materi orientasi angka kredit jabatan fungsional guru

43
MATERI 1 : Kebij akan Pembang unan di Bi dan g Agama PEMATERI : Drs. IGAK Suthayasa, M.Si Visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali adalah terwujudnya masyarakat bali yang taat beragama, cerdas, sejahtera dan damai. Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali: 1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama 2. Meningkat kan kua li tas ker ukunan uma t bera gama 3. Mening katkan kuali tas pendid ikan agama dan keagamaan 4. Meningkat kan kual ita s pel aya nan haji 5. Mening katkan kuali tas tata kelola dan Penci traan Keputusan Menteri Agama (KMA) No : 397 / 2002 menyatakan bahwa tri  program inti Departemen Agama (saat ini sudah berganti nama menjadi Kementerian Agama) adalah: 1. Terwuj udny a mas yarakat yang agamis, berperadaban luh ur, berbas iskan hat i nurani yang disuarai oleh ajaran agama. 2. Terhindarnya prila ku radikal, eks tre m, tid ak tol era nsi dan eksklusif dala m khidupa n beragama, sehingga terwuj ud mas yar aka t yang rukun & damai dalam kebersaman & ketentraman. 3. Terbinanya masyarakat agar menghor ma ti , menga malkan ajaran agama dengan sebenar-benarnya mengutamakan perasaan, menghormati perbedaan melalui internalisasi ajaran agama. Tugas pokok dan fungsi Kementeri an Aga ma Republ ik Indonesia ada lah melak sanakan sebagian pembangunan di bidang agama. Pada fungsi par iwisa ta dan  buday a mencaku p program pembinaan dan pening katan parti sipasi pemuda . Pada fungsi pendidikan, meliputi: Program Pendidikan Anak usia Dini, Program WAJAR 9 Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program Pendidikan Non Formal, Program Pe ndid ikan Tinggi, Progra m Pe ni ngkata n Mutu Pe ndidik an dan Tenaga Ke pe ndidikan, Progra m Ma na je me n Pe la ya na n Pe ndidikan, dan Progra m Pening kat an Pendid ika n Aga ma & Kea gamaan. Pada fun gsi per lin dung an soc ial meliputi Program Penguatan Kelembagaan yang menangani Gender dan Anak Program prioritas tahun 2008: 1. Peni ngk atan Pela ya nan Ha ji 2. Penin gkatan Pelak sanaan Pendidi kan Agama & P endidikan Keagamaan 3. Peningkat an Pel aya nan Keh idupan Be ragama 4. Peningkat an Ke ruk unan Uma t Be ragama

Upload: naniekrosyidah

Post on 29-May-2018

253 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 1/42

MATERI 1 : Kebijakan Pembangunan di Bidang Agama

PEMATERI : Drs. IGAK Suthayasa, M.Si

Visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali adalah terwujudnya

masyarakat bali yang taat beragama, cerdas, sejahtera dan damai.

Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali:

1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama

2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama

3. Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan keagamaan

4. Meningkatkan kualitas pelayanan haji

5. Meningkatkan kualitas tata kelola dan Pencitraan

Keputusan Menteri Agama (KMA) No : 397 / 2002 menyatakan bahwa tri

 program inti Departemen Agama (saat ini sudah berganti nama menjadi Kementerian

Agama) adalah:

1. Terwujudnya masyarakat yang agamis, berperadaban luhur, berbasiskan hati

nurani yang disuarai oleh ajaran agama.

2. Terhindarnya prilaku radikal, ekstrem, tidak toleransi dan eksklusif dalam

khidupan beragama, sehingga terwujud masyarakat yang rukun & damai

dalam kebersaman & ketentraman.

3. Terbinanya masyarakat agar menghormati, mengamalkan ajaran agama

dengan sebenar-benarnya mengutamakan perasaan, menghormati perbedaan

melalui internalisasi ajaran agama.

Tugas pokok dan fungsi Kementerian Agama Republik Indonesia adalah

melaksanakan sebagian pembangunan di bidang agama. Pada fungsi pariwisata dan

  budaya mencakup program pembinaan dan peningkatan partisipasi pemuda. Pada

fungsi pendidikan, meliputi: Program Pendidikan Anak usia Dini, Program WAJAR 9

Tahun, Program Pendidikan Menengah, Program Pendidikan Non Formal, Program

Pendidikan Tinggi, Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga

Kependidikan, Program Manajemen Pelayanan Pendidikan, dan Program

Peningkatan Pendidikan Agama & Keagamaan. Pada fungsi perlindungan social

meliputi Program Penguatan Kelembagaan yang menangani Gender dan Anak Program prioritas tahun 2008:

1. Peningkatan Pelayanan Haji

2. Peningkatan Pelaksanaan Pendidikan Agama & Pendidikan Keagamaan

3. Peningkatan Pelayanan Kehidupan Beragama

4. Peningkatan Kerukunan Umat Beragama

5. Peningkatan Pemberantasan KKN

Page 2: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 2/42

MATERI 2 : Struktur Organisasi Kementerian Agama dan Peta Kekuatan

Personil Kanwil Kementerian Agama Prov. Bali

PEMATERI : Drs.H.Syamsul Bahri, M.PdI

Unit pelaksanaan tugas (UPT) yang dimiliki oleh Kantor Wilayah

Kementerian Agama Prov. Bali meliputi:

1. K.U.A KEC. = 32 BUAH

2. MADRASAH / SEKOLAH

- MIN = 15 BUAH

- MTSN = 7 BUAH

- MAN = 4 BUAH

3. STAIN, STAHN, UIN, IAIN

4. BALAI DIKLAT KEAGAMAAN

5. BALAI PENELITIAN & PENGEMBANGAN AGAMA

Berikut ini adalah keadaan pegawai Kanwil Departemen Agama Prov Bali

(Per Juni 2010) yang terdiri atas penyebaran pegawai di persatuan organisasi, jumlah

 pegawai sesuai golongan, tingkat pendidikan, dan jenis kelamin.

PENYEBARAN PERSATUAN ORGANISASI

1. Kanwil : 137 orang

2. Kandepag Buleleng : 303 orang

3. Kandepag Jembrana : 244 orang

4. Kandepag Tabanan : 177 orang

5. Kandepag Badung : 158 orang

6. Kandepag Gianyar : 167 orang

7. Kandepag Bangli : 98 orang

8. Kandepag Klungkung : 130 orang

9. Kandepag karangasem : 224 orang

10.Kandepag Denpasar : 226 orang

11.MAN/MTsN : 276 orang

JUMLAH : 2140 orang

JUMLAH PEGAWAI PER GOLONGAN

1. Golongan III : 1421 orang

2. Golongan II : 379 orang

3. Golongan IV : 338 orang

4. Golongan I : 2 orang

JUMLAH : 2140 orang

TINGKAT PENDIDIKAN

Page 3: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 3/42

S-2 : 68 orang

S-1 : 1517 orang

D-3 : 79 orang

D-2 : 212 orang

SMU : 257 orang

SMP : 3 orang

SD : 4 orang

JUMLAH MENURUT JENIS KELAMIN

1. Laki-Laki : 1109 orang

2. Perempuan : 1031 orang

JUMLAH : 2140 orang

STRUKTUR DEP. AGAMA RI (PMA NO.3 TAHUN 2006), STRUKTUR 

KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN AGAMA PROVINSI BALI KMA NO.

373/2002 TYPELOGI II, STRUKTUR KANDEPAG KABUPATEN/KOTA PROV.

BALI TYPELOGI 2 L, serta STRUKTUR KANDEPAG KABUPATEN/KOTAPROV. BALI TYPELOGI 2 K- BULELENG dapat dilihat pada halaman berikutnya.

Permasalahan.

Apakah kantor wilayah kementerian agama propinsi bali masih kekurangan

  pegawai ? Unit tertentu kelebihan pegawai, namun tugas-tugas belum bisa

dilaksanakan dengan baik, karena kurangnya tenaga yang memiliki kualitas yang

sesuai dengan kualifikasi , dedikasi dan loyalitas yang baik.

RENUNGAN

Sumber Daya manusia (SDM) merupakan unsur penting dalam organisasi

Kemampuan SDM harus selalu ditingkatkan

Dengan SDM yang terampil dan berakhlaq mulia, tujuan organisasi akan

mudah tercapai

Forum Orientasi Angka Kredit Guru sangat penting sebagai upaya

 peningkatan dan pembinaan SDM

Page 4: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 4/42

MATERI 3 : Basic Kompetensi Guru

PEMATERI : Drs.H.M. Sholeh, M.PdI

Menurut Pasal. 1 UU No. 14 Tahun 2005 dan Pasal. 1 PP No. 74 Tahun 2008,

guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

 pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat

 pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional (Pasal 8 UU No. 14 Tahun 2005 dan Pasal 2 PP No. 74

Tahun 2008).

Tujuan Pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, sehat,

  berilmu, cakap, kreatif, andiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan

 bertanggungjawab (Pasal 3 UU No. 20/2003 SISDIKNAS).

Kedudukan guru berdasarkan Pasal 2 UU No. 14 Tahun 2005:

1. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang

 pendidikan dasar, pendidikan menengah,dan pendidikan anak usia dini pada

 jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

2. Pengakuaan kedudukan guru sebagai tenaga profesional sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan sertifikasi pendidik.

Fungsi guru berdasarkan Pasal 4 UU No. 14 Tahun 2005 adalah kedudukan

guru sebagai tenaga profesional sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1)

 berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran

 berfungsi untuk meningkatkan mutu Pendidikan Nasional

Prinsip profesionalisme berdasarkan Pasal 7 UU No. 14 Tahun 2005:

A. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme;

B. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,

keimanan ketaqwaan dan akhlak mulia;

C. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan

sesuai dengan bidang tugas;

D. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang

tugas;

E. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas

keprofesionalan;

F. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan

 prestasi kerja;

Page 5: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 5/42

G. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan

secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;

H. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan; dan

I. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan

mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

Pemberdayaan profesi guru menurut Pasal 7 ayat (2) UU No. 14 Th. 2005,

 bahwa pemebrdayaan profesi guru diselenggarakan melalui pengembangan diri yang

dilakukan secara demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan

dengan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM), nilai Keagamaan, nilai

cultural, kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.Kompetensi menurut Pasal 1 (10) UU No. 14 Tahun 2005 adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas dan keprofesionalan

kompetensi guru yang diamanatkan oleh Pasal 10 (1) UU No. 14 Tahun 2005 dan

Pasal 3 (2) PP No. 74 Tahun 2008adalah kompetensi pedagogic, kompetensi

kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui

 pendidikan profesi.

Pasal 3 (4) PP No. 74 Tahun 2008 menerangkan bahwa yang dimaksud

dengan kompetensi pedagogic adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik dalam hal:

a. Pemahaman wawasan / landasan kependidikan

 b. Pemahaman terhadap peserta didik 

c. Pengembangan kurikulum atau silabus

d. Perancangan pembelajaran

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik & dialogis

f. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

g. Evaluasi hasil belajar 

h. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya

Pasal 3 (5) PP No. 74 Tahun 2008 menerangkan bahwa kompetensi

kepribadian yang dimiliki seorang guru yaitu:

a. Beriman & bertakwa

 b. Berakhlak mulia

c. Arif & bijaksana

d. Demokratis

e. Mantap

f. Berwibawa

g. Stabil

Page 6: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 6/42

h. Dewasa

i. Jujur  

 j. Sportif  

k. Teladan bagi peserta didik & masyarakat

l. Obyektif mengevaluasi kinerja sendiri

m. Mengembangkan diri secara mandiri & berkelanjutan

Kompetensi social yang harus dimiliki seorang guru (Pasal 3 (6) PP No. 74

Tahun 2008) adalah kemampuan untuk:

a) Berkomunikasi lisan, tulis, dan /atau isyarat secara santun

 b) Menggunakan teknologi komunikasi & informasi

c) Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenagakependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua / wali peserta didik 

d) Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan

norma serta sistem nilai yang berlaku

e) Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan

Kompetensi professional adalah kemampuan guru dalam menguasai

 pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan / atau seni dan budaya yang

diampuny, baik dalam hal materi (secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi

 program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan / atau kelompok mata pelajaran yang

akan diampu) serta konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang

relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan

 pendidikan, mata pelajaran, dan / atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu

(Pasal 3 (7) PP No. 74 Tahun 2008).

Beberapa hal tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi

a) Kurikulum 2004 (KBK) disempurnakan menjadi KTSP mulai tahun

2006/2007 melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.24/2006.

 b) KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan

oleh masing-masing satuan pendidikan /sekolah.

c) Departemen Pendidikan Nasional mengharapkan paling lambat tahun

2009/2010, semua sekolah telah melaksanakan KTSP.

Beberapa hal tentang sertifikasi Pasal 11 (1,2,3) UU No. 14 Tahun 2005:

a) Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diberikan kepada

guru yang telah memenuhi persyaratan

  b) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki

 program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan

oleh pemerintah

c) Sertifikasi dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel

Seorang guru diharapkan memiliki penampilan professional. Penampilan ini

dapat digambarkan sebagai suatu piramida dengan bagian-bagian sebagai berikut:

A

B C DE

F

KOMPONEN-

KOMPONEN :

A. PENAMPILANB. SUBYEK 

C. PROFESIONAL

D. PROSES

E. PENYESUAIAN DIRI

F. KEPRIBADIAN

Page 7: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 7/42

Keterangan:

A. Penampilan : kemampuan mewujudkan perilaku kinerja sesuai bidang jabatan

& tugas pendidik 

B. Subyek : kemampuan penguasaan substansi pengetahuan yang relevan dengan

 bidang jabatan & tugas pendidik secara tepat dan efektif C. Profesional : kemampuan penguasaan substansi pengetahuan & keterampilan

teknis keahlian khusus dalam bidang jabatan & tugas pendidik diperoleh

melalui pendidikan dan atau latihan khusus

D. Proses : kemampuan penguasaan proses mental intelektual yang mencakup

  proses berfikir (logis, kritis, rasional, kreatif) dlm pemecahan masalah,

 pembuatan keputusan, dsb. sebagai prasyarat bagi terwujudnya penampilan

kinerja pendidik 

E. Penyesuaian diri : komponen penyerasian dan penyesuaian diri terhadap

tuntutan lingkungan berdasarkan karakteristik pribadi untuk mencapai

keefektifan kinerja kependidikan

F. Kepribadian : kualitas keseluruhan perilaku sebagai prasyarat fundamental

 bagi terwujudnya penampilan kinerja secara keseluruhan

Pengembangan Profesional Guru (1)

Kode Etik Guru Indonesia

1. Guru membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia

seutuhnya

2. Guru memiliki dan me;laksanakan kejujuran profesional

3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan

melakukan bimbingan dan pembinaan

4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang

 berhasilnya proses belajar mengajar 

5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua siswa`dan masyarakat

6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan

mutu dan martabat profesinya

7. Guru memelihara hubungan profesi, semangat kekeluargaan dan

kesetiakawanan sosial

8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi

PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian

Page 8: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 8/42

9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan

Pengembangan Profesional Guru (2)

1. Menempatkan, mendengarkan dan mengungkapkan suara hati;

2. Melakukan evaluasi diri tentang, ketika, dan sesudah mengajar;

3. Mengembangkan sikap “mengambil resiko” (dalam melaksanakan tugas);

4. Percaya pada proses;

5. Menghargai orang secara total ketika bekerja bersama-sama;

6. Mempunyai keinginan bekerja dengan rekan guru yang lain;

7. Mencari variasi dan menghindari permusuhan (dalam bekerja);

8. Meredefinisi perananya dalam kelas;9. Menyeimbangkan kerja dan hidup;

10. Mendukung kepala sekolah untuk mengembangkan kegiatan profesional yang

interaktif;

11. Melaksanakan perbaikan yang berkesinambungan dan belajar sepanjang

masa;

12. Memonitor dan menguatkan hubungan perkembangan guru dan siswa.

Strategi belajar aktif (active learning startegy):

A. Strategi Mengaktifkan Kelas

1. Learning Starts with a Question

a) Bagikan bahan belajar Minta mereka belajar berpasangan.

 b) Siswa diminta buat pertanyaan hal-hal yang belum dimengerti

c) Kumpulkan semua pertanyaan dan kelompokkan jenisnya atau yang

 paling banyak dibutuhkan siswa

d) Mulailah pelajaran dengan menjawab dan menjelaskan hal-hal yang

mereka tanyakan.

2. Everyone is a teacher here:

a) Bagikan kertas/card kepada siswa dan mintalah mereka untuk 

menuliskan pertanyaan tentang hasil belajar dan materi yang harus

dikuasai

 b) Kumpulkan kertas-kertas tersebut, kocok, dan bagikan kembali kepada

siswa secara acak.

c) Undang volunter/sukarelawan untuk maju ke depan dan membacakan

  pertanyaan, serta memberikan jawaban/ tanggapan atas pertanyaan

tersebut.

d) Kembangkan diskusi

e) Klarifikasi Hasil Belajar 

Page 9: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 9/42

3. The Power of Two:

a) Ajukan satu atau dua pertanyaan/masalah yang membutuhkan

 perenungan (reflection) dan pemikiran (thinking)

 b) Siswa diminta menjawab tertulis secara perorangan

c) Kelompokkan mereka berpasangan (dua-dua).

d) Mintalah mereka saling menjelaskan dan mendiskusikan jawaban

 baru.

e) Brainstorming (panel) membandingkan hasil diskusi kecil antar 

kelompok 

f) Klarifikasi dan kesimpulan

Page 10: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 10/42

MATERI 4 : Tehnik Pembuatan Karya Tulis Pengembangan Profesi

PEMATERI: I Wayan Surata, S.Pd., M.Pd

A. Pendahuluan

Kiranya, kita semua sependapat bahwa tenaga pendidik (seperti guru,

 pengawas, widyaiswara, dosen dan lain-lain) memegang peran penting dalam upaya

mencerdaskan bangsa. Karena itu, berbagai kegiatan yang bertujuan untuk 

meningkatkan mutu, penghargaan, dan kesejahteraannya, telah dan akan terus

dilakukan. Tujuannya agar mereka lebih mampu bekerja secara profesional dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, sebagai tenaga pendidik.

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 84/1993

 penetapan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta Keputusan bersama

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 

25 tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka

Kreditnya dan diperbaharui menjadi Permenpan Nomor 16 tahun 2009, pada

 prinsipnya bertujuan untuk membina karier kepangkatan dan profesionalisme guru.

Pada aturan tersebut di antaranya dinyatakan, bahwa untuk keperluan kenaikan

  pangkat/jabatan Guru Pembina /Golongan IIIb ke atas, diwajibkan adanya angka

kredit yang harus diperoleh dari Kegiatan Pengembangan Kepro fesi an Berkelanjutan

Kegiatan pengembangan profesi guru adalah kegiatan guru dalam rangka

  pengamalan ilmu dan pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk peningkatan

mutu baik bagi proses belajar mengajar/kepengawasan dan profesionalisme tenaga

kependidikan lainnya maupun dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat

  bagi pendidikan dan kebudayaan (berdasar definsi pada Kepmendidbud No.

025/0/1995)Terdapat tiga macam kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan

guru yaitu, (1) pengembangan diri, (2) Publikasi ilmiah, dan (3) karya inovatif 

(Permenpan No. 16 Tahun 2009)

B. Karya Tulis Ilmiah

Jenis pengembangan diri berupa diklat fungsional, dan kegiatan kolektif guru.

Publikasi ilmiah berupa: presentasi pada forum ilmiah, hasil penelitian, tinjauan

ilmiah, tulisan ilmiah popular, artikel ilmiah, buku pelajaran, modul diklat, buku

dalam bidang pendidikan, karya terjemahan, buku pedoman guru. Karya inovatif,

menemukan teknologi tetap guna, menemukan/menciptakan karya seni,

membuat/memodifikasi alat pelajaran, mengikuti pengembangan penyusunan standar.

 pedoman, soal dan sejenisnya. Karya Tulis Ilmiah (selanjutnya disingkat KTI) pada

dasarnya merupakan laporan tertulis tentang (hasil) suatu kegiatan ilmiah. Karena

kegiatan ilmiah itu banyak macamnya, maka laporan kegiatan ilmiah (= KTI) juga

 beragam. Ada yang berbentuk laporan penelitian, tulisan ilmiah populer, buku, diktat

Page 11: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 11/42

dan lain-lain. KTI juga berbeda bentuk penyajiannya sehubungan dengan berbedanya

tujuan penulisan serta media yang menerbitkannya. .

Bila seorang guru menulis KTI (dengan benar) maka kepadanya diberikan

 penghargaan, berupa angka kredit yang dapat dipakai untuk memenuhi persyaratan

dalam usulan kenaikan pangkat/jabatannya. Besarnya angka kredit KTI berbeda-beda

tergantung pada macam dan lingkup publikasinya. Berdasar aturan yang berlaku, KTI

yang berangka kredit tertinggi (12,5 angka kredit) adalah KTI hasil penelitian

 perorangan yang dipublikasi dalam bentuk buku. Dan yang terendah bernilai 1 angka

kredit, untuk KTI yang berupa diktat.

Meskipun berbeda macam dan besaran angka kreditnya, semua KTI (sebagai

tulisan yang bersifat ilmiah) mempunyai kesamaan, yaitu:• hal yang dipermasalahkan berada pada kawasan pengetahuan keilmuan

• kebenaran isinya mengacu kepada kebenaran ilmiah

• kerangka sajiannya mencerminan penerapan metode ilmiah

• tampilan fisiknya sesuai dengan tata cara penulisan karya ilmiah

Macam kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan oleh guru,

widyaiswara atau pengawas berbeda-beda. Hal itu karena berbedanya tugas dan

tanggung jawab mereka. Sebagai gambaran, berikut disajikan ringkasan macam

kegiatan pengembangan profesi guru dan pengawas, yang ditetapkan berdasar 

 peraturan yang berlaku saat ini.

C. Hubungan KTI dengan Kegiatan Penelitian

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah. Sehingga, laporan hasil penelitian juga

merupakan Karya Tulis Ilmiah. Bahkan, KTI yang merupakan laporan hasil

 penelitian, merupakan bagian penting dari macam KTI yang dapat dibuat oleh guru,

widyaiswara maupun pengawas, sebagaimana tampak pada tabel berikut.

Guru Widyaiswara Pengawas

• KTI hasil penelitian

• KTI tinjauan/ulasan

ilmiah

• Tulisan Ilmiah Populer 

• Prasaran disampaikan

dalam pertemuan

ilmiah

• Buku

• Diktat

• Karya terjemahan

• KTI hasil penelitian

• KTI tinjauan/ulasan

ilmiah

• Tulisan Ilmiah Populer 

• Prasaran disampaikan

dalam pertemuan ilmiah

• Buku

• Karya terjemahan

• Orasi ilmiah sesuai

dengan bidang yang

diajarkan

• KTI hasil penelitian

• KTI tinjauan/ulasan

ilmiah

• Tulisan Ilmiah Populer 

• Prasaran disampaikan

dalam pertemuan ilmiah

Page 12: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 12/42

KTI pada kegiatan pengembangan profesi terdiri dari 7 (tujuh) macam, yang dapat

dirinci sebagai berikut:

 No Macam KTI Macam publikasinya Angka

kredit

1 KTI hasil penelitian,

  pengkajian, survei dan atau

evaluasi

Berupa buku yang diedarkan

secara nasional

12,5

Berupa tulisan (artikel ilmiah)

yang dimuat pada majalah ilmiah

yang diakui oleh Depdiknas

6,0

Berupa buku yang tidak diedarkan

secara nasional

6,0

Berupa makalah 4,0

2 KTI yang merupakan tinjuan

atau gagasan sendiri dalam bidang

 pendidikan/kepengawasan

Berupa buku yang diedarkan

secara nasional

8,0

Berupa tulisan (artikel ilmiah)

yang dimuat pada majalah ilmiah

yang diakui oleh Depdiknas

4,0

Berupa buku yang tidak diedarkan

secara nasional

7,0

Berupa makalah 3,5

3 KTI yang berupa tulisan

ilmiah popular yang

disebarkan melalui media

masa

Berupa tulisan (artikel ilmiah)

yang dimuat pada media masa

2,0

4 KTI yang berupa tinjuan,

gagasan, atau ulasan ilmiah

yang disampaikan sebagai

  prasaran dalam pertemuan

ilmiah

Berupa makalah dari prasaran

yang disampaikan pada

 pertemuan ilmiah

2,5

5 KTI yang berupa buku

 pelajaran

Berupa buku yang bertaraf 

nasional

5

Berupa buku yang bertaraf 

 propinsi

3

6 KTI yang berupa diktat

 pelajaran

Berupa diktat yang digunakan di

sekolahnya

1

7 KTI yang berupa karya

terjemahan

Berupa karya terjemahan buku

  pelajaran/ karya ilmiah yang

 bermanfaat bagi pendidikan

2.5

Dari tabel di atas terlihat bahwa KTI yang berupa laporan hasil

 penelitian dapat dipakai sebagai salah satu macam kegiatan pengembangan profesi

tenaga pendidik. Bahkan, akhir-akhir ini kegiatan membuat KTI yang berupa laporan

hasil penelitian, menunjukan jumlah yang semakin meningkat.

Salah satu bentuk KTI yang akhir-akhir ini, cenderung banyak dilakukan oleh

  para guru dan pengawas adalah KTI hasil penelitian perorangan yang tidak 

dipublikasikan, tetapi didokumentasikan di perpustakaan sekolah dalam bentuk 

makalah. KTI jenis ini mempunyai nilai angka kredit 4 (empat).

Page 13: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 13/42

KTI yang berupa laporan hasil penelitian tersebut cenderung diminati dalam

 pelaksanaan kegiatan pengembangan profesi, di antaranya karena:

1. Para guru makin memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan pengembangan

 profesi, adalah dilakukannya kegiatan nyata di kelasnya yang ditujukan untuk 

meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya. Bagi sebagian besar guru,

melakukan kegiatan seperti itu, sudah terbiasa dilakukan.

2. Kegiatan tersebut, harus dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah

ilmiah, karena hanya dengan cara itulah, mereka akan mendapat jawaban yang

 benar secara keilmuan terhadap apa yang ingin dikajinya.

3. Apabila kegiatan tersebut dilakukan di kelasnya, maka kegiatan tersebut dapat

 berupa penelitian eksperimen, atau penelitian tindakan yang semakin layak untuk 

menjadi prioritas kegiatan. Kegiatan nyata dalam proses pembelajaran, dapat

 berupa tindakan untuk “menguji atau menerapkan” hal-hal “baru” dalam praktik 

  pembelajarannya. Saat ini, berbagai inovasi baru dalam pembelajaran,

memerlukan verifikasi maupun penerapan dalam proses pembelajaran.

D. Kegiatan Ilmiah

Manusia mendapatkan ilmu berkat kemampuannya bernalar. Menggunakan

akal dapat tersusun pengetahuan yang bersifat rasional, konsisten dan merupakan satu

kesatuan sistem terhadap pengetahuan keilmuan yang telah ada sebelumnya.

Penalaran yang mengacu pada kebenaran koherensi (mengandung kebenaran yang

sesuai dengan pengetahuan ilmu yang telah ada) dan korespondensi (mengadung

kebenararan yang sesuai dengan fakta empirik) merupakan salah satu proses berpikir 

dalam menarik kesimpulan. Kesimpulan yang dihasilkannya merupakan hasil

kegiatan berpikir dan berwujud pengetahuan dengan ciri yang spesifik, yang disebut

sebagai ilmu (science). 

Dengan demikian, ilmu merupakan pengetahuan yang rasional, konsisten, dan

sistematis dan dapat teruji kebenarannya, baik secara rasional maupun secara empirik.

Ilmu sebagai bagian dari pengetahuan mempunyai ciri-ciri khusus baik dilihat dari

untuk apa ilmu itu, apa obyek telaahannya, dan bagaimana mendapatkannya. Ilmu

  berhubungan erat dengan akal dan indera. Artinya, ilmu mengacu pada duniarasional (yang didapat dari akal pikiran) dan dunia empirik (yang didapat melalui

indera).

Menurut Suriasumantri (1981) terdapat dua cara berpikir yang umum dipakai untuk 

memecahkan masalah: cara berpikir analitik (deduksi) dan cara berpikir sintetik 

(induksi). Berpikir analitik (deduksi) bersandar pada logika silogisme. Pikiran

  berangkat dari kebenaran pengetahuan (proposisi) yang berlaku umum (premis

mayor; asumsi) untuk menyimpulkan persoalan yang khusus, berdasarkan pada

Page 14: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 14/42

  pengetahuan yang bersifat umum tersebut. Kebenaran persoalan khusus itu,

merupakan aplikasi logis dari kebenaran yang bersifat umum. Pengambilan

kesimpulannya dilakukan secara deduktif, yang merupakan suatu teknik penyimpulan

yang dilandasi oleh logika matematika.

Sebaliknya, berpikir sintetik pikiran berangkat dari pengetahuan yang bersifat

khusus (fakta-fakta) dan dengan menggunakan fakta-fakta tersebut diperoleh

 pengetahuan yang bersifat umum. Kesimpulan yang ditarik dari cara berpikir sintetis

ini disebut induktif yang erat berkaitan dengan konsep peluang dan kaidah statistika.

Baik cara berpikir deduktif maupun induktif keduanya mempunyai

kelemahan. Kebenaran penyimpulan deduktif tidak saja sangat tergantung pada

kebenaran yang bersifat umum dan tetapi juga pada kebenaran dalam penarikan

kesimpulannya. Sedangkan kebenaran penyimpulan induktif juga sangat tergantung

 pada kebenaran hasil pengamatan empiric yang tidak jarang menyesatkan.

E. Metode Ilmiah

Melihat kelemahan kedua cara berpikir itu, dipadukanlah cara berpikir 

deduktif dan induktif, yang kemudian dikenal sebagai metode ilmiah.

Penggabungan cara berpikir deduktif dan cara berpikir induktif itu diharapkan dapat

memberikan beberapa keuntungan.

Metode keilmuan merupakan kerangka berpikir yang bersifat tanpa henti. Hal itulah

yang menjadikan pengetahuan keilmuan terus bertambah secara kumulatif.

Ditemukannya ilmu-baru akan menjadi pijakan penemuan banyak ilmu yang lain.

Selanjutnya Suriasumantri menyatakan, metode keilmuan merupakan rentetan

daur berpikir induksi, deduksi, dan penyahihan (verifikasi) yang terus menerus tak 

kunjung henti. Berdasar daur tersebut, metode keilmuan juga sering disebut sebagai

metode hipotetiko-deduktif-induktif.

F. Hubungan Metode Ilmiah dengan Penelitian

Pengetahuan yang benar dapat diperoleh manusia baik melalui pendekatan

non-ilmiah maupun pendekatan ilmiah.Pendekatan ilmiah yang dilakukan melalui

metode keilmuan dapat dilakukan baik secara informal dalam kehidupan sehari-hari,maupun secara lebih formal melalui kerja penelitian.

Banyak sekali kesamaan antara penelitian dan metode ilmiah. Sehingga tidak sedikit

yang menyamakan istilah penelitian dan metode ilmiah. Namun, penelitian atau riset

(research) merupakan penyelidikan suatu masalah secara sistematis, kritis, ilmiah,

dan lebih formal dan yang umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan,

atau menguji kebenaran suatu pengetahuan yang memiliki kemampuan deskripsi

Page 15: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 15/42

dan/atau prediksi. Kerja penelitian menuntut obyektivitas, baik dalam proses maupun

dalam penyimpulan hasilnya.

Sedangkan metode keilmuan mengacu pada aplikasi berpikir deduktif-induktif di

dalam pemecahan masalah. Artinya dalam pemecahan suatu masalah, langkah yang

ditempuh mengikuti proses identifikasi masalah, pengembangan hipotesis, melakukan

observasi, menganalisis, dan kemudian menyimpulkan.

Proses tersebut dapat digunakan secara informal dalam kehidupan sehari-hari dan

  belum tentu dapat disebut sebagai kegiatan penelitian. Namun yang jelas, setiap

kegiatan penelitian merupakan operasionalisasi atau penerapan dari metode ilmiah.

Kepmendidbud No. 025/0/1995 mengartikan metode ilmiah penelitian dan

 pengembangan, sebagai suatu cara pelaksanaan yang sistemetik dan objektif yang

mengikuti tahap-tahap sebagai berikut:

a. Melakukan observasi dan menetapkan masalah dan tujuan

 b. Menyusun hipotesa

c. Menyusun rancangan penelitian

d. Melaksanakan percobaaan berdasarkan metode yang direncanakan

e. Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data

f. Menganalisis dan menginterpertasi data, dan

g. Merumuskan kesimpulan dan atau teori.

G. Apakah yang Dimaksud dengan Penelitian?

Penelitian (riset, research) merupakan penyelidikan suatu masalah secarasistematis, kritis, ilmiah, dan lebih formal. Penelitian merupakan kegiatan yang

dilakukan dengan menggunakan logika proses berpikir eksplisit (artinya setiap

langkahnya dilakukan secara terbuka sehingga dapat dikaji kembali baik oleh yang

  bersangkutan maupun oleh orang lain) dan informasinya dikumpulkan secara

sistematis dan obyektif.

Penelitian bertujuan untuk menemukan, mengembangkan, atau menguji

kebenaran suatu pengetahuan suatu pengetahuan yang memiliki kemampuandeskripsi dan/atau prediksi, dan yang dilakukan dengan langkah yang sistematis,

kritis,dan ilmiah.

Hasil pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan penelitian mempunyai sifat

khusus, yaitu bersifat keilmuan, dan bila terkumpul secara sistematis membentuk 

khazanah pengetahuan yang disebut ilmu, yang kemudian mampu memberikan

 berbagai dampak bagi hidup dan kehidupan manusia.

Kerja penelitian umumnya terdiri dari beberapa langkah utama, yaitu :

Page 16: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 16/42

• melakukan kajian terhadap permasalahan,

• melakukan kajian teoritik dari permasalahan untuk kemudian secara

deduksi dirumuskan menjadi hipotesis dari masalah yang dihadapi,

• mengumpukan data empirik guna pengujian hipotesis,

• mengadakan uji hipotesis, dan

• menarik kesimpulan.

H. Bagaimana Penelitian di Bidang Pendidikan

Penelitian di bidang pendidikan ditandai adanya permasalahan tentang hal-hal

yang bekaitan dengan pendidikan. Ciri khas dari penelitian pendidikan/pembelajaran

adalah adanya kajian yang berhubungan dengan penerapan rancangan, sajian dan

evaluasi pembelajaran yang ditujukan untuk mencapai hasil belajar tertentu, pada

suatu tujuan, karakteristik siswa, lingkungan dan atapun kondisi pembelajaran

spesifik.

Salah satu tugas guru adalah melakukan kegiatan pembelajaran (mulai dari

merancang, menyajikan sampai dengan mengevaluasi proses dan hasil pembelajaran)

agar diperoleh hasil pembelajaran yang sesuai tujuan.

Diketahui banyak faktor yang mempengaruhi hasil pembelajaran. Ada faktor 

yang dapat diubah (seperti: cara mengajar, mutu rancangan, model evaluasi, dll) ada

 pula faktor yang harus diterima apa adanya (seperti: latar belakang siswa, gaji,

lingkungan sekolah, dll). Dengan demikian terdapat banyak masalah yang

 berhubungan dengan hasil pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran.

Melalui kegiatan pengembangan profesi, diharapkan para guru dapat menyelesaikan

masalah melalui kegiatan nyata di kelasnya yang ditujukan untuk meningkatkan

mutu proses dan hasil pembelajarannya yang dilaksanakan secara profesional. Hanya

dengan cara itu, maka mereka akan dalam mengembangan profesinya. Kiranya, itulah

hakikat tujuan dari kegiatan pengembangan profesi.

Fokus masalah penelitian pembelajaran adalah pada hal-hal yang dapat

dilakukan guru dalam praktik pembelajaran, yaitu dalam proses pembelajaran yang

dapat berupa rancangan, sajian maupun evaluasi yang dikaitkan dengan hasil belajar 

dan faktor pengaruh yang lain.

Dengan kata lain, penelitian di bidang pembelajaran ditandai adanya permasalahan

kajian tentang hal-hal yang bekaitan dengan proses-mengajar-belajar. Ciri khas dari

  penelitian tersebut adalah adanya kajian tentang penerapan rancangan, sajian dan

evaluasi untuk tujuan, karakteristik siswa, lingkungan dan kondisi tertentu dalam

hubungannya dengan hasil pembelajaran. Penelitian tentang pengaruh karakteristik 

siswa terhadap hasil belajar, yang tidak ada hubungannya dengan proses

Page 17: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 17/42

 pembelajaran, lebih berada pada kawasan penelitian psikologi daripada penelitian

teknologi pembelajaran. Demikian pula penelitian tentang pengaruh manajemen

  persekolahan terhadap prestasi belajar siswa, lebih tepat berada pada kawasan

manajemen pendidikan.

I. Apa Saja Penelitian Pembelajaran yang Dilakukan di Kelas?

Berbagai kegiatan pengembangan profesi yang dapat dilakukan guru dengan

melibatkan para siswanya, antara lain adalah dengan melakukan penelitian di

kelasnya. Ada dua macam penelitian yang dapat dilakukan di dalam kelas, yaitu: (a)

  penelitian eksperimen, dan (b) penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian

eksperimen atau PTK, lebih diharapkan dilakukan guru dalam upayanya menulis

KTI karena:

• KTI tersebut merupakan laporan dari kegiatan nyata yang dilakukan para guru di

kelasnya dalam upaya meningkatkan mutu pembelajarannya – (ini tentunya

 berbeda dengan KTI yang berupa laporan penelitian korelasi, penelitian diskriptif,

ataupun ungkapan gagasan, yang umumnya tidak memberikan dampak langsung

 pada proses pembelajaran di kelasnya), dan

• Dengan melakukan kegiatan penelitian tersebut, maka para guru telah melakukan

salah satu tugasnya dalam kegiatan pengembangan profesionnya.

Terdapat beberapa macam penelitian, antara lain, penelitian diskriptif yang

merupakan paparan (diskripsi) informasi tentang suatu gejala, peristiwa, kejadian

sebagaimana adanya. Berbeda dengan penelitian eksperimen pada penelitian

diskriptif tidak diadakan perlakuan. Penelitian ini mengkaji dan memaparkan sesuatu

keadaan sebagaimana adanya.

Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data

tentang akibat dari adanya suatu treatment  atau perlakuan. Penelitian eksperimen

dilakukan untuk mengetes suatu hipotesis dengan ciri khusus :

(a) adanya variabel bebas yang dimanipulasi,

(b) adanya pengendalian atau pengontrolan terhadap semua variabel lain

kecuali variabel bebas yang dimanipulasi,

(c) adanya pengamatan dan pengukuran terhadap variabel terikat sebagai

akibat dari tindakan manipulasi variabel bebas.

Berikut disajikan contoh judul dan rumusan masalah dari penelitian eksperimen yang

dilakukan di dalam kelas.

Page 18: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 18/42

 N

o

Judul penelitian Rmusan masalah

1  Pengaruh interaksi

 pemberian balikan dan

motivasi berprestasi

terhadap perolehan

belajar 

 Apakah pemberian balikan secara ekspositorik,

 secara simbol, dan tanpa balikan memberi

 perbedaan perolehan belajar?

 Apakah ada hubungan antara motivasi

berprestasi dengan perolehan belajar 

 Apakah interaksi antara pemberian balikan

dengan motivasi berprestasi memberikan

 pengaruh kepada perolehan belajar?

Di samping kedua macam penelitian tersebut, ada pula yang dinamakan

 penelitian tindakan (action research).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang

dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK 

  berfokus pada kelas atau pada proses belajar-mengajar yang terjadi di kelas, dan

  bukan pada input kelas (silabus, materi,dll) ataupun output (hasil belajar). PTK 

harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang

 belajar. Siswa yang belajar itu tidak hanya terbatas di dalam sebuah ruangan tertutup

saja, tetapi dapat juga ketika anak sedang melakukan karyawisata di objek wisata, di

laboratorium, di rumah, atau di tempat lain, ketika siswa sedang mengerjakan tugas

yang diberikan oleh guru.

Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang

terjadi di dalam kelas. Kegiatan penelitian ini tidak saja bertujuan untuk memecahkan

masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat

dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. PTK juga bertujuan untuk 

meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesionalnya.

Pada intinya PTK bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis

dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas, yang dialami langsung dalam

interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar.

Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu

dilakukan pada situasi alami dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan-

 permasalahan praktis. Tindakan tersebut adalah merupakan sesuatu kegiatan  yang 

 sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut

dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan.

Salah satu ciri khas PTK adalah adanya kolaborasi (kerjasama) antara

 praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dll) dan peneliti (dosen, widyaiswara) dalam

Page 19: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 19/42

  pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang

akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action)

Berikut adalah beberapa contoh judul PTK 

1 Meningkatkan hasil belajar melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD, pada

 pokok bahasan ....pada mata pelajaran X.

2  Peningkatan kreativitas siswa dalam proses belajar mata pelajaran X, melalui

 penerapan model pembelajaran generatif.

J. Bagaimana macam KTI yang berasal dari Laporan Penelitian?

Berdasar definsi pada Kepmendidbud No. 025/0/1995, makalah hasil

 penelitian adalah suatu karya tulis yang disusun oleh seseorang atau kelompok orang

yang membahas suatu pokok bahasan yang merupakan hasil penelitian. Dengan

demikian, KTI ini merupakan laporan hasil dari suatu kegiatan penelitian yang telah

dilakukan.

Laporan hasil penelitian tersebut dapat disajikan dalam berbagai bentuk, antara lain:

  No Macam bentuk publikasi laporan hasil penelitian Angka

kredit1 Berupa buku yang diedarkan secara nasional. Buku yang

diterbitkan dan diedarkan secara nasional yang ditulis berdasar 

hasil penelitian yang dilakukan oleh guru, masih sangat terbatas

 jumlahnya. Sangat jarang guru mengirimkan KTI dalam bentuk ini.

12,5

2 Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat pada majalah ilmiah

(jurnal) yang diakui oleh Depdiknas. Masing-masing jurnal ilmiah

umumnya mempunyai persyaratan dan tata cara penulisan artikel

hasil penelitian yang spesifik dan berlaku untuk jurnal yang

 bersangkutan. KTI yang diajukan guru dalam bentuk publikasi ini,

akhir-akhir ini semakin meningkat jumlahnya.

6,0

3 Berupa buku yang tidak diedarkan secara nasional. Buku yang

ditulis berdasar hasil penelitian yang dilakukan oleh guru, yang

tidak diederkan secara nasional juga masih sangat terbatas

 jumlahnya.

6,0

4 Berupa makalah yang disimpan di perpustakaan. Inilah bentuk 

laporan hasil penelitian yang paling banyak diajukan sebagai Karya

Tulis Ilmiah oleh para guru.

4,0

5 Berupa tulisan (artikel ilmiah) yang dimuat pada media masa.

Meskipun cukup banyak tulisan ilmiah popular diajukan sebagaiKTI, namun yang merupakan laporan hasil penelitian, sangat

terbatas jumlahnya.

2,0

6 Berupa makalah dari prasaran yang disampaikan pada pertemuan

ilmiah. Meskipun cukup banyak makalah berupa prasasran

diajukan sebagai KTI, namun yang merupakan makalah prasaran

 berdasarkan laporan hasil penelitian, sangat terbatas jumlahnya.

2,5

Dari 6 (enam) macam KTI hasil penelitian di atas, KTI yang paling banyak 

dibuat oleh guru adalah yang berupa makalah yang disimpan di perpustakaan

Page 20: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 20/42

(dengan angka kredit 4). Selanjutnya, tulisan ini akan lebih memberikan fokus

 bahasan pada KTI hasil penelitian yang berupa makalah. Namun demikian, terdapat

kecenderungan semakin bertambah jumlah KTI hasil penelitian yang dipublikasikan

melalui jurnal (dengan angka kredit 6).

Berikut ini dijelaskan beberapa hal pokok yang berkaitan dengan KTI hasil

 penelitian yang dipublikasikan melalui jurnal ilmiah.

KTI yang dapat dimuat di Jurnal Ilmiah dapat dipilah menjadi dua kelompok.

Pertama KTI yang berupa laporan hasil penelitian, dan kedua berupa KTI non-hasil

 penelitian (seperti misalnya paparan gagasan keilmuan, ulasan atau tinjauan ilmiah).

Masing-masing jurnal mempunyai tatacara penulisannya sendiri-sendiri. Ada

 perbedaan di antara satu jurnal dengan jurnal yang lain. Misalnya, tentang ukuran dan

macam huruf, jumlah halaman maksimum yang diperbolehkan, kerangka dan tatacara

 penulisan, bahkan juga cara pengirimannya naskah (ada yang harus mengirimkan

dalam bentuk disket berikut printoutnya) dll.

Berikut contoh sistematika penulisan pada Jurnal Teknologi Pendidikan (PPS

IKIP Malang, ISSN 0854-7599). Setiap karangan harus disertai (a) abstrak, (b) kata-

kata kunci, (c) identitas pengarang, (d) pendahuluan yang berisi latar belakang dan

tujuan atau ruang lingkup tulisan dan (e) daftar pustaka. Hasil penelitian disajikan

dengan sistematika sebagai berikut (a) judul, (b)nama pengarang, (c) anstrak, (d)

kata-kata kunci, (e) pendahuluan berisi pembahasan kepustakaan dan tujuan

  penelitian, (f) metode, (g) pembahasan, (i) kesimpulan dan saran, dan (h) daftar 

 pustaka.

Dengan demikian Isi dan sistematika KTI laporan hasil penelitian yang

diajukan untuk dimuat di jurnal, sedikitnya terdiri dari :

Judul penelitian

Bab I Permasalahan / Pendahuluan

Latar belakang masalah / Perumusan masalah

Tujuan dan Manfaat

Bab II Landasan Teori

Bab III Metode PenelitianBab IV Hasil dan Analisis Hasil

Bab V Kesimpulan dan Saran

Judul penelitian menyatakan secara jelas namun sesingkat mungkin

 permasalahan yang akan diteliti, upayakan variabel penelitian tercantum pada judul

tersebut. Upayakan pula agar dengan membaca judul itu, pembaca akan tertarik 

untuk membaca lebih jauh isi usulan penelitian.

Page 21: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 21/42

Bagian terpenting pada KTI hasil penelitian adalah ungkapan permasalahan

(khususnya rumusan masalahnya). Rumusan masalah adalah pertanyaan-pertanyaan

yang jawabannya ingin dikaji melalui penelitian. Latar Belakang Masalah merupakan

  penjelasan mengapa sesuatu itu dipermasalahkan. Alasan itu diperlukan untuk 

mengetahui sejauh mana tingkat urgensi, tujuan dan manfaat dari penelitian yang

diajukan. KTI hasil penelitian harus pula menuliskan tujuan dan manfaat yang

diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan.

Secara singkat hasil penelitian juga perlu mencantumkan pembahasan teori

dari hal yang dipermasalahkan dan hipotesis yang dapat ditarik dari teori tersebut,

serta akan diuji berdasar fakta empirik. Uraian tentang metode penelitian, yang terdiri

dari cara pengumpulan, hasil yang diperoleh serta analisis data juga harus dituliskan

dengan singkat. Akhirnya perlu disajikan diskusi singkat, yang kemudian

mengasilkan beberapa kesimpulan serta (bila ada) pengajuan saran.

Hal yang tidak mudah dalam menulis KTI hasil penelitian untuk jurnal adalah

keterbatasan halaman. Umumnya jumlah halaman dari satu artikel yang dimuat di

 jurnal antara 5 – 10 halaman (untuk ukuran kertas A4, font 12, spasi dua). Karena itu

kemampuan untuk memadatkan laporan, agar isinya tetap terkomunikasikan dan

terjaga, dengan tetap enak dibaca dan mampu menarik minat, menjadi kemampuan

yang memerlukan latihan.

K. Bagaimana Menilai KTI hasil Penelitian?

Sebelum diajukan untuk dinilai, KTI harus terlebih dahulu dinilai oleh si penulis.

Mengapa? Karena hanya KTI yang benar dan baik sajalah yang akan dapat diberi

nilai. Penulis hendaknya mampu menilai apakah KTI yang akan diajukannya, telah

memenuhi syarat sebagai KTI yang benar dan baik.

Bagaimana kriteria KTI yang benar dan baik? Di samping memakai berbagai

kriteria penulisan karya tulis ilmiah yang umum dipergunakan, terdapat beberapa

kriteria dan persyaratan yang khusus yang digunakan untuk menilai KTI dalam

 pengembangan profesi guru (lihat peraturan dan pedoman yang telah dikeluarkan

oleh Diknas, yang berkaitan dengan hal ini)

Di samping kriteria-krietria di atas, KTI laporan hasil penelitian itu harus pula

memenuhi kriteria “APIK PIK,” yang artinya adalah

A sli, penelitian harus merupakan karya asli penyusunnya, bukan

merupakan plagiat, jiplakan, atau disusun dengan niat dan prosedur yang tidak 

 jujur. Syarat utama karya ilmiah adalah kejujuran.

P erlu, permasalahan yang dikaji pada penelitian itu memang perlu,

mempunyai manfaat. Bukan hal yang mengada-ada, atau memasalahkan

sesuatu yang tidak perlu lagi dipermasalahkan.

Page 22: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 22/42

I lmiah, penelitian harus berbentuk, berisi, dan dilakukan sesuai

dengan kaidah-kaidah kebenaran ilmiah. Penelitian harus benar, baik teorinya,

faktanya maupun analisis yang digunakannya.

K  onsisten, penelitian harus disusun sesuai dengan kemampuan

 penyusunnya. Bila penulisnya seorang guru, maka penelitian haruslah berada

  pada bidang kelimuan yang sesuai dengan kemampuan guru tersebut.

Penelitian di bidang pembelajaran yang semestinya dilakukan guru adalah

yang bertujuan dengan upaya peningkatan mutu hasil pembelajaran dari

siswanya, di kelas atau di sekolahnya.

Page 23: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 23/42

 N KTI

yang

,

Penjelasan, Ciri-ciri yang tampak,

1 TIDAK  

ASL

I

KTI harus merupakan

karya diri si penulis. Bukan

karya orang lain.

Bukan “dibuatkan”oleh orang lain,

atau menggunakan

karya orang lain.

KTI yang tidak “asli “ dapat

terindentifikasi antara lain melalui,terdapat bagian-bagian tulisan , atau

  petunjuk lain yang menunjukkan

  bahwa karya tulis itu merupakanskripsi, penelitian atau karya tulis

orang lain, yang dirubah di sana-

sini dan digunakan sebagai KTInya (seperti misalnya bentuk 

ketikan yang tidak sama, tempelan

nama, dll)

terdapat petunjuk adanya lokasi dan

subyek yang tidak konsisten,terdapat tanggal pembuatan yang tidak 

sesuai,

terdapat berbagai data yang tidak 

konsisten, tidak akurat

waktu pelaksanaan pembuatan KTI

yang kurang masuk akal (misalnya

 pembuatan KTI yang terlalu

 banyak dalam kurun waktutertentu)

adanya kesamaan isi, format, gaya penulisan yang sangat mencolok dengan KTI yang lain

2 TIDAK  

PER 

LU

KTI merupakan“bukti” dari

kegiatan

 pengembangan profesi dari si

 penulis.

Sehingga apa yang

dipermasalahkan

haruslah sesuatuyang diperlukan

dalam upaya ybsuntuk 

mengembangkan

 profesinya.Karena itu, harus jelas

apa manfaat

 penelitian yang

dilakukan bagisiswa di kelas /

sekolahnya.

KTI yang tidak “perlu” , dapat terlihatantara lain dari…

masalah yang dikaji terlalu luas, tidak 

langsung berhubungan dengan permasalahan yang berkaitan

dengan upaya pengembangan

 profesi si penulis

masalah yang ditulis tidak 

menunjukan adanya kegiatan nyata penulis dalam peningkatan /

  pengembangan profesinya sebagai

guru

 permasalahan yang ditulis, sangatmirip dengan KTI yang telah ada

sebelumnya, telah jelas

 jawabannya, kurang jelasmanfaatnya dan merupakan hal

mengulang-ulang.

tulisan yang diajukan tidak termasuk  pada macam KTI yang memenuhisyarat untuk dapat dinilai

Lanjutan...........

Page 24: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 24/42

Lanjutan...........

 N KTI

yang

,

Penjelasan, Ciri-ciri yang tampak,

3 TIDAK  

ILM

IAH

Sebagai karya ilmiah,KTI harus :

Permasalah yang dikaji

 berada di khasanah

keilmuanMenggunakan kriteria

kebenaran ilmiah

Mengunakan metodeilmiah

Memakai tatacara

 penulisan ilmiah

KTI yang tidak “ilmiah” dapat terlihat

dari,masalah yang dituliskan berada di luar 

khasanah keilmuan

latar belakang masalah tidak jelas

sehingga tidak dapat menunjukkan  pentingnya hal yang dibahas dan

hubungan masalah tersebut dengan

upayanya untuk mengembangkan profesinya sebagai widyaiswara.

rumusan masalah tidak jelas sehingga

kurang dapat diketahui apasebenarnya yang akan diungkapkan

 pada KTInya

kebenarannya tidak terdukung oleh

kebenaran teori, kebenaran faktadan kebenaran analisisnya

landasan teori perlu perluas dan

disesuaikan dengan permasalahanyang dibahas

  bila KTInya merupakan laporan hasil

  penelitian, tampak dari metode  penelitian, sampling, data, analisis

hasil yang tidak / kurang benar.

kesimpulan tidak/belum menjawab permasalahan yang diajukan

4 TIDAK  

KO

 NSI

STE

 N

Hal yang ditulis dalam

KTI harus sesuai(konsisten) dengan

kompetensi si

 penulis, dan sesuaidengan tujuan si

  penulis untuk 

 pengembangan  profesinya sebagai

guru

KTI yang tidak “konsisten” dapat

terlihat dari..masalah yang dikaji tidak sesuai

dengan tugas si penulis sebagai

gurumasalah yang dikaji tidak sesuai latar 

  belakang keahlian atau tugas

  pokok penulisnyamasalah yang dikaji tidak berkaitan

dengan upaya penulis untuk 

mengembangkan profesinya

sebagai guru (misalnya masalahtersebut tidak mengkaji

  permasalahan di bidang

  pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu siswa di

kelasnya yang sesuai dengan

 bidang tugasnya).

Berikut disajikan contoh beberapa Judul Penelitian KTI yang diajukan guru

untuk memenuhi kegiatan pengembangan profesi yang belum memenuhi syarat baik 

dan benar dan tidak dapat diberi nilai.

 No Judul Intisari isi Ditolak karena, dan saran

yang diberikan

1 Membangun Mendiskripsikan berbagai Masalah yang dikaji terlalu

Page 25: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 25/42

 No Judul Intisari isi Ditolak karena, dan saran

yang diberikan

karakter bangsa

melalui kegiatan

ekstra kurikuler.

upaya guna membangun

karakter bangsa.

luas tidak berkaitan dengan

 permasalahan nyata yang

terjadi di kelasnya. Hanya

 berupa “kliping” berbagai

 pendapat.

Disarankan untuk membuat

KTI baru yang berfokus

 pada kegiatan pemecahan

masalah nyata di kelasnya.

2 Dalam rangka

HUT PGRI guru

 bertanggungjawab

untuk 

meningkatkan

mutu pendidikan

Indonesia

Memaparkan berbagai

 pendapat pakar tentang

tanggung jawab guru

dalam peningkatan mutu

 pendidikan. Uraian sangat

umum dan merupakan

kumpulan berbagai

 pendapat.

Masalah yang dikaji terlalu

luas tidak berkaitan dengan

 permasalahan nyata yang

terjadi di kelasnya.

Disarankan untuk membuat

KTI baru yang berfokus

 pada kegiatan pemecahanmasalah nyata di kelasnya.

3 Pengaruh jumlah

faktor air semen

 pada kekuatan

tekan beton.

Mengkaji hubungan

antara faktor air semen

dengan kekuatan tekan

 beton yang dilakukan oleh

seorang guru SMK 

Teknologi Bangunan.

Masalah yang dikaji

merupakan penelitian

keilmuan beton, dan bukan

 pada pengajaran keilmuan

 beton. Bukan berada dalam

 penelitian pendidikan

(pembelajaran) melainkan

 penelitian isi mata

 pelajaran.

Disarankan untuk membuat

KTI baru yang berfokus

 pada kegiatan pemecahan

masalah nyata di kelasnya

dan berkaitan dengan

 proses pembelajaran mata

 pelajarannya.

4 Analisis kesalahan

siswa dalam

mengubah kalimat

aktif menjadi

kalimat pasif 

Mengkaji kesalahan siswa

dalam memahami mata

 pelajaran bahasa

Indonesia. Tidak ada

kegiatan nyata yang

Masalah yang dikaji

merupakan penelitian

tentang isi mata pelajaran.

Hasil penelitian berupa

 paparan macam kesalahan

Page 26: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 26/42

 No Judul Intisari isi Ditolak karena, dan saran

yang diberikan

dilakukan untuk 

memperbaiki kedaaan.

Sekedar paparan diskripsi

dari hal yang terjadi

dalam pembelajaran.

siswa. Tidak ada tindakan

untuk memecahkan

masalah tersebut.

Disarankan untuk 

melanjutkan hasil

 penelitian tersebut dengan

melakukan kegiatan yang

nyata di kelasnya dalam

upaya memecahkan

masalah.

5 Peranan

 perpustakaan

dalam

meningkatkan

 prestasi belajar 

siswa

Studi korelasi antara

 pendapat siswa tentang

mutu perputakaan

sekolahnya dengan nilai

mata pelajarannya.

Tidak ada tindakan nyata

yang dilakukan guru dalam

 proses pembelajaran.

Permasalahan yang dikaji

“sudah sangat umum” yang

telah jelas jawabannya,

sehingga kurang perlu

dikaji kembali.

Disarankan untuk membuat

KTI baru yang berfokus

 pada kegiatan pemecahan

masalah nyata di kelasnya

dan berkaitan dengan

 proses pembelajaran.

6 Hubungan antara

kondisi sosial

ekonomi orangtua

siswa dengan

 prestasi

 belajarnya.

Studi korelasi antara

 pendapat siswa tentang

kondisi sosial ekonomi

orangtuanya (yang

diambil melalui kuisener)

dengan nilai mata

 pelajarannya

Tidak ada tindakan nyata

yang dilakukan guru dalam

 proses pembelajaran.

Permasalahan yang dikaji

“sudah sangat umum” yang

telah jelas jawabannya,

sehingga kurang perlu

dikaji kembali.

Disarankan untuk membuat

KTI baru yang berfokus

 pada kegiatan pemecahan

masalah nyata di kelasnya

dan berkaitan dengan

 proses pembelajaran.

Page 27: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 27/42

 No Judul Intisari isi Ditolak karena, dan saran

yang diberikan

7 Suatu tinjauan

tentang

 pelaksanaan

 pembelajaran

sejarah

Uraian umum tentang

 berbagai konsep dalam

 pembelajaran sejarah

Masalah yang dikaji terlalu

luas tidak berkaitan dengan

 permasalahan nyata yang

terjadi di kelasnya.

Disarankan untuk membuat

KTI baru yang berfokus

 pada kegiatan pemecahan

masalah nyata di kelasnya.

8 Pengaruh model

 pembelajaran

melalui seting

 belajar kooperatif 

terhadap

 pemahaman

konseptual dan

algoritmik 

matematika

realistic pada

mahasiswa prodi

sosial.

Kajian sangat rinci dan

mendalam dengan

sistematika serta format

yang umum dipakai pada

 penulisan tesis atau

disertasi (jumlah halaman

182, dengan 43

kepustakaan)

Terdapat beberapa indikasi

yang menunjukkan bahwa

KTI tersebut merupakan

tesis atau desertasi. KTI

tersebut tidak ASLI.

Diperingatkan dan

disarankan untuk membuat

KTI baru karya sendiriyang berfokus pada

kegiatan pemecahan

masalah nyata di kelasnya

dan berkaitan dengan

 proses pembelajaran.

9 Pengaruh

komunikasi kepala

sekolah terhadap

 peningkatan

semangat kerja

guru

Kajian diskriptif berdasar 

hasil angket tentang

 pandangan para guru

terhadap kebijakan kepala

sekolahnya. Penelitian ini

dilakukan oleh guru

matematika.

Tidak berkaitan dengan

tugas guru dalam

 pembelajaran.

Disarankan untuk membuat

KTI baru yang berfokus

 pada kegiatan pemecahan

masalah nyata di kelasnya

yang berhubungan dengan

 pembelajaran matematika.

10 Teknologi

Informasi, inovasi

 baru bagi dunia

 pendidikan

Paparan tentang peranan

IT dalam pembelajaran

yang diambil dari

 berbagai media

Terlalu umum. Tidak 

 berkaitan dengan tugas

guru dalam pembelajaran.

Tidak ada permasalahan

yang nyata yang ingin

dipecahkan dalam

kelasnya.

Page 28: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 28/42

 No Judul Intisari isi Ditolak karena, dan saran

yang diberikan

Disarankan untuk membuat

KTI baru yang berfokus

 pada kegiatan pemecahan

masalah nyata di kelasnya.

Berikut disajikan contoh beberapa Judul Penelitian KTI yang diajukan guru untuk 

memenuhi kegiatan pengembangan profesi dan memenuhi syarat dan dapat diberi

nilai.

 No Judul Intisari isi Dapat dinilai

sebagai

1 Pengaruh

 penggunaan alat

 peraga gambar 

terhadap nilai

sejarah pada

siswa kelas III,

sem 1. SMP X.

Mengkaji perbedaan prestasi siswa dengan

 penggunaan dua model pembelajaran

sejarah (alat peraga gambar dan bagan vs

media tertulis) untuk topik tertentu pada

 pelajaran sejarah.

Penelitian eksperimen di kelas, yang

melibatkan 4 kelas, dengan jumlah siswa

132 dibagi secara random dalam dua

kelompok. Dilakukan selama 5 kali

 pertemuan.

Makalah hasil

 penelitian

dengan nilai 4

2 Peningkatan hasil

 belajar 

matematika

melalui model belajar kelompok 

kooperatif , di

kelas VI, SD.

Penelitian tindakan kelas dengan bentuk 

tindakannya berupa penerapan

 pembelajaran matematika melalui model

 belajar kelompok kooperarif. Bentuk tindakannya dirinci dengan sangat jelas,

demikian pula cara dan hasil pengumpulan

data yang digunakan untuk evaluasi dan

refleksi. PTK dilakukan dalam 2 siklus

selama 4 bulan.

Makalah hasil

 penelitian

dengan nilai 4

L. Apa yang Dimaksud Dengan Usulan Penelitian?

Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana itu umum disebut

sebagai usulan penelitian (proposal penelitian). Usulan penelitian merupakan langkah

  pertama dari kerja penelitian. Sedangkan KTI, yang merupakan laporan hasil

 penelitian, merupakan langkah terakhir.

Pada umumnya usulan penelitian terdiri dari :

• Judul Penelitian

Page 29: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 29/42

• Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan

Masalah dan Cara Pemecahan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian

(terutama: potensi untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas isi, proses,

masukan, atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan).

• Bab Kajian / Tinjauan Pustaka yang menguraikan kajian teori dan pustaka yang

menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan

• Bab Metode Penelitian yang menjelaskan tentang Rencana dan Prosedur 

Penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur 

 pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur refleksi hasil

 penelitian).

Rincian dari langkah kegiatan di atas adalah sebagai berikut:

Judul penelitian menyatakan secara jelas namun sesingkat mungkin permasalahan

yang akan diteliti, upayakan variabel penelitian tercantum pada judul tersebut.

Upayakan pula agar dengan membaca judul itu, pembaca akan tertarik untuk 

membaca lebih jauh isi usulan penelitian.

Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya

tertulis di dalam judul adalah gambaran dari apa dipermasalahkan, (misalnya:

  peningkatan hasil belajar) dan macam tindakan yang akan dilakukan untuk 

mengatasi masalahnya (misalnya penggunaan model pembelajaran kooperatif).

Umumnya di bawah judul dituliskan pula sub judul. Sub judul sangat umum

ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang populasi, seperti

misalnya di mana penelitian dilakukan, kapan, di kelas berapa, dan lain-lain.

M. Apa Isi Bab Pendahuluan?

Tujuan utama penelitian pembelajaran dalam kegiatan pengembangan profesi

guru adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran nyata yang terjadi ke

kelasnya. Untuk itu, dalam bab pendahuluan, yang intinya adalah paparan alasan atau

latar belakang penelitian, hendaknya dapat dipaparkan bahwa:

a) Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran yang

terjadi di sekolah atau di kelasnya. Karena tersebut umumnya didapat dari

  pengamatan dan kajian (diagnosis) yang dilakukan oleh guru atau tenaga

kependidikan lainnya di sekolah, maka jelaskan pula proses atau kondisi yang

terjadi.

 b) Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak 

untuk dipecahkan, serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan

waktu, biaya dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian

tersebut.

Page 30: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 30/42

c) Dari identifikasi masalah di atas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar 

 penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan

(argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.

Bab Pendahuluan menjelaskan tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan

Masalah dan Cara Pemecahan Masalah, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian

dengan uraian sebagai berikut:

Latar belakang masalah, berisi uraian yang jelas dan rinci mengapa sesuatu itu

dipermasalahkan dan akan dijadikan sebagai penelitian. Dengan kata lain, sub bab ini

mengungkapkan berbagai landasan, fakta atau berbagai alasan dari masalah yang

akan dicari jawabannya. Alasan mengapa mempermasalahkan tersebut, diperlukan

untuk mengetahui sejauh mana tingkat urgensi, tujuan dan manfaat dari penelitian

yang diajukan.

Sesuai dengan tujuan dari kegiatan pengembangan profesi guru, maka sangat

disarankan, bahwa kegiatan penelitian yang dilakukan ditujukan untuk meningkatkan

mutu pembelajaran di kelas atau di sekolahnya. Sehinga, pada usulan penelitiannya

harus tertulis dengan jelas apa tujuan dan manfaat yang akan diperoleh para siswa,

atau kelas atau sekolahnya, dari hasil penelitian yang diajukan

Akibat banyaknya kemungkinan yang terjadi, permasalahan harus dibatasi.

Pembatasan dan ruang lingkup masalah harus terungkapkan dengan jelas. Dalam

  pembatasan ini, harus ada pengungkapan alasan yang mendasari pembatasan

tersebut. Misalnya karena luasnya obyek kajian, maka penelitian hanya membatasi

diri pada ragam obyek tertentu dengan suatu kriteria yang ditetapkan berdasar 

 pertimbangan dan alasan tertentu.

Dengan membatasi permasalahan diharapkan masalah penelitian dapat lebihdipertegas, dalam arti ditentukan batas-batas ruang lingkupnya. Hanya dengan adanya

 batas-batas permasalahan yang jelas dapat diketahui dan ditetapkan faktor-faktor apa

saja yang perlu dibahas dan faktor-faktor apa yang tidak perlu.

Perumusan dan pemecahan masalah : Bagian terpenting pada usulan

 penelitian adalah permasalahan, khususnya rumusan masalahnya. Rumusan masalah

adalah pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ingin dikaji melalui penelitian.

Sebagai pertanyaan sebaiknya dibuat dalam bentuk kalimat tanya. Variabel yang

akan dikaji harus terungkap jelas demikian pula hubungan di antara variabel tersebut.

Contoh :

a. Penelitian Eksperimen : Adakah perbedaan kemampuan siswa dalam

mengerjakan soal-soal matematika, di antara kelompok yang diajar dengan

metode pemecahan soal dan kelompok yang diajar dengan metode pemahaman

konsep ( di ...., pada mata pelajaran…… kelas….., waktu…)?

Page 31: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 31/42

b. Penelitian Tindakan Kelas : Adakah peningkatan kemampuan membaca

 pemahaman pada mata pelajaran X melalui penerapan Cooperative Learning 

( di ...., pada mata pelajaran…… kelas….., waktu…)?

Penelitian eksperimen di bidang pembelajaran, pada intinya dalah menguji

hipotesis, karenanya hipotesis yang benar, sangatlah penting. Hipotesis adalah dugaan

  jawaban yang ditarik dari teori. Karena itu, hipotesis tersebut harus mempunyai

kebenaran teoritis.

Tujuan penelitian menyatakan target tertentu yang akan diperoleh dari

kegiatan penelitian yang diusulkan. Tujuan penelitian harus dinyatakan secara

spesifik, dalam pernyataan yang jelas. Kemukakan secara singkat tentang tujuan

  penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang

dikemukakan. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas, sehingga diukur 

tingkat pencapaian keberhasilannya.

Sedangkan kegunaaan penelitian menyatakan manfaat yang dapat dipetik dari

 pemecahan masalah yang didapat dari hasil penelitian yang berguna setidak-tidaknya

 bagi kepentingan ilmiah atau kepentingan terapan. Usulan penelitian harus pula

menuliskan pula rancangan pengumpulan dan analisis data, yang disajikan pada bab

ketiga. Uraian ini, intinya berisi penjelasan bagaimana data akan diperoleh,

menggunakan alat apa, termasuk pula penjelasan tentang populasi dan teknik 

samplingnya, serta rancangan analisisnya.

 N. Apa Isi Bab Tinjauan Pustaka?

Bab ini berisi jabaran berbagai kepustakaan tentang teori-teori (termasuk dan

terutama hasil-hasil penelitian) yang berkaitan dengan variabel-variabel yang

dipermasalahkan, untuk dipakai menduga jawaban dari rumusan masalah. Dugaan

 jawaban yang diambil dari teori umum disebut sebagai hipotesis.

Hipotesis pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan (thesis) yang masih

kurang lengkap (hypo) kebenarannya. Dengan kata lain kebenaran dari pernyataan

tersebut masih memerlukan pengujian. Hipotesis merupakan suatu jawaban yang

 bersifat sementara terhadap suatu rumusan masalah penelitian, Jawaban sementara ini

dirumuskan dari khasanah pengetahuan teori yang diperoleh dari tinjauan pustaka.

Dengan demikian hipotesis adalah jawaban terhadap masalah penelitian yang secara

teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenaran teorinya.

Dari definisi tersebut diketahui bahwa hipotesis bukan merupakan fakta yang

sudah pasti benar dan kemudian penelitian dilakukan untuk membuktikan kebenaran

tersebut. Peneliti jangan sampai terjebak atau mempunyai kehendak untuk 

Page 32: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 32/42

membuktikan kebenaran hipotesisnya, sehingga berupaya untuk menyesuaikan data

 penelitiannya agar hipotesisnya terbukti kebenarannya.

Peran hipotesis pada penelitian ilmiah adalah (a) memberikan tujuan yang

tegas bagi peneliti, (b) membantu dalam penentuan arah kegiatan yang harus

ditempuh,dalam pembatasan ruang lingkup, memilih fakta, dan menentukan relevansi

  pelaksanaan kegiatan, dan (c) menghindarkan peneliti dari suatu kegiatan

 pelaksanaan penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan.

Apakah setiap penelitian harus mempunyai hipotesis? Jawaban terhadap

 pertanyaan ini dapat ya dan dapat pula tidak. Jika penelitian itu adalah penelitian

yang merupakan penerapan dari metode ilmiah jawabannya adalah ya. Karena

sebagai dijelaskan sebelumnya, komponen metode keilmuan terdiri dari masalah -teori - hipotesis - fakta - pengujian hipotesis -teori. Namun, terdapat pula penelitian-

 penelitian yang komponennya tidak seperti itu.

Pada bagian kajian / tinjauan kepustakaan dengan jelas diuraikan kajian

  berbagai teori dan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan variabel yang

dipermasalahkan. Mengapa? Karena, cara ilmiah dalam memecahkan persoalan pada

hakikatnya adalah digunakannya pengetahuan ilmiah sebagai dasar argumentasi.

Argumentasi ilmiah tersebut, umumnya dilakukan melalui kajian pustaka. Yaitu,

dipakainya referensi yang berisi argumentasi ilmiah yang sahih maupun berdasar 

hasil-hasil penelitian yang telah diverifikasi kebenarannya. Argumentasi ilmiah juga

dapat mendasarkan pada pandangan ahli. Hasil-hasil penelitian yang telah diverifikasi

kebenarannya pada umumnya merupakan dasar argumentasi ilmiah yang sangat

kokoh

Pada umumnya urutan langkah yang dilakukan dalam melakukan kajian teoritis

melalui sumber bacaan adalah sebagai berikut:

1) Mengkaji teori-teori ilmiah yang berhubungan dengan konsep-konsep

yang dipermasalahkan dan akan dipakai dalam analisis;

2) Membahas hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan apa yang

dipermasalahkan; dan

3) Mengajukan hipotesis dengan mendeduksi premis-premis yang terdapat

dalam kumpulan teori menuju kesimpulan yang berupa jawaban sementara

(hipotesis) terhadap rumusan masalah.

O. Apa Isi Bab Metode Penelitian?

Bab metode penelitian menjabarkan rancangan penelitian, penjelasan variabel

dan instrumen serta metode pengumpulan data, serta rancangan tabulasi dan analisis

data dalam pengujian hipotesis. Melalui bagian ini harus tampak informasi tentang

 berbagai fakta empirik yang akan digunakan untuk menguji hipotesis, bagaimana

mendapatkan dan menganalisis fakta tersebut serta mengapa fakta itu diperlukan.

Page 33: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 33/42

Usulan penelitian harus mampu mengungkapkan macam data dan rancangan

 pencarian data tersebut. Termasuk didalamnya uraian tentang variabel-variabel yang

akan dikaji, populasi, sampling, instrumen pengukuran dan metode pencarian data

dan rancangan analisis data yang akan digunakan.

Dalam penelitian eksperimen terdapat berbagai model rancangan penelitian, usulan

 penelitian yang baik harus dapat secara spesifik menjabarkan rancangan penelitian

mana yang akan dipilih.

Pada PTK bab ini terutama menjelaskan tentang prosedur diagnosis masalah,

  perencanaan tindakan, prosedur pelaksanaan tindakan, prosedur observasi dan

evaluasi, prosedur refleksi hasil penelitian

Berikut disajikan beberapa penjelasan yang berkaitan dengan metode

 penelitian.

Populasi dan Sampel : Sampel adalah bagian kecil dari populasi yang mewakili

  populasi sebagai data empirik penelitian. Untuk dapat mewakili populasi maka

sampel harus mempunyai ciri-ciri/sifat/karakteristik yang sama dengan populasi.

Penelitian yang dilakukan guru di dalam kelas umumnya tidak menggunakan sampel.

Penelitian ini disebut penelitian populasi. Peneliti dalam hal ini mengamati obyek terhadap seluruh anggota sampel tanpa terkecuali. Hasil pengamatannya, dengan

demikian, hanya akan berlaku untuk populasi tersebut.

Instrumen Penelitian. Pada penelitian eksperimen rumusan masalah harus secara

 jelas menyatakan hubungan di antara variabel-variabel yang dipermasalahkan. Perlu

diingat kembali bahwa rumusan masalah yang baik sangat menentukan keberhasilan

langkah kegiatan berikutnya. Merumuskan masalah pada dasarnya adalah menyusun

  pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ingin dicari baik melalui kajian teoritis

maupun dengan pembuktian empiris.

Guna memungkinkan pengujian secara empirik maka konsep-konsep yang

diajukan harus dapat diamati dan diukur. Instrumen penelitian merupakan alat yang

digunakan untuk mengambil data atau informasi. Kebenaran data atau informasi yang

diambil sangat tergantung dari kebenaran instrumen yang dipakai. Dengan demikian

 penetapan, penyusunan dan penggunaan instrumen merupakan bagian penting pada

 pelaksanaan penelitian.

Jenis-jenis instrumen penelitian, yang umum dipakai dalam peneloitian pembelajaran

adalah (a) tes, (b) kuisener, (c) observasi atau pengamatan, (d) skala penilaian dan

lain-lain. Tentu saja jenis instrumen yang digunakan sangat tergantung kepada data

yang akan diambil, mentode pengambilan, ketersediaan waktu, dana dan fasilitas lain

serta yang paling utama adalah tujuan penelitiannya.

Page 34: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 34/42

Rancangan Pengumpulan dan Analisis Data. Usulan yang baik harus mampu

mengungkapkan gambaran langkah dalam pengambilan sampel. Juga harus dapat

terjabarkan teknik-teknik dan alat-alat yang akan digunakan untuk mengamati dan

mengukur data. Data yang didapat baik melalui eksperimen maupun tidak, akan

diperlukan dalam pengujian hipotesis dengan menggunakan kaidah-kaidah statistika.

Usulan penelitian yang baik, harus mampu pula menunjukkan rancangan teknik 

analisis data yang akan dipakai dan formula statistika yang akan digunakan dalam

 pengujian hipotesis.

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, paparan ini akan memfokus pada penelitian

 pembelajaran yang dapat dilakukan guru dalam kegiatan pengembangan profesinya.

Dalam hal ini, macam penelitian ekseperimen dan penelitian tindakan kelas,merupakan jenis penelitian yang disarankan.

P. Penutup

Salah satu bentuk KTI yang akhir-akhir ini, cenderung banyak dilakukan oleh

  para guru/pengawas adalah KTI hasil penelitian perorangan KTI hasil penelitian

cenderung sangat diminati dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan profesi, di

antaranya karena:

• Para guru/pengawas memahami bahwa salah satu tujuan kegiatan

 pengembangan profesi, adalah dilakukannya kegiatan nyata di kelasnya yang

ditujukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajarannya. Bagi

sebagian besar guru, melakukan kegiatan seperti itu, sudah terbiasa dilakukan

• Kegiatan tersebut, harus dilaksanakan dengan menggunakan kaidah-kaidah

ilmiah, karena hanya dengan cara itu, mereka akan dapat mengembangan

 profesinya.

• Kegiatan itu, dapat berupa pelaksanaan penelitian tindakan di dalam kelas

yang diyakini makin layak untuk menjadi prioritas Pada kegiatan

  pembelajaran, tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu

  pembelajaran adalah dengan “menguji atau menerapkan” hal-hal “baru”

dalam praktik pembelajarannya.

• Banyak inovasi baru dalam pembelajaran, memerlukan verifikasi maupun

  penerapan dalam proses pembelajaran.

Laporan hasil penelitian, dapat dipakai sebagai KTI guru/pengawas dalam

 pengembangan profesi.

KTI yang dapat dinilai adalah KTI yang “APIK PIK,” yaitu yang A sli, P erlu,

 permasalahan yang dikaji pada penelitian itu memang mempunyai manfaat. Bukan

hal yang mengada-ada, atau memasalahkan sesuatu yang tidak perlu lagi

dipermasalahkan, I lmiah, penelitian harus berbentuk, berisi, dan dilakukan sesuai

dengan kebenaran ilmiah. Dan K  onsisten, bila penulisnya seorang guru, maka

Page 35: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 35/42

 penelitian haruslah berada pada bidang kelimuan yang sesuai dengan kemampuan

guru tersebut.

Penelitian di bidang pembelajaran yang semestinya dilakukan guru adalah yang

merupakan kegiatan nyata yang dilakukan oleh guru di kelasnya dan bertujuan untuk 

meningkatkan mutu hasil pembelajaran dari siswanya, di kelas atau di sekolahnya

Kepustakaan

Ardhana, Wayan (1987).  Bacaan Pilihan dalam Metode Penelitian   Pendidikan.

Jakarta: Depdikbud Dikti.

Suharsimi, Suhardjono dan Supardi (2006) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT

Bumi Aksara

Suhardjono, Azis Hoesein, dkk. (1996). Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah di

Bidang Pendidikan dan Angka Kredit Pengembangan Profesi Widyaiswara.

Jakarta : Depdikbud, Dikdasmen.

Suhardjono, (2005),  Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas

 sebagai KTI , makalah pada pelatihan peningkatan mutu guru di LPMP Makasar,

Maret 2005

Suhardjono (2006),   Laporan Penelitian sebagai KTI , makalah pada pelatihan

  peningkatan mutu guru dalam pengembangan profesi di Pusdiklat Diknas

Sawangan, Jakarta, Februari 2006

Suriasumantri, Jujun S. (1984 ). Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:

Sinar Harapan

Page 36: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 36/42

MATERI 6 : Teknik Penghitungan Angka Kredit

PEMATERI : Ida Bagus Made Jaya Semara

PERATURAN KEPALA BADAN

KEPEGAWAIAN NEGARA

 NOMOR : 28 TAHUN 2005

TANGGAL : 28 DESEMBER 2005

KETENTUAN PELAKSANAAN

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

 NOMOR PER/60/M.PSN/6/2005 TENTANG

PERUBAHAN ATAS KETENTUAN LAMPIRAN I DAN ATAU LAMPIRAN II

KEPUTUSAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

TENTANG JABATAN FUNGSIONAL DAN ANGKA KREDITNYA

I. PENDAHULUAN

A. UMUM

1. Pegawai Negeri Sipil diangkat dalam jabatan dan pangkat tertentu

2. Jabatan Karier, adalah jabatan struktural dan fungsional yang hanya dapat

diduduki Pegawai Negeri Sipil Setelah memenuhi syarat yang

ditentukkan

3. Jabatan struktural, adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil

dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara

4. Jabatan Fungsional, adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil

dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsi keahlian/atau

keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi

5. Jabatan Fungsional Tertentu, adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,

tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil

dalam satuan organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan

 pada keahlian dan/atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri dan

untuk kenaikan pangkatnya disyaratkan dengan angka kredit

6. Penetapan jabatan dan angka kredit jabatan fungsional dilakukan oleh

Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur 

negara, dengan memperhatikan usul dari pimpinan instansi pemrintah

yang bersangkutan setelah terlebih dahulu mendapat pertimbangan teknis

secara tertulis dari Kepala Badan Kepegawaian Negara.

Page 37: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 37/42

B. TUJUAN

Ketentuan dalam Peraturan ini sebagai petunjuk bagi instansi pembina

  jabatan fungsional dan pejabat pembina kepegawaian untuk menjamin

kelancaran dan keseragaman dalam penetapan pemberian angka kredit

khususnya sub unsur formal dengan memperoleh ijazah/gelar bagi jabatan

fungsional tertentu.

C. PENGERTIAN

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

1. Angka kredit, adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan atau

akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh pejabat

fungsional dan digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan

dan kenaikan jabatan/pangkat

2. Pendidikan Formal, adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan

 berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

 pendidikan tinggi

3. Instansi Pembina jabatan fungsional, adalah instansi yang bertugasmembina suatu jabatan fungsional menurut peraturan perundang-

undangan yang berlaku

4. Pengangkatan Pertama, adalah pengangkatan Pegawai Negeri Sipil ke

dalam jabatan fungsional tertentu melalui formal calon Pegawai Negeri

Sipil

5. Pengangkatan melalui perpindahan jabatan, adalah pengangkatan

Pegawai Negeri Sipil dari jabatan struktural ataupun jabatan fungsional

lain ke dalam jabatan fungsional tertentu.

6. Golongan ruang yang ditetapkan untuk pengangkatan sebagai Calon

Pegawai Negeri Sipil, khusus bagi yang pada saat melamar paling rendah

memiliki dan menggunakan ijazah antara lain ijazah apoteker, ijazah

dokter, dan ijazah lain yang setara, adalah golongan ruang III/b

7. Pejabat Pembina Kepegawaian Pusat, adalah menetri, Jaksa Agung,

Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Keprisidenan, Kepala Kepolisian

  Negara, Pimpinan lemabga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan

Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, Kepala Pelaksanaan Harian

Badan Narkotika Nasional serta Pimpinan Kesekretariatan Lembaga lain

yang dipimpin oleh pejabat struktural eselon! dan bukan merupakan

merupakan bagian dari Departemen/ Lembaga Pemerintah Non

Departemen

8. Pejabat Pembina Kepegawaian Daerah Propinsi, adalah Gubernur.

Page 38: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 38/42

9. Pejabatan Pembina Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota, adalah

Bupati/Wali kota.

II. BESARAN ANGKA KREDIT

Besaran angka kredit untuk ijazah yang diperoleh dari pendidikan formal diubah

sebagai berikut :

 No PendidikanAngka Kredit

Lama Baru

1 SLTA/DIPLOMA I 25 25

2 DIPLOMA II 50 40

3 DIPLOMA III/Sarjana Muda 50 60

ANGKA KREDIT PENDIDIKAN UNTUK TINGKAT AHLI

 No PendidikanAngka Kredit

Lama Baru

1 Sarjana (S1) / DIPLOMA IV 75 100

2 Dokter/Apoteker/Magister (S2) 100 150

3 Doktor (S3) 150 200

PEDOMAN TEKNIK PENGHITUNGAN ANGKA KREDIT

1. Jenjang pangkat/jabatan guru, golongan ruang angka kredit yang disyaratkan

Jenjang jabatan, pangkat dan golongan ruang serta persyaratan angka kredit

kumulatif minimal untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi bagi

setiap jabatan guru dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi adalah

seperti berikut dalam tabel di bawah ini.

 No Jabatan GuruPangkat dan

Golongan Guru

Persyaratan Angka

Kredit Kenaikan

Pangkat/JabatanKumulatif Minimal

Perjenjang

1 2 3 4 5

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.9.

10

.

11

.

12

.

13

.

Guru Pratama

Guru Pratama Tk.I

Guru Muda

Guru Muda Tk. I

Guru Madya

Guru Madya Tk. I

Guru Dewasa

Guru Dewasa Tk. IGuru Pembina

Guru Pembina Tk. I

Guru Utama Muda

Guru Utama Madya

Guru Utama

Pengatur Muda, II/a

Pengatur Muda Tk. I, II/b

Pengatur, II/c

Pengatur Tingkat I, II/d

Penata Muda, III/a

Penata Muda TingkatI, III/b

Penata, III/c

Penata Tingkat I, III/dPembina, IV/a

Pembina Tingkat I, IV/b

Pembina Utama Muda, IV/c

Pembina Utama Madya,

IV/d

Pembina Utama, IV/e

25

40

60

80

100

150

200

300400

550

700

850

1.000

15

20

20

20

50

50

100

100150

150

150

150

Page 39: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 39/42

Keterangan Tabel :

a. Pangkat dan golongan ruang pada kolom 3 merupakan pangkat tertinggi

untuk jabatan pada kolom 2, apabila angka kredit 4 terpenuhi maka seorang

guru dapat menduduki jabatan lebih tinggi dari pada pangkat dan golongan

ruang pada kolom 3

 b. Seandainya anda seorang guru dapat naik pangkat lebih tinggi apabila :

1) Telah memenuhi syarat yang telah ditentukkan;

2) Jenjang jabatannya lebih tinggi atau sekurang-kurangnya sama dengan

  pangkat yang akan diduduki, kecuali kenaikan pangkat

 pengabdian/Istimewa

c. Angka kredit pada kolom 5 adalah jumlah angka kredit yang disyaratkan

untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi. persyaratan tersebut

80% (boleh sampai dengan 100%) dan unsur penunjang sebanyak-banyaknya

20% (boleh hanya 0%)

Contoh :

Sandainya Anda seorang guru dengan pangkat dan jabatan Pengatur Muda

tingkat I, golongan II/b, Guru Pratama tingkat I, apabila anda akan naik 

  pangkat jabatan menjadi Pengatur, golongan II/c, Guru Muda, Anda perlu

mengumpulkan angka kredit sekurang-kurangnya 20, yang terdiri dari

sekurang-kurangnya 16 (enam belas) berasal dari unsur utama, dan sebanyak-

  banyaknya 4 (empat) berasal dari unsur penunjang atau sebanyak 20

seluruhnya dari unsur utama (unsur utama 100%)

d. Seandainya anda seorang guru telah menduduki jabatan lebih tinggi dari pada

 pangkat anda, maka anda dapat naik pangkat setingkat lebih tinggi apabila :

1) Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan 2 (dua) tahun terakhir dari semua

unsur sekurang-kurangnya bernilai baik ;

2) Telah melaksanakan proses belajar mengajar atau bimbingan sekurang-

kurangnya satu tahun

3) Tidak ada pernyataan keberatan dari pejabat yang berwenang;

4) Sekurang-kurangnya telah dua tahun dalam pangkat terakhir 

Contoh :

Seandainya anda seorang guru memiliki pangkat Penata Muda, (III/a), Guru

Madya Tk. I dengan jumlah angka kredit yang diperoleh 230, maka anda

dapat naik pangkat dari golongan III/a menjadi III/b setelah memenuhi syarat

yang ditetukkan sebagaimana tersebut pada huruf d angka 1,2,3 dan 4 diatas,

kemudian 2 (dua) tahun lagi anda dapat naik pangkat menjadi Penata (III/c)

Page 40: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 40/42

Guru Dewasa dan hanya diwajibkan menambah angka kredit 20% saja dari

unsur utama

e. Bagi anda yang menjabat Guru Pembina (IV/a) samapi dengan Guru Utama

(IV/e) untuk naik pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi diwajibkan

mengumpulkan angka kredit dari pengembangan profesi sekurang-kurangnya

12 angka kredit, disamping angka kredit proses belajar mengajar atau

 bimbingan. oleh karena itu persentase alokasi angka kredit untuk kenaikan

 pangakt/jabatan setiap jenjang pangkat/jabatan diwajibkan memperoleh angka

kredit sebaagi berikut :

1) Unsur utama ≥ 80% dari angka kredit yang disyaratkan, dengan

komposisi :a) Pendidikan dan proses belajar mengajar atau Bimbingan ≥ 72 % atau

≥ 108 angka kredit

 b) Pengembangan proses belajar mengajar atau bimbingan ≤ 8 % atau 12

angka kredit

2) Penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan ≤ 20 % atau ≤ 30

Catatan : ≥ artinya sekurang-kurangnya (lebih besar atau sama dengan)

≤ artinya sebanyak-banyaknya (kurang atau sama dengan)

f. Sesuai dengan pasal 9 ayat (4) Keputusan menpan 84/1993 guru yang

memiliki angka kredit melebihi angka kredit melebihi angka krdit yang

ditentukkan untuk kenaikan pangkat jabatan setingkat lebih tinggi,

diperhitungkan untuk kenaikan pangkat jabatan berikutnya (dapat ditabung)

2. Rangkuman

a. Jabatan guru merupakan jabatan fungsional, maka untuk kenaikan

 pangkat/jabatan harus dikaitkan dengan angka kredit, dan sesuai dengan Kep.

MENPEN Nomor : 84 Tahun 1993 jenjang jabatan guru terdapat sebanyak 

(tiga belas) jenjang yaitu mulai dari Guru Pratama samapi dengan guru

Utama, kemudian jenis guru berdasarkan sifat, tugas dan kegiatan di

golongkan menjadi 4 (empat) jenis yaitu : guru kelas, guru mata pelajaran,

guru praktik dan guru pembimbing

  b. Guru yang mempunyai angka kredit melebihi jumlah angka kredit yang

ditentukkan untuk kenaikan pangkat/ jabatan setingkat lebih tinggi dapat

diperhitungkan untuk kenaikan pangkat/ jabatan berikutnya (ditabung).

3. Tugas Pokok Guru

(Tugas pokok Guru, Pembagian Tugas guru, Tata Cara penilaian Angka Kredit,

Prestasi Kerja Guru Yang Dinilai Dengan Angka Kredit, Tata Cara Pengajuan

Penetapan Usul Angka Kredit)

Page 41: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 41/42

a. Tugas pokok guru berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 84 Tahun 1993 adalah :

a) Menyusun program pengajaran, menyajikan program pengajaran, evaluasi

 belajar, analisis hasil evaluasi belajar dan menyusun program perbaikan

dan pengayaan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya.

  b) Menyusun progran bimbingan, melaksanakan program bimbingan,

evaluasi pelaksanaan bimbingan dan analisis hasil pelaksanaan bimbingan,

tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang

menjadi tanggung jawabnya.

  b. Khusus untuk unsur proses belajar mengajar atau bimbingan dan unsur  pengembangan profesi adalah sebagai berikut :

1) Pada masing-masing jenis guru terdapat istilah yang berbeda dalam

melaksanakan butir kegiatan unsur proses belajar mengajar atau

 bimbingan.

2) Semakin tinggi jenjang jabatan guru semakin luas dan berat pula tugas,

tanggung jawab, dan wewenangnya

3) Wewenang guru dalam PBM/bimbingan terdiri atas :

a) Melaksanakan dengan bimbingan;

 b) Melaksanakan;

c) Membimbing guru lain yang berwenang melaksanakan dengan

 bimbingan.

c. Standar Prestasi Kerja Guru

Standar prestasi kerja guru adalah minimal yang wajib dilakukan guru dalam

  proses belajar mengajar atau bimbingan agar dapat naik pangkat/jabatan

dalam waktu yang telah ditentukkan

1) Standar prestasi kerja Guru Pratama (II/a) samapi dnagn Guru Dewasa

 belajar mengajar atau bimbingan meliputi kegiatan :

a) Penyusunan program pengajaran atau praktik atau bimbingan dan

konseling

  b) Penyajian program pengajaran atau praktik atau bimbingan dan

konseling

c) Evaluasi belajar atau praktik bimbingan dan konseling

2) Standar prestasi kerja Guru Pembina (IV/a) sampai dengan guru Utama

(IV/e) selain tersebut pada butir I) ditambah kegiatan;

a) Analisis hasil evaluasi belajar atau praktik bimbingan dan konseling;

  b) Penyusunan program perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut

  pelaksanaan bimbingan dan konseling; tidak lanjut pelaksanaan

 bimbingan dan konseling;

Page 42: Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

8/9/2019 Materi Orientasi Angka Kredit Jabatan Fungsional Guru

http://slidepdf.com/reader/full/materi-orientasi-angka-kredit-jabatan-fungsional-guru 42/42

c) Pengembanagn profesi dengan angka krdit sekurang-kurangnya 12

(dua belas)

3) Standar prestasi Guru Kelas, selain tersebut pada butir 1) dan butir 2),

sesuai dengan jenjang jabatannya ditambah melaksanakan program

 bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya.

d. Kewajiban Guru

Kewajiban guru adalah kegiatan minimal yang dilakukan guru dalam proses

 belajar mengajar atau bimbingan agar memenuhi syarat untuk dapat diusulkan

kenaikan pangkat/jabatannya

1) Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran , dan guru Praktik, wajib melaksanakankegiatan;

a) Penyusunan program pengajaran

 b) Penyajian program pengajaran sekurang-kurangnya 18 jam pelajaran

 perminggu

c) Evaluasi belajar 

2) Guru Pembimbing wajib melaksanakan kegiatan :

a) Penyusunan program bimbingan dan konseling

 b) Pelaksanaan bimbingan dan konseling terhadap sekurang-kurangnya

150 siswa;

c) Evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling

3) Khusus Guru Kelas disamping wajib melaksanakan kegiatan sebagaimana

tersebut pada butir 1) wajib melaksanakan pula program bimbingan dan

konseling terhadap siswa di kelas yang menajdi tanggung jawabnya

4) Guru Pembina

Disamping wajib melaksanakan kegiatan sebagaimanabutir 1) atau butir 

2), diwajibkan pula:

a) Mengumpulkan angak kredit dari unsur pengembanagn profesi

sekurang-kurangnya 12 angka kredit pada setiap jenjang jabatan;

 b) Melaksanakan analisis hasil evaluasi belajar atau praktik bimbingan

dan konseling;

c) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan atau

tindak lanjut bimbingan dan konseling