materi minyak ikan

27
MINYAK IKAN 62 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak ikan yang berasal dari ikan laut merupakan salah satu sumber yang kaya akan asam lemak omega-3. Secara komersial minyak ikan yang diproduksi tersedia dalam bentuk kapsul. Ekstraksi minyak ikan adalah satu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak. Cara ekstraksi yang biasa dilakukan ada 5 macam yaitu rendering basah, rendering kering, hidrolisis, silase asam dan ekstrakse pelarut (Ketaren, 1983 dalam Astawan, 1998). Minyak ikan di Indonesia pada saat ini belum sepenuhnya merupakan industry yang mandiri. Karena minyak ikan pada umumnya diperoleh dari hasil samping pengolahan ikan kaleng dan tepung ikan. Selain itu, bahan mentah sangat beragam jenis, mutu, dan ukurannya. Minyak ikan yang diperoleh dari industry pengalengan pada umunya diperoleh dari bahan mentah yang bermutu tinggi (Permata et al ., 2003). Minyak ikan samping dari proses penepungan mempunyai kualitas lebih rendah dibandingkan dengan minyak hasil samping oroses pengalengan terutama warna lebih gelap dan bilangan peroksida lebih tinggi dan jumlah asam lemak kasar juga lebih tinggi karena itu perlu dilakukan pemurnian (Ahmad, 2001). Minyak ikan telah lama digunakan dan dikenal diseluruh dunia, Skotlandia. Ekstraksi minyak ikan digunakan untuk membantu pertumbuhan tulang belakang dan perkembangan syaraf pusat. Di Inggris, Prancis, Jerman, dan Belanda minyak hati ikan kod digunakan untuk membantu pertumbuhan tulang belakan

Upload: achmad-fathony

Post on 14-Aug-2015

1.204 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

TEKNIK LIMBAH IKAN

TRANSCRIPT

Page 1: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 62

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Minyak ikan yang berasal dari ikan laut merupakan salah satu sumber yang

kaya akan asam lemak omega-3. Secara komersial minyak ikan yang diproduksi

tersedia dalam bentuk kapsul. Ekstraksi minyak ikan adalah satu cara untuk

mendapatkan minyak atau lemak. Cara ekstraksi yang biasa dilakukan ada 5

macam yaitu rendering basah, rendering kering, hidrolisis, silase asam dan

ekstrakse pelarut (Ketaren, 1983 dalam Astawan, 1998).

Minyak ikan di Indonesia pada saat ini belum sepenuhnya merupakan

industry yang mandiri. Karena minyak ikan pada umumnya diperoleh dari hasil

samping pengolahan ikan kaleng dan tepung ikan. Selain itu, bahan mentah

sangat beragam jenis, mutu, dan ukurannya. Minyak ikan yang diperoleh dari

industry pengalengan pada umunya diperoleh dari bahan mentah yang bermutu

tinggi (Permata et al., 2003).

Minyak ikan samping dari proses penepungan mempunyai kualitas lebih

rendah dibandingkan dengan minyak hasil samping oroses pengalengan

terutama warna lebih gelap dan bilangan peroksida lebih tinggi dan jumlah asam

lemak kasar juga lebih tinggi karena itu perlu dilakukan pemurnian (Ahmad,

2001).

Minyak ikan telah lama digunakan dan dikenal diseluruh dunia, Skotlandia.

Ekstraksi minyak ikan digunakan untuk membantu pertumbuhan tulang belakang

dan perkembangan syaraf pusat. Di Inggris, Prancis, Jerman, dan Belanda

minyak hati ikan kod digunakan untuk membantu pertumbuhan tulang belakan

berbagai penyakit tersebut pada disembuhkan karena minyak ikan mengandung

AUFA khususnya lemak omega-3 (Deflille dan Barlon, 1997 dalam Astawan,

1998).

Minyak ikan lemuru merupakan minyak limbah pengolahan ikan lemuru

yang diperoleh dari daerah Muncar (Jawa Timur) yang mempunyai kandungan

minyak sebanyak 4,5-11,8 % (Hanafiah dan Murdina, 1982). Ikan lemuru

sebanyak 100 kg akan diperoleh minyak ikan lemuru sebanyak 20 kg (Kompiang

et al., 1981). Limbah dari minyak ikan lemuru masih mengandung minyak ikan

tidak jenuh ganda omega tiga yang sangat tinggi sehingga perlu dimanfaatkan

sebagai euplementasi ransum ayam broiler. Minyak ikan lemuru dapat

dimanfaatkan dalam ransum ayam broiler untuk memenuhi kebutuhan energy

Page 2: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 63

yang tinggi yang tidak mengarah pada pembentukan kadar lemak dan kolesterol

(Rusmana et al., 2011).

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari praktikum Teknik Limbah Ikan Materi Minyak Ikan adalah agar

praktikan mengetahui proses pembuatan minyak ikan dalam bahan pangan

khususnya produk perikanan.

Tujuan dari praktikum Teknik Limbah Ikan materi Minyak Ikan adalah agar

praltikan dapat melakukan pembuatan minyak ikan dan menerapkan pada

produk perikanan serta dapat melakukan uji proksimat pada minyak ikan.

1.3 Waktu dan Tempat

Praktikum Teknil Limbah Ikan materi Minyak Ikan dilaksanakan pada hari

Kamis tanggal 29 Maret 2012 pukul 08.00 WIB dan preparasi dilakukan pada hari

Kamis tanggal 29 Maret 2012 pukul 08.00 WIB. Praktikum ini bertempat di

Laboratorium Biokimia, Nutrisi dan Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya, Malang.

Page 3: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 64

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karakteristik Sampel

Menurut Girsang (2008), taksonomi ikan tongkol dapat digolongkan

sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Perchomorphii

Subordo : Scombrina

Famili : Scombiridae

Genus : Euthynnus

Spesies : Auxis thazard

Menurut Puspitasari (2009), ikan tongkol (Auxis thazard) merupakan salah

satu jenis ikan yang sering diolah menjadi ikan pindang. Ikan pindang

mempunyai kadar protein yang sangat tinggi yaitu sekitar 20 %. Disamping itu,

protein yang terkandung dalam ikan mempunyai mutu yang baik, sebab sedikit

mengandung kolesterol (suatu zat yang bisa menyebabkan penyakit tekanan

darah tinggi) dan sedik lemak. Selain itu, terdapat berbagai unsure mineral dan

vitamin A. Unsur lainnya adalah asam lemak omega-3, yang sangat bermanfaat

untuk menangkal berbagai penyakit degenerative.

Ciri-ciri morfologi ikan tongkol (Auxis thazard) yaitu badan memanjang

seperti komet atau torpedo dan termasuk ikan tuna kecil (kate) tapi memiliki

insang berjumlah 29 sampai 34, tidak bersisik kecuali pada korselet dan garis

lurus. Pada bagian ekor diapit dua sirip kecil dan memiliki sirip punggung

berjumlah dua (Ikasari, 2008).

2.2 Pengertian Minyak Ikan

Menurut Handayani (2010), minyak ikan adalah minyak yang berasal dari

jaringan ikan yang berminyak. Minyak ikan diajurkan diet kesehatan karena

mengandung asam lemak omega-3, EPA (Eikosa Pentaenoat, DHA (Dokosa

Heksaenoat) yang dapat mengurangi peradangan tubuh. Tidak semua ikan

menghasilkan asam lemak omega-3 akan tetapi hanya ikan yang mengkonsumsi

mikroalga saja yang dapat menghasilkan asal lemak tersebut misalnya saja ikan

herring dan ikan sarden atau ikan-ikan predator yang memangsa ikan yang

mengandung asam lemak omega-3 seperti ikan air tawar, ikan air danau, ikan

Page 4: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 65

laut yang gepeng, ikan tuna dan ikan salmon dimungkinkan mengandung asam

lemak omega-3 yang lebih tinggi.

Menurut Ahmadi (2012), minyak ikan samping dari hasil penepungan

mempunyai kualitas lebih rendah dibandingkan dengan minyak hasil samping

proses pengalengan, terutama warna dan bilangan peroksida. Minyak hasil

penepungan mempunyai warna lebih gelap dan bilangan peroksida lebih tinggi,

dan jumlah asam lemak bebas juga tinggi karena itu dilakukan pemurnian.

Menurut Rosita dan Widasari (2009), minyak merupakan trigliserida yang

tersusun atas 3 unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25oC) dan

lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga mudah mengalami

oksidasi. Minyak dapat bersumbe dari tanaman, misalnya minyak zaitun, minyak

jagung, minyak kelapa dan minyak bunga matahari. Minyak dapt juga bersumber

dari hewan, misalnya minyak kan sarden, minyak ika paus dan lain-lain.

2.3 Kualitas Minyak Ikan

Lemak atau minyak ikan memiliki keistimewaan khusus ditinjau dari

komposisi asam lemaknya. Lemak ikan banyak mengandung asam lemak tidak

jenuh jamak Poly Unsaturated Fatty Acid (PUFA) yang meliputi asam linoleat,

linolenat, EPA dan DHA yang merupakan asam lemak esensial yang dibutuhkan

tubuh untuk mempertahankan kesehatan yang optimal (Salamah et al., 2004).

Selama beberapa decade terakhir, minat pola makan pada n-3 PUFA

meningkat karena kemampuannya untuk menurunkan serum triasilglisrol dan

kolesterol dan konversinya ke eicosanoid yang dikenal dapat menurunkan

trombiosis. Selain itu, asam lemak memegang peranan penting dalam

pencegahan dan mungkin pengobatan jantung koroner, hipertensi, arthritis dan

gangguan inflamansi ataupun lainnya dan DHA penting untuk perkembangan

otak (Daputi Managenstek, 2012).

Minyak ikan hasil samping dari proses penepungan, mempunyai kualitas

lebih rendah dibandingkan dengan minyak hasil samping proses pengalengan,

terutama warna dan bilangan peroksida. Minyak hasil penepungan mempunyai

warna lebih gelap dan bilangan peroksida lebih tinggi dan jumlah asam lemak

bebas juga tinggi karena itu perlu dilakukan pemurnian (Ahmadi, 2012).

Minyak ikan telah lama digunakan sebagai suplemen makanan maupun

obat dan dikenal luas diseluruh dunia karena merupakan sumber asam lemak

tidak jenuh omega-3 terutama Eicosapentaenolic acid (EPA) dan

Page 5: Materi Minyak Ikan

Pemurnian minyak Minyak ikan kasar

Lapisan atas (minyak)

Lapisan Bawah (sisa hasil presan dan air)

Sentrifuse (10.000rpm, 10 menit

Corong pemisah

PadatanCaian (minyak dari air)

Pengepresan

Pengukusan (suhu 105oC, 30 menit)

Ikan

Pencucian

MINYAK IKAN 66

Docosahexaepoic acid (DHA). Minyak ikan mempunyai peranan yang sangat

penting untuk mencegah dan menyembuhkan beberapa penyakit pada manusia

seperti penyakit jantung koroner, ateros lerosis, tekanan darah tinggi, arthritis

dan diabetes (Weaver dan Nolah, 1998 dalam Solang, 2011).

Minyak ikan yang berasal dari ikan laut merupakan salah satu sumber yang

kaya akan asam lemak omega-3. Secara komersial minyak ikan yang diproduksi

tersedia dalam bentuk kapsul. Cara ekstraksi yang biasa dilakukan asa cara

yaitu rendering basah, rendering kering, hidrolisis, silase asam, dan ekstraksi

dengan pelarut (Ketaren, 1986 dalam Astawan, 1998).

2.4 Proses Pembuatan Minyak Ikan

Pada pengolahan tepung ikan, minyak ikan diperoleh dengan cara

memisahkan bagian minyak dari cairan hasil pengepresan, sedangkan pada

proses pengalengan minyak ikan didapat dengan memisahkan dari cairan yang

dikeluarkan selama tahap pengukusan pendahuluan (Permana dan Padwono,

2003).

Metode rendering basah dengan pengukusan menurut Astawan (1998),

adalah sebagai berikut :

Page 6: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 67

Menurut Moeljanto (1992), bahan mentah untuk membuat mnyak ikan

adalah hati ikan cucut/hiu, pari atau kadang-kadang hati ikan tuna (tongkol yang

berukuran besar). Cara pengolahannya sendiri ialah :

Hati dikeluaran dari perut ikan cucut, dibuang empedunya, dicuci kemudian

dipotong kecil-kecil.

Sementara itu air didalam langseng dipanaskan, lalu potongan hati

diletakan didalam sarangan dan dikukus dalam waktu tertentu sampai

minyaknya keluar.

Setelah agak dingin dimampatkan sehingga semua cairan yang

mengandung minyak terpisah.

Kemudian minyak dipisahkan dari air, dengan alat sentrifugal atau corong

pisah minyak yang diperoleh harus dimurnikan lebih dahulu.

2.5 Penyebab Kerusakan Minyak Ikan

Kerusakan minyak ikan selama proses penggorengan akan mempengaruhi

mutu dan nilai gizi dari bahan pangan yang digoreng. Pada lemak dan minyak

dikenal ada dua tipe kerusakan yang utama, yaitu ketengikan dan hidrolisis.

Ketengikan terjadi bila komponen cita rasa dan bau masih mengucap terbentuk

sebagai akibat kerusakan oksidan dari lemak dan minyak yang tak jenuh

(Hermanto et al., 2010).

Kerusakan pada lemak atau minyak dapat terjadi karena proses oksidasi

oleh oksigen dari udara terhadap asam lemak tidak jenuh, dalam lemak atau

minyak yang terjadi selama proses pengolahan atau penyimpanan asam lemak

tidak jenuh semakin relative erhadap oksigen dengan bertambah jumlah ikatan

rangkap pada rantai molekul. Oksidasi spontan asam lemak tidak jenuh

didasarkan pada serangan oksigen terhadap ikatan rangkap sehingga terbentuk

peroksida (Panagan, 2011).

Proses kerusakan minyak ikan terbagi dalam dua cara utama, seperti

minyak hewani dan nabati, yaitu terdekomposisi secara oksidatif dan terhidrolisis.

Tingkat asam lemak tak jenuh gandanya yang tinggi, termasuk EPA dan DHA,

menyebabkan minyak sangat rentan terhadap kerusakan oksidatif dan tingkat

oksidasi minyak ikan secara signifikan berbeda dengan minyak ikan lain. Minyak

ikan juga memiliki konsentrasi fosfolipid yang tinggi dan asam lemak tak jenuh

sehingga lebih sensitive dan pada minyak lainnya (Waty el al., 2011).

Page 7: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 68

2.6 Uji Proksimat Minyak Ikan

Uji kualitas kimia pangan, pengujian dilakukan dengan analisa proksimat,

parameter yang diuji meliputi kandungan protein serat, lemak dan abu.

Kandungan protein dianalisa dengan metode Kjedal, analisa air dilakukan

dengan cara pengeringan dan menggunakan oven pada suhu 105oC, analisa abu

dengan metode gravimetric dengan menggunakan famonol dengan

menggunakan suhu 60oC (Sunarti, 2003).

Berdasarkan uji proksimat baby fifh nilem, perlakuan penambahan coating

berpengaruh signifikan (P < 0,05) terhadap nilai kadar abu, kadar protein, pH

yang dihasilkan. Sedangkan perlakuan variasi bentuk poduk tidak berpengaruh

secara signifikfikan terhadap kadar air, kadar abu, protein, dan lemak yang

dihasilkan. Tidak ada interaksi antara penambahan coating bentuk produk baby

fish (Ikasari, 2008).

Uji proksimat bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi pakan tiap

perlakuan. Hasil uji proksimat tersebut kemudian dikonversi berdasarkan bahan

kering (BK) terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menyetarakan BK % (Arief et

al., 2008).

Faktor penentu minyak atau lemak adalah angka asam, angka asam lemak

bebas, angka peroksida, angka TBA dan kadar air. Angka asam dinyatakan

sebagai jumlah milligram KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak

bebas yang terdapat dalam satu gram minyak atau lemak. Angka peroksida

digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan minyak. Penentu kadar air

minyak dapat delakukan dengan cara thermogravimetri atau cara

thermovolumetri (Sudarmadji et al., 2000).

2.7 Manfaat Minyak Ikan

Minyak ikan digunakan untuk membantu pertumbuhan tulang belakang dan

perkembangan syaraf pusat. Minyak hati ikan juga digunakan untuk

menyembuhkan penyakit paru-paru, reumatik dan penyakit tulang lainnya.

Berbagai penyakit tersebut dapat disembuhkan karena minyak ikan mengandung

PUFA khususnya lemak omega-3 (Astawan, 1998).

Minyak ikan telah lama digunakan sebagai suplemen makanan maupun

obat dan dikenal luas diseluruh dunia karena merupakan sumber asam lemak

tidak jenuh omega-3 terutama Eicosapentaenolic acid (EPA) dan

Docosahexaepoic acid (DHA). Minyak ikan mempunyai peranan yang sangat

Page 8: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 69

penting untuk mencegah dan menyembuhkan beberapa penyakit pada manusia

seperti penyakit jantung koroner, ateros lerosis, tekanan darah tinggi, arthritis

dan diabetes (Weaver dan Nolah, 1998 dalam Solang, 2011).

Minyak ikan lemuru (MIL) mengandung asam lemak omega-3 EPA (Eicosa

Pentanoic Acid) dan DHA (Docosa Hexanoic Acid) yang bermanfaat bagi

kesehatan terutama dalam pencegahan penyakit degeratif. Minyak ikan ini terlalu

tinggi titik lelehnya untuk digunakan sebagai lemak untuk margarine (Hastuti dan

Tyas, 2003).

Minyak ikan (body oil), dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah lemak ikan

yang terdapat didalam daging ikan atau yang disimpan didalam rongga perut

ikan. Ekstraksi dilakukan dengan pengkusan ikan utuh melalui pemanasan atau

proses silase (silage). Setelah minyak ikan dipisahkan dari air dan dimurnikan,

satu kelompok omega-3 dipisahkan dari kelompok asam lemak lain. Kelompok

asam lemak omega-3 ini diketahui mempunyai khasiat, menurunkan kadar

kolesterol didalam darah dan menycegah proses penyempitan pembuluh darah

manusia. Dengan demikian, omega-3 mempunyai kemampuan mencegah

timbulnya serangan penyakit jantung (Moeljanto, 1992).

Page 9: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 70

3. METODELOGI

3.1 Alat dan Fungsi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum Teknik Limbah Ikan materi

Minyak Ikan sebagai berikut :

Chooper : untuk menggiling sampel (ikan tongkol)

Pisau : untuk menyiangi dan memotong sampel

Panci : untuk mengukus bubur mentah ikan

Nampan : sebagai wadah alat dan bahan

Lemari es : tempat penyimpanan bubur ikan mentah pada

suhu rendah

Kompor : sebagai sumber pemanas

Timbangan digital : untuk menin=mbang sampel dengan metelitian 0,01 gram

Oven : untuk mengeringkan sampel sampai kadar air 8 %

Beaker glass 250 ml : untuk wadah minyak ikan sementara

Baskom : untuk tempat sampel

Stopwatch : untuk menghitung waktu

Sentrifuse : untuk memisahkan molekul besar dan molekul kecil (cairan dan padatan)

Talenan : sebagai alas saat penyiangan

Loyang : sebagai alas saat pengeringan

Saringan : untuk menyaring sampel

Kamera : sebagai alat dokumentasi pada tiap tahap perlakuan

Cuvet : sebagai wadah saat proses sentrifuse

Botol vial : tempat meletakan hasil dari minyak ikan

Pipet tetes : untuk mengambil minyak setelah disentrifuse

Sendok : untuk mengambil sampel yang telah dihaluskan

3.2 Bahan dan Fungsi

Page 10: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 71

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Teknik Limbah Ikan materi

Minyak Ikan sebagai berikut :

Ikan tongkol segar : sebagai sampel dalam pembuatan minyak ikan

Plastik : tempat ikan tongkol setelah dihaluskan

Tali : untuk mengikat plastic

Kertas lebel : menandai agar sempel tidak tertukar

Tissue : membersihkan dan mengeringkan alat setelah dicuci

Air : untuk mencuci alat yang telah digunakan

Kain blancu : untuk menyaring sampel

Page 11: Materi Minyak Ikan

Ikan basah 500 gram

Dibuang isi perut (jeroan) dicuci

Digiling dengan penggiling ulir

Bubur mentah ikan

Dikukus dengan uap panas selama 1 jam

Bubur matang ikan

Dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air sekitar 8%

Cake kering ikan

Di peras dengan alat pres

Minyak

Disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 5000 rpm

Analisa proksimat

MINYAK IKAN 72

3.3 Skema Kerja

Page 12: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 73

4. PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

Berdasarkan pengamatan pada praktikum Teknik Limbah Ikan materi

Minyak Ikan didapatkan hasil analisa minyak ikan sebagai berikut :

Parameter Total

Bilangan Penyabunan 57,012 mg KOH/g Lemak

Angka Iod 84,328 g I2/g Lemak

Bilangan Peroksida 1,069 mg/kg

4.2 Analisa Prosedur

Pada praktikum Teknik Limbah Ikan materi Minyak Ikan, langkah pertama

yang dilakukan adalah disiapkan alat dan bahan. Alat-alat yang digunakan antara

lain chooper, pisau, panic, nampan, lemari es, kompor, timbangan digital, oven,

beaker glass 250 ml, baskom, stopwatch, sentrifuse, talenan, Loyang, saringan,

kamera, cuvet, botol vial, pipet tetes dan sendok. Sedangkan bahan-bahan yang

digunakan antara lain ikan tongkol segar, plastic, tali , kertas label, tissue, air dan

kain blancu.

Langkah selanjutnya, ikan tongkol segar disiangi dengan membuang

seluruh isi perut lalu dicuci dengan air bersih. Kemudian dihaluskan

menggunakan chooper sampai halus hingga didapatkan bubur mentah

kemudian ditimbang menggunakan timbangan digital sebanyak 500 gram.

Selanjutnya bubur ikan dimasukan ke dalam plastic dan diikan dengan tali agar

plastic tidak terbuka lalu dimasukan kedalam kulkas agar tetap segar. Kemudian

bubur ikan dikukus di dalam panci dengan uap panas selama 1 jam. Tujuan

dikukus adalah agar bubur ikan mentah menjadi matang. Setelah dikuku, bubur

ikan diletakan pada Loyang kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105oC

selama 45 menit hingga kadar air mencapai sekitar 8 %. Ini bertujuan agar kadar

air berkurang sehingga nantinya akan mempermudah dan mempercepat dalam

memisahkan minyak dengan air. Hasil dari proses pengovenan tadi disebut

dengan cake kering ikan. Kemudian cake kering ikan dipres denga alat pres agar

air beserta minyak dapat dipisahkan dengan cake.

Page 13: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 74

Menurut Hasbullah (2009), bubur ikan atau ikan kecil dikukus dengan uap

panas selama 1 jam sehingga bubur atau ikan kecil menjadi matang sempurna.

Hasil pengukusan disebut dengan bubur matang ikan. Bubur matang ikan

dikeringkan dengan alat pengering (oven) sampai kadar air sekitar 8 %. Hasil

pengeringan disebut cake kering ikan. Cake kering ikan mempunyai kadar lemak

tinggi (diatas 30 %).

Hasil minyak dari pengepresan kemudian dimasuka ke dalam cuvet kurang

lebih 1 ml. Kemudian disentrifuse selama 30 menit dengan kecepatan 5000 rpm

agar minyak ikan dapat terpisah dengan air dan endapan. Minyak yang telah

terpisah dimasukan ke dalam botol vial dan selanjutnya dilakukan uji proksimat

dari minyak ikan yang didapat.

Menurut Estiasih (2009), adanya minyak hasil pengepresan dingin (cold

pressing) didefinisikan oleh Index Allimentarius Commision sebagai

lemak/minyak hewani yang diperoleh tanpa mengubah lemak/minyak melalui

pengolahan mekanis sata atau panas saja. Minyak ini dapat dimurnikan melalui

pencucian dengan air, pengendapan, penyaringan dan sentrifuse saja dan tidak

boleh dimurnikan secara kimiawi.

4.3 Analisa Hasil

Berdasarkan uji proksimat didapatkan kualitas dari minyak ikan dengan

menggunakan parameter pengamatan bilangan penyabunan 57,012 mg KOH/g

lemak, angka iod 84,328 g I2/g lemak dan bilangan peroksida 1,069 mg/kg.

4.3.1 Angka Iodium

Angka iodum yang didapat dari hasil uji proksimat terhadap minyak ikan

yang didapatkan pada praktikum ini sebesar 84,328 g I2/g lemak. Menurut Setha

(1997), rendahnya bilangan iodium konsentrat pada rasio minyak atau urea 1 : 1

dan 2 : 1 disebabkan karena hanya sedikit asam lemak jenuh atau tidak jenuh

yang memiliki ikatan rangkap relative sdikit dapat diikat urea untuk membentuk

kompleks urea asam lemak. Dengan demikian jumlah asam lemak tersebut tetap

banyak di dalam filtrate.

4.3.2 Angka Penyabunan

Angka penyabunan yang didapat dari hasil uji proksimat terhadap minyak

ikan yang didapatkan pada praktikum ini sebesar 57,012 mg KOH/g lemak. Anga

Page 14: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 75

penyabunan dapat dipergunakan untuk menentukan berat molekul minyak dan

lemak secara kasar. Minyak yang disusun oleh asam lemak berantai C pendek

berarti mempunyai berat molekul reltif kecil akan mempunyai angka penyabunan

yang besar dan sebaliknya minyak dengan berat molekul besar mempunyai

angka penyabunan relative kecil (Sudarmadji et al., 2000).

4.3.3 Angka Peroksida

Angka peroksida yang didapat dari hasil uji proksimat terhadap minyak ikan

yang didapatkan pada praktikum ini sebesar 1,069 mg/kg. Menurut Sudarmadji

(2009), kerusakan lemak atau minyak yang utama adalah karena peristiwa

oksida dan hidrolitik, baik enzimatik maupun non enzimatik. Kemudian menurut

Wijana (2005), dalam Tarigan (2007), standar mutu minyak goreng di Indonesia

yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 347-1995 seoerti berikut :

bilangan peroksida maksimal 2 mg/kg dan asam lemak bebas maksimal 43 %.

Page 15: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 76

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum Teknik Limbah Ikan materi Minyak Ikan dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

Minyak ikan adalah minyak yang berasal dari jaringan ikan yang berminyak.

Minyak ikan banyak mengandung asam lemak dari kom[leks n-3 PUFA dan

LO-3 yang merupakan asam lemak paling penting untuk kesehatan.

Minyak ikan di Indonesia saat ini belum sepenuhnya industry yang mandiri

karena minyak ikan pada umumnya diperoleh dari hasil samping pengolahan

ikan kaleng atau tepung ikan.

Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan tongkol (Auxis

thazard).

Minyak ikan hasil penepungan kualitasnya lebih rendah daripada hasil

pengalengan.

Ekstraksi minyak adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak

dari bahan yang mengandung minyak atau lemak.

Minyak ikan juga bermanfaat untuk perkembangan tulang belakan atau

perkembangan syaraf pusat.

Berdasarkan uji proksimat didapatkan kualitas dari minyak ikan dengan

menggunakan parameter pengamatan bilangan penyabunan 57,012 mg

KOH/g lemak, angka iod 84,328 g I2/g lemak dan bilangan peroksida 1,069

mg/kg.

5.2 Saran

Pada praktikum ini diharapkan para praktikan lebih hati-hati, teliti dan

bekerja secara procedural agar hasil yang didapatkan maksimal. Selain itu

kerjasama kelompok juga harus ditingkatkan agar semua praktikan dapat

memahami maksud dan tujuan dari praktikum ini.

Page 16: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 77

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, 2001. Pemurnian Minya Ikan hasil Samping Penepungan Ikan Lemuru (Sardinella longsceps) Menggunakan Zeolit Alami Terdeteksi Pada Industri Perikanan. Prodi Industri Pertanian. Universitas Tungga Dewi. Malang.

Ahmadi, 2012. Pemurnian Minya Ikan hasil Samping Penepungan Ikan Lemuru (Sardinella longsceps) Menggunakan Zeolit Alami Keaktivasi Perikanan. Prodi Industri Pertanian. Universitas Tungga Dewi. Malang.

Arief, Joyo M; Rahadi. 2008. Poses Emulsifikasi Minyak Pada Ikan Kod. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan. Undip : Semarang.

Astawan, Made. 1998. Teknik Ekstrak dan Pemanfaatan Minyak Ikan Untuk Kesehatan. Buletin Teknologi dan Industri Pangan vol IX no 1.

Deputi Managistek. 2012. Warta Pasar Ikan Wader. Direktorat Pemasaran Dalam Negeri. Direktorat Jendral Pengolahan vol 83.

Estiasih, Teti. 2009. Minyak Ikan Teknologi dan Penerapannya Untuk Pangan dan Kesehatan. Graha Ilmu : Jakarta.

Girsang. 2008. Seleksi dan Potensi Budidaya Jenis-Jenis Ikan Tongkol dari Genus Euthynnus. Vol 3 no 1.

Google Images. 2012. Klasifikasi Ikan Tongkol (Auxis thazard). http://googleimages.com. Diakses pada tanggal 22 Maret 2012 pukul 10.00 WIB.

Handayani. 2010. Analisis Proksimat Tepung Hasil Proses Ekstraksi Minyak dari Puree Ikan. Jurnal Ikhtioligi Indonesia volume 3 nomor 2.

Hasbullah

Hastuti, Sri; Lachmuddin Sya’rani; Tri Winarni Agustini. 2000. Kajian Subtitusi Tepung Ikan Kembung, Rebon, Rajungan dalam Berbagai Konsentrasi Terhadap Mutu Fisika dan Kimiawi dan Organoleptik pada Mie Instan.

Page 17: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 78

Hemanto, S; Ahira M; Prita W. 2010. Analisis Tingkat Kerusakan Lemak Nabati dan Lemak Hewani Akibat Proses Pemanasan.

Ikasari, Diah dan Th. Dwi Suryaningrum. 2008. Pengaruh Penambahan Coating dan Bentuk Produk Terhadap Mutu Baby Fish Nilem (Osthecalus hasselti). Seminar Nasional Tahunan V. Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. 26 Juli 2008.

Moeljanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil Perikanan. Penebar Swadaya : Jakarta.

Panagan, A T Hanity; Jujur V G. 2011. Analisis Kuantisasi dan Kuantitatif Asam Lemak Tak Jenuh Omega-3 dari Minyak Ikan Patin (Pangasius pangasius) dengan Metode Kruna.

Permana; Setyo; Bambang Pramono; Suhermiyati. 2003. Efek Konsentrasi Kromium (Cr3+) dan Salinitas Berbeda Terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan Untuk Pertumbuhan Ikan Nila. Universitas Diponegoro : Semarang.

Puapitasari. 2009. Diversivikasi Pembuatan Tauco dengan Penggantian Fungsi Kedelai menggunakan Campuran Jagung dan Tepung Ikan. Universitas Diponegoro : Semarang

Rosita dan Widasari. 2009. Optimasi Pengeringan Biji Karet (Havea brasillensis) pada Ekstraksi Minyak Biji Karet untuk Menyamakan Kulit. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Vol 19 (2) 5 : 107-114.

Rusmana, Deny; Dulatif Mata Wiharjo dan Lalah Latifah S. 2011. Pengaruh Ransum Mengandung Minyak Ikan Lemuru. IPB : Bogor.

Salamah; Joko Santoso; Ella. 2004. Pemanfaatan Tepung Tulang Ikan Patin Pangasius sp Sebagai Sumber Kalsium dan Fosfor dalam Pembuatan Biskuit. Ichtyos Januari 2008. Vol 8 no 1 : 9-14.

Setha, B. 2007. Isolasi Asam Lemak Omega-3 dari Limbah Minyak Hasil Penepungan Ikan Lemuru (Sardinella longsceps) Terhadap Pengaruh Rasio Urea Minyak dan Lemak. Jurnal llmu Pengetahuan dan Teknologi vol 2. Universitas Pattimura.

Sudarmadji, Slamet; Bambang Haryono; Suhardi. 2000. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty : Yogyakarta.

Page 18: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 79

Suharti, J; A Banowati; W Hermana; K E Wiryawan. 2003. Komposisi dan Kandungan Kolesterol Kulkus Ayam Broiler Diare yang Diberi Tepung Daun Salam (Syzgii polyantrim) dalam Ransum. FAPET IPB : Bogor.

Tarigan, Novriani; Ida Nurhayati; Riris Oppusungu. 2007. Pengaruh Pemberian Penyuluhan Terhadap Angka Peroksida, Angka Lemak Bebas dan Suhu Penggorengan Minyak Goreng pada Pedagang Makanan Jajanan di Lubuk Pukam. Jurnal Ilmiah PANNMED vl 2 no 1.

Watty, H R Nurahman dan Saraswati. 2011 Inovasi Muda Teknologi Penyimpanan Minyak Ikan Skala Industri.

Page 19: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 80

LAMPIRAN

Sampel ikan tongkol membersihkan kotoran ikan

Di masukkan baskomPencucian sampel

Ikan dipotong kecil-kecilDitimbang sebanyak 500

gram

Dihalusakan ikan Dikukus bubur ikan mentah

Page 20: Materi Minyak Ikan

MINYAK IKAN 81

Disentrifuse minyak ikan Dikeringkan dengan oven