materi pbg
TRANSCRIPT
ACARA 1 : KOMINUSI
Pengertian : Kominusi adalah proses mereduksi ukuran butir atau proses meliberasi bijih. Yang dimaksud dengan proses meliberasi bijih adalah proses melepaskan bijih / mineral berharga tersebut dari ikatannya / pengotornya.
Tujuan : a .Membebaskan / meliberasi mineral berharga dari material pengotornya
b. Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan pada proses berikutnya
c. Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan zat lain, misalnya reagen flotasi.
d. Mendapatkan ukuran bijih yang sesuai dengan kehendak atau permintaan konsumen.
Proses : 1. Crushing (penghancuran)
2. Grinding ( penggerusan )
Tahapan Crushing :
1. Primary crushing = Merupakan tahap pengancuran yang pertama.
Ukuran umpan : 5 cm – 22,5 cm
Alat : Jaw crusher, Gyratory crusher , Cone crusher
2. Secondary crushing = Merupakan tahap lanjutan dari primary crushing dimana ukuran umpan lebih kecil
Ukuran umpan : 2,5 cm – 7,5 cm
Alat : Jaw crusher kecil, Roll crusher, Cone crusher
3. Fine crushing = merupakan lanjutan dari proses primary crushing dan secondary crushing
Ukuran umpani : 0,5 cm – 1 cm
Alat : Ball mill, Rod mill, Tube mill
Reduction ratio (RR) = Perbandingan antara ukuran umpan dengan ukuran produk.
Reduction ratio (RR) yang baik untuk :
1. Primary crushing = 4 - 7
2. Secondary crushing = 14 – 24
3. Fine crushing = 50 – 100
a. Limiting Reduction Ratio (LRR)= Merupakan perbandingan antara lebar partikel umpan dan lebar partikel produk.
LRR = tF (ukuran umpan terbesar)
tP (ukuran produk terbesar)
b. Weight Reduction Ratio (WRR)= Merupakan perbandingan antara tebal partakel umpan yang terbesar dengan efektif setting dari crusher.
WRR = tF (ukuran terbesar umpan) ; Se = So + Sc
Se (Efektif setting) 2
c. Apperent Reduction Ratio (ARR)
= Merupakan perbandingan antara efektif gape dengan dengan open setting.
ARR = 0,85 Gape (jarak pada mouth)
So (Open setting)
d. Reduction Ratio 80 (RR 80)= Merupakan perbandingan antara persen lolos pada lubang ayakan umpan dengan persen lolos pada lubang ayakan produk pada komulatif 80 %
RR 80 = persen lolos umpan pada 80%
persen lolos produk pada 80%
Kapasitas jaw crusher = ∑ berat
∑ waktu
Pecahnya batuan dipengaruhi :
1. Daya tahan batuan lebih kecil daripada gaya yang menekan
2. NIP Angle
3. Resultan gaya yang arahnya kebawah
Faktor-faktor yang mempengaruhi crusher :
1. Lebar lubang ayakan
2. Variasi dan throw
3. Kecepatan peremukan
4. Ukuran umpan
5. Reduction ratio
6. Kapasitas yang dipengaruhi oleh jumlah dan berat jenis umpan
Kapasitas jaw crusher dipengaruhi oleh :
1. Gravitasi
2. Kekerasan material
3. Keliatan material
4. Kandungan air
Gaya yang bekerja pada jaw crusher :
1. Gaya tekan
2. Gaya gravitasi
3. Gaya gesek
4. Gaya yang menahan
Aplikasi di dunia tambang :
Proses kominusi digunakan untuk mereduksi batuan andesit guna memenuhi permintaan
pasar yang digunakan untuk pondasi, jalan, dll.
Digunakan untuk mereduksi batu gamping guna memenuhi syarat dalam pembuatan semen.
Alat dan bahan :
1. Jaw crusher
Macamnya : blake jaw crusher ( poros di atas )
Middle jaw crusher ( poros di tengah )
Dodge jaw crusher ( poros dibawah )
Bagiannya :
- Swing jaw = bagian dari jaw crusher yang dapat bergerak
- Fixed jaw = bagian dari jaw crusher yang tidak dapat bergerak
- Gape = jarak pada mouth
- Mouth = bagian mulut jaw crusher untuk menerima umpan
- Throat
- Settling blok = untuk mengatur lebar lubang
- Close setting
- Open setting
- Throw
- Toggle, dll
2. Ayakan duduk (shieve sheaker) dan screen
3. Neraca ohauss
4. Jangka sorong
5. Cawan
6. Kuas
7. Conto batuan : ANDESIT
8. Penggaris
9. Stopwatch
ACARA 2 : SAMPLING DAN ANALISIS AYAKAN
Pengertian :.
Sampling = Merupakan tahap awal dari suatu analisa / tahap pengambilah contoh, dimana cukup seperlunya saja diambil yang nantinya akan mewakili seluruhnya.
Analisis ayakan = Merupakan proses pengolahan bahan galian yang termasuk dalam tahapan preparasi dimana bertujuan untuk mengelompokkan materialbahan galian berdasarkan ukuran butirnya.
Tujuan : a. Untuk mengambil sampel / conto batuan lalu dilakukan analisis liberasi
yang didapatkan derajat liberasi dan kadarnya.
b. Untik mengelompokkan bhan galian sesuai ukuran butirnya lalu membandingkan efisiensi ( perbandingan antara energy keluaran dan energy masukan ) antara ayakan duduk dan ayakan gantung.
Pengambilan conto , dibagi jadi dua :
1. Hand sampling
Grab sampling
Shovel sampling
Pipe sampling
Cone and quartering
2. Mechanical sapling
Riffle sampler
Vesin sampler
Rumus-rumus :
Derajat liberasi = ∑ Mineral bebas x 100%
∑ Mineral bebas + ∑ mineral terikat
Kadar = (B + T) A x Bj Mineral A x 100%
(B + T) A x Bj Mineral A + (B + T) B x Bj Mineral B
Efisiensi = f - a x 100%
f (1- a)
f = Undersize ayakan gantung 1 (x)
Feed ayakan gantung 1 (A)
a = Undersize ayakan gantung 2 (z)
Oversize ayakan duduk (y)
Berat jenis = Fe3O4 : 5,2 ; SiO2 : 2,7
Mineral bebas = Fe3O4 : Hitam ; SiO2 : Putih
Mineral campuran = Abu-abu
Faktor yang mempengaruhi efisiensi screen :
1. Lamanya umpan pada screen
2. Jumlah lubang yang terbuka
3. Kecepatan umpan
4. Tebal lapisan umpan
5. Cocok tidaknya lubang ayakan dengan bentuk dan ukuran rata-rata mineral yang diolah
Alat dan bahan :
1. Ayakan duduk
2. Ayakan gantung (efisiensi dianggap 100 %)
3. Screen
4. Cawan
5. Neraca Ohauss
6. Riffle sampler
7. Kertas
8. Loop
9. Sendok
10. Conto : PASIR BESI
11. Stopwatch
Aplikasi di dunia tambang :
Sampling : digunakan pada saat eksplorasi untuk mengambil sampel dan selanjutnya diuji
Di lab.
Analisis ayakan : digunakan untuk mengetahui efisiensi kerja dari suatiu ayakan, bila sudah
Tidak efisiensi maka segera perbaharui alat.
1 2 3 4 5 6
Ukuran Berat DL fraksi Kadar fraksi
DL x Berat KD x berat
mesh gram % % % x gram % x gram
+ 28 20 39,09 77,57 781,8 1551,45
-28 + 35 50 44,94 80,87 2247,19 4042,83
-3530 85,71 75,82 2571,43 2274,66
jumlah 100 jumlah 5600,42 7869,94
Derajat liberasi bijih = Jumlah kolom 5 : jumlah kolom = 5600,42 : 100 = 56 %
Kadar bijih = jumlah kolom 6 : jumlah kolom 2= 7869,94 : 100 = 78,699 %
Dalam mencari kagar bijih jangan sampai kadar tiap fraksi di jumlah dan hasilnya dibagi tiga. Hal ini salah karena berat tiap fraksi tidak sama.
ACARA 3 : SETTLING TEST
Pengertian :.test yang digunakan untuk mengetahui kecepatan mengendap dan luas
Thickener pada proses thickening,
Dewatering = Proses pemisahan antara cairan dan padatan.
Tahapan Dewatering :
1. Thickening
Merupakan pemisahan antara padatan dan cairan yang berdasarkan atas kecepatan mengendap partikel dalam suatu pulp. ( % solid = 50% )
Tahapan yang terjadi pada thickening
a. Flocculating = pengendapan material menjadi gumpalan
b. Sedimentasi = pengendapan dari gumpalan yang terbentuk
c. Compaction = Pemadatan dari gumpalan yang telah mengendap
d. Elimination = Pengeluaran hasil pemisahan cairan yang telah bebas dari solid
2. Filtrasi
Merupakan pemisahan antara padatan dan cairan dengan jalan penyaringan. ( % solid
= 80 %)
3. Drying
Merupakan proses penghilangan cairan dengan jalan pemanasan sehingga padatan tersebut benar-benar bebas dari cairan. ( % solid = 100 %)
Tujuan : a. Untuk mengetahui kecepatan pengendapan
b. Untuk mengetahui luas thickener
c. Untuk mengetahui pengaruh reagen dalam proses pengendapan
d. Untuk memisahkan antara padatan dan cairan
Proses pengendapan :
1. Free settling = tidak ada hambatan yang menghalangi
2. Hindered settling = menghalangi hambatan
Kecepatan pengendapan :
1. Rappid settling = cepat
2. Intermediet settling = sedang
3. Slow settling = lambat
Kecepatan pengendapan partikel dipengaruhi oleh :
1. Bentuk = yang bundar lebih cepat mengendap daripada yang pipih
2. SG = yang lebih berat akan lebih cepat mengendap daripada yang ringan
3. Ukuran butir = yang besar akan lebih cepat mengendap daripada yang kecil.
Reagen : Flocculaing agent , untuk mempercepat penggumpalan.(Magnesium sulfide, lime. Potassium alumunium, Ferrous sulfide, kapur , gamping.
Rumus-rumus :
% = S x 100% ; S = Solid
S + A A = Air
Dilusi awal ( F ) = 100% - % solid * Dilusi = perbandingan antara air dan solid
% solid
Dilusi akhir ( D ) = 100% - % solid dari thickening (50%)
% solid dari thickening (50%)
Kecepatan pengendapan (R) = H ( ketinggian )
t (waktu)
Luas thickener (A) = 4/3 x { F – D }
R
Alat dan Bahan :
1. Tabung ukur
2. Conto = KAOLIN
3. Cawan
4. Neraca Ohauss
5. Air
6. Penggaduk
7. Stopwatch
8. Reagen = flocullating agent dan pipet
9. Sendok
10. Penggaris
Aplikasi dalam dunia tambang :
Untuk mengetahui dimensi dalam pembuatan kolam pengendapan
Untuk pengelolaan air dan limbah cair di tambang