kepdirjen nomor kep 34 pu 2012

34
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DI REKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOLMN UTANG NOMOR KEP- 34tPUt2012 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLMN KINERJA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDEML PENGELOLAAN UTANG DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN UTANG. Menimbang : Mengingat 1. a. bahwa Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Nomor KEP- 231PU12012 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja Organisasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang belum mengakomodir pengelolaan kinerja pegawai sebagaimana diamanatkan dalam Diktum KEDUA Keputusan Menteri Keuangan Nomor 454lKMK.01l2O11 tentang Pengelolaan Kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan; bahwa untuk lebih mengefektifkan pengelolaan kinerja serta memberikan kepastian hukum terhadap pengelolaan kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, perlu dilakukan pengaturan kembali mengenai pengelolaan kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 38e0); Undang-undang Nomor25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO7 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja lnstansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4ilQ; Keputusan Presiden Nomor 1201M Tahun 2006; Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.0112010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan; Keputusan Menteri Keuangan Nomor 4541KMK.0112011 tentang Pengelolaan Kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan; 2. 3. 4. 5. 6. 7. M

Upload: jay

Post on 11-Feb-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

TRANSCRIPT

Page 1: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOLMN UTANGNOMOR KEP- 34tPUt2012

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLMN KINERJADI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDEML PENGELOLAAN UTANG

DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN UTANG.

Menimbang :

Mengingat 1.

a. bahwa Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Nomor KEP-231PU12012 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja OrganisasiDirektorat Jenderal Pengelolaan Utang belum mengakomodirpengelolaan kinerja pegawai sebagaimana diamanatkan dalamDiktum KEDUA Keputusan Menteri Keuangan Nomor454lKMK.01l2O11 tentang Pengelolaan Kinerja di lingkunganKementerian Keuangan;

bahwa untuk lebih mengefektifkan pengelolaan kinerja sertamemberikan kepastian hukum terhadap pengelolaan kinerja dilingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, perlu dilakukanpengaturan kembali mengenai pengelolaan kinerja di lingkunganDirektorat Jenderal Pengelolaan Utang;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalamhuruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur JenderalPengelolaan Utang tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja dilingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang;

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-PokokKepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor38e0);

Undang-undang Nomor25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4421);

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO7 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang PelaporanKeuangan dan Kinerja lnstansi Pemerintah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4ilQ;Keputusan Presiden Nomor 1201M Tahun 2006;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.0112010 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 4541KMK.0112011 tentangPengelolaan Kinerja di lingkungan Kementerian Keuangan;

2.

3.

4.

5.

6.

7.

M

Page 2: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT J ENDERAL PENGELOLAAN UTANG

Menetapkan

PERTAMA

KEDUA

KETIGA

KEEMPAT

KELIMA

-2-

MEMUTUSKAN:

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOI.AAN UTANGTENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOI.AAN KINERJA DILI NGKU NGAN DI REKTORAT J ENDERAL PENG ELOI.AAN UTANG.

Menetapkan Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja di lingkungan DirektoratJenderal Pengelolaan Utang sebagaimana tercantum dalam Lampiranyang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur JenderalPengelolaan Utang ini.

Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMAmerupakan aturan pelaksanaan terhadap Keputusan Menteri KeuanganNomor 454/KMK.0112011 tentang Pengelolaan Kinerja di lingkunganKementerian Keuangan, dan sebagai pedoman operasional untukmelaksanakan kegiatan pengelolaan kinerja di lingkungan DirektoratJenderal Pengelolaan Utang.

Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja di lingkungan Direktorat JenderalPengelolaan Utang sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA,meliputi :

1. Pengelolaan kinerja organisasi;2. Pengelolaan kinerja pegawai;

3. Monitoring dan Evaluasi Capaian Kinerja Organisasi; dan4. Penetapan pengelola kinerja organisasi dan pegawai.

Pada saat Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang ini ditetapkan,Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Nomor KEP-23/PU 12012tentang Petunjuk reknis Pengelolaan Kinerja organisasi DirektoratJenderal Pengelolaan Utang dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang ini mulai berlaku padatanggal ditetapkan.

salinan Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang ini disampaikankepada:

1. Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan;2. Para Pimpinan Unit Eselon ll di lingkungan Direktorat Jenderal

Pengelolaan Utang;3. Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan, sekretariat

Jenderal Kementerian Keuangan;4. Manajer Kinerja dan Para Sub Manajer Kinerja di lingkungan

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang.

Ditetapkan diJakartapada tanggal g Juli 2012

DIREKTUR JENDEML.

NtP 19561 00319851 01 001N{L

Page 3: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDEML PENGELOLMN UTANG

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOLMN UTANGNOMOR KEP- 34 IPUI2O12

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLMN KINERJADI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOI.AAN UTANG

Page 4: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELOI.AAN UTANG

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN KINERJADIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reformasi birokrasi yang tengah dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan, termasuk dilingkungan Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, bertujuan untuk mewujudkan tata kelolakeuangan negara yang profesional, amanah, dan tepat arah (good governance), sertameningkatkan kepercayaan masyarakat (public frusf) terhadap lembaga pemerintah. Untukmencapai tujuan reformasi birokrasi tersebut, diperlukan suatu mekanisme penilaian kinerjayang sistematis, terukur, terarah, serta memenuhi asas obyektif, adil, dan transparan.

Dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 4541KMK.0112011 tentang PengelolaanKinerja di lingkungan Kementerian Keuangan telah ditetapkan mekanisme penilaian kinerjaorganisasi dan kinerja pegawai yang berpedoman pada metode Balanced Scorecard (BSC).Pada prinsipnya BSC ini merupakan metode penilaian capaian kinerja organisasi dan/ ataupegawai terhadap target yang telah ditetapkan, dengan menyeimbangkan pengukuran kinerjadimaksud terhadap berbagai perspektif dan aspek, yaitu:1. Perspektif financial : aspek keuangan, bersifat internal dan jangka pendek;2. Perspektif customer aspek non keuangan, bersifat eksternal dan jangka panjang;3. Perspektif internalprocess: aspek non keuangan, bersifat internal dan jangka panjang;4. Perspektif learning and grovvth: aspek non keuangan, bersifat jangka panjang dan

internal.

Secara lebih luas, metode penilaian kinerja inijuga dimaksudkan sebagai alat manajerial(strategic managemenf) dalam mengkomunikasikan dan mengimplementasikan visi, misi,dan strategi organisasi serta melakukan evaluasi terhadap kinerja organisasi dan prestasikerja pegawai pada setiap unit kerja dan level jabatan, agar sesuai dengan harapanstakeholders, dengan menyeimbangkan berbagai indikator yang ada.

Sistem penilaian kinerja ini bersifat menyeluruh, meliputi aspek organisasi dan pegawaipada setiap level. Sehingga, sistem penilaian kinerja ini diselaraskan dengan jenjang strukturdan jenis jabatan yang ada di Kementerian Keuangan, dan dikelompokkan ke dalam 6(enam) tingkatan scorecard, yaitu:

1. Kemenkeu-Wide: tingkat Kementerian (scorecard Menteri Keuangan);2. Kemenkeu-One: tingkat Unit Eselon | (scorecard Pejabat Struktural Eselon l);3. Kemenkeu-Two: tingkat Unit Eselon ll (scorecard Pejabat Struktural Eselon ll);4. Kemenkeu-Three'. tingkat Unit Eselon lll (scorecard Pejabat Struktural Eselon lll);5. Kemenkeu-Four. tingkat Unit Eselon lV (scorecard Pelabat Struktural Eselon lV);6. Kemenkeu-Five: (scorecard Pejabat Eselon V/pelaksana).

Termasuk dalam Kemenkeu-Five ini adalah Staf Ahli, Tenaga Pengkaji, dan PejabatFungsional.

tukTeknisD, halaman

Page 5: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTOMT JENDERAL PENGELOI-AAN UTANG

B. Tujuan

Sistem penilaian kinerja yang berbasis BSC ini bersifat menyeluruh, yaitu meliputi aspekorganisasi dan pegawai di semua level, sehingga tujuan yang diharapkan dari implementasisistem ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Aspek organisasi:

a. Membangun organisasi yang dapat melakukan penyempurnaan secara berkelanjutan(co nti n u o u s i m p rov e m e nt);

b. Membangun keselarasan antar unit kerja;c. Membangun semangat tim kerja (teamwork);d. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.

2. Aspek pegawai:

Menjadi dasar penataan pegawai;Menjadi dasar pertimbangan pemberian penghargaan (reward);Mengembangkan iklim kerja yang kondusif dan kompetitif;Meningkatkan kompetensi, motivasi, dan dedikasi pegawai;Membangun komunikasi yang efektif dan harmonis antara atasan dan bawahan;Menumbuhkan kepuasan kerja pegawai;Membangun budaya kerja yang efektif, yang mengutamakan kualitas proses bisnisdan kualitas pegawai, sehingga mengoptimalkan kontribusi pegawai pada organisasi.

C. Kerangka Umum Pengelolaan Kineria di DJPU

Sesuai dengan konsep BSC, berbagai indikator kinerja yang ditetapkan, dikelompokkandalam empat perspektif, yaitu Sfakeholder, Customer, Internal Process, dan Learning andGrov,tth. Perspektif stakeholder menggambarkan keinginan dari pihak yang secara tidaklangsung memiliki kepentingan atas outcomes organisasi, berorientasi jangka pendek, sertabersifat eksternal. Perspektif customer menggambarkan keinginan pihak yang terkaitlangsung dengan pelayanan, berorientasijangka panjang, serta bersifat eksternal. Perspektifinternalprocess menggambarkan rangkaian proses dalam suatu unit untuk menciptakan nilaibagi sfakeholders dan cusfomers (value chain), berorientasi jangka panjang, serta bersifatinternal. Perspektif learning and grovvth menggambarkan aspek SDM, organisasi, daninformasi, berorientasi jangka panjang, serta bersifat internal.

Pengukuran kinerja pegawai (NKP) di lingkungan DJPU diawali dengan penetapanKontrak Kinerja (KK) antara Menteri Keuangan dengan Direktur Jenderal Pengelolaan Utangsetiap awal tahun yang dilakukan selambat-lambatnya pada tanggal 31 Januari tahunberkenaan, yang kemudian diikuti dengan penandatanganan KK secara berjenjang sampaidengan pelaksana, yang ditandatangani selambat-lambatnya pada tanggal 31 Maret tahunberkenaan. KK berisi Sasaran Strategis (SS), realisasi IKU tahun sebelumnya dan target IKUyang akan dicapai pada tahun berkenaan, yang ditandatangani oleh penanggung jawab IKUbersangkutan dan disetujui oleh atasan langsungnya, dengan mempertimbangkanpeningkatan kinerja dan prestasi serta target yang akan dicapai. Hasil penilaian terhadaptingkat capaian target IKU ini menjadi nilai Capaian Kinerja Pegawai (CKP). Cara pengukuran

Teknis Pengelolaan Kineria DJptJ

a.

b.

c.

d.

e.

f.g.

halaman -2- W

Page 6: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PENGELOI.AAN UTANG

CKP ini tidak sama untuk setiap level jabatan, dan akan dijelaskan lebih lanjut pada babselanjutnya.

Disamping penetapan nilai CKP tersebut, secara paralel juga dilakukan penilaian

terhadap Nilai Perilaku (NP) dengan menerapkan metode 360 derajad, yaitu penilaian dari

atasan, peers, dan bawahan. Selanjutnya, penjumlahan antara CKP dan NP, setelah

diberikan bobot masing-masing, menghasilkan Nilai Kinerja Pegawai (NKP), sebagaimanailustrasi berikut:

@=D=GDAdapun pembobotan antara nilai CKP dan nilai NP untuk mendapatkan nilai akhir NKP

di lingkungan DJPU adalah sebagaimana tabel berikut:

Tabel 1. Bobot Nilai CKP dan NP Untuk Penilaian NKP

ESELON I 70% 30%

ESELON II 70o/o 3Oo/o

ESELON III

Direktorat teknis 75o/o 25o/o

Sekretariat Direktorat Jenderal 70o/o 30o/o

ESELON IV

Direktorat teknis 80o/o 2Oo/o

Sekretariat Direktorat Jenderal 70o/o 3Oo/o

Subbagian Tata Usaha 70% 3Oo/o

PELAKSANA

Direktorat teknis 80% 20%

Sekretariat Direktorat Jenderal 70o/o 30o/o

Subbagian Tata Usaha 7Oo/o 30o/o

FUNGSIONAL 80o/o 2Oo/o

Sepanjang tahun berjalan dilaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadapcapaian kinerja dan penilaian perilaku untuk dilaporkan secara berkala. Penilaian kinerjadilakukan secara triwulanan dan semesteran, sedangkan penilaian perilaku dilakukan secarasemesteran. Hasil penilaian kinerja dan perilaku antara lain memberikan manfaat umpanbalik dalam melakukan :

Teknis

Page 7: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

1. perubahan KK apabila diperlukan;2. proses bimbingan dan konsultasi yang dilakukan secara berkala setidaknya 2 (dua)

setahun oleh atasan langsung;3. perbaikan kinerja pada tahun berkenaan dan di masa mendatang;4. bahan kebijakan penataan pegawai;

5. pertimbangan pemberian penghargaan dan/atau sanksi kepada pegawai.

D. Alur Penyusunan dan Pelaporan

Alur penyusunan dan penyampaian CKP, NP dan NKP di lingkungan DJPU adalahsebagaimana bagan berikut :

Bagan 1. Alur Penyusunan dan Penyampaian Laporan Penilaian KinerjaOrganisasidan Pegawai di lingkungan DJPU.

Pengelola Kinerja Organisasi

Sub ManajerKinerja

Organisasi

ManajerKinerja

Organisasi

Manajer KinerjaOrganisasi

Pusat (KepalaPushaka)

II

IIIIIII

IIIII

----lIIIII

IIII

Pelaporan Capaian Kinerja

Penyampaian NKO/CKP

Pengelola Kineria Pegawai

Teknis Pengelolaan Kineria DJpIJ halaman - 4- Nr|'

Page 8: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELOI.AAN UTANG

Aplikasi Penilaian Kinerja

Dalam rangka memberikan kemudahan bagi pengelola kinerja serta pegawai dalammelaksanakan pengelolaan kinerja, termasuk dalam hal melakukan pengukuran kinerjaorganisasi dan pegawai, telah dibangun aplikasi "Pengelolaan Kinerja" yang dikelolaSekretariat Jendera! Kementerian Keuangan. Aplikasi ini dimaksudkan untuk memberikankemudahan bagi pengelola kinerja serta pegawai untuk mengelola kinerja pegawai sekaligusmemberikan kepastian dan standardisasi bagi seluruh pegawai di lingkungan KementerianKeuangan dalam melaksanakan KMK-454/KMK.0112011. Aplikasi ini berdasarkan web basedesign sehingga setiap pegawai Kementerian Keuangan dapat menggunakan aplikasitersebut dari mana saja dengan mengakses portal internet pada alamat:

" http ://www. e- perto rm anc e. depke u.go. i d "Dengan tersedianya aplikasi ini, diharapkan bahwa sebagian besar tahapan

pelaksanaan penilaian kinerja organisasi dan pegawai dapat dilakukan secara computerized.Secara umum mekanisme penggunaan aplikasi penilaian kinerja adalah sebagai berikut:

1 . Pegawai mengakses portal "http://www .e-pefformance.depkeu.go. id " ;

2. Bagi pegawai yang belum terdaftar, dapat melakukan pendaftaran dengan mengetikkanuser name berupa NIP (Nomor lnduk Pegawai) atau NIP (Nomor ldentitas Pegawai) sertamengisi form pendaftaran;

3. Bagi pegawai yang sudah terdaftar dapat melakukan /ogrn dengan user name danpassword masing-masing ;

4. Setelah masuk ke dalam aplikasi, pegawai yang bersangkutan dapat memanfaatkan fituryang tersedia antara lain:

Melihat Sasaran Strategis;

Membuat Kontrak Kinerja;Membuat IKU;

Membuat Target;

Membuat lS;

Mencetak Kontrak Kinerja dan Manual IKU;g. Mencetak Kontrak Kinerja;h. Mencetak Manual IKU;

i. Mengisi Log-Book;j. Menyampaikan usulan evaluator (peers dan bawahan);k. Penetapan Penilai;

l. Penilaian.

Pengaturan dan pejelasan lebih lanjut tentang aplikasi ini akan disampaikan olehSekretariat Jenderal. Dalam hal aplikasi belum atau tidak dapat digunakan, makapelaksanaan penilaian kinerja dilakukan secara manual.

Teknis Penoelolaan Kineria DJPU

a.

b.

c.

d.

e.

f.

halaman - S- (V.

Page 9: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

BAB II

PENGELOLAAN KINERJA ORGANISASI DJPU

A. Mekanisme Pengelolaan Kineria Organisasi DJPU

1. Kontrak Kinerja

Sesuai dengan konsep BSC bahwa setiap individu dalam organisasi harus memilikikartu skor sebagai dlat untuk menilai kinerja yang dituangkan dalam bentuk KKTahunan. KK disusun dan ditandatangani oleh penanggung jawab IKU bersangkutanserta disetujui oleh atasan langsungnya. KK berisi capaian tahun sebelumnya, dantarget yang akan dicapai pada tahun berkenaan yang merupakan komitmen antaraatasan dan bawahan dalam mengemban visi dan misi untuk mencapaitujuan organisasi.Format dan tata cara pembuatan KK DJPU berpedoman pada lampiran KeputusanMenteri Keuangan Nomor 454lKMK,0112011 tentang Pengelolaan Kinerja di lingkunganKementerian Keuangan yaitu:

a. Format KK bagi unit yang memiliki Peta Strategi adalah sebagaimana Formulir llanomor 1.

b. Format KK semua pegawai baik pejabat maupun pelaksana adalah sebagaimanaFormulir lla nomor 2.

2. Mekanisme Penetapan KKa. KK Direktur Jenderal (Kemenkeu-One)

Mekanisme penetapan KK Direktur Jenderal (Pejabat Eselon l) adalah sebagaiberikut:

Manajer Kinerja Organisasi sebagai Pengelola Kinerja Organisasi DJPUberkoordinasi dengan para Sub Manajer Kinerja Organisasi menyusun konsepPeta Strategi, SS, lKU, target lKU, penentuan bobot tiap perspeKif , trajectory(sesuai periode pelaporan), Manual lKU, dan lS sebagai bahan KK DirekturJendera I deng an mem perhati kan Keme nkeu-Wide.

Manajer Kinerja Organisasi, Sub Manajer Kinerja Organisasi, danpejabaUpegawai di lingkungan DJPU yang ditunjuk, membahas konsep KK danlS Direktur Jenderal untuk disampaikan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal(Sesditjen).

Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan konsep KK dan lS Direktur Jenderalkepada Kepala Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan Sekretariat Jenderal(Pushaka) sebagai Manajer Kinerja Organisasi Pusat Kementerian Keuangan.

Kepala Pushaka dapat mengundang Manajer Kinerja Organisasi DJPU dalamrangka membahas isi KK Direktur Jenderal, yang meliputi penentuan SS, lKU,

target capaian lKU, penentuan bobot tiap perspektif, dan Manual lKU.

1)

2)

3)

4)

halaman -G- tYV

Page 10: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

5)

6)

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT J EN DERAL PENGELOLAAN UTANG

Hasil pembahasan konsep Kontrak Kinerja dan lS Direktur Jenderaldisampaikan kepada Sesditjen yang selanjutnya akan menyampaikan konseptersebut dalam Rapim DJPU, untuk mendapat persetujuan dari pimpinan. Hasilpembahasan yang telah mendapatkan persetujuan dalam rapim akanditetapkan sebagai konsep final KK dan lS Direktur Jenderal.

Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan konsep final KK dan lS DirekturJenderalyang telah disetujui dalam Rapim DJPU kepada Kepala Pushaka.

7) Kepala Pushaka memfasilitasi proses negosiasi penentuan SS, lKU, targetcapaian lKU, dan Manual IKU para Pimpinan Unit Eselon I dengan MenteriKeuangan.

Konsep final KK dan lS Direktur Jenderal dipresentasikan oleh DirekturJenderal dalam Rapat Pimpinan Kinerja Kementerian Keuangan. Dalam hal

Direktur Jenderal berhalangan maka presentasi dilaksanakan oleh Sesditjendaniatau salah satu Direktur yang ditunjuk.

KK disepakati dan ditandatangani oleh Menteri Keuangan dan Direktur

Jenderal paling lambat tanggal 31 Januaritahun berkenaan.

10) Dalam hal penetapan KK dan lS Kemenkeu-One melewati tanggal 31 Januarimaka akan dilakukan penyesuaian batas waktu penandatangan KK dan lSKemenkeu-Two, Kemenkeu-Three dan Kemenkeu-Four berdasarkanpemberitahuan tertulis dari Sesditjen.

KK Direktur/Sesditjen (Kemenkeu -Two)

Mekanisme penetapan KK Direktur/Sesditjen (Pejabat Eselon ll) sebagai berikut:

Sub Manajer Kinerja Organisasi sebagai Pengelola Kinerja Organisasi Unit

Eselon ll DJPU berkoordinasi dengan para pejabaUpegawai di lingkungan Unit

Eselon ll masing-masing untuk menyusun konsep Peta Strategi, SS, lKU,

target fKU, penentuan bobot tiap perspektif, traiectory (sesuai periode

pelaporan), dan Manual lKU, sebagai bahan KK Direktur/Sesditjen dan dapatmenyusun konsep lS Direktur/Sesditjen, dengan memperhatikan Kemenkeu-

One.

Sub Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan hasil pembahasan konsep KK

dan lS Direktur/Sesditjen untuk mendapat persetujuan dari Direktur/Sesditjen.Hasil pembahasan yang telah mendapatkan persetujuan ditetapkan sebagai

konsep KK dan lS Direktur/Sesditjen.

Sub Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan konsep KK, Manual lKU, dan

lS Direktur/Sesditjen kepada Manajer Kinerja Organisasi paling lambat

8 (delapan) hari kerja sebelum batas waktu penandatanganan.

Manajer Kinerja Organisasi dapat mengundang Sub Manajer Kinerja

Organisasi dan pejabaUpegawai yang ditunjuk dalam rangka membahas

konsep KK dan lS Direktur/Sesditjen di lingkungan DJPU. Materi pembahasan

meliputi: penentuan SS, lKU, target capaian lKU, Manual lKU, dan bobot tiapperspektif, serta hal-hal yang terkait Cascading dengan Kemenkeu-One dan

Alignment dengan Kemenkeu-Iwo Unit eselon ll lainnya.

8)

e)

1)

2)

3)

4)

halaman -t - ND

Page 11: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

Manajer Kinerja Organisasi memfasilitasi proses negosiasi penentuan SS, lKU,target capaian lKU, dan Manual IKU antara Direktur/Sesditjen dengan DirekturJenderal.

Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan hasil reviu/pembahasan konsep KKDirektur/Sesditjen di lingkungan DJPU kepada Sub Manajer Kinerja Organisasipaling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum batas waktu penandatanganan.

Konsep final KK dan lS Direktur/Sesditjen disampaikan kepada Manajer KinerjaOrganisasi paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum batas waktu penetapan

KK. Konsep final KK dan lS adalah Konsep KK dan lS yang telah sesuaidengan tata cara penyusunan, penomoran, dan hasil pembahasan yang telahdisepakati.

8) KK dan lS disepakati dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal danDirektur/Sesditjen paling lambat tanggal 10 Februari tahun berkenaan. Dalamhal tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur maka KK ditetapkan palinglambat pada hari kerja terakhir sebelum hari libur.

c. KK Kepala Bagian/Subdirektorat (Kemenkeu-Three\

Mekanisme penetapan KK Pejabat Kepala Bagian/Subdirektorat (Pejabat Eselon lll)sebagai berikut:

1) Kepala Bagian/Subdirektorat menyusun SS, lKU, target lKU, trajecfory (sesuaiperiode pelaporan), dan Manual lKU, sebagai konsep KK KepalaBagian/Subdirektorat dengan memperhatikan Kemenkeu-Iwo.

2) Sub Manajer Kinerja Organisasi beserta para Kepala Bagian/Subdirektorat dilingkungan Unit Eselon ll masing-masing berkoordinasi dalam rangkapembahasan konsep KK.

3) Sub Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan hasil pembahasan konsep KKkepada Direktur/Sesditjen untuk mendapat masukan.

Sub Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan konsep KK KepalaBagian/Subdirektorat yang telah mendapat masukan Direktur/Sesditjen kepadaManajer Kinerja Organisasi paling lambat 8 (delapan) hari kerja sebelum bataswaktu penandatanganan.

Manajer Kinerja Organisasi dapat mengundang Sub Manajer KinerjaOrganisasi dan pejabaVpegawai yang ditunjuk dalam rangka membahaskonsep KK Kepala Bagian/Subdirektorat di lingkungan DJPU. Materipembahasan meliputi: penentuan SS, lKU, target capaian lKU, dan Manualf KU, serta hal-hal yang terkait Cascading dengan Kemenkeu-Iwo Unit Eselon llmasing-masing dan Alignment dengan Kemenkeu-Three Unit eselon lll lainnya.

Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan hasil reviu/pembahasan konsep KKKepala Bagian/Subdirektorat di lingkungan DJPU kepada Sub Manajer KinerjaOrganisasi paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum batas waktupenandatanganan.

5)

6)

7)

4)

5)

6)

halaman -8- fW?>

Page 12: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDEML PENGELOLAAN UTANG

7) Konsep final KK disampaikan kepada Manajer Kinerja Organisasi paling lambat1 (satu) hari kerja sebelum batas waktu penetapan KK.

8) KK disepakati dan ditandatangani oleh Direktur/Sesditjen dan KepalaBagian/Subdirektorat yang bersangkutan paling lambat tanggal 24 Februaritahun berkenaan. Dalam hal tanggal tersebut bertepatan dengan hari liburmaka KK ditetapkan paling lambat pada hari kerja terakhir sebelum hari libur.

d. KK Kepala Subbagian/Kepala Seksi (Kemenkeu-Four)

Mekanisme penetapan KK Kepala Subbagian/Kepala Seksi (Pejabat Eselon lV)sebagai berikut:

1) Kepala SubbagianlKepala Seksi menyusun lKU, target )KU, trajectory (sesuaiperiode pelaporan), dan Manual lKU, sebagai konsep KK KepalaSubbagian/Kepala Seksi dengan memperhatikan Kemenkeu-Iwo danKemenkeu-Three.

2) Sub Manajer Kinerja Organisasi beserta para Kepala Subbagian/Kepala Seksidan Kepala Bagian/Subdirektorat berkoordinasi dalam rangka membahaskonsep KK.

3) Sub Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan hasil pembahasan konsep KKkepada Manajer Kinerja Organisasi paling lambat 8 (delapan) hari kerjasebelum batas waktu penandatanganan.

4) Manajer Kinerja Organisasi dapat mengundang Sub Manajer KinerjaOrganisasi dan pejabaUpegawai yang ditunjuk dalam rangka membahaskonsep KK Kepala SubbagianlKepala Seksi di lingkungan DJPU. Materipembahasan meliputi: penentuan SS, lKU, target capaian lKU, dan ManuallKU, serta hal-hal yang terkait Cascading dengan Kemenkeu-Three PimpinanUnit Eselon lll masing-masing dan Alignmenf dengan Kemenkeu-Four Uniteselon lV lainnya.

Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan hasil reviu/pembahasan konsep KKKepala Subbagian/Kepala Seksi di lingkungan DJPU kepada Sub ManajerKinerja Organisasi paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum batas waktupenandatanganan.

Konsep final KK disampaikan kepada Manajer Kinerja Organisasi paling lambat1 (satu) hari kerja sebelum batas waktu penetapan KK.

KK disepakati dan ditandatangani oleh Kepala Bagian/Subdirektorat danKepala Subbagian/Kepala Seksi yang bersangkutan paling lambat tanggal 12Maret tahun berkenaan. Dalam hal tanggal tersebut bertepatan dengan harilibur maka KK ditetapkan paling lambat pada hari kerja terakhir sebelum harilibur.

5)

6)

7)

Teknis Penaelolaan Kineria DJPU halaman -9- f[rD

Page 13: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

t.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELOI.AAN UTANG

KK Tenaga Pengkaji (Kemenkeu-Five)

Mekanisme penetapan KK Tenaga Pengkaji sebagai berikut:

1) Tenaga Pengkaji menyusun lKU, target lKU, trajectory (sesuai periodepelaporan), dan Manual lKU, sebagai konsep KK Tenaga Pengkaji denganmem perhatikan Kemenkeu-One.

2) Sub Manajer Kinerja Organisasi Setditjen beserta Tenaga Pengkaji di

lingkungan DJPU berkoordinasi dalam rangka pembahasan konsep KK.

3) Sub Manajer Kinerja Organisasi Setditjen menyampaikan hasil pembahasan

konsep KK Tenaga Pengkaji untuk mendapat persetujuan dari Sesditjen. Hasilpembahasan yang telah mendapatkan persetujuan ditetapkan sebagai konsepKK Tenaga Pengkaji.

4) Sub Manajer Kinerja Organisasi Setditjen menyampaikan konsep KK danManual IKU Tenaga Pengkaji kepada Manajer Kinerja Organisasi paling lambat8 (delapan) harikerja sebelum batas waktu penandatanganan.

5) Manajer Kinerja Organisasi memfasilitasi proses negosiasi penentuan SS, lKU,Manual lKU, dan target capaian Tenaga Pengkajidengan Direktur Jenderal.

6) Konsep KK final disampaikan kepada Manajer Kinerja Organisasi paling lambat1 (satu) hari kerja sebelum batas waktu penetapan KK.

7) KK disepakati dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal dan Tenaga Pengkajipaling lambat tanggal 31 Maret tahun berkenaan. Dalam hal tanggal tersebutbertepatan dengan hari libur maka KK ditetapkan paling lambat pada hari kerjaterakhir sebelum hari libur.

KK Pejabat Fungsional (Kemenkeu-Five)

Mekanisme penetapan KK Pejabat Fungsional sebagai berikut:

1) Pejabat Fungsional menyusun IKU, target lKU, trajectory (sesuai periodepelaporan), dan Manual lKU, sebagai konsep KK Pejabat Fungsional denganmem perhatikan Kemenkeu- fwo.

Sub Manajer Kinerja Organisasi beserta para Pejabat Fungsional di lingkunganUnit Eselon ll masing-masing berkoordinasi dalam rangka pembahasan konsepKK.

sub Manajer Kinerja organisasi menyampaikan hasil pembahasan konsep KKkepada Direktur/Sesditjen untuk mendapat masukan.

Sub Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan konsep KK Pejabat Fungsionalyang telah mendapat masukan Direktur/Sesditjen kepada Manajer Kinerjaorganisasi paling lambat 8 (delapan) hari kerja sebelum batas waktupenandatanganan.

Manajer Kinerja organisasi dapat mengundang sub Manajer Kinerjaorganisasi dan pejabaupegawai yang ditunjuk dalam rangka membahaskonsep KK Pejabat Fungsional di lingkungan DJPU. Materi pembahasanmeliputi: penentuan ss, lKU, target capaian lKU, dan Manual IKU serta hal-hal

2)

3)

4)

5)

iukTeknis DJPU halaman -eo- (tf),.

Page 14: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

lKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DI REKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

yang terkait Cascading dengan Kemenkeu-Two Direktur/Sesditjen masing-masing dan Alignmenf dengan Kemenkeu-Five Pqabat Fungsional lainnya.

Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan hasil reviu/pembahasan konsep KKPejabat Fungsional di lingkungan DJPU kepada Sub Manajer KinerjaOrganisasi paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum batas waktupenandatanganan.

Konsep KK final disampaikan kepada Manajer Kinerja Organisasi paling lambat1 (satu) hari kerja sebelum batas waktu penetapan KK.

KK disepakati dan ditandatangani oleh Direktur/Sesditjen dan PejabatFungsional yang bersangkutan paling lambat tanggal 31 Maret tahunberkenaan, Dalam hal tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur maka KKditetapkan paling lambat pada hari kerja terakhir sebelum hari libur.

g. KK Pelaksana (Kemenkeu-Frve)

Mekanisme penetapan KK Pelaksana sebagai berikut:

1) Pelaksana menyusun lKU, target lKU, trajectory (sesuai periode pelaporan),dan Manual lKU, sebagai konsep KK Pelaksana dengan memperhatikanKemenkeu-Four.

Sub Manajer Kinerja Organisasi beserta Pelaksana dan KepalaSubbagian/Seksi berkoordinasi dalam rangka membahas konsep KK.

sub Manajer Kinerja organisasi menyampaikan hasil pembahasan konsep KKkepada Manajer Kinerja organisasi paling lambat 8 (delapan) hari kerjasebelum batas waktu penandatanganan.

Manajer Kinerja organisasi dapat mengundang sub Manajer Kinerjaorganisasi dan pejabavpegawai yang ditunjuk dalam rangka membahaskonsep KK Pelaksana (Kemenkeu-Five) di lingkungan DJpu. Materipembahasan meliputi: penentuan SS, lKU, target capaian lKU, dan ManuallKU, serta hal-hal yang terkait dengan cascading dengan Kemenkeu-FourdanAl i g n m e nt deng an Kemenkeu - F iv e P elaksana la i n nya.

Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan hasil reviu/pembahasan konsep KKPelaksana di lingkungan DJPU kepada sub Manajer Kinerja organisasi palinglambat 3 (tiga) hari kerja sebelum batas waktu penandatanganan.

Konsep KK final disampaikan kepada Manajer Kinerja Organisasi paling lambat1 (satu) hari kerja sebelum batas waktu penetapan KK.

KK disepakati dan ditandatangani oleh Pejabat Eselon lV dan Pelaksana yangbersangkutan paling lambat tanggal 31 Maret tahun berkenaan. Dalam haltanggal tersebut bertepatan dengan hari libur maka KK ditetapkan palinglambat pada hari kerja terakhir sebelum hari libur.

6)

7)

8)

2)

3)

4)

5)

6)

7)

Teknis Penqelolaan Kineria DJptJ halaman -ee- f\r4

Page 15: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

3.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELOI.AAN UTANG

Mekanisme Perubahan KK

Beberapa hal yang dapat menyebabkan perubahan KK adalah:

a. Perubahan KK karena pergantian pejabat/Pejabat Fungsional/Pelaksana danberakhirnya masa tugas belajar.

Apabila pada tahun berjalan terjadi pergantian pejabaUPejabat

Fungsional/Pelaksana dan berakhirnya masa tugas belajar atas suatu KK, makaperlu dilakukan serah terima KK antara pihak pertama kepada pihak kedua, sebagaidasar penentuan target yang menjadi tanggung jawab untuk sisa waktu pada tahunberjalan. Format KK bagi pejabaUPejabat Fungsional/Pelaksana yang

menggantikan adalah berpedoman pada Formulir llb pada lampiran Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 454lKMK.01l2O11 tentang Pengelolaan Kinerja di

lingkungan Kementerian Keuangan.

Batas waktu perubahan KK yang disebabkan karena pergantianpejabaUPejabat Fungsional/Pelaksana dan berakhirnya masa tugas belajar adalahsebagai berikut:

1) pergantian pejabaUPejabat Fungsional harus ditetapkan paling lambat 10(sepuluh) hari kerja setelah pejabat yang bersangkutan dilantik dan berlakusurut sejak tanggal pelantikan.

2) mutasi pelaksana harus ditetapkan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerjasetelah Pelaksana yang bersangkutan menerima Surat Perintah MenjalankanTugas (SPMT) dan berlaku surut sejak tanggal penerimaan SPMT.

3) berakhirnya masa tugas belajar pelaksana harus ditetapkan paling lambat 10(sepuluh) hari kerja setelah Pelaksana yang bersangkutan menerima SPMTdan berlaku surut sejak tanggal penerimaan SPMT.

b. Perubahan KK selain akibat terjadinya pergantian pejabaUpegawai dilakukanapabila terdapat:

1) perubahan organisasi yang mengakibatkan adanya perubahan tugas danfungsi;

2\ perubahan target akibat perubahan undang-undang; dan

3) perubahan target tahunan yang disebabkan karena capaian IKU denganpolarisasi maximize pada Semester I telah mencapai/melebihi target tahunan,maka unit tersebut wajib melakukan penyesuaian atas target tahunan padatahun berjalan beserta trajectory pada periode berikutnya.

Perubahan KK yang disebabkan reorganisasi harus ditetapkan paling lambat15 (lima belas) hari kerja setelah pejabat yang bersangkutan dilantik dan berlakusurut sejak tanggal pelantikannya.

Perubahan KK antara lain IKU dan/atau target yang tercantum dalam KK(bukan karena pergantian pejabat), perlu dibuat addendum atas perubahan IKUdan/atau target yang terjadi. Addendum tersebut merupakan satu kesatuan yangtidak terpisahkan dengan KK yang telah ditetapkan sebelumnya.

Teknis halaman - "t

-(,tg

Page 16: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT J ENDEML PENGELOI.AAN UTANG

Perubahan atas suatu IKU dan/atau target yang telah ditetapkan harus

memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) untuk IKU dan/atau target tahunan yang tercantum pada KK, perubahan

ditetapkan paling lambat pada tanggal 20 Julitahun berjalan.

2) perubahan yang dilakukan tidak boleh mengubah target pada periode

sebelumnya yang telah dilaporkan capaiannya.

Format addendum mengacu pada Formulir V pada lampiran Keputusan MenteriKeuangan Nomor 454IKMK.0112011 tentang Pengelolaan Kinerja di lingkungan

Kementerian Keuangan.

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Organisasi

Monitoring adalah aktivitas berkala untuk menjamin pencapaian target yang telahditetapkan sedangkan evaluasi merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah tujuan yang

telah ditetapkan dapat dicapai dan sesuai dengan rencana. Monitoring dan evaluasidilakukan terhadap Laporan Capaian Kinerja yang meliputi realisasi capaian lKU, penjelasancapaian lKU, rencana tindak (action p/an) serta target waktu penyelesaian rencana tindak.

1. Laporan Capaian Kinerja Kemenkeu-One

a. Laporan Capaian Bulanan

1) Manajer Kinerja Organisasi menyusun dan menyampaikan Laporan CapaianKinerja Kemenkeu-One secara Bulanan kepada Direktur Jenderal paling lambattanggal 7 bulan berikutnya. Dalam hal tanggal tersebut bertepatan dengan harilibur, maka laporan tersebut disampaikan paling lambat pada hari kerjaberikutnya.

2) Apabila dipandang perlu Laporan Capaian Kinerja Kemenkeu-One secaraBulanan dapat dibahas dalam Rapim DJPU.

b. Laporan Capaian Triwulanan

1) Manajer Kinerja Organisasi, Sub Manajer Kinerja Organisasi, danPejabaUPegawai yang ditunjuk membahas Laporan Capaian KinerjaKemenkeu-One secara Triwulanan dalam rapat pembahasan paling lambattanggal 10 bulan berikutnya. Dalam hal tanggal tersebut bertepatan denganhari libur, maka pembahasan dilaksanakan paling lambat pada hari kerjaberikutnya.

2) Laporan Capaian Kinerja Kemenkeu-One secara Triwulanan dibahas dalamRapim DJPU yang diselenggarakan paling lambat tanggal 12 pada bulan April,Juli, Oktober, dan Januari.

3) Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan Laporan Capaian KinerjaKemenkeu-One DJPU secara Triwulanan yang ditandatangani oleh DirekturJenderal kepada Menteri Keuangan melalui Kepala Pusat Analisis danHarmonisasi Kebijakan paling lambat tanggal 14 pada bulan April, Juli,Oktober, dan Januari.

Teknis Penqelolaan Kineria DJPI) halaman -ra- (g

Page 17: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDEML PENGELOLAAN UTANG

Khusus penyampaianpenyampaian laporanmenggunakan tanggalOktober, dan Januari).

d. Kepala Subbagian Pengelolaan Kinerja pada Bagian Kepatuhan Internal, Setditjendan Administrator Unit DJPU melakukan input laporan capaian kinerja ke dalamaplikasi sistem manajemen kinerja berbasis BSC.

2. Laporan Capaian Kinerja Kemenkeu-Iwo

Sub Manajer Kinerja Organisasi membahas konsep Laporan Capaian KinerjaKemenkeu-Iwo secara Bulanan dan Triwulanan dengan Direktur/Sesditjen danKepala Bagian/Subdirektorat paling lambat tanggal 4 bulan berikutnya. Dalam hal

tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur maka pembahasan dilaksanakanpaling lambat pada hari kerja berikutnya.

Sub Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan konsep Laporan Capaian KinerjaKemenkeu-Iwo secara Bulanan dan Triwulanan kepada Manajer Kinerja palinglambat tanggal 5 bulan berikutnya. Dalam hal tanggal tersebut bertepatan denganhari libur maka laporan tersebut disampaikan paling lambat pada hari kerjaberikutnya.

Manajer Kinerja bersama Sub Manajer Kinerja Organisasi dan para pegawai yang

ditunjuk dapat membahas Laporan Capaian Kinerja Kemenkeu-Iwo secaraTriwulanan dalam rapat pembahasan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya.Dalam hal tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur, maka pembahasan

dilaksanakan paling lambat pada hari kerja berikutnya.

Sub Manajer Kinerja Organisasi masing-masing unit Eselon ll menyampaikanLaporan Capaian Kinerja Kemenkeu-Iwo secara Triwulanan yang ditandatanganioleh Direktur/Sesditjen kepada Direktur Jenderal dan ditembuskan kepada ManajerKinerja paling lambat tanggal 11 bulan berikutnya (setelah pembahasan Kemenkeu-One dan Kemenkeu-Two).

Laporan Capaian Kinerja Kemenkeu-Two secara Triwulanan dibahas dalam RapimDJPU yang diselenggarakan paling lambat tanggal 12 pada bulan April, Juli,Oktober, dan Januari.

Berdasarkan Laporan Capaian Kinerja sebagaimana dimaksud pada huruf e,Manajer Kinerja menghitung Nilai Kinerja Organisasi (NKO) Tahunan seluruhKemenkeu-Two serta menyampaikan kepada Sub Manajer Kinerja Pegawai palinglambat tanggal 18 pada bulan Januari tahun berikutnya. Dalam hal tanggal tersebutbertepatan dengan hari libur, maka laporan tersebut disampaikan paling lambatpada hari kerja berikutnya.

Sub Manajer Kinerja Organisasi dibantu oleh Sub Administrator Unit Eselon Il DJPUmelakukan input laporan capaian kinerja ke dalam aplikasi sistem manajemenkinerja berbasis BSC.

laporan capaian bulanan yang bersamaan dengantriwulanan, maka batas penyampaian laporan capaianpenyampaian laporan capaian triwulanan (April, Juli,

a.

b.

f.

halaman -e4- W

Page 18: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTOMT JENDEML PENGELOI AAN UTANG

3. Laporan Capaian Kinerja Kemenkeu-Five (Tenaga Pengkaji)

f.

Tenaga Pengkaji menyusun dan menyampaikan konsep Laporan Capaian KinerjaKemenkeu-Five kepada Direktur Jenderal ditembuskan kepada Manajer Kinerjapaling lambat tanggal tanggal 8 Juli untuk Semester I dan 8 Januari tahunberikutnya untuk Semester ll. Dalam hal tanggal tersebut bertepatan dengan hari

libur, maka laporan tersebut disampaikan paling lambat pada hari kerja berikutnya.

Manajer Kinerja bersama Sub Manajer Kinerja Organisasi Setditjen dan TenagaPengkaji membahas Laporan Capaian Kinerja Tenaga Pengkaji paling lambattanggal 12 Juli untuk Semester I dan 12 Januari tahun berikutnya untuk Semester ll.

Dalam hal tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur, maka laporan tersebutdisampaikan paling lambat pada hari kerja berikutnya.

Sub Manajer Kinerja Organisasi Setditjen menyampaikan Laporan Capaian Kinerjatenaga pengkaji hasil pembahasan yang ditandatangani oleh Tenaga Pengkajikepada Direktur Jenderal ditembuskan kepada Manajer Kinerja paling lambattanggal 14 Juli untuk Semester I dan 14 Januari tahun berikutnya untuk Semester ll.Dalam hal tanggal tersebut bertepatan dengan hari libur, maka laporan tersebutdisampaikan paling lambat pada hari kerja berikutnya.

Manajer Kinerja Organisasi menghitung CKP dan menyampaikan kepada DirekturJenderal paling lambat tanggal 18 Juli untuk Semester I dan tanggal 18 Januaritahun berikutnya untuk Semester ll untuk disetujui.

Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan CKP yang telah disetujui DirekturJenderal kepada Sub Manajer Kinerja Pegawai Setditjen paling lambat tanggal 20Juli untuk Semester I dan 20 Januaritahun berikutnya untuk Semester ll.

Kepala Subbagian Pengelolaan Kinerja pada Bagian Kepatuhan Internal, Setditjendan Administrator DJPU melakukan input laporan capaian kinerja ke aplikasi sistemmanajemen kinerja berbasis BSC.

4. Laporan Capaian Kinerja Kemenkeu-Three, Kemenkeu-Four, dan Kemenkeu-Five(Pejabat Fungsional dan Pelaksana)

Setiap PejabaVPegawai wajib mengisi LogBook untuk mencatat aktivitas yangterkait dengan proses pencapaian IKU yang menjadi tugasnya dan disampaikankepada atasan langsungnya paling lambat setiap akhir pekan untuk direviu danmemperoleh persetujuan atasan langsungnya.

Sebelum pelaksanaan penyusunan Laporan Capaian Kinerja, atasan langsungmelakukan kegiatan bimbingan dan konsultasi setiap saat, paling kurang 2 (dua)kali dalam setahun atas kinerja masing-masing pegawai dengan memperhatikanhasil evaluasi kinerja. Bimbingan dan konsultasi tersebut dilakukan oleh masing-masing atasan langsung secara berjenjang.

Masing-masing PejabaUPegawai sesuai dengan jabatannya menyusun danmenyampaikan konsep Laporan Capaian Kinerja semesteran Kemenkeu-Three-Four-Five kepada atasan langsungnya paling lambat tanggal 8 Juli untuk Semester I

dan tanggal 8 Januari tahun berikutnya untuk Semester ll. Dalam hal tanggal

a.

b.

d.

e.

halaman -eS- fly4

Page 19: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

e.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELOI.AAN UTANG

tersebut bertepatan dengan hari libur, maka laporan tersebut disampaikan paling

lambat pada hari kerja berikutnya.

Masing-masing Kepala Bagian/Subdirektorat bersama Sub Manajer Kinerja

Organisasi membahas konsep Laporan Capaian Kinerja Kemenkeu Four-Five(pelaksana) dalam rapat internal Unit eselon lll paling lambat tanggal 10 Juli untuk

Semester ldan 10 Januari tahun berikutnya untuk Semester ll. Dalam hal tanggaltersebut bertepatan dengan hari libur, maka pembahasan dilaksanakan paling

lambat pada hari kerja berikutnya.

Sub Manajer Kinerja Organisasi memfasilitasi pembahasan:

1) konsep Laporan Capaian Kinerja Kemenkeu Three Kepala Bagian/Subdirektoratdan Sesditjen/Direktur; dan

2) konsep Laporan Capaian Kinerja Kemenkeu Five Pqabat Fungsional danSesditjen/Direktur,

paling lambat tanggal 12 Juli untuk Semester l dan 12 Januari tahun berikutnya

untuk Semester ll.

Masing-masing Kepala Bagian/Subdirektorat menyampaikan Laporan CapaianKinerja semesteran Kemenkeu-Three-Four-Five hasil pembahasan kepada Sub

Manajer Kinerja Organisasi dengan tembusan kepada Manajer Kinerja Organisasipaling lambat tanggal 14 Juli untuk Semester I dan 14 Januari tahun berikutnya

untuk Semester ll.

Sub Manajer Kinerja Organisasi masing-masing unit Eselon ll menyampaikanLaporan Capaian Kinerja hasil pembahasan yang ditandatangani oleh KepalaBagian/Subdirektorat kepada Sesditjen/Direktur paling lambat tanggal 19 Juli untukSemester I dan 19 Januari tahun berikutnya untuk Semester ll.

Sub Manajer Kinerja Organisasi mereviu/mengevaluasi Laporan Capaian KinerjaKemenkeu-Three-Four-Five, menghitung CKP dan menyampaikan kepadaSesditjen/Direktur paling lambat tanggal 19 Juli untuk Semester ldan 19 Januaritahun berikutnya untuk Semester ll untuk disetujui.

Sub Manajer Kinerja Organisasi menyampaikan CKP yang telah disetujuiSesditjen/Direktur kepada Sub Manajer Kinerja Pegawai paling lambat tanggal 20Juli untuk Semester I dan 20 Januari tahun berikutnya untuk Semester ll.

Manajer Kinerja Organisasi dapat melakukan reviu dan validasi terhadap capaianIKU unit eselon lll sampai dengan level pelaksana dengan metode sampling.

Sub Manajer Kinerja Organisasi dibantu oleh Administrator Unit Eselon llmelakukan input laporan capaian kinerja Kemenkeu-Three-Four-Five ke aplikasisistem manajemen kinerja berbasis BSC.

f.

Page 20: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PENGELOI.AAN UTANG

C. Mekanisme Perhitungan Capaian Kineria Pegawai

Perhitungan Capaian Kinerja Pegawai (CKP) dibedakan antara Pejabat yang memilikiPeta Strategi dan PejabaUPegawai yang tidak memiliki Peta Strategi. Di lingkungan DJPU,pejabat yang memfliki Peta Strategi adalah Direktur Jenderal dan Sesditjen/Direktur,sedangkan pejabaUpegawai yang tidak memiliki Peta Strategi adalah Tenaga Pengkaji,Pejabat Eselon lll, lV, Pejabat Fungsional, dan Pelaksana.

1. CKP Pimpinan UniUPejabat yang memiliki Peta Strategi

a. Untuk pejabat yang memiliki Peta Strategi maka CKP akan sama dengan NKOapabila pimpinan unit tersebut bekerja selama kurun waktu 1 (satu) tahun berjalanpada unit yang sama.

b. Komponen perhitungan CKP pejabat yang memiliki Peta Strategi terdiri atas tigakomponen, yaitu

1) capaian IKU;

2) nilaiSasaran Strategis; dan

3) nilai Kinerja Perspektif.

Proses penghitungan CKP untuk pejabat yang memiliki Peta Strategi dapatdigambarkan dalam tahapan berikut ini:

2. CKP PejabaVPegawai yang tidak memiliki Peta Strategi

a. Perhitungan capaian kinerja bagi pejabat atau pegawai yang tidak memiliki PetaStrategididasarkan pada Capaian IKU pada KK.

b. IKU dalam KK terdiri dari dua komponen yaitu:

1) IKU Cascading;dan

2) IKU Non-Cascading.

c. Ketentuan tentang pembobotan kedua komponen adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Pembobotan Jenis IKU

Berdasarkan bobot IKU berdasarkankonsolidasi validitas

Berdasarkan rata-rata bobot dari jumlahtotal IKU non-cascading

iukTeknis Kineria DJPU halaman -17- lfWD

Page 21: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELOI-AAN UTANG

Apabila dalam IKU pejabaUpegawai hanya terdapat salah satu jenis IKU yaitu IKU

cascading atau IKU non cascading maka perhitungan pembobotan variabel tidakmengikuti ketentuan diatas (1 00%).

Proses penghitungan CKP untuk PejabaUPegawai yang tidak memiliki Peta Strategi

dapat digambarkan dalam tahapan berikut ini:

Secara sederhana, formula perhitungan CKP adalah sebagai berikut.

1) Capaian IKU

2) NilaiVariabel (NV) :

3) CKP :

Realisasi/Target (setelah polarisasi dikonversi menjadi

maximize).

f (Capaian IKU x Bobot IKU).

I (NV x Bobot Variabel).

Teknis halaman -18- fYf,

Page 22: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELO!.AAN UTANG

BAB III

PENGELOLAAN KINERJA PEGAWAI DJPU

Mekanisme Pengelolaan Kinerja Pegawai DJPU

1. Capaian Kinerja Pegawai (CKP)

Manajer Kinerja Pegawai dan Sub Manajer Kinerja Pegawai menerima CKP dariManajer Kinerja Organisasi dan Sub Manajer Kinerja Organisasi sesuai dengan tenggatwaktu yang telah diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang NomorKEP-23/PU12012 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja Organisasi DirektoratJenderal Pengelolaan Utang yaitu setiap tanggal 18 Januari tahun berikutnya. CKP ini

bersama Nilai Perilaku (NP) akan digunakan sebagai komponen pada penilaian NilaiKinerja Pegawai tahun bersangkutan.

2. Nilai Perilaku (NP)

Penilaian perilaku dilakukan pada hari kerja terakhir bulan Juni dan hari kerjaterakhir bulan Desember. Jadwal pelaksanaan penilaian adalah sebagai berikut:

Evaluee menyampaikan nama-nama pegawai yang diusulkan sebagai eialuatorkepada atasan langsung untuk ditetapkan, selanjutnya atasan langsungmenyampaikan kepada Manajer Kinerja Pegawai atau Sub Manajer Kinerja Pegawaipaling lambat tanggal 10 Juni untuk periode penilaian Januari-Juni, dan tanggal 10Desember untuk periode penilaian Juli-Desember. Dalam hal tanggal tersebut bukanmerupakan hari kerja, dapat disampaikan pada hari kerja berikutnya setelah tanggaltersebut.

Penunjukan evaluator oleh Pejabat yang berwenang menetapkan dilakukan palinglambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum batas akhir masa penilaian (Juni dan Desember).

Evaluator untuk Pejabat Struktural terdiri dari Atasan Langsung, 2 (dua) orang peersdan 2 (dua) orang bawahan. Dalam hal tidak mempunyai peers maka bobot peersditambahkan pada bawahan, dalam haljumlah peers kurang dari ketentuan minimal,maka jumlah peers yang menjadi evaluaforsesuai dengan jumlah yang ada. Dalamhal tidak mempunyai bawahan maka bobot ditambahkan pada peers, dalam haljumlah bawahan kurang dari ketentuan minimal, maka jumlah bawahan yang menjadievaluator sesuai dengan jumlah yang ada.

Evaluator untuk Pejabat Fungsionalterdiri dariAtasan Langsung dan 4 (empat) orangpeers. Dalam hal tidak mempunyai peers dapat diambilkan dari pengguna layanan,dalam hal jumlah peers kurang dari ketentuan minimal, maka jumlah peers yangmenjadi evaluator sesuai dengan jumlah yang ada.

Evaluator untuk Pelaksana terdiri dari Atasan Langsung dan 4 (empat) orang peers.Dalam hal tidak mempunyai peers atau jumlah peers kurang dari ketentuan minimal,dapat diambil dari unit eselon lV lain unit eselon lll yang sama.

b.

d

Teknis Penqelolaan Kineria DJPIJ halaman - r9 -

Page 23: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JEN DERAL PENGELOI.AAN UTANG

f. Dalam hal Atasan Langsung evaluee tidak ada/berhalangan tetap dan tidak dijabatoleh Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) atau Pejabat Pelaksana Harian (Plh.), maka

Atasan Langsung-nya ditarik secara berjenjang keatas. Apabila dijabat oleh Plt. atau

Plh. sepanjang masa jabatannya telah mencapai periode penilaian, maka AtasanLangsung-nya adalah Pejabat Plt. atau Plh. Tersebut.

g. Penyebaran kuesioner dilakukan mulai tanggal 27 Juni untuk periode penilaian

Januari-Juni, dan tanggal 27 Desember untuk periode penilaian Juli-Desember.

h. Penyampaian kuesioner yang telah diisi oleh evaluafor kepada Manajer Kinerja

Pegawai atau Sub Manajer Kinerja Pegawai dilakukan paling lama 3 (tiga) hari kerjasetelah penilaian tiap periode. Selanjutnya Manajer Kinerja Pegawai atau Sub

Manajer Kinerja Pegawai menghitung NP berdasarkan hasil kuesioner.

3. Penetapan Nilai Kinerja Pegawai (NKP)

a.

b

Manajer Kinerja Pegawai dan Sub Manajer Kinerja Pegawai melakukan perhitungan

NKP berdasarkan CKP dan NP setelah sebelumnya dilakukan pembobotan sesuai

bobot yang telah ditetapkan.

Manajer Kinerja Pegawai dan Sub Manajer Kinerja Pegawai menyusun konsepKeputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan Nilai Kinerja Pegawai (NKP),

dan menyampaikannya kepada pejabat yang berwenang menetapkan paling lambat

setiap tanggal 25 Januari.

Penetapan NKP untuk Pejabat Eselon ll ditandangani oleh Direktur Jenderal.

Penetapan NKP untuk Pejabat eselon lll, lV, Pejabat Fungsional, dan pelaksanapada Sekretariat Direktorat Jenderal/Direktorat ditandatangani oleh SekretarisDirektorat Jenderal/Direktur atas nama Direktur Jenderal.

c.

d.

halaman - zo -M,

Page 24: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JEN DERAL PENGELOLAAN UTANG

BAB IV

PENETAPAN PENGELOLA KINERJA ORGANISASI DAN PEGAWAI

A. Pengelola Kinerja Organisasi

1. Manajer Kinerja Organisasi

a. Manajer Kinerja Organisasi merupakan pejabat Eselon lll yang mengelola kinerja

DJPU dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal.

b. Penunjukan Manajer Kinerja Organisasi diusulkan oleh Direktur Jenderal

Pengelolaan Utang untuk ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan.

Dalam menjalankan tugasnya untuk mengelola aplikasi, Manajer Kinerja Organisasi

dibantu oleh seorang staf Manajer Kinerja Organisasi sebagai Administrator Unit

Eselon L

Manajer Kinerja Organisasi mengusulkan Administrator Unit Eselon I untuk

ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal.

Tugas Manajer Kinerja Organisasi:

1) Mengkoordinasikan penyusunan Peta Strategi, SS, lKU, dan lS besertabesaran target Kemenkeu-One dan menyampaikan konsep KK Kemenkeu-Onetersebut kepada Kepala Pushaka.

2) Mengkoordinasikan penyusunan KK Kemenkeu-Two di lingkup Unit Eselon I

yang bersangkutan.

Melakukan reviu atas konsep Kemenkeu-Iwo seluruh Unit Eselon ll di lingkupUnit Eselon I yang bersangkutan, baik secara vertikal maupun horisontal.

Menyusun konsep KK Tenaga Pengkaji dan menghitung CKP TenagaPengkaji.

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian IKU Kemenkeu-Iwodi lingkup Unit Eselon I yang bersangkutan.

Menyiapkan laporan secara periodik dan memfasilitasi adanya reviu ataskinerja Unit Eselon I serta menyampaikannya kepada Kepala Pushaka.

Melakukan sosialisasi dan diseminasi sistem manajemen kinerja berbasis BSCdi lingkup Unit Eselon I yang bersangkutan.

Menghitung NKO Unit Eselon ll dan CKP Tenaga Pengkaji setiap awal tahunberikutnya serta menyampaikan kepada Sub Manajer Kinerja Pegawai.

Menatausahakan dokumen KK, laporan capaian kinerja triwulanan, danNKO/CKP akhir tahun.

10) Mempunyai akses penuh atas data CKP pada unit yang bersangkutan.

11) Mengelola aplikasi sistem manajemen kinerja berbasis BSC dengan dibantuoleh Administrator Unit DJPU.

3)

4)

5)

6)

7)

8)

e)

Teknis halaman - ze -

fY{,

Page 25: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

12) Melakukan reviu terhadap penyusunan IKU dan validasi terhadap capaian IKU

unit eselon ll dan dapat melakukan reviu terhadap penyusunan IKU dan

validasi terhadap capaian IKU Pejabat Eselon lll sampai dengan level

pelaksana dengan metode sampling.

2. Sub Manajer Kinerja Organisasi

a. Sub Manajer Kinerja Organisasi merupakan pejabat Eselon lV yang mengelola

kinerja Unit Eselon ll dan bertanggungjawab kepada Direktur/Sesditjen.

b. Penunjukan Sub Manajer Kinerja Organisasi diusulkan oleh pimpinan unit eselon ll

bersangkutan untuk ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal.

c. Dalam menjalankan tugasnya untuk mengelola aplikasi, Sub Manajer Kinerja

Organisasi dibantu oleh seorang staf Sub Manajer Kinerja Organisasi sebagai Sub

Administrator Eselon ll.

d. Penunjukan Sub Administrator diusulkan oleh Sub Manajer Kinerja Organisasi untuk

ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal.

e. Tugas Sub Manajer Kinerja Organisasi:

1) Mengkoordinasikan penyusunan Peta Strategi dan IKU beserta besaran targetKemenkeu-Iwo dan menyampaikan konsep KK Kemenkeu-Iwo kepada

Manajer Kinerja Organisasi.

2) Mengkoordinasikan penyusunan KK Kemenkeu-Three, Four, dan Five di

lingkup Unit Eselon ll yang bersangkutan.

3) Melakukan reviu atas konsep Kemenkeu-Three-Four-Five seluruh Unit Eselon

lll di lingkup Unit Eselon ll yang bersangkutan, baik secara vertikal maupunhorisontal.

4) Memfasilitasi pembahasan konsep Kemenkeu-Three-Four-Five seluruh UnitEselon lll di lingkup Unit Eselon ll yang bersangkutan dengan Manajer Kinerja

Organisasi

5) Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian IKU Kemenkeu-

Three, Four, dan Five di lingkup Unit Eselon ll yang bersangkutan.

6) Menyiapkan laporan secara periodik dan memfasilitasi adanya reviu atascapaian kinerja Unit Eselon ll serta menyampaikannya kepada Manajer Kinerja

Organisasi.

7) Melakukan sosialisasi dan diseminasi sistem manajemen kinerja berbasis BSC

di lingkup Unit Eselon ll yang bersangkutan.

8) Menghitung CKP Pejabat Eselon lll, lV, dan Pelaksana setiap awal tahun

berikutnya serta menyampaikan kepada Sub Manajer Kinerja Pegawai.

9) Menghitung CKP Pejabat Fungsional pada lingkup Unit Eselon ll yang

bersangkutan setiap akhir tahun serta menyampaikan kepada Sub ManajerKinerja Pegawai.

10) Menatausahakan dokumen KK, laporan capaian kinerja triwulanan, danNKO/CKP akhir tahun,

halaman - zz -

rvtD

Page 26: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

Bagan 2. Struktur Pengelola Kineria Organisasi

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

1 1) Mempunyai akses penuh atas data CKP pada unit yang bersangkutan.

12)Mengelola aplikasi sistem manajemen kinerja berbasis BSC yang dibantu oleh

Administrator Unit Eselon ll.

Administrator Unit adalah pegawai yang diusulkan oleh Manajer Kinerja Organisasi dan

Sub Manajer Kinerja Organisasi yang berfungsi membantu mengelola administrasi

aplikasi sistem manajemen kinerja berbasis BSC. Manajer Kinerja Organisasi dibantu

oleh Administrator Unit Eselon I dan Sub Manajer Kinerja Organisasi dibantu oleh SubAdministrator unit Eselon ll.

Struktur Pengelola Kinerja Organisasi

----f : Tanggung Jawab

.......) : Pelaporan

B. Penetapan Pengelola Kineria Organisasi

Dalam melaksanakan tugas mengelola kinerja organisasi di lingkungan DJPU, ManajerKinerja Organisasi dibantu oleh Sub Manajer Kinerja Organisasi pada setiap unit Eselon ll,

dengan susunan sebagai berikut:

Teknis Penoelolaan Kineria DJPU

3.

4.

halaman -23-[yE

Page 27: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT J EN DERAL PENGELOI.AAN UTANG

Tabel3. Pengelola Kineria Organisasi di Lingkungan DJPU

Kepala Bagian Kepatuhan lnternal Manajer KinerjaOrganisasi Eselon I

Sub Manajer Kinerja

Organisasi SetditjenKepala Subbagian Pengelolaan KinerjaBagian Kepatuhan Internal Setditjen

Sub Manajer KinerjaOrganisasi Direktorat PH

Kepala Seksi Perencanaan dan evaluasiKinerja Dit Pinjaman dan Hibah (PH)

Direktorat SUNKepala Seksi Perencanaan dan evaluasiKinerja Dit Surat Utang Negara (SUN)

Sub Manajer KinerjaOrganisasi DirektoratSUN

Kepala Seksi Perencanaan dan evaluasiKinerja Dit Pembiayaan Syariah (PS)

Sub Manajer KinerjaOrganisasi Direktorat PS

Kepala Seksi Perencanaan dan evaluasiKinerja Dit Strategi dan Portofolio Utang(sPU)

Sub Manajer KinerjaOrganisasi DirektoratSPU

Direktorat SPU

Kepala Seksi Perencanaan dan evaluasiKinerja Dit Evaluasi, Akuntansi danSetelmen (EAS)

Sub Manajer KinerjaOrganisasi DirektoratEAS

Direktorat EAS

C. Pengelola Kineria Pegawai

1. Manajer Kinerja Pegawai

Manajer Kinerja Pegawai merupakan pejabat Eselon lll yang mengelolaSDM/kepegawaian DJPU dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal.

Penunjukan Manajer Kinerja Pegawai diusulkan oleh Direktur Jenderal PengelolaanUtang untuk ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan.

Dalam menjalankan tugasnya untuk mengelola aplikasi, Manajer Kinerja Pegawaidibantu oleh seorang staf Manajer Kinerja Pegawai sebagai Administrator UnitEselon L

Manajer Kinerja Pegawai mengusulkan Administrator Unit Eselon I untuk ditetapkandalam Keputusan Direktur Jenderal.

e. Tanggung jawab Manajer Kinerja Pegawai:

'ukTeknisKineria DJPU halaman

Page 28: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN UTANG

1) menyusun konsep Keputusan Menteri Keuangan tentang Pengelola Kinerja

Pegawai dan administrator level unit eselon ll pada DJPU atas usulan dari

pimpinan unit eselon ll;

2) memastikan bahwa kuesioner untuk menilai perilaku pejabat eselon ll telah diisi

oleh para evaluator;

3) menerima CKP para Pejabat Eselon ll yang didapat dari Manajer Kinerja

Organisasi DJPU;

4) menghitung NP para Pejabat Eselon ll berrdasarkan hasil kuesioner;

5) menghitung NKP para Pejabat Eselon ll berdasarkan CKP dan NP pada unityang menjadi tanggung jawabnya;

6) menyusun konsep Keputusan Menteri Keuangan tentang NKP para Pejabat

Eselon ll pada unit yang menjaditanggung jawabnya setiap awal tahun;

7) mensosialisasikan aturan tentang NKP kepada para Pegawai pada unit yang

menjadii tanggung jawabnya;

8) dapat melakukan reviu dan validasi terhadap NKP para pegawai di bawahnyasampai dengan level pelaksana dengan metode sampling;

9) memastikan bahwa data pegawaiyang diinilai adalah data yang mutakhir.

2. Sub Manajer Kinerja Pegawai

a. Sub Manajer Kinerja Pegawai merupakan pejabat Eselon lV yang mengelola kinerjapegawai Unit Eselon ll dan bertanggungjawab kepada Direktur/Sesditjen.

b. Penunjukan Sub Manajer Kinerja Pegawai ditetapkan dalam Keputusan DirekturJenderal.

c. Dalam menjalankan tugasnya untuk mengelola aplikasi, Sub Manajer KinerjaPegawai dibantu oleh seorang staf Sub Manajer Kinerja Pegawai sebagai SubAdministrator Eselon ll.

d. Penunjukan Sub Administrator diusulkan oleh Sub Manajer Kinerja Pegawai untukditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal.

e. Tanggung jawab Sub Manajer Kinerja Pegawai:

1) Memastikan bahwa kuesioner untuk menilai perilaku Pejabat Eselon lll, lV,Pejabat Fungsional, dan Pelaksana telah diisi oleh para evaluator.

2) Menerima CKP para Pejabat Eselon lll, lV, Pejabat Fungsional dan Pelakssana yang didapat dari Sub Manajer Kinerja Organisasi.

3) Menghitung NP para Pejabat Eselon lll, lV, Pejabat Fungsional dan Pelaksanaberdasarkan hasil kuesioner.

4) Menghitung NKP pejabat eselon lll, lV, Pejabat Fungsional, dan pelaksanapada unit yang menjadi tanggung jawabnya.

5) Menyusun konsep Keputusan Menteri Keuangan tentang NKP Pejabat Eselonlll, lV, Pejabat Fungsional, dan pelaksana pada Unit Eselon ll yangbersangkutan.

6) Mensosialisasikan aturan tentang NKP P kepada Pegawai pada unit yangmenjadi tanggung jawabnya.

Teknis Penqelolaan Kineria DJPIJ halaman - z5 -

f'tv

Page 29: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADI REKTORAT JENDERAL PENGELOLMN UTANG

3. Administrator Unit adalah Pegawai yang diusulkan oleh Manajer Kinerja Pegawai danSub Manajer Kinerja Pegawai yang berfungsi membantu mengelola administrasipengelolaan kinerja pegawai. Manajer Kinerja Pegawai dibantu oleh Administrator UnitEselon I dan Sub Manajer Kinerja Pegawai dibantu oleh Sub Administrator unit Eselon ll.

4. Struktur Pengelola Kinerja Pegawai:

Bagan 3. Struktur Pengelola Kinerja Pegawai

: Tanggung Jawab

.......) : pelaporan

Teknis Penoelolaan Kineria DJPU halaman - z5 -ITY}

Page 30: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PENGELOI.AAN UTANG

Penetapan Pengelola Kinerja Pegawai

Dalam melaksanakan tugas mengelola kinerja pegawai di lingkungan DJPU, Manajer

Kinerja Pegawai dibantu oleh Sub Manajer Kinerja Pegawai pada setiap unit Eselon ll,

dengan susunan sebagai berikut:

Tabel4. Pengelola Kineria Pegawai di Lingkungan DJPU

Manajer Kinerja PegawaiEselon I

Kepala Bagian Organisasi danKepegawaian

Sub Manajer Kinerja

Pegawai Setditjen untuklingkup BagianOrganisasidanKepegawaian, BagianKeuangan, dan Bagian

Teknologi Informasi

SekretariatDirektorat Jenderal

Kepala Subbagian AdministrasiKepegawaian, Bagian Organisasi danKepegawaian Setditjen

SekretariatDirektorat Jenderal

Sub Manajer KinerjaPegawai Setditjen untuklingkup BagianKepatuhan Internal,Bagian Umum, danPejabat Fungsional

Kepala Subbagian PengembanganPegawai, Bagian Organisasi danKepegawaian Setditjen

Sub Manajer KinerjaPegawai Direktorat PH

Kepala Subbagian Tata Usaha DirektoratPinjaman dan Hibah (PH)

Sub Manajer KinerjaPegawai Direktorat SUN

Kepala Subbagian Tata Usaha DirektoratSurat Utang Negara (SUN)

Sub Manajer KinerjaPegawai Direktorat PS

Kepala Subbagian Tata Usaha DirektoratPembiayaan Syariah (PS)

Sub Manajer KinerjaPegawai Direktorat SPU

Kepala Subbagian Tata Usaha DirektoratStrategi dan Portofolio Utang (SPU)

Sub Manajer KinerjaPegawai Direktorat EAS

Kepala Subbagian Tata Usaha DirektoratEvaluasi, Akuntansi dan Setelmen (EAS)

Teknis Penqelolaan Kineria DJPU halaman -27 -ly'

Page 31: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PENGELOI.AAN UTANG

BAB VI

PENUTUP

Sesuai dengan ketentuan dalam Diktum KESEMBII-AN Keputusan Menteri Keuangan Nomor454|KMK.01l2O11tentang Pengelolaan Kinerja di Lingkungan Kementerian Keuangan, petunjuk

teknis ini mengatur tentang pengelolaan kinerja di lingkungan DJPU, baik pengelolaan kinerja

organisasi maupun kinerja pegawai, yang antara lain meliputi kegiatan monitoring dan evaluasi,

mekanisme perhitungan dan penetapan bobot nilai kinerja, serta penetapan pengelola kinerja.

Hal-hal yang tidak diatur dalam Petunjuk teknis ini mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan

Nomor 454|KMK.O1 l2O1 1 .

Petunjuk Teknis Pengelolaan Kinerja DJPU ini ditetapkan untuk dilaksanakan oleh pegawai

di lingkungan DJPU dalam rangka meningkatkan kinerja, sekaligus sebagai bagian darikebijakan peningkatan manajemen SDM yang menjadi salah satu pilar dalam pelaksanaan

Reformasi Birokrasi di Kementerian Keuangan secara umum dan di DJPU pada khususnya.

DIREKTUR JENDERAL,W

RAHMAT WALUYANTONrP 19s610031985101001

Teknis halaman - zg -

NV

Page 32: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

&\,ordI

cao

E-g.U

5992"(to

=E<8<o

3EtgEZ

oz{Ff,zSoJLu(,zLrJ(L

J

tL!oztu-E:)FYtuE

ISo*RF-lF.-E: C!-J f

=dQ-zV.4z r (E(Y4=.-r-g5P b>+=y c539F E

J|!bihttroY=|Etr5ln3go4(!

=!,(!-l

'4:o.-6-'E 'trgPe58E,s €;dci€ H3tsq9=OC'a Et:q E f,.rl'=iEa g s *;€? E Epoa.5(E6i* s fr E.glvbEgb -e Ev s'E' ! E:EF':Ff : E=-sEE FB€ E.E- s EI t E P--crE*=E P Ev gv 5 €&u a : v?= E : s!€9 F EcEE!-g{* 5.:

EE F F Estsg F -EEiE I F':-;;'aq€.8 E .8 t-ic

$ t . {?5e e 9 [r;i b- F *=s$€ 's € ;FEg o - tEE.s € s €E6C!C,9=eo oJ t! i--; s: 3#p

E a = a IEf-8,r I i - A=Ef = = =. E E#o&

= ooo

= _

a2eilz)2=.={3qftUtfrzo-4trd(Z"-q.o)zUJ UJYlz<<xtYruV-#I,JJY

j

tuJozlrJ

t:)FYlrJt6

Page 33: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

J.\1=

C,c1

I

cao

E_g.D

EbrotcF

rJtFIsrFI

G1

NFI

r{FIoct)

oo

N(o

r.rl

+(ft

'6t!:|!UJ

OU

o0co.Eco

=

trotrgJ@o!oLo.L

;oOJri|rJ

(!Jo0c

€o,=

I5o

Jc(u

Ec)\Z(!'coc!zc(o(!o-(('(Jc(oLoCL

s(!ELoPcc(oth(o

(oltE(uo-

oL'ag\ZLqJ

(uc(o

(oE(oo.o

Jo,=

I5o

Jc(u

Eo:z(o

o)cvc(!n'CL(oUC(!Loo.(oJc(ott,(o

(ollEoo.

t|!

c(o'6o.E|!

coo.

^i

(oLoEco

5P-v,oL

o(o!(oooJqJ

soIfoIcoEOJ\Z(!Loc\Zc(o(Ecto(J(o

oo(o

Jc(!(!ctE(o

c(uoc(!!c|!cfrn5coo-di

gl!Eg53Fotoo

.L

=co(uUI

IJ.JP(!.Yotc.P

Eo

I

oJc.otro\z(oL(uc\zc(o(!o(o(Jcgoo-5t!c.Lo+rcc(!6€(o-oEo

CL

..i

(oLog\zLoG'

(o

(oT'(oo(u

Jo

Ifq)-vcoEo)!z

Lc)Cvc(o(!o(oL)c(!Loo(oJ

(o

(!-c(u-oEoottl(o

(!(!oE(o

OJo-

^i

t^(ov,c(oq(Lo(gLocvL

.o)(Uc(!

c(oo(

o!to

IAJsoIfq)

.YcoEo)\z(oLoc=c(g'(!aIE(Jcgoo_sc(!6(!-c(Il-oEoo-di

6Lq)Ecof

.Yoi5(!E(!oo

Jo.=l\

I

=o).Yqc)Eo\Z(U't(uc=c(!(oo.(!(Jc(uLoo.sc(gIA(o-c.(!llE(uo,

IA(D

-cc(ofito.E(!

oo-+

o,=

I

=o)Jc(u

Eo\ZE(!Itq)soI5o

Jc(u

EorZ(oL'oc\zc(!t!CL(!(Jc(o

oct

_5ttlt!(!-oE(l)

Ec.(!c'6.Eo-(oct(oErfi

(oJ(o

t^f

CL

=sq)

(!bIc(o

=(uY.EoP

c)

(o'ct(ooOJJoo

I

o-tzc(u

Eo\Z(oLocEc(!(oot!(Jc.(o

oasc(o(EoE(o

c(u

CL(ri

(E

cJ-vL(u

-cl(o'3(uxLa!

(!EI(!CL

(!-clE!bo.g(oo.Eo

J=Js!|!cc.(o(oc(!tn.Ysc).cL

L(U(g _Y(o(!sE(EEJ5s-oo:=cL 'gL(E=E-v,(!Etn U0(!Cgtt.sEq€il(oo)!.ct

=(u5s(l)9.lL-(u(o+r OO

=9p.Y (!G'P]or, '=siibo-co<.ic.iEGo|!I

ozFf,zI9uJ9ztro-z)4-lUr2=HEtFPZkH6dzzS-4Sn eFi= J

-:1 O-- J=fii- ozU urSz J oFtx6 9

=sxe frf5>F 46IzI0co-tEulzY_tn

:)J

utzo(9zEoEzol{{asFlrrEtr

a9otz)Y7={5qLUtHzzo-f;izffiq.oJZ|'IJ IUYlz<<tE9r,u vFUJ

{LrJY

Page 34: Kepdirjen Nomor KEP 34 PU 2012

.e\*<.rpc.(o

E.!(o

59P2"<r,=E=E5RF@\

+-Q '

tstz

fi;c=.YLOJ

-ct(!'F(u

JL(!

(!E(!o.(o-oEgo0.s(!CLc,(EJ=-v,sE(o

cc(o(oc,(!:g(uo.caaJ

a(Ectr(o:vt=t_dE-;.=F!E(o(Evt 9PEbPEc-c(!

toso-Hg.L

=ojj -oG'+.:rr=c,Egoe(ut!+t OOiaOFC

Jl!(!P3-etn'=gG.!A-@

-iFiEt!oorJ

z0cUJ

vlUJ

IIJvlurooEEI4vttt

=(90co0curzY6DJ

ulzo('zocotszol{-last\l{Etr

a2ente={5qftUt.rtZo-{-rrri <zffiqo=zIU TUY;z<5""lrJ V

={lUY

Gsc,

P

tnF{

sfF.l

(t')e'l(\r{

F{

oe{

ct)

00

(0

rn

=fm

Fl

.Ao!|!EIdo0cogo

=

EEgt^oEovlo!oo6-

o!c=.t'lbtcG,

(ora(!(!(!E(octo

J(oL(u

v(!(oo(oL)c(oLooso(utttco

Jc(o

.Y(!oE(!cq,EE(t,Ecv,5co

.i

ttl(!E(o-oEo,E([

.Yu0coo-(obo(ocoFct!Ei@P

EP(u.nIA(!6ca!go

o(!'F(uc!Zo(g'F -*(o;>deSo.7P.dEvr(!;(uIto c6v,=(odl|o-o-(g!zu.sF(o:

=sci

(!.Y00coo-(!bo(oc,(u(o.F9'a.=(!\z ,9eC.s$(oLo-OLe.E9hs,t=' b

(!

EF'6>O-otrE=(oio?oq.;J

(!c-Yo2.= tr!rg3.9';; Et(!E6(!'-E

SE6€(oc,'F(uqr-

Y!.EePi5(!(E>€.cro=0)ttt xcri

=troot^ulP(o

-cl(E

oCL

c(ootc(uE(!c|!t

-!z(!oo-ori{5oqI

5o

-szcoEo!Z(!-c(!llEoEtJl(o.9c(o

Eo(!L(uc\zL

.o(!c(!

-oftnj

(!cou,0cJlJ-(D

-cto(u

CL

AJ

,lq.I

fo

Jc(u

Eo)>z

c(ottqJq.,

tr5o

Jc.oEo!zvltu-c(oltEoE6(o6c$=o6.(o. EL-6o lJ,.lC+r

=g;.e.=(uF;ttcrOv) E'ui

'6(oIA

cG'

Eo(!'3ocvLo(!cG'

-o5tJ1(!tt(oCLo-vc(oIA(!

.!.oE0, '6CL(!

ravr C.(! (!Ert.s6q.qEL

=PFvAoH'dr'r C

F>b*gE_5oq,

izcs*tr5(o=>E!oq,P>rtci