materi matrikulasi unjani - bahasa indonesia - adi(1)

Download Materi Matrikulasi Unjani - Bahasa Indonesia - Adi(1)

If you can't read please download the document

Upload: afrial-wirandani

Post on 20-Feb-2016

49 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

hh

TRANSCRIPT

Bahasa Sebagai AlatKomunikasiBahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga merupakan alat ekspresi diri sekaligus pula merupakan alat untuk menunjukkan identitas diri. Melalui bahasa, kita dapat menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Bahasa menjadi cermin diri kita, baik sebagai bangsa maupun sebagai diri sendiri. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama. Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi mengandung banyak segi yang lemah.Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).Penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain. Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi perhatian utama kita.Bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.Dengan komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan ketahui kepada orang lain.Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh orang-orang sejaman kita.Aspek Keterampilan BerbahasaKeterampilan berbahasa (language skills) mencakup empat keterampilan berikut.Keterampilan menyimak (listening skills)Keterampilan berbicara (speaking skills)Keterampilan membaca (reading skills)Keterampilan menulis (writing skills)Keempat keterampilan berbahasa itu saling berkait satu sama lain, sehingga untuk mempelajari salah satu keterampilan berbahasa, beberapa keterampilan berbahasa lainnya juga akan terlibat. Tabel 1: Empat Aspek Keterampilan BerbahasaCiri-ciriLisanTulisanReseptifMendengarkanMembacaProduktifBerbicaraMenulisDalam memperoleh keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang teratur: mula-mula, pada masa kecil, kita belajar menyimak/mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, membaca, dan menulis. Dengan demikian, rangkaian pemerolehan keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, kemudian menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan keterampilan membaca dan menulis pada umumnya dipelajari di sekolah. Keempat aspek keterampilan berbahasa berhubungan satu sama lain. 1. Keterampilan menyimak (listening skills)Menyimak merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat reseptif. Dengan demikian, menyimak tidak sekadar kegiatan mendengarkan tetapi juga memahaminya. Ada dua jenis situasi dalam menyimak, yaitu situasi menyimak secara interaktif dan situasi menyimak secara noninteraktif. Menyimak secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenisnya. Dalam menyimak jenis ini, kita bergantian melakukan aktivitas menyimak dan berbicara. Oleh karena itu, kita memiliki kesempatan untuk bertanya guna memperoleh penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian, contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, film, khotbah, atau menyimak dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi menyimak noninteraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa pembicara mengulangi apa yang diucapkan, dan tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat. Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus mampu menguasai beberapa hal berikut:menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short-term memory);berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target;menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara, intonasi, dan adanya reduksi bentuk-bentuk kata;membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar;mengenal bentuk-bentuk kata khusus (typical word-order patterns);mendeteksi kata-kata kunci yang mengidentifikasi topik dan gagasan;menebak makna dari konteks;mengenal kelas-kelas kata (grammatical word classes);menyadari bentuk-bentuk dasar sintaksis;mengenal perangkat-perangkat kohesif (recognize cohesive devices);mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsur-unsur lainnya.2. Keterampilan berbicara (speaking skills)Berbicara merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam lisan yang bersifat produktif. Sehubungan dengan keterampilan berbicara ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiinteraktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantian antara berbicara dan menyimak, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian, ada pula situasi berbicara yang semiinteraktif, misalnya alam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara. Seorang pembicara harus dapat:mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya;menggunakan tekanan dan nada serta intonasi yang jelas dan tepat sehingga pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara;menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat;menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi, termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antara pembicara dan pendengar;berupaya agar kalimat-kalimat utama (the main sentence constituents) jelas bagi pendengar;berupaya mengemukakan ide-ide atau informasi tambahan guna menjelaskan ide-ide utama;berupaya agar wacana berpautan secara selaras sehingga pendengar mudah mengikuti pembicaraan.3. Keterampilan membaca (reading skills)Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat reseptif. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan menyimak dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memiliki tradisi literasi yang telah berkembang, sering kali keterampilan membaca dikembangkan secara terintegrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki pembaca adalah:mengenal sistem tulisan yang digunakan;mengenal kosakata;menentukan kata-kata kunci yang mengidentifikasikan topik dan gagasan utama;menentukan makna-makna kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis;mengenal kelas kata gramatikal: kata benda, kata sifat, dan sebagainya;menentukan konstituen-konstituen dalam kalimat, seperti subjek, predikat, objek, dan preposisi;mengenal bentuk-bentuk dasar sintaksis;merekonstruksi dan menyimpulkan situasi, tujuan-tujuan, dan partisipan;menggunakan perangkat kohesif leksikal dan gramatikal guna menarik kesimpulan-kesimpulan;menggunakan pengetahuan dan perangkat-perangkat kohesif leksikal dan gramatikal untuk memahami topik utama atau informasi utama;membedakan ide utama dari detail-detail yang disajikan;menggunakan strategi membaca yang berbeda terhadap tujuan-tujuan membaca yang berbeda, seperti skimming untuk mencari ide-ide utama atau melakukan studi secara mendalam.4. Keterampilan menulis (writing skills)Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat; melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, penulis perlu untuk:menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan;memilih kata yang tepat;menggunakan bentuk kata dengan benar;mengurutkan kta-kata dengan benar;menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca;memilih genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju;mengupayakan ide-ide atu informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide atau informasi tambahan;mengupayakan terciptanya paragraf dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan;membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui dan penting untuk ditulis.Sejarah, Fungsi dan Kedudukan BahasaIndonesia1) Perkembangan Bahasa Indonesia Sebelum MerdekaPada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu di pakai sebagai bahasa penghubung antar suku di Nusantara dan sebagai bahasa yang di gunakan dalam perdagangan antara pedagang dari dalam Nusantara dan dari luar Nusantara.Perkembangan dan pertumbuhan Bahasa Melayu tampak lebih jelas dari berbagai peninggalan-peninggalan misalnya:1. Tulisan yang terdapat pada batu Nisan di Minye Tujoh, Aceh pada tahun 13802. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang pada tahun 683.3. Prasasti Talang Tuo, di Palembang pada Tahun 684.4. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat, pada Tahun 686.5. Prasati Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi, pada Tahun 688.Dan pada saat itu Bahasa Melayu telah berfungsi sebagai:1. Bahasa kebudayaan yaitu bahasa buku-buku yang berisia aturan-aturan hidup dan sastra.2. Bahasa perhubungan (Lingua Franca) antar suku di indonesia3. Bahasa perdagangan baik bagi suku yang ada di Indonesia maupun pedagang yang berasal dari luar indonesia.Bahasa resmi kerajaan.Bahasa melayu menyebar ke pelosok Nusantara bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara, serta makin berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa Melayu mudah di terima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang, antar bangsa dan antar kerajaan. Perkembangan bahasa Melayu di wilayah Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa Indonesia, oleh karena itu para pemuda indonesia yang tergabung dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa indonesia menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa indonesia. (Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928).2) Perkembangan Bahasa Indonesia Sesudah MerdekaBahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam rapat, para pemuda berikrar:1. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.2. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.3. Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.Ikrar para pemuda ini di kenal dengan nama Sumpah Pemuda. Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa indonesia. Pada tahun 1928 bahasa Indonesia di kokohkan kedudukannya sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia di nyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 di sahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Di dalam UUD 1945 di sebutkan bahwa Bahasa Negara Adalah Bahasa Indonesia,(pasal 36). Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi bahasa indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa indonesia di pakai oleh berbagai lapisan masyarakat indonesia.Peresmian Nama Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia dan bahas persatuan bangsa indonesia. Bahasa indonesia di resmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagi bahasa kerja. Dari sudut pandang Linguistik, bahasa indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu-Riau dari abad ke-19.Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagi bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan Bahasa Indonesia di awali sejak di canangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan Imperialisme bahasa apabila nama bahasa Melayu tetap di gunakan.Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang di gunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. Meskipun di pahami dan di tuturkan oleh lebih dari 90% warga indonesia, bahasa indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di indonesia sebagai bahasa Ibu. Penutur Bahasa indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) atau mencampur adukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa Ibunya.Meskipun demikian , bahasa indonesia di gunakan di gunakan sangat luas di perguruan-perguruan. Di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya, sehingga dapatlah dikatakan bahwa bahasa indonesia di gunakan oleh semua warga indonesia. Bahasa Melayu dipakai dimana-mana diwilayah nusantara serta makin berkembang dengan dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa Melayu yang dipakai didaerah-daerah diwilayah nusantara dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosa kata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi dan dialek. Perkembangan bahasa Melayu diwilayah nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komikasi rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Komunikasi antar perkumpulan yang bangkit pada masa itu menggunakan bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia dalam sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Untuk memperoleh bahasa nasionalnya, Bangsa Indonesia harus berjuang dalam waktu yang cukup panjang dan penuh dengan tantangan.Perjuagan demikian harus dilakukan karena adanya kesadaran bahwa di samping fungsinya sebagai alat komunikasi tunggal, bahasa nasional sebagai salah satu ciri cultural, yang ke dalam menunjukkan sesatuan dan keluar menyatakan perbedaan dengan bangsa lain.Ada empat faktor yang menyebabkan Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu:1. Bahasa melayu adalah merupakan Lingua Franca di Indonesia, bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.2. Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena dalam bahasa melayu tidak di kenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa halus).3. Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku2 yang lainnya dengan sukarela menerima bahasa melayu menjadi bahasa indonesia sebagai bahasa nasional.4. Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.2. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara berserta fungsinya sebagai Bahasa NasionalTanggal 28 Oktober 1928, pada hari Sumpah Pemuda lebih tepatnya, Dinyatakan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional memilki fungsi-fungsi sebagai berikut:Bahasa Indonesia sebagai Identitas Nasional.Bahasa Indonesia sebagai Kebanggaan Bangsa.Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi.Bahasa Indonesia sebagai Pemersatu Bangsa yang berbeda Suku, Agama, ras, adat istiadat dan Budaya.Dalam UUD 1945 bab XV, pasal 36, telah ditetapan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara. Dengan demikian, selain berkedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa negara.Pada tanggal 25-28 Februari 1975, Hasil perumusan seminar polotik bahasa Nasional yang diselenggarakan di jakarta. berikut fungsi dan Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara adalah :Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.Pergertian Kalimat EferktifKalimat adalah bagian terkecil ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai. Sedangkan dalam wujud tulisan , kalimat dimulai dengan huruf kapital dan di akhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.Sedang kalimat efektif sendiri adaah kalimat yang berisikan gagasan, ide, pesan, pengertian atau informasi pembicara atau penulis yang dapat dipahami oleh pendengar atau pembaca, hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-kata (jelas), dan sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku (tepat). Kalimat di katakan efektif jika memenuhi kriterai sebagai berikut.1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.Bila kriteria ini dipenuhi maka tidak mungkin akan terjadi salah paham antara mereka yang terlibat dalam komunikasi.Kalimat efektif sangat mengutamakan keefektifan informasi itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin. Kalimat efektif menggunakan kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap dan menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat dikatakan singkat karena hanya menggunakan unsur yang diperlukan saja. Sedangkan makna padat mengandung sarat dengan informasi yang terkandung di dalamnya. Sifat jelas ditandai kejelasan struktur kalimat dan makna yang terkandung di dalamya. Sifat lengkap mengandung makna kelengkapan struktur kalimat secara gramatikal, dan kelengkapan konsepatau gagasan yang terkandung di dalam kalimat tersebut.Syarat-Syarat Kalimat EfektifTelah disinggung diatas bahwasanya kalimat dikatakan efektif bila memenuhi kriteria (syarat-syarat) yaitu.1. Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis.2. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.Ciri-Ciri Kalimat EfektifCiri-ciri kalimat efektif menurut Arifin meliputi : kesepadanan struktur, kepararelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata, kecermatan penalaran, kepaduan gagasan dan kelogoisan bahasa. Sedangkan menurut pendapat wijono ciri-ciri kalimat efektif dapat terperinci sebagai berikut.Keutuhan, kesatun, kelogisan atau kesepadanan makna dan strukur.Kesejajaran bentuk kata dan atau struktur kalimat secara gramatikal.Kefokusan fikiran sehingga mudah dipahami.Kehematan penggunaan unsur kalimat.Kecermatn dan kesatuan.Kevariasan kata dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.Namun secara garis besar ciri-ciri kalimat efektif dapat dikelompokkan sebagai berikut.KeutuhanKesatuan kalimat ditandai dengan kesepadanan struktur dan makna kalimat.Contoh : Rumput makan kambing dilapangan. (tidak efektif) Kambing makan rumput dilapangan. (efektif)KesejajaranKesejajaran ialah penggunaan bentuk gramatikal yang sama untuk unsur-unsur kalimat yang sama fungsinya. Jika sebuah fikiran dinyatakan dengan frase, maka fikiran-fikiran sejajar yang lain harus dinyatakan pula denga frase. Jika suatu gagasan dinyatakan dengan kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya, maka gagasan lain yang sejajar harus dinyatakan pula dengan kata kerja bentuk me-, di-, dan sebagainya.Contoh : Pak Hendra menegur anaknya karena diketahui anaknya mencuri. (kurang efektif) Pak Hendra menegur anaknya karena mengetahui anaknya mencuri. (efektif)KefokusanKefokusan disini bertujuan agar kalimat tersebut mudah dipahami maksudnya. Untuk menjaga kesatuan gagasan hendaknya dicamkan asas tiap kalimat harus mengandung satu ide pokok, agar setiap kalimat mudah untuk ditangkap dalam berkomunikasi.Contoh : Dari peristiwa itu perlu mendapat perhatian dari berbagai pihak agar tidak terulang lagi. (tidak efektif) Berbagai pihak perlu memperhatikan peristiwa itu agar tidak terulang lagi. (efektif)KehematanKehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam penggunaan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk menjamin kehematan kalimat, setiap unsur kalimat harus berfungsi dengan baik dan menghindari kalimat yang mubazir.Hal yang perlu dihindari dari penggunaan kata.a.Subjek ganda, contoh : Baju itu saya sudah cuci. ( tidak efekktik) Saya sudah mencuci baju itu. (efektif)b. Penjamakan kata yang sudah berbentuk jamak. Contoh : Faktor, data, fakta, unsur, dan lain sebagainya.c. Penggunaan bentuk singkat. Contoh : Di jalan Merpati ditemukan sebuah peti yang berisikan uang dan sebuah koper yang terbuat dari kulit. (tidak efektif) Di jalan Merpati ditemukan sebuah peti uang dan sebuah koper kulit. (efektif)d. Menggunakan bentuk kata aktif dan bertenaga. Contoh : Ia berdiri lalu pergi. ( kurang efektif) Ia bangkit lalu pergi. (efektif)Kecermatan dan KesantunanKecermatan dan kesantunan terkait dengan ketepatan memilih kata sehingga menghasilkan komunikasi baik, tepat, tanpa gangguan emosional pembaca atau penulis.KercermatanKecermatan kata dalam kalimat ditentukan ketepatan pilihan kata dengan daya ekspresinya yang pasti.Contoh : Binatang adalah fauna yang tidak berakal. (tidak efektif) Binatang ialah fauna yang tidak berakal. (efektif)Kesantunan kata berarti kalimat tesebut mengandung gagasan yang di ekpresikan dengan baik, harmonis, dan keakraban. Comtoh : Sehubungan telah disetujui pembagian dana APBD kota Yogyakarta, alokasi dana pendidikan naik 5%. (tidak efektif) Telah disetujui pembagian dana APBD kota Yogyakarta, alokasi dana pendidikan naik 5%. (efektif)KevariasianDalam menulis sebuah tulisan, kevariasian sangatlah penting, yang bertujuan agar pembaca tidak merasa bosan dan jenuh saat membaca tulisan sang penulis.Sedangkan yang dimaksud dengan variasi kalimat disini ialah variasi kalimat-kalimat yang membangun kalimat dalam paragraf, yang dilakukan dengan variasi struktur, diksi, dan gaya asalkan tidak menimbulkan perubahan makna.Kalimat berimbang Contoh : Kedua orang tuanya berjualan di pasar dan dan kedua anak mereka bermain di rumah.Kalimat melepas yaitu mengubah fungsi klausa kedua dari klausa koordinatif dengan klausa utama menjadi klausa sematan. Contoh : Kedua orang tuanya berjualan di pasar ketika kedua anak mereka bermain di rumah.Kalimat berklimaks Contoh : ketika kedua anak itu bermain di rumah, Kedua orang tua mereka berjualan di pasar.Ketepatan DiksiPada dasarnya pilihan kata selalu diarahkan kepada kata-kata yang tepat, seksama, dan lazim. Ketiga-tiganya menjadi pedoman dalam memilih kata. Ketetapan diksi harus mengungkapkan pikiran secara tepat, dan dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim, kata yang berlawanan makna serta kesesuaian makna. Sehingga terhindar dari penggunaan kata yang ambigu.Contoh : Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (tidak efektif) Mahasiswa yang kuliyah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah. (efektif)Ketepatan EjaanKecermatan penggunaan ejaan sangat menentukan kualitas dalam penyajian data. Dimana ada tuntutan untuk menerapkan kaidah sesuai dengan EYD, agar informasi yang didapat itu baik dan benar dan sesuai dengan apa yang di maksudkan oleh pembicara atau penulis.Contoh : coba bandingkan kalimat-kalimat berikut. Ayah saya belum makan. Ayah, saya belum makan. Ayah saya, belum makan. Ayah, saya, belum makan.Tentunya dari contoh di atas meskipun kata-katanya sama namun satu dengan yang lain berbeda arti. Disitulah kita dituntut untuk cermat dalam pengunaan ejaan (Ejaan yang Disempurnakan).Pengertian Diksi (Pilihan kata)Diksi ialah pilihan kata. Maksudnya, kita memilih kata yang tepat dan selaras untuk menyatakan atau mengungkapkan gagasan sehingga memperoleh efek tertentu. Pilihan kata merupakan satu unsur sangat penting, baik dalam dunia karang-mengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Ada beberapa pengertian diksi di antaranya adalah membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis, untuk mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.Diksi, dalam arti pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh penulis atau pembicara. Arti kedua, arti diksi yang lebih umum digambarkan dengan kata seni berbicara jelas sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ekstrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi, daripada pemilihan kata dan gaya. Harimurti (1984) dalam kamus linguistic, menyatakan bahwa diksi adalah pilhan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di dalam karang mengarang.Dalam KBBI (2002: 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yanng tepat dan selaras dalam penggunaanya untuk menggungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Jadi, diksi berhubungan dengan pengertian teknis dalam hal karang-mengarang, hal tulis-menulis, serta tutur sapa.Persyaratan DiksiAda dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan a) kaidah kelompok kata/ frase, b) kaidah makna kata, c) kaidah lingkungan sosial, d) kaidah karang mengarang.Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frasePilihan kata/diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat, seksama, lazim,dan benar.1) TepatContohnya : Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan dengan lihatan mata.2) SeksamaContohnya : Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah mengatakan hari agung, hari akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa tinggi karena kata tersebut tidak seksama.3) LazimLazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan pengertian saja. Contohnya, Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan. Kemudian kata santapan rohani tidak dapat pula digantikan dengan makanan rohani. Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakain-nya.Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.Jenis MaknaBerdasarkan bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua macam yaitu:Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang terdapat di dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh : makan, tidur, ibu, adik, buku.Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses gramatikal, seperti proses afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi(pengulangan), dan komposisi(pemajemukan). Contoh :Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar kotorAdik mengotori lantai itu.Proses reduplikasi pada kata kacangKacang-kacangan merupakan salah satu sumber protein nabati.Proses komposisi pada kata rumah sakit bersalinIa bekerja di rumah sakit bersalinBerdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.Contoh : Kepala adalah organ tubuh yang letaknya paling atas Besi adalah logam yang sangat kerasMakna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual.Contoh : Ibu kota : pusat pemerintahan Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol Jamban : kamar kecilBerdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan yang konkret.Contoh : meja, baju, membaca, menulisMakna inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai rujukan yang konkret. Contoh : baik, indah, sedih, gembiraPerubahan MaknaBerdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas. Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.Misalnya:KataDulusekarangBerlayarMengarungi laut dengan memakai kapal layarMengarungi lautan dengan alat apa sajaPutera-puteriDipakai untuk sebutan anak-anak rajaSebutan untuk semua anak laki-laki dan perempuanMenyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit daripada makana dahuluKataDuluSekarangSekarangSebutan untuk semua orang cendikiawanGelar untuk orang yang sudah lulus dari perguruan tinggiMadrasahSekolahSekolah yang mempelajari ilmu agama IslamBerdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas: Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi. Artinya baru dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya.Contoh:Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada perempuanKata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih rendah. Arti baru dirasakan lebih rendh nilainya dari arti sebelumnya.Contoh:Kata perempuan sekarang dirasakan lebih rendah artinyaKata bini sekarang dirasakan kasarPergeseran MaknaPergeseran makna dibedakan atas 2 macam:Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat.Contoh:Tasya menyikat giginya sampai bersihPencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah ituSinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.Contoh:Sayur itu rasanya pedas sekaliKata-katanya sangat pedas didengar.Relasi MaknaHomonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan pengucapan.Contoh :Bisa berarti 1) Dapat, sanggup 2) racunBuku berarti 1) Kitab 2) antara ruas dengan ruasHomograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.Contoh:Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan artiContoh:Bang dengan bankMasa dengan massaSinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama.Contoh:Pintar dengan pandaiBunga dengan kembangKesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini :Pengaruh bahasa daerahContoh : Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo.Kata rindu bersinonim dengan kata kangenPerbedaan dialek regionalContoh : Handuk bersinonim tuala , selop bersinonim seliper Pengaruh bahasa asingContoh : kolosal bersinonim besar , aula bersinonim ruangan , realita bersinonim kenyataan .Perbedaan dialek sosialContohnya : suami bersinonim laki , istri bersinonim bini , mati bersinonim wafat.Perbedaan ragam bahasaContohnya : membuat bersinonim menggubah, assisten bersinonim pembantu, tengah bersinonim madya.Perbedaan dialek temporalContohnya : hulubalang bersinonim komandan , kempa bersinonim stempel , peri bersinonim hantu .Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.Contoh:Tua- mudaBesar kecilLuas sempitPolisemi berasal adalah kata poly dan sema, yang masing-masing berartibanyak dan tanda. Jadi polisemi berarti suatu kata yang memiliki banyak makna.Contoh:Kata kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia tetapi dapat juga berarti orang yang menjadi pimpinan pada sebuah kantor dan sebagainya.Kata kaki yang dipergunakan untuk menahan tubuh manusia tetapi dapat juga kaki meja yang menahan meja.Pilihan kata sesuai dengan Kaidah Lingkungan Sosial KataDiksi harus selalu diperhatikan lingkungan pemakian kata-kata. Dengan membedakan lingkungan itu, pilihan kata yang kita lakukan akan lebih tepat dan mengena. Lingkungan itu dapat kita lihat berdasarkan :Tingkat sosial yang mengakibatkan terjadinya sosiolekContoh: Kata- kata mati, meninggal dunia, wafat, tewas, mampus, mangkat kita bedakan penggunaanya di dalam bahasa Indonesia berdasarkan rasa bahasa bukanlah melihat tingkat sosialnyaDaerah/geografi yang mengakibatkan dialekContoh: Kata-kata bis,kereta, dan motor kita bedakan penggunaanya berdasarkan geografinyaFormal/nonformal yang mengakibatkan bahasa baku/ tidak bakuContoh: Kata tersangka, terdakwa, dan tertuduh kita bedakan berdasarkan maknanya.4. Umum dan khusus yang mengakibatkan terjadinya bahasa umum dan khusus.Makna Umum( hipernim) adalah makna yang cakupannya luas.Contoh: bunga, bulan, hewan, kendaraanMakna khusus( hiponim) adalah makna yang cakupannya sempit atau terbatas.Contoh:HipernimHiponimmelihatMenengok,menatap, melirik,menjenguk,melototBungaMelati, Anggrek, Sedap MalamBulanJanuari,Februari, MaretHewanAyam, Burung, kambingPilihan kata sesuai dengan kaidah mengarang.Pilihan kata akan memberikan imformasi sesuai dengan apa yang dikehendaki. Pilihan kata dengan kaidah mengarang memiliki kelompok kata yang berpasangan tetap, pilihan kata langsung dan pilihan kata yang dekat dengar pembaca.Contoh :Terdiri dari, terdiri dalam, terdiri atasDitemani oleh, ditemani dari, ditemani denganIa menelpon kekasihnya (pilihan kata langsung), Ia memanggil kekasihnya melalui telepon (pilihan kata yang panjang dan berbelit-belit)Tidak semua pendengar/pembaca mengerti singkatan balita, KISS, dan kelompencir.Kata Ilmiah ,Kata Populer, Kata Jargon dan Slang Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.Berikut adalah contoh dari kata ilmiah dan kata populer tersebut.Kata Ilmiah: Kata Popular:Analogi kiasanFrustasi rasa kecewaFinal akhirDiskriminasi perbedaan perlakuanPrediksi ramalanKontradiksi pertentanganFormat ukuranAnarki kekacauanBiodata biografi singkatBibliografi daftar pustakaJargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap aneh kata ini juga merupakan kata sandi/kode rahasia untuk kalangan terterntu (dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan dsb). Contohnya:, populasi, volume, abses, H2O,dan sebagainya.Kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain. Kata-kata ini bersifat sementara,kalau sudah teras usang hilang atau menjadi kata-kata biasa. Contoh Slang : asoy, manatahan dan sesuatu ya .Pilihan Kata dan PenggunaanyaKata dari dan daripadaContoh :- Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)- Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab)- Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan)Kata pada dan kepadaContoh : Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)- Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)Kata di dan keContoh : Atik sedang berada di luar kota (fungsi kata depan di)- Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan waktu)Kata dan dan denganContoh : Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin- Ibu memotong kue dengan pisauKata antar dan antaraContoh : Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)-Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)ParagrafParagraf adalah bagian dalam suatu karangan yang mengandung satu gagasan pokok atau pikiran utama dan beberapa gagasan penjelas. Paragraf dapat pula diartikan sebagai suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Paragraf merupakan himpunan dari kalimat kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.Jenis-jenis ParagrafJenis-jenis paragraf berdasarkan tujuannya dapat dibedakan atas:1. Paragraf argumentasi2. Paragraf eksposisi3. Paragraf deskripsi4. Paragraf persuasi5. Paragraf naratifBerdasarkan Letak Kalimat Utama :1.Paragraf deduktif2.Paragraf Induktif3.Paragraf CampuranBerdasarkan Pola Pengembangannya :a. Pola umum-khusus b. Pola khusus-umum c. Pola definisi luas d. Pola proses e. Pola sebab-akibat f. Pola ilustrasi g. Pola pertentangan dan perbandingan h. Pola analisis i. Pola klasifikasi j. Pola seleksi k. Pola titik pandang l. Pola dramatis m. Analogi n. Generalisasi Ragam Bahasa IndonesiaBahasa Indonesia merupakan bahasa asli bangsa kita yang sudah dipakai sejak jaman nenek moyang kita, namun tidak semua orang menggunakan tata cara atau aturan-aturan yang benar, salah satunya pada penggunaan bahasa Indonesia itu sendiri yang tidak sesuai dengan ejaan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh karena itu pengetahuan tentang ragam bahasa cukup penting untuk mempelajari bahasa Indonesia dan bisa diterapkan dengan baik sehingga identitas kita sebagai warga negara Indonesia tidak akan hilang.1. Perbedaan penutur2. Perbedaan media3. Perbedaan situasi4. Perbedaan bidangPenggunaan Bahasa (Ragam Bahasa) Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:Ragam bahasa undang-undangRagam bahasa jurnalistikRagam bahasa ilmiahRagam bahasa sastraBerdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:Ragam lisan yang antara lain meliputi:Ragam bahasa cakapanRagam bahasa pidatoRagam bahasa kuliahRagam bahasa panggung2. Ragam tulis yang antara lain meliputi: Ragam bahasa teknis Ragam bahasa undang-undang Ragam bahasa catatan Ragam bahasa suratRagam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara Ragam bahasa resmi Ragam bahasa akrab Ragam bahasa agak resmi Ragam bahasa santai dan sebagainyaMembacaPengertian membaca menurut para ahli:Pengertian membaca menurut Kholid A. H dan Lilis S (1997: 140), Membaca adalah mengemukakan atau membunyikan rangkaian lambang lambang bahan tulis yang dilihatnya dari huruf menjadi kata, kemudian menjadi frasa, kalimat dan seterusnya.Pengertian membaca menurut Samsu Somadayo (2011: 4) mengungkapkan bahwa membaca adalah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam bahan tulis.Pengertian membaca menurut Miles A Tingker dan Contasc, membaca melibatkan proses identifikasi dan proses mengingat suatu bahan bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk membangkitkan pengalaman dan membentuk pengertian baru melalui konsep-konsep yang relevan yang telah dimiliki oleh pembaca.(Darmiyati, Zuchdi, Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca, Yogyakarta : UNY Press, 2007, hal:22).Jenis-jenis Membaca:SQ3RSQ3R dikemukakan oleh Francis P. Robinson (seorang guru besar psikologidari Ohio State University), tahun 1941. SQ3R merupakan proses membaca yang terdiri dari lima langkah: a. Surveyb. Questionc. Readd. Recite (Recall)e. ReviewBaca-Layap (Skimming) Skimming merupakan tindakan untuk mengambil intisari atau saripati dari suatuhal. Oleh karena itu, skimming merupakan cara membaca hanya untuk mendapatkan ide pokok, yang dalam hal ini tidak selalu di awal paragraf, karena kadang ada di tengah, ataupun di akhir paragraf. Pada kegiatan skimming ini, kita dapat melompati bagian-bagian, fakta-fakta, dan detail-detail yang tidak terlalu dibutuhkan, sehingga kita hanya memusatkan perhatian dan cepat menguasai ide pokoknya. Kegiatan skimming ini sering kita lakukan meskipun tanpa kita sadari. Kegiatan itu untuk sekadar mengetahui apakah sebuah buku yang akan dibaca itu sesuai dengan yang dibutuhkan. Skimming seperti itu juga lazim disebut sebagai browsing buku.Skimming merupakan suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien, untuk berbagai tujuan. Tujuan skimming adalah untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Selain itu, skimming juga bertujuan untuk: 1) mengenali topik bacaan; 2) mengetahui pendapat (opini) orang; 3) mendapatkan bagian penting yang kita perlukan tanpa membaca keseluruhan; 4) mengetahui organisasi penulisan, urutan idepokok, kesatuan pikiran, dan hubungan antar bagian dari bacaan tersebut; dan 5) penyegaran apa yang telah dibaca. Gerakan mata saat membaca dengan cara skimming ini hampir seperti jika membaca lengkap, kecuali jika kita akan melompati bagian-bagian tertentu. Cara yang efektif adalah menelusuri awal paragraf yang memuat ide pokok. Lalu cepat bergerak (melompat atau skipping) ke bagian lain paragraf itu dan berhenti (fixate) di sana-sini jika menemukan detail memahami, kemudian bergerak cepat lagi dan berhenti lagi untuk memungut detail atau gagasan yang penting. Detail penting dapat ditunjukkan oleh tipografi atau tanda-tanda rincian yang biasanya dengan mudah kita kenali. Skimming juga disebut sebagai review atau tinjauan balik.Membaca-Tatap (Scanning) Scanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa membaca yang lain-lain, jadi langsung ke masalah yang dicari, yaitu fakta khusus dan informasi tertentu.Scanning sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya untuk mencari: nomor telepon, arti kata pada kamus, entripada indeks, angka-angka statistik, acara siaran TV, dan melihat daftar perjalanan. Gerakan mata dalam scanning tidak jauh berbeda dengan skimming. Untuk mengetahui tempat informasi tertentu, bantuan yang baik adalah judul-judul bab dan subjudulnya. Jika yang dicari itu suatu angka, gerakan mata dengan cepatd an berhentilah pada setiap angka yang kiranya mirip, jika kiranya bukan, jangan ditunda lagi, teruskan bergerak ke bawah. Demikian juga untuk mencari suatu nama. Jadi, kegiatan scanning adalah untuk mencari informasi khusus. Karena itu kita perlu terlebih dahulu mengetahui apa yang akan kita cari. Baca-Pilih (selecting)Membaca bacaan atau bagian-bagian bacaan yang dianggap relevan atau mengandung informasi yang dibutuhkan pembaca.Sebelum membaca, lakukan kegiatan seleksi bahan lebih dahuluContoh: memilih berita dalam koran untuk dibacaBaca-Lompat (skipping)Bagian-bagian bacaan yang dianggap tidak relevan atau bagian yang sudah dikenal atau sudah dipahami diabaikan dan dilompati saja.Contoh: membaca daftar iklan baris.Karya TulisRagam Bahasa Menurut pengertiannya ragam bahasa merupakan variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topic / pembahasan yang sedang di bicarakan . ragam bahasa juga dapat di gunakan dalam sarana penulisan karya ilmiah karena menggunakan bentuk kosakata yang baku dan resmi.EjaanEjaan adalah bunyi-bunyi bahasa dengan huruf yang sering di ucapkan dan di gunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat juga di gunakan untuk memisahkan atau menggabungkan bahasa.DiksiPemilihan kata, gaya bahasa dan ungkapan ungkapan seorang penulis atau pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita , agar dapat menghasilkan cerita yang menarik.KalimatSatuan bahasa dalam bentuk lisan maupun tulisan yang dapat mengungkapkan suatu pemikiran seorang pembicara. Kalimat terbagu menjadi 2 jenis yaitu kalimat fakta (kalimat yang berisi tentang kejadian/peristiwa yang nyata ) dan kalimat opini (kalimat yang berisi tentang pendapatpendapat atau perkiraan terhadap sesuatu hal yang belum terjadi).Alinea Kesatuan pikiran yang lebih tinggi dari sebuah kalimat yangg merupakan himpunan yang saling berkaitan satu sama lain untuk membuat sebuah gagasan dari penulis.Perencanaan penulisan karangan ilmiah Perencanaan penulisan karangan ilmiah ini sangat penting karena pada point ini lah, kita akan merencanakan membuat tulisan tentang apa, di mulai dari pemilihan topik, pembatasan topik, penulisan judul hingga penentuan kerangka karangan.Kerangka karanganBagian ini merupakan sebuah kerangka atau badan dari sebuah penulisan yang memuat garis garis besar dari sebuah karangan atau tulisan yang di susun secara sistematis , jelas dan terstruktur dengan baik.Kutipan dan catatan kakiKutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip, sedangkan catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran akhir bab sebuah karangan ilmiah , dari pengertian di atas menunjukan bahwa point ini sangat berguna atau berfungsi dalam suatu karangan ilmiah.Abstrak dan daftar pustakaAbstrak merupakan sajian secara singkat mengenai inti dari suatu karangan ilmiah , tanpa ada nya tambahan , kritik maupun tanggapan dari penulis itu sendiri , sedangkan daftar pustaka suatu daftar yang berisi semua sumber-sumber bacaan yang digunakan sebagai bahan acuan atau referensi dalam penulisan karya ilmiah.Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Karya Tulis IlmiahA. Bahasa Tulis ilmiahCiri-ciri dari ragam bahasa ilmiah adalah :Kosakata yang digunakan dipilih secara cermatPembentukan kata dilakukan secara sempurnaKalimat dibentuk dengan struktur yang lengkapParagraf dikembangkan secara lengkap dan paduCendikiaLugasJelasBertolak dari gagasanFormalObyektifRingkas dan padatKonsistenB. Menggunakan paragraf yang benarBanyak ilmuan Indonesia tidak dapat menggunakan paragraf secara efektif, karena tidak dipahaminya fungsi paragraf sebagai pemersatu kalimat yang berhubungan secara sebab-akibat menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema.Kesalahan umum pemakaian Bahasa Indonesia dalam artikel ilmiah.Kesalahan penalaranKerancuanPemborosanKetidaklengkapan kalimatKesalahan kalimat pasifMenggunakan Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah dalam Menulis dan Persentasi IlmiahMenggunakan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis dan persentasi ilmiah berarti memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempat hal tersebut secara tertulis dan lisan. Pada saat menulis tulisan ilmiah penulis harus berusaha keras agar bahasa Indonesia yang di gunakan benar-benar menunjukkan sifat yang cendikia, lugas dan jelas, bertolak dari gagasan, formal, objektif, ringkas dan padat, serta konsisten.Ciri-ciri penggunaan bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut :1. Baku.2. Logis.3. Kuantitatif.4. Tepat.5. Denotatif.6. Runtun.