan kepala negaa tidak terbatas adalah kepala negara memiliki batas-batas kekuasaan dan kewenangan seperti yang telah tertulis dalam aturan dasar (UUD 1945). Kepala negara bukan “dictator” yang dapat melaksanakan pemerintahan secara tirani. Artinya , jika kepala negara melakukan pelanggaran terhadap aturan UUD 1945, maka MPR diberi kewenangan oleh UUD 1945 untuk melakukan pemberhentian terhadap presiden dan / atau wakil presiden. Jadi walaupun telah dikatakan bahwa presiden tidak bertanggung jawa pada MPR./DPR, bukan berarti

70

Page 84: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

presiden sebagai kepala negara memiliki superioritas yang tinggi disbanding dengan Lembaga lainnya. Kepala negara tetap memiliki “keterbatasan” dalam pelaksanaan kekuasaannya.

71

Page 85: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

B A B : V

HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA

5.1 Pengertian Hak dan Kewajiban.

Banyak literatur yang mendifinisikan hak asasi sebagai hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugrah dari Tuhan aang Maha Kuasa. Definisi itu kurang tepat sebab muncul pertanyaan penting , apakah sebelum lahir, janin yang ada di dalam perut tidak memiliki hak asasi ? Pemahaman yang kurang tepat seperti itu bisa memiunculkan fenomena seperti di Belanda terkait dengan kode etik dokter kandungan. Manakala ada pasien yang secara medis dinyatakan hamil, maka dokter harus memastikan dengan bertanya sampai tiga kali apakah ibu yang mengandung tersebut bahagia dengan kehamilan tersebut. Kalau memang ibu tidak bahagia atau tidak menghendaki kehamilan tersebut, dokter dapat melakukan aborsi terhadap janin tersebut. Aborsi adalah tindakan yang dilegalkan oleh pemerintah Belanda. Alasan diperbolehkannya aborsi adalah bahwa setiap ibu punya hak untuk hamil atau tidak hamil. Tidak dipikirkan tentang hak janin untuk hidup. Inilah problem mendasar ketika hak asasi manusia dipandang hanya melekat pada diri manusia sejak lahir. Akan lebih tepat dikatakan bahwa hak asasi melekat pada diri manausia sejak proses terjadinya manusia. Janin punya hak hidup, meskipun belum dapat berbicara apalagi menuntut hak. Aborsi tidak dapat dibenarkan hanya karena orng tua tidak mengunginkan kehamilan, namun tentu bisa dibenarkan manakala ada alasan-alasan khusus, misalnya secara medis kehamilan tersebut membahayakan sang ibu. Oleh karena itu, tept kiranya mengacu pada pengertian hak asasi manusia sebagaimana tercantum dalam Undang – Undang Republik

72

Page 86: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Indonesia Nomor : 39 Tahun 1999 Pasal 1 yang menyebutka n : “ Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan Pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia “.

Kewajiban asasi adalah kewajiban dasar yang harus dijalankan oleh seseorang dalam kaitannya dengan kepentingan dirinya sendiri, alam semesta, masyarakat, bangsa, negara maupun kedudukannya sebagai makluk Tuhan. Ini adalah kewajiban dalam arti yang luas , yang tentu tidak akan dibahas semua.

Kewajiban terhadap diri banyak dibicarakan dalam ilmu terkait dengan kepribadian dan kesehatan, kewajiban terhadap alam dibicarakan dalam etika lingkungan, kewajiban sebagai makluk Tuhan dibicarakan dal Pendidikan am agama, sedangkan dalam mata kuliah pendidikan kewarganegaraan berbicara masalah kewajiban terkait dengan hubungan antarwarga negara maupun antara warga negara dengan negara. Antara hak dan kewajiban harus dipenuhi manusia secara seimbang.

Pada masyarakat Barat, hak asasi lebih menjadi wacana yang dominan daripada kewajiban asasi. Hal ini bisa dipahami dari pandangan hidup masyarakat Barat yang individualistis. Pada masyarakat individualistis , segala sesuatu dimulai dari diriku (aku). Meskipun mereka tidak melupakan hak orang lain, karena pada masyara kat yang individualismenya sudah matang, justru kesadaran akan hakku didasari pula oleh pemahaman bahwa setiap orang juga ingin dihargai haknya. Sehingga

73

Page 87: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

yang terjadi masing-masing individu saling menghargai individu yang lain. Berangkat dari hak inilah kemudian lahir kewajiban-kewajiban agar hak-hak individu tersebut dapat terpenuhi.

Berbeda dengan masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat Timur. Karakter masyarakat Timur lebih menekankan hak orang lain daripada hak dirinya sendiri. Hak diri sering kali dileburkaan dalam hak kolektif/social. Seseorang jarang ingin menonjol secara pribadi, namun cenderung lebih menonjolkan sisi kolektifnya. Hal ini banyak dilihat dari karya-karya sebenarnya karya individu , namun tidak diketahui identitas penciptanya, seperti banyak lagu-lagu daerah yang tidak dikenal siapa penciptanya. Sang pencipta sering kali menyembunyikan diri dalam kolektifitas, sehingga karya tersebut dikenal sebagai karya bersama. Misal lagu Gundul – Gundul Pacul dari Jawa, lagu O Ina Ni Keke dari Sulawesi Utara, tanpa kita mengetahui siapa pengarah sesungguhnya. Dalam kondisi masyarakat demikian, kewajiban lebih menonjol dari pada hak, karena orang lebih cenderung berbuat untuk orang lain daripada diri sendiri. Ketika seseorang berbuat untuk orang lain itu dipahami sebagai kewajibanya , maka otomatis orang lain akan mendapatkan haknya, demikiaan pula ketika orang lain menjalankan kewajibannya, maka kita juga mendapatkan hak kita. Perbedaan hak dulu atau kewajiban dulu bisa didekati dengan pendekatan yang lebih sosio-kultural dari masyarakatnya, sehingga kita lebih bijaksana dalam melihat persoalan hak dan kewajiban ini.

74

Page 88: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

5.2 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia.

Sebelum kita membahas tentang hak dan kewajiban warga negara terlebih dahulu kita harus memahami status kependudukan atau kewarganegaraan yang diaatur dalam UUD 1945, karena hak dan kewajiban yang melekat kepada seseorang tergantung kepada status kewargenegaraan seseorang.

5.2.1 Penduduk dan Warga Negara .

Penduduk menurut pasal 26 ayat (2) UUD 1945 ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Sedangkan warga negara menurut pasal 26 yat (1) ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Sedangkan menurut Undang – Undaang No. 62 / 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia menyatakan bahwa warga negara Republik Indonesia adalah orang – orang yang berdasarkan perundang – undangan yang berlaku sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sudah menjadi warga negara Republik Indonesia.

Warga negara dari suatu negara berarti anggota dari negara itu yang merupakan pendukung dan penanggung jawab terhadap kemajuan dan kemunduran suatu negara. Oleh sebab itu, seseorang menjadi anggota atau warga suatu negara haruslah ditentukan oleh undang – undang yang dibuat oleh negara tersebut.

Sebelum negara menentukan siapa – siapa yang menjadi waarga negara, terlebih dahulu negara harus mengakui bahwa setiap orang berhak

75

Page 89: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali sebagaimana dinyatakan oleh pasal 28 E ayat (1) UUD 1945. Pernyataan ini mengandung makna bahwa orang-orang yang tinggal dalam wilyah negara dapat diklasifikasikan menjadi berikut :

(a). Penduduk ialah yang memiliki domisili atau tempat tinggal tetap di wilayah negara itu, yang dapat dibedakan warga negara dengan waarga negara asinh (WNA).

(b). Bukn penduduk yaitu orang-orang asing yang tinggal dalam negara bersifat sementara sesuai dengan visa yang diberikan oleh negara (kantor imigrasi) yang bersaangkutan, seperti turis.

5.2.2 Asas Kewarganegaraan.

Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewaarganegaraan. Dalam asas kewarganegaraan dikenal dua pedoman sebagai berikut :

(a). Asas Kelahiran ( Ius Soli ) .

Asas kelahiran ( ius soli ) adalah penentuan status kewaarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah kelahiran seseorang. Pada awalnya, asas kewarganegaraan hanyalah ius soli saja, sebagai suatu anggapan bahwa seseorang lahir di suatu willayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga negara tersebut. Akan

76

Page 90: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

tetapi dengan tingginya mobilitas manusia, maka diperlukan asas lain yang tidak hanya berpatokan pada kelaahiran sebagai realitas bahwa orang tua yang memiliki status kewarganegaraan yang berbeda akn menjadi bermasalah jika kemudian orang tua tersebut melahirkan dditempat salah satu orang tuanya (misal ditempat ibunya).

Jika asas ius soli ini tetap dipertahankan, maka si anak tidak berhak untuk medapatkan status kewarganegaaraan bapaknya. Atas dasar itulah, maka muncul asas ius sanguinis.

(b). Asas Keturunan ( Ius Sanguinis) .

Asas keturunan (ius sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan pertalian darah atau keturunan. Jika suatu negara menganut asas ius sanguinis, maka yang lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu negara seperti Indonesia, maka anak tersebut berhak mendapat status kewaarganegaraan orang tuanya yaitu warga negara Indonesia.

(c). Asas Perkawinan.

Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan yang memiliki asas kesaatuan hukum yaitu paradigma suami istri atau ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang mendambakan suasana sejahtera, sehat dan bersatu. Di samping itu asas perkawinan mengandung asas

77

Page 91: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

persamaan derajat, karena suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak. Asas ini menghindari penyelundupan hukum, misalnya seorang yang berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status kewarganegaraan suatu negara dengan cara berpura-pura melakukan pernikahan dengan perempuan di negara tersebut, setelah mendapat kewarganegaraan itu ia menceaaikan istrinya.

(d). Unsur Pewarganegaraan ( Naturalisasi ).

Dalam nturalisasi ada yang bersifat aktif, yaitu seseorang yang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga negara daei suatu negara. Sedangkan naturalisasi pasif , seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu negara atau tidak mau diberi status warga suatu negara, maka yang bersangkutan menggunakan hak repudiasi yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan tersebut.

5.2.3 Masalah Status Kewaarganegaraan.

Masalah status kewarganegaraan seseorang apabila asas kewaarganegaraan di atas diterapkan secara tegas dalam sebuah negara akan mengakibatkan status kewarganegaraan seseorang sebagai berikut :

78

Page 92: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(a). Apatride yaitu seseorang tidak mendapat kewarganegaraan disebabkan oleh orang tersebut lahir di sebuah negara yang menganut asas is sanguinis.

(b). Bipatride yaitu seseorang akan mendapatkan dua kewarganegaraan apabila orang tersebut berasal dari orang tua yang mana negaranya menganut sanguinis sedangkan dia lahir di suatu negara yang menganut asas ius soli .

(c). Multipatride yaitu seseorang (penduduk) yang tinggaal di perbatasan antara dua negara.

Dalam rangka memecahkaan masalah kewarganegaraan di atas, setiap negara memiliki peraturan sendiri-sendiri yang prinsip-prinsipnya bersifat universal sebgaimana dinyatakan dalam UUD 1945 pasal 28D ayat (4) bahwa setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. Oleh sebab itu, negara Indonesia melalui UUNo. 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Indonesia dinyatakan bahwa caraa memperoleh kewarganegaraan Indonesia sebagai berikut :

1). Karena kelahiran .

2). Karena pengangkatan .

3). Karena dikabulkan permohonan.

4). Karena pewarganegaraan.

5). Karena pekawinan.

79

Page 93: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

6). Karena turut ayah dan ibu.

7). Karena pernyataaan

UU No.12 Tahun 2006 tentang Kewaarganegaraan.

Selama Inonesia merdeka, telah berlaku cukup lama Undang-Undang Kewarganegaraan Indonesia No. 62 Tahun 1958 yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman, yang harus dicabut dan diganti dengan UU No. 12 Tahun 2006.

Beberapa hal yang prinsip dari UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI itu adalah sebagai berikut :

(a). Pengertian warga negara Indonesia adalah setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan / atau berdasarkan perjanjian pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi warga negara Indonesia.

(b). Yang menjadi warga negara Indonesia adalah :

1. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibunya WNI.

2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibunya WNA.

80

Page 94: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari Ibu WNI, tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.

4. Anak yang lahir dalam tengganhh waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI.

5. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI.

6. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau sebelum kawin.

7. Anak yang lahir di wilayah RI yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah ibunya dan lain-lain.

Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006 ini sudah menjadi kemudahan bagi wanita Indonesia kawin dengan WNA, di samping anaknya boleh menjadi WNI, juga suaminya dapat ditarik menjadi WNI pula. Ancaman hukumam bagi petugas negara yang mencoba memperlambat dan

81

Page 95: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

menghalangi proses kewaarganegaraan seseorang.

5.2.4 Hak dan Kewaajiban Warga Negara Menurut UUD 1945.

Manusia oleh Tuhan Yang Maha Kuasa diberi kemaampuan akal, perasaan dan indera agar bisa membedakan beenar dan salah, baik dan buruk, indah dan jelek. Kemampuan-kemampuan tersebut akan mengarahkan dan membimbing manusia dalam kehidupannya. Kemampuan tersebut juga menjadikan manusia menjadi makluk yang memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan tindakannya. Oleh karena kebebasan yang dimiliki oleh manusia itulah , maka muncul konsep tentang tanggung jawab. Kebebasan yang bertanggung jawab itu juga merupakan bagian dari hak asasi manusia yang secara kodrati merupakan anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa. Pengingkaran akan kebebasan berarti pengingkaran pada martabat manusia. Oleh karena itu, semua orang, termasuk negara, pemerintah dan organisasi wajib kiranya mengakui hak asasi manusia. Hak asasi bisa menjadi titik tolak dan tujuan dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara ( Bakry, 2009 : 228 ) dalam Syarbaini Suyahrial, 2016 : 58 .

Sebelum berbicara tentang hak dan kewajiban negara dan warga negara menurut UUD 1945, perlu kiranya meninjau sedikit perkembangan hak asasi manusia di Indonesia.

82

Page 96: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Bagir Manan ( 2001 ), dikutip juga oleh Bakry ( 2009 ) membagi perkembangan pemikiran HAM di Indonesia dalam dua periode yaitu periode sebelum kemerdekaan (1908 – 1945 ) dan periode setelah kemerdekaan ( 1945 – sekarang ). Periode sebelum kemerdekaan dijumpai dalam organisasi pergerakan seperti Boedi Oetomo, Perhimpunan Indonesia, Sarekat Islam, Paartai Komunis Indonesia, Indische Partij. Partai Nasional Indonesia, Pendidikan Nasional Indonesia dan Perdebatan dalam BPUPKI. menekankan

Adapun periode setelah kemerdekaan dibagi dalam periode 1945 – 1950 ; 1950 – 1959 ; 1959 – 1966 ; 1966 – 1998 ; 1998 – sekarang. Pada periode sebelum kemerdekaan ( 1908 – 1945 ), terlihaat pada kesadaran berserikat dan mengeluarkan pendapat yang digelorakan oleh Boedi Oetomo melalui petisi-petisi yang ditujukan kepada pemerintah colonial Belanda. Perhimpunan Indonesia menitik beratkan pada hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of self determination) . Sarekat Islam menekankan pada usaha-usaha untuk memperoleh penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan dan deskriminasi. Partai Komunis Indonesia menekankan pada hak social dan menyentuh isu-isu terkait dengan alat-alat produksi. Indische Partij pada hak mendapatkan kemerdekaan serta perlakuan yang sama. Partai Nasional Indonesia pada hak Politik, yaitu hak untuk menentukan nasib sendiri, mengeluarkan pendapat, hak berserikat

83

Page 97: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

dan berkumpul, hak persamaan dalam hukum dan hak turut dalam pemyelenggarakan negara ( Bakry 2009 : 243 – 244 ) dalam Syarbaini Syahrial, 2016 : 59 .

Dalam siding BPUPKI juga terdapat perdebatan hak asasi manusia antara Soekarno, Soepomo, Mohamad Hatta dan Mohamad Yamin terkait dengan masalah hak persamaan kedudukan di muka hukum, pekerjaan dan penghidupan yang layak, memeluk agama dan kepercayaan, berserikat, berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan ( Bakry, 2009 : 245 ) dalam Syarbaini Syahrial , 2016 : 59 . Dengan demikian, dinamika perkembangan hak asasi manusia memiliki akar sejarah yang kuat di Indonesia, karena berhimpitan dengan realitas konkret yang dialami bangsa Indonesia dalam menghadapi kolonialisme dan imperialism.

Adapun setelah kemerdekaan, pada periode awal kemerdekaan (1945-1950) hak asasi manusia sudah mendapatkan legitimasi yuridis dalam UUD 1945 , meskipun pelaksanaannya masih belum optimal. Atas dasar hak berserikat dan berkumpul memberikan keleluasaan bagi pendirian partai-partai politik sebagaaimana termuat dalam Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 . Akan tetapi, terjadi perubahan mendasar terhadaap sistem pemerintahan Indonesia dari presidensial menjadi parlementer berdasarkan Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945

84

Page 98: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

( Bakry, 2009 : 245 ) dalam Syarbaini Syahrial, 2016 : 59 .

Pada periode 1950 – 1959 (Era Demokrasi Parlementer), dalam situasi demokrasi parlementer dan semaangat demokrasi liberal, semakin dengan beragam ideologi, kebebasan pers, pemilihan umum yang bebas, adil dan demokratis. Pemikiran tentanh HAM juga memiliki ruang yang lebih lebar hingga muncul dalam perdebatan di Konstituante usulan bahwa keberadaan HAM mendahului bab-bab UUD.

Pada periode 1959 – 1966 ( Era Orde Lama ), atas dasar penolakan Soekarno tehadap demokrasi Parlementer , sistem pemerintahan berubah menjadi sistem demokrasi terpimpin. Pada era ini terjadi pemasungan hak asasi sipil dan politik, seperti hak untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pikiran dan tulisan ( Bakry, 2009 : 247 ) dalam Syarbaini Syahrial, 2016 : 59 .

Periode 1966 – 1998 ( Era Orde Baru ) muncul gagasan tentang perlunya pembentukan pengadilan HAM, pembentukan Komisi dan Pengadilan HAM untuk wilayah Asia. Gagasan tersebut muncul dalam berbagai seminar tentang HAM yang dilaksanakan tahun 1967. Berasal Pada awal 1970-an sampai akhir 1980-an, persoalan HAM mengalami kemunduran, terjadi penolakan terhadap HAM karena dinggap berasal dari Barat dan bertentangan dengan paham kekeluargaan yang dianut

85

Page 99: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

bangsa Indonesia. Menjelang tahun 1990 muncul sikap akomodatif pemerintah terhadap tuntutan penegakan HAM, yaitu denga dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) beerdasarkan Kepres No. 50 Tahun 1993 , tanggal 7 Juni 1993 ( Bakry, 2009 : 249 ) dalam Syarbaini Syahrial, 2016 : 59 .

Periode 1998 – sekarang (era reformasi), secara formal telah dinyatakan hak-hak warga negara secara tegas dalam perubahan UUD 1945, khususnya Bab XA tentang Hak Asasi Manusia. Pada periode ini dilakukan pengkajian terhadap kebijakan pemerintah Orba yang berlawanan dengan kemajuan dan perlindungan HAM. Penyusunan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pemberlakuan HAM berupa Amandemen UUD 1945, peninjauan TAP MPR, UU dan ketentuan perundang-undangan yang lain.

MPR telah melakukan Amandemen UUD 1945, yaitu pada tahun 1999; 2000; 2001 daan 2002, pasal-pasal yang terkait dengan HAM juga berkembang pada tiap-tiap amandemennya. Berikut akan disampaikan table berkenaan dengan hak dan kewajiban warga negara

. Dalam UUD 1945 hak negara, kewajiban negara berjumlah 16 ayat , hak warga negara 25 ayat dan kewajiban warga negara 6 ayat.

86

Page 100: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

5.3 Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Warga Negara.

Sebelum pemahaman tentang hak dan kewajiban terlebih dahulu harus dipahami tentang pengertian hak asasi manusia. Hak asasi manusia adalah sesuatu yang melekat pada diri seseorang sebagai ciptaan Tuhan agar mampu menjaga harkat, martabatnya dan keharmonisan lingkungan. Hak asasi merupakan hak dasar yang melekaat secara kodrati pada diri manusia dengan sifatnya yang universal dan abadi. Oleh karena itu, harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, tidak boleh diabaikan, tidak boleh dikurangi dan dirampas oleh siapa pun. Hak asasi manusia perlu mendapat jaminan atas perlidungannya oleh negara melalui pernyataan tertulis yang harus dimuat dalam UUD negara. Peranan negara sesuai dengan pasal 1 ayat (1) UU No. 39/1999 tentang HAM menyatakan bahwa negara , hukum dan pemerintah serta setiap orang wajib menghormati, menjunjung tinggi daan melindungi hak asasi manusia.

Dalam UUD 1945 telah dinyatakan hak warga negara adalah sebagai berikut :

12 Hak katas pekerjaan dan penghidupan yang layak.13 Berhak berserikatt, berkumpul serta mengeluarkan

pikiran.14 Berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan.15 Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan

keturunan melalui perkawinan .16 Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh

dan berkembang serta perlindungan kekerasan dan diskriminasi.

17 Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya.

87

Page 101: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

18 Berhak mendapatkan Pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia.

19 Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membaangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

20 Setiap orang berhak atas pengakuan , jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.

21 Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yng adil dan layak dalam hubungan kerja. Sementara itu, kewajiban warga negara adalah sebagai berikut :

1. Wajib menjunjung hukum dan pemerintah.2. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.3. Wajib ikut serta dalam pembelaan negara.4. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.5. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan

dengan undang – undang untuk menjamin pengaakuan serta penghormataan atas hak dan kebebasan orang lain.

6. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

7. Wajib mengikuti pendiian dasar.

Tugas dan Tanggung Jawab Negara.Dalam rangka terpeliharanya hak dan kewajiban warga negara, negara memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :1. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk

memeluk agamanya.2. Negara atau pemerintah wajib membiayai

Pendidikan, khususnya Pendidikan dasar.

88

Page 102: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

3. Pemerintah berkewajiban mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pendidikan nasional.

4. Negara memprioritaskan anggaran Pendidikan sekurang-kurangnya 20 % dari anggaran belanja negara dan belanja daerah.

5. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemaajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.

6. Negara memajukan kebudayaan manusia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dengan memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.

7. Negara menghormati dan memelihara Bahasa daerah sebagai kekayaan kebudayaan nasional.

8. Negara menguasai cabang-cabang produksi terpenting bagi negara dan menguasai hidup orang banyak.

9. Negara menguasai bumi, air dan alam demi kemakmuran rakyat.

Di dalam UUD 1945 tidak menyebutkan hak negara, namun apakah dalam kenyataannya memang demikian ? Tentu saja tidak. Meminjam teori keadilan Aristoteles, maka ada keadilan yang diistilahkan sebagai keadilan legalis yaitu keharusan warga negara untuk taat kepada negara. Keharusan taat itulah yang menjadi hak negara. Dalam kehidupan sehari-hari, keadilan legalis ini selalu mengiringi setiap langkah warga negara, mulai dari kewajiban membayar IMB, Listrik, PBB, memiliki SIM, pajak kendaraan bermotor, mentaati aturan lalu lintas dan lain-lain.

89

Page 103: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

5.4 Pendidikan Bela Negara.

5.4.1 Hakekat, Dasar, Tujuan dan Fungsi Pertahanan Negara.

(a). Hakekat.

Hakekat pertahanan negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang diselenggarakan dengan kesadaran hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

(b). Dasar Pertahanan Negara.

Dasar Pertahanan Negara disusun dengan prinsip demokrasi , HAM, kesejahteraan umum, lingkungan hidup, ketentuan hukum nasional dan internasional, kebiasaan internasional serta prinsip hidup berdampingan secara damai dan memperhatikan kondisi geografi Indonesia sebagai negara kelautan.

(c). Tujuan Pertahanan Negara.

Tujuan pertahanan negara menjaga dan melindungi kedaulatan negara, keutuhan wilayah NKRI dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk ancaman.

(d). Fungsi Pertahanan Negara.

Fungsi pertahanan negara ialah mewujudkan dan mempertahankan seluruh wilayah NKRI sebagai satu kesatuan pertahanan.

90

Page 104: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

5.4.2 Pandangan Hidup Bangsa Indonesia tentang Pertahanan Negara.

Tujuan negara adalah menjamin kelangsungan hidup negara dalam segala aspek kehidupannya. Pembelaan dan pertahanaan negara merupakan faktor yang hakiki, tanpa pertahanan negaa, tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap ancaman, baik dari luar maupun dalam negeri. Pandangan hidup bangsa Indonesia tentang pertahanan negara tercantum dalam pembukaan dan batang tubuh UUD 1945.

(a). Kemerdekaan adalah hk segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

(b). Pemerintah negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupn bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan soaial.

(c). Hak dan kewajiban setiap warga negara untuk ikut serta dalam usahaa pembelaan negara.

(d). Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

91

Page 105: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Berdasarkan 4 pandangan hidup yang tecantum dalam pembukaan dan batang tubuh UUD 1945, bangsa Indonesia menganut 6 prinsip dalam penyelenggaraan pertahanan negara :

(a). Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela mempertahankan kemerdekaan , kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa dari segala bentuk ancaman.

(b). Pembelaan negara diwujudkan dalam keikutsertaan pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap waarga negara.

(c). Bangsa Indonesia cinta perdamaian, tetapi lebih cinta pada kemerdekaan dan kedaulatan negara.

(d). Bangsa Indonesiaa menentang segala bentuk penjajahan dan menganut politik bebas aktif, pertahanan keluar bersifat defeensif aktif ( tidak agresif dan tidak ekspansif ) , sejauh kepentingan Indonesia tidak terancam.

(e). Bentuk pertahanan negara bersifat semesta. Artinya, melibatkan seluruh rakyat dan segenap sumberdayaa nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai satu kesatuan pertahanan.

5.4.3 Pengertian Bela Negara.

Bela negara adalah sebagai sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya

92

Page 106: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan kepada Paancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran , tanggung jawab dan semangat rela berkorban dalam pengabdiaan kepada negara dan bangsa. Cara warga negara membela negara dapat dilakukan melalui pertahanan militer maupun dengan nonmiliter.

Bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman, baik dari luar maupun dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhadan wilayah dan yurisdiksi (kewenangan mengadili) nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 ( Pasal 1, UU No. 20 tentang Ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara ).

93

Page 107: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

5.4.4 Peranan Pendidikan Kesadaran Bela Negara. Militer

Peranan Pendidikan kesadaran. bela negara adalah untuk menggugah dan menumbuh kembangkan kesadaran bela negara akan adanya ancaman-ancaman , baik militer maupun nonmiliter.(a). Ancaman Militer.

Ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan bangsa . Ancaman militer dalam UU No. 3 Tahun 2002, pasal 7 ayat 2 dapat terjadi dalam 7 bentuk atau cara berikut. Agresi berupa penggunaan kekuataan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dilakukan dalam bentuk berikut :

11 Invasi (perbuatan memasuki wilayah negara lain dengan mengerahkan militer dengan maksud menyerang atau menguasai negara tersebut) , berupa serangan oleh kekuatan bersenjata negara lain terhadap wilayah NKRI.

12 Bombardemen (pengeboman), menggunakan senjata lainnya yang dilakukan oleh angkatan bersenjata negara lain terhadap wilayah NKRI.

13 Blokade terhadap pelabuhan atau pantai atau wilayah udara NKRI oleh angkatan bersenjata negara lain.

14 Serangan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat, laut, udara TNI.

94

Page 108: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

15 Unsur kekuatan bersenjata negara lain yang berada dalam wilayah NKRI, tindakan atau keberadaannya bertentangan dengan ketentuan dalam perjanjian.

16 Tindakan suatu negara yang mengijinkan pengggunaan wilayah oleh negara lain sebagai daerah persiapan untuk melakukan agresi (penyerangan suatu negara kepada negara lain) terhadap NKRI.

17 Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran oleh negara lain untuk melakukan tindakan kekerasan di wilayah NKRI.

(b). Ancaman Nonmiliter.

Ancaman yang menggunakan faktor-faktor nonmilitet yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulataan negara, keutuhan wilayah negara dan keselamatan bangsa.

Ancaman nonmiliter berdasarkan dimensinya digolongkan sebagai berikut :

1. Ideologi .2. Politik.3. Ekonomi.4. Sosial dan budaya.5. Informasi.6. Teknologi.

Ancaman nonmiliter dapat terjadi secara langsung , berkaitan dengan pertahanan negara, misalnya penyebaran penyakit (perang kimia, biologi). Ancaman nonmiliter tidak langsung, sifatnya laten (tidak diketahui) yang lambat laun dapat mengganggu stabilitas nasional , menghambat pembangunan nasional, contohnya

95

Page 109: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

dapat dilakukan melalui penyebaran penyakit secara alamiah, baik epidemic (penyakit menular yang mewabah) maupun pandemic (wabah penyakit menjangkit serentah dimana-mana).

5.4.5 Komponen Sistem Pertahanan Negara.

(a). Komponen Utama.

Komponen utama adalah TNI, baik TNI wamil maupun sukarela, melaksanakan kebijakan tugas pertahanan negara untuk :

1. Mempertahaank an kedaulatan negara dan kedaulatan wilayah.

2. Melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa.

3. Melaksanakan operasi militer selain perang dan

4. Ikut serta secara aktif dalam tugas pemeliharaan perdamaian regional dan internassional.

(b). Komponen Cadangan .

Komponen cadangan terdiri atas warga negara yang telah dibekali dengan latihan dasar kemiliteran , sumber daya alam, sumber daya buatan, sarana dan prasarana siap dikerahkan untuk memperkuat komponen utama.

(c). Komponen Pendukung.

Komponen pendukung terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya

96

Page 110: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

buatan, sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama dan component cadangan.

Seluruh deskripsi komponen pertahanan negara terangkum dalam sistim pertahanan negara yang bersifat semesta (Sishanta). Sishanta, penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.

97

Page 111: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

B A B : VI

DEMOKRASI INDONESIA

6.1 Demokrasi .

6.1.1 Pengertian Demokrasi.

Demokrasi bukan merupakan suatu istilah asing bagi semua orang. Hampir semua negara du dunia dewasa ini menamakan dirinya sebagai negara demokrasi. Hal ini menunjukkan bahwa gagasan demokrasi saat ini semakin mendunia dan diakui sebagai bentuk pemerintahan yang lebih bagus dibandingkan dengan sejumlah bentuk pemerintahan yang lain. Namun demikian, pelaksanaan demokrasi di suatu negara tidak akan sama dengan di negara lain. Sebab ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pelaaksanaan demokrasi di suatu negara, seperti ideologi, latar belakang sejarah, kondisi social budaya, tingkat kemajuan ekonomi dan sebagainya.

Secara etimologi (Bahasa) , demokrasi berasal dari Bahasa Yunani, yakni demos yang bearti rakyat dan cratos/cratein yang berarti pemerintahan atau kekuasaan, sehingga secara Bahasa demokrasi adalah pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Konsep pemerintahan rakyat mengandung tiga pengertian sebagai berikut :

(a). Pemerintahan dari rakyat (government of the people) , yang berhubungan dengan

98

Page 112: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

pemerintah yang sah (dapat pengakuan dan dukungan rakyat) dan tidak sah.

(b). Pemerintahan oleh rakyat (government by the people) , dimana kekuasaan yang dijalankan atas nama dan dalam pengawasan rakyat.

(c). Pemerintahan untuk rakyat (government for the people), dimana kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintahan dijalankan untuk kepentingan rakyat.

Secara terminology (istilah), pada hakekatnya demokrasi merupakan suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara memperjuangkan kompetisi atas suara rakyat (Schumpeter, 1950) dalam Juliardi Budi, 2017 : 82 . Selain itu, demokrasi juga dapat diartikan dengan bentuk pemerintahan di mana keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung di dasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa (Hook, 1995) dalam Juliardi Budi, 2017 : 82. Demokrasi yang Lebih lanjut, demokrasi juga diartikan dengan pemerintahan oleh rakyat, di mana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat dan dijalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka pilih di bawah sistem pemilihan bebas (Ravietch, 1991 : 4) dalam Juliardi Budi, 2017 : 83 .

99

Page 113: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Demokrasi merupakan konsep ang abstrak dan universal. Demokrasi itu telah diterapkan di banyak negara dalam berbagai bentuk, sehingga melahirkan berbagai sebutan tentang demokrasi, seperti demokrasi konstitusional, demokrasi rakyat, demokrasi terpimpin, demokrasi liberal dan sebagainya. Namun demikian, pada dasarnya demokrasi itu dapat dibedakan atas dua aliran yaitu :

(a). Demokrasi konstitusional adalah demokrasi yang berawal dari gagasan bahwa pemerintah yang demokratis adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya dan tidak bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Pembatasan-pembatasan atas kekuasaan pemerintah tersebut tecantum dalam konstitusi. Oleh karena itu pemerintahan ini sering disebut dengan pemerintahan berdasarkan konstitusi. Demokrasi konstitusional banyak diterapkan di berbagai negara dengan berbagai variasi, misalnya dengaan nama demokrasi liberal yang banyak diterapkan di negara-negara Barat. Demokrasi Pancasila yang ditetapkan di Indonesia dapat juga dikategorikan ke dalam tipe demokrasi konstitusional.

(b). Demokrasi proletar/demokrasi rakyat, merupakan tipe demokrasi yang lebih mendasarkan diri pada ideologi Komunisme. Tipe demokrasi ini banyak dianut oleh negara-negara Komunis di Eropa Timur, juga di Republik Rakyat China dan Korea Utara di Asia (Miriam

100

Page 114: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Budiardjo, 1986 : 55) dalam Juliardi Budi, 2017 : 83.

Oleh para pendukung demokrasi konstitusional, tipe demokrasi proletar/demokrasi rakyat ini diaanggap tidaak demokratis. Sebab , menurut peristilahan komunis, demokrasi rakyat adalah bentuk khusus demokrasi yang memenuhi fungsi diktator proletariat , dimana kaum proletary (kelas buruh) yang memegang kekuasaan politik, sementara dalam konsep demokrasi, seluruh rakyat tanpa kecuali ikut serta dalam proses pengambilan kebijakan untuk kesejahteraan besama.

Demokrasi yang banyak dipraktikan sekarang ini adalah demokrasi konstitusional dimana ciri khasnya adalah pemerintah yang terbatas kekuasaannya oleh konstitusi (UUD) dan tidak dibenarkan bertindak sewenang-wenang terhadap warga negaranya. Pembatasan-pembatasan atas kekuasaan pemerintah ini tercantum dalam konstitusi (Miriam Budiardjo, 1986 : 52) dalam Juliardi Budi, 2017 : 83, atau dalam peraturan perundangan lainnya. Demokrasi kontitusional ini sering juga disebut dengan demokrasi di bawah sistem rule of law .

Demokrasi tidak hanaya merupakan suatu sistem pemerintahan, tetapi juga suatu gaya hidup serta tata masyarakat tertentu, yang karenanya juga mengandung unsur-unsur moral. Selanjutnya, demokrasi semakin berkembang dan melingkupi berbagai aspek seperti : ekonomi, Pendidikan, pengajaran, organisasi dan sebagainya. Organisasi

101

Page 115: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

mahasiswa sebagai student government dalam alam demokrasi juga harus megindahkan nilai-nilai demokrasi. Begitu juga dalam Pendidikan dan pembelajaran di kelas dituntut untuk demokratis.

Pengambilan keputusan dalam alam demokrasi dilakukan dengan musyawarah, mufakat atau dengan suara terbanyak (voting). Dalam musyawarah, setiap anggota harus memiliki kebebasaan dalam mengemukakan pendapat baik secara lisan atapun tertulis. Kebebasan berbicara dan berpendapat adalah “darah hidup” setiap demokrasi (Ravietch, 1991 : 9) dalam Juliardi Budi, 2017 : 84. Setelah musyawarah dilaksanakan , pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan mufakat suara bulat (musyawarah untuk mufakat) atau dengan pemungutan suara terbanyak (voting). Prinsip utama dalam pengambilan keputusan ini adalah bahwa keputusan harus ditentukan oleh mayoritas anggota tanpa mengabaikan kepentingan miniritas (Ravietch, 1991 : 6 ). Setiap keputusan yang diambil dalam musyawarah atau voting harus didukung oleh kelompok yang semula tidak setuju atau yang kalah dalam voting. Dalam budaya politik masyarakat Indonesia baik pada tataran pemerintahan terendah maupun pada pemerintahan tertinggi (pusat) prinsip demokrasi yang selalu dipakai adalah musyawarah untuk mufakat dalam kekeluargaan.

102

Page 116: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

6.1.2 Sejarah Pertumbuhan Demokrasi.

Demokrasi lahir melalui proses yang sangat Panjang. Demokrasi pada hakekatnya lahir karena dilatarbelakangi oleh beberapa hal sebagai berikut :

(a). Penindasan dan eksploitasi terhadap rakyat, terutama eksploitasi tenaga dan pikiran rakyat, sehingga rakyat hanya punya kewajiban tanpa hak. Sebaliknya, penguasa atau pemerintah tampak seolah-olah hanya punya hak tanpa kewajiban.

(b). Kondisi kehidupan masyarakat seperti diatas selalu mengakibatkan timbulnya konflik dengan korban yang lebih banyak di pihak rakyat.

(c). Kesejaahteraan bertumpu pada para penguasa, sedangkan rakyat dibiarkan hidup melarat tanpa jaminan masa depan.

Kondisi di atas menempatkan rakyat sebagai objek penindasan oleh penguasa . Lama kelamaan rakyat yang tertekan ingin adanya perubahan, sehingga megadakan pemberontakan untuk meggulingkan kekejaman dari penguasa. Setelah itu , rakyat mencipptakan suatu bentuk pemerintaahan yang langsung diawasi oleh rakyat. Inilah cikal bakal pemerintahan demokrasi yang kemudian berkembang hingga saat ini.

Jika diurutkan secara lebih rinci, pertumbuhan dan perkembangan demokrasi dapat diurutkan sebagai berikut.

103

Page 117: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(a) Demokrasi Yunani Kuno.

Konsep demokrasi lahir di Yunani kuno dan dipraktekkan daalam hidup bernegaraa antara abad IV Sebelum Masehi hingga abad VI Masehi. Demokrasi yang dipraktekkan pada saat itu adalah demokrasi langsung, artinya hak rakyat untuk membuat keputusan politik dijalankan oleh seluruh rakyat atau warga negara (yang berjumlah kurang lebih 300.000 orang). Demokrasi langsung dapat dilaksanakan pada waktu itu karena alasan :

1. Berlangsung dalam kondisi yang sederhana.

2. Wilayahnya terbatas.3. Jumlah penduduknya sedikit.

Kelemahaan pelaksanaan demokrasi langsung di Yunani Kuno saat itu adalah lapisan budak , pedagang asing, perempuan dan anak-anak tidak punya hak suara dalam pemilihan (ecclesia).

(b). Demokrasi pada abad Pertengahan.

Gagasan demokrasi Yunani Kuno boleh dikatakan berakhir ketika bangsa Romawi dikalahkan oleh suku Eropa dan Benua Eropa pada Abad Pertengahan (abad VI Masehi sampai abad XII Masehi yang disebut dengan abad kegelapan), yang dicirikan dengan :

104

Page 118: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

1. Struktur masyarakatnya yang feudal.2. Kehidupan spiritual dikuasai oleh Paus

dan pejabat agama.3. Kehidupan Politik ditandai oleh

perebutan kekuasaan di antara para bangsawan . Dengan demikian kehidupan sosial , politik dan agama ditentukan oleh elit-elit masyarakat (kaum bangsawan dan agamawan).

(c). Perkembagan Demokrasi di Prancis.

Di Prancis, perkembangan demokrasi dimulai pada awal abad XII Masehi dengan bermunculan pusat-pusa belajar yang bisa dianggap sebagai cikal bakal perguruanuniversitas tinggi. Mereka ini kemudian membentuk sebuah perhimpunan yang disebut magistrorum et schofarum . Perhimpunan ini sangat penting artinya dalam sejarah Pendidikan berdasaran dekrit pimpinan tertinggi gereja.

(d). Perkembangan Demokrasi Melalui Magna Charta tahun 1215 di Inggris. Selanjutnya , tonggak baru kemunculan demokrasi ditandai dengan kelahiran HAM melalui Magna Charta pada abad XII Masehi di Inggris. Maagna Charta merupakan piagam yang berisi perjanjian antara beberapa bangsawan dan Raja Jhon di Inggris yang intinya menyatakan bahwa , raja mengakui dan menjamin beberapa hak. Hal ini terjadi akibat ancaman terhadap monarkhi dan gereja yang pada masa itu masih sangat

105

Page 119: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

dominan. Dari sini timbul gagasan mebatasi keuasaan pemerintah dan menjamin hak-hak politik rakyat sehingga kekuasaan pemerintah diimbangi kekuasaan parlemen dan Lembaga-lembaga hukum (sistem konstitusional).

(e). Demokrasi pada masa Renaissance.

Renaissance merupakan gerakan yang menghidupkan kembali minat pada sastra dan budaya Yunani Kuno yang berupa gelombang-gelombang kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia pada abad XIII Masehi dan mencapai puncaknya pada abad XIV Masehi. Masa Renaissance adalah masa di mana orang memetahkan ikatan dan menggantinya dengan kebebasan bertindak yang sesuai dengan yang dipikirkan (kebebasan berpikir dan bertindak).

(f). Reformasi Gereja.

Reformasi Gereja merupakan gerakan revolusi agama yang terjadi di Eropa pada abad XVI Masehi yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan dalam gereja Katolik yang hasilnya adalah Protestanisme (ajaran dari Martin Luther yang hidup pada tahun 1483 – 1546 ). Reformasi dimulai pada pintu gereja Wittenberg (31 Oktober 1517), yang kemudian segera memancing terjadinya serangan terhadap gereja. Martin Luther memiliki keyaakinan bahwa gereja

106

Page 120: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

telah keliru dalam beberapa kebenaran sentral dari ke – Kristenan yang dijarkan dalam Kitab Suci. Salah satunya adalah doktrin tentang pembenaran oleh Imam semata. Martin Luther mulai mengajarkan bahwa keselamatan sepenuhnya adalah pemberian dari anugrah Allah melalui Kristus yang diterima oleh iman.

6.1.3 Bentuk Demokrasi serta Kriteria Pemerintahan Demokrasi.

Secara teoritis, demokasi yang dianut oleh negara-negara di dunia terbaagi dua yaitu :

(a). Demokrasi langsung yaitu paham demokrasi yang mengikut sertakan warga negaranya dalam permusyawaratan untuk menenukan kebijakan umum dan undang-undang.

(b). Demokrasi tidak langsung yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan yang biasanya dilakukan melalui pemilihan umum.

Dalam hubungannya dengan implementasi ke dalam sistem pemerintahan , demokrasi melahirkan sistem yang bermacam-macam, seperti demokrasi dengan sistem presidensial, demokrasi dengan sistem parlementer dan demokrasi dengan sistem referendum. Demokrasi dengan sistem presidensial

107

Page 121: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

mensejajarkan antara parlemen dan presidden dengan memberi dua kedudukan kepada presiden yakni sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Demokrasi dengan sistem parlementer meletakkan pemerintah (kepala pemerintahan) dipimpin oleh Perdana Menteri dan Kepala Negara bisa Presiden, raja, ratu, kaisar dan sebagaainya sebagai simbul kedaulatan dan persatuan. Demokrasi dengan sistem referendum meletakkan pemerintah sebagai bagian (badan pekerja) dari parlemen. Di beberapa negara ada yang menggunakan sistem campuran antara presidensial dan parlemen ( seperti Prancis dan Indonesia ).

Selain itu, dalam implementasinya demokrasi juga melahirkan sistem demokrasi yang berdasarkan pada filosofi negara yaitu demokrasi perwakilan liberal dan demokrasi satu partai (komunisme). Demokrasi perwakilan Liberal mendasarkan pada suatu filsafat kenegaraan bahwa manusia adalah makluk individu yang bebas, sehingga kebebasan individu dijadikan sebagai dasar fundamental dalam pelaksanaan demokrasi. Demokrasi satu partai lazim dianut oleh negara-negara komunis, seperti Rusia, China, Vietnam, Korea Utara dan negara komunis lainnya. Demokrasi ini tidak menganal perbedaan kelas dan semua

108

Page 122: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

warga mempunyai persamaan dalam hukum dan politik.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa asas demokrasi yang digunakan oleh negara-negara di dunia memberikan implikasi yang berbeda dalam pelaksanaannya di masing-masing negara. Artinya, sistem pemerintahan dan / atau sistem ketatanegaraan seperti apa yang dianut oleh suatu negara, maka asas demokrasi dapat diimplementasikan dalam sistem yang diterapkan dalam negara yang bersangkutan.

Pada hakekatnya, pemerintahan atau sistem politik demokratik tidak datang, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Demokrasi bukanlah taken for granted (warisan) , demokrasi membetuhkan usaha nyata dari setiaap warga maupun penyelenggara negara untuk berperilaku sedemikian rupa sehingga mendukung pemerintahan atau sistem politik demokrasi. Perilaku demokrasi yang terkait dengan nilai-nilai demokrasi akan membentuk kultur (budaya) demokrasi.

Sebuah negara dapat dikatakan menganut sistem pemerintahan demokrasi jika sudah menerapkan kriteria-kriteria pemerintahan yang demokratis. Pemerintahan demokratis menurut International Conference Of Jurists, Bangkok, tahun 1965 adalah :

109

Page 123: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(a). Supremacy of Law ( Hukum di atas segala hal ).

(b). Equality before the Law ( Persamaan di hadapan hukum ).(c). Constitutional guarantee of Human Right

( Jaminan konstitusional terhadap HAM .

(d). Impartial Tribune ( Peradilan yang tidak memihak ). Yang

(e). Civic education ( Pendidikan kewarganegaraan )

6.1.4 Prinsip Demokrasi.

Dalam alam demokrasi, pengambilan keputusan dilakukan dengan cara musyawarah, mufakat atau dengan suara terbayak (voting). Dalam musyawarah setiap anggota harus memiliki kebebasan mengemukakan pendapat baik secara lisan : maupun tertulis. Kebebasan berbicara dan berpendapat adalah darah hidup setiap demokrasi ( Ravitch, 1 989 : 9 dalam Juliardi Budi, 2017 : 90 .

Setelah musyawarah dilaksanakan, pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan mufakat suara bulat (musyawarah mufakat) atau dengan pemungutan suara terbanyak (voting). Prinsip utama dalam pengambilan keputusan ini adalah bahwa kepuusan harus ditentukan oleh mayoritas anggota tanpa mengabaikan kepentingan minoritas (Revitch, 1989 : 6 ). Setiap keputusan yang diaambil dalam musyawarah atau voting harus didukung oleh kelompok yang semula tidak setuju

110

Page 124: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

atau yang kalah dalam voting. Dalam budaya politik masyarakat Indonesia baik pada tataran pemerintahan terendah maupun pada pemerintahan tertinggi (pusat), prinsip demokrasi yang selalu dipakai adalah musyawarah untuk mufakat dalam kekeluargaan (Sihombing, 1984 : 12). prinsip

Toleransi, saling menghargai dan partisipasi merupakan prinsip penting dalam demokrasi. Nilai-nilai ini akan terlihat dalam penyusnan dan pelaksanaan program kerja dari suatu organisasi, dalam perilaku kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga, sekolah ataupun dalam masyarakat. Pelaksanaan dari nilai-nilai ini akan melahirkan program kerja yang aspiratif, bukan kemauan seseorang/sekelompok orang. Biasanya program kerja yang aspiratif ini akan didukung oleh semua anggota dalam pelaksanaannya.. Bahkan Ravitch (1989 : 11 ) menyatakan bahwa “konsep partisipasi juga merupakan prinsip penting dalam demokrasi karena inti tindakan demokrasi adalah partisipasi aktif pilihan warga sendiri dalam kehidupan umum masyarakat dan bangsa mereka”.

6.1.5 Demokrasi, Pemilu dan Partai Politik.

Unsur penting demokrasi yang perlu mendapat perhatian adalah pemilu dan partai politik. Pemilu merupakan mekanisme demokrasi untuk

111

Page 125: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

meutuskan pergantian pemerintah di mana rakyat dapat menyalurkan hak politiknya secara bebas dan aman. Selain sebagai struktur kelembagaan politik yang anggotanya bertujuan meendapakan kekuasaan dan kedudukan politik, partai politik juga merupakan wadah bagi penampungan aspirasi rakyat. Peran tersebut merupakan implementasi nilai-nilai demokrasi yakni keterlibatan masyarakat untuk melakukan control terhadap penyelenggaraan negara.

Pada hakekatnya, baik-buruknya pelaksanaan demokrasi di suatu negara sangat tergantung dari kinerja dan pelaksanaan peranan dari alat-alat demokrasi yang ada dalam negara tersebut. Alat-alat demokrasi itu adalah : (1). Partai Politik, (2). Pemilihan Umum, (3). Lembaga-lembaga Negara. Penjelasannya sebagai berikut :

(a). Paartai Politik.

Terkait dengan partai politik adalah sistem kepartaian yang berbeda pada setiap negara, antara lain :

1. Sistem satu partai (dianut oleh negara-negara komu, rakyatnis, seperti Republik Rakyat China).2. Sistem dwi partai ( dianut oleh negara

demokrasi maju, seperti Amerika Serikat ).3. Sistem banyak partai/multi partai (dianut oleh

negaraa berkembang seperti Indonesia )

Partai politik itu sendiri dalam suatu negara memiliki peran sebagai berikut :

112

Page 126: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(1). Peran sebagai wadah penyalur aspirasi politik.

Dalam kehidupan berbanagsa dan bernegara, rakyat pasti ingin dilibatkan dalam bidang politik. Selain itu, kebijakan-kebijakan yang diaambil dan ditetapkan oleh pemerintah tidak semuanya yang daapaat diterima oleh rakyat. Rakyat boleh menyalurkan aspirasinya, baik untuk mendukung ataupun mengkritik kebijakan. Salah satu wadah untuk menyalurkan aspirasi tersebut adaalah partai politik.

(2). Peran sebagai sarana sosialisasi politik.

Budaya politik merupakan produk dari proses Pendidikan atau sosialisasi politik dalam sebuah masyarakat. Dengan sosialisasi politik, individu dalam negara akan menerima norma, sistem keyakinan dan nilai-nilai dari generasi sebelumnya yang dilakukaan melalui berbagai tahap, dan dilakukan oleh bermacam-macam agen, seperti keluarga, saudara, teman bermain, sekolah (mulai dari taman kanak-kanak sampai perguran tinggi), lingkungan pekerjaan dan tentu saja media massa, seperti radio, TV, surat kabar, majalah dan juga internet. Proses sosialisasi atau Pendidikan politik Indonesia tidak memberikan ruang cukup untuk memunculkan masyarakat madani (civil society), yaitu suatu masyarakat yang mandiri, yang mampu mengisi ruang public, sehingga mampu membatasi kekuasaan negara yang berlebihan. Masyarakat adani merupakan gambaran tingkat partisipasi politik pada takaran yang maksimal.

113

Page 127: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(3). Peran sebagai sarana rekrutmen politik.

Peran partai politik sebagai sarana rekrutmen politik dalam rangka meningkatkan partisipasi politik masyarakat adalah kajian yang berkaitan dengan pertanyaan : bagaimana partai politik meemiliki andil yang cukup besar dalam hal : (1). Menyiapkan kader-kader pimpinan politik; (2). Selanjutnya melakukan seleksi terhadap kader-kader yang dipersiapkan; serta (3). Perjuangan untuk penempatan kader yang berkualitas, berdedikasim, memiliki kredibilitas yang tinggi serta mendapat dukungan dari masyarakat pada jabatan-jabatan politik yang bersifat strategis. Makin besar andil partai politik dalam memperjuangkan dan berhasil memanfaatkan posisi tawarnya untuk memenangkan perjuangan dalam ketiga hal tersebut, merupakan indikasi bahwa peran partai politik sebagai sarana rekrutmen politik berjalan secara efektif. Rekrutmen politik yang adil, dan demokratis pada dasarnya adalah untuk memilih orang-orang yang berkualitas dan mampu memperjuangkan nasib rakyat banyak untuk mensejahterakan dan menjamin

Kesalahaan dalam pemilihan kader yang duduk dalam jabatan strategis bisa menjauhkan arah perjuangan dari cita-rasa keemakmuran, kesejahteraan dan keadilaan bagi masyarakat luas. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa rekrutmen politik mengandung implikasi pada pembentukan cara berpikir, bertindak dan berperilaku setiap warga negara yang taat, patuh terhadap hak dan kewajiban,

114

Page 128: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

namun penuh dengan suasana demokrasi dan keterbukaan bertanggung jawab terhadap persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(4). Peran sebagai sarana pengatur konflik.

Konflik atau pertentangan mengandung suatu pengertian tingkah laku yang lebih luas dari apa yang biasanya dibayangkan oleh kebanyakan orang. Secara umum, kita sering beranggapan bahwa konflik mengandung benih dan didasarkan pada pertentangan yang bersifat kasar dan keras. Namun sesungguhnya, dasar dari konflik berbeda-beda, yang secara sederhana dapat dikenali tiga elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi konflik yaitu (1). Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau bagian-bagian yang terlibat dalam suatu konflik. (2). Unit-unit tersebut, mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan dan (3). Terjadi atau terdapat interaksi antara unit-unit atau bagian-bagian yng terlibat dalam sebuah konflik.

(b). Pemilihan Umum.

Pemilihan umum memiliki 3 (tiga) fungsi penting dalam proses berbangsa dan bernegaraa yaitu sebagai berikutt :

1. Rotasi kekuasaan.Dalam sebuah negara demokrasi , rotasi kekuasaan mutlak harus ada. Seorang pemimpin selayaknya hanya memerintah dalam periode

115

Page 129: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

yang dibatasi ( bisa 2 kali periode saja ). Banyak kalangan yang menilai bahwa pemerintahan yang lebih dari dua kali periode akan menjurus kearah pemerintahan yang dictator/tirani. Banyak contoh yang bisa disebutkan, seperti Presiden Soehaarto (Indonesia) yang memerintaah lebih dari 6 kali periode (32 tahun). Saddam Husein (Irak) yang memerintah dari tahun 1979 sampai tahun 2003 (24 tahun) dan pemerintahan yang lainnya yang semuanya menjurus kearah diktator.

2 Menciptakan perwakilan politik (dalam Lembaga eksekutif dan legislative).

Pemilu bertujuan untuk memilih calon-calon wakil rakyat yang akan memperjuangkan kesejahteraan rakyat di tingkat pusat dalam Lembaga eksekutif dan legislatif. Para calon wakil rakyat ini diusung oleh partai politik dan diharapkan dapat menjadi ujung tombak bagi penciptaan harapan dan keinginan rakyat.

3.Sarana Pendidikan politik.Untuk diketahui bersama, pemilu tidak sekedar persoalan memilih dan dipilih , namun merupakan salah satu wahana Pendidikan polittik untuk warga negara. Pendidikan politik menurut Alfian (1986 : 235) merupakan usaha yang sadar untuk mengubah proses sosialisasi politik masyarakat, sehingga merekaa memahami dan benar-benar menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam suatu sistem politik yang ideal yang hendak dibangun. Sedang menurut Undang-Undang No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik , disebutkan bahwa Pendidikan politik adalah proses pembelajaraan dan pemahaman tentang hak kewajiban dan tanggung jawab setiap warga

116

Page 130: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pendidikan politik merupakan aktivitas yang terus berlangsung hidup m secaraanusia dan itu tidak mungkin terwujud secara utuh kecuali dalam sebuah masyarakat yang demokratis dalam rangka membentuk partisipasi politik. Paartisipsi politik terwujud dalam keikutsertaan individu secara sukarela dalam kehidupan politik masyarakatnya, termasuk keikutsertaan dalam pemilu. Sehingga dikatakan bahwa pemilu merupakan alat/sarana Pendidikan politik.

(c). Lembaga-lembaga negara.

Lembaga-lembaga negara terbagi :

1. Lembaga supra struktur politik yaitu Lembaga-lembaga tinggi negara (seperti MPR, DPR, DPD, MA, MK, KPK dan lain-lainnya.

2. Lembaga infra struktur, seperti Parpol, Mass Media, Rakyat serta LSM (termasuk interes group / kelompok kepentingan dan pressure group / kelompok penekan ).

Interest group/kelompok kepentingan bertujuan untuk memperjuangkan sesuatu kepentingan danmempengaruhi Lembaga-lembaga politik untuk memperoleh keputusan yang menguntungkan dan menghindari keputusan yang merugikan.

Sementara itu , pressure group/kelompok penekan merupakan sebuah kelompok yang dapat memaksa atau mendesak pihak yang

117

Page 131: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

berada dalam pemerintahan atau pimpinan agar bergerak kea rah yang diinginkan atau justru berlawanan dengan desakanya, seperti Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli Nasib Petani yang bertujuan untuk mensejahterakan nasib petani di Indonesia.

6.2 Demokrasi di Indonesia.

Dalam sejarah ketatanegaraan negara Republik Indonesia yang telah lebih dari setengah abad, perkembangan demokrasi mengalami fluktuasi (pasang surut). Masalah pokok yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah bagaimana upaya untuk meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan social politik yang demokrtis dlam masyarakat plural.

Fluktuasi demokrasi di Indonesia pada hakekaatnya dapat dibagi dalam lima periode :

1. Periode 1945 – 1949 dengan sistem Demokrasi Pancasila.Pada periode ini sistem pemerintahan Demokrasi Pancasila seperti yang diamanatkan oleh UUD 1945 belum sepenuhnya dilaksanakan, karena negara dalam keadaan darurat dalam rangka mempertahankan kemerdekaan. Misalnya, Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP n yang semula berfungsi sebagai pembantu Presiden menjadi berubah fungsi sebagai MPR. Sistem cabinet yang seharusnya Presidensial dalam pelaksanaannya menjadi sistem Parlementer seperti yang berlaku dalam Demokrasi Liberal.

118

Page 132: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

2. Periode 1949 – 1959 degan sistem Demokrasi Parlementer.

Periode ini sangat menonjolkan peranan parlemen dan partai politik. Pada periode ini berlaku konstitusi RIS (1949-1950) dan UUDS 1950 (17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959). Pada masa itu pula, Indonesia dibagi dalam berapa negara bagian. Pemerintahan dijalankan oleh Perdana Menteri dan Presiden hanya sebagai lambang. Selanjutnya, RIS ditolak oleh rakyat Indonesia, sehingga pada tanggal 17 Agustus 1950 Presiden Soekarno menyatakan kembali ke Negara Kesatuan dengan meng gunakan UUD Sementara 1950. Kabinet pada sistem demokrasi parlementer ini selalu silih berganti, akibatnya pembangunan tidak berjalan lancer. Masing-masing partai lebih memperhatikan kepentingan partai atau golongannya. Setelah berjalan selama hamper 9 tahun, maka rakyat Indonesia sadar bahwa UUDS dengan sistem Demokrasi Parlementer tidak cocok ditrapkan di negara ini. Akhirnya Presiden menganggap bahwa keadaan ketatanegaraan Indonesia membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa serta merintangi pembangunan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur, sehingga pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengumumkan dekrit mengenai pembubaran Konstituante dan kembali UUD 1945 serta tidak berlakunya UUDS 1950.

3. Periode 1959 – 1965 dengan sistem Demokrasi Terpimpin.Sistem Demokrasi Terpimpin merupakan sistem yang menyimpang dari konstitusional. Periode ini sering juga disebut dengan periode Orde Lama. Presiden Soekarno menjabat sebagai “Pemimpin Besar Revolusi”. Dengan demikian pemusatan kekuasaan ada di tangan presiden.

119

Page 133: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Terjadinya pemusatan kekuasaan di tangan presiden menimbulkan penyimpangan dan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang puncaknya terjadi perebutan kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30 September 1965 (G30S/PKI) yang merupakan bencana nasional bagi bangsa Indonesia.

4. Periode 1965 – 1998 dengan sistem Demokrasi Pancasila (Orde Baru). Demokrasi Pancasila Era Orde Baru yang merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. Periode ini dikenal dengan sebutan pemerintahan Orde Baru yang bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuwen. Secara tegas dilaksanakan sistem Demokrasi Pancasila dan dikembalikan fungsi Lembaga tertinggi dan tinggi negara sesuai dengan amanat UUD 1945. Dalam peaksanaannya , sebagai akibat dari kekuasaan dan masa jabatan presiden yang tidak dibatasi periodenya, maka kekuasaan menumpuk pada presiden, sehingga terjadilah penyalahgunaan kekuasaan. Akibatnya adalah tumbuh suburnya budayaa korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Kebebasan berbicara dibatasi, praktek demokrasi menjadi semu dan Pancasila hanya dijadikan sebagai alat legitimasi politik. Lembaga Negara berfungsi sebagai alat kekuasaan pemerintah. Oleh karena itu, lahirnya gerakan reformasi yang dipelopori mahasiswa yang menuntut reformasi dalam berbagai bidang. Puncaknya adalah dengan pernyataan pengunduran diri Soehaarto sebagai presiden.

5. Periode 1998 – sekarang dengan sistem Demokrasi Pancasila (Orde Reformasi). Demokrasi Pancasila Era Reformasi berakar pada kekuatan multi partai yang berupaya mengembalikan perimbangan kekuatan antar Lembaga negara. Demokrasi yang dikembangkan pada

120

Page 134: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

masa reformasi adalah demokrasi dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang dianggap tidak demokratis, meningkatkan peran Lembaga-lembaga tinggi negara dengan menegaskan fungsi , wewenang dan wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuaasaan dan tata hubungan yang jelas antara Lembaga-lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif. Demok rasi pada periode ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR, MPR hasil pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya Lembaga-lembaga tinggi yang lain. Dalam perkembangannya, pemerintahan focus pada pembagian kekuasaan antara presiden, parpol dalam DPR, sehingga rakyat terabaikan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa pada hakekatnya Indonesia menganut sistem demokrasi Pancasila, walaupun pernah meneraapkan sistem demokrasi yang lain. Sistem demokrasi Pancasila mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam mengatasi segala macam persoalan. Sistem demokrasi parlementer dan demokrasi terpimpin terbukti tidak cocok diterapkan di Indonesia.

6.3 Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi.

Pelaksanaan prinsip demokrasi sebetulnya meyangkut dengan perilaku manusia, baik secara individual maupun secara kelompok, dalam kedudukannya sebagai warga negara ataupun sebagai pejabat yang diberi kewenangan. Perilaku adalah manifestasi dari kebudayaan, sebab kebudayaan terwujud dan disalurkan melalui perilaku manusia.

121

Page 135: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Proses pembudayaan berlangsung sepanjang kehidupan manusia dalam lingkungannya, mulai daari lingkungan keluarga, lingkungan bermain, lingkungan sekolah sampai pada ingkungan masyaraakat yang lebih luas. Nilai-nilai yang berkembang dalam lingkungan masyarakat itulah yang mempengarui perilaku dalam kehidupan. Nilai-nilai itu yang beraneka ragam, termasuk didalamnya nilai-nilai demokrasi. Nilai-nilai demokrasi itulah yang membentuk perilaku yang demokratis.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaaku demokrasi beraneka ragam diantaranya adalah kesadaran akan hak dan kewjiban sebagai warga negara dan kepercayaan pemerintah. Selain dari itu faktor-faktor lainnya adalah status social, status ekonomi, afiliasi (hubungan) antara politik orang tua dengan pengalaman berorganisasi ( Ramlan Surbakti , 1999 : 144 ) dalam Juliardi Budi, 2017 : 100 . Di samping itu, pengetahuan tentang demokrasi juga mempengaruhi perilaku demokrasi. Demokrasi bergantung pada warga negara yang berpendidikan dan pengetahuan (Ravietch, 1991 : 9 ). Bila kita ingin mewujudkan masyarakat yang demokratis, pendidikan dan pengetahuan harus ditingkatkan dan perilaku harus sesuai dengan nilai-nilai demokrasi. Suatu hal yang sangat penting dalam mewujudkan demokrasi adalah taat akan nilai dan aturan-aturan hukum yang telah disepakati, karena nilai dan aturan hukum itulah yang membingkai demokrasi.

Berdasarkan hal diatas, dapat dikatakan bahwa demokrasi tidk diwariskan pelaksanaan Pendidikan dengan sendirinya, akan tetapi ditangkap dan dicerna melalui proses belajar. Proses belajar demokrasi disebut dengan Pendidikpotensian demokrasi. Landasan hukum pelaksanaan pendidikan demokrasi di Indonesia adalah

122

Page 136: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

pasal UU No. 20 Than 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peseta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , beraklak mulia, sehaat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami, menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep, prinsip dan nilai demokrasi sesuai dengan status dan perannya dalam masyarakat ( Udin Winataoutra, 2001 : 12 ). Pada hakekatnyacpendidikan demokrasi adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh warga neegara.

Pada dasarnya, Pendidikan demokrasi dapat dilakukan melalui tiga cara yaitu :

1. Pendidikan Demokrasisecara formal : Pendidikan yang lewat tatap muka, diskusi timbal balik, presentasi sert studi kasus.

2. Pendidikan Demokrasi secara informal : pendidikaan yang lewat tahap pergaulan di rumah maupun maupun masyarakat, sebagai bentuk aplikasi nilai berdemokrasi sebagai hasil interaksi terhadap lingkungan sekitarnya dan langsung dapat dirasakan hasilnya.

3. Pendidikan demokrasi secara nonformal : Pendidikan yang melewati lingkungan masyarakat secara lebih makro karena Pendidikan diluar sekolamemiliki parameter yang signifikan terhadap pembentukan jiwa seseorang, seperti kelompok masyarakat, lembaga swadaya, paartai politik, pers dan lain-lain.

123

Page 137: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

B A B : VII

NEGARA HUKUM DAN HAK AZASI MANUSIA

71. Negara Hukum / Rule of Law.

Pemahaman terhadap hukum sangat diperlukan bagi suatu negara yang melaksanakan prinsip rule of law , oleh sebab itu kita memahami pengertian hukum, penegakan hukum dan alat negara yang terkait dengan penegakan hukum. Beberapa definisi tentang hukum perlu kita tampilkan sebagai pemahaman awal yang menunjukkan hukum itu pengandung pengrtian yang sangat luas.

(1). Menurut Prof. Mr. E.M. Meyers , hukum ialah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan , ditunjukkan kpada tingkah laku manusia dalam masyaraakat yang menjadi edoman bagi penguasa-penguasa negara dalam melaakukan tugasnya.

(2). Menurut Utrecht, hukum ialah himpunan peraturan-peraturan yang mengurus tata tertib suatu masyarakat dan oleh karena itu , harus ditaati oleh masyarakat itu.

(3). Menurut J.C.T. Simorangkir, hukum ialah peraturan-perturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib. Pelanggaran terhadap peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan dengan hukuman tertentu.

Gagasan baru terhadap negara hukum disebut dengan welfare state atau negara hukum material sebagaimana

124

Page 138: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

yang dirumuskan oleh Internaational Comission of Jurists di Bangkok tahun 1965 sebagai berikut :

(a). Perlindungan konstitusional, artinya selain menjalin hak-hak individu, konstitusi harus pula menentukan cara procedural untuk perlindungan atas hak-hak yang dijamin.

(b). Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.

(c). Pemilihan umum yang bebas.

(d). Kebebasan menyatakan pendapat.

(e). Kebebasan berserikat/berorganisasi dan beroposisi.

(f). Pendidikan kewaranegaraan ( Hasnani, 2003 : 107 ) dalam Syarbaini Syahrial, 2016 : 94 .

Dalam praktek negara moden, kaidah-kaidah hukum yang berlaku umum yang merupakan cerminan dari akal sehat dirumuskan dalam bentuk konstitusi. Konstitusi merupakan produk dari proses politik secara demokratis menyalurkan aspirasi-aspirasi politik sebagai pandangan rakyat tentang norma-norma, etika sosil, ketertiban umum, keadilan, peranan serta hubungan antar lembaga social. Oleh sebab itu, negara hukum lebih banyak ditentukan oleh dua persoalan berikut :

(a). Apakah konstitusinya dibuat melalui proses atau kemudian diratifikasi (pengesahan suatu dokumen negara oleh parlemen) secara demokratis ?

(b). Apakah konstitusi itu ditaati dan dilaksanakan oleh pemerintah maupun oleh rakyat yang diperintahnya secara tersurat maupun secara tersirat ? ( Budiono, 1999 : 160 ).

125

Page 139: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

7.1.1 Pengertian Negara Hukum .Indonesia negra hukum ( UUD 1945 amandemen pasal 1 ayat 3 ), hukum Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum Eropa , hukum agama dan hukum adat. Negara dalam pandangan teori klasik diartikan sebagai suatu masyarakat yang sempurna ( a perfect society ) . Negara pada hakekatnya adalah suatu masyaraakat sempurna yang para anggotanya mentaati aturan yang sudah berlaku. Suatu masyarakat dikatakan sempurna jika memiliki sejumlah kelengkapan yakni internal dan eksternal. Kelengkapan secara internal yaitu adanya penghargaan nilai-nilai kemanusiaan di dalam kehidupan masyarakat itu. Saling menghaargai hak sesama anggota masyarakat . Kelengkapan secara eksternal jika keberadaan suatu masyarakat dapat memahami dirinya sebagai bagian dari anggota masyarakat yang lebih luas. Dalam perkembangannya, teori klasik tentang negara ini tampil dalam ragam formulasinya, misalnya menurut tokoh Socrates , Plato dan Aristoteles. Munculnya keragaman konsep teori tentang negara hanya karena perbedaan cara-cara pendekatan saja. Pada dasarnya, negara harus merepresentasikan suatu bentuk masyarakat yang sempurna. Teori klasik tentang negara tersebut mendasarkan konsep “masyarakat sempurna” menginpirasikan lahirnya teori modern tentang negara, kemudian dikenal istilah negara hukum. Istilah negara hukum secara terminologis terjemahan dari kata rechtsstaat atau rule of law. Para ahli hukum di daratan Eropa Barat lazim meggunakan istilah rechsstaat, sementara tradisi Anglo Saxon menggunakan

126

Page 140: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

istilaah rule of law . Di Indonesia, istilah rechtsstaat dan rule of law biasa diterjemahkan dengan istilah “negara hukum”. Pengertian negara hukum selalu menggambarkan adanya penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara yang didasarkan atas hukum. Pemerintah daan unsur-unsur Lembaga di dalaamnya dalam menjalankan tugas dan wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku pemerintahan. Dalam negara hukum , kekuasaan menjalankan berdasarkan kedaulatan hukum ( supremasi hukum ) dan bertujuan unuk menyelengarakan ketertiban hukum. Dasar yuridis bagi negara Indoneesia sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1 ayat (3) UUD Negara RI 1945 (amandemen ketiga),” Negara Indonesia adalah Negara Hukum”. Konsep negara hukum mengarah pada tujuan terciptanya kehidupan demokratis dan terlindungi hak azasi manusia serta kesejahteraan yang berkeadilan. Konsepsi negara hukum Indonesia dapat dimasukkan dalam konsep negara hukum dalam arti material atau negara hukum dalam arti luas. Pembuktiannya dapat kita lihat dari perumusan mengenahi tujuan bernegara sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD Negara RI 1945 Alinea IV. Bahwasannya negara bertugas dan bertanggung jawab tidak hanya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, etapi juga memajukan kesejahteaan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi dan keadilan social. Bukti lain yang

127

Page 141: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

menjadi dasar yuridis bagi keberadaan negara hukum Indonesia dalam arti material yaitu pada : Bab XIV Pasal 33 dan Pasal 34 UUD Negara RI 1945, bahwa negara turut aktif dan bertanggung jawab atas perekonomian negara dan kesejahteraan rakyat.

7.1.2 Ciri Negara Hukum.Konsep negara hukum yang berkembang pada abad 19 cenderung mengarah pada konsep negara hukum formal yaitu pengertian negara hukum dalam arti sempit. Dalam konsep ini, negara hukum diposisikan ke dalam ruang gerak dan peran yang kecil atau sempit. Seperti dalam uraian terdahulu, negara hukum dikonsepsikan sebagai sistem penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara yang didasarkan atas hukum. Pemerintah dan unsur-unsur lembaganya dalam menjalankan tugas dan wewenangnya terikat oleh hukum yang berlaku. Peran pemerintah sangat kecil dan pasif. Dalam abad 20, konsep negara hukum mengarah pada pengembangan negara hukum dalam dalam arti material. Arah tujuannya memperluas peran pemerintah terkait dengan tuntutan dan dinamika perkembagan zaman. Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya memiliki sejumlah ciri yang melekat pada negara hukum atau rechtsstaat yaitu sebagai berikut :(a). HAM terjamin oleh undang-undang.(b). Supremasi hukum .(c). Pembagian kekuasaan (trias politika) demi

kepatian hukum.(d) Kesamaan kedudukan di depan hukum.

128

Page 142: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(e). Peradilan administrasi dalam perselisihan.(f). Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap

dan berorganisasi . (g). Pemilihan umum yang bebas.(h). Badan kehakiman yang bebas dan tidak

memihak.

7.1.3 Pembagian Hukum Menurut Bidangnya.

(a). Hukum Perdata. Hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki pada subjek hukum dan hubungan antar subjek hukum, maka hukum perdata mengatur hubungan antar-penduduk atau waarga negara sehari-hari, seperti misalnya kedewasaan seseorang, perceraian, kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.

(b). Hukum Pidana. Merupakan bagian dari hukum public, hukum yang mengatur antara negara dengan warga negaranya.

(c). Hukum Tata Usaha ( Administrasi ) Negara. Hukum yang mengatur kegiatan administrasi negara ataau hukum yang mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam menjalankan tugasnya.

(d). Hukum Acara Perdata . Hukum yang mengatur tentang tata cara beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum perdata.

(e).Hukum Acara Pidana . Hukum yang mengatur tentang tata cara beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum pidana. Hukum

129

Page 143: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

acara pidana di Indonesia diatur dalam UU N0.8 Tahun 1981.

(f).Hukum Antar Tata Hukum. Hukum yang mengatur hubungan antara dua golongan atau lebih yang tunduk pada ketentuan hukum yang berbeda.

(g).Hukum Adat . Seperangkat norma dan aturan adat yang berlaku di suatu wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia.

(h).Hukum Islam . Hukum yang berlandaskan Al Quran dan hadis. Di Indonesia hukum ini tidak dapat ditegakkan secara menyeluruh ( hanya di Provinsi Aceh ), sumber hukum di Indonesia adalah Pancasila dan UUD 1945.

7.1.4. Lembaga Penegak Hukum.

(a). Kepolisian ; memiliki tugas dan wewenang menyelenggarakan tertib lalu lintas , membina masyarakat sadar akan hukum, penyelidikan dan penyidikan tindak pidana, membantu dari gangguan ketertiban dan bencana dan melayani kepentingan masyarakat.

(b). Kejaksaan ; memiliki tugas dan wewenang penuntutan, melaksanakan penetapan hakim berkekuatan tetap, pengawasan putusan pidana bersyarat, penyidikan tindak pidana khusus dan melengkapi berkas untuk pemeriksaan tambahan.

(c). Komisi Pembarantasan Korupsi (KPK); memiliki tugas dan kewenangan berkoordinasi dalam pemberantasan korupsi, supervise (pegawas utama) ke instansi dalam

130

Page 144: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

pemberantasan korupsi, penyidikan, penyelidikan dan penuntutan korupsi setelh 27 Desember 2002 dan tindakan pencegahan korupsi serta memonitor penyelenggaraan negara.

(d). Mahkamah Agung ( MA ); memiliki kewenangan menngadili tingkat kasasi (pernyataan tidak sah oleh MA terhadap putusan haakim karena dianggap menyalahi undang-undang) dan peninjauan kembali perkara, menguji aturan terhadap undang-undang, kewenangan lain menurut undang-undang dan lain-lain.

(e). Mahkamah Konstitusi (MK); memiliki kewenangan menyelesaikan sengketa antar Lembaga negara, pembubaran partai politik, menyelesaikan perselisihan hasil pemilu, pengujian substansi (pokok/inti) UU terhadap UUD 1945.

(f). Komisi Yudisial (KY); mempunyai kewenangan megusulkan penggangkatan hakim agung, menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran , martabat serta perilaku hakim dan memberikan penghargaan kepada hakim berprestasi ke MA.

(g). Pengadilan Negri (PN); dan Pengadilan Tinggi (PT) ; mempunyai wewenang menyelenggarakan peradilan pidana dan perdata di tingkat kota/kabupaten (PN), dan di tingkaat propinsi (PT) dan prioritas perkara korupsi, terorisme,

131

Page 145: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

narkoba dan tindak pencucian uang serta pembunuhan.

7.1.5 Rule of Law.

Istilah rule of law mempunyai arti formal dan material. Dalam arti formal, sebagai kekuasaan public yang terorganisir merupakan kaidah-kaidah berdasarkan hirarki perintah. Dalam arti material (ideologis), mencakup ukuran tentang hukum yang baik yang mencakup aspek berikut ( Nugroho, 2001 : 21 ) :

(a). Ketaatan warga negara kepada kaidah-kaidah hukum.

(b). Kaedah hukum harus selaras dengan hak azasi manusia.

(c). Negara harus menciptakan kondisi social terwujudnya martabat manusia.

(d). Adanya tata cara proses peradilan terhadap kesewenaangan penguasa.

(e). Adanya badan peradilan yang bebas dan merdeka.

Tujuan rule of law dalam arti material untuk melindungi warga masyarakat dari tindakan sewenang-wenang dari penguasa , sehingga memungkinkan manusia menikmati martabatnya sebagai manusia. Penegakan rule of law di Indonesia berkisar pada usaha – usaha eksekutif diatur dan dibatasi oleh hukum, adanya usaha pencegahan (preventive) dan tindakan (represi) terhadap kesewenangan kekuasaan eksekutif,

132

Page 146: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

pengawasan terhadap kekuasaan eksekutif itu diserahkan kepada golongan dan organisasi masyarakat, sehingga kekuasaan yudikatif merupakan kekuasaan yang merdeka atau bebas dari pengaruh pemerintah.

Rule of Law adalah suatu doktrin hukum yang mulai muncul pada abad ke-19 , bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi. Ia lahir sejalan dengan tumbuh suburnya demokrasi dan meningkatnya peran parlemen dalam penyelenggaraan negara dan sebagai reaksi terhadap negara absolut yang berkembang sebelumnya.

Ruang lingkup materi pembelajaran rule of law meliputi : pengertian dan lingkup rule of law , isu-isu yang terkait dengan rule of law , prinsip-prinsip rule of law secaara formal di Indonesia. Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil) dalam penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia dan strategi pelaksanaan rule of law.

Berdasarkan pengertianya, Fredman (1959) membedakan rule of law menjadi 2 (dua) yaitu pengertian secaara formal (in the formal sense) dan pengertian secara hakiki/materiil (ideological sense) . Secara formal, rule of law diartikan sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi (organized public power), misalnya negara. Sedangkan secara hakiki , rule of law terkait dengan penegakan rule of law, karena menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk (just and unjust law). Rule of law terkait erat dengan keadilan, sehingga rule of law harus bisa

133

Page 147: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

menjamin keadilan yang dapat dirasakan oleh masyarakat / bangsa. Rule of law merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan procedure yang bersifat objektif , tidak memihak, tidak personal dan otonom.

(a). Prinsip-Prinsip Rule of Law secara Formal di Indonesia.

Di Indonsia, prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945 yang menyatakan : (1). Bahwa kemerdekaan itu hak segala bangsa…… karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan “peri keadilan”, (2). …. Kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulay “adil” dan makmur; (3). …. Untuk memajukan “ kesejahteaan umum” .. dan “keadilan social”; (4). … disusunlah kemerdrrkaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia; (5). … “kemanusiaa yang adil dan beradab” dan (6). … serta dengan mewujudkan suatu “keaddilan social” bagi seluruh rakyat Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut pada hakekatnya merupakan jaminan secara formal terhadap “rasa keadilan”, sehingga Pembukaan UUD 1945 bersifat tetap, instruktif bagi penyelenggaraan negara.

134

Page 148: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(b). Strategi Pelakssanaan (Pengembangan) Rule of law.

Agar pelaksanaan (pengembangan) rule of law berjalan efektif sesuai dengan yang diharapkan, maka harus dengan cara berikut :

(1). Keberhasilan “the enforcement of the rules of law” harus didasarkan pada corak masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian nasional masing-masing bangsa.

(2). Rule of law yang merupakan institusi social harus didasarkan pada akar budaya yang tumbuh dan berkembang pada bangsa.

(3). Rule of law sebagai legalisme yang memuat wawasan social, gagasan tentang hubungan antarmanusia, masyarakat dan negara, harus dapat ditegakkan secara adil dan hanya memihak kepada keadilan.

Arah dan watak hukum yang dibangun harus berada dalam hubungan yang sinergis dengan kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia aatau “back to law and order” kembali kepada orde hukum dan ketaatan dalam konteks Indonesia. Artinya, bangsa Indonesia harus berani mengangkat “Pancasila” sebagai alternative dalam membangun “negara berdasarkan hukum” versi Indonesia, sehingga dapat menjadi

135

Page 149: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

“Rule of Moral” atau “rule of justice” yang bersifat “ke-Indonesia-an” yang lebih mengedepankan “olah hati nurani” dari pada “olah otak” atau lebih mengedepankan komitmen moral.

7.2 Hak Asasi Manusia.

7.2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup HAM.

HAM adalah hak-hak yang melekat pada diri manusia dan tanpa hak-hak itu, maanusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tesebut diperoleh bersama dengan kelahirannya atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat (Tilaar, 2001 ). HAM bersifat umum (universal) karena diyakini bahwa beberapa hak dimiliki tanpa perbedaan atas bangsa, rasa tau jenis kelamin. HAM juga bersifat supralegal. Artinya tidak tergantung pada adanya suatu negara atau undang-undang dasar, kekuasaan pemerintah bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi karena berasal daari sumber yang leebih tinggi (Tuhan). UU No.39/1999 tentang HAM mendefinisikan HAM sebagai seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manisia sebagai makluk Tuhan YME. Ruang lingkup HAM meliputi : (1). Hak pribadi, hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan dan lain sebagainya. (2). Hak Milik Pribadi dalam kelompok social di mana ia ikut serta. (3). Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintaahan; (4). Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan social.

136

Page 150: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

. 7.2.2 HAM pada Tataran Global.

Sebelum konsep HAM diratifikasi PBB, terdapat beberapa konsep utama megenai HAM yaitu sebagai berikut :

(a). HAM menurut konsep negara-negara Barat.

1. Ingin meninggalkan konsep negara yang mutlak.

2. Ingin mendirikan federasi rakyat yang bebas, negara sebagai coordinator dan pengawas.

3. Filosofi dasar : hak asasi tertanam pada diri individu manusia.

4. Hak asasi lebih dulu ada daripada tatanan negara.

(b). HAM menurut konsep sosialis

1. Hak asasi hilang dari individu dan berintegrasi dalam masyarakat .

2. Hak asasi manusia tidak ada sebelum negara ada.

3. Negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi menghendaki .

Menurut UU No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang termasuk Hak Asasi Maanusia dan Kebebasan Dasar Manusia menyaangkut sepuluh macam sebagai berikut :

137

Page 151: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

1. Hak untuk hidup.2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan.3. Hak mengembangkan diri.4. Hak memperoleh keadilan.5. Hak atas kebebasan pribadi.6. Hak atas rasa aman.7. Hak atas kesejahteraan .8. Hak wanita .9. Hak anak.10. Hak turut serta dalam pemerintahan.

Pelanggaran hak asasi manusia bisa dalam bentuk kejahatan “crime”. Istilah kejahatan tersebut mengandung dua pengertian berikut :(a). Pelanggaran kejahatan dapat diadili di depan

hukum dan juri dalam suatu institusi peradilan.

(b). Pelaanggaran sumir yang terkait dengan perbuatan seseorang yang melanggar karena tidak menggindahkan kewajiban-kewajiban hukum secara ringan dan sederhana, sehingga penyelesaiannya tidak melalui proses peradilan.

Kejahatan yang dimaksud adalah pelaanggaran HAM berat yang mengandung perbuatan melanggar, ada unsur kesengajaan dan sikap membiarkan suatu perbuatan yang seharusnya dapat dicegah, secara sistematis, menimbulkan akibat yang luas dan rasa takut yang luar biasa, dapat menimbulkan ancaman luar biasa, ketakutan amat sangaat dan serangan tertuju kepada kelompok sipil ( Jawahir, 2004 : 284 ) dalam Syarbaini Syahrial , 2016 : 104 .

138

Page 152: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

7.2.3 HAM di Indonesia : Permasalahan dan Penegakannya.

Sejalan dengan amanat konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, social budaya dan hak pembangunan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan baik dalam pnerapan, pemantauan maupun dalam pelaksanaannya (Wirayuda, 2005).

HAM di Indonesia didasarkan pada Konstitusi NKRI yaitu Pembukaan UUD 1945 (alinea I) , Pancasila sila ke-4, Batang Tubuh UUD 1945 (pasal 27, 29, dan 30), UU No.39/1999 tentang HAM dan UU No. 26/2000 tentang Pengadilan HAM. Seabagaimana diungkapkan di atas, HAM di Indonesia menjamin hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan, ha katas kebebasan, hak atas rasa aman, ha katas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, hak waanita dan hak anak.

Program penegakan hukum dan HAM (PP No.7 Tahun 2005) meliputi pemberantasan korupsi, antiterorisme dan pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya.

7.2.4 Kejahatan HAM Berat di Indonesia.

Pelanggaran HAM terjadi karena adanya arogansi kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pejabat yang berkuasa, yang mengakibatkan

139

Page 153: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

sulit untuk mengendalikan diri sehingga terjadi pelanggaran terhadap hak-hak orang lain. Di Indonesia telah banyak terjadi pelanggaran HAM berat, terutama kekerasan structural yang dilakukan aparat negara (polisi dan militer) dengan mengakibatkan jatuhnya korban dari penduduk sipil. Hal ini menjadi sorotan tajam masyarakat internasional, seperti kasus DOM di Aceh, Tanjung Priuk (1984), Timor Timor pasca jajak pendapat, Tragedi Santa Cruz, Tragedi Semanggi dan Trisakti. Pelanggaran tersebut apat dikategorikan sebagai kejahatan kemanusiaan. Akibat baanyaknya pelaanggaran HAM berat tersebut, maka negara membentuk pengadilan HAM di lingkungan peradilan umum.

140

Page 154: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Halaman ini sengaja dikosongkan

141

Page 155: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

B A B ; VIII

GEOPOLITIK INDONESIA

8.1 Geopolitik.

8.1.1 Pengertian Geopolitik.

Secara etimologi, geopolitik berasal dari Bahasa Yunani “geos” yang berarti bumi (termasuk ruang/wilayah atau geografi) yang menjadi tempat hidup dan pemberi kehidupan serta wilayah negara. Sementara itu, politik berasal dari kata “politeia”. Politeia itu sendiri berasal dari kata “polis” yang berarti “kota/negara” atau kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri, dan “teia” yang berarti “kebijakan/urusan” yang bermakna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Jadi “politeia” berarti “kebijakan penyelenggaraan negara”.

Berdasarkan uraian diatas, maka geopolitik dapat diartikan sebagai “sistem politik atau peraturan-peeratauran dalam wujud kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam arti luas) suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada sistem politik suaatu negara” (Kaelan dan Achmad Zubaidah, 2007 : 122) dalam Juliardi Budi, 2017 : 147 .

142

Page 156: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Sebagaimana pendapat dari Juliardi Budi ( 2017 : 147 ) memberikan definisi yang cukup mudah dipahami, dimana geopolitik dapat diartikan dengan “kebijakan penyelenggaran negara dikaitkan dengan kondisi atau masalah-masalah geografi/ruang/wilayah/tempat tinggal yyang dimilikisuatu negara”. Contohnya : mengapa di daerah perbukitan dijadikan sebagai area perkebunan Teh ? Karena teh hanya bisa tumbuh subur di daerah perpukitan dengan hawa sejuk, tidak bisa hidup di daerah dengan iklim panas. Dari contoh ini, dapat dilihat bahwa (geografis) ketinggian yang dimiliki oleh suatu wilayah dimanfaatkan dengan menetapkan kebijakan mendirikan area perkebunan teh . Disini dapat disimpulkan bahwa seperti apa kondisi geografis yang dimiliki oleh suatu wilayah, maka ditetapkan kebijakan yang disesuaikan dengan kondisi wilayah tersebut. Inilah inti dari geopolitik.

8.1.2 Unsur-unsur Geopolitik.

Istilah geopolitik yang semula sebagai ilmu bumi politik, kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang sesuatu yang berhubungan dengan konstelasi (keadaan/tatanan) ciri khas negara (bentuk, luas, letak, iklim dan sumber daya alam). Teori geopolitik ini kemudian berkembang menjadi konsepsi wawasan nasional bangsa. Oleh karena itu, wawasan nassional bangsa selalu mengacu pada geopolitik. Geopolitik memiliki unsur-unsur yang tidak bisa dilepaskan dengan kondisi yang dimiliki oleh suatu negara. Adapun unsur geopolitik adalah sebagai berikut :

143

Page 157: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(a). Ruang/wilayah.

Ruang merupakan dinamika politik dan militer dan disebut juga kombinasi ruang dan kekuatan. Realitanya, kekuataan politik selalu menghendaki penguasaan ruang. Sebaliknya penguasaan ruang secara de facto dan de jure akan memberikan legitimasi kekuasaan politik.

Unsur ruang terbagi menjadi dua yaitu :

1. Boundary : batas wilayah antara dua negara. Batas ini dapat berupa perbukitan, pegunugan, jalan rayaa, atu patok kayu yang sengja dibuat untuk mebatasi antara dua negara.

2. Frontier : frontier merupakan batas imajiner atau batas asimilasi dari dua negara . Frontier terjadi karena pengaruh dari negara diluar boundry (batas wilayah antara dua negara). Battas frontier yang sudah dipengaruhi kekuasaan asing dari seberang boundry dapat berawal dari budaya, ekonomi, social, agama dan ras. Batas frontier dapat berubah tergantung dari kuatnya pengaruh antara kekuatan asli dengan kekuatan asing di seberaang boundry.

(b). Politik kekuatan, yang mencakup politik, ekonomi dan militer.

Politik kekuatan menjadi salah satu faktor dalam melaksanakan salah satu konsep

144

Page 158: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

geopolitik yang terkait dengan kepentingan nasional.

(c). Pertahanan dan keamanan.

Konsep pertahanan dan keamanan ini melahirkan konsepsi geostrategi . Konsep pertahanan dan keamanan di sini yang diutamakan adalah konsep ketahanan nasional (tannas). Dalam upaya menjaga keamanan negara dan bangsa, semangat kesatuan dan persatuan menjadi salah satu keuatan untuk menghambat datangnya ancaman dari luar, baik secara fisik maupun secara social, ekonomi dan budaya.

Ketiga unsur geopolitik di atas harus diperhatikan oleh penyelenggara negara dalam menentukan kebijakan berkaitan dengan geografi wilayah negaranya.

8.1.3 Pemikiran Para Ahli tentang Geopolitik.

Konsepsi Geopolitik lahir di Jerman pada akhir abad XIX . Semula geopolitik adalah ilmu bumi politik yang membahas masalah politik dalam suatu negara, namun berkembang menjadi ajaran yang melegitimasikan Hukum Ekspansi suatu negara. Hal ini tidak terlepas dari pemikiran para ahli sebagai berikut :

(a). Frederich Ratzel ( Jerman, 1844 – 1904 ) melalui karyanya yang berjudul political geography atau ilmu bumi politik yang mempelajari fenomena geogrrafi dari aspek politik. Ratzel melaahirkan “teori ruang” di mana bangsa yang

145

Page 159: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

berbudaya tinggi akan membutuhkan ruang hidup yang makin luas, karena kebutuhan sumber daya yang tinggi dan akhirnya mendesak wilayah bangsa yang “primitive”.

(b). Rudolf Kjellen ( Swedia, 1864 – 1922 ) melalui karyanya yang berjudul geografi political . Inilah yang kemudian melaahirkan ilmu Geopolitik yang mmpelajari fenomena politik dari aspek geografi. Kjellen melahirkan “teori kekuatan” yang menyatakan bahwa negara adalah satuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan biologis yang memiliki intelektualitas. Dengan kekuatan yang dimiliki ia mampu mengeksploitasi negara “primitive” agar negaranya dapat berswasembada.

(c). Karl Haushover ( Jerman, 1869 – 1946 ) yang melahirkan “Teori Pan Regional” atau tempat Kawasan benua. Teori ini menyatakan bahwa untuk menjadi jaya, bangsa harus mampu menguasai benua-benua di dunia yang dibagi atas empat kawasan benua ( Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India dan Pan Eropa Afrika ) dan masing-masing dipimpin oleh satu bangsa.wawasan benua)

(d). Sir Haalford Mackinder ( 1861 – 1947 ) yang melahirkan “Teori Daerah Jantung ( wawasan benua )”. Teori ini menyatakan bahwa bila ingin menguasai dunia, suatu bangsa harus menguasai daerah jantung dan untuk itu diperlukan kekuatan darat yang memadai . Daaerah jantung menurut Mackinder adalah Rusia dan Eropa Timur. Jika Daerah Jantung

146

Page 160: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

dapat dikuasai, maka berturut-turut akan dikuasai juga Siberia, Sebagian Mongolia, Daerah Bulan Sabit Dalam (Eropa Barat, Eropa Selatan, Timur Tengah, Asia Selatan dan Asia Timur) daan Daerah Bulan Sabit Luar (Afrika, Australia, Amerika, benua baru). Untuk menguasai dunia dengan menguasai daerah jantung dibutuhkan kekuatan darat yang besar sebagai persyaratannya. Berdasarkan hal ini munculah konsep wawasan benua atau konsep kekuatan di darat.

(e). Sir Walter Releigh ( 1554 – 1618 ) dan Alfred T. Mahan ( 1840 – 1914 ) yang melahirkan “Teori Kekuatan Maritim”. Sir Walter Raleigh menyatakan bahwa siapa yang menguasai laut akan menguasai perdagangan/kekayaan dunia dan akhirnya akan menguasai dunia. Oleh karena itu, sebuah negara harus memiliki armada laut yang kuat. Sementara itu, Alfred T. Mahan menyatakan bahwa laut berguna untuk kehidupan dan berbagai sumber daya alam banyak terkandung di dalam laut, oleh karena itu harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya. Akan tetapi, tidak hanya permbangunan armada laut saja yang diperlukan, namun lebih luas juga membangun kekuatan maritime. Berdasarkan hal tersebut muncul konsep Wawasan Bahari atau konsep kekuatan di laut. Barang siapa meguasai lautan akan menguasai kekayaan dunia.

(f). Giulio Douhet (1869 – 1930) dan William Mitchel (1878 – 1039) mempunyai pendapat lain ddibandingkan dengan para pendahulunya.

147

Page 161: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Keduaanya melihat kekuatan dirgantara lebih berperan dalam memenangkan peperangan melawan musuh. Untuk itu mereka berkesimpulan, bahwa membangun armada atau angkatan udara lebih menguntungkan sebab angkatan udara memungkinkan beroperasi sendiri tanpa dibantu oleh angkatan lainnya. Disamping itu , angkatan udara dapat menghncurkan musuh di kendang musuh itu sendiri atau digaris belakang medan peperangan. Berdasarkan hal ini maka muncullah konsepsi Wawasan Dirgantara atau konsep kekuatan di udara.

Jika dilihat dari pemikiran para ahli diatas, dapat disimpulkan, bahwa pada masa ini geopolitik diidentikkan dengan “keharusan” melakukan ekspansi (perluasan wilayah) agar sebuah negara tetap survive dan berjaya. Yang kemudian melahirkan Perang Dunia II yang melibatkan negara-negara besar yang memiliki keinginan untuk menguasai negara-negara kecil.

8.1.4 Perkembangan Konsep Geopolitik.

Perkembangan konsep geopolitik pada hakikatnya dapat dibagi dalam tiga periode yaitu :

(a). Periode Pra Perang Dunia II.

1. Konsep geopolitik dari pemikiran Frederich Ratzel yang menyatakan bahwa negara mirip organisme (makluk hidup). Ratzel memaandang daari sudut konsep ruang. Negara adalah ruang yang ditempati oleh

148

Page 162: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

kelompok msyarakat bangsa (politik) yang terikat oleh hukum alam. Jika bangsa dan negara ingin tetap eksis dan berkembang, maka harus diberlakukan hukum ekspansi (pemekaran wilayah).

2. Selanjutnya adalah Rudolf Kjellen yang menegaskan pendapat Ratzel, bahwa negara adalah organisme yang harus memiliki intelektual . Negara merupakan sistem politik yang mencakup yang mncakup geopolitik, ekonomi politik, hingga sosiopolitik. Kjellen juga mengajukan paham ekspansionisme dalam rangka mmpertahankan dan mengembangkan negara. Kjellen mengajukan langkah strategi untuk memperkuat negara dengan memulai pembangunan kekuatan daratan (continental) dan diikuti dengan pembangunan kekuasaan bahari (maritime).

(b). Periode Masa Perang Dunia II.

Pada masa ini, pendapat Ratzel dan Kjellen dikembbangkan oleh Houshofer yang pada waktu itu mewarnai geopolitik Nazi Jerman di bawah pimpinan Adolf Hitler. Pemikiran Houshofer di samping berisi pemahaman ekspansionisme juga mengandung ajaran rasialisme (kebanggaan ras dan identitas politik masing-masing), yang menyatakan bahwa ras Jerrman (Ras Arya) adalah ras yang paling unggul dan dapat menguasai dunia.

Pokok-pokok pemikiran Karl Houshofer adalah sebagai berikut (Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2007 : 130) :

1. Suatu bangsa dalam mempertahankan ke;angsungan hidupnya tidak terlepas dari hukum alam. Hanya bangsa yang unggul

149

Page 163: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(berkualitas) yang dapat bertahan dan berkembang (menjurus pada rasialisme).

2. Kekuasaan imperium (kerajaan/kekaisaran) maritime untuk menguasai pengawasan di lautan.

3. Beberapa negara besar di dunia akan timbul dan menguasai Eropa (dikuasai oleh Jerman) , Afrika dan Asia Barat (di kuasai oleh Italia). Sementara Jepang akan meguasai wilayah Asia Timur Raya.

4. Geopolitik dirumuskan sebagai perbatasan . Ruang hidup bangsa dengan kekuasaan ekonomi dan social yang rasial mengharuskan pembagian baru kekayaan alam dunia. Berdasarkan teori ini, wilayah dunia nanti akan terbagi menjadi region-region yang dikuasai oleh bangsa unggul seperti AS, Jerman, Rusia, Inggris dan Jepang.

(c). Periode Pasca Perang Dunia II.

Pada periode ini , setelah Italia, Jerman dan Jepang kalah dalam

Perang Dunia II atas Pasukan Sekutu pimpinan Amerika Serikat, Teori Haushofer terbukti benar. Dunia saat ini dikuasai oleh negara-negara yang unggul seperti AS, Jerman, Rusia, Inggris dan Jepang.

8.2 Wawasan Nusantara.

8.2.1 Pengertian Wawasan Nusantara.

Wawasan nusantara diambil dari dua kata yaitu wawasan dan nusantara. Istilah wawasan berasal dari kata “wawas” yang berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan. Sedangkan “wawasan” berarti cara pandang, cara tinjau atau cara melihat.

150

Page 164: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Sementara itu, Nusantara berasal dari kata “nusa” yang berarti pulau atau kepulauan dan “antara” yang berarti diapit oleh dua hal dan hal tersebut adalah dua benua (Asia dan Australia) dan dua Samudra (Hindia dan Pasifik).

Secara umum, wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang, sikap dan kebijakan serta tindakan bangsa Indonesia mengenahi diri daan lingkungannya (geografis/wilayah/ruang) yang beragam berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan mengutamakan prsatuan dan kesatuan untuk mencapai ujuan nasional. Dengan demikian tujuan wawasan nusantara adalah untuk mewujudkn persatuan dan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional dan turut serta menciptakan ketertiban daan perdamaian dunia. Kesemuanya dilakukan untuk tercapainya tujuan nasional.

Hakekat tujuan wawasan nusantara adalah kesatuan dan persatuan dalam kebhinekaan yang mengandung arti :

(a). Penjabaran tujuan nasional yang telah diselaraskan dengan kondisi , posisi dan potensi dan potensi geografi serta kebhinekaan budaya.

(b). Pedoman pada tindak dan pola piker kebijaksanaan nasional.

151

Page 165: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

8.2.2 Wawasan Nusantara sebagai Geopolitik di Indonesia.

Wawasan Nuantara merupakan perwujudan dari Geopolitik di Indonesia. Konsepsi geopolitik di Indonesia ini menolak paham ekspansionisme dan rasialisme. Wawasan nussantara merupakan keutuhan nusantara dalam pengertian : “cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut berarti, bahwa setiap warga negara harus berpikir, dan bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia.

Demikian juga produk yang dihasilkan oleh Lembaga negara harus dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, seperti kepentingaan daerah, golongan dan kepentingan orang perorang.

Latar belakang/faktor yang mempengaruhi munculnya konsep wawasan nusantara adalah kondisi wilayah (geografis) Indonesia yang sangat potensial pada posisi silang dan kaya dengan sumber daya alam, sehingga harus dipertahankan. Kondisi wilayah ini merupakan kekuatan bangsa Indonesia. Akan tetapi, kekuatan ini dapat menimbulkan ancaman. Ancamannya dapat berupa keinginan dari negara-negara lain untuk “menguasai” Indonesia, baik secara fisik maupun non fisik. Untuk mengatasi persoalan ini, bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar dan pedoman untuk memperjuangkan kepentingan nasional. Salah satu pedoman tersebut adalah

152

Page 166: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

wawasan nusantara yang brpijak pada wujud wilayah nusantara. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa wawasan nusantara merupakan “tameng” bangsa dalam rangka mencapai tujuan nasional.

Dalam ilmu geografi, posisi silang Indonesia ini memberikan keuntungan dan memiliki arti penting dalam kaitannya dengan iklim dan perekonomian antara lain :

(a). Indonsia yang terletak di antara dua benua dan dua Samudra memungkinkan menjadi persimpangan lalu lintas dunia, bik lalu lintas udara maupun laut.

(b). Indonesia sebagai titik persilangan kegiatan perekonomian dunia antara perdagangan negara-negara industry dan negara-negara yang sedang berkembang. Misalnya antara Jepang, Korea dan RRC dengan negara-negara di Asia, Afrika daan Eropa.

(c). Karena letak geografis Indonesia pula, Indonesia mendapat pengaruh berbagai kebudayaan dan peradaban dunia, serta secara alami dipengaruhi oleh angin musim. Sekitar bulan Oktober – April angin bertiup dari Asia ke Australia yang membawa banyak uap air dari Samudra Pasifik sehingga menimbulkan musim hujan. Sekitar April – Oktober angina bertiup dari Australia ke Asia yang sedikit membawa uap air dari Samudra Hindia sehingga menimbulkan musim kemarau.

153

Page 167: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(d). Pengaruh musim tersebut di atas menyebabkan Indonesia menjadi negara agraris terkemuka. Pertanian di Indonesia maju pesat dan banyak menghasilkan bahan makanan seperti beras, jagung, sayur-sayuran, buah-buahan, karet , kopi, gula . tembakau dan lain-lain yang sangat berguna bagi kemakmurandan keberlangsungan penduduk Indonesia, secara ekonomi menjadi peluang untuk berperan serta dalam perdagangan internasional.

8.2.3 Unsur-unsur Wawasan Nusantara.

Unsur-unssur wawasan nusantara adalah sebagai berikut :

(a). Countour (wadah/wilayah) : segenaap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia (Pembukaan UUD 1945 aalinea IV) yang meliputi tiga komponen :

1. Wujud wilayah : batas ruang lingkup wilayah nusantara ditentukan oleh lautan dan di dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh dalamnya perairan.

2. Tata Inti Organisasi : berdasarkan UUD 1945 yang menyangkut bentuk dan kedaulatan negara, kekuasaan pemerintahan, sistem pemerintahan dan sistem perwakilan.

154

Page 168: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

3. Tata Kelengkapan Organisasi : berwujud kesadaran politik dan kesadaran bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik, golongan dan organisasi masyarakat, pers dan seluruh aparatur negara.

(b). Conten (isi) : meliputi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu :

1. Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur .

2. Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.

3. Pemerintah Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.

(c). Conduct (Tata Laku) yang melingkupi dua segi yaitu :

1. Batiniah : berlandaskan pada falsafah bangsa yang membentuk

sikap mental bangsa yang memiliki kekuatan batin ( cipta, rasa dan karsa yang terpadu berdasarkan Pancasila ).

155

Page 169: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

2. Lahiriyah : kekuatan yang utuh dalam arti kemanunggalan kata dan karya, keterpaduan pembicaraan dan perbuatan (meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian ).

156

Page 170: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Halaman ini sengaja dikosongkan

157

Page 171: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

B A B : IX

KETAHANAN NASIONAL

9.1 Latar Belakang.

Sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa dan negara Indonesia tidal luput dari berbagai gejolak daan ancaman dari dalam negeri maupun luar negeri yang nyaris membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Meskipun demikian, bangsa dan negara Indonesia telah mampu mempertahankaan kemerdekaan dan kedaulatannya terhadap ancaman dari luar antara lain agresi militer Belanda dan mampu menegakkan wibawa pemerintah dengan menumpas gerakan sparatis, pemberontakan PKI, DI/TII bahkan merebut kembali Irian Jaya. Dengan posisi geografis, potensi sumber kekayaan alam, serta besarnya jumlah dan kemampuan penduduk yang dimilikinya, Indonesia menjadi ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh negara-negara besar dan adikuasa. Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung akaan menimbulkan dampak negative terhadap segenap aspek kehidupan dan mempengaruhi, bahkan membahayakan kelangsungan hidup dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Meskipun dihadapkan pada berbagai tantangan, Negara Kesatuan Republik Indonesia masih tetap tegak berdiri sebagai suatu bangsa dan negara yang merdeka , bersaatu dan berdaulat. Hal tersebut membuktikan bahwa bangsa Indonesia memiliki keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam

158

Page 172: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

mengatasi setiap bentuk tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dari manapun datangnya. Dalam rangka menjamin eeksisstensi bangsa dan negara di masa kini dan di masa yang akan datang, bangsa Indonesia harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang perlu dibina secara konsisten dan berkelanjutan.

Republik Indonesia bukanlah didasarkan atas kekuasaan semata, sehingga menciptakan sistem dan pola kehidupan politik yang totaliter, melainkan negara hukum . Di dalam negara hukum, penyelenggaraan kekuasaan dibenarkan dan diatur menurut hukum yang berlaku. Hukum sebagai pranata social disusun bukan untuk kepentingan golongan atau perorangan, tetapi untuk kepentingan seluruh rakyat dan bangsa, sehingga dapat mnjaga ketertiban seluruh masyarakat.

Republik Indonesia adalah negara yang memiliki UUD 1945 sebagai kontitusinya. Dalam semangat konstitusi tersebut, kekuasaan pemerintah tidak bersifat absolut atau tidak tak terbatas. Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, sedangkan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan dituangkan lebih lanjut ke dalam kelembagaan tinggi negara dan tata kelembagaan negara. Sistem negara bersifat demokratis. Sifat ini tercermin dalam proses pngambilan keputusan yang bersumber dan mengacu kepada kepentingan serta aspirasi raakyat.

Dengan demikian kondisi kehidupan Nasional merupakan pencerminan Ketahanan Nasional yang didasari oleh landasan idiil Pancasila. Landasan konstitusionil UUD 1945 dan landasan visional Wawasan Nusantara. Ketahanan nasional adalah kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat,

159

Page 173: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9.2 Pokok – Pokok Pikiran.

Dalam perjuangan mencapai tujuan yang telah disepakati bersama, suatu bangsa senantiasa akan menghadapi berbagai tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari manapun. Karena itu bangsa Indonesia memerlukan keuletan dan ketangguhan untuk mengembangkan kekuatan nasional yang disebu Ketahanan Nasional, yang didasarkan pada pokok-pokok pikiran berikut :

9.2.1 Manusia Berbudaya .

Sebagai salah satu makluk Tuhan, manusia dikatakan sebagai makluk yang sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir, akan dan berbagai ketrampilan . Manusia senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi, pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya serta berupaya memenuhi kebutuhan meteriil maupun spiritualnya. Karena itu, manusia yang berbudaya akan selalu mengadakan hubngan :

(a). Dengan Tuhan, disebut Agama.

(b). Dengan cita-cita, disebut Ideologi.

(c). Dengan kekuatan/kekuasaan, disebut Politik.

(d). Dengan pemenuhan kebutuhan, disebut Ekonomi.

(e). Dengan manusia, dsebut Sosial.

160

Page 174: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(f). Dengan rasa keindahan, disebut Seni/Budaya.

(g).Dengan pemanfaatan alam, disebuIlmu Pengetahuan dan Teknologi. dan

(h). Dengan rasa aman, disebut Pertahanan dan Keamanan.

9.2.2 Tujuan Nasional, Falsafah Bangsa dan Ideologi Negara.

Tujuan Nasional menjadi pokok pikiran dalam Ketahanan Nasional karena suatu organisasi, apapun bentuknya , akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah internal dan eksternal dalam proses mencapai tujuannya. Karena itu, perlu ada kesiapan untuk menghadapi masalah-masalah tersebut.

Falsafah dan ideologi juga menjadi pokok pikiran. Hal ini tampak dari makna falsafah dalam Pembukaan UUD 1945, yang berbunyi sebagai berikut :

(a) Alinea Pertama menyebutkan : “Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemaanusiaan dan perikeadilan. “ Maknanya : kemerdekaan adalah hak semua bangsa dan penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia.

(b) Alinea Kedua menyebutkan : “… dan perjuangan kemerdekaaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia

161

Page 175: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gebang kemerdekaan. Maknanya : ada masa depan yang harus diraih (cita-cita).

(c) Alinea Ketiga menyebutkan : “ Atas berkat rachmad Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini Kemerdekaannya”.Maknanya : bila negara ingin mencaapai cita-cit, maka kehidupan berbangsa dan bernegara harus mendapat ridho Allah yang merupakan dorongan spiritual.

(d). Alinea Keempat menyebutkan : “Kemerdekaan dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa; Kemanusiaan yang adil dan beradap, Persatuan Indoneesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

162

Page 176: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan social bagi seluruh rakyat Indoneesia. “Alinea ini mempertegas cita-cita yang harus dicapai ole h bangsa Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

9.3 Pengertian Ketahanan Nasional Indonesia.

Rumusan etahanan Nasional yang baku sangat diperlukan dalam menghadapi dinamika perkembangan dunia dari masa ke masa. Rumusan Nasional sebagai dasar penerapan harus mempunyai pengertian baku agar semua warga mengerti serta memahaminya. Adapun pengertiaan baku yang diperlukan adalah :

(-). Ketahanan Nasional (Tannas) adalah kondisi dinamis bangsa Indonesi yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrsi. Tannas berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancama, hambatan dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa serta perjuangan mecapai tujuan nasionalnya.

(-). Dalam pengertian tersebut, Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan,. Kondisi kehidupan tersebut sejak dini dibina secara terus menerus dan sinergis mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah dan nasional.

Proses keberlanjutan untuk mewujudkan kondisi tersebut dilaku melalui kan berdasarkan pemikiran geostrategi berupa konsepsi yang dirancang dan

163

Page 177: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

dirumuskan dengan memperhatikan kondisi bangsa dan konstelasi geografi Indonesia. Konsepsi tersebut dinamkan Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia.

9.4 Pengertian Konsepsi Ketahanan Nasional.

Konsepsi Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang , serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain, Konsepsi Ketahanan Nasional merupakan pedoman (sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandunhg kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan kesejaheraan dan keamanan.

Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Sedangkan keamanan adalah kemampuan bangsa untuk melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari dalam negeri.

9.5 Hakikat Tannas dan Konsepsi Tannas Indonesia.

(1). Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.

164

Page 178: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(2). Hakikat konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaas dalam seluruh aspek kehidupan nasional.

9.6 Asas-Asas Tannas Indonesia.f

Asas Ketahanan Nasionaal Inonesia adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara yang terdiri dari :

9.6.1 Asas Kesejahteraan dan Keamanan.

Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak apat dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial. Dengan demikian, kesejaahteraan dan keama merupakannan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejaahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik (terkandung didalamnya) yang ada pada sistem kehidupan nasional itu sendiri. Kesejahteraan maupun keamanan harus selalu ada berdampingan pada kondisi apapun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteran dan keamanan nasional yang dicapai merupakan tolok ukur Ketahanan Nassional.

9.6.2 Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu.

Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras pada seluruh aspek kehidupan

165

Page 179: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral).

9.6.3 Asas Mawwas ke Dalam dan Mawas ke Luar.

Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak, baik yang bersifat positif maupun negative. Untuk itu diperlukan sikap mawas kedalam maupun ke luar.

(a). Mawas ke Dalam .

Mawas ke dalam bertujan menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proposional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandiran bangsa yang ulet dan Tangguh.

Hal ini tidak berarti bahwa Ketahanan Nasional mengandung sikap isolasi atau nasionalisme sempit.

(b). Mawas ke Luar .

Mawas ke luar bertujuan untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampal lingkungan strategi luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaaksi dan ketergantungan dengan dunia internasional. Kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional untuk

166

Page 180: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

memberikan dampak ke luar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Interaksi dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.

9.6.4 Asas Kekeluargaan .

Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan , kesamaan, gotong royong , tenggang rasa , dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Asas ini mengakui adanya perbedaan. Perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat saling menghancurkan.

9.7.1 Sifat Ketahanan Nasional Indonesia.

Ketahanan Nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-asasnya yaitu :

1. Mandiri.Ketahanan Nasional percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri serta pada keuletan dan ketangguhan, yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah, dengan tumpuhan pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa. Kemaandirian (independency) ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dalam perkembangan global (interdependent).

167

Page 181: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

2. Dinamis.Ketahanan Nasional tidallah tetap , ia dapat meningkat atau menurun, terrgantung pada situasi dan kondisi bangsa, negara serta lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakekat bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Karena itu, upaya peningkatan Ketahanan Nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.

3. Wibawa.

Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional Indonesia secara berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan kemampuan dan kekuatan bangsa . Makin tinggi tingkat Ketahanan Nasional Indonesia, makin tinggi pula nilai kewibawaan dan tingkaat daya tangkal yang dimiliki oleh bangsa da negara Indonesia.

4. Konsultasi dan Kerjasama. Knsepsi Ketahanan Nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih mengutamakan sikap konsultatif, kerjasama, serta saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan moral dan kepribadiaan bangsa.

168

Page 182: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

9.8. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan Berbaangsa dan Bernegara .

Bedasarkan rumusan pengertian Tannas dan kondisi kehidupan nasional Indonesia, Tannas sesungguhnyakehidupan nasional merupakan gambaran dari kondisi sistem (tata) dalam berbagai asppek pada saat tertentu. Tiap-tiap aspek dinamis, di dalam tata kehidupan nasional relative berubah menurut waktu, ruang dan lingkungan sehingga interaksinya menciptakan kondisi umum yang sangat komplek daana mat sulit dipantau. Dalam rangka pemahaman dan pembinaan tata kehidupan nasional tersebut, diperlukan penyederhanaan tertentu dari berbagai aspek kehidupan nasional. Penyederhanaan tersebut berbentuk model dari hasil pemetaan keadaan nyata melalui analisis mendalam yang dilandasi oleh teori hbungan antara manusia dan Tuhan, manusia dengan manusia atau masyarakat dan antara manusia dan lingkungan.

Dari pemahaman tentang hubungan tersebut timbul gambaran bahwa Konsepsi Ketahanan Nasional akan menyangkut hubungan antaraspek yang mendukung kehidupan yaitu :

1. Aspek yang berkaitan dengan alam bersifat statis, yang meliputi aspek Geografi, aspek Kependudukan dan aspek Sumber Kekayaan Alam.

2. Aspek yang berkaitan dengan social berifat dinamis, yang meliputi aspek Ideologi, aspek Politik, aspek Sosial Budaya dan aspek Pertahanan dan Keamanan.

169

Page 183: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

9.8.1 Pengaruh Aspek Ideologi .

Ideologi adalah suatu sistem nilai sekaligus kebulatan ajaran yang memberikan motivasi ( S Soemarsono at.all, 2008 : 110 ). Ideologi juga mengandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh suatu bangsa. Keampuhan suatu ideologitergantung pada rangkaian nilai yang dikandungnya, yang dapat memenuhi sera menjamin segala aspirasi dan kehidupan manusia. Secara teoritis, suatu ideologi bersumber dari suatu falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.

(-). Ideologi Pancasila.

Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali dari nilai-nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh berkembang di Indonesia (Ir. Soekarno 1 Juni 1945).

Sila-sila Pancasila ialah :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa.2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.3. Persatuan Indonesia.4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.

5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima sila dalam Pancasila merupakan

kesatuan yang bulat dan utuh, sehingga pemahaman dan pengamalannya harus

170

Page 184: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

mencakup semua nilai yang terkandung di dalamnya.

Sila Ketuha nan Yang Maha Esa menganddung nilai spiritual, memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk berkembang di Indonesia. Nilai ini berfungsi sebagai kekuatan mental spiritual dan landasan etik dalam Ketahanan Nasional. Dengan demikian atheism tidak berhak hidup dalam kerukunan dan kedamaian hidup beragama di bumi Indonesia.

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung nilai kesamaan derajat maupun kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian membela kebenaran dan keadilan, toleransi dan gotong royong.

Sila Persatuan Indonesia dalam masyarakat Indonesia yang pluralistic mengandung nilai persatuan bangsa dan kesatuan wilayah yang merupakan faktor pengikat yang menjamin keutuhan nasional atas dasar Bhineka Tunggal Eka. Nilai ini menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Sebaliknya, kepentingan pribadi dan golongan diserasikan dalam rangka kepentingan bangsa dan negara.

Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

171

Page 185: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

permusyawartan/perwakilan menunjukkan bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat yang diwujudkan oleh persatuan nasional yang riil dan wajar. Nilai ini mengutamakan kepentingan negara, bangsa dengan mempertahankan penghargaan atas kepentingan pribadi dan golongan, musyawarah untuk mufakat, kebenaran dan keadilan.

Sila keadilan social bagi seluruh 5akyat Indoneesia mengandung nilai keadilan, keseimbangan antara hak dan kewajiban, penghargaan terhadap hak orang, gotong royong dalam suasana kekeluargaan, ringan tangan dan kerja keras untuk bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan social.

172

Page 186: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

B A B : X

INTEGRASI NASIONAL

10.1 Integrasi Nasional dan Pluralitas Masyarakat Indonesia.

10.1.1 Pengertian Integrasi Nasional.

Integrasi Nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya (Sanfroedin Bahar, 1998). Mengintegrasikan berarti membuat untuk atau menyempurnakan dengan jalan menyatukaan unsur-unsur yang semula terpisah. Menurut Howard Wrigins (1996), integrasi berarti penyatuan bangsa-bangsa yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat – masyarakat kecil yang banyak menjadi satu bangsa. Jadi, menurutnya. Integrasi bangsa dilihatnya sebagai peralihan dari banyak masyarakat kecil menjadi satu masyarakat besar.

Myron Weiner (1971) memberikan lima definisi mengenhi integrasi seperti berikut ini :

(a). Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan social dalam satu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional, membangun rasa kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit.

173

Page 187: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(b). Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit social yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-kelompok social budaya masyarakat tertentu.

(c). Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-perbedaan mengenai aspirasi dan nilaai pada kelompok elit dan massa.

(d). Integrasi menunjuk pada adanya consensus terhadap nilai yang minimum yang diperlukan dalam memelihara tertib social.

(e). Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima demi mencapai tujuan bersama.

Sejalan dengan definisi tersebut , Myron Weiner membedakan 5 (lima) tipe integrasi yaitu integrase nasional, integrase wilayah, integrase nilai, integrasi elit-massa dan integrase tingkah laku (tindakan integratif). Integrasi merupakan upaya menyatukan bangsa-bangsa yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi satu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi satu bangsa.

174

Page 188: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Howard Wriggins (1996) menyebut ada 5 (lima) pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan integrase bangsa. Kelima pendekatan yang selanjutnya ddisebut sebagai faktor yang menentukan tingkat integrase suatu negara adalah : (1). Adanya ancaman dari luar. (2). Gaya politik kepemimpinan. (3). Kekuatan Lembaga-lembaga politik. (4). Ideologi nasional, dan (5). Kesempatan pembangunan ekonomi. Haampir senada dengan pendapat diatas, Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat terintegrasi apabila : (1). Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nilai-nilai fundamental yang dapat dijadikan rujukan bersama. (2). Masyarakat terhimpun dalam unit social sekalaigus memiliki “croos cutting affiliation” , sehingga menghaasilkan “croos cutting loyality”, dan (3). Masyarakat berada di atas saling ketergantungan di antara unit-unit social yang terhimpun di dalamnya dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi.

10.1.2 Pentingnya Integrasi Nasional.

Masyarakat yang terintegrasi dengan baik merupakan harapan bagi setiap anggota, sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang diperlukan bagi negara untuk membangun kejayaan nasional demi . tercapainya tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik materiil

175

Page 189: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

seperti kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan kekawatiran, cemas, ketakutan bahkan juga tekanan mental yang berkepanjangan. Disisi lain, banyak pula potensi sumber daya yang dimiliki oleh negara yang mestinya dapat digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi kesejaahteraan masyarakat, harus dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian, negara yang senantiasa diwarnai konflik didalamnya akan sulit untuk mewujudkan kemajuan.

Integrasi masyarakat yang sepenuhnya memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan, karena setiap masyarakat di samping membawakan potensi integrase juga menyimpan potensi konflik atau pertentangan. Persamaan kepentingan, kebutuhan untuk bekerjasama, serta consensus tentang nilai-nilai tertentu dalam masyarakat, merupakan potensi yang mengintegrasikan. Sebaliknya, perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat, seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya dan perbedaan kepentingan adalah menyimpan potensi konflik, terlebih apabila perbedaan-perbedaan itu tidak dikelola dan disikapi dengan cara dan sikap yang tepat. Namun, apapun kondisinya , integrase masyarakat merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun kejayaan bangsa daan negara dan oleh karena itu perlu senantiasa diupayakan.

176

Page 190: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Kegagalan dalam mewujudkan integrase masyarakat berarti kegagalan untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang bersangkutan. Sejarah Indonesia adalah sejarah yang merupakan proses dari bersatunya suku-suku bangsa menjadi sebuah bangsa Ada semacam proses konvergensi (keadaan menuju satu titik pertemuan) , baik yang disengaja atau tak disengaja kearah menyatunya suku-suku tersebut menjadi satu kesatuan negara dan bangsa (Sumartana dkk, 2001 : 100) dalam Syarbaini Syahrial, 2016 : 153 .

10.1.3 Pluralitas Masyarakat Indonesia.

Kenyataan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat pluralitas atau masyarakat majemuk, merupakan suatu hal yang sudah sama-sama dimengerti. Dengan meminjam istilah yang digunakan oleh Clifford Geertz, masyarakatmajemuk adalah merupakan masyarakat yang terbagi-bagi ke dalam sub-sub sistem yang kurang lebih berdiri sendiri-sendiri, dalam mana masing-masing sub sistem terikan dalam ke dalam oleh ikatan-ikatan yang bersifat primordial (paling mendasar) (Geertz, 1963 : 105 ). Apa yang dikatakan sebagai ikatan primodial di sini adalah ikatan yag muncul dari perasaan yang lahir dari apa yang ada dalam kehidupan social, yang sebagian besar berasan dari hubungan keluarga, ikatan kesukuan tertentu , keanggotaan dalam keagamaan tertentu. Budaya, Bahasa atau

177

Page 191: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

dialek tertentu, serta kebiasaan-kebiasaan tertentu yang membawakan ikatan yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat.

10.1.4 Potensi Konflik dalam Masyarakat Indonesia.

Dengaan kondisi masyarakat Indonesia yang diwarnai oleh berbagai keanekaragaman , harus disadari bahwa masyarakat Indonesia menyimpan potensi konflik yang cukup besar, baik konflik yang yang bersifat vertical (tegak lurus dari atas kebawah) maupun bersifat horizontal (mendatar) . Konflik vertical di sini dimaksudkan sebagai konflik antara pemerintah dengan rakyatnya, termasuk di dalamnya adalah konflik antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat, sdangkan konflik horizontal adalah konflik antar warga masyarakat atau antar kelompok yang terdapat dalam masyarakat.

Dalam dimensi vertical, sepanjang sejarah sejak proklamasi Indonesia, hampir tidak pernah lepas dari gejolak kedaerahan berupa tuntutan untuk mmisahkan diri. Kasus Aceh, Papua dan Ambon merupaakan konflik yang bersifat vertical yang bertujuan untuk memisahkan diri dari Negara Kesaatuan Republik Indonesia. Kaus-kasus tersebut merupakan perwujudan konflik antara masyarakat daerah dengan otoritas kekuasaan yang ada di pusat. Konflik terseebut merupakn ekspresi ketidak puasan terhadap kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan di daerah. Di samping itu, juga adanya kepentingaan-

178

Page 192: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

kepentingan tertentu dari masyarakat yang ada di daerah.

Kebijakan pemerintah pusat sering dianggap memunculkan kesenjangan antar daerah, sehingga ada daerah-daerah tertentu yang sangat maju pembangunannya, sementara ada daerah-daerah yang masih terbelakang. Dalam hubungan ini isu dikhotomi (pembagian atas dua konsep yang saling bertentangan) Jawa – luar Jawa sangat menonjol, di mana Jawa dianggap merepresentasikan pusat kekuasaan yang kondisinya sangat maju, sementara hanya daerah-daerah di luar Jawa yang merasa menyumbangkan pendapatan yang besar pada negara, kondisinya masih terbelakang.

Menurut Stedman (1991 : 373 ), penyebab konflik kedaerahan yaitu seperti berikut :

(a). Krisis pemerintahan nasional, baik karena persoalan suksesi (penggantian pemimpin) maupun jatuh bangunnya pemerintahan karena lemahnya konstitusi.

(b). Kegagalan Lembaga-lembaga negara menengahi konflik, baik yang melibatkan unsur-unsur masyarakat maupun Lembaga-lembaga negara.

(c). Pembatasan partisipasi politik warga negara di daerah-daerah.

179

Page 193: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(d). Ketidakadilan distribusi sumber daya ekonomi nasional dan sulitnya akses masyarakat di daerah terhadap sumber daya tersebut.

(e). Rezim (pemerintahan yang berkuasa) yang tidak responsip terhadap tuntutan warga negara dan tidak bertanggung jawab terhadap rakyatnya.

10.2 Strategi Integrasi.

Masalah integrasi nasional merupakan persoalan yang dialami oleh semua negara, terutama adalah negara-negara berkembang. Dalam usianya yang relative muda dalam membangun negara baangsa (nation state), ikatan antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam negara masih rentan dan mudah tersulut untuk terjadinya pertentangan antar kelompok. Di samping itu , masyarakat di negara berkembang umumnya memiliki ikatan primordial yang masih kuat. Kuatnya ikatan primordial menjadikan masyarakat lebih terpancang pada ikatan-ikatan primer yang lebih sempit seperti keluarga, ikatan kesukuan, ikatan sesame pemeluk agama dan sebagainya. Dengan demikian upaya mewujudkan integrasi nasional yang notabene mendasaarkan pada ikatan yang lebih luas dan melewati

batas-batas kekeluargaan, kesukuan dan keagamaan menjadi sulit untuk diwujudkan.

Dalam rangka mengupayakan terwujudnya integrasi nasional yang manta pada beberapa strategi yang mungkin ditempuh yaitu sebagai berikut :

180

Page 194: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

1. Strategi Asimilasi .2. Strategi Akulturasi.3. Strategi Pluralis.

Ketiga strategi tersebut terkait dengan seberapa jauh penghargaan yang diberikan ataas unspenghargaanur-unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat. Strategi asimilasi, akulturasi dan pluralis masing-masing menunjukkan penghargaan yang secara gradual (susunan tingkat) berbeda dari yang paling kurang, yang lebih dan yang paling besar penghargaannya terhadap unsur-unsur perbedaan dalam masyarakat . di dalam upaya mewujudkan integrase nasional tersebut.

10.2.1 Strategi Asimilasi.Asimilasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih menjadi satu kebudayaan yang baru, di mana dengan percampuran tersebut, maka masing-masing unsur budaya melebur menjadi satu, sehingga dalam kebudayaan yang baru itu tidak tampak lagi identitas masing-masing budaya pembentuknya. Ketika Asimilasi ini menjadi sebuah strategi integrase nasional, berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan agar unsur-unsur budaa yang ada dalam negara itu benar-benar melebur menjadi satu dan tidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya local. Dengan strategi yang demikian, tampak bahwa upaya mewujudkan integrasi nasional dilakukan tanpa menghargai unsur-unsur budaya kelompok atau budaya local dalam masyarakat negara yang

181

Page 195: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

bersangkutan. Dalam konteks perubahan budaya, asimilasi memang bisa saja terjadi dengan sendirinya oleh adanya kondisi tertentu dalam masyarakat. Namun, bisa juga hal itu merupakan bagian dari strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya yaitu dengan cara melakukan rekayasa agar integrase nasional dapat diwujudkan. Dilihat dari perspektif (sudut pandang) demokrasi, apabila upaya yang demikian itu dilakukan, daapat dikatakaan sebagai cara yang kurang demokratis dalam mewujudkan integrase nasional.

10.2.2 Strategi Akulturasi.

Akulturasi adalah proses percampuran dua macam kebudayaan atau lebih, sehingga memunculkan kebudayaan yang baru, dimana ciri-ciri budaya asli pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut. Dengan demikian, berarti bahwa kebudayaan baru yang terbentuk tidak “melumat” semua unsur budaya pembentuknya. Apabila akulturasi ini menjadi strategi integrasi yang diterapkan oleh pemerintah suatu negara, berarti bahwa negara mengintegrasikan masyarakatnya dengan mengupayakan aanya identitas budaya bersama, namun tidak menghilangkan seluruh unsur budaya kelompok atau budaya local.

Dengan strategi yang demikian, tampak bahwa upaya mewujudkan integrase nasional dilakukan dengan tetap menghargai unsur-

182

Page 196: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

unsur budaya kelompok atau budaya local, walaupun penghargaan tersebut dalam kadar yang tidak terlalu besar. Sebagaimana asimilasi, proses akulturasi juga bisa terjadi dengan sendirinya tanpa sengaja dikendalikan oleh negara. Namun bisa juga akulturasi menjadi bagian dari strategi pemerintah negara dalam mengintegrasikan masyarakatnya. Dilihat dari perspektif demokrasi, strategi integrase nasional melalui upaya akulturasi dapat dikatakan sebagai cara yang cukup demokratis dalam mewujudkan integrase nasional, karena masih menunjukkan penghargaan terhadap unsur-unsur budaya kelompok atau budaya local.

10.2.3 Strategi Pluralis.

Paham pluralis merupakan paham yang menghargai terdapatnya perbedaan dalam masyarakat. Paham pluralis pada prinsipnya mewujudkan integrase nasional dengan memberi kesempatan pada semua unsur keragaman dalam Negara, baik suku, agama, budaya daerah dan perbedaan-perbedaan lainya untuk tumbuh dan berkembang serta hidup berdampingan secara damai. Jadi integrase nasional duwujudkan deengan tetap menghargai terdapatnya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat.

Hal ini sejalan dengan pandangan multikulturalisme, bahwa setiaap unsur perbedaan memiliki nilai dan kedudukan yang

183

Page 197: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

sama, sehingga masing-masing berhak mendapatkan kesempatan untuk berkembang.

10.3 Integrasi Nasional Indonesia.

10.3.1 Dimensi Integral Nasional.

Integrasi nasionaal dapat dilihat dari dua dimensi (ukuran panjang, tinggi, lebar, luas dll) yaitu dimensi vertical dan dimensi horizontal . Dimensi vertical dari integrase adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya menyatukan persepsi, keinginan dan harapan yang ada diantara elite dan massa atau antara pemerintah dengan rakyat. Jadi, integrasi vertikal merupakan upaya mewujudkan integrase dengan menjeembatani perbedaan-perbedaan antara pemerintah dan rakyat. Integrasi nasional dalam dimensi yang demikian biasa disebut dengan integrasi politik. Sedangkan dimensi horizontal dari integrase adalah dimensi yang berkenaan dengan upaya mewujudkan persatuan di antara perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat itu sendiri, baik perbedaan wilayah tempat tinggal, perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Jadi , integrase horizontal merupakan upaya mewujudkan integrase dengan menjembatani perbedaan antar kelompok dalam masyarakat. Integrasi nasional dalam dimensi ini biasa disebut dengan integrasi teritorial .

184

Page 198: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Pengertian integrase nasional mencakup, baik dimensi vertical maupun dimensi horizontal. Dengan demikian, persoalan integrase nasional menyangkut keserasian hubungan antara pemerintah dan rakyat serta keserasihan hubungan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat dengan latar belakang perbedaan di dalamnya.

Dalam upaya mewujudkan integrase nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi datang dari keduannya.

Dalam dimensi horizontal, tantangan yang ada berkenaan dengan pembelahan horizontal, yang berakar pada perbedaan suku, agama, ras, dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertical, tantangan yang ada adalah berupa celah perbedaan antaraa elite dan massa, di mana latar belakang Pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional.

Masalah yang berkenaan dengan dimensi vertical lebih sering muncul kepermukaan setelah berbaur dengan dimensi horizontal, sehingga memberikan kesan bahwa dalam kasus Indonesia , dimensi horizontal lebih menonjol dari pada dimensi vertikalnya (Sjamsuddin, 1989 : 11 ). Tantangan integrase nasional tersebut lebih menonjol ke permukaan setelah memasuki era reformasi tahun 1998. Konflik horizontal maupun vertical sering terjadi bersamaan dengan melemahnya otoritas pemerintahan di pusat.

185

Page 199: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Kebebasan yang digulirkan pada era reformasi sebagai bagian dari proses demokratisasi telah banyak disalahgunakan oleh kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk bertindak seenaknya sendiri, tindakan mana kemudian memunculkan adanya gesekan-gesekan antar kelompok dalam masyarakat dan memicu terjadinya konflik atau kerusuhan antar kelompok. Bersamaan dengan itu, demonstrasi menentang kebijakan pemerintah jugaa banyak terjadi, bahkan sering kali demonstrasi itu diikuti oleh tindakan-tindakan anarkhis.

Keinginan yang kuat dari pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat, kebijakan pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat, dukungan masyarakat terhadap pemerintah yang sah dan ketaatan warga masyarakat melaksanakan kebijakan pemerintah adalah pertanda adanya integrase dalam arti vertical. Sebaliknya kebijakan demi kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tidak/kurang sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat serta penolakan sebagian besar warga masyarakat terhadap kebijaan pemerintah menggambarkan kurang adanya integrase vertical. Memang tidak ada kebijakan pemerintah yang dapat melayani dan memuaskan seluruh warga masyarakat, tetapi setidak-tidaknya kebijakan pemerintah hendaknya dapat melayani keinginan dan harapan sebagian besar warga masyaraka

186

Page 200: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

10.3.2 Mewujudkan Integrasi Nasional Indonesia.

Salah satu persoalan yang dialami oleh negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dalam mewujudkan inegrasi nasional adalah masalah primordialisme yang masih kuat. Titik pusat guncangan primordial biasanya berkisar pada beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah (kesukuan), jenis bangsa (ras), Bahasa daerah, agama, dan kebiasaan ( Geertz , dalam Sudarsono, 1982 : 5-7 ).

Di era globalisasi, tantangan itu bertambah oleh adanya tarikan global di mana keberadaan negara-bangsa sering dirasa terlalu sempit untuk mewadai tuntutan dan kecenderungan global. Dengan demikian, keberadaan negara berada dalam dua tarikan sekaligus yaitu tarikan dari luar berupa globalisasi yang cenderung mengabaikan batas-batas negara-bangsa dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-ikatan yang sempit, seperti ikatan etnis (berkenaan dengan kelompok social) , kesukuan, atau kedaerahan. Disitulah nasionalisme dan keberadaan negara nasional mengalami tantangan yang semakin berat.

Namun demikian, harus tetap diyakini bahwa nasionalisme sebagai karakter bangsa tetap diperlukan di era Indonesia merdeka sebagai kekuatan untuk menjaga eksistensi, sekaligus mewujudkan taraf peradaban yang luhur, kekuatan yang Tangguh dan mencapai negara-bangsa yang besar. Nasionalisme

187

Page 201: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

sebagai karakter semakin diperlukan dalam menjaga harkat dan martabat bangsa di era globalisasi karena gelombang “peradaban kesejagatan” ditandai oleh semakin kaburnya batas-batas teritorial negara akibat gempuran informasi yang nyaris tanpa hambatan yang dihadirkan oleh jaringan teknologi informasi dan komunikasi (Budimansyah dan Suryadi, 2008 : 164 ).

Dengan demikian masyarakat Indonesia yang diwarnai oleh berbagai keanekaragaman, harus disadari bahwa masyarakat Indonesia menyimpan potensi konflik yang sangat besar, baik konflik yang bersifat vertical maupun bersifat horizontal. Dalam dimensi vertical , sepanjang sejarah sejak proklamasi Indonesia hamper tidak pernah lepas dari gejolak kedaerahan berupa tuntutan untuk memisahkan diri. Sedangkan dalam dimensi horizontal, sering pula dijumpai adanya gejolak atau pertentangan di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat, baik konflik yang bernuansa ras, kesukuan, keagamaan atau antargolongan. Di samping itu, juga konflik yang bernuansa kecemburuan social.

Dalam skala nasional , kasus Aceh, Papua, Ambon merupakan konflik yang bersifat vertical dengan target untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kasus-kasus tersebut dapat dilihat sebagai konflik antara masyarakat daerah dengan otoritas kekuasaan yang ada di pusat. Di samping masuknya kepentingan-

188

Page 202: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

kepentingan tertentu dari masyarakat yang ada di daerah, munculnya konflik tersebut merupakan ekspresi keidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah pusat yang diberlaakukan di daerah. Kebijakan pemerintah pusat dianggap memunculkan kesenjangan antardaerah, sehingga ada daerah-daerah tertentu yang saangat maju pembangunannya, sementara ada daerah-daerah yang masih terbelakang. Dalam hubungan ini, isu dikhotomi Jawa – Luar Jawa sangat menonjol, di mana Jawa dianggap merepresentasikan pusat kekuasaan yang kondisinya sangat maju, sementara banyak daerah luar jawa yang merasa menyubangkan pendapatan yang besar pada negara, kondisinya masih terbelakang. Dengan mengacu pada faktor-faktor terjadinya konflik kedaerahan sebagaimana disebuttkan diatas, konflik kedaerahan di Indonesia agaknya terkait secara akumulasi dengan berbagai faktor tersebut. Disamping itu konflik vertical tersebut, konflik horizontal juga sering muncul, baik konflik yang berlatar belakang keagamaan, kesukuan, antarkelompok atau golongan dan semacamnya yang muncul dalam bentuk kerusuhan, perang antar suku, pembakaran rumah-rumah ibadah dan sebaginya.

189

Page 203: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

B A B ; XI

NEGARA DAN KONSTITUSI

11.1 Pengertian Negara.

Secara historis, pengertian negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat yang ada saat itu. Pada zaman Yunani Kuno para ahli filsafat negara merumuskan pengertian negara secara beragam. Aristoteles yang hidup pada tahun 384 – 322 S.M , merumusan negara dalam bukunya Politica , yang disebutnya sebagai negara polis, yang pada saat itu masih dipahami negara masih dalam suatu wilayah yang kecil. Dalam pengertian itu negara disebut sebagaai negara hukum, yang di dalamnya terdapat sejumlah warga negara yang ikut dalam permusyawaratan (ecclesia) . Oleh karena itu menurut Aristoteles keadilan merupakan syarata mutlak bagi terselenggaranya negara yang baik, demi terwujudnya cita-cita seluruh warganya.

Pengertian lain tentang negara dikembangkan oleh Agustinus yang merupakan tokoh Katolik. Ia membagi negara dalam dua pengertian yaitu Civitas Dei yang artinya negara Tuhan dan Civitas Terrena atau Civitas Diaboli yang artinya negara duniawi. Civitas Terrena ini ditolak oleh Agustinus , sedangkan yang dianggap baik adalah negara Tuhan atau Civitas Dei. Negara Tuhan bukanlah negara dari dunia ini melainkan jiwanya yang dimiliki oleh sebagian atau beberapa orang di dunia ini untuk mencapainya. Adapun yang melaksanakan negara adalah Gereja yang mewakili negara Tuhan. Meskipun demikian bukan berarti apa yang di luar Gereja itu

190

Page 204: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

terasing sama sekali dari Civitas Dei ( Kusnardi, 1995 ) dalam Kaelan, 2016 : 99 .

Berbeda dengan konsep pengertian Negara menurut kedua tokoh pemikir negara tersebut, Nicollo Machiavelli ( 1469 – 1527 ), yang merumuskan Negara sebagai negara kekuasaan, dalam bukunya “ II Principle “ yang dahulu merupakan buku referensi pada raja. Machiavelli memandang negara dari sudut kenyataan bahwa dalam suatu negara harus ada suatu kekuasaan yang dimiliki oleh seorang pemimpin negara atau raja. Raja sebagai pemegang kekuasaan negara tidak mungkin hanya mengandalkan kekuaaan hanya pada suaatu moralitas atau kesusilaan. Kekacauan timbul dalam suatu negara karena lemahnya kekuasaan negara. Bahkan yang lebih terkenal lagi ajaran Machiavelli tentang tujuan yang dapat menghalalkan segala cara. Akibat ajaran ini muncullah berbagaai praktek pelaksanaan kekuasaan negara yang otoriter, yang jauh dari nilai-nilai moral.

Teori negara menurut Machiavelli tersebut mendapat tantangan dan reaksi yang kuat dari filsuf lain seperti Thomas Hobbes (1588 – 1679), John Locke (1632 – 1704) dan Rousseau (1712 – 1778). Mereka mengartikan negara sebagai suatu badan atau organisasi hasil dari peerjanjian masyarakat secara bersama. Menurut mereka, manusia sejak dilahirkan telah membawa hak-hak asasinya seperti hak untuk hidup, hak milik serta hak kemerdekaan. Dalam keadaan alamiah sebelum terbentuknya negara, hak-hak tersebut belum ada yang menjamin perlindungannya, sehingga dalam status naturalis (bersifat alami), yaitu sebelum terbentuknya negara, hak-hak itu akan dapat dilanggar. Konsekuensinya dalam kehidupan alamiah tersebut terjadilah perbenturan kepentingan berkaitan dengan hak-

191

Page 205: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

hak masyarakat tersebut. Dalam keadaan naturalis sebelum terbentuknya negara, menurut Hobbes akan terjadi homo homini lupus , yaitu manusia menjadi serigala bagi manusia lain, dan akan timbul suatu perang semesta yang disebut sebagai belum omnium contre omnes dan hukum yang berlaku adalah hukum rimba.

Berikut ini konsep pengertian negara modern yang dikemukakan oleh para tokoh antara lain : Roger H. Soltau, mengemukakan bahwa negara adalah sebagai alat agency atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendaalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat (Soutau, 1961). Sementara itu menurut Harold J. Lasky , bahwa negara adalah merupakan suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung dari pada individua tau kelompok, yang merupakan bagian dari masyarakat itu. Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama untuk tercapainya suatu tujuan bersama. Masyarakat merupakan suatu negara manakala cara hidup yang harus ditaati baik oleh individu maupun kelompok-kelompok, ditentukan suatu wewenang yang berifat memaksa dan mengikat (Lasky, 11947 : 8-9). Max Weber mengemukakan pemikirannya bahwa Negara adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah (Weber, 1958 : 78 ). Mac Iver menjelaskan bahwa negara adalah asosiasi yang m enyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang demi maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa (Iver, 1955 : 22 ).

192

Page 206: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf dan para sarjana tentang negara, maka menurut Kaelan, 2016 : 101 , menyimpulkan bahwa semua negara memiliki unsur-unsur yang mutlak harus ada. Unsur- diakuiunsur negara adalah meliputi : Wilayah atau daerah territorial yang sah, rakyat yaitu suatu bangsa sebagai pendukung pokok negara dan tidak terbatas hanya pada salah satu etnis saja, serta pemerintahan yang sah dan berdaulat.

Negara Indonesia :

Meskipun ditinjau berdasarkan unsur-unsur yang membentuk negara, hamper semua negara memiliki kesamaan namun ditinjau dari segi tumbuh dan terbentuknya negara serta susunan negara, setiap negara di dunia ini memiliki spesifikasi serta ciri khas masing-masing. Negara Inggris tumbuh dan berkembang berdasarkan ciri khas bangsa serta wilayah bangsa Inggris. Mereka tumbuh dan berkembang dengan dilatr belakangi oleh megahnya kekuasaan kerajaan, sehingga negara Inggris tumbuh dan berkembang terkait dengan eksistensi kerajaan.

Demikian pula bangsa dan Negara Indonesia tumbuh dan berkembang dengan dilatar belakangi oleh kekuasaan dan penindasan bangsa asing seperti penjajahan Belanda serta Jepang. Oleh karena itu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar belakangi oleh adanya kesatuan nasib yaitu bersama-sama dalam penderitaan di bawah penjajahan bangsa asing serta berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu yang sangat khas bagi bangsa Indonesia adalah unsur-unsur etnis yang membentuk bangsa itu sngat beraneka ragam, baik latar belakang budaaya seperti bahasa, adat kebiasaan serta

193

Page 207: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

nilai-nilai yang dimilikinya. Oleh karena itu terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses yang cukup Panjang. Sejak masa sebelum bangsa asing menjajah Indonesia, seperti masa kejayaan kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan kerajaan-kerajaan lainnya. Kemudian datanglah bangsa asing ke Indonesia, maka bangsa Indonesia saat itu bertekad untuk membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut bangsa, sebagai unsur pokok negara melalui Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Isi sumpah itu merupakan tekad untuk mewujudkan unsur-unsur negara yaitu satu nusa (wilayah) negara, satu bangsa (rakyat) dan satu Bahasa, sebagai Bahasa pengikat dan komunikasi antar warga negara dan dengan sendirinya setelah kemerdekaan kemudian dibentuklah suatu pemerintahan negara.

11.2 Konstitusi Indonesia.

11.2.1 Pengantar .

Dalam proses reformasi hukum dewasa ini berbagai kajian ilmiah tentang UUD 1945, banyak yang melontarkan ide untuk melakukan amandemen terhadap UUD 1945 , memaang amandemen tidak dimaksudkan untuk mengganti sama sekali UUD 1945, akan tetapi merupakan prosedur penyempurnaan terhadap UUD 1945 tanpa harus langsung mengubah UUD-nya itu sendiri, amandemen lebih merupakan perlengkapan dan rincian yang dijadikan lampiran otentik bagi UUD tersebut (Mahfud, 1999 : 64). Dengan sendirinya amandemen dilakukan dengan melakukan berbagai perubahan pada pasal-pasal maupun memberikan tambahan-taambahan.

194

Page 208: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 tersebut didasarkan pada suatu kenyataan sejarah selama masa Orde Lama dan Oede Baru, bahwa penerapan terhadap pasal-pasal UUD memiliki sifat “ multi interpretable” atau dengan kata lain berwayuh arti, sehingga meengakibatkan adanya sentralisasi kekuasaan terutama kepada Presiden. Karena latar belakang politik inilah, makaa masa Orde Baru berupaya untuk melestarikan UUD 1945, bahkan UUD 1945 seakan-akan bersifat keramat yang tidak dapat diganggu gugat.

Suatu hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945 adalah tidak adanya sistem kekuasaan dengan “cheks and balance” terutama terhadap kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia proses reformasi terhadap UUD 1945 adalah merupakan suatu keharusan, karena hal ini akan mengantarkan bangsa Indonesia kearah tahapan baru melakukan penataan terhadap ketatanegaraan.

Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999, di mana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua dilakukan padaa tahun 2000, amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001 dan amandemen terakhir dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2002.

195

Page 209: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Demikian bangsa Indonesia memasuki suatu babakan baru dalam kehidupan ketatanegaraan yang diharapkan membawa ke arah perbaikan tingkat kehidupan rakyat. UUD 1945 hasil amanemen 2002 dirumuskan dengan melibatkan sebanyak-banyaknya partisipasi rakyat dalam mengambil keputusan politik, sehingga diharapkan struktur kelembagaan negara yang lebih demokratis ini akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

11.2.2 Hukum Dasar Tertulis ( UUD ).

Sebagaimana disebutkaan diatas bahwa pengertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu hukum dasar tertulis (Undaang-Undang Dasar) dan hukum tidak tertulis (convensi). Oleh karena itu sifatnya yang tertulis, maka Undang-Undang Dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah. Secara umum E.C.S Wade dalam bukunya Constitusional Law, Undang-Undaang Dasar menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahaan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.

Jadi pada prinsipnya mekanisme dan dasar dari setiap sistem pemerintahan diatur dalam Undang-Undang Dasar. Bagi mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan menganggapnya sebagai suatu organisasi kekuasaan, maka Undang-Undang Dasar dapat dipandang sebagai Lembaga atau sekumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan

196

Page 210: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

tersebut dibagi antara Badan Legislatif, Eksekutif dan Badan Yudikatif.

Undang-Undang Dasar menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini bekerjasama dan menyeesuaikan diri satu sama lain. Undang-Undang Dasar merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu negara (Budiardjo, 1981 : 95-96).

Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 bersifat singkat dan supel. Undang-Undang Dasar 1945 hanya memiliki 37 paasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peraalihan dan aturan tambahan. Hal ini mengandung makna :

1. Telah cukup jikalau Undang-Undang Dasar hanya memuat aturan-aturan pokok, membuat garis-garis besar instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan negara, untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan social.

2. Sifatnya yang supel (elastic) dimaksudkan bahwa kita senantiasa harus ingat bahwa masyarakat itu harus terus berkembang, dinamis. Negara Indonesia akan terus tumbuh berkembang seiring dengan peerubahan zaman. Berhubung dengan itu janganlah terlalu tergesa-gesa memberikan kristalisasi , memberikan bentuk kepada pikiran-pikiran yang masih berubah.

197

Page 211: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Menurut Padmowahyono, seluruh kegiatan negara dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu :1. Penyelenggaraan kehidupan negara.2. Penyelenggaraan kesejahteraan social.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas, maka sifat-sifat Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai berikut :1. Oleh karena sifatnya tertulis, maka

rumusannya jelas, merupakan suatu hukum positif yang megikat pemerintah sebagai penyelenggara negara, maupun mengikat bagi setiap warga negara.

2. Sebagaimana tersebut dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 bersifat singkat dan supel, memuat aturan-aturan yaitu memuat aturan-aturan pokok yng setiap kali harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman, serta memuat hak-hak asasi manusia.

3. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuyangan yang dapat dan harus dilaksanakan secara konstitusional.

4. Undang-Undang Dasar 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan hukum positif yang tertinggi, di samping itu sebagai alat control terhadap norma-norma hukum positif yang lebih rendah dalam heraarchi tertib hukum Indonesia.

11.2.3 Hukum Dasar yang Tidaak Tertulis (Convensi).

Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan

198

Page 212: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara mekipun sifatnya tidak tertlis. Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai kebiasaan berikut :

1. Merupakan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara.

2. Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.

3. Diterima oleh seluruh rakyat.4. Bersifat sebagai pelengkap, sehingga

memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang-ndang Dasar.

Contoh-contoh Convensi antara lain sebagai berikut :

1. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat. Menurut pasal 37 ayat (1) dan (4) Undang-Undang Dasar 1945, segala keputusan MPR diambil berdasarkan suara terbanyak. Akan tetapi sistem ini dirasa kurang jiwa kekeluargaan sebagai kepribadian bangsa, karena itu dalam praktek-praktek penyelenggaraan negara selalu diusahakan untuk mengambil keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan ternyata hampir selalu berhasil. Pungutan suara baru ditempuh jikalau usaha musyawarah untuk mufakat sudah tidak dapat dilaksanakan. Hal yang demikian ini merupakan perwujudan dari cita-cita yang

199

Page 213: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

terkandung dalam Pokok Pikiran Kerakyatan dan Permusyawaratan/Perwakilan.

2. Praktek-praktek penyelenggaraan negara yang sudah menjadi hukum dasar tidak tertulis antara lain :(a). Pidato kenegaraan Presiden Republik

Indonesia setiap tanggal 16 Agustus di dalam sidang Dewan Perwakilan Rakyat .

(b). Pidato Presiden yang diucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara pada minggu pertama bulan Januari setiap tahunnya.

Ketiga hal tersebut dlam batinnya secara tidak langsung adalah merupakan realisasi dari Undang-Undang Dasar (merupakan pelengkap). Namun perlu digaris bawahi bilamana convensi ingin dijadikan menjadi rumusan yang bersifat tertulis, maka yang berwenang adalah MPR, dan rumusannya bukanlah merupakan suatu hukum dasar melaainkan tertuang dalam ketetapan MPR. Jadi convensi bilamana dikehendaki untuk menjadi suatu aturan dasar yang tertulis, tidak secara otomatis stingkaat dengan UUD, melainkan sebagai suatu ketetaapan MPR.

11.2.4 Konstitusi.

Disamping pengertian Undang-Undang Dasar, dipergunakan juga istilah lain yaitu “Konstitusi”. Istilah berasal dari Bahasa Inggris “Constitution”. Terjemahan dari istilah tersebut adalah Undang-

200

Page 214: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Undang Dasar dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang Belanda dan Jerman yang dalam percakapan sehari-hari memakai kata “ Grondwet” (Grond =dasar, wet = undang-undang) yang keduanya menunjukkan naskah tertulis.

Namun pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai arti :

1. Lebih luas daripada Undang-Undang Dasar atau

2. Sama dengan pengertian Undang-Undang.

Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian Undang-Undang Dasar, karena pengertian Undang-Undang Dasar hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam Undaang-Undang Dasar. Dalam praktek ketatanegaraan negara Republik Indonesia, pengertian konstitusi adalah sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar. Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi Republik Indonesia Serikat bagi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat (Totopandoyo, 1981 : 25-26).

11.2.5 Sistem Pemerintahaan Negara Menurut UUD 1945 Hasil Amandemen 2002.

Sistem pemerintahan negara Indonesia sebelum dilakukan amandemen dijelaskan secra terinci dan sistematis dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945. Sistem pemerintahan negara

201

Page 215: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Indonesia ini dibagi atas tujuh yang secara otomatis merupakan pengejawantahan kedaulatan rakyat, oleh karena itu sistem pemerintahan negara ini dikenal dengan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara yang dirinci sebagai berikut : Walaupun tujuh kunci pokok sistem pemerintahan negara menurut penjelasan tidak lagi merupakan dasar yuridis, namun tujuh kunci pokok tersebut mengalami perubahan. Oleh karena itu sebagai studi komparatif, sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945 setelah amandemen, dijelaskan sebagai berikut :

(a) Indonesia adalah Negara Yang Berdasarkan Atas Hukum (Rechsstaat). Negara Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechsstaat) tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machtsstaat), hal ini mengandung arti bahwa negara, termasuk di dalamnya Pemerintahan dan Lembaga-lembaga negara lainnya dalam melaksanakan tindakan-tindakan apapun, harus dilandasi oleh peraturan hukum atau harus dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Tekanan pada hukum (recht) disini dihadapkan pada kekuasaan (macht). Prinsip dari sistem ini disamping akan tampak dalam rumusannya dalam pasal-pasalnya, juga akan sejalan daan merupakan pelaksanaan dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yang diwujudkn oleh cita-cita hukum (rechtsidee) yang menjiwaai UUD 1945 dan hukum dasar yang tidak tertulis.

202

Page 216: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Sesuai dengan semangat dan ketegasan Pembukaan UUD 1945, jelas bahwa negara hukum yang dimaksud berarti negara bukan hanya sebagai polisi lalu lintas atau penjaga malam saja, yang menjaga jangan sampai terjadi pelanggaran dan menindakpaada pelanggar hukum. Pengertian negara hukum baik dala m arti formal yang melindungi seluruh warga dan seluruh tumpah darah, juga dalam pengertian negara hukum material yaitu negara harus bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan kecerdasan seluruh warganya.

(b). Sistem Konstitusional.Pemerintah berdasarkan atas sistem sistem konstitusi (hukum dasar), tidak bersifat absulut (kekuasaan yang tidak terbatas). Sistem ini memberikan penegasan bahwa cara pengendalian pemerintahan dibatasi oleh ketentuan-ketentuan konstiusi, yang dengan sendirinya juga oleh ketentuan-ketentuan hukum lain merupakan produk konstitusional . Ketetapan MPR, Undang-Undang dan sebagainya. Dengan demikian sistem ini memperkuat dan meneegaskan lagi sistem negraa hukum seperti dikemukakan diatas. Dengan landasan kedua sistem negara hukum dan . konstitusional diciptakan sistem mekaanisme hubungan dan hukum antar lembaga negara, yang sekiranya dapat terlaksananya sistem itu sendiri dan dengan

203

Page 217: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

sendirinya juga dapat memperlancar pelaksana pencapaian cita-cita nasional.

(c). Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat.

Sistem kekuasaan tertinggi sebelum dilakukan amandemen dikatakan dalam Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai berikut : “ Kedaulatan rakyat dipegang oleh suatu badan, bernama MPR, ssebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Majelis ini menetapkan Undang-Undang Dasar dan menetapkan Garis – Garis Besar Haluan Negara. Majelis ini mengangkat Kepala Negara (Presiden) dan Wakil Kepala Negara (Wakil Presiden). Majelis inilah yang memegang kekuasaan negara yang tertinggi, sedangkan presiden harus menjalankan haluan negara menurut garis-garis besar yang telah ditetapkan oleh Majelis. Presiden yang diangkat oleh Majelis tunduk dan bertanggung jawab kepada Majelis (Mandataris) dari Majelis. Presiden wajib menjalankan putusan-putusan Majelis dan “tidak neben” akan tetapi “untergeordner” kepada Majelis.

Namun menurut UUD 1945 hasil amandemen 2002 kekuasaan tertinggi di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1 ayat (2). Hal ini berarti terjadi suatu reformasi kekuasaan tertinggi dalam negara secara kelembagaan tinggi negara, walaupun esensinya tetap rakyat

204

Page 218: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

yang memiliki kekuasaan. MPR menurut UUD 1945 hasil amandemen 2002, hanya memiliki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik Presiden dan Wakil Presiden serta memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden sesuai masa jabatan, atau jikalau melanggar suatu konstitusi. Oleh karena itu sekarang Presiden bersifat “neben” bukan Untergeordnet”, karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat, UUD 1945 hasil amandemen 2002, pasal 6 A ayat (1).

(d). Presiden ialah Pennyeelenggara Pemerintahan Negara yang Tertinggi di Samping MPR dan DPR.

Kekuasaan Presiden menurut UUD 1945 sebelum dilakukan amandemen, dinyatakan dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai berikut :

“Di bawah Majelis Permusyawaratan Rakyat, Presiden ialah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi. Dalam menjalankan pemerintahan negara, kekuasaan dan tanggung jawab adalah ditangan Presiden”.

Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002, Presiden merupakan penyelenggara pemerintahan tertinggi di samping MPR dan DPR, karena Presiden dipilih langsung oleh rakyat, UUD 1945 passal 6 A ayat (1). Jadi menurut UUD

205

Page 219: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

1945 ini tidak lagi merupakan mandataris (orang yang wajib menjalankan mandat) MPR, melainkan dipilih langsung oleh rakyat.

(c). Pressiden Tidak Bertanggung jawab Kepada DPR.

Sistem ini menurut UUD 1945 sebelum amandemen dijelaskan dalam Penjelasan UUD 1945, namun dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 juga memiliki isi yang sama, sebagai berikut :

“ Disamping Presiden adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Presiden harus mendapatkan persetujuan DPR untuk membentuk Undaang-Undang, pasal 5 ayat (1) dan untuk menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara sesuai dengan pasal 23. Oleh karena itu Presiden harus bekerjasama dengan Dewan, akan tetapi Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan, artinya kedudukan Presiden tidak tergantung Dewan.

(f). Menteri Negara ialah Pembantu Presiden, Menteri Negara tidak Bertanggungjawab Kepada Dewan Perwaakilan Rakyat.

Sistem ini dijelaskan dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 , maupun dalam penjelasan UUD 1945 sebagai berikut :

“ Presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahannya dibantu oleh Menteri-

206

Page 220: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

menteri negara (Pasal 17 ayat (1) UUD 1945. Hasil Amandemen, Presiden mengangkat dan memberhentikan Menteri-menteri Negara (Pasal 17 UUD 1945ayat (2) hasil amandemen 2002 ). Menteri-menteri negara itu tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwaakilan Rakyat.

(g). Kekuasaan Kepala Negara Tidak Tak – Terbatas.

Sistem ini dinyatakan secara tidak eksplisit (gamblang/tegas) dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 dan masih sesuai dengan penjelasan UUD merupakan1945 dijelaskan sebagai berikut :

Menurut UUD 1945 hasil amandemen 2002, Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh rakyat secara langsung (UUD 1945 hasil amandemen 2002 pasal 6A ayat (1). Dengan demikian dalam sistem kekuasaan kelembagaan negara Presiden tidak lagi merupakan Mandataris MPR, bahkan sejajar dengan DPR dan MPR. Hanya jikalau Presiden melanggar Undang-Undang meupun Undang-Undang Dasar, maka MPR dapat melakukan Impeachment.

Meskipun Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwaakilan Rakyat, ia bukan “Diktator” , artinya kekuasaan tidak tak-terbatas. Diatas telah ditegaskan bahwa ia bukan Mandataris MPR, namun demikian ia tidak dapat membubarkan DPR atau MPR kecuali

207

Page 221: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

ia harus memperhatikan sungguh-sungguh suara Dewan Perwakilan Rakyat.

11.2.6 Negara Indonesia adalah Negara Hukum.

Menurut penjelasan UUD 1945, negara Indonesia adalah negara Hukum, negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan atas kekuasaan. Sifat negara Hukum hanya dapat ditunjukkan jikalau alat-alat perlengkapannya bertindak menurut dan terikat kepada aturan-aturan yang ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang dikuasai untuk mengadakan aturan-aturan itu.

Ciri-ciri negara Hukum adalah :

(a). Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang politik, hukum, social, ekonomi dan kebudayaan.

(b). Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak memihak.

(c). Jaminan kepastian hukum yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami dan dilaksanakan serta aman dalam melaksanakannya.

Pancasila sebagai dasar negara yang mencerminkan jiwa bangsa Indonesia harus menjiwai semua peraturan hukum dan pelaksanaannya, ketentuan ini menunjukkan

208

Page 222: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

bahwa di negara Indonesia dijamin adanya perlindungan hak-hak asasi manusia berdasarkan ketentuan hukum, bukan kemauan seseorang yang menjadi dasar kekuasaan. Menjadi suatu kewajiban baagi setiap penyelenggara negara untuk menegakkan keadilan dan kebenaran berdasarkan Pancasila yang selanjutnya melakukan penyusunan peraturan pelaksanaanya. Disamping itu sifat hukum yang berdasarkan Pancasila, hukum mempunyai fungsi pengayoman agar cita-cita luhur bangsa Indonesia tercapai dan terpelihara.

Namun demikian untuk menegakkan hukum demi keadilan dan kebenaran perlu adanya Badan-badan kehakiman yang kokok dan kuat yang tidk mudah dipengaruhi oleh Lembaga-lembaga lainnya. Pemimpin eksekutif (Presiden) wajib bekerja sama dengan badan-badan kehakiman untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan sehat.

Dalam era reformasi dewasa ini bangsa Indonesia benaar-benar akan mengembalikan peranan hukum, aparat penegak hukum beserta seluruh peraturan perundang-undangan akan dikembalikan pada dasar-dasar negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hasil amandemen 2002 yang mengemban amanat demokrasi dan perlindungan hak-hak asasi manusia.

209

Page 223: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

B A B : XII

OTONOMI DAERAH DAN GOOD GOVERNANCE

12.1 Bentuk Negara Dari Sisi Konsep dan Teori Modern.

12.1.1 Negaara Kesatuan.

Di dalam negara kesatuan, pemerintah pusat mempunyai wewenang untuk mengatur seluruh wilayahnya melalui pembentukan wilayah dan daerah-daerah (propinsi, kabupaten dan seterusnya) . Pelaksanaan pemerintahan negara dapat dilakukan dengan sistem sentralisasi dan desentralisasi.

Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi adalah sistem pemerintahan yang langsung dipimpin oleh pemerintah pusat, sementara pemerintah dibawahnya melaksanakan kebijakaan pemerintah pusat, contohnya model pemerintahan Orde Baru ( Soeharto ) di Indonesia.

Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi adalah sistem pemerintahan yang melimpahkan sebagian kewenangan pusat ke daerah, dan kepala daerah melaksanakan kewenangan untuk mengurus urusan pemerintahan di daerahnya sendiri, contoh pemerintahan pasca Orde Baru di Indonesia.

210

Page 224: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Dibanding dengan negara federal, negara kesatuan mempunyai beberapa keuntungan atau sisi positif antara lain :

(a). Negara kesatuan itu susunannya sederhana, sehingga lebih mudah dimengerti oleh rakyat banyak, tidak begitu meminta kecakapan di daerah-daerah.

(b). Susunan pemerintahan yang tunggal dari pusat hingga daerah tidak begitu banyak memerlukan ahli pemerintahan daerah.

(c). Dengan susunan pemerintahan yang tunggal dapat dipelihara persatuan dan kesatuan bangsa yang bulat dan erat dan dapat mengurangi kemungkinan separatism ( orang atau golongan yang mencari dukungan dengan cara memecah belah keutuhan bangsa ) atau propinsialisme yang membahayakan integrase nasional.

Disamping ada kelebihan, negara kesatuan juga memiliki kekurangan atau sisi negative yaitu sebagai berikut :

(a). Lebih mudah timbul pemusatan kekuasaan yang birokratis dan dapat merugikan kelancaran dalam penyelenggaraan pemerintahan.

(b). Pemusatan pemerintahan dalam negara kesatuan dapat menimbulkan peerintahan sentraalisasi yang

211

Page 225: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

mengutamakan pusat dan kurang terhadap kepribadian dan kepentingan daerah-daerah.

12.1.2 Negara Serikat ( Federal ).

Negara serikat atau federal adalah negara yang merupakan gabungan dari beberapa yang berdiri sendiri, masing-masing dengan perlengkapan yang cukup, dengan kepala negara sendiri dan dengan badan-badan legislative atau yudikatif sendiri.

Bentuk negara serikat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

(a). Tiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, namun kekuasaan asli tetap ada pada negara bagian.

(b). Kepala negara dipilih oleh rakyat dan bertanggung jawaab kepada rakyat.

(c). Pemerintahan pusat memperoleh kedaulataan dari negara-negara bagian untuk urusan keluar dan kedalam.

(d). Setiap negara bagian berwenang membuat undang-undang dasar sendiri selama tidak bertentangan dengan pemerintahan pusat.

(e). Kepala Negara mempunyai hak veto (pembatalan keputusan ) yang diajukan oleh parlemen (senat dan konggres).

212

Page 226: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

12.2 Arti dan Makna Otonomi Daerah.

Landasan konstitusional pemerintah adalah UUD 1945 pasal 18 (2) : pemerintah daerah prrovinsi, daerah kabupaten dan kota mengtur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otnomi dan tugas pembantuan. Pasal 18 (5) : pemerintaah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan .

sebagai urusan pemerintah pusat.

Otonomi adalah pemberian kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk secara mandiri berdaya membuaat keputusan mengenahi kepentingan sendiri berkaitan dengan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan atau hak dan kewenaangan daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangga daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ( UU No.32 Tahun 2004 ).

Daerah Otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu, yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasaarkan aspirasi masyaraakat dalam sistem negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) (UU No.32 Tahun 2004).

Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia berdasarkan kepada otonomi luas, nyata dan bertanggung jawab. Otonomi luas adalah kekuasaan daerah untuk menyelenggarakan pemerintahan yang mencakup kewen angan semua bidang pemerntahan,

213

Page 227: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

kecuali kewenangan pada bidang-bidang tertentu yang masih ditangani oleh pemerintah pusat. Kewenangan yang menjadi tanggung jawab pemerintah pusat meliputi beberapa bidang, antara lain sebagai berikut :

(a). Politik / hubungan luar negeri .

(b). Pengadilan / yustisi.

(c). Moneter dan/atau keuangan.

(d). Pertahanan .

(e). Keamanan.

(f). Agama.

Otonomi yang nyata adalah keleluasaan daerah untuk menyelenggarakan kewenangan pemerintahan di bidang tertentu yang secara nyata ada diperlukan serta tumbuh, hidup dan berkembang di daerah. Penyelenggaraan negara secara garis besar diselenggarakan dengan dua sistem yaitu sistem sentralisasi dn sistem desentralisasi.

12.2.1 Tingkat Desentralisasi.

Abdul Wahab (1994), menjelaskan tingkat desentralisasi sebagai berikut :

(a). Dekonsentrasi : pada hakikatnya bentuk desentralisasi kurang ekstensif (menjangkau secara luas), hanya sekedar pergeseran beban kerja dari kantor-kantor pusat departemen ke pejabat staf tanpa wewenang untuk memutuskan bagaimana fungsi-fungsi yang dibebankan kepadanya harus dilaksanakan. Artinya, para pejabat staf tidak diberi hal dan

214

Page 228: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

kewenangan dalam perencanaan maupun pembiayaan dan hanya kewajiban dan tanggung jawab kepada pejabat tingkat atasnya.

(b). Delegasi : bentuk lain dari desentralisasi adalah delegasi pembuatan keputusan dan kewenangan manajemen untuk melaksanakan fungsi-fungsi public tertentu dan hanya dikontrol oleh depaartemen-departemen pusat.

(c). Devolusi : merupakan desentralisasi politik yang karakteristik sebagai berikut :

1. Diberikan otonomi penuh dan kebebasan tertentu pada pemerintah daerah serta control yang relative kecil.

2. Pemerintah daerah harus memiliki wilayah dan kewenangan hukum yang jelas dan berhak untuk menjalankan kewenangan dalam menjalankan fungsi-fungsi public dan politik atau pemerintahan.

3. Pemerintah Daerah harus diberi corporate status dan kekuasaan yang cukup untuk mengg ali sumber-sumber yang diperlukan untuk menjalankan semua fungsinya.

4. Perlu mengembangkan pemerintah daerah sebagai institusi dalam arti bahwa ia akan dipersiapkan oleh masyarakat di daerah sebagai organisasi yang menyediakan pelayanaan yang memuaskan kebutuhan mereka serta sebagai satuan pemerintahan di

215

Page 229: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

mana mereka berhak untuk mempengaruhi keputusannya.

5. Adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan serta koordinasi yang efektif antara pusat dan daerah.

Dari berbagai definisi, Syarbaini Syahrial, 2016 : 171, dikatakan bahwa prinsip dari desentralisasi adalah adanya pelimpahan atau penyerahan wewenang dari pemerintah pusat kepada satuan-satuan pemerintah dibawahnya untuk mengurus rumah tangganya sendiri.

12.2.2 Manfaat Desentralisasi.

Banyak manfaat yang dapat dipetik dalam politik desentralisasi, sebagaimana yang dikemukakan beberapa pakar sebagai berikut :

Rondinelli (1981) menjelaskan bahwa beberapa manfaat dari desentralisasi antara lain sebagai berikut :

(a). Desentralisasi merupakan sarana untuk memangkas sejumlah prosedur yang terlalu kaku yang biasanya merupakan ciri perencanaan dan manajerial di negara sedang berkembang, sebagai akibat dari terlalu menumpuknya kekuasaan, kewenangan dan sumber-sumber pada pemerintah pusat.

(b). Desentralisasi akan memungkinkan penetrasi ( penerobosan /perembesan) politik dan addministrasi atas

216

Page 230: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

kebijakan pemerintah nasional/pusat hingga ke daerah-daerah pelosok/terpencil, dimana rencana pemerintaah pusat sering tidak diketahui dan diabaikan oleh orang-orang desa dan dukungan terhadap rencana pembangunan nasional amat buruk.

12.2.3 Otonomi Daerah dan Implementasinya.

Sesuai dengan UU No. 32 Than 2004, pemerintah daerah dalam era otonomi diberi kesempatan untuk membuat dan mengembangkan kebijaksanaannya sendiri sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerahnya masing-masing. Pada prinsipnya, otonomi daerah merupakan sarana untuk menjawab tiga persoalan mendasar dalam tatanan pemerintahan dan pelayanan terhadap public (Widodo, Lestari, 2008 : 71-72 ).

(a). Otonomi daerah merupakan upaya untuk mendekatkan pemerintah kepada rakyat.

(b). Melalui otonomi daerah dapaat tercipta akuntabilitas yang terjaga dengan baik.

(c). Kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi aktif dan ikut serta bertanggung jawab dalam pengambilan kebijakan di tingkat local.

217

Page 231: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Dalam aspek ekonomi, implementasi otonomi daerah bertujuan untuk memberdayakan kapasitas daerah untuk mengembangkan dan meningkatkan perekonomiannya. Otonomi daerah membuka kesempatan seluas-luasnya kepada pemerintah local untuk membuat kebijakan ekonomi sesuai dengan kepentingan daerahnya, misalnya dengan membuat regulasi yang sederhana dan tidak berbelit-belit terkait dengan kepentingan masyarakat, baik dari dalam maupun luar negeri untuk berinvestasi di daeah, sehingga roda perekonomian bisa berjalan dengan baik.

Dalam aspek social budaya, implementasi otonomi daerah merupakan apresiasi terhadap keanekaragaman daerah, baik suku bangsa, agama, nilai-nilai social dan budaya serta potensi laainya yang terkandung di daerah. Namun , masalah pengelolaan lingkungan hidup harus mendapat perhatian dalam pelaksanaan otonomi daerah.

12.2.4 Instrumen Desentralisasi.

Sebagaimana telah dikemukakan di muka, desentralisasi tidak hanya sekedar desentralisasi administrasi, tetapi juga terkait erat dengan kewenangan, untuk itu perlu instrumen-instrumen sebagai berikut :

(a). Harus ada ruang selain institusi (pelembagaan) negara (bukan politik yang monolitik (meyerupai tugu)). Artinya dalam pelaksanaan

218

Page 232: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

desentralisasi dimungkinkan adanya ruang public yang bebas, yang memungkinkan public mengakses informasi dan bebas membicarakan isu-isu yang menyangkut kepentingan bersama yang dikenal dengan wacana public, seperti menyatakan pendapat, mengartikulasikan kepentingan, melakukan protes, memilih pimpinan atau perwaakilan rakyat.

(b). Munculnya Non-Government Organization dan Grass Root Organization (NGOs dan GROs). Sebagaimana dikemukakan oleh Upholff (1966), bahwa dalam proses pemerintahan akan Sektor pemerintahn mmerupakan mekaanisme birokrasi yang menjalankan keputusan elit politik yang lebih atas, peran pemerintah sebagaimana dikemukakan Osborne, bukan steering(sistem kemudi), namun rowing (memarahi). Sektor swasta menjalankan mekanisme pasar (market) yang menyangkut investasi dan harga di mana keputusan ada pada individu tanpa referensi keuntungan merupakan kebaikan public. Sektor NGOs/GROs, tnggung jawab terletak pada para sukarelawan untuk terlibat dalam tawar menawar , diskusi, koordinasi untuk membujuk atau mempengaruhi stiap keputusan yang diambil, demi

219

Page 233: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

kepentingan kelompok masyarakat. Dengan demikian, model ini memungknkan peran swasta maupun NGOs untuk aktif ikut serta dalam mencapai tujuan pemerintah.

(c). Harus memungk inkan lahirnya institusi nonpemerintah (organisasi nonpemerintah) yang merdeka atau civil society. Civil society dipahami sebagai mengurangi dominasi negara terhadap masyarakat. Pengurangan dominasi dimaksudkan dalam rangka membangun kesetaraan hubungan antara masyarakat dan negara, sehingga negara tidak superior dan masyaraakat inferior. Dengan demikian, desentralisasi menciptakan relasi yang seimbang antara pemerintah (pusat) dengan masyarakat.

12.3 Pembagian Urusan Pemerintahan.

Sejarah ketatanegaraan RI memasuki babak baru setelah era reformasi yaitu dengan pelaksaanaan otonomi daerah berdasarkan UU No. 22 Tahun 1999 . Dalam Undang-undang tersebut telah terpenuhi sendi-sendi otonomi yaitu : pembagian kekuasaan (sharing of power), pendapatan (distribution of income) dan kemandiriaan administrasi pemerintah daerah (emporing). Undang-Undang tersebut kemudian diperbaharui dengan UU No. 32 Tahun 2004. Sementara berkaitan dengan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, lahir UU No. 25 Tahun 1999 yang kemudian telah diubah dengan UU No. 33 Tahun 2004. UU tersebut juga mengatur tentang

220

Page 234: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

pembiayaan pembangunan daerah yang bersumber dari pendapatan anggaran daerah, dana perimbangan dan pendapatan lain-lain.

Pembagian kewenangan (UU No.32/2004 tentang Pemerintahan Daerah) sebagai berikut :

1. Kewenangan Pemerintah (ps.10 ayat (3) ).(a). Politik luar negeri..(b). Pertahanan.(c). Keamanan.(d). Yustisi.(e). Moneter dan fiscal nasional.(f). Agama.

2. Kewenangan Wajib Pemerintah Daerah Provinsi.

(a). Perencanaan dan pengendalian pembangunan.

(b). Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang.

(c). Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

(d). Penyediaan sarana dan prasarana (penunjang utama) umum.

(e). Penanganan bidang kesehatan dll.

3. Kewenaangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota ( pada dasarnya sama, namun dalam skala kabupaten/kota ) :

(a). Perencanaan dan pengendalian pembangunan.

221

Page 235: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

(b). Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang.

(c). Penyelenggaraan ketertiban Umum dan ketentraman masyarakat.

(d). Penyediaan sarana dan prasarana umum dll.

4. Kewenangan Pemerintah Daerah untuk mengelola sumber daya alam dan sumber daya lainnya di wilayah laut yang meliputi :

(a). Eksplorasi (penyelidikan), eksploitasi (pendayagunaan), konservasi (pelestarian) dan pengelolaan laut

(b). Pengaturan administrasi.(c). Pengaturan tata ruang.(d). Penegakan hukum terhadap peraturan yang

dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh pemerintah.

(e). Ikut serta pemeliharaan keamana.(f). Ikut serta dalam pertahanan kedaulatan rakyat.

12.4 Keuangan Daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah yang dimulai tahun 2001 menimbulkan reaksi berbeda-beda bagi daerah. Pemerintah daerah yang memiliki sumber daya alam yang besar menyambut dengan tenang dan penuh harapan, tetaapi daerahyang miskin sumber daya alam , menimbulkan sedikit kekawatiran, karena sumber daya alam akan berhubungan dengan penerimaan pendapatan daerah. Daerah otonom dituntut untuk mencari alternatif sumber pembiayaan pembangunan tanpa mengurangi harapan masih adanya bantuan pemerintah pusat. Dalam kondisi seperti ini , peranan investasi swaasta dan

222

Page 236: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

perusahaan milik daerah sangat diharapkan, di samping menarik investasi asing. Namun demikian , keberhailan otonomi daerah tidak selalu ditentukan oleh sumber keuangan yang banyak, melainkan ditentukan oleh kinerja pemerintah yang dapat dilihat dari berbagai indicator ( Sunardi, dkk, 2006 : 164 ) sebagai berikut :

(a). Perbandingan antara anggaran dan realisasinya.

(b). Perbandingan antara standar biaya dengan realisasinya..

(c). Target dan persentase fisik proyek.

(d). Standar pelayanan yang diharapkan.

Pendapatan asli daerah (PAD) adalah semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli daerah, meliputi : pajak daerah, retribusi daerah, hasil badan usaha milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah dan lain-lain PAD yang sah.

Pelaksanaan otonomi daerah harus disertai dengan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah. Agar otonomi tersebut dapat membawa kemandirian dan kemaajuan raakyat sesuai dengan UU No. 25 Tahun 1999.

12.5 Pemekaran Daerah .

Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah, bahwa pemekaran suatu daerah sangat dimungkinkan, dikaitkan pencapaian optimal pemerintah (good governance) di daerah. Dengan diaturnya pemekaran

223

Page 237: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

daerah/wilayah akan memudahkan pelayanan public dari suatu pemerintahan daaerah.

Maksud dilakukan pemekaran daerah adalah untuk pencapaian optimalisasi pelaksanaan pemerintahan dan memudahkan public service di daerah yang dimekarkan.

Ketentuan pemekaran tersebut adalah sebagai berikut :

1. Daaerah otonomi dibentuk dan disusun menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat.

2. Daerah otonom itu dibentuk atas pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi daerah, social budaya, social politik, jumlah penduduk, luas daaerah dan pertimbangan lain yang memungkinkan terselenggaranya otonomi daerah.

3. Daerah yang tidak mampu menyelenggarakan otonomi daerah dapat dihapus dan atau digabung dengan daerah lain.

4. Daerah dapat dimekarkan menjadi lebih dari satu daerah.

5. Kriteria tentang penghapusan, pnggabungan dan pemekaran ditetapkan oleh DPR-RI dengan sebuah undang-undang.

12.6 Good Governance .

Keberhasilan pembangunan ekonomi adalah daya saing melalui efisiensi pelayaanan, mutu dan kepastian kebijaakan publik . Dalam menghadapi tantangan tersebut, salah satu prasyarat yang harus dikembangkan adalah good governance , yaitu tata kepemimpinan atau tata keperintahan yang baik. Good Governance dapat bermakna sebagai kinerja suatu Lembaga yang mengarahkan, mengendalikan atau mempengaruhi

224

Page 238: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

masalah publik. Menurut United Nations Development Program (UNDP) (1997), memberikan definisi kepemerintahan/kepemimpinan adalah pelaksanaan kewenangan/kekuasaan dalam bidang ekonomi, politik dan administrasi untuk mengelola berbagai urusan negara pada setiap tingkatannya dan merupakan instrumen kebijakan negara untuk mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan integritas dan kohesitas (perpaduan yang erat) social daalam masyarakat.

Pemerintahan yang baik adalah baik dalam proses maupun hasilnya. Semua unsur dalam pemerintahan bisa bergerak secara sinergis, tidak saling berbenturan memperoleh dukungan dari rakyat serta terbebas dari gerakan anarkis yang bisa menghambat proses pembangunan.

Pengaruh good governance di Indonesia dilatarbelakangi oleh faktor tntutan eksternal dan internal yaitu sebagai berkutt :

(a). Faktor eksternal yaitu pengaruh globalisasi yang mendorong negara-negara menghormati prinsip pasar dan demokrasi. Negara luar menyoroti kondisi objektif situasi perkembangan ekonomi dan politik dalam negeri Indonesia yang menjadi prasyarat terjadinya pergaulan internasional yang saling menguntungkan.

(b). Tuntutan internal yaitu krisis multidimensional yaitu terwujudnya korupsi, kolusi dan nepotisme (tindakan memilih keerabat sendiri) (KKN), keadaan ini telah merusak tatanan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, berakibat tuntutan

225

Page 239: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

terhadap pemerintahan yang menerapkan nilai, transparasi, akuntabilitas, partisipasi dan demokrasi.

Daftar Pustaka :

………., Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Penerbit : Pustaka Agung Harapan, Surabaya.

……….. Undang-Undang MPR, DPR, DPD dan DPRD No. 27 Tahun 2009, Penerbit Asa Mandiri, Jakarta., Jakarta.

………… Amandemen Ke Empat UUD 1945 Tahun 2002, Penerbit : Citra Umbara, Bandung.

Juliardi, Budi, 2017, Pendidikan Kewarganegaraan untuk perguruan tinggi, Cetakaan kelima, Penerbit : Rajawali Pers, Jakarta.

Kaelan, 2002, Filsafat Pancasila Pandangan Hidup Bangsa, Edisi Pertama, Penerbit : Paradigma, Yogjakarta.

Kaelan, 2016, Pendidikan Kewarganegaraan untuk perguruan tinggi, Edisi Revisi, Penerbit : Paradigma, Yogjqqkarta.

Kansil, 2006, Modul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Cetakan kedua, Penerbit : Pradnya Paramita, Jakarta.

Rahayu, Ani Sri, 2017, Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan (PPKn) , Cetakan keenam, Penerbit : Bumi Aksara

Sumarsono, at.all, 2008, Pendidikan Kewarganegaraan, Cetakan kedelapan ;Penerbit : PT. Gramedia Pustaaka Utama, Jakarta.

226

Page 240: pdf.nsc.ac.idpdf.nsc.ac.id/1-Diktat Pendidikan Kewarganegaraan 2019... · Web viewDIKTAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Untuk Perguruan Tinggi ( Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti N0.43

Syarbaini Syahrial, 2016, Pendidikan Kewarganegaraan untuk perguruan tinggi, Penerbit : Ghalia Indonesia, Bogor.

227